laporan skenario4

Upload: farah-firdha-abadhia

Post on 04-Jun-2018

222 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 8/13/2019 LAPORAN SKENARIO4

    1/29

    LAPORAN TUTORIAL

    SKENARIO I BLOK SISTEM TUBUH II

    SEMESTER GANJIL 2013/ 2014

    Oleh Kelompok 4:

    Ketua : Farah Firdha A (131610101046)

    Sekertaris Papan : Pungky Anggraini (131610101042)

    Sekertaris Meja : Cynthia Octavia (131610101047)

    Anggota : Tadjul Arifin (131610101037)

    Ari Kurniasari (131610101038)

    Duati Mayangsari (131610101039)

    Arini Al-Haq (131610101040)

    Galuh Cita S R (131610101041)

    Selvia Elga Z (131610101043)

    Nur Sita Dewi (131610101045)

    Dhystika Zahrah S (131610101048)

    FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI

    UNIVERSITAS JEMBER

    2013

  • 8/13/2019 LAPORAN SKENARIO4

    2/29

    KATA PENGANTAR

    Puji syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat Rahmat dan

    Hidayah-Nya, kami dapat menyelesaikan Laporan Tutorial yang berjudul

    Laporan Tutorial Skenario IV Blok Sistem Tubuh II tanpasuatu kendala yang

    berarti.

    Kami ucapkan terima kasih kepada :

    1. Rahardyan Parnaadji, drg., M.Kes, Sp. Prost. yang telah memberikan ilmuserta waktu untuk menjadi tutor kami dalam diskusi tutorial.

    2. Anggota Kelompok Tutotial IV yang telah berperan aktif dalam diskusi sertapenyusunan laporan tutorial.

    Kami berharap laporan tutorial ini dapat bermanfaat untuk pendalaman materi

    pada Blok Sistem Tubuh II. Demi perbaikan pada tutorial berikutnya kami

    menerima saran, kritik, masukan dari segenap pihak yang lebih berkompetensi.

    Jember, 29 November 2013

  • 8/13/2019 LAPORAN SKENARIO4

    3/29

    BAB I

    PENDAHULUAN

    1.1.Latar Belakang

    Temporomandibular joint (TMJ) adalah persendiaan dari

    kondilusmandibuladengan fossa gleinodalisdari tulang temporal.

    Temporomandibularmerupakan satu-satunya sendi yang ada di kepala yang

    bertanggung jawab terhadap pergerakan membuka dan menutup rahang,

    mengunyah serta berbicara yang letaknya dibawah depan telinga (lihat.

    Apabila terjadi sesuatu kelainan pada salah satu sendi ini, maka seseorang

    akan mengalami masalah yang serius yaitu terasa nyeri saat membuka mulut,

    menutup mulut, makan, mengunyah, berbicara, bahkan dapat menyebabkan

    mulut terkunci.

    TMJ adalah sendi yang kompleks, yang dapat melakukan gerakan

    meluncur dan rotasi pada saat mandibula berfungsi. Mekanismenya unik

    karena sendi kiri dan kanan harus bergerak secara sinkron pada

    saat berfungsi. Tidak seperti sendi pada bagian tubuh lain seperti bahu,

    tangan atau kaki yang dapat berfungsi sendiri-sendiri. Gerakan yang terjadisecara simultan ini dapat terjadi bila otot-otot yang mengendalikannya dalam

    keadaan sehat dan berfungsi dengan baik

    Kelainan sendi temporomandibula dapat dikelompokkan dalam 2 bagian

    yaitu : gangguan fnsi akibat adanya kelainan struktural dan dangguan fungsi

    akibat adanya penyimpangan dalam aktifitas salah satu komponen fungsi

    sistem mastikasi (disfungsi). Kelainan sendi temporomandibula akibat

    kelainan struktural jarang dijumpai dan terbanyak dijumpai adalah disfungsi.Sendi temporomandibula yang diberikan beban berlebihan akan

    menyebabkan kerusakan pada strukturnya ataun mengganggu hubungan

    fungsional yang normal antara kondilus, diskus dan eminensia yang akan

    menimbulkan rasa sakit, kelainan fungsi tubuh, atau kedua-keduanya.

    Idealnya, semua pergerakan sendi temporomandibula harus dipenuhi tanpa

    rasa sakit dan bunyi pada sendi.

  • 8/13/2019 LAPORAN SKENARIO4

    4/29

    Bunyi pada sendi, bunyi kliking merupakan gejala ini paling sering

    menandakan adanya TMD dan dislokasi diskusi artikularis. Bunyi kliking

    muncul saat rahang dibuka atau saat menutup. Umumnya bunyi terserbut

    hanya dapat didengar oleh penderita dan orang lain. Bunyi tersebut

    dideskripsikan penderita sebagai suara yang berbunyi klik.

    Dalam tutorial kali ini kami membahas mengenai bunyi pada sendi

    temporomandibula akibat kebiasaan mengunyah hanya pada satu sisi kanan

    saja, dan beberapa faktor lain yang dialami Budi dalam skenario 4. Dalam

    tutorial kami ini mendiskusikan dan membahas mekanisme dari sebab hingga

    akibat serta komponen-komponen yang terlibat dalam permasalahan yang ada

    pada skenario tersebut.

  • 8/13/2019 LAPORAN SKENARIO4

    5/29

    SKENARIO 4

    BUDI SULIT MEMBUKA MULUT SETELAH OPERASI

    Budi mahasiswa FKG berumur 19 tahun merasakan keluhan nyeri pada

    gigi bawah kiri paling belakang. Keesokan harinya pipinya bengkak sehingga ia

    datang ke Klinik Bedah Mulut. Pada pemeriksaan intra oral ditemukan gigi molar

    ketiga bawah kiri impaksi, gigi geraham rahang atas dan bawah kiri ada yang

    berlubang besar, banyak kalkulus di regio bawah kiri. Akibat kondisi itu Budi

    mempunyai kebiasaan mengunyah hanya pada sisi kanan saja. Hal itu sudah

    berlangsung lama sehingga pada saat membuka mulut terdengar bunyi cliking.

    Tindakan yang dilakukan adalah odontektomi atau pengambilan gigi

    impaksi dengan cara pembedahan. Operasi berlangsung lama karena kasusnya

    sulit. Keesokan harinya pada saat kontrol Budi mengalami kesulitan membuka

    mulut, nyeri pada sendi Temporo Mandibular Joint(TMJ)-nya, kram pada otot

    wajah dan terjadi pembengkakan pada pipi.

  • 8/13/2019 LAPORAN SKENARIO4

    6/29

    STEP 1

    Impaksi :gigi tidak erupsi karena terhalang oleh gigi tetangga, atau erupsi sebagian(horizontal, vertikal, mesioangular, distoangular)

    Pemeriksaan intra oral :pemeriksaan dalam rongga mulut meliputi palatum, bibir, gingiva dan gigi

    Kalkulus :penumpukan plak yang termineralisasi

    Bunyi clicking :bunyi yang timbul saat membuka atau menutup mulut yang menandakan

    pergeseran discus artikularis

    Temporomandibula Joint :sendi yang menghubungkan rahang atas dan bawah untuk membuka dan

    menutup mulut (terletak antara proc. condylaris mandibula dan fossa

    glenoidalis) dan terdapat discus artikularis.

    Odontektomi :pengambilan gigi impaksi dengan cara pembedahan

    Bengkak :ciri utama inflamasi yang berupa tonjolan

    Regio :daerah atau bagian tubuh

  • 8/13/2019 LAPORAN SKENARIO4

    7/29

    STEP 2

    1. Bagaimana mekanisme mengunyah (membuka dan menutup mulut)?2.

    Mengapa bisa terjadi bunyi clicking jika mengunyah satu sisi?

    3. Mengapa terjadi pembengkakan pada pipi setelah odontektomi?4. Apa yang menyebabkan Budi kesulitan membuka mulut setelah odontektomi?

    STEP 3

    1. Pada umumnya otot pengunyah dipersarafi oleh cabang motorik dari sarafkranial ke V, dan proses mengunyah dikontrol oleh nukleus dalam batang otak.

    Perangsangan daerah retikularis spesifik pada pusat pengecapan batang otak

    akan menimbulkan pergerakan mengunyah yang ritmis. Demikian pula,

    perangsangan area di hipotalamus, amigdala, dan bahkan di korteks serebri

    dekat area sensoris untuk pengecapan dan penghidu, seringkali dapat

    menimbulkan gerakan mengunyah.

    Sebagian besar proses mengunyah terjadi karena refleks mengunyah. Adanya

    bolus makanan menimbulkan penghambatan otot untuk mengunyah (menarik

    rahang ke bawah) . Akibat penurunan rahang ini timbul refleks regang pada

    otot rahang bawah menimbulkan rebound mengangkat rahang bawah

    mengatupkan gigi dan menekan bolus ke dinding mulut menghambat otot

    rahang bawah rebound, dan terjadi berulang-ulang.

    2. Karena kebiasaan mengunyah satu sisi menyebabkan perubahan posisi TMJdan discus artikularis menjadi aus karena cairan sinofial tidak berfungsi dengan

    baik.

    3. Jaringan yang luka membuat mikroorganisme masuk dan menyebabkantrauma. Lalu terjadi respons imun oleh makrofag dan limfosit dan pelepasan

    oksitosin yang menyebabkan daerah menggembung dan terjadi pembengkakan

    (inflamasi).

  • 8/13/2019 LAPORAN SKENARIO4

    8/29

    4. Ada beberapa faktor yang mungkin bisa menyebabkan Budi tidak bisamembuka mulut:

    - Sisa anastesi Na+ masih ada pasca odontektomi.- Karena adanya inflamasi berupa fibrosis pada ototnya, sehingga otot-otot

    sulit bergerak untuk membuka mulut.

    - Trismus, yaitu kerusakan pada otot pasca pembedahan. Biasanya karenaperadangan, anastesi, atau trauma pasca operasi.

  • 8/13/2019 LAPORAN SKENARIO4

    9/29

    STEP 4

    Mastikasi

    Komponenyang Terlibat

    Otot

    TMJ

    Gigi

    NMJ

    Mekanisme

    Gangguan

  • 8/13/2019 LAPORAN SKENARIO4

    10/29

    1.2 TUJUAN

    STEP 5

    1. Memahami anatomi, fisiologi, dan histologi komponen yang terlibat dalammastikasi.

    2. Memahami mekanisme mastikasi.3. Mengetahui gangguan dalam mastikasi.

  • 8/13/2019 LAPORAN SKENARIO4

    11/29

    BAB II

    PEMBAHASAN

    (STEP 7)

    SISTEM MASTIKASI

    Otot-otot Mastikasi (Pengunyahan)

    1. Musculus masseter Berbentuk segi empet Termasuk otot yang depressor Perlekatan terdiri dari dua lapisan yaitu :

    Pars superficialiso Origo : margo inferior arcus zygomaticuso Inssertio : angulus mandibula dan sisi lateral ramus

    mandibula

    Pars profunduso Origo : sisi medial dan posterior arcus

    zygomaticus

    o Insertio : sisi lateral ramus mandibula, facieslateralis processus muscularis mandibula.

    Inervasi : di inervasi oleh nervus masseterica divisi anterior nervusmandibula.

    Vascularisasi : arteri temporalis superficialis, arteri maxillaris danarteri facialis.

    Fungsinya untuk menutup mulut atau rahang ( close jaw )2. Musculus temporalis

    Bentuk seperti kipas, terletak dalam fossa temporalis Termasuk otot yang depressor Perlekatan : musculus ini timbul dari dasar fossa temporalis dan

    menyempit di atas garis temporalis inferior. Serabut posterior

  • 8/13/2019 LAPORAN SKENARIO4

    12/29

    berjalan horizontal, sedangkan serabut anterior secara vertikal ke

    bawah manuju processus coronoideus, untuk mencapai ini,

    musculus ini berjalan diantara arcus zygomaticus.

    Origo : Pada facia temporalis dan fossa temporalis dari lineatemporalis sampai crista temporalis.

    Insertio : processus coronoideus mandibula dan tepi anteriormandibula

    Inervasi : divisi anterior nervus mandibula Vascularisasi : arteri temporalis superficialis dari arteri maxillaris Fungsi : menutup mulut atau menggigit, serat serat yang di

    posterior berjalan horizontal berfungsi menarik mandibula ke

    belakang ( retraksi ).

    3. Musculus pterygoideus medialis ( internus ) Terletak pada permukaan medial ramus mandibula Termasuk otot yang depressor Berdasarkan origonya mempunyai dua caput Caput profundus. Origo : Processus piramidalis ossis palatini, tuber

    maxillaris.

    Caput profundus. Insertio : sisi medial ramus mandibula (tuberositas pterygoideus)

    Capur superficialis. Origo : Lamina lateralis proc. Pterygoideus (sisi medial ) dan proc. Piramidalis ossis palatini.

    Fungsi ; menutup mulut atau rahang4. Musculus pterygoideus lateralis ( externus )

    Terletak pada fossa infratemporalis Termasuk otot yang elevator Ada dua caput Caput Inferior. Origo : Facies lateralis lamina lateralis proc.

    Pterygoideus.

    Caput superior. Origo : alamagna ossis spenoidalis, cristainfratemporalis.

  • 8/13/2019 LAPORAN SKENARIO4

    13/29

  • 8/13/2019 LAPORAN SKENARIO4

    14/29

    Mendorong makanan ke belakang pada waktu menelan

    3. Musculus geniohyoid Letak : Cranial dari usculus mylohioideus Origo : Spina mentalis Insertio : corpus os. Hyoid kanan kiri otot tersebut bertemu Fungsi : Fixasi os. Hyoid

    4. Musculus Stylohyoideus Letak : cranial dari m. Digastricus venter posterior Origo : processus styloideus Insertio : antara corpus dan cornu majus os. Hyoid Inervasi : Cabang nervus VII Fungsi : Fixasi os. Hyoid

    Mekanisme mastikasi, gerak mandibula dalam hubungannya dengan rahang atas

    dapat diklasifikasikan sebagai berikut yaitu :

    1)Gerak membukaSeperti sudah diperkirakan, gerak membuka maksimal umumnya lebih kecil

    daripada kekuatan gigitan maksimal (menutup). Muskulus pterygoideus

    lateralis berfungsi menarik prosessus kondiloideus ke depan menuju eminensia

    artikularis. Pada saat bersamaan, serabut posterior muskulus temporalis harus

    relaks dan keadaan ini akan diikuti dengan relaksasi muskulus masseter,

    serabut anterior muskulus temporalis dan muskulus pterygoideus medialis yang

    berlangsung cepat dan lancar. Keadaan ini akan memungkinkan mandibula

    berotasi di sekitar sumbu horizontal, sehingga prosessus kondilus akan

    bergerak ke depan sedangkan angulus mandibula bergerak ke belakang. Dagu

    akan terdepresi, keadaan ini berlangsung dengan dibantu gerak membuka yang

    kuat dari muskulus digastricus, muskulus geniohyoideus dan muskulus

    mylohyoideus yang berkontraksi terhadap os hyoideum yang relatif stabil,

    ditahan pada tempatnya oleh muskulus infrahyoidei. Sumbu tempat berotasinya

    Universitas Sumatera Utaramandibula tidak dapat tetap stabil selama gerak

    membuka, namun akan bergerak ke bawah dan ke depan di sepanjang garis

  • 8/13/2019 LAPORAN SKENARIO4

    15/29

    yang ditarik (pada keadaan istirahat) dari prosessus kondiloideus ke orifisum

    canalis mandibularis.

    2)Gerak menutupPenggerak utama adalah muskulus masseter, muskulus temporalis, dan

    muskulus pterygoideus medialis. Rahang dapat menutup pada berbagai posisi,

    dari menutup pada posisi protrusi penuh sampai menutup pada keadaan

    prosesus kondiloideus berada pada posisi paling posterior dalam fosa

    glenoidalis. Gerak menutup pada posisi protrusi memerlukan kontraksi

    muskulus pterygoideus lateralis, yang dibantu oleh muskulus pterygoideus

    medialis. Caput mandibula akan tetap pada posisi ke depan pada eminensia

    artikularis. Pada gerak menutup retrusi, serabut posterior muskulus temporalis

    akan bekerja bersama dengan muskulus masseter untuk mengembalikan

    prosesus kondiloideus ke dalam fosa glenoidalis, sehingga gigi geligi dapat

    saling berkontak pada oklusi normal. Pada gerak menutup cavum oris,

    kekuatan yang dikeluarkan otot pengunyahan akan diteruskan terutama melalui

    gigi geligi ke rangka wajah bagian atas. Muskulus pterygoideus lateralis dan

    serabut posterior muskulus temporalis cenderung menghilangkan tekanan dari

    caput mandibula pada saat otot-otot ini berkontraksi, yaitu dengan sedikit

    mendepresi caput selama gigi geligi menggeretak. Keadaan ini berhubungan

    dengan fakta bahwa sumbu rotasi mandibula akan melintas di sekitar ramus, di

    daerah manapun di dekat orifisum canalis mandibular. Walaupun demikian

    masih diperdebatkan tentang apakah articulatio temporomandibula merupakan

    sendi yang tahan terhadap stres atau tidak. Hasil-hasil penelitian mutakhir

    dengan menggunakan model fotoelastik dan dengan cahaya polarisasi pada

    berbagai kondisi beban menunjukkan bahwa artikulasio ini langsung berperandalam mekanisme stres.

    3)Protrusi Kedua kondilus bergerak ke depan mengikuti lereng eminentia

    artikularis

    Sliding contact gigi-gigi Kontraksi m. pterygoideus lateralis & medialis Kontraksi m. masseter & serabut anterior m. Temporalis

  • 8/13/2019 LAPORAN SKENARIO4

    16/29

    Relaksasi serabut posterior m. temporalisPada kasus protrusi bilateral, kedua prosesus kondiloideus bergerak ke depan

    dan ke bawah pada eminensia artikularis dan gigi geligi akan tetap pada kontak

    meluncur yang tertutup. Penggerak utama pada keadaan ini adalah muskulus

    pterygoideus lateralis dibantu oleh muskulus pterygoideus medialis. Serabut

    posterior muskulus temporalis merupakan antagonis dari kontraksi muskulus

    pterygoideus lateralis. Muskulus masseter, muskulus pterygoideus medialis dan

    serabut anterior muskulus temporalis akan berupaya mempertahankan tonus

    kontraksi untuk mencegah gerak rotasi dari mandibula yang akan memisahkan

    gigi geligi. Kontraksi muskulus pterygoideus lateralis juga akan menarik discus

    artikularis ke bawah dan ke depan menuju eminensia artikularis. Daerah

    perlekatan fibroelastik posterior dari diskus ke fissura tympanosquamosa dan

    ligamen capsularis akan berfungsi membatasi kisaran gerak protrusi ini.

    4)Retrusi Kedua kondilus bergerak ke belakang ke bagian posterior fossa glenoid Sliding contact gigi-gigi Kontraksi serabut posterior m. Temporalis Relaksasi m. pterygoideus

    Selama pergerakan, kaput mandibula bersama dengan discus artikularisnya

    akan meluncur ke arah fosa mandibularis melalui kontraksi serabut posterior

    muskulus temporalis. Muskulus pterygoideus lateralis adalah otot antagonis

    dan akan relaks pada keadaan tersebut. Otot-otot pengunyahan lainnya akan

    berfungsi mempertahankan tonus kontraksi dan menjaga agar gigi geligi tetap

    pada kontak meluncur. Elastisitas bagian posterior discus articularis dan

    capsula articulatio temporomandibularis akan dapat menahan agar diskus tetapberada pada hubungan yang tepat terhadap caput mandibula ketika prosesus

    kondiloideus bergerak ke belakang.

    5)Gerak lateral Kondilus pada sisi arah pergerakan tetap terletak pada fossa glenoid

    oleh karena kontraksi otot-otot pada sisi tersebut

    Kondilus berotasi pada sumbu vertikal

  • 8/13/2019 LAPORAN SKENARIO4

    17/29

    Berotasi dan sliding kecil ke arah lateral, depan dan bawah menyusurieminentia artikularis (movement of Bennett)

    Pada sisi lain, kondilus tertarik ke depan oleh kontraksi m. ptrygoideuslateralis, sedangkan serabut posterior m. temporalis relax

    Pada saat rahang digerakkan dari sisi yang satu ke sisi lainya untuk mendapat

    gerak pengunyahan antara permukaan oklusal premolar dan molar, prosesus

    kondiloideus pada sisi tujuan arah mandibula yang bergerak akan ditahan tetap

    pada posisi istirahat oleh serabut posterior muskulus temporalis sedangkan

    tonus kontraksinya akan tetap dipertahankan oleh otot-otot pengunyahan lain

    yang terdapat pada sisi tersebut. Pada sisi berlawanan prosesus kondiloideus

    dan diskus artikularis akan terdorong ke depan ke eminensia artikularis melalui

    kontraksi muskulus pterygoideus lateralis dan medialis, dalam hubungannya

    dengan relaksasi serabut posterior muskulus temporalis. Jadi, gerak mandibula

    dari sisi satu ke sisi lain terbentuk melalui kontraksi dan relaksasi otot-otot

    pengunyahan berlangsung bergantian, yang juga berperan dalam gerak protrusi

    dan retrusi. Pada gerak lateral, caput mandibula pada sisi ipsilateral, ke arah

    sisi gerakan, akan tetap ditahan dalam fosa mandibularis. Pada saat bersamaan,

    caput mandibula dari sisi kontralateral akan bergerak translasional ke depan.

    Mandibula akan berotasi pada bidang horizontal di sekitar sumbu vertikal yang

    tidak melintas melalui caput yang cekat, tetapi melintas sedikit di

    belakangnya. Akibatnya, caput ipsilateral akan bergerak sedikit ke lateral,

    dalam gerakan yang dikenal sebagai gerak Bennett. Selain menimbulkan

    pergerakan aktif, otot-otot pengunyahan juga mempunyai aksi postural yang

    penting dalam mempertahankan posisi mandibula terhadap gaya gravitasi. Bila

    mandibula berada pada posisi istirahat, gigi geligi tidak beroklusi dan akanterlihat adanya celah atau freeway space diantara arkus dentalis superior dan

    inferior.

    Kebanyakan proses mengunyah dikarenakan oleh refleks mengunyah, yang

    dapat dijelaskan sebagai berikut :

    a) kehadiran bolus dari makanan di mulut pertama kali menginsiasi reflekspenghambat dari otot mastikasi yang membuat rahang bawah turun.

  • 8/13/2019 LAPORAN SKENARIO4

    18/29

    b) penurunan rahang ini selanjutnya menginisiasi reflaks melonggarkan ototrahang memimpin untuk mengembalikan kontraksi.

    c) Secara otomatis mengangkat rahang untuk menutup gigi, tetapi jugamenekan bolus lagi, melawan lining mulut, yang menghambat otot rahang

    sekali lagi, membuat rahang turun dan mengganjal (rebound) di lain

    waktu. Hal ini berulang terus menerus.

    d) pengunyahan merupakan hal yang penting untuk mencerna semuamakanan, khususnya untuk kebanyakan buah dan sayuran berserat karena

    mereka memiliki membrane selulosa yang tidak tercerna di sekeliling

    porsi nutrisi mereka yang harus dihancurkan sebelum makanan dapat

    dicerna.

    Pergerakan

    Selama pengunyahan rahang akan bergerak berirama, membuka dan menutup.

    Tingkat dan pola pergerakan rahang dan aktivitas otot rahang telah diteliti pada

    hewan dan juga manusia. Pola pergerakan rahang pada beberapa hewan berbeda

    tergantung jenisnya. Pengulangan pergerakan pengunyahan berisikan jumlah

    kunyahan dan penelanan. Selama mastikasi karakteristik pengunyahan seseorang

    sangat bergantung pada tingkatan penghancuran makanan. Urutan kunyah dapat

    dibagi menjadi tiga periode. Pada tahap awal, makanan ditransportasikan ke

    bagian posterior gigi dimana ini merupakan penghancuran dalam periode reduksi.

    Selanjutnya bolus akan dibentuk selama final periode yaitu sebelum penelanan.

    Pergerakan rahang pada ketiga periode ini dapat berbeda tergantung pada bentuk

    makanan dan spesiesnya. Selama periode reduksi terdapat faseopening, fast-

    opening danslow-opening. Pada periode sebelum penelanan terdapat tiga faseselama rahang membuka dan dua fase selama rahang menutup.

    Selama penelanan lidah memainkan peran yang penting di dalam mengontrol

    pergerakan makanan dan pembentukan menjadi bolus. Untuk makanan yang

    dihancurkan, diposisikan oleh lidah pada konjugasi dengan otot buccinators pada

    pipi diantara oklusal permukaan gigi. Makanan yang padat dan cair

    ditransportasikan di dalam rongga mulut oleh lidah. Selama faseslow-

    openingpada pengunyahan, lidah bergerak ke depan dan memperluas permukaan

  • 8/13/2019 LAPORAN SKENARIO4

    19/29

    makanan. Tulang hyoid dan badan lidah kembali tertarik selama fasefast-

    opening danfase-closing, membuat gelombang yang dapat memindahkan

    makanan ke bagian posterior pada rongga mulut. Ketika makanan sudah

    mencapai bagian posterior rongga mulut, akan berpindah ke belakang di

    bawahsoft palate oleh aksi menekan dari lidah. Lidah amat penting dalam

    pengumpulan dan penyortiran makanan yang bias ditelan, sementara

    mengembalikan lagi makanan yang masih dalam potongan besar ke bagian

    oklusal untuk pereduksian lebih lanjut. Sedikit yang mengetahui mengenai

    mekanisme mendasar mengenai pengontrolan lidah selama terjadinya aktivitas ini.

    Mekanisme kontraksi dan relaksasi

    Potensial aksi berjalan lewat syaraf motorik ke ujungnya pada serat

    otot. Setiap ujung mengekresikan asetilkolin. Asetilkolin membuka saluran

    menuju molekul protein. Terbukanya saluran asetilkolin mengakibatkan ion

    natrium ke membrane serat otot pada titik terminal syaraf sehingga menimbulkan

    potensial aksi. Asetilkolin erjalan di membrane otot, kemudian menimbulkan

    depolarisasi membrane serat otot juga mengakibatkan reticulum sarkoplasmamelepaskan ion kalsium yang disimpan dalam reticulum ke myofibril. Ion kalsium

    menimbulkan energy untuk menarik antara aktin dan myosin (sehingga terjadi

    kontraksi). Ion kalsium dipompa lagi ke reticulum sarkoplasma hingga potensial

    aksi otot yang baru datang lagi. Pengeluaran ion Ca dari myofibril meyebabkan

    kontraksi terhenti.

    Kontraksi:

    Rangsang neuron motorik

    Potensial aksi

    Depolarisasi menjalar melalui T tubul

  • 8/13/2019 LAPORAN SKENARIO4

    20/29

    Gerbang Ca terbuka

    Ca2+ keluar dari reticulum sarkoplasma

    Ca2+ diikat troponin C

    Tropomiosin berubah

    Kepala myosin menempel di aktin

    Terbentuk jembatan silang

    (terjadi pada aktin dan myosin dengan katalis enzim myosin atp-ase)

    Hidrolisis ATP

    Pembengkakan kepala myosin

    Kontraksi otot

    Relaksasi:

    Proses relaksasi merupakan kebalikan dari proses kontraksi mulai

    dari skema terjadinya kontraksi otot sampai akhirnya Ca kembali lagi ke gerbang.

  • 8/13/2019 LAPORAN SKENARIO4

    21/29

    Keterkaitan antara sumber energy pada otot dan proses kontraksi serta

    relaksasi

    Sebagian besar energy yang disediakan oleh ATP digunakan untukwalk-along mechanism ketika jembatan silang menarik filament-filamen aktin,

    tetapi sejumlah kecil energy dibutuhkan untuk: (1) memompa ion kalsium dari

    sarkoplasma kedalam reticulum sarkoplasma setelah kontraksi berakhir, dan (2)

    memompa ion-ion natrium dan kalsium melalui membrane serabut otot untuk

    mempertahankan lingkungan ionic yang cocok untuk pembentukan potensial aksi

    serabut otot. Kira-kira 4 milimolar cukup untuk mempertahankan kontraksi penuh

    hanya selama 1 sampai 2 detik.

    Sumber energy pertama yang digunakan untuk menyusun kembali

    ATP adalah substansi kreatin fosfat, yang dapat menimbulkan kontraksi otot

    maksimal hanya untuk 5 sampai 8 detik.

    Sumber energy penting kedua yang digunakan untuk menyusun

    kembali kreatin fosfat dan ATP adalah glikolisis dari glikogen yang

    menyebabkan kontraksi otot dapat tetap dipertahankan untuk berdetik-detik dan

    kadang sampai lebih dari satu menit. Namun begitu banyak produk akhir dari

    glikolisis akan berkumpul dalam sel otot sehingga glikolisis juga kehilangan

    kemampuannya untuk mempertahankan kontraksi otot maksimum setelah sekitar

    1 menit.

    Sumber energy ketiga sekaligus yang terakhir adalah metabolism

    oksidatif untuk aktivitas otot maksimal yang berlangsung sangat lama-- lebih dari

    berjam-jamproporsi energy yang terbesar berasal dari lemak, tetapi untuk

    periode kontraksi selama 2 sampai 4 jam, separuh dari energynya dapat berasal

    dari karbohidrat.

    Gangguan Mastikasi

    Kelainan pada sendi temporomadibular joint (TMJ) adalah salah satu contoh

    gangguan mastikasi.

  • 8/13/2019 LAPORAN SKENARIO4

    22/29

    Sendi temporomandibular merupakan persendian yang menghubungkan

    mandibula dengan tulang temporal, dan merupakan persendian yang paling

    kompleks di dalam tubuh manusia, yang terdiri dari otot, tendon, serta tulang.

    Terletak antara processus kondilaris tulang mandibula dengan fossa di maxilla.

    Anatomi TMJ

    Prosesus kondi loideus

    Bentuk konveks Permukaan posterior: semakin merata Lebih lebar lateromedial : anteroposterior

    Dimensi anterior- posterior = mesial- distal Dari mesial tampak lebih lebar disbanding dari lateral

    Fossa mandibulari s

    Lekukan berbentuk oval, pada tulang temporal, di sebelah anterior dari kanalauditori

    Batas anterior: eminensia artikularis

    Bagian luar: akar zigoma dan prosesus auditori

  • 8/13/2019 LAPORAN SKENARIO4

    23/29

  • 8/13/2019 LAPORAN SKENARIO4

    24/29

    - Sphenomandibular ligament

    - Stylomandibular ligament

    Persarafan sensorik TMJ : saraf aurikulotemporalis cabang maseter dari sarafmandibularis

    Persarafan motorik terletak pada otot- otot Sistem vaskularisasi TMJ :

    A. karotis eksterna terutama pada cabang temporalis superfisialis A. aurikularis A. timpanikus anterior A. faringeal asendens A. maksilaris

    Histologi TMJ

    Prosesus Kondiloideus

    Memiliki gambaran menyerupai tong yang termodifikasi (20x 10mm) Terletak tegak lurus dengan ramus mandibula Tulang kortikal yang dibungkus oleh jaringan ikat fibrosa padat disertai sel

    kartilago berbentuk ireguler

    Fossa Mandibularis

    Permukaan tulang kortikal padat (tulang temporal) Bagian posterior fossa mandibularis yang bersifat non- artikularis dibentuk

    oleh lempeng timpanikus

    Fossa mandibularis menipis pada atap fossa serta lempeng timpanikus

    Kapsul

    a/ ligament yang mengelilingi sendi melekat pada leher kondilus disekitar perbatasan permukaan artikularis tulang

    temporal.

    Terdiri dari membrane synovial internal dan lapisan fibrosa eksternal yangterdiri dari vena, saraf, serta serat kolagen

  • 8/13/2019 LAPORAN SKENARIO4

    25/29

    Diskus artikularis

    Struktur berbentuk oval bikonkaf diantara kondilus dan tulang temporal Ketebalan diskus artikularis: 1 mm di pertengahan dan 2- 3 mm di tepi Terdiri dari jaringan kolagen padat Pusat diskus artikularis bersifat avaskuler dan tidak memiliki persarafan Melekat pada ligament yang kuat pada sisi lateral Memisahkan area diantara persendian

    ETIOLOGI

    Kelainan pada sendi temporomandibula ini diantaranya adalah ankilosis, dislokasi

    mandibula, hiperplasia kondiloideus, hipoplasia kondiloideus dan fraktur

    mandibula. Tanda-tanda yang ditimbulkan pada setiap kelainan berbeda, misalnya

    pada ankilosis penderita tidak dapat menggerakkan mandibulanya, dislokasi

    mandibula penderita akan merasa giginya tidak dapat beroklusi sempurna, pada

    hyperplasia dan hipoplasia kondiloideus penderita akan mengalami wajah yang

    asimetri, sedangkan fraktur mandibula biasanya penderita akan mengalami

    pembengkakan disekitar wajah jika faktor penyebabnya adalah trauma. Kondisi

    ini dapat langsung kita ketahui melalui pemeriksaan secara klinis, akan tetapi

    untuk mengetahui secara pasti harus dilakukan pemeriksaan radiografi.

    1. Kondisi oklusi.

    Dulu oklusi selalu dianggap sebagai penyebab utama terjadinya TMD, namun

    akhir-akhir ini banyak diperdebatkan

    2. TraumaTrauma dapat dibagi menjadi dua :

    a) Macrotrauma : Trauma besar yang tiba-tiba dan mengakibatkanperubahan struktural, seperti pukulan pada wajah atau kecelakaan.

    b) Microtrauma : Trauma ringan tapi berulang dalam jangka waktuyang lama, seperti bruxism dan clenching. Kedua hal tersebut

  • 8/13/2019 LAPORAN SKENARIO4

    26/29

    dapat menyebabkan microtrauma pada jaringan yang terlibat

    seperti gigi, sendi rahang, atau otot.

    3. Stress emosionalKeadaan sistemik yang dapat mempengaruhi fungsi pengunyahan adalah

    peningkatan stres emosional. Pusat emosi dari otak mempengaruhi fungsi

    otot. Hipotalamus, sistem retikula, dan sistem limbic adalah yang paling

    bertanggung jawab terhadap tingkat emosional individu. Stres sering

    memiliki peran yang sangat penting pada TMD.

    Stres adalah suatu tipe energi. Bila terjadi stres, energi yang timbul akan

    disalurkan ke seluruh tubuh. Pelepasan secara internal dapat

    mengakibatkan terjadinya gangguan psikotropik seperti hipertensi, asma,

    sakit jantung, dan/atau peningkatan tonus otot kepala dan leher. Dapat juga

    terjadi peningkatan aktivitas otot nonfungsional seperti bruxism atau

    clenching yang merupakan salah satu etiologi TMD.

    4. Deep pain input (Aktivitas parafungsional)Aktivitas parafungsional adalah semua aktivitas di luar fungsi normal

    (seperti mengunyah, bicara, dan menelan), dan tidak mempunyai tujuan

    fungsional. Contohnya adalah bruxism, dan kebiasaankebiasaan lain

    seperti menggigit-gigit kuku, pensil, bibir, mengunyah satu sisi, tongue

    thrust, dan bertopang dagu. Aktivitas yang paling berat dan sering

    menimbulkan masalah adalah bruxism, termasuk clenching dan grinding.

    Beberapa literatur membedakan antara bruxism dan clenching. Bruxism

    adalah mengerat gigi atau grinding terutama pada malam hari, sedangkanclenching adalah mempertemukan gigi atas dan bawah dengan keras yang

    dapat dilakukan pada siang ataupun malam hari.

    Pada kasus mengunyah dengan satu sisi pada fase membuka mulut terjadi

    rotasi dimana discus bergerak sedikit ke posterior, kondilus ke anterior

    m.pterygoideuslateral inferior dan m.pterygoideuslateral superior berkontraksi.

    Dan terjadi translasi dimana discus beserta kondilus bergerak ke anterior

    mengikuti guiding line sampai eminentia artikular. Semua ototnya dalam keadaan

  • 8/13/2019 LAPORAN SKENARIO4

    27/29

    kontraksi. Pada fase menutup mulut discus artikularis bergerak ke anterior dan

    kondilus ke posterior untuk mempertahankan kedudukan kondilus agar tetap

    berada pada zona intermediet, maka m.pterygoideus lateral superior kontraksi dan

    m.pterygoideus lateral inferior relaksasi.

  • 8/13/2019 LAPORAN SKENARIO4

    28/29

    BAB III

    KESIMPULAN

    Sistem mastikasi merupakan unit fungsional dalam pengunyahan yang

    mempunyai komponen terdiri dari gigi geligi, sendi temporomandibula (STM),

    otot kunyah, dan sistem syaraf. Otot digerakan oleh sistem impuls syaraf karena

    ada tekanan yang timbul dari gigi bawah berkontak dengan gigi atas sehingga

    mandibula dapat melaksanakan aktifitas fungsional dari sistem mastikasi.

    Salah satu dari sistem mastikasi yang bermasalah dan berpengaruh

    terhadap penyakit periodontal yaitu kebiasaan mengunyah dengan satu sisi.

    Dimana dengan keadaan seperti ini dapat menimbulkan beberapa gangguan pada

    kesehatan rongga mulut, terutama mengenai dari sendi-sendi yang ada dalam

    rongga mulut. Sendi-sendi pada rahang yang mendukung dalam proses

    pengunyahan pada rongga mulut manusia yaitu sendi temporo mandibula atau

    temporomandibular joint (TMJ)

    Kebiasaan mengunyah satu sisi yaitu bahwa sistem pengunyahan yang

    menggunakan satu sisi merupakan sistem pengunyahan yang tidak normal atau

    bisa dikatakan pengunyahan yang buruk.

    Pasien yang mempunyai kebiasaan mengunyah pada satu sisi biasanya

    memiliki gejala dan tanda serta ciri yang khas. Sehingga ketika mengadakan

    pemeriksaan tampak beberapa gejala dan tanda klinis yang menunjukkan bahwa

    pasien menggunakan satu sisi untuk mengunyah. Pada pemeriksaan biasanya

    dapat terlihat gigi-geligi yang sering digunakan untuk mengunyah biasanya

    terlihat aus pada satu sisi yang sering digunakan, kemudian terlihat adanya karang

    gigi atau kalkulus pada sisi yang tidak digunakan untuk mengunyah dan pada

    tahap lanjut terlihat adanya mobility pada gigi-geligi tersebut.

  • 8/13/2019 LAPORAN SKENARIO4

    29/29

    DAFTAR PUSTAKA

    Wong ME, Butler D, Ried R, Gateno J. Advance oral and maxillofacialsurgery. Houston : The University of Dental Branch at Houston, 2007 : 6-9.

    Nayak PK, Nair SC, Krishnan DG, Perciaccante VJ. Ankylosis of thetemporomandibular joint. In : Booth PW, Schendel SA, Jarg_Erich H.

    Maxillofacial surgery. 2nd Ed.St. Louis : Churchill Livingstone, 2007 : 1522-

    36.

    Ramezanian M, Yavary T. Comparion of gap arthroplasty and interpositionalgap arthroplasty on the temporomandibular joint ankylosis. Acta Medica

    Iranica 2006:44(6):391-

    Suryonegoro H. Pencitraan temporomandibular discorder: clicking.