laporan rlab paiyan pandiangan
TRANSCRIPT
-
8/20/2019 Laporan Rlab Paiyan Pandiangan
1/14
LAPORAN R-LABDisipasi Kalor Hot Wire
Nama : Paiyan Pandiangan
NPM :1506723313
Fakultas : MIPA
Departemen
Jurusan
: Geosains
: Geologi
Kode Praktikum : KR 01
Tanggal Praktikum : 27 Oktober 2015
Unit Pelaksana Pendidikan Ilmu Pengetahuan Dasar (UPP-
IPD)
Universitas Indonesia Depok
-
8/20/2019 Laporan Rlab Paiyan Pandiangan
2/14
DISIPASI KALOR HOT WIRE
KR01
I. Tujuan Percobaan
Menggunakan hotwire sebagai sensor kecepatan aliran udara.
II. Peralatan
1. Kawat pijar (Hotwire)
2. Fan
3. Voltmeter dan Ampmeter
4. Adjustable power supply
5. Camcorder
6. Unit PC beserta DAQ dan perangkat pengendali otomatis
III. Landasan Teori
III.1 Teori Tambahan
Perkembangan teknologi yang cepat dalam peralatan penyensoran telah
memungkinkan berbagai pengukuran aliran fluida dilakukan dengan berbagai sensor
yang memberikan hasil-hasil yang dapat dikatakan cukup akurat. Untuk pengukuran
berbagai aliran turbulen, salah satu jenis sensor yang banyak digunakan adalah hotwire
anemometer. Sebelum dapat digunakan, hotwire jenis ini harus terlebih dahulu dikalibrasi
yang menyatakan suatu hubungan antara tegangan kawat dengan kecepatan angin. Jika
persamaan ini telah diperoleh, maka setiap informasi mengenai kecepatan dalam
percobaan i ni dapat diperoleh dengan menggunakan persamaan tersebut.Ada beberapa persamaan yang dapat digunakan dalam melakukan kalibrasi,
antara lain simple power-law dan extended power-law. Setiap persamaan tersebut
memiliki keakuratan yang dihubungkan dengan grafik pada setiap percobaan.
Keakurasian persamaan respon kalibrasi tersebut ditentukan oleh nilai optimum konstanta
-
8/20/2019 Laporan Rlab Paiyan Pandiangan
3/14
pangkat yang dipilih untuk menghasilkan sebuah kurva yang baik. Banyak peneliti
memiliki anggapan yang berbeda mengenai nilai maksimum ini.
Ada yang berpendapat bahwa extended power-law memiliki nilai yang lebih
akurat dibandingkan dengan simple power-law. Namun, ada juga pendapat beberapa
peneliti yang berpendapat sebaliknya. Mempertimbangkan permasalahan pemilihan
persamaan respon kalibrasi untuk rentang kecepatan keluar yang berbeda-beda, maka
pemilihan persamaan akurasi dapat menguunakan metode look table.
III.1.1 Single Normal Hot Wire Probe
Single normal probe adalah suatu tipe hotwire probe yang paling umum
digunakan sebagai sensor untuk memberikan informasi kecepatan aliran dalam arah
aksial saja. Probe jenis ini terdiri dari sebuah kawat logam pendek yang halus yang
disatukan pada dua prong nikel atau baja yang dipanasi dengan arus listrik dan bekerja
berdasarkan prinsip perpindahan panas konveksi. Jumlah perpindahan panas yang
diterima oleh probe dinyatakan dengan overheat ratio yang dirumuskan sebagai:
Ra
Rw ratioheatover
Dimana Rw adalah resistansi kawat pada temperatur pengoprasian dan Ra adalah
resistansi dingin pada temperatur ambient. Dari hambatan yang ada, maka akan berkaitan
dengan hubungan energi listrik. Persamaan ini dituliskan sebagai:
t VI w
Dimana w adalah energi listrik, V adalah tegangan listrik, I adalah arus listrik yang
mengalir pada rangkaian, dan t adalah waktu. Bila probe dihembuskan udara maka
akan merubah nilai resistansi kawat sehingga merubah besarnya arus listrik yang
mengalir. Semakin cepat udara yang mengalir maka perubahan maka perubahan nilai
resistansi juga semakin besar dan arus listrik juga berubah.
III.1.2. Sistem Hotwire Anemometer dan Spesifikasi Single Normal Hot Wire Probe
Sistem hot wire anemometer memiliki spesifikasi khusus seperti menggunakan
single normal hotwire probe. DISA 55M01 main unit, 55M11 CTA booster adapter, dan
55M05 power pack. Probe yang digunakan dioperasikan dalam suatu mode temperatur
konstan untuk menyediakan respon frekuensi yang lebih tinggi. Dalam mode temperatur
-
8/20/2019 Laporan Rlab Paiyan Pandiangan
4/14
konstan, resistansi kawat, Rw dipertahankan konstan ntuk memfasilitasi respon
instantaneous dari inersia termal sensor terhadap berbagai perubahan dalam kondisi
aliran.
Gambar 1 Single Normal Hot Wire Sensor
III.1.3 Persamaan Respon Kalibrasi
III.1.3.1 Persamaan Simple Power Law
Persamaan ini dirumuskan sebagai:
n BU A E
2
Dimana A dan B merupakan konstanta-konstanta kalibrasi, E adalah tegangan kawat, yang
dapat juga dituliskan sebagai V, n merupakan konstanta pangkat, dan U merupakan
komponen kecepatan aksial.
III.1.3.2 Persamaan Extended Power Law
Persamaan ini dirumuskan sebagai:
CU BU A E n
2
Dimana A,B, dan C adalah konstanta-konstanta kalibrasi dan n=0,5.
-
8/20/2019 Laporan Rlab Paiyan Pandiangan
5/14
III.2 Teori Percobaan
Single normal probe adalah suatu tipe hotwire yang paling banyak digunakan
sebagai sensor untuk memberikan informasi kecepatan aliran dalam arah axial saja. Probe
seperti ini terdiri dari sebuah kawat logam pendek yang halus yang disatukan pada dua
kawat baja. Masing masing ujung probe dihubungkan ke sebuah sumber tegangan. Energi
listrik yang mengalir pada probe tersebut akan didispasi oleh kawat menjadi energi kalor.
Besarnya energi listrik yang terdisipasi sebanding dengan tegangan, arus listrik yang
mengalir di probe tersebut dan lamanya waktu arus listrik mengalir.
Bila probe dihembuskan udara maka akan merubah nilai resistansi kawat sehingga
merubah besarnya arus listrik yang mengalir. Semakin cepat udara yang mengalir maka
perubahan nilai resistansi juga semakin besar dan arus listrik yang mengalir juga berubah.
Jumlah perpindahan panas yang diterima probe dinyatakan oleh overheat ratio yang
dirumuskan sebagai:
Rw = resistansi kawat pada temperatur pengoperasian (dihembuskan udara).Ra = resistansi kawat pada temperatur ambient (ruangan).
Hot wire probe harus dikalibrasi untuk menentukan persamaan yang menyatakan
hubungan antara tegangan kawat (wire voltage, E ) dengan kecepatan referensi (reference
velocity, U ) setelah persamaan diperoleh, kemudian informasi kecepatan dalam setiap
percobaan dapat dievaluasi menggunakan persamaan tersebut. Persamaan yang didapat
berbentuk persamaan linear atau persamaan polinomial.
-
8/20/2019 Laporan Rlab Paiyan Pandiangan
6/14
Pada percobaan yang akan dilakukan yaitu mengukur tegangan kawat pada temperatur
ambient dan mengukur tegangan kawat bila dialiri arus udara dengan kecepatan yang
hasilkan oleh fan. Kecepatan aliran udara oleh fan akan divariasikan melalui daya yang
diberikan ke fan yaitu 70, 110, 150, dan 190 dari daya maksimal 230 m/s.
IV. Prosedur Percobaan
Eksperimen ini dilakukan dalam media Rlab. Setelah masuk di halaman Rlab, prosedur yang
dilakukan adalah sebagai berikut:
1. Mengaktifkan WebCam (meng-klik icon video pada halaman web r-Lab)
2. Memberikan aliran udara dengan kecepatan 0 m/s, dengan meng”klik”
pilihan drop down pada icon “atur kecepatan aliran”.
3. Menghidupkan motor penggerak kipas dengan meng”klik” radio button pada icon “menghidupkan” power supply kipas.
4. Mengukur tegangan dan drus listrik di kawat hot wire dengan cara
mengklik icon “ukur”.
5. Mengulangi langkah 2 hingga 4 untuk kecepatan 70 , 110 , 150 , 190 dan
230 m/s.
-
8/20/2019 Laporan Rlab Paiyan Pandiangan
7/14
V. Hasil dan Evaluasi
A. Grafik data ( waktu dengan tegangan hotwire )
Data hasil percobaan dengan kecepatan angin 0 m/s
Column1 Column2 Column3 Column4
Waktu Kec Angin V-HW I-HW
1 0 2.111 54.3
2 0 2.111 54.0
3 0 2.111 53.9
4 0 2.111 54.1
5 0 2.111 54.4
6 0 2.111 54.3
7 0 2.111 54.0
8 0 2.111 53.9
9 0 2.111 54.1
10 0 2.111 54.4
Data hasil percobaan dengan kecepatan angin 70 m/s
Column1 Column2 Column3 Column4
Waktu Kec Angin V-HW I-HW
1 70 2.111 54.3
2 70 2.111 54.0
3 70 2.111 53.9
4 70 2.111 54.2
5 70 2.111 54.4
6 70 2.111 54.1
7 70 2.111 53.9
8 70 2.111 54.1
9 70 2.111 54.4
10 70 2.111 54.2
Data hasil percobaan dengan kecepatan angin 110 m/s
Column1 Column2 Column3 Column4
Waktu Kec Angin V-HW I-HW
1 110 2.111 53.9
2 110 2.111 54.0
3 110 2.111 54.3
4 110 2.111 54.2
5 110 2.111 53.9
6 110 2.111 54.0
7 110 2.112 54.3
8 110 2.111 54.3
-
8/20/2019 Laporan Rlab Paiyan Pandiangan
8/14
9 110 2.111 53.9
10 110 2.111 54.0
Data hasil percobaan dengan kecepatan angin 150 m/s
Column1 Column2 Column3 Column4
Waktu Kec Angin V-HW I-HW
1 150 2.112 54.4
2 150 2.112 54.2
3 150 2.112 53.9
4 150 2.112 54.0
5 150 2.112 54.4
6 150 2.112 54.2
7 150 2.112 53.9
8 150 2.112 54.0
9 150 2.112 54.4
10 150 2.112 54.1
Data hasil percobaan dengan kecepatan angin 190 m/s
Waktu Kec Angin V-HW I-HW
1 190 2.112 54.0
2 190 2.112 54.3
3 190 2.112 54.3
4 190 2.112 53.9
5 190 2.112 54.0
6 190 2.112 54.4
7 190 2.112 54.2
8 190 2.112 53.9
9 190 2.112 54.0
10 190 2.112 54.4
Data hasil percobaan dengan kecepatan angin 230 m/s
Waktu Kec Angin V-HW I-HW
1 230 2.112 54.0
2 230 2.112 53.9
3 230 2.112 54.2
4 230 2.112 54.3
5 230 2.112 53.9
6 230 2.112 54.0
7 230 2.112 54.4
8 230 2.112 54.1
9 230 2.112 53.9
10 230 2.112 54.2
-
8/20/2019 Laporan Rlab Paiyan Pandiangan
9/14
0
0.5
1
1.5
2
2.5
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
t e g a n g a
n
waktu
Grafik 1
V-HW
0
0.5
1
1.5
22.5
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
t e g a n g a n
waktu
Grafik 2
V-HW
2.1105
2.111
2.1115
2.112
2.1125
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
t e g a n g a n
( V )
waktu
grafik 3
V-HW
-
8/20/2019 Laporan Rlab Paiyan Pandiangan
10/14
B. Grafik data ( kecepatan angin dan tegangan hotwire )
kec angin rata-rata tegangan
0 2.111
70 2.111110 2.111
150 2.112
190 2.112
230 2.112
2.1105
2.111
2.1115
2.112
2.1125
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
t e g a n g a n
( V )
waktu
grafik 4
rata-rata tegangan
2.11052.111
2.1115
2.112
2.1125
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
t e g a
n g a n
( V )
waktu
grafik 5
rata-rata tegangan
2.1105
2.111
2.1115
2.112
2.1125
0 70 110 150 190 230
rata-rata tegangan
rata-rata tegangan
-
8/20/2019 Laporan Rlab Paiyan Pandiangan
11/14
C. Persamaan kecepatan angin sebagai fungsi dari tegangan hotwire
Kec angin tegangan X2 Y2 XY
0 2.111 0 4.456321 0
70 2.111 4900 4.456321 147.77
110 2.111 12100 4.456321 232.21
150 2.112 22500 4.460544 316.8
190 2.112 36100 4.460544 401.28
230 2.112 52900 4.460544 485.76
Σ= 750 12.669 128500 26.750595 1583.82
b = NΣXiYi −ΣXiΣYi
N
ΣXi2
−2
b = 61583.82−750(12.669)
6128500 −562500 b = 0.000005611511
= ΣXi2ΣYi−ΣXiΣ(XiYi )NΣXi2−2 = 128500 12.669− 750(1583.82)6128500−562500
= 2.11079856 ∆2 = 1N−2 [ΣY2 − ΣXi 2(ΣYi)2−2 ΣXiΣYiΣXiYi + NΣ(XiYi)2NΣXi2− 2 ]∆2 = 1
4 [26.750595 – 128500
160.503561 − 75012.6691583.82+6(2508485 .79)6128500−562500 ∆ = 4.24787456
∆ = ∆ NΣXi2 − 2
∆ = 4.24787456 6208500 ∆ = 0.02278737
-
8/20/2019 Laporan Rlab Paiyan Pandiangan
12/14
Pada perhitungan tersebut, nilai b adalah nilai m atau gradien sementara nilai a
adalah nilai faktor penambah. Maka persamaan least square dari perhitungantersebut adalah
Y = bx + aY = = 0.000005611511x + 2.11079856
VI. Analisis
Pada percobaan kali ini, terdapat 6 kali percobaan mengukur tegangan
dengan diberikannya enam kecepatan aliran angin yaitu 0 m/s, 70 m/s, 110 m/s,
150 m/s, 190 m/s, dan 230 m/s. Data untuk percobaan ini dilakukan sebanyak 10kali setiap satu kecepatan aliran angin. Dalam 10 kali pengambilan data , kegiatantersebut bertujuan untuk menggambarkan tegangan yang dihasilkan tiap detiknya.
Setelah melakukan percobaan ini, dari keenam data dapat disimpulkan bahwakecepatan aliran angin terbukti memengaruhi tegangan yang dihasilkan. Hal ini
terlihat pada perhitungan tabel, grafik, maupun least square dimana semakin tinggialiran angin yang diberikan maka akan semakin kecil tegangan yang dihasilkan.
Hal ini membuktikan bahwa kawat hot wire ternyata cocok untuk mengukur panastegangan dan kecepatan aliran angin.
Analisa Grafik
Grafik Hubungan Antara Tegangan dengan Waktu
Melalui grafik ini dapat kita lihat bahwa terdapat variasi data dalam pengukuranini. Untuk beberapa kecepatan aliran angin tertentu, selama rentang waktu 10 detik
percobaan tegangannya stabil. Namun, untuk kecepatan aliran angin yang lainnya,terdapat tegangan yang konstan naik, konstan turun, dan juga fluktuatif. Namun
naik dan turunnya angka tegangan tidak terlalu jauh dan masih berada dalam rangetegangan yang pertama kali. Hal ini menyatakan bahwa untuk meningkatkan atau
menurunkan suatu tegangan maka dibutuhkan waktu yang lebih lama dari 10 detik.
Grafik Hubungan Antara Kecepatan Aliran Angin denganTegangan
Seperti yang telah dinyatakan dalam bagian analisis percobaan dan hasil. Grafik inimenyatakan bahwa semakin besar aliran angin yang diberikan maka akan semakin
kecil tegangan yang dihasilkan. Hal ini dapat terjadi karena aliran angin akan
-
8/20/2019 Laporan Rlab Paiyan Pandiangan
13/14
mengurangi jumlah panas yang akan diterima oleh hot wire. Dan karena hot wire
hanya akan bereaksi jika dipicu oleh panas atau kalor maka diperlukan kecepatanaliran angin tidak boleh dalam kecepatan yang besar
Analisa Kesalahan
Dalam praktikum ini, terdapat beberapa kesalahan yang dapat menyebabkan
kesalahan atau ketidakakuratan dalam pengukuran kesalahan itu antara lain :
a. Pengkalibrasian alat ukur (hot wire) yang belum optimal sehingga sensor penangkap panasnya tidak bekerja secara maksimal
b.
Fasilitas R-Lab yaitu camcorder yang memperlihatkan video percobaan
tersebut. Camcorder yang menampilkan gambar yang tidak jelas akan
menyebabkankesulitan dalam melihat apa yang sebenarnya terjadi diruang praktikum
c.
Kesalahan dalam menghitung dan dalam penulisan angka penting.
VII. Kesimpulan
Setelah melakukan percobaan ini dapat diambil kesimpulan bahwa:
Hot Wire Single Probe merupakan jenis sensor hot wire yang paling sering
digunakan karena kemampuannya untuk menyampaikan data pengukuransecara optimal
Sensor Hot Wire sering digunakan untuk mengukur fluida Semakin besar kecepatan aliran angin maka tegangan yang dihasilkan
akan semakin kecil karena kalor/panas yang diserapoleh hot wire akan berkurang karena adanya angin
-
8/20/2019 Laporan Rlab Paiyan Pandiangan
14/14
Daftar Pustaka
Giancoli, D.C.; Physics for Scientists & Engeeners, Third Edition, Prentice Hall, NJ, 2000.
Halliday, Resnick, Walker; Fundamentals of Physics, 7th Edition, ExtendedEdition, John Wiley & Sons, Inc., NJ, 2005.