laporan rlab kr02
DESCRIPTION
NONE.TRANSCRIPT
-
LAPORAN PRAKTIKUM
Nama/NPM : Michaelle Flavin Carli / 1406533516
Fak/Prog. Studi : Teknik / Teknologi Bioproses
Group : 4A
No & Nama Percobaan : KR01 - Disipasi Kalor Hot Wire
Minggu Percobaan : 04
Tanggal Percobaan : 17 Maret 2015
Nama Asisten : Karina Nur Fitriana
LABORATORIUM FISIKA DASAR
UPP IPD
UNIVERSITAS INDONESIA
-
KR02 CALORI WORK
TUJUAN
Menghitung nilai kapasitas kalor suatu kawat konduktor
ALAT
1. Sumber tegangan yang dapat divariasikan
2. Kawat konduktor (bermassa 2 gr)
3. Termometer
4. Voltmeter dan Amperemeter
5. Adjustable power supply
6. Camcorder
7. Unit PC beserta DAQ dan perangkat pengendali otomatis
TEORI
Hubungan kekekalan energi menyatakan energi tidak dapat dimusnahkan atau
diciptakan. Energi hanya dapat berubah dari satu bentuk ke bentuk lain. Pada percobaan kali
ini akan dilakukan pengkonversian energi dari energi listrik menjadi energi panas.
Energi listrik dihasilkan oleh suatu catu daya pada suatu konduktor yang mempunyai resistansi
dinyatakan dengan persamaan :
W = Vi t . . . (1)
Dimana,
W = Energi listrik (joule)
V = Tegangan listrik (volt)
i = Arus listrik (Ampere)
t = Waktu / lama aliran listrik (sekon)
Kalor dapat didefinisikan sebagai energi yang mengalir dari bendayang bersuhu lebih panas
ke benda yang bersuhu lebih dingin ketika kedua benda bersentuhan satu sama lain hingga tercapainya
keseimbangan termal (suhu yang sama). Energi kalor yang dihasilkan oleh kawat konduktor
dinyatakan dalam untuk kenaikan temperatur. Jumlah kalor yang diperlukan untuk menaikan
suhu zat dinyatakan dengan persamaan:
Q = m c T
-
Q = m c (Ta - T) . . . (2)
Dimana,
Q = Jumlah kalor yang diperlukan (kalori)
m = massa zat (gram)
c = kalor jenis zat (kal/groC)
Ta = suhu akhir zat (K)
T = suhu mula-mula (K)
Hukum kekekalan energi untuk kalor memenuhi asas Black. Pada percampuran dua zat,
banyaknya kalor yang dilepas oleh zat yang suhunya lebih tinggi sama dengan banyak kalor yang
diserapoleh zat yang suhunya lebih rendah. Pengertian ini dapat dituliskan secara matematis
dengan
Sebuah kawat dililitkan pada sebuah sensor temperatur. Kawat tersebut akan dialiri arus
listrik sehingga mendisipasikan energi kalor. Perubahan temperatur yang terjadi akan diamati
oleh sensor kemudian dicatat oleh sistem instrumentasi. Tegangan yang diberikan ke kawat
dapat dirubah sehingga perbuahan temperatur dapat bervariasi sesuai dengan tegangan yang
diberikan.
Jenis-jenis Kalor
Kalor ada dua jenis, yaitu:
1. Kalor yang digunakan untuk menaikkan suhu
2. Kalor yang digunakan untuk mengubah wujud (kalor laten), persamaan yang digunakan
dalam kalor laten ada dua macam Q = m.U dan Q = m.L. Dengan U adalah kalor uap
(J/kg) dan L adalah kalor lebur (J/kg)
Hubungan Antara Energi Listrik dengan Energi Kalor
Seperti yang sudah dijelaskan di atas mengenai jumlah kalor, banyaknya kalor yang
dihasilkan sama dengan banyaknya energi listrik yang digunakan, sehingga dapat dihitung
dengan persamaan,
W = Q
V I t = m c T
Keterangan:
I = Kuat arus listrik (A)
Qlepas = Qterima
-
V = Tegangan (Volt)
R = Hambatan (ohm)
t = Waktu yang dibutuhkan (sekon)
m = Massa (kg)
c = Kalor jenis (J/kgoC)
T = Perubahan Suhu (oC)
Selain Joule (J), satuan kalori (kal) juga dapat dijadikan satuan untuk menaikkan suhu.
CARA KERJA
Eksperimen rLab ini dapat dilakukan dengan meng-klik tombol rLab di bagian bawah
halaman ini.
1. Mengktifkan Webcam (meng-klik icon video pada halaman web r-Lab)
2. Memberikan tegangan sebesar Vo kepada kawat konduktor
3. Menghidupkan Power Supply dengan meng-klik radio button disebelahnya
4. Mengambil data perubahan temperatur, tegangan dan arus listrik pada kawat
konduktor tiap 1 detik selama 10 detik dengan cara meng-klik icon ukur
5. Memperhatikan temperatur kawat yang terlihat di webcam, menunggu hingga
mendekati temperatur awal saat diberikan Vo .
6. Mengulangi langkah 2 hingga 5 untuk tegangan V1, V2 dan V3
Gambar 1. Susunan Alat Percobaan Calori Work
-
TUGAS DAN EVALUASI
1. Berdasarkan data yang di dapat, membuat grafik yang menggambarkan hubungan
antara temperatur dan waktu untuk setiap tegangan yang diberikan ke kawat konduktor.
2. Untuk tegangan V1, V2 dan V3, menghitung nilai kapasitas panas (c) dari kawat
konduktor yang digunakan.
3. Berdasarkan nilai c yang diperoleh, menentukan jenis kawat konduktor yang
digunakan.
4. Memberi analisis dari hasil percobaan yang dilakukan.
DATA PENGAMATAN
Waktu (s)
I (A) V0 (Volt)
Temp (0C)
3 23.84 0.00 22.9
6 23.84 0.00 23.0
9 23.84 0.00 22.9
12 23.84 0.00 22.9
15 23.84 0.00 22.9
18 23.84 0.00 22.9
21 23.84 0.00 22.9
24 23.84 0.00 22.9
27 23.84 0.00 22.9
30 23.84 0.00 22.9
Waktu (s)
I (A) V1 (Volt)
Temp (0C)
3 35.25 0.65 22.8
6 35.13 0.65 22.8
9 35.13 0.65 23.0
12 35.25 0.65 23.2
15 35.13 0.65 23.4
18 35.13 0.65 23.5
21 35.13 0.65 23.6
24 35.13 0.65 23.8
27 35.13 0.65 23.8
30 35.25 0.65 24.0
Tabel 1. Data Pengamatan pada
Tegangan V0
Tabel 2. Data Pengamatan pada
Tegangan V1
-
Waktu (s)
I (A) V3 (Volt)
Temp (0C)
3 51.10 1.56 23.8
6 51.10 1.57 24.1
9 51.10 1.57 25.0
12 51.10 1.57 25.9
15 51.10 1.57 26.9
18 51.10 1.57 27.7
21 51.10 1.57 28.4
24 51.10 1.57 29.1
27 51.10 1.57 29.7
30 51.10 1.57 30.3
Waktu (s)
I (A) V3 (Volt)
Temp (0C)
3 42.09 1.05 29.2
6 42.09 1.05 28.9
9 42.09 1.05 28.8
12 42.09 1.05 28.8
15 42.09 1.05 28.8
18 42.09 1.05 28.9
21 42.09 1.05 28.9
24 42.09 1.05 29.0
27 42.09 1.05 29.1
30 42.09 1.05 29.1
Tabel 3. Data Pengamatan pada
Tegangan V2
Tabel 4. Data Pengamatan pada
Tegangan V3
-
Tabel 5. Nilai Tiap Tegangan yang Diberikan ke Kawat Konduktor
PENGOLAHAN DATA DAN EVALUASI
Tegangan Vrata-rata
Vo 0
V1 0.65
V2 1.57
V3 1.05
22,9
23
22,9 22,9 22,9 22,9 22,9 22,9 22,9 22,9
22,84
22,86
22,88
22,9
22,92
22,94
22,96
22,98
23
23,02
3 6 9 12 15 18 21 24 27 30
Tem
pe
ratu
r (0
C)
Waktu (s)
GRAFIK 1. HUBUNGAN TEMPERATUR DAN WAKTU UNTUK V0=0
-
22,8 22,8
23
23,2
23,423,5
23,6
23,8 23,8
24
22,2
22,4
22,6
22,8
23
23,2
23,4
23,6
23,8
24
24,2
3 6 9 12 15 18 21 24 27 30
Tem
pe
ratu
r (0
C)
Waktu (s)
GRAFIK 2. HUBUNGAN TEMPERATUR DAN WAKTU UNTUK V1=0,65V
23,8 24,125 25,9
26,9 27,728,4 29,1
29,7 30,3
0
5
10
15
20
25
30
35
3 6 9 12 15 18 21 24 27 30
Tem
pe
ratu
r (0
C)
Waktu (s)
GRAFIK 3. HUBUNGAN TEMPERATUR DAN WAKTU UNTUK V2=1,57V
-
Dari grafik 1 5 diatas, dapat ditentukan persamaan garis untuk temperatur terhadap
waktu melalui perhitungan yang dapat didefinisikan sebagai berikut :
y = mx b
Nilai m dan b dapat ditemukan dengan metode least square dengan variable x merupakan
waktu dan variable y merupakan temperatur.
29,2
28,9
28,8 28,8 28,8
28,9 28,9
29
29,1 29,1
28,6
28,7
28,8
28,9
29
29,1
29,2
29,3
3 6 9 12 15 18 21 24 27 30
Tem
pe
ratu
r (0
C)
Waktu (s)
GRAFIK 4. HUBUNGAN TEMPERATUR DAN WAKTU UNTUK V3=1,05V
0,0
5,0
10,0
15,0
20,0
25,0
30,0
35,0
3,0 6,0 9,0 12,0 15,0 18,0 21,0 24,0 27,0 30,0
Tem
per
atu
r [o
C]
Waktu [s]
Grafik 5. Grafik Hubungan Temperatur dengan Waktu
VO
V1
V2
V3
-
Tabel 6. Tabel Least Square pada Tegangan V0=0 V
Perhitungan m dan b sebagai berikut :
= ()( )
2 ()2
=(10)(3779,1) (165)(229,1)
(10)(3465) (165)2
=4,416x10-4
=
2 ()( )
2 ()2
=(3465)(229,1) (165)(3799,1)
(10)(3465) (165)2
= 22,489
Persamaan garis grafik 1 adalah :
y= 0,000416x + 22,489
No. Xi Yi Xi2 Yi2 XiYi
1 3 22,9 9 524,41 68,7
3 6 23 36 529 138
4 9 22,9 81 524,41 206,1
5 12 22,9 144 524,41 274,8
6 15 22,9 225 524,41 343,5
7 18 22,9 324 524,41 412,2
8 21 22,9 441 524,41 480,9
9 24 22,9 576 524,41 549,6
10 27 22,9 729 524,41 618,3
11 30 22,9 900 524,41 687
165 229,1 3465 5248,69 3779,1
-
Tabel 7. Tabel Least Square pada Tegangan V0=0,65V
Perhitungan m dan b sebagai berikut :
= ()( )
2 ()2
=(10)(3901,2) (165)(234,7)
(10)(3465) (165)2
=0,0386
=
2 ()( )
2 ()2
=(3465)(234,7) (165)(3901,2)
(10)(3465) (165)2
= 22,833
Persamaan garis grafik 2 adalah :
y = 0,0386x +22,833
No. Xi Yi Xi2 Yi2 XiYi
1 3 22,8 9 519,84 68,4
3 6 22,8 36 519,84 136,8
4 9 23,8 81 566,44 214,2
5 12 23,2 144 538,24 278,4
6 15 23,4 225 547,56 351
7 18 23,5 324 552,25 423
8 21 23,6 441 556,96 495,6
9 24 23,8 576 566,44 571,2
10 27 23,8 729 566,44 642,6
11 30 24 900 576 720
165 234,7 3465 5510,01 3901,2
-
Tabel 8. Tabel Least Square pada Tegangan V0=1,57V
Perhitungan m dan b sebagai berikut :
= ()( )
2 ()2
=(10)(4659,6) (165)(270,9)
(10)(3465) (165)2
=0,256
=
2 ()( )
2 ()2
=(3465)(270,9) (165)(4659,6)
(10)(3465) (165)2
=22,873
Persamaan garis grafik 3 adalah :
y = 0,256x + 22,873
No. Xi Yi Xi2 Yi2 XiYi
1 3 23,8 9 566,44 71,4
3 6 24,1 36 580,81 144,6
4 9 25 81 625 225
5 12 25,9 144 670,81 310,8
6 15 26,9 225 723,61 403,5
7 18 27,7 324 767,29 498,6
8 21 28,4 441 806,56 596,4
9 24 29,1 576 846,81 698,4
10 27 29,7 729 882,09 801,9
11 30 30,3 900 918,09 909
165 270,9 3465 7387,51 4659,6
-
Tabel 8. Tabel Least Square pada Tegangan V0=1,57V
Perhitungan m dan b sebagai berikut :
= ()( )
2 ()2
=(10)(4779,6) (165)(289,1)
(10)(3465) (165)2
=0,0127
=
2 ()( )
2 ()2
=(3465)(289,5) (165)(4779,6)
(10)(3465) (165)2
= 28,887
Persamaan garis grafik 4 adalah :
y = 0,0127x + 28,887
No. Xi Yi Xi2 Yi2 XiYi
1 3 29,2 9 852,64 87,6
3 6 28,9 36 835,21 173,4
4 9 28,8 81 829,44 259,2
5 12 28,8 144 829,44 345,6
6 15 28,8 225 829,44 432
7 18 28,9 324 835,21 520,2
8 21 28,9 441 835,21 606,9
9 24 29 576 841 696
10 27 29,1 729 846,81 785,7
11 30 29,1 900 846,81 873
165 289,5 3465 8381,21 4779,6
-
Perhitungan Nilai Kapasitas Panas (c) dari Kawat Konduktor yang Digunakan
Setelah mendapatkan data dari rLab, praktikan dapat menentukan harga kapasitas panas
melalui data-data tersebut. Hal ini bertujuan untuk mengetahui jenis kawat konduktor yang
digunakan dalam percobaan ini dengan cara sebagai berikut,
=
. . = . .
=. .
.
a. c pada V1 = 0.65 V
1 = 23,84 A
t = 30 3 = 27 s
m = 2 gr
T1 = 1.2 C
Maka,
=. .
. =
0,65 . 23,84 . 27
2 . 1,2= 174,33
b. c pada V2=1,57 V
2 = 51,10 A
t = 30 3 = 27 s
m = 2 gr
T2 = 6,5 C
Maka,
=. .
. =
1,57 . 51,10 . 27
2 . 6,5= 166,625
c. c pada V3=1,05 V
1 = 42,09 A
t = 30 3 = 27 s
m = 2 gr
T1 = 0,3C
Maka,
=. .
. =
1,05 . 42,09 . 27
2 . 0,3= 1988,752
Jadi, c rata-ratanya adalah
=1
3
3
=1
= 174,33 + 166,625 + 1988,752
3= 776,57
-
Penentuan Jenis Kawat
Berdasarkan nilai c rata-rata yang telah dapatkan, praktikan dapat menentukan jenis
kawat apa yang digunakan pada percobaan ini berpacu dari tabel kalor jenis beberapa kawat
konduktor di bawah ini,
Tabel 9. Daftar harga kalor jenis macam-macam logam
Setelah diperoleh kapasitas kawat rata-rata, ternyata hasil menunjukkan mendekati literatur
kawat perak yang memiliki nilai literatur sebesar 776,57 J/KgC . Apabila kawat yang
digunakan adalah kawat Alumunium, maka praktikan akan memiliki kesalahan literatur
sebagai berkut :
-
Kesalahan Literatur
= |
| 100%
Kesalahan literatur yang terjadi pada adalah sebagai berikut,
= |900 776,57
900| 100% = , %
ANALISIS
1. Analisis Percobaan
Percobaan Calorie yang dilakukan dengan sistem R-Lab (Remote Laboratory) ini
dimulai dengan mengaktifkan web cam, yaitu dengan mengklik icon video yang ada pada
halaman R-Lab. Langkah ini perlu dilakukan agar dalam melakukan praktikum, alat peraga
yang ditampilkan benar-benar berada dalam kondisi siap untuk dipakai. Selain itu, dengan
mengaktifkan web cam, dapat menghindarkan kita dari kesalahan-kesalahan yang
diakibatkan oleh prosedur kerja yang tidak dikerjakan secara benar. Setelah web cam telah
aktif, hal yang dilakukan selanjutnya adalah memberikan tegangan Vo, yaitu dengan
mengklik pilihan pilihan drop down yang ada pada icon atur tegangan. Hal ini dilakukan
untuk memastikan bahwa tegangan yang diberikan sesuai, sehingga kesalahan dalam
pengambilan data tidak akan terjadi.
Langkah selanjutnya adalah menghidupkan power supply dengan menekan radio button
di sebelahnya. Jika kita tidak mengklik icon radio button tersebut, maka secara otomatis alat
percobaan tidak berfungsi, sehingga percobaan mengalami kegagalan, yang mengakibatkan
data yang diambil juga mengalami kesalahan. Selanjutnya, untuk mengukur temperaturnya,
kita bisa melakukannya dengan mengklik icon ukur. Setelah mengklik tombol ukur,
maka alat akan bekerja sesuai dengan tegangan yang kita pilih sebelumnya. Lalu kita
menunggu beberapa detik hingga muncul datanya. Data yang keluar meliputi waktu, arus
-
listrik, dan temperatur. Setelah itu, percobaan dilanjutkan dengan langkah yang sama seperti
di atas, hanya saja kita harus mengganti tegangannya menjadiV1, V2, dan V3.
2. Analisis Hasil
Dari percobaan remote laboratory calori work dilakukan dengan mengalirkan arus listrik
pada sebuah kawat dan mengubahnya menjadi eneri kalor karena adanya perubahan
temperature pada kawat listrik dan ini membuktikan tentang hukum kekekalan energy yang
berbunyi bahwa energy tidak akan pernah hilang dan tidak dapat dimusnahkan tetapi akan
berubah bentuk. Percobaan ini bertujuan menghitung nilai kapasitas kalor suatu kawat
konduktor ini didapatkan hasil data yang berhubungan dengan beberapa variabel yaitu:
waktu, kuat arus, tegangan, dan temperatur. Hasil data telah menunjukkan adanya
keterkaitan antara variabel yang satu dengan variabel yang lain melalui grafik hubungan
temperatur dengan waktu.
Berdasarkan percobaan, dilakukan dengan 4 tegangan berbeda yaitu 0 volt, 0.65 volt ,
1.59 volt, 1.05 volt dan mendapatkan hasil data yang menunjukkan bahwa dengan
perubahan waktu 27 sekon, tegangan saat Vo adalah 0 volt dan memiliki kuat arus sebesar
23.84 Ampere. Untuk V1 memiliki tegangan sebesar 0.65 volt dengan kuat arus 23,84
Ampere dan menghasilkan perubahan suhu sebesar 1,2oC. Pada tegangan V2 yang memiliki
nilai 1.57 volt, besar kuat arus 51.10 Ampere melalui perubahan suhu 6,5 oC. Sedangkan,
pada percobaan V3 tegangan rata-rata yag didapat 1.05 volt dengan kuat arus 42.09 A
melalui 0.1 oC perubahan temperatur.
Berdasarkan hasil perhitungan dan pengolahan data, praktikan mendapatkan nilai kalor
jenis kawat konduktor pada percobaan calori work ini sebesar 776,57J/groC. Setelah
mendapatkan kalor jenis kawat tersebut angka menunjukan hasil mendekati alumunium
sebagai kawat konduktor yaitu dengan nilai 900 J/groC.
3. Analisis Grafik
Grafik diatas memperlihatkan relasi antara perubahan suhu denngan perubahan waktu
dan karena grafik mengarah ke sumbu x dan y positif, maka memperlihatkan bahwa untuk
setiap perubahan waktu, maka suhu juga akan berubah. Berdasarkan percobaan yang telah
dilakukan, didapatkan suatu grafik yang menunjukkan hubungan antara perubahan suhu
dengan waktu. Pada tegangan Vo, perubahan temperatur terhadap waktu terus mengalami
kenaikan. Kemudian untuk tegangan V1 waktu dan perubahan suhu berbanding lurus,
semakin lama waktu perubahan suhu yang terjadi semakin besar. Untuk tegangan V2 juga
-
mengalami kenaikan suhu/temperatur apabila waktu semakin lama. Hubungan/keterkaitan
ini dinilai sesuai dengan teori yang dipelajari yaitu, apabila waktu semakin lama, dengan
tegangan tertentu maka temperatur akan berbanding lurus untuk semakin tinggi pula.
Namun, terjadi ketidak sesuaian pada tegangan V3. Pada V3 terjadi penurunan suhu dari
waktu 3 sekon menuju 6 sekon. Ketidak sesuaian dengan teori ini mengindikasikan bahwa
terjadi kesalahan pada pengambilan data yang menyebabkan suhu tidak naik sebagaimana
mestinya.
Teori yang menyatakan hubungan antara perubahan suhu dengan waktu dari
persamaan . . = . . , dimana dalam persamaan ini, kita dapat melihat bahwa
perubahan waktu berbanding lurus dengan perubahan suhu, sehingga dapat disimpulkan
bahwa semakin bertambahnya waktu maka suhu pun akan semakin meningkat.
4. Analisis Kesalahan
Dalam suatu percobaan, kesalahan data yang melenceng dari literatur merupakan hal
yang pasti terjadi. Angka-angka kesalahan pengujian harus disertakan dalam memberikan
penilaian yang wajar terhadap hasil percobaan. Kesalahan literatur adalah suatu penilaian
seberapa besar data hasil percobaan tersebut presisi terhdap data literatur yang seharusnya.
Kesalahan literatur pengujian menunjukkan nilai kepresisian dalam satu pengujian.
Berdasarkan perhitungan, membuktikan bahwa hasil percobaan calori work melalui remote
laboratory ini melenceng sebesar 13,71%. Kesalahan literatur sebesar sebesar itu dapat
dikatakan relative lumayan besar, sehingga dapat diambil kesimpulan bahwa percobaan
yang dilakukan praktikan melalui rLab kurang sesuai dengan nilai sebenarnya. Namun, jika
dianalisa kesalahan sebesar itu terjadi dikarenakan hal teknis yang menyangkut koneksi
internet, sehingga data yang didapat tidak sesuai dengan apa yang diharapkan sesuai teori.
Kesalahan pengolahan data mencakup validasi data, pengelolaan data, dan pembuatan
grafik atau kesalahan teknis pada jaringan internet. Bisa saja saat pengambilan data namun
terjadi gangguan koneksi sehingga data yang muncul mengalami sedikit masalah. Hal lain
dapat berupa beberapa fasilitas laman R-Lab seperti tampilan video bisa tidak muncul atau
bermasalah. Saat pergantian tegangan diberikan, saya tidak dapat melihat bagaimana
temperatur dari alat tersebut sudah kembali normal atau belum. Hal ini memungkinkan sisa
dari tegangan yang diberikan sebelumnya mempengaruhi temperatur peralatan praktikum.
Praktikan sudah meminimalisir kesalahan dengan melakukan penelusuran informasi
serta literatur di buku dan internet. Ada literatur yang menjelaskan bahwa ketika sebuah
benda memiliki konduktivitas tinggi, maka ia memiliki nilai kalor jenis yang kecil, sehingga
-
ketika kita bisa menaikkan suhu dengan energi yang kecil. Pada kasus lain, benda yang
memiliki kalor jenis yang besar, berarti benda tersebut membutuhkan energi yang banyak
pula untuk menaikkan suhunya. Benda yang memiliki kalor jenis yang besar, maka
konduktivitasnya rendah. Berdasarkan prinsip hukum kekekalan energi, serta kaitannya
dengan praktikum Calori Work, energi listrik yang dihasilkan oleh catu daya berubah
wujud menjadi energi kalor yang menyebabkan kenaikan suhu/temperatur dari kawat
dengan kapasitas kalor jenis tertentu. Kalor jenis merupakan tenaga yang dibutuhkan oleh
suatu zat untuk menaikkan suhu benda sebesar satu derajat Celcius.
KESIMPULAN
Berdasarkan percobaan Calori Work yang telah dilakukan pada rLab minggu lalu, dapat
disimpulkan,
1. Perhitungan nilai kapasitas kalor suatu kawat konduktor mendapatkan nilai sebesar
776,57 J/groC. Dengan nilai kapasitas kalor sebesar itu, praktikan dapat menentukan
bahwa kawat termasuk ke dalam Alumunium.
2. Arus listrik yang dialirkan pada kawat bisa menimbulkan peningkatan temperatur pada
kawat. Semakin tinggi arus listrik yang mengalir, maka temperatur kawat juga akan naik
semakin besar.
3. Benda yang memiliki kapasitas kalor jenis besar, maka benda tersebut memiliki
konduktivitas yang rendah, karena dapat menaikkan suhu benda dengan banyak energi.
4. Perubahan suhu berbanding lurus dengan perbandingan waktu.
5. Hukum kekekalan energi berlaku pada percobaan ini, karena percobaan dilakukan dalam
sistem yang tertutup sehingga tidak ada energi non-konservatif yang mempengaruhinya.
6. Kesalahan relatif pada praktikum sebesar 13,71%.
-
REFERENSI
Giancoli, D.C.; Physics for Scientists & Engeeners, Third Edition, Prentice Hall, NJ, 2000.
Halliday, Resnick, Walker; Fundamentals of Physics, 7th Edition, Extended Edition, John
Wiley & Sons, Inc., NJ, 2005.
Universitas Indonesia. 2014. Calori Work. (http://sitrampil3.ui.ac.id/kr02) diakses pada 17
Maret 2015
Layton, J. 2010. How Caloris Work. (wlsachievers.tripod.com/HowCalorisWork.pdf) Diakses
pada 18 Maret 2015