laporan resmi dry syrup kotrimoxazol

34
LAPORAN RESMI TEKNOLOGI SEDIAAN LIQUID DAN SEMI SOLID MEMBUAT DRY SYRUP KOTRIMOXAZOL Di susun Oleh : Nama : Hani Novita Santosa Kelas / Semester : Pagi (B) / II NIM : 13.0330

Upload: kezia-hani-novita

Post on 19-Jun-2015

1.368 views

Category:

Documents


19 download

TRANSCRIPT

Page 1: Laporan resmi dry syrup kotrimoxazol

LAPORAN RESMI TEKNOLOGI SEDIAAN LIQUID DAN

SEMI SOLID

MEMBUAT DRY SYRUP KOTRIMOXAZOL

Di susun Oleh :

Nama : Hani Novita Santosa

Kelas / Semester : Pagi (B) / II

NIM : 13.0330

AKADEMI FARMASI THERESIANA SEMARANG

Jl. Gajah Mada no. 91

Page 2: Laporan resmi dry syrup kotrimoxazol

DRY SYRUP KOTRIMOXAZOL

I. Tujuan

1 Mahasiswa mampu membuat sediaan Dry Syrup Kotrimoxazol

yang baik dan benar

2 Mahasiswa mampu mengevaluasi sediaan dry syrup (Organoleptis,

pH, BJ, Viskositas, Waktu rekonstitusi, volume sedimentasi,

ukuran partikel, jenis suspensi)

3 Mahasiswa mampu membuat kemasan sekunder untuk Dry Syrup

Kotrimoxazol

II. Dasar Teori

Serbuk obat untuk penggunaan internal ada pula yang digunakan secara

eksternal. Kebanyakan serbuk untuk penggunaan internal diberikan secara

oral sesudah dicampur dengan air. Sediaan serbuk lain untuk tujuan

pengobatan lokal atau efek sistemik diberikan dengan cara inhalasi.

Serbuk kering lain, dikemas secara komersial untuk rekonstitusi dengan

pelarut cair, atau pembawa cair yang dapat diberikan secara oral, atau

untuk digunakan sebagai sediaan injeksi (parenteral). Ada pula yang

digunakan sebagai douche vaginal. ( Agoes, Goeswin, 2012)

Alasan untuk membuat formulasi dalam bentuk sediaan rekonstitusi

adalah:

1. Untuk mengatasi masalah stabilitas fisika yang sering ditemukan dalam

suspensi konvensional, misalnya peningkatan kelarutan obat akibat

perubahan pH hasil dari penguraian kimia, inkompabilitas komponen

formulasi, perubahan viskositas, konversi, konversi polimorfisme, dan

pertumbuhan masa padat kompak (cacking)

2. Formulasi untuk direkonstitusi mengurangi berat akhir sediaan karena

tidak terdapat pelarut / pembawa air sehingga mengurangi biaya

transportasi dan resiko transportasi, misal kemasan botol pecah selama

Page 3: Laporan resmi dry syrup kotrimoxazol

transportasi kedaerah terpencil sehingga seluruh sediaan tidak dapat

digunakan . ( Agoes, Goeswin, 2012)

Suspensi untuk rekonstitusi ini perlu memperhatikan persyaratan khusus

karena ada 2 tahap yang harus dilakukan sebelum rekonstitusi campuran

serbuk / granul, yaitu : pertama mengembangkan formulasi campuran

serbuk atau granul untuk direkonstitusi sehingga dihasilkan suspensi

dengan sifat yang dapat diterima sebelum, selama dan sesudah

direkonstitusikan. Kedua formulator harus menyadari bahwa tahap

preparasi produk dilakukan diapotek atau rumah sakit yang tidak berada

dibawah pengawasan apotaker industri. ( Agoes, Goeswin, 2012)

Karakteristik yang perlu diperhatikan dari campuran serbuk atau granul

untuk direkonstitusikan adalah :

1. Campuran serbuk atau granul haruslah merupakan campuran

homogeny dari bahan aktif obat dan excipient

2. Selama rekonstitusi, campuran serbuk atau granul harus melarutkan /

terdispersi dengan cepat dan sempurna dalam pelarut atau pembawa

air.

3. Suspensi hasil rekonstitusi harus dengan mudah diredispersi dan

dituang dari botol oleh pasien untuk menakar dosis secara akurat dan

uniform

4. Produk jadi akhir harus menunjukkan tampilan bau dan rasa yang

dapat diterima oleh pasien

5. Campuran serbuk atau granul untuk rekonstitusi harus memenuhi

spesifikasi yang dinyatakan dalam farmakope (misal kadar air,

disolusi, waktu rekonstitusi dan lain sebagainya)

6. Masa kadaluarsa campuran serbuk atau granul dan hasil rekonstitusi

harus diteliti dan dinyatakan pada label ; disamping ketentuan lain,

misal penyimpanan, suhu penyimpanan, cairan untuk rekonstitusi dan

lain sebagainya

Page 4: Laporan resmi dry syrup kotrimoxazol

7. Campuran untuk direkonstitusi dapat berbentuk campuran

serbuk,granul, dan campuran serbuk dan granul ( Agoes, Goeswin,

2012)

Keuntungan dan kerugian suspensi rekonstitusi :

Keuntungan :

1. Campuran serbuk lebih ekonomis, resiko

ketidakstabilannya rendah

2. Produk berbentuk granul, tampilan, karakteristik aliran,

kurang pemisahan, debu

3. Campuran serbuk dan granul mengurangi biaya

penggunaan komponen peka panas

Kerugian :

1. Masalah campuran dan pemisahan serbuk dan kehilangan

obat

2. Biaya produk berbentuk granul, efek panas dan cairan,

penggranulasi pada obat dan excipient

3. Campuran serbuk dan granul menjamin tidak ada

pemisahan campuran granul dan non granul ( Agoes,

Goeswin, 2012)

Panduan proses pencampuran kering :

Campuran kering untuk direkonstitusi dapat berupa campuran serbuk,

granul, dan campuran serbuk dan granul. Hal berikut perlu diperhatikan :

1. Gunakan pencampur yang efisien. Evaluasi kinerja pencampuran bets

dilakukan pada skala pilot, tidak pada skala laboratorium.

2. Tentukan dan validasi durasi pencampuran.

3. Hindari akumulasi panas dan kelembaban selama pencampuran.

4. Batasi variasi temperature (biasanya 700C) dan kelembaban relative

(biasanya < 40%).

Page 5: Laporan resmi dry syrup kotrimoxazol

5. Bets akhir harus terlindungi dari kelembaban. Simpan dalam container

tertutup dan kedap dengan kantong pengering serbuk.

6. Sampel untuk keseragaman bets. Ambil contoh dari bagian atas, tengah

dan bawah campuran kering ( Agoes, Goeswin, 2012)

Cairan untuk rekonstitusi

Untuk merekonstitusi suspensi oral digunakan air yang dimurnikan

(seperti air demineralisasi atau air destilasi). Jangan menggunakan air

minum karena mengandung elektrolit. Selain itu, ambang mikrobanya

tidak pasti karena air minum (di Indonesia) belum tentu potable (boleh

diminum tanpa dimasak). Untuk rekonstitusi larutan atau suspensi

parenteral digunakan air untuk injeksi (WFI). (Agoes, Goeswin, 2012)

III. Alat dan Bahan

Alat Bahan

1 Mortir

2 Erlenmeyer

3 Beakerglass

4 Ayakan no. 18

5 Cawan Porselen

6 Oven

7 Loyang

8 Botol Rekonstitusi

1. Zat aktif (Kotrimoxazol)

2. Suspending Agent (CMC Na)

3. Glidant (Aerosil)

4. Pemanis (Sacch. Album)

5. Pengikat (Kollidon)

6. Pengawet(Nipagin, Nipasol)

7. Corrigen Coloris (FDC

Sunset Yellow)

8. Corrigen Odoris (Ess.

Mangga)

9. Aquadest

IV. Formula

R/ Kotrimoxazol 240 mg / 5 mL

CMC Na 1%

Aerosil 1,0%

Page 6: Laporan resmi dry syrup kotrimoxazol

Sacch. Album 20%

PVP 1%

Etanol 10%

Nipasol 0,02%

Nipagin 0,2%

Sunset Yellow 0,1%

Ess. Mangga 1 tetes

Aquadest ad 50 mL

V. Pemerian Bahan

1. Kotrimoxazol (Kombinasi dari Sulfametaxon 200 mg dan

Trimetropim 40 mg)

1) Sulfametaxon

Pemerian : Serbuk hablur ; putih sampai hampir putih ; praktis

tidak berbau

Kelarutan : Praktis tidak larut dalam air ; larut dalam 50

bagian etanol (95%) P ; dalam 3 bagian aseton P ; mudah larut

dalam larutan natrium hidroksida

Khasiat : Antibakteri (Depkes RI, 1979)

2) Trimetoprim

Pemerian : Serbuk ; putih ; tidak berbau ; rasa sangat pahit

Kelarutan : Sangat sukar larut dalam air ; larut dalam 300

bagian etanol (95%) P ; dalam 55 bagian kloroform P dan dalam

80 bagian metanol P ; praktis tidak larut dalam eter P

Khasiat : Antibakteri (Depkes RI, 1979)

2. CMC Na (Carboxylmethilsellulosa Natrium)

Pemerian : Serbuk atau butiran, putih atau putih kuning

gading, tidak berbau atau hampir tidak berbau, higroskopik

Page 7: Laporan resmi dry syrup kotrimoxazol

Kelarutan : Mudah terdispersi dalam air, membentuk suspensi

koloidal, tidak larut dalam etanol (95%) P, dalam eter P dan dalam

perlarut organik lain.

Konsentrasi : 0,1 – 1,0% (Anonim, 2009)

Fungsi : Suspending Agent (Depkes RI, 1979)

3. Aerusil (Colloidal Silicon Dioxide)

Pemerian : Serbuk silika koloid higroskopik dan dengan

ukuran partikel 15 mm, sangat terang, berwarna putih kebiru –

biruan

Kelarutan : Praktis tidak larut dalam pelarut organik air dan

asam kecuali acidum hydrowork, larut dalam larutan alkaili,

hydroxida panas, coloid yang dapat terdidpersi dalam air

Konsentrasi : 0,1 – 1,0% ( Anonim, 2009 )

Fungsi : Glidant ( Anonim, 2009 )

4. Saccharum Album

Pemerian : Hablur, tidak berwarna atau massa hablur, serbuk

berwana putih, tidak berbau, rasa manis

Kelarutan : Larut dalam 0,5 bagian air dan dalam 370 bagian

etanol (95%) P

Konsentrasi : 2 – 20% (Anonim, 1994)

Fungsi : Pemanis (Depkes RI, 1979)

5. Povidon

Pemerian : Serbuk putih atau putih kekuningan : berbau lemah

atau tidak berbau , hygroskopik

Kelarutan : Mudah larut dalam air, dalam etanol (95%) P dan

kloroform P , kelarutan tergantung dari bobot molekul rata – rata ;

praktis tidak larut dalam eter P

Konsentrasi : 0,5% - 5% (Anonim, 2009)

Fungsi : Pengikat (Depkes RI, 1979)

6. Nipagin

Page 8: Laporan resmi dry syrup kotrimoxazol

Pemerian : Serbuk hablur halus ; putih ; hampir tak berbau ;

tidak mempunyai rasa. Kemudian agak membakar diikuti rasa tebal

Kelarutan : Larut dalam 500 bagian air, dalam 20 bagian air

mendidih, dalam 3,5 bagian etanol (95%) P dan dalam 3 bagian

aseton P ; mudah larut dalam eter P dan dalam larutan alkali

hidroksida ; larut dalam 60 bagian gliserol P panas dan dalam 40

bagian minyak lemak nabati panas. Jika didinginkan larutan tetap

jernih

Konsentrasi : 0,015% – 0,2% (Anonim, 2009)

Fungsi : Pengawet (Depkes RI, 1979)

7. Nipasol

Pemerian : Serbuk hablur putih ; tidak berbau ; tidak berasa.

Kelarutan : Sangat sukar larut dalam air ; larut dalam 3,5

bagian etanol (95%) P. Dalam 3 bagian aseton P, dalam 140

bagian gliserol P dan dalam 40 bagian minyak lemak, mudah larut

dalam larutan alkali hidroksida.

Konsentrasi : 0,01% - 0,02% (Anonim, 2009)

Fungsi : Pengawet (Depkes RI, 1979)

8. FDC Sunset Yellow

Pemerian : Serbuk berwarna kuning jingga

Kelarutan : Mudah larut dalam air

Konsentrasi : < 0,5%

Fungsi : Pewarna (Depkes RI, 2010)

9. Essence Mangga

Pemerian : Cairan berwarna orange barbau khas mangga

Kelarutan : Mudah larut dalam air

Fungsi : Odoris (Depkes RI, 2010)

10. Aquadest

Pemerian : Cairan jernih, tidak berwarna, tidak berbau, tidak

mempunyai rasa.

Fungsi : Pelarut (Depkes RI, 1979)

Page 9: Laporan resmi dry syrup kotrimoxazol

VI. Perhitungan Jumlah Bahan

Usul : BJ sediaan di anggap 1 gram / mL

1. Kotrimoxazol = 240 mg / 5 mL x 60 mL = 2880 mg = 2,88 gram x

7 = 20160 mg

Sulfametaxon = 5/6 x 20160 = 16800 mg x 7 = 117600 mg

Trimetropim = 1/6 x 20160 = 3360 mg x 7 = 23520 mg

2. CMC Na = 1% x 60 mL = 0,6 gram x 7 = 4,2 gram

3. Aerosil = 1% x 60 mL = 0,6 gram x 7 = 4,2 gram

4. Sacch. Album = 20% x 60 mL = 12 gram x 7 = 84 gram

5. PVP = 1% x 60 mL = 0,6 gram x 7 = 4,2 gram

6. Etanol = 10% x 60 mL = 6 mL x 7 = 42 mL

7. Nipasol = 0,02% x 60 mL = 0,012 gram x 7 = 0,084 gram

8. Nipagin = 0,2% x 60 mL = 0,3 gram x 7 = 2,1 gram

9. Sunset Yellow = 0,1% x 60 mL = 0,06 gram x 7 = 0,42 gram

10. Aquadest

= 240 mL – (20,16 + 4,2 + 4,2 + 84 + 4,2 + 42 + 0,084 + 2,1 +

0,42)

= 240 mL – 161,364 mL

= 78,636 mL

VII. Perhitungan Dosis

1 Kotrimoxazol (Depkes RI, 2000)

Dosis : 960 mg / hari tiap 12 jam

Jadi, dosis 1x : 24:12 = 2

960/2 = 480 mg

1hr : 960 mg

Perhitungan dosis pemakaian 1x:

Usia

(tahun)

Perhitungan dosis

1x

Rentang

Dosis

(mg)

Pemakaian

1x (sendok

takar)

Cek Dosis 1x

2 2/14 x 480 mg 68,57 ¼ 60/68,57 = 0,87≠ OD

Page 10: Laporan resmi dry syrup kotrimoxazol

3 3/15 x 480 mg 96 ¼ 60/96 = 0,625 ≠ OD

4 4/16 x 480 mg 120 ¼ 60/120= 0,5 ≠ OD

5 5/ 17 x 480 mg 141 ½ 120/141 = 0,85≠ OD

6 6/ 18 x 480 mg 160 ½ 120/160 = 0,75 ≠ OD

7 7/19 x 480 mg 176,8 ½ 120/176,8 =0,678≠ OD

8 8/20 x 480 mg 192 ½ 120/192 = 0,625≠ OD

9 9/20 x 480 mg 216 ½ 120/216 = 0,55≠ OD

10 10/20 x 480 mg 240 ½ 120/240 = 0,5 ≠ OD

11 11/20 x 480 mg 264 1 240/264 = 0,9 ≠ OD

12 12/ 20 x 480 mg 288 1 240/288 = 0,83 ≠ OD

Penetapan aturan pakai

¼ sendok takar = 60 mg

½ sendok takar = 120 mg

1 sendok takar = 240 mg

1½ sendok takar = 360 mg

2 sendok takar = 480 mg

2 ½ sendok takar = 600 mg

3 sendok takar = 720 mg

Perhitungan dosis pemakaian 1hari:

Usia

(tahun

)

Perhitungan

dosis

1 hari

Rentang

Dosis (mg)

Pemakian 1

hari (sendok

takar)

Cek Dosis 1 hari

2 2/14 x 960 mg 137 2 x ¼ 120/137 = 0,875≠ OD

3 3/15 x 960 mg 192 2 x ¼ 120/192 = 0,625 ≠ OD

4 4/16 x 960 mg 240 2 x ¼ 120/240 = 0,5 ≠ OD

Page 11: Laporan resmi dry syrup kotrimoxazol

5 5/ 17 x 960 mg 282 2 x ½ 240/282 = 0,85≠ OD

6 6/ 18 x 960 mg 320 2 x ½ 240/320 = 0,75 ≠ OD

7 7/19 x 960 mg 353 2 x ½ 240/353 = 0,67 ≠ OD

8 8/20 x 960 mg 384 2 x ½ 240/384 = 0,625 ≠ OD

9 9/20 x 960 mg 432 2 x ½ 240/432 = 0,55 ≠ OD

10 10/20 x 960 mg 480 2 x ½ 240/480 = 0,5 ≠ OD

11 11/20 x 960 mg 528 2 x 1 480/528 = 0,9 ≠ OD

12 12/ 20 x 960 mg 576 2 x 1 480/576 = 0,83 ≠ OD

Aturan pakai

2 – 4 tahun = 2 x sehari ¼ sendok takar

5 – 10 tahun = 2 x sehari ½ sendok takar

11 – 12 tahun = 2 x sehari 1 sendok takar

>12 tahun = 2 x sehari 1½ sendok takar

VIII. Cara Kerja

Timbang PVP 4,2 gram dan masukkan ke dalam beakerglass serta

tambahkan 42 mL etanol dan aduk hingga larut dan homogen

Timbang 2,1 gram Nipagin, timbang 0,084 gram Nipasol dan timbang 2,1

gram Sunset Yellow. Campur satu per satu ke dalam larutan PVP + Etanol

aduk hingga larut dan homogen

Timbang Kotrimoxazol 20,16 gram, masukkan ke dalam mortir. Timbang

4,2 gram CMC Na, masukkan kedalam mortir dan aduk hingga homogen.

Timbang Saccharum Album 84 gram, masukkan ke dalam mortir dan aduk

hingga semuanya homogen

Page 12: Laporan resmi dry syrup kotrimoxazol

Larutan I di tambahkan sedikit demi sedikit ke dalam campuran II aduk

hingga warna muncul dan semua serbuk sudah terwarnai.

Kempa serbuk yang sudah basah dan ayak di atas pengayak 18

Keringkan di dalam oven, tambahkan corigen odoris dan aerosil, campur

homogen

Lakukan pengujian

IX. Evaluasi

1) LOD Granul

Alat : Moisture Balance

Tancapkan stopkontak

Nyalakan alat, tekan TARE. Setelah itu buka alat Moisture Balance, timbang

bobot granul sebanyak 4 gram. Tutup Moisture Balance

Set suhu 1050 C dan tunggu selama 5 menit.

Catat kadar air dan bobot setelah LOD

2) Waktu Rekonstitusi

Timbang 10 gram dry syrup dan masukkan ke dalam wadah sacchet

Larutkan dengan 200 mL air

Setiap sacchet di perlakukan berbeda yaitu 400 C dan 800 C

Page 13: Laporan resmi dry syrup kotrimoxazol

Amati kecepatan suspensi kering yang tersuspensi. Semakin cepat waktu

rekonstitusi maka sediaan tersebut semakin baik

Catat hasilnya

3) Organoleptis

Ambil sedikit suspensi kering

Amati bentuk dan warna . Cicip rasanya. Cium aromanya dari suspensi kering

Catat hasilnya

4) Bobot Jenis

Alat : Piknometer

Di timbang 1 gram suspensi kering, masukkan ke dalam beakerglass dan

tambahkan air 20 mL. Aduk hingga larut

Bersihkan piknometer dengan alkohol

Timbang bobot pikno kosong (A)

Masukkan aqua ke dalam pikno yang telah di bersihkan. Timbang pikno yang

berisi air (B)

Page 14: Laporan resmi dry syrup kotrimoxazol

Ganti aqua dengan sediaan yang telah di larutkan dengan air. Masukkan ke dalam

piknometer dan timbang bobotya (C)

Hitung BJ sediaan dengan cara dibawah ini :

Bobot pikno kosong : A

Bobot pikno + air : B

Bobot pikno + sediaan : C

Bobot aqua (D) : B – A

Bobot sediaan (E) : C – A

Volume aqua (F) : D /

BJ sediaan : E / F dengan satuan g / mL

5) Viskositas

Alat : Viskometer Brookfield

Timbang 10 gram suspensi kering dan larutkan dalam 200 mL aquadest, aduk

hingga larut dan homogen. Beri stirrer magnetic

Pasang spindle yang sesuai pada viskometer kemudian celupkan pada larutan dan

nyalakan

Catat tiap data yang diperoleh pada layar tentang No. Spindle, RPM, CPS dan

prosentase. Viskositas larutan di lihat dari CPS pada prosentase tertinggi

6) pH

Alat : pH meter

Timbang 5 gram suspensi kering dan larutkan dalam 100 mL aquadest

Celupkan elektroda ke dalam ke dalam larutan suspensi dan ukur pH suspensi

Page 15: Laporan resmi dry syrup kotrimoxazol

Catat pH suspensi

7) Volume Sedimentasi

Ambil 10 mL dry syrup yang telah dilarutkan dengan air

Tuang ke dalam mattglass 10 mL

Diamkan selama 7 hari dan amati skala endapan yang terjadi

8) Ukuran Partikel

Ambil sedikit dry syrup yang telah dilarutkan kedalam air

Letakkan diatas objectglass

Amati di mikroskop ukuran tiap suspensi

9) Jenis Suspensi

Ambil 10 mL dry syrup yang telah dilarutkan dengan air

Tuang ke dalam mattglass 10 mL

Diamkan selama 7 hari dan amati skala endapan yang terjadi

Page 16: Laporan resmi dry syrup kotrimoxazol

Jika endapan dari volume pertama ke volume berikutnya sangat jauh berarti itu

adalah deflokulasi, begitu juga sebaliknya

X. Hasil

1. LOD Granul

Bobot awal = 3,080 gram

Waktu = 10 menit

LOD = 6,02%

Suhu = 1000C

2. Waktu Rekonstitusi

I. 00 : 01 : 14 : 28

II. 00 : 00 : 38 : 70

3. Organoleptis

Sebelum Rekonstitusi

Bentuk : Granul

Warna : Orange Muda

Bau : Tidak Berbau

Rasa : Tidak Berasa

Setelah Rekonstitusi

Bentuk : Cair

Warna : Orange Muda

Bau : Khas Mangga

Rasa : Pahit

4. Bobot Jenis

Bobot pikno kosong : 11,93 gram (A)

Bobot pikno + aqua : 21,97 gram (B)

Bobot pikno + elixir : 22,06 gram (C)

Bj air () : 1

Bobot aqua :

= [Bobot pikno + aqua] – [Bobot pikno kosong]

= 21,97 gram – 11,93 gram

Page 17: Laporan resmi dry syrup kotrimoxazol

= 10,04 gram (D)

Bobot elixir :

= [Bobot pikno + elixir] – [Bobot pikno kosong]

= 22,06 gram – 11,93 gram

= 10,13 gram (E)

Volume aqua : Bobot aqua /

= 10,04 / 1

= 10,04 gram / mL (F)

BJ syrup : Bobot elixir / Volume aqua

= 10,13 gram / 10,04 gram / mL

= 1,008964143 gram / mL

5. Viskositas

RPM = 100

CPS = 57,6

% = 99,2

6. pH sediaan = 7,51

7. Volume Sedimentasi

Hari ke - Volume

1

2

3

4

5

6

7

10 mL

5,1 mL

4,5 mL

4,3 mL

4,2 mL

4,1 mL

4 mL

Page 18: Laporan resmi dry syrup kotrimoxazol

Hari ke - 1 2 3 4 5 6 70

2

4

6

8

10

12

Hari ke - 1 2 3 4 5 6 70

0.2

0.4

0.6

0.8

1

1.2

8. Jenis Suspensi = Deflokulasi

9. Ukuran Partikel

Partikel 1 = (16 + 13) / 2 = 14,5

Partikel 2 = (18 + 18) / 2 = 18

Partikel 3 = (10 + 10) / 2 = 10

Partikel 4 = (25 + 35) / 2 = 30

Partikel 5 = (13 + 27) / 2 = 20

Partikel 6 = (27 + 23) / 2 = 38,5

Partikel 7 = (21 + 16) / 2 = 18,5

Partikel 8 = (20 + 16) / 2 = 18

Page 19: Laporan resmi dry syrup kotrimoxazol

Partikel 9 = (12 + 11) / 2 = 11,5

Partikel 10 = (14 + 19) / 2 = 16,5

XI. Pembahasan

Didalam praktikum kali ini, kami membuat dry syrp Kotrimoxazol

yang merupakan kombinasi dari Sulfametaxon dan Trimetroprim, yang

mempunyai khasiat antibiotik yaitu untuk infeksi pada saluran nafas,

gastrointestinal (GI), infeksi pada saluran kemih kelamin, infeksi pada

kulit dan septikemia. Didalam formula juga terdapat zat tambahan

seperti CMC Na yang berfungsi sebagai pengental. Aerosil yang untuk

pengisi untuk dry syrup. Saccharum pulvis digunakan sebagai pemanis

untuk menutupi rasa pahit yang berasal dari suspensi tersebut. Larutan

PVP berguna untuk pengikat dengan memberi daya adhesi pada massa

serbuk pada granulasi dan cetak langsung serta untuk menambah daya

kohesi yang telah ada pada bahan pengisi. Nipagin dan nipasol

memiliki fungsi yang serupa yaitu sebagai pengawet agar suspensi

lebih stabil serta untuk menghambat pertumbuhan mikroba pada

suspensi, walaupun mempunyai khasiat yang sama tetapi nipagin dan

nipasol memiliki konsentrasi yang berbeda dalam penggunaan, jika

nipagin memiliki konsentrasi 0,015 – 0,2% sedangkan nipasol

memiliki konsentrasi 0,01 – 0,02%. Sunset yellow sebagai pewarna

untuk menambah nilai estetika dan essens mangga untuk menutupi

aroma kurang sedap pada sediaan agar saat pasien meminumnya

khususnya pasien anak-anak suka dengan aroma mangga dan rasa

manis sehingga diharapkan anak-anak meminumnya dengan mudah

karena mempunyai warna yang menarik dan juga aromanya yang

sedap.

Permasalahan yang kelompok kami hadapi yaitu pada saat

mencampurkan bahan larutan PVP, nipasol dan nipagin karena sedikit

sukar larut dan membentuk seperti gumpalan putih tetapi dengan

diaduk perlahan – lahan dan diaduk cukup lama akan larut.

Page 20: Laporan resmi dry syrup kotrimoxazol

Permasalahan selanjutnya adalah pada saat bahan Kotrimoksazol,

CMC Na dan Saccharum Pulv dicampur dengan campuran larutan

PVP, Nipagin, Nipasol dan Sunset Yellow akan mengumpal tetapi

dapat diatasi dengan menambahkan campuran larutan ke dalam

campuran serbuk sedikit demi sedikit sambil terus di aduk agar serbuk

terwarnai secara homogen dan agar serbuk tidak menggumpal.

Campuran larutan ditambahkan ke campuran serbuk hingga

terbentuk kalis atau sampai campuran tersebut digenggam tidak

memisah kembali tetapi jika digenggam akan menggumpal, jika sudah

kalis tidak perlu ditambahkan larutan campuran. Campuran serbuk

harus benar – benar kalis karena akan berpengaruh pada proses

granulasi dan pengeringan. Jika kurang kalis pada proses granulasi

akan sulit terbentuk granul dan pada saat pengeringan granul akan

sangat kering sehingga pada saat direkonstitusi dengan air akan sulit

terdispersi ke dalam air sedangkan jika terlalu kalis pada proses

granulasi, granul yang terbentuk besar – besar dan pada saat

pengeringan granul akan sulit untuk kering sehingga lebih lama

pengeringannya dan pada saat direkonstitusi dengan air akan sulit

terdispersi ke dalam air. Pada formula dibuat dalam sediaan suspensi

agar mudah digunakan khususnya untuk pasien anak-anak dan agar

mudah di absorbsi sehingga cepat memberikan efek terapi. Sebelum

sediaan digunakan harus direkonstitusi atau diencerkan dengan air

yang dimurnikan, tidak boleh diencerkan dengan air minum.

Setelah sediaan jadi, kelompok kami melakukan pengujian

diantaranya :

1. LOD Granul

Syarat kadar air pada sediaan dry syrup <2% dan kelompok

kami menghasilkan angka 6,02%. Dan ini menyebabkan

serbuk yang dihasilkan terlalu basah dan menyebabkan

selama penyimpanan serbuk menjadi lembab dan mampu

mengikat antar serbuk, selain itu penambahan air yang

Page 21: Laporan resmi dry syrup kotrimoxazol

terlalu berlebih menyebabkan pengeringan di dalam oven

serta pengaturan suhu yang kurang tepat

2. Waktu Rekonstitusi

I. 00 : 01 : 14 : 28

II. 00 : 00 : 38 : 70

Pada uji waktu rekonstitusi pada suspensi yang telah

direkonstitusi pertama menghasilkan waktu 1 menit 14

detik dan yang kedua hanya 38 detik hal ini disebabkan

oleh ukuran granul, sifat granul. Semakin kecil ukuran

granul maka semakin cepat pula terdistribusinya granul,

selain itu kandungan HPMC tiap bahan jika kandungan

HPMC semakin banyak maka semakin lama suspensi untuk

di rekonstitusikan dan juga suhu air yang digunakan jika

semakin tinggi suhu air yang akan digunakan maka

suspensi semakin cepat untuk direkonstitusikan.

3. Organoleptis

Sebelum sediaan direkonstitusi organoleptis yang

dihasilkan sediaan dalam bentuk granul yang berwarna

orange muda karena menggunakan sunset yellow dan

beraroma khas mangga karena menggunakan odoris

mangga, dan rasa pada sediaan menghasilkan tidak berasa.

Ternyata setelah sediaan direkonstitusi uji organoleptis

menghasilkan sediaan dalam bentuk cair yang berwarna

orang muda dan beraroma khas manga tetapi rasa sediaan

pahit karena rasa dari Ibuprofennya yang memang sudah

pahit selain itu jumlah Saccharin yang digunakan kurang.

4. Bobot Jenis

Bobot jenis yang dihasilkan oleh kelompok kami adalah

1,008964143 dan ini sudah benar karena memang

seharusnya bobot jenis sediaan harus lebih besar

dibandingkan air. Hal ini disebabkan oleh banyaknya

Page 22: Laporan resmi dry syrup kotrimoxazol

jumlah bahan yang digunakan untuk membuat suspensi,

selain itu bobot tiap bahan yang berbeda – beda.

5. Vikositas

Pada uji viskositas dengan RPM 100, CPS 57,6, Spindle 62

sediaan kami menghasilkan 99,2% karena dalam formula

terdapat CMC Na dan HPMC yang berguna untuk

meningkatkan kekentalan maka viskositas dalam sediaan

bertambah. Selain itu, viskositas berhubungan dengan

bobot jenis, semakin besar viskositasnya maka semakin

tinggi pula bobot jenisnya

6. pH

Pada sediaan kami menghasilkan pH 7,51 yang

menunjukkan sediaan bersifat netral. Hal ini dikarenakan

kebersihan dan peralatan yang digunakan oleh para

mahasiswa sudah bersih, kemudian sanitasi dan higiene dari

para personilnya yang sudah benar

7. Ukuran Partikel

Berdasarkan hasil sediaan kami menghasilkan ukuran

partikel yang berbeda – beda antar partikel satu dengan

yang lainnya, ada yang besar ada yang kecil yang

menyebabkan distribusi tidak stabil. Seharusnya ukuran

partikel itu sama agar distribusi granul yang telah

direkonstitusikan harus stabil

8. Jenis suspensi

Berdasarkan dari grafik sedimentasi dapat disimpulkan

bahwa jenis suspensi sediaan kami adalah deflokulasi. Hal

ini menyebablan partikel yang terdapat didalam suspensi

akan mengandap perlahan – lahan dan pada akhirnya akan

membentuk cake yang sangat keras sehingga menyebabkan

sukar sekali untuk terdispersi kembali.

Page 23: Laporan resmi dry syrup kotrimoxazol

9. Volume Sedimentasi

Volume sedimentasi yang telah dilakukan oleh kelompok

kami selama 7 hari menunjukkan pennurunan yang sangat

drastis dari hari pertama hingga hari ke tujuh. Volume

sedimentasi dari hari ke 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7 berdasarkan grafik

sediaan kami mengalami penurunan pengendapan yang

drastis dari hari – 1 ke hari ke – 2 dan hari selanjutnya dari

hari ke – 3, ke – 4, ke – 5, ke – 6 sampai ke – 7 mengalami

penurunan yang stabil.

XII. Kesimpulan

1. Mahasiswa mampu membuat sediaan Dry Syrup Kotrimoxazol

yang baik dan benar

2. Mahasiswa mampu mengevaluasi sediaan dry syrup (Organoleptis,

pH, BJ, Viskositas, Waktu rekonstitusi, volume sedimentasi,

ukuran partikel, jenis suspensi)

3. Mahasiswa mampu membuat kemasan sekunder untuk Dry Syrup

Kotrimoxazol

Page 24: Laporan resmi dry syrup kotrimoxazol

XIII. Daftar Pustaka

Agoes, Goeswin. 2012. Sediaan Farmasi Likuida – Semisolida

(SFI – 7). ITB : Bandung

Agoes, Goeswin. 2012. Sediaan Farmasi Padat (SFI – 6). ITB :

Bandung

Anonim, 1979. Farmakope Indonesia edisi III. Departemen

Kesehatan RI : Jakarta

Anonim, 2000. Informatorium Obat Nasional Indonesia.

Departemen Kesahatan RI : Jakarta

Anonim, 2010. Kondeks Makanan Indonesia. Departemen

Kesehatam RI : Jakarta

Raymond,dkk. 2009. Handbook of Pharmaceutical Excipients

Sixth Edition. Pharmaceutical Press and American Pharmacists

Association. Inggris

Semarang, 6 Maret 2014

Dosen Pembimbing Praktikum

Hani Novita