laporan pts & ptk total

33
1 LAPORAN PENELITIAN TINDAKAN SEKOLAH (PTS) MENINGKATKAN KEMAMPUAN GURU DALAM MEMBUAT POWERPOINT UNTUK MEDIA PEMBELAJARAN MELALUI INHOUSE TRAINING DI SMK TEKNIK INDUSTRI PURWAKARTA Oleh : HELDY ERISTON, S.Pd Nip: 19700210 199512 1 001 Jabatan: Kepala Sekolah YAYASAN ELSAGARA SAKTI SMK TEKNIK INDUSTRI Jl. Veteran Gg KNPI No. 1 Tlp. (0264) 202534 PURWAKARTA TAHUN 2011

Upload: heldy-eriston

Post on 31-May-2015

6.362 views

Category:

Documents


26 download

DESCRIPTION

contoh laporan PTs & PTK, semoga bermanfaat kunjungi www.heldy.tekindpwk.net

TRANSCRIPT

Page 1: Laporan pts & ptk total

1

LAPORAN PENELITIAN TINDAKAN SEKOLAH

(PTS)

MENINGKATKAN KEMAMPUAN GURU DALAM MEMBUAT POWERPOINT UNTUK MEDIA PEMBELAJARAN MELALUI

INHOUSE TRAINING DI SMK TEKNIK INDUSTRI PURWAKARTA

Oleh : HELDY ERISTON, S.Pd

Nip: 19700210 199512 1 001

Jabatan: Kepala Sekolah

YAYASAN ELSAGARA SAKTI

SMK TEKNIK INDUSTRI Jl. Veteran Gg KNPI No. 1 Tlp. (0264) 202534

PURWAKARTA TAHUN 2011

Page 2: Laporan pts & ptk total

2

ABSTRAK

Peningkatan mutu pembelajaran di sekolah sangat tergantung dari beberapa

faktor. Faktor yang sangat penting antara lain adalah foktor kemampuan guru

dalam membuat media pembelajaran yang kreatif, inovatif, efektif, dan

menyenangkan. Fasilitas Powerpoint dapat menjadi salah satu media

pembelajaran yang kreatif, inovatif, efektif dan menyenangkan itu.

Untuk meningkatkan kemampuan para guru membuat power point untuk media

pendidikan dapat diupayakan melalui bermacam-macam cara. Dalam Penelitian

Tindakan Sekolah (PTS) ini, dicobakan tindakan dengan cara In House Training

untuk para guru di SMK Teknik Industri Kabupaten Purwakarta. Penelitian ini

dilaksanakan dalam dua siklus. Dari hasil penelitian dan analisa data, ternyata

pada siklus kedua, kemampuan guru membuat powerpoint untuk media

pembelajaran meningkat secara signifikan dan memenuhi indikator yang telah

ditetapkan sebesar 75%.

Dari hasil penelitian ini, dapat disimpulkan bahwa untuk meningkatkan

kemampuan guru membuat powerpoint untuk media pembelajaran dapat

dilakukan dengan cara pemberian In House Training kepada guru.

Kata Kunci : Kemampuan Guru, Powerpoint, Media Pembelajaran, In House

Training

Page 3: Laporan pts & ptk total

3

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur dipanjatkan kehadirat Allah SWT, atas Rahmat dan

Hidayahnya sehingga peneliti dapat menyelesaikan kegiatan penyusunan laporan

Penelitian Tindakan Sekolah (PTS) ini.

Keberhasilan seorang guru dalam melaksanakan proses belajar mengajar

sangat dipengaruhi oleh kesiapan administrasi, media pembelajaran, dan

penguasaan kompetensi secara memadai, untuk itu dipandang penting

mempersiapkan kompetensi guru sebagai pendidik dan pengajar antar lain dapat

ditempuh melalui peningkatan kemampuan guru dalam membuat media

pembelajaran dengan media powerpoint.

Pelaksanakan PTS ini selain untuk mendapatkan umpan balik guna

menyusun program kerja selanjutnya juga untuk membantu guru meningkatkan

kompetensi terutama dalam pembuatan media pembelajan

Dalam melaksanakan kegiatan Penelitian Tindakan Sekolah sudah pasti

adanya masalah-masalah yang dihadapi dan sangat perlu untuk ditindaklanjuti

secara menyeluruh baik mulai dari tahap perencanaan, pelaksanaan, observasi

maupun evaluasi dan refleksi. Peneliti menyadari PTS yang dilaksanakan masih

jauh dari kata kesempurnaan namun peneliti berharap kiranya dapat bermanfaat

bagi pembaca yang berkesempatan membaca laporan PTS ini.

Page 4: Laporan pts & ptk total

4

Dalam kesempatan ini perkenankanlah peneliti menyampaikan terima

kasihkepada pihak-pihak yang telah memberikan kontribusi dalam penyelesaian

PTS ini, antara lain kepada:

1. Bapak H. Deddy Effendi, S.Pd. M.M. selaku Kepala Dinas Pendidikan Pemuda

dan Olah Raga Kabupaten Purwakarta;

2. Bapak Drs. Syarif Hidayat, M.Pd. selaku Pengawas Pembina SMK Teknik

Industri Purwakarta;

3. Bapak dan Ibu Guru SMK Teknik Industri Purwakarta yang telah berperan

aktif dalam kegiatan penelitian ini;

4. Siswa-siswi SMK Teknik Industri Purwakarta yang telah membantu

memberikan informasi yang diperlukan dalam penelitian tindakan sekolah ini;

5. Berbagai pihak yang telah memberikan bantuan serta kerjasama dari awal

sampai akhir dalam kegiatan penelitian maupun penyusunan laporan PTS ini.

Semoga apa yang telah kita lakukan mendapat ridho Allah SWT dan

bermanfaat bagi kehidupan kita di dunia ini maupun di kehidupan akhirat nanti.

Peneliti,

Heldy Eriston, S.Pd.

Page 5: Laporan pts & ptk total

5

DAFTAR ISI

ABSTRAK i

KATA PENGANTAR ……………………………………………………………........... ii

DAFTAR ISI ……………………………………………………………………………….. iv

BAB I PENDAHULUAN ……………………………………………. 1

A. Latar Belakang …………………………………………....... 1

B. Identifikasi Masalah ………………………………………… 2

C. Rumusan Masalah ………………………………………….. 3

D. Tujuan Penelitian …………………………………………… 3

E. Manfaat Penelitian ………………………………………….. 4

BAB II KAJIAN PUSTAKA 5

A. Kajian Teori ……………………………………………………. 6

B. Penyelesaian Masalah ………………………………………. 11

BAB III METODE PENELITIAN 13

A. Subjek, Lokasi, dan Waktu Penelitian …………………. 13

B. Prosedur Penelitian ……………………….…………………. 13

C. Teknik Pengumpulan Data ………………………………… 15

D. Teknik Analisis Data …………………………………………. 15

Page 6: Laporan pts & ptk total

6

Bab IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 16

A. Kondisi Awal ……………………………………………………. 16

B. Siklus 1 …………………………………………………………… 16

C. Siklus 2 …………………………………………………………… 19

D. Pembahasan ……………………………………………………. 21

Bab V SIMPULAN DAN SARAN 24

A. Simpulan …………………………………………………………. 24

B. Saran ……………………………………………………………… 24

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN-LAMPIRAN

vi

viii

Page 7: Laporan pts & ptk total

7

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Salah satu penyebab rendahnya mutu pendidikan di Indonesia adalah

komponen mutu guru. Rendahnya profesionalitas guru di Indonesia dapat

dilihat dari kelayakan guru mengajar. Menurut Balitbang Depdiknas, guru-

guru yang layak mengajar ternyata masih rendah yaitu untuk tingkat SD baik

negeri maupun swasta hanya 28,94%, sedangkan guru SMP negeri 54,12%

dan guru SMP swasta 60,99%. Hanya 65,29% guru SMA negeri yang layak

mengajar dan guru SMA swasta 64,73%. Demikian pula dengan guru SMK

negeri 55,91 % dan swasta 58,26 %. Salah satu faktor penentu kelayakan guru

mengajar adalah kemampuan guru mengembangkan media pembelajaran

yang efektif dan menarik sesuai dengan materi pembelajaran yang

diampunya. Untuk meningkatkan kemampuan guru membuat media

pembelajaran merupakan salah satu tugas pembinaan kepala sekolah.

Pembinaan guru harus berlangsung secara berkesinambungan, karena

prinsip mendasar adalah guru harus merupakan a learning person, belajar

sepanjang hayat masih dikandung badan. Sebagai guru profesional dan telah

menyandang sertifikat pendidik, guru berkewajiban untuk terus

mempertahankan profisionalitasnya sebagai guru.

Pembinaan profesi guru secara terus menerus (continuous profesional

development) untuk meningkatkan kemampuan guru dapat dilakukan dengan

Page 8: Laporan pts & ptk total

8

berbagai cara antara lain: menggunakan wadah guru yang sudah ada, yaitu

kelompok kerja guru (KKG) untuk tingkat SD dan musyawarah guru mata

pelajaran (MGMP) untuk tingkat sekolah menengah, dengan cara supervisi

akademis, atau dilakukan dengan cara in house training guru mata pelajaran

yang dilakukan oleh kepala sekolah di sekolah masing-masing.

Untuk melaksanakan pembelajaran yang aktif, inovatif, kreatif, efektif dan

menyenangkan (PAIKEM), seorang guru dituntut untuk mampu membuat

media pembelajaran yang inovatif, kreatif, efektif dan menyenangkan

sehingga dapat menciptakan pembelajaran siswa aktif. Salah satu media yang

perlu dikembangkan yaitu media yang memanfaatkan teknologi informasi

salah satunya yaitu powerpoint.

Dengan in house training pembuatan media pendidikan yang

menggunakan powerpoint diharapkan dapat membantu guru di SMK Teknik

Industri Purwakarta meningkatkan kemampuannya dalam membuat media

pendidikan yang menarik, efektif, inofatif dan kreatif, karena powerpoint

merupakan sarana presentasi yang lengkap, mudah, menarik, efektif dan

menyenangkan.

B. Identifikasi Masalah

Setelah memperhatikan dan mengamati penjelasan dalam latar

belakang tersebut, maka dapat melangkah untuk mengidentifikasikan

masalah-masalah dalam pembelajaran disekolah sebagai berikut:

Page 9: Laporan pts & ptk total

9

1. Kemampuan guru membuat powerpoint untuk media pembelajaran di

SMK Teknik Industri Purwakarta rendah.

2. Media pembelajaran yang sudah ada di SMK Teknik Industri tidak

menarik.

3. Guru di SMK Teknik Industri tidak bisa membuat powerpoint untuk

media pembelajaran yang menarik.

C. Rumusan Masalah

Sesuai dengan latar belakang dan identifikasi masalah di atas,

diperoleh rumusan masalah sebagai berikut :

1. Bagaimanakah langkah-langkah in house training dalam meningkatkan

kemampuan guru membuat powerpoint untuk media pembelajaran di

SMK Teknik Industri Purwakarta?

2. Apakah in house training dapat meningkatkan kemampuan guru

membuat powerpoint untuk media pembelajaran di SMK Teknik

Industri Purwakarta?

D. Tujuan Penelitian

Pelaksanakan Penelitian Tindakan Sekolah (PTS) ini bertujuan untuk:

1. Untuk mengetahui langkah-langkah in house training dalam

meningkatkan kemampuan guru membuat powerpoint untuk media

pembelajaran di SMK Teknik Industri Purwakarta.

Page 10: Laporan pts & ptk total

10

2. Untuk meningkatkan kemampuan guru membuat powerpoint untuk

media pembelajaran di SMK Teknik Industri Purwakarta.

E. Manfaat Penelitian

Penyelenggaraan Penelitian Tindakan Sekolah (PTS) ini

diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut:

1. Manfaat penelitian bagi Kepala Sekolah adalah sebagai umpan balik

atau feedback untuk membuat program sekolah yang menunjang

pemanfaatan teknologi informasi sebagai media pembelajaran.

2. Manfaat penelitian bagi guru yaitu meningkatkan kemampuan guru

membuat powerpoint sebagai media pembelajaran.

3. Manfaat bagi siswa yaitu siswa dapat belajar dengan media

pembelajaran yang menarik.

Page 11: Laporan pts & ptk total

11

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Kajian Teori

1. Pengertian Kemampuan Guru

Yang dimaksud kemampuan guru di sini adalah kompetensi guru.

Apa yang dimaksud dengan kompetensi itu? Louise Moqvist (2003)

mengemukakan bahwa “competency has been defined in the light of actual

circumstances relating to the individual and work. Sementara itu, dari

Trainning Agency sebagaimana disampaikan Len Holmes (1992)

menyebutkan bahwa : ” A competence is a description of something which

a person who works in a given occupational area should be able to do. It

is a description of an action, behaviour or outcome which a person should

be able to demonstrate.”

Dari kedua pendapat di atas kita dapat menarik benang merah

bahwa kompetensi pada dasarnya merupakan gambaran tentang apa yang

seyogyanya dapat dilakukan (be able to do) seseorang dalam suatu

pekerjaan, berupa kegiatan, perilaku dan hasil yang seyogyanya dapat

ditampilkan atau ditunjukkan.

Agar dapat melakukan (be able to do) sesuatu dalam pekerjaannya,

tentu saja seseorang harus memiliki kemampuan (ability) dalam bentuk

Page 12: Laporan pts & ptk total

12

pengetahuan (knowledge), sikap (attitude) dan keterampilan (skill) yang

sesuai dengan bidang pekerjaannya.

Sejalan dengan tantangan kehidupan global, peran dan tanggung

jawab guru pada masa mendatang akan semakin kompleks, sehingga

menuntut guru untuk senantiasa melakukan berbagai peningkatan dan

penyesuaian penguasaan kompetensinya. Guru harus harus lebih dinamis

dan kreatif dalam mengembangkan proses pembelajaran siswa. Jika guru

tidak memahami mekanisme dan pola penyebaran informasi yang

demikian cepat, ia akan terpuruk secara profesional. Kalau hal ini terjadi,

ia akan kehilangan kepercayaan baik dari siswa, orang tua maupun

masyarakat. Untuk menghadapi tantangan profesionalitas tersebut, guru

perlu berfikir secara antisipatif dan proaktif. Artinya, guru harus

melakukan pembaruan ilmu dan pengetahuan yang dimilikinya secara

terus menerus. Sementara itu, dalam praktik pembelajaran pun tampaknya

masih terjadi keragaman (Prayitno, 2005).

2. Pengertian Media Pembelajaran

Kata media merupakan bentuk jamak dari kata medium. Medium dapat

didefinisikan sebagai perantara atau pengantar terjadinya komunikasi dari

pengirim menuju penerima (Heinich et.al., 2002; Ibrahim, 1997; Ibrahim

et.al., 2001). Media merupakan salah satu komponen komunikasi, yaitu

sebagai pembawa pesan dari komunikator menuju komunikan (Criticos,

Page 13: Laporan pts & ptk total

13

1996). Berdasarkan definisi tersebut, dapat dikatakan bahwa proses

pembelajaran merupakan proses komunikasi. Proses pembelajaran

mengandung lima komponen komunikasi, guru (komunikator), bahan

pembelajaran, media pembelajaran, siswa (komunikan), dan tujuan

pembelajaran.

Jadi, Media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat digunakan

untuk menyalurkan pesan (bahan pembelajaran), sehingga dapat

merangsang perhatian, minat, pikiran, dan perasaan siswa dalam kegiatan

belajar untuk mencapai tujuan belajar.

Oleh karena proses pembelajaran merupakan proses komunikasi dan

berlangsung dalam suatu sistem, maka media pembelajaran menempati

posisi yang cukup penting sebagai salah satu komponen sistem

pembelajaran. Tanpa media, komunikasi tidak akan terjadi dan proses

pembelajaran sebagai proses komunikasi juga tidak akan bisa berlangsung

secara optimal. Media pembelajaran adalah komponen integral dari sistem

pembelajaran.

Dalam proses pembelajaran, media memiliki fungsi sebagai pembawa

informasi dari sumber (guru) menuju penerima (siswa). Sedangkan metode

adalah prosedur untuk membantu siswa dalam menerima dan mengolah

informasi guna mencapai tujuan pembelajaran.

Yang termasuk perangkat media adalah: material, equipment,

hardware, dan software. Istilah material berkaitan erat dengan istilah

equipment dan istilah hardware berhubungan dengan istilah software.

Page 14: Laporan pts & ptk total

14

Material (bahan media) adalah sesuatu yang dapat dipakai untuk

menyimpan pesan yang akan disampaikan kepada auidien dengan

menggunakan peralatan tertentu atau wujud bendanya sendiri, seperti

transparansi untuk perangkat overhead, film, filmstrip, dan film slide,

gambar, grafik, dan bahan cetak. Sedangkan equipment (peralatan) ialah

sesuatu yang dipakai untuk memindahkan atau menyampaikan sesuatu

yang disimpan oleh material kepada audien, misalnya proyektor film slide,

video tape recorder, papan tempel, papan flanel, dan sebagainya.

3. Pengertian Powerpoint

Microsoft PowerPoint atau Microsoft Office PowerPoint adalah

sebuah program komputer untuk presentasi yang dikembangkan oleh

Microsoft di dalam paket aplikasi kantoran mereka, Microsoft Office,

selain Microsoft Word, Excel, Access dan beberapa program lainnya.

PowerPoint berjalan di atas komputer PC berbasis sistem operasi

Microsoft Windows dan juga Apple Macintosh yang menggunakan sistem

operasi Apple Mac OS, meskipun pada awalnya aplikasi ini berjalan di

atas sistem operasi Xenix. Aplikasi ini sangat banyak digunakan, apalagi

oleh kalangan perkantoran dan pebisnis, para pendidik, siswa, dan trainer.

Dimulai pada versi Microsoft Office System 2003, Microsoft mengganti

nama dari sebelumnya Microsoft PowerPoint saja menjadi Microsoft

Office PowerPoint. Versi terbaru dari PowerPoint adalah versi 12

Page 15: Laporan pts & ptk total

15

(Microsoft Office PowerPoint 2007), yang tergabung ke dalam paket

Microsoft Office System 2007.

Powerpoint juga merupakan sebuah alat presentasi yang menarik

yang dapat dijadikan sebagai media pembelajaran. Penggunaan program

ini pun memiliki kelebihan sebagai berikut:

a. Penyajiannya menarik karena ada permainan warna, huruf dan animasi,

baik animasi teks maupun animasi gambar atau foto.

b. Lebih merangsang anak untuk mengetahui lebih jauh informasi tentang

bahan ajar yang tersaji.

c. Pesan informasi secara visual mudah dipahami peserta didik.

d. Tenaga pendidik tidak perlu banyak menerangkan bahan ajar yang

sedang disajikan.

e. Dapat diperbanyak sesuai kebutuhan, dan dapat dipakai secara berulang-

ulang.

f. Dapat disimpan dalam bentuk data optik atau magnetik. (CD / Disket /

Flashdisk), sehingga paraktis untuk di bawa ke mana-mana.

4. Pengertian Inhouse Training

a. Definisi In House Training

In House Training adalah program pelatihan / training yang

diselenggarakan oleh suatu perusahaan atau organisasi dengan

menggunakan tempat pelatihan sendiri, peralatan sendiri, menentukan

Page 16: Laporan pts & ptk total

16

peserta dan dengan mendatangkan Trainer sendiri. Jadi, anda

menyiapkan tempat (baik itu di kantor, di hotel, dll) kemudian

menyediakan peralatan dan mendatangkan Trainer yang sesuai dengan

topik tertentu yang Anda butuhkan.

Pelatihan sangat diperlukan untuk diberikan kepada karyawan

sebagai bagian dari persyaratan legislatif untuk kinerja industri dan

standar keselamatan atau persyaratan pendidikan berkelanjutan. Hal

ini pun sangat dibutuhkan untuk menjaga kualitas SDM untuk

memaksimalkan potensi yang mereka miliki dan relevan dengan yang

mereka hadapi dalam bekerja.

b. Tujuan Dan Manfaat In House Training

In house training biasanya diselenggarakan dengan berbagai tujuan

dan target tertentu. Tujuan In-House Training diantaranya:

1. Meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) yang bekerja

atau didayagunakan oleh instansi terkait. Hal ini diharapkan dapat

mendukung target organisasi dalam upaya mencapai sasaran yang

telah ditetapkan. Bekerja sesuai Misi dan Visi organisasi.

2. Menciptakan interaksi antara peserta. Jika organsisasi, instansi atau

perusahaan yang memiliki banyak cabang di berbagai daerah yang

tersebar di Indonesia maka besar kemungkinan mereka memiliki

cara kerja yang berbeda, pengalaman yang berbeda, dan kualitas

Page 17: Laporan pts & ptk total

17

yang berbeda. Dengan In House Training peserta dapat bertukar

informasi sehingga bukan tidak mungkin ini cara yang paling

efektif untuk menciptakan standarisasi kinerja yang paling efektif.

Mana yang paling bagus, mana yang paling efektif dan mana yang

terbaik bisa dibuat standar kerja di semua cabang sehingga semua

cabang bisa berkembang secara merata dengan kualitas terdahsyat.

Masuk akal, kan?

3. Mempererat rasa kekeluargaan dan kebersamaan antara karyawan.

Karena mereka bekerja untuk satu naungan yang sama, bukan tidak

mungkin mereka tidak lagi kaku untuk sharing, bersahabat dan

lebih kompak. Dengan ini keuntungan untuk perusahaan jadi sangat

besar, bukan?

4. Meningkatkan motivasi dan budaya belajar yang

berkesinambungan. Hal ini bisa mengeksplorasi permasalahan-

permasalahan yang dihadapi di lapangan yang berkaitan dengan

peningkatan efektifitas kerja, sehingga dapat mencari solusi secara

bersama-sama dengan kemungkinan solusi terbaik.

B. Penyelesaian Masalah

Berkembangnya komunikasi elektronik, membawa perubahan-

perubahan besar dalam dunia pendidikan. Satu hal yang harus dihindari yaitu

anggapan bahwa kedudukan guru akan diganti oleh alat elektronik dan

teknologi informasi komunikasi. Dengan keberadaan teknologi informasi dan

Page 18: Laporan pts & ptk total

18

elektronik, menambah pentingnya kehadiran guru. Berubahnya fungsi guru

dan peranan guru dikaitkan dengan upaya untuk memecahkan salah satu

masalah pendidikan yaitu, 1) dengan membebaskan guru dari kegiatan rutin

yang banyak, 2) melengkapi guru-guru dengan teknik-teknik keterampilan

kualitas yang paling tinggi, 3) Pengembangan penyajian kelas dengan tekanan

pada pelayanan perorangan semaksimal mungkin dalam setiap mata

pelajaran, 4) mengembangkan pengajaran yang terpilih didasarkan pada

kemampuan individu siswa. Dari penjelasan di atas tentang peran baru

guru dalam dunia pendidikan diharapkan dapat memperbaiki kualitas

pendidikan, sehingga penggunaan berbagai macam media pembelajaran akan

menggantikan beberapa fungsi instruksional guru ( Sulaeman, 1988:24:24-

25). Dengan pendekatan in house training diharapkan kemampuan guru

dalam membuat powerpoint media pembelajaran dapat meningkat.

Page 19: Laporan pts & ptk total

19

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Subjek, Lokasi, dan Waktu Penelitian

Pada PTS ini subjek adalah guru-guru di SMK Teknik Industri Purwakarta

dan dilaksanakan pada Juni s.d. September 2011.

B. Prosedur Penelitian

Kondisi awal sebelum penelitian diduga bahwa guru di SMK Teknik

Industri Purwakarta belum mampu membuat powerpoint sebagai media

pembelajaran . Diduga pula bahwa tidak ada media pembelajaran yang menarik

di SMK Teknik Industri Purwakarta.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Penelitian

Tindakan Sekolah (PTS). PTS merupakan suatu prosedur penelitian yang

diadaptasi dari Penelitian Tindakan Kelas (PTK) (Panitia Pelaksana Pendidikan

dan Latihan Profesi Guru Rayon 10 Jawa Barat, 2009 : 73). Penelitian tindakan

sekolah merupakan “(1) penelitian partisipatoris yang menekankan pada

tindakan dan refleksi berdasarkan pertimbangan rasional dan logis untuk

melakukan perbaikan terhadap suatu kondisi nyata; (2) memperdalam

pemahaman terhadap tindakan yang dilakukan; dan (3) memperbaiki situasi

dan kondisi sekolah / pembelajaran secara praktis” (Depdiknas, 2008 : 11-12).

Secara singkat, PTS bertujuan untuk mencari pemecahan permasalahan nyata

Page 20: Laporan pts & ptk total

20

yang terjadi di sekolah-sekolah, sekaligus mencari jawaban ilmiah bagaimana

masalah-masalah tersebut bisa dipecahkan melalui suatu tindakan perbaikan.

Dalam penelitian tindakan ini permasalahan rendahnya kemampuan guru

membuat powerpoint untuk media pembelajaran akan ditingkatkan melalui in

house training yang dilakukan oleh kepala sekolah, kegiatan tersebut diamati

kemudian dianalisis dan direfleksi. Hasil revisi kemudian diterapkan kembali

pada siklus-siklus berikutnya.

Penelitian ini adalah penelitian tindakan model Stephen Kemmis dan

Mc.Taggart (1998) yang diadopsi oleh Suranto (2000; 49) yang kemudian

diadaptasikan dalam penelitian ini. Model ini menggunakan sistem spiral

refleksi diri yang dimulai dari rencana, tindakan, pengamatan, refleksi, dan

perencanaan kembali yang merupakan dasar untuk suatu ancang-ancang

pemecahan masalah. Seperti yang diungkapkan oleh Mills (200;17) “Stephen

Kemmis has created a well known representation of the action research spiral

…”. Peneliti menggunakan model ini karena dianggap paling praktis dan

aktual.

Kegiatan penelitian tindakan sekolah ini terdiri atas beberapa tahap yaitu :

1. Perencanaan

2. Pelaksanaan

3. Pengamatan

4. Refleksi

Prosedur pada penelitian tindakan sekolah ini menggunakan minimal dua

siklus sampai tercapainya tujuan penelitian dengan indikator berhasilan

Page 21: Laporan pts & ptk total

21

tindakan yang ditetapkan yaitu minimal 75% guru sudah dapat membuat

powerpoint untuk media pembelajaran.

C. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data pada PTS ini yaitu;

1) Observasi dan Pengamatan langsung

2) Wawancara

3) Survey dengan instrument pengumpulan data.

D. Teknik Analisa Data

Teknik analisa data pada PTS ini yaitu menggunakan analisis

deskriptif tentang perubahan kemampuan guru membuat powerpoint untuk

media pendidikan pada kondisi awal sebelum atau pada awal penelitian

dilakukan dengan kondisi akhir setelah penelitian dilakukan.

Indikator keberhasilan tindakan yaitu apabila 75% guru sudah dapat

membuat powerpoint untuk media pembelajaran.

Page 22: Laporan pts & ptk total

22

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

(SIKLUS TINDAKAN)

A. Kondisi Awal

Pada awal sebelum pelaksanaan tindakan meningkatkan

kemampuan guru SMK Teknik Industri dalam membuat powerpoint untuk

media pembelajaran sangat rendah. Hal ini tergambar dari data awal yang

dikumpulkan melalui metoda observasi dan kuesioner yang dilakukan

terhadap guru, yaitu 59 % guru belum bisa membuat powerpoint, 32% guru

bisa membuat powerpoint tingkat dasar dan 9 % guru sudah bisa membuat

powerpoint tingkat mahir.

B. Siklus 1

Siklus 1 dilaksanakan pada bulan Agustus minggu kedua dengan kegiatan

sebagai berikut:

1. Perencanaan

- Mencari kondisi awal kemampuan guru dalam membuat

powerpoint untuk media pembelajaran dan ketersediaan media

pembelajaran yang sudah ada melalui kuesioner tentang

pengetahuan dan kemampuan guru.

Page 23: Laporan pts & ptk total

23

- Menghubungi/mengundang guru untuk menjadi subjek penelitian

dan memberi pengarahan tentang pelaksanaan in house training.

- Menghubungi guru Teknik Informatika untuk menjadi pembimbing

pada pelaksanaan in house training.

- Membuat instrumen wawancara, pengamatan dan observasi.

- Membuat jadwal pelaksanaan in house training .

2. Pelaksanaan

Pelaksanaan In House training dilakukan pada tanggal 29 Juli 2011

pukul 08.00 s.d. 11.00 WIB. Dengan kegiatan sebagai berikut:

- Melaksanakan In house training bagi guru untuk meningkatkan

kemampuan membuat powerpoint untuk media pembelajaran.

- Mengamati pelaksanaan In house training.

- Mengobservasi apakah ada perubahan kemampuan guru dalam

membuat powerpoint untuk media pembelajaran.

3. Hasil Pengamatan

- Mengamati pelaksanaan In house training.

- Mengobservasi apakah ada perubahan kemampuan guru dalam

membuat powerpoint untuk media pembelajaran.

- Melakukan refleksi kegiatan dengan guru dan pembimbing.

Page 24: Laporan pts & ptk total

24

Dari hasil pengamatan dan observasi serta rekap kuesioner

tingkat kemampuan guru dalam membuat powerpoint untuk media

pembelajaran dapat dilihat pada tabel berikut :

TABEL REKAPITULASI TINGKAT KEMAMPUAN GURU

DALAM MEMBUAT POWERPOINT PADA SIKLUS 1

-

NO.

TINGKAT

KEMAMPUAN

KONDISI

AWAL

HASIL IHT

1 Tidak Bisa 59% 9%

2 Dasar 32% 50%

3 Mahir 9 41%

Dari data di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa tingkat

kemampuan guru membuat powerpoint untuk media pembelajaran

pada proses kegiatan IHT sebanyak 41% guru sudah mencapai

tingkat mahir. Berdasarkan indikator yang telah ditetapkan bahwa

keberhasilan tindakan adalah 75%, atau bila 75% guru telah

mencapai tingkat mahir, jadi peneliti berkesimpulan harus

diadakan penelitian atau tindakan lagi pada siklus berikutnya atau

siklus kedua.

Page 25: Laporan pts & ptk total

25

4. Evaluasi dan Refleksi

Setelah selesai siklus 1 maka diadakan refleksi mengenai

kelemahan atau kekurangan dari pelaksanaan tindakan pada siklus

pertama. Refleksi dilaksanakan bersama-sama fasilitator/pembimbing

dan guru untuk menentukan tindakan perbaikan pada siklus berikutnya.

Dari hasil refleksi dapat diambil suatu kesimpulan bahwa harus ada

penambahan waktu kegiatan IHT dari semula 3 jam pada siklus pertama

menjadi 6 jam pada siklus selanjutnya, harus juga melengkapi sarana

prasarana seperti perangkat komputer atau laptop dan penambahan

pembimbing untuk membimbing guru peserta IHT.

C. Siklus 2

1. Perencanaan

Pada siklus 2 tahapan dan prosedur pelaksanaan in house training

sama dengan siklus 1 dengan kondisi awal hasil pelaksanaan in house

training siklus 1 dan perbaikan-perbaikan yang diperlukan sesuai hasil

evaluasi pelaksanaan pada siklus 1. Dari hasil refleksi

pada siklus 1 perlu dilakukan perencanaan yang lebih baik untuk kegiatan

IHT pada siklus 2, penambahan sarana berupa pemberian kredit laptop

kepada 11 orang guru. Pada siklus 2 ini juga dilibatkan siswa jurusan RPL

yang mempunyai prestasi dikelasnya untuk menjadi pendamping guru

peserta IHT. Waktu pelaksanaan juga direncanakan bertambah.

Page 26: Laporan pts & ptk total

26

2. Pelaksanaan

Pelaksanaan In House training dilakukan pada tanggal 8

September 2011 pukul 09.00 s.d. 16.00 WIB.

3. Hasil Pengamatan

Dari hasil pengamatan dan observasi serta rekap kuesioner

tingkat kemampuan guru dalam membuat powerpoint untuk media

pembelajaran pada siklus 2dapat dilihat pada tabel berikut :

TABEL REKAPITULASI TINGKAT KEMAMPUAN GURU

DALAM MEMBUAT POWERPOINT PADA SIKLUS 2

-

NO.

TINGKAT

KEMAMPUAN

KONDISI

AWAL

HASIL IHT

1 Tidak Bisa 9% 0%

2 Dasar 50% 14%

3 Mahir 41 86%

Dari data di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa tingkat

kemampuan guru membuat powerpoint untuk media pembelajaran

pada proses kegiatan IHT sebanyak 86% guru sudah mencapai

tingkat mahir. Berdasarkan indikator yang telah ditetapkan bahwa

keberhasilan tindakan adalah 75%, atau bila 75% guru telah

mencapai tingkat mahir, jadi peneliti berkesimpulan adanya

Page 27: Laporan pts & ptk total

27

peningkatan kemampuan guru membuat powerpoint untuk media

pembelajaran melebihi indicator yang telah ditetapkan.

4. Evaluasi dan Refleksi

Setelah selesai pelaksanaan tindakan pada siklus kedua maka

diadakan refleksi mengenai kelemahan atau kekurangan dari

pelaksanaan tindakan pada siklus kedua tersebut. Dari hasil observasi

dan data yang diperoleh, peneliti mengambil kesimpulan bahwa

tindakan yang dilaksanakan pada siklus kedua dinyatakan berhasil,

karena terdapat 86% guru yang telah mempunyai kemampuan

membuat powerpoint untuk media pembelajaran tingkat mahir, atau

melebihi target yang telah ditentukan sebesar 75%.

D. Pembahasan

Teknik pengumpulan data pada PTS ini yaitu;

4) Observasi dan Pengamatan langsung

5) Wawancara

6) Survey dengan instrument pengumpulan data kuesioner.

Teknik analisa data pada PTS ini yaitu menggunakan analisis

deskriptif tentang perubahan kemampuan guru membuat powerpoint untuk

media pendidikan pada kondisi awal sebelum atau pada awal penelitian

dilakukan dengan kondisi akhir setelah penelitian dilakukan.

Page 28: Laporan pts & ptk total

28

Indikator keberhasilan tindakan yaitu apabila 75% guru sudah dapat

membuat powerpoint untuk media pembelajaran pada tingkat mahir.

Pada saat kondisi awal sebelum tindakan diketahui bahwa terdapat 13

orang guru atau 59% guru yang tidak bisa membuat powerpoint, 7 orang

guru atau 32% guru yang bisa membuat powerpoint sederhana atau tingkat

dasar, dan 2 orang guru atau 9% yang sudah mahir membuat powerpoint.

Setelah tindakan siklus 1 dilaksanakan terjadi peningkatan

kemampuan guru membuat powerpoint untuk media pembelajaran sebagai

berikut:

- Hanya terdapat 2 orang guru atau 9% guru yang belum bisa membuat

powerpoint dari semula 13 orang atau 59%. Terjadi penurunan yaitu

sebesar 50%. Ini berarti 91% guru sudah mampu membuat powerpoint

untuk media pembelajaran dengan perincian 50 % tingkat dasar dan 41

% tingkat mahir.

- Terdapat 11 orang guru atau 50 % yang bisa secara sederhana membuat

powerpoint dari semula 7 orang atau 32 %. Terjadi peningkatan sebesar

18 %.

- 41% guru atau 9 orang guru dari semula 2 orang atau 9% sudah

mencapai tingkat mahir dalam membuat power point untuk media

pembelajaran. Berarti terdapat peningkatan sebesar 32%.

Page 29: Laporan pts & ptk total

29

Namun demikian hasil tindakan pada siklus 1 belum mencapai

target sesuai indikator yang telah ditentukan yaitu 75% pada tingkat mahir,

sehingga dilaksanakan tindakan siklus 2 dengan hasil sebagai berikut:

- Terdapat 0% guru yang tidak bisa membuat powerpoint. Berarti

semua (100%) guru sudah dapat membuat powerpoint.

- Terdapat 3 orang guru atau 14% guru dapat membuat powerpoint

tingkat dasaratau sederhana.

- Terdapat 19 orang guru atau 86% guru sudah mahir membuat

powerpoint untuk media pembelajaran.

Dari data ini berarti indikator keberhasilan tindakan sudah

terpenuhi bahkan terlampai, sehingga dapat disimpulkan bahwa tindakan

yang dilaksanakan pada siklus 2 dinyatakan berhasil.

Dari hasil observasi dan penyebaran kuesioner didapati pula data

bahwa 100% guru berkeinginan menggunakan powerpoint untuk media

pembelajaran setelah In House Training dilaksanakan dan 100% guru

menyatakan bahwa In House Training bermanfaat untuk meningkatkan

kemampuan guru membuat powerpoint untuk media pembelajaran.

Tindakan yang telah mencapai hasil 86% melampaui indikator

yang telah ditetapkan yaitu 75% menunjukkan bahwa in house training

dapat secara signifikan meningkatkan kemampuan guru membuat

powerpoint untuk media pembelajaran.

Page 30: Laporan pts & ptk total

30

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan analisis data dan hasil tindakan disimpulkan bahwa

pelaksanaan in house training signifikan dapat meningkatkan kemampuan

guru SMK Teknik Industri Purwakarta membuat power point untuk media

pembelajaran.

Data yang diperoleh menunjukan bahwa setelah diadakan penerapan

tindakan berupa In House Training guru yang mampu membuat powerpoint

secara sederhana sebanyak 3 orang atau 14% dan guru yang mampu membuat

powerpoint pada tingkat mahir sebanyak 19 orang atau 86%. Ini berarti pula

bahwa 100% guru atau semua guru SMK Teknik Industri Purwakarta dapat

membuat powerpoint untuk media pembelajaran. Pelaksanaan In House

Training dapat meningkat kemampuan guru membuat powerpoint untuk

media pembelajaran di SMK Teknik Industri Purwakarta.

B. Saran

Karena adanya pengaruh positif dan signifikan dari Pelaksanaan In House

Training terhadap kemampuan guru membuat media pembelajaran maka

penulis menyampaikan beberapa saran yaitu:

Page 31: Laporan pts & ptk total

31

1. Kepada semua Kepala Sekolah disarankan melakukan in house training untuk

meningkatkan kemampuan guru dalam membuat media pembelajaran dengan

powerpoint sehingga guru dapat menyampaikan media pembelajaran dengan

powerpoint yang atraktif, inovatif, kreatif, efektif dan menyenangkan serta

sesuai dengan kebutuhan serta kondisi sekolah masing-masing.

2. Kepada semua guru dapat kiranya menggunakan media powerpoint sebagai

media pembelajaran yang dibuat secara mandiri dalam melaksanakan

pembelajaran sehingga tercipta pembelajaran yang PAIKEM.

Page 32: Laporan pts & ptk total

32

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi, 1996. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta

Tarko, A. J. (1995). Creativity in the Classroom School of Curious Delight. New

York : Longman Publishers USA.

Syamsul Hadi, (2009). Kepemimpinan Pembelajaran, Makalah Disampaikan

pada Sosialisasi Akuntabilitas Kinerja Kepala Sekolah Dalam Inovasi

Pembelajaran. Departemen Pendidikan Nasional, Direktorat Jenderal

Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan, Direktorat Tenaga

Kependidikan

Amstrong. Michael, (1991). Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta:Ghalia

Indonesia

Aunurrahman. (2009). Belajar dan Pembelajaran. Bandung:Alfabeta

Departemen Pendidikan Nasional. (2003). Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003

Tentang Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta:Depdiknas

Subagio. (2010) Kompetensi Guru dalam Meningkatkan Mutu Pembelajaran [On

Line].Tersedia : http://subagio-subagio.blogspot.com/2010/03/kompetensi-guru-dalam meningkatkan-mutu.html

Sugiyono, 2008. Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif, kualitatif, dan R&D. Bandung : Alfabeta

Slameto, (2003). Belajar dan Faktor-faktor Yang Mempengaruhinya, Jakarta :

Rineka Cipta.

Munthe, Bermawi. 2009. Desain Pembelajaran. Yogyakarta : Pustka Insan Mandiri

Sudarwan Danim. 2002. Inovasi Pendidikan;Dalam Upaya Meningkatkan

Profesionalisme Tenaga Kependidikan. Bandung : Pustaka Setia.

Page 33: Laporan pts & ptk total

33

Riyanto, Yatim. 2009. Paradigma Baru Pembelajaran. Jakarta : Kencana

Wina Senjaya. 2008. Strategi Pembelajaran; Berorientasi Standar Proses

Pendidikan. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Pengertian in house training manfaat dan tujuannya;

http//tikettraining.com/pengertian in house training-tujuan dan

manfaatnya.html

Microsoft powerpoint-wikepedia bahasa Indonesia. ensiklopedia; id.wikipedia.

org /wiki/micrososft-PowerPoint.

Pengertian powerpoint; tasik-blog.blogspot.com/2009/01/pengertian-

powerpoint.html.