laporan praktikum ilmu material i wax revisi
TRANSCRIPT
LAPORAN PRAKTIKUM ILMU MATERIAL ITopik : Distorsi Model Malam Kedokteran Gigi (Wax) Akibat
Stress ReleaseKelompok : B3b Tgl. Praktikum : 15 April 2014Pembimbing : Helal Soekartono, drg., M.Kes.
Penyusun:No. Nama NIM
1. Retta Gabriella Pakpahan 0213111330862. Fika Rahma Fajriyany 0213111330873. Nancy Clara C. Rumbiak 0213111330884. Oyai Fredy Kromsian 0213111330895. Efraim D. Makanuay 021311133090
DEPARTEMEN MATERIAL KEDOKTERAN GIGIFAKULTAS KEDOKTERAN GIGI
UNIVERSITAS AIRLANGGA2014
REVISI
1. TUJUAN
a. Mahasiswa dapat memanipulasi malam secara tepat
b. Mahasiswa dapat mengukur distorsi (akibat stress release) malam
inlay kedokteran gigi
2. CARA KERJA
a. Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan untuk praktikum
1) Bahan :
a) Malam inlay
b) Air PDAM
2) Alat :
a) Mangkuk karet
b) Spiritus brander
c) Stopwatch
d) Thermometer
e) Jangka sorong
f) Pisau model
b. Mangkuk karet diisi dengan 100 ml air
c. Malam inlay diletakkan diatas api spiritus brander sampai homogen
selama ± 2 menit dengan jarak api dengan malam 10 cm namun
sebelum dilunakkan sebaiknya malam diberi tanda silang untuk titik
pengukuran
d. Malam inlay dibengkokan hingga membentuk tapal kuda
e. Malam inlay dibiarkan menjadi dingin di udara terbuka selama 5
menit, ukur jarak kedua ujungnya dengan jangka sorong (sebagai jarak
awal)
f. Malam inlay tersebut dimasukkan ke dalam mangkok karet yang telah
diisi air
g. Perubahan bentuk malam inlay diamati dan jarak antara 2 ujung
malam inlay diukur dengan jangka sorong (sebagai jarak akhir) setiap
15 menit selama 1 jam
h. Cara kerja praktikum dilakukan kembali tanpa menggunakan bowl
yang berisi air PDAM (di udara bebas)
3. HASIL PRAKTIKUM
Persentase distorsi bentuk yang terjadi dihitung dengan rumus:
Jarak akhir – jarak awal x 100 %
Jarak awal
Tabel 1: Jarak 2 ujung malam tiap 15 menit (malam inlay pada udara terbuka)
No. Panjang
Awal
(cm)
Panjang
menit
ke 15
Panjang
menit ke
30
Panjang
menit ke
45
Panjang
menit ke
60
Persentase
Distorsi
1. 2,56 2,68 2,71 2,74 2,77 8,2%
2. 1,63 1,69 1,73 1,85 1,98 21,4%
3. 2,33 2,4 2,5 2,6 2,62 12,4%
Tabel 2: Jarak 2 ujung malam tiap 15 menit (malam inlay direndam di air)
No. Panjang
Awal
(cm)
Panjang
menit ke
15
Panjang
menit ke
30
Panjang
menit ke
45
Panjang
menit ke
60
Persentase
Distorsi
1. 1,38 1,46 1,52 1,66 1,71 23,9%
2. 2,41 2,43 2,44 2,48 2,5 3,7%
Tabel 3: Rata-rata jarak 2 ujung malam tiap 15 menit (inlay wax pada udara
terbuka [no. 1] dan direndam di air [no. 2])
No. Panjang
Awal
(cm)
Panjang
menit ke
15
Panjang
menit ke
30
Panjang
menit ke
45
Panjang
menit ke
60
Persentase
Distorsi
1. 2,17 2,25 2,31 2,39 2,45 12,9%
2. 1,89 1,94 1,98 2,07 2,10 11,1%
Grafik 1: Jarak 2 ujung malam tiap 15 menit (malam inlay pada udara terbuka)
0 menit 15 menit 30 menit 45 menit 60 menit0
0.5
1
1.5
2
2.5
3
Malam 1Malam 2Malam 3
Grafik 2: Jarak 2 ujung malam tiap 15 menit (malam inlay direndam di air)
0 menit 15 menit 30 menit 45 menit 60 menit0
0.5
1
1.5
2
2.5
3
Malam 1Malam 2
Grafik 3: Rata-rata jarak 2 ujung malam tiap 15 menit (malam inlay pada udara
terbuka [malam 1] dan direndam di air [malam 2])
0 menit 15 menit 30 menit 45 menit 60 menit0
0.5
1
1.5
2
2.5
3
Malam 1Malam 2
4. PEMBAHASAN
Malam adalah bahan termoplastis, berbentuk padat pada suhu
kamar tetapi meleleh tanpa mengalami dekomposisi dan membentuk
cairan kental pada suhu yang lebih tinggi. Malam yang digunakan di
kedokteran gigi terdiri dari dua atau lebih komponen, bisa berupa
natural atau sintesis, resin, oils, lemak, dan pigment (Mc Cabe &
Angus, 2008, hal. 40). Malam yang digunakan pada percobaan ini
adalah malam inlay.
Distorsi pada malam adalah salah satu masalah yang dapat terjadi
dalam pembuatan maupun pelepasan model malam dari mulut atau die.
Distorsi dapat terjadi karena perubahan temperatur dan relaxion of
stresses yang disebabkan oleh kontraksi saat pendinginan, udara yang
terjebak di dalam malam, pengecoran, pengukiran, pelepasan malam
serta temperatur dan lamanya penyimpanan ( Anusavice 2003, 289).
Pada percobaan ini, malam inlay dilakukan dengan dua perlakuan
yang berbeda yaitu dibiarkan di udara terbuka dan direndam dalam air
dengan suhu normal dan berlangsung selama satu jam. Malam inlay
yang sudah dipanaskan kemudian dibentuk seperti tapal kuda dengan
memberi tanda silang pada kedua ujungnya sebagai pedoman dalam
percobaan distorsi yang akan diamati. Setelah itu, malam akan
mengalami distorsi.
Ketika malam dalam bentuk tapal kuda, molekul dibawahnya akan
berada di bawah tekanan. Pada saat itu tekanan akan diterima secara
berangsur-angsur dari suhu ruangan. Malam akan cenderung
mempertahankan kekuatannya (Anusavice,2003, 289).
Percobaan malam inlay yang dibiarkan dalam keadaan terbuka
1. Wax pertama dengan jarak awal 2,56 cm dan jarak akhir 2,77 cm,
memiliki persentase distorsi 8,2 %
2. Wax kedua dengan jarak awal 1,63 cm dan jarak akhir 1,98 cm,
memiliki persentase distorsi 21,4 %
3. Wax ketiga dengan jarak awal 2,33 cm dan jarak akhir 2,62 cm,
memiliki persentase distorsi 12,4 %
Dari percobaan diatas, hasil rata – rata percobaan 1, 2, dan 3 mengalami
pertambahan panjang. Hal ini disebabkan karena malam memiliki daya
elastis seperti material termoplastik lainnya yang cenderung untuk kembali
ke bentuk aslinya setelah manipulasi.
Kecenderungan malam inlay untuk kembali ke bentuk aslinya setelah
manipulasi lebih drastis apabila dibandingkan material cetak lainnya,
karena hasil dari logam atau bahan restorasi keramik yang dapat ditekan
dengan panas terbuat dari malam harus cocok untuk bagian yang keras,
jaringan keras gigi. (Anusavice,2003, 289).
Rata - rata persentase distorsi pada ketiga percobaan yang
dibiarkan dalam keadaan terbuka yaitu 12,9%.
Percobaan malam inlay yang direndam dalam air
1. Malam pertama dengan jarak awal 1,38 cm dan jarak akhir 1,71 cm
memiliki persentase distorsi 23,9 %
2. Malam kedua dengan jarak awal 2,41 cm dan jarak akhir 2,5 cm
dengan memiliki persentase distorsi 3,7%
Dari hasil percobaan diatas, percobaan 1 dan 2 terus mengalami
pertambahan panjang. Hal ini juga disebabkan karena malam memiliki
daya elastis. Rata - rata persentase distorsi pada kedua percobaan yang
direndam dalam air yaitu 11,1%.
Rata-rata hasil akhir kedua percobaan di atas :
- Wax dibiarkan dalam keadaan terbuka dengan hasil rata-rata jarak
awal 2,17 cm dan jarak akhir 2,45 cm, memiliki persentase distorsi
12,9%
- Wax direndam dalam air dengan hasil rata-rata jarak awal 1,89 cm dan
jarak akhir 2,10 cm, memiliki persentase distorsi 11,1%.
Faktor elastic memory yang ditunjukkan terjadi lebih besar selama
pengukuran ekspansi termal pada malam yang dibiarkan pada udara
bebas daripada malam yang didiamkan dalam air (Anusavice, 2003,
289).
Distorsi pada percobaan malam yang direndam air terlihat lebih
besar daripada malam yang dibiarkan pada udara terbuka karena posisi
malam di air tidak ada penahanan seperti posisi malam di udara terbuka.
Sehingga malam akan cenderung lebih ‘bebas’ perubahan dimensinya
di air daripada di udara terbuka.
3. KESIMPULAN
Distorsi yang terjadi pada malam inlay bisa disebabkan oleh
beberapa faktor, yaitu pelepasan internal stress, elastic memory, dan
ekspansi termal yang tinggi. Oleh karena itu manipulasi malam harus
dilakukan dengan benar, yaitu malam diberi panas yang merata pada
seluruh permukaan (homogen).
Jarak kedua ujung malam baik yang direndam dalam air mapun di
udara bebas akan semakin besar. Hal ini menunjukkan bahwa malam
yang telah dipanaskan dan dibengkokan akan cenderung kembali ke
bentuk semula karena sifat elastic memory yang dimiliki oleh malam.
4. DAFTAR PUSTAKA
Anusavice, KJ, 2003, Philips’ Science of Dental Materials, 11th ed,
Westline Industrial Drive, St. Louis, Missouri
McCabe, John and Angus W, G, Walls. 2009. Applied Dental
Materials, 9th edition.