laporan praktikum ilmu faal (ekg)

Upload: adhi-surya-negara

Post on 09-Oct-2015

312 views

Category:

Documents


20 download

DESCRIPTION

a

TRANSCRIPT

LAPORAN PRAKTIKUM ILMU FAALTES KESEGARAN JASMANIDANELEKTROKARDIOGRAFI

Disusun oleh : KELOMPOK D3No. Nama NPM1. Meriam Howard107002492. P. Wiedya Shintayani .S. 107002513. Fera Novianti107002534. Indra Reska Pratama107002555. Elizabeth Kosasih107002596. Putu Yos Mulyadi10700261

FAKULTAS KEDOKTERANUNIVERSITAS WIJAYA KUSUMA SURABAYASEMESTER GASAL TAHUN AKADEMIK 2010/2011

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan atas berkat dan rahmat penyertaan-Nya yang selalu menyertai kami dalam proses pembuatan laporan yang berjudul tes kesergaran jasmani dan EKG. Kami juga berterima kasih kepada dosen ilmu fisiologi yang telah mendampingi ketika praktikum dan memberi materi pada kuliah sehingga kami mampu menyelesaikan laporan praktikum ini. Laporan praktikum ini bertujuan untuk membahas praktikum kami yaitu menilai kesegaran jasmani serta mengukur ketahanan kerja yang dimiliki oleh setiap orang dan merekam serta menilai kerja jantung seseorang lewat EKG (Elektro Kardiogram).Topik bahasan tes kesegaran jasmani dapat memberi pengetahuan kepada mahasiswa bagaimana mengukur kemampuan kerja fisik seseorang.Sedangkan topik EKG sangat penting untuk dimengerti dan dipahami bagi orang-orang yang berkerja dalam bidang medis termasuk juga penyusun sebagai mahasiswa kedokteran yang nantinya akan lulus dan bekerja sebagi seorang dokter, karena EKG merupakan salah satu pemeriksaan penunjang yang penting dalam mendiagnosis kelainan kerja ung.Demikian laporan ini kami susun bila ada kekurangan dan kesalahan dalam laporan yang kami buat ini, kami mengajukan permohonan maaf dan bersedia menerima segala kritik dan saran agar dapat membangun kami ke arah yang lebih baik di masa mendatang.

Surabaya, 18 Oktober 2011

Penyusun

TES KESEGARAN JASMANIBAB IPENDAHULUAN1.1. Latar BelakangKepentingan pemeriksaan kesanggupan badan sangatlah luas.Didalam setiap lapangan pekerjaan diperlukan suatu derajat kesegaran jasmanitertentu. Ditinjau dari segi ilmu Faal, tes kesegaran jasmani merupakan suatukesanggupan untuk melakukan kerja. Parameter yang digunakan adalah hal-hal yang berhubungan dengan kerja otot dan fungsi organisnya. Kerjaseseorang ditentukan dari berat badan, kenyamanan suhu udara, kelembabanudara, waktu, kadar hemoglobin darah, lama latihan, dan tes dilakukan berapalama setelah makan. Salah satu tes kesanggupan badan adalah Harvard StepUp Test (Percobaan Naik Turun Bangku).Tes ini dikembangkan oleh Brouha dan teman - temannya pada tahun 1943 di laboratorium universitas Harvardselama perang dunia II. Parameter dari tes ini adalah waktu lamanya kerja danfrekuensi nadi. Keuntungan dari tes ini adalah menggunakan peralatan danbiaya minimal, serta dapat dikelola sendiri. Kelemahan tes ini adalah tidakmemperthitungkan adanya perbedaan biomekanik dalam tiap individu yangdapat mempengaruh hasil tes, misalnya: orang tinggi akan lebih diuntungkankarena energy yang digunakan untuk melangkah naik ke bangku lebih sedikit dibanding orang yang lebih pendek, demikian juga perbedaan berat badan dapat mempengaruhi hasil tes yang di dapat.1.2. Permasalahan 1. Adakah perbedaan didalam penilaian indeks kesanggupan badan antara cara lamban dengan cara cepat? 2. Berapa orang didalam kelompok saudara yang mempunyai indeks kesanggupan badan termasuk baik/baik sekali/cukup/sedang/kurang? 3. Sebutkan tes lain yang dapat digunakan untuk menggukur tingkat kesegaran jasmani?4. Buatlah daftar guna melengkapi laporan saudara.4.1. TujuanTes ini bertujuan untuk menentukan tingkat kesegaran jasmani secara aerobik menggunakan cara yang sederhana dan peralatan minimal.BAB IIMETODE KERJA

2.1. Alat dan Bahan Praktikum Bangku datar setinggi 49 inci/48,24 cm (untuk laki-laki) dan 17 inci/43,16 cm (untuk perempuan) Stopwatch Metronom

2.2. Tata Kerja PraktikumTentukan dulu frekuensi nadi istirahatnya.a. Orang coba berdiri menghadap bangku (yang tingginya berbeda untuk laki-laki dan perempuan). Pasanglah metronom dengan frekuensi 120 kali permenit.b. Suruhlah orang coba naik turun bangku, selalu dimulai dengan kaki yang sama. Tiap langkah kaki harus sesuai dengan irama detik metronom. Lakukan tindakan tersebut 2-3 kali sebelum percobaan sesungguhnya dimulai. Pada saat percobaan dimulai, pemeriksa harus menekan tombol stopwatch untuk menentukan waktu lamanya percobaan berlangsung.c. Pemeriksa menekan tombol stopwatch lagi segera setelah waktu 5 menti berakhir, atau segera setelah orang coba merasa tidak kuat lagi untuk meneruskan percobaannya. Suruhlah segera orang coba duduk dan hitung denyut nadi segera setelah percobaan berhenti (selama 10 detik dan kalikan enam).d. Hitunglah jumlah nadi pemulihan selama 30 detik, tiga kali berturut-turut yaitu dari :1. Satu menit sampai satu setengah menit dari saat percobaan berhenti.2. Dua menit sampai dua setengah menit dari saat percobaan berhenti.3. Tiga menit sampai tiga setengah menit dari saat percobaan berhenti.e. Perhitungan serta penilaian indeks kesanggupan badan :Cara Lambat :

Cara Cepat

I.K.B = Indeks Kesanggupan BadanCara lambat : dibawah 55= kurang55-64= sedang65-79= cukup80-90=baikDiatas 90=baik sekaliCara cepat :dibawah 50= kurang50-80= cukupDiatas 80=baikCATATAN :Untuk orang coba yang tidak mampu melakukan tes selama 5 menit maka hasilnya harus dihubungkan dengan koreksi dari Clarke.Dianjurkan diperhitungkan dengan rumus : CARTER & WINSMAN

D = Duration (waktu)p = Pulse (nadi) dari 1-1,5 menitPenilaian hasil sama dengan IKB cara cepat.Kelemahan tes ini adalah tidak memperhitungkan adanya perbedaan biomekanik dalam tiap individu yang dapat mempengaruhi hasil tes, misalnya : orang tinggi akan lebih diuntungkan karena energi yang digunakan untuk melangkah naik ke bangku lebih sedikit dibanding orang yang lebih pendek, demikian juga perbedaan berat badan dapat mempengaruhi hasil tes yang didapat.

BAB IIIHASIL PRAKTIKUM

NoNamaLama TestDenyut NadiHasil

IstirahatSegera1-1,5 mnt2-2,5 mnt3-3,5 mntCepat ScoreLambat ScoreC & W Score

1Shinta43 dtk84156144108106--61,97

BAB IVPEMBAHASAN4.1. Diskusi Hasil Praktikum Shinta :Perhitungan I.K.BCARTER & WINSMAN

4.2. Diskusi Jawaban Pertanyaan1. Adakah perbedaan didalam penilaian indeks kesanggupan badan antara cara lamban dengan cara cepat? Ada2. Berapa orang didalam kelompok saudara yang mempunyai indeks kesanggupan badan termasuk baik/baik sekali/cukup/sedang/kurang? Ada 2 orang nilai kesanggupan badan termasuk kurang3. Sebutkan tes lain yang dapat digunakan untuk mengukur tingkat kesegaran jasmani?1. Tes Bruce Dirancang untuk mengevaluasi kinerja kardiovaskular, Uji Bruce dirancang sebagai treadmill stress test klinis. Tujuannya adalah untuk mendiagnosa pasien dengan penyakit jantung diduga, dan hasilnya akan menunjukkan masalah koroner mungkin. Saat ini, tes kebugaran fisik juga digunakan untuk mengukur VO2 Max, atau asupan oksigen maksimum, antara atlet. Anda mulai di treadmill dengan kecepatan dikelola dan miring.. Pada interval tertentu, baik tanjakan dan meningkatkan kecepatan treadmill sampai ambang Anda tercapai. 2. Illinois Agility Juga disebut Illinois Agility Run, tes kebugaran fisik ini dirancang untuk menentukan kelincahan. Kursus berjalan terdiri dari kerucut berbaris, dan menetapkan menjalankan lagu yang crisscrosses sekitar kerucut. Hal ini menentukan kemampuan Anda untuk dengan cepat mengubah arah lain saat berjalan pada kecepatan tinggi. 3. Harvard Step Test Juga tes untuk fungsi kardiovaskular, tes ini dapat dengan mudah diberikan di rumah. Yang Anda butuhkan adalah sebuah bangku tinggi 12-inci atau kotak untuk berdiri di atas, dan stopwatch. Selama tiga menit, cukup maju dan turun panggung dengan kecepatan tetap. Kemudian waktu berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk detak jantung Anda untuk menormalkan. Semakin pendek interval, semakin baik kondisi kardiovaskular Anda. Ini tes kebugaran fisik juga dikenal sebagai Stres Jantung atau Jantung Endurance Test Test. 4. Bunyi Pengujian Tes ini juga dikenal sebagai Bleep Test atau Shuttle Run. Beberapa juga menyebutnya sebagai Uji perintis atau 20 meter Shuttle Run Test. Untuk memulai pengujian ini, kerucut ditempatkan 20 meter terpisah dari satu sama lain. Anda kemudian jalankan ke dan dari setiap kerucut menurut dicatat beep atau bleeps. Sebuah Bleep Test CD khusus mungkin diperlukan untuk ini. Interval antara bleeps mendapatkan lebih pendek, sehingga membutuhkan Anda untuk berjalan lebih cepat. Ini tes kebugaran fisik ini umumnya digunakan untuk mengukur VO2 Max. Ini juga merupakan indikasi dari daya tahan dan energi aerobik. 5. Vertikal Langsung Ini adalah tes lain yang dapat Anda lakukan di rumah dengan persyaratan yang sangat minim. Ini digunakan untuk menentukan kekuatan otot kaki. Hal ini kadang-kadang disebut Lompatan vertikal atau Sargent Langsung - bernama setelah perintis pendidikan Amerika fisik, Dudley Sargent. Untuk melakukan pengujian, Anda mencoba untuk mencapai titik tertinggi di dinding dengan melompat.

ELEKTROKARDIOGRAFIBAB IPENDAHULUAN1.1. Latar BelakangJantungJantung adalah salah satu organ tubuh yang paling vital fungsinya dibandingkan dengan organ tubuh vital lainnya. Dengan kata lain, apabila fungsi jantung mengalami gangguan maka besar pengaruhnya terhadap organ-organ tubuh lainya terutama ginjal dan otak. Karena fungsi utama jantung adalah sebagai single pompa yang memompakan darah ke seluruh tubuh untuk kepentingan metabolisme sel-sel demi kelangsungan hidup.Jantung mempunyai beberapa tempat utama sel-sel pacemaker yaitu SA node, AV node, Bundle of His dan Furkinje fiber. Normal sel pacemaker jantung berada di SA node yang secara teratur mengeluarkan impuls 60-100x/menit. Sedangkan pacemaker lain yang berfungsi sebagi backup apabila SA node mengalami gangguan. Pacemaker yang berfungsi sebagai backup yaitu AV node 40-60x/menit, Furkinje fiber 20-40x/menit.

Elektrokardiografi (EKG)Sewaktu impuls jantung melewati jantung, arus listrik juga akan menyebar dari jantung ke dalam jaringan di dekatnya di sekeliling jantung. Sebagian kecil dari arus listrik ini akan menyebar ke segala arah di seluruhpermukaan tubuh. Bila pada kulit yang berlawanan dengan sisi jantung ditempatkan elektroda, maka potensial listrik yang dicetuskan oleh arustersebut akan dapar direkam dan rekaman ini disebut denganelektrokardiogram (EKG). EKG merupakan gambar hasil pencatatan potensiallistrik selama satu siklus jantung. (Guyton, Arthur C., 5.,ed. 1982. Fisiologikedokteran Jakarta: EGC, hal 128). Pada pemeriksaan EKG yang sederhana, digunakan pencatatanbipolar, unipolar, dan augmented unipolar. Pencatatan bipolar digunakandalam pencatatan standart limb leads atau standart leads (sandapan standart).Augmented unipolar leads digunakan pada augmented unipolar limb leads,dan unipolar leads digunakan pada sandapan precordial.

1.Sandapan standart (bipolar)Istilah bipolar berarti bahwa elektrokardiogram yang direkam berasal daridua elektroda yang terletak pada bagian jantung yang berbeda. Hipotesayang dianut di dalam sandapan ini ialah hipotesa dari Einthoven sebagaiberikut: Aktivitas listrik dari jantung merupakan sumber listrik dan terletakditengah tubuh. Tubuh dianggap sebagai suatu bola dengan cairan tubuh dan organyang mempunyai tahanan yang sama. Lengan kiri, lengan kanan, dan kaki kiri terletak sama jauh darijantung dan dari satu sama lainnya. Jantung dan ekstremitas terletak dalam satu bidang frontal.Pada sandapan standart ini digunakan 3 sandapan yaitu: Sandapan I= LISandapan I mencatat perbedaan potensial antara lengan kiri dan lengankanan, dimana elektrode negatif terletak di lengan kanan, danelektrode positif di lengan kiri Sandapan II= LIIElektrode negatif terletak di lengan kanan, dan elektrode positif di kakikiri. Sandapan III= LIIIElektrode negatif terletak di lengan kiri, dan elektrode positif di kaki kiri (Guyton, Arthur C., 5.,ed. 1982. Fisiologi kedokteran. Jakarta: EGC, hal132-133)2.

2. Sandapan augmented unipolar leadsSandapan ini merupakan pelepasan satu sandapan dari sentral keekstremitas yang akan diperiksa agar mendapatkan defleksi tanpagangguan yang berarti sehingga didapatkan defleksi yang 50% lebih besar.Pada tipe perekaman ini, kedua anggota badan dihubungkan melaluitahanan listrik dengan ujung negatif alat elektrokardiograf, sedangkanagngota badan yang ketiga dihubungkan dengan ujung positif. Bila ujungpositif terletak pada lengan kanan, maka sandapan ini disebut sandapanaVR; bila pada lengan kiri disebut sebagai sadapan aVL; dan bila padatungkai kiri disebut sebagai sedapan aVF. (Guyton, Arthur C., 5.,ed. 1982.Fisiologi kedokteran. Jakarta: EGC, hal 135)3.

3. Sandapan precordialSandapan ini merupakan sandapan unipolar untuk mengetahui perubahanpotensial jantung dalam bidang horizontal. Gambaran elektrokardiogramdirekan dengan cara menempatkan sebuah elektroda pada permukaananterior dada langsung di atas jantung. Elektroda positif dihubungkandengan elektrokardiograf, sedangkan elektroda negatif disebut sebagaielektroda indiferen, dihubungkan melalui tahanan listrik yang sama kelengan kanan, lengan kiri, dan tungkai kiri. Pada dinding anterior dadadapat direkam 6 macam sandapan, yaitu: V1: elektroda pencatat diletakkan pada ruang antar costa keempatsebelah kanan sternum. V2: elektroda precordial diletakkan pada ruang antar costakeempat sebelah kiri sternum. V3: elektroda precordial diletakkan antara V2 dan V4 V4: elektroda precordial diletakkan di ruang antar costa kelimapada garis medioclavikular. V5: elektroda precordial diletakkan di left anterior axillary linesetinggi V4. V6: elektroda precordial diletakkan di left mid axillary linesetinggi V4.(Guyton, Arthur C., 5.,ed. 1982.Fisiologi kedokteran. Jakarta: EGC, hal134)Elektrokardiogram normal terdiri atas sebuah gelombang P, sebuahkomplek QRS, dan sebuah gelombang T. seringkali tapi tidak selalu,kompleks QRS itu terdiri atas tiga gelombang yang terpisah yakni gelombangQ, gelombang R, dan gelombang S. Gelombang P disebabkan oleh potensiallistrik yang dicetuskan sewaktu atrium berdepolarisasi sebelum kontraksiatrium dimulai. Komplek QRS disebabkan oleh potensial listrik yangdicetuskan sewaktu ventrikel berdepolarisasi sebelum berkontraksi, yaitusewaktu gelombang depolarisasi menyebar melewati ventrikel. Oleh karenaitu, baik gelombang P, maupun komponen-komponen kompleks QRS disebutsebagai gelombang depolarisasi. Gelombang T disebabkan oleh potensiallistrik yang dicetuskan sewaktu ventrikel pulih dari keadaan depolarisasi.Gelombang T dikenal sebagai gelombang repolarisasi. (Guyton, Arthur C.,5.,ed. 1982. Fisiologi kedokteran . Jakarta: EGC, hal 128).Lama waktu antara permulaan gelombang P dan permulaan kompleksQRS adalah interval waktu antara permulaan eksitasi listrik atrium danpermulaan eksitasi ventrikel. Periode waktu ini disebut sebagai interval P-Q.Seringkali disebut sebagai interval P-R sebab gelombang Q sering tidak ada.Kontraksi ventrikel berlangsung hampir dari permulaan gelombang Q (ataugelombang R jika gelombang Q tidak ada) sampai akhir gelombang T.Interval ini disebut sebagai interval Q-T. (Guyton, Arthur C., 5.,ed. 1982.Fisiologi kedokteran . Jakarta: EGC, hal 131)Sifat dari sinyal EKG adalah periodik, gambar standar dari sinyal EKG dapat dilihat pada gambar.

Keterangan:1. Gelombang P disebabkan oleh potensial listrik yang dicetuskan sewaktu atrium berdepolarisasi sebelum kontraksi atrium dimulai. Gelombang P berasal Sinoatrial node (SA node) pada atrium kanan, yang merupakan penyebaran rangsangan pada atrium.2. Komples QRS disebabkan oleh potensial listrik yang dicetuskan sewaktu ventrikel berdepolarisasi sebelum berkontraksi, yaitu sewaktu gelombang depolarisasi menyebar melewati ventrikel. Oleh karena itu, baik gelombang P maupun komponen-komponen QRS komplekss, disebut sebagai gelombang depolarisasi.3. Sedangkan Gelombang T disebabkan oleh potensial listrik yang dicetuskan sewaktu ventrikel pulih dari keadaan terdepolarisasi, dan gelombang T dikenal sebagai gelombang repolarisasi.Gelombang P selalu terdapat pada jantung yang normal. Gelombang P pada sinyal EKG kemungkinan tidak ada, karena atrium kanan tidak kuat memompa, contohnya disebabkan oleh kurang darah (anemia). Pola sinyal EKG yang terdapat gelombang P, mendiagnosa pasien memiliki kelainan jantung karena seharusnya gelombang P tidak ada. Karena alat EKG tidak dapat merekam pergerakan atrium kanan yang lambat. Sedangkan pola sinyal EKG yang terdapat gelombang T pasien tidak memiliki kelainan jantung, karena gelombang T merekam atrium kiri yang pergerakannya sangat kuat.

1.2. Permasalahan1. Hitunglah frekuensi jantung dengan menggunakan RR interval. Tentukan iramanya, normal atau tidak.2. Dari hantaran II, hitunglah lamanya :a. P-R interval: awal gelombang P sampai awal QRS kompleksb. QRS kompleks: awal timbulnya gelombang Q atau R sampai akhir gel Sc. Q-T interval: awal gelombang Q sampai akhir gelombang T3. Hitunglah besar voltage puncak-puncak P, Q, R, S, dan T pada hantaran I,II, dan III. Apakah terdapat kelainan? Lakukan juga pada sandapan precordial.4. Buktikan kebenaran persamaan Einthoven pada QRS kompleks : II = I + III5. Tentukan axis dari QRS kompleks (posisi jantung pada bidang frontal)6. Lihatlah gambar pada precordial leads (posisi jantung pada bidang horizontal), apakah ada Counter Clockwise Rotation atau Clockwise Rotation?7. Bagaimana konklusi elektrokardiogram saudara? Apakah ada kelainan ataukah masih dalam batas normal?

1.3. TujuanAgar mahasiswa mampu mengamati, mengukur dan mencatat macam macam jenis sinyal yang dihasilkan oleh EKG selama praktikum.

BAB IIMETODE KERJA

2.1. Alat dan Bahan Praktikum Elektrokardiografi Sandapan ekstremitas Sandapan precordial

2.2. Tata Kerja Praktikuma. Persiapan alat Elektrokardiografi dari Fukuda model FJC-7110.Pada alat ini ada dua tombol untuk power. Sebelum percobaan dimulai, kedua tombol harus dalam posisi off. Pada alat Fukuda, didapatkan tombol pengukur pilihan sandapan, digunakan untuk semua sandapan tersebut di atas dengan cara memutar pengatur sandapan sesuai dengan pencatatan yang akan dikerjakan.b. Persiapan penderita1) Orang coba diharuskan berbaring diatas dipan periksa dengan tenang. Aktivitas otot lainnya akan menyebabkan gangguan dari EKG (baju dan kaos dilepas).2) Bersihkan dengan kapas alkohol bagian ventral dari kedua lengan bawah didekat pergelangan tangan dan bagian antero lateral/medial dari kedua tungkai bawah di dekat pergelangan kaki. Berilah sedikit pasta elektrode di berbagai tempat tersebut, kemudian pasanglah elektrodenya.3) Hubungkan kabel yang berasal dari elektrokardiografi dengan masing-masing elektrodenya, yaitu kabel : RA, LA, RF, dan LF, masing-masing dengan elektrode di lengan kanan, lengan kiri, tungkai kanan dan tungkai kiri. Hubungkan juga elektrode pada dinding rongga dada sesuai dengan petunjuk tersebut diatas. Pencatatan siap dimulai.4) Kedua tombol power EKG diletakkan pada kedudukan ON. Jarum penulis akan bergerak ke bawah, nantikan sampai jarum tersebut kembali ke tengah atau berhenti. Apabila berhentinya tidak di tengah, aturlah jarum penulis dengan penggerak jarum penulis supaya terletak di tengah. Kerjakan standarisasi dengan menjalankan kertas, tombol pengatur sandapan pada posisi C dan menekan tombol kepeekaan sehingga tergambar besarnya voltage pada kertas EKG. Telah diatur, perangsangan dengan tombol standarisasi sebesar 1 mV. Pencatatan yang sesungguhnya siap dimulai.5) Putarlah pencatat sandapan berturut-turut mulai dari 1-2-3- dan seterusnya sampai kembali ke C.6) Setiap kembali ke hantaran selanjutnya, beristirahatlah beberapa detik agar penulis kembali ke garis dasar. Setiap kali pencatatan, dikerjakan paling sedikit 3 cyclus jantung, kecuali pada L2 dimana paling sedikit harus dikerjakan 6 cyclus jantung.

BAB IIIHASIL PRAKTIKUMPada LEADS II : (WAKTU)1. RR interval rata-rata= = 16,87 mm = 0,67 detik2. PR interval = 3,5 mm = 0,14 detik3. PR segmen= 4 mm= 0,16 detik4. QT interval= 9 mm= 0,36 detik5. ST segmen=2 mm= 0,08 detik6. QRS kompleks= 3 mm= 0,12 detikBESAR VOLTAGEPQRSTQRS komples

LEAD I0,5 mm0,05 mV0 mm0 mV3 mm0,25 mV-1 mm -0,1 mV 2 mm0,2 mV2 mm0,15 mV

LEAD II 2 mm0,2 mV-1 mm -0,1 mV17 mm 1,7 mV2 mm 0,2 mV5,5 mm0,55 mV18 mm 1,8 mV

LEAD III1 mm 0,1 mV-2 mm-0,2 mV 17 mm 1,6 mV1 mm0,15 mV3 mm0,3 mV16 mm1,55 mV

CATATAN :1. Kecepatan kertas = 25 mm/det2. Pada absis dibaca Skala waktu, yaitu 0,04 detik/mm = 0,2 det/5 mm3. Pada ordinat dibaca Skala voltage, yaitu 0,1 mV/mm = 1 mv/cm

BAB IVPEMBAHASAN4.1. Diskusi Hasil PraktikumPada LEADS II : 1. RR interval rata-rata= = 16,87 mm = 0,67 detik

Harga normalnya = 60 100 x / menit2. PR interval = 3,5 mm = 0,14 detikHarga Normal = 0,12- 0,20 detik ( 3 - 5mm )3. QT interval= 9 mm= 0,36 detikHarga Normal = tidak lebih dari 0,42 detik4. QRS kompleks= 3 mm= 0,12 detik, menandakan patologisHarga Normal = 0,06 0,10 detik

4.2. Diskusi Jawaban Pertanyaan1. Hitunglah frekuensi jantung dengan menggunakan RR interval. Tentukan iramanya, normal atau tidak.

Harga normalnya : 60 100 x / menitIramanya normal

2. Dari hantaran II, hitunglah lamanya :a. P-R interval: awal gelombang P sampai awal QRS kompleksP-R interval = 3,5 mm = 0,14 detikb. QRS kompleks: awal timbulnya gelombang Q atau R sampai akhir gel QRS kompleks = 3 mm = 0,12 detikc. Q-T interval: awal gelombang Q sampai akhir gelombang TQ-T interval = 9 mm = 0,36 detik

3. Hitunglah besar voltage puncak-puncak P, Q, R, S, dan T pada hantaran I,II, dan III. Apakah terdapat kelainan? Lakukan juga pada sandapan precordial. Sandapan EkstremitasPQRSTQRS komples

LEAD I0,5 mm0,05 mV0 mm0 mV3 mm0,25 mV-1 mm -0,1 mV 2 mm0,2 mV2 mm0,15 mV

LEAD II 2 mm0,2 mV-1 mm -0,1 mV17 mm 1,7 mV2 mm 0,2 mV5,5 mm0,55 mV18 mm 1,8 mV

LEAD III1 mm 0,1 mV-2 mm-0,2 mV 17 mm 1,6 mV1 mm0,15 mV3 mm0,3 mV16 mm1,55 mV

Tidak terdapat kelainan

Sandapan precordialPQRST

V 11 mm0,1 mV0 mm0 mV9 mm 0,9 mV-22,5 mm-2,25 mV2 mm0,2 mV

V 2 0,5 mm 0,05 mV 0 mm0 mV11,5 mm 1,15 mV-22 mm -2,2 mV4,5 mm0,45 mV

V 30,5 mm 0,05 mV0 mm 0 mV13 mm 1,3 mV-10 mm -1 mV5,5 mm 0,55 mV

V 4

0,5 mm 0,05 mV 0 mm 0 mV14,5 mm 1,45 mV-3,5 mm-0,35 mV4,5 mm 0,45 mV

V 5

1 mm 0,1 mV0 mm 0 mV10,5 mm 1,05 mV-1 mm -0,1 mV3,5 mm 0,35 mV

V6

0,5 mm 0,05 mV0 mm 0 mV8 mm 0,8 mV-0,5 mm-0,05 mV3 mm 0,3 mV

4. Buktikan kebenaran persamaan Einthoven pada QRS kompleks : II = I + IIIQRS kompleksLead I: 1 mm= 0,04 detikLead II: 3 mm= 0,12 detik 0,12=0,08+0,04 ( TERBUKTI ) Lead III: 2 mm= 0,08 detik5. - 90+90aVFL I 142Tentukan axis dari QRS kompleks (posisi jantung pada bidang frontal)

6. Lihatlah gambar pada precordial leads (posisi jantung pada bidang horizontal), apakah ada Counter Clockwise Rotation atau Clockwise Rotation? Tidak terdapat Counter Clockwise Rotation maupun Clockwise Rotation7. Bagaimana konklusi elektrokardiogram saudara? Apakah ada kelainan ataukah masih dalam batas normal? konklusi elektrokardiogram masih dalam batas normal

P= 0,5 mmQ = 0 mmR = 2,5 mmS= -1 mmT= 1,5 mmLEAD I

LEAD II

P= 2 mmQ = -1 mmR = 17 mmS= 2mmT= 5,5 mm

P= 1mmQ = -2 mmR = 16mmS= 1,5mmT= 3 mmLEAD III

aVL

P= -1 mmQ = 1 mmR = -7 mmS= 1 mmT= -3 mm

P= -2 mmQ = 1 mmR = -9 mmS= 1 mmT= -3 mmaVR

aVF

P= 2 mmQ = -1 mmR = 16 mmS= -1 mmT= 3 mm

P= 1 mmQ = 0 mmR = 9 mmS= -22,5mmT= 2 mmV1

V2

P= 0,5 mmQ = 0 mmR = 11,5 mmS= -22 mmT= 4,5 mm

P= 0,5 mmQ = 0 mmR = 13 mmS= -10 mmT= 5,5 mmV3

V4

P= 0,5 mmQ = 0 mmR = 14,5 mmS= -3,5 mmT= 4,5 mm

P= 1 mmQ = 0 mmR = 10,5 mmS= -1 mmT= 3,5 mmV5

P= 0,5 mmQ = 0 mmR = 8 mmS= -0,5 mmT= 3 mmV6

DAFTAR PUSTAKAEinthoven W. Un nouveau galvanometre. Arch Neerl Sc Ex Nat 1901; 6:625.Ganong,WF. 2008. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran Edisi 22. Jakarta: penerbit buku kedokteran EGC. Guyton, A & Hall, J. 2002. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran Edisi 9. Jakarta : penerbit buku kedokteran EGC. Mark, Jonathan B. 1998. Atlas of cardiovascular monitoring. New York: Churchill Livingstone.