laporan praktikum faal kebugaran 2014

23
LAPORAN PRAKTIKUM FAAL KEBUGARAN Oleh : Sub Kelompok Faal B – 3 1. Pungky Permata Putri 011311133172 2. Yura Pradiptama 011311133174 3. Galuh Anis Tasya 011311133175 4. Clarissa Cita Magdalena 011311133176 5. Zahwa Afdhilani Azwan 011311133177 6. Pudya Lestyana Saniah 011311133178 7. Khonsa Tsabitah 011311133179 8. Hardi Kalpin Saputra 011311133180 9. Ismi Fara Nabila 011311133181 10. Aulia Irfatul Ilmi 011311133182 11. Hasan 011311133183 12. Dianty Suci Saputra 011311133185 13. Angeline Felicia 011311133186 14. Nastiti Imana Intansari 011311133187 15. Norma Khoirun Nisa 011311133188 FAKULTAS KEDOKTERAN

Upload: nastiti-imana-intansari

Post on 19-Jul-2016

492 views

Category:

Documents


33 download

DESCRIPTION

----

TRANSCRIPT

Page 1: Laporan Praktikum Faal Kebugaran 2014

LAPORAN PRAKTIKUM FAAL KEBUGARAN

Oleh :

Sub Kelompok Faal B – 3

1. Pungky Permata Putri 0113111331722. Yura Pradiptama 0113111331743. Galuh Anis Tasya 0113111331754. Clarissa Cita Magdalena 0113111331765. Zahwa Afdhilani Azwan 0113111331776. Pudya Lestyana Saniah 0113111331787. Khonsa Tsabitah 0113111331798. Hardi Kalpin Saputra 0113111331809. Ismi Fara Nabila 01131113318110. Aulia Irfatul Ilmi 01131113318211. Hasan 01131113318312. Dianty Suci Saputra 01131113318513. Angeline Felicia 01131113318614. Nastiti Imana Intansari 01131113318715. Norma Khoirun Nisa 011311133188

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS AIRLANGGA

TAHUN AJAR 2014 - 2015

Page 2: Laporan Praktikum Faal Kebugaran 2014

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG TEORITIS

Kepentingan pemeriksaan kebugaran badan atau physical fitness sangatlah luas,

bahkan dapat dikatakan bahwa di semua lapangan pekerjaan diperlukan derajat

kesegaran jasmani tertentu. Dengan kata lain, bahwa masalah kesegaran jasmani juga

menyangkut masalah nasional.

Banyak sekali cara untuk melakukan tes kebugaran badan. Ditinjau dari segi ilmu

faal dapat dikatakan bahwa tes kebugaran badan atau tes kesegaran jasmani adalah tes

untuk mengetahui kebugaran (saat) melakukan kerja. Kebugaran seseorang dipengaruhi

oleh beberapa faktor antar lain, fungsi setiap organ, kadar hemoglobin, kemampuan

homeostasis, kemampuan neuro-muskular untuk mendayagunakan oksigen dan faktor

eksternal (suhu sekeliling, kelembaban, tekanan udara).

Untuk mengetahui tingkat kebugaran seseorang dapat dilakukan dengan beberapa

cara, pada praktikum ini dipilih dua metode yaitu Harvard Step Up Test dan Ergocycle

(Astrand).

HARVARD STEP UP TEST – modified

Parameter pada Harvard Step Up Test (percobaan naik turun tangga) adalah waktu

lama kerja dan frekuensi nadi. Dengan memakai kedua faktor tersebut dapat dibuat

indeks kebugaran badan, yang dibedakan antara "kurang fit" sampai dengan "sangat fit"

Pada tes ini orang yang diperiksa disuruh naik turun bangku setinggi 49,24 cm (19

inci) untuk laki-laki dan 43,16 (17 inci) untuk perempuan, dengan frekuensi langkah 30

kali permenit atau frekuensi metronom 120 kali permenit. Denyut nadi dapat diketahui

dengan menghitung danyut nadi arteri radialis dan suara detak jantung dengan bantuan

elektrokardiogram.

ERGOCYCLE ASTRAND

Tes kebugaran ergocycle dilakukan dengan menggunakan sepeda yang diberi beban

menganut metode Astrand. Parameternya adalah frekuensi denyut nadi dan besar beban,

Page 3: Laporan Praktikum Faal Kebugaran 2014

yang selanjutnya digunakan untuk menentukan besar kapasitas maksimal aerob (VO2max

atau maximal oxygen consumption). VO2max adalah kemampuan maksimum tubuh

menggunakan oksigen semenitnya selama latihan fisik. Satuan absolut VO2max adalah

oksigen per menit (L/min) dan satuan relatif VO2max adalah berkaitan dengan berat badan

yaitu volume oksigen per kg BB per menit (mL/kg/min).

Indikasi dilakukannya tes

1. Untuk menentukan besarnya kapasitas muskulo-kardio-respiratori seseorang

terutama dalam hubungannya dengan dunia olahraga, kemiliteran, dan industri.

2. Untuk menilai kemajuan program latihan dan rehabilitasi fisik.

3. Untuk menilai kemungkinan adanya penyakit jantung koroner yang laten (nyeri

dada, orang-orang dengan faktor resiko tanpa keluhan).

Kontra Indikasi dilakukannya test

1. Kontra indikasi absolut.

-. Penderita infark miokard akut.

-. Penderita miokarditis atau perikarditis akut.

-. Penderita angina pektoris yang belum stabil.

-. Penderita dengan payah jantung kongestif.

-. Penderita dengan stenosis aorta.

-. Penderita dengan penyakit infeksi yang akut, emboli paru, penyakit metabolik

yang tidak stabil dan anemi berat

2. Kontra indikasi relatif.

-. Penderita dengan fibrilasi atrium atau flutter.

-. Penderita dengan A-V block derajat II.

-. Penderita dengan hipertensi berat.

-. Penderita dengan sindroma Wolf-Parkinson White.

-. Penderita dengan stenosis sub aorta idiopatik dan hipertrofi spetal asimetris.

Page 4: Laporan Praktikum Faal Kebugaran 2014

1.2 TUJUAN

1. Menghitung dan menyimpulkan besar kebugaran dengan cara Harvard Step Up

Test dan Ergocycle Astrand orang kerja.

2. Menghitung dan membahas Indeks Kebugaran Badan dengan rumus IKB.

Page 5: Laporan Praktikum Faal Kebugaran 2014

BAB II

METODE KERJA

2.1 SARANA

HARVARD STEP UP TEST

1. Bangku Harvard

2. Metronom

3. Stopwatch

4. Penggaris panjang (cm/inci)

ERGOCYCLE ASTRAND

1. Ruangan dengan ukuran minimal 3 x 4 m dan dilengkapi dengan AC.

2. Peralatan Baku:

a. Ergometer sepeda Monark

b. Polar heart rate

c. Metronom

d. Stopwatch

3. Peralatan Penunjang:

a. Timbangan badan dan pengukur tinggi

b. Tensimeter air raksa kaki tinggi

c. Stetoskop

2.2 TATA KERJA

HARVARD STEP UP TEST

1. Pilih mahasiswa relawan pria dan wanita dalam keadaan sehat yang akan

ditentukan Indeks Kebugaran Badannya (IKB).

2. Mintalah mahasiswa relawan untuk menandatangani surat pernyataan bahwa

saat ini dalam keadan sehat (tidak sakit) dan tidak mempunyai riwayat

penyakit terkait kontra indikasi pemeriksaan.

3. Diukur frekuensi denyut nadi istirahat dan tekanan darah sistol dan diastole,

harus dalam batas normal.

4. Mahasiswa relawan berdiri menghadapa bangku :

- Tinggi bangku untuk laki-laki : 19 inci (48,24 cm)

- Tinggi badan untuk perempuan : 17 inci (43,16 cm)

Page 6: Laporan Praktikum Faal Kebugaran 2014

4. Pasang alat monitor denyut jantung (polar heart rate) pada mahasiswa

relawan.

5. Pasang metronome dengan frekuensi 120 kali ketukan per menit.

6. Suruh mahasiwa relawan naik turun bangku dengan mengikuti irama metronome.

Setiap langkah kaki harus sama dengan irama detak metronom dan selalu dimulai

dengan kaki yang sama.

Catatan : Lakukan tindakan tersebut 2 – 3 kali sebelum percobaan sesungguhnya

dimulai. Pada saat percobaan dimulai, pemeriksa memberika aba-aba “ya”, pada

saat itu mahasiswa coba menekan tombol stopwatch (menjalankan stopwatch)

sebagai tanda waktu dimulainya tes.

7. Bila mahasiswa relawan sudah tidak sanggup melakukan tes naik turun bangku

sesuai prosedur atau durasi naik turun bangku sudah mencapai 5 menit, pemeriksa

memberikan aba-aba "stop", dan segera menekan tombol stopwatch

(menghentikan stopwatch) mahasiswa relawan berhenti naik turun bangku. Segera

baca durasi (lama) naik turun bangku dari mahasiswa relawan tersebut

8. Kemudian dengans egera tekan tombol stopwatch (mengembalikan jarum

stopwatch ke posisi nol) bersamaan dengan menyuruh mahasiswa relawan untuk

segera duduk

9. Kemudian tekan tombol stopwatch sekali lagi dengan segera (menjalankan

stopwatch) sebagai titik awal waktu untuk menghitung frekuensi denyut nadi

setelah naik turun bangku (pada saat pemulihan)

10. Hitunglah frekuensi denyut nadi selama masa pemulihan pada:

- Menit ke 1 s/d menit ke 1,5 setelah naik turun bangku (30" pertama)

- Menit ke 2 s/d menit ke 2,5 setelah naik turun bangku (30" kedua)

- Menit ke 3 s/d menit ke 3,5 setelah naik turun bangku (30" ketiga)

11. Hitunglah Indeks Kebugaran Badan (IKB) dengan rumus berikut:

CARA LAMBAT :

IKB = (Lama tes dalam detik x 100) / 2 (∑ Ketiga Nilai Frekunsi nadi)

Penilaian Hasil Cara Lambat:

Dibawah 55 = kurang

55-64 = sedang

65-79 = cukup

80-90 = baik

Diatas 90 = baik sekali

Page 7: Laporan Praktikum Faal Kebugaran 2014

CARA CEPAT :

IKB = (Lama tes dalam detik x 100) / 5,5 (Frekuensi Nadi 30" pertama)

Penilaian Hasil Cara Cepat:

Dibawah 50 = kurang

50-80 = sedang

Diatas 80 = baik

ERGOCYCLE ASTRAND

1. Pilih mahasiswa relawan pria dan wanita dalam keadaan sehat yang akan

diukur VO2max.

2. Mintalah mahasiswa relawan untuk menandatangani surat pernyataan

bahwa saat ini dalam keadan sehat (tidak sakit) dan tidak mempunyai

riwayat penyakit terkait kontra indikasi pemeriksaan.

3. Catat Berat Badan (BB), Tinggi Badan (TB), umur, makan/ minum manis

terakhir, dan ukurlah tekanan darah mahasiswa tersebut.

4. Catat juga tekanan atmosfer, kelembaban udara, dan suhu ruangan.

5. Pasanglah chest band atau Polar heart rate (HR) meter dan catat HR

istirahat mahasiswa relawan.

6. Aturlah tempat duduk sepeda senyaman mungkin untuk bersepeda.

7. Lakukan pemanasan ± 5 menit dengan meminta mahasiswa relawan

mengayuh sepeda dengan kecepatan konstan 50 rpm dan bebean dinaikkan

secara bertahap hingga mencapai 300 kpm (1kp).

8. Mulailah pengukuran ergocycle pada beban 600 kpm (2kp) untuk pria dan

450 (1,5 kp), kecepatan konstan 50 rpm, selama 6 menit.

9. Catat heart rate (HR) setiap menitnya.

10. Jika selisih HR pada menit ke-5 dan ke-6 lebih dari 5 bpm, lanjutkan

mengayuh selama beberapa menit. Atau jika HR masih dibawah 140 bpm,

tambah 300 kp (1 kp) lagi dan mengayuh lagi selama 6 menit dengan

kecepatan konstan 50 rpm.

Page 8: Laporan Praktikum Faal Kebugaran 2014

Penghentian Tes

1. Tes harus dihentikan bila secara obyektif

a. Timbulnya gejala yang membahayakan, antara lain: pucat, kulit dingin,

banyak keringat, sianosis, tekanan darah, dan frekuensi denyut jantung

menurun cepat

b. Denyut jantung maksimal telah dicapai atau bahkan dilampaui

2. Tes juga dihentikan bila penderita :

a. Merasa sakit dada yang sangat, sesak nafas, sangat lelah dan tidak

mampu mempertahankan sikap duduk lagi

b. Persendian atau otot-otot dirasakan sangat nyeri seperti halnya

claudicatio.

Page 9: Laporan Praktikum Faal Kebugaran 2014

BAB III

HASIL PEMERIKSAAN

3.1 Harvard Step Up Test

Keterangan Mahasiswa Relawan 1 Mahasiswa Relawan 2

Nama Yura Pradiptama Galuh Anis Tasya

Umur (th) 19 th 20 th

L / P L P

Pekerjaan Mahasiswa Mahasiswi

Berat Badan (BB) –

(kg)

62 kg 60 kg

Tinggi Badan (TB) –

(cm)

172 cm 168,5 cm

Makan/ minum manis

terakhir

3 ham yang lalu 2 jam yang lalu

Habitation category

(see below)

1 1

Heart Rate (HR)

istiirahat (x/menit)

86 x/ menit 89 x/ menit

Lama test (detik) 178 65

1’ – 1,5’ 71 60

2’ – 2,5’ 62 52

3’ – 3,5’ 56 47

Nilai dan Kategori

IKB cara cepat

IKB = Lama tes dalam detik x 100

5,5 (frekuensi nadi 30” pertama)

= 1 78 x 100 = 45,5

5,5 (71)

IKB = Lama tes dalam detik x 100

5,5 (frekuensi nadi 30” pertama)

= 1 78 x 100 = 19,6

5,5 (60)

Nilai dan Kategori

IKB cara lambat

IKB = Lama tes dalam detik x 100

2(∑ ketiga nilai frekuensi nadi)

= 1 78 x 100 = 47,82

(192)

IKB = Lama tes dalam detik x 100

2(∑ ketiga nilai frekuensi nadi)

= 1 78 x 100 = 20,4

(159)

Page 10: Laporan Praktikum Faal Kebugaran 2014

Patm 0atm 0atm

Suhu ruangan 25˚C 25˚C

Kelembaban

Habitation category (choose the nearest condition of the volunteer) :

1. Complelety untrained

2. Sporadic muscular activity = a few times per month

3. Reguler but light exercise = 1-2x per week

4. Rather intensive training one or more times per week

5. Hard training for competition several times per week

3.2 Ergocycle

Mahasiswa Relawan I

Result

Name : Hardi Kalpin Saputra

Age : 19 years

Body Weight : 83 kg

Height : 167 cm

Last meal/ (sweet) drink : 1,5 hours ago

Pulse rate (pretest) : 93 bpm

Occupation :

Date of Test : 10 – 09 - 2014

Habitation category (choose the nearest condition of the volunteer) :

1. Completely untrained

2. Sporcardiac muscular activity = a few times per month

3. Regular but light exercise = 1 – 2x per week

4. Rather intensive training one or more times per week

5. Hard training for compettition several times per week

Work load = 600 kpm

Pulse rate :

1’ = 129 bpm

2’ = 137 bpm

3’ = 146 bpm

Page 11: Laporan Praktikum Faal Kebugaran 2014

4’ = 154 bpm

6’ = 158 bpm

VO2max = 2,43 liter/ minute

Corrextion factor of age = 1, 06 → Correction of VO2max = 2,576 liter/ minute

VO2max per kg BW = 31 ml/ kgBW/ min

Classification VO2max = Low

Patm = 0

Room temperatur = 25 ˚C

Humidity =

Mahasiswa Relawan I

Result

Name : Dianty Suci Saputra

Age : 19 years

Body Weight : 53 kg

Height : 149 cm

Last meal/ (sweet) drink : 2,5 hours ago

Pulse rate (pretest) : 87 bpm

Occupation :

Date of Test : 10 – 09 - 2014

Habitation category (choose the nearest condition of the volunteer) :

1. Completely untrained

2. Sporcardiac muscular activity = a few times per month

3. Regular but light exercise = 1 – 2x per week

4. Rather intensive training one or more times per week

5. Hard training for compettition several times per week

Work load = 600 kpm

Pulse rate :

1’ = 164 bpm

2’ = 170 bpm

3’ = ...... bpm

Page 12: Laporan Praktikum Faal Kebugaran 2014

4’ = ...... bpm

6’ = ...... bpm

VO2max = 1, 65 liter/ minute

Corrextion factor of age = 1, 06 → Correction of VO2max = 1, 749 liter/ minute

VO2max per kg BW = 33 ml/ kgBW/ min

Classification VO2max = Average

Patm = 0

Room temperatur = 25 ˚C

Humidity =

Page 13: Laporan Praktikum Faal Kebugaran 2014

BAB IV

PEMBAHASAN

4.1. Diskusi Hasil

4.1.1. Harvard Step Up Test

Pada percobaan Harvard Step Up Test kali ini, digunakan dua cara untuk menentukan

Indeks Kebugaran Badan (IKB), yaitu :

a. Cara Lambat

Cara ini menggunakan jumlah dari tiga kali pengukuran nadi setelah tes sebagai

pembagi. Cara ini menggambarkan tentang kecepatan pemulihan tubuh yang merupakan

indikator dari IKB. Semakin besar IKB berarti semakin cepat pemulihan tubuh yang terlihat

dalam semakin cepatnya pemulihan nadi ke nadi istirahat dan semakin besar nilai IKB

karena pembaginya semakin kecil.

b. Cara Cepat

Cara ini hanya memakai harga nadi 30 detik pertama sebagai pembagi. Cara ini

menggambarkan kenaikan denyut nadi seseorang setelah melakukan tes. Kenaikan denyut

nadi ini juga menggambarkan IKB. Semakin terlatih seseorang secara aerobik, pemenuhan

kebutuhan oksigen lewat cardiac output tidak dilakukan dengan meningkatkan detak jantung

tetapi dengan meningkatkan volume jantung sekuncup (stroke volume). Akibatnya detak

jantung dan frekuensi nadi lebih rendah pada orang yang berketahanan lebih tinggi dan IKB

lebih tinggi.

Faktor-faktor yang mempengaruhi IKB pada mahasiswa coba antara lain:

a.Cardiorespiratory fitness atau ketahanan otot jantung

Cardiorespiratory fitness ditentukan dari kemampuan otot jantung untuk memenuhi

kebutuhan tubuh dengan mempertahankan frekuensi nadi tetapi meningkatkan stroke volume.

Orang yang terlatih secara aerobik memperlihatkan peningkatan stroke volume karena proses

sebagai berikut: mula-mula kebutuhan oksigen yang meningkat pada otot yang sering terjadi

menyebabkan jantung berkontraksi lebih cepat (meningkatkan frekuensi nadi) sehingga lama-

lama jantung akan membesar (hipertrofi tetapi fisiologis); selain itu, akibat peningkatan

kekuatan otot skelet, maka venous return akan meningkat saat otot tersebut berkontraksi dan

hal ini pada akhirnya akan meregangkan ruangan dan otot jantung sehingga berkontraksi

lebih kuat (peningkatan cardiac output berdasarkan hukum Frank-Starling); hasil akhirnya

Page 14: Laporan Praktikum Faal Kebugaran 2014

adalah peningkatan curah jantung karena peningkatan volume sekuncup dan hipertrofi serta

penurunan denyut nadi akibat pemenuhan yang sangat cukup dari curah jantung oleh stroke

volume dan hipertrofi.

b.Sudut reflex pada sendi lutut saat salah satu telapak kaki berada di atas

bangku.

Semakin besar sudut reflex ini semakin berat kerja yang harus dilakukan oleh otot

kaki sehingga semakin tinggi frekuensi nadi dan semakin rendah IKB. Hal ini terjadi pada

orang-orang dengan tinggi badan yang lebih pendek dan proporsi panjang kaki yang lebih

kecil daripada tinggi badan keseluruhan.

Dari hasil percobaan didapatkan mahasiswa coba sanggup melakukan Harvard Step

Up Test selama 146 detik. Setelah dihitung dengan menggunakan rumus IKB cara lambat

didapatkan hasil 44,24 dan dengan IKB cara cepat didapatkan hasil 44,24. Berdasarkan kedua

hasil tersebut maka dapat disimpulkan bahwa hasil IKB untuk mahasiswa coba (Harvard Step

Up Test) berada dalam kategori kebugaran ”kurang” (di bawah 55).

Faktor-faktor yang ikut berperan menentukan hasil tersebut antara lain:

a.Mahasiswa coba mungkin tidak berolahraga aerobik secara teratur, terutama

olahraga untuk ketahanan otot jantung, sehingga otot jantung tidak terlatih dengan baik.

Akibatnya cardiac output ditingkatkan dengan cara meningkatkan frekuensi denyut jantung,

bukan dengan peningkatan stroke volume, sehingga mahasiswa coba cepat lelah.

b.Pemanasan yang dilakukan kurang / tidak cukup baik sehingga badan tidak siap

untuk menerima aktivitas yang cukup tinggi.

4.1.2. Ergocycle Strand

Mahasiswa coba sanggup melakukan test (Ergocycle) sampai menit ke-8. Tes tidak

dilanjutkan sampai menit ke-12 karena Heart Rate sudah mencapai 176 dpm. Hasil

perhitungan untuk mahasiswa coba tersebut (Ergocycle) adalah 32,01 ml/kg/menit. Nilai ini

berada pada kisaran “Kurang” (Tabel klasifikasi VO2max menurut Lakesla).

Page 15: Laporan Praktikum Faal Kebugaran 2014

Faktor-faktor yang mempengaruhi perbedaan hasil nilai kebugaran seseorang

adalah:

a. Berat badan dan tinggi badan.

b. Jenis kelamin : Jenis kelamin juga menentukan curah jantung dan kebutuhan oksigen.

Umumnya curah jantung pria lebih besar daripada wanita dan kebutuhan oksigennya lebih

besar karena komposisi tubuh pria mengandung lebih banyak otot daripada wanita.

c.Kadar Hb dalam darah : Kadar Hb yang cukup dalam darah akan memperlancar pengikatan

oksigen dan karbondioksida, sehingga metabolisme berjalan lancar. Semakin banyak oksigen

yang diikat semakin besar energi untuk melakukan kerja. Selain itu Kadar Hb menentukan

jumlah oksigen yang dapat diangkut dalam aliran darah setiap menitnya (cardiac output). Jika

kadar Hb seseorang rendah, maka dibutuhkan curah jantung yang semakin tinggi dengan

menaikkan frekuensi nadi

d. Latihan ( exercise ) : Orang yang rajin dan teratur melaksanakan latihan, harga

kebugarannya lebih baik daripada yang jarang melakukan latihan (exercise).

e. Nutrisi dalam tubuh : Banyak mengkonsumsi makanan yang mengandung cukup gizi dan

nutrisi akan meningkatkan kondisi tubuh.

f. Psikologis : misalnya, karena adanya ketakutan terjatuh dari bangku sehingga

meningkatkan kronotropik otot jantung lewat adrenalin.

Page 16: Laporan Praktikum Faal Kebugaran 2014

BAB V

PERTANYAAN

1. Apakah kebugaran ?

2. Faktor apa yang dapat mempengaruhi kebugaran ?

3. Sebutkan beberapa contoh metode yang bisa digunakan untuk mengukur kebugaran !

4. Bagaimana aplikasi pemeriksaan kebugaran di bidang kesehatan/ kedokteran ?

Hasil Kerja :1. Kesegaran Jasmani adalah suatu keadaan dimana tubuh memiliki kemampuan

melakukan suatu aktivitas dengan baik tanpa menimbulkan kelelahan yang berarti. Kesegaran jasmani merupakan suatu dasar untuk dapat melakukan aktivitas hidup termasuk mengajar. Semakin tinggi kesegaran jasmani seseorang biasanya akan semakin mudah seseorang tersebut melakukan aktivitas. Sebaliknya jika tingkat kesegaran jasmani seseorang buruk maka gairah hidup dan penampilannya akan kurang sebab faal tubuhnya tidak bekerja dengan baik.Dapat disimpulkan bahwa Kebugaran Jasmani adalah kemampuan tubuh untuk dapat melakukan pekerjaan sehari-hari, serta masih memiliki tenaga untuk menikmati waktu senggang serta keadaan yang lebih ekstrim tanpa mengalami kelelahan yang berarti dan masih dapat menikmati hidup serta terhindar dari penyakit.

2. Kebugaran Jasmani menggambarkan kerja sama dan interaksi antara alat-alat pelaksana gerak dan alat-alat kelangsungan gerak yang terwujud dalam kelenturan (flexibility), kekuatan (power atau strength), dan daya tahan otot (stamina atau endurance), serta koordinasi otot dalam rangka ketahanan fisik secara fungsional. Kesemuanya ini memerlukan energi biologis yang dibentuk dan disalurkan secara aerob dan anaerob. Maka faktor-faktor yang mempengaruhi kebugaran, yaitu : Berat Badan (BB), Suhu, Kelembaban.

3. Metode yang bisa digunakan untuk mengukur kebugaran, yaitu :

a. Harvard Step Up Testb. Ergocycle Strand

4. Aplikasi pemeriksaan dalam bidang kesehatan atau kedokteran, salah satunya adalah tes kebugaran pada calon jamaah HAJI.

Page 17: Laporan Praktikum Faal Kebugaran 2014

DAFTAR PUSTAKA

Guyton AC, Hall JE, 2006. Textbook of Medical Physiology, 11th ed. Philadelpia:

W.B. Saunders Company.

Departemen Ilmu Faal, 2009. Buku Kerja Praktikum Ilmu Faal. Surabaya: Fakultas

Kedokteran Universitas Airlangga.

http://digilib.unimed.ac.id/public/UNIMED-Undergraduate-24671-BAB%20I.pdf

http://misslf.blog.ugm.ac.id/2012/01/11/pengantar-ilmu-fisiologi-olahraga/