laporan praktikum 3 tata letak daun rumus daun dan diagram daun (morfologi tumbuhan)

21
LAPORAN PRAKTIKUM III MORFOLOGI TUMBUHAN (AKKC 224) TATA LETAK DAUN, RUMUS DAUN DAN DIAGRAM DAUN DOSEN PENGASUH Dra. Hj. Sri Amintarti, M.Si ASISTEN DOSEN Miftahul Jannah Yana OLEH : Maedy Ripani (A1C212007) KELOMPOK IX PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN IPA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

Upload: maedy-ripani

Post on 07-Jan-2017

4.951 views

Category:

Education


70 download

TRANSCRIPT

Page 1: Laporan praktikum 3 tata letak daun rumus daun dan diagram daun (morfologi tumbuhan)

LAPORAN PRAKTIKUM III

MORFOLOGI TUMBUHAN

(AKKC 224)

TATA LETAK DAUN, RUMUS DAUN DAN DIAGRAM DAUN

DOSEN PENGASUH

Dra. Hj. Sri Amintarti, M.Si

ASISTEN DOSEN

Miftahul Jannah

Yana

OLEH :

Maedy Ripani

(A1C212007)

KELOMPOK IX

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI

JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN IPA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

BANJARMASIN

MARET

2013

Page 2: Laporan praktikum 3 tata letak daun rumus daun dan diagram daun (morfologi tumbuhan)

PRAKTIKUM III

Topik : Tata letak daun, rumus daun dan diagram daun

Tujuan : Mengenal berbagai tata letak daun pada batang,

menentukan rumus daun serta menggambar bagan dan

diagram daun.

Hari / tanggal : Kamis / 7 Maret 2013

Tempat : Laboratorium Biologi FKIP UNLAM

I. ALAT DAN BAHAN

Alat : 1. Baki

2. Alat tulis

3. Lup

Bahan : 1. Ranting kembang sepatu (Hibiscus rosa-sinensis)

2. Ranting Alamanda (Allamanda cathartica L.)

3. Tumbuhan Pandan (Pandanus sp.)

4. Tumbuhan Bayam (Amaranthus spinosus L.)

5. Tanaman Pepaya (Carica papaya L.)

II. CARA KERJA

1. Mengamati duduk daun pada ranting, cabang atau batang (tunggal

tersebar, tunggal berseling, berhadapan, berseling berhadapan, berkarang,

roset batang, roset akar, monospirotik, dan trispirotik)

2. Menghitung rumus daun: 1/3, 2/5, 3/8, dan seterusnya

3. Menggambar bagan dan diagram daun

III. TEORI DASAR

Daun-daun pada suatu tumbuhan biasanya terdapat pada batang atau

cabangnya, ada kalanya daun-daun berjejal-jejal pada suatu bagian batang,

yaitu pada pangkal atau bagian ujungnya. Umumnya daun-daun pada batang

terpisah-pisah dengan suatu jarak yang nyata. Jika untuk mencapai daun yang

Page 3: Laporan praktikum 3 tata letak daun rumus daun dan diagram daun (morfologi tumbuhan)

tegak lurus dengan daun permulaan garis spiral tadi mengelilingi batang a

kali, dan jumlah daun yang dilewati selama itu adalah b, juga dinamakan

rumus daun atau disvergensi.

Pecahan a/b selanjutnya dapat menunjukan sudut antara dua daun

berturut-turut, jika diproyeksikan pada bidang datar.jarak antara kedua daun

berturut-turut pun tetap dan besarnya adalah a/b x 3600, yang disebut sudut

divergensi, ternyata didapati pecahan a/b dapat terdiri dari pecahan 1/2, 1/3,

2/5, 3/8, 5/13, 8/21, dan seterusnya.

Deretan rumus-rumus daun yang memperlihatkan sifat yang begitu

karakteristik ini menurut nama yang menemukannya dinamakan: deret

Fibonacci.

Pada berbagai jenis tumbuhan dengan tata letak daun tersebar,

kadang-kadang kelihatan daun-daun yang duduknya rapat berjejal-jejal, yaitu

jika ruas-ruas batang amat pendek, sehingga duduk daun pada batang tampak

hampir sama tinggi, dan sangat sukar untuk menentukan urut-urutan tua

mudanya. Daun-daun yang mempunyai susunan demikian disebut suatu:

roset (rosula).

Kita membedakan:

a. Roset akar, yaitu jika batang amat pendek, sehingga semua daun

berjejal-jejal di atas tanah, jadi roset itu amat dekat dengan akar.

b. Roset batang, jika daun yang rapat berjejal-jejal itu terdapat pada

ujung batang.

Pada cabang-cabang yang mendatar atau serong ke atas, daun-daun

dengan tata letak tersebar dapat teratur ssdemikian rupa sehingga helaian-

helaian daun pada cabang itu teratur pada suatu bidang datar, dan membentuk

suatu pola seperti mosaik (pola karpet). Susunan daun yang demikian itu

disebut mosaik daun.

Bagi cabang-cabang yang mendatar mosaik daun terjadi karena semua

daun terlentang ke kiri dan ke kanan dengan menggunakan bidang datar

tersebut seefektif mungkin. Bagi cabang-cabang yang tumbuh serong ke atas,

daun-daun yang tata letaknya tersebar menempatkan helaian-helaian daun

Page 4: Laporan praktikum 3 tata letak daun rumus daun dan diagram daun (morfologi tumbuhan)

pada suatu bidang datar pada ujung cabang, helaian-helaian daun yang muda

di tengah dan ke pinggir daun-daun yang lebih tua yang biasanya pun lebih

lebar. Hal itu dapat tercapai karena tangkai daun-daun menuju ke ujung

cabang menjadi semakin pendek.

Untuk menjelskan tata letak daun, dapat dilakukan dengan membuat

bagan tata letak daun dan diagram tata letak daunnya.

A. Bagan Tata Letak Daun

Untuk keperluan ini batang tumbuhan digambar sebagai silinder dan

padanya digambar membujur ortostik-ortostiknya, demikian pula buku-buku

batangnya. Untuk menghindarkan kekeliruan seyogyanya garis-garis

menggambarkan masing-masing bagian tadi dibuat berbeda-beda. Daun-

daunnya digambar sebagai penampang lintang helaian daun yang diperkecil,

jadi sebagai suatu segitiga dengan dasar lebar yang terlentang (dengan

dasarnya yang lebar tadi menghadap ke atas).

B. Diagram Tata Letak Daun

Untuk membuat diagram tata letak daun, batang tumbuhan harus

dipandang sebagai kerucut memanjang, dengan buku-bukunya sebagai

lingkaran-lingkaran sempurna. Jika diproyeksikan pada bidang datar, maka

buku-buku tersebut akan menjadi lingkaran-lingkaran yang konsentris dan

puncak kerucut akan menjadi titik pusat lingkaran-lingkaran tadi.

C. Spirostik dan Parastik

Pada suatu tumbuhan, garis-garis ortostik yang biasanya tampak lurus

ke atas, dapat mengalami perubahan-perubahan arahnya karena pengaruh

macam-macam faktor. Perubahan sangat karakteristik adalah ortostik menjadi

garis spiral yang tampak melingkar batang pula. Dalam keadaan yang

demikian, spiral genetik sukar ditentukan dan tampaknya letak daun pada

batang mengikuti ortostik yang telah berubah menjadi garis spiral tadi, yang

diberi nama lain spirostik. Suatu spirostik terjadi biasanya karena

pertumbuhan batang tidak lurus melainkan memutar.

Bagian tumbuhan yang letak daunnya cukup rapat, daun-daunya

seakan-akan mengikuti garis spiral kekiri atau kekanan. Garis spiral dengan

Page 5: Laporan praktikum 3 tata letak daun rumus daun dan diagram daun (morfologi tumbuhan)

arah putaran kekiri dan kanan menghubungkan daun-daun yang menurut ke

arah samping (mendatar, horizontal) mempunyai jarak terdekat. Setiap daun

mempunyai tetangga yang terdekat, satu ke kiri dan satunya lagi ke kanan.

Dari sudut itu pula tampak ada spiral ke kiri dan ke kanan. Garis-garis itu

disebut parastik.

IV. HASIL PENGAMATAN

A. Gambar Hasil Pengamatan

1. Ranting Kembang sepatu (Hibiscus rosa-sinensis)

Menurut Literatur :

Anonim.2013.a

1

23

Keterangan :

1. Daun

2. Ranting/batang

3. Buku batang

4. Ruas batang

5. Bunga

Keterangan :

1. Bunga

2. Ranting/batang

3. Buku batang

4. Ruas batang

5. Daun

45

Page 6: Laporan praktikum 3 tata letak daun rumus daun dan diagram daun (morfologi tumbuhan)

2. Ranting Alamanda (Allamanda cathartica L.)

Menurut literatur :

Anonim.2013.b

2

3

1

Keterangan :

1. Bunga

2. Buku batang

3. Ruas batang

4. Daun

Keterangan :

1. Bunga

2. Buku batang

3. Ruas batang

4. Daun4

Page 7: Laporan praktikum 3 tata letak daun rumus daun dan diagram daun (morfologi tumbuhan)

3. Tumbuhan Pandan (Pandanus sp.)

Menurut literatur :

Anonim.2013.c

12

3

Keterangan :

1. Daun

2. Ujung Daun

3. Tepi daun

4. Batang

Keterangan :

1. Helaian daun

2. Ujung Daun

3. Tepi daun

4

Page 8: Laporan praktikum 3 tata letak daun rumus daun dan diagram daun (morfologi tumbuhan)

4. Tumbuhan Bayam (Amaranthus spinosus L.)

Menurut literatur :

Anonim.2013.d

1

2

3

Keterangan :

1. Bunga

2. Daun

3. Batang

Keterangan :

1. Bunga

2. Daun

3. Batang

Page 9: Laporan praktikum 3 tata letak daun rumus daun dan diagram daun (morfologi tumbuhan)

5. Tanaman Pepaya (Carica papaya L.)

Menurut literatur :

Anonim.2013.e

1

2

3

4

Keterangan :

1. Daun

2. Tangkai Daun

3. Buah

4. Batang

Keterangan :

1. Daun

2. Tangkai Daun

3. Batang

Page 10: Laporan praktikum 3 tata letak daun rumus daun dan diagram daun (morfologi tumbuhan)

B. Bagan dan Diagram Daun

1. Rumus Daun 2/5 ( pada bayam dan kembang sepatu)

a. Diagram Daun

b. Bagan Daun

Page 11: Laporan praktikum 3 tata letak daun rumus daun dan diagram daun (morfologi tumbuhan)

2. Rumus Daun 3/8 ( pada pepaya )

a. Diagram Daun

b. Bagan Daun

Page 12: Laporan praktikum 3 tata letak daun rumus daun dan diagram daun (morfologi tumbuhan)

V. ANALISIS DATA

1. Ranting Kembang Sepatu (Hibiscus rosa-sinensis L.)

Klasifikasi :

Divisio : Magnoliophyta

Classis : Magnolipsida

Sub classis : Dilleniidae

Ordo : Malvales

Familia : Malvaceae

Genus : Hibiscus

Species : Hibiscus rosa-sinensis L.

(Sumber : Cronquist. 1981)

Berdasarkan pengamatan, setelah dilakukan perhitungan diketahui bahwa

daun tanaman kembang sepatu mempunyai rumus daun (divergensi) 2/5. Yaitu

untuk mencapai daun yang tegak lurus dengan daun permulaan, garis spiral

(spiral genetik) mengelilingi batang sebanyak 2 kali dan jumlah daun yang

dilewati oleh garis spiral tersebut sebanyak 5 daun. Daun pada tanaman

Kembang Sepatu letaknya berselang-seling dan pada setiap buku-buku batang

tanaman ini hanya terdapat satu daun. Besar sudut antara dua daun tanaman

kembang sepatu yaitu (sudut divergensi): 2/5 x 360o = 144o.

2. Ranting Alamanda (Allamanda cathartica L.)

Klasifikasi :

Kingdom : Plantae

Divisio : Magnoliophyta

Classis : Magnoliopsida

Sub Classis : Asteriidae

Ordo : Gentiales

Familia : Apocynaceae

Genus : Allamanda

Species : Allamanda cathartica L.

(Sumber : Cronquist. 1981)

Page 13: Laporan praktikum 3 tata letak daun rumus daun dan diagram daun (morfologi tumbuhan)

Berdasarkan hasil pengamatan, daun pada tanaman Alamanda letaknya

berkarang, yaitu terdapat lebih dari dua daun pada tiap buku-buku batang,

dalam hal ini terdapat empat daun pada tiap buku batang. Karena tata letak

daunnya yang berkarang, maka rumus daunnya tidak dapat ditentukan.

3. Tumbuhan Pandan (Pandanus sp.)

Klasifikasi :

Kingdom : Plantae

Divisio : Magnoliophyta

Classis : Magnoliopsida

Sub Classis : Arecidae

Ordo : Pandanales

Familia : Pandanaceae

Genus : Pandanus

Species : Pandanus sp.

(Sumber : Cronquist. 1981)

Berdasarkan hasil pengamatan, tanaman Pandanus sp. memiliki tata letak

daun roset akar yang mengikuti garis-garis ortostik yang telah berubah menjadi

garis spiral yang melingkari batang atau dapat dikatakan karena terjadi

pertumbuhan batang yang tidak lurus melainkan memutar, akibatnya

ortostiknya ikut memutar (spirostik). Batang tanaman pandan memperlihatkan

tiga spirostik oleh sebab itu tanaman pandan tidak dapat ditentukan rumus

daunnya.

4. Tumbuhan Bayam (Amaranthus spinosus L.)

Klasifikasi :

Kingdom : Plantae

Divisio : Magnoliophyta

Classis : Magnoliopsida

Subclassis : Caryophyllidae

Ordo : Caryophyllales

Familia : Amaranthaceae

Genus : Amaranthus

Page 14: Laporan praktikum 3 tata letak daun rumus daun dan diagram daun (morfologi tumbuhan)

Spesies : Amaranthus spinosus L.

(Sumber: Cronquist. 1981)

Dari hasil pengamatan, daunnya merupakan daun yang tidak lengkap dan

tersusun secara berselang-seling. pada setiap buku-buku batang tanaman ini

hanya terdapat satu daun (tersebar). Setelah dilakukan perhitungan terhadap

rumus daunnya, diketahui bahwa daun tanaman bayam mempunyai rumus daun

(divergensi) 2/5. Yaitu untuk mencapai daun yang tegak lurus dengan daun

permulaan, garis spiral (spiral genetik) mengelilingi batang sebanyak 2 kali dan

jumlah daun yang dilewati oleh garis spiral tersebut sebanyak 5 daun. Sehingga

dapat dihitung sudut dirvergensinya 2/5 x 3600 = 1440.

5. Tanaman Pepaya (Carica papaya L.)

Klasifikasi :

Kingdom : Plantae

Divisio : Magnoliophyta

Classis : Magnoliopsida

Sub classis : Dilleniidae

Ordo : Violales

Familia : Caricaceae

Genus : Carica

Species : Carica papaya L.

(Sumber: Cronquist. 1981)

Dari hasil pengamatan, diketahui pepaya (Carica papaya L.) memiliki tata

letak daun yang tersebar. Rumus daunnya dapat dihitung, yaitu 3/8, maksud

angka 3 (tiga) tersebut adalah untuk mempertemukan daun yang satu dengan

yang lain yang terletak dalam satu garis yang sama harus mengelilingi batang

sebanyak 3 putaran, dan maksud dari angka 8 (delapan) tersebut adalah pada

saat melakukan tiga kali putaran jumlah daun yang dilaluinya adalah berjumlah

delapan dan perhitungannya dimulai dari angka nol. Jika dihitung, maka sudut

divergensinya yaitu : 3/8 x 360o = 135o.

Page 15: Laporan praktikum 3 tata letak daun rumus daun dan diagram daun (morfologi tumbuhan)

VI. KESIMPULAN

1. Berbagai tata letak daun pada batang yaitu berhadapan-bersilang(tiap

buku batang ada dua daun), tersebar(satu daun pada tiap buku batang),

dan berkarang(lebih dari 2 daun pada tiap buku batang).

2. Bagan dan diagram daun digunakan untuk lebih memahami tata letak

daun pada batang.

3. Pada tanaman Kembang Sepatu (Hibiscus rosa-sinensis) dan tanaman

bayam (Amaranthus spinosus L.) letak daunnya tersebar dan memiliki

rumus daun 2/5 dengan sudut divergensi 144o.

4. Tanaman Alamanda (Allamanda cathartica L.) memiliki tata letak daun

yang berkarang.

5. Pandan (Pandanus sp.) merupakan tanaman dengan 3 spirostik sehingga

rumus daunnya tidak dapat ditentukan.

6. Tanaman pepaya (Carica papaya L.) mempunyai tata letak daun yang

tersebar, memiliki rumus daun 3/8 dengan sudut divergensi 135o.

Page 16: Laporan praktikum 3 tata letak daun rumus daun dan diagram daun (morfologi tumbuhan)

VII. DAFTAR PUSTAKA

Amintarti, Sri. 2013. Penuntun Praktikum Morfologi Tumbuhan. Banjarmasin :

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan UNLAM.

Anonim.2013.a.http://3.bp.blogspot.com/_CuhFGl0ftr0/SUX5NCuDNaI/

AAAAAAAAAIM/BUgcViHGT5c/s320/PUCUK+MERAH.jpg.

Diakses: 9 Maret 2013.

Anonim.2013.b. http://t2.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcQIrs2ttYERcP-

CSfJjUEhkRtzwJfaS-RZP7-ZhE_H-Am9smoEaxg. Diakses: 9 Maret 2013.

Anonim.2013.c. http://www.stuartxchange.com/Pandan.jpg.

Diakses: 9 Maret 2013.

Anonim.2013.d.http://lylaeyla.files.wordpress.com/2012/10/

bayamduri_plantwisenn1.jpg?w=570. Diakses: 9 Maret 2013.

Anonim.2013.e.http://2.bp.blogspot.com/_ZpJmBtPVdbk/TJpy8XrwyYI/

AAAAAAAG2Y/yV7R4dWNtLQ/s1600/Mamoeiro+

(Carica+papaya+L+(3).JPG. Diakses: Diakses: 9 Maret 2013.

Tcitrosoepomo, Gembong. 1985. Morofologi Tumbuhan. Yogyakarta: Universitas

Gadjah Mada.