laporan petro

Upload: d61113303

Post on 09-Oct-2015

41 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

PRAKTIKUM PETROLOGIACARA: BATUAN BEKU ASAMNAMA : PAKALIMA MANIKHARI/TGL: Kamis, 18/09/2014NIM : D61113303

1. LATAR BELAKANGPetrologi merupakan cabang ilmu geologi yang mempelajari tentang batuan. Batuan merupakan kumpulan dari satu atau lebih mineral. Terdapat tiga jenis batuan yang dikenal secara umum di bumi ini, yaitu batuan beku, batuan sedimen, dan batuan metamorf. Untuk membedakan ketiga batuan di atas, maka kita harus mengetahui bagaimana ciri-ciri atau penapakann khusus dari setiap batuan yang ada di permukaan bumi, hal ini dapat kita mulai dengan melaksanakan praktikum petrologi. Praktikum ini kita mulai dengan batuan beku asam.

2. TUJUAN DAN MANFAATA. TujuanSetelah melakukan praktikum petrologi acara batuan beku asam ini, Mahasiswa mampu : Mengetahui dan memahami batuan beku asam. Menentukan atau mendeterminasi mineral yang terkandung dalam batuan beku asam. Mengetahui dan memahami petrogenesa batuan beku asam.B. ManfaatManfaat yang bisa kita dapat dari praktikum ini antar lain : Dapat mengetahui jenis-jenis batuan beku asam. Dapat mendeterminasi kandungan mineral pada batuan beku asam. Dapa mengetahui petrogenesis batuan beku asam.

3. ALAT DAN BAHAN Sample batuan Loop Fotmat praktikum Alat tulis menulis Komperator Pensil warna Tabel klasifikasi batuan Alat penguji kekerasan Buku referensi

4. TINJAUAN PUSTAKAA. Batuan bekuBatuan beku merupakan batuan penyusun kerak bumi yang berasal dari hasil pembekuan magma. Dalam bahasa inggris batuan beku disebut Igneous rocks. Kata igneous berasal dari kata Yunani ignis yang berarti api atau pijar, karena magma merupakan material atau bahan yang pijar dan sangat panas yang terdapat di dalam bumi.Magma merupakan material silikat yang sangat panas panas yang terdapat di dalam bumi dengan temperatur berkisar antara 6000C sampai 15000C. temperatur magma sangat tergantung pada komposisi kimia, kedalaman dan tekanan dimana magma terbentuk. Magma terdapat dalam suatu rongga di dalam bumi yang disebut dapur magma (magma chamber). Karena magma relatif lebi ringan dari batuan yang berada di sekitarnya, maka magma mempunyai kecenderungan untuk bergerak naik ke atas. Gerakan magma naik ke atas akan mencapai lingkungan yang lebih dingin dekat atau pada permukaan bumi, yang tekanannya juga relatif lebih rendah. Ketika temperatur dan tekanan magma mengalami penurunan, cairan magma akan mengalami proses pembekuan dan membentuk batuan. Hasil pembekuan langsung dari magma inilah yang disebut batuan beku. Berdasarkan tempat terbentuknya, batuan beku dapat dibedakan menjadi batuan beku luar, batuan beku dalam, dan batuan beku korok atau gang. Batuan beku luar (extrusif)merupakan batuan beku yang terbentuk pada permukaan bumi. Magma yang membeku di dalam bumi membentuk batuan beku dalam (intrusif)atau batuan beku plutonik. Sedangkan batuan beku yang membeku dekat dengan permukaan bumi batuan beku korok (gang).B. Proses Kristalisasi MagmaKarena magma merupakan cairan yang panas, maka ion-ion yang menyusun magma dapat bergerak bebas tak beraturan. Sebaliknya pada saat magma mengalami pendinginan, pergerakan ion-ion tersebut akan menurun dan ion-ion tersebut akan menurun dan ion-ion akan mulai mengatur dirinya menyusun bentuk yang teratur. Proses ini disebut kristalisasi. Pada umumnya material yang menyusun magma tidak membeku pada waktu yang bersamaan. Kecepatan pendinginan magma sangat berpengaruh terhadap ukuran kristal yang terbentuk. Apabila pendinginan magma berlangsung dengan lambat, ion-ion mempunyai kesempatan untuk mengembangkan dirinya, sehingga akan membentuk kristal yang berukuran besar. Apabila pendinginan berlangsung dengan sangat cepat maka tidak ada kesempatan bagi ion untuk membentuk kristal, sehingga hasil pembekuannya akan menghasilkan atom yang tak beraturan (hablur, yang dinamakan dengan mineral gelas (glass).C. Tekstur Batuan BekuTekstur batuan beku digunakan untuk menggambarkan kenampakan batuan yang di dasaran pada ukuran (sifat) dan susunan kristal-kristal penyusun batuan beku. Tektur meupakan cirri yang sangat penting, kareta tekstur dapat menggambarkan kondisi proses pembentukan batuan beku. Batuan beku terbentuk Karena terjadi penurunan temperatur, perubahan tekanan dan perubahan dalam komposisi, larutan magma ini mengalami kristalisasi. Perbedaan kombinasi hal-hal tersebut pada saat pembekuan magma mengakibatkan batuan memiliki tekstur.1. Tingkat kristalisasia) Holokristalin, yaitu batuan beku yang hampir seluruhnya disusun oleh Kristalb) Hipokristalin, yaitu batuan beku yang tersusun oleh kristal dan gelasc) Holohyalin, yaitu batuan beku yang hampir seluruhnya tersusun oleh gelas2. Ukuran butir (Granularitas)a) Faneritik, yaitu batuan beku yang hampir seluruhmya tersusun oleh mineral-mineralyang berukuran kasar.b) Phorfiritik, yaitu tekstur batuan yang tersusun dari mineral kasar dan halus.c) Aphanitic, yaitu batuan beku yang hampir seluruhnya tersusun oleh mineral berukuranhalus.3. Bentuk kristala) Euhedral, yaitu bentuk kristal yang sempurnab) Subhedral, yaitu bentuk kristal yang kurang sempurna. c) Anhedral, yaitu bentuk kristal yang tidak sempurna.4. Berdasarkan keseragaman antar butirnyaa) Equigranular, yaitu ukuran butir penyusun batuannya hampir sama.b) Inequigranular, yaitu ukuran butir penyusun batuannya tidak sama.D. Struktur Batuan Beku Berdasarkan tempat pembekuannya batuan beku dibedakan menjadi batuan beku extrusive dan intrusive. Hal ini pada nantinya akan menyebabkan perbedaan pada tekstur masing masingbatuan tersebut. Kenampakan dari batuan beku yang tersingkap merupakan hal pertama yangharus kita perhatikan. Kenampakan inilah yang disebut sebagai struktur batuan beku1. Struktur Batuan Beku EsktrusifBatuan beku ekstrusif adalah batuan beku yang proses pembekuannya berlangsung dipermukaan Bumi.Struktur pada batuan ini diantaranya:a. Masif, yaitu struktur yang memperlihatkan suatu masa batuan yang terlihat seragam.b. Sheeting joint, yaitu struktur batuan beku yang terlihat sebagai lapisanc. Columnar joint, yaitu struktur yang memperlihatkan batuan terpisah poligonal seperti batang pensil.d. Pillow lava, yaitu struktur yang menyerupai bantal yang bergumpal-gumpal. e. Vesikular, yaitu struktur yang memperlihatkan lubang-lubang pada batuan beku.f. Amigdaloidal, yaitu struktur vesikular yang kemudian terisi oleh mineral lain seperti kalsit,atau kuarsa.g. Struktur aliran, yaitu struktur yang memperlihatkan adanya kesejajaran mineral pada arah tertentu akibat aliran2. Struktur Batuan Beku IntrusifBatuan beku Intrusif adalah batuan beku yang proses pembekuannya berlangsung dibawah permukaan bumi. Berdasarkan kedudukannya terhadap perlapisan batuan yang diterobosnya struktur tubuh batuan beku intrusif terbagi menjadi dua yaitu konkordan dan diskordan. KonkordanTubuh batuan beku intrusif yang sejajar dengan perlapisan disekitarnya, diantaranya :a. Sill, tubuh batuan yang berupa lembaran dan sejajar dengan perlapisan batuan disekitarnya.b. Laccolith, tubuh batuan beku yang berbentuk lensa.c. Paccolith, tubuh batuan beku yang menempati sinklin atau antiklin. DiskordanTubuh batuan beku intrusif yang memotong perlapisan batuan disekitarnya, diantaranya:a. Dyke, yaitu tubuh batuan yang memotong perlapisan disekitarnya dan memiliki bentuk memanjang.b. Batolith, yaitu tubuh batuan yang memiliki ukuran yang sangat besar yaitu > 100 km2 dan membeku pada kedalaman yang besar.c. Stock, yaitu tubuh batuan yang mirip dengan Batolith tetapi ukurannya lebih kecil.

E. Komposisi Mineral Batuan BekuMineral-mineral yang membentuk batuan beku ditentukan oleh komposisi kimia magma yang membentuknya. Seperti halnya batuan beku yang telah diketahui variasi yang sangat besar, maka macam magmapun mempunyai variasi yang besar pula. Dari hal tersebut dapat dikatakan bahwa magma yang sama kemungkinan dapat menghasilkan kandungan mineral yang bervariasi.Mineral-mineral yang telah mengkristal dan masih terdapat dalam lingkungan magma yang cair, akan bereaksi dengan sisa cairan magma dan menghasilkan mineral berikutnya. Susunan atau proses kristalisasi magma dikenal dengan nama Bowens reaction series.

F. Klasifikasi Batuan BekuBatuan beku diklasifikasikan berdasarkan tempat terbentuknya, warna, kimia, tekstur, dan mineraloginya.a. Berdasarkan tempat terbentuknya batuan beku dibedakan atas :1. Batuan beku Plutonik, yaitu batuan beku yang terbentuk jauh di perut bumi.2. Batuan beku Hypabisal, yaitu batuan beku yang terbentu tidak jauh daripermukaan bumi3. Batuan beku vulkanik, yaitu batuan beku yang terbentuk di permukaan bumib. Berdasarkan warnanya, mineral pembentuk batuan beku ada dua yaitu mineral mafic (gelap) seperti olivin, piroksen, amphibol dan biotit, dan mineral felsic (terang) seperti Feldspar, muskovit, kuarsa dan feldspatoid. Klasifikasi batuan beku berdasarkan warnanya yaitu:1. Leucocratic rock, kandungan mineral mafic < 30%2. Mesocratic rock, kandungan mineral mafic 30%-60%3. Melanocratic rock, kandungan mineral mafic 60%-90%4. Hypermalanic rock, kandungan mineral mafic >90%c. Berdasarkan kandungan kimianya yaitu kandungan SiO2-nya batuan beku diklasifikasikan menjadi empat yaitu :1. Batuan beku asam (acid), kandungan SiO2 > 65%, contohnya Granit, Ryolit.2. Batuan beku menengah (intermediat), kandungan SiO2 65% - 52%.3. Batuan beku basa (basic), kandungan SiO2 52% - 45%, contohnya Gabbro4. Batuan beku ultra basa (ultra basic), kandungan SiO2 < 30%G. Batuan Beku AsamBatuan beku asam merupakan jenis batuan beku yang memiliki kandungan SiO2 yang sangat banyak, yaitu lebih dari 65%. Batuan beku jenis ini dicirikan dengan warna yang terang. Hal ini dikarenakan mineral-mineral penyusunnya terdiri dari mineral-mineral yang juga sifatnya asam yang memang dicirikan dengan warna yang terang. Batuan ini terdiri dari mineral-mineral utama seperti kuarsa, plagioklas, dan ortoklas. Selain itu ada pula mineral-mineral tambahan seperti muskovit, biotit, dan amphibol. Tabel 4.1Klasifikasi Batuan BekuFelsicIntermedietMaficUltramafic

IntrusiveGranitDioriteGabroPeridotite

EkstrusifRhiolitAndesitBasalt

Komposisi mineral utamaKuarsa,K-FeldsparNa-PlagioclaseIntermediate PlagioclaseAmphibol, BiotiteCa-PlagiclasePyroxeneOlivinePyroxene

Mineral tambahanMuscovite, BiotiteAmphibolePyroxeneOlivineAmphiboleCa-Plagioclase(Anorthite)

5. DESKRIPSI LITOLOGIa. Sampel pertama dengan kode sampel B1 memiliki warna segar putih keabu-abuan, warna lapuk putih kehijau-hijauan. Tekstur kristalinitas holokristalin, granularitas faneroporfiritik, fabrik inequigranular, bentuk kristal euhedral-subhedral. Batuan ini memiliki komposisi mineral antara lain, Ortoklas yang memiliki warna putih kemerahan dengan persentasi 67%, Kuarsa yang memiliki warna putih dengan persentasi 3%, Plagioklas yang memiliki warna putih tulang dengan persentasi 15%, Biotit yang memiliki warna hitam bentuk melembar dengan persentasi 10%, Piroksen yang memiliki warna hitam bentuk prismatik pendek dengan persentasi 3%, Hornblende yang memiliki warna hitam bentuk prismatik panjang dengan persentasi 2%. Memiliki struktur massif. Nama batuan Porfiri Sianit (FENTON:1940), Porfiri Sianit (Travis:1955), Sianit (IUGS:1976).b. Sampel kedua dengan kode sampel B3 memiliki warna segar putih, warna lapuk coklat. Teksur kristalinitas holokristalin, granularitas faneritik, fabrik Equigranular, euhedral-subhedral. Batuan ini memiliki komposisi mineral antara lain Kuarsa yang memiliki warna putih dengan persentasi 30%, Ortoklas yang memiliki warna putih kemerahan dengan perentasi 40%, Biotit yang memiliki warna hitam, bentuk melembar dengan persentasi 5%, Piroksen yang memiliki warna hitam, bentuk prismatik pendek dengan persentasi 5%, Plagioklas yang memiliki warna putih tulang dengan komposisi 15%, Hornblende yang memiliki putih, bentuk prismatik panjang dengan persentasi 5%. Struktur batuan ini Masif. Nama Batuan : Granit (Fenton:1940), Granit (Travis:1955), Granit (IUGS:1976)c. Sampel ketiga dengan kode sampel B16 memiliki warna segar putih keabu-abuan, warna lapuk hitam. Teksur kristalinitas hypokristalin, granularitas afanitik, fabrik inequigranular, subhedral-anhedral. Batuan ini memiliki komposisi mineral antara lain Kuarsa yang memiliki warna putih dengan persentasi 5%, Ortoklas yang memiliki warna abu-abu dengan perentasi 45%, Biotit yang memiliki warna hitam, bentuk melembar dengan persentasi 5%, Piroksen yang memiliki warna hitam, bentuk prismatik pendek dengan persentasi 15%, Plagioklas yang memiliki warna putih tulang dengan komposisi 15%, Hornblende yang memiliki putih, bentuk prismatik panjang dengan persentasi 15%. Struktur batuan ini Skoria. Nama Batuan : Trakit (Travis:1955), Trakit (IUGS :1976)d. Sampel keempat dengan kode sampel B8 memiliki warna segar putih keabu-abuan, warna lapuk abu-abu. Teksur kristalinitas holokristalin, granularitas faneroporfiritik, fabrik inequigranular, subhedral-anhedral. Batuan ini memiliki komposisi mineral antara lain Kuarsa yang memiliki warna putih dengan persentasi 20%, Ortoklas yang memiliki warna putih kemerahan dengan perentasi 58%, Biotit yang memiliki warna hitam, bentuk melembar dengan persentasi 10%, Piroksen yang memiliki warna hitam, bentuk prismatik pendek dengan persentasi 2%, Plagioklas yang memiliki warna putih tulang dengan komposisi 10%. Struktur batuan ini Skoria. Nama Batuan : Porfiri Granit (Fenton:1940), Porfiri Granit (Travis:1955), Granit (IUGS :1976)e. Sampel kelima dengan kode sampel B17 memiliki warna segar abu-abu, warna lapuk coklat kehitaman. Teksur kristalinitas hypokristalin, granularitas porfiroafanitik, fabrik inequigranular, subhedral-anhedral. Batuan ini memiliki komposisi mineral antara lain Kuarsa yang memiliki warna putih dengan persentasi 2%, Ortoklas yang memiliki warna abu-abu dengan perentasi 53%, Biotit yang memiliki warna hitam, bentuk melembar dengan persentasi 15%, Piroksen yang memiliki warna hitam, bentuk prismatik pendek dengan persentasi 10%, Plagioklas yang memiliki warna putih tulang dengan komposisi 15%, Hornblende yang memiliki putih, bentuk prismatik panjang dengan persentasi 5%. Struktur batuan ini Masif. Nama Batuan : Ponolit Trakit (Fenton:1940), Porfiro Trakit (Travis:1955), Trakit (IUGS :1976)

6. PETROGENESA a. Sampel B1b. Sampel B3Batuan ini dapat terbentuk akibat diferensiasi lemah pada batolit yang memiliki kontak gradasional dengan batuan metamorf. Pluton terbatas dengan kontak tegas di dalam batuan metamorf dan batuan sedimen, yang disertai injeksi apofisa dan urat di sekeliling batuan; urat dan sill dimensinya bervariasi pada batuan sedimen dengan kontak tegas dan terdapat efek metamorfisme kontak. c. Sampel B16d. Sampel B8Batuan ini dapat terbentuk akibat diferensiasi lemah pada batolit yang memiliki kontak gradasional dengan batuan metamorf. Pluton terbatas dengan kontak tegas di dalam batuan metamorf dan batuan sedimen, yang disertai injeksi apofisa dan urat di sekeliling batuan; urat dan sill dimensinya bervariasi pada batuan sedimen dengan kontak tegas dan terdapat efek metamorfisme kontak. e. Sampel B17

7. KEGUNAANa. Sampel B1b. Sampel B3Batuan ini digunakan sebagai hiasan pada dinding bangunan dan sumber mineral berharga.c. Sampel B16d. Sampem B8Batuan ini digunakan sebagai hiasan pada dinding bangunan dan sumber mineral berharga.e. Sampel B17

8. DAFTAR PUSTAKALAPORAN SEMENTARA, TP, RESPON