laporan perkembangan perekonomian … laporan...3 dan perubahan iklim yang menjadi kepedulian...

16
LAPORAN PERKEMBANGAN PEREKONOMIAN bulan Oktober 2017 Daftar Isi: Perkembangan Ekonomi Global Annual Meeting IMF-WB 2017; World Economic Outlook; October 2018; East Asia and Pacific (EAP) Economic Update; Ease of Doing Business (EODB) 2018 Perkembangan Domestik Release Growth Q3 Indonesia 2017, TPT Agustus 2017; Harga Minyak Indonesia dan Lifting Migas September 2017; Perkembangan Pasar Keuangan dan Sektor Riil; Realisasi APBNP 2017 s.d Oktober

Upload: vongoc

Post on 11-Mar-2018

235 views

Category:

Documents


6 download

TRANSCRIPT

Page 1: LAPORAN PERKEMBANGAN PEREKONOMIAN … Laporan...3 dan perubahan iklim yang menjadi kepedulian generasi muda. Dalam pertemuan tahunan tersebut, Menteri Keuangan, proyeksi WEO April

1

LAPORAN

PERKEMBANGAN

PEREKONOMIAN

bulan Oktober

2017 Table of Contents

Perkembangan Ekonomi Global

World Economic Outlook (WEO) April 2017;

International Monetary Fund (IMF) Spring

Meeting 2017; ASEAN Summit ke-30

Daftar Isi:

Perkembangan Ekonomi Global

Annual Meeting IMF-WB 2017; World

Economic Outlook; October 2018; East Asia

and Pacific (EAP) Economic Update; Ease of

Doing Business (EODB) 2018

Perkembangan Domestik

Release Growth Q3 Indonesia 2017, TPT Agustus

2017; Harga Minyak Indonesia dan Lifting Migas

September 2017; Perkembangan Pasar Keuangan

dan Sektor Riil; Realisasi APBNP 2017 s.d Oktober

2017

Page 2: LAPORAN PERKEMBANGAN PEREKONOMIAN … Laporan...3 dan perubahan iklim yang menjadi kepedulian generasi muda. Dalam pertemuan tahunan tersebut, Menteri Keuangan, proyeksi WEO April

2

Perkembangan Ekonomi Global

Pertemuan Tahunan World

Bank Group dan the

International Monetary Fund

(IMF).

Pertemuan Tahunan Dewan Gubernur Bank Dunia dan IMF

2017 berlangsung di Washington DC, Amerika Serikat,

pada 9–15 Oktober mempertemukan bank sentral,

menteri keuangan dan pembangunan, anggota parlemen,

eksekutif sektor swasta, perwakilan organisasi masyarakat

sipil dan akademisi untuk membahas isu-isu yang menjadi

perhatian global, termasuk prospek ekonomi dunia,

pemberantasan kemiskinan, pembangunan ekonomi, dan

efektivitas dana bantuan.

Jim Yong Kim, Presiden Bank Dunia, menekankan

pentingnya pengentasan kemiskinan di tengah kondisi

perekonomian yang mengalami perlambatan pemulihan

dan diiringi konflik dalam negara maupun antarnegara.

Kim mendorong seluruh pemerintah menerapkan strategi

untuk (1) mengakselerasi pertumbuhan ekonomi yang

inklusif dan berkelanjutan, (2) membangun daya tahan

atas guncangan dan krisis serta ancaman perubahan iklim,

serta (3) meningkatkan investasi dalam pengembangan

sumber daya manusia.

Sementara Direktur IMF, Christine Lagarde,

mengungkapkan bahwa perbaikan kondisi ekonomi saat

ini harus menjadi momentum untuk mendorong

pertumbuhan yang lebih baik. Menurut Lagarde, terdapat

tiga prioritas yang harus dilaksanakan, yaitu: (1)

memperkuat fundamental ekonomi yang tepat ditengah

perekonomian dunia yang saling terhubung, (2) mengatasi

masalah ketimpangan pendapatan yang berpotensi

memperlambat pertumbuhan ekonomi, mengurangi

tingkat kepercayaan masyarakat, serta meningkatkan

tekanan politik, dan (3) menangani permasalahan korupsi

Page 3: LAPORAN PERKEMBANGAN PEREKONOMIAN … Laporan...3 dan perubahan iklim yang menjadi kepedulian generasi muda. Dalam pertemuan tahunan tersebut, Menteri Keuangan, proyeksi WEO April

3

dan perubahan iklim yang menjadi kepedulian generasi

muda.

Dalam pertemuan tahunan tersebut, Menteri Keuangan,

Sri Mulyani Indrawati, memimpin Development

Committee Chair, yang terdiri dari para Gubernur yang

merupakan kelompok Menteri Keuangan dari 25 negara

anggota dan mengambil keputusan mewakili 189 negara

anggota Bank Dunia dan IMF. Development Committee

bertugas memberikan masukan dan pertimbangan kepada

Dewan Gubernur Bank Dunia dan IMF mengenai isu-isu

penting terkait perekonomian dan pengelolaan sumber

daya keuangan dalam rangka mendukung pembangunan

ekonomi di negara-negara berkembang.

The International Monetary Fund

(IMF) merilis World Economic Outlook

(WEO) Oktober 2017 dengan topik

“Seeking Sustainable Growth: Short-

term recovery, Long-term

challenges.” Peningkatan aktivitas perkonomian global

yang menguat mendorong pertumbuhan ekonomi dunia

yang diperkirakan akan mencapai 3,6 persen pada 2017

dan 3,7 persen pada 2018. Perkiraan tersebut masing-

masing naik 0,1 persen poin dibandingkan dengan

proyeksi WEO April 2017. Pertumbuhan ekonomi

Indonesia diperkirakan akan mencapai 5,2 persen di tahun

2017 dan 5,3 persen di tahun 2018, atau naik 0,1 persen

poin untuk tahun 2017 dan tetap untuk tahun 2018

dibandingkan WEO April 2017. Secara umum, revisi

kenaikan pertumbuhan berbasis pada perbaikan ekonomi

di kawasan euro, Jepang, Asia, Eropa, dan Rusia, yang

dapat mengimbangi revisi penurunan untuk pertumbuhan

Amerika Serikat dan Inggris. Namun demikian,

pertumbuhan tetap lemah di banyak negara dan inflasi di

sebagian besar negara maju masih berada di bawah

target.

Prospek pertumbuhan negara berkembang naik 0,1

persen poin baik untuk tahun 2017 maupun 2018

dibandingkan WEO April 2017, terutama didorong oleh

proyeksi pertumbuhan Tiongkok yang menguat hingga 6,8

persen (dibandingkan 6,6 persen dalam WEO April 2017).

Kenaikan proyeksi pertumbuhan Tiongkok merefleksikan

Page 4: LAPORAN PERKEMBANGAN PEREKONOMIAN … Laporan...3 dan perubahan iklim yang menjadi kepedulian generasi muda. Dalam pertemuan tahunan tersebut, Menteri Keuangan, proyeksi WEO April

4

penguatan realisasi pertumbuhan pada paruh pertama

tahun 2017 dan permintaan eksternal yang membaik.

Untuk tahun 2018, revisi naik menjadi 6,5 persen

(dibandingkan 6,2 persen dalam WEO April 2017)

mencerminkan harapan bahwa Pemerintah Tiongkok akan

mempertahankan kebijakan yang ekspansif untuk

memenuhi target mereka melipatgandakan PDB riil antara

tahun 2010 dan 2020.

Proyeksi

2017 2018

Dunia 3,6 3,7

Negara Maju 2,2 2,0

- Amerika Serikat 2,2 2,3

- Kawasan Eropa 2,1 1,9

- Jepang 1,5 0,7

Negara Berkembang 6,5 6,5

- Tiongkok 6,8 6,5

- Indonesia 5,2 5,3

- Malaysia 5,4 4,8

- Thailand 3,7 3,5

Bank Dunia menyorot

percepatan pemulihan

ekonomi di kawasan Asia Timur

dan Pasifik dalam semester

pertama tahun 2017 dalam East Asia and Pacific (EAP)

Economic Update edisi Oktober 2017 yang dirilis pada 4

Oktober. Permintaan domestik mendorong peningkatan

kinerja perekonomian di kawasan EAP. Konsumsi

memberikan kontribusi terbesar di negara-negara besar

kawasan. Defisit anggaran menurun atau stabil di negara-

negar abesar, dengan kecenderungan menurun di negara-

negara perekonomian kecil. Tingkat inflasi yang relatif

rendah juga memberi ruang bagi otoritas moneter untuk

mengambil kebijakan moeter yang lebih akomodatif.

Proyeksi pertumbuhan ekonomi untuk kawasan EAP tetap

positif di 6,4 persen di tahun 2017 serta 6,2 persen dan 6,1

persen di tahun 2018 dan tahun 2019, sedikit meningkat

dari perkiraan dalam EAP Economic Update edisi April,

dengan didukung pertumbuhan ekonomi Tiongkok yang

relatif menguat dari perkiraan sebelumnya. Sementara itu,

pertumbuhan ekonomi Indonesia diperkirakan akan

Page 5: LAPORAN PERKEMBANGAN PEREKONOMIAN … Laporan...3 dan perubahan iklim yang menjadi kepedulian generasi muda. Dalam pertemuan tahunan tersebut, Menteri Keuangan, proyeksi WEO April

5

mencapai 5,1 persen di tahun 2017, serta masing-masing

5,3 persen baik di tahun 2018 maupun tahun 2019.

Permintaan domestik masih menjadi pendorong utama

pertumbuhan di berbagai negara dan didukung oleh

peningkatan perdagangan dunia, pemulihan

perekonomian di negara-negara maju, serta percepatan

perbaikan perekonomian di negara berkembang. Harga

akomoditas juga diperkirakan akan sedikit meningkat

meski dengan laju yang cukup moderat.

Bank Dunia merilis Ease of Doing

Business (EODB) 2018, laporan

tahunan yang mencakup 11 indikator

dalam kemudahan membuka dan menjalankan usaha

secara komparatif di 190 negara, pada 1 November 2017.

Indikator yang dipakai dalam mengukur peringkat dalam

EODB adalah kemudahan memulai usaha, izin konstruksi,

pendaftaran properti, koneksi listrik, akses kredit,

perlindungan investor minoritas, pembayaran pajak,

perdagangan lintas batas, kontrak, penyelesaian

kebangkrutan, serta peraturan ketenagakerjaan.

Kawasan Asia Timur dan Pasifik memiliki jumlah ekonomi

tertinggi yang mencatat jumlah reformasi kebijakan

sehingga lebih mudah melakukan usaha pada tahun

2016/2017. Brunei Darussalam dan Thailand masing-

masing menerapkan 8 reformasi kebijakan, sementara

Indonesia menerapkan 7 reformasi kebijakan. Dengan

perubahan kebijakan dalam kemudahan memulai usaha,

koneksi listrik, pendaftaran properti, akses kredit,

perlindungan investor minoritas, pembayaran pajak, dan

perdagangan lintas batas, posisi Indonesia dalam EODB

2018 berada di peringkat ke-72 dari 190 negara, atau naik

19 posisi dari peringkat Indonesia dalam EODB 2017 yang

berada di peringkat ke-91. Negara kawasan Asia Tenggara

Page 6: LAPORAN PERKEMBANGAN PEREKONOMIAN … Laporan...3 dan perubahan iklim yang menjadi kepedulian generasi muda. Dalam pertemuan tahunan tersebut, Menteri Keuangan, proyeksi WEO April

6

lainnya berada di peringkat ke-2 (Singapura), ke-24

(Malaysia), ke-26 (Thailand), ke-56 (Brunei Darussalam),

ke-68 (Vietnam), ke-113 (Filipina), ke-135 (Kamboja), dan

ke-141 (Laos). Sementara itu, Tiongkok dan India masing-

masing berada di peringkat ke-78 dan ke-100.

2018 2017

New Zealand 1 1

Singapore 2 2

Denmark 3 3

Korea, Rep. 4 5

Hong Kong SAR, China 5 4

United States 6 8

United Kingdom 7 7

Norway 8 6

Georgia 9 16

Sweden 10 9

Malaysia 24 23

Thailand 26 46

Brunei Darussalam 56 72

Vietnam 68 82

Indonesia 72 91

China 78 78

India 100 130

Philippines 113 99

Cambodia 135 131

Lao PDR 141 139

Timor-Leste 178 175

Ranking EoDBNegara

Ranking Ease of Doing Business 2018

Sumber: World bank

Page 7: LAPORAN PERKEMBANGAN PEREKONOMIAN … Laporan...3 dan perubahan iklim yang menjadi kepedulian generasi muda. Dalam pertemuan tahunan tersebut, Menteri Keuangan, proyeksi WEO April

7

Perkembangan

Domestik

PERTUMBUHAN EKONOMI

TRIWULAN III

Pertumbuhan ekonomi Indonesia pada

Triwulan III tahun 2017 mencapai 5,06 persen

(yoy) atau 3,18 persen (qtq) lebih tinggi

dibandingkan dengan periode yang sama tahun

sebelumnya yang mencapai 5,01 persen (yoy)

Pertumbuhan ekonomi Q3 tersebut terutama ditopang

oleh pertumbuhan perdagangan internasional, yaitu

ekspor dan impor yang masing-masing tumbuh 17,3

persen dan 15,1 persen (yoy). Sementara itu, investasi

tumbuh cukup tinggi mencapai 7,11 persen, konsumsi

pemerintah tumbuh positif sebesar 3,5 persen, serta

komsumsi rumah tangga tumbuh relatif stabil sebesar 4,9

persen.

Dilihat dari sisi produksi, semua sektor lapangan usaha

tumbuh positif pada Triwulan III 2017. Pertumbuhan

tertinggi terjadi pada sektor jasa lainnya sebesar 9,4

persen (yoy), sektor informasi dan keuangan sebesar 9,3

persen, dan sektor jasa perusahaan sebesar 9,2 persen.

Sumber: Badan Pusat Statistik

Page 8: LAPORAN PERKEMBANGAN PEREKONOMIAN … Laporan...3 dan perubahan iklim yang menjadi kepedulian generasi muda. Dalam pertemuan tahunan tersebut, Menteri Keuangan, proyeksi WEO April

8

Sementara itu secara spasial, pertumbuhan ekonomi

Triwulan III tahun 2017 masih didominasi oleh pulau Jawa,

Sumatera dan Kalimantan yang berkontribusi sebesar 88

persen dari struktur PDB nasional. Pada Q3 tahun 2017,

Pulau Sulawesi mencatatkan pertumbuhan tertinggi

sebesar 6,7 persen (yoy), disusul Pulau Jawa sebesar 5,5

persen, Pulau Kalimantan sebesar 4,7 persen, Pulau

Sumatera sebesar 4,2 persen, Maluku dan Papua sebesar

4,2 persen, serta Bali dan Nusa Tenggara sebesar 3,7

persen.

TINGKAT PENGANGGURAN

Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Indonesia

pada bulan Agustus 2017 mencapai 5,50 persen

atau turun 0,11 persen dibandingkan Agustus

2016 sebesar 5,61 persen

Namun, jika dilihat secara nominal, jumlah pengangguran

pada Agustus 2017 mencapai 7,04 juta jiwa atau naik 10

ribu jiwa dibandingkan Agustus 2016 yang mencapai 7,03

juta jiwa.

Sumber: Badan Pusat Statistik

Sumber: Badan Pusat Statistik

Page 9: LAPORAN PERKEMBANGAN PEREKONOMIAN … Laporan...3 dan perubahan iklim yang menjadi kepedulian generasi muda. Dalam pertemuan tahunan tersebut, Menteri Keuangan, proyeksi WEO April

9

Jika dilihat dari sektor lapangan usahanya, penduduk yang

bekerja pada sektor industri mengalami pertumbuhan

tertinggi yaitu 0,93 persen, diikuti oleh sektor

perdagangan sebesar 0,74 persen, dan sektor jasa

kemasyarakatan sebesar 0,49 persen. Sementara itu,

sektor pertanian mengalami penurunan jumlah pekerja

sebesar 2,21 persen, sektor pertambangan sebesar 0,10

persen, dan sektor konstruksi sebesar 0,01 persen.

Berdasarkan kegiatannya, sektor informal masih

mendominasi persentase penduduk bekerja yaitu sebesar

57,03 persen atau turun dari Agustus 2016 yang sebesar

57,60 persen sedangkan sektor formal naik dari 42,40

persen pada Agustus 2016 menjadi 42,97 persen pada

Agustus 2017.

HARGA MINYAK MENTAH DAN

LIFTING MIGAS

Harga minyak mentah Indonesia (ICP) kembali

mengalami peningkatan yang cukup tinggi pada

bulan Oktober 2017

ICP naik sebesar US$1,55 per barel dari US$52,47 pada

bulan September menjadi US$54,02 per barel pada bulan

Oktober sehingga rata-rata ICP s.d Oktober 2017

mencapai $49,4/barel atau lebih tinggi dibandingkan

target dalam APBNP yang sebesar US$48 per barel.

Kenaikan ICP tersebut sejalan dengan kenaikan harga

minyak mentah utama dunia, seperti WTI dan Brent yang

diperkirakan akan terus naik hingga akhir tahun 2017.

Kenaikan harga minyak mentah tersebut terutama

Sumber: Badan Pusat Statistik

Page 10: LAPORAN PERKEMBANGAN PEREKONOMIAN … Laporan...3 dan perubahan iklim yang menjadi kepedulian generasi muda. Dalam pertemuan tahunan tersebut, Menteri Keuangan, proyeksi WEO April

10

didorong oleh peningkatan pertumbuhan permintaan

minyak dunia pada 2017 yang diperkirakan meningkat

sebesar 1,45 juta barep per hari. World Bank dalam

laporan Commodity Markets Outlook: October 2017,

memproyeksikan harga minyak mentah dunia pada tahun

2017 akan mencapai US$53 per barel dan akan naik

mencapai US$56 per barel pada tahun 2018.

Kenakan juga terjadi pada lifting migas Indonesia. Lifting

minyak Indonesia pada bulan September mencapai 816,3

ribu barel per hari atau lebih tinggi dibandingkan bulan

sebelumnya yang mencapai 803,3 ribu barel per hari.

Dengan demikian, rata-rata lifting minyak bumi tahun

2017 (Januari-September) mencapai 796,6 ribu barel per

hari atau masih lebih rendah dibandingkan target dalam

APBNP 2017 yang mencapai 815 ribu barel per hari.

Sementara itu, lifting gas pada bulan September juga

meningkat dibandingkan bulan sebelumnya dan mencapai

1.195,2 ribu barel setara minyak per hari (rbsmph)

sehingga sampai dengan bulan September 2017, rata-rata

lifting gas mencapai 1.121,9 rbsmph atau masih lebih

rendah dibandingkan target dalam APBNP 2017 yang

mencapai 1.150 rbsmph. Mulai beroperasinya Lapangan

Jangkrik diharapkan dapat membantu tercapainya target

lifting pada tahun 2017.

Inflasi IHK

Pada bulan Oktober 2017 terjadi inflasi sebesar

0,01 persen (mtm) atau 2,68 persen (ytd) dan

3,58 persen (yoy)

Inflasi tersebut didorong oleh naiknya beberapa kelompok

pengeluaran, terutama kelompok makanan jadi,

minuman, roko, dan tembakau yang menyumbang

kenaikan sebesar 0,28 persen (mtm), disusul oleh

kelompok kesehatan yang menyumbang 0,21 persen

(mtm) dan kelompok perumahan, air, listrik, gas, dan

bahan bakar serta kelomp[ok sandang yang masing-

masing naik sebesar 0,18 persen (mtm). Sementara itu,

kelompok bahan makanan dan kelompok transpor,

komunikasi, dan jasa keuangan mengalami deflasi masing-

Page 11: LAPORAN PERKEMBANGAN PEREKONOMIAN … Laporan...3 dan perubahan iklim yang menjadi kepedulian generasi muda. Dalam pertemuan tahunan tersebut, Menteri Keuangan, proyeksi WEO April

11

masing sebesar 0,45 persen dan 0,13 persen (mtm).

Berdasarkan komponennya, inflasi bulan oktober

terutama dipengaruhi oleh komponen inti yang

mengalami inflasi sebesar 0,17 persen (mtm) sedangkan

komponen administered price dan komponen volatile food

mengalami deflasi masing-masing sebesar 0,01 persen dan

0,53 persen (mtm).

Tingkat Suku Bunga BI

Bank Indonesia mempertahankan suku bunga

acuan BI 7-day Reverse Repo Rate (BI 7-day RR

Rate) pada bulan Oktober 2017 setelah

sebelumnya dua bulan berturut-turut

menurunkannya

Berdasarkan hasil rapat dewan gubernur BI pada 18-19

Oktober 2017, BI akhirnya memutuskan untuk

mempertahankan tingkat suku bunga BI 7-day RR Rate

sebesar 4,25 persen, dengan suku bunga Deposit Facility

sebesar 3,50 persen dan Lending Facility sebesar 5,00

persen. Faktor risiko yang berasal dari eksternal terutama

terkait kebijakan moneter bank sentral AS dan ketegangan

geopolitik di beberapa kawasan dunia mempengaruhi

keputusan dipertahankannya tingkat suku bunga BI

disamping penilaian bahwa tingkat suku bunga yang ada

masih sesuai untuk menjaga target inflasi nasional dan

defisti transaksi berjalan.

Nilai Tukar Rupiah

Seiring dengan meningkatnya tekanan dari

sektor eksternal, nilai tukar rupiah terhadap

dolar AS pada bulan Oktober 2017 mengalami

depresiasi

Rata-rata nilai tukar rupiah pada bulan Oktober 2017

mencapai Rp13.526/US$ atau melemah 1,67 persen

(mtm) dibandingkan bulan sebelumnya. Nilai tukar rupiah

terus mengalami tekanan dan sempat mencapai level

Page 12: LAPORAN PERKEMBANGAN PEREKONOMIAN … Laporan...3 dan perubahan iklim yang menjadi kepedulian generasi muda. Dalam pertemuan tahunan tersebut, Menteri Keuangan, proyeksi WEO April

12

terendah sepanjang tahun 2017 yaitu sebesar

Rp13.630/US$ pada tanggal 27 Oktober 2017. Pergerakan

rupiah sepanjang bulan Oktober dipengaruhi oleh tekanan

global terutama kebijakan pemerintahan AS yang

berencana melakukan reformasi perpajakan serta

spekulasi terhadap terkait rencana pergantian pemimpin

baru The Fed yang diperkirakan hawkish. Namun,

tejaganya indikator ekonomi makro dalam negeri mampu

menjaga nilai tukar rupiah dari depresiasi yang lebih besar.

Dengan demikian, rata-rata nilai tukar rupiah sampai

dengan Oktober 2017 mencapai Rp13.352/US$ atau masih

lebih rendah dibandingkan dengan target APBNP 2017

sebesar Rp13.400/US$.

Indeks Harga Saham Gabungan

Indeks harga saham gabungan (IHSG) pada

bulan Oktober 2017 berhasil menciptakan rekor

dengan menembus angka di atas 6.000

IHSG ditutup pada posisi 6.006 atau menguat 1,78 persen

(mtm) atau 13,39 persen (ytd) dan sempat menyentuh

rekor tertinggi sepanjang perdagangan IHSG dengan

menyentuh level 6.025 pada 25 Oktober 2017. Penguatan

dalam perdagangan IHSG sepanjang Oktober 2017

terutama dipengaruhi oleh investor domestik yang

berorientasi untuk mencari keuntungan jangka pendek

sedangkan investor asing masih melakukan aksi jual

seiring dengan kondisi pasar keuangan global yang

menunggu kebijakan moneter pemerintahan AS dan The

Fed, meskipun secara nominal masih lebih rendah

dibandingkan bulan sebelumnya.

Meningkatnya risiko global masih menyebabkan tekanan

bagi investor asing untuk mengalihkan aliran dananya dari

pasar Indonesia baik saham maupun obligasi. Rencana

pemerintahan Trump untuk mereformasi perpajakan AS

dengan menurunkan tingkat pajak berhasil menarik

investor untuk memasukkan aliran dananya ke AS. Selain

itu, positifnya data-data perekonomian AS yang di-release

pada bulan Oktober, seperti pertumbuhan ekonomi Q3 AS

yang tumbuh 3,0 persen (qtq) dan persepsi pasar atas

Page 13: LAPORAN PERKEMBANGAN PEREKONOMIAN … Laporan...3 dan perubahan iklim yang menjadi kepedulian generasi muda. Dalam pertemuan tahunan tersebut, Menteri Keuangan, proyeksi WEO April

13

tingkat suku bunga acuan The Fed yang akan dinaikkan

pasca pergantian pimpinan baru The Fed semakin

menekan pasar domestik dengan kembalinya aliran dana

investor asing ke AS. Aliran dana asing (net foreign buying)

pada pasar saham yang masuk ke Indonesia sepanjang

bulan Oktober 2017 mencatatkan aliran keluar atau net

outflow sebesar Rp6,2 T sehingga secara kumulatif tahun

2017, net outflow pada pasar saham mencapai Rp16,9 T.

Sementara itu, pada pasar SUN, investor asing

mencatatkan net outflow sebesar Rp23,17 T setelah pada

bulan sebelumnya mencatatkan net inflow sebesar Rp34,2

T.

Pasar Keuangan

Pasar obligasi dalam negeri pada bulan Oktober

2017 relatif melemah seiring dengan tekanan

dari sisi eksternal

Faktor eksternal masih menjadi faktor utama pendorong

melemahnya pasar obligasi dalam negeri seiring dengan

meningkatnya spekulasi pasar terutama menjelang

digantinya gubernur The Fed pada akhir bulan Oktober.

Pasar obligasi juga tertekan oleh tren kenaikan yield US-

treasury sebagai pengaruh membaiknya rilis data

fundamental ekonomi, seperti menurunnya tingkat

pengangguran dan membaiknya pertumbuhan ekonomi

AS pada kuartal III. Selain itu, melemahnya nilai tukar

rupiah terhadap dolar AS yang ditandai dengan

meningkatnya nilai Indeks Dollar AS juga turut

mempengaruhi perdagangan di pasar obligasi. Dengan

dipengaruhi berbagai faktor tersebut, yield obligasi tenor

5 tahun (FR0053) dan 10 tahun (FR0056) rata-rata

mengalami kenaikan di atas 5 persen (mtm). Yield FR0053

berada pada posisi 6,40 dan FR0056 pada posisi 6,86.

Sejalan dengan perdagangan di pasar SUN, pelelangan

SPN 3 bulan Pemerintah pada bulan Oktober 2017

mengalami penurunan oversubscribed dibandingkan

bulan sebelumnya. Total nominal lelang yang

dimenangkan pemerintah juga mengalami sedikit

Page 14: LAPORAN PERKEMBANGAN PEREKONOMIAN … Laporan...3 dan perubahan iklim yang menjadi kepedulian generasi muda. Dalam pertemuan tahunan tersebut, Menteri Keuangan, proyeksi WEO April

14

penurunan dibandingkan beberapa bulan terakhir. Terjadi

3 kali pelelangan pada bulan Oktober 2017 dengan

penawaran yang masuk sebesar Rp16,75 triliun dengan

nominal yang dimenangkan sebesar sebesar Rp13,55

triliun. Terjadi sedikit kenaikan suku bunga rata-rata yang

dimenangkan dari 4,72 persen pada bulan September

2017 menjadi 4,74 persen pada bulan Oktober 2017,

sehingga sampai dengan bulan Oktober 2017, rata-rata

suku bunga SPN 3 bulan adalah 5,0 persen atau masih

lebih rendah dibandingkan dengan target dalam APBNP

2017 sebesar 5,3 persen.

Perdagangan Internasional

Nilai ekspor dan impor Indonesia pada bulan

September 2017 mengalami penurunan

dibandingkan bulan sebelumnya

Nilai ekspor turun sebesar 4,51 persen atau mencapai

US$14,54 miliar. Penurunan ekspor disebabkan oleh

turunnya ekspor Sektor non migas sebesar 6,09 persen

(mtm), dengan penurunan terbesar terjadi pada golongan

pakaian jadi, perhiasan/permata serta barang-barang

rajutan. Sementara itu, sektor migas mengalami

peningkatan ekspor seiring dengan peningkatan harga

minyak mentah di pasar internasional dengan peningkatan

terjadi pada ekspor industri pengolahan hasil minyak serta

minyak mentah. Secara kumulatif, total ekspor Indonesia

sampai dengan September mencapai US$123,36 miliar

atau lebih tinggi 17,36 persen (yoy). Sementara itu, nilai

Impor Indonesia pada bulan September 2017 turun

sebesar 5,39 persen dibandingkan bulan Agustus atau

Indikator Posisi Terakhir ytd (%) mtm (%)

Nilai Tukar/USD 13.572 -1,01 -0,59

Bursa Saham (JCI) 6.006 13,39 1,78

Harga Minyak (US$/brl) 51,59 19,10 3,43

Harga CPO (US$ /Metric Ton) 728 -7,91 -0,68

NFB Saham (triliun Rp) -6,20 -70,37 44,73

NFB SUN (triliun Rp) -23,17 -337,67 -167,69

Yield FR53 (5th) 6,40 14,02 -5,54

Yield FR56 (10th) 6,86 13,29 -13,02

Page 15: LAPORAN PERKEMBANGAN PEREKONOMIAN … Laporan...3 dan perubahan iklim yang menjadi kepedulian generasi muda. Dalam pertemuan tahunan tersebut, Menteri Keuangan, proyeksi WEO April

15

mencapai US$12,78 miliar. Penurunan impor disebabkan

oleh turunnya impor sektor nonmigas, antara lain pada

golongan kapal terbang dan bagiannya, golongan karet

dan barang dari karet, serta golongan kendaraan dan

bagiannya. Sementara itu, sektor migas mengalami

penurunan impor pada semua golongan, kecuali gas.

Secara kumulatif, total impor Indonesia sampai dengan

September 2017 mencapai US$112,49 miliar atau

meningkat 13,97 persen (yoy).

Realisasi APBN

Realisasi APBN sampai dengan Oktober 2017:

Realisasi Pendapatan Negara mencapai

Rp1.238,2 triliun (71,3 persen terhadap APBNP)

lebih baik dibandingkan periode yang sama

tahun sebelumnya yang hanya mencapai

Rp1.187,1 triliun

Realisasi pendapatan negara terdiri dari penerimaan

perpajakan sebesar 991,2 triliun (67,3 persen terhadap

APBNP) serta PNBP sebesar Rp244,3 triliun (93,9 persen

terhadap APBNP). Sementara itu, realisasi Belanja Negara

mencapai Rp1.537,1 triliun (73,2 persen terhadap APBNP)

lebih tinggi dibandingkan tahun sebelumnya yang hanya

mencapai Rp1.455,1 triliun (76,6 persen terhadap APBNP),

terdiri dari belanja pemerintah pusat Rp898,5 triliun dan

Transfer ke Daerah dan Dana Desa sebesar Rp638,6 triliun.

Dengan demikian terjadi defisit anggaran sebesar Rp298,9

triliun atau 2,20 persen terhadap PDB. Sementara itu,

realisasi pembiayaan anggaran sebesar Rp382,5 triliun

(105,4 persen terhadap APBNP) sehingga terjadi kelebihan

pembiayaan sebesar 83,5 triliun.

Page 16: LAPORAN PERKEMBANGAN PEREKONOMIAN … Laporan...3 dan perubahan iklim yang menjadi kepedulian generasi muda. Dalam pertemuan tahunan tersebut, Menteri Keuangan, proyeksi WEO April

16