laporan penelasan

35
LAPORAN PRAKTIKUM PENGELASAN Dosen Pembimbing : Suharto, AT, MT Disusun oleh : Mohammad Ibrahim Kurniawan : 21090113060024 Tanggal Pelaksanaan : 21 Mei 2014 PROGRAM STUDI DIII TEKNIK PERKAPALAN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS DIPONEGORO 2014

Upload: rizki-devin-irvando

Post on 10-Dec-2015

225 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

Las

TRANSCRIPT

LAPORAN PRAKTIKUM PENGELASAN

Dosen Pembimbing : Suharto, AT, MT

Disusun oleh :

Mohammad Ibrahim Kurniawan : 21090113060024

Tanggal Pelaksanaan : 21 Mei 2014

PROGRAM STUDI DIII TEKNIK PERKAPALAN

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS DIPONEGORO

2014

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, dengan menyebut nama Allah SWT mari kita panjatkan puji

dan syukur kita kepada Tuhan Yang Maha Esa, sehingga Laporan Kunjungan

Galangan Tentang Pengamatan Uji Bending ini dapat kami selesaikan tepat waktu

yang sudah ditentukan. Dalam penyusunan tugas ini kami mendapat dukungan

serta bantuan dari berbagai pihak akhirnya tugas ini dapat terselesaikan. Untuk itu

kami ingin mengucapkan terima kasih kepada beberapa pihak yang telah

membantu kami.

1. Dosen Pembimbing yang telah membantu kami dengan memberikan

penjelasan-penjelasan mengenai hal yang berhubungan dengan tugas ini.

2. Bapak pengawas galangan sebagai pengarah kami dalam melaksanakan

praktikum.

3. Teman-teman yang telah memberi dukungan, baik berupa materi maupun

moral.

4. Dan semua pihak yang membantu kami yang tidak dapat kami sebutkan

satu-persatu.

Kami juga menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh

karena itu kami mohon kritik dan saran dari pembaca sekalian agar kami bisa

memperbaiki kesalahan-kesalahan itu.

Semarang, 22 Mei 2014

Penyusun

BAB I

PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang

Seiring dengan perkembangan dunia teknologi dan industri, maka

peningkatan ketrampilan dan pengetahuan tentang penyambungan sangatlah

diperlukan oleh mahasiswa Pendidikan Teknik Perkapalan sebagai bekal

mahasiswa untuk terjun di dunia kerja. Di dalam dunia kerja sangatlah

beranekaragam proses pengelasan. Seiring dengan masalah tersebut maka perlu

diadakannya mata kuliah teknik penyambungan yang didalamnya diantaranya

mempelajari tentang bagaimana menggunakan las dalam proses pembuatan benda

kerja salah satunya adalah menggunakan las listrik. Diharapkan dengan adanya

mata kuliah praktikum pengelasan akan dapat mempersiapkan mahasiswa untuk

terjun kedunia kerja dalam bidang industri maupun dalam bidang pendidikan.

Pengelasan SMAW (Shielded Metal Arc Welding) mempunyai aplikasi

luas di dalam dunia industri. Untuk aplikasi chasis dan suspensi kendaraan,

pengelasan SMAW memberikan efisiensi kekuatan sambungan yang tinggi.

Salah satu jenis pengelasan yang banyak dipakai untuk mengelas baja karbon

adalah SMAW. Kelebihan pengelasan dengan SMAW, antara lain dapat

diandalkan untuk mengelas berbagai tipe sambungan, posisi, serta lokasi yang

sulit dikerjakan, biaya pengoperasian yang relatif rendah dan dapat dipakai untuk

mengelas didalam maupun diluar ruangan. Tidak diperlukannya hose untuk gas

pelindung ataupun air pendingin, serta dapat dioperasikan pada tempatyang jauh

dari sumber tenaga, dan kualitas sambungan dapat dirancang sedemikian rupa

dengan menggunakan berbagai jenis elektroda. Kegagalan pada logam hasil

pengelasan bisa disebabkan banyak faktor antara lain karena adanya tegangan sisa

yang terjadi pada benda uji sebelum diaplikasikan.

Tegangan ini dapat disebabkan karena selama proses pengelasan, panas

yang diterima logam tidak merata. Untuk itu diperlukan penelitian lebih lanjut

mengenai tegangan sisa akibat dari pengelasan. Pengelasan adalah suatu proses

penyambungan logam dengan logam menjadi satu akibat adanya panas, sehingga

dalam prosesnya akan dapat mengubah sifat dasar dari material dasar (based

material)

1.2 Tujuan Praktikum

Adapun tujuan pratikum LAS LISTRIK, yaitu sebagai berikut:

1. Mahasiswa mengerti memahami dan dapat mengoperasikan mesin

las listrik.

2. Mahasiswa mengerti setiap komponen-komponen dan fungsinya.

3. Mahasiswa dapat melakukan kerja secara efisien

4. Ketepatan waktu (dikerjakan yang terlebih utama)

5. Ketelitian ukuran

6. Ketelitian dalam pengelasan

7. Mahasiswa harus memahami bagaimana posisi yang tepat pada saat

melakukan pengelasan dengan baik. .

1.3 Waktu dan Tempat

Praktikum bending test kelompok 3 PSD III Teknik Perkapalan

dilaksanakan pada hari Selasa tanggal 21 Mei 2014 pukul 14.00 WIB –

16.00 WIB berlokasi di Janata Marina Indah Shipyard Unit II

Semarang.

1.4 Sasaran

Pembuatan Laporan ini di tujukan kepada Individu, Mahasiswa,

Konstruktor, Pihak Galangan dan Masyarakat luas di Indonesia untuk

memberi pengetahuan lebih mengenai praktikum pengelasan. Sehingga kita

mengetahui bahan seperti apa yang baik digunakan.

1.5 Tinjauan Lokasi

Janata Marina Indah Shipyard Unit II adalah galangan kapal

yang terletak di pelabuhan Tanjung Mas, Semarang. Galangan ini memiliki

berbagai alat baik alat teknologi mekanik ataupun nonteknologi mekanik

yang digunakan sebagai penunjang kerja di bidang perkapalan.Di galangan

kapal ini kami meninjau bagaimana cara menguji bahan dan cara bending.

Di galangan ini pemandu ahli menjelaskan secara langsung mengenai

bagian mesin bending dan cara melakukan proses bending serta

pengujiannya.

BAB II

DASAR TEORI

1. Pengertian Las listrik

Las listrik adalah suatu proses penyambungan logam dengan menggunakan tenaga

listrik sebagai sumber panas. Jenis sambungan dengan las Iistrik ini adalah

merupakan sambungan tetap. Pada pengelasan dengan las listrik, panas yang

dihasikan berasal dari busur listrik yang timbul dari menempelnya benda kerja

dengan elektroda. Elektroda pengisian dipanaskan mencapai titik cair dan

diendapkan pada sambungan, hingga terbentuk sambungan las. Panas yang

dihasilkan oleh busur listrik mencapai 55000 C.Pada saat pengelasan

menggunakan las listrik, dilepaskan energi dalam jumlah yang sangat besar dalam

bentuk panas dan cahaya ultraviolet.

2. Pembagian Las Listrik

Las listrik dapat digolongkan menjadi :

1. Las listrik dengan elektroda logam, misalnya :

a. Las listrik submerged

Busur elektroda (listrik) diantara ujung elektroda dan bahan dasar berada didalam

timbunan fluksi serbuk yang digunakan sebagai pelindung dari pengaruh luar

(udara bebas) sehingga tidak terjadi sinar las keluar seperti pada las listrik lainnya.

Las ini umumnya otomatis atau semi otomatis. Las busur listrik mempunyai 2

jenis yaitu :

1) Las listrik AC (menggunakan arus searah sebagai sumber

listrik)

2) Las listrik DC (menggunakan arus listrik bolak-balik sebagai

sumber listrik)

2. Las listrik dengan elektroda berselaput

Busur listrik yang terjadi antara ujung elektroda dan bahan dasar (plat) akan

mencairkan ujung elektroda dan sebagian dasar selaput elektroda yang turut

terbakar akan mencair dan menghasilkan gas yang melindungi ujung elektroda

kawat las, dan daerah las disekitar busur listrik terhadap daerah udara luar.

3. Las listrik TIG (Tungsten Inert Gas) atau MIG

Pada las TIG ini menggunakan elektroda wolfram.Busur yang terjadi antara

elektroda dan bahan dasar merupakan sumber panas bentuk pengelasan. Untuk

melindungi hasil pengelasan digunakan gas pelindung, seperti argon, helium

ataucampuran gas tersebut.

4. Las Listrik MIG

Las listrik MIG adalah juga las busur listrik dimana panas yang ditimbulkan oleh

busur listrik antara ujung elektroda dan bahan dasar, karena adanya Arus Listrik.

Elektrodanya adalah merupakan gulungan kawat yang berbentuk rol yang

gerakannya diatur oleh pasangan roda gigi yang digerakkan oleh motor listrik.

Kecepatan gerakan elektroda dapat diatur sesuai dengan keperluan. Tangkai Ias

dilengkapi dengan nosal logam untuk menyemburkan gas pelindung yang

dialirkan dari botol gas malalui selang gas.

Gas yang dipakai adalah C02 untuk pengelasan baja lunak dan baja, argon atau

campuran argon dan helium untuk pengelasan Aluminium dan baja tahan karat.

Proses pengelasan MIG ini dapat secara semi otomatik atau otomatik. Semi

otomatik dimaksudkan pengelasan secara manual sedangkan otomatik adalah

pengelasan di mana seluruh pekerjaan las dilaksanakan secara otomatis.

3. Macam – macam elektroda

a. Elektroda Hydrogen rendah

Selaput elektroda jenis ini mengandung hydrogen yang rendah (kurang dari 0,5

%), sehingga deposit las juga dapat bebas dari porositas. Elektroda inidipakai

untuk pengelasan yang memerlukan mutu tinggi, bebas porositas,misalnya untuk

pengelasan bejana dan pipa yang akan mengalami tekanan. Jenis-jenis elektroda

hydrogen rendah misalnya E 7015, E 7016 dan E 7018.

b. Elektroda untuk besi tuang

c. Elektroda baja

Elektroda jenis ini bila dipakai untuk mengelas besi tuang akan menghasilkan

deposit las yang kuat sehingga tidak dapat dikerjakan dengan mesin. Dengan

demikian elektroda ini dipakai bila hasil las tidak dikerjakan lagi. Untuk mengelas

besi tuang dengan elektroda baja dapat dipakai mesin las AC atau DC kutub

terbalik.

d. Elektroda Nikel

Elektroda jenis ini dipakai untuk mengelas besi tuang, bila hasil las masih

dikerjakan lagi dengan mesin. Elektroda nikel dapat dipakai dalam segala posisi

pengelasan. Las yang dihasilkan elektroda ini pada besi tuang adalah rata dan

halus bila dipakai pada mesin las DC kutub terbalik. Karakteristik elektroda nikel

dapat dilihat pada tabel dibawah ini.

e. Elektroda Perunggu

Hasil las dengan memakai elektroda ini tahan terhadap retak, sehingga panjang las

dapat ditambah. Kawat inti dari elektroda dibuat dari perunggu fosfor dan diberi

selaput yang menghasilkan busur stabil.

f. Elektroda untuk aluminium

Aluminium dapat dilas listrik dengan elektroda yang dibuat dari logam yang

sama. Pemilihan elektroda aluminium yang sesuai dengan pekerjaan didasarkan

pada tabel keterangan dari pabrik yang membuatnya. Elektroda aluminium AWS-

ASTM AI-43 untuk las busur listrik adalah dengan mesin las.

Elektroda untuk pelapis keras

- Elektroda tahan kikisan

Elektroda jenis ini dibuat dari tabung chrom karbida yang diisi denganserbuk-

serbuk karbida. Elektroda dengan diameter 3,25 mm - 6,5 mmdipakai peda

pesawat las AC atau DC kutub terbalik. Elektroda ini dapat dipakai untuk pelapis

keras permukaan pada sisi potong yang tipis.

- Elektroda tahan pukulan

Elektroda ini dapat dipakai pada mesin las AC atau DC kutub terbalik. Dipakai

untuk pelapis keras bagian pemecah dan palu.

- Elektroda tahan keausan

Elektroda ini dibuat dari paduan-paduan non ferro yang mengandung Cobalt,

Wolfram dan Chrom. Biasanya dipakai untuk pelapis keras permukaan katup

buang dan dudukan katup dimana temperatur dan keausan sangat tinggi

4. Pengkutuban elektroda

- Pengkutuban langsung

Pada pengkutuban langsung, kabel elektroda dipasang pada terminal negatif dan

kabel massa pada terminal positif. Pengkutuban langsung sering disebut sebagai

sirkuit las listrik dengan elektroda negatif. (DC-).

- Pengkutuban terbalik

Untuk pengkutuban terbalik, kabel elektroda dipasang pada terminal positif dan

kabel massa dipasang pada terminal negatif.Pengkutuban terbalik sering disebut

sirkuit las listrik dengan elektroda positif (DC+).

Pengaruh pengkutuban pada hasil las adalah pada penembusan lasnya.

Pengkutuban langsung akan menghasilkan penembusan yang dangkal sedangkan

pada pengkutuban terbalik akan terjadi sebaliknya. Pada arus bolak-balik

penembusan yang dihasilkan antara keduanya.

5. Macam-macam gerakan elektroda

- Gerakan arah turun sepanjang sumbu elektroda. Gerakan ini dilakukan

untuk mengatur jarak busur listrik agar tetap.

- Gerakan ayunan elektroda. Gerakan ini diperlukan untuk mengatur

lebar jalur las yang dikehendaki Gerakan elektroda

1) Melingkar

Gambar Ayunan melingkar

2) Zig-zag

Gambar Ayunan zig-zag

3) Tarpesium

Gambar Ayunan gipsum.

6. Mengatur tegangan

Mesin las umumnya mempunyai tegangan 60 – 80 Volt sebelum terjadi

busur nyala. Tegangan ini disebut tegangan terbuka atau tegangan atau tegangan

pembakar.Bila busur nyala telah terjadi (sedang mengelas) maka tegangan turun

menjadi 20 – 40 Volt. Ini dinamakan tegangan kerja. Tegangan kerja disesuikan

dengan diameter elektroda.Untuk elektroda: 1,5 – 5,5 mm tegangan kerja 20 – 30

Volt.Untuk elektroda: 4,5 – 6,4 mm tegangan kerja 30 – 40 Volt.

7. Mengatur Ampere

Arus pengelasan ditentukan oleh: diameter elektroda, tebal bahan, jenis

elektroda dan posisipengelasan.Pengaturan arus dilakukan dengan memutar

handel atau knop.

Arus pengelasan yang dipakai dapat dilihat/ dibaca pada skala arus, yang terdapat

pada mesin las.Perkiraan arus yang dipakai untuk mengelas, dapat dilihat pada

table yang tertera pada setiap bungkus elektroda, misalnya sebagai berikut:

diameter (mm) x panjang daerah polaritas arus elektroda (A) 2,6 x 350 45 – 95 Ac

atau Dc

Tabel. Kuat arus dan Tebal bahan dan dia elektrode

No Tipe logam dan tebal (inchi) Diameter elektroda (inchi) Kuat arus (ampere)

1.

Pelat logam tipis

(Outer sheet metal, etc; sampai

tebal 7/64 inchi)

1/16

5/64

3/32

10 – 30

25 – 45

40 – 70

2.

Baja lunak tipis

(Struktur bodi dalam, dsbnya,

tebal 7/64 sampai 3/16 inchi)

1/8

5/32

3/16

50 – 130

90 – 180

130 – 230

3.

Baja lunak tebal

(Rangka, dsbnya, tebal 3/16

sampai 5/16 inchi)

1/8

5/32

3/16

¼

60 – 120

90 – 160

120 – 200

190 – 300

8. Posisi – Posisi Pengelasan

Posisipengelasan ada beberapa macam, yaitu:

1. Posisi mendatar

2. Posisi bawah tangan

3. Posisi tegak

4. Posisi diatas kepala

5. Pengelasan kearah kanan (mundur)

BAB III

ISI

Hasil praktikum pengujian bahan di Janata Marina Indah Shipyard Unit II

Semarang adalah sebagai berikut:

3.1 Alat-Alat Praktikum :

a. Mesin Las Dan Perlengkepannya

b. Helm

c. Glovess

d. Apron / Overall

e. Safety Boots

f. Smeet Tang

g. Palu Terak

h. Sikat Las

i. Meja Las

3.2 Bahan-Bahan Praktikum :

1. Pelat baja

2. Elektrode

3.3 Langkah Kerja

A. Sebelum Pengelasan

1. Periksa dan persiapkan alat dan bahan yang akan dipergunakan.

2. Pastikan material bebas dari air, dan bersihkan dahulu dari kotoran yang

melekat.

3. Lakukan Pra heating pada benda kerja dengan brander las dengan suhu

700-1500C

4. Lakukan pra heating juga pada elektroda dengan memasukkannya ke

dalam oven dengan suhu 700. Dan pastikan elektroda bersih

5. Persiapkan mesin las, dengan menjepitkan klem masa pada meja kerja,

pastikan klem terjepit tidak pada bagian yang terdapat cat atau bagian

yang dapat menghambat arus.

6. Siapkan benda kerja, dan pastikan terhubung dengan meja kerja dengan

baik.

7. Gunakan alat keselamatan

8. Jepitkan elektroda pada holder las, atur kuat arus yang akan dipakai.

9. Pastikan aliran listrik menyala, kemudian nyalakan mesin las.

B. Saat Pengelasan

1. Pertama- tama, memakai pakaian standar proses pengelasan yaitu helm

las, apron, dan  sarung tangan

2. Menyiapkan peralatan-peralatan yang dibutuhkan seperti tang, palu dan

sikat pembersih.

3. Meyiapkan atau mengambil bahan filler elektrode dan benda uji platnya.

4. Menyalakan power switch. Bila tuas ditekan kearah bawah maka akan

mati. Sebaliknya bila ingin dinyalakan ,maka tekan tuas ke arah atas

( Gambar 2.d).

Gambar. Power Switch  yang telah on

5. Mengatur berapa besar arus ampere yang akan kita gunakan. Untuk setiap

jenis pengelasan, kuat arus yang digunakan berbeda.

6. Mencapit ujung filler elektroda dengan pemegang elektroda.

Gambar . Cara pencapitan filler elektroda

7. Menggunakan teknik starting untuk menyalakan api filler elektroda

Gambar . Teknik Starting

8. Setelah api menyala, mengelas benda uji plat dengan gerakan zig-zag

Gambar. Gerakan Zig Zag

9. Melakukan gerakan zig zag sampai filler elektroda abis

C. Setelah Pengelasan

1. Bersihkan terak dari hasil pengelasan dengan palu, kenudian sikat sisa sisa

terak hasil pengelasan dengan sikat kawat.

2. Gerinda hasil lasan dengan menggunakan gerinda tangan.

3. Periksa hasil lasan ada cacat atau tidak secara visual .

4. Melakukan pengujian terhadap hasil las jika perlu

3.4. Prosedur keselamatan kerja

Untuk menghindari kecelakaan kerja prosedur keselamatan kerja perlu

dilaksanakan antara lain sebagai berikut ;

1. Gunakan sepatu saat pelaksanaan praktikum.

2. Gunakan topeng/helm las saat mengelas.

3. Hindari kontak/hubungan singkat antara kabel terminal mesin las dalam

jangka waktu yang cukup lama.

4. Gunakan sarung tangan/tang saat akan mengangkat atau memegang benda

kerja yang baru dilas.

5. Sewaktu busur listrik menyala jangan sekali-kali melihat dengan mata

telanjang (tanpa kaca mata las).

6. Jangan bercanda saat melakukan pengelasan.

Taati tata tertib yang berlaku

3.5. Pengujian Pengelasan

Pengujian dilakukan tidak hanya untuk mengukur kualitas dan kekuatan

dari las, pengujian juga dapat berfungsi juga untuk menguji kualitas dari bahan

yang digunakan. Pengujian bersifat dua macam, yaitu yang bersifat merusak

( destruktif) dan bersifat tidak merusak (non destruktif).

A. Pengujian bersifat merusak (destruktif)

Pengujian ini dilakukan dengan sifat yaitu merusak benda kerja yang akan

diuji. Pengujian ini teridi dari :

1. Uji Lengkung( Bending test)

Pengujian ini dilakukan dengan cara melengkungkan benda kerja

dengan pusat lengkung yaitu tengah dari benda kerja.

2. Uji Tarik

Pengujian ini dilakukan dengan menarik benda kerja, yang sebelumnya

benda kerja dipotong sesuai dengan criteria standart specimen

pengujian tarik. Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui kekerasan,

keuletan, kekakuan dari benda kerja.

3. Uji kekerasan

Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui kualitas dari material dan

kekerasan dari material yang diuji. Pengujian ini dibagi menjadi uji

tekan dan uji gores.

B. Pengujian material bersifat tidak merusak (Non destruktif)

Pengujian ini dilakukan sesuai dengan namanya, yaitu tidak merusak material

benda tersebut. Pengujian ini terdiri dari :

1. Liquid Penetrant Testing

Yaitu pengujian yang digunakan untuk melihat keretakan dan

perositas dari suatu bahan. Pengujian dengan penetrant terdiri dari 4 tahap

yaitu pembersihan awal, pemberian penetrant,  pembersihan penetrant, dan

pemberian developer. Pengujian ini memiliki keuntungan yaitu murah dan

cepat dilaksanakan.

2. Radiografi test dengan menggunakan sinar x

Pengujian ini dilakukan dengan menembakkan sinar x pada bagian

yang diuji. Sebelum dilakukan pengujian terlebih dahulu tempat yang akan

diuji dilapisi dulu dengan menggunakan film atau klise setelah itu

tembakan sinar x dengan jarak 50 m.

3. Ultrasonic test

Pengujian ini dilakukan dengan menggunakan suara ultrasonic

yang memantulkan gelombang sehingga terekam pada alat.

4. Magnetic particle testing

Pengujian yang juga biasa disebut dengan pengujian menggu-nakan

partikel magnetic ini digunakan untuk diskontinuitas yang ada

dipermukaan dan dekat permukaan. Pengujian ini dapat kita lakukan  un-

tuk melihat keretakan permukaan pada semua logam induk maupun

ion, laminasi fusi yang tidak sempurna, undercut, dan subsurface crack.

Jika dibandingkan dengan uji penetrant, pengujian ini dilakuakn untuk

diskontinuitas yang lebih dalam.

BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

1. Hasil pengelesan yang baik akan di dapat bila proses penyetelan ampere

listrik pada mesin las di lakukan dengan tepat dan benar,

2. Besar arus di pengaruhi dengan jenis elektroda dan ketebalan benda kerja,

3. Terak akan lengket pada benda kerja, dan susah di hilangkan bila

penyetelan arus kurang pas.

4. Jarak ujung elektroda kebenda kerja sangat mempengaruhi hasil las.

5. Untuk dapat mengelas dengan hasil las yang baik, perlu latihan dalam

waktu yang tidak cepat.

6. Dalam mengelas kecepatan menggeser elektroda sangat menentukan hasil

las, jika cepat tembusan lasnya dangkal, oleh karena itu kecepatan saat

mengelas harus stbil dan benar.

7. Pada akhir penulisan ini dapat kita ketahui las listrik dengan

pengertiannya, alat-alat yang digunakan posisi pengelasan, tingkat

kesulitan las lisstrik, dan keselamatan kerja yang semestinya.

4.2 Saran

Karena dalam dunia perkapalan sangatlah mementingkan standarisasi

keselamatan maka hasil pengelasan haruslah sangat dipentingkan, karena

pengelasan yang tidak sempurna akan menimbulkan retak dan berimbas pada

keselamatan kapal tersebut. Proses pemanasan pada logam bisa saja merusak

struktur mikro logam, sehingga sebisa mungkin meminimalisir proses pemanasan

tersebut untuk memperpanjang usia dari bahan tersebut.

Lampiran

Alat dan perlengkapan lasan :

1. Helm Ias

Helm las maupun tabir las digunakan untuk melindungikulit muka dan mata

dari sinar las (sinar ultra violet danultra merah) yang dapat merusak kulit maupun

mata,Helmlas ini dilengkapi dengan kaca khusus yang dapat mengurangi sinar

ultra violet dan ultra merah tersebut. Sinar Ias yang sangat terang/kuat itu tidak

boleh dilihatdangan mata langsung sampai jarak 16 meter. Oleh karena itu pada

saat mengelas harus mengunakan helm/kedok las yang dapat menahan sinar las

dengan kaca las. Ukuran kaca las yang dipakai tergantung pada pelaksanaan

pengelasan.

Gambar 1. Helm Las

2. Sarung tangan

Sarung tangan digunakan untuk menghindari bahaya seperti memegang benda

plat yang masih dalam kondisi sangat panas.

Gambar 2. Sarung Tangan

3. Apron

Apron adalah alat pelindung badan dari percikan bunga api yang dibuat dari

kulit atau dari asbes. Ada beberapa jenis apron yang digunakan yaitu apron dada

dan apron lengan

Gambar 3. Apron

4. Tang

Tang digunakan untuk memegang benda plat uji yang masih dalam kondisi

panas berlebih.

Gambar 4. Tang

5. Palu

Palu digunakan untuk membuang ( mengeluarkan ) hasil sisa dari pengelasan

benda uji plat.

Gambar 5. Palu

6. Sikat pembersih

Sikat Pembersih biasanya digunakan untuk  membersihkan kotoran sisa las-

lassan yang masih ada. Bulu sikat ini terdiri dari kawat yang berdiameter kecil.

Gambar 6. Sikat Pembersih

7. Pemegang elektroda

Ujung yang tidak berselaput dari elektrodadijepit dengan pemegang

elektroda.Pemegang elektroda terdiri dari mulutpenjepit dan pegangan yang

dibungkus olehbahan penyekat. Pada waktu berhenti atauselesai mengelas, bagian

pegangan yangtidak berhubungan dengan kabeldigantungkan pada gantungan dari

bahan fiber atau kayu.

Gambar 7. Pemegang elektroda

8. Filler electrode

Filler electrode fungsinya untuk memberikan lelehan cairan yang akan

digunakan untuk pengelasan. Penggunaan filler bersamaan dengan alat las.

 

Gambar 8. Filler Elektrode

9. Benda plat uji

Benda plat uji yang akan digunakan sebagai media pengelasan.

 

Gambar 9. Plat uji

10. Mesin Las

Pesawat arus bolak-balik (Mesin Las AC) pada dasarnya merupakan suatu

transformator “step-down” yang dapat mengubah tegangan arus listrik misalnya

listrik permulaan (120 atau 220 Volt) menjadi tegangan kecil yang menghasilkan

arus besar yang sesuai untuk pekerjaan mengelas.

DAFTAR PUSTAKA

Sunaryo , Heri .2008. Teknologi Pengelasa Logam. Direktorat Jenderal

Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah : Jakarta

www.lab teknologi mekanik.com http://kamissore.blogspot.com/2009/06/kerja-

las-listrik-dan-gas.html Cary Howard B, “Modern Welding Technology” Prentice

Hall, Englewood Cliffs, New Jersey Q7632, USA, 1994. Messler R.W, Jr.,

“Principles of Welding” John Wiley & Sons, Inc. USA, 1999.

http://laslistrik.blogspot.com/2009/06/.html

http://materi-kuliah.blogspot.com/2009/06/.html

http://.arcwelding&gasweldingblogspot.com/2009/06/.htm

http://sekolah007.blogspot.com/2013/04/macam-macam-pengujian-

bahan.htmladitm11.blogspot.com/2012/04/laporan-praktikum-las-listrik.html

http://adenugrohod.blogspot.com/2013/04/v-behaviorurldefaultvmlo.html