laporan pendahuluan fraktur os nasal

12
Win3LAPORAN PENDAHULUAN FRAKTUR OS NASAL : PRE REPOSISI DI RUANG ANGGREK RSUD TUGUREJO SEMARANG A. PENGERTIAN Fraktur adalah terputusnya kontinuitas tulang yang ditandai oleh raqsa nyeri, pembengkakan, deformitas, gangguan fungsi, pemendekan, dan krepitasi. Fraktur adalah teputusnya jaringan tulang/tulang rawan yang umumnya sdisebabkan oleh ruda paksa. Kesimpulan : Fraktur os nasal adalah truma tulang rawan pada nasal yang disebabkan oleh ruda paksa, missal : kecelakaan, benturan hebat yang ditandai oleh rasa nyeri, pembengkakan, deformitas, dan lain-lain. B. ETIOLOGI Trauma o Langsung (kecelakaan lalulintas) o Tidak langsung (jatuh dari ketinggian dengan posisi berdiri/duduk sehingga terjadi fraktur tulang belakang) Patologis : Metastase dari tulang Degenerasi

Upload: moch-yoga-wibowo

Post on 24-Dec-2015

30 views

Category:

Documents


10 download

DESCRIPTION

fraktur

TRANSCRIPT

Page 1: Laporan Pendahuluan Fraktur Os Nasal

Win3LAPORAN PENDAHULUAN

FRAKTUR OS NASAL : PRE REPOSISI

DI RUANG ANGGREK RSUD TUGUREJO SEMARANG

A. PENGERTIAN

Fraktur adalah terputusnya kontinuitas tulang yang ditandai oleh raqsa

nyeri, pembengkakan, deformitas, gangguan fungsi, pemendekan, dan krepitasi.

Fraktur adalah teputusnya jaringan tulang/tulang rawan yang umumnya

sdisebabkan oleh ruda paksa.

Kesimpulan :

Fraktur os nasal adalah truma tulang rawan pada nasal yang disebabkan

oleh ruda paksa, missal : kecelakaan, benturan hebat yang ditandai oleh rasa

nyeri, pembengkakan, deformitas, dan lain-lain.

B. ETIOLOGI

Trauma

o Langsung (kecelakaan lalulintas)

o Tidak langsung (jatuh dari ketinggian dengan

posisi berdiri/duduk sehingga terjadi fraktur tulang belakang)

Patologis : Metastase dari tulang

Degenerasi

Spontan

Terjadi tarikan otot yang sangat kuat

C. MANIFESTASI KLINIK

Nyeri

Deformitas

Krepitasi

Bengkak

Peningkatan temperatur lokal

Page 2: Laporan Pendahuluan Fraktur Os Nasal

Pergerakan abnormal

Ecchimosis

Kehilangan fungsi

Kemungkinan lain

D. PENATALAKSANAAN MEDIK

1. Penatalaksanaan Awal

Pertolongan pertama ( emergency )

Resusitasi

Penilaian klinis

2. Enam prinsip umum pengobatan fraktur

a) Jangan membuat keadaan lebih jelek komplikasi

pengobatan latrogenik mal praktek

b) Pengobatan berdasarkan diagnosis dan prognosis yang

akurat

c) Seleksi pengobatan

Menghilangkan nyeri

Memperoleh posisi fragmen yang baik

Mengusahakan penyambungan tulang

Pengembalian fumgsi yang obtimal

d) Mengingat proses penyembuhan secara alami

e) Bersifat realistic dan praktek dalam memilih jenis

pengobatan

f) Seleksi pengobatan sesuai dengan penderita secara individu

3. AR sebelum melakukan pengobatan definitive.

a) Recognition ; diagnosis dan penilaian fraktur

Lokasi fraktur

Bentuk fraktur

Tahnik sesuai fraktur

Komplikasi yang mungkin terjadi

Page 3: Laporan Pendahuluan Fraktur Os Nasal

b) Reduction ; perlu bila restorasi frakturuntuk mendapatkan posisi yang

dapat diterima.

c) Retention ; mobilisasi fraktur.

d) Rehabilitasi

PATHWAY

kondisi patologis, osteoporosis, neoplasma

Absorbsi calcium

Rentan fraktur

Trauma FacialLangsung/tidak langsung

Fraktur nasal

Deprasi saraf nyeri

Port de entre kuman

reposisi

Deficit pengetahuan

cemas

fiksasi

Pemasangan tampon pada

hidung

nyeri

Nafsu makan

Gangguan pemenuhan

nutrisi : kurang dari kebutuhan

Pola nafas tidak efektif Perubahan persepsi sensori ;

penciuman

perdarahan

Bersihan jalan nafas inefektif

Resti infeksi

Gangguan rasa

nyaman : nyeri

Page 4: Laporan Pendahuluan Fraktur Os Nasal

E. DIAGNOSA KEPERAWATAN

Resiko tinggi terhadap jalan nafas tidak efektif b/d perlukaan intra

nasal

Nyeri akut b/d trauma jaringan os nasal

Ansietas b/d adanya ancaman terhadap konsep diri/citra diri

F. INTERVENSI

Resiko tinggi terhadap jalan nafas tidak efektif b/d perlukaan intra nasal

Tujuan :

Setelah dilakukan tindkan keperawatan selama 2 X 24 jam, potensi jalan nafas

dapat dipertahankan, dengan kriteria hasil :

Pola pernapasan normal

Bunyi napas jelas dan tidak bising

Aspirasi dapat dicegah

Intervensi :

Observasi frekwensi/irama pernapasan ; pernapasan cuping hidung,

pernapasan mengorok/stridor, dan serak.

Rasional : Dapat mengindikasikan terjadinya gagal pernapasan

Awasi tanda vital dan perubahan mental

Rasional : Takikardia/peningkatan gelisah dapat mengindikasikan terjadinya

hipoksia/pengaruh terhadap pernapasan.

Auskultasi bunyi napas

Rasional : Adanya mengi / ronchi menunjukkan secret tertahan.

Perubaha posisi secara periodik dan dorong pernapasan dalam

Rasional : Meningkatkan ventilasi ke semua segman paru dan mobilisasi sekret,

menurunkan resiko atelektasis dan peneumonia.

Page 5: Laporan Pendahuluan Fraktur Os Nasal

Dorong pemasukan cairan sedikitnya 2-3 liter perhari, hindari

minuman karbonat.

Rasional : Pengenceran sekret mulut/pernapasan untuk meningkatkan

pengeluaran. Minuman karbonat ”busa” pada area orofaringdan

mungkin untuk klien menahannya, sehingga mempengaruhi jalan

napas.

Nyeri akut b/d trauma jaringan os nasal

Tujuan :

Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1 X 24 jam klien mampu

mengontrol nyeri, dengan kriteria hasil :

Melaporkan nyeri hilang atau terkontrol

Mengikuti program pengobatan yang diberikan

Menunjukan penggunaan tehnik relaksasi

Intervansi :

Kaji tipe atau lukasi nyeri. Perhatikan intensitas pada skala 0-10.

Perhatikan respon terhadap obat.

Rasional : Menguatkan indikasi ketidaknyamanan, terjadinya komplikasi dan

evaluasi keevektivan intervensi.

Dorong penggunaan tehnik menejemen stres, contoh napas dalan dan

visualisasi.

Rasional : Meningkatkan relaksasi, memvokuskan kembali perhatian, dan dapat

meningkatkan kemampuan koping, menghilangkan nyeri.

Kolaborasi pemberian obat analgesik

Rasional : mungkin dibutuhkan untuk penghilangan nyeri/ketidaknyamanan.

Ansietas b/d adanya ancaman terhadap konsep diri/citra diri

Tujuan :

Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1 X 24 jam, klien memiliki

rentang respon adaptif, dengan kriteria hasil :

Tampak relaks dan melaporkan ansietas menurun sampai dapat ditangani.

Mengakui dan mendiskusikan rasa takut.

Page 6: Laporan Pendahuluan Fraktur Os Nasal

Menunjukkan rentang perasaan yang tepat.

Intervensi :

Dorong ekspresi ketakutan/marah

Rasional : Mendefinisikan masalah dan pengaruh pilihan intervensi.

Akui kenyataan atau normalitas perasaan, termasuk marah

Rasional : Memberikan dukungan emosi yang dapat membantu klien melalui

penilaian awal juga selama pemulihan

Berikan informasi akurat tentang perkembangan kesehatan.

Rasional : Memberikan informasi yang jujur tentang apa yang diharapkan

membantu klien/orang terdekat menerima situasi lebih evektif.

Dorong penggunaan menejemen stres, contoh : napas dalam, bimbingan

imajinasi, visualisasi.

Rasional : membantu memfokuskan kembali perhatian, meningkatkan relaksasi,

dan meningkatkan penigkatan kemampuan koping.

Page 7: Laporan Pendahuluan Fraktur Os Nasal

DAFTAR PUSTAKA

Carpenitto, Lynda Juall. (2000). Buku Saku Diagnosa Keperawatan. Alih

bahasa : Monica Ester, Edisi 8. EGC : Jakarta.

Doengoes, Marilynn E. (1999). Rencana Asuhan Keperawatan : Pedoman

untuk perencanaan Keperawatan dan masalah kolaboratif. Alih

Bahasa : I Made Kanosa, Edisi III. EGC Jakarta.

Hinchliff, Sue. (1996). Kamus Keperawatan. Edisi; 17. EGC : Jakarta

Sudart dan Burnner, (1996). Keperawatan Medikal-Bedah. Edisi 8. Vol 3.

EGC : Jakarta.

Page 8: Laporan Pendahuluan Fraktur Os Nasal

LAPORAN PENDAHULUAN

FRAKTUR OS NASAL : PRE REPOSISI

DI RUANG ANGGREK RSUD TUGUREJO

SEMARANG

Disusun untuk memenuhi tugas Praktek Belajar Klinik Keperawatan Medikal Bedah

DISUSUN OLEH :

Bintara Bayu Aji1.1.20350

Page 9: Laporan Pendahuluan Fraktur Os Nasal

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN SEMARANG

POLITEKNIK KESEHATAN SEMARANG

2005