laporan pendahuluan fraktur hendra

Upload: bagus

Post on 13-Oct-2015

52 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

LAPORAN PENDAHULUANASUHAN KEPERAWATAN KLIEN DENGAN FRAKTUR DI RUANG KENANGA RSUD TUGUREJO SEMARANG

DISUSUN OLEH:Hendra Wibawa12.1118

PRODI DIIIAKADEMI KEPERAWATANPEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH

I. LANDASAN TEORIA. DEFINISIFraktur adalah terputusnya kontuinitas tulang dan ditentukan sesuai jenis dan luasnya, fraktur terjadi jika tulang dikenai stress yang lebih besar dari yang dapat diabsorbsinya (Smelter & Bare, 2002).Fraktur adalah patah tulang, biasanya disebabkan oleh trauma atau tenaga fisik (Price, 1995).Fraktur adalah terputusnya kontinuitas tulang, kebanyakan fraktur akibat dari trauma, beberapa fraktur sekunder terhadap proses penyakit seperti osteoporosis, yang menyebabkan fraktur yang patologis (Barret dan Bryant, 1990).Fraktur adalah terputusnya kontinuitas tulang yang ditandai oleh rasa nyeri, pembengkakan, deformitas, gangguan fungsi, pemendekan, dan krepitasi (Doenges, 2000).Fraktur adalah teputusnya jaringan tulang/tulang rawan yang umumnya disebabkan oleh ruda paksa.B. ETIOLOGI1. Menurut Oswari E (1993)a. Kekerasan langsungTerkena pada bagian langsung traumab. Kekerasan tidak langsungTerkena bukan pada bagian yang terkena traumac. Kekerasan akibat tarikan otot2. Menurut Barbara C Long (1996)a. Benturan & cedera (jatuh, kecelakaan)b. Fraktur patofisiologi (oleh karena patogen, kelainan)c. Patah karena letih

C. TANDA dan GEJALA1. Nyeri2. Deformitas (kelainan bentuk)3. Krepitasi (suara berderik)4. Bengkak5. Peningkatan temperatur lokal6. Pergerakan abnormal7. Echymosis (perdarahan subkutan yang lebar-lebar)8. Kehilangan fungsi(Smelter & Bare, 2002).

D. PATOFISIOLOGI

E. PATHWAYF. PENATALAKSANAANII. KONSEP ASUHAN KEPERAWATANA. FOKUS PENGKAJIANB. DIAGNOSA KEPERAWATANC. INTERVENSI

A. Manifestasi Klinik

B. Prinsip Penatalaksanaan Dengan Konservatif & Operatif1. Cara KonservatifDilakukan pada anak-anak dan remaja dimana masih memungkinkan terjadinya pertumbuhan tulang panjang. Selain itu, dilakukan karena adanya infeksi atau diperkirakan dapat terjadi infeksi. Tindakan yang dilakukan adalah dengan gips dan traksi.a. GipsGips yang ideal adalah yang membungkus tubuh sesuai dengan bentuk tubuh. Indikasi dilakukan pemasangan gips adalah : Immobilisasi dan penyangga fraktur Istirahatkan dan stabilisasi Koreksi deformitas Mengurangi aktifitas Membuat cetakan tubuh orthotikSedangkan hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pemasangan gips adalah : Gips yang pas tidak akan menimbulkan perlukaan Gips patah tidak bisa digunakan Gips yang terlalu kecil atau terlalu longgar sangat membahayakan klien Jangan merusak / menekan gips Jangan pernah memasukkan benda asing ke dalam gips / menggaruk Jangan meletakkan gips lebih rendah dari tubuh terlalu lama

b. Traksi (mengangkat / menarik)Secara umum traksi dilakukan dengan menempatkan beban dengan tali pada ekstermitas pasien. Tempat tarikan disesuaikan sedemikian rupa sehingga arah tarikan segaris dengan sumbu panjang tulang yang patah. Metode pemasangan traksi antara lain : Traksi manualTujuannya adalah perbaikan dislokasi, mengurangi fraktur, dan pada keadaan emergency Traksi mekanik, ada 2 macam : Traksi kulit (skin traction)Dipasang pada dasar sistem skeletal untuk sturktur yang lain misal otot. Digunakan dalam waktu 4 minggu dan beban < 5 kg. Traksi skeletalMerupakan traksi definitif pada orang dewasa yang merupakan balanced traction. Dilakukan untuk menyempurnakan luka operasi dengan kawat metal / penjepit melalui tulang / jaringan metal.

Kegunaan pemasangan traksi, antara lain : Mengurangi nyeri akibat spasme otot Memperbaiki & mencegah deformitas Immobilisasi Difraksi penyakit (dengan penekanan untuk nyeri tulang sendi) Mengencangkan pada perlekatannyaPrinsip pemasangan traksi : Tali utama dipasang di pin rangka sehingga menimbulkan gaya tarik Berat ekstremitas dengan alat penyokong harus seimbang dengan pemberat agar reduksi dapat dipertahankan Pada tulang-tulang yang menonjol sebaiknya diberi lapisan khusus Traksi dapat bergerak bebas dengan katrol Pemberat harus cukup tinggi di atas permukaan lantai Traksi yang dipasang harus baik dan terasa nyaman2. Cara operatif / pembedahanPada saat ini metode penatalaksanaan yang paling banyak keunggulannya mungkin adalah pembedahan. Metode perawatan ini disebut fiksasi interna dan reduksi terbuka. Pada umumnya insisi dilakukan pada tempat yang mengalami cedera dan diteruskan sepanjang bidang anatomik menuju tempat yang mengalami fraktur. Hematoma fraktur dan fragmen-fragmen tulang yang telah mati diirigasi dari luka. Fraktur kemudian direposisi dengan tangan agar menghasilkan posisi yang normal kembali. Sesudah direduksi, fragmen-fragmen tulang ini dipertahankan dengan alat-alat ortopedik berupa pen, sekrup, pelat, dan paku. Keuntungan perawatan fraktur dengan pembedahan antara lain : Ketelitian reposisi fragmen tulang yang patah Kesempatan untuk memeriksa pembuluh darah dan saraf yang berada didekatnya Dapat mencapai stabilitas fiksasi yang cukup memadai Tidak perlu memasang gips dan alat-alat stabilisasi yang lain Perawatan di RS dapat ditekan seminimal mungkin, terutama pada kasus-kasus yang tanpa komplikasi dan dengan kemampuan mempertahankan fungsi sendi dan fungsi otot hampir normal selama penatalaksanaan dijalankan

PATHWAY

Trauma FacialLangsung/tidak langsungkondisi patologis, osteoporosis, neoplasma

Absorbsi calcium

perdarahan Multiple Fraktur Rentan fraktur

Defisit volume cairan

Tindakan BedahDeprasi saraf nyeri

Gangguan rasa nyaman : nyeri

Intra OpPost OpPre op

Luka insisiEfek anestesiPerdarahanDefisit pengetahuan

Imflamasi bakteriMual, muntahDefisit volume cairanCemas

Nutrisi kurang dari kebutuhan

Resti infeksi

C. Diagnosa Keperawatan Defisit volume cairan b.d. perdarahan Nyeri akut b/d trauma jaringan syaraf Ansietas b/d adanya ancaman terhadap konsep diri/citra diri Nutrisi kurang dari kebutuhan b.d. mual, muntah Resti infeksi b.d. imflamasi bakteri ke daerah luka

D. Intervensi Keperawatan1. Nyeri akut b/d trauma jaringan syarafTujuan :Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2 X 24 jam klien mampu mengontrol nyeri, dengan kriteria hasil : Melaporkan nyeri hilang atau terkontrol Mengikuti program pengobatan yang diberikan Menunjukan penggunaan tehnik relaksasiIntervansi :a. Kaji tipe atau lukasi nyeri. Perhatikan intensitas pada skala 0-10. Perhatikan respon terhadap obat.Rasional : Menguatkan indikasi ketidaknyamanan, terjadinya komplikasi dan evaluasi keevektivan intervensi.b. Motivasi penggunaan tehnik menejemen stres, contoh napas dalam dan visualisasi.Rasional : Meningkatkan relaksasi, memvokuskan kembali perhatian, dan dapat meningkatkan kemampuan koping, menghilangkan nyeri.c. Kolaborasi pemberian obat analgesikRasional : mungkin dibutuhkan untuk penghilangan nyeri/ketidaknyamanan.

2. Nutisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d mual, muntahTujuan:Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2x 24 jam nutrisi pasien terpenuhi dengan KH: Makanan masuk BB pasien naik Mual, muntah hilangIntervensi:a. Berikan makan dalam porsi sedikit tapi seringRasional: memberikan asupan nutrisi yang cukup bagi pasienb. Sajikan menu yang menarikRasional: Menghindari kebosanan pasien, untuh menambah ketertarikan dalam mencoba makan yang disajikanc. Pantau pemasukan makananRasional: Mengawasi kebutuhan asupan nutrisi pada pasien d. Kolaborasi pemberian suplemen penambah nafsu makanRasional: kerjasama dalam pengawasan kebutuhan nutrisi pasien selama dirawat di rumah sakit

3. Ansietas b/d adanya ancaman terhadap konsep diri/citra diriTujuan :Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1 X 24 jam, klien memiliki rentang respon adaptif, dengan kriteria hasil : Tampak relaks dan melaporkan ansietas menurun sampai dapat ditangani. Mengakui dan mendiskusikan rasa takut. Menunjukkan rentang perasaan yang tepat.Intervensi : a. Dorong ekspresi ketakutan/marahRasional : Mendefinisikan masalah dan pengaruh pilihan intervensi.b. Akui kenyataan atau normalitas perasaan, termasuk marahRasional : Memberikan dukungan emosi yang dapat membantu klien melalui penilaian awal juga selama pemulihanc. Berikan informasi akurat tentang perkembangan kesehatan.Rasional : Memberikan informasi yang jujur tentang apa yang diharapkan membantu klien/orang terdekat menerima situasi lebih evektif.d. Dorong penggunaan menejemen stres, contoh : napas dalam, bimbingan imajinasi, visualisasi.Rasional : membantu memfokuskan kembali perhatian, meningkatkan relaksasi, dan meningkatkan penigkatan kemampuan koping.

DAFTAR PUSTAKA

Carpenitto, Lynda Juall. (2000). Buku Saku Diagnosa Keperawatan. Alih bahasa : Monica Ester, Edisi 8. EGC : Jakarta.Doengoes, Marilynn E. (1999). Rencana Asuhan Keperawatan : Pedoman untuk perencanaan Keperawatan dan masalah kolaboratif. Alih Bahasa : I Made Kanosa, Edisi III. EGC Jakarta.Hinchliff, Sue. (1996). Kamus Keperawatan. Edisi; 17. EGC : Yakarta.Price, Sylvia A dan Lorraine M Wilson. 1995. Patofisiologi: CONSEP klinis proses-proses penyakit. Yakarta: EGC.Sudart dan Burnner, (1996). Keperawatan Medikal-Bedah. Edisi 8. Vol 3. EGC : Jakarta.