laporan pendahuluan dan strategi pelaksanaan
DESCRIPTION
descriptionTRANSCRIPT
LAPORAN PENDAHULUAN DAN STRATEGI PELAKSANAAN
DENGAN GANGGUAN JIWA MANIK
Pengampu : Hudinoto, Ns
Disusun Oleh :
1. Atiek Wahyu Fadilah2. Fahmi Arif Mubarok3. Leni Dwi S4. Ocfatinianingrum M S5. Tri Nur Indah Sari
AKADEMI KEPERAWATAN
PEMERINTAH KOTA TEGAL
Jln. Dewi Sartika No. 1 Debong Kulon Kec. Tegal Selatan Kota Tegal
Telp. (0283) 323523, 323524, Fax. (0283) 323523
Tahun Akademik 2014/2015
BAB I
LAPORAN PENDAHULUAN
I. MASALAH UTAMA
Gangguan Alam Perasan : Mania
II. PROSES TERJADINYA MASALAH
A. Definisi
Mania adalah suatu gangguan alam perasaan yang ditandai dengan perasaan
kegembiraan yang berlebihan, arus berpikir yang cepat, mudah tersinggung dan kegiatan
motorik meningkat, sehingga menyebabkan energi banyak yang keluar (Standar Asuhan
Keperawatan Jiwa, DEPKES).
Mania adalah suatu gangguan alam perasaan yang ditandai dengan adanya alam
perasan yang meningkat, meluas atau keadaan emosional yang mudah tersinggung dan
terangsang. Kondisi ini dapat diiringi dengan perilaku yang berlebihan berupa
peningkatan kegiatan, banyak bicara, ide-ide yang meloncat, senda gurau, tertawa
berlebihan, penyimpangan seksual.
Jadi alam perasaan adalah perpanjangan keadaan emosional yang mempengaruhi seluruh
kepribadiaan dan fungsi kehidupan seseorang dan ditandai oleh syndroma depresif
sebagian atau total dan ditandai dengan kehilangan minat terhadap aktifitas sehari-hari.
B. ETIOLOGI / FAKTOR PENYEBAB
Mania dapat timbul karena adanya faktor diantaranya faktor predisposisi dan
faktor presipitasi, yaitu :
a. Faktor Predisposisi
1) Faktor Genetik
Faktor genetik mengemukakan, transmisi gangguan alam perasaan
diteruskan melalui garis keturunan. Frekuensi gangguan alam perasaan meningkat
pada kembar monozigote.
2) Teori Agresi Berbalik pada Diri Sendiri
Mengemukakan bahwa depresi diakibatkan oleh perasaan marah yang
dialihkan pada diri sendiri. Freud mengatakan bahwa kehilangan objek/orang,
ambivalen antara perasaan benci dan cinta dapat berbalik menjadi perasaan
menyalahkan diri sendiri dan dimunculkan dengan perilaku mania (sebagai suatu
mekanisme kompensasi)
3) Teori Kehilangan
Berhubungan dengan faktor perkembangan, misalnya kehilangan orangtua
yang sangat dicintai. Individu tidak berdaya mengatasi kehilangan.
4) Teori Kepribadian
Mengemukakan bahwa tipe kepribadian tertentu menyebabkan seseorang
mengalami mania.
5) Teori Kognitif
Mengemukakan bahwa mania merupakan msalah kognitif yang
dipengaruhi oleh penilaian terhadap diri sendiri, lingkungan dan masa depan.
6) Model Belajar Ketidakberdayaan
Mengemukakan bahwa mania dimulai dari kehilangan kendali diri lalu
menjadi aktif dan tidak mampu menghadapi masalah. Kemudian individu timbul
keyakinan akan ketidakmampuannya mengendalikan kehidupan sehingga ia tidak
berupaya mengembangkan respons yang adaptif.
7) Model Perilaku
Mengemukakan bahwa depresi terjadi karena kurangnya reinforcemant
positif selama berinteraksi dengan lingkungan.
8) Model Biologis
Mengemukakan bahwa dalam keadaan depresi/mania terjadi perubahan
kimiawi, yaitu defisiensi katekolamin, tidak berfungsinya endokrin dan
hipersekresi kortisol.
b. Faktor Presipitasi
Stressor yang dapat menyebabkan gangguan alam perasaan meliputi faktor
biologis, psikologis dan sosial budaya.
1) Faktor Biologis
Meliputi perubahan fisiologis yang disebakan oleh obat-obatan atau
berbagai penyakit fisik seperti infeksi, neoplasma, dan ketidakseimbangan
metabolisme.
2) Faktor Psikologis
Meliputi kehilangan kasih sayang, termasuk kehilangan cinta, seseorang
dan kehilangan harga diri.
3) Faktor Sosial Budaya
Meliputi kehilangan peran, perceraian, kehilangan pekerjaan.
C. TANDA DAN GEJALA
Tanda dan gejala Manik :
1) Sulit konsentrasi dan daya ingat menurun
2) Nafsu makan dan berat badan menurun
3) Gangguan tidur (sulit tidur atau tidur berlebihan)di sertai mimpi-mimpi yang tidak
menyenangkan,misal: mimpi orang yang sudah meninggal.
4) Agitasi atau retardasi motorik (gelisah atau perlambatan gerakan motorik).
5) Hilang perasaan senang,semangat,minat dan meninggalkan hobby.
6) Kreatifetas dan produktifitas menurun.
7) Gangguan seksual (libido menurun)
8) Pikiran-pikiran tentang kematian dan bunuh diri.
D. PROSES TERJADINYA MANIK
Mania adalah gangguan efek yang ditandai dengan kegembiraan yang luar biasa
dan disertai dengan hipertivitas, agitasi serta jalan pikiran dan bicara yang cepat kadang-
kadang sebagai pikiran yang meloncat-loncat (flight of ideas).
Pada dasarnya pasien mania sama dengan pasien depresif yang merasa tidak
berharga dan tidak berguna. Karena tidak dapat menerima perasaan ini, mereka
menyangkalnya dan mengakibatkan timbulnya kecemasan. Pasien memperlihatkan sikap
yang banyak bicara, banyak pikiran dan cepat berpindah topiknya tetapi tidak dapat
memusatkan pada satu topik. Meskipun mereka menunjukan kegembiraan yang
berlebihan, sebenarnya pasien penuh dengan kebencian dan rasa permusuhan terutama
terhadap lingkungannya. Ia melontarkan perasaannya secara kasar dalam cetus-cetusan
yang pendek dan cepat beralih ke topik lainnya.
Rentang Respon
Adaptif Maladaptif
Responsif Reaksi kehilangan Supresi Reaksi kehilangan Mania Depresi
yang wajar yang memanjang
Keterangan :
1) Responsif adalah respon emosional individu yang terbuka dan sadar akan
perasaannya. Pada rentang ini individu dapat berpartisipasi dengan dunia eksternal
dan internal.
2) Reaksi kehilangan yang wajar merupakan posisi rentang yang normal dialami
individu yang mengalami kehilangan. Pada rentang ini individu menghadapi realita
dari kehilangan dan mengalami proses kehilangan, misalnya sedih, berfokus pada diri
sendiri, berhenti melakukan kegiatan sehari-hari. Reaksi kehilangan tersebut tidak
berlangsung lama.
3) Supresi merupakan tahap awal respon emosional yang maladaptif, individu
menyangkal, menekan atau menginternalisasi semua aspek perasaannya terhadap
lingkungan.
4) Reaksi kehilangan yang memanjang
Bila anda merasa sangat marah atau kesal dengan pergi mengendarai sepeda, biasanya
reaksi berduka yang memanjang merupakan penyangkalan yang menetap dan
memanjang, tetapi tidak tampak emosi emosional terhadap kehilangan. Reaksi
berduka yang memanjang dapat terjadi beberapa tahun.
5) Depresi adalah suatu gangguan alam perasaan yang ditandai dengan perasaan sedih
dan berduka yang berlebihan dan berkepanjangan.
E. POHON MASALAH
Masalah keperawatan :
a. Gangguan alam perasaan : Mania
b. Koping Maladaptif
c. Gangguan sensori persepsi : Waham
d. Resiko PK
e. Gangguan pola tidur dan istirahat : kurang tidur
f. Resiko gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi : kurang dari kebutuhan
g. Gangguan komunikasi : verbal
MANIA
DEPRESI
STRESS
h. Resiko mencederai diri, orang lain, dan lingkungan
i. Deficit perawatan diri
j. Penatalaksanaan regimen terapeutik tidak efektif.
F. MANIFESTASI (Perilaku dan Mekanisme Koping)
1) Perilaku
Gambaran utama dari mania adalah perbedaan intensitas psikofisiologikal yang
tinggi.
a) Afektif
- Gembira yang berlebihan
- Harga diri meningkat
- Tidak tahan kritik
b) Kognitif
- Ambisi
- Mudah terpengaruh
- Mudah beralih perhatian
- Waham kebesaran
- Ilusi
- Flight of ideas
- Gangguan penilaian
c) Fisik
- Dehidrasi
- Nutrisi yang tidak adekuat
- Berkurangnya kebutuhan tidur / istirahat
- Berat badan menurun
d) Tingkah laku
- Agresif
- Hiperaktif
- Aktivitas motorik meningkat
- Kurang bertanggung jawab
- Royal
- Irritable atau suka berdebat
- Perawatan diri kurang
- Tingkah laku seksual yang berlebihan
- Bicara bertele-tele
2) Mekanisme Koping
Mekanisme koping yang digunakan pada reaksi kehilangan yang memanjang
adalah denial dan supresi, hal ini untuk menghindari tekanan yang hebat.
Tingkah laku mania merupakan mekanisme pertahanan terhadap depresi yang
diakibatkan dari kurang efektif koping dalam menghadapi kehilangan.
III. KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN
A. Pengkajian
1. Pengumpulan data
Pengkajian dilakukan dengan cara mengidentifikasi :
a) Identitas klien dan penanggung
b) Alasan dirawat
c) Riwayat penyakit
d) Faktor predisposisi, presipitasi
e) Aspek fisik, psikososial, status mental, kebutuhan persiapan pulang, mekanisme
koping, masalah psikososial dan lingkungan.
1) Aktivitas/Istirahat
Pola tidur terganggu atau periode tanpa tidur / penurunan kebutuhan tidur
(misalnya merasa telah reistirahat dengan baik hanya dengan tidur selama 3
jam). Secara fisik hiperaktif, akhirnya kelelahan.
2) Integritas Ego
Persepsi diri yang mengagungkan atau merendahkan kepercayaan diri yang
tidak realistis.
3) Makan Minum
Penurunan berat badan sering ditemukan.
4) Hygiene
Tidak perhatian terhadap aktivitas hidup sehari-hari secara umum.
5) Neuro Sensoris
Alam perasaan yang timbul terlalu meluas, melayang atau peka.
6) Keamanan
Dapat menunjukan derajat bahaya untuk diri atau orang lain, bertindak
berdasarkan kesalahan persepsi.
7) Seksualitas
Libido meningkat, perilaku mungkin tidak terhambat.
8) Interaksi sosial
Dapat digambarkan atau diingat sebagai sangat ekstrovert / mudah
bersosialisasi (banyak teman).
9) Pembelajaran / pengajaran
Episode penuh pertama biasanya antara 15 dan 24, dengan gejala yang
berlangsung paling sedikit 1 minggu.
f) Aspek Medik
B. Diagnosa keperawatan
1. Gangguan alam perasaan : Mania
2. Koping tidak efektif
3. Gangguan sensori persepsi : Waham
4. Resiko PK : mencederaiorang lain dan lingkungan
5. Resiko ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan
6. Hambatan komunikasi : Verbal
7. Gangguan pola tidur dan istirahat : kurang tidur
8. Defisit perawatan diri
9. Penatalaksanaan regimen terapeutik tidak efektif.
C. Rencana tindakan Keperawatan
a. Tujuan Keperawatan
1) Tujuan Umum :
Mengajarkan klien untuk berespons emosional yang adaptif dan meningkatkan rasa
puas serta kesenagan yang dapat diterima oleh lingkungan
2) Tujuan Khusus :
1. Klien dapat membina hubungan saling percaya
2. Klien dapat mengendalikan aktivitas motorik
3. Klien dapat mengungkapakan perasaanya
4. Klien dapat menentukan cara penyelesaian masalah (koping) yang konstruktif
5. Klien dapat dukungan keluarga dalam mengontrol alam perasaannya
6. Klien dapat memanfaatkan obat dengan baik
TUK 1 :
Klien dapat membina hubungan saling percaya
Tindakan Keperawatan :
1. Kenalkan diri pada klien
2. Tnggapi pembicaraan klien dengan sabar dan tidak menyangkal
3. Bicara dengan tegas, jelas dan simpati
4. Bersifat hangat dan bersahabat
5. Temani klien saat agitasi muncul dan aktivitasnya meningkat (hiperaktivitas)
TUK 2 :
Klien dapat mengendalikan aktivitas motorik
Tindakan Keperawatan :
1. Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian obat yang dapat menurunkan kegiatan
motorik
2. Diskusikan dengan klien manfaat pemberian obat
3. Ciptakan ruangan yang tenang dan tidak banyak rangsangan seperti musik yang
lembut, penataan ruangannyang tidak banyak peralatan
4. Beri kegiatan yang dapat diselesaikan klien misalnya mandi, makan, dan lain-lain
5. Bersama klien membuat jadwal kagiatan/aktivitas fisik yang dapat menyalurkan
energi, seperti menyapu, mengepel, dan olahraga
6. Beri reinforcement positif bila klien melakukan kegiatan tersebut
7. Tetapkan batasan yang kontrukstif terhadap tingkah laku yang negatif
8. Lakukan pendekatan yang konsisten oleh seluruh anggota tim kesehatan
9. Pertahankan komunikasi terbuka dan membagi persepsi di antara anggota tim
kesehatan
10. Kuatkan perilaku pengendalian diri dan perilaku positif lainnya
TUK 3 :
Klien dapat mengungkapakan perasaanya
Tindakan Keperawatan :
1. Beri kesempatan klien untuk mengungkapkan perasaannya
2. Beri kesempatan klien untuk mengungkapkan keinginannya, perasaan dan pikiran
dengan menggunakan teknik komunikasi fokusing (dengan tujuan membantu isi
pembicaraan pada tujuan yang ditetapkan)
3. Berikan respon empati dan menerima klien
4. Bantu klien menurunkan tingkat kecemasannya
TUK 4 :
Klien dapat menentukan cara penyelesaian masalah (koping) yang konstruktif
Tindakan Keperawatan :
1. Identifikasi bersama klien cara yang biasa digunakan untuk mengatasi perasaan
marah, kesal, atau sesuatu yang tidak menyenangkan
2. Diskusikan manfaat dari cara yang telah digunakan
3. Diskusikan tentang alternatif cara untuk mengatasi perasaan yang tidak
menyenangkan
4. Beri motivasi klien agar memilih cara penyeleaian masalah yang tepat serta
diskusikan konsekkuensi dari cara yang dipilih
5. Anjurkan klien untuk mencoba cara tersebut
TUK 5 :
Klien dapat dukungan keluarga dalam mengontrol alam perasaannya
Tindakan keperawatan :
1. Diskusikan dengan keluarga tentang keadaan klien
2. Bantu keluarga untuk memberikan asuhan yang tepat
3. Bantu keluarga untuk merencaranankan kegiatan yang sesuai dengan keadaan klien
TUK 6 :
Klien dapat memanfaatkan obat dengan baik untuk mengontrol perilaku mania
Tindakan Keperawatan :
1. Diskusikan dengan klien tentang obat untuk (dosis, frekuensi dan manfaat obat)
untuk mengontrol perilaku mania.
2. Bantu klien untuk memastikan klien telah minum obat teratur untuk mengontrol
perilaku mania (dengan prinsip 5 benar : benar dosis, waktu, pasien, cara pemberian, dan
obat).
3. Motivasi klien untuk mengungkapkan perasaan setelah minum obat.
BAB II
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN
Gangguan Alam Perasaan : Mania
INTERAKSI PERTAMA/AWAL
SP 1
A. Proses Keperawatan
1. Kondisi klien
Bicara lama-lama kacau dan kadang mudah marah tanpa sebab, banyak bicara,
pembicaraan mudah beralih topik (Flight of Ideas ), menghasut, tak punya rasa malu /
bersalah.
2. Diagnosa keperawatan
Gangguan alam perasaan : Mania
3. Tujuan khusus
a. Klien dapat membina hubungan saling percaya dengan perawat.
b. Klien dapat mengungkapkan perasaannya
4. Tindakan keperawatan
Bina hubungan saling percaya : salam terapeutik, memperkenalkan diri, jelaskan
tujuan interaksi, ciptakan lingkungan yang tenang, buat kesepakatan / janji dengan
jelas tentang topik, tempat, waktu.
Tanggapi pembicaraan klien dengan sabar dan tidak menyangkal.
Bicara dengan tegas, jelas, singkat dan bersahabat. Beri kesempatan klien untuk
mengungkapkan perasaannya. Beri kesempatan klien mengutarakan keinginan
dan pikirannya dengan teknik focusing.
Bicarakan hal-hal yang nyata dengan klien .
B. Strategi komunikasi dalam pelaksanaan tindakan keperawatan
a. Orientasi
1. Salam terapeutik
“Selamat pagi pak W , Nama saya perawat A, saya dari mahasiswa akper pemkot
tegal ,saya senang dipanggil perawat A, Nama Bapak siapa dan suka dipanggil
apa? Saya akan merawat bapak pada shift pagi ini pukul 08.00-13.00 saya
bersedia membantu Bapak”,
2. Evalusasi /Validasi
“Apa yang terjadi dirumah ,sehingga Bapak W dibawa ke sini’’?
3. Kontrak (topik, tempat, waktu)
“Bagaimana kalau kita berbincang-bincang apa identitas Bapak dan dan mengapa
bisa dibawa kesini ?”
“Berapa lama Bapak mau berbincang-bincang? Bagaimana kalau 20 menit?”
“Mau dimana Bapak berbincang-bincangnya? Bagaimana kalau di taman atau di
ruang tv?”
4. Kerja (Langkah-langkah Tindakan Keperawatan)
“Bapak perkenalkan nama saya perawat A, Bapak namanya siapa senang
dipanggil siapa?”
“Umur Bapak berapa?”
“Mengapa Bapak bisa dibawa kesini?”
5. Terminasi
Evaluasi respon klien terhadap tindakan keperawatan :
a. Evaluasi klien (subyektif)
“Waalaikum salam, Mba”
“Nama saya W,”
“Umur saya 45 tahun.”
“Saya tidak tau adik saya yang membawa saya kesini.”
“Saya merasa lebih lega”
“Iya Mba… Saya tidak tau adik saya yang membawa saya kesini.”
“ Iya Mba”
“ Iya Mba”
“Iya, tapi saya tidak mau di ruang makan di kamar saya aja ya soalnya saya
terganggu sama orang lain dan berisik.”
“Iya Mba, nanti itu kita berbincang-bincang tentang apa yang saya rasakan,
selama 20 menit, jam 11.00 di depan kamar saya.
Evaluasi Perawat (Obyektif)
Pasien mau duduk berdampingan dengan perawat
Pasien mau menjawab pertanyaan perawat walaupun ngelantur
b. Tindak Lanjut Klien
“Tanpa terasa kontrak yang kita sepakati 20 menit sudah selesai nanti kita
akan berbincang-bincang apa yang Bapak rasakan?”
c. Kontrak yang Akan Datang
“ Bagaimana kalau nanti kita berbincang-bincang apa yang Bapak rasakan,
Bapak setuju?”
“Bagaimana kalau nanti Bapak bisa bertemu jam berapa dan berapa lama?
Bagaimana kalau jam 12.00 selama 20 menit, Bapak setuju?”