laporan pemodelan tol bali 2015
DESCRIPTION
ModelTRANSCRIPT
1.1 Lingkup Pemodelan
Batasan yang ditetapkan pada pemodelan transportasi meliputi
batasan waktu tinjauan, batasan daerah kajian serta beberapa asumsi
dalam membentuk pemodelan transportasi rencana beroperasinya
Jalan Tol ...... yang beroperasi di wilayah Provinsi Bali bagian Utara.
1.2 Waktu Tinjauan
Skala waktu tinjauan dalam pengelolaan sistem jaringan transportasi di
wilayah rural road dapat dibedakan menjadi 3, yakni: jangka panjang
(lebih dari 30 tahun), menengah (5-30 tahun) dan pendek (1-5 tahun).
Penggunaan skala waktu tinjauan ini tergantung dari skema
perencanaan yang diusulkan, waktu tinjauan jangka pendek umumnya
digunakan untuk skema-skema manajemen lalu lintas dan skema
minor-investment lainnya yang dampaknya lokal, sedangkan tinjauan
waktu jangka menengah umumnya dipakai untuk mengkaji kelayakan
suatu skema pengembangan atau pembangunan fasilitas transportasi
baru, misalnya pembangunan jalan baru, yang dampaknya terhadap
masyarakat cukup besar. Sedangkan tinjauan waktu jangka panjang
umumnya dipakai untuk menyiapkan rencana strategis pengembangan
guna lahan dalam jangka panjang yang dampaknya akan mampu
memberikan perubahan bagi kehidupan perkembangan antara
kota/kabupaten secara keseluruhan pada sebuah provinsi.
1.3 Zonasi Wilayah Studi
MAT yang dibuat atau disusun berdasarkan pola pergerakan yang diamati. Zonasi yang
disusun tersebut dibentuk dengan batasan zona berupa daerah Kabupaten/Kota dan
Terminal transfer moda transportasi seperti Pelabuhan Gilimanuk, Pelabuhan Nusa Dua
serta Bandara Internasional Ngurah Rai. Zona terluar (external zone) yang ada adalah
seperti Pelabuhan Gilimanuk, Pelabuhan Nusa Dua serta Bandara Internasional Ngurah
Rai, sedangkan zona internal merupakan semua wilayah Kabupaten/Kota yang berada di
dalam wilayah Provinsi Bali.
Pembagian zonasi tersebut ditunjukkan pada Gambar x.1. Sedangkan besaran
pergerakan setiap zona ditunjukkan pada MAT dasar atau MAT prior yang digunakan
pada kajian ini seperti ditunjukkan pada Tabel 1.1.
Gambar 1.1 Zona pada Wilayah Kajian (Tampilan Model)
Secara tabelaris, zonasi wilayah studi di Provinsi Bali ditunjukkan pada Tabel 1.1.
Terdapat 8 (delapan) zona internal dan 3 (tiga) zona eksternal.
Tabel 1.1 Zona Internal dan Eksternal pada Wilayah Kajian
No. Node Nama Zona Keterangan Zona
1000 Badung Zona Internal1001 Bangli Zona Internal1002 Buleleng Zona Internal1003 Gianyar Zona Internal1004 Jembrana Zona Internal1005 Karangasem Zona Internal1006 Klungkung Zona Internal1007 Tabanan Zona Internal1008 Denpasar Zona Internal1009 Pelabuhan Laut Gilimanuk Zona Eksternal1010 Bandar Udara Ngurah Rai Zona Eksternal1011 Pelabuhan Laut Nusa Dua Zona Eksternal
Tabel 1.2 MAT Prior (smp/jam) Tahun 2012
Badu
ng
Bang
li
Bule
leng
Gia
nyar
Jem
bran
a
Kara
ngas
em
Klun
gkun
g
Taba
nan
Den
pasa
r
Pela
buha
n La
ut G
ilim
anuk
Band
ar U
dara
Ngu
rah
Rai
Pela
buha
n La
ut N
usa
Dua
1000 1001 1002 1003 1004 1005
1006 1007 1008 1009 1010 1011
Badung 1000 0 11 3 40 21 13 23 154 625 64 239 52Bangli 1001 3 0 2 7 8 2 13 38 21 64 3 52Buleleng 1002 3 4 0 11 0 0 6 38 229 64 27 52Gianyar 1003 25 0 15 0 18 21 27 105 254 64 48 52Jembrana 1004 30 20 0 27 0 13 31 119 611 64 89 52Karangasem 1005 0 29 4 39 41 0 223 77 478 64 39 52Klungkung 1006 11 6 3 50 15 77 0 43 43 64 8 52Tabanan 1007 252 39 36 103 118 38 32 0 1947 64 295 52Denpasar 1008 209 13 157 364 644 211 36 834 0 64 44 52Pelabuhan Laut Gilimanuk 1009 64 64 64 64 64 64 64 64 128 0 64 52Bandar Udara Ngurah Rai 1010 226 4 27 69 60 31 6 240 272 96 0 96Pelabuhan Laut Nusa Dua 1011 52 52 52 52 52 52 52 52 77 52 52 0
1.4 Pembaharuan MAT Wilayah Kajian (Kalibrasi
MAT)
Langkah awal yang diambil dalam rangka pembentukan MAT Tahun Dasar
2012 untuk kajian studi Rencana Pengoperasian Jalan
Tol ................................ MAT Dasar Tahun 2012 merupakan basis pola
perjalanan di wilayah studi yang akan digunakan sebagai dasar bagi
pembuatan MAT prediksi di tahun 2012 s/d 2045.
MAT Tahun Dasar 2012 diperoleh dengan menggunakan “Prior Matrix” hasil
Studi Evaluasi Kelayakan Investasi dan Skema Pembiayaan Jalan Tol di Pulau
Bali Tahap I Tahun 2007. MAT prior yang telah dibentuk beserta jaringan
jalan yang telah dimodelkan kemudian dikalibrasi dengan data volume hasil
pengolahan data sekunder (dari studi terkait) dan hasil survei primer,
sehingga diperoleh hasil berupa “Up To Date MAT” Tahun 2012. Proses
estimasi MAT dengan data arus disebut dengan proses ME2 (Matrix
Estimation from Maximum Entropy) yang tersedia dalam software SATURN.
Diagram untuk proses ini adalah sesuai dengan Gambar 1.2.
Gambar 1.2 Kalibrasi Matriks Asal Tujuan
Seperti halnya karakteristik pola perjalanan di wilayah rural, maka
magnitude pola perjalanannya merupakan tipikal arus lalu lintas luar kota,
dengan banyak pergerakan menerus antar kabupaten, hal ini menyebabkan
sebaran pergerakan sepanjang hari meiliki magnitude yang cenderung
tetap, sehingga Matriks yang akan digunakan dalam analisis selanjutnya
merupakan Matriks Asal Tujuan (MAT) rata-rata harian dengan satuan
MODEL ME2
PRIOR MATRIX TAHUN 2012(Berbagai Studi)
MAT TAHUN 2015
(BASE MATRIX)DATA TRAFFIC COUNTS TAHUN 2015
(PRIMER & SEKUNDER)
BASIS DATA JARINGAN JALAN PADA KONDISI
EKSISTING
smp/jam (Satuan Mobil Penumpang/Jam). Adapun besaran arus lalu lintas
yang digunakan untuk proses ME2 (disebut arus lalu lintas observasi) dan
besaran arus lalu lintas hasil pemodelan (disebut estimasi) ditunjukkan
pada Tabel 1.3.
Tabel 1.3 Arus Lalu Lintas Observasi dan Estimasi (smp/jam)Node A Node B Observasi Estimasi
1164 1163 287 9211163 1164 1229 12171013 1026 3180 1001166 1171 973 12171171 1166 929 9211063 1052 3587 35821054 1052 4369 42311081 1082 1726 17301050 1057 3827 38791057 1050 1776 17341031 1032 2185 15461037 1059 3558 1001059 1083 2214 1001083 1089 2157 1001087 1086 1086 10821086 1088 725 151091 1113 293 21091 1093 725 17301016 1019 2997 21221019 1016 2678 20531014 1016 3755 21221016 1014 3689 20531010 1012 3789 38071012 1010 3999 40321013 1015 1153 1001015 1013 732 01015 1022 2539 16851022 1015 2372 19801002 1008 1155 11591008 1002 1231 1238
Koefisien determinasi yang ditunjukkan pada hubungan linier di antara volume tersebut
menunjukkan seberapa baiknya data lalu lintas observasi dalam meng-update MAT Prior.
Hasil proses ME2 tersebut ditunjukkan pada Gambar 1.3.
0 500 1000 1500 2000 2500 3000 3500 4000 4500 50000
500
1000
1500
2000
2500
3000
3500
4000
4500
R² = 0.787945886633473
Volume Observasi (smp/jam)
Volu
me
Estim
asi (
smp/
jam
)
Gambar 1.3 Kalibrasi MAT Tahun 2012
Nilai koefisien determinasi menunjukkan nilai yang cukup baik, hal ini ditunjukkan oleh nilai
R2 = 0,787. MAT yang dihasilkan dari proses kalibrasi ditunjukkan pada Tabel 1.4. MAT tersebut
merupakan MAT Tahun 2012 yang selanjutnya akan digunakan sebagai MAT Tahun Dasar
2012.
Tabel 1.4 MAT Tahun 2012 (smp/jam)
Badu
ng
Bang
li
Bule
leng
Gia
nyar
Jem
bran
a
Kara
ngas
em
Klun
gkun
g
Taba
nan
Den
pasa
r
Pela
buha
n La
ut G
ilim
anuk
Band
ar U
dara
Ngu
rah
Rai
Pela
buha
n La
ut N
usa
Dua
1000 1001 1002 1003 1004 1005
1006 1007 1008 1009 1010 1011
Badung 1000 0 95 3 95 8 80 198 154 1068 25 739 68Bangli 1001 2 0 2 4 5 1 13 55 12 36 28 203Buleleng 1002 3 4 0 7 0 0 6 38 136 64 83 68Gianyar 1003 25 0 53 0 17 54 98 256 254 61 742 341Jembrana 1004 7 40 0 15 0 19 62 40 145 64 64 16Karangasem 1005 0 24 17 19 19 0 185 92 235 30 297 168Klungkung 1006 7 6 3 30 9 55 0 62 26 36 73 203Tabanan 1007 173 39 36 168 47 160 189 0 1359 25 627 47Denpasar 1008 209 47 256 364 619 546 131 2030 0 61 136 68Pelabuhan Laut Gilimanuk 1009 15 129 64 35 64 91 129 22 30 0 46 16Bandar Udara Ngurah Rai 1010 275 88 37 419 70 487 133 710 331 112 0 41Pelabuhan Laut Nusa Dua 1011 18 334 21 92 18 238 334 45 27 18 15 0
1.5 Pembentukan MAT Prediksi
Atas dasar hasil prediksi bangkitan tarikan perjalanan maka dengan menggunakan suatu model
distribusi akan dapat diestimasi MAT prediksi untuk tahun-tahun tinjauan. Dalam hal ini
digunakan asumsi model prediksi sebaran perjalanan dengan Metoda Furness, dimana
diasumsikan bahwa pola sebaran perjalanan di wilayah studi dan faktor-faktor pengaruhnya di
masa yang akan datang mirip dengan pola dan faktor pengaruh saat ini, dengan demikian
besarnya permintaan perjalanan yang terdistribusi dari/ke suatu zona lebih ditentukan oleh
besaran bangkitan dan tarikan perjalanan yang diproduksi oleh zona tersebut. Berdasarkan
analisis bangkitan pergerakan bahwa pertumbuhan penduduk pada setiap zona maupun
wilayah ke-provinsi-an merupakan parameter yang digunakan untuk memprediksi besaran
bangkitan pergerakan pada masa yang akan datang. Pada Tabel 1.5 ditunjukkan besaran
bangkitan dan tarikan perjalanan dari Tahun 2012 s.d. Tahun 2045. Pada Gambar 1.4
ditunjukkan grafik pertumbuhan total pergerakan (Tid) dari Tahun 2012 s.d. Tahun 2045. Total
pertumbuhan pergerakan yang terjadi pada rentang 2012 s.d. 2045, berangsur-angsur naik dari
3% s.d. 5% per tahun, hal ini seiring dengan makin mebaiknya infrastruktur pelayanan yang
sejalan dengan peningkatan ekonomi Indonesia.
Tabel 1.4 Besaran Bangkitan dan Tarikan Tahun 2012 s.d. Tahun 2060 (satuan smp/jam)
Nama Zona2012 2015 2020 2025 2030 2035 2040 2045
Bangkitan Tarikan
Bangkitan Tarikan Bangkitan Tarikan
Bangkitan Tarikan Bangkitan Tarikan Bangkitan Tarikan Bangkitan Tarikan Bangkitan Tarikan
Badung 2532 734 2931 850 3741 1084 4774 1384 6093 1766 7776 2254 9925 2877 12667 3672
Bangli 360 806 417 933 533 1191 680 1520 868 1940 1107 2476 1413 3160 1804 4033
Buleleng 409 493 474 571 604 728 771 930 984 1187 1256 1514 1604 1933 2047 2467
Gianyar 1902 1247 2202 1444 2810 1843 3587 2352 4578 3002 5843 3832 7457 4890 9517 6241
Jembrana 472 875 546 1013 697 1293 890 1650 1136 2106 1450 2687 1850 3430 2362 4377
Karangasem 1087 1730 1258 2003 1606 2556 2049 3262 2615 4163 3338 5313 4260 6781 5437 8655
Klungkung 509 1478 589 1711 751 2183 959 2786 1224 3556 1562 4539 1994 5793 2544 7393
Tabanan 2870 3503 3322 4055 4240 5176 5411 6606 6906 8431 8814 10760 11250 13733 14358 17527
Denpasar 4467 3622 5171 4193 6600 5352 8423 6830 10750 8717 13721 11126 17511 14199 22349 18122
Gilimanuk 641 534 742 619 947 790 1209 1008 1543 1286 1969 1642 2513 2095 3207 2674
Ngurah Rai 2703 2850 3129 3299 3994 4210 5097 5373 6506 6858 8303 8753 10597 11171 13525 14257
Nusa Dua 1159 1238 1342 1434 1713 1830 2186 2335 2790 2980 3560 3804 4544 4855 5800 6196
19111 22123 28236 36037 45993 58700 74917 95616
2010 2015 2020 2025 2030 2035 2040 2045 20500
20000
40000
60000
80000
100000
120000
Tahun
Trip
Gen
erati
on (s
mp/
jam
)
Gambar 1.4 Total Pergerakan (Tid) Tahun 2015 s.d Tahun 2045
Gambar 1.5 Bangkitan Tarikan Pergerakan (Tid) Tahun 2015
Gambar 1.6 Desire Line Bangkitan Tarikan Pergerakan (Tid) Tahun 2015
1.6 Pemodelan Jaringan Jalan
Jaringan jalan yang dimodelkan meliputi jaringan jalan primer, mulai dari fungsi primer
sampai dengan sebagian besar fungsi kolektor primer. Jaringan jalan yang dibentuk
berdasarkan data jaringan jalan eksisiting. Model jaringan jalan yang dibuat merupakan
jaringan jalan yang bersifat buffer network, artinya jalan yang dimodelkan termasuk ke
dalam kategori jalan luar kota (antar kota) sehingga lamanya delay di sebuah
persimpangan (pertemuan 2 ruas atau lebih) dianggap ditiadakan/diabaikan. Hal
tersebut dilakukan karena pemodelan bersifat berskala besar, dimana pergerakan yang
ada merupakan pergerakan berciri luar kota dan tundaan di persimpangan dianggap
memiliki besaran yang kecil jika dibandingkan waktu perjalanan total.
1.7 Skenario Pembebanan
Skenario pembebanan disusun berdasarkan tujuan akhir dari rencana transportasi
keseluruhan Provinsi Bali mulai dari tahun 2014-2019-2025 s.d. 2075. Secara visual
skenario tersebut ditunjukkan pada Gambar 1.7.
Gambar 1.7 Skenario Pemodelan Transportasi
Tahap pemodelan transportasi dilakukan 3 (tiga) skenario, skenario tersebut antara lain:
Skenario 1
Merupakan Skenario Do Nothing, meliputi MAT Eksisting dan Jaringan Jalan
Eksisting, Simpul Transfer Moda dari Tahun 2015 s.d. Tahun 2045. Skenario ini
dilakukan sebagai perbandingan analisis untuk kedua analisis lainnya. Skenario
ini merupakan skenario dengan jaringan jalan eksisting seperti saat ini (Tahun
2015) dan tidak mengalami perubahan sampai dengan Tahun 2045.
Skenario 2
Merupakan Skenario Do Something, meliputi MAT eksisting dan
Jalan ............................ pada Tahun 2015 telah beroperasi. Skenario ini dilakukan
untuk mengetahui seberapa besar beban jaringan jalan eksisting dengan
beroperasinya Jalan ............................, serta volume yang masuk ke jalan tol
tersebut.
Jaringan Transportasi
Eksisting Tahun 2015
Jaringan Transportasi
Eksisting Tahun 2020
Jaringan Transportasi
Eksisting Tahun ….
Jaringan Transportasi
Eksisting Tahun 2045
MAT Tahun2015
MAT Tahun2020
MAT Tahun
…..
MAT Tahun2045
Jaringan Transportasi (With
Toll Road)Tahun 2015
Jaringan Transportasi Tahun 2020
(With Toll Road)
Jaringan Transportasi
Tahun ….(With Toll Road)
Jaringan Transportasi Tahun 2075
(With Toll Road)
ANALISIS
KINERJA
SKENARIO 1
SKENARIO 2
Skenario 1
Hasil analisis pemodelan transportasi dari skenario Do Nothing. Skenario ini merupakan
skenario dimana hanya jaringan jalan eksisting saja yang beroperasi hingga Tahun 2045.
Berikut ditunjukkan Visualisasi Pergerakan Do Nothing Tahun 2015 s.d. 2045, pada
Gambar 1.8 dan Gambar 1.9.
Gambar 1.8 Visualisasi Pergerakan Lalu Lintas Skenario Do Nothing 2015
Gambar 1.9 Visualisasi Pergerakan Lalu Lintas Skenario Do Nothing 2045