laporan pemdig final

20
LAPORAN PEMETAAN DIGITAL FINAL PROJECT Disusun Oleh : KELOMPOK 2 Vini Widiyanti 13/344214/SV/02730 Tyara Allieffatul Z 13/344234/SV/02750 Milza Restu A 13/344254/SV/02770 Herman Herfiantoko 13/344257/SV/02773 Kristin Tambunan PROGRAM STUDI DIPLOMA 3 TEKNIK GEOMATIKA SEKOLAH VOKASI UNIVERSITAS GADJAH MADA YOGYAKARTA 2014

Upload: kristintambunan214

Post on 07-Feb-2016

147 views

Category:

Documents


19 download

DESCRIPTION

laporan pemetaan digital

TRANSCRIPT

LAPORAN PEMETAAN DIGITAL

FINAL PROJECT

Disusun Oleh :

KELOMPOK 2

Vini Widiyanti 13/344214/SV/02730

Tyara Allieffatul Z 13/344234/SV/02750

Milza Restu A 13/344254/SV/02770

Herman Herfiantoko 13/344257/SV/02773

Kristin Tambunan

PROGRAM STUDI DIPLOMA 3 TEKNIK GEOMATIKA

SEKOLAH VOKASI

UNIVERSITAS GADJAH MADA YOGYAKARTA

2014

Kelompok 2 | Laporan Praktikum Pemetaan Digital Final Project 2

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI .................................................................................................................. 2

BAB I : PENDAHULUAN

I. Latar Belakang .................................................................................................. 3

II. Maksud dan Tujuan ........................................................................................... 4

III. Alat dan Bahan .................................................................................................. 4

IV. Waktu dan Lokasi Pengukuran .......................................................................... 4

BAB II : ISI

I. Landasan Teori .................................................................................................. 5

II. Spesifikasi TOR ................................................................................................ 11

III. Teknis Pelaksanaan ........................................................................................... 12

BAB III : HASIL DAN PEMBAHASAN

I. Hasil .................................................................................................................. 16

II. Hambatan dan Solusi ......................................................................................... 17

BAB IV : PENUTUP

I. Penutup ............................................................................................................. 18

II. Saran ................................................................................................................. 18

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................................... 19

LAMPIRAN ................................................................................................................... 20

Kelompok 2 | Laporan Praktikum Pemetaan Digital Final Project 3

BAB I

PENDAHULUAN

I. LATAR BELAKANG

Pemetaan merupakan pekerjaan yang bertujuan memberikan informasi suatu

daerah dan menyajikannya dalam bentuk peta. Pembuatan peta meliputi beberapa

tahapan seperti kegiatan pengumpulan dan pengolahan data hingga penyajiannya

dalam bentuk peta. Peta yang disajikan ini akan bermanfaat bagi para pengguna peta

sekaligus yang nantinya digunakan sebagai perencanaan. Peta juga dapat memberikan

informasi perubahan keadaan suatu daerah dalam kurun waktu tertentu

Pemetaan situasi secara digital dengan Total Station adalah pemetaan suatu

daerah atau wilayah ukur yang mencakup penyajian dalam dimensi horizontal dan

vertical secara bersama-sama dalam suatu gambar peta dengan menggunakan alat

ukur Total Station. Total Station adalah alat ukur sudut dan jarak yang terintegrasi

dalam satu unit dan datanya dapat terekam. Total station juga sudah dilengkapi

dengan processor sehingga digunakan juga untuk menghitung jarak datar, koordinat,

dan tinggi. Tahapan pengukuran yang harus dilakukan sebagai berikut :

1. Survey Pendahuluan ; survey pendahuluan, rencana pemasangan titik

control pemetaan, pemasangan, pembuatan sketsa area dan posisi titik

kontrol pemetaan.

2. Pengukuran dan Perhitungan Kerangka Kontrol horizontal ( pengukuran

sudut dan jarak)

3. Pengukuran detil dan Spot Height

4. Pengolahan data dan pengeplotan dalam software.

Hasil akhir yang berupa peta situasi meliputi bidang dan garis kontur, dari

daerah lokasi pengukuran diharapkan melalui proses pengukuran yang sesuai dengan

TOR (Term Of Reference) yang telah ditentukan. Sehingga mahasiswa mampu

merancang dan melaksanakan proses pengukuran di lapangan secara teratur dan sesuai

dengan tata kala pengukuran yang telah dibuat sebelumnya.

Kelompok 2 | Laporan Praktikum Pemetaan Digital Final Project 4

II. MAKSUD DAN TUJUAN

Praktek Pemetaan Digital dimaksudkan untuk meningkatan pemahaman dan

kemampuan mahasiswa dalam semua kegiatan pemetaan dan pembuatan peta situasi

secara menyeluruh dari perencanaan sampai penyajian dalam bentuk peta.

Tujuan dari Praktek Pemetaan Digital adalah :

1. Mahasiswa mampu melaksanakan pengukuran secara professional di bidang

rekayasa

2. Meningkatkan kemampuan mahasiswa dalam pengolahan data

3. Mahasiswa mampu membuat peta situasi dengan penyajian peta yang baik

4. Mahasiswa mampu bekerja sama dalam sebuah tim sehingga menumbuhkan

jiwa kekompakan, kedisiplinan, dan tanggung jawab apabila melakukan

suatu pekerjaan.

III. ALAT DAN BAHAN

ALAT

Total Station SOKKIA Set 550X No 114845 1 Buah

Prisma Standart 1 Buah

Pita Ukur 1 Buah

Statif 2 Buah

Prisma Pole 1 Buah

Tongkat Pole 1 Buah

Rol Meter 1 Buah

BAHAN

Sketch book 1 Buah

Alat tulis secukupnya

Paku atau patok (penanda titik) secukupnya

IV. WAKTU DAN TEMPAT PELAKSANAAN

Waktu Pelaksanaan

Pelaksanaan Praktikum : 31 Oktober – 12 Desember 2014

Pelaksanaan Pembuatan Peta : 26-28 Desember 2014

Tempat Pengukuran

Area Tugu Teknik dan sekitarnya Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada

Kelompok 2 | Laporan Praktikum Pemetaan Digital Final Project 5

BAB II

ISI

I. LANDASAN TEORI

Pemetaan situasi adalah pemetaan suatu daerah atau wilayah ukur yang

mencakup penyajian dalam dimensi horizontal dan vertical secara bersama-sama

dalam suatu gambar peta. Untuk penyajian gambar peta situasi tersebut perlu

dilakukan pengukuran sebagai berikut :

1. Survey Pendahuluan : survey pendahuluan, rencana pemasangan titik control

pemetaan, pemasangan, pembuatan sketsa area dan posisi titik control pemetaan.

2. Pengukuran Kerangka Kontrol Horizontal

3. Pengukuran Kerangka Kontrol Vertical

4. Penggambaran Manuskrip

Untuk kegiatan pemetaan diperlukan adanya kerangka dasar, yaitu sejumlah

titik yang diketahui koordinatnya dalam system tertentu yang mempunyai fungsi

sebagai pengikat dan pengontrol ukuran. Ada dua macam kerangka dasar yaitu

Kerangka Dasar Horizontal yang mempunyai koordinat bidang datar (X,Y) dan

Kerangka Dasar Vertikal yang mempunyai harga ketinggian Z.

Kerangka Kontrol Horizontal

Kerangka kontrol horizontal adalah kerangka sebagai pengikat obyek planimetris yang

ada. KKH menghasilkan hitungan koordinat pada titik titk poligon, hitungan

berdasarkan pengukuran poligon.

1) Pengukuran Poligon.

Poligon berasal dari kata poli yang berarti banyak dan gonos yang berarti sudut.

Secara harafiahnya, poligon berarti sudut banyak. Namun arti yang sebenarnya

adalah rangkaian titik-titik secara beruntun, sebagai kerangka dasar pemetaan.

Kelompok 2 | Laporan Praktikum Pemetaan Digital Final Project 6

Poligon ada bermacam-macam dan dibedakan berdasarkan kriteria tertentu,

antara lain :

Berdasar titik ikat : terikat sempurna, terikat tidak sempurna, terikat

sepihak, bebas (tanpa ikatan).

Berdasar bentuk : terbuka, tertutup, bercabang.

Berdasar alat yang digunakan untuk pengukuran : poligon theodolit

(polygon sudut), poligon kompas.

Berdasar penyelesaian : poligon hitungan (numerik), poligon grafis.

Berdasar tingkat ketelitian : tingkat I, tingkat II, tingkat III dan tingkat IV

(rendah).

Berdasar hirarki dalam pemetaaan : poligon utama (induk), poligon

cabang (anakan)

2) Pengukuran Jarak Elektronik.

Pengukuran jarak diukur dengan pengukuran jarak elektronik menggunakan

Total Station, Pengukuran jarak elektronik menggunakan prinsip perambatan

gelombang elektromagnetik. Metode Pengukuran jarak ini disebut Electronic

Distance Measurement dan alatnya dinamakan Electronic Distance Meter atau

EDM yang juga menjadi bagian pada alat Total Station. Ada empat metode

pengukuran jarak elektronik, yaitu :

Metode Pulsa Metode Dopler

Metode Beda Fase Metode Interverometri

Namum yang sering digunakan EDM untuk Surveying adalah metode beda

fase, baik dengan gelombang mikro, sinar tampak maupun inframerah dan

laser. Konsep dasar pengukuran jarak elektronik adalah suatu sinyal gelombang

elektromagnetik yang dipancarkan dari suatu alat yang dipasang pada stasiun di

Kelompok 2 | Laporan Praktikum Pemetaan Digital Final Project 7

ujung suatu garis yang akan diukur jaraknya, kemudian di ujung lain dari garis

tersebut dipasang pemantul atau reflector. Sinyal tersebut dipantulkan kembali

ke pemancar, waktu lintas perjalanan sinyal pergi- pulang diukur oleh

pemancar. Karena kecepatan sinyal diketahui dengan teliti maka jarak lintasan

dapat dihitung, dengan rumus :

Keterangan :

D: Jarak garis yang diukur (lintasan)

t : Waktu lintasan pergi – pulang

v : Kecepatan Sinyal

3) Pengukuran Sudut Horizontal.

Pengukuran Sudut Horizontal. Sudut horisontal adalah selisih dari dua arah.

Sudut horisontal pada suatu titik di lapangan dapat dibagi ke dalam sudut

tunggal dan sudut yang lebih dari satu, sehingga teknik pengukurannya juga

berbeda. Pada pengukuran sudut poligon tertutup dilakukan dengan cara

pengukuran seri rangkap. Pengukuran sudut dengan kedudukan teropong Biasa

dan Luar Biasa dari sebuah sudut tunggal seperti pada gambar disebut satu seri

rangkap pengukuran. Pengukuran sudut dua seri rangkap ialah pengukuran

sudut satu seri rangkap ditambahkan 90° atau besaran yang lain (Basuki, 2006).

Keterangan gambar :

B1, B2, B3, B4 : bacaan arah horizontal teropong biasa

Lb1,Lb2, Lb3, Lb4 : bacaan arah horizontal teropong luar biasa

β terukur = bacaan β kanan – bacaan β kiri

β1 (biasa) = B1 – B2

β2 ( luar biasa) = Lb1 – Lb2

β3 ( biasa) = B3 – B4

β4 ( luar biasa) = Lb1 – Lb2

maka besarnya β = ( ) ( )

( D = ½ . t . v )

Kelompok 2 | Laporan Praktikum Pemetaan Digital Final Project 8

4) Pengukuran Azimuth.

Azimuth adalah sudut arah yang dimulai dari arah utara berputar searah putaran

jarum jam. Arah utara yang sebenarnya adalah arah kutub utara bola bumi atau

arah meridian. Arah ini dapat diitentukan secara astronomis dengan

pengamatan benda-benda langit. Karena penentuan arah yang sebenarnya

memerlukan peralatan khusus dan prosedur pengamatan dan hitungan yang

tidak sederhana, untuk kepentingan praktis digunakan azimuth kompas yang

dipasang pada alat ukur tanah, seperti prismatic kompas, teodolit kompas dan

BTM (Basuki,2006).

Adapun rumus dasar yang digunakan untuk mencari azimuth apabila pada dua

buah titik A dan B masing-masing diketahui koordinatnya (XA, YA) dan (XB,

YB) maka besarnya sudut jurusan dapat ditentukan dengan rumus :

훼퐴퐵 = 푎푟푐 푇푔 (푋퐵 − 푋퐴)(푌퐵 − 푌퐴)

5) Hitungan Poligon.

Pembuatan kerangka kontrol horizontal menggunakan poligon tertutup. Poligon

tertutup adalah poligon yang diawali dan diakhiri pada titik yang sama

(Slamet Basuki, 2006).

Syarat geometri poligon tertutup:

Syarat sudut ukuran

Σβ = ( n – 2 ) x 180°

Koreksi sudut ukuran

Σfs = ( n – 2 ) x 180° - Σβ

Σfs dikoreksikan ke setiap sudut ukuran dengan prinsip bagi rata,

퐹푠푖 = Σ

Kelompok 2 | Laporan Praktikum Pemetaan Digital Final Project 9

Perhitungan azimuth sisi poligon

α yang dicari = α awal + 180o – ( βi + Fsi )

Untuk mendapatkan syarat sisi poligon harus dipenuhi :

Σd`= fx dan Σd” = fy

Syarat absis dan ordinat :

Σd sin α = 0

Σd cos α = 0

Kesalahan penutup absis

Maka koreksikan fx kepada masing-masing sisi poligon berbanding

langsung dengan jaraknya dengan rumus :

Kesalahan penutup ordinat

Maka koreksikan fy kepada masing-masing sisi poligon berbanding

langsung dengan jaraknya dengan rumus :

∆푌푖 =푑푖Σd × 푓푦

Kesalahan penutup linier

푓푙 = 푓푥 + 푓푦

Untuk perhitungan koordinat berdasarkan acuan titik yang telah diketahui

koordinatnya :

X2 = X1 + d sin α1-2 + Δx1

Y2 = Y1 + d cos α1-2 + Δy1

Kerangka Kontrol Vertikal

Kerangka Kontrol Vertikal digunakan sebagai kontrol ketinggian titik – titik poligon

untuk mengetahui ketinggian titik pada setiap titik poligon. Biasanya pengukuran beda

tinggi ini dilakukan dengan menggunakan sipat datar / Water Pass. Pengukuran

kerangka kontrol vertikal ini dilakukan dengan metode sipat datar karena metode ini

merupakan metode penentuan beda tinggi yang paling teliti.

Metode sipat datar, digunakan untuk mengukur dan atau menghitung tinggi titik

poligon. Untuk memperoleh tinggi titik poligon dengan sipat datar unsur-unsur yang

diambil adalah benang atas (Ba), benang tengah (Bt), benang bawah (Bb). Untuk

mendapatkan beda tinggi dari dua titik atau lebih menggunakan pengamatan terhadap

garis bidik horizontal yang diarahkan pada rambu-rambu yang berdiri tegak. Apabila

jarak antar titik terlau jauh maka dalam pengukuran dibuat slag-slag titik bantu yang

∆푋푖 =푑푖Σd

× 푓푥

Kelompok 2 | Laporan Praktikum Pemetaan Digital Final Project 10

memudah kan pengukuran yang nantinya akan mencakup ke titik poligon yang akan

diukur beda tingginya. Perhitungan beda tinggi :

∆퐻 = bacaan benang tengah (bt) rambu belakang - bacaan benang tengah (bt

rambu muka

Pengukuran dilakukan secara pergi dan pulang, sehingga didapatkan beda tinggi rata-

rata :

Δh rata-rata = (Δh pergi + Δh pulang) / 2

Kesalahan penutup tinggi

ΣΔh + fh = 0,

Jika hasil fh ≠0, maka koreksikan fh kepada masing-masing sisi poligon sesuai dengan

panjang jarak dari sisi poligon dengan rumus :

Maka ℎ푖 =Σ

× 푓ℎ

H2 = H1 + Δh1 + h1

Keterangan:

Fh : Kesalahan penutup tinggi

H : Tinggi titik

Db1,2 : Jarak belakang sisi 1 dan 2

Dm1,2 : Jarak muka sisi 1 dan 2

Δh : Beda tinggi

B1, B2 : Bacaan benang tengah rambu belakang

M1, M2 : Bacaan benang tengah rambu muka

Detil Situasi

Untuk pembuatan peta situasi, detail yang di ambil meliputi detail planimetris dan

detail-detail ketinggian. Detail planimetris meyangkut posisi horizontal dari bangunan-

bangunan rumah, jalan, jembatan, saluran air, dll. Semntara detail-detial ketinggian

diperlukan untuk penggambaran keadaan topografi lapangan yang nanti akan

digambarkan dalam bentuk garis-garis kontur. Yang dimaksud titik detail adalah

Kelompok 2 | Laporan Praktikum Pemetaan Digital Final Project 11

semua benda atau titik-titik benda yang merupakan kelengkapan dari sebagian

permukaan bumi. Benda tersebut meliputi benda-benda buatan manusia seperti rumah,

jalan raya, dan sebagainya ataupun alam seperti gunung, danau, sungai, dan

sebagainya. Pengukuran detail situasi pada saat PKL menggunakan metode

ekstrapolasi koordinat kutub. Pada sistem ini gambar detail diperoleh dengan cara

mengukur besarnya azimuth dari titik-titik detail terhadap salah satu titik poligon.

Penentuan posisi dari titik-titik detil dengan cara diikatkan pada titik kerangka

pemetaan yang telah diukur sebelumnya.

Software Surpac

Surpac memiliki kemampuan untuk membuat berbagai macam database, termasuk

untuk survey, geologi, desain underground, dan penjadwalan.

Database adalah sebuah system yang memungkinkan penyimpanan dan manipulasi

data, dan pemanggilan informasi berdasarkan data-data tersebut. Sebuah database

memuat beberapa table, yang terdiri dari beberapa kolom (field), dan masing-masing

terdiri dari rekaman-rekaman data (record). Selain itu ada sebuah tempat untuk data

indeks, yaitu susunan rekaman data dalam urutan tertentu. Indeks dapat mempercepat

proses query, pengelompokkan (grouping), dan pengurutan (sourting)

Database survey dalam Surpac memungkinkan kita untuk membuat dan mengelola

database surface dan underground survey, yang dapat berguna untuk perhitungan

volume, pengelolaan, dan pembuatan model 3D

II. SPESIFIKASI TOR

Dalam pelaksanaan Praktikum ini, diberikan TOR (Term of Reference) sebagai

acuan untuk melaksanakan pengukuran agar sesuai dengan ketentuan pengukuran

yang baik dan benar mulai dari perencanaan sampai diperoleh peta.

Kerangka Kontrol Vertikal 12√푘

Kerangka Kontrol Horisontal 1 : 10.000

Sudut 푘√2

Kelompok 2 | Laporan Praktikum Pemetaan Digital Final Project 12

III. TEKNIS PELAKSANAAN

Pelaksanaan pengukuran meliputi kegiatan yang telah dilakukan oleh kelompok

pada Praktek Pemetaan Digital. Jenis kegiatan pengukuran yang telah dilakukan yaitu:

A. Survey Pendahuluan.

Dalam survey pendahuluan bertujuan untuk mengetahui situasi dan kondisi

lapangan sehingga membantu mahasiswa dalam melakukan pengukuran di

lapangan dengan cara ,elakukan penggambaran sketsa pada daerah yang dipetakan

pada sketch book

B. Menentukan titik poligon

Penentuan lokasi titik polygon utama memiliki criteria yaitu: Titik-titik

polygon yang berurutan harus saling terlihat dan saling meng-cover seluruh area

pemetaan.

C. Pengukuran Kerangka Kontrol Horizontal

1. Mahasiswa meminjam 1 jenis alat Total Station dan perlengkapan yang

digunakan yang terdapat di Lab. Ukur tanah dengan terlebih dahulu

menandatangani berita acara peminjaman alat.

2. Periksa alat sebelum digunakan untuk pengukuran sudut. ( Untuk pengukuran

poligon ini, dilakukan pengukuran sudut seri rangkap.)

3. Mendirikan alat TS di titik polygon 1 kemudian melakukan sentering,

mendirikan alat prisma dititik polygon FS (titik 2) dan titik BS (titik 4) dan

melakukan sentering.

4. Melakukan setting untuk alat TS: Membuat Job, mengatur STN, BS. STN

dititik 1, BS dititik terakhir (titik 4). STN dititik 1 dimasukkan koordinat local

(1000,1000,100)

5. Mengatur BS, alat diarahkan ke titik 4, dan dimasukkan nilai azimut (dalam

posisi teropong ‘biasa’)

6. Mengatur FS, alat dibidikkan ke arah titik 2, kemudian ukur (dalam posisi

teropong ‘biasa’), didapat bacaan sudut dan jaraknya.

7. Kemudian putar teropong menjadi keadaan ‘luar biasa’ dibidikkan ke FS.

Lalu kita bidik BS kembali ditekan’meas’.(1 seri)

8. Untuk mendapatkan 2 seri rangkap, membidik FS dan BS kembali dengan

posisi teropong biasa dan luarbiasa.

Kelompok 2 | Laporan Praktikum Pemetaan Digital Final Project 13

9. Alat dipindah dititik2, (sekarang sebagai STN). Koordinat yang dimasukkan

untuk pengaturan STN adalah koordinat titik 2 yang didapat dari pengukuran

FS ketika TS didirikan dititik 1.

10. Menentukan titik 1 sebagai BS memasukkan koordinatnya.

11. Membidik titik 3(sebagai FS) didapat bacaan sudut dan jaraknya.oleh alat TS

ini sudah akan terhitung koordinatnya.

12. Untuk pemindahan alat ke titik berikutnya, melakukan langkah yang sama

seperti nomor 10-12. Dan pada pemindahan alat disetiap titik juga dilakukan

dengan 2 seri rangkap.

Sudut diukur sebanyak 2 seri rangkap (4 sudut : kedudukan biasa dan luar

biasa) dengan selisih maksimum antara sudut rerata dengan sudut tunggal

sebesar k 2 detik.( k: pembagian skala bacaan terkecil ts yang digunakan).

Lihat sket berikut:

13. Kesalahan penutup sudut rangkaian poligon maksimum sebesar 2.k” n

(n : jumlah titik poligon)

14. Data ukuran dituliskan pada form .

D. Pengukuran Kerangka Kontrol Vertikal

1. Pengukuran Beda Tinggi dengan satu kali pengukuran (belakang-muka)

Letakkan instrumen Waterpass tepat berada ditengah kedua titik poligon

misal 1-2.

Lakukan sentering hingga waterpas siap dioperasikan.

Bidik titik 1 dan 2, baca benang atas , benang tengah, benang bawah catat

hasilnya.

Lakukan terus seperti itu hingga titik yang terakhir ( kembali membidik

1 karena poligonnya tertutup).

Kelompok 2 | Laporan Praktikum Pemetaan Digital Final Project 14

2. Mengukur Beda Tinggi dengan Slag / Beberapa Kali Pengukuran dikarenakan

Jarak yang Terlalu Panjang atau tidak bisa dijangkau teodolit.

Pengukuran slag ini harus dilakukan dengan jumlah slag genap.

Misal poligon 2-3 tidak dapat dilakukan dengan 1 kali berdiri alat , maka

kita harus melakukan dengan 2 kali berdiri.

Misal slag satu titik 3-x dirikan rambu di tengah dua titik itu lakukan

sentering dan bidiklah rambu 3 dan x baca ba,bt,bb

Lalu pindahlah ke tengah titik x-2 lakukan sentering dan bidik rambunya.

Baca ba,bt,bb. Demikian seterusnya sampai titik poligon terakhir

3. Untuk mendapatkan hasil yang teliti pengukuran dilakukan dengan pulang

pergi.

Pengukuran pergi adalah pengukuran dari awal titik misal 1-2, 2-3, 3-4,

4-1. Cara pembidikan seperti langkah di atas

Pengukuran pulang adalah jika pengukuran pergi telah selesai maka

pengukuran selanjutnya adalah melakukan pengukuran ulang terhadap

titik tadi hanya susunan atau rangkainannya berbeda yaitu 1-4, 4-3, 3-2,

2-1

4. Kedudukan alat pada setiap slag harus pada jarak yang sama antara rambu

muka ke instrumen dan jarak rambu belakang ke instrumen. Selisih

maksimum jumlah jarak muka dan belakang adalah 2 % jarak total poligon.

5. Buatlah garis bidik lebih dari 0.3 m

6. Kesalahan penutup sudut diberi TOR 12mm√d. dimana d (dalam km)

E. Pengukuran Detil

1. Mendirikan alat pada salah satu titik poligon

2. Dirikan prisma standar pada titik backsight (titik poligon sebelumnya)

3. Kemudian lakukan pengaturan sentering dan sumbu I vertikal pada titik

poligon (BM) dan pada titik backsight tempat berdirinya prisma

4. Mengatur STN, STN dititik 1, BS dititik terakhir (titik 4). STN dititik 1

dimasukkan koordinat local (1000,1000,100)

5. Teropong diarahkan ke salah satu titik poligon yang digunakan sebagai

backside yaitu titik poligon 4. Masukan koordinat backside dan tinggi prisma

6. Bidik titik backsight, rekam bacaan

Kelompok 2 | Laporan Praktikum Pemetaan Digital Final Project 15

7. Lakukan pembidikan titik-titik detil yang dapat terlihat dari titik tempat

berdirinya alat, dengan memperhatikan nama dan kode detil yang dibidik

kemudian record data yang dibidik

8. Lakukan langkah (1-7) diatas pada setiap detil yang akan dipetakan

F. Pengolahan Data

1. Lakukan download data pada alat yang digunakan untuk pengukuran

2. Olah data yang sudah didownload untuk diproses kedalam aplikasi sesuai alat

yang digunakan

3. Untuk membuka data .txt yang tadi telah terdownload membuka program

ProLink pada computer, kemudian open dan pilih file hasil download tadi,

nanti akan muncul file hasil download tadi pada prolink, untuk merapikan

hasil download tadi harus dengan cara “save as” ke format lain misal .csv.

4. Setelah hasil download tadi terconvert ke .csv maka bila file dibuka di

Microsoft excel data hasil download akan tertampil sebagai X,Y dan Z.

G. Ploting Kontur dan Data Planimetris di Software Surpac

1. Input data ukuran dengan perintah File Import Data from many files

(string).

2. Membuat DTM dengan perintah Surfaces DTM File function Create

DTM from string file.

3. Membuat kontur dari file DTM dengan perintah Surfaces Contouring

Contour DTM file.

4. Untuk detil planimetris lakukan digitasi dengan menghungkan titik-titiknya

sesuai sketsa lapangan dengan perintah Create Digitise Create new

segmen.

5. Lakukan pembuatan Layout dari hasil ploting dengan menggunakan software

ArcGIS

Kelompok 2 | Laporan Praktikum Pemetaan Digital Final Project 16

BAB III

HASIL DAN PEMBAHASAN

I. HASIL

Kelompok 2 | Laporan Praktikum Pemetaan Digital Final Project 17

II. PERMASALAN DAN SOLUSI

A. Permasalahan Permasalahan dan Hambatan yang dihadapi kelompok kami ialah,kami salah

menginput data koordinat pada saat melakukan pengukuran detil,Sehingga pada

saat melakukan pengolahan data,hasil yang kami peroleh tidak sesuai.Dan pada

saat kita ingin meminjam alat untuk melakukan pengukuran ulang detil

permasalahan lain pun muncul ,Ternyata batas waktu peminjaman alat praktikum

di Laboraturium Surveying Teknik Geodesi dan Geomatika UGM sudah tidak

bisa. B. Solusi

Langkah yang kelompok kami ambil ialah dengan melakukan pengukuran

ulang detil,Dengan alat yang kami sewa dari salah satu jasa penyewaan alat survey

di Yogyakarta.Alhamdulillah dalam waktu 2 Hari kami sudah selesai melakukan

pengukuran detil dan beralih ke pengolahan data.

Kelompok 2 | Laporan Praktikum Pemetaan Digital Final Project 18

BAB IV

PENUTUP

I. KESIMPULAN

Pada praktikum pemetaan digital pada semester ini mahasiswa dapat mengoperasikan

alat Total station sesuai dengan prosedur yang benar serta dapat mendownload data

dari total station ke komputer.selain itu mahasiswa juga dapat melakukan plotting

hasil data lapangan yang didapat dengan total station dengan bantuan software

komputer, juga melakukan pengolahan dan penggambaran peta pada software

SURPAC, ArcGIS, dan ProLink

II. SARAN

Dalam praktikum pemetaan digital hal yang harus diperhatikan adalah kondisi alat

yang digunakan sebelum melakukan praktikum, data yang akan diinput pada alat

untuk proses pengukuran detil, serta kondisi para anggota kelompok harus dalam

keadaan fit.

Kemudian dalam proses pengolahan data hal yang harus diperhatikan adalah kondisi

PC yang digunakan, selain itu format data input harus sesuai dengan aplikasi yang

dipakai

Kelompok 2 | Laporan Praktikum Pemetaan Digital Final Project 19

DAFTAR PUSTAKA

https://www.academia.edu/7140785/PEMBUATAN_PETA_SITUASI

Basuki, S., 2006, Ilmu Ukur Tanah, Gadjah Mada University Press, Yogyakarta.

http://mazprie82geodesi.blogspot.com/2010/11/metode-pengukuran-detail.html

http://www.ilmutekniksipil.com/ilmu-ukur-tanah/pengukuran-detail-poligon

http://imronsolihin.blogspot.com/

Kelompok 2 | Laporan Praktikum Pemetaan Digital Final Project 20

LAMPIRAN