laporan final(fisdas2)

Upload: dhe-vhy-sandriliana

Post on 14-Oct-2015

283 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

LENSA TIPIS

A. PELAKSANAAN PRAKTIKUM1. Tujuan Praktikum: - Mempelajari sifat bayangan suatu lensa. - Menentukan panjang titik api lensa postif dan lensa negatif.2. Hari/tanggal: Kamis, 12 Mei 20113. Tempat: Laboratorium Fisika Dasar, Lantai I, FMIPA Universitas Mataram .

B. ALAT DAN BAHAN1. Sumber cahaya atau sumber cahaya yang lain2. Bangku optik beserta penjepit lensa dan layar.3. Lensa positif, lensa negatif 4. Mistar

C. LANDASAN TEORISebuah lensa konvergen atau positif, dibentuk sedemikian sehingga semua sinar sejajar yang jatuh padanya dibelokkan pada titk yang sama. Garis melalui pusat lensa yang tegak lurus pada bidang lensa dinamakan sumbu optik. Semua sinar datang yang sejajar dengan sumbu optik dibelokkan sedemikian hingga sinar-sinar itu melewati titk f pada sumbu optik, yang dinamakan titk fokus lensa (Cromer, 1994:294).Lensa konvergen atau lensa positif adlah lensa yang lebih yebal dipusat dari pada di sisi dan akan memusatkan suatu berkas sinar sejajar pada satu mtitik yang nyata. Lensa divergen atau lensa negatif adalah lensa yang lebih tipis dipusat dari pada di sisi dan akan memancarkan suatu berkas sinar sejajar dari suatu titk api maya. Lensa konvergen membentuk bayangan nyata dan terbalik dari obyek-obyek yang diletakkan sebelah luar titk api utama. Bila nobyek berada antara titik api utama dan bayangan maya ( pada sisi lensa yang sama seperti obyek ), tegak dan diperbesar. Lensa divergen menghasilkan bayangan yang maya, tegak dan diperkecil (Adnan, 1993:194).

Lensa tipis biasanya berbentuk lingkaran dan kedua permukaannya melengkung. Jika berkas-berkas yang paralel dengan sumbu jatuh pada lensa tipis, akan difokuskan pada satu titik yang disebut titk fokus ( F ). Hal ini dapat tepat benar untuk lensa dengan permukaan sferis. Tetapi akan hampir benar, yaitu berkas-berkas paralel akan difokuskan pada satu bagian kecil yang hampir berupa titik, jika diameter lensa kecil dibandingkan dengan radius kelengkungan kedua permukaan lensa. Kriteria ini dipenuhi oleh lensa tipis, yang sangat tipis dibandingkan dengan diameternya (Giancoli, 2001:357).Lensa lensa yang bagian tengahnya lebih tebal dibandingkan tepinya disebut lensa pengumpul ( asalkan indeks bias lensa tersebut lebih besar dari indeks bias medium disekitarnya ), lensa lensa ( dengan indeks bias lebih besar daripada indeks bias medium disekelilingnya ) yang bagian tengahnya lebih tipis dibanding bagian tepinya adalah lensa penyebar atau lensa negatif ( Tipler,1991:421 ).

D. Prosedur Percobaan1. Menentukan focus lensa positifa) Diletakkan sumber cahaya, benda, lensa positif, dan layar berurutan.b) Diatur letak lensa positif, mengukur jarak lensa dengan benda sebagai s.c) Digeser layar hingga mendapatkan bayangan yang jelas.d) Ditentukan jarak lensa dengan layar sebagai s.e) Diulangi langkah diatas dengan mengubah s.f) Dicatat hasil s dan s untuk menentukan f.2. Menentukan focus lensa negatif (lensa negatif dibelakang lensa positif)a) Dilakukan cara a1 sampai a4, kemudian dicatat s dan s.b) Diletakkan lensa negatif antara lensa positif dan layar, mengatur letak layar sehingga mendapatkan bayangan yang jelas.c) Diukur jarak kedua lensa sebagai x.d) Diukur jarak lensa negatif dengan layar sebagai s2.e) Diulangi percobaan dengan s1 yang sesuai dengan s yang berlainan.f) Dicatat hasilnya dan mencari focus lensa negatif dengan persamaan :F2 = (x - s1) - s2 (x - s1) + s2

E. HASIL PENGAMATAN

1. menentukan focus lensa positifS1 (cm) (cm)f (cm)

14,543,510,88

12,536,59,31

13,546,510,46

154411,19

153110,11

2.menentukan focus lensa negatifS1 (cm) (cm) (cm)x (cm)f (cm)

1351,752024,575,18

15,531,521529,52,33

14,536,662122,543,47

11,5107,6421,52428,94

1320202471,61

F. ANALISIS DATA

1. Menentukan fokus lensa positif

a.

= 10,88 cm

b.

= 9,31 cm

c.

= 10,46 cm

d.

= 11,19 cm

e.

= 11,19 cm

Fokus rata-rata ()

= 11,59 cm Standar deviasi

= 0,72

Persen error

x 100%

x 100% = 7 %2. Menentukan fokus lensa negatif gambar

a.

= 51,75 cm

= 75,18 cm

b.

= 31,52 cm

= -2,33 cm

c.

= 36,66 cm

= - 43,47 cm

d.

= 107,64 cm

= 28,94 cm

e.

= 51,75 cm

= 71,61 cm

= 51,75 cm

= 75,18 cm

Fokus rata-rata ()

= 44,31 cm

Standar deviasi

= 30,40

Persen error

x 100%

x 100% = 68 %

G. PEMBAHASAN Pada percobaan kali ini, akan dibahas mengenai lensa tipis dimna bertujuan untuk mempelajari sifat bayangan suatu lensa dan menentukan panjang titik api lensa positif dan negative. Lensa merupakan sistem optik yang dibatasi oleh dua atau lebih permukaan pembias yang memiliki sumbu persekutuan.Pada praktikum pertama, yaitu menentukan titik fokus lensa positif,kita ketahui bahwa lensa positif memiliki tiga sinar istimewa. Jika seberkas sinar melalui lensa positif,maka sinar yang datang sejajar dengan sumbu utama akan diteruskan menuju titik fokus di belakang lensa. Jika sinar datang melalui titik fokus maka sinar akan diteruskan sejajar dengan sumbu utama. Jika sinar datang menuju titik pusat lensa maka akan diteruskan lurus sesuai dengan arah datangnya sinar.Berdasarkan hasil pengamatan dapat dilihat bahwa bayangan yang dibentuk oleh lensa positif adalah maya, terbalik, dan diperbesar.berdasarkan analisis data didapatkan titik fokus yang memiliki nilai yang berbeda antara kelima percobaan, hal ini terjadi karena jarak antara lensa dengan benda diubah-ubah jaraknya, sehingga bayangan yang terbentuk pada layar juga berbeda. Namun didapatkan rata-rata fokus lensa positif adalah 10,39 cm dan memiliki persentase error sebesar 7 %.hal ini disebabkan karena ketidaktelitian dalam mengamati bayangan yang yang dibentuk lensa.Pada percobaan yang kedua yaitu menentukan panjang titik api lensa negatif dengan susunan lensa negatif terletak di belakang lensa positif. Kita ketahui bahwa jika seberkas sinar yang datang menuju titik pusat lensa negatif,maka sinar tersebut akan diteruskan lurus searah dengan datangnya sinar tersebut. Jika cahaya datang sejajar dengan sumbu utama, maka sinar akan menjadi parallel,satu sinar akan diteruskan sejajar dengan sumbu utama dan sinar yang lain akan dibelokkan seakan-akan datang dari titik fokus. Berdasarkan hasil pengamatan dapat terlihat bahwa bayangan yang terbentuk oleh lensa negatif yaitu maya,tegak, dan diperbesar. Berdasarkan hasil pengamatan dan analisis data didapatkan nilai titik fokus dari lensa negatif yang bervariasi, hal ini disebabkan karena jarak antara lensa positif dan lensa negatif, dan juga jarak antara lensa positif dan benda diubah secara sembarang agar mendapat bayangan benda yang tajam. Namun pada prinsipnya lensa memiliki titik fokus yang sudah ada. Sehingaga titik fokus rata-rata lensa negatif adalah 44,31 cm. pada analisi data juga dihitung %error percobaan yang didapatkan sebesar 68%, artinya praktikum yang kami lakukan kurang teliti.H. PENUTUPKesimpulan 1. Lensa merupakan sistem optik yang dibatasi oleh dua atau lebih permukaan pembias yang memiliki sumbu persekutuan.2. pada lensa cekung, benda yang diletakkan di depan lensa cekung, bayangannya tidak mungkin nyata, selalu maya dan diperkecil.3. ketidaksamaan fokus lensa dikarenakan perbedaan tanggapan terhadap jelas tidaknya bayangan.4. pada lensa cembung, bagian yang lebih tebal adalah bagian tengah sehingga mudah untuk mengumpulkan sinar, sedangkan pada lensa cekung lebih cenderung menghamburkan cahaya karena bagian tengahnya lebih tipis daripada bagian tepinya.

Saran.Diharapkan kepada semua praktikan agar melakukan praktikum dengan serius dan teliti.

DAFTAR PUSTAKA

Cromer, Alan H.. 1994. Fisika untuk Ilmu ilmu Hayati. Yogyakarta : Gadjah Mada University Press.Gabriel, JF. 1996. Fisika Kedokteran. Jakarta : EGCGiancolli, Douglas.2001. Fisika jilid 2. Jakarta: Erlangga.Adnan, Muhammad.1988. Diktat Fisika Dasar. Universitas Mataram. Tipler, Paul A. 1991. Fisika untuk Sains dan Teknik, edisi ke-3 jilid 2. Surabaya : Erlangga.

KISI DIFRAKSI

A.PELAKSANAAN PRAKTIKUM1. Tujuan: a. Mempelajari peristiwa oleh kisi difraksi. b. Menentukan panjang gelimbang sinar laser.2. Hari, tanggal: Rabu, 12 Mei 20113. Tempat: Laboratorium Fisika Dasar, Lantai II, FMIPA,Universitas Mataram.

B.ALAT DAN BAHAN1. ALATa. Sumber sinar laserb. Roll meterc. Statif2. BAHAN- Kisi difraksi

C.LANDASAN TEORISejumlah besar celah parallel yang berjarak sama disebut kisi difraksi. Kisi dapat dibuat dengan mesin presisi berupa garis-garis paralel yang sangat halus dan teliti di atas pelat kaca. Jarak yanag tidak tergores di antara garis-garis tersebut berfungsi sebagai celah. Kisi difraksi yang berisi celah-celah disebut kisi transmisi (Giancoli, 2001 : 302-303).Kisi difraksi terdiri atas sebaris celah sempit yang saling berdekatan dalam jumlah banyak. Jika seberkas sinar dilewatkan kisi difraksi akan terdifraksi dan dapat menghasilkan suatu pola difraksi di layar. Jarak antara celah yang berurutan (d) disebut tetapan kisi. Jika jumlah celah atau goresan tiap satuan panjang (cm) dinyatakan dengan N, maka : d = 1/N. Seberkas sinar tegak lurus kisi dan sebuah lensa konvergen digunakan untuk mengumpulkan sinar-sinar tersebut ke titik P yang dikehendaki pada layar. Distribusi intensitas yang diamati pada layar merupakan gabungan dari efek interferensi dan difraksi. Setiap celah menghasilkan difraksi seperti yang telah diuraikan sebelumnya, dan sinar-sinar yang terdifraksi sebelumnya tersebut berinterferensi pada layar yang menghasilkan pola akhir (Soekarno,1996: 150-155).Pola interferensi yang diuraikan pada suatu arah sembarang, sebelum mencapai titik yang diamati. Masing-masing sinar berasal dari celah yang berbeda pula. Untuk dua celah yang berbeda, beda lintasan yang terjadi ialah d sin . Dengan demikian persyaratan umum pola interferensi ialah :d sin = n (n = 1,2,3,..) Persyaratan tersebut dapat dinyatakan untuk menentukan panjang gelombang dengan mengukur jika tetapan kisi d diketahui dengan bilangan bulat, n menyatakan orde difraksi. Jiak gelombang yang datang pada kisi terdiri atas beberapa panjang gelombang masing-masing akan menyimpang atau akan membentuk maksimum pada arah yang berbeda. Kecuali untuk n=0 yang terjadi pada arah = 0. Maksimum pusat (n = 0) meliputi berbagai panjang sedangkan maksimum ke-1, ke-2 dan seterusnya memenuhi ( m +1) * /2 menurut panjang gelombang masing-masing (Hikam,2005: 20-21).Suatu celah yang dikenai cahaya dari arah depan akan memproyeksikan bayangan terang yang sebentuk dengan celah tersebut di belakangnya. Tetapi di samping itu, terbentuk juga bayangan-bayangan terang yang lain dari celah tersebut di sebelah menyebelah bayangn aslinya, dan yang semakin ke tepi, terangnya semakin merosot. Jadi seolah-olah sinar cahaya yang lolos lawat celah itu ada yang dilenturkan atau didifraksikan kea rah menyamping. Gejala difraksi demikian tak lain ialah interferensi sinar-sinar gelmbang elektromagnetik cahaya dari masing-masing bagian medan gelombang sebagai sumber gelombang cahaya (Soedojo,2004 : 123).

D.PROSEDUR PERCOBAANMenentukan Panjang Gelombang Sinar Laser 1. Sumber laser diletakkan pada meja, tepat mendatar dan tegak lurus pada layar atau tembok.2.Kisi difraksi diletakkan (dengan jarak antara celah yang telah diketahui) di depan lubang tempat sinar laser keluar, sehingga pola difraksi terletak tepat horizontal pada layar .3.Diukur jarak antara kisi difraksi dengan laser.4.diukur jarak tiap pola difraksi yang terjadi (terang ke-n) ke pola difraksi pusat.

E.HASIL PENGAMATAN ( Terlampir).F.ANALISIS DATA

YLL

Menentukan Panjang GelombangY = d sin n= d sin n= dy L = dy nLUntuk kisi (N )= 100L=230 cm d=1/N=1/100=10-2 1 = dy1 Ln = 10-2 15 230.1= 6,522 10-4 cm=6,522 108 2 = dy2 Ln = 10-2 30 230. 2 = 6,522 10-4 cm=6,522 108

3 = dy3 Ln = 10-2 45 230 . 3= 6,522 x 10-4 cm= 6,522 108

4= dy4 Ln =10-2 60 230 . 4= 6,522 x 10-4 cm= 6,522 108 5= dy5 Ln =10-2 75 230 . 5= 6,522 x 10-4 cm= 6,522 108

Panjang Gelombang Rata-ratarata-rata = i N = 1 + 2 + 3 +4 + 5 N

= 32610 108 5 = 6,522 108

Standar Deviasi

SD = = = 0

%error = 100%= 100 % = 0 % Untuk kisi ( N) = 300L=230 , d=1/N=1/300=3,333 10-3 1 = dy1 Ln = 3,333x10-3. 46 230 .1 = 6,666 x 10-4 cm= 6,666 108 2 = dy2 Ln = 3,333 x10-3 .970 230 .2 = 7,028 x 10 -4 cm

3 = dy3 Ln = 3,333 x10-3 .163 230 .3 = 7,874 x10-4cm = 7,874 x108

Panjang Gelombang Rata-ratarata-rata = N = = 6,69 x 10-4Stanandar Deviasi

SD = = = = 0,619 x 108% error = SD x 100% r = x 100% = 8,6%Untuk kisi (N) 600L = 230 cmd = = 1,67 x 10-3 1 = = = o,71 x 10-3 cm= 0,71 105

G.PEMBAHASANPada praktikum kali ini dengan tujuan menentukan panjang gelombang sinar laser dengan menggunakan kisi difraksi.Kisi difraksi sejumlah besar celah pararel yang berjarak sama.Kisi difraksi ini dibuat dengan mesin presisi berupa garis-garis pararel yang sangat halus.Suatu kisi yang dikenai cahaya dari arah depan akan memproyeksikan bayangan terang yang sebentuk dengan celah tersebut di belakangnya.Tetapi disamping itu terbentuk juga bayangan bayangan terang lain dari celah terssebut.Untuk dua celah yang berbeda,beda lintasan yang terjadi adalah d sin .Dengan demikian persyratan umum pola interfrensi adalah;d sin = n (n=1 ,2, 3......)sehingga d sin = n d = n ,, =Dari hasil analisis data dengan menggunakan persamaan diatas,diperoleh nilai panjang gelombang berturut-turut ;1 sampai 5=6,522x108,terlihat jelas bahwa panjang gelombang yang dihasilkan adalah sama,hal ini dikarenakan jarak yang digunakan berkelipatan,sehingga dari data ini diperoleh %eror= 0%. Dari hasil ini dapt ditarik kesimpulan bahwa data yang diperoleh memliki ketelitian tinggi.Pada kisi 300,nilai panjang gelombang yang diperoleh berturut-turut adalah ; 1 =6,666x108 , 2= 7,028x108 , 2= 7,874x108 ,dan nilai % erornya=6,8%.sedangkan untuk kisi 600 panjang gelombang yang diperoleh yaitu 0,71x108 Jika diamati dari kisi 100 sampai 600 dapat disimpulkan bahwa, semakin banyak kisi yang digunakan,semakin panjang gelombang yang diperoleh.

H.PENUTUP1.Kesimpulan Sejumlah besar celah pararel yang berjaraksama disebut kisi difraksi. Suatu celah yang dikenai cahaya dari celah depan akan memproyeksikan bayangan yang sebentuk dengancelah tersebut. Semakin besar kisi yang digunakan,semakin panjang gelombang yang dihasilkan. 2.SaranTetap semangat sampai akhir,,,,FIGHTING....!!!!

DAFTAR PUSTAKA

Giancoli,Douglas. 2001 .Fisika Jilid 2. Jakarta: Erlangga.Hikam,Muhammad .2005.Eksperimen Fisika Dasar Untuk Perguruan Tinggi. Jakarta: Erlangga.Soedojo, Petter.2004. Fisika Dasar 2.Yogyakarta :ANDI.

REFRAKTOMETER

A.PELAKSANAAN PRAKTIKUM 1.Tujuan praktikum: - Menentukan indeks bias larutan gula dengan konsentrasi Tertentu. : - Menentukan konsentrasi larutan gula. 2.Hari,tanggal: Kamis,12 Mei 2011 3.Tempat: Laboratorium Fisika Dasar,Lantai II, FMIPA, UniversitasMataram.

B.ALAT DAN BAHAN 1.Alat Refraktometer Gelas Gelas ukur Timbangan analitik Pipet tetes Sendok pengaduk

2.Bahan Sukrosa/gula Air Tisu C.LANDASAN TEORIPembiasan,hukum snell membahas atau berbunyi ketika cahaya melintas dari satu medium ke medium lain,sebagian cahaya datang dipantulkan pada perbatasan sisanya lewat ke medium yang baru,jika seberkas cahaya datang dan membentuk sudut terhadap permukaan ( bukan tegak lurus ) , berkas tersebut dibelokkan pada waktu memasuki medium yang baru,sudut bias tergantung pada laju cahaya kedua medium dan pada sudut yang datang ( Giancolli,1998:257-258 ).Permukaan refraktor mimisahkan dua media yang indeks refpaksinya berlainan.Medium tempat sinar datang ke permukaan memiliki indeks refraksi n1 dan medium pada bagian lain dari permukaan memiliki indeks bias refraksi n2.sinar yang membentuk permukaan dan direfreksikan mengikuti hubungan : n1 sin 1=n2 sin 2Sinar yang direfraksikan ini memotong sumbu di titik yang telah ada.Sinar dari titik awal yang berimpit dengan sumbu tidak akan dibelokkan oleh permukaan dan titik it juga.Jadi tidak ada lain bayangan titik awal,seperti halnya dalam penurunan persamaan cermin,disini digunakan sifat bahwa sudut luar suatu sifat segitiga sama dengan jumlah kedua sudut dalam yang tidak bersisian dengan sudut luar tersebut.Pada sisi tempat sinar datang , berlainan dengan cermin, disini tenaga ( energy ) cahaya diteruskan menebus permukaan refraktometer ke sisi lain,sehingga berbentuk bayangan nyata,haruslah bayangan tersebut terletak disini dank arena sisinya disebut sisi R, sinar datang disebut sisi V ( Halliday,1978:651-653 ).Untuk gelombang acara sebagai arah gelombang electromagnet tampak spektrumnya,ternyata bila dalam perjalanannya mengalami suatu peralihan ari suatu medium bening ke medium bening lainnya ,indeks bias suatu larutan/bahan ialah perbandingan antara kelajuan cahaya dalam medium bahan yang bersangkutan,maka indeks bias bahan tersebut ditentukan oleh ( Renreng,1985:157-158 ) :n=c/vdimana c adalah kelajuan dalam ruang hampa, v adalah kelajuan cahaya media bahan.karena c lebih besar daripada v, maka indeks bias suatu bahan selalu lebih besar daripada bilangan 1 ( satu ).Indeks bias suatu larutan atau bahan dapat digunakan dengan menggunakan refraktometer.Refraktometer digunakan untuk menganalisis konsentrasi larutan,misalnya : suatu campuran air dan alkohol mempunyai indeks bias diantara nilai air dan alcohol murni.Oleh jarena itu,pengukuran indeks bias suatu larutan campuran air,alkohol secara tepat persentasi alkohol didalam campuran dapat ditentukan dengan mudah.laju cahaya didalam medium,seperti : kaca,air atau udara ditentukan oleh indeks bias ( Tipler,2001:443 ).

D.PROSEDUR PERCOBAAN 1.Menentukan indeks bias larutan Larutan gula (10%) dibuat dengan menggunakan larutan gula dan air dengan bantuangelas ukur. Dibersihkan permukaan kaca larutan uji pada refraktometer kemudian diteteskan larutantersebut,setelah itu diamati pembacaan skala nilai indeks bias. Diulang nilai indeks bias untuk 5 kali tetesan dengan konsentrasi larutan konsentrasi yangSama. Dicatat hasil pengamatan nilai indeks bias untuk 5 kali pengamatan tersebut. Dilakukan percobaan yang sama untuk larutan dengan konsentrasi 20%,30%,40%,dan50%. Dibyat grafik yang menyatakan hubungan antara konsentrasi dan nilai ineks biasberdasarkan data hasil pengamatan.2.Menentukan konsentrasi suatu larutan Dibuat dua larutan dengan konsentrasi larutan sembarang Dilakukan perulangan pengamatan nilai indeks bias untuk 5 kali tetesan dengankonsentrasi larutan gula yang sama ( Indeks bias rata-rata ) Dicari besarnya konsentrasi larutan gula dengan menggunakan bantuan grafik yang telahdibuat.

E.HASIL PENGAMATAN ( Terlampir ).

F.ANALISIS DATA

1.Menentukan indeks bias..

a. Konsentrasi 10%NON( n- )

12345

1,3491,3481,34851,3481,3492,5 X 2,5 X 02,5 X 2,5 X

6,74251 X

Indeks bias rata-rata = + + + + 5 = = = 1,3485 Standar Deviasi ( SD )SD = = = = 5 X % Error = X 100% = = 0,037% Nilai indeks yang diharapkan n = SD = 1,3485 + 5 X = 1,349

n = SD = - SD = 1,3485 5 X = 1,348b. Konsentrasi 20%NON( n- )

12345

1,3641,3651,3641,3651,3634 X 6,4 X 4 X 6,4 X 1,44 X

6,8212,8 X

Indeks bias rata-rata ( ) = + + + + 5 = = 1,3642

Standar Deviasi ( SD )SD = = = = 8,366 X

% Error = X 100% = = 0,061%

Nilai indeks yang diharapkan n = SD = 1,3642+ ( 8,366 X = 1,3650366

n = SD = 1,3642 8,366 X = 1,363363

c. Konsentrasi 30%NON( n- )

12345

1,3791,3811,3811,381,381,44 X 6,4 X 6,4 X 4 X 4 X

6,9012,8 X

Indeks bias rata-rata = = = 1,3802

Standar Deviasi ( SD )SD = = = = 8,366 X

% Error = X 100% = = 0,06% Nilai indeks yang diharapkan n = SD = 1,3802 +8,366 X = 1,3810366

n = SD = 1,3802 8,366 X = 1,3793634

d. Konsentrasi 40%NON( n- )

12345

1,3921,3921,3921,3921,392

00000

6,960

Indeks bias rata-rata = = = 1,392 Standar Deviasi ( SD )SD = = = 0 % Error = X 100% = 0% Nilai indeks yang diharapkan n = SD = 1,392 + 0 = 1,392 n = SD = 1,392 - 0 = 1,392

e. Konsentrasi 50%NON( n- )

123451,4171,4181,4181,4181,4186,4 X 4 X 4 X 4 X 4 X

7,0898 X

Indeks bias rata-rata = = = 1,4178 Standar Deviasi ( SD )SD = = = 4,4721 X

% Error = X 100% = = 0,031% Nilai indeks yang diharapkan n = SD = 1,4178 + 4,4721 X = 1,41824721

n = SD = 1,41735279

Metode leas + squareNOXYXYX

123450,10,20,30,40,51,34851,36421,38021,3921,41780,134850,272840,414060,55680,70890,010,040,090,160,25

1,56,90272,087450,55

Keterangan :X = konsentrasiY = ( indeks bias rata-rata ) A = = = = 1,33062

B = = = 0,16645

Jadi,Y = A + BX = 1,33062 +0,16645X

Metode grafikHubungan konsentrasi dengn indeks bias.y = indeks bias rata-ratax = konsentasi2. menentukan konsentrasi larutan gula sembarang

a. konsentrasi larutan x % NON( n )

123451,3561,3561,3561,3561,356

00000

6,780

Indeks bias rata-rata = = = 1,356 Standar Deviasi ( SD )SD = =

= 0 % Error = = = 0 Nilai indeks bias yang diharapkan n = SD = 1,356 + 0 = 1,356

n = SD = 1,356 0 = 1,356

= ySehingga : y = A + BXx = = = 0,1524Jadi konsentrasi larutan x adalah 15,24%

b. konsentrasi larutan y % NOn( n )

12345

1,3661,3661,3671,3671,366

1,6 x 1,6 x 3,6 x 3,6 x 1,6 x

6,8321,2 x

Indeks bias rata-rata = = = 1,3364

Standar Deviasi ( SD )SD = = = 5,477 X

Nilai indeks bias yang diharapkan n = SD = 1,3664 + 5,477 X = 1,3669477

n = SD = 1,3664 - 5,477 X = 1,3658523

= ySehingga : y = A + BX = = 0,2149 Jadi konsentrasi larutan x adalah 21,49%

G.PEMBAHASAN Refraktometer merupakan sebuah alat yang dipergunakan untuk mengukur indeks ( n ) dari suatu larutan ( zat ).Dari pengertian ini kita dapat mengukur indeks bias suatu larutan misalnya gula.Gula yang kita lihat indeks biasnya dengan konsentrasi-konsentrasi yang berbeda-beda,dari konsentrasi rendah ke konsentrasi tinggi.Menetukan indeks bias suatu larutan dengan konsentrsai yang berbeda,mulai dari 10%, 20%, 30%, 40% dan 50%dengan indeks bias masing-masing makin menanjak naik.indeks bias rata-rata adalah 1,3485 ; 1,3642 ; 1,3802 ; 1,392 ; 1,4178.Dari sini kita dapat melihat semakin besar konsentrasi maka semakin besar juga nilai indeks bias suatu larutan.Selanjutnya kita menentukan persamaanhubungan x dan y dengan memakai persamaan Y = A + BX ,nilai A dapat dicari dengan terlebih dahulu kita menjumlahkan konsentrasi larytaan dengan indeks bias rata-rata.Kita dapat menentukan nilai A lebih besar daripada B.Dari percobaan diatas kita dapat menentukan konsentrasi larutan dengan sembarang.Dimana X% adalah semua campuran gula ( 10% + 20% + 30% + 40% + 50% ) dan Y% adalah semua campuran-campuran diatas ditambah gula setengah sendok lagi.Selanjutnya kita bisa menghitung indeks bias rata-rata ( ) dan simpangan deviasi ( SD ) dari masing-masing konsentrasi larutan.Air gula yang diteteskan pada refraktometer sebagai konsentrasi indeks bias.Nilainya ada yang tetap namun ada juga yang nilainya berubah-ubah,contohnya pada konsentrasi 10% dan 20%.Hal ini terjadi karena adanya gelembung udara,dimana gelembung udara mengandung kadar dan otomatis nilai C ( kecepatan diruang hampa udara juga berubah ) . Karena ruang hampa tersebut sudah diisi oleh oksigen sehingga niai yang ditunjukkan oleh refraktometer berubah,selain itu juga yang mempengaruhi indeks berubah adalah factor suhu.Tetesan pada refraktometer yang mengandung gelembung udara sehingga mengalami perubahan-perubahan harus dihindari/dikurangi karena akan mengakibatkan kesalahan-kesalahan yang besar.

H. PENUTUP 1.Kesimpulan a. refraktometer adalah alat untuk mengukur indeks bias ( n ) dari suatu larutan (zat)b. semakin besar nilai konsentrasi suatu larutan maka semakin besar pula nilai indeks biasnya.c. Perubahan konsentrasi dari suatu zat terlarut mempengaruhi besarnya nilai indeks bias suatu larutan tersebut.d. Bila nilai indeks bias tiap tetesan sama ( dari tetesan awal sampai tidak berubah-ubah ),maka nilai dari simpangan deviasi ( SD ) dan % errornya adalah 0. 2. Saran Tetap semangat dan tekun dalam menjalankan paktikum.

DAFTAR PUSTAKA

Giancolli,Dauglas C. 1998. Fisika Edisi 5. Jakarta : ErlanggaHalliday,David. 1978.Fisika Jilid 2. Jakarta : ErlanggaTippler, Paul. 2001. Fisika Untuk Universitas Jakarta : Erlangga

A. PELAKSANAAN PRAKTIKUM1. Tujuan Praktikum: mempelajari karastristik beberapa komponenelektronika berdasarkian hubungan arus (I) dan tegangan (V).2. Waktu Praktikum: Kamis, 19 Mei 20113. Tempat Praktikum: Laboratorium Fisika Dasar, Lantai II, FakultasMIPA, Universitas Mataram.

B. ALAT DAN BAHAN PRAKTIKUM1. Alat-alat Praktikum Multimeter Kabel penghubung ke listrik Papan rangkaian Power sopply2. Bahan-bahan Praktikum Diode biasa Diode Zener Lampu Resistor 470

C. LANDASAN TEORIArus listrik didefinisikan sebagai laju aliran muatan listrik yang melalui suatu luasan penampang. Jika segmen pembawa-pembawa muatan bergerak dengan kecepatan rata-rata kecil. Sehingga dapar dirumuskan:Menurut konvensi, arah arus dianggap searah dengan aliran muatan positif. Konvensi ini ditetapkan sebelum diketahui bahwa electron-elektron bebas, yang muatan negatif adalah partikel-partikel yang sebenarnya bergerak akibat menghasilkan arus pada kawat(Tipler,2001:138).Dalam rangkaian elektronika, resistor dilambangkan dari/salah satu lamaing-lambang. resistor mempunyai berbagai berbentuk, tapi sering berbentuk silinderis kecil dengan satu sambungannya pada tiap ujung. Silinder ini diberi lingkaran warna atau sifatnya(Richard,2004:11).Diode zener merupakan suatu jenis dioda khsus, juga yang bisa mengalirkan arus kearah sebaliknya. Sifat dari dioda zener sama dengan sifat pada dioda biasa. Halnya dioda zener dirancang untuk memilki voltase brek through. Dioda zener biasanya dipakai pada balik sehingga voltase pada dioda ini konstan sebesar voltase zenernya. Suatu penghantar listrik yang memiliki selisi tahanan yang kecil atau mempunyai daya hantar yang besar, ini berarti mudah dilalui arus, sedangkan penyekat atau isolasi adalah suatu bahan yang mempunyai daya hantar yang kecil, ini berarti sukat dilalui arus listrik(Suryatmo,1996:21-26).D. PROSEDUR PERCOBAAN 1. Disusun rangkaian seperti di bawah ini:

Avv2. Diamati arus dan tegangan yang melalui rangkaian untuk n pengamatan, dicatat hasilnya3. Diganti resistor dengan yang lainnya(resistor 100 k, dioda, dan lampu).

E. HASIL PENGAMATAN1. Table hasil pengamatan pada diode biasaPengukuranKeV(Volt)I(Amper)

123450,410,450,470,490,520,080,160,240,320,41

2. Table hasil pengamatan pada Diode ZenerPengukranKeV(Volt)I(Amper)

123454,188,2112,1216,1320,150,070,160,230,310,40

3. Table hasil pengamatan pada LampuPengukuranKeV(volt)I(Amper)

1234520,1116,0712,098,204,3247,775,495,2112,3127,9

4. Table hasil pengamatan pada Resistor 470 PengukuranKeV(Volt)I(Amper)

123454,39 8,1312,1015,9419,918,717,125,233,341,6

F. ANALISIS DATA1. Diode Biasa

R = = = = 0,33 m 2. Diode Zener

R = = = = 48,39 m

3. Lampu

R = = = = 0,20 m

4. Resistor 470

R = = = = 0,47 m

G. PEMBAHASANPada praktikum kali ini kita di haruskan untuk mengetahui komponenkomponen elektronika seperti diode, resistor, lampu, dan lain lain . disi kita juga harus mengerti cara merankainya baik seri maupun pararel . dan kita harus bisa mengukur arus dan tegangan. secara umum, arus iitu dapat difiniskan sama untuk semua penampang penghantar, walaupun penampang mungkin berbeda pada titiktitik yang berbeda. sedangkan resistor secara umum adalah hambatan dari sebuah penghantar. Agar hasilnya tidak salah kita juga harus tepat memasang rangkaian, terutama dalam komponen eletronika diode, kita harus mengetahui arah positif dan negatifnya, karena diode itu merupakan pengarah arus listrik dimana dalam pemasangannya haarus tepat dan benar. Pada lampu memberikan hambatan terhadap aliran arus, filament bola lampu dan pemanas listrik merupakan jenis kawat khusus yang hambatannya mengakibatkan alat tersebut menjadi sangat panas, kawat pengubung memiliki hambatan yang sangat kecil dibandingkan dengan kumparan kawat, disini menggunakan resistor untuk mengendalikan besar arus, disini juga kita mencari hubungantegangan dengan arus, dimana hubungan arus dan tegangan yaitu I (arus) berbanding lurus dengan tegangan, sehingga memperoleh hambatan yang nilainya kan mendekati konstanta, tapi dalam praktikum yang kami lakukan dan berdasarkan data yang kami peroleh, R yang diperoleh berdasarkan grafik tidak sesuai dengan refrensi, hal ini mungkin disebabkan oleh alat, rangkain, serta pembacaan alat ukur yang salah. Disini yang terpenting, hambatan, tergantung dari tefangan dan arus yang diberikan.

H. PENUTUP1. Kesimpulan arus listrik adalah laju aliran muatan listrik melalui luasan suatu penampang. resistor adalah hambatan dari sebuah penghantar. diode merpukan pengarih arus listrik. Dalam mengukur suatu arus yang melelui suatu komponen, maka harus disusun secara seri dengan komponen tersebut. Dalam mengukur suatu tegangan yang melalui suatu komponen, maka harus disusun secara paralel dengan komponen tersebut.

2. Saran Lebih teliti lagi...!!!

DAFTAR PUSTAKA

Richard. 2004. Fisika Teknik. Bandung : PT Aneka Cipta.Suryatmo. 1996. Teknik Pengukuran Listrik dan Elektronika. Jakarta : Erlangga.Tipler, Paul A. 1996. Fisika Teknik. Jakarta : Erlangga.

A. PELAKSANAAN PRAKTIKUM a. Tujuan : Mengamati arus dan tegangan listrik pada rangkaian seri dan paralel dari resistor. b. Hari, tanggal : Kamis, 19 Mei 2011 c. Tempat : Laboratorium Fisika Dasar, Lantai II, Fakultas MIPA, Universitas Mataram.B. ALAT DAN BAHAN 1. Alat Praktikum Amperemeter dan voltmeter Papan rangkaian Power supply dan kabel penghubung

2. Bahan Praktikum Resistor dengan beberapa ukuran

C. LANDASAN TEORIKebanyakan rangkaian listrik tidaklah terdiri dari beberapa sumber tegangan dan resistor yang dihubungkan secara seri. Dalam praktek, hubungan beberapa komponen listrik seringkali kompleks. Pada rangkaian seri, tiap muatan yang melalui hambatan haruslah sama, jika resistor dihubungkan secara paralel, beda potensial pada ujung resistor haruslah sama. Ada hal penting yang berhubungan dengan resistor, yaitu harga hambatan dan daya maksimum yang didapat oleh resistor yang bersangkutan. Jika daya maksimum, resistor akan terbakar. Resistor dengan daya maksimum watt lebih kecil ukuran fisisnya dibandingkan dengan resistor 5 watt untuk harga hambatan yang sama. Jika kita ingin mengganti rangkaian seri dengan satu resistor tanpa mengubah keadaan, yaitu dengan arus dan tegangan yang sama, hambatan ini disebut hambatan ekivalen atau hambatan pengganti (Sutrisno,1997: 69).Dua atau lebih resistor dihubungkan sedemilkian rupa sehingga muatan yang sama harus mengalir melalui keduanya dikat itu terhubungkan secara seri. Resistor R1 dan R2 berikut: merupakan contoh resistor yang dihubungkan seri. Karena muatan tidak terkumpul pada satu titik dalam kawat yang dialiri arus konstan, jika suatu muatan Q mengalir ke R1 selama interval waktu tertentu, sejumlah muatan Q harus mengalir keluar R2 selama interval yang sama. Kedua resistor haruslah membawa arus I yang sama. sedemikian rupa sehingga memiliki beda potensial yang sama antarakeduanya yang dikatakan bahwa mereka dihubungkan secara paralel. Suatu metode dengan mengganti kombinasi rangkaian seri dan paralel resisto dengan rangkaian ekivalennya sangat berguna dalam menyederhanakan rangkaian yang memiliki banyak resistor. Namun demikian, metode ini tidak ukup untuk menganalisis berbagai rangkaian sederhana. Kedua resistor R1 dan R2 pada rangkaian di atas terlihat seperti dihubungkan secara paralel, padahal tidaklah demikian. Tegangan jatuh pada kedua resistor tersebut tidaklah sama, karena adanya ggl(gaya gerak listrik) 2 yang diserikan dengan R2. Juga karena arus yang mengalir pada R1 dan R2 tidaklah sama, maka R1 dan R2 juga tidak dapat dikatakan dirangkai secara seri (Tipler, 2001:154 dan 174).Ada dua hokum yang berlaku bagi rangkaian yang memiliki arus tetap (tunak). Kedua hokum ini dinamakan Kirchoff. Pada setiap sambungan (rangkaian tertutup), maka jumlah aljabar dari arus-arus haruslah sama dengan nol, teorema sambungan (junction theorem) ini dikenal dengan kaidah pertama dari hokum kirchoff (kirchoffs first rule). Sementara, pada setiap titik percabangan jumlah arus yang masuk melalui titik tersebut sama dengan jumlah arus yang keluar dari titik tersebut, teorema ini yang merupakan kaidah hokum kedua kirchoff (Halliday dan Resnick, 1984:225).

D. PROSEDUR PERCOBAAN 1. Rangkaian Seri Resistora. Disusun rangkaian seperti dibawah ini:

b. Diatur tegangan sumber sebesar 12 volt.c. Diamati arus yang melalui rangkaian R1 dan R2.d. Diamati tegangan pada rangkaian R1 dan R2.e. Dicatat hasil pengamatan pada tabel pengamatan I.f. Diubah tegangan sumber untuk 5 nilai berbeda dan dilakukan langkah C hingga E.

2. Rangkaian Paralel Resistoa. Disusun rangkaian seperti dibawah ini:

b. Diatur tegangan sumber sebesar 12 volt.c. Diamati arus yang melalui rangkaian R1 dan R2.d. Diamati tegangan pada rangkaian R1 dan R2.e. Dicatat hasil pengamatan pada tabel pengamatan II.f. Diubah tegangan sumber untuk 5 nilai berbeda dan dilakukan langkah C hingga E.3. Rangkaian Kombinasi Resistora. Disusun rangkaian seperti dibawah ini:

b. Diatur tegangan sumber sebesar 12 volt.c. Diamati arus yang melalui rangkaian R1 dan R2.d. Diamati tegangan pada rangkaian R1 dan R2.e. Dicatat hasil pengamatan pada tabel pengamatan III.f. Diubah tegangan sumber untuk 5 nilai berbeda dan dilakukan langkah C hingga E.

E. HASIL PENGAMATAN(Terlampir).

F. ANALISIS DATA 1. Rangkaian Seria. Untuk tegangan 4 volt.Itot = I1=I2RS = R1+R2 =100+470 =570Itot = = = 7,018.10-3A Vtot = Itot . RS = 7,018.10-3A . 570 = 4,000 V V1 = Itot . R1 = 7,018.10-3A .100 = 0,702 V V2 = Itot . R2 = 7,018.10-3A . 470 = 3,298 V b. Untuk tegangan 8 V Itot = I1=I2RS = R1+R2 =100+470 =570Itot = = = 0,014 A Vtot = Itot . RS = 0,014A . 570 = 7,980 V V1 = Itot . R1 = 0,014A .100 = 1,400 V V2 = Itot . R2 = 0,014A . 470 = 3,298 V

c. Untuk tegangan 12 V Itot = I1=I2RS = R1+R2 =100+470 =570Itot = = = 0,028 A Vtot = Itot . RS = 0,028A . 570 = 15,960 V V1 = Itot . R1 = 0,028A .100 = 2,800 V V2 = Itot . R2 = 0,028A . 470 = 13,160 V e. untuk tegangan 20V Itot = I1=I2 RS = R1+R2 =100+470 =570Itot = = = 0,035 A Vtot = Itot . RS = 0,028A . 570 = 19,950 V V1 = Itot . R1 = 0,035A .100 = 3,500 V V2 = Itot . R2 = 0,035A . 470 = 16,450V 2. Rangkaian Paralel a. Untuk tegangan 4V Vtot = V1 = V2 Rp = = = 82,456 Itot = = = 0,049 A Vtot = Itot . Rp = 0,049A . 82,456 = 4,040 V I1 = = = 0,04A I2 = = = 8,596.10-3

b. Untuk tegangan 8 Volt

= 82,456

=0,097 A

= 0,097A.82,456 = 7,998 Volt

= 0,080A

= 0,017 A

C. Untuk tegangan 12 Volt

= 82,456

=0,146 A

= 0,146 A.82,456 = 12,039 Volt

= 0,120 A

= 0,026 A

D. Untuk tegangan 16 Volt

= 82,456

=0,194 A

= 0,194 A.82,456 = 15,996 Volt

= 0,160 A

= 0,034 A

E. Untuk tegangan 20 Volt

= 82,456

=0,243 A

= 0,243 A.82,456 = 20,037 Volt

= 0,200 A

= 0,043 A

3. Rangkaian kombinasi a. Untuk tegangan 4 Volt

= 82,456

= 182,450

= 0,02192 A

0,02192 A.182,450

= 0,03999 A

= 8,51 x 10-3 A

B. Untuk tegangan 8 Volt

= 82,456

= 182,450

= 0,0438 A

0,0438 A.182,450

= 0,036116 A

= 7,68 x 10-3 A

C. Untuk tegangan 12 Volt

= 82,456

= 182,450

= 0,066 A

0,066 A.182,450

= 0,05442 A

= 0,012 A

D. Untuk tegangan 16 Volt

= 82,456

= 182,450

= 0,0877 A

0,0877 A.182,450

= 0,0723 A

= 0,0154 A

E. Untuk tegangan 20 Volt

= 82,456

= 182,450

= 0,1096 A

0,1096 A.182,450

= 0,090732 A

= 0,01923 A

4. Tabel- Rangkaian seri-TableTegangan (V)Itot (A)Vtot (V)

481216207,018.10-30,0140,0210,0280,0354,0007,98011,97015,96019,950

-Rangkaian parallel- TabelTegangan (V)Itot (A)Vtot (V)

481216200,0490,0970,1460,1940,2434,0407,99812,03915,99620,037

-Rangkaian kombinasi- tabel Tegangan (V)Itot (A)Vtot (V)

481216200,0890,1770,2660,3540,4434,0227,99912,02115,99820,020

G. PEMBAHASANPada pratikum kali ini bertujuan untuk mengamati arus dan tegangan listrik pada rangkaian seri dan paralel dari resistor. Dalam hasil pengamatan didapatkan kesimpulan bahwa arus yang melewati rangkain seri adalah sama, namun beda potensial pada ujung resistor berbeda. Sementara pada rangkaian paralel, arus yang melewati setiap resistor berbeda, namun beda potensial pada ujung resistor sama.Dari analisis data pada rangkaian seri didapat yaitu: untuk Vsumber = 4 volt (Itot = 7,018.10-3A, Vtot= 4,000 volt),untuk Vsumber= 8 volt (Itot = 0,014A,Vtot = 7,980 volt), untuk Vsumber = 12 volt (Itot = 0021A,Vtot = 11,970 volt), untuk Vsumber= 16 volt (Itot = 0,028 A,Vtot = 15,960 volt), untuk Vsumber= 20 volt (Itot = 0,035 A,Vtot = 19,950 volt). Mengamati dan membandingkan antara hasil praktikum dan analisis data diatas diperoleh hasil yang tidak jauh berbeda , bahkan hampir mendekati nilai sebenarnya. Jadi, untuk rangkaian seri dapat dikatakan percobaan yang telah dilakukan telah berhasil. Berdasarkan analisis data pada rangkaian paralel diperoleh yaitu: untuk Vsumber = 4 volt (Itot = 0,049 A, Vtot = 4,040 volt ), untuk Vsumber= 8 volt (Itot = 0,097A,Vtot = 7,998 volt), untuk Vsumber = 12 volt (Itot = 0,146 A,Vtot = 12,039 volt), untuk Vsumber= 16 volt (Itot = 0,149 A,Vtot = 15,996 volt), untuk Vsumber= 20 volt (Itot = 243 A,Vtot = 20,037 volt). Mengamati dan membandingkan antara hasil pengamatan pada praktikum dan hasil analisis data, dapat dikatakan bahwa praktikum yang dilaksanakan berhasil. Karena pada hasil pengamatan dan hasil analisis data tidak jauh berbeda bahkan bisa dikatakan sama jika dilakukan pembulatan angka pada nilai tersebut. Untuk analisis data rangkaian kombinasi diperoleh yaitu: untuk Vsumber = 4 volt (Itot = 0,089 A, Vtot = 4,022 volt ), untuk Vsumber= 8 volt (Itot = 0,177A,Vtot = 7,999 volt), untuk Vsumber = 12 volt (Itot =0,266 A,Vtot = 12,021 volt), untuk Vsumber= 16 volt (Itot = 0,354 A,Vtot = 15,998 volt), untuk Vsumber= 20 volt (Itot = 0,445 A,Vtot = 20,020 volt). Mengamati dan membandingkan antara hasil analisis data dan hasil pengamatan pada praktikum, maka dapat disimpulkan bahwa untuk percobaan pada rankaian kombinasi dinyatakan berhasil. Karena hasil pada analisis data dan hasil pengamatan pada praktikum adalah sama jika dilakukan pembulatan angka diatas. Mengamati gravik hubungan antara V-I pada rangkaian seri, paralel, dan kombinasi dapat disimpulkan bahwa semakin besar nilai aus yang mengalir pada suatu rangkaian, maka semakin besar pula nilai beda potensialnya, jadi arus dan beda potensial berbanding lurus. Dan hal ini berlaku jika hambatan total adalah tetap.

H. KESIMPULAN DAN SARAN 1.Kesimpulan Arus yang melewati rangkaian seri adalah sama, tetapi beda potensial berbeda. Arus yang melewati rangkaian paralel adalah berbeda, tetapi beda potensialnya berbeda. Dari hasil analisis data untuk rangkaian seri diperoleh yaitu:Untuk Vsumber = 4 volt (Itot = 7,018.10-3A, Vtot= 4,000 volt),untuk Vsumber= 8 volt (Itot = 0,014A,Vtot = 7,980 volt), untuk Vsumber = 12 volt (Itot = 0021A,Vtot = 11,970 volt), untuk Vsumber= 16 volt (Itot = 0,028 A,Vtot = 15,960 volt), untuk Vsumber= 20 volt (Itot = 0,035 A,Vtot = 19,950 volt. Dari hasil analisis data untuk rangkaian paralel diperoleh yaitu: untuk Vsumber = 4 volt (Itot = 0,049 A, Vtot = 4,040 volt ), untuk Vsumber= 8 volt (Itot = 0,097A,Vtot = 7,998 volt), untuk Vsumber = 12 volt (Itot = 0,146 A,Vtot = 12,039 volt), untuk Vsumber= 16 volt (Itot = 0,149 A,Vtot = 15,996 volt), untuk Vsumber= 20 volt (Itot = 243 A,Vtot = 20,037 volt). Dari hasil analisis data untuk rangkaian kombinasi diperoleh yaitu: untuk Vsumber = 4 volt (Itot = 0,089 A, Vtot = 4,022 volt ), untuk Vsumber= 8 volt (Itot = 0,177A,Vtot = 7,999 volt), untuk Vsumber = 12 volt (Itot =0,266 A,Vtot = 12,021 volt), untuk Vsumber= 16 volt (Itot = 0,354 A,Vtot = 15,998 volt), untuk Vsumber= 20 volt (Itot = 0,445 A,Vtot = 20,020 volt. Berdasarkan gravik hubungan V-I pada rangkaian seri, paralel, dan kombinasi, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa semakin besar nilai arus yang mengalir pada suatu rangakaian, maka semakin besar pula nilai beda potensialnya, jadi nilai arus dan beda potensialnya berbanding lurus. Jika hambatan total tetap.

DAFTAR PUSTAKAHalliday,David dan Robert Resnick. 1984. Fisika Jilid 2. Jakarta : Erlangga.Sutrisno. 1997. Fisika Dasar II. Bandung : ITB.Tippler, Paul. 2001. Fisika Untuk Universitas Jakarta : Erlangga.

A. PELAKSANAAN PRAKTIKUM1. TUJUAN : - Menantukan kapasitas kapasitor yang tidak diketahuimelalui perbandingan dengan bantuan pembagian tegangan kapasitif.- Menentukan kapasitas kapasitor lempengan.2. HARI/TANGGAL : KAMIS,26 MEI 20103. TEMPAT: Laboratorium Fisika Dasar Lantai II, FMIPA, UniversitasMataram.

B. ALAT DAN BAHAN1. ALAT- Kabel ,10 cm ,merah (1)- Kabel,10cm,biru (1)- Kabel ,25 cm ,biru (1)- Kabel ,25 cm ,merah(1)- Kabel ,50cm ,biru (1)- Kabel ,50 cm ,merah (1) - Kabel ,1m ,hitam (1)- Penguat electron (1bh)- Power Supply 450 V (1bh)- Voltmeter 3V (MAX ,10 V)

2.BAHAN- Adapter 4 mm (1bh)- Batang Penghubung (1bh)- Kapasitor (2 bh) - Plat Besi (29cm)

C. LANDASAN TEORI Misalkan keping yang satu dihubungkan dengan kutub positip beterai dan keping lainnya dihubungkan dengan kutub negatife baterai secara tetap , sehingga beda potensial antar kutub-kutub baterai . Jadi beda potensial antar keping tetap , sehingga muatan yang berubah. Kapasitor menyimpan energi listrik dalam medan listrik (Douglas,1998:201). Kapasitas kapasitor keping sejajar adalah sebanding dengan luas keping. Sebadengan permitivitas bahan penyekat ,dan berbanding terbalik dengan jarak pisah antar keping d. Secara matematis yaitu (Halliday,1991:125). Dalam banyak hal, kapasitas kapasitor terdiri dari dua plat sejajar. Hampir pada setiap alat elektronika dapat kita jumpai kapasitor. Kapasitor dapat kita artikan sebagai suatu sistem yang dapat menyimpan medan atau muatan listrik yang dibuat agar memiliki harga kapasitansi tertentu Kapasitor, kadang-kadang disebut kondensator,adalah sebuah alat yang dapat menyimpan muatan listrik, dan terdiri dari dua benda yang merupakan penghantar (biasanya pelat atau lembaran) yang diletakkan berdekatan tetapi tidak saling menyentuh. Kapasitor banyak digunakan pada rangkaian- rangkaian elektronika seperti contoh: sebagai cadangan energi pada komputer jika listrik mati;kapasitor menahan limpahan muatan dan energi untuk melindungi rangkaian. Jika kapasitor diberikan tegangan dengan menghubungkannya dengan sebuah baterai dan akan menjadikan bermuatan. Suatu pelat mendapatkan muatan negatife, dan lainnya bermuatan positif . untuk suatu kapasitor tertentu ,jumlah muatan Q yang didapatkan oleh setiap pelat sebanding dengan beda potensial V : Q = C VKonstanta perbandingan ini disebut sebagai kapasitansi dari kaopasitor tersebut.satuan kapasisitan adalah coulomb per volt, dan satuannya disebut farad (F). Sebagian kapasitor memiliki kapasitansi dalam kisaran 1 pF (pikofarad=F ) sampai F (mikro farad = F ) hubungan ini pertama kali ditemukan oleh Volta pada abad kedelapan belas (Sutrisno,1983: 45).

D.PROSEDUR PERCOBAAN1. Disusun rangkaian seperti pada gambar 1 ( Tegangan 3V dan 12V dapat diambil dari power supply 450 V) 2. Diuji tegangan dengan cara sebagia berikut : dimasukan plug c ke dalam soket a. Dicatat tegangan pada voltmeter (U0) dan kemudian plug c ke dalam soket b.3. Percobaan 1. Dikosongkan kapasitor C1 dengan cara mengubung singkatkan penghubung dengan batang penghubung dengan soket pada penguat elektrometer seperti gambar. Dilakukan hal yang sama pada C2 dan plug tetap pada posisi bebas. Dicatat potensial pada volmeter (U1).Percobaan 2. Dilakukan seperti gambar, tetapi dengan harga capasitor yang berbeda C1= 10 nF dan C2= 1 nF dan dicatat tegangan (U1) Percobaan 3. Kapasitas kapasitir lempeng. a. Ditempatkan sekat-sekat 1 mm pada pojok-pojok lempeng, ditempatkan pasangan lempeng pada tepi meja dan kemudian dihubungkan kabel pada lempeng atas; panjang 10 cm dan dihubungkan melalui adapter 4 mm. b. Dicek tegangan U0 seperti pada percobaan 1. Kemudiam dikosongkan kapasitor lempeng dan kapasitor 1 nF dengan menghubung-disingkatkan dengan batang penghubung, kemudian dimasukan kapasitor 1 nF pada posisi yang sudah ditandai. Dicatat tegangan U1.

E. HASIL PENGAMATAN (TERLAMPIR) .

F. ANALISIS DATA 1.Percobaan 1 kapasitas kapasitor a. Dik : = 10 = = 3,02 Volt = 0,27 voltDik : = ..?Jawab: = = 11,19. F = 1 b. Dik : = 10 = = 3,03 Volt = 2,82 voltDik : = ..?Jawab: = = 1,07 F = 1 2 . Kapasitor keping sejajar (Lempengan)a. = = 4,95 F = 5 C = = = 7,44. F = 7,5 b. = = 17,76 F = 18 C = = = 3,72. F = 3,75

c. = = 8,16 F = 8 C = = = 2,48. F = 2,5

= = 7,74. F = 7,75 C = = = 1,86. F = 2

e. = = 7,55. F = 7,5 C = = = 1,49. F = 1

G.PEMBAHASAN Pada praktikum kali ini,tentang kapasitas kapasitor, memiliki tujuan untuk menentukan kapasitas kapasitor yang tidak diketaui melalui perbandingan dengan bantuan pembandingn tegangan kapasitif dan menentukan kapasitas kapasior kapasitor lempeng. Kapasitor merupakan suatu sistem yang dapat menyimpan muatan atau medan listrik yang dibuat agar memiliki harga kapasitas tertentu. Pada percobaan pertama, yaitu menentukan kapasitas kapasitor yang tidak diketahui nilainya, disini digunakan cara yaitu melalui perbandingan tegangan kapaasitif. Maksud dari pembagian kapasitif adalah ukuran tegangan pada saat kapasitor dikosongkan atau dibagi dengan ukuran tegangan yang terbaca pada multimeter setelah kapasitor dimaksud atau kemudian dikalikan dengan kapasitas kapasitor . Didaptkan Berdasarkan hasil pengamatan dan analisis data didapat kan bahwa nilai kapasitas kapasitor yang belum diketahui nilainya pada percobaan 1 adalah sebesar 1, sedangkan nilai kapasitas kapasitor pada percobaan 2 adalah sebesar 1 , ini menunjukan bahwa meskipun kapasitor dandiubah ubah, yang salah satunya menjadi kapasitor yang belum diketahui nilainya, melalui cara perbandingan bantuan pembagian tegangan kapasitif dapat diketahui nilainyan dari kapasitas kapasitor tersebut. Pada kedua , yaitu menentukan kapasitas kapasitor lempeng, digunakan cara yang sama, tetapi disini diukur nilai d dan ukuran tegangan pada multimeter. Disini yang digunakan adalah kapasitor lempengan , sehinggan diukur pula luas lempengan kapasitir (A). bedasarkan hasil pengamatan dan analisis data, didaptkan bahwa nilai (V).cenderung berkurang seiring denagn bertambahnya nilai d. Pada analisis data dengan menggunakan perbandingan kapasitif, didapatkan nilai kapasitas kapasitor yang rata rata memliki nilai yang besar dibandingkan dengan menggunakan perumusan kapasitas kapasitor keping sejajar yaitu C = Ini menunjukan bahwa pada saat melakukan praktikum terjadi kesalahan atau kurang teliti dalam pengamatan, sehingga nilinya jauh dari harapan .

H. PENUTUP 1. KESIMPULANa. Untuk menentukan kapasitas kapsitor yang belum diketahui nilainya dapat digunakancara perbandingan dengan bantuan pembagian tegangan kapasitif.b. Kapasitor adalah suatu sistem yang dapat menyimpan muatan atau meadan listrik yangdibuat agar memiliki harga kapasitansi tertentu.c. Factor yang dapat menentukan besarnya kapasitas kapasitor lempeng adalah permitivitasbahan penyekat,luas lempeng dan jarak antar kedua lempeng.2. SARANa. Dibutuhkan ketelitian yang tinggi dalam pengamatan dan percobaan.b. Kerjasama tim dalam praktikum , dapat meningkatan kesuksesan dalam praktikum.

DAFTAR PUSTAKASutrisno.1983. Fisika Dasar II. Bandung : ITB.Douglas.1998. Fisika Dasar II. Jakarta : Erlangga.Halliday, David dan Robert Resnick.1991. Fisika Jilid II. Jakarta : Erlangga.

OSCILOSKOP

A. PELAKSANAAN PRAKTIKKUM1. Tujuan Praktikum: - Dapat menggunakan osciloskop dengan baik dan benar sebagai alat untuk pengukuran tegangan listrik dan pengamatan bentuk sinyal tegangan. - Menentukan beda fase antara dua input pulsa sumber dengan pengamatan kurva Lissajous.4. Hari/tanggal: Kamis, 26 Mei 20115. Tempat: Laboratorium Fisika Dasar, Lantai II, FMIPA Universitas Mataram .

B. ALAT DAN BAHAN1. Kabel penghubung2. Multimeter 3. Satu set osciloskop4. Sumber tegangan dan generator pulsa

C. LANDASAN TEORIOsciloskop adalah alat untuk menampilkan tingkah laku besaran-besaran yang berubah terhadap waktu yang hendak di analisis. Dimana osciloskop ini ini memiliki CRT(Cathode Ray Tub) yaitu suatu sinar tabung katoda yang mengandung sumber yang memancarkan sinar electron (senapan electron) ke suatu layar yang dilapisi lapisan tipis dari suatu zat yang berpendar (zat yang mengeluarkan cahaya jika dikenai electron). Elektron dikeluarkan dari katoda yang panas dan dipercepat ke layar dengan menggunakan anoda yang bermuatan positif. Ciri utama osciloskop sinar katoda adalah CRT,penguat horizontal ,dan vertical serta rangkaian sapu menghasilkan gigi gergaji yang dapat digunakan untuk memberikan defleksi horizontal pada berkas electron sesuai dengan frekuensi yang dikehendaki. Osciloskop sinar katoda dapat digunakan untuk mengukur pengisian fase dalam rangkaian elektronik(Holdman,1985:215-217).Arus listrik adalah laju aliran muatan yang melalui suatu luasan penampang melintang. Berdasarkan konveksi arahnya dianggap sama dengan arah aliran muatan positif. Dalam kawat penghantar, arus listrik merupakan hasil aliran lambat electron-elektron bermuatan negative yang dipercepat oleh medan listrik dalam kawat, dan kemudian segera bertumbukan dengan atom-atom konduktor. Biassanya kecepatan alur electron-elektron dalam kawat memiliki orde 0,01 mm/s(Tipler,2001:200-201).Factor geraakan, kecepatan, dan jumlah electron yang bergerak menentukan besarnya arus listrik yang mengalir. Osciloskop ini dapat digunakan untuk mencatat arus sejalan yang tetap atas tegangan dua arah sinusoidal. Banyak sekali bentuk gelombang yang berlainan ditemukan dalam sirkuit elektronik. Gelombang-gelombang ini dapat ditunjukkan dengan memakai osciloskop. Osciloskop memperlihatkan gambar variable yang sedang diukur dalam bentuk grafik berdasarkan waktu pada layar(Wollard, 2003:345).D. Prosedur Percobaan1.Dilakukan kalibrasi pada osciloskop sebelum melakukan pengukuran.2.Dihubungkan input osciloskop pada generator pulsa.3.Diamati apa yang ditampilkan di layar osciloskop apabila jenis pulsa pada generator diubah.4. Dilakukan perhitungan frekuensi dengan Vpp untuk input yang berbeda, dibandingkan jika menggunakan multimeter.5. Ditentukan besarnya beda fase untuk 2 input yang berbeda dan beda fase Lissajous.E.Hasil Pengamatana.Tegangan Bolak-balik (AC)

b. Tegangan searah (DC)

c. Kurva Lissajous

F. Analisis DataA. Analisis Dataa. Tegangan Searah (DC)1. Vpp= volt/DIVxskala vertikalx2 = 5x2x2=20 voltVp= Vpp 2= 20 2=10 voltVef= Vp/ 2=10 / 2=7,07 voltT=time/divx skala horizontalx 2=0,005x2x2=0,02 sf =1/T=1/0,02=50 Hz2. Vpp= volt/DIVxskala vertikalx2 = 5x3,6x2= 36 voltVp= Vpp 2= 36 2=18 voltVef= Vp/ 2=18/ 2=12,73 voltT=time/divx skala horizontalx 2=0,005x2x2=0,02 sf =1/T=1/0,02=50 Hz3. Vpp= volt/DIVxskala vertikalx2 = 5x5x2=50 voltVp= Vpp 2= 50 2=25 voltVef= Vp/ 2=25/ 2=17,68 voltT=time/divx skala horizontalx 2=0,005x2x2=0,02 sf =1/T=1/0,02=50 Hz4. Vpp= volt/DIVxskala vertikalx2 = 5x6,6x2=66 voltVp= Vpp 2= 66 2=33 voltVef= Vp/ 2=33/ 2=23,33 voltT=time/divx skala horizontalx 2=0,005x2x2=0,02 sf =1/T=1/0,02=50 Hz5. Vpp= volt/DIVxskala vertikalx2 = 5x7,4x2=74 voltVp= Vpp 2= 74 2=37 voltVef= Vp/ 2=37 / 2=26,16 voltT=time/divx skala horizontalx 2=0,005x2x2=0,02 sf =1/T=1/0,02=50 Hz

b. Tegangan Bolak-balik (AC)1. Vpp= volt/DIVxskala vertikal = 5x3=15 voltVp= Vpp 2= 15 2=7,5voltVef= Vp/ 2=7,5 / 2=5,3 voltT=time/divx skala horizontal=5x4=20 msf =1/T=1/0,02=50 Hz2. Vpp= volt/DIVxskala vertikal = 5x5,8=29 voltVp= Vpp 2= 29 2=14,5 voltVef= Vp/ 2=14.5/ 2=10,3 voltT=time/divx skala horizontal=5x4=20 msf =1/T=1/0,02=50 Hz3. Vpp= volt/DIVxskala vertikal = 2x20,4=40,8 voltVp= Vpp 2= 40,8 2=20,4 voltVef= Vp/ 2=20,4 / 2=14,4 voltT=time/divx skala horizontal=5x4=20 msf =1/T=1/0,02=50 Hz4. Vpp= volt/DIVxskala vertikal = 2x30=60 voltVp= Vpp 2= 60 2=30voltVef= Vp/ 2=30 / 2=21,2 voltT=time/divx skala horizontal=5x4=20 msf =1/T=1/0,02=50 Hz5. Vpp= volt/DIVxskala vertikal = 2x30,4=60,8 voltVp= Vpp 2= 60,8 2=30,4voltVef= Vp/ 2=30,4 / 2=21,5 voltT=time/divx skala horizontal=5x4=20 msf =1/T=1/0,02=50 Hz

3.KURVA LISSAJOUS1. Diketahui: f(x)= 101,30 Hz X= 2 Y= 1Ditanyakan ; f(y)?Jawab :

f(y)= = 50,65 Hz

Gambar

2. Diketahui: f(x)= 150,55 Hz X= 3 Y= 1Ditanyakan ; f(y)?Jawab :

f(y)= = 50,18 HzGambar

3. Diketahui: f(x)= 25,52 Hz X= 1 Y= 2Ditanyakan ; f(y)?Jawab :

f(y)= = 51,04 HzGambar

4. Diketahui: f(x)= 33,69 Hz X= 2 Y= 3Ditanyakan ; f(y)?Jawab :

f(y)= = 50,54 Hz

Gambar

5. Diketahui: f(x)= 201,16 Hz X= 4 Y= 1Ditanyakan ; f(y)?Jawab :

f(y)= = 50,29 HzGambar

G. PembahasanPada praktikum kali ini yakni tentang alat ukur listrik (osciloskop) bertujuan untuk dapat menggunakan osciloskop dengan baik dan benar sebagai alat untuk pengukuran tegangan dan pengamatan bentuk sinyal tegangan serta untuk menentukan beda fase antara dua input pulsa sumber dengan pengamatan kurva Lissajous. Dimana osciloskop ini adalah alat ukur listrik yang digunakan untuk pengukuran tegangandisertai gambaan bentuk sinyal tegangan. Untuk mencapai dari praktikum kali ini, dilakukan 3 kali percobaan. Percobaan pertama dan kedua yaitu menentukan besarnya tegangan dan frekuensi dari suatu gelombang yang dihasilkan oleh suatu sumber tegangan. Dimana sumber tegangan yang digunakan untuk percobaan pertama adalah sumber AC(arus bolak-balik) dan untuk percobaan kedua adalah sumber DC(arus searah). Serta percobaan ketiga yakni menentukan frekuensi sumber tegangan f(y) dengan pengamatan kurve Lissajous. Dimana chanel 1 dihubungkan dengan sumber tegangan dan chanel 2 dihubungkan dengan generator pulsa.Berdasarkan analisis data pada percobaan 1, yakni menentukan besarnya tegangan frekuensi dari suatu gelombang yang dihasilkan oleh sumber tegangan AC(arus bolak-balik). Mengamati analisis data pada percobaan 1 dan 2, dapat dilihat bahwa frekuensi dari masing-masing sumber adalah tetap. Frekuensi untuk tegangan AC(arus bolak-balik) adalah 50 Hz dan untuk sumber tegangan DC(arus searah) adalah 50 Hz. Sementara untuk penentuan besarnya tegangan V sumber, dapat ditarik kesimpulan bahwa semakin besar Vsumber, maka besarnya tegangan( Vpp,Vp, dan Vef) juga semakin besar, begitu juga sebaliknya. Sehingga dapat dikatakan Vsumber berbanding lurus dengan besarnya tegangan. Selain itu dari hasil pengamatan bentuk sinyal tegangan dari masing-masing sumber dapat dilihat bahwa bentuk sinyal tegangan dari sumber AC dan DC berbeda. Padas umber tegangan AC, satu gelombang terdiri dari satu bukit dan satu lembah. Sedangkan pada sumber tegangan DC, satu gelombang terdiri dari dua bukit gelombang.Pada percobaan ketiga, yakni penentuan frekuensi sumber tegangan f(y) dengan menggunakan pengamatan dari kurva Lissajous. Dimana chanel 1 dihubungkan dengan sumber tegangan, sementara chanel 2 dihubungkan dengan generator pulsa. Dalam hal ini ditentukan (diatur) frekuensi f(x) pada generator pulsa sehingga didapatkan gambar sinyal yang jelas pada layar osciloskop. Kemudian dihitung jumlah x dan y, dimana x mewakili sinyal gelombang dari sumber tegangan berarah horizontal, dan y mewakili sinyal gelombang arah vertical. Mengamati hasil analisis data, terlihat bahwa frekuensi f(y) yang didapatkan tidak jauh berbeda dari frekuensi yang sebenarnya. Jadi, dapat dikatakan bahwa praktikum yang dilakukan sudah hamper berhasil.Setelah melakukan 3 percobaan tersebut berturut-turut, kita bias mengetahui fungsi serta cara penggunaan osciloskop yang baik dan benar. Dalam percobaan ini, bias diketahui bahwa osciloskop dapat digunakan untuk nengukur tegangan serta frekuensi suatu gelombang. Pada osciloskop terdapat tombol chanel selaktor yanf fungsinya untuk menentukan input mana yang ingin ditampilkan. Misalnya, yang ingin ditampilkan pada layar adalah input dari chanel 1, maka chanelselector diarahkan menuju DUAL. Untuk mengatur tampilan pada gambar pada osciloskop, digunakan control timebase dan control chanel. Sama halnya seperti peta, pada osciloskop juga terdapat skala untuk mengatur besar kecilnya gambar agar bisa atau mudah diamati. Misalnya, gambar pada layar terlalu besar sehingga melewati batas layar sehingga menyebabkan sulit untuk diamati, maka untuk memperkecil gambar tersebut, kita harus memperbesar skalanya, begitu juga sebaliknya. Skalanya bisa diatur dengan tombol time/div untuk skala horizontal dan volt/div untuk skala vertical. Dimana, skala horizontal ini dapat digunakan untuk mengetahui periode dan frekuensi suatu gelombang, skala vertical untuk mengetahui tegangan suatu gelombang.

H. PenutupA. Kesimpulan1. Osciloskop merupakan alat ukur listrik yang dapat digunakan untuk mengukur tegangan dan frekuensi suatu gelombang.2. Untuk mengatur tampilan gambar pada osciloskop, digunakan control timebase dan control chanel.3. Berdasarkan analisis data didapatkan frekuensi untuk masing-masing sumber tegangan adalah sama yaitu 50 Hz.4. Untuk penentuan besarnya tegangan(Vpp,Vp, dan Vef) masing-masing sumber tegangan, dapat dikatakan bahwa semakin besar sumber tegangannya, maka semakin besar pula tegangannya, begitu juga sebaliknya atau dengan kata lain Vsumberr berbanding lurus dengan besarnya tegangan(Vpp,Vp, dan Vef).5. Bentuk sinyal gelombang pada sumber tegangan AC dan Dc berbeda, dimana pada tegangan AC satu gelombang terdiri dari satu bukit dan satu lembah, dan pada sumber tegangan DC, satu gelombang terdiri dari dua bukit.6. Berdasarkan analisis data untuk percobaan ketiga(kurva Lissajous) diperoleh frekuensi yang tidak jauh berbeda satu sam lainm yakni f(y)1=50,65 Hz, f(y)2=50,18 Hz, f(y)3=51,04 Hz,f(y)4=50,54 Hz dan f(y)5=50,29 Hz.B. Saran1.Berdoalah sebelum praktikum agar diberi kemudahan.2.praktikan diharapkan lebih teliti lagi dalam melakukan praktikum.3.kerja sama tim akan meningkatkan kesuksesan dalam praktikum.

Daftar Pustaka

Holman, J.P.1985.Metode Pengukuran Teknik.Jakarta: Erlangga.Tipler,Paul A.2001. Fisika Untuk Sains dan Teknik Jilid 2. Jakarta:Erlangga.Wollard, Barny.2003. Elektronika Praktis. Jakarta :Pradya.

A. PELAKSANAAN PRAKTIKUM1. Tujuan : - Memahami dasar pengukuran nilai hambatan denganmetode arus nol (metode Jembtan Wheatstone). Menentukan besar nilai hambatan suatu penghantar.2. Hari, tanggal :kamis,5 mei 2011.3. Tempat : Laboratorium Fisika Dasar, FMIPA, Universitas Mataram.

B. ALAT DAN BAHAN Alat1. Bangku jembatan wheatstone2. Sumber tegangan3. Kabel penghubung4. Galvanometer Bahan1. Hambatan 2. Hambatan standar3. Hambatan kawatC. LANDASAN TEORIRangkaian jembatan wheatstone adalah suatu sistem rangkaian yang dapat dipakai unutk mengukur tahanan yang tidak diketahui jika pada rangkaian R1, R2, dan R3 diketahui sedemikian arus yang melewati galvanometer (suatu alat pengukur arus kecil yang dapat menyimpang secara semetri terhadap titik nolnya) tetap, maka akibatnya harus dipenuhi:I1R1=I2RxI1R2=I2R3Jika dibagi satu sama lain, maka:

Dengan demikian Rx dapat ditentukan. Dalam praktek untuk memudahkan pengukuran biasanya tahanan R1 dan R2 dibuat dari bahan yang sama, jenis dan ukuran penampang, sehingga perbandingan dapat dinyatakan sebagai perbandingan panjang saja, sedangakan R3 dapat diubah-ubah sedimikian pnunjukkan arus pada galvanometer menjadi nol (Renreng, 1983: 51). Metode jembatan wheatstone dapat digunakan untuk menentukan (mengukur secara tidak lansung) resistansi. Jika rangkaian jembatan wheatstone dapat digunakan sebagai resistans standar ( yang diketahui) sebagai R3 dan Rs dan resistan yang akan diukur diletakkan pada posisi R4=Rx (Edi, 2004: 161).Untuk rangkaian jembatan wheatstone seperti gambar, diperoleh:

Untuk suatu konduktor homogendengan panjang l dan luas penampang A, besar hambatan adalah:

RxRRI1I2

Dengan merupakan resitivitas atau hambatan jenis (Hikam, 2005:101).Prinsip dari jembatan wheatstone adalah untuk menyederhanakan rangkaian sehingga susunan komponen yang semula tidak dapat disederhanakan secara seri parallel menjadi dapat disederhanakan secara seri paralel. Prinsip jembatan wheatstone, yaitu: hasil kali dua hambatan yang saling berhadapan sama besarnya (Karginan, 1996: 113).D. PROSEDUR PERCOBAAN 1. Peralatan percobaan diset dan disiapkan seperti gambar:

RxRRRsE2. salah satu hambatan dipilih sebagai hambatan standar3. Sumber tegangan dihidupkan dan tahanan geser diatur dengan menggerakkan jarum/pointer petunjuk pada kawat sampai memperoleh arus pada galvanometer sama dengan nol4. Harga Rs, l2, l4, dan R tahanan yang ditentukan nilainya dicatat dalam bentuk table5. Percobaan diatas (tersebbut diulangi) samapai 10 kali dengan memvariasikan nilai Rs, l2, dan l4

E. HASIL PENGAMATANNoRs (cm)l2 (cm)l4 (cm)

1234567891020 20 20 20 20 20 20 20 20 20

F.ANALISIS DATA Pengukuran R (0)

G. PEMBAHASANPraktikum kali ini menitiberatkan pada pemahaman dasar pengukuran nilai suatu hambatan dari suatu penghantar dengan menggunakan metode jembatan wheatstone dimana peralatan yang sudah disiapkan dan diatur sedimikian rupa kemudian dihubungkan dengan galvanometer dan sumber tegangan. Salah satu hambatan yang tidak dketahui nilainya dengan nilai maksimum 50 digeser untuk beberapa kali percobaan dengan bantuan hambatan lain yang menjadi standar yakni hambatan 20 .Pada saat pergeseran pointer galvanometer akan menunjukkan angka yang bervariasi tergantung dimana hambatan tahanan diletakkan dan seberapa jauh pergeseran pointer, setelah jarum galvanometer (yang sudah dikalibrasi) menunjukkan angka nol, maka akan didapat panjang unutk l2 dan l4 dan dari sanalah dapat dihitung R tahanan untuk masing-masing tahanan.Resistor yang biasa dipakai dalam peralatan elektronik ialah resistor yang berbentuk batang yang didalamnya terdapat kumparan menyerupai kawat yang dililit pada bahan sejenis beton sehingga nilainya tidak dapat diubah sama sekali, kecuali dirangkai secara seri dan parallel. Berbeda dengan hambatan (rtesistor) pada praktikum ini, hambatan yang dipakai adalah hambatan geser yang mempuynyai kapasitas antara 1-20 dan 1-50 . Prinsip kerjanya sama dengan potensiometer. Potensiometer juga sesunguhnya merupakan resistor yang nilainya dapat diubah antara nilai manimum samapai maksimum. Berdasarkan pemahaman diatas, maka kita dapayt asumsikan bahwa resistor/hambatan/R tahanan yang dicari nilainya tidak akan melampauhi 50 (batas maksimum), R tahanan yang didapatkan berdasarkan analisis data percobaan ke-1 sampai ke-10, berturut-turut adalah: R1=2,47 , R2=8,57 , R3=2,72 , R4=1,27 , R5=3,25 , R6=3,52 , R7=1,97 , R8=4,09 , R9=20 , R10=9,85 .Hasil yang didapat pada percobaan ke-9 sampai ke-10 memang bisa dibilsng aneh karena melebihi batas standar, namun ini merupakan bukan sebuah kesalahan merupakan suatu kewajaran karena fungsi dari jembatan wheatstone itu sendiri menyelaraskan susunan komponen yang tidak dapat disederhanakan menjadi bisa disederhanakan dengan rangkaian seri dan parallel. Jikalau terdapat hasil yang melebihi nilai maksimal dari R tahanan yang dicari, maka itu dikarenakan hantaran susuna yang dirancang pada saat praktikum adalh susunan seri antara hambatan yang dicari dengan hambatan standar dan juga pengaruh dari tegangan yang dialirkan pada hambatan tersebut.Hasil atau nilai yang diperoleh dari percobaan ini masih bisa dikatakan meragukan karena praktikan tidak mengecek dan mengukur bahyan yang digunakan apakah masih bagus atau tidak. Hambatan yang digunakan seharusnya diukur dengam ohm meter sebelum digunakan karena nilainya bisa saja terjadi apabila pernah terjadi aliran tegangan yang melebihi kapasitasnya, karena sesungguhnya resistor juga bisa berubah nilainya karena faktor tersebut.H. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan1. Mencari nilai suatu hambatan dapat digunakan metode jembatan wheatstone2. Hambatan standar yang digunakan adalah 20 , sedangkan R tahanan bernilai maksimum sebesar 50 3. Prinsip kerja hambatan geser sama seperti potensiometer yang nilainay dapat diubah-ubah4. R tahanan yang didapat dari sepuluh percobaan berturut-turut sebesar: R1=2,47 , R2=8,57 , R3=2,72 , R4=1,27 , R5=3,25 , R6=3,52 , R7=1,97 , R8=4,09 , R9=20 , R10=9,85 .

SaranBimbingan yang diberikan oleh Co.ass sudah cukup baik , tapi sebaiknya alat/tahanan yang digunakan dicek dulu sebelum digunakan. Terimakasih atas bimbingan dan kerjasamanya.

DAFTAR PUSTAKA

Hikam, Muhammad.2005. Eksperimen Fisika Dasar Untuk Perguruan Tinggi. Jakarta: Kencana.Istiyono, Edi.2004. Sains Fisika. Klaten: Macana Jaya Cemerlang.Kanginan, Marthen.1996.Fisika. Jakarta: Erlangga.Renreng, Abdullah.1983. Asas-Asas Ilmu Alam Universitas. Jakarta: Bahan Kerjasama Perguruan Tinggi Negeri.

RANGKAIAN SERI DAN PARALELPADA RESISTOR

KISI DIFRAKSILENSA TIPIS

JEMBATAN WHEATSTONREFRAKTOMETERKOMPONEN ELEKTRONIKAKAPASITAS KAPASITOROSCILOSKOP

13

Sheet1Tegangan sumbermultimetervertikalhorizontalvolt/divtime/div154,534552109,45,845531514,420,442542019,53042552221,830,4425

Sheet1Tegangan sumbermultimetervertikalhorizontalvolt/divtime/div155,19225521010,253,625531515,28525542020,16,625552222,17,4255

Sheet1fx(Hz)XYfy(Hz)1101,302150,652150,553150,18325,521251,04433,692350,545201,164150,29