laporan maserasi

12
BAB III PEMUNGUTAN ATSIRI DENGAN MASERASI SOLVENT: MINYAK KAYU MANIS A. TUJUAN PERCOBAAN 1. Mahasiswa dapat mengambil minyak kayu manis dari kulit kayu manis dengan metode maserasi. 2. Mahasiswa dapat mengetahui dan menghitung rendemen dari minyak kayu manis yang dihasilkan. B. DASAR TEORI Tanaman kayu manis yang diusahakan di Indonesia terutama ditujukan untuk menghasilkan rempah-rempah berupa kulit kayu manis kering, dan masih jarang digunakan sebagai sumber minyak atsiri. Penyulingan minyak kayu manis telah lama dilakukan di Madagaskar dan Cina dengan penyulingan tradisional, yaitu dengan penyulingan air. Di dalam perdagangan yang dimaksudkan dengan kulit kayu manis adalah kulit batang, cabang, ataupun ranting kayu manis yang sudah dibersihkan dan dikeringkan. Dalam perdagangan dikenal dua jenis kulit kayu manis yaitu kayu manis (Cinnamon) dan kayu manis Cina (Cassia vera). Di Indonesia sendiri jenis tanaman kayu manis yang berkembang adalah jenis China species Cinamomum burmanii BI atau dikenal dengan nama Cassia vera.

Upload: dwi-meyzzie

Post on 08-Feb-2016

457 views

Category:

Documents


25 download

DESCRIPTION

atsiri

TRANSCRIPT

Page 1: laporan maserasi

BAB III

PEMUNGUTAN ATSIRI DENGAN MASERASI SOLVENT:

MINYAK KAYU MANIS

A. TUJUAN PERCOBAAN

1. Mahasiswa dapat mengambil minyak kayu manis dari kulit kayu manis dengan

metode maserasi.

2. Mahasiswa dapat mengetahui dan menghitung rendemen dari minyak kayu manis

yang dihasilkan.

B. DASAR TEORI

Tanaman kayu manis yang diusahakan di Indonesia terutama ditujukan untuk

menghasilkan rempah-rempah berupa kulit kayu manis kering, dan masih jarang

digunakan sebagai sumber minyak atsiri. Penyulingan minyak kayu manis telah lama

dilakukan di Madagaskar dan Cina dengan penyulingan tradisional, yaitu dengan

penyulingan air.

Di dalam perdagangan yang dimaksudkan dengan kulit kayu manis adalah kulit

batang, cabang, ataupun ranting kayu manis yang sudah dibersihkan dan dikeringkan.

Dalam perdagangan dikenal dua jenis kulit kayu manis yaitu kayu manis (Cinnamon)

dan kayu manis Cina (Cassia vera). Di Indonesia sendiri jenis tanaman kayu manis

yang berkembang adalah jenis China species Cinamomum burmanii BI atau dikenal

dengan nama Cassia vera.

Komposisi kimia yang terkandung dalam minyak kayu manis jenis ini adalah

sebagai berikut : sinamat aldehyde, sinamil acetate, salisil aldehyde, asam sinamat,

asam salisilat, o-metoksin, benzaldehyde, metil-o-coumaraldehyde dan phenilpropil

asetat.

Minyak kayu manis digunakan sebagai “Flavoring Agent” , dalam industri

makanan, minuman, farmasi, rokok dan kosmetik selain itu juga berfungsi sebagai

obat gosok.

Page 2: laporan maserasi

Manfaat yang diperoleh dengan mengonsumsi kayu manis, antara lain:

1. Mencegah kerontokan rambut atau kebotakan.

2. Mengatasi sariawan, sakit gigi dan bau napas.

3. Sebagai obat sakit perut.

4. Menyembuhkan jerawat.

5. Menyembuhkan diare, dengan membuat rebusan kayu manis dan daun

jambu biji.

6. Mengatasi susah buang air besar.

7. Mengatasi hernia.

8. Menyembuhkan sakit kuning (jaundice).

9. Aroma kayu manis dapat meningkatkan fungsi otak.

10. Mengontrol kadar gula pada penderita diabetes.

11. Menurunkan kadar kolesterol.

12. Mencegah kanker dan penyakit jantung.

13. Sebagai obat Arthritis (radang sendi/encok).

14. Mengatasi infeksi kandung kemih.

15. Menyembuhkan infeksi kulit.

Maserasi merupakan proses perendaman sampel megguakan pelarut organik pada

temperatur ruangan. Proses ini sangat menguntungkan dalam isolasi senyawa bahan

alam, karena dengan perendaman sampel tumbuhan akan terjadi pemecahan dinding

dan membran sel akibat perbedaan tekanan antara didalam dan diluar sel, sehingga

metabolit sekunder yang ada dalam sitoplasma akan terlarut dalam pelarut organik

dan ekstraksi senyawa akan sempurna karena dapat diatur lama perendamannya.

Pemilihan pelarut untuk proses maserasi akan memberikan efektifitas yang tinggi

dengan memperhatikan kelarutan senyawa bahan alam dalam pelarut tersebut. Secara

umum pelarut metanol merupakan pelarut yang banyak digunakan dalam proses

isolasi senyawa organik bahan alam karena dapat melarutkan seluruh golongan

metabolit sekunder.

Oleoresin

Oleo = minyak, resin = gum, jadi oleoresin adalah campuran minyak dan gum

yang diperoleh dari hasil ekstraksi, pemekatan dan standarisasi minyak atsiri (minyak

essensial dan komponen non volatile dari rempah-rempah). Oleoresin biasanya

Page 3: laporan maserasi

berbentuk cairan kental, pasta/padat. Penggunaan oleoresin sebagai bahan flour pada

industry pengalengan daging, minuman segar, bahan baku obat, kosmetik, parfum,

permen, dan roti.

Pelarut

Etanol adalah pelarut yang serbaguna, larut dalam air dan pelarut organik

lainnya, meliputi asam asetat, aseton, benzena, karbon tetraklorida, kloroform, dietil

eter, etilena glikol, gliserol, nitrometana, piridina, dan toluena.

Etanol disebut juga etil alkohol, alkohol murni, alkohol absolut, atau alcohol.sejenis

cairan yang mudah menguap, mudah terbakar, tak berwarna, dan merupakan alkohol

yang paling sering digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Senyawa ini merupakan

obat psikoaktif dan dapat ditemukan pada minuman berakohol dan termometer

modern. Etanol adalah salah satu obat rekreasi yang paling tua.

Etanol termasuk ke dalam alkohol rantai tunggal, dengan rumus kimia C2H5OH

dan rumus empiris C2H6O. Ia merupakan isomer konstitusional dari dimetil eter.

Etanol sering disingkat menjadi EtOH, dengan "Et" merupakan singkatan dari gugus

etil (C2H5).Etanol banyak digunakan sebagai pelarut berbagai bahan-bahan kimia

yang ditujukan untuk konsumsi dan kegunaan manusia. Contohnya adalah pada

parfum, perasa, pewarna makanan, dan obat-obatan. Dalam kimia, etanol adalah

pelarut yang penting sekaligus sebagai stok umpan untuk sintesis senyawa kimia

lainnya. Dalam sejarahnya etanol telah lama digunakan sebagai bahan bakar.

Tabel II.1. Sifat Fisik Etanol

Keterangan Nilai

Titik didih normal, oC, 1 atm 78,32

Suhu kritis oC 243,1

Tekanan kritis, Kpa 6383,48

Volume kritis, L/mol 0,167

Densitas, 𝑑420, g/ml 0,7893

Viscositas pada 20 oC mPa.s (=cP) 1,17

Kelarutan dalam air pada 20 oC Sangat larut

Autoignition temperature, oC 793,0

Titik nyala 14

Page 4: laporan maserasi

C. ALAT DAN BAHAN

1. Alat

a. Rangkaian destilasi

b. 2 buah selang

c. Erlenmeyer 250ml

d. Statif dan klem

e. Termometer 200°C

f. Kompor listrik

g. Mortir porselen

h. Pompa aquarium

i. Gelas ukur

j. Corong

k. Beaker glas 250ml

2. Bahan

a. Kayu manis 20 gram

b. Etanol 96% 200 ml

c. Kertas saring

Page 5: laporan maserasi

Kayu Manis

Kayu manis kering

Serbuk kayu manis 20 gram Etanol 200 ml

Larutan kayu manis

Suspensi kayu manis dan etanol

Minyak kayu manis

Ampas kayu manis

Etanol

Dikeringkan

Dihaluskan dan ditimbang sebanyak 20 gram

Direndam selama 3 hari

Didestilasi

Disaring

D. CARA KERJA

Gambar IV.1. Skema Pembuatan Minyak Kayu Manis

Page 6: laporan maserasi

E. DATA PENGAMATAN

Perlakuan Pengamatan

Kayu manis dikeringkan Kayu manis kering

Kayu manis dihaluskan menggunakan

mortir porselen dan ditimbang

Serbuk kayu manis dengan berat 20

gram

Ditambah dengan etanol 200 ml Suspensi kayu manis dan etanol

berwarna kecokelatan

Direndam selama 3 hari Suspensi kayu manis dan etanol

berwarna cokelat

Disaring dengan kertas saring Larutan kayu manis

Didestilasi Setelah 16 menit, terbentuk tetesan

pertama etanol

Larutan kayu manis dalam labu

destilasi warnanya semakin pekat

(cokelat tua)

Setelah 1,5 jam tidak terbentuk

tetesan etanol

Destilasi dihentikan Terbentuk minyak kayu manis yang

kental dan mengkerak dalam labu

destilasi

Labu destilasi yang mengandung minyak

kayu manis ditimbang

Berat 133,48 gram

Labu destilasi direndam dengan

pembersih porselen selama 4 hari, dan

dibersihkan

Labu destilasi bersih

Labu destilasi ditimbang Berat 129,90 gram

Tabel V.1 Tabel Data Pengamatan

Page 7: laporan maserasi

F. ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

1. Analisis Data

Berat labu + minyak kayu manis = 133,48 gram

Berat labu kosong = 129,90 gram

Berat minyak kayu manis = 3,58 gram

Rendemen=Berat minyak kayumanisBerat kayumanis

x 100 %

Rendemen=3,58 gram20 gram

x100 %

Rendemen=17,9 %

2. Pembahasan

Pada praktikum pemungutan minyak atsiri kayu manis dengan metode

maserasi solven tahap pertama yang dilakukan adalah menghaluskan kulit kayu

manis kering menggunakan mortir porselen hingga menjadi serbuk. Penghalusan

bertujuan untuk mempermudah dalam penyarian ekstrak karena semakin kecil

ukuran sampel maka total luas permukaannya semakin besar sehingga akan

semakin cepat bereaksi dan larut dengan pelarutnya.

Serbuk kayu manis ditambah dengan pelarut hingga membentuk suspensi.

Pelarut yang digunakan adalah etanol. Pemilihan etanol sebagai pelarut

dikarenakan dapat mengikat semua ekstrak yang terkandung dalam sampel yang

telah dihaluskan baik yang bersifat nonpolar maupun bersifat polar karena kadar

airnya yang cukup tinggi. Suspensi kayu manis dengan etanol didiamkan selama

3 hari hingga berubah warna dari kecoketan menjadi cokelat tua. Perubahan

warna yang terjadi karena selama proses perendaman kayu manis akan terjadi

pemecahan dinding dan membran sel akibat perbedaan tekanan antara di dalam

dan di luar sel sehingga metabolit sekunder yang ada dalam sitoplasma akan

terlarut dalam etanol.

Suspensi disaring menggunakan kertas saring, didapatkan filtrat berupa

larutan kayu manis dan residu berupa ampas kayu manis. Selanjutnya filtrat

didestilasi untuk dimurnikan dari kandungan etanolnya. Filtrat kayu manis

Page 8: laporan maserasi

dimasukkan ke dalam labu alas bulat dan dipanaskan. Pemanasan dilakukan pada

suhu 75-800C dikarenakan etanol mempunyai titik didih 78,370C. Etanol mulai

menetes setelah dipanaskan selama 16 menit. Pada saat destilasi terjadi perubahan

warna larutan minyak kayu manis dari cokelat menjadi cokelat pekat (kehitaman).

Destilasi berhenti setelah 1,5 jam ditandai dengan tidak menetesnya lagi etanol

pada beaker glass. Selanjutnya destilasi dihentikan dan didapatkan minyak kayu

manis yang kental dan mengkerak. Hal tersebut dikarenakan destilasi yang

dilakukan terlalu lama sehingga kadar etanolnya sedikit dan minyak kayu manis

membentuk kerak pada labu destilasi. Selanjutnya labu destilasi yang

mengandung kerak minyak kayu manis ditimbang, beratnya adalah 133,48 gram.

Labu destilasi direndam dengan pembersih porselen selama 4 hari untuk

mempermudah membersihkan keraknya. Labu destilasi yang sudah bersih atau

tidak mengandung kerak ditimbang kembali dan beratnya adalah 129,90 gram.

Dari selisih berat labu destilasi yang mengandung minyak kayu manis dengan

labu destilasi kosong, didapatkan minyak kayu wangi dengan berat 3,58 gram.

Rendemen minyak kayu manis yang dihasilkan dari 20 gram kayu manis adalah

17,9 gram.

Menurut studi literatur, isolasi minyak kayu wangi dengan metode maserasi

solven menggunakan etanol menghasilkan rendemen 14,88 %. Sedangkan pada

praktikum menghasilkan rendemen 17,90 %. Hal tersebut dikarenakan minyak

kayu manis dalam labu destilasi tidak dalam keadaan murni atau masih

mengandung etanol.

G. SIMPULAN DAN SARAN

1. Simpulan

a. Minyak kayu manis dapat diambil dari kulit kayu manis dengan metode

maserasi solven menggunakan etanol.

b. Rendemen minyak kayu manis yang dihasilkan adalah 17,90 %.

2. Saran

Destilasi sebaiknya dihentikan pada saat campuran masih terbentuk cairan, agar

mudah dikeluarkan dan tidak terbentuk kerak pada labu destilasi.

Page 9: laporan maserasi

H. DAFTAR PUSTAKA

Tim Dosen Praktikum Teknologi Minyak Atsiri, 2013, Petunjuk Praktikum Teknologi

Minyak Atsiri, Laboratorium Teknik Kimia, Fakultas Teknik, UNNES.

http://eprints.undip.ac.id/36560/2/

Tesis_penelitian_ekstraksi_kayu_manis_Aprianto.pdf

http://alchemist0308.blogspot.com/2013_02_01_archive.html

http://muhammadpajri1991.blogspot.com/2012/04/laporan-praktikum-tek-rempah-

dan-minyak.html