laporan lambung timbul steven
DESCRIPTION
Berbicara tentang lambung timbul secara umum..TRANSCRIPT
TUGAS MATA KULIAH
LAMBUNG TIMBUL DAN LENGKUNG SEKAT
(PERHITUNGAN FREEBOARD)
Oleh:
NAMA : STEVEN POBUTI
STAMBUK : D311 10 257
PROG STUDI : PERKAPALAN
JURUSAN PERKALAN FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2013
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr. Wb
Alhamdulillah, segala puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas laporan lambung
timbul (freeboard) ini dengan baik.
Keberhasilan penulis dalam menyelesaikan tugas ini tidak terlepas dari bantuan, bimbingan
serta informasi dari berbagai pihak. Oleh karena itu pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan
ucapan terima kasih kepada DR. Daeng Paroka, ST., MT. selaku dosen mata kuliah yang telah
memberikan wawasan pengetahuan dalam menyelesaikan tugas ini.
Akhirnya penyusun berharap semoga laporan lambung timbul ini dapat bermanfaat bagi
teman-teman maupun bagi semua pihak yang berkenan untuk membacanya maupun mempelajarinya.
Semoga Allah SWT senantiasa memberikan rahmat dan karunia-Nya kepada kita semua. Amin.
Billahi taufik wal hidayah Wassalamu’alaikum Wr. Wb
Makassar, 13 Mei 2013
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
I.1 Latar belakang
I.2 Maksud dan tujuan
I.3 Sistematika penulisan
BAB II LANDASAN TEORI
II.1 Pengertian lambung timbul.
II.2 Peraturan Lambung timbul
II.3 Tanda-tanda lambung timbul
BAB III PENYAJIAN DATA
Data kapal
BAB IV PEMBAHASAN
Perhitungan Lambung Timbul Minimum
BAB V PENUTUP
V.1 Kesimpulan
V.2 Saran
Daftar pustaka
Lampiran
BAB I
PENDAHULUAN
I.1 Latar belakang
Secara sederhana pengertian lambung timbul (freeboard) adalah Jarak dari garis air
maksimum (sarat) ke tepi geladak utama atau geladak menerus teratas yang diukur pada
tengah kapal (midship) atau selisih antara tinggi kapal dan sarat maksimum (H-T). Tinggi
minimum dari lambung timbul ini perlu dipertahankan agar supaya kapal selalu mempunyai
daya apung cadangan. Karena lambung timbul secara langsung menyangkut masalah
keselamatan pelayaran, maka diadakan suatu peraturan internasional yang sifatnya mengikat
untuk menetapkan besarnya minimum lambung timbul yang diperkenankan untuk suatu kapal.
Selain itu freeboard juga berpengaruh menambah stabilitas kapal (lengan stabilitas dan
stability range) dan menghindari masuknya air ke geladak ketika kapal berlayar pada cuaca
buruk. Adapun kerugian yang bisa didapatkan apabila salah dalam perencanaan freeboard
antara lain:
- Menambah momen pengganggu akibat angin.
- Meningkatkan tahanan kapal akibat angin.
- Berpengaruh terhadap kekuatan melintang kapal.
- Menambah biaya produksi kapal.
Peraturan yang terakhir dikeluarkan pada tabun 1966 sebagai hasil dari
"International Load Line Convention 1966" yang diadakan di London. Tinggi minimum
lambung timbul yang diperkenankan seperti yang disyaratkan dalam peraturan tersebut diatas,
diukur di tengah kapal (midship) dari tepi geladak ke garis muat pada musim panas (summer
load line). Besarnya minimum lambung timbul ini terutama tergantung pada panjang kapal,
koefisien kelangsingan kapal, sheer dan panjang bangunan atas. Penerapan peraturan
International Load Line Convention 1966 diberikan kepada :
- Kapal-kapal yang terdaftar di negara-negara yang menjadi anggota IMO.
- Kapal-kapal yang tidak terdaftar tetapi berbendera negara yang menjadi anggota IMO.
- Kapal-kapal yang berlayar pada perairan international.
Pembatalan sertifikat load line internasional dapat pula dilakukan terhadap kapal-
kapal yang melakukan hal-hal di bawah ini :
- Perubahan material pada lambung atau superstucture yang membutuhkan penambahan
freeboard.
- Tidak melaksanakan survey periodik atau proteksi bukaan, freeing ports, dll tidak dirawat
secara effektif.
Tanda lambung timbul kapal (freeboard mark = plimsoll mark) harus ditempelkan di
lambung kapal, pada kedua sisinya baik di sebelah kiri maupun dilambung kanan kapal.
Konvensi ini berlaku untuk kapal niaga yang berlayar di perairan international. baik di laut
maupun di samudera, kecuali untuk kapal-kapal yang tersebut dibawah ini:
1. Kapal perang.
2. Kapal yang panjangnya (L) < 24 m.
3. Kapal yang tonasenya kurang dari 150 gross ton.
4. Kapal-kapal pesiar (yachts).
5. Kapal-kapal penangkap ikan.
6. Kapal penyusur pantai untuk jarak dekat.
7. Kapal yang berlayar di danau-danau dan sungai.
I.2 Maksud dan Tujuan
Maksud dan tujuan dari tugas mata kuliah “Lambung Timbul dan Lengkung Sekat“ antara lain :
1. Memahami teori dan perhitungan freeboard.
2. Mahasiswa mampu menghitung dan menggambarkan freeboard dalam berbagai perairan.
3. Membandingkan ke enam kondisi freeboard dalam berbagai perairan.
4. Mahasiswa mampu menyusun hasil kerjanya dalam bentuk laporan.
I.3 Sistematika Penulisan
Dalam menyelesaikan laporan tugas ini sistematika yang dipakai oleh penyusun yaitu :
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
I.1 Latar belakang
I.2 Maksud dan tujuan
I.3 Sistematika penulisan
BAB II LANDASAN TEORI
II.1 Pengertian lambung timbul.
II.2 Peraturan Lambung timbul
II.3 Tanda-tanda lambung timbul
BAB III PENYAJIAN DATA
Data kapal
BAB IV PEMBAHASAN
Perhitungan Lambung Timbul Minimum
BAB V PENUTUP
V.1 Kesimpulan
V.2 Saran
Daftar pustaka
Lampiran
BAB II
LANDASAN TEORI
II.1 Pengertian Lambung Timbul.
Secara sederhana pengertian lambung timbul (freeboard) adalah Jarak dari garis air
maksimum (sarat) ke tepi geladak utama atau geladak menerus teratas yang diukur pada
tengah kapal (midship) atau selisih antara tinggi kapal dan sarat maksimum (H-T).
Tinggi minimum dari lambung timbul ini perlu dipertahankan agar supaya kapal selalu
mempunyai daya apung cadangan. Karena lambung timbul secara langsung menyangkut
masalah keselamatan pelayaran, maka diadakan suatu peraturan internasional yang
sifatnya mengikat untuk menetapkan besarnya minimum lambung timbul yang
diperkenankan untuk suatu kapal. Selain itu freeboard juga berpengaruh menambah
stabilitas kapal (lengan stabilitas dan stability range) dan menghindari masuknya air ke
geladak ketika kapal berlayar pada cuaca buruk. Adapun kerugian yang bisa didapatkan
apabila salah dalam perencanaan freeboard antara lain:
- Menambah momen pengganggu akibat angin.
- Meningkatkan tahanan kapal akibat angin.
- Berpengaruh terhadap kekuatan melintang kapal.
- Menambah biaya produksi kapal.
Adapun ukuran utama kapal yang diperlukan dalam perhitungan lambung timbul.
II.2 Peraturan Lambung Timbul
Peraturan yang terakhir dikeluarkan pada tabun 1966 sebagai hasil dari
"International Load Line Convention 1966" yang diadakan di London. Tinggi minimum
lambung timbul yang diperkenankan seperti yang disyaratkan dalam peraturan tersebut
diatas, diukur di tengah kapal (midship) dari tepi geladak ke garis muat pada musim
panas (summer load line). Besarnya minimum lambung timbul ini terutama tergantung
pada panjang kapal, koefisien kelangsingan kapal, sheer dan panjang bangunan atas.
Penerapan peraturan International Load Line Convention 1966 diberikan kepada :
- Kapal-kapal yang terdaftar di negara-negara yang menjadi anggota IMO.
- Kapal-kapal yang tidak terdaftar tetapi berbendera negara yang menjadi anggota
IMO.
- Kapal-kapal yang berlayar pada perairan international.
Pembatalan sertifikat load line internasional dapat pula dilakukan terhadap kapal-
kapal yang melakukan hal-hal di bawah ini :
- Perubahan material pada lambung atau superstucture yang membutuhkan
penambahan freeboard.
- Tidak melaksanakan survey periodik atau proteksi bukaan, freeing ports, dll tidak
dirawat secara effektif.
Tanda lambung timbul kapal (freeboard mark = plimsoll mark) harus ditempelkan
di lambung kapal, pada kedua sisinya baik di sebelah kiri maupun dilambung kanan
kapal. Konvensi ini berlaku untuk kapal niaga yang berlayar di perairan international.
baik di laut maupun di samudera, kecuali untuk kapal-kapal yang tersebut dibawah ini:
8. Kapal perang.
9. Kapal yang panjangnya (L) < 24 m.
10. Kapal yang tonasenya kurang dari 150 gross ton.
11. Kapal-kapal pesiar (yachts).
12. Kapal-kapal penangkap ikan.
13. Kapal penyusur pantai untuk jarak dekat.
14. Kapal yang berlayar di danau-danau dan sungai.
Syarat-syarat yang harus dipenuhi oleh kapal yang memakai peraturan konvensi
internasional 1966
2.1.1 Pintu-pintu (doors)
a) Semua pintu masuk (acces opening) pada sekat-sekat ujung bangunan atas
yang tertutup harus dipasang pintu-pintu dari baja atau material lainnya yang
equivalent, dihubungkan secara permanen dan kuat pada sekat dan diberi
bingkai. Untuk kekedapannya harus terdiri dari gasket dan alat-alat penjepit
atau dengan cara-cara lain yang setara dan harus dihuhungkan secara permanen
pada sekat atau pintu itu sendiri. Pintu harus dapat dibuka/ditutup dari kedua
sisi sekat.
b) Tinggi ambang dari pintu-pintu masuk disekat-sekat pada ujung bangunan atas
yang tertutup paling sedikit harus = 380 mm di atas geladak, lihat gambar di
bawah.
2.1.2 Ambang Palkah (hatch way Coaming)
Ambang palkah harus mempunyai konstruksi yang kuat dan tinggi di atas geladak
haruslah paling sedikit sebagai berikut:
600 mm (23½ inches) diposisi 1.
400 mm (17½ inches) diposisi 2. (Iihat gambar)
Untuk geladak penggal mengikuti syarat-syarat posisi 1.
Garnbar Tinggi Ambang Pintu dan Ambang Palkah
2.1.3 Penjepit (Cleats)
Penjepit harus dipasang sehingga dapat dengan bentuk baji-baji (wedges). Lebar
penjepit harus ≥ 65 mm.Jarak antara penjepit dengan penjepit sisi ambang palkah
harus ≤ 600 mm. Jarak antara penjepit dengan ujung palkah harus ≤ 100 mm.
2.1.4 Batten dan Baji (Batten and Wedges)
Baji harus dibuat dari kayu yang liat atau bahan yang setara. Baji ini harus
mempunyai ketirusan seperenam (tg ά = 1/6) dan tebal di ujung ≤ 13 mm.
2.1.5 Terpal
Paling sedikit dua lapis terpal dalam keadaan baik harus diberikan untuk setiap
lubang palkah diposisi satu dan dua. Terpal-terpal tersebut harus tahan air dan
kedap air serta mempunyai kekuatan yang besar.
2.1.6 Bukaan Pada Kamar Mesin
Bukaan pada kamar mesin diposisi satu dan dua harus dipcrkuat dengan baik dan
dilindungi dengan selubung baja secara cfisicn dengan kekuatan yang cukup.
Lubang-lubang pintu pada selubung tersebut harus dilengkapi dengan pintu-pintu
sesuai dengan peraturan dan ambang pintu paling sedikit 600 mm diatas geladak
pada posisi satu dan sckurang-kurangnya 380 mm di atas geladak pada posisi dua.
2.1.7 Bukaan – bukaan Pada Geladak Lambung
Bukaan-bukaan pada geladak lambung timbul selain lubang palkah bukaan kamar
mesin, maka man hole dan flush scuttle harus dilindungi degan bangunan atas
tertutup atau oleh sebuah rumah geladak atau penutup lubang dengan kekuatan
dan kekedapan yang setara. Pada posisi satu tinggi ambang diatas geladak dari
lubang pintu di Companion Way haruslah paling sedikit 380 mm.
2.1.8 Ventilator
a) Ventilator diposisi 1 dan 2 sampai ruangan di bawah geladak lambung timbul
atau geladak bangunan atas tertutup harus dibuat dari baja atau bahan lain yang
setara dan dihubungkan ke geladak dengan konstruksi yang kuat dan efisien.
b) Ventilator diposisi 1 yang tinggi ambangnya > 4,5 m di atas geladak dan
diposisi 2 yang tinggi ambangnya > 2,3 m diatas geladak, tak perlu dilengkapi
dengan alat-alat penutup.
c) Kecuali di atas, bukaan-bukaan ventilator haruslah-diberi alat-alat penutup
yang kedap dan efisien. Bila alat tersebut tidak dipasang haruslah diletakkan di
tempat yang mudah diambil dekat ventilator.
d) Pada kapal yang panjangnya L < 100 m, alat penutup harus ditempatkan pada
ventilator secara permanen.
Di posisi 1: tinggi ambang ventilator harus ≥ 900 m di atas geladak.
Di posisi 2: tinggi ambang ventilator harus ≥ 760 m di atas gcladak.
Lihat gambar.
2.1.9 Pipa Udara (Air Pipes)
a. Bila pipa-pipa udara untuk ballast dan tangki-tangki lainnya meninggi di atas
geladak lambung timbul atau geladak bangunan atas bagian terbuka dan pipa
harus dibuat dengan konstruksi yang kuat.
b. Tinggi dan geladak hingga titik dimana air masuk ke bawah geladak harus ≥
760 mm pada geladak lambung timbul dan ≥ 450 mm pada geladak bangunan
atas. untuk geladak penggal mengikuti syarat-syarat posisi 1.
Gambar Pipa-pipa Udara dan Ventilator-ventilator
Gambar Side Scuttles dan Guard-railds/Bulwarks
2.1.10Lubang Jendela Pada Sisi Kapal (Side Scuttles) dan Bukaan-bukaan Lainnya
yang serupa
a) Side Scuttles dan bukaan-bukaan lainnya yang serupa bagi ruangan-ruangan di
bawah gedadak lambung timbul dan dalam ruangan-ruangan dalam bangunan
atas tertutup harus diletakkan sedemikian rupa sehingga mereka dapat ditutup
secara efektif dan kedap air.
b) Side Scuttles dan bukaan-bukaan lainnya yang scrupa tak boleh ditempatkan
pada posisi yang terletak dibawah suatu garis yang sejajar dengan garis
geladak lambung timbul disisi kapal. Jarak dari titik terendah dari garis
tersebut dengan garis air muat adalah 2½% lebar (B) atau 500 mm, diambil
jarak terbesar. Lihat gambar.
2.1.11Freeing Ports
a) Luas minimum (A) dan freeing ports pada setiap sisi dan kapal untuk setiap
well di geladak lambung timbul.
1. Untuk sheer pada tempat well > sheer standard L ≤ 20 m, maka A = 0,7 +
0,035.L m2, L > 20 m, maka A = 0,07.L m2 dimana L = panjang kubu-
kubu (bulwark) pada well (dalam meter). L tidak perlu diambil > 0,7 L.
2. Untuk kapal-kapal tanpa sheer maka luas freeing port = ½ x A m2
3. Untuk sheer < sheer standar, maka luas freeing port diperoleh dengan
interpolasi linier antara (1) dan (2).
b) Luas minimum dari freeing ports pada setiap sisi dan kapal untuk setiap well
di geladak bangunan atas haruslah = ½ x A m2.
c) Bila tinggi rata-rata dari bulwark > 1,2 m, maka luas freeing ports = A + (tr-
1,2)x0,04 m2 dimana tr = tinggi rata-rata dari bulwark. Bila tinggi rata-rata
dari bulwark < 0,9 maka luas freeing ports =A - (0,9-tr) x 0,041 m2
d) Bila kapal mempunyai trunk yang tidak memenuhi persyaratan peraturan
Convensi atau mempunyai sisi ambang palkah (Side Coaming) yang menerus
dan dipasang diantara atas terpisah, luas minimum dari freeing ports dihitung
dari tabel sebagai berikut:
Perbandingan lebar lubang palkah
pada trunk dengan lebar kapal (B)
Perbandingan Iuas freeing ports
dan Iuas total dari bulwark
Kurang dari 40 % dan 40o
Lebih dari 75 % dan 75o
20%
10%
Luas freeing ports pada lebar-Iebar diantaranya harus didapat dengan
interpolasi linier.
e) Sisi bawah dan freeing ports harus sepraktis mungkin, yaitu dekat dengan
geladak. 2/3 bagian dari luas freeing ports yang diminta harus dipasang
ditengah-tengah well, yang terdekat dengan titik terendah dari lengkungan
sheer.
f) Semua bukaan pada bulwark harus dilindungi dengan rails atau harus
berjarak antara kira-kira 230 mm.
2.1.12 Perlindungan Terhadap Anak Buah Kapal
a) Guard rails yang efisien atau bulwark-bulwark harus dipasang semua
bagian yang terbuka dari geladak lambung timbul dan geladak atas. Tinggi
bulwark atau persetujuan dari yang berwenang.
b) Bukaan-bukaan dibawah guard rails yang terbawah harus < 230 mm (Lihat
gambar). Untuk tempat-tempat lainnya, satu sama lainnya harus berjarak <
380 mm. Pada kapal dengan sisi yang dibundarkan (rounded gunwales)
penyangga guard rail harus diletakkan pada bagian yang rata dari geladak.
II.3 Tanda-Tanda Untuk Lambung Timbul
II.3.1 Garis Geladak (DeckLine)
Garis geladak adalah garis horizontal dengan panjang 300 mm dan lebar
25 mm. Garis ini diletakkan ditengah kapal pada setiap sisi kapal dan sisi
atasnya melalui titik dimana perpanjangan permukaan atas geladak lambung
timbul memotong sisi luar dari kulit kapal seperti terlihat pada gambar
dibawah ini
Gambar Garis Geladak
II.3.2 Tanda Garis Muat (Load Line Mark = Free Board Mark = Plimsoll Mark).
Tanda garis muat terdiri dari suatu lingkaran dengan diamater luas 300
mm dan lebar 25 mm yang dipotong oleh sebuah garis horizontal dengan
panjang 450 mm dan lebar 25 mm dimana sisi atas garis ini melalui titik
tengah dari lingkaran. Titik tengah lingkaran harus diletakkan di tengah kapal
pada jarak sama dengan lambung timbul musim panas yang diberikan (summer
freeboard), diukur vertikal ke bawah dari sisi atas garis geladak seperti gambar
di bawah ini.
Gambar tanda garis muat
II.3.3 Garis Muat
Garis muat secara lengkap yang dipakai pada freeboard mark adalah sebagai
berikut (lihat gambar di atas).
a. Garis muat musim panas (summer load line), ditunjukkan oleh sisi atas dari
garis yang melalui titik tengah dari lingkaran dan bertanda S.
b. Garis muat musim dingin (winter load line), ditunjukkan oleh sisi atas
sebuah garis yang bertanda W.
c. Garis muat musim dingin Atlantik Utara (WinterNorth Atlantic Load
Line), ditunjukkan oleh sisi atas sebuah garis yang bertanda W.N.A.
d. Garis muat tropik (Tropical Load Line), ditunjukkan oleh sisi atas sebuah
garis yang bertanda T.
e. Garis muat air tawar (Freshwater Load Line), ditunjukkan oleh sisi atas
sebuah garis bertanda F dan dipasang di belakang garis vertikal.
f. Garis muat air tawar tropik (Tropical Freshwater Load Line) ditunjukkan
oleh sisi atas sebuah garis bertanda TF dan dipasang dibelakang garis
vertikal.
II.3.4 Free Board Kapal Muatan Kayu
Bila lambung timbul muatan kayu diberikan garis muat kapal muatan
kayu harus dipasang sebagai tambahan pada garis muat-garis muat yang biasa
ukuran dari garis-garis ini sama seperti pada garis muat yang biasa hanya
lelaknya ke arah belakang, kecuali disebutkan dengan jelas hal yang sebaliknya
(lihal gambar di bawah ini).
Garis-garis muat kayu selanjutnya yang harus dipakai:
a. Garis muat kayu musim panas (Summer Timber Load Line) ditunjukkan
oleh sisi atas sebuah garis bertanda LS.
b. Garis muat kayu musim dingin (Winter Timber Load Line) ditunjukkan
oleh sisi atas sebuah garis bertanda LW.
c. Garis muat kayu musim dingin Atlantik Utara (Winter North Atlantic
Timber Load Line) ditunjukkan oleh sisi atas sebuah garis bertanda
LWNA. Garis muat kayu musim dingin Atlantik Utara LWNA
dianggap/dibuat sama (satu garis horizontal) dengan garis muat musim
dingin Atlantik Utara WNA.
d. Garis muat kayu tropic (Tropical Timber Load Line) ditunjukkan oleh sisi
atas sebuah garis bertanda LT.
e. Garis muat kayu air tawar pada musim panas (Freshwater Timber Load
Line) ditunjukkan oleh sisi atas sebuah garis bertanda LF dan dipasang
sebelah depan garis vertikal.
f. Garis muat kayu air tawar tropic (Tropical Fresh water Timber Load Line)
ditunjukkan oleh sisi atas sebuah garis bertanda LTF dan dipasang di depan
garis vertikal.
III.3.5 Free Board Kapal layar.
Pada kapal-kapal layar hanyalah garis muat air tawar (F) dan garis muat
Atlantik Utara musim dingin (WNA) saja yang perlu dipasang, seperti pada
gambar di bawah ini.
BAB IV
PENYAJIAN DATA
Data kapal LBP = 81.00 MLWl = 83.025 M
B = 12.47 MH = 7.82 MT = 6.04 M
Cb = 0.79Cm = 0.98Cw = 0.89
Cpv = 0.89Cph = 0.81
Δ =5099.09
0 TonFb = 1.78 M
BAB IV
PEMBAHASAN
PERHITUNGAN LAMBUNG TIMBUL MINIMUM
1. Lambung timbul minimum untuk kapal barang
Panjang kapal yang digunakan dalam perhitungan lambung timbul ialah dengan ketentuan di bawah ini :1. Panjang kapal diambill sama dengan 96 % dari panjang total
T 85 % H= diukur pada garis air dengan sarat 85 % H = 6.647 M
L total pada T 85 % H=
L total pada 85% H= 83.18 M
L 96% = L = 79.85 m
2. Panjang antara garis tegak haluan ke sumbu poros kemudiL= 81.085 m
panjang kapal yang digunakan diambil nilai yang terbesar.jadi panjang kapal yang di gunakan adalah L= 81.1 M
untuk menentukan lambung timbul minimum berdasarkan KM 3 Tahun 2005 sebagai berikut :
fb = 0,8 L (cm) untuk L sampai dengan 50 m
fb = (L/10)2 + (L/10)+10 (Cm) untuk L > 50 m
jadi Fb = (L/10)2 + (L/10)+10 (Cm) untuk L > 50 m
Fb = 83.856 cm = 838.556 mm 91.9392 919.392017 Mm
2. koreksi untuk koefisien Block ( KM.3 Tahun 2005 )
lbp/20 = 4.05
85% H = 6.647 26.588
d kali skala sarat = 26.59
0.3049
Frame Ordinat (A) Fs HK dari bonjean
0 8.820 1 8.820 0.294
1 26.400 4 105.600 0.88
2 46.020 2 92.040 1.534
3 63.300 4 253.200 2.11
4 74.580 2 149.160 2.486
5 85.950 4 343.800 2.865
6 82.500 2 165.000 2.75
7 82.740 4 330.960 2.758
8 83.100 2 166.200 2.77
9 83.100 4 332.400 2.77
10 83.100 2 166.200 2.77
11 83.100 4 332.400 2.77
12 83.100 2 166.200 2.77
13 83.100 4 332.400 2.77
14 83.100 2 166.200 2.77
15 82.110 4 328.440 2.737
16 79.530 2 159.060 2.651
17 72.660 4 290.640 2.422
18 58.710 2 117.420 1.957
19 32.100 4 128.400 1.07
20 0.153 1.00 0.153 0.0051
Σ =4134.69
3
Volume = 1/3 x (lbp/20) x Σ =5581.83
6 m3
Cb= 0.81
jika Cb > 0.68 maka Fb dikalikan dengan faktor :
C = Cb + 0,68
1.36
= 1.096
3. koreksi untuk tinggi (D)
( KM.3 Tahun 2005 )
a.Apabila D lebih besar dari (L/15), lambung timbul ditambah dengan
20 ( D - L/15 ) cm untuk L sampai dengan 50 m( 0,1 L + 15 ) ( D - L/15 ) cm untuk L lebih dari 50 m sampai 100 m
25 ( D - L/15 ) cm untuk L lebih dari 100 m
b. Apabila D lebih kecil dari (L/15), tidak ada koreksi terhadap lambung timbul
L adalah panjang kapal dalam meter
D adalah tinggi kapal dalam meter
L/15 = 5.40564 M
D = 7.8
karena D lebih besar dari (L/15) maka dilakukan koreksi sebagai berikut :
L = 81.00
Jadi koreksi untuk D adalah :
= ( 0,1 L + 15 ) ( D - L/15 ) cm untuk L sampai dengan 50 m
= 55.79 cm = 557.92 mm
4. koreksi untuk bangunan atas dan trunk ( KM.3 Tahun 2005 )
Apabila kapal memiliki bangunan atas dan trunk tertutup, lambung timbuldikurangi dengan.
51Σ( ls×hs )
L
cm
L adalah panjang kapal dalam meterls adalah panjang efektif bangunan atas dan trunk tertutup dalam meterhs adalah tinggi standar bangunan atas dan trunk tertutup dalam meter
L panjang rata-rata (s)tinggi sebenarnya
(h)
tinggi standard
(hn) h/hn panjang efektif ( L )
Forecastle 10.610 2.2 1.8 1.2 10.610
Poop Deck 7.227 2.2 1.8 1.2 7.227
17.837
a. S/2 L = 0.11
b. E/L = 0.22
=Cm
= 20.194 cm
= 201.938 mm5. koreksi untuk Sheer
Koreksi lengkung memanjang kapal dengan cara sebagai berikut :
a.Apabila lengkung memanjang kapal sama dengan standar, koreksi lengkung memanjang dihitung sbb:
B = 0,125 L Cm = 10.136 Cm
b.Apabila lengkung memanjang kapal tidak sama dengan standar, koreksi lengkung memanjang dihitung sbb:
A = 1/6 [2.5(L+30)-100 ( Sf+Sa)](0.75-S/2L) cm = -5.418 Cm = -54.175 Mm
Koreksi lengkung memanjang kapal ditetapkan berdasarkan besarnya nilai A sbb:a. A lebih besar 0, koreksi ditetapkan = A cm
7.84
51Σ( ls×hs )
L
b. A lebih besar 0, dan harga mutlak A lebih besar B, koreksi ditetapkan = -B cmc. A lebih kecil 0, dan harga mutlak A lebih kecil B, koreksi ditetapkan = A cm
CatatanL adalah panjang kapal, dalam satuan meterSf adalah tinggi lengkung memanjang pada posisi garis tegak depan (FP) dalam satuan meter = 2.190mSa adalah tinggi lengkung memanjang pada posisi garis tegak belakang (AP) dalam satuan meter = 1.095m
S adalah panjang seluruh bangunan atas tertutup dalam satuan meter
maka nilai koreksi A : -5.418 Cm
6.Lambung timbul Minimuma. Fb = 838.56 Mmb. Δ Fs = 80.84 Mm
Fs + Δ Fs = 919.39 Mm
c. koreksi untuk koefisien block = 919.39 Mm
d. koreksi untuk depth = 557.92 Mm
e. koreksi untuk bangunan atas = -201.94 Mm
f. koreksi untuk sheer = -54.18 Mm
Summer Free board ( Fso ) = 1625.08 mm = 1.625 m
7. Pengurangan lambung timbul (KM.5 Tahun 2005)Apabila pada kapal selain kapal tangki dilengkapi penutup palka baja, lambung timbul kapal dikurangi sesuai dengan tabel berikut :
Panjang (L) ≤ 100 m 110 m 120 > 130 mPengurangan (cm) 4 5 8 12
Maka, Summer Free board ( Fso ) setelah pengurangan lambung timbul minimum = Fso - 40 (mm)= 1585.076 mm
= 1.585 m8. Koreksi Air tawar (KM.5 Tahun 2005)
Δ = 5484.76 TonTPC = 9.0 ton/cm
( tons per centimeter immersion di air laut )
a. f = Δ/ 40.TPC= 15.25 cm = 152.5303 Mm
Catatan:Berat jenis air tawar ditetapkan sama dengan 1 (satu)Δ = Berat benaman pada garis muat air laut, dalam satuan tonTPC = Ton percentimeter pembenaman dalam laut, pada garis muat air laut
b. f = S - Δ/ 40.TPC = 1432.546 Mm
hasil yang di dapat =L= 1181 Mm = 1.181 mF= 1029 Mm = 1.029 m
BAB V
PENUTUP
V.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang dapat ditarik dari hasil perhitungan dan pembahasan adalah sebagai berikut :
a. Setelah melalui beberapa koreksi didapatkan ukuran untuk freeboard antara lain:
- Air Laut (L) = 1181 mm
- Air Tawar (T) = 1029 mm
b. Peraturan lambung timbul yang dapat dipakai di Indonesia adalah peraturan lambung timbul yang
dikeluarkan oleh Biro Klasifikasi Indonesia (BKI).
c. Pemakaian garis muat tergantung pada kondisi iklim daerah tersebut. Karena Indonesia hanya
memiliki iklim tropis maka hanya digunakan dua tanda garis muat yaitu garis muat tropik dan
garis muat air tawar tropik.
V.2 Saran
Kepada Dosen diharapkan sering memberikan materi tambahan karena pada pengerjaan tugas
lambung timbul ini mahasiswa masih banyak yang mengalami kesulitan, terutama dalam proses
perhitungan.