laporan kerja praktek - ari muhamad aafb (universitas gunadarma)

Upload: arieapthanta

Post on 04-Nov-2015

1.133 views

Category:

Documents


199 download

DESCRIPTION

Laporan Kerja Praktek disusun oleh Ari Muhamad AAFB (Universitas Gunadarma)

TRANSCRIPT

  • UNIVERSITAS GUNADARMA

    PENULISAN ILMIAH / KERJA PRAKTEK

    PROYEK PEMBANGUNAN IZZARA APARTMENT GTUMasalah Khusus : Metode Pelaksanaan Dan Estimasi Biaya Pelaksanaan

    Pekerjaan Pelat Lantai 11 Tower 2

    Diajukan Guna Melengkapi Syarat untuk Mencapai GelarSetara Sarjana Muda pada Program Studi Teknik Sipil

    Fakultas Teknik Sipil dan PerencanaanUniversitas Gunadarma

    2015

    Nama : Ari Muhamad Abdul Ajis F. B.NPM : 11312064Jurusan : Teknik SipilPembimbing : Irmina Setyaningrum, ST., MT.

  • LEMBAR PENGESAHAN

    Judul Kerja Praktek : Metode Pelaksanaan dan Estimasi Biaya PelaksanaanPekerjaan Pelat Lantai 11 Tower 2

    Nama : Ari Muhamad Abdul Ajis Firmando BarkahNPM : 11312064

    Fakultas / Jenjang : Teknik Sipil dan Perencanaan / S1Tanggal Sidang : 15 Januari 2015

    Tanggal Lulus : 15 Januari 2015

    Depok, 15 Januari 2015

    Menyetujui,Dosen Pembimbing Pembimbing Proyek

    (Irmina Setyaningrum, ST., MT.) (Rudy Jakaria, ST.)

    Koordinator Kerja Praktek Ketua Jurusan Teknik Sipil

    (Diyanti, ST., MT.) (Dr. Heri Suprapto, MT.)

  • PERNYATAAN ORIGINALITAS DAN PUBLIKASI

    Saya yang bertanda tangan di bawah ini,

    Nama : Ari Muhamad Abdul Ajis Firmando Barkah

    NPM : 11312064

    Judul Kerja Praktek : Proyek Pembangunan Izzara Apartment GTU

    Masalah Khusus : Metode Pelaksanaan dan Estimasi Biaya Pelaksanaan

    Pekerjaan Pelat Lantai 11 Tower 2

    Tanggal Sidang : 15 Januari 2015

    Tanggal Lulus : 15 Januari 2015

    Menyatakan bahwa tulisan ini adalah merupakan hasil karya saya sendiri dan

    dapat dipublikasikan sepenuhnya oleh Universitas Gunadarma. Segala kutipan

    dalam bentuk apapun telah mengikuti kaidah dan etika yang berlaku. Mengenai isi

    dan tulisan didalamnya merupakan tanggung jawab penulis, bukan Universitas

    Gunadarma.

    Demikian pernyataan ini dibuat dengan sebenarnya dan dengan penuh kesadaran.

    Depok, 15 Januari 2015

    (Ari Muhamad Abdul Ajis F.B.)

  • iv

    ABSTRACT

    Name : Ari Muhamad Abdul Ajis Firmando BarkahNPM : 11312064Title : Izzara Apartment GTU Build Project

    Specific Problem: Implementation Method and Estimated Cost ofWork Implementation Slab Floor 11th Second Tower

    Level : Bachelors Degree (S1) Majoring in Civil Engineering,Gunadarma University

    Keywords : Implementation Method, Slab, Estimated Cost

    (xix + 104 + Attachment)

    Izzara Apartment GTU project is located at Jalan TB Simatupang Kav. 16-17Cilandak, South Jakarta. It was build on an area of 6,041 m2, has 2nd towers with26th floors for the first tower and 29th floors to the second tower. The contractvalue of this project is Rp 345.000.000.000,-. The Development Project of IzzaraApartment GTU is started on 1st October 2013 and it is planned to be completedat 25th October 2015. Discussion of the specific problems in this report about theimplementation method and estimated cost of work implementation slab floor 11thsecond tower at Izzara Apartment GTU Project. In the 11th floor it has 1383.28m

    2, at the implementation of the 11th floor is divided into three zones.

    Implementation Method of the 11th floor using a combination betweenconventional method and metal deck method. Based on the calculation, therequirement for reinforce steel is 13.457 kg, ready mix concrete volumerequirement is 189 m3, plywood requirement is 205 sheet, smartdek requirementis 526.61 m2 and estimated cost total of work implementation slab floor 11thsecond tower at Izzara Apartment GTU Project is Rp. 424.352.250, -.

    Literature 7 (2010-2014)

  • vABSTRAK

    Nama : Ari Muhamad Abdul Ajis Firmando BarkahNPM : 11312064Judul : Proyek Pembangunan Izzara Apartment GTU

    Masalah khusus: Metode Pelaksanaan dan Estimasi BiayaPelaksanaan Pekerjaan Pelat Lantai 11 Tower 2

    Jenjang : Strata Satu (S1) Jurusan Teknik Sipil, Universitas GunadarmaKata Kunci : Metode Pelaksanaan, Pelat Lantai, Estimasi Biaya

    (xix + 104 + Lampiran)

    Proyek Izzara Apartment GTU berlokasi di Jalan TB Simatupang Kav. 16-17Cilandak, Jakarta Selatan. Apartemen ini didirikan di atas lahan seluas 6.041 m2,memiliki 2 tower dengan 26 lantai untuk tower pertama dan 29 lantai untuk towerkedua. Nilai kontrak proyek ini yaitu sebesar Rp 345.000.000.000,-.Pembangunan Proyek Izzara Apartment GTU dimulai sejak tanggal 1 oktober2013 dan direncanakan akan selesai pada tanggal 25 oktober 2015. Pembahasanmasalah khusus pada laporan ini mengenai metode pelaksanaan dan estimasibiaya pelaksanaan pekerjaan pelat lantai 11 tower 2 pada Proyek IzzaraApartment GTU. Pelat lantai 11 mempunyai luas 1.383,28 m2, dalampelaksanaannya pelat lantai 11 ini dibagi menjadi 3 zona. Metode pelaksanaanpelat lantai 11 menggunakan gabungan metode konvensional dan metode metaldeck. Berdasarkan hasil perhitungan, kebutuhan baja tulangan adalah 13.457 kg,Kebutuhan volume beton ready mix adalah 189 m3, Kebutuhan plywood adalah205 lembar, Kebutuhan smartdek adalah 526,61 m2 dan didapat total estimasibiaya pelaksanaan pekerjaan pelat lantai 11 tower 2 pada proyek Izzara ApartmentGTU adalah sebesar Rp. 424.352.250,-.

    Daftar Pustaka 7 (2010-2014)

  • vi

    KATA PENGANTAR

    Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas

    segala rahmat, taufik dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan laporan kerja

    praktek dengan baik. Penulisan laporan Kerja Praktek ini diajukan guna

    memenuhi salah satu persyaratan akademis dalam menyelesaikan jenjang

    pendidikan setara sarjana muda pada jurusan Teknik Sipil, Universitas

    Gunadarma. Dalam penulisan laporan ini penulis banyak mendapatkan pelajaran

    dan pengetahuan baru serta dapat memahami lebih mendalam mengenai dunia

    Teknik Sipil.

    Penulis menyadari banyak kesulitan dalam melaksanakan dan menyusun

    laporan Kerja Praktek ini. Oleh karena itu, pada kesempatan kali ini penulis ingin

    mengucapkan terima kasih kepada:

    1. Ibu Prof. Dr. E. S. Margianti, SE., MM. selaku Rektor Universitas

    Gunadarma.

    2. Bapak Dr. Raziq Hasan, ST., MTArs. selaku Dekan Fakultas Teknik Sipil

    dan Perencanaan Universitas Gunadarma.

    3. Bapak Dr. Heri Suprapto, MT. selaku Ketua Jurusan Teknik Sipil

    Universitas Gunadarma.

    4. Ibu Ir. Relly Andayani, ST., MM., MT. selaku Sekretaris Jurusan Teknik

    Sipil Universitas Gunadarma.

  • vii

    5. Ibu Diyanti ST., MT. selaku Koordinator Penulisan Laporan Kerja Praktek

    Jurusan Teknik Sipil Universitas Gunadarma.

    6. Ibu Irmina Setyaningrum, ST., MT. selaku Dosen Pembimbing yang selalu

    memberikan arahan, informasi, saran dan bantuan yang sangat bermanfaat

    dalam penulisan laporan ini.

    7. Keluarga Besar PT. PP (Persero), Tbk yang telah banyak membantu dan

    membimbing penulis.

    8. Keluarga besar Teknik Sipil khususnya angkatan 2012 Universitas

    Gunadarma.

    9. Orang Tua beserta Keluarga Besar yang telah memberikan doa serta

    dukungan secara moril dan materil.

    10. Seluruh pihak yang membantu selama kerja praktek.

    Penulis menyadari masih banyak kekurangan pada penulisan laporan ini

    dikarenakan keterbatasan penulis dan referensi yang didapat, namun hal tersebut

    tidak mengurangi usaha penulis untuk menyelesaikan laporan ini semaksimal

    mungkin. Semoga Laporan Kerja Praktek ini dapat bermanfaat bagi masyarakat

    umum dan mahasiswa Teknik Sipil khususnya.

    Depok, 15 Januari 2015

    Penulis

  • viii

    DAFTAR ISI

    Halaman

    LEMBAR PENGESAHAN ............................................................................. ii

    PERNYATAAN ORIGINALITAS DAN PUBLIKASI ................................ iii

    ABSTRACT ........................................................................................................ iv

    ABSTRAK ......................................................................................................... v

    KATA PENGANTAR ...................................................................................... vi

    DAFTAR ISI ..................................................................................................... viii

    DAFTAR TABEL ............................................................................................ xiv

    DAFTAR GAMBAR ........................................................................................ xv

    DAFTAR LAMPIRAN .....................................................................................xviii

    BAB 1 PENDAHULUAN

    1.1 LATAR BELAKANG KERJA PRAKTEK............................................ 1

    1.2 TUJUAN KERJA PRAKTEK ................................................................ 2

    1.3 BATASAN MASALAH ......................................................................... 3

    1.4 LOKASI KERJA PRAKTEK ................................................................ 3

    1.5 SISTEMATIKA PENULISAN ............................................................... 4

    BAB 2 TINJAUAN UMUM PROYEK

    2.1 LATAR BELAKANG PROYEK ........................................................... 6

  • ix

    2.2 TUJUAN PROYEK ............................................................................... 7

    2.3 DATA UMUM PROYEK ...................................................................... 8

    2.4 DATA TEKNIS PROYEK...................................................................... 9

    2.5 DATA ADMINISTRASI PROYEK ...................................................... 12

    BAB 3 TINJAUAN PERANCANGAN MANAJEMEN PROYEK

    3.1 MANAJEMEN PROYEK....................................................................... 13

    3.1.1 Pekerjaan Persiapan..................................................................... 16

    3.1.2 Pekerjaan Struktur ....................................................................... 16

    3.1.3 Manajemen Kualitas .................................................................... 19

    3.1.4 Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) ................. 20

    3.2 PERENCANAAN PROYEK ................................................................. 21

    3.3 STRUKTUR ORGANISASI PROYEK ................................................. 21

    3.3.1 Pemberi Tugas/ Pemilik (Owner)................................................ 23

    3.3.2 Konsultan .................................................................................... 24

    3.3.3 Kontraktor ................................................................................... 25

    3.4 MANAJEMEN PELAKSANAAN PROYEK ....................................... 33

    3.4.1 Laporan Harian............................................................................ 33

    3.4.2 Laporan Mingguan ..................................................................... 34

    3.4.3 Laporan Bulanan ........................................................................ 34

    3.5 PENGENDALIAN MUTU, WAKTU DAN BIAYA............................. 35

    3.5.1 Pengendalian Mutu Proyek ......................................................... 35

    3.5.2 Pengendalian Waktu Proyek ....................................................... 40

  • x3.5.3 Pengendalian Biaya Proyek ........................................................ 41

    3.6 KONTRAK KERJA ............................................................................... 42

    3.6.1 Tipe Kontrak yang Digunakan ................................................... 44

    BAB 4 PELAKSANAAN PEKERJAAN DI LAPANGAN

    4.1 KONDISI EKSISTING DI LAPANGAN............................................... 45

    4.2 PERALATAN YANG DIGUNAKAN .................................................. 45

    4.2.1 Theodolite ................................................................................... 46

    4.2.2 Waterpass ................................................................................... 47

    4.2.3 Excavator..................................................................................... 48

    4.2.4 Tower Crane (TC) ...................................................................... 49

    4.2.5 Passenger Hoist........................................................................... 50

    4.2.6 Bar Bender................................................................................... 51

    4.2.7 Bar Cutter .................................................................................... 52

    4.2.8 Air Compressor ........................................................................... 53

    4.2.9 Concrete Bucket........................................................................... 54

    4.2.10 Mixer Truck ................................................................................. 55

    4.2.11 Scaffolding ................................................................................... 56

    4.2.12 Vibrator ....................................................................................... 57

    4.2.13 Concrete Pump ............................................................................ 58

    4.2.14 Placing Boom .............................................................................. 59

    4.2.15 Dump Truck ................................................................................. 59

  • xi

    4.3 MATERIAL YANG DIGUNAKAN DI LAPANGAN .......................... 60

    4.3.1 Beton Ready Mix ......................................................................... 60

    4.3.2 Baja Tulangan.............................................................................. 61

    4.3.3 Tulangan Kaki Ayam .................................................................. 62

    4.3.4 Beton Decking ............................................................................. 63

    4.3.5 Smartdek ...................................................................................... 63

    4.3.6 Plywood ....................................................................................... 64

    4.3.7 Bata Powerblock.......................................................................... 65

    4.3.8 Kawat Bendrat ............................................................................. 65

    4.3 METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN.......................................... 66

    4.3.1 Pekerjaan Struktur Atas (Upperstructure)................................... 67

    4.3.1.1 Pekerjaan Kolom......................................................... 67

    4.3.1.2 Pekerjaan Balok dan Pelat lantai................................. 72

    BAB 5 MASALAH KHUSUS METODE PELAKSANAAN DAN ESTIMASI

    BIAYA PELAKSANAAN PEKERJAAN PELAT LANTAI 11

    TOWER 2 PADA PROYEK IZZARA APARTMENT GTU

    5.1 URAIAN UMUM .................................................................................. 79

    5.2 TUJUAN MASALAH KHUSUS............................................................ 80

    5.3 BATASAN MASALAH KHUSUS ........................................................ 80

    5.4 TEORI PENUNJANG............................................................................. 81

    5.4.1 Beton............................................................................................ 81

    5.4.2 Baja Tulangan.............................................................................. 81

  • xii

    5.4.3 Pelat Beton Bertulang.................................................................. 82

    5.4.4 Bekisting...................................................................................... 83

    5.4.5 Plywood ....................................................................................... 84

    5.4.6 Smartdek ...................................................................................... 84

    5.5 METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN PELAT LANTAI 11 TOWER

    2 PADA PROYEK IZZARA APARTMENT GTU ................................ 85

    5.5.1 Material dan Alat yang Digunakan.............................................. 86

    5.5.2 Tahapan Pelaksanaan Pekerjaan Pelat Lantai 11 Tower 2 Proyek

    Izzara Apartment GTU ................................................................ 86

    5.5.3 Pengukuran (Marking)................................................................. 88

    5.5.4 Pemasangan Scaffolding .............................................................. 88

    5.5.5 Pekerjaan Bekisting ..................................................................... 89

    5.5.5.1 Pekerjaan Bekisting Balok.......................................... 90

    5.5.5.2 Pekerjaan Bekisting Pelat ........................................... 91

    5.5.6 Pekerjaan Pembesian ................................................................... 92

    5.5.6.1 Pembesian Balok............................................................. 92

    5.5.6.2 Pembesian Pelat............................................................... 93

    5.5.7 Checklist Tulangan ...................................................................... 94

    5.5.8 Pembersihan Area Pengecoran .................................................... 94

    5.5.9 Pengecoran .................................................................................. 95

    5.5.10 Perawatan (Curing) ..................................................................... 96

    5.5.11 Pembongkaran Bekisting............................................................. 97

  • xiii

    5.6 PERHITUNGAN KEBUTUHAN DAN ESTIMASI BIAYA TOTAL

    PELAKSANAAN PEKERJAAN PELAT LANTAI 11 PADA PROYEK

    IZZARA APARTMENT GTU ................................................................. 97

    5.6.1 Menghitung Kebutuhan dan Estimasi Biaya Baja Tulangan....... 97

    5.6.2 Menghitung Kebutuhan dan Estimasi Biaya Beton Ready mix... 99

    5.6.3 Menghitung Kebutuhan dan Estimasi Biaya Plywood ................ 100

    5.6.4 Menghitung Kebutuhan dan Estimasi Biaya Smartdek ............... 101

    BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

    6.1 KESIMPULAN ....................................................................................... 103

    6.2 SARAN ................................................................................................... 104

    DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... xix

  • xiv

    DAFTAR TABEL

    Halaman

    Tabel 2.1 Data Elevasi, Luas, dan Fungsi Bangunan Tower 1 ................... 10

    Tabel 2.2 Data Elevasi, Luas, dan Fungsi Bangunan Tower 2 ................... 11

    Tabel 4.1 Tipe dan Ukuran Kolom.............................................................. 68

    Tabel 4.2 Tipe dan Ukuran Balok ............................................................... 73

    Tabel 4.3 Tipe dan Tebal Pelat.................................................................... 73

  • xv

    DAFTAR GAMBAR

    Halaman

    Gambar 1.1 Lokasi Proyek Izzara Apartment .............................................. 4

    Gambar 3.1 Skema Pekerjaan Pembangunan Gedung ................................. 14

    Gambar 3.2 Skema Hubungan Kerja Proyek................................................ 23

    Gambar 4.1 Theodolite ................................................................................. 47

    Gambar 4.2 Waterpass ................................................................................. 48

    Gambar 4.3 Excavator .................................................................................. 49

    Gambar 4.4 Tower Crane ............................................................................. 50

    Gambar 4.5 Passenger Hoist ........................................................................ 51

    Gambar 4.6 Bar Bender ................................................................................ 52

    Gambar 4.7 Bar Cutter ................................................................................. 53

    Gambar 4.8 Air Compressor......................................................................... 54

    Gambar 4.9 Concrete Bucket ........................................................................ 55

    Gambar 4.10 Mixer Truck .............................................................................. 56

    Gambar 4.11 Scaffolding ................................................................................ 57

    Gambar 4.12 Vibrator..................................................................................... 58

    Gambar 4.13 Concrete Pump ......................................................................... 58

    Gambar 4.14 Placing Boom............................................................................ 59

    Gambar 4.15 Dump Truck .............................................................................. 60

    Gambar 4.16 Beton Ready mix ....................................................................... 61

  • xvi

    Gambar 4.17 Baja Tulangan ........................................................................... 62

    Gambar 4.18 Kaki Ayam................................................................................ 62

    Gambar 4.19 Beton Decking ......................................................................... 62

    Gambar 4.20 Smartdek ................................................................................... 63

    Gambar 4.21 Plywood .................................................................................... 64

    Gambar 4.22 Bata Powerblock ....................................................................... 65

    Gambar 4.23 Kawat Bendrat .......................................................................... 66

    Gambar 4.24 Penulangan Kolom.................................................................... 69

    Gambar 4.25 Pemasangan Beton Decking ..................................................... 69

    Gambar 4.26 Pemasangan Bekisting Kolom.................................................. 70

    Gambar 4.27 Pengecoran Kolom.................................................................... 71

    Gambar 4.28 Pelepasan Bekisting Kolom...................................................... 72

    Gambar 4.29 Pemasangan Scaffolding ........................................................... 74

    Gambar 4.30 Pemasangan Bekisting Balok dan Pelat.................................... 75

    Gambar 4.31 Pemasangan Tulangan Balok dan Pelat .................................... 75

    Gambar 4.32 Pemasangan Beton Decking ..................................................... 76

    Gambar 4.33 Pembersihan Area Pengecoran ................................................. 77

    Gambar 4.34 Proses Pengecoran Balok dan Pelat .......................................... 77

    Gambar 5.1 Denah Pelat Lantai 11 dan Pembagian Zona ............................ 84

    Gambar 5.2 Skema Pekerjaan Pelat Lantai .................................................. 85

    Gambar 5.3 Pemasangan Scaaffolding ......................................................... 89

    Gambar 5.4 Pekerjaan Bekisting Balok........................................................ 90

    Gambar 5.5 Pekerjaan Bekisting Pelat ......................................................... 91

  • xvii

    Gambar 5.6 Pekerjaan Pembesian Balok...................................................... 92

    Gambar 5.7 Pekerjaan Pembesian Pelat ....................................................... 93

    Gambar 5.8 Checklist Tulangan ................................................................... 94

    Gambar 5.9 Pembersihan Area Pengecoran ................................................. 95

    Gambar 5.10 Proses Pengecoran .................................................................... 96

    Gambar 5.11 Tulangan Pelat Lantai ............................................................... 97

  • xviii

    DAFTAR LAMPIRAN

    Surat Persetujuan Kerja Praktek

    Surat Pernyataan Selesai Kerja Praktek

    Lembar Asistensi Kerja Praktek

    Daftar Hadir Kerja Praktek

    Tabel 2 Ukuran Baja Tulangan Beton Sirip

    Denah Pelat Lantai 11 Tower 2 Proyek Izzara Apartment GTU

  • 1BAB 1

    PENDAHULUAN

    1.1 LATAR BELAKANG KERJA PRAKTEK

    Dewasa ini perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi berkembang

    sangat pesat, khususnya dalam bidang konstruksi dan infrastruktur. Dengan

    meningkatnya ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin canggih maka

    diperlukan sumber daya manusia yang berkualitas agar dapat bersinergi

    menghasilkan suatu konstruksi atau infrastruktur yang mempunyai kualitas yang

    baik.

    Dalam pemenuhan dan peningkatan sumber daya manusia yang

    berkualitas diperlukan suatu usaha untuk dapat mencapainya. Oleh karena itu,

    mahasiswa yang notabenenya calon sarjana dituntut memiliki keahlian yang

    mumpuni agar bisa menjadi sumber daya manusia yang berkualitas. Berdasarkan

    latar belakang tersebut, mahasiswa diharapkan bisa menguasai teori yang sudah

    dipelajari di bangku perkuliahan dan dapat mengaplikasikannya di lapangan.

    Salah satu cara untuk mencapainya yaitu dengan melakukan praktek kerja

    lapangan atau kerja praktek.

    Kerja Praktek merupakan kegiatan observasi yang dilakukan oleh

    mahasiswa yang bertujuan untuk menerapkan teori yang didapat semasa

    perkuliahan dengan praktek di lapangan. Oleh karena itu, ilmu yang didapatkan

    dari kerja praktek ini diharapkan dapat dijadikan sebagai bekal di dunia kerja.

  • 2Selain melakukan kerja praktek, mahasiswa juga diwajibkan untuk

    menyusun tulisan ilmiah berupa laporan kerja praktek, sebagai salah satu syarat

    akademik mencapai gelar Sarjana Muda Teknik Sipil. Laporan kerja praktek ini

    disusun berdasarkan data serta pengamatan langsung yang dilakukan di PT. PP

    (Persero), Tbk selaku kontraktor utama pada pembangunan proyek Izzara

    Apartment GTU di Jalan TB Simatupang Kav. 16-17 Cilandak, Jakarta Selatan

    selama 30 kali pertemuan (30 hari kerja).

    1.2 TUJUAN KERJA PRAKTEK

    Adapun tujuan dilaksanakannya kegiatan kerja praktek di proyek

    pembangunan Izzara Apartment GTU, yaitu :

    a. Mengimplementasikan ilmu teknik sipil di lapangan, serta mengenal dunia

    kerja bidang teknik sipil dengan mempraktekkan segala aspek dan cara kerja

    secara nyata di lapangan dengan didasari ilmu rekasaya teknik sipil yang

    didapat selama perkuliahan.

    b. Memberikan wawasan dan pengalaman baru kepada mahasiswa mengenai

    kehidupan di luar kelas berkaitan dengan bidang pekerjaan yang akan

    menjadi profesinya dimasa yang akan datang.

    c. Mengetahui metode-metode pekerjaan di lapangan, serta mengetahui fungsi

    dan cara kerja alat-alat yang dipakai selama proses konstruksi.

    d. Mengetahui urutan kerja (sequence) dalam suatu pekerjaan.

    e. Dapat menyusun laporan kerja praktek sebagai salah satu syarat akademik

    mencapai gelar Sarjana Muda Teknik Sipil.

  • 31.3 BATASAN MASALAH

    Pada pelaksanaan kerja praktek ini, proyek telah berjalan terlebih dahulu

    sebelum waktu pelaksanaan kerja praktek dimulai. Adapun pelaksanaan pekerjaan

    yang sedang berlangsung pada waktu pengamatan yang dilakukan saat tugas kerja

    praktek di Tower 2 Proyek Izzara Apartment GTU, adalah sedang berlangsungnya

    pembangunan struktur atas pada lantai 5.

    Untuk lebih fokus dalam mengikuti kerja praktek ini, penulis hanya

    mengamati bidang-bidang pekerjaan sebagai berikut :

    a. Pekerjaan kolom

    b. Pekerjaan pelat lantai

    c. Pekerjaan balok

    d. Pekerjaan pengecoran beton.

    Untuk masalah khusus yang akan dibahas pada BAB 5, penulis akan fokus

    membahas mengenai metode pelaksanaan dan estimasi biaya pelaksanaan

    pekerjaan pelat lantai 11 Tower 2 pada Proyek Izzara Apartment GTU.

    1.4 LOKASI KERJA PRAKTEK

    Lokasi tempat penulis melakukan kerja praktek yaitu di Jalan TB

    Simatupang Kav. 16-17 Cilandak, Jakarta Selatan. Adapun batas-batas dari lokasi

    Proyek Pembangunan Izzara Apartment GTU adalah sebagai berikut :

  • 4a. Sebelah utara : Jl. TB Simatupang

    b. Sebelah selatan : Pemukiman

    c. Sebelah timur : Pemukiman

    d. Sebelah barat : High scope

    Gambar 1.1 Lokasi Proyek Izzara ApartmentSumber : http://maps.google.co.id, 2014

    1.5 SISTEMATIKA PENULISAN

    Sistematika penulisan pada laporan kerja praktek ini adalah sebagai

    berikut :

    BAB 1 PENDAHULUAN

    Mejelaskan tentang latar belakang pelaksanaan kerja praktek, maksud

    dan tujuan kerja praktek, batasan masalah, lokasi kerja praktek, dan

    sistematika penulisan laporan kerja praktek.

    4

    a. Sebelah utara : Jl. TB Simatupang

    b. Sebelah selatan : Pemukiman

    c. Sebelah timur : Pemukiman

    d. Sebelah barat : High scope

    Gambar 1.1 Lokasi Proyek Izzara ApartmentSumber : http://maps.google.co.id, 2014

    1.5 SISTEMATIKA PENULISAN

    Sistematika penulisan pada laporan kerja praktek ini adalah sebagai

    berikut :

    BAB 1 PENDAHULUAN

    Mejelaskan tentang latar belakang pelaksanaan kerja praktek, maksud

    dan tujuan kerja praktek, batasan masalah, lokasi kerja praktek, dan

    sistematika penulisan laporan kerja praktek.

    4

    a. Sebelah utara : Jl. TB Simatupang

    b. Sebelah selatan : Pemukiman

    c. Sebelah timur : Pemukiman

    d. Sebelah barat : High scope

    Gambar 1.1 Lokasi Proyek Izzara ApartmentSumber : http://maps.google.co.id, 2014

    1.5 SISTEMATIKA PENULISAN

    Sistematika penulisan pada laporan kerja praktek ini adalah sebagai

    berikut :

    BAB 1 PENDAHULUAN

    Mejelaskan tentang latar belakang pelaksanaan kerja praktek, maksud

    dan tujuan kerja praktek, batasan masalah, lokasi kerja praktek, dan

    sistematika penulisan laporan kerja praktek.

  • 5BAB 2 TINJAUAN UMUM PROYEK

    Pada bab ini berisi mengenai latar belakang proyek, maksud dan tujuan

    proyek, data umum proyek, data teknis dan data administrasi proyek

    yang akan didirikan.

    BAB 3 TINJAUAN PERANCANGAN MANAJEMEN PROYEK

    Membahas mengenai manajemen proyek, perencanaan proyek, organisasi

    proyek, manajemen pelaksanaan proyek, serta pengendalian mutu, waktu

    dan biaya.

    BAB 4 PELAKSANAAN PEKERJAAN DI LAPANGAN

    Bab ini berisi tentang peralatan dan material yang digunakan serta

    metode pelaksanaan pekerjaan yang meliputi pekerjaan persiapan,

    pekerjaan struktur bawah dan pekerjaan struktur atas.

    BAB 5 MASALAH KHUSUS

    Pada bab ini akan diuraikan mengenai metode pelaksanaan pelat lantai

    dan estimasi biaya pengecoran lantai 11 Tower 2 Proyek Izzara

    Apartment GTU.

    BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

    Berisi kesimpulan dan saran penulis tentang apa yang telah dilakukan

    selama melaksanakan kerja praktek di lapangan dan masalah khusus yang

    dianalisis.

  • 6BAB 2

    TINJAUAN UMUM PROYEK

    2.1 LATAR BELAKANG PROYEK

    Sejalan dengan perkembangan zaman yang semakin canggih dan modern,

    kebutuhan masyarakat mengalami peningkatan di berbagai aspek kehidupan, salah

    satunya adalah kebutuhan lahan untuk hunian demi peningkatan kesejahteraan

    hidup. Jakarta merupakan pusat perekonomian dan pendidikan di Indonesia,

    karena Jakarta merupakan ibukota Negara Indonesia. Hal ini memicu warga

    diberbagai daerah migrasi ke Jakarta. Akibatnya, Jakarta pun mengalami

    peningkatan jumlah penduduk setiap tahunnya. Salah satunya adalah daerah

    Jakarta Selatan.

    Jakarta Selatan merupakan salah satu wilayah Kotamadya yang memiliki

    tingkat kepadatan penduduk cukup tinggi. Berdasarkan data yang dikeluarkan

    oleh Badan Pusat Statistik pada tahun 2010, Jakarta Selatan menempati

    urutan ketiga sebagai kota dengan tingkat kepadatan penduduk terbanyak di

    Indonesia. Luas Wilayah Jakarta Selatan sesuai dengan Keputusan Gubernur

    KDKI Nomor 1815 tahun 1989 adalah 145,37 km2 atau 22,41% dari luas DKI

    Jakarta. Jakarta Selatan terdiri dari 10 kecamatan dengan jumlah penduduk

    1.893.705 jiwa. Jumlah penduduk terpadat berada di Kecamatan Tebet dan yang

    terjarang adalah Kecamatan Cilandak. Kepadatan penduduk per km2 di Jakarta

    Selatan mencapai 12.994 jiwa.

  • 7Tingginya tingkat pertumbuhan penduduk menyebabkan meningkatnya

    kebutuhan akan tempat tinggal sebagai salah satu kebutuhan primer manusia,

    yang tidak diimbangi dengan luas lahan pemukiman. Hal ini menjadi masalah

    yang harus diselesaikan oleh pemerintah kota Jakarta Selatan. Keterbatasan

    jumlah lahan untuk hunian dapat diatasi salah satunya dengan membangunan

    rumah susun atau apartemen guna meningkatkan kualitas hidup para penghuninya.

    Dengan lahan yang tidak terlalu besar rumah susun atau apartemen dapat

    menampung banyak penduduk sehingga kebutuhan akan tempat tinggal yang

    layak huni pun terpenuhi.

    Berdasarkan latar belakang tersebut, PT. PP (Persero), Tbk melaksanakan

    pembangunan Izzara Apartment GTU yang berlokasi di Jalan TB Simatupang

    Kav. 16-17 Cilandak, Jakarta Selatan. Proyek pembangunan Izzara Apartment

    ini dimulai pada tanggal 1 Oktober 2013 dan direncanakan akan selesai pada

    tanggal 25 Oktober 2015.

    2.2 TUJUAN PROYEK

    Adapun tujuan didirikannya proyek Izzara Apartment GTU adalah sebagai

    berikut :

    a. Membangun suatu hunian yang menyediakan berbagai fasilitas untuk

    penunjang secara lengkap.

    b. Menyediakan hunian dalam jumlah banyak pada lahan yang terbatas di lokasi

    yang memiliki tingkat kepadatan penduduk cukup tinggi.

  • 8c. Turut berperan dalam mengembangkan jaringan perekonomian di suatu

    wilayah dan meningkatkan kualitas hidup para penghuninya.

    2.3 DATA UMUM PROYEK

    1. Nama Proyek : Izzara Apartment GTU

    2. Jenis Proyek/ Pekerjaan : Gedung Apartemen

    3. Lokasi Proyek : Jalan TB Simatupang Kav. 16-17

    Cilandak, Jakarta Selatan

    4. Pemilik Proyek : PT. Grage Trimitra Usaha

    5. Konsultan Perencana Struktur : PT. Atelier 6 Struktur

    6. Konsultan Perencana Arsitek : PT. Quadratura Indonesia

    7. Konsultan Perencana ME : PT. Meltech Consultindo Nusa

    8. Konsultan Manajemen Konstruksi : PT. Kandu

    9. Konsultan Quantity Surveyor : PT. Rekagriya Mitra Buana

    10. Kontraktor Utama : PT. PP (Persero), Tbk

    11. Sub Kontraktor Struktur

    a. Beton Ready Mix : PT. Pionir Beton Industri

    b. Tower Crane : PT. PJA

    PT. Berkat

    c. Wiremesh : PT. Union Metal

    d. Bata Ringan : PT. Powerblock Indonesia

    e. Plumbing : PT. Clarindo

  • 912. Waktu Pelaksanaan : 1 Oktober 2013 25 Oktober 2015

    (24 bulan)

    13. Masa Pemeliharaan : 6 Bulan

    14. Lingkup Pekerjaan Proyek : Persiapan, Struktur, Arsitek dan

    Plumbing

    2.4 DATA TEKNIS PROYEK

    Adapun data teknis proyek pembangunan Izzara Apartment GTU ini

    adalah sebagai berikut :

    1. Luas Tanah : 6.041 m2

    2. Luas Bangunan

    Tower 1 : 1.539 m2

    Tower 2 : 1.632 m2

    3. Tinggi Bangunan

    Tower 1 : 100 m

    Tower 2 : 115 m

    4. Jumlah Lantai

    Tower 1 : 5 Basement, 1 Ground Floor, 26 lantai, 1 lantai

    atap.

    Tower 2 : 5 Basement, 1 Ground Floor, 29 lantai, 1 lantai

    atap.

  • 10

    Tabel 2.1. Data Elevasi, Luas, dan Fungsi Bangunan Tower 1

    TOWER 1 (NORTH TOWER)Nama Lantai Elevasi (m) Luas (m2) Fungsi

    B5 -17,50 7.082,513 Area ParkirB4 -14,00 7.082,513 Area ParkirB3 -10,50 7.082,513 Area ParkirB2 -7,00 7.082,513 Area ParkirB1 -3,50 9.086,595 Area ParkirGF 0,00 9.086,595 Lobi1 5,00 1.190,05 Unit Apartemen2 8,60 1.190,05 Unit Apartemen3 12,20 1.190,05 Unit Apartemen4 15,80 1.190,05 Unit Apartemen5 19,40 1.190,05 Unit Apartemen6 23,00 1.190,05 Unit Apartemen7 26,60 1.190,05 Unit Apartemen8 30,20 1.190,05 Unit Apartemen9 33,80 1.190,05 Unit Apartemen10 37,40 1.190,05 Unit Apartemen11 41,00 1.190,05 Unit Apartemen12 44,60 1.190,05 Unit Apartemen13 48,20 1.190,05 Unit Apartemen14 51,80 1.190,05 Unit Apartemen15 55,40 1.190,05 Unit Apartemen16 59,00 1.190,05 Unit Apartemen17 62,60 1.190,05 Unit Apartemen18 66,20 1.190,05 Unit Apartemen19 69,80 1.190,05 Unit Apartemen20 73,40 1.190,05 Unit Apartemen21 77,00 1.190,05 Unit Apartemen22 80,60 1.190,05 Unit Apartemen23 84,20 1.190,05 Unit Apartemen24 87,80 1.190,05 Unit Apartemen25 91,40 1.190,05 Unit Apartemen26 96,40 1.190,05 Unit Apartemen

    Lantai Atap 101,40 1.190,05 Lantai AtapSumber : PT. PP (Persero) Tbk, 2014

  • 11

    Tabel 2.2. Data Elevasi, Luas, dan Fungsi Bangunan Tower 2

    TOWER 2 (SOUTH TOWER)Nama Lantai Elevasi (m) Luas (m2) Fungsi

    B5 -17,50 1.383,28 Area ParkirB4 -14,00 1.383,28 Area ParkirB3 -10,50 1.383,28 Area ParkirB2 -7,00 1.383,28 Area ParkirB1 -3,50 1.383,28 Area ParkirGF 0,00 1.383,28 Lobi1 5,00 1.383,28 Unit Apartemen2 8,60 1.383,28 Unit Apartemen3 12,20 1.383,28 Unit Apartemen4 15,80 1.383,28 Unit Apartemen5 19,40 1.383,28 Unit Apartemen6 23,00 1.383,28 Unit Apartemen7 26,60 1.383,28 Unit Apartemen8 30,20 1.383,28 Unit Apartemen9 33,80 1.383,28 Unit Apartemen10 37,40 1.383,28 Unit Apartemen11 41,00 1.383,28 Unit Apartemen12 44,60 1.383,28 Unit Apartemen13 48,20 1.383,28 Unit Apartemen14 51,80 1.383,28 Unit Apartemen15 55,40 1.383,28 Unit Apartemen16 59,00 1.383,28 Unit Apartemen17 62,60 1.383,28 Unit Apartemen18 66,20 1.383,28 Unit Apartemen19 69,80 1.383,28 Unit Apartemen20 73,40 1.383,28 Unit Apartemen21 77,00 1.383,28 Unit Apartemen22 80,60 1.383,28 Unit Apartemen23 84,20 1.383,28 Unit Apartemen24 87,80 1.383,28 Unit Apartemen25 91,40 1.383,28 Unit Apartemen26 96,40 1.383,28 Unit Apartemen27 101,40 1.383,28 Unit Apartemen28 106,40 1.383,28 Unit Apartemen29 111,40 1.493,45 Unit Apartemen

    Lantai Atap 115,00 1.493,45 Lantai AtapSumber : PT. PP (Persero) Tbk, 2014

  • 12

    5. Pondasi

    Jenis pondasi yang digunakan pada proyek pembangunan Izzara

    Apartment GTU yaitu Raft Pondation atau pondasi rakit.

    2.5 DATA ADMINISTRASI PROYEK

    Data administrasi proyek pembangunan Izzara Apartment GTU adalah

    sebagai berikut:

    a. Total Kontrak : Rp 345.000.000.000,-

    b. Jenis Kontrak : Lump Sump Fixed Price

    c. Cara Pembayaran : Monthly Progress

  • 13

    BAB 3

    TINJAUAN PERENCANAAN MANAJEMEN PROYEK

    3.1 MANAJEMEN PROYEK

    Terry dalam bukunya yang berjudul Principles of Management

    berpendapat bahwa manajemen adalah suatu proses yang terdiri dari perencanaan

    (planning), pengorganisasian (organizing), pelaksanaan (actuating) dan

    pengawasan (controlling) yang memanfaatkan ilmu pengetahuan (science) dan

    seni (art) untuk mencapai tujuan atau sasaran yang telah ditetapkan. Kemudian

    yang dimaksud dengan proyek adalah sebuah kegiatan yang bersifat sementara

    yang telah ditetapkan awal pekerjaannya dan waktu selesainya (dan biasanya

    selalu dibatasi oleh waktu, dan seringkali juga dibatasi oleh sumber pendanaan),

    untuk mencapai tujuan dan hasil yang spesifik dan unik, dan pada umumnya

    untuk menghasilkan sebuah perubahan yang bermanfaat atau yang mempunyai

    nilai tambah.

    Dapat disimpulkan bahwa manajemen proyek dapat diartikan sebagai

    suatu proses kegiatan untuk melakukan perencanaan, pengorganisasian,

    pelaksanaan dan pengawasan serta pengendalian atas sumber daya organisasi yang

    bertujuan untuk mencapai tujuan tertentu dalam waktu dan sumber daya yang

    telah ditentukan.

  • 14

    Dengan adanya manajemen proyek maka akan terlihat batasan mengenai

    tugas, wewenang, dan tanggung jawab dari pihak-pihak yang terlibat dalam

    proyek baik langsung maupun tidak langsung, sehingga tidak akan terjadi adanya

    tugas dan tangung jawab yang dilakukan secara bersamaan. Apabila fungsi

    manajemen proyek dapat direalisasikan dengan jelas dan terstruktur, maka tujuan

    akhir dari sebuah proyek akan mudah terwujud, yaitu :

    1. Tepat waktu

    2. Tepat kuantitas

    3. Tepat kualitas

    4. Tepat biaya sesuai dengan biaya rencana

    5. Tidak ada gejolak sosial dengan masyarakat sekitar

    6. Tercapainya K3 dengan baik

    Urutan pekerjaan umum berdasarkan lingkup pekerjaan dan hubungan

    timbal balik pekerjaan proyek gedung bertingkat dapat dilihat pada skema berikut:

    Gambar 3.1 Skema Pekerjaan Pembangunan GedungSumber: PT. PP (Persero) Tbk, 2014

    14

    Dengan adanya manajemen proyek maka akan terlihat batasan mengenai

    tugas, wewenang, dan tanggung jawab dari pihak-pihak yang terlibat dalam

    proyek baik langsung maupun tidak langsung, sehingga tidak akan terjadi adanya

    tugas dan tangung jawab yang dilakukan secara bersamaan. Apabila fungsi

    manajemen proyek dapat direalisasikan dengan jelas dan terstruktur, maka tujuan

    akhir dari sebuah proyek akan mudah terwujud, yaitu :

    1. Tepat waktu

    2. Tepat kuantitas

    3. Tepat kualitas

    4. Tepat biaya sesuai dengan biaya rencana

    5. Tidak ada gejolak sosial dengan masyarakat sekitar

    6. Tercapainya K3 dengan baik

    Urutan pekerjaan umum berdasarkan lingkup pekerjaan dan hubungan

    timbal balik pekerjaan proyek gedung bertingkat dapat dilihat pada skema berikut:

    Gambar 3.1 Skema Pekerjaan Pembangunan GedungSumber: PT. PP (Persero) Tbk, 2014

    14

    Dengan adanya manajemen proyek maka akan terlihat batasan mengenai

    tugas, wewenang, dan tanggung jawab dari pihak-pihak yang terlibat dalam

    proyek baik langsung maupun tidak langsung, sehingga tidak akan terjadi adanya

    tugas dan tangung jawab yang dilakukan secara bersamaan. Apabila fungsi

    manajemen proyek dapat direalisasikan dengan jelas dan terstruktur, maka tujuan

    akhir dari sebuah proyek akan mudah terwujud, yaitu :

    1. Tepat waktu

    2. Tepat kuantitas

    3. Tepat kualitas

    4. Tepat biaya sesuai dengan biaya rencana

    5. Tidak ada gejolak sosial dengan masyarakat sekitar

    6. Tercapainya K3 dengan baik

    Urutan pekerjaan umum berdasarkan lingkup pekerjaan dan hubungan

    timbal balik pekerjaan proyek gedung bertingkat dapat dilihat pada skema berikut:

    Gambar 3.1 Skema Pekerjaan Pembangunan GedungSumber: PT. PP (Persero) Tbk, 2014

  • 15

    Dalam metode pelaksanaan ini, akan dibagi ke beberapa bagian atau

    kelompok, yaitu :

    1. Pekerjaan Persiapan

    2. Pekerjaan Struktur

    3. Pekerjaan Arsitektur

    4. Pekerjaan Plumbing

    Pada Proyek Izzara Apartment GTU ini paket pekerjaan mulai dari

    pekerjaan persiapan, struktur, arsitektur, dan ME. Dalam pelaksanaannya

    diperlukan beberapa manajemen pelaksanaan sebagai penunjang dalam rangka

    mencapai target pelaksanaan proyek diantaranya yaitu:

    1. Manajemen Koordinasi Pekerjaan

    2. Manajemen Kualitas

    3. Manajemen K3

    4. Manajemen Lingkungan

    5. Manajemen Housekeeping

    6. Manajemen Tim Pelaksana Proyek

    7. Manajemen Masa Pemeliharaan.

    Penjelasan ringkas mengenai metode pelaksanaan pada kelompok

    pekerjaan dan manajemen pengelolaannya dijelaskan dalam bagian-bagian

    selanjutnya.

  • 16

    3.1.1 Pekerjaan Persiapan

    Mobilisasi personil, peralatan dan material ke lokasi Proyek Izzara

    Apartment GTU akan diatur sesuai dengan rencana dalam jadwal waktu

    pelaksanaan yang disepakati dan metode pelaksanaan yang disetujui. Pada bagian

    awal akan didatangkan peralatan untuk pekerjaan pembersihan lapangan,

    pembuatan instalasi pekerjaan sementara dan pekerjaan struktur bawah (pondasi

    dan galian tanah). Selanjutnya pendatangan peralatan disesuaikan dengan

    kebutuhan di lapangan dan peralatan yang tidak dipergunakan lagi akan

    dikeluarkan dari lapangan. Hal ini dibutuhkan untuk mengatur mobilitas alat

    dilapangan yang efisien. Bahan yang didatangkan juga disesuaikan dengan

    kebutuhan penggunaannya agar kerusakan bahan karena penyimpanan di lapangan

    yang terlalu lama dapat dihindari. Hal ini juga disebabkan karena terbatasnya

    lahan pekerjaan.

    Pada pekerjaan bangunan temporary facility seperti bangunan untuk kantor

    kontraktor, los kerja, dan gudang, PT.PP (Persero) Tbk, telah memiliki desian

    khusus yang praktis. Di samping itu, pengaturan tata letak bangunan tersebut

    harus memperhatikan aspek kelancaran pekerjaan sehingga menjadi efektif dan

    efisien.

    3.1.2 Pekerjaan Struktur

    Pekerjaan struktur gedung bertingkat merupakan pekerjaan yang

    memerlukan perencanaan metode pelaksanaan yang lebih detil. Pekerjaan ini

    menentukan lintasan kritis yang terjadi karena bentuknya yang bertingkat.

  • 17

    Sehingga diperlukan perencanaan konsep metode, zoning dan arah pekerjaan yang

    tepat. Dalam bagian metode struktur akan disampaikan secara rinci mengenai

    konsep metode, zoning dan arah pekerjaan yang digunakan hingga urutan

    pekerjaannya. Pekerjaan struktur dapat dikelompokkan berdasarkan material,

    elemen strukturnya maupun posisinya terhadap elevasi tanah. Pengelompokan

    pekerjaan struktur berdasarkan materialnya adalah :

    a. Pekerjaan Pembesian

    b. Pekerjaan Pengecoran

    c. Pekerjaan Bekisting

    Sedangkan berdasarkan elemen struktur yang dikerjakan, pekerjaan

    struktur dikelompokkan adalah sebagai berikut:

    a. Pekerjaan Pile Cap, tie beam dan pelat lantai basement

    b. Pekerjaan Kolom

    c. Pekerjaan dinding penahan tanah

    d. Pekerjaan dinding shearwall/ Corewall

    e. Pekerjaan balok dan pelat lantai

    f. Pekerjaan tangga

    g. Pekerjaan ramp

    h. Pekerjaan baja atap atau kanopi

    Pengelompokkan pekerjaan struktur berdasarkan posisinya terhadap

    elevasi tanah yaitu :

    a. Pekerjaan substructure

    b. Pekerjaan upperstructure

  • 18

    Di samping pekerjaan di atas, terdapat pula pekerjaan yang terkait

    langsung dengan pekerjaan struktur (sering disebut sebagai pekerjaan siteworks),

    dikerjakan sebelum dan atau selama pekerjaan struktur dimulai yaitu :

    a. Pekerjaan dewatering

    b. Pekerjaan tanah

    Metode pelaksanaan pekerjaan struktur terdiri atas banyak macam.

    Beberapa diantaranya adalah sebagai berikut :

    a. Metode konvensional

    b. Metode precast

    c. Metode Topdown

    d. Metode Semi Top Down, dll.

    Pada Proyek Izzara Apartment GTU metode pekerjaan yang digunakan

    metode konvensional. Pemilihan metode sangat tergantung pada kondisi proyek

    yang akan dikerjakan. Dapat dimungkinkan untuk melakukan kombinasi atas

    beberapa metode pelaksanaan pekerjaan struktur di atas. Banyaknya keterkaitan

    antara suatu pekerjaan struktur dengan pekerjaan struktur yang lain dan antara

    pekerjaan struktur dengan pekerjaan arsitektur maupun Mekanikal dan Elektrikal,

    menuntut perencanaan dan pelaksanaan yang baik. Suatu pekerjaan struktur

    tersebut harus dikerjakan berdasarkan urutan yang benar dan dihubungkan dengan

    pekerjaan struktur lain juga dengan benar. Rincian suatu pekerjaan dan disusun

    dengan urutan tertentu dinamakan work breakdown structure (WBS). Setiap

    pekerjaan struktur dapat dibuat WBS berdasarkan elemen dan urutan

    pekerjaannya.

  • 19

    3.1.3 Manajemen Kualitas

    Untuk garansi kualitas, PT.PP (Persero), Tbk menggunakan standar

    internasional sistem menajemen kualitas dengan aplikasi dari ISO 9001-2008.

    Komitmen PT.PP (Persero), Tbk untuk kualitas ditunjukkan dalam kebijakan

    perusahaan. Dalam proyek konstruksi, kontrol dasar dari kualitas mengacu pada

    beberapa standar, yaitu :

    a. ISO 9001-2008

    b. Spesifikasi teknik dari proyek

    c. Target kualitas PT. PP (Persero), Tbk

    d. Quality Management

    ISO 9001-2008 adalah standar internasional untuk kualitas sistem

    manajemen dari perusahaan. Sistem ini menjadi benchmark dalam hasil kontrol

    kualitas dari konstruksi. Spesifikasi teknik dari proyek adalah dokumen yang

    menjadi kualitas standar dari material, metode konstruksi, tes dan hasil konstruksi

    yang harus dilaksanakan oleh kontraktor yang dibutuhkan oleh owner dari proyek.

    Target kualitas PT.PP (Persero), Tbk, adalah hasil standar kualitas

    pekerjaan dari tipe pekerjaan yang bervariasi yang ditetapkan oleh PT.PP

    (Persero), Tbk, dengan tujuan untuk membuat hasil standar dari pekerjaan dan

    meningkatkan kualitas dan menyeragamkan benchmark kualitas yang diinginkan.

    Manajemen dari kualitas (quality management) adalah pengaturan dari

    kualitas yang harus dilakukan oleh tim proyek berdasarkan dari rencana kualitas,

    terget kualitas, papan penilaian, spesifikasi teknik dan ISO 9001-2008.

  • 20

    Manajemen dari kualitas terdiri dari rencana kualitas, jaminan kualitas dan kontrol

    kualitas. Penjelasan detail tentang rencana kualitas dijelaskan terlampir.

    3.1.4 Manajemen Keselamatan & Kesehatan Kerja (K3)

    Untuk menjamin konstruksi berjalan dengan lancar dan meminimalisir

    terjadinya kecelakaan, PT.PP (Persero), Tbk menggunakan standar sistem

    managemen kualitas internasional ISO 18001-2007. PT.PP (Persero), Tbk

    menunjukkan komitmen keselamatan kerja dalam kebijakan perusahaan. Adapun

    dalam pelaksanaan pekerjaan, kontrol dasar dari K3 mengacu pada beberapa

    standar, yaitu :

    a. OHSAS 18001-2007

    b. Technical Specification of The Project

    c. Safety Target of PT. PP ( Persero), Tbk.

    d. Safety Management

    OHSAS 18001- 2007 adalah standar internasional untuk sistem

    menagemen keselamatan. Sistem ini menjadi benchmark dalam kontrol

    keselamatan dalam konstruksi.

    Spesifikasi teknik proyek adalah dokumen yang menjadi standar

    keselamatan dari konstruksi yang harus dilakukan oleh kontraktor yang

    dibutuhkan oleh pemilik proyek. Target keselamatan dari PT. PP (Persero), Tbk

    adalah standar keselamatan konstruksi yang ditetapkan oleh PT. PP (Persero), Tbk

    dengan tujuan untuk standarisasi keselamatan dan meningkatkan kondisi

    keselamatan dan menyeragamkan benchmark keselamatan yang diinginkan.

  • 21

    Manajemen keselamatan adalah pengaturan dari keselamatan yang harus

    dilakukan oleh tim proyek berdasarkan dari rencana keselamatan, terget

    keselamatan, papan penilaian, spesifikasi teknik dan OHSAS 18001-2007.

    Managemen keselamatan terdiri dari rencana keselamatan, pelaksanaan,

    administrasi dan laporan rencana keselamatan. Penjelasan detail tentang rencana

    keselamatan dijelaskan dalam bagian lain dalam metode pelaksanaan ini.

    3.2 PERENCANAAN PROYEK

    Perencanaan merupakan salah satu bagian terpenting dalam sebuah

    manajemen proyek. Secara umum, perencanaan adalah suatu tahapan dalam

    sebuah proyek yang di dalamnya terdapat proses desain proyek yang akan

    dibangun, baik dalam hal bentuk fisik, sruktur organisasi, teknis pekerjaan, waktu

    maupun biaya, agar proyek tersebut berjalan sesuai apa yang diharapkan. Sebuah

    manajemen proyek harus membuat langkah-langkah proaktif dalam melakukan

    perencanaan yang baik agar sasaran dan tujuan dapat dicapai. Adapaun tujuan dari

    perencaan proyek adalah untuk memenuhi persyaratan spesifikasi proyek yang

    ditentukan dalam batasan biaya, mutu dan waktu ditambah dengan terjaminnya

    faktor keamanan (safety).

    3.3 STRUKTUR ORGANISASI PROYEK

    Salah satu bagian dari manajemen proyek yang memegang peranan cukup

    penting adalah organisasi proyek. Sebuah proyek akan berjalan baik dan berhasil

    jika di dalamnya terdapat sebuah organisasi proyek yang baik. Pengorganisasian

  • 22

    dalam proyek bertujuan untuk melakukan pengelolaan proyek dengan tujuan

    mengatur tahap-tahap pelaksanaan pekerjaan dalam mencapai tujuan proyek

    tersebut. Sedangkan organisasi dalam proyek merupakan sebuah sistem yang

    melibatkan banyak pihak yang saling bekerja sama dan melengkapi dalam

    melaksanakan serangkaian kegiatan. Oleh karena itu unsur-unsur yang terlibat

    dalam organisasi proyek tersebut harus saling bekerja sama dan bersinergi dan

    juga memiliki rasa tanggung jawab terhadap tugas, kewajiban serta wewenang

    yang telah diberikan sesuai dengan keahlian dan bidang masing-masing.

    Secara garis besar pihak-pihak yang terlibat dalam proyek pembangunan

    mulai dari tahap perencanaan sampai dengan tahap pelaksanaan dapat dibagi

    menjadi tiga pihak :

    1. Pemilik proyek (owner)

    2. Pihak konsultan (perencana/ pengawas)

    3. Pihak kontraktor (pelaksana)

  • 23

    Keterangan:

    Garis Instruksi :

    Garis Koordinasi :

    Gambar 3.2 Skema Hubungan Kerja ProyekSumber: PT. PP (Persero) Tbk, 2014

    3.3.1 Pemberi Tugas/ Pemilik (Owner)

    Pemilik (owner) dapat berupa perorangan, perusahaan atau pemerintah

    yang mempunyai ide atau gagasan untuk membangun suatu bangunan konstruksi

    dan akan mewujudkan ide atau gagasannya tersebut menjadi suatu bangunan.

    KONTRAKTOR PELAKSANA

    PT. PP (PERSERO) TBK

    SUB KONTRAKTOR SUB KONTRAKTOR SUB KONTRAKTOR

    KONSULTAN PERENCANA

    PT. ATELIER 6 STRUKTUR

    KONSULTAN MK

    PT. KANDU

    OWNER

    PT. GRADE TRAMITRA USAHA

  • 24

    Tugas dan wewenang pemilik antara lain :

    1. Menyediakan biaya untuk seluruh proses pembangunan yang akan

    dikerjakan pada proyek tersebut.

    2. Menunjuk konsultan perencana, pengawas, dan kontraktor utama.

    3. Menentukan jumlah pembayaran dan waktu pembayaran.

    4. Memiliki kedudukan tertinggi untuk memberikan keputusan mengenai

    proyek.

    3.3.2 Konsultan

    a. Konsultan Pengawas

    Dalam pelaksanaan pekerjaan, pemilik proyek menunjuk suatu perusahaan

    yang berbadan hukum untuk mengawasi kegiatan yang dilakukan atau

    dilaksanakan oleh kontraktor agar segala pekerjaan yang dilakukan oleh pihak

    kontraktor sesuai dengan rancangan yang telah dibuat sebelumnya serta mutu dari

    pekerjaan dapat sesuai rencana secara maksimal. Pemilihan pihak konsultan

    manajemen konstruksi didasarkan atas akreditasinya dan pengalamannya.

    Konsultan manajemen konstruksi akan memberikan laporan harian, mingguan dan

    bulanan tentang perkembangan pelaksanaan proyek kepada pemilik proyek dan

    pimpinan proyek.

    Tugas dan tanggung jawab konsultan manajemen konstruksi yaitu :

    1. Membantu pengelolaan proyek dalam mengembangkan sasaran yang akan

    dicapai dari aspek biaya, waktu, dan mutu pekerjaan.

  • 25

    2. Mengkoordinasikan, mengarahkan dan mengendalikan pelaksanaan

    kontraktor dalam aspek mutu, biaya, waktu, dan keselamatan dalam

    pekerjaan.

    3. Memeriksa gambar detail pelaksanaan (shop drawing).

    4. Memeriksa laporan dan hasil pekerjaan kontraktor.

    b. Konsultan Perencana

    Konsultan perencana adalah suatu perusahaan (Badan Usaha) yang

    ditunjuk oleh pemilik (owner) untuk mewujudkan ide atau gagasannya kedalam

    suatu gambar perencanaan yang lengkap termasuk spesifikasi serta anggaran

    biayanya.

    Tugas dan wewenang konsultan perencana adalah :

    1. Melakukan perhitungan konstruksi, perhitungan taksiran anggaran biaya

    dan rencana kerja.

    2. Membuat rancangan bangunan yang meliputi gambar arsitektur, gambar

    struktural serta gambar kelengkapan lainnya sesuai dengan keinginan

    pemilik (owner) yang disesuaikan menurut peraturan daerah yang berlaku.

    3. Melakukan pengawasan pelaksanaan konstruksi secara berkala.

    3.3.3 Kontraktor

    Kontraktor adalah badan yang menerima pekerjaan dan menyelenggarakan

    suatu pekerjaan sesuai dengan tugas dan biaya yang telah ditetapkan berdasarkan

    gambar rencana dan peraturan serta syarat yang telah ditetapkan.

  • 26

    Hak dan kewajiban kontraktor :

    1. Melaksanakan suatu pekerjaan sesuai dengan perencanaan, peraturan dan

    syarat-syarat, risalah penjelasan pekerjaan, dan yang telah ditentukan.

    2. Membuat laporan hasil pekerjaan yaitu laporan harian, mingguan, bulanan.

    3. Membuat gambar pelaksanaan yang disahkan oleh konsultan pengawas.

    4. Menyediakan alat keselamatan kerja untuk menjaga keselamatan pekerja.

    5. Menyerahkan pekerjaan yang telah diselesaikan sesuai dengan ketetapan.

    Selain pihak-pihak tersebut, masih ada pihak lain yang membantu

    Pelaksanaan Proyek Izzara Apartment GTU, yaitu :

    1. Project Manager

    Project Manager adalah pemimpin tertinggi dalam proyek yang

    mempunyai tugas dan tanggung jawab langsung memimpin pelaksanaan

    kegiatan proyek sesuai kontrak. Project Manager dituntut untuk

    memahami dan menguasai rencana kerja proyek secara keseluruhan dari

    segi mutu, waktu dan biaya. Tugas dan wewenang dari Project Manager

    adalah sebagai berikut :

    a. Kepemimpinan seorang Project Manager harus ditunjukkan dalam

    semua tahapan proyek.

    b. Project Manager memiliki kebebasan dalam mengatur proyek.

    c. Project Manager bersama dengan tim manajemen proyek harus

    mengkoordinir berbagai organisasi yang ada dalam proyek.

    d. Project Manager bersama dengan tim manajemen proyek bertanggung

    jawab menentukan kualitas dan nilai proyek.

  • 27

    e. Project Manager wajib mengetahui proyek dan seluk-beluknya.

    Project Manager harus selalu ditugaskan sebelum dimulai

    perencanaan proyek dilaksanakan.

    f. Project Manager juga mempunyai tanggung jawab kepada sumber

    daya manusia untuk menerima dan melepas bawahannya.

    g. Project Manager wajib membuat pelaporan rangkap kepada manajer

    fungsional dan timnya sendiri.

    h. Project Manager dan tim manajemen risiko memberi tanggapan

    kepada pemilik proyek terhadap resiko yang dilaporkan.

    i. Project Manager yang diusulkan harus bersertifikat Project

    Management Profesional (PMP) atau memiliki dokumentasi

    pengalaman kerja sebelumnya.

    2. Site Manager

    Site Manager mempunyai tanggung jawab langsung kepada Project

    Manager maupun bertindak atas nama Project Manager dalam

    melaksanakan pekerjaan proyek jika Project Manager berhalangan hadir.

    Tugas dan wewenang Site Manager adalah sebagai berikut :

    a. Membantu Project Manager menangani Technical Planning di

    lapangan juga menaati Project Quality Plan.

    b. Mengevaluasi kemajuan proyek secara berkala bersama seluruh tim

    proyek.

    c. Mengadakan surat menyurat dengan wakil owner dan konsultan

    pengawas berkaitan dengan kegiatan di lapangan.

  • 28

    d. Memeriksa dan mengevaluasi biaya subkontraktor bersama Project

    Manager.

    e. Membahas hasil rapat dengan owner dan konsultan pengawas.

    f. Membuat dan mengontrol Rencana Anggaran Biaya (RAB) bersama

    Project Manager.

    g. Menyelenggarakan rapat-rapat intern.

    h. Memeriksa laporan biaya proyek.

    3. Quality Control Staff

    Quality Control Staff adalah sekelompok orang yang bertugas menjaga

    standarisasi kualitas produk mulai dari persiapan, penyimpanan, produksi,

    sampai tahap pemakaian. Tugas dan wewenang Quality Control Staff

    adalah sebagai berikut :

    a. Melaksanakan dan mengendalikan prosedur proyek dengan baik.

    b. Mengarsipkan catatan-catatan untuk dokumen.

    c. Mengawasi perbaikan atas prosedur kegiatan yang tidak sesuai.

    d. Mempersiapkan informasi kebutuhan material serta dana kepada sub

    kontraktor yang diperlukan untuk menyelesaikan proyek, baik dalam

    bentuk volume, jenis dan Shop Drawing.

    e. Menjamin pelaksanaan inspeksi dan pengujian secara berkala dengan

    akurat sesuai tahapan pekerjaan proyek.

    f. Memastikan bahwa tahapan pekerjaan dapat dilanjutkan jika telah

    memenuhi standar mutu yang telah disyaratkan.

  • 29

    4. Quantity Surveyor Staff

    Quantity Surveyor Staff adalah orang yang bertugas menangani kontrak

    yang dibuat demi kelancaran suatu proyek. Quantity Surveyor Staff

    biasanya bekerja pada tahapan perencanaan. Tugas dan wewenang

    Quantity Surveyor Staff adalah sebagai berikut :

    a. Melakukan market survey untuk mendapatkan harga material bahan

    bangunan yang akan digunakan dengan mengacu pada Techincal

    Spesification dan dokumen bestek.

    b. Menentukan kisaran harga bahan bangunan yang digunakan

    sebelumnya.

    c. Melaporkan hasil penerapan sistem ke kantor pusat/ cabang serta

    menjamin laporan tersebut sesuai ketentuan prosedur.

    d. Mengendalikan semua dokumen sistem manajemen mutu dan K3 yang

    dipakai sebagai acuan kerja proyek.

    e. Melakukan perhitungan terhadap analisa harga satuan (AHS) berikut

    harga satuan pekerjaan (HSP) sesuai dengan kebijakan manajemen

    proyek.

    5. Safety Supervisor

    Bertanggung jawab atas terselenggaranya program Kesehatan dan

    Keselamatan Kerja (K3) di suatu proyek. Berikut adalah tugas dan

    wewenang dari Safety Supervisor :

    a. Memantau dan menyelenggarakan system K3 dengan baik.

    b. Mempersiapkan rambu-rambu K3 yang diperlukan pada tempatnya.

  • 30

    c. Mempersiapkan lingkungan kerja yang aman dan nyaman.

    d. Memberikan briefing pada pembantu pelaksana, mandor, dan sub

    kontraktor.

    e. Mengambil tindakan terhadap kecelakaan kerja yang terjadi.

    f. Menyelenggarakan apel safety dan kampanye K3.

    6. Engineering Team

    Engineering Team adalah sebuah kelompok kerja yang tugasnya

    berhubungan dengan gambar kerja. Berikut adalah tugas dan wewenang

    Engineering Team :

    a. Berkoordinasi dengan Site Manager dan MEP Coordinator.

    b. Mengantisipasi masalah yang timbul selama kegiatan engineering

    berlangsung terhadap hasil pekerjaan di lapangan.

    c. Mengendalikan pembuatan shop drawing yang meliputi struktural,

    arsitektur dan landscape sesuai jadwal.

    d. Mengevaluasi data teknis supplier/ sub kontraktor dalam rangka

    proses persetujuan manajemen konstruksi/ owner.

    e. Memonitor proses kegiatan pelaksanaan pekerjaan di lapangan dan

    segera mengusulkan adanya langkah koreksi bila terjadi

    penyimpangan kepada Chief Engineer.

    7. Drafter

    Drafter adalah orang yang bertugas membuat, memperbarui, dan

    mendistribusikan gambar kerja (shop drawing), gambar terpasang (as built

    drawing) untuk di lapangan dan di kantor pusat sebagai laporan akhir.

  • 31

    Gambar yang dihasilkan harus mendapat persetujuan dari konsultan.

    Berikut tugas dan wewenang Drafter :

    a. Membuat gambar-gambar kerja sesusi pengarahan Engineer proyek

    dan jadwal yang ditetapkan.

    b. Memeriksa kelengkapan dan sistem gambar sesuai standar yang telah

    ditetapkan.

    c. Memeriksa kesesuaian gambar untuk construction dari konsultan/

    owner terkait dengan bidang kerja lainnya (MEP, sipil, arsitek,

    landscape dan lain-lain).

    d. Membuat dan menyiapkan dokumen As Built Drawing.

    8. Supervisor

    Supervisor adalah seseorang yang mengawasi pekerjaan di lapangan agar

    sesuai dengan gambar kerja serta kualitas yang telah ditetapkan. Ada 2

    jenis supervisor yaitu supervisor struktur dan finishing.

    9. Surveyor

    Tugas dan tanggung jawab surveyor adalah sebagai berikut :

    a. Melaksanakan pemeriksaan/ pemeliharaan rutin terhadap alat ukur

    yang digunakan.

    b. Menentukan titik referensi awal proyek.

    c. Mengkalibrasi secara berkala dan pemeriksaan alat ukur selama

    pelaksanaan proyek.

    d. Menetapkan asumsi-asumsi yang diperlukan pada saat pengukuran.

    e. Menjamin keakuratan hasil pengukuran.

  • 32

    f. Melaksanakan marking untuk keperluan pelaksanaan proyek.

    g. Menjamin segala arsip-arsip baik mengenai alat ukur dan hasil

    pengukuran agar terdokumentasi.

    10. SEM (Site Engineer Manager)

    Tugas dan wewenang Site Engineer Manager yaitu :

    a. Bertanggung jawab atas urusan teknis yang ada dilapangan.

    b. Memberikan cara-cara penyelesaian atas usul-usul perubahan desain

    dari lapangan berdasarkan persetujuan pihak pemberi perintah kerja,

    sedemikian rupa sehingga tidak menghambat kemajuan pelaksanaan

    di lapangan.

    c. Melakukan pengawasan terhadap hasil kerja apakah sesuai dengan

    dokumen kontrak.

    11. SAM (Site Administration Manager)

    Tugas Site Administration Manager yaitu :

    a. Bertanggung jawab atas penyelenggaraan administrasi di lapangan.

    b. Mebuat laporan keungan mengenai seluruh pengeluaran proyek.

    c. Membuat secara rinci pembukuan keungan proyek.

    d. Memeriksa pembukuan arsip-arsip selama pelaksanaan proyek.

    12. SOM (Site Operation Manager)

    Tugas Site Operation Manager yaitu :

    a. Mengkoordinir pelaksanaan pekerjaan di lapangan.

    b. Melaksanakan kegiatan sesuai dokumen kontrak.

  • 33

    c. Menetapkan rencana dan petunjuk pelaksanaan untuk keperluan

    pengendalian dari pelaksanaan pekerjaan.

    3.4 MANAJEMEN PELAKSANAAN PROYEK

    Pada manajemen pelaksanaan proyek membahas mengenai progress

    pekerjaan yang digambarkan melalui laporan harian, mingguan, dan bulanan.

    Pada proyek ini, laporan harian, mingguan, dan bulanan dibuat oleh kontraktor.

    Setelah itu dilaporkan kepada pengawas dan disesuaikan dengan laporan

    pengawas.

    3.4.1 Laporan Harian

    Laporan harian dibuat oleh kontraktor pelaksana. Kontraktor pelaksana

    mempunyai kewajiban untuk membuat dan menyimpan laporan harian yang berisi

    hal-hal sebagai berikut :

    1. Kuantitas dan macam bahan yang ada dilapangan.

    2. Penempatan tenaga kerja untuk setiap macam tugas dan keterampilannya.

    3. Jumlah, jenis dan kondisi peralatan yag tersedia.

    4. Taksiran kuantitas pekerjaan yang dilaksanakan.

    5. Jenis dan uraian pekerjaan yang dilaksanakan.

    6. Catatan-catatan lain yang berkenaan dengan pelaksanaan, perubahan

    desain, gambar kerja, spesifikasi teknis dan kelambatan pekerjaan

    dibanding dengan rencana serta upaya pemecahannya.

  • 34

    3.4.2 Laporan Mingguan

    Laporan mingguan dibuat setiap minggu yang berisikan rangkuman dari

    laporan harian dan berintikan jenis dan kemajuan fisik kumulatif pekerjaan dalam

    periode satu minggu, serta hal-hal atau kejadian-kejadian penting. Laporan

    mingguan ini dibuat oleh Kontraktor.

    3.4.3 Laporan Bulanan

    Laporan bulanan merupakan hasil rekapitulasi dan monitoring dari laporan

    harian dan mingguan yang menunjukkan gambaran mengenai kemajuan dan

    prestasi kerja selama kurun waktu satu bulan. Sehingga dengan begitu pemilik

    proyek dapat mengontrol kegiatan proyek tersebut.

    Isi laporan bulanan mencakup hal-hal sabagai berikut :

    1. Rangkuman pekerjaan selama satu bulan dan perbandingannya terhadap

    rencana yang telah ditentukan.

    2. Status gambar yang telah selesai dikerjakan.

    3. Pengaturan biaya anggaran proyek dan biaya pengeluran proyek.

    4. Pengeluaran biaya dan progress pelaksanaan selama satu bulan yang

    disesuaikan dengan kurva s.

    5. Penjelasan mengenai usaha yang dilakukan untuk meminimalisir

    ketidaksesuaian agar realisasi dapat tercapai sesuai dengan rencana.

    6. Rangkuman ijin pelaksanaan.

    7. Foto-foto dokumentasi bangunan.

    8. Rencana kerja untuk bulan selanjutnya.

  • 35

    3.5 PENGENDALIAN MUTU, WAKTU DAN BIAYA

    Pengendalian proyek merupakan suatu kegiatan pengawasan atau

    monitoring suatu proyek seperti penggunaan biaya dan waktu serta evaluasi atau

    pengambilan langkah-langkah yang diperlukan pada saat pelaksanaan agar proyek

    tersebut dapat berjalan dengan lancar, mendapatkan mutu yang baik dan dapat

    selesai sesuai dengan yang direncanakan. Tujuan dari kegiatan pengendalian

    proyek ini adalah:

    1. Memperoleh kualitas bangunan yang sesuai dengan perencanaan

    (pengendalian mutu).

    2. Waktu pelaksanaan sesuai dengan time schedule sehingga pihak owner

    maupun kontraktor pelaksana tidak merasa dirugikan karena adanya

    keterlambatan (pengendalian waktu).

    3. Meningkatkan efisiensi pekerjaan sehingga dapat meminimalisir

    pengeluaran proyek (pengendalian biaya).

    3.5.1 Pengendalian Mutu Proyek

    Pengendalian mutu proyek adalah mengendalikan jalannya pelaksanaan

    proyek agar mendapatkan mutu yang baik dan sesuai dengan syarat yang

    ditentukan dalam kontrak. Pengendalian mutu dilaksanakan dengan dua macam

    cara, yaitu pengawasan pekerjaan dan uji mutu dari setiap pekerjaan yang

    dilakukan. Pengendalian mutu ini mutlak diperlukan untuk memperoleh hasil

    yang diinginkan sesuai dengan spesifikasi dan kualitas mutu yang telah

    disepakati. Kegiatan pengawasan dilakukan untuk memperoleh mutu pekerjaan

  • 36

    dan bahan material yang berkualitas sesuai dengan sistem pengujian dan

    persyaratan mutu yang telah disepakati, seperti berikut :

    1. Mutu Beton

    Pelaksanaan pengendalian mutu beton dilakukan dengan semua

    bahan beton yang akan digunakan harus bahan-bahan yang terbaik dan

    sudah teruji kualitasnya serta harus memenuhi persyaratan SNI 03-2847-

    2002. Beton yang digunakan adalah ready mix dengan mutu beton fc 30

    Mpa, fc 35 Mpa, fc 40 Mpa, fc 45 Mpa, dan fc 50 Mpa. Beton harus

    mencapai lima tepat logistik, yaitu :

    a. Tiba di tempat

    b. Jumlah yang tepat

    c. Harga yang tepat

    d. Kualitas yang tepat

    e. Pada saat yang tepat.

    Menyediakan tenaga kerja, bahan material, tempat kerja, peralatan,

    dan alat pendukung lain yang digunakan mengacu dari spesifikasi dan

    gambar yang telah ditentukan dengan memperhatikan waktu, biaya,

    kualitas dan keamanan pekerjaan.

    2. Mutu Baja Tulangan

    Semua bahan dan konstruksi yang akan digunakan harus memenuhi

    standar umum yang dipakai di Indonesia, yaitu SNI 03-1729-2002 tentang

    Tata Cara Perencanaan Struktur Baja untuk Bangunan Gedung. Untuk

  • 37

    mengetahui syarat mutu baja terpenuhi atau tidak, maka terlebih dahulu

    diadakan pengujian, yaitu :

    a. Pengujian sample baja tulangan yang dilakukan di laboratorium

    penguji yang berwenang terdiri dari tes tarik dan tes tekuk.

    b. Semua baja tulangan harus bersih dan sesuai dengan ukuran pabrik.

    c. Tidak boleh melakukan pengecoran jika besi yang terpasang belum

    ada persetujuan dari pengawas.

    d. Mutu Air, Air yang digunakan harus bersih, tidak mengandung

    minyak. Bebas dari bahan organik, asam, alkali, garam, dan kotoran

    lain dalam jumlah yang besar karena dapat mempengaruhi kualitas

    beton dan besi tulangan. Jika terdapat keraguan, maka harus dilakukan

    pengujian di laboratorium untuk memastikan kelayakan air.

    3. Pembesian

    Besi beton yang digunakan adalah besi beton ulir (deformamed

    bar) tegangan leleh 4000 kg/cm2 (BJTD-40). Persyaratan besi tersebut

    sesuai dengan SII 0136-84.

    4. Pengujian Kekuatan Beton

    Pengujian kekuatan beton ini bertujuan untuk mengetahui nilai kuat

    tekan karakteristik suatu campuran beton pada umur tertentu. Selain itu

    untuk mengetahui nilai perbandingan campuran yang akan menghasilkan

    beton sesuai dengan mutu yang telah direncanakan.

    Penetapan kekuatan beton dalam satuan MPa dilakukan dengan uji

    kekuatan beton (crushing test) pada benda uji silinder berukuran 15 x 30

  • 38

    cm. Cara pembuatan dan jumlah benda uji silinder tersebut harus

    berdasarkan syarat dan sesuai dengan SNI 03-2847-2002. Setiap

    pengiriman beton ready mixed dari suatu batch yang dipilih secara acak

    harus diambil :

    Truk pertama : 1 x 4 benda uji

    Truk ke-2 sampai ke-5 : 2 x 4 benda uji

    Truk ke-6 sampai ke-10 : 3 x 4 benda uji

    Truk ke 10 sampai berikutnya : 1 x 4 benda uji

    Pada Proyek Izzara Apartment GTU, dari setiap set benda uji (4

    silinder), satu benda uji digunakan untuk percobaan kekuatan beton umur

    7 hari, dua benda uji untuk percobaan kekuatan beton umur 28 hari, dan

    satu benda uji disimpan untuk test cadangan jika diperlukan. Pengujian

    beton dengan crushing test memiliki beberapa prosedur, yaitu :

    a. Menyiapkan cetakan beton silinder dengan diameter 15 cm dan tinggi

    30 cm.

    b. Memasukkan sebagian dari adukan beton yang telah diuji slump ke

    dalam cetakan yang dibagi menjadi 3 bagian yang sama. Kemudian

    ditusuk-tusuk sebanyak 25 kali pada tiap bagian.

    c. Meratakan bagian atasnya dan memberi kode pengecoran tiap silinder

    beton.

    d. Setelah didiamkan dan direndam sesuai dengan waktu yang telah

    ditentukan, beton tersebut dibawa ke laboratorium untuk uji kuat tekan

    beton.

  • 39

    e. Berdasarkan data yang diperoleh, maka dapat ditentukan nilai kuat

    tekan rata-rata dari benda uji.

    f. Menghitung standar deviasi dan kuat tekan karakteristik.

    5. Pengujian Slump Test

    Pengujian Slump Test dimaksudkan untuk mengukur kekentalan

    dari beton dengan tujuan mempermudah dalam pengerjaannya

    (workability). Pengujian Slump Test dilakukan pada setiap truck mixer

    yang datang sebelum pengecoran dilakukan. Pengujian Slump Test dengan

    menggunakan Kerucut Abrams (Abrams Cone) dengan diameter atas 10

    cm, diameter bawah 20 cm, dan tinggi 30 cm. Prosedur pengujian Slump

    Test adalah sebagai berikut:

    a. Mengambil adukan beton yang baru dikeluarkan dari truck mixer.

    b. Meletakkan Kerucut Abrams di atas alas yang rata dan tidak menyerap

    air.

    c. Memasukkan adukan beton ke dalam kerucut secara bertahap

    sebanyak 3 lapis dengan ketebalan yang sama.

    d. Setiap lapisan ditusuk-tusuk sebanyak 25 kali dengan batang pemadat.

    Kemudian meratakan bagian atas.

    e. Membersihkan adukan beton yang berada di sekitar kerucut.

    f. Menarik kerucut ke arah vertikal secara perlahan-lahan.

    g. Mengukur segera penurunan puncak kerucut terhadap tingginya. Hasil

    pengukuran ini yang disebut sebagai slump dan merupakan ukuran

    kekentalan adukan beton.

  • 40

    h. Adukan beton dengan hasil slump yang tidak memenuhi syarat maka

    tidak boleh digunakan.

    6. Perawatan Beton

    Tujuan perawatan beton adalah untuk mencegah penguapan yang

    berlebihan, karena dapat mengakibatkan terjadinya hambatan dan

    gangguan dalam proses hidrasi. Perawatan ini dimulai sejak bekisting

    mulai dibuka. Pelaksanaan perawatan beton (curing) dapat dilakukan

    dengan berbagai cara, yaitu dengan menggunakan karung yang basah,

    penyiraman beton, dan penambahan zat adiktif pada saat pengecoran. Pada

    Proyek Izzara Appartment GTU, untuk area parkir, area hunian

    menggunakan floor hardener agar memperkuat permukaan lantai beton

    terhadap gesekan, khususnya beban berat dan benturan.

    3.5.2 Pengendalian Waktu Proyek

    Pengendalian waktu pada suatu proyek biasanya dilakukan dengan sistem

    penjadwalan dengan pembuatan time schedule. Time schedule merupakan sistem

    pengendalian waktu dengan menetapkan pembagian waktu untuk masing-masing

    tahap pekerjaan yang disesuaikan dengan urutan logika pekerjaan. Pengendalian

    waktu dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut :

    1. Pengendalian jumlah tenaga kerja sesuai dengan kebutuhan. Apabila ada

    keterlambatan maka perlu penambahan tenaga kerja atau jam kerja

    tambahan (kerja lembur).

  • 41

    2. Pengecekan pengadaan material dan peralatan yang selalu siap jika suatu

    pekerjaan akan berlangsung.

    3. Menempatkan tenaga ahli pada setiap pekerjaan dengan keahlian masing-

    masing.

    Sebelum melaksanakan suatu pekerjaan, maka pihak kontraktor pelaksana

    harus membuat rencana kerja (master schedule) sebagai pengontrol dan

    pengendali. Fungsi master schedule adalah:

    1. Sebagai pedoman bagi kontraktor agar dapat memperkirakan segala hal

    yang berkaitan dengan pelaksanaan pekerjaan.

    2. Sebagai kontrol terhadap durasi waktu pelaksanaan proyek.

    3.5.3 Pengendalian Biaya Proyek

    Pengendalian biaya pada suatu proyek dimaksudkan agar biaya yang

    dikeluarkan oleh proyek tidak melebihi anggaran yang sudah direncanakan.

    Pengendalian biaya di proyek dilakukan oleh bagian Cost Control dengan cara

    membuat rekapitulasi biaya yang telah dikeluarkan. Besarnya biaya yang

    dikeluarkan selanjutnya akan dibandingkan dengan Rencana Anggaran Biaya

    (RAB). Pengendalian biaya dilakukan secara rutin selama pelaksanaan proyek.

    Pengendalian biaya proyek sangat erat dan dipengaruhi oleh hal-hal sebagai

    berikut :

    1. Pengendalian waktu pelaksanaan proyek.

    2. Pengendalian mutu dan hasil pelaksanaan proyek.

  • 42

    3. Pengendalian sistem manajemen operasional proyek yang bersangkutan,

    yang tidak konsisten dalam pelaksanaannya.

    3.6 KONTRAK KERJA

    Kontrak kerja konstruksi dibuat sebagai dasar hukum dan pedoman

    pelaksanaan bagi kontraktor yang diberikan oleh pemilik proyek. Kontrak kerja

    juga berfungsi sebagai rambu-rambu bagi kontraktor maupun pemilik proyek

    mengenai hal-hal yang menjadi kewajiban dan haknya dalam sebuah hubungan

    kerja pelaksanaan kontrak kerja konstruksi. Kontrak kerja dalam bidang

    konstruksi dapat diklasifikasikan berdasarkan beberapa hal, yaitu :

    1. Berdasarkan cara penunjukannya, kontrak kerja dibedakan menjadi dua

    jenis, yaitu :

    a. Kontrak kerja langsung (penunjukan langsung).

    b. Kontrak kerja tender (penunjukan melalui lelang).

    2. Berdasarkan cara penentuan harga, kontrak kerja dibedakan menjadi

    beberapa jenis, antara lain :

    a. Lump Sump Fixed Price Contract

    Kontrak kerja sistem lump sump adalah kontrak pengadaan

    barang atau jasa atas penyelesaian seluruh pekerjaan dalam batas

    waktu tertentu dengan jumlah harga yang pasti dan tetap serta semua

    resiko yang mungkin terjadi dalam proses penyelesaian pekerjaan

    sepenuhnya ditanggung oleh penyedia barang atau jasa.

  • 43

    b. Fixed Unit Price Contract

    Fixed unit price contract adalah pengadaan barang atau jasa atas

    penyelesaian seluruh pekerjaan dalam batas waktu tertentu

    berdasarkan harga satuan yang pasti dan tetap untuk setiap satuan

    pekerjaan dengan spesifikasi teknis tertentu yang volume

    pekerjaannya masih bersifat sementara. Sedangkan pembayarannya

    didasarkan pada hasil perhitungan bersama atas volume pekerjaan

    yang benar-benar telah dilaksanakan oleh penyedia barang atau jasa.

    c. Cost Plus Fee Contract

    Cost plus fee contract adalah kontrak kerja dimana kontraktor

    mendapat fee yang telah disepakati jumlahnya sebelum pekerjaan

    dilakukan selain mendapat penggantian dana yang telah dikeluarkan.

    d. Target Estimate with Penalty and Incentive Fee Contract

    Kontrak dengan sistem ini kontraktor dimungkinkan untuk

    mendapatkan sejumlah tambahan fee atau incentive jika bisa

    menyelesaikan pekerjaan dengan jumlah biaya kurang dari biaya

    rencana. Akan tetapi jika biaya lebih dari biaya rencana makan

    kontraktor bisa saja dikenakan sejumlah sanksi.

    3. Berdasarkan cara penyediaan dana setiap tahun anggaran, kontrak kerja

    dibedakan menjadi dua jenis, yaitu :

    a. Kontrak konstruksi dalam satu tahun anggaran.

    b. Kontrak konstruksi lebih dari satu tahun anggaran (multi years

    contract).

  • 44

    3.6.1 Tipe Kontrak yang Digunakan

    Proyek Izzara Apartment GTU, dalam perjanjian kontrak kerjanya

    menggunakan kontrak kerja Lump Sump Fixed-Price (Lump Sump Contract)

    antara owner (PT. Grage Trimitra Usaha) dan kontraktor pelaksana (PT.PP

    (persero), Tbk) yaitu kontraktor menawarkan untuk menyelesaikan seluruh

    pekerjaan dalam batas waktu tertentu dengan biaya tetap meskipun terjadi

    perubahan volume pekerjaan dan semua resiko yang terjadi dalam proses

    penyelesaian pekerjaan ditanggung oleh kontraktor.

    Pembayaran yang dilakukan oleh pemilik proyek dilakukan dengan

    mengukur hasil kerja yang sudah dilaksanakan dalam proyek, tidak ada batasan

    berapa kali dan berapa persen yang akan dibayar. Penagihan harus memiliki izin

    dan persetujuan dari pemilik proyek, setelah adanya kemajuan fisik proyek baik di

    lapangan maupun dilihat dari laporan progress.

    Progress tersebut dilihat dari laporan mingguan dan bulanan yang

    diajukan oleh kontraktor dan konsultan pengawas setelah adanya pengecekan

    terlebih dahulu. Jika progress yang telah diajukan sesuai dengan keadaan yang

    ada di lapangan, maka proses penagihan bisa dilanjutkan setelah mendapat

    persetujuan dari owner.

  • 45

    BAB 4

    PELAKSANAAN PEKERJAAN DI LAPANGAN

    4.1 KONDISI EKSISTING DI LAPANGAN

    Pelaksanaan pekerjaan yang sedang berlangsung pada waktu pengamatan

    yang dilakukan saat tugas kerja praktek di Tower 2 Izzara Apartment GTU, adalah

    sedang berlangsungnya pembangunan struktur atas di lantai 5. Adapun

    pelaksanaan pekerjaan yang sedang berlangsung meliputi pekerjaan struktur

    kolom, pekrjaan balok, pekerjaan pelat, dan pekerjaan pengecoran. Pembangunan

    Tower 2 Izzara Apartment GTU direncanakan akan dibangun 30 lantai dan

    direncanakan akan selesai pada bulan oktober 2015.

    4.2 PERALATAN YANG DIGUNAKAN

    Saat ini proyek konstruksi bangunan bertingkat semakin berkembang,

    dalam pelaksanaannya segala sesuatu harus direncanakan dengan tepat dan

    cermat. Salah satunya adalah perencanaan penggunaan peralatan konstruksi yang

    tepat agar dapat menunjang kelancaran pelaksanaan pekerjaan di lapangan. Dalam

    pemilihan alat konstruksi yang terpenting adalah mengidentifikasi alat untuk

    mengetahui fungsi serta dapat memperkirakan produktifitas suatu alat.

    Pemilihan jenis dan jumlah peralatan yang akan digunakan pada suatu

    proyek diperlukan beberapa pertimbangan, diantaranya adalah sebagai berikut :

  • 46

    1. Biaya yang tersedia

    2. Jenis pekerjaan yang dilaksanakan

    3. Jangka waktu pelaksanaan

    4. Kondisi lapangan

    5. Spesifikasi dan kapasitas alat

    6. Kondisi alat

    7. Kemampuan sumber daya yang ada

    Adapun alat-alat yang digunakan pada proyek pembangunan Izzara

    Apartment GTU adalah sebagai berikut :

    4.2.1 Theodolite

    Melakukan survei tanah adalah hal yang harus dilakukan pada tahap awal

    pembangunan proyek gedung. Dalam proyek pembangunan Izzara Apartment

    GTU theodolite digunakan untuk menentukan titik as bangunan, ketegaklurusan

    bangunan, menentukan elevasi bangunan, dan membuat sudut-sudut bangunan.

    Dalam penggunaannya, theodolite didirikan pada tripod.

  • 47

    Gambar 4.1 Theodolite

    4.2.2 Waterpass

    Waterpass digunakan untuk menentukan elevasi untuk lantai, balok, dan

    lain-lain yang membutuhkan elevasi berdasarkan ketinggian titik yang diketahui.

    Alat ini digunakan untuk mengecek ketinggian penulangan agar tidak melebihi

    tinggi rencana dan mengecek ketebalan lantai saat pengecoran, sehingga lantai

    yang dihasilkan datar. Selain itu juga dapat digunakan untuk pembuatan tanda/

    marking pada kolom atau dinding sebagai acuan pekerjaan lain, seperti acuan

    untuk pekerjaan dinding panel precast, serta dapat digunakan dalam pengecekan

    settlement bangunan.

  • 48

    Gambar 4.2 Waterpass

    4.2.3 Excavator

    Exavator berfungsi untuk menggali tanah (digging), memuat material ke

    dump truck (loading), mengangkat material (lifting), meratakan (grading) dan lain

    - lain. Tujuannya adalah untuk membantu dalam melakukan pekerjaan yang sulit

    dikerjakan dengan tangan manusia, sehingga pekerjaan konstruksi menjadi lebih

    ringan dan dapat mempercepat waktu pengerjaan serta dapat menghemat waktu.

    Excavator yang digunakan pada proyek Izzara Apartment adalah jenis backhoe.

  • 49

    Gambar 4.3 Excavator

    4.2.4 Tower Crane (TC)

    Hampir semua proyek gedung bertingkat tinggi menggunakan alat ini,

    fungsi utamanya adalah sebagai alat lalu lintas material dari bawah menuju atas

    atau sebaliknya. Misalnya digunakan saat melakukan pekerjaan pengecoran beton

    dengan cara mengangkat beton dengan bucket dari truck mixer menuju area

    pengecoran, fungsi lainya misalnya untuk mobilisasi besi tulangan ke area

    pekerjaan. Penggunaan TC ini perlu direncanakan dengan baik dari sisi

    penempatan, pondasi TC dan pengaturan jadwal penggunaan alat sehingga tower

    crane dapat terpakai secara maksimal. Dalam proyek pembangunan Izzara

    Apartment GTU menggunakan 2 tower crane dengan kapasitas 2,5 ton di ujung

    lengan.

  • 50

    Gambar 4.4 Tower Crane

    4.2.5 Passenger Hoist

    Passenger hoist banyak dibutuhkan pada proyek bangunan bertingkat

    tinggi. Selain digunakan untuk mengangkut pekerja proyek, juga dapat digunakan

    untuk mengangkut bahan/ material kebutuhan lapangan, seperti bahan untuk

    pekerjaan MEP dan alat bantu (travo las, concrete vibrator, alat ukur, dll).

    Passenger hoist memakai sistem modular dan konstruksinya sederhana, sehingga

    sangat praktis bongkar pasangnya. Passenger hoist yang digunakan pada proyek

    Izzara Apartment adalah tipe double cage (dua cabin/ ruangan) yang memiliki

    kapasitas 2 ton dan mampu menampung hingga 20 orang.

  • 51

    Gambar 4.5 Passenger Hoist

    4.2.6 Bar Bender

    Bar Bender adalah alat yang digunakan untuk membengkokkan baja

    tulangan dalam berbagai macam sudut sesuai dengan perencanaan. Cara kerja alat

    ini adalah baja yang akan dibengkokkan dimasukkan di antara poros tekan dan

    poros pembengkok kemudian diatur sudutnya sesuai dengan sudut bengkok yang

    diinginkan dan panjang pembengkokkannya. Ujung tulangan pada poros

    pembengkok dipegang dengan kunci pembengkok. Kemudian pedal ditekan

    sehingga roda pembengkok akan berputar sesuai dengan sudut dan

    pembengkokkan yang diinginkan. Bar bender dapat mengatur sudut

    pembengkokan tulangan dengan mudah dan rapi.

  • 52

    Gambar 4.6 Bar Bender

    4.2.7 Bar Cutter

    Bar cutter yaitu alat pemotong baja tulangan sesuai ukuran yang

    diinginkan. Pada proyek ini digunakan bar cutter listrik. Keuntungan dari bar

    cutter listrik dibandingkan bar cutter manual adalah bar cutter listrik dapat

    memotong besi tulangan dengan diameter besar dan dengan mutu baja cukup

    tinggi, disamping itu juga dapat mempersingkat waktu pengerjaan.

    Cara kerja dari alat ini yaitu baja yang akan dipotong dimasukkan ke

    dalam gigi bar cutter, kemudian pedal pengendali dipijak, dan dalam hitungan

    detik baja tulangan akan terpotong. Pemotongan untuk baja tulangan yang

    mempunyai diameter besar dilakukan satu persatu. Sedangkan untuk baja yang

    diameternya lebih kecil, pemotongan dapat dilakukan beberapa buah sekaligus

    sesuai dengan kapasitas dari alat.

  • 53

    Gambar 4.7 Bar Cutter

    4.2.8 Air Compressor

    Air compressor adalah alat penghasil atau penghembus udara bertekanan

    tinggi yang digunakan untuk membersihkan kotoran-kotoran yang dapat

    mengurangi mutu dan daya lekatan tulangan pada beton seperti: debu-debu,

    potongan-potongan kawat bendrat, dan serbuk-serbuk kayu. Alat ini digunakan

    setelah proses pekerjaan pembesian selesai. Berikut adalah gambar air

    compressor pada proyek Izzara Apartment yang terlampir pada Gambar 4.8.

  • 54

    Gambar 4.8 Air Compressor

    4.2.9 Concrete Bucket

    Concrete bucket adalah tempat pengangkutan beton dari mixer truck

    sampai ke tempat pengecoran. Setelah dilakukan pengetesan slump dan telah

    memenuhi persyaratan yang ditetapkan, maka beton dari mixer truck dituangkan

    kedalam concrete bucket, kemudian pengangkutan dilakukan dengan bantuan

    tower crane. Dalam pengerjaannya dibutuhkan satu orang sebagai operator

    concrete bucket yang bertugas untuk membuka atau mengunci agar coran beton

    tidak tumpah pada saat dibawa ke area pengecoran dengan tower crane. Concrete

    bucket ya