laporan ke 5 bakte darah salmonella thypi

39
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Demam tifoid menular melalui makanan dan minuman yang telah tercemar oleh Salmonella typhi atau orang yang telah menjadi carrier, yaitu orang yang telah mengalami infeksi tetapi bakteri tersebut masih terdapat di dalam tubuhnya. Pada orang yang merupakan carrier, biasanya tidak terdapat gejala spesifik, sehingga penularan demam tifoid terutama disebabkan oleh penderita ini. Antibiotik merupakan faktor penting dalam pengobatan demam tifoid. Beberapa antibiotik lini pertama yang telah ditemukan untuk mengobati demam tifoid adalah kloramfenikol, ampicillin, dan kotrimoxazole. Semakin seringnya penggunaan antibiotik tersebut menyebabkan resistensi dikarenakan adanya mutasi pada bakteri Salmonella typhi sehingga bisa bertahan terhadap antibiotik tersebut. Resistensi terhadap tiga agen lini pertama yang telah disebutkan disebut multi-drug resistance Salmonella typhi (MDR-ST). Resistensi ini telah menjadi masalah penting di Asia Tenggara dan India selama bertahun-tahun. Untuk mengatasi masalah resistensi ini, dikembangkan penelitian untuk menemukan obat yang lebih efektif, dan hasilnya ditemukan florokuinolon yang efektif untuk mengatasi MDR-ST. Florokuinolon saat ini digunakan sebagai obat lini pertama untuk pengobatan demam tifoid, namun pada perkembangannya terdapat

Upload: sulpia-farhika-reyaldhi-nugraha

Post on 08-Jul-2016

23 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

ggyaty

TRANSCRIPT

Page 1: Laporan Ke 5 Bakte Darah Salmonella Thypi

BAB I

PENDAHULUAN

A.   Latar Belakang

Demam tifoid menular melalui makanan dan minuman yang telah tercemar

oleh Salmonella typhi atau orang yang telah menjadi carrier, yaitu orang yang telah

mengalami infeksi tetapi bakteri tersebut masih terdapat di dalam tubuhnya. Pada

orang yang merupakan carrier, biasanya tidak terdapat gejala spesifik, sehingga

penularan demam tifoid terutama disebabkan oleh  penderita ini. Antibiotik

merupakan faktor penting dalam pengobatan demam tifoid. Beberapa antibiotik lini

pertama yang telah ditemukan untuk mengobati demam tifoid adalah kloramfenikol,

ampicillin, dan kotrimoxazole. Semakin seringnya penggunaan antibiotik tersebut

menyebabkan resistensi dikarenakan adanya mutasi pada bakteri Salmonella typhi

sehingga bisa bertahan terhadap antibiotik tersebut. Resistensi terhadap tiga agen lini

pertama yang telah disebutkan disebut multi-drug resistance Salmonella typhi (MDR-

ST). Resistensi ini telah menjadi masalah penting di Asia Tenggara dan India selama

bertahun-tahun. Untuk mengatasi masalah resistensi ini, dikembangkan penelitian

untuk menemukan obat yang lebih efektif, dan hasilnya ditemukan florokuinolon

yang efektif untuk mengatasi MDR-ST. Florokuinolon saat ini digunakan sebagai

obat lini pertama untuk pengobatan demam tifoid, namun pada  perkembangannya

terdapat laporan yang menyatakan bahwa sensitivitas  bakteri Salmonella typhi

terhadap florokuinolon mulai menurun.( Entjang Indan, dr. 2001).

Hampir semua bahan pangan tercemar oleh berbagai mikroorganisme dari

lingkungan sekitarnya. Beberapa jenis mikroba yang terdapat pada bahan pangan

adalah Salmonella yhypi / sp, Staphylococcus aureus, Escherichia coli, kapang,

khamir serta mikroba patogen lainnya. Pencemaran mikroba pada bahan pangan

merupakan hasil kontaminasi langsung atau tidak langsung dengan sumber–sumber

pencemaran mikroba, seperti tanah, udara, air, debu, saluran pencernaan dan

pernafasan manusia maupun hewan. Hanya sebagian saja dari berbagai sumber

pencemar yang berperan sebagai sumber mikroba awal yang selanjutnya akan

berkembang biak pada bahan pangan sampai jumlah tertentu.( Arif Mansyur. 2007.).

Page 2: Laporan Ke 5 Bakte Darah Salmonella Thypi

Bahan pangan dapat bertindak sebagai perantara atau substrat untuk

tumbuhnya mikroorganisme yang bersifat patogenik terhadap manusia.Penyakit

menular yang cukup berbahaya seperti tipes, kolera, disentri, tbc, poliomilitis dengan

mudah disebarkan melalui bahan pangan yang disebabkan oleh mikroorganisme

patogenik seperti salmonella yang akan dibahas pada laporan ini.( Stephen A. 2005).

Salmonella adalah salah satu bakteri yang seringkali menyebabkan penyakit

yang cukup serius apabila mencemari makanan maupun minuman yang dikonsumsi

manusia. Salmonella juga dapat hidup pada tubuh makhluk hidup yang berdarah

dingin maupun berdarah panas. Untuk dapat mewaspadai mikroorganisme ini oleh

karena itu diperlukan adanya identifikasi Salmonella pada makanan yang sering

dikonsumsi manusia.( Nugraha Tania. 2010).

B.     Tujuan

Untuk mengetahui dan memahami mengenai metode yang digunakan dalam

mengidentifikasi Salmonella dalam makanan

Page 3: Laporan Ke 5 Bakte Darah Salmonella Thypi

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Salmonella adalah suatu genus bakteri enterobakteria gram-negatif

berbentuk tongkat yang menyebabkan tifoid, paratifod, dan penyakit foodborne.

Spesies-spesies Salmonella dapat bergerak bebas dan menghasilkan hidrogen sulfida.

Salmonella dinamai dari Daniel Edward Salmon, ahli patologi Amerika, walaupun

sebenarnya, rekannya Theobald Smith (yang terkenal akan hasilnya pada anafilaksis)

yang pertama kali menemukan bakterium tahun 1885 pada tubuh babi.( Entjang

Indan, dr. 2001).

Habitat Inang bagi Salmonella adalah usus halus manusia dan hewan.

Makanan dan minuman terkontaminasi merupakan mekanisme transmisi kuman

Salmonella dan carrier adalah sumber infeksi. Salmonella Thipy bisa berada dalam

air, es, debu, sampah kering yang bila organisme ini masuk ke dalam vehicle yang

cocok (daging, kerang dan sebagainya) akan berkembang biak mencapai dosis

infektif.( Arif Mansyur. 2007).

a. Klasifikasi :

         Kingdom         : Bakteria

         Philum             : Proteobakteria

         Class                : Gamma Proteobakteria

         Ordo                : Enterobakteriales

         Famili              : Enterobakteriaceae

         Genus              : Salmonella

         Spesies            : S. Typhi

(Nugraha Tania. 2010.).

Secara praktis salmonella dapat dibagi menjadi :

Page 4: Laporan Ke 5 Bakte Darah Salmonella Thypi

a.       Salmonella tifoid yaitu Salmonella typhi, Salmonella paratyphi A,B, dan

C penyebab demam enterik (typhoid) pada manusia. Kelompok ini telah beradaptasi

pada manusia.

b.      Salmonellanon-tifoid yaitu Salmonelladublin (sapi),Salmonella cholera

suis (babi),Salmonellagallinarum dan Salmonella pullarum (unggas), Salmonella

aborius equi (kuda) dan Salmonella aborius ovis (domba). Salmonella sp yang

beradaptasi pada jenis hewan tertentu jarang menimbulkan penyakit pada manusia.

( Stephen A. 2005).

b. Morfologi

Salmonella pertama ditemukan (diamati) pada penderita demam tifoid pada

tahun 1880 oleh Eberth dan dibenarkan oleh Robert Koch dalam kultur bakteri pada

tahun 1881. Salmonella  adalah bakteri berbentuk batang, pada pengecatan gram

berwarna merah muda (gram negatif). Salmonella  berukuran 2 µ sampai 4 µ × 0,6 µ,

mempunyai flagel (kecuali S. gallinarum dan S. pullorum), dan tidak berspora.

Habitat Salmonella  adalah di saluran pencernaan (usus halus) manusia dan hewan.

(Nugraha Tania. 2010).

Dalam skema kauffman dan white tatanama Salmonella di kelompokkan

berdasarkan antigen atau DNA yaitu kelompok I enteric, II salamae, IIIa arizonae,

IIIb houtenae, IV diarizonae, V bongori, dan VI indica. Komposisi dasar

DNA Salmonella adalah 50-52 mol% G+C, mirip dengan Escherichia, Shigella,

dan Citrobacter. Namun klasifikasi atau penggunaan tatanama yang sering dipakai

pada Salmonella  berdasarkan epidemiologi, jenis inang, dan jenis struktur antigen

(misalnya S.typhi, S. thipirium). Jenis atau spesies Salmonella yang utama adalah S.

typhi (satu serotipe), S. choleraesuis, dan S. enteritidis (lebih dari 1500 serotipe).

Page 5: Laporan Ke 5 Bakte Darah Salmonella Thypi

Sedangkang spesies S. paratyphi A, S. paratyphi B, S. paratyphi C termasuk dalam  S.

enteritidis.( Entjang Indan, dr. 2001).

c. Sifat-sifat Biologi

Host reservoar: unggas, babi, hewan pengerat, hewan ternak, binatang piaraan,

dsb.

Menghasilkan hasil positif terhadap reaksi fermentasi manitol dan sorbitol.

Memberikan hasil negatif pada reaksi indol, DNase, fenilalanin deaminase,

urease, Voges Proskauer, reaksi fermentasi terhadap sukrosa, laktosa, dan

adonitol.

Pada agar SS, Endo, EMB, dan McConkey, koloni kuman berbentuk bulat, kecil,

dan tidak berwarna. Pada agar Wilson-Blair, koloni kuman berwarna hitam.

Dapat masuk ke dalam tubuh secara oral, melalui makanan dan minuman yang

terkontaminasi.

Dosis infektif rata-rata untuk menimbulkan infeksi klinis atau subklinis pada

manusia pada manusia adalah 105–108 organisme.

Faktor pejamu yang menimbulkan resistensi terhadap infeksi Salmonella adalah

keasaman lambung, flora mikroba normal usus, dan kekebalan usus setempat.

Dapat bertahan dalam air yang membeku untuk waktu yang lama (+ 4 minggu).

Mati pada suhu 56oC, juga pada keadaan kering.

Hidup subur dalam medium yang mengandung garam empedu.

Resisten terhadap zat warna hijau brilian, natrium tetrationat, dan natrium

deoksikolat yang menghambat pertumbuhan kuman koliform sehingga senyawa-

sennyawa tersebut dapat digunakan untuk inklusi isolat Salmonella dari feses pada

medium.( Arif Mansyur. 2007).

Page 6: Laporan Ke 5 Bakte Darah Salmonella Thypi

Adapun sifat biakannya yaitu;

Koloni-koloni yang tersangka dari isolasi media yang ditumbuhi Salmonella :

  Endo Agar  : Rose, kecil-sedang, smooth, jernih, keping

  EMBA : Tidak berwarna, sedang, smooth, jernih, dan keping

MC : Rose, kecil-sedang, smooth, jernih, keping

 S.S A :Tidak berwarna, rose, kecil-kecil, smooth, jernih,

 WB : Hijau muda tengah-tengah, hitam, kecil-kecil, tepinya jernih, smooth,

sedikit cembung.( Nugraha Tania. 2010).

d. Struktur Antigen

 Salmonella mempunyai tiga macam antigen utama untuk diagnostik atau

mengidentifikasinya yaitu : somatik antigen (O), antigen flagel (H) dan antigen Vi

(kasul). Antigen O (Cell Wall Antigens ) merupakan kompleks fosfolipid protein

polisakarida yang tahan panas (termostabil), dan alkohol asam. Antibodi yang

dibentuk  adalah IgM. Namun antigen O kurang imunogenik dan aglutinasi

berlangsung lambat. Maka kurang bagus untuk  pemeriksaan serologi karena terdapat

67 faktor antigen, tiap-tiap spesies memiliki beberapa faktor. Oleh karena itu titer

antibodi O sesudah infeksi lebih rendah dari pada antibodi H.( Stephen A. 2005).

Antigen H pada Salmonella  dibagi dalam 2 fase yaitu fase I : spesifik dan fase

II : non spesifik. Antigen H adalah protein yang tidak tahan panas (termolabil), dapat

dirusak dengan pemanasan di atas 60ºC dan alkohol asam. Antigen H sangat

imunogenik dan antibodi yang dibentuk adalah IgG. Sedangkan Antigen Vi adalah

polimer dari polisakarida yang bersifat asam. Terdapat dibagian paling luar dari badan

kuman bersifai termolabil. Dapat dirusak dengan pemanasan 60oC selama 1 jam.

Kuman yang mempunyai antigen Vi bersifat virulens pada hewan dan mausia.

Antigen Vi juga menentukan kepekaan terhadap bakteriofaga dan dalam laboratorium

Page 7: Laporan Ke 5 Bakte Darah Salmonella Thypi

sangat berguna untuk diagnosis cepat kuman S. typhi. Adanya antigen Vi

menunjukkan individu yang bersangkutan merupakan pembawa kuman (carrier).

e. Sumber Penularan

Infeksi terjadi dari memakan makanan yang terkontaminasi dengan feses yang

terdapat bakteri Salmonella typhi dari organisme pembawa (host). Setelah masuk

dalam saluran pencernaan, maka S. typhi menyerang dinding usus yang menyebabkan

kerusakan dan peradangan.

Infeksi dapat menyebar ke seluruh tubuh melalui aliran darah karena dapat

menembus dinding usus tadi ke organ-organ lain, seperti hati, limpa, paru-paru,

tulang-tulang sendi, plasenta dan dapat menembus sehingga menyerang fetus pada

wanita atau hewan betina yang hamil, serta menyerang membran yang menyelubungi

otak. Substansi racun dapat diproduksi oleh bakteri dan dapat dilepaskan dan

mempengaruhi keseimbangan tubuh.

Di dalam hewan atau manusia yang terinfeksi, pada fesesnya terdapat

kumpulan S. typhi yang dapat bertahan sampai berminggu-minggu atau berbulan-

bulan. Bakteri tersebut tahan terhadap range temperatur yang luas sehingga dapat

bertahan hidup berbulan-bulan dalam tanah atau air.

f. Patogenitas

Salmonella adalah penyebab utama dari penyakit yang disebarkan melalui

makanan (foodborne diseases). Pada umumnya, serotipe Salmonella menyebabkan

penyakit pada organ pencernaan. Penyakit yang disebabkan oleh Salmonella disebut

salmonellosis. Ciri-ciri orang yang mengalami salmonellosis adalah diare, keram

perut, dan demam dalam waktu 8-72 jam setelah memakan makanan yang

terkontaminasi oleh Salmonella. Gejala lainnya adalah demam, sakit kepala, mual dan

muntah-muntah. Tiga serotipe utama dari jenis S. enterica adalah S. typhi, S.

Page 8: Laporan Ke 5 Bakte Darah Salmonella Thypi

typhimurium, dan S. enteritidis. S. typhi menyebabkan penyakit demam tifus

(Typhoid fever), karena invasi bakteri ke dalam pembuluh darah dan gastroenteritis,

yang disebabkan oleh keracunan makanan/intoksikasi. Gejala demam tifus meliputi

demam, mual-mual, muntah dan kematian. S. typhi memiliki keunikan hanya

menyerang manusia, dan tidak ada inang lain. Infeksi Salmonella dapat berakibat fatal

kepada bayi, balita, ibu hamil dan kandungannya serta orang lanjut usia. Hal ini

disebabkan karena kekebalan tubuh mereka yang menurun. Kontaminasi Salmonella

dapat dicegah dengan mencuci tangan dan menjaga kebersihan makanan yang

dikonsumsi.

Salmonella Thypi, Salmonella Choleraesuis, dan mungkin juga Salmonella

Paratyphi B bersifat infeksius untuk manusia, dan infeksi oleh organisme tersebut

didapatkan dari manusia. Namun, sebagian besar salmonella bersifat pathogen

terutama bagi hewan yang menjadi reservoir untuk menjadi manusia: unggas, babi,

hewan pengerat, hewan ternak, binatang piaraan (dari kura-kura hingga burung

kakatua), dan banyak lainnya.

Organisme ini hampir selalu masuk melalui rute oral, biasanya bersama

makanan atau minuman yang terkontaminasi. Dosis efektif rata-rata untuk

menimbulakn infeksi klinis atau subklinis pada manusia adalah 105-108 Salmonella.

Beberapa factor pejamu yang menimbulkan resistensi terhadap infeksi Salmonella

adalah keasaman lambung, flora normal usus dan kekebalan usus.

g. Epidemiologi

1. Carrier

Setelah infeksi nyata atau subklinis, beberapa individu terus menyimpan

salmonela di dalam jaringannya selama waktu yang tidak tentu. Tiga persen

individu yang sembuh dari tifoid menjadi carrier permanen, mempunyai

Page 9: Laporan Ke 5 Bakte Darah Salmonella Thypi

organisme di dalam kandung empedu, saluran empedu, atau kadang-kadang di

dalam usus atau saluran kemih.

2. Sumber Infeksi

Sumber infeksi adalah makanan dan minuman yang terkontaminasi dengan

salmonela. Berikut adalah sumber-sumber infeksi yang penting:

Air, kontaminasi dengan feses sering menimbulkan epidemik yang luas.

Susu dan produk susu lainnya (es krim, keju, puding), kontaminasi dengan feses

dan paterurisasi yang tidak adekuat atau penanganan yang salah. Beberapa wabah

dapat ditelusuri sampai sumber kumannya.

Kerang, dari air yang terkontaminasi.

Telur beku atau dikeringkan, dari unggas yang terinfeksi atau terkontaminasi saat

pemrosesan.

Daging dan produk daging, dari hewan yang terinfeksi (ternak) atau kontaminasi

oleh feses melalui hewan pengerat atau manusia.

Obat ”rekresai”, mariyuana atau obat lainnya.

Pewarna hewan, pewarnaan (misal, carmine) digunakan untuk obat, makanan, dan

kosmetik.

Hewan piaraan, kura-kura, anjing, kucing, dll.

3. Penyakit yang ditimbulkan

Adapun penyakit yang ditimbulkan yaitu:

a.      Demam Enterik (Demam Tifoid)

HCL dalam lambung berperan sebagai penghambat masuknya Salmonella

typhi dan bakteri lain. Jika Salmonella typhi masuk bersama-sama cairan, maka

terjadi pengenceran HCL yang mengurangi daya hambat terhadap

mikroorganisme penyebab penyakit yang masuk. Daya hambat HCL ini akan

Page 10: Laporan Ke 5 Bakte Darah Salmonella Thypi

menurun pada waktu terjadi pengosongan lambung, sehingga Salmonella typhi dapat

masuk ke dalam usus penderita. Salmonella typhi seterusnya memasuki folikel-folikel

limfe yang terdapat di dalam lapisan mukosa atau submukosa usus, bereplikasi

dengan cepat untuk menghasilkan lebih banyak Salmonella typhi. Setelah itu,

Salmonella typhi memasuki saluran limfe dan akhirnya mencapai aliran darah.

Dengan demikian terjadilah bakteremia pada penderita. Dengan melewati kapiler-

kapiler yang terdapat dalam dinding kandung empedu atau secara tidak langsung

melalui kapiler-kapiler hati dan kanalikuli empedu, maka bakteri dapat mencapai

empedu dan larut disana.

Pada awal minggu kedua dari penyakit demam tifoid terjadi

nekrosissuperfisial yang disebabkan oleh toksin bakteri atau yang lebih utama

disebabkanoleh pembuntuan pembuluh-pembuluh darah kecil oleh hiperplasia sel

limfoid(disebut sel tifoid).

Mukosa yang nekrotik kemudian membentuk kerak, yang dalam minggu

ketiga akan lepas sehingga terbentuk ulkus yang berbentuk bulat atau lonjong tak

teratur. Pada umumnya ulkus tidak dalam meskipun tidak jarang jika submukosa

terkena, dasar ulkus dapat mencapai dinding otot dari usus bahkan dapat mencapai

membran serosa.

Pada waktu kerak lepas dari mukosa yang nekrotik dan terbentuk ulkus,

maka perdarahan yang hebat dapat terjadi atau juga perforasi dari usus. Kedua

komplikasi tersebut yaitu perdarahan hebat dan perforasi merupakan penyebab yang

paling sering menimbulkan kematian pada penderita demam tifoid. Meskipun

demikian, beratnya penyakit demam tifoid tidak selalu sesuai dengan beratnya

ulserasi. Toksemia yang hebat akan menimbulkan demam tifoid yang berat sedangkan

terjadinya perdarahan usus dan perforasi menunjukkan bahwa telah terjadi ulserasi

Page 11: Laporan Ke 5 Bakte Darah Salmonella Thypi

yang berat. Sedangkan perdarahan usus dan perforasi menunjukkan bahwa telah

terjadi ulserasi yang berat. Pada serangan demam tifoid yang ringan dapat terjadi baik

perdarahan maupun perforasi.Pada stadium akhir dari demam tifoid, ginjal kadang-

kadang masih tetap mengandung kuman Salmonella typhi sehingga terjadi bakteriuria.

Maka penderita merupakan urinary karier penyakit tersebut. Akibatnya terjadi

miokarditis toksik, otot jantung membesar dan melunak. Anak-anak dapat mengalami

perikarditis tetapi jarang terjadi endokaritis. Tromboflebitis, periostitis dan nekrosis

tulang dan juga bronkhitis serta meningitis kadang-kadang dapat terjadi pada demam

tifoid.

b.      Bakterimia dengan Lesi Fokal

Keadaan ini umumnya disebabkan oleh S.choleraesuis, tetapi juga dapat

disebabkan oleh serotype salmonella apapun. Setelah infeksi melalui mulut, terjadi

invasi dini kealiran darah (dengan kemungkinan lesi fokal di paru, tulang, meningens,

dan lain-lain), tetapi manifestasi di usus sering tidak ada.

Bayi dan anak-anak jauh lebih rentan terhadap infeksi terutama Salmonella,

mudah dicapai dengan menelan sejumlah kecil bakteri. Telah menunjukkan bahwa,

pada bayi, pencemaran bisa melalui inhalasi debu bakteri-sarat.

Setelah masa inkubasi singkat beberapa jam sampai satu hari, kuman

berkembang biak di dalam lumen usus menyebabkan radang usus dengan diare yang

sering muco-bernanah dan berdarah. Pada bayi, dehidrasi dapat menyebabkan

keadaan parah toksikosis. Normalnya tidak adasepsis, tetapi bisa terjadi sebagai

komplikasi pada pasien usia lanjut melemah (penyakit Hodgkin), misalnya. Lokalisasi

ekstraintestinal yang mungkin, terutama Salmonella meningitis pada anak-anak,

osteitis, dll. Salmonella (misalnya, Salmonella entericasub sp. enterica serovar

enteritidis) dapat menyebabkan diare, yang biasanya tidak memerlukan antibiotik

Page 12: Laporan Ke 5 Bakte Darah Salmonella Thypi

pengobatan. Namun, pada orang yang berisiko seperti bayi, anak kecil, orang tua,

infeksi Salmonella bisa menjadi sangat serius, mengarah ke komplikasi. Jika hal ini

tidak diobati, pada pasien HIV dan orang-orang dengan kekebalan tubuh rendah bisa

menjadi sakit parah Anak dengan anemia sel sabit yang terinfeksi Salmonella bisa

terjadi osteomyelitis.

h. Enterokolitis

Enterokolitis merupakan manifestasi infeksi salmonella yang paling sering

terjadi. Di AS Salmonella thypimurium dan Salmonella enteriditis lebih menonjol,

tetapi enterokolitis dapat disebabkan oleh lebih dari 1400 serotype Salmonella grup 1.

Delapan hingga 48 jam setelah tertelannya salmonella timbul mual, sakit kepala,

muntah dan diare hebat, dengan beberapa leukosit di dalam feses. Sering timbul

demam ringan tetapi biasanya sembuh sendiri dalam 2-3 hari. Terdapat lesi inflamasi

pada usus halus dan usus besar. Bakterimia jarang terjadi, kecuali pada pasien yang

mengalami imunodefisiensi. Biakan darah baiasanya negative, tetapi biakan feses

biasanya positif untuk salmonella dan dapat tetap positif selama beberaoa minggu

setelah penyakit sembuh secara kinis.

i. Diagnosa Laboratorium

         Spesimen

Darah untuk biakan harus diambil berulang kali. Pada demam enteric dan

septikimia, biakan darah sering positif dalam minggu pertama penyakit. Biakan

sumsum tulang dapat bermanfaat. Biakan urine dapat positif dalam minggu kedua.

Specimen feses juga harus diambil berulang-ulang. Pada demem enteric, fesesakan

memberikan hasil positif mulai minggu kedua atau ketiga, pada enterokolitis selama

Page 13: Laporan Ke 5 Bakte Darah Salmonella Thypi

minggu pertama. Biakan positif dari drainase duodenum menunjukkan adanya

salmonella di traktus billiard pada orang carrier.

         Metode bakteriologi untuk isolasi Salmonella

Biakan pada medium diferensial: Medium EMB, Mac Conkey atau

deoksikolat memungkinkan deteksi cepat organisme yang tidak memfermentasi

laktosa. Organisme Gram positif sedikit dihambat. Medium Bismuth sulfit

memungkinkan deteksi cepat Salmonella yang membentuk koloni hitam karena

produksi H2S.

Biakan pada medium selektif: bahan ditanam pada lempeng agar SS

(Salmonella-Shigella). Agar Hektoen atau agar deoksikolat sitrat, merupakan tempat

Salmonelladan Shigella akan tumbuh subur, melebihi organisme Enterobacteriaceae

lainnya.

Biakan pada medium diperkaya: bahan (biasanya tinja) diletakkan ke dalam

kaldu selenit F atau kaldu tetrationat, keduanya menghambat bakteri usus normal dan

memungkinkan perkembangbiakan Salmonella. Setelah pengeraman selama 1-2

hari, biakan ini ditanami pada perbenihan diferensial dan selektif.

Identifikasi Akhir: koloni pada perbenihan padat yang dicurigai diidentifikasi

dengan tes biokimia dan tes aglutinasi dengan serum spesifik.

            Metode Serologi

Teknik serologi digunakan untuk mengidentifikasi biakan yang tidak diketahui

dengan serum yang diketahui, dan dapat juga dipergunakan untuk menentukan titer

antibody pada penderita yang tidak diketahui penyakitnya, meskipun yang belakangan

ini tidak begitu bermanfaat dalam diagnosis infeksi Salmonella.

j. Pengobatan

Page 14: Laporan Ke 5 Bakte Darah Salmonella Thypi

Demam enterik dan bakteremia dengan lesi fokal memerlukan terapi

antimikroba, sedangkan sebagian besar kasus eterokolitis tidak membutuhkan terapi

tersebut. Terapi antimikroba terhadap enteritis salmonela pada neonatus sangat

penting. Pada enterokolitis, gejala klinis dan eksresi salmonela dapat menjadi lebih

lama oleh terapi antimikroba. Penggantian cairan dan elektrolit sangat penting untuk

diare barat.

Tetapi antimikroba ubtuk infeksi salmonela yang invasif adalah dengan

menggunakan ampisilin, trimetroprim-sulfametoksazon, atau sefalosporin generasi

ketiga. Resistansi terhadap banyak obat yang ditransmisikan secara genetik oleh

plasmid berbagai bakteri enterik merupakan masalah pada infeksi salmonela. Uji

sensitivitas merupakan pemeriksaan penunjang yang penting untuk memilih antibiotik

yang sesuai.

Pada sebagian besar carrier, organisme menetap di kandung empedu (terutama

jika terdapat batu empedu) dan di saluran empedu. Beberapa carrier kronik dapat

diobati hanya dengan menggunakan ampisilin, tetapi pada kebanyakan kasus

kolesistektomi harus dikombinasikan dengan terapi obat.

Page 15: Laporan Ke 5 Bakte Darah Salmonella Thypi

BAB III

METODE KERJA

A.   Alat dan Bahan

1.      Alat

Jarum ose

Alkohol 96%

  Pipet tetes

Tissue

Gelas objek

Korek api

Bunsen

  Mikroskop

2.      Bahan

Aquadest

  Larutan Gentian Kristal Violet

  Larutan Lugol

Kaca preparat

Karbol Fuchsin Z

Media BHIB

Media Mac Conkey

Media SIM

Media TSIA

Media Mr-Vp

Media Urea

Page 16: Laporan Ke 5 Bakte Darah Salmonella Thypi

Media Gula-gula

Media SCA

Larutan Covas

Larutan Metyl Red

KOH 40%

 Larutan a-naftol

B. PROSEDUR KERJA

1.      Hari I

1) Siapkan alat dan bahan yang di gunakan

2) Setelah ose di sterilkan ambillah biakan bakteri

3) Kemudian masukkan ke dalam media BHIB

4) Di lakukan pewarnaan gram

5) Buat sediaan pada objek gelas, keringkan, kemudian rekatkan (fiksasi) 3x di atas

api Bunsen.

6) Tuangi dengan larutan karbol-gentian-violet (sesudah sediaan dingin), biarkan

selama 2- 3 menit.

7) Cuci dengan air mengalir

8) Zat warna dibuang dan bubuhi dengan larutan mordant (lugol), diamkan selama

kira-kira 1-2 menit.

9) Lugol dibuang dan preparat dicelupkan ke dalam alkohol 96%, sampai warna

gentian violet lepas (sampai gentian violet tidak ada luntur lagi).tunggu 20 – 40

detik

10)   Cuci dengan air kran sampai bersih, kemudian bubuhi dengan cat-penutup

(counter stain) larutan water-fuchsin, biarkan kira-kira 1-2 menit.

Page 17: Laporan Ke 5 Bakte Darah Salmonella Thypi

11)   Cuci dengan air kran, keringkan dalam temperatur kamar, lihat dengan

mikroskop

12)   Kemudian masukkan ke dalam ingkubator pada media BHIB dan  

      ingkubasi selama 24 Jam dengan suhu 37 °c.

2.      Hari II

     Biakan yang tumbuh pada media BHIB di wranai dengan padapengecetan

gram.

       Selain itu biakan juga di tanami pada media BAP,Mac concey.EMBA.dan

endo agar.

       Media yang telah di tanami kemudian di inkubasi pada suhu 37°C seiama 24

jam didalam incubator.

3.      Hari III

Pewarnaan gram

1) Buat sediaan pada objek gelas, keringkan, kemudian rekatkan (fiksasi) 3x di atas

api Bunsen.

2) Tuangi dengan larutan karbol-gentian-violet (sesudah sediaan dingin), biarkan

selama 2- 3 menit.

3) Cuci dengan air mengalir

4) Zat warna dibuang dan bubuhi dengan larutan mordant (lugol), diamkan selama

kira-kira 1-2 menit.

5) Lugol dibuang dan preparat dicelupkan ke dalam alkohol 96%, sampai warna

gentian violet lepas (sampai gentian violet tidak ada luntur lagi).tunggu 20 – 40

detik

6) Cuci dengan air kran sampai bersih, kemudian bubuhi dengan cat-penutup

(counter stain) larutan water-fuchsin, biarkan kira-kira 1-2 menit.

Page 18: Laporan Ke 5 Bakte Darah Salmonella Thypi

7) Cuci dengan air kran, keringkan dalam temperatur kamar, lihat dengan mikroskop

      Media TSIA

Setelah nall di stelirkan ambil bakteri pada media ( emba ) dan tusukkan nall

pada media TSIA setelah di tusuk goreskan pada permukaan media dari babwah ke

atas fiksasi pada mulut tabung dan tutup dengan kapas steril dan ingkubasi selama 24

Jam dengan suhu 37 °c

4.      Hari IV

      Dilakukan pembacaan pada media SCA,SIM,MrVP,dan gula-gula.

Hasit pembacaan di catat kemudian dicocokkan dengan table \identifikasi bakteri.

B .    Tes Uji biokimia

1)        Buatlah suspensi bakteri dari coloni bakteri yang sebelumnya telah di tanam

pada media EMBA yang di ambil adalah coloni yang menunjukkan ciri koloni bakteri

proteus

2)        Ambil satu mata nal suspensi bakteri dan tanam pada tiap media dengan cara:

1.        Media SCA

1) Goreskan perlahan secara zig-zag mata nal (yang sudah suspensinya) dari bagian

dalam permukaan media miring sampai keluar

2) Sterilkan pada mulut tabung dan tutup dengan menggunakan kapas steril

3) Pada media SCA, tidak perlu di tusuk dengan nal

4) Ingkubasi selama 24 jam dengan suhu 37°c

Page 19: Laporan Ke 5 Bakte Darah Salmonella Thypi

2.        Media SIM

1) Tusukkan nal yang sudah suspensi bakterinya ke tengah-tengah media agar, jangan

sampai menyentuh permukaan tabling/ mendekati.

2) Tutup dengan kapas steril yang sebelumnya sudah di fiksasi pada mulut media

3) Ingkubasi selama 24 jam dengan suhu 37°c

3.        Media MR-VP dan gula-gula ( laktosa, maltosa , glukosa , sukrosa , manitol )

1) Ambil satu ose suspensi bakteri, masukkan dalam media cair, aduk-aduk agar

suspensi bakteri dan agarnya tercampur yang di dalamnya ada tabung durham.

2) Tutup kembali dengan kapas steril

3)   Ingkubasi selama 24 jam dengan suhu 37°c

4.        Media Urea

1) Goreskan perlahan secara zig-zag mata nal (yang sudah suspensinya) dari bagian

dalam permukaan media miring sampai keluar

2) Sterilkan pada mulut tabung dan tutup dengan menggunakan kapas steril

3) Pada media Urea, tidak perlu di tusuk dengan nal

4) Ingkubasi selama 24 jam dengan suhu 37°c

Page 20: Laporan Ke 5 Bakte Darah Salmonella Thypi

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

1.Hasil Pengamatan pewarnaan Gram

Gram coccus Positf

ket: media Na( bentuk koloni: merah kecoklatan)

Keterangan :

Setelah didapatkan hasil penanaman kami mendapatkan koloni yang pada media

BHIB pada sampel darah yaitu berwarna merah kecoklatan. Dan setelah dilakukan

pengamatan pada mikroskop didaptkan hasil bahwa jenis koloni tersebut adalah

berbentuk coccus positif.

Page 21: Laporan Ke 5 Bakte Darah Salmonella Thypi

2. Pertumbuhan bakteri di media BHIB

SAMPEL JENIS KOLONI WARNA KOLONI

Darah Kecil dan bulat Merah kecoklatan

3. Uji biokimia IMVIC

MEDIA HASIL WARNA KETERANGAN

KIASlant

Butt

Gas H2S

Merah (slant) kuning (butt)

Alkali & acid

SIM

Sulfur

 -

Kuning

Tidak mengandung sulfut

Indol  - Kuning Tidak indol

Motilty  -Kuning tidak Terjadi

pergerakan

UREA

   +

Tidak berubah

Mengandung urea

MRVP

MR  + Merah

VP  -Tdk berubah

CITRATE

 -

Hijau

GULA-GULA

GLUKOSA  + Kning terdapat gas

MANITOL  +Merah terjadi

perubahan warna

SUKROSA  + Merah terdapat gas

LAKTOSA  +Merah terjadi perubahan

warna

Page 22: Laporan Ke 5 Bakte Darah Salmonella Thypi

A. Pembahasan

Pada praktikum identifikasi bakteri salmonella tipy pada sampel darah. Setelah

sampel diambil maka di masukkan kedalam media transparan atau media BHIB

untuk ditanam dan dimasukkan kedalam incubator selama 24 jam dengan 27oC.

kemudian kami isolasi kedalam media NA menghasilkan koloni yang tidak beraturan

mungkin dipengaruhi pada saat menggores. Dan dari isolasi tersebut kami mengambil

setiap koloni yang terpisah yang berukuran kecil untuk melakukan pewarnaan

gram.Pewarnaan gram termasuk tahap penting dalam pencirian identifikasi

bakteri.Pewarnaan gram memilahkan bakteri menjadi dua kelompok gram negative

dan gram positif.Bakteri gram positif berwarna ungu disebabkan kompleks zat warna

Kristal violet-yodium tetapkan dipertahankan meskipun diberi larutan

pemucat.Bakteri gram negative berwarna merah karena, kompleks tersebut larut

sewaktu pemberian larutan pemucat dan kemudian mengambil warna kedua yang

berwarna merah.Larutan yang digunakan dalam pewarnaan ini adalah Kristal violet,

larutan lugol, larutan pemucat, dan safranin.

Sebagian dinding sel bakteri gram positif terdiri dari peptidoglikan yang tebal,

sedangkan dinding sel bakteri gram negative mempunyai kandungan lipida yang

tinggi dibandingkan dengan dinding sel bakteri gram positif. Lipida ini akan larut

dalam alcohol dan aseton yang digunakan sebagai larutan pemucat, sehingga pori-

pori dinding sel membesar dan meningkatkan daya larut kompleks Kristal violet-

yodium pada dinding sel bakteri gram negative. Dan dari pewarnaan ini diperoleh

hasil gram negative basil berwarna merah.Sehingga dilanjutkan dengan uji biokimia

lengkap.

Uji biokimia didasarkan pada berbagai hasil metabolisme yang disebabkan

oleh daya kerja enzim.Sifat biokimia yang dipelajari dilaboratorium hanyalah ciri

yang penting untuk diidentifikasi.karenaUji biokimia biokimia memerlukan berbagai

media, maka dari koloni yang terpisah perlu dibuat dahulu biakan harian dari koloni

tersebut. Uji sitrat digunakkan untuk melihat kemampuan

mikroorganismemenggunakan sitrat sebagai satu-satunya sumber karbon dan

energy.s Uji KIA terdapat positif terjadi perubahan warna dan terbentuk gas dan

sulfur. Pada pengujian citrat, vp, dan sim tidak terjadi perubaham dan negative.

sedangkan uji media gula-gula semua positif berubah warna. Perubahan warna

tersebut disebabkan karena bakteri yang tumbuh di dalamnya mampu

Page 23: Laporan Ke 5 Bakte Darah Salmonella Thypi

memfermentasikan gula-gula tersebut berupa produk asam, jadi tidak sejalan dengan

media KIA disitu mungkin terjadi kesalan saat kami mengambil koloni pada sampel

KIA saat identifikasi tersebut.Dari uji pewarnaan gram hingga uji biokimia, Hasil

yang diidentifikasi yaitu bakteri Enterobacter sp.

Enterobacteriaceae termasuk dalam famili bakteri, sebagian besar lebih

dikenal bersifat patogen, seperti Salmonella dan Eschericia coli. Ilmu genetika

menempatkan Enterobacteriaceae di antara Proteobacteria , dan mereka memberikan

perintah mereka sendiri (Enterobacteriales), meskipun hal ini kadang-kadang diambil

untuk memasukkan beberapa sampel lingkungan terkait. Enterobacteriaceae adalah

kuman yang hidup diusus besar manusia dan hewan, tanah, air dan dapat pula

ditemukan pada komposisi material.

Enterobacteriaceae yang bentuk batang, dan biasanya memiliki panjang 1-5

pM. Seperti Proteobacteria lain mereka bersifat Gram negatif, anaerob fakultatif ,

dapat memfermentasi gula untuk menghasilkan asam laktat dan berbagai produk

akhir lainnya. Kebanyakan juga dapat mengubah nitrat menjadi nitrit, walaupun ada

pengecualian (misalnya Phoptorhadus ). 

1) media TSIA

pada dasarnya di dapat hasil positif berwarna kuning di sebabkan menfermentasi

sukrosa dan laktosa sehingga banyak asam yang terbentuk yang mengakibatkan timbul

warna kuning pada permukaan TSIA

2) media SCA

pada dasarnya di dapat hasil negatif ini di sebabkan oleh karna bakteri tidak

mampu menghasillkan cittrate sebagai sumber carbon dan energi sehingga tidak terdapat

perubahan warna sama sekali

3) media urea

hal ini di dapat positif yang pada dasarnya di sebabkan oleh bakteri yang mampu

menggunakan enzim urea sehingga dapat mengubah urea menjadi amonia dan oksigen

Page 24: Laporan Ke 5 Bakte Darah Salmonella Thypi

4) media SIM

Di mana dalam hal ini di dapat negatif pada sulfur pada saat penambahan kovac.s

yaitu tidak terdapat endapan hitam dan pada indol di dapat negatif ini di karnakan bahwa

tidak terbentuk cincin berwarna merah dan pada mothyliti di dapat positif ini di karnakan

bahwa terdapat pergegrakan bakteri oleh karna terdapat campuran asam pada media SIM.

5) media MR

di mana hasil yang di dapat adalah positif ini di sebabkan oleh karna terdapat

cincin berwarna merah yang di mana cincin merah terbentuk oleh karna terdapat

campuran asam seperti asam carbonat.

6) media VP

di mana hasil yang di dapat adalah negatif ini di sebabkan oleh karna tidak

terdapat perubahan warna sama sekali sehingga hasil yang di dapat negatif.

7) media gula gula ( laktosa maltosa sukrosa glukosa )

di mana dalam hal ini di dapat positif di karnakan oleh terjadinya perubahan

warna pada gula gula dari merah menjadi kuning keruh ini di sebabkan oleh bakteri yang

mampu menghasil gula menjadi prodak asam sehingga mampu melakukan fermentasi dan

dapat terbentuk gas pada tabung durham ini di sebabkan selain mengubah gula menjadi

prodak asam dapat juga menghasilka gas sebagai hasil sampingan kecuali pada media

sukrosa yang tidak terjadi perubahan warna sama sekali

Page 25: Laporan Ke 5 Bakte Darah Salmonella Thypi

BAB V

PENUTUP

A.    Kesimpulan

Salmonella adalah suatu genus berbentuk batang, Gram-negatif, enterobacteria non-

spora membentuk, terutama motil dengan diameter sekitar 0,7-1,5 pM, panjang dari 2 sampai

5 pM, dan flagela yang berproyek di segala penjuru (yaitu peritrichous).Salmonella Typhi

hanya hidup pada manusia

Dalam Mengidentifikasi dan mengisolasi bakteri baik itu Salmonella typhi dengan

menggunakan sampel biakan murni dalam hal ini dapat di simpulkan bahwa:

dari hasil penanaman bakteri Salmonella tphiy pada media identifikasi di dapat hasil

TSIA(+), SIM(-), MR(+), laktosa(-), maltosa(+), glukosa(+)

B.     Saran

Untuk praktikum kedepannya diharapkan kepada praktikan agar betul-betul

memperhatikan hal-hal penting yang harus dilakukan pada saat praktikum isolasi dan

identifikasi bakteri.

Page 26: Laporan Ke 5 Bakte Darah Salmonella Thypi

DAFTAR PUSTAKA

Entjang Indan, dr. 2001. “Mikrobiologi & Parasitologi”, Citra Aditya Bakti :

Bandung.

Arif Mansyur. 2007. “Semiloka Mutu “Pemantapan Mutu tes Rapid

Salmonella”, Makassar.

Brooks, Geo F, Butel, Janet S, Morse, Stephen A. 2005. “Mikrobiologi

Kedokteran Edisi Pertama”, Salemba Medica : Jakarta.

Nugraha Tania. 2010. “Penata Laksanaan Demam Tifoid”, Fakultas

Kedokteran Universitas Riau.