lap uji salmonella

29
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salmonella merupakan kuman berbentuk batang, tidak berspora, dan pada pewarnaan gram bersifat gram negative. Mempunyai ukuran 1-3.5µm x 0.5-0.8µm. Salmonella dapat tumbuh cepat pada media yang sederhana tetapi mereka hampir tidak pernah memfermentasikan laktosa atau sukrosa. Salmonella biasanya akan memberikan sifat positif dengan mengeluarkan bau gas H 2 S dan adanya gelembung pada tabung reaksi. Dan salmonella tahan dalam air yang membeku pada periode yang lama, dan salmonella juga tahan terhadap bahan kimia tertentu. Salmonella merupakan salah satu bakteri patogen yang dapat menimbulkan penyakit yang disebut salmonellosis (demam tifus, septicemia dan gastroenteritis) bila mengkonsumsi makanan yang tercemar Salmonella sp. Habitat alami Salmonella sp adalah usus manusia dan hewan, sedangkan air dan makanan termasuk susu dan produknya merupakan media perantara penyebaran Salmonella sp (Cliver and Doyle, 1990). Salmonella yang merupakan bakteri gram negatif, dapat menyebabkan penyakit demam tifoid, yaitu penyakit infeksi yang disebabkan oleh salmonella typhi atau 1

Upload: sucirahmalai

Post on 23-Jan-2016

33 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Lap Uji Salmonella

TRANSCRIPT

Page 1: Lap Uji Salmonella

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Salmonella merupakan kuman berbentuk batang, tidak berspora, dan pada

pewarnaan gram bersifat gram negative. Mempunyai ukuran 1-3.5µm x 0.5-

0.8µm. Salmonella dapat tumbuh cepat pada media yang sederhana tetapi mereka

hampir tidak pernah memfermentasikan laktosa atau sukrosa. Salmonella biasanya

akan memberikan sifat positif dengan mengeluarkan bau gas H2S dan adanya

gelembung pada tabung reaksi. Dan salmonella tahan dalam air yang membeku

pada periode yang lama, dan salmonella juga tahan terhadap bahan kimia tertentu.

Salmonella merupakan salah satu bakteri patogen yang dapat menimbulkan

penyakit yang disebut salmonellosis (demam tifus, septicemia dan gastroenteritis)

bila mengkonsumsi makanan yang tercemar Salmonella sp. Habitat alami

Salmonella sp adalah usus manusia dan hewan, sedangkan air dan makanan

termasuk susu dan produknya merupakan media perantara penyebaran Salmonella

sp (Cliver and Doyle, 1990).

Salmonella yang merupakan bakteri gram negatif, dapat menyebabkan

penyakit demam tifoid, yaitu penyakit infeksi yang disebabkan oleh salmonella

typhi atau salmonella paratyphi. Yang mempunyai tanda – tanda khas berupa

perjalanan yang cepat yang berlangsung lebih kurang 3 minggu disertai demam,

toksemia, gejala – gejala perut, pembesaran limpa dan erupsi kulit. Dan penyakit

tifus (Typhus Abdominalis) adalah infeksi penyakit akut yang biasanya terdapat

pada saluran cerna dengan gejala demam lebih dari satu minggu dan terdapat

gangguan kesadaran. Selain itu Salmonella mungkin paling dikenal sebagai

penyebab keracunan makanan bakteri.

Salmonella banyak ditemui pada makanan-makanan yang tidak dibuat atau

diproduksi secara hygienis, oleh karena itu sebaiknya kita menghindari ataupun

mengurangi makanan yang kurang hygienis.

1

Page 2: Lap Uji Salmonella

1.2 Tujuan

Tujuan umum :

Mengisolasi dan mengidentifikasi salmonella dalam bahan pangan

Tujuan Khusus :

- Mampu mengetahui dan melakukan isolasi salmonella dalam bahan

pangan

- Mampu mengetahui dan melakukan identifikasi terhadap salmonella

dalam bahan pangan

2

Page 3: Lap Uji Salmonella

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Salmonella

Bakteri Salmonella ditemukan pertama kali oleh Theobald Smith pada

1885 saat meneliti penyakit pencernaan pada babi. Dengan menggunakan

mikroskop, Smith menemukan sekelompok bakteri berbentuk batang yang

menyebabkan kematian hewan ternak tersebut.

Nama Salmonella sendiri baru diberikan oleh Daniel Edward Salmon,

rekan Smith yang melakukan penelitian lebih lanjut terhadap jenis bakteri

tersebut. Salmon menyimpulkan bahwa bakteri salmonella termasuk dalam

genus bakteri enterobakteria gram-negatif, berbentuk batang, bisa bergerak

bebas dan menghasilkan hidrogen sulfida, serta menjadi penyebab timbulnya

penyakit salmonellosis.

Salmonella merupakan bakteri batang gram-negatif, tidak berspora dan

panjangnya bervariasi. Habitat aslinya yang berada di dalam usus manusia

maupun binatang, bakteri ini dikelompokkan ke dalam enterobacteriaceae

(Brooks, 2005).

Salmonella tumbuh cepat pada pembenihan biasa tetapi tidak meragikan

sukrosa dan laktosa. Kuman ini merupakan asam dan beberapa gas dari

glukosa dan manosa. Kuman ini bisa hidup dalam air yang dibekukan dengan

masa yang lama. Salmonella resisten terhadap zat-zat kimia tertentu misalnya

hijau brilian, natrium tetrationat, dan natrium dioksikholat. Senyawa ini

menghambat kuman koliform dan karena itu bermanfaat untuk isolasi

salmonella dari tinja.

Isolasi dari mikroorganisme Salmonella pertama sekali dilaporkan pada

tahun 1884 oleh Gaffky dengan nama spesies Bacterium thyposum.

Kemudian, pada tahun 1886 perkembangan nomenklatur semakin kompleks

karena peranan Salmon dan Smith serta sempat menjadi bahan pembicaraan

yang rumit. Bahkan dalam perkembangannya, Salmonella menjadi bakteri

yang paling kompleks dibandingkan enterobacteriacea lain, oleh karena

3

Page 4: Lap Uji Salmonella

bakteri ini memiliki lebih dari 2400 serotipe dari antigen bakteri ini (Winn,

2006).

B. Klasifikasi Salmonella typhosa

- Kingdom : Bakteria

- Phylum : Proteobakteria

- Classis : Gamma proteobakteria

- Ordo : Enterobakteriales

- Familia : Enterobakteriakceae

- Genus : Salmonella

- Species : Salmonella thyposa

C. Salmonellosis

Bakteri Salmonella berkembang pada saluran pencernaan binatang seperti

babi, sapi, dan ayam. Bakteri tersebut kemudian menyebar melalui makanan

hingga menginfeksi manusia. Tak jauh beda dengan binatang, saat

menginfeksi manusia, Salmonella bersarang di saluran pencernaan, mulai dari

lambung hingga usus halus. Umumnya, bakteri Salmonella menimbulkan

salmonellosis berupa penyakit tifus atau paratifus.

Seseorang yang terinfeksi bakteri Salmonella, akan menunjukkan gejala

berupa diare, kram perut, demam dan sakit kepala, mual, bahkan muntah-

muntah. Suhu tubuh pun tidak stabil dan cenderung tinggi. Dari masa

inkubasi hingga munculnya gejala pertama memakan waktu antara 8-72

jam. Salmonellosis pada manusia cukup berbahaya karena bisa menyebabkan

kematian. Sangat fatal jika menyerang bayi, balita, ibu hamil, dan orang

lanjut usia.

D. Patogenitas

Salmonella adalah penyebab utama dari penyakit yang disebarkan melalui

makanan (foodborne diseases). Pada umumnya, serotipe Salmonella

menyebabkan penyakit pada organ pencernaan. Penyakit yang disebabkan

oleh Salmonella disebut salmonellosis. Ciri-ciri orang yang mengalami

4

Page 5: Lap Uji Salmonella

salmonellosis adalah diare, keram perut, dan demam dalam waktu 8-72 jam

setelah memakan makanan yang terkontaminasi oleh Salmonella. Gejala

lainnya adalah demam, sakit kepala, mual dan muntah-muntah.

Tiga serotipe utama dari jenis S. enterica adalah S. typhi, S. typhimurium,

dan S. enteritidis. S. typhi menyebabkan penyakit demam tifus (Typhoid

fever), karena invasi bakteri ke dalam pembuluh darah dan gastroenteritis,

yang disebabkan oleh keracunan makanan/intoksikasi. Gejala demam tifus

meliputi demam, mual-mual, muntah dan kematian. S. typhi memiliki

keunikan hanya menyerang manusia, dan tidak ada inang lain. Infeksi

Salmonella dapat berakibat fatal kepada bayi, balita, ibu hamil dan

kandungannya serta orang lanjut usia. Hal ini disebabkan karena kekebalan

tubuh mereka yang menurun. Kontaminasi Salmonella dapat dicegah dengan

mencuci tangan dan menjaga kebersihan makanan yang dikonsumsi.

E. Media tumbuh

Untuk menumbuhkan Salmonella dapat digunakan berbagai macam media,

salah satunya adalah media Hektoen Enteric Agar (HEA). Media lain yang

dapat digunakan adalah SS agar, bismuth sulfite agar, brilliant green agar, dan

xylose-lisine-deoxycholate (XLD) agar. HEA merupakan media selektif-

diferensial. Media ini tergolong selektif karena terdiri dari bile salt yang

berguna untuk menghambat pertumbuhan bakteri gram positif dan beberapa

gram negatif, sehingga diharapkan bakteri yang tumbuh hanya Salmonella.

Media ini digolongkan menjadi media diferensial karena dapat

membedakan bakteri Salmonella dengan bakteri lainnya dengan cara

memberikan tiga jenis karbohidrat pada media, yaitu laktosa, glukosa, dan

salisin, dengan komposisi laktosa yang paling tinggi. Salmonella tidak dapat

memfermentasi laktosa, sehingga asam yang dihasilkan hanya sedikit karena

hanya berasal dari fermentasi glukosa saja. Hal ini menyebabkan koloni

Salmonella akan berwarna hijau-kebiruan karena asam yang dihasilkannya

bereaksi dengan indikator yang ada pada media HEA, yaitu fuksin asam dan

bromtimol blue.

5

Page 6: Lap Uji Salmonella

BAB III

ISI

3.1 Waktu dan pelaksanaan

3.1.1 Hari Pertama

Hari, tanggal : Selasa, 31 Maret 2015

Jam : 10.00 WIB s.d selesai

Tempat : Laboratorium Fisika Lingkungan Poltekkes Kemenkes RI

Padang

Pratikum : Pembuatan media, sterilisasi alat dan bahan, dan persiapan

sampel / pra pengkayaan (preenrichment)

3.1.2 Hari Kedua

Hari, tanggal : Rabu, 01 April 2015

Jam : 14.00 WIB s.d selesai

Tempat : Laboratorium Fisika Lingkungan Poltekkes Kemenkes RI

Padang

Pratikum : Pengkayaan (enrichment)

3.1.3 Hari Ketiga

Hari, tanggal : Kamis, 02 April 2015

Jam : 14.00 WIB s.d selesai

Tempat : Laboratorium PVBP Poltekkes Kemenkes RI Padang

Pratikum : Isolasi

3.1.4 Hari Keempat

Hari, tanggal : Senin, 06 April 2015

Jam : 14.00 WIB s.d selesai

Tempat : Laboratorium PVBP Poltekkes Kemenkes RI Padang

Pratikum : Identifikasi

6

Page 7: Lap Uji Salmonella

3.1.5 Hari Kelima

Hari, tanggal : Selasa, 07 April 2015

Jam : 14.00 WIB s.d selesai

Tempat : Laboratorium Fisika Lingkungan Poltekkes Kemenkes RI

Padang

Pratikum : Pembacaan hasil

3.2 Alat dan Bahan

3.2.1 Alat

a. Pembuatan media, sterilisasi, dan persiapan sampel / pra pengkayaan

(preenrichment)

No Alat Jumlah No Alat Jumlah

1 Testube 12 buah 11 Incubator 1 buah

2 Erlenmeyer 250 ml 8 buah 12 Autoclave 1 buah

3 Gelas kimia 50 ml 8 buah 13 Kompor listrik 1 buah

4 Gelas ukur 50 ml 1 buah 14 Termometer 1 buah

5 Spatula 1 buah 15 Botol pijit 1 buah

6 Rak testube 1 buah 16 Bunsen 1 buah

7 Cawan petri 18 buah 17 Neraca analitik 1 buah

8 Pipet ukur 10 ml 3 buah 18 Batang pengaduk 1 buah

9 Pipet ukur 1ml 3 buah

10 Karet hisap 1 buah

b. Pengkayaan (enrichment)

No Alat Jumlah No Alat Jumlah

1 Pipet ukur 1 ml 1 buah 4 Lampu bunsen 1 buah

2 Karet hisap 1 buah 5 Rak testube 1 buah

3 Incubator 1 buah

c. Isolasi

7

Page 8: Lap Uji Salmonella

No Alat Jumlah No Alat Jumlah

1 Ose 2 buah 3 Lampu bunsen 1 buah

2 Rak testube 1 buah 4 incubator 1 buah

d. Identifikasi

No Alat Jumlah No Alat Jumlah

1 Ose 5 buah 3 Lampu bunsen 1 buah

2 Rak testube 1 buah 4 incubator 1 buah

3.2.2 Bahan

Bahan Jumlah Bahan Jumlah

LB 2,925 gram Sampel minuman 25 ml

SCB 0,69 gram Kapas secukupnya

TT 1,38 gram Kertas koran secukupnya

HEA 6,84 gram Aquadest secukupnya

BSA 4,68 gram LIA 0,96 gram

XLDA 4,95 gram TSIA 1,95 gram

3.3 Cara kerja

3.3.1 Pembuatan Media

a. Untuk membuat 225 ml LB dibutuhkan LB :

225 ml1000

x 13 gram=2,925 gram

1) Timbang LB sebanyak 2,925 gram dengan neraca analitik

2) Masukkan ke dalam gelas kimia dan larutkan dengan 225 ml

aquadest

3) Pindahkan ke dalam erlenmeyer

4) Aduk sampai homogen dan tutup dengan kapas

b. Untuk membuat 3 tabung SCB :

8

Page 9: Lap Uji Salmonella

30 ml1000

x 23 gr=0,69 gr

1) Timbang SCB sebanyak 0,69 gram dengan neraca analitik

2) Masukkan kedalam gelas kimia dan larutkan dengan 30 ml

aquadest

3) Pindahkan kedalam erlenmeyer dan aduk sampai homogen

4) Pipet SCB dan masukkan kedalam masing – masing testube

sebanyak 10 ml

5) Tutup testube dengan kapas dan beri label.

c. Untuk membuat 3 tabung TT

30 ml1000

x 46 gr=1,38 gr

1) Timbang TT sebanyak 1,38 gram dengan neraca analitik

6) Masukkan kedalam gelas kimia dan larutkan dengan 30 ml

aquadest

7) Pindahkan kedalam erlenmeyer dan aduk sampai homogen

8) Pipet TT dan masukkan kedalam masing – masing testube

sebanyak 10 ml

9) Tutup testube dengan kapas daan beri label

d. Untuk membuat 3x2 petri HEA dibutuhkan agar :

90 ml1000

x76 gr=6,84 gr

1) Timbang HEA sebanyak 6,84 gram dengan neraca analitik

2) Masukkan ke dalam gelas kimia dan larutkan dengan 90 ml

aquadest

3) pindahkan ke dalam erlenmeyer

4) Panaskan diatas kompor listrik dan aduk sampai homogen pada

suhu 100°C

5) pindahkan HEA kedalam 6 buah cawan petri dengan ketebalan

masing – masing 3 mm

6) Homogenkan dengan cara cawan petri diputar searah jarum jam

9

Page 10: Lap Uji Salmonella

7) Biarkan sampai agar membeku

e. Untuk membuat 3x2 petri BSA dibutuhkan agar :

90 ml1000

x52 gr=4,68 gr

1) Timbang BSA sebanyak 4,68 gram dengan neraca analitik

2) Masukkan kedalam gelas kimia dan larutkan dengan 90 ml

aquadest

3) pindahkan kedalam erlenmeyer

4) Panaskan diatas kompor listrik dan aduk sampai homogen pada

suhu 100°C

5) pindahkan BSA kedalam 6 buah cawan petri dengan ketebalan

masing – masing 3 mm

6) Homogenkan dengan cara cawan petri diputar searah jarum jam

7) Biarkan sampai agar membeku

8) Catatan : sehari sebelum digunakan simpan BSA agar pada suhu

kamar diruang gelap

f. Untuk membuat 3x2 petri XLDA dibutuhkan agar :

90 ml1000

x55 gr=4,95 gr

1) Timbang XLDA sebanyak 4,95 gram dengan neraca analitik

2) Masukkan ke dalam gelas kimia dan larutkan dengan 90 ml

aquadest

3) pindahkan ke dalam erlenmeyer

4) Panaskan diatas kompor listrik dan aduk sampai homogen pada

suhu 100°C

5) Pindahkan XLDA ke dalam 6 buah cawan petri dengan ketebalan

masing – masing 3 mm

6) Homogenkan dengan cara putar cawan petri searah jarum jam

7) Biarkan sampai agar membeku

g. Untuk membuat 3 tabung TSIA agar miring :

10

Page 11: Lap Uji Salmonella

30 ml1000

x 65 gr=1,95 gr

1) Timbang TSIA sebanyak 1,95 gram dengan neraca analitik

2) Masukkan ke dalam gelas kimia dan larutkan dengan 30 ml

aquadest

3) pindahkan ke dalam erlenmeyer

4) Panaskan diatas kompor listrik dan aduk sampai homogen pada

suhu 100°C

5) Pipet TSIA dan masukkan kedalam masing – masing testube

sebanyak 10 ml

6) Lalu tutup dengan kapas dan miringkan testube agar terbentuk agar

miring

h. Untuk membuat 3 tabung LIA agar miring :

30 ml1000

x 32 gr=0,96 gr

1) Timbang LIA sebanyak 0,96 gram dengan neraca analitik

2) Masukkan ke dalam gelas kimia dan larutkan dengan 30 ml

aquadest

3) pindahkan ke dalam erlenmeyer

4) Panaskan diatas kompor listrik dan aduk sampai homogen pada

suhu 100°C

5) Pipet LIA dan masukkan ke dalam masing – masing testube

sebanyak 10 ml

6) tutup dengan kapas dan miringkan testube agar terbentuk agar

miring

3.3.2 Sterilisasi

1) Bungkus cawan petri yang sudah terisi agar(HEA, BSA, dan XLDA)

dan pipet ukur dengan menggunakan kertas koran

2) Masukkan pipet ukur, media LB, SCB, TT, LIA, dan TSIA ke dalam

autoclave

3) sterilisasi sampai suhu 121°C (249,8°F) selama 15 menit.

11

Page 12: Lap Uji Salmonella

4) Setelah selesai matikan autoclave dan keluarkan peralatan dari

autoclave.

3.3.3 Persiapan sampel / Pra pengkayaan (preenrichment)

1) Pipet sampel(susu murni) sebanyak 25ml menggunakan pipet ukur

2) Masukkan sampel kedalam erlenmeyer yang berisi LB

3) Flambir mulut Erlenmeyer menggunakan Bunsen dan tutup dengan

kapas

4) Inkubasi pada suhu 35°C selama 24 ±2 jam di inkubator

3.3.4 Pengkayaan (enrichment)

1) Ambil masing – masing 1 ml LB yang telah di inkubasi dengan

menggunakan pipet ukur 1ml

2) Kemudian pindahkan ke dalam masing-masing media SCB dan TT

3) Lalu homogenkan

4) Flambir mulut testube dan tutup dengan kapas

5) Inkubasi selama 24 ± 2 jam pada suhu 42 ±0,2°C bila diduga

kandungan salmonellanya banyak atau pada 35°C jika diduga

salmonellanya rendah.

3.3.5 Isolasi

1) Apabila ada pertumbuhan, ambil 1 ose dari TT dan SCB

2) Pertumbuhan yang positif ditandai dengan kekeruhan pada TT dan

SCB

3) Pijarkan ose sampai memerah dengan lampu bunsen

4) Dinginkan ose di dinding testube TT dan SCB, lalu aduk sebanyak 3

kali kemudian flambir mulut testube dan tutup kembali dengan kapas

5) Goreskan ose dari TT dan SCB dengan cara zig – zag pada media agar

HEA, BSA, dan XLDA yang bagian bawah petri di bagi menjadi 4

kuadran

6) Flambir bagian tutup petri dari HEA, BSA, dan XLDA

12

Page 13: Lap Uji Salmonella

7) inkubasi media agar HEA, BSA, dan XLDA pada suhu 35°C selama

24 ±2 jam

3.3.6 Identifikasi

1) Ambil koloni tipikal (+) jika ada, atau koloni atipikal (jika tidak

ditemukan koloni tipikal)

- Koloni tipikal pada HEA ditandai dengan berwarna biru kehijauan

sampai biru dengan atau tanpa warna hitam ditengahnya, atau

membentuk koloni besar, glossy (metalik) warna hitam

ditengahnya, atau seluruhnya berwarna hitam

- Koloni tipikal pada BSA ditandai dengan berwarna coklat atau abu

– abu atau hitam, kadang – kadang metalik

- Pada XLDA dtandai dengan berwarna pink dengan atau tanpa

warna hitam ditengahnya

2) Panaskan ose sampai memerah dengan lampu bunsen kemudian

dinginkan ose dengan cara menusukkan ke pinggir media

3) Ambil koloni bakteri dengan menggunakan ose

4) Pindahkan 1 ose ke dalam agar miring LIA dengan cara ditusuk

sampai kedasar testube dan TSIA dengan cara digoreskan pada bagian

agar miring dan tusuk sampai kedasar testube

5) Inkubasi pada suhu 35°C selama 24 ±2 jam, tabung jangan ditutup

untuk menjaga kondisi aerobic selama pengeraman

3.3.7 Pembacaan Hasil

1) Keluarkan agar miring LIA dan TSIA dari inkubator

2) Amati agar miring LIA dan TSIA yang diduga mengandung

salmonella, dengan ciri – ciri :

- Pada agar miring LIA yang diduga mengandung salmonella

ditandai dengan menghasilkan gas.

- Pada agar miring TSIA yang diduga mengandung salmonella

menghasilkan reaksi alkali (merah) pada permukaan agar miring

dan asam (kuning) pada dasar agar, dengan atau tanpa produksi

13

Page 14: Lap Uji Salmonella

H2S (hitam) pada TSIA, dan juga didapatkan gas pada masing-

masing media dengan ditandai terangkatnya agar hingga mencapai

permukaan testube.

Tabel dari pembacaan hasil :

MediaHasil

KeteranganPositif (+) Negatif (-)

LIA Terdapatnya gas

TSIA Pada permukaan

agar : reaksi alkali

(merah),

Pada dasar agar :

reaksi

asam(kuning)

Terdapatnya gas

14

Page 15: Lap Uji Salmonella

BAB IV

HASIL PRAKTIKUM DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Praktikum

Dari hasil pratikum Penyahatan Makanan dan Minuman mengenai

“Analisis Salmonella dalam Pangan”yang dilaksanakan pada Selasa / 31 Maret

2015 s.d Selasa / 07 April 2015 di laboratorium Kampus Poltekkes Kemenkes

RI Padang, didapatkan hasil sebagai berikut :

1. Uji Preenrichment (LB : 35°C : 24 ±2 jam)

Terjadi kekeruhan, kekeruhan menandakan pertumbuhan

2. Enrichment (SCB dan TT : 35°C : 24 ±2 jam)

Terjadi kekeruhan pada SCB dan TT. Kekeruhan menandakan

pertumbuhan

3. Isolasi (HEA, BSA, XLDA : 35°C : 24 ±2 jam)

Pada HEA (+3) koloni yang didapatkan tipikal

15

Page 16: Lap Uji Salmonella

Pada XLDA (+4) koloni yang didapatkan tipikal :

Pada BSA (+6) koloni yang didapatkan tipikal.

16

Page 17: Lap Uji Salmonella

4. Identifikasi (TSIA & LIA : 35°C : 24 ±2 jam) :

Presumtif salmonella ditandai dengan reaksi tipikal pada TSIA

Presumtif salmonella ditandai dengan reaksi tipikal pada LIA

4.2 Pembahasan

Pada tahap pra pengkayaan (preenrichment) pertumbuhan (+) ditandai

denga kekeruhan pada media LB.

Pada tahap pengkayaan (enrichment) pertumbuhan (+) ditandai dengan

kekeruhan pada media TT dan SCB.

17

Page 18: Lap Uji Salmonella

Pada tahap isolasi koloni tipikal pada HEA ditandai dengan berwarna biru

kehijauan sampai biru dengan atau tanpa warna hitam ditengahnya, atau

membentuk koloni besar, glossy (metalik) warna hitam ditengahnya, atau

seluruhnya berwarna hitam, tetapi pada saat pengamatan media HEA tidak

ditemukan seperti ciri – ciri yang di atas sehingga dapat disimpulkan media

HEA merupakan atipikal.

Koloni tipikal pada BSA ditandai dengan berwarna coklat atau abu – abu

atau hitam, kadang – kadang metalik. Medium disekeliling koloni mula –

mula berwarna coklat lau berubah menjadi hitam dengan bertambahnya

waktu. Setelah 24 jam dan jika belum ada koloni tipikal maka inkubasi dapat

dilanjutkan 24 jam lagi. Pada saat pengamatan media BSA ditemukan kolini

tipikal sesuai dengan ciri – ciri di atas.

Pada XLDA dtandai dengan berwarna pink dengan atau tanpa warna hitam

ditengahnya, tetapi pada pengamatan tidak ditemukan seperti ciri – ciri di atas

sehingga dapat di simpulkan media tersebut merupakan atipikal.

Pada identifikasi ambil koloni tipikal (+) pindahkan pada agar miring LIA

dan TSIA tetapi, jika tidak ada yang (+) ambil koloni yang atipikal atau koloni

yang menandakan tidak ada pertumbuhan karena koloni yang tidak ada

menandakan pertumbuhan belum tentu terbebas dari pendugaan adanya

salmonella. Bisa saja pada saat melakukan isolasi kurang teliti dan adanya

kontaminasi dari benda lain.

Ciri spesifik salmonella umumnya akan menghasilkan reaksi alkali

(merah) pada permukaan agar miring dan asam (kuning) pada dasar agar,

dengan tanpa produksi H2S (hitam) pada TSIA. Pada LIA, salmonella

menghasilkan reaksi alkali (ungu) pada dasar agar. Jika dasar agar LIA

bereaksi asam (berwarna kuning) dianggap tidak berpotensi (-) salmonella.

Semua kultur yang menghasilkan reaksi alkali pada dasar agar LIA,

apapun reaksinya pada TSIA harus diduga salmonella dan diuji lebih lanjut.

Kultur yang menghasilkan reaksi asam pada dasar LIA tetapi memberikan

reaksi alkali pada permukaan TSIA dan asam pada dasar agar TSIA juka harus

diuji lebih lanjut untuk salmonella. Pengujian berikutnya adalah uji

biochemical.

18

Page 19: Lap Uji Salmonella

BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil praktikum dapat di simpulkan sebagai berikut :

1. Sampel yang digunakan dalam analisis patogen dalam pangan adalah susu

murni.

2. Pada tahap pra pengkayaan (preenrichment) terjadi kekeruhan pada media

LB yang menandakan pertumbuhan mikroba

3. Pada tahap pengkayaan terjadi kekeruhan pada media TT dan SCB yang

menandakan pertumbuhan mikroba

4. Pada tahap isolasi media agar HEA tidak ditemukan koloni tipikal, pada

BSA ditemukan koloni tipikal ditandai dengan berwarna coklat atau abu –

abu atau hitam, kadang – kadang metalik, dan pada XLDA tidak

ditemukan koloni tipikal

5. Pada susu murni positif mengandung Salmonella, karena pada media agar

miring LIA, menghasilkan gas dan pada media agar miring TSIA,

permukaan agar miring menghasilkan reaksi alkali (berwarna merah),

dasar agar miring menghasilkan reaksi alkali berwarna kuning, dan banyak

menghasilkan gas. Semua kultur yang menghasilkan reaksi alkali pada

dasar agar LIA, apapun reaksinya pada TSIA harus diduga salmonella dan

diuji lebih lanjut.

5.2 Saran

5.2.1 Bagi Masyarakat

- Perlunya hygiene makanan yang baik untuk menghindari adanya

pencemaran Salmonella dalam makanan

- Seorang pengolah makanan harus memiliki persayaratan personal

hygiene

- Memperhatikan peralatan yang digunakan dalam pengolahan makanan

19

Page 20: Lap Uji Salmonella

- Perlunya kesadaran masyarakat terhadap makanan yang baik dan aman

untuk dikonsumsi

5.2.2 Bagi Mahasiswa

- Dalam melakukan pratikum diharapkan kehati – hatian

- Diharapkan memahami teori sebelum melakukan praktek agar

memudahkan dalam pratikum

- Menggunakan alat pelindungt diri pada saat praktikum

5.2.3 Bagi Perguruan Tinggi

- Agar menyediakan alat sesuai dengan kebutuhan

- Agar menyediakan bahan sesuai dengan kebutuhan

20