laporan kadar cl

Upload: linda-wirianty

Post on 09-Oct-2015

33 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

laporan praktikum kimia lingkungan

TRANSCRIPT

  • 5/19/2018 Laporan Kadar Cl

    1/11

    I Judul Percobaan : Penentuan Kadar klorida (Cl-)

    II Tanggal Percobaan : 04 April 2014

    III Selesai Percobaan : 04 April 2014

    IV Tujuan Percobaan : Untuk Mengetahui Kadar Klorida Sampel

    V Dasar Teori

    Suatu reaksi pengendapan dapat dikatakan berkesudahan, jika kelarutan endapannya

    cukup kecil. Di dekat titik ekivalensinya, konsentrasi ion-ion yang dititrasi akan mengalami

    perubahan-perubahan besar. Permasalahan yang mungkin dihadapi adalah pemilihan

    indikator yang baik.

    Ada beberapa cara untuk menentukan saat tercapai titik ekivalen pada titrasi

    pengendapan:

    1. Dengan pembentukan endapan berwarna (cara Mohr)

    2. Dengan pembentukan persenyawaan berwarna yang larut (cara Volhard)

    3.

    Dengan indikator adsorbs (cara Fajans)

    Pada proses disinfeksi air, sering digunakan klor, karena harganya murah dan

    mempunyai daya disinfeksikan sampai beberapa jam setelah pembubuhan (residu klor).

    Selama proses tersebut klor direduksi hingga menjadi klorida (Cl

    -

    ) yang tidak mempunyaidaya disinfektan, disamping klor juga bereaksi dalam keadaan bebas (Cl2, OCl

    -, HOCl) dan

    keadaan terikat (NH4Cl, NHCl2, NCl3). Klor terikat mempunyai daya disinfektan yang tidak

    seefisian klor bebas.

    Pada titrasi dengan pembentukan endapan berwarna (cara Mohr) akan terbentuk

    endapan baru yang berwarna. Metode Mohr dapat digunakan untuk menetapkan kadar klorida

    dan bromida dalam suasana netral dengan larutan standar AgNO3dan penambahan K2CHO4

    sebagai indikator. Pada titrasi ion Ag yang berlebih akan diendapkan dengan warna merah

    bata. Larutan bersifat nitrat atau sedikit basa, tetapi tidak boleh terlalu basa. Pada kondisi

    yang cocok, metode Mohr cukup akurat dan dapat digunakan pada konsentrasi klorida yang

    rendah. Pada jenis titrasi ini, endapan indikator berwarna harus lebih larut dibanding endapan

    warna yang terbentuk selama titrasi. Titrasi dengan cara ini harus dilakukan dalam suasana

    netral atau dengan sedikit alkalis, pH 6,5 9,0. Dalam suasana asam, perak kromat larut

    karena terbentuk dikromat dan dalam suasana basa akan terbentuk endapan perak hidroksida.

    Reaksi yang terjadi adalah :

  • 5/19/2018 Laporan Kadar Cl

    2/11

    Asam : 2CrO42-+ 2H- CrO7

    2-+ H2O

    Basa : 2 Ag+ + 2 OH- 2 AgOH + 2AgOH Ag2O + H2O

    Sesama larutan dapat diukur dengan natrium bikorbonat atau kalsium karbonat.

    Larutan alkalis diasamkan dulu dengan asam asetat atau asam borat sebelum dinetralkan

    dengan kalsium karbonat. Meskipun menurut hasil kali kelarutan iodida dan tiosianat

    mungkin untuk ditetapkan kadarnya dengan cara ini. Namun oleh karena perak lodida

    maupun tiosanat sangat kuat menyerang kromat, maka hasilnya tidak memuaskan. Perak juga

    tidak dapat ditetapkan dengan titrasi menggunakan NaCl sebagai titran karena endapan perak

    kromat yang mula-mula terbentuk sukar bereaksi pada titik akhir. Larutan klorida atau

    bromida dalam suasana netral atau agak katalis dititrasi dengan larutan titer perak nitrat

    menggunakan indikator kromat. Apabila ion klorida atau bromida telah habis diendapkan

    oleh ion perak, maka ion kromat akan bereaksi membentuk endapan perak kromat yang

    berwarna coklat/merah bata sebagai titik akhir titrasi. Sebagai indikator digunakan larutan

    kromat K2CrO40,003M atau 0,005M yang dengan ion perak akan membentuk endapan coklat

    merah dalam suasana netral atau agak alkalis. Kelebihan indikator yang berwarna kuning

    akan menganggu warna, ini dapat diatasi dengan melarutkan blanko indikator suatu titrasi

    tanpa zat uji dengan penambaan kalsium karbonat sebagai pengganti endapan AgCl.

    Pada titrasi dengan pembentukan persenyawaan berwarna yang larut (cara Volhard)

    kesalahan pada titik akhir sangat kecil, tetapi larutan harus dikocok dengan kuat pada titik

    akhir, agar Ag+ yang teradsorpsi pada endapan dapat diadsorpsi. Metode Volhard didasari

    oleh pengendapan dari perak tiosianat dalam asam nitrit, dengan ion besi (III) dipergunakan

    untuk mendeteksi kelebihan ion tiosianat. Metode Volhard dipergunakan secara luas untuk

    perak dan klorida mengingat titrasinya dapat dijalankan dalam larutan asam. Merkurium

    merupakan kation yang lazim mengganggu dalam metode Volhard.

    Pada titrasi dengan indikator adsorpsi (cara Fajans) diketahui jika AgNO3

    ditambahkan ke NaCl yang mengandung zat berpendar fluor, titik akhir ditentukan

    dengan berubahnya warna dari kuning menjadi merah jingga. Jika didiamkan, tampak

    endapan berwarna, sedangkan larutan tidak berwarna disebabkan adanya adsorpsi

    indikator pada endapan AgCl. Warna zat yang terbentuk dapat berubah akibat

    adsorpsi pada permukaan. Kelebihan dari indikator adsorpsi adalah memberikan

    kesalahan yang kecil pada penentuan titik akhir titrasi. Perubahan warna yang

    disebabkan adsorpsi indikator biasanya tajam. Adsorpsi pada permukaan berjalan baik

  • 5/19/2018 Laporan Kadar Cl

    3/11

    jika endapan memiliki luas permukaan yang besar. Warna adsorpsi tidak begitu jelas

    jika endapan terkoagulasi, misalnya dengan adanya muatan ion yang besar.

    VI Alat Dan Bahan

    1. Alat-alat

    Nama Alat Ukuran Jumlah/ buah

    Gelas Kimia 10 ml 1

    Pipet volum 10 ml 1

    Pro pipet - 1

    Buret 50 ml 1

    Erlenmeyer 250 ml 3

    Gelas Ukur 10 ml 1

    Klem - 1

    Statif - 1

    Neraca - 1

    Pipet biasa - 10

    Labu ukur 100 ml 1

    Botol kosong 600 ml 1

    2. Bahan-bahan

    Nama bahan Jumlah

    Larutan AgNO30,01 N -

    Sampel air sumur yg telah disaring 50 ml

    Larutan K2Cr2O70,01 N 2 ml

    Air Minum UNESA 12,5 ml

    Arang 20 gr

    Batu 140 gr

    Pasir 60 gr

    Ijuk 15 gr

    Filter -

  • 5/19/2018 Laporan Kadar Cl

    4/11

    VII Alur Kerja

    1. Larutan Sampel

    2. larutan blanko

    Air UNESA

    Vol. AgNO3

    -dipipet 12,5 ml.

    -dimasukkan dalam labu erlenmeyer 250

    ml.-ditambah 0,5 ml larutan K2Cr2O70,01 N

    -dititrasi dengan larutan baku AgNO3

    sampai warna merah bata terlihat.

    Sampel air sumur

    Vol. AgNO3

    dan kadar Cl-

    -dikocok sampai tercampur rata.

    -dipipet 12,5 ml.

    -dimasukkan dalam labu erlenmeyer 250

    ml.

    -ditambah 0,5 ml larutan K2Cr2O70,01 N

    -dititrasi dengan larutan baku AgNO3

    sampai warna merah bata terlihat.

    -diulangi sampai 3 kali.

    -dihitung kadar klorida dari sampel dalam

    mg/L.

  • 5/19/2018 Laporan Kadar Cl

    5/11

    VIII Hasil Pengamatan

    Alur Percobaan Hasil Pengamatan Dugaan/ Rekasi Kesimpulan

    1. Larutan Sampel

    Sebelum

    Sampel air sumur = tidak

    berwarna.

    K2Cr2O7= berwarna kuning

    AgNO3= tidak berwarna

    Sesudah

    Sampel + K2Cr2O7 =

    berwarna kuning bening.

    + AgNO3 = berwarna jingga

    Setelah didiamkan = terjadi

    endapan merah bata.

    Vol AgNO3

    I = 4,2 ml

    II = 4,1 ml

    III = 4,0 ml

    AgNO3(aq)+ Cl-(aq)AgCl(s)+ NO3

    -

    K2Cr2O7(aq) + 2AgNO3(aq) Ag2Cr2O7

    + 2KNO3(aq)

    Menurut pemkes 2010, kadar

    maksimum yang diperbolehkan adalah

    250 mg/L.

    Dari hasil perhitungan di

    dapatkan kadar Cl:

    I = 7090 mg/L

    II = 6806,4 mg/L

    III = 6522,8 mg/L

    Dan hasil rata-rata kadar Cl

    adalah sebesar 6806,4

    mg/L.

    Jadi, air sumur (sampel)

    tidak layak dipakai/

    dikonsumsi karena kadar

    melebihi ambang batas

    maksimum yang ditetepkan

    Menkes 2010.

    Sampel air sumur

    Vol. AgNO3

    dan kadar Cl-

    -

    dikocok sampai tercampur

    rata.

    -

    dipipet 12,5 ml.-

    dimasukkan dalam labu

    erlenmeyer 250 ml.

    -

    ditambah 0,5 ml larutan

    K2Cr2O70,01 N

    -

    dititrasi dengan larutan baku

    AgNO3sampai warna merah

    bata terlihat.

    -

    diulangi sampai 3 kali.

    -

    dihitung kadar klorida dari

    sampel dalam mg/L.

  • 5/19/2018 Laporan Kadar Cl

    6/11

    2. Larutan Blanko

    Sebelum

    Sampel air sumur = tidak

    berwarna.

    K2Cr2O7= berwarna kuning

    AgNO3= tidak berwarna

    SesudahSampel + K2Cr2O7 =

    berwarna kuning bening.+ AgNO3 = berwarna jingga

    Setelah didiamkan = terjadi

    endapan merah bata.

    Vol AgNO3 = 1,7 ml

    K2Cr2O7(aq) + 2AgNO3(aq) Ag2Cr2O7

    + 2KNO3(aq)

    Volume AgNO3 pada

    larutan blanko adalah

    sebesar 1,7 ml.

    Air UNESA

    Vol. AgNO3

    dipipet 12,5 ml.

    dimasukkan dalam labu

    erlenmeyer 250 ml.

    ditambah 0,5 ml larutan

    K2Cr2O70,01 N

    dititrasi dengan larutan

    baku AgNO3sampai warnamerah bata terlihat.

  • 5/19/2018 Laporan Kadar Cl

    7/11

    IX Analisis Dan Pembahasan

    Pada praktikum kali ini dilakukan pengujian sampel air sumur yang diduga

    mengandung kadar klorida didalamnya, dimana sampel airnya berasal dari daerah Kenjeran

    Surabaya . Percobaan ini dilakukan bertujuan untuk mengetahui kadar klorida dalam air

    sumur. Dari sampel ini akan ditentukan berapa kadar klorida yang terkandung dengan

    indikator KCr2O7 serta AgNO3 sebagai titrannya.

    Langkah awal yang kami lakukan ialah menyaring sampel air sumur menggunakan

    alat sederhana yang terbuat dari botol air bekas isi 600 ml, dimana botol air bekas ini

    dipotong bawahnya, lalu diletakkan dalam posisi terbalik, sehingga tutup botol air bekas pada

    posisi dibawah. Kemudian diisi dengan arang, krikil, pasir, ijuk, dan filter. Untuk susunan

    didalam botol air kosong ini berturut-turut dimulai dari yang paling atas yaitu arang, krikil,

    pasir, ijuk, kemudian yang terahir filter. Setelah itu, sampel air sumur dimasukkan dalam

    botol air bekas yang telah diisi dengan beberapa bahan yang telah disebutkan sebelumnya,

    lalu didiamkan selama 30 menit. Kemudian air sampel dialirkan dari tutup botol dalam posisi

    terbalik (dibawah), dan ditampung didalam gelas kimia. Sehingga sampel air yang telah

    disaring ini selanjutnya akan dipakai untuk menentukan kadar klorida (Cl-) pada air sumur.

    Perlakuan selanjutnya ditentukan dengan:

    1. larutan sampel

    Penentuan kadar Cl- pada air sumur didaerah kenjeran surabaya sebagai baku

    (sampel) yaitu dengan cara dikocok sampel air sampai tercampur rata, kemudian dipipet

    dengan pipet volum sebanyak 12,5 ml dan dimasukkan dalam labu ukur 100 ml. Sampel air

    sumur diencerkan 100 kali karena ketika dititrasi dengan larutan AgNO3lebih besar dari 15

    ml. Setelah diencerkan, sampel air dipipet sebanyak 12,5 ml dan dimasukkan ke dalam labu

    Erlenmeyer 250 ml. Kemudian ditambah 1 ml larutan K2Cr2O7menghasilkan warna kuning

    pada larutan. Dimana larutan K2Cr2O7 berfungsi sebagai indikator yang berwarna kuning.

    Kemudian dititrasi dengan larutan baku AgNO3 yang merupakan titrannya, sampai warna

    merah bata terlihat pada titik akhir titrasi. Ketika dititrasi dengan AgNO3, yang pada awalnya

    larutan berwarna kuning berubah menjadi jingga, setelah didiamkan larutan terdapat endapan

    yang berwarna merah bata. Hal ini menandakan sudah mencapai titik akhir titrasi. Reaksinya

    sebagai berikut :

    K2Cr2O7(aq) + 2AgNO3(aq) Ag2Cr2O7 + 2KNO3(aq)

  • 5/19/2018 Laporan Kadar Cl

    8/11

    Setelah dilakukan pengulangan/ replikasi sebanyak 3 kali, maka volume titran AgNO3

    yang digunakan untuk titrasi berturut-turut adalah V1 = 4,2 ml; V2 = 4,1 ml; V3 = 4,0 ml.

    Volume titran digunakan untuk menghitung kadar Cl- yang terdapat didalam sampel air

    sumur dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

    ( ) 35, 450 1000A BmgCl pengenceran

    L mlSampel

    Dan diperoleh kadar Cl- pada V1 = 7090 mg/L; V2 = 6806,4 mg/L; V3 = 6522,8

    mg/L, sehingga diperoleh kadar Cl-rata-rata untuk ketiga titrasi yaitu sebesar 6806,4 mg/L.

    Berdasarkan standar kadar Cl-

    menurut PERMENKES RI, 2010 batas maksimum kesadahanair minum yang dianjurkan yaitu 250 mg/L, dapat dikatakan bahwa air sumur yang diteliti

    tidak layak dikonsumsi karena melebihi nilai ambang batas yang dianjurkan.

    Jika dibandingkan dengan kondisi eksisting dari tempat sampling maka hasil ini

    memang dapat terjadi karena sampel di ambil disekitar kenjeran yang dekat dengan pantai

    sehingga dapat mempengaruhi kadar kloridnya. Konsentrasi klorida pada dataran tinggi dan

    pegunungan biasanya relatif rendah, sedangkan pada sungai dan air tanah biasanya sangat

    banyak jumlahnya. Konsentrasi klorida yang juga sangat tinggi pada air laut yang menguap,

    kemudian mengalir ke sungai. Karena itu, sungai dan air tanah memiliki tingkat klorida yang

    tinggi.

    2. . Larutan Blanko

    Pada pembuatan larutan blanko, air yang digunakan adalah air kemasan (UNESA),

    alur percobaan sama dengan pengujian larutan sampel, yakni pertama dipipet 12,5 ml air

    dengan menggunakan pipet volum dan dimasukkan ke dalam labu Erlenmeyer 250 ml.

    Kemudian ditambah 0,5 ml larutan K2Cr2O7 menghasilkan warna kuning pada larutan.

    Dimana larutan K2Cr2O7 berfungsi sebagai indikator yang berwarna kuning. Kemudian

    dititrasi dengan larutan baku AgNO3 yang merupakan titrannya, sampai warna merah bata

    terlihat pada titik akhir titrasi. Ketika dititrasi dengan AgNO3, yang pada awalnya larutan

    berwarna kuning berubah menjadi jingga, setelah didiamkan larutan terdapat endapan yang

    berwarna merah bata. Hal ini menandakan sudah mencapai titik akhir titrasi. Reaksinya

    sebagai berikut :

  • 5/19/2018 Laporan Kadar Cl

    9/11

    K2Cr2O7(aq) + 2AgNO3(aq) Ag2Cr2O7 + 2KNO3(aq)

    Volume titran AgNO3 yang digunakan untuk menitrasi sebanyak 1, 7 ml, diman

    volume titran ini digunakan untuk menghitung kadar Cl- yang terdapat didalam sampel air

    sumur.

    X Kesimpulan

    Dari pembahasan sebelumnya, untuk hasil titrasi larutan blanko, titran yang dipakai

    sebanyak 1,7 ml dan titran yang dipakai oleh larutan sampel berturut-turut sebanyak V1 = 4,2

    ml; V2 = 4,1 ml; V3 = 4,0 ml. Sedangkan nilai kadar Cl -pada V1 = 7090 mg/L; V2 = 6806,4

    mg/L; V3 = 6522,8 mg/L. Untuk kadar Cl- rata-rata dari ketiga titrasi yaitu sebesar 6806,4

    mg/L.

    Sehingga dapat disimpulkan bahwa sampel air sumur yang diambil didaerah Kenjeran

    Surabaya tidak layak dipakai/ dikonsumsi karena melebihi nilai ambang batas yang

    dianjurkan. Kadar Cl- dari sampel ini adalah sebesar 6806,4 mg/L, sedangkan menurut

    PERMENKES RI, 2010 batas maksimum kesadahan air minum yang dianjurkan yaitu 250

    mg/L.

    XI Daftar Pustaka

    Day R.A, Jr dan A. L Underwood, Jr. 2002. Analisis Kimia Kuantitatif. Edisi Keenam.

    Penerjemah Iis Sopyan, Jakarta: Erlangga.

    Rivai, Harizul.1995.Asas Pemeriksaan kimia. Jakarta : UI-Press

    Amaria, dkk. 2014.Penuntun praktikum kimia lingkungan. Surabaya: UNESA Press.

  • 5/19/2018 Laporan Kadar Cl

    10/11

    Lampiran Perhitungan

    Rumus :( ) 35, 450 1000A B Nmg

    Cl pengenceranL mlSampel

    1. Titrasi Sampel Pertama

    (4, 2 1, 7) 35, 450 1000100

    12,5

    NmgCl

    L

    2,5 0,01 35, 450 1000100

    12,5

    7090mg

    L

    2. Titrasi Sampel Kedua

    (4,1 1, 7) 35, 450 1000100

    12,5

    NmgCl

    L

    2,4 0,01 35,450 1000100

    12,5

    6806,4mg

    L

    3. Titrasi Sampel Ketiga

    (4, 0 1, 7) 35, 450 1000100

    12,5

    NmgCl

    L

    2,3 0,01 35, 450 1000100

    12,5

    6522,8mg

    L

    Rata-rata kadar Cl-adalah =7090 6806, 4 6522,8

    6806,43

    mg mg mg mgL L L

    L

  • 5/19/2018 Laporan Kadar Cl

    11/11

    Lampiran foto

    Blanko (air mineral) Blanko + K2Cr2O7 Blanko setelah dititrasi

    Sampel (I) setelah dititrasi Sampel (II) setelah dititrasi Sampel (III) setelah dititrasi

    Sampel (I-III) setelah dititrasi