laporan home visit psikiatri

Upload: ria

Post on 10-Mar-2016

236 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

psikiatri

TRANSCRIPT

LAPORAN HOME VISIT PSIKIATRI

Oleh:Baiq Fariani ZuhraH1A 007 007LAPORAN HOME VISIT PSIKIATRI

DALAM RANGKA MENGIKUTI KEPANITERAAN KLINIK MADYABAGIAN / SMF ILMU PENYAKIT JIWARUMAH SAKIT UMUM PROVINSI NTB / RUMAH SAKIT JIWA PROVINSI NTBFAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MATARAM2014

IDENTITAS PASIENNama: Seniadip (Aq.Adoq)Jenis Kelamin: Laki-lakiUmur: 37 tahunAgama : IslamSuku: SasakPendidikan: Tamat SMPPekerjaan: Tidak bekerja Status: MenikahAlamat: Busur Timur, Desa Rempek, Kec.GanggaNo. telpon: 085333916101Tanggal Home Visit: 28 Februari 2014

Data didpatkan melalui alloanamnesis, adik kandung pasien.

RIWAYAT PSIKIATRI Keluhan UtamaSering mengamuk.Riwayat Gangguan SekarangPasien ditemukan dalam keadaan terpasung. Ini merupakan ketiga kalinya pasien dipasung.sering mengamuk tiba-tiba sampai merusak barang-barang di sekitarnya. Pasien juga suka keluyuran dan masuk ke rumah orang lain, marah-marah, teriak-teriak, berbicara dan tertawa sendiri, namun tidak sampai melukai orang lain. Menurut keluarga, pasien terlihat tidak pernah tidur saat malam hari, selalu bicara sendiri terus menerus dengan suara yang keras dan tertawa serta teriak. sehingga mengganggu keluarga dan warga sekitarKeluhan tersebut muncul selama kurang lebih satu tahun terakhir, sejak pasien ditinggal oleh istrinya pergi ke Kalimantan. Diakui bahwa keluhan gangguan jiwa pertama kali disadari oleh keluarga sejak pasien masih duduk dibangku kelas 3 SMP. Menurut keluarga, awalnya sejak tamat SMP, pasien mulai sering keluyuran dan sering mengamuk tanpa sebab. Pasien juga sering masuk ke rumah orang lain dan pernah disangka maling sehingga tangan pasien ditebas dengan. menggunakan parang oleh orang yang mempunyai rumah.Sehingga saat itu pasien dipasung untuk pertama kalinya.Menurut keluarga saat itu, keluarga pasien pernah mencoba membawa pasien ke RS jiwa, namun saat itu pasien melarikan diri. Pasien kemudian dipasung di rumah selama kurang lebih dua tahun. Selama itu keluarga pasien tidak pernah membawa pasien berobat ke RS atau puskesmas, pasien hanya diobati oleh dukun (orang pintar)..Kemudian setelah itu pasien terlihat sembuh dan tidak pernah mengamuk sehingga tidak di pasung. Pasien mulai berguru dan mempelajari ilmu agama. Pasien sering menyendiri dan jarang bergaul dengan masyarakat sekitar. Hingga selama 6 tahun kemudian, pasien sering mengamuk lagi dan dipasung lagi. Keluarga tidak ingat berapa lama pasien dipasung saat itu, namun menurutnya setelah itu pasien sembuh dengan sendirinya. Pasien kemudian menikah dan memiliki satu orang anakHingga kurang lebih satu tahun yang lalu, pasien ditinggal oleh istrinya ke Kalimantan dan membawa serta anaknya keluhan tersebut muncul kembali. Menurut keluarga, ketika tenang, pasien masih bisa diajak komunikasi oleh siapapun. Akan tetapi apa yang diomongkan seringkali tidak nyambung. Pasien masih bisa mengenali anggota keluarganya dan teman dekatnya. Pasien masih mau makan dan minum.Menurut keluarga pasien, pernah ada petugas RSJ yang datang ke rumah berkunjung sekitar 4 bulan yang lalu. Akan tetapi, pasien tidak mau dibawa berobat ke RSJ. Petugas memberikan obat minum tablet dan menyuruh keluarga agar kontrol ke puskesmas atau RSJ jika obat habis. Namun, keluarga tidak pernah membawa pasien kontrol lagi setelah obat tersebut habis karena takut pasien melarikan diri. Disamping juga karena masalah tidak adanya biaya.Riwayat Gangguan SebelumnyaRiwayat trauma kepala (-), kejang (-), hipertensi (-), asma (-)Riwayat penggunaan NAPZA dan minum minuman beralkohol (-), riwayat merokok (-).Riwayat Kehidupan Pribadia. Riwayat prenatal dan perinatal Pasien merupakan anak kedua dari tiga bersaudara. Selama mengandung, ibu pasien tidak pernah kontrol ke pelayanan kesehatan, ibunya juga tidak pernah memiliki keluhan. Pasien lahir secara normal di dukun, langsung menangis saat lahir, namun berat lahir tidak diketahui.Masa kanak-kanak awal (1-3 tahun)Pasien tidak mengalami keterlambatan pertumbuhan dan perkembangan. Riwayat sakit yang berat disangkal.

c. Masa kanak-kanak pertengahan (3-11 tahun) Pasien mudah bergaul dengan teman-teman seusianya. Ia merupakan seorang yang sabar, pendiam, dan tidak banyak bicara. Ia bersekolah sampai tamat SMP.d. Masa kanak-kanak akhir (11-18 tahun) Tepatnya sejak pasien dibangku kelas 3 SMP, keluhan ini pertama kali muncul. Pasien mulai sering keluyuran dan mengamuk tanpa sebab, sehingga pasien dipasung untuk pertama kalinya oleh keluarga. e. Dewasa Pasien telah menikah dan memiliki 1 orang anak. Namun, semenjak satu tahun yang lalu, pasien ditinggal oleh istrinya sehingga keluhan muncul kembaliRiwayat KeluargaTidak terdapat keluarga yang memiliki riwayat gangguan jiwa serupa dengan pasien12

Situasi Sosial SekarangPasien tinggal di sebuah bangunan yang dibuat di pekarangan samping rumahnya. Bangunan tersebut berukuran 5x 4 m, bertiang 4 terbuat dari kayu, beratap rumbia, dan sekelilingnya ditutupi bedek, serta beralaskan semen yang mempunyai lobang besar yang langsung menyatu dengan tanah. Pasien ditempatkan di lobang tersebut dengan posisi kaki dijepit oleh sebuh papan kayu. Pasien tidur, makan, BAK dan BAB di tempat tersebut.

Situasi Sosial SekarangTempat tinggal pasien tersebut bersebelahan dengan rumahnya, dimana di rumah tersebut tinggal kakak kandung beserta istri dan ketiga anaknya serta adik kandungnya.Kebutuhan makan, BAK, dan BAB tetap diperhatikan dan dipenuhi keluarga, termasuk upaya untuk kesembuhan pasien. Pasien masih dapat berhubungan dengan lingkungan sekitar bila ia dalam keadaan sadar.

IDENTIFIKASI KELUARGA PASIENKeluarga pasien merupakan keluarga sederhana yang hidup sesuai masyarakat sasak pada umumnya.SOSIAL EKONOMISaat ini pasien tinggal bersama dengan kakak beserta istri dan ketiga anaknya serta adik kandung pasien. Akan tetapi, pasien ditempatkan terpisah dengan mereka. Kebutuhan pasien tetap dipenuhi oleh keluarganya. Kakak dan adik kandung pasien bekerja sebagai petani. Keluarga tersebut termasuk sosial-ekonomi menengah ke bawah dan berpendidikan rendah.DESKRIPSI PASIEN GANGGUAN JIWA OLEH MASYARAKAT YANG BERADA DALAM RADIUS 1 KM DARI DAERAH PASIENDi sekitar lingkungan tempat tinggal pasien tidak ada orang lain yang memiliki riwayat gangguan jiwa. Orang yang gangguan jiwa adalah:Berbicara sendiri dan tertawa sendiri.Sering melamun atau marah-marah serta mengamuk tanpa sebab.Sering keluyuran sendirian tanpa tujuan, terutama bila tanpa busana.Suka mengganggu yang menyebabkan resah orang lain.Pendiam, suka menyendiri, dan berkhayal tidak sesuaiSIKAP KELUARGA TERHADAP ANGGOTA KELUARGANYA YANG DIPERSEPSIKAN MENDERITA GANGGUAN JIWAKeluarga mengetahui bahwa pasien menderita gangguan jiwa. Namun keluarga tidak memiliki biaya bila harus mengobatinya sampai tuntas, sehingga mereka sedang berupaya untuk mengajukan kartu jamkesmas. Saat ini pasien tidak sedang dalam pengobatan secara medis. Untuk kebutuhan pokok sehari-hari keluarga tetap memenuhi, BAK dan BAB pasien kadang dibersihkan oleh keluarga dan terkadang pasien bisa melakukan sendiri. Keluarga tidak merasa malu memiliki anggota keluarga dengan gangguan jiwa karena baginya itu merupakan jalan hidup yang diberikan Tuhan padanya. Keluarga sudah dapat menerima keadaan tersebut. TANGGAPAN KELUARGA TERHADAP PASIEN YANG MENGALAMI GANGGUAN JIWA DAN USAHA PENGOBATANMenurut keluarga, penderita yang mengalami gangguan jiwa perlu mendapatkan pengobatan. Pengobatan yang diberikan secara medis dan non medis (misalnya dari orang-orang yang dianggap pintar). Menurut keluarga, pasien sudah pernah dibawa berobat ke RSJ, namun saat akan di bawa pasien melarikan diri. Selanjutnya keluarga pasien hanya mengobati pasien dengan pengobatan non-medis yaitu memanggil orang pintar (dukun). Hingga sekitar 4 bulan yang lalu, ada petugas RSJ yang datang mengunjungi pasien akan tetapi pasien tidak mau dibawa. Petugas kemudian memberikan obat minum dan menyuruh keluarga untuk membawa pasien kontrol ke puskesmas atau RSJ jika obat telah habis. Namun keluarga tidak pernah membawa pasien kontrol karena takut pasien melarikan diri dan juga karena masalah biaya. Sehingga keluarga pasrah terhadap kondisi pasien saat ini.KENDALA DAN HAMBATAN YANG DIHADAPI KELUARGA TERKAIT PENANGANAN ANGGOTA KELUARGANYA YANG DIPERSEPSIKAN MENDERITA GANGGUAN JIWATidak adanya biaya untuk pengobatan pasien. Pasien suka mengamuk sehingga keluarga enggan untuk melepas pasien dari pasung. Warga sekitar takut dengan pasien karena ia sering mengamuk dan merusak barang sekitar, sehingga membuat warga resah. Keluarga masih belum memahami benar bahwa pengobatan bagi penderita gangguan jiwa seperti yang dialami pasien saat ini membutuhkan proses dalam penyembuhannya sehingga pengobatannya bukan dalam hitungan minggu saja. Namun pasien harus tetap kontrol untuk melihat respon terhadap pengobatan yang diberikan dan perkembangan pasien.

DOKUMENTASI PASIEN

TERIMA KASIH