laporan hasil praktikum

37
LAPORAN HASIL PRAKTIKUM SOSIOLOGI PERTANIAN DI DESA PANDAK KECAMATAN BATURADEN KABUPATEN BANYUMAS Disusun oleh : Risqi Andhani A1C011027/P Sri Metri Wahyuni D A1C011031/P Citra Annisaa Putri A1C011049/P Devi Pentasari A1C011055/P LABORATORIUM PERENCANAAN PENGEMBANGAN SUMBERDAYA FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN

Upload: devi-pentasari

Post on 03-Jan-2016

353 views

Category:

Documents


17 download

TRANSCRIPT

Page 1: LAPORAN HASIL PRAKTIKUM

LAPORAN HASIL PRAKTIKUM

SOSIOLOGI PERTANIAN DI DESA PANDAK

KECAMATAN BATURADEN KABUPATEN BANYUMAS

Disusun oleh :

Risqi Andhani A1C011027/P

Sri Metri Wahyuni D A1C011031/P

Citra Annisaa Putri A1C011049/P

Devi Pentasari A1C011055/P

LABORATORIUM PERENCANAAN PENGEMBANGAN SUMBERDAYA

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN

PURWOKERTO

2012

Page 2: LAPORAN HASIL PRAKTIKUM

PRAKTIKUMSOSIOLOGI PERTANIAN DI DESA PANDAK

KECAMATAN BATURRADEN KABUPATEN BANYUMAS

Disusun oleh :

Risqi Andhani A1C011027/P

Sri Metri Wahyuni D A1C011031/P

Citra Annisaa Putri A1C011049/P

Devi Pentasari A1C011055/P

Untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh nilai kelulusan mata kuliah Sosiologi Pertanian (PNU 124) pada Fakultas Pertanian UNSOED.

Diterima dan disahkan pada tanggal :

Dosen PembimbingPraktikum

Ir. Pudji .......NIP : 0000????????????

Page 3: LAPORAN HASIL PRAKTIKUM

II. KEADAAN DESA

1. Letak Desa

Letak Desa Pandak secara administrative ter masuk dalam wilayah Kecamatan

Baturraden Kabupaten Banyumas, terletak di arah utara kota Kabupaten Banyumas yaitu kurang

lebih 6 KM dari Purwokerto, dan di sebelah selatan ibukota Kecamatan Baturraden kurang lebih

2 KM, sedangkan waktu tempuh menuju Kantor Kecamatan Baturraden sekitar 5 menit,

sedangkan waktu tempuh menuju ibukota Kabupaten kurang lebih 15 menit. Desa Pandak terdiri

dari 2 Dusun, 5 RW dan terbagi dalam 18 RT.

Luas Wilayah Desa Pandak adalah 87,360 Ha dengan batas-batas desa sebagai berikut :

Wilayah barat berbatasan dengan Desa Pamijen

Wilayah utara berbatasan dengan Desa Rempoah

Wilayah timur berbatasan dengan Desa Karanggintung Sumbang

Wilayah selatan berbatasan dengan Kel. Pabuaran Kecamatan Purwokerto Utara

2. Keadaan Biogeofisik

Desa Pandak memiliki konfigurasi berupa tanah darat pada ketinggian antara 200-240

meter diatas permukaan laut (dpl), sehingga bersuhu sedang. Jenis tanah yang ada di wilayah

Pandak sebagian besar tanah grubug. Jenis tanah tersebut tergolong subur untuk lahan pertanian

maupun perkebunan. Sehingga di Desa Pandak banyak dijumpai berbagai jenis tanaman baik di

lahan pertanian maupun tanaman keras atau buah-buahan yang dimiliki penduduknya.

Keberadaan Desa Pandak yang diapit oleh dua sungai yaitu sungai Pelus di sebelah timur desa,

Page 4: LAPORAN HASIL PRAKTIKUM

sedangkan sungai Kele dan sungai Kranji berada di sebelah barat desa, hal ini memudahkan

penduduk desa dalam bercocok tanam serta mengatur irigasi pertanian.

Pola penggunaan Lahan di Desa Pendak sebagai berikut ini ;

No. Penggunaan Lahan Luas (Ha)

1 Sawah Pertanian 47,81

2 Ladang/Kebun 4,95

3 Kolam Perikanan 2,2

4 Pemukiman Penduduk 17,88

5 Makam Desa 1,5

6 Sarana Olahraga/Lapangan OR 0,82

7 Sarana Pemerintahan & Jalan 1,2

8 Lain-Lain 11

9 Jumlah 87,36

3. Sejarah dan Perkembangan Desa

Ada banyak legenda dan mitos yang ada di Desa Pandak, diantaranya adalah asal mula

nama Desa Pandak yang berasal dari seseorang yang dianggap mempunyai ilmu ghaib bernama

Mbah Pendek. Sepeninggalan Mbah Pendek desa tersebut diberi nama Desa Pandak yang berasal

dari nama Mbah Pendek. Di desa tersebut sangatlah tabu menyebut kata atau nama “pendek”,

bahkan dahulu tidak boleh ada yang membangun rumah bertingkat disebabkan mitos tentang

Mbah Pendek tersebut. Di desa itu pula terdapat pohon yang sudah berumur ribuan tahun dan

tidak pernah di tebang, pohon itu sangatlah tinggi, pernah ada yang berusaha untuk menebang

pohon tersebut, namun ketiga orang tersebut tiba-tiba meninggal tanpa sebab sebelum sempat

Page 5: LAPORAN HASIL PRAKTIKUM

menebang pohon itu. Adapula cerita tentang mbah dukun dan mbah ronggeng. Pada saat itu,

menyelenggarakan wayang di desa Pandak tidak boleh dilakukan, apabila pada saat malam

jum’at kliwon mereka menancapkan salah satu wayang kulit dan pagi harinya wayang tersebut

roboh maka tidak boleh menyelenggarakan wayang kulit, namun pada beberapa waktu pernah

wayang tersebut tidak roboh, maka para penduduk di desa Pandak menyelenggarakan wayang

kulit untuk pertama kalinya saat peresmian gedung SD yang ada di desa tersebut. Dan mitos

tentang Mbah ronggeng ialah apabila akan menari harus memberikan persembahan di makam

mbah ronggeng tersebut untuk menghindari adanya kesurupan missal. Karena pernah terjadi

kesurupan di desa tersebut pada saat penyelenggaraan ronggeng itu. Namun kini mitos yang

masih dipercaya di desa itu adalah mitos tentang pohon tua. Masih banyak para penduduk yang

memuja untuk meminta sesuatu dengan bertapa di pohon tersebut. Ada pula yang datang

kerumah keturunan Mbah dukun yang sekarang menjadi dukun pula untuk meminta bantuannya

dalam menyelesaikan kepentingan mereka masing-masing.

Desa Pandak mengalami pertumbuhan yang cukup maju karena letaknya yang dekat

dengan kota (pinggiran kota Purwokerto), jadi apabila ada informasi-informasi seputar teknologi

baru atau semacamnya dalam berbagai aspek mereka cepat mengetahui. Fasilitas pendidikan

yang ada di desa Pandak yaitu 2(dua) buah SD Negeri, 1 (satu) buah Taman Kanak-Kanak

Pertiwi, 1 (satu) buah TK Al Azzar, dan ! (satu) buah Pos PAUD. Perkembangan dalam bidang

kesehatan yaitu terdapat satu bidan di desa Pandak. Sedangkan dalam bidang social dan budaya,

penduduk Desa Pandak mempunyai budaya wayang kulit dan wayang yang terbuat dari karton

yang dibuat oleh Karang Taruna di desa Pandak.

4. Penduduk

Jumlah Penduduk

Page 6: LAPORAN HASIL PRAKTIKUM

Komposisi penduduk menurut umur dan jenis kelamin dapat dilihat pada table berikut ;

NoKelompok Jumlah Penduduk Jumlah Penduduk

Umur Awal AkhirJumlah

Tahun L P Jumlah L P

1 2 3 4 5 6 7 8

1 0 s/d 4 248 248 496 248 249 497

2 4 s/d 9 110 109 219 110 109 219

3 10 s/d 14 91 100 191 91 100 191

4 15 s/d 19 74 86 160 74 86 160

5 20 s/d 24 109 111 220 109 110 219

6 25 s/d 29 121 123 244 120 123 243

7 30 s/d 34 110 111 221 109 110 219

8 35 s/d 39 90 85 175 90 85 175

9 40 s/d 44 75 76 151 75 76 151

10 45 s/d 49 66 52 118 66 52 118

11 50 s/d 54 68 65 133 68 65 133

12 55 s/d 59 28 46 74 28 46 74

13 > 60 87 126 213 87 125 212

Total 1.277 1.338 2.615 1.275 1.336 2.611

Sumber : Data Laporan Bulanan Penduduk Desa Pandak Kondisi 31 Desember 2011

5. Tingkat Pendidikan

Tingkat Pendidikan di Desa Pandak tergolong rendah, hal ini disebabkan fasilitas

pendidikan yang ada di Desa Pandak kurang memadai hanya meliputi 2 (dua) buah Sekolah

Page 7: LAPORAN HASIL PRAKTIKUM

Dasar, 1 (satu) buah Taman Kanak-Kanak Pertiwi, 1 (satu) buah TK Al Azzar, dan ! (satu) buah

Pos PAUD.

Komposisi penduduk Desa Pandak berdasarkan tingkat pendidikannya sebagai berikut :

No. Tingkat Pendidikan Jumlah

1 Buta Huruf

2 Tidak / Belum Sekolah 498

3 Tidak Tamat SD/S 381

4 Tamat SD 870

5 Tamat SLTP 370

6 Tamat SLTA 380

7 DI/DII 9

8 Akademi/DIII/Sarjana Muda 31

9 DIV/S1 62

10 Strata 2 8

11 Strata 3 2

Jumlah2611

6. Struktur Pemerintahan Desa

Data Perangkat Desa Pandak Kecamatan Baturraden Kabupaten Banyumas adalah sebagai berikut :

No.

Jabatan Nama

1 Kepala Desa Muritno.BSc

Page 8: LAPORAN HASIL PRAKTIKUM

2 Sekretaris Desa Suroso

3 Kadus I Nasum

4 Kadus II Sunarno

5 Kasi Pemerintahan dan Pembangunan

Budi Santoso

6 Kasi Kesra dan Pemberdayaan Masyarakat

Agus Dharsono

7 Kaur umum Sikun

8 Staf Kasi Kesra dan PM Taswan H.R

9 Staf Urusan Umum Sugiarto

Data Ketua RT/RW Desa Pandak Kecamatan Baturraden Kabupaten Banyumas adalah sebagai berikut :

No. RW/RT Ketua

1 RW 01 Wahyu Kusumanegara,SH.

2 RT 01/01 Tunggul Wasono

3 RT 02/01 Sarwoto

4 RT 03/01 Kuat Sunarso

5 RT 04/01 S.Edi Priono

6 RT 05/01 Rosid

7 RT 06/01 Yoyon Supriyadi

8 RW 02 Karno

9 RT 01/02 Sirun

10 RT 02/02 Bagas Radityono

11 RT 03/02 Sasmito

12 RT 04/02 Darisun Daryono

Page 9: LAPORAN HASIL PRAKTIKUM

13 RT 05/02 Darto Mudiarto

14 RT 06/02 Karto Atmojo

Pandak merupakan sebuah desa dengan pemerintahan yang dipimpin oleh kepala desa

yang bernama Bapak Muritno,BSc. Dalam menjalankan pemerintahannya, seorang kepala desa

dibantu oleh beberapa kepala dusun dan pejabat-pejabat kelurahan seperti sekretaris desa dan

sebagainya. Desa Pandak mempunyai struktur pemerintahan dari RT, RW, sampai Kepala Desa.

Desa ini memiliki 2 RW dan terbagi menjadi 12 RT. Pada RW I yang terdiri dari 6 RT dipimpin

oleh Bapak Wahyu Kusumanegara,SH. dan RW II yang juga terdiri dari 6 RT dipimpin oleh

Bapak Karno.

7. Struktur Ekonomi

Struktur Ekonomi Desa Pandak berdasarkan mata pencahariannya adalah :

No. Pekerjaan Jumlah (orang)

1 Buruh tani 50

2 Petani 45

3 Peternak 20

4 Pedagang/pengusaha 225

5 Pengrajin 15

6 PNS 48

7 TNI/POLRI 3

8 Pensiunan 54

9 Karyawan swasta 80

Page 10: LAPORAN HASIL PRAKTIKUM

10 Penjahit 10

11 Montir 8

12 Sopir 20

13 Pramuwisma 50

14 Kontraktor 4

15 Tukang kayu 20

16 Tukang batu 30

17 Buruh serabutan 300

18 TKW/TKI 50

19 Pelajar/mahasiswa 400

20 Lainnya 1179

Jumlah 2611

Berdasarkan data tersebut diketahui bahwa mata pencaharian penduduk Desa Pandak

sebagian besar adalah buruh serabutan dan pedagang. Hal itu diluar keterangan Lain-lain. Di

Desa Pandak tidak terdapat pasar, yang sebenarnya merupakan penggerak roda perekonomian di

pedesaan. Oleh karena itu terdapat warung-warung kecil di sekitar pemukiman penduduk di Desa

Pandak. Tingkat perekonomian penduduknya adalah menengah ke atas. Hasil pertanian

penduduk biasanya dijual kepada para tengkulak yang ada di desa tersebut dan para tengkulak

yang menjual ke orang lain atau keluar desa.

Keadaan perekonomian masyarakat Pandak sudah maju dengan didukungnya ladang

pekerjaan yang memadai. Profesi penduduk lainnya adalah sebagai buruh tani karena tidak

memiliki lahan sawah untuk digarap. Pemilik sawah yang tidak mampu mengurus sawahnya

akan dikerjakan oleh buruh tani dengan sistem bagi hasil atau lebih dikenal istilah “maro”. Ada

Page 11: LAPORAN HASIL PRAKTIKUM

pula petani yang menyewa sawah bengkok milik kepala desa selama setahun. Pembayaran sewa

dibayarkan sebelum tanah digarap, tetapi ada juga yang menunggu hasil panen. Hasil panen dari

tanah bengkok akan menjadi hak milik petani penyewa.

Sumber penghasilan masyarakat tidak hanya berasal dari hasil panen. Sumber

penghasilan lain ada yang berasal dari sektor perikanan.

8. Struktur Sosial

Data Kelembagaan dan Organisasi Masyarakat Desa Pandak Kecamatan Baturraden Kabupaten Banyumas adalah sebagai berikut :

No. Nama Unit Ketua/kepala1 BPD 1 Drs H.Harun Rais2 LPMD 1 Rachmat3 RT 12 Tunggul Wasono4 RW 2 Wahyu Kusumanegara,SH.5 BKM P2KP 1 Wasis Utoyo,SH6 TP.PKK 1 Ny Karsilah Muritno7 Pokja PKK RT 12 Darsim8 Pokja PKK RW 2 RW I Ny Sutarto9 Posyandu 4 Salimah10 Kelompok Tani 3 Kuat Sunarso11 Kelompok Tani Ikan 2 Sumarhono12 P3A 1 Sudarto Mukti Raharto13 P2A 1 Supriadi14 BAZIS 1 M.Sururi15 Majlis Taklim

Masjid/Musholla6 Tofik Hidayat

16 Kel.Kes. Genjring 1 Sulastri17 Kel.Kes. Kenthongan 1 Agus Cahyanto18 Kel.Kes. Ebeg 1 Mudiarto19 Kel.Karawitan 1 Sukirman20 Sosial Kematian 1 Sudiro21 USP RT 20 Suwarto22 Satgas Hansip Linmas 1 Nasum23 Kel. Pemuda 1 Agus Cahyanto24 TK 1 Rusmiyati,SPd.25 SD Negeri 1 2 Sunarjo,SPd.26 SD Negeri 2 2 Untung Suroso,SPd.27 TPA 3 Mukti Raharjo28 Pos Yandu 1 Esti Sulistiyaningsih

Page 12: LAPORAN HASIL PRAKTIKUM

Desa Pajerukan memiliki 2 Kelompok Tani antara lain adalah :

a. Kelompok Tani Lestari I

Ketua Kelompok Tani Lestari I adalah Wasis Sutoyo

b. Kelompok Tani Lestari II

Ketua Kelompok Tani Lestari II adalah Rachmat MS.

Fungsi dari Kelompok Tani tersebut antara lain adalah

1) Untuk menyeragamkan penanaman.

2) Untuk memudahkan informasi dari Pemerintah.

3) Mempererat tali silaturahmi antar petani (masyarakat).

4) Mendistribusikan bantuan Pemerintah seperti pupuk dan bibit.

Kegiatan yang dilakukan oleh kelompok tani antara lain pembenihan padi (membuat

bibit) untuk dijual atau dikonsumsi.

Kelompok-kelompok sosial yang ada di desa ini meliputi P2A (Pembinaan Agama),

Karang Taruna, Rukun Kematian, dan Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan). Terdapat 2

Gapoktan yang ada di desa Pandak, yaitu Gapoktan Lestari I dan Lestari II. Gapoktan tersebut

dibentuk oleh desa.

Keadaan sosial masyarakat Pandak dapat dilihat dari hubungan antara warga yang rukun

dan tidak adanya sistem kasta. Pada jaman belanda, rakyat jelata sangat menghormati para

pejabat pemerintahan seperti kepala desa. Namun hal itu tidak menjadi penghalang antara rakyat

jelata dan pimpinannya. Misalnya, jaman dahulu perbedaan antara orang mampu dengan kurang

Page 13: LAPORAN HASIL PRAKTIKUM

mampu sangat terlihat jelas. Indikator orang yang dikatakan mampu adalah dari kepemilikan

harta benda dan rumah. Adanya perbedaan yang mencolok, tidak menyebabkan kesenjangan

sosial antara masyarakat Pandak. Untuk saat ini perbedaan antara orang yang mampu dan kurang

mampu sudah tidak terlihat jelas karena harta benda tidak menjadi indikator kekayaan seseorang.

Acara 1

HUBUNGAN DESA - KOTA

Oleh : Risqi Andhani (A1C011027)

Page 14: LAPORAN HASIL PRAKTIKUM

Konsep dan pengertian masyarakat dalam kajian sosiologi memiliki 4 (empat) syarat,

yaitu:

1. Manusia yang hidup bersama.

2. Manusia yang bercampur dalam kurun waktu yang cukup lama.

3. Manusia yang menyadari adanya satu kesatuan.

4. Manusia yang membentuk sistem hidup bersama serta menciptakan kebudayaan.

(Soekanto, 1986)

Oleh karena itu, sifat masyarakat adalah dinamis, selalu berubah atau bergerak sesuai 4 (empat)

syarat tersebut.

Sedangkan pengertian desa menurut Paul H. Landis dalam Soekanto (1986) adalah

tempat atau wilayah yang dihuni oleh orang yang berjumlah kurang dari 2500 orang serta

pergaulannya ditandai oleh sifat keakraban, keramahan yang meluas dan merupakan pusat

kegiatan pertanian dalam arti luas. Sehingga secara konseptual terdapat persamaan antara

masyarakat desa dengan masyarakat pertanian.

Pada sisi lain ada pengertian masyarakat kota atau industri yang dicirikan sebagai

masyarakat yang orang-orangnya sangat heterogen/variatif, pergaulannya bersifat

kosmopolitan/patembayan, pusat kegiatannya pada bidang non pertanian. Namun demikian

kedua masyarakat itu secara faktual membentuk pola hubungan, yaitu pola hubungan desa-kota.

Desa berhubungan dengan kota melalui berbagai jaringan, baik yang bersifat material maupun

Page 15: LAPORAN HASIL PRAKTIKUM

non material. Adapun gejala-gejala yang dapat mempererat hubungan desa-kota dapat diamati

melalui berbagai aspek atau bidang yang akan dibahas di bawah ini.

1. Masuknya ekonomi uang ke desa

Desa Pandak hubungan desa ke kota dikatakan cukup lancar karena pemasaran

yang dilakukan petani atau pedagang cukup mudah dan keperluan petani cukup mudah

didapat. Pendapatan yang didapat masyarakat di desa ini sebagian besar dari hasil

pertanian. Jasa petani yang mempunyai keterampilan mampu mengurangi pengangguran

di desa ini. Akan tetapi, kemampuan ilmu atau teknik belum bisa terasah atau terlaksana

dengan baik. Contoh : petani hanya menanam padi, sedangkan untuk perikanan

diusahakan oleh 110 orang (kepala keluarga). Masyarakat yang mengusakan perikanan

inipun hanya mempunyai kolam ikan, tetapi belum menjadi prioritas utama komoditas.

Mata pencaharian penduduk desa Pandak sebagian besar adalah petani, selain

petani, ada juga pedagang,buruh serawutan, pegawai pemerintahan, dan guru.

Perekonomian penduduk tergolong sebagai perekonomian menengah ke atas. Masuknya

ekonomi uang ke desa adalah dari sektor pertanian dan perikanan. Karena penduduknya

sebagian besar adalah petani, maka sumber penghasilan terbesar adalah dari pemasaran

hasil/produk pertanian, seperti padi, jagung, sayur mayur, dan tanaman palawija.

2. Pemasaran hasil-hasil pertanian ke kota

Dalam aspek ini memuat artian desa sebagai sumber penghasil pangan bagi

masyarakat perkotaan. Masyarakat desa yang pada umumnya hidup dari pertanian, terkait

Page 16: LAPORAN HASIL PRAKTIKUM

hal ini desa Pandak merupakan desa dengan sebagian peduduknya bekerja di bidang

pertanian tetapi penduduk disana tidak memiliki lahan yang luas. Lahan yang dimiliki

tiap keluarga pada umumnya dibawah satu hektar hal inilah yang menyebabkan hasil

pertanian hanya cukup untuk digunakan sendiri. Adapun yang mampu menghasilkan

lebih, maka dibeli oleh warga lain yang tak memiliki lahan melalui tengkulak sehingga

tidak ada komoditi pertanian yang sampai ke kota.

Pemasaran hasil pertanian dari desa Pandak ini tidak menentu karena koperasi

(KUD) di tingkat desa tidak aktif. Oleh karenanya, setelah panen para petani menjual

hasil panennya kepada para tengkulak. Tengkulak memasarkan hasil panen tersebut

sesuai kebutuhan penduduk desa, apabila para penduduk sudah memesan, maka hasil

panen dijual kepada penduduk yang memesan (biasanya para perangkat desa). Setelah itu

baru sisanya dipasarkan ke lain desa atau ke pasar-pasar. Jika memungkinkan hasil panen

ini juga dapat dipasarkan ke kota kabupaten. Tetapi sebagian besar hasil panen dari desa

ini hanya untuk mencukupi kebutuhan penduduknya sendiri.

3. Masuknya barang konsumsi ke desa

Barang-barang konsumsi masuk ke desa melalui para pedagang yang memiliki

toko kelontong di desa Pandak. Para pedagang membeli secara grosiran dan membuka

toko kelontong/sembako di rumah masing-masing dan menjualnya kembali kepada

penduduk desa secara eceran. Selain itu, penduduk banyak yang membeli sendiri ke pasar

di kota atau pasar Wage untuk mencukupi kebutuhan barang konsumsinya.

4. Tertariknya tenaga kerja dari desa ke kota

Page 17: LAPORAN HASIL PRAKTIKUM

Sebagian besar penduduk adalah lulusan sekolah menengah atas SD sedangkan

lulusan SMA atau yang sederajat ketika lulus sekolah, banyak pemuda desa yang tertarik

bekerja di kota, baik kota kabupaten maupun kota-kota besar untuk bekerja sesuai dengan

skillnya (kemampuan) masing-masing. Para lulusan STM banyak yang bekerja menjadi

montir atau bahkan membuka bengkel motor di kota. Selain itu ada juga yang menjadi

TKI atau tenaga kerja indonesia di Singapura dan Malaysia.

5. Tertariknya menyekolahkan anak-anak ke kota

Cukup banyak para orang tua yang mempunyai keinginan untuk menyekolahkan

anak-anaknya ke kota. Tetapi biasanya hal tersebut terhambat oleh faktor biaya. Hanya

para orang tua yang cukup berada saja yang dapat menyekolahkan anak-anaknya ke

tingkat yang lebih tinggi (bangku kuliah). Hal itu juga apabila si anak mau untuk

melanjutkan studinya.

Selain itu, para pemuda yang hendak melanjutkan sekolahnya biasanya enggan

memilih untuk masuk di fakultas pertanian. Mereka lebih berminat untuk memilih jurusan

yang kebanyakan orang memandang jika lulus dari jurusan tersebut, maka langsung dapat

bekerja. Pola pikir masyarakat/penduduk desa Pandak ini sudah dibentuk dan diarahkan

untuk mengejar materi. Hal ini tidak dapat disalahkan karena para orang tua otomatis

ingin anaknya sukses, karena itu para pemuda yang baru lulus SMA diarahkan untuk

memilih jurusan-jurusan yang dapat dengan cepat mendatangkan materi, sebagai contoh

jurusan kependidikan atau kesehatan.

Page 18: LAPORAN HASIL PRAKTIKUM

6. Pembentukan organisasi modern di desa

Organisasi di desa Pandak tidak terlalu banyak, meskipun ada juga yang tidak

terlalu aktif mengadakan kegiatan. Organisasi-organisasi yang ada adalah organisasi

kepemudaan (Karang Taruna), organisasi keagamaan (P2A/pembinaan agama) yang

diketuai oleh bapak supriadi, badan permusyawaratan desa(BPD) yang diketuai oleh

bapak Drs.H.Harun rais,lembaga pemberdayaan masyarakat desa(LPMD) yang diketuai

oleh bapak rachmat MS,badan keswadayaan masyarakat(BKM) “Multi Rahayu”,Rukun

Kematian atau pengurus makam yang diketuai oleh bapak sudiro, dan dua organisasi

petani (Gabungan kelompok tani/Gapoktan), yaitu Lestari I yang diketuai oleh Bapak

Wasis Sutoyo dan Lestari II yang diketuai oleh Bapak Rachmat.

7. Bertambahnya jaringan komunikasi massa

Alat komunikasi di desa ini masih sangat jarang ditemui. Telepon rumah masih

jarang keluarga yang memilikinya, sedangkan telepon genggam sebagian sudah ada yang

memiliki.

Para petani dalam mengerjakan sawahnya sekali waktu diberikan penyuluhan oleh

para penyuluh yang didatangkan oleh desa. Tetapi karena kebanyakan dari petani di desa

Pandak adalah petani penggarap dengan sistem sewa, maka apa yang diberikan oleh para

penyuluh tidak terlalu diperhatikan. Oleh karena itu, biasanya apa yang telah diberikan

oleh para penyuluh diberikan dalam bentuk tertulis dan ditempelkan di papan

pengumuman yang ada di kelurahan atau pusat kumpul-kumpul. Begitu juga apabila ada

Page 19: LAPORAN HASIL PRAKTIKUM

pengumuman-pengumuman tertentu. Selain itu terdapat pertemuan kadus rutin setiap 1

minggu sekali yang merupakan program pemerintah.

8. Masuknya teknologi pertanian ke desa

Teknologi-teknologi pertanian yang sudah ada di desa Pandak adalah penyuluhan-

penyuluhan dari tim penyuluh desa serta penggunaan mesin pertanian yaitu handtractor.

Dalam menyikapi teknologi baru, masyarakat di desa ini langsung sepenuhnya menerima

dengan tangan terbuka, akan tetapi masyarakat menunggu bukti konkrit apakah teknologi

tersebut dapat memudahkan dan menguntungkan masyarakat atau tidak. Hal ini cukup

membawa manfaat bagi pengolahan pertanian, misalnya pengolahan tanah menjadi lebih

cepat selesai setelah penggunaan alat ini. Dampak negatifnya hanyalah pada para petani

yang dulunya memakai tenaga hewan ternak, setelah adanya teknologi hewan-hewan

tersebut tidak dipakai.

Penggunaan handtractor di desa tractor belum 100% efektif, karena traktor yang

tersedia hanya satu. Traktor tersebut merupakan traktor bantuan pemerintah kepada para

petani melalui pemerintah desa. Dalam penggunaanya traktor tersebut tidak sepenuhnya

diberikan kepada para petani langsung. Pengelolaan handtractor itu sendiri diserahkan

kepada desa, tidak diserahkan kepada petani langsung atau Gapoktan. Ketika

dikonfirmasikan kepada kepala desa Pandak, hal tersebut dikarenakan apabila diserahkan

pengelolaannya kepada petani/Gapoktan, ditakutkan terjadi hal-hal yang tidak diinginkan,

selain itu, menurut kepala desa penggunaan traktor harus diawasi oleh desa, karena biaya

operasionalnya bisa digunakan untuk perbaikan kantor kepala desa.

Page 20: LAPORAN HASIL PRAKTIKUM

Secara tradisional hubungan desa-kota diindikasikan dengan adanya aliran

produk/jasa perkotaan yang harus “dibayar” oleh masyarakat pedesaan melalui aliran

dana/kapital dari desa ke kota. Kondisi ini secara umum dikenal dengan rendahnya nilai

tukar (terms of trade) produk/jasa (dalam bentuk dana/kapital) masyarakat perdesaan

terhadap produk/jasa perkotaan. Pendekatan KDK diharapkan dapat menaikkan nilai

tukar produk/jasa masyarakat perdesaan melalui:

(1) upaya memindahkan proses produksi dari kota ke desa untuk meningkatkan

produktivitas dan nilai tambah produk/jasa yang dihasilkan oleh masyarakat perdesaan

melalui bantuan modal, sarana produksi dan pelatihan.

(2) memperpendek jalur produksi, distribusi, dan pemasaran produk/jasa masyarakat

perdesaan untuk mengurangi biaya ekonomi tinggi melalui pembentukan satuan

partisipatif bagi pengembangan produk/jasa secara spesifik. Jasa ini dibangun di

perkotaan.

(3) memberikan akses yang lebih besar bagi masyarakat perdesaan terhadap faktor-faktor

produksi barang/jasa seperti modal, bahan baku, teknologi, sarana dan prasarana. Hal ini

akan merangsang SDM di perdesaan untuk lebih produktif dalam mengembangkan

usahanya, sehingga desa memiliki daya tarik untuk investasi produksi dan tenaga kerja.

Disamping itu adanya dukungan informasi khususnya informasi pasar (yahooanswer,

2009).

Kota cukup memberikan pengaruh kuat terhadap kelangsungan hidup penduduk

desa, hal ini dibuktikan dengan adanya kecenderungan penduduk desa yang lebih suka

mencari nafkah di kota dan bersekolah di kota. Hal ini dikarenakan oleh fasilitas desa

Page 21: LAPORAN HASIL PRAKTIKUM

yang kurang memadai. Diharapkan, setelah para pemuda-pemuda tersebut menuai sukses

di kota, mereka kembali ke desanya dan memberikan kemajuan bagi desanya. Sehingga

tidak seperti pepatah kacang lupa pada kulitnya.

Pedesaan dan perkotaan merupakan dua hal yang tidak dapat dipisahkan dan

saling berhubungan. Hubungan tersebut misalnya, masyarakat desa melakukan urbanisasi

ke kota untuk mencari pekerjaan saat lahan pertaniannya tidak dapat digarap. Masyarakat

kota umumnya menggunakan tenaga kerja dari desa untuk bekerja di kota. Hubungan

desa-kota dapat berdampak baik bagi masyarakat desa diantaranya masyarakat desa dapat

memperoleh informasi dan teknologi di berbagai bidang dari masyarakat kota. Sedangkan

dampak buruk dari hubungan desa-kota bagi masyarakat desa adalah memudarnya

budaya asli mereka yang terpengaruh oleh budaya kebebasan dari masyarakat kota.

Perbedaan-perbedaan antara kota dengan desa, dapat dilihat melalui berbagai aspek :

1. Lingkungan

2. Mata pencaharian

3. Jumlah dan kepadatan penduduk

4. Deferensiasi sosial

5. Strategi sosial

6. Mobilitas sosial

7. Interaksi sosial

8. Solidaritas sosial

9. Homogenitas

10. Gaya hidup

Page 22: LAPORAN HASIL PRAKTIKUM

11. Prasarana dan teknologi

12. Kelembagaan

Acara 1

Masuknya Teknologi Baru ke Desa

Page 23: LAPORAN HASIL PRAKTIKUM

Oleh : Devi Pentasari A1C011055

Masuknya Teknologi Baru Bidang Pertanian ke Desa

Sumber atau asal teknologi baru bidang pertanian adalah kota (masyarakat industry)

misalnya ditemukannya bibit unggul, mekanisasi, pupuk, dan seterusnya berasal dari sebuah

research di lembaga pendidikan atau perusahaan di kota. Sehingga dapat dikatakan bahwa kota

adalah agen pembaharuan (pusat perubahan) atau sumber modernisasi. Teknologi baru pertama-

tama masuk pada masyarakat kota, kemudian secara perlahan-lahan masuk ke masyarakat desa.

Teknologi adalah cara-cara melaksanakan sesuatu hal untuk mencapai tujuan yang telah

ditentukan. Cara-cara ini di wilayah pedesaan terikat oleh kebiasaan atau tradisi. Untuk merubah

cara lama/kebiasaan lama yang telah terikat tradisi dalam kegiatan pertanian ke cara baru dengan

tujuan yang lebih baik, memerlukan proses waktu yang relative lama. Hal ini sangat dipengaruhi

oleh tingkat pendidikan, ikatan tradisi, budaya serta orientasi petani dalam berarti.

Teknologi baru juga mencakup keorganisasian dalam masyarakat desa, yaitu cara-

cara kelompok baru dibentuk atau diberi fungsi yang lain. Teknologi baru juga bisa berarti

menambah fungsi-fungsi kelompok masyarakat yang telah ada, misalnya adalah kelompok tani

yang semula berfungsi untuk menyatukan tujuan teknis, sekarang kelompok tani tersebut juga

berfungsi sebagai lembaga ekonomi untuk melayani anggotanya.

Masuknya teknologi baru di Desa Pandak berasal dari para penyuluh lapangan

pertanian, dari penyuluh lapangan Kabupaten Banyumas, serta dari kota, mengingat letak Desa

Pandak yang terletak di pinggiran kota sehingga alat/teknologi baru bidang pertanian mudah

masuk di desa tersebut. Biasanya para penyuluh pertanian tersebut memberikan penyuluhan

terhadap masyarakat desa tentang perkembangan-perkembangan baru di bidang pertanian seperti

Page 24: LAPORAN HASIL PRAKTIKUM

pupuk ataupun bibit unggul. Sedangkan masuknya alat mekanisasi di Desa Pandak adalah mesin

traktor. Pemerintah memberikan dana kepada setiap desa untuk membeli traktor untuk digunakan

petani dalam bertani, namun menurut salah satu petani di desa tersebut dana tersebut belum

dicairkan sehingga petani menggunakan traktor dengan meminjamnya dari orang umum yang

sengaja menyewakannya kepada para petani. Namun, di desa tersebut ada pula yang belum

menggunakan tarktor karena hambatan lokasi yang tidak memungkinkan untuk dijangkau oleh

alat mesin tersebut, namun hanya sebagian kecil saja yaitu di daerah sebelah barat desa Pandak,

mereka masih menggunakan kerbau untuk membajak sawahnya. Selain itu tidak ada lagi

teknologi mekanisasi di desa Pandak.

Dasar pertimbangan masuknya teknologi baru bidang pertanian di Desa Pandak

diantaranya adalah factor alam yang dalam artian lokasi desa yang letaknya di pinggiran kota

sehingga mudah untuk dijangkau dan cepat mengetahui perkembangan-perkembangan bidang

pertanian dari kota. Selain itu kemajuan teknologi yang selama ini sangat dinantikan dari para

petani di Desa Pandak menjadi dasar pertimbangan selanjutnya, karena menurut mereka dengan

adanya teknologi yang akan membantu mereka untuk cepat menyelesaikan pekerjaannya maka

akan mengefisiensikan biaya dan waktu yang mereka keluarkan. Dasar pertimbangan selanjutnya

adalah kesiapan masyarakat untuk menerima teknologi baru tersebut, karena itu masyarakat di

Desa Pandak sangat menyambut dengan baik datangnya teknologi baru di Desa mereka,

walaupun masih ada wilayah yang masih belum bisa menggunakan teknologi baru mekanisasi

akibat lokasi yang tidak dapat dijangkau.

Adapun tujuan konkrit dalam memasukan teknologi baru di bidang pertanian dibagi

menjadi tiga, yaitu dalam jangka pendek, jangka menengah, dan jangka panjang. Dalam jangka

pendek yaitu dapat menjadi lebih praktis karena penggunaannya pasti akan lebih cepat

Page 25: LAPORAN HASIL PRAKTIKUM

dibandingkan dengan cara-cara tradisional. Pada jangka menengah yaitu kesempatan petani

untuk mengembangkan usahataninya dengan cara minapadi. Sedangkan dalam jangka panjang

yaitu petani mendapatkan keuntungan yang dapat mensejahterakan petani beserta keluarganya.

Respon dari para petani dalam menyambut perkembangan teknologi di desanya yaitu

sangatlah senang dan sangat diharapkan oleh petani akan membantu mereka dalam

melaksanakan pekerjaannya agar lebih efektif dan efisien. Bahkan para penduduk yang ada di

desa itu namun tidak dapat menggunakan traktor pun menyambut dengan baik.

Dari semua golongan petani, mereka semua menerima dengan cepat teknologi baru,

namun hanya factor alam saja yang menghambat beberapa daerah yang tidak dapat menerima

teknologi baru tersebut.

Dari segi tradisi, terjadi perkembangan yaitu dari petani yang menggunakan tolak

bala “sambetan”, sekarang sudah tidak ada lagi yang menggunakan hal-hal seperti itu, sekarang

mereka lebih cenderunguntuk berdoa kepada Tuhan Yang Maha Esa, dan dari hasilnya pun dapat

dilihat bahwa lebih banyak apabila menggunakan doa. Tidak ada perkembangan dari kelompok

social di desa ini, fungsinya daridulu sama yaitu untuk mengorganisir petani yang ada di desa

tersebut.