laporan getaran full

31
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Akhir-akhir ini perkembangan industri berkembang dengan sangat pesat. Tetapi banyak juga akibat negatif yang ditimbulkan, salah satunya adalah mesin tersebut menjadi semakin rumit dan kompleks. Semakin rumit dan kompleksnya mesin menuntut kita supaya dapat menggunakan mesin secara maksimal. Tentunya tidak hanya mengunakannya saja. Kita juga harus memelihara mesin tersebut agar mesin tersebut juga awet dan unjuk kerjanya maksimal. Pemeliharaan mesin dari berbagai masalah harus kita atasi, salah satunya adalah masalah getaran mesin. Karena,getaran mesin dapat menjadi beban tambahan pada struktur dan konstruksi pondasi mesin. Maka dari itu, saya membuat laporan ini supaya lebih memahami tentang pengukuran getaran mesin yang menggunakan vibration meter dan supaya saya mengetahui cara pemeliharaan mesin tersebut. 1.2. Rumusan Masalah Rumusan masalah dari praktikum ini adalah : 1. Bagaimana kondisi mesin poduksi yang berada di Bengkel CNC PPNS? 1

Upload: dyan-hatining-ayu-s

Post on 26-Jul-2015

1.566 views

Category:

Documents


75 download

TRANSCRIPT

Page 1: Laporan Getaran Full

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Akhir-akhir ini perkembangan industri berkembang dengan sangat pesat.

Tetapi banyak juga akibat negatif yang ditimbulkan, salah satunya adalah

mesin tersebut menjadi semakin rumit dan kompleks. Semakin rumit dan

kompleksnya mesin menuntut kita supaya dapat menggunakan mesin secara

maksimal. Tentunya tidak hanya mengunakannya saja. Kita juga harus

memelihara mesin tersebut agar mesin tersebut juga awet dan unjuk kerjanya

maksimal. Pemeliharaan mesin dari berbagai masalah harus kita atasi, salah

satunya adalah masalah getaran mesin. Karena,getaran mesin dapat menjadi

beban tambahan pada struktur dan konstruksi pondasi mesin.

Maka dari itu, saya membuat laporan ini supaya lebih memahami tentang

pengukuran getaran mesin yang menggunakan vibration meter dan supaya saya

mengetahui cara pemeliharaan mesin tersebut.

1.2. Rumusan Masalah

Rumusan masalah dari praktikum ini adalah :

1. Bagaimana kondisi mesin poduksi yang berada di Bengkel CNC PPNS?

2. Bagaimanakah rekomendasi pemeliharaan mesin produksi di Bengkel

CNC PPNS?

1.3. Tujuan

Tujuan dilakukan praktikum pengukuran getaran mekanis ini adalah :

1. Mengetahui bagaimana kondisi mesin poduksi yang berada di Bengkel

CNC PPNS.

2. Mengetahui bagaimanakah rekomendasi pemeliharaan mesin produksi di

Bengkel CNC PPNS.

1

Page 2: Laporan Getaran Full

1.4. Manfaat

Mahasiswa dapat mengaplikasikan pengukuran getaran dengan vibration

meter serta mengidentifikasi kondisi mesin yang mengalami getaran mekanis

pada kondisi nyata di lapangan.

1.5. Pembatasan Masalah

Pada percobaan kali ini batasan pengambilan variabel yang digunakan

yakni frecuency, velocity, acceleration, dan displacement. Sedangkan yang

diamati adalah identifikasi potensi kerusakan mesin atau peralatan yang

dipakai sesuai dengan standard.

2

Page 3: Laporan Getaran Full

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Getaran

Yang dimaksud dengan getaran adalah gerakan yang teratur dari benda

atau media dengan arah bolak–balik dari kedudukan keseimbangan. Getaran

terjadi saat mesin atau alat dijalankan dengan motor, sehingga pengaruhnya

bersifat mekanis (Sugeng Budiono, 2003:35). Getaran ialah gerakan ossilasi

disekitar sebuah titik (J.M. Harrington,1996:187). Vibrasi adalah getaran, dapat

disebabkan oleh getaran udara atau getaran mekanis, misalnya mesin atau alat-

alat mekanis lainnya (J.F. Gabriel, 1996:96). Getaran merupakan efek suatu

sumber yang memakai satuan ukuran hertz (Depkes, 2003:21). Getaran

(vibrasi) adalah suatu faktor fisik yang menjalar ke tubuh manusia, mulai dari

tangan sampai keseluruh tubuh turut bergetar (oscilation) akibat getaran

peralatan mekanis yang di pergunakan dalam tempat kerja (Emil Salim,

2002:253).Getaran adalah gerakan bolak balik dari suatu massa melalui

keadaan seimbang terhadap suatu titik acuan (Keputusan Menteri Negara

Lingkungan Hidup No.49/1996 tentang Baku Tingkat Getaran).Getaran adalah

gerakan teratur atau tidak teratur suatu benda dengan arah bolak-balik dari

kedudukan keseimbangannya (SNI 16-7054-2004). Getaran adalah gerakan

yang teratur dari benda atau media dengan arah yang bolak-balik dari

kedudukan keseimbangannya (Kepmenaker No.51/MEN/1999 tentang NAB

faktor fisika).

Gambar 2.1 Siklus Getaran

3

Page 4: Laporan Getaran Full

Getaran dapat dibagi menjadi tiga, yaitu:

1. Getaran Mekanik, yaitu getaran yang ditimbulkan oleh sarana dan

peralatan kegiatan manusia.

2. Getaran seismik, yaitu getaran tanah yang disebabkan peristiwa alam dan

kegiatan manusia

3. Getaran Kejut, yaitu getaran yang berlangsung secara tiba-tiba dan

sesaat.

2.2 Getaran Mekanis

Getaran mekanis adalah gerakan yang teratur dari benda atau media

dengan arah yang bolak-balik dari kedudukan keseimbangannya (Kepmenaker

No.51/MEN/1999 tentang NAB factor fisika)

Getaran mekanis dibedakan menjadi :

1. Getaran seluruh tubuh (Whole Body Vibration) adalah suatu getaran

yang terjadi karena adanya kontak antara tubuh ( seluruh tubuh ) dengan

permukaan yang bergetar.

Contoh : Pengemudi traktor (kontak tubuh dengan tempat duduk traktor)

2. Getaran pada bagian tubuh tertentu (Partial Body Vibration) adalah

getaran yang terjadi pada bagian-bagian yang terjadi pada bagian-bagian

tubuh tertentu seperti tangan/ kaki yang kotak dengan permukaan yang

sedang bergetar

Contoh : Pekerja memakai gergaji listrik

Getaran dapat di evaluasi melalui 3 aspek, yaitu:

1. Velocity adalah kecepatan, dalam hal ini yang dimaksudkan adalah nilai

kecepatan getaran (frekuensi getaran) pada suatu mesin /alat tiap satuan

jarak (meter) per detiknya (m/s).

2. Acceleration adalah percepatan. Yang dimaksud adalah percepatan

benda,mesin atau suatu alat melakukan suatu gerakan (getaran mekanis)

tiap satuan jarak (meter) per detik kuadrat (m/s2).

4

Page 5: Laporan Getaran Full

3. Displacement adalah pergeseran atau perpindahan letak yang dialami

oleh mesin atau alat yang diakibatkan oleh adanya getaran pada alat

tersebut tiap millimeter (mm).

2.3 Pengendalian Getaran

Menurut Sugeng Budiono (2003:39), pengendalian getaran mekanis pada

suatu mesin adalah sebagai berikut :

Pengendalian Secara Teknis

1. Mengunakan peralatan kerja yang rendah intensitas getarannya

(dilengkapi dengan damping/peredam).

2. Menambah atau menyisipkan damping diantara tangan dan alat, misalnya

membalut pegangan alat dengan karet.

3. Memelihara/merawat peralatan dengan baik. Dengan mengganti bagian-

bagian yang aus atau memberikan pelumasan.

4. Meletakan peralatan dengan teratur. Alat yang diletakan diatas meja yang

tidak stabil dan kuat dapat menimbulkan getaran di sekelilingnya.

5. Menggunakan remote kontrol. Tenaga kerja tidak terkena paparan

getaran, karena dikendalikan dari jauh.

2.4 Alat Pengukur Getaran

Dalam pengambilan data suatu getaran agar informasi mengenai data

getaran tersebut mempunyai arti, maka kita harus mengenal dengan baik alat

yang akan kita gunakan. Ada beberapa alat standard yang biasanya digunakan

dalam suatu pengukuran getaran antara lain

o Vibration meter

o Vibration analyzer

o Shock Pulse Meter

o Osiloskop

Pemilihan dari tipe instrumen-instrumen tersebut bergantung pada

kemampuan dari instrumen itu terhadap tujuan kita melakukan pengukuran dan

persyaratan personal yang menggunakannya.

5

Page 6: Laporan Getaran Full

2.4.1 Vibration meter

Vibration meter biasanya bentuknya kecil dan ringan sehingga

mudah dibawa dan dioperasikan dengan battery serta dapat mengambil

data getaran pada suatu mesin dengan cepat. Pada umumnya terdiri dari

sebuah probe, kabel dan meter untuk menampilkan harga getaran. Alat

ini juga dilengkapi dengan switch selector untuk memilih parameter

getaran yang akan diukur.

Vibration meter ini hanya membaca harga overall (besarnya level

getaran) tanpa memberikan informasi mengenai frekuensi dari getaran

tersebut. Pemakaian alat ini cukup mudah sehingga tidak diperlukan

seorang operator yang harus ahli dalam bidang getaran. Pada umumnya

alat ini digunakan untuk memonitor “trend getaran” dari suatu mesin.

Jika trend getaran suatu mesin menunjukkan kenaikan melebihi level

getaran yang diperbolehkan, maka akan dilakukan analisa lebih lanjut

dengan menggunakan alat yang lebih lengkap.

2.4.2 Vibration Analyzer

Alat ini mempunyai kemampuan untuk mengukur amplitude dan

frekuensi getaran yang akan dianalisa. Karena biasanya sebuah mesin

mempunyai lebih dari satu frekuensi getaran yang ditimbulkan, frekuensi

getaran yang timbul tersebut akan sesuai dengan kerusakan yang tedadi

pada mesin tersebut. Alat ini biasanya dilengkapi dengan meter untuk

membaca amplitudo getaran yang biasanya juga menyediakan beberapa

pilihan skala. Alat ini juga memberikan informasi mengenai data

spektrum dari getaran yang terjadi, yaitu data amplitudo terhadap

frekuensinya, data ini sangat berguna untuk analisa kerusakan suatu

mesin. Dalam pengoperasiannya vibration analyzer ini membutuhkan

seorang operator yang sedikit mengerti mengenai analisa vibrasi.

6

Page 7: Laporan Getaran Full

2.4.3 Shock Pulse Meter ,

Shock pulse meter adalah , alat yang khusus untuk memonitoring

kondisi antifriction bearing yang biasanya sulit dideteksi dengan metode

analisa getaran yang konvensional. Prinsip kerja dari shock pulse meter

ini adalah mengukur gelombang kejut akibat terjadi gaya impact pada

suatu benda, intensitas gelombang kejut itulah yang mengindikasikan

besarnya kerusakan dari bearing tersebut. Pads sistem SPM ini biasanya

memakai tranduser piezo-electric yang telah dibuat sedemikian rupa

sehingga mempunyai frekwensi resonansi sekitar 32 KHz. Dengan

menggunakan probe tersebut maka SPM ini dapat mengurangi pengaruh

getaran terhadap pengukuran besarnya impact yang terjadi

Pemilihan titik ukur pada rumah bearing adalah sangat penting

karena gelombang kejut ditransmisikan dari bearing ke tranduser melalui

dinding dari rumah bearing, sehingga sinyal tersebut bisa berkurang

karena terjadi pelemahan pada saat perjalanan sinyal tersebut. Beberapa

prinsip yang secara umum bisa dipakai sebagi acuan dalam menentukan

titik ukur adalah

1. Jejak sinyal antara bearing dengan probe harus sedekat mungkin.

2. Probe harus ditempatkan sedekat mungkin terhadap daerah beban

dari bearing.

3. Lintasan sinyal harus terdiri dari satu sistem mekanis antara

bearing dengan rumah bearing. Sebagai contoh, apabila pada rumah

bearing digunakan cover sebagai sistem mekanis kedua, maka titik

ukur tidak boleh diambil pada posisi ini.

2.4.4 Osciloskop

Osciloskop adalah salah satu peralatan yang berguna untuk

melengkapi data getaran yang akan dianalisa. Sebuah osciloskop dapat

memberikan sebuah informasi mengenai bentuk gelombang dari getaran

suatu mesin. Beberapa kerusakan mesin dapat diiden-tifikasi dengan

melihat bentuk gelombang getaran yang dihasilkan, sebagai contoh,

kerusakan akibat unbalance atau misalignment akan menghasilkan

7

Page 8: Laporan Getaran Full

bentuk gelombang yang spesifik, begitu juga apabila terjadi kelonggaran

mekanis (mechanical looseness), oil whirl atau kerusakan pada anti

friction bearing dapat menghasilkan gelombang dengan bentuk-bentuk

tertentu.

Osiloskop juga dapat memberikan informasi tambahan yaitu :

untuk mengevaluasi data yang diperoleh dari tranduser non- contact

(proximitor). Data ini dapat memberikan informasi pada kita mengenai

posisi dan getaran shaft relatif terhadap rumah bearing, ini biasanya

digunakan pada mesin- mesin yang besar dan menggunakan sleeve

bearing (bantalan luncur). Disamping itu dengan menggunakan dual

osciloscop (yang memberikan fasilitas pembacaan vertikal maupun

horizontal), dan minimal dua tranduser non-contact pada posisi vertikal

dan horizontal maka kita dapat menganalisa kerusakan suatu mesin

ditinjau dari bentuk “orbit”nya.

2.5 Vibration Meter

Pengukuran getaran mekanis pada praktikum kali ini menggunakan alat

yang disebut dengan vibration meter. Vibration meter didesain untuk

melakukan pengukuran getaran mekanis secara konvensional khususnya untuk

pengujian pada mesin berotasi dan beresiprocating. Ini tidak hanya digunakan

untuk pengujian percepatan (acceleration), kecepatan (velocity), dan perubahan

vector (displacement), tetapi juga dapat menunjukan diagnosis kegagalan

secara sederhana.

8

Page 9: Laporan Getaran Full

Gambar 2.1 Vibration Meter

Range pengukuran:

Percepatan (Acceleration) : 0,1 m/s2 – 392 m/s2

Kecepatan (Velocity) : 0,01 cm/s – 80 cm/s

Perpindahan vector/letak : 0,001 mm – 10 mm

Range Frekuensi

Percepatan (Accelaration) : 10Hz – 200Hz, 10Hz – 500Hz, 10Hz –

1KHz, 10Hz – 10KHz

Kecepatan (Velocity) : 10Hz – 1KHz

Perpindahan vector/letak : 10Hz – 500Hz

Akurasi alat = ≤ ± 5%

Range Temperatur = 0 ºC ~ 40 ºC

Range Kelembapan = ≤ 80%

Vibration meter dapat menghasilkan pengukuran pada status bar

berdasarkan alarm limit. Jika terjadi kegagalan diagnosis sederhana secara

otomatis akan membunyikan alarm yaitu warning limit jika pengukuran sampai

batas aman (safe state) dan alarm limit jika nilai pengukuran sampai pada batas

kerusakan (destruct state). Kemudian akan masuk ke spectrum testing mode

ketika nilai pengukuran sampai pada batas (limit).

9

Page 10: Laporan Getaran Full

Bagian-bagian Vibration Meter

1. Main Body

Pada main body ini terdapat tampilan hasil pengukuran (display)

Keyboard yang terdiri dari tombol φ untuk menghidupkan dan

mematikan, kumdian tombol MEAS untuk memulai pengukuran

dan untuk mengakhiri pengukuran. Tombol C untuk cancel dan

OK untuk enter.

Lampu

Menunjukan indikasi charging.

Transducer socket

Adalah tempat menghubungkan transducer dengan main body.

Charging socket

Adalah tempat memasukan charger.

2. Sensor transducer

Menggunakan magnetic base. Untuk mendapatkan hasil yang stabil,

maka pengukuran harus pada tempat yang datar dan rata.

2.6. Teknik Pengukuran Getaran Mesin

2.6.1 Posisi dan Arah Pengukuran

Pengukuran getaran pada suatu mesin secara normal diambil pada

bearing dari mesin tersebut. Tranduser sebaiknya harus ditempatkan

sedekat mungkin dengan bearing mesin karena melalui bearing tersebut

gaya getaran dari mesin ditransmisikan. Gerakan bearing adalah

merupakan hasil reaksi gaya dari mesin. Disamping karakteristik getaran

seperti, amplitudo, frekuensi dan phase, ada karakteistik lain dari getaran

yang juga mempunyai arti yang sangat penting yaitu arah dari gerakan

getaran, hingga perlu bagi kita untuk mengukur getaran dari berbagai

arah.

Pengalaman menunjukkan bahwa ada tiga arah pengukuran yang

sangat penting yaitu horizontal, vertikal, dan axial.

10

Page 11: Laporan Getaran Full

Arah horizontal dan vertikal bearing disebut dengan arah radial. Arah

pengukuran ini biasanya didasarkan pada posisi sumbu tranduser terhadap

sumbu putaran dari shaft mesin. Arah ini juga sangat penting artinya dalam

analisa suatu getaran.

2.6.2 Standard

Dalam membicarakan getaran kita harus mengetahui batasan –

batasan level getaran yang menunjukkan kondisi suatu mesin, apakah

mesin tersebut masih baik (layak beroperasi) ataukah mesin tersebut

sudah mengalami suatu masalah sehingga memerlukan perbaikan.

2.7.Assesment Diagram for Vibration

Setelah melakukan pengambilan data oleh vibration meter selanjutnya

dilakukan tahap pengidentifikasian kemungkinan kerusakan pada peralatan

kerja yang terpapar getaran mekanis. Pengidentifikasian dilakukan dengan

membaca “Assesment Diagram for Vibration”. Pembacaan dilakukan dengan

menghubungkan tiap tiap variabel yang didapat pada pengukuran (acceleration,

displacement, velocity, frecuency) dalam sebuah garis lurus yang saling

berhubungan.

11

Page 12: Laporan Getaran Full

Grafik 2.1 Assesment Diagram for Vibration

Acceleration (percepatan) dengan satuan mm/s2 ditandai dengan garis

diagonal (/), displacement (perpindahan/pergeseran) dengan satuan mm

ditandai dengan garis diagonal (\), velocity (kecepatan) dengan satuan mm/s

ditandai dengan garis horizontal (-), frecuency (frekuensi) dapat ditemukan

pada name plate mesin yang akan diukur dengan satuan Hz ditandai dengan

garis vertikal (l). Dengan menghubungkan pertemuan antar titik dari keempat

12

Page 13: Laporan Getaran Full

garis tersebut didapatkan luasan daerah yang nantinya akan diidentifikasi

terletak di daerah manakah luasan daerah itu, kemudian ditentukan apakah

peralatan tersebut masih layak digunakan atau dalam kondisi rusak.

Dalam assesment diagram for vibration terdapat 3 probabilitas yang akan

mungkin terbaca yakni “Damage Probable”, “Reccomended”, dan “daerah

antara”. Apabila luasan bidang masuk pada damage probable maka peralatan

harus diganti karena paparan getaran sudah melebihi batas. Apabila luasan

bidang masuk pada reccomended maka peralatan masih dalam batas aman dan

masih bisa digunakan pemeriksaan berkala mempermudah pengenalan dini

individu-individu yang terutama rentan dan membantu mengurangi meluasnya

masalah (Wijaya C, 1995:175). Selain itu menggunakan safety helmet

diperlukan untuk mengurangi resiko terkena benda-benda yang jatuh dari

ketinggian. Earplug juga disarankan untuk mengurangi paparan kebisingan

yang di hasilkan oleh getaran mekanis oleh mesin.

13

Page 14: Laporan Getaran Full

BAB 3 METODE PRAKTIKUM

3.1 Diagram Alir Penelitian

14

Latar Belakang

1. Akibat negatif dari perkembangan industri yang berkembang pesat.

2. Pemeliharaan mesin dari masalah getaran mesin supaya mesin awet dan unjuk

kerjanya maksimal.

Kesimpulan dan Saran

Analisis dan Pembahasan

1. Analisis survey awal pengukuran

2. Pengukuran Berdasarkan diagram assessment

Data Sekunder1. Frekuensi

2. Rpm

3. Rekomendasi kelayakan

mesin

Data Primer1. Acceleration

2. Velocity

3. Displacement

Metodologi Penelitian

Rumusan Masalah

1. Bagaimana kondisi mesin poduksi yang berada di Bengkel CNC PPNS?

2. Bagaimanakah rekomendasi pemeliharaan mesin produksi di Bengkel CNC

PPNS?

Page 15: Laporan Getaran Full

3.2 Peralatan

Pengukuran getaran mekanis menggunakan alat yang disebut dengan

vibration meter. Vibration meter didesain untuk melakukan pengukuran

getaran mekanis secara konvesional khususnya untuk pengujian pada mesin

berotasi dan beresiprocating. Ini tidak hanya digunakan untuk pengujian

percepatan (acceleration), kecepatan (velocity) dan perubahan vector atau letak

(displacement), tetapi juga dapat menunjukkan diagnosis kegagalan secara

sederhana.

Range pengukuran :

Percepatan (Acceleration) : 0,1 m/s² - 392 m/s²

Kecepatan (Velocity) : 0,01 cm/s - 80 cm/s

Perpindahan vector/ letak : 0,001 mm - 10mm

Range Frekuensi

Percepatan (Acceleration) : 10Hz - 200Hz, 10Hz - 500Hz,

10Hz- 1KHz, 10Hz - 10Hz

Kecepatan (Velocity) : 10Hz - 1KHz

Perpindahan vector atau letak : 10Hz - 500Hz

Akurasi Alat = ≤ ± 5%

Range Temperatur = 0°C 40°C

Range Kelembapan = ≤ 80%

Vibration meter dapat menampilkan hasil pengukuran pada status bar

berdasarkan alarm limit dan waring limit. Jika terjadi kegagalan diagnosis

sederhana secara otomatis akan menyembunyikan alarm yaitu warming limit

jika nilai pengukuran sampai pada batas aman (safe state) dan alarm limit jika

nilai pengukuran sampai pada batas kerusakan (destruct state). Kemudian akan

masuk ke spectrum testing mode ketika nilai pengukuran sampai pada batas

(limit).

15

Page 16: Laporan Getaran Full

3.3 Bagian Peralatan

1. Main Body

Pada main body ini terdapat tampilan hasil pengukuran ( display)

Keyboard yang terdiri dari tekan tombol untuk

menghidupkan dan mematikan, kemudian tombol untuk

memulai pengukuran dan untuk mengakhiri pengukuran. Tombol C

untuk cancel dan OK untuk enter.

Lampu

Menunujukkan indikasi charging.

Tranducer Socket

adalah tempat menghubungkan tranducer dengan main body.

Changing Socket

Meggunakan magnetic base. Untuk mendapatkan hasil yang stabil,

maka pengukuran harus pada tempat datar dan rata.

2. Sensor transducer

Menggunakan magnetic base. Untuk mendapatkan hasil yang stabil, maka

pengukuran harus pada tempat yang datar dan rata.

3.4 Prosedur Kerja

1. Memasang tranducer pada tempat yang telah ditentukan.

2. Menyalakan vibration meter dengan menekan tombol φ

3. Melihat battery status. Jika menunjukkan 100% berarti kondisi baterai

masih penuh.

4. Mengatur jam dan tanggal pada System untuk menyesuaikan dengan

waktu. Ketika pengukuran selesai hasilnya dapat dilihat dengan tampilan

waktu pengukuran.

5. Mengukur display mode dengan memilih tipe display yang diiginkan

dengan cara display OK atau masuk ke dalam System. Untuk praktikum ini

menggunakan Special Display.

6. Menekan tombol untuk memulai pengukuran dan untuk

mengakhiri pengukuran.

16

MEAS

MEAS

Page 17: Laporan Getaran Full

7. Melepas dari main body dan simpan tranducer pada tempat penyimpanan

jika pengukuran telah selesai.

Cara mengoperasikan menu

1. Untuk memindahkan cursor menggunakan 2,8 untuk naik dan turun, 4,6

untuk ke kanan dan kiri (untuk memindahkan menu).

2. Untuk memindahkan point number tekan tombol 2 untuk naik dan 8 untuk

turun.

3. Tombol OK berfungsi sebagai enter dan C untuk cancel.

17

Page 18: Laporan Getaran Full

BAB 4 ANALISA DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil Pengukuran

1. Nama Ruang : Bengkel CNC

2. Tanggal Pengukuran : 11 Juni 2012

3. Team Pengukur : 1. Hoffman Budiarto

2. Agus Hermawan

3. Dyan Hatining Ayu S

4. Peralatan/mesin yang diukur

1. Bengkel Perkakas

a. Mesin CNC type TV series 158B

Tabel 4.1 Data hasil pengukuran

No Alat/mesin Frekuensi (Hz)

Mesin (RPM)

Pengukuran 1

V(mm/s ) D(mm) A(mm/s2)

1 Mesin CNC 50 1300 2,9 x 10ˉ1

2,9 x 10ˉ1

2,97 x 10ˉ1

3,05 x 10ˉ2

3,31 x 10ˉ2

3,38 x 10ˉ2

2,662,752,76

RATA – RATA 2,92 x 10ˉ1 3,25 x 10ˉ2 2,72

(Sumber: Hasil Pengukuran Getaran Mekanis, 2012)

18

Page 19: Laporan Getaran Full

4.2 Analisa dan Pembahasan

Dari hasil pengukuran pada tabel 4.1 maka dapat dibuat assessment

diagram for vibration dari setiap mesin, sehingga dapat diketahui apakah

mesin tersebut termasuk dalam klasifikasi recommended, transisi atau damage.

Berikut ini hasil assessment diagram for vibration dari setiap mesin

Gambar 4.2 Assessment Diagram(Sumber : Tata Tertib Praktikum Pengukuran Lingkungan Kerja, 2012)

Berdasarkan data yang telah diperoleh, maka hasil perolehan data dimasukkan dalam assessment diagram untuk getaran, maka dapat ditentukan getaran yang dihasilkan oleh mesin berada pada daerah recommended

19

Page 20: Laporan Getaran Full

BAB 5 KESIMPULAN

Berdasarkan data dari hasil pengukuran yang telah diperoleh dan telah

dianalisa serta dibahas pada mesin CNC dapat disimpulkan bahwa getaran yang

dihasilkan oleh mesin CNC masih diijinkan (recommended). Selain itu getaran

pada mesin CNC tidak menyebabkan timbulnya kerusakan pada mesin atau

dengan kata lain peralatan/mesin masih dalam batas aman dan masih bisa

digunakan.

Meskipun getaran yang dihasilkan pada mesin tidak menimbulkan

kerusakan, tetapi mesin harus tetap dilakukan maintenance, control, dan repairing

apabila terjadi kerusakan, agar kinerja mesin bisa maksimal.

20

Page 21: Laporan Getaran Full

DAFTAR PUSTAKA

Emil Salim. 2002. Green Company. Jakarta : PT Astra Internasional Tbk.

Gabriel, J. F. 1996. Fisika Kedokteran. Jakarta : EGC

Harrington, J. M. 2003. Buku Saku Kesehatan Kerja. Jakarta : EGC.

Http//:vibrasi’sblog.com

Http://digilib.unnes.ac.id/gsdl/collect/skripsi/archives/HASHf6c1/5396a4db.dir/

doc.pdf.

Kepmenaker No.51/MEN/1999 tentang NAB faktor fisika

Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup No.49/1996 tentang Baku Tingkat

Getaran Modul Praktikum PLK-PPNS-ITS

Sugeng Budiono. 2003. Bunga Rampai Hiperkes dan KK. Semarang : Badan

Penerbit Universitas Diponegoro.

SNI 16-7054-2004

21

Page 22: Laporan Getaran Full

TUGAS PENDAHULUAN

1. Apa yang dimaksud dengan Velocity, Acceleration, dan Displacement?

Jelaskan!

2. Mengapa perlu melakukan pengukuran getaran mekanis?

3. Apa yang menyebabkan timbulnya getaran mekanis berlebihan pada mesin/

alat?

4. Berapa NAB getaran mekanis pada manusia?

Jawab:

1. Definisi:

Velocity (kecepatan) adalah merupakan besaran yang menyatakan

lintasan (arah perpindahan) tiap satuan waktu.

Acceleration (percepatan) adalah perubahan kecepatan dibagi satuan

waktu.

Displacement (perpindahan) adalah jarak terpendek dari titik posisi

awal ke posisi akhir yang merupakan vektor posisi yang menyatakan

panjang/arah yang berupa garis imajiner yang lurus.

2. Perlu melakukan pengukuran getaran mekanis pada mesin karena dengan

melakukan pengukuran getaran mekanis pada mesin, kita dapat memperoleh

data yang dapat digunakan untuk mendiagnosa kondisi suatu mesin sehingga

dengan informasi hasil analisa data tersebut kita dapat mengetahui apakah

mesin membutuhkan perbaikan atau tidak.

3. Penyebab timbulnya getaran mekanis yang berlebihan pada mesin/alat:

Kurangnya atau tidak adanya perawatan/pemeliharaan terhadap mesin/alat.

Mesin/alat tidak ditempatkan dengan teratur.

Adanya komponen yang tidak seimbang dalam pergerakan pada mesin.

Tidak adanya alat yang digunakan untuk meredam getaran.

Mesin mengalami kerusakan.

22

Page 23: Laporan Getaran Full

NAB getaran mekanis pada manusia, menurut KEP.51/MEN/1999 yaitu 4 m/s²

untuk tangan dan lengan

23