laporan pkl full version
TRANSCRIPT
BAB I
PE NDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG PRAKTIK KERJA LAPANGAN (PKL)
Pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
sekarang ini mengharuskan kita untuk terus mengikutinya, paling tidak
berusaha untuk tidak tertinggal dari negara-negara lain. Dalam
perkembangannya sangat dibutuhkan tenaga kerja yang terampil dan
memiliki kualitas yang baik. Hal ini dapat terwujud apabila ada kerja
sama yang baik antar lembaga pendidikan sebagai penghasil sumber
daya manusia dan dunia usaha serta instansi yang terkait di dalamnya.
Program PKL merupakan bagian dari seluruh kurikulum yang
berlaku dan memilik peran yang sangat penting dalam menentukan
sikap mental lulusan dengan orientasi jurusan. Sehingga mahasiswa
dapat dibekali dengan seperangkat pengetahuan dan kemampuan
yang berkenaan dengan aktivitas nyata pada dunia kerja/usaha. Hal ini
dapat memberikan gambaran nyata tentang dunia kerja.
Program Praktik Kerja Lapangan (PKL) dapat menjembatani dua
aktivitas belajar yakni antara belajar teori di kelas dengan kondisi nyata
yang ada di lapangan sesungguhnya, dan juga sebagai sarana untuk
menjalin kerjasama bilateral yang baik antara dunia pendidikan dan
dunia usaha yang akan selalu menuntut lulusan bermutu dari dunia
pendidikan yang mampu memahami perkembangan dunia usaha
sedemikian sebaliknya agar mahasiswa mampu menghadapi
tantangan perkembangan zaman.
Pelaksanaan PKL ini ruang lingkupnya tidak hanya bertumpu pada
aktivitas kerja tetapi juga menyangkut berbagai kendala dan
permasalahan yang dihadapi serta solusi yang diambil dengan tetap
memperhatikan prosedur dan batasan-batasan yang telah ditetapkan,
sehingga kecakapan kerja yang diperoleh seperti struktur organisasi,
bidang kerja, hubungan sosial dan pada batasan-batasan tertentu
berbagai persoalan dan kendala yang dihadapi dan bagaimana upaya
pemecahannya.
Politeknik Negeri Medan merupakan lembaga pendidikan
profesional yang bertujuan menciptakan dan menempa sumber daya
manusia yang berkualitas sebagai tenaga kerja yang ahli dan cekatan.
Untuk mencapai tujuan tersebut Politeknik Negeri Medan membekali
mahasiwanya dengan keterampilan yang didukung dengan perpaduan
teori dan praktik yang cukup serta disiplin yang tinggi, sehingga dapat
berkembang menjadi tenaga kerja yang potensial. Hal ini bukan hanya
merupakan pemenuhan salah satu syarat dalam menyelesaikan program
pendidikan saja, melainkan juga bagaimana para mahasiswa mengenal
dunia kerja yang sesungguhnya.
Penulis memilih tempat PKL di PT PLN (Persero) wilayah Sumatera
Utara, karena penulis mengetahui bahwa PT PLN (Persero) Wilayah
Sumatera Utara merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang
Jasa Pelayanan Kelistrikan yang sangat maju sehingga penulis sangat
bangga bisa PKL di perusahaan tersebut. Ditambah dengan pemimpin
dan pegawai yang ramah, sehingga penulis dapat lebih mudah dan tidak
membutuhkan waktu yang lama dalam melakukan penyesuaian pada
lingkungan perusahaan tersebut. Hal ini dapat membantu penulis dalam
melakukan kegiatan PKL.
1.2 RUANG LINGKUP PRAKTIK KERJA LAPANGAN
Penulis memilih PT PLN (Persero) Wilayah Sumatera Utara dengan
harapan dapat memahami sedikit banyaknya tentang kegiatan yang
digeluti para pegawai kantor tersebut. Dengan demikian wawasan dan
keterampilan serta kompetensi penulis bertambah dengan
dilaksanakannya PKL di PT PLN (Persero) Wilayah Sumatera Utara ini.
Dengan demikian, penulis dapat mempersiapkan diri lebih baik lagi untuk
dapat terjun ke dunia kerja yang sesungguhnya. Dengan mempersiapkan
hanya kemampuan skill/keahlian melainkan juga keahlian dan
kemampuan mental.
Mengingat keterbatasan waktu dan ruang lingkup yang diberikan
pihak perusahaan dalam melaksanakan PKL ini, maka dalam
pelaksanaan PKL ini penulis hanya memperoleh kesempatan untuk
memahami kegiatan pada divisi SEKUM (Sekretriat Umum).
Penulis diharapkan dapat mempelajari kegiatan-kegiatan karyawan
pada PT PLN (Persero) Wilayah Sumatera Utara khususnya bagian divisi
SEKUM, Administrasi persuratan yang meliputi mengagendakan surat dari
PLN Cabang, pusat dan pihak ke 3, mengekspedisikan surat dari PLN
cabang, pusat dan pihak ke 3, megetik surat yang akan dikirim ke PLN
cabang, pusat dan pihak ke 3, dan membuat Surat Perjalanan Dinas
Dalam Negeri/Luar Negeri (SPPD).
1.3 TUJUAN DAN MANFAAT PKL
1.3.1 Tujuan PKL
Praktik Kerja Lapangan (PKL) merupakan salah satu program di
Politeknik Negeri Medan untuk memperkenalkan mahasiswa dengan
dunia kerja sehingga mahasiswa dapat menerapkan secara langsung ilmu
yang diterima selama perkuliahan. Adapun tujuan yang diperoleh dari
kegiatan PKL yang dilaksanakan di PT PLN (Persero) Wilayah Sumatera
Utara yaitu:
a. Melatih mahasiswa dalam hal disiplin dan tanggung
jawab.
b. Memberikan kesempatan pada mahasiswa untuk
mengaplikasiikan ilmu yang diperoleh serta mengadakan
perbandingan antara teori yang pernah diterima dalm
dunia pendidikan dengan keadaan sebenarnya.
c. Memberikan gambaran kepada mahasiswa mengenai
situasi kerja yang sebenarnya, sehingga mereka nantinya
akan lebih mudah menyesuaikan diri di dunia kerja.
d. Menumbuhkan kemampuan berinteraksi social dengan
orang lain di dalam dunia kerja.
e. Melatih mahasiswa untuk berdidsiplin dengan mengikuti
segala peraturan yang ada di perusahaan.
f. Sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan
perkuliahan di Politeknik Negeri Medan.
1.3.2 Manfaat Praktek Kerja Lapangan
a. Membentuk kepribadian professional pada dunia kerja
serta memantapkan pengetahuan dan keterampilan
dalam menerapkan ilmu yang didapatkan selama
perkuliahan.
b. Meningkatkan dan memperertat hubungan kerjasama
antara Politeknik Negeri Medan dengan dunia usaha.
c. Menambah wawasan dan pengalaman kepada
mahasiswa tentang dunia kerja.
BAB II
PELAKSANAAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN
2.1 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
2.1.1 Sejarah Ringkas Perusahaan
Sejarah kelistrikan di Sumatera Utara bukanlah baru. Kalau listrik
mulai ada di wilayah Indonesia Tahun 1893 didaerah batavia (Jakarta
sekarang), maka 30 tahun kemudian (1923) listrik mulai ada di Medan
yang sekarang ada di Jl. Listrik No. 12 Medan, dibangun oleh NV
NIGEM/OGEM perusahaan swasta Belanda. Kemudian menyusul
pembangunan kelistrikan di Tanjung pura dan Pangkalan Brandan (1924),
Tebing Tinggi (1927), Sibolga (NVIWM) Berastagi dan Tarutung (1929),
Tanjung Balai (1931) milik Gemeente – Kotapraja, Labuhan Bilik (1936)
dan Tanjung Tiram (1937).
Masa penjajahan Jepang, Jepang hanya mengambil alih
pengelolaan Perusahaan Listrik Swasta Belanda tanpa mengadakan
penambahan mesin dan perluasan jaringan. Daerah kerja dibagi menjadi
Perusahaan Listrik Sumatera Utara, Perusahaan Listrik Jawa dan
seterusnya sesuai struktur orgnisasi pemerintahan tentara Jepang waktu
itu.
Setelah Proklamasi RI 17 Agustus 1945, dikumandangkanlah
Kesatuan Aksi Karyawan Perusahaan Listrik diseluruh penjuru tanah air
untuk mengambil alih perusahaan listrik milik swasta Belanda dari tangan
Jepang. Perusahaan Listrik yang sudah diambil alih itu diserahkan
kepada Pemerintah RI dalam hal ini Untuk mengenang peristiwa ambil
alih itu,maka dengan Penetapan Pemerintah NO. 1 SD/45 ditetapkan
tanggal 27 Oktober sebagai Hari Listrik. Sejarah memang membuktikan
bahwa dalam suasana yang makin memburuk dalam hubungan
Indonesia – Belanda, tanggal 3 Oktober 1953 keluar Surat Keputusan
Presiden No. 163 yang memuat ketentuan Nasionalisasi Perusahaan
Listrik milik swasta Belanda sebagai bagian dari perwujudan pasal 33 ayat
(2) UUD 1945. Setelah aksi ambil alih itu, sejak tahun 1955 di Medan
berdiri Perusahaan Lisrik Negara Distributor Cabang Sumatera Utara
(Sumatera Timur dan Tapanuli)yang mula – mula dikepalai R.Sukarno
(merangkap kepala di Aceh), tahun 1959 dikepalai oleh Ahmad Syaifullah.
Setelah BPU PLN berdiri dengan SK Menteri PPUT No. 16/1/20 tanggal
20 Mei 1961, maka organisasi kelistrikan diubah. Sumatera Utara, Aceh,
Sumbar, Riau menjadi PLN Ekploitasi. Tahun 1965, PBU PLN dibubarkan
dengan Peraturan Menteri PUT No. 9/PRT/64 DAN Peraturan Menteri No.
1/PRT/65 ditetapkan pembagian daerah kerja PLN menjadi 15 Kesatuan
daerah Ekploitasi. Sumatera Utara tetap menjadi Eksploitasi I.
2. Perubahan dari Eksploitasi I Sampai Wilayah II
Sebagai tindak lanjut dari pembentukan PLN Ekploitasi I Sumatera Utara
tersebut, maka dengan keputusan Direksi PLN No. KPTS
s009/DIRPLN/66 tanggal 14 April 1966, PLN Eksploitasi I dibagi menjadi
empat cabang dan satu sektor, yaitu Cabang Medan, Sibolga, P.Siantar
(Berkedudukan di Tebing Tinggi). PP No. 18 tahun 1972 mempertegas
kedudukan PLN sebagai Perusahaan Umum Listrik Negara dengan hak,
wewenang dan tanggung jawab membangkitkan, menyalurkan dan
mendistribusikan tenaga listrik ke seluruh Wilayah RI. Dalam SK Menteri
tersebut PLN Eksploitasi I Sumatera Utara dirubah menjadi PLN
Eksploitasi II Sumatera Utara.
3. Perubahan Perum menjadi Persero
Setelah di keluarkannya peraturan pemerintah No. 23/1994 tanggal 16
Juni 1994 maka ditetapkan status PLN sebagai Persero. Adapun yang
melatarbelakangi perubahan status tersebut adalah untuk mengantisipasi
listrik yang terus meningkat dewasa ini. Pada abad 21 nanti, PLN tidak
dapat tidak harus mampu menghadapi tantangan yang ada. PLN harus
mampu menggunakan tolak ukur Internasional, dan harus mampu
berswadaya tinggi, dengan manajemen yang berani transparan, terbuka,
desentralisasi, profit center dan cost center. Untuk mencapai tujuan PLN
meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan mendorong perkembangan
industri pada PJPT II yang tanggungjawabnya cukup besar dan berat,
kerjasama dan hubungan yang harmonis dengan instansi dan lembaga
yang terkait perlu dibina dan ditingkatkan terus.
4. Pemisahan Wilayah, Perkembangan dan Penyaluran
Perkembangan kelistrikan di Sumatera Utara terus mengalami
pertumbuhan dan perkembangan yang sangat pesat, hal ini ditandai
dengan semakin bertambahnya jumlah pelanggan, perkembangan fasilitas
kelistrikan, kemampuan pasokan listrik dan indikasi-indikasi pertumbuhan
lainnya. Untuk mengantisipasi pertumbuhan dan perkembangan
kelistrikan Sumatera Utara dimasa-masa mendatang serta sebagai upaya
untuk meningkatkan kualitas pelayanan jasa kelistrikan, maka
berdasarkan Surat Keputusan Nomor 078.K/023/DIR/1996 tanggal 8
Agustus 1996 dibentuk organisasi baru bidang jasa pelayanan kelistrikan
yaitu PT PLN (Persero) Pembangkit dan Penyaluran Sumatera Bagian
Utara. Dengan pembentukan Organisasi baru PT PLN (Persero)
Pembangkit dan Penyaluran Sumatera Bagian Utara yang dipisah dari PT
PLN (Persero) Wilayah II, maka fungsi- fungsi pembangkitan dan
penyaluran yang sebelumnya dikelola PT PLN (Persero) Wilayah II
terpisah tanggung jawab pengelolaannya ke PT PLN Pembangkitan dan
Penyaluran Sumbagut. Sementara itu, PT PLN (Persero) Wilayah II
berkonsentrasi pada distribusi dan penjualan tenaga listrik. Pada Tahun
2003 PT PLN (Persero) Wilayah II Berubah Menjadi PT PLN
(Persero)Wilayah Sumatera Utara.
2.1.2 Struktur Orgnisasi PT PLN (Persero) Wilayah Sumatera Utara
Dalam menjalankan perusahaan dan untuk memperlancar aktivitas-
aktivitas arus kerja sama perusahaan, maka diperlukan sturktur organisasi
yang jelas dan menggambarkan bidang-bidang yang membantu pimpinan
dalam pencapaian tujuan perusahaan. Dengan adanya struktur
organisasi perusahaan yang jelas, maka dapat diketaui posisi, tigas dan
wewenang setiap departemen dan bagaimana hubungan antara
departemen tersebut. Jika diperhatikan sturktur organisasi pada PT PLN
(Persero) Wilayah Sumatera Utara ini menunjukkan bahwa tipe organisasi
yang digunakan adalah tipe “Organisasi Garis dan Staff” atau “Line and
Staff Organization” yang merupakan gabungan dari pada tipe organisasi
garis dan Organisasi Fungsional.PT PLN (Persero) Wilayah Sumatera
Utara di pimpin oleh seorang pemimpin yang disebut dengan Pimpinan
Wilayah yang bertanggung jawab kepada Perusahaan Listrik Negara
Pusat yang nantinya akan bertanggungjawab kepada Menteri
Pertambangan dan Energi.
Susunan/Sturktur Organisasi pada PT PLN (Persero) Wilayah
Sumatera Utara, terdiri dari unsur:
1) Unsur Pimpinan disebut dengan pemimpin wilayah yang
bertanggung jawab kepada PLN Pusat
2) Unsur pembantu Pimpinan, yang terdiri dari beberapa bidang yang
dipimpin oleh seorang Manajer Pemimpin, yakni:
1. Bidang Perencanaan (Manajer Perencanaan)
Ringkasan Tugas Jabatan
Merumuskan rencana korporat dan mengevaluasi kinerja
wilayah, pengembangan system penyediaan tenaga listrik,
kebutuhan investasi, pembangunan system informasi dan
pengelohan data serta pengembangan listrik pedesaan.
2. Bidang Teknik (Manajer Teknik)
Ringkasan Jabatan
Mengelola pembangunan dan pemugaran sarana
penyediaan dan pendistribusian tenaga listrik.
3. Bidang Pengusahaan (Manajer Pengusahaan)
Ringkasan Tugas Jabatan
Merencanakan, mengendalikan dan membina
pengoperasian dan pemeliharaan sarana penyediaan tenaga listrik,
pelayanan pada pelanggan.
4. Bidang Keuangan (Manajer Keuangan)
Ringkasan Tugas Jabatan
Menyusun dan memantau anggaran pendapatan dan
belanja, mengelola keuangan dan akuntansi pengusahaan,
pembangunan dan pemugaran sarana penyediaan sarana
listrik, membina tata usaha langganan dan penjualan tanaga
listrik serta menyusun laporan keuangan.
5. Bidang Umum (Manajer Umum)
Ringkasan Tugas Jabatan
Merencanakan pengembangan organisasi dan sumber daya
manusia serta mengendalikan dan membina kegiatan
administrasi umum, pelayanan hukum, hubungan masyarakat
dan melakukan pembinaan usaha kecil dan koperasi.
6. Bidang Niaga (Manajer Niaga)
Ringkasan Tugas Jabatan
Menyusun dan memantau anggaran pendapatan dan
belanja, mengelola keuangan dan akuntansi pengusahaan,
pembanguan dan pemugaran sarana penyediaan listrik,
membina tata usaha langganan dan penjualan tenaga listrik
serta menyusun laporan pendapatan.
7. Bidang Kontrol Intern (Kontrin)
Ringkasan Tugas Jabatan
Mengkoordinasikan pelaksanaan kebijakan pengawasan
unit guna meningkatkan efektivitas dan efisiensi perusahaan.
2.2 VISI DAN MISI PLN
1. Visi
Diakui sebagai perusahaan kelas dunia yang bertumbuh-
kembang, unggul dan terpercaya dengan bertumpu pada potensi
insani.
2. Misi
a. Menjalankan bisnis kelistrikan dan bidang lain yang terkait
berorientasi pada kepuasan pelanggan anggota
perusahaan dan pemegang saham.
b. Menjadikan tenaga listrik sebagai media untuk
meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat.
c. Mengupayakan agar tenaga listrik menjadi pendorong
kegiatan ekonomi.
d. Dari Menjalankan kegiatan usaha yang berwawasan
lingkungan.
2.3 MAKNA DAN LOGO PLN
Makna dari pada PLN adalah listrik untuk kehidupan yang lebih
baik. Logo yang terpampang dari logo PT PLN (Persero) adalah
penelitian dan pengembangan ketenagalistrikan.
Arti dan Maksud Lambang
1. Gambar lambang diartikan sebagai berikut:
a. Petir atau kilat melambangkan tenaga listrik yang terkandung di
dalamnya.
b. Lambing gelombang dipergunakan dalam lambing Perusahaan
Umum Listrik Negara, karena segala macam tenaga (energy)
dapat dinyatakan sebagai gelombang (cahaya, listrik, akustik,
dan lain-lain). Kegiatan Perusahaan Umum Listik Negara
antara lain mencakup konversi segala macam tenaga (energy)
menjadi tenaga listrik.
c. Tiga buah gelombang sejajar diartikan tiga sikap karyawan
Perusahaan Umum Listrik Negara dalam melaksanakan tugas
Negara: bekerja keras, bergerak cepat dan bertindak tepat.
Artinya yang lain adalah bahwa pelaksanaan tugas Perusahaan
Umum Listrik Negara harus serempak dalam tiga bidang:
Pembangkitan, Penyaluran dan Distribusi tenaga listrik.
2. Warna Lambang diartikan sebagai berikut:
a. Warna kuning keemasan melambangkan Keagungan Tuhan
Yang Maha Esa, serta agungnya kewajiban Perusahaan Umum
Listrik Negara.
b. Warna merah darah melambangkan keberanian dan dinamika
dalam melaksanakan tugas untuk mencapai sasaran
pembangunan.
c. Warna biru laut melambangkan kesetiaan dan pengabdian pada
tugas untuk menuju dan mencapai kemakmuran dan
kesejateraan rakyat Indonesia seperti dinyatakan dalam
peraturan pemerintah Nomor 18 tahun 1972
2.4 TUGAS-TUGAS YANG DILAKSANAKAN SELAMA PKL
2.4.1 Penanganan Surat Masuk
Surat masuk adalah semua tulisan dinas atau berita yang diterima
dari PLN Pusat, Cabang ataupun dari pihak ketiga lainnya. Prosedur
penanganan surat masuk pada PT PLN Wilayah Sumatera Utara adalah
sebagai berikut:
1. Kegiatan penerimaan
Penerimaan dan pengumpulan surat-surat masuk dipusatkan
pengurusannya di bagian Sekretariat Umum. Bagian ini yang akan
menerima surat masuk yang di antar oleh pos atau pihak ketiga
yang ingin langsung mengantar surat tersebut.
2. Pembukaan dan Penyortiran
Setelah surat tersebut diterima maka kegiatan selanjutnya adalah
membuka surat untuk mengetahui bagian yang dituju oleh surat.
Kemudian dilakukan penyortiran surat berdasarkan bagian-bagian
yang dituju oleh surat tersebut.
3. Menginput data-data surat ke database
Setelah dilakukannya pembukaan dan penyortiran surat maka data-
data penting dari surat tersebut harus di input ke dalam database,
untuk mengetahui nomor agenda dari surat tersebut. Data-data
penting yang harus diinput ke dalam database tersebut adalah
kode masalah, nomor, tanggal surat, tanggal penerimaan, pengirim,
hal dan bagian tujuan surat tersebut.
Setelah data tersebut di input maka lembar kerja database tersebut
di print out yang kemudian lembar tersebut harus di stempel sejajar
dengan bagian tujuan dari surat tersebut dan akan di paraf oleh
supervisor.
4. Pencatataan
Pencatatan surat masuk merupakan kegiatan mencatat surat-surat
yang telah diterima dan disortir ke dalam buku besar dan buku
ekspedisi. Data yang dicatatkan ke dalam buku besar sama dengan
data-data yang diinput ke dalam database.
5. Pendistribusian
Setelah surat dicatatkan ke dalam buku ekspedisi dan buku besar
maka surat tersebut didistribusikan ke bagian yang dituju oleh
surat. Pendistribusian surat-surat tersebut disertakan dengan buku
ekspedisi yang nantinya akan ditandatangani oleh si penerima
sebagai bukti bahwa surat sudah diterima.
2.4.2 Membuat Surat Pengantar Perjalanan Dinas (SPPD)
Surat perjalanan dinas dibuat bertujuan untuk mengetahui perincian
biaya perjalanan seorang karyawan selama melakukan perjalanan dinas.
Cara mengerjakannya adalah membuka database SPPD, lalu memberi
nomor sesuai dengan prosedur penomoran pada perusahaan tersebut
kemudian mencantumkan nama karyawan, tujuan perjalanan dinas,
kendaraan yang digunakan dan rincian biaya yang dibutuhkan selama
perjalanan dinas tersebut. Setelah SPPD dibuat dan di print out, SPPD
tersebut diberikan kepada manager Keuangan untuk direvisi dan disetujui.
2.4.3 Penanganan Telepon
Telepon merupakan alat komunikasi internal maupun eksternal yang
sangat penting bagi perusahaan karena dapat dengan cepat dan tepat
menyampaikan berita.
Penulis dipercayakan untuk menerima telepon yang berasal dari dalam
dan luar lingkungan perusahaan. Dalam melaksanakan tugas-tugas ini
penulis mengerjakannya sesuai dengan teknik atau etiket menerima
telepon yang baik. Adapun yang penulis pelajari dan kerjakan dalam
menerima telepon itu tidak jauh berbeda. Yang menjadi teknik menerima
telepon ini adalah sebagai berikut:
a. Apabila telepon berdering sebelum tiga kali berdering maka dengan
segera diangkat.
b. Memberi salam (selamat pagi/siang/sore) dan menyebutkan
nama/identitas si penerima telepon.
c. Menanyakan keperluan si penelepon secara sopan.
d. Apabila orang yang dituju berada di tempat maka penulis langsung
menyambungkan kepada yang dituju dengan menekan hold
kemudian nomor ekstention yang dituju.
e. Bila orang yang dituju tidak di tempat, penulis mencoba meminta
pesan dari penelepon terutama hal-lah yang penting yang ingin
disampaikan.
f. Pesan tersebut dicatat dalam kertas selembar.
g. Bila ada pesan atau catatan penting penulis dapat meletakkannya di
atas meja yang dituju.
2.4.4 Memberi Nomor Surat Keluar
Dalam pemberian nomor surat keluar yang harus dilakukan adalah
menuliskannya di dalam buku agenda surat keluar. Karena di dalam buku
agenda terebut telah tercatat nomor-nomor surat yang telah dikeluarkan
sebelumnya, sehingga nomor surat berikutnya meneruskan nomor surat
yang sebelumnya. Sedangkan kode yang lain diberikan oleh bagian/divisi
yang membuat surat tersebut. Setelah surat tersebut diberi nomor maka
surat tersebut di copy untuk pertinggal di bagian sekretariat.
2.4.5 Mengkopy Surat
Setelah surat di distribusikan ke bagian yang dituju, maka surat-
surat yang teruskan ke bagian lain dikembalikan ke bagian secretariat
untuk diteruskan kebagian yang dituju. Sebelum surat itu diteruskan,
maka terlebih dahulu dicopy untuk dijadikan arsip atau pertinggal di
bagian secretariat untuk mempermudah pencarian surat yang telah
diteruskan.
2.4.6 Mengarsipkan Surat
Setelah surat tersebut diteruskan, maka hasil copy surat tersebut
diarsipkan. Tapi sebelum surat tersebut diarsipkan maka terlebih dahulu
di cek di buku agenda untuk memastikan surat tersebut sudah diarsipkan.
Bila surat tersebut belum dicatat dibuku agenda maka penulis melakukan
pencatatan di buku agenda. Setelah surat terserbut di agendakan maka
nomor agendanya dituluskan di bagian pojok kanan atas surat, untuk
memudahkan pengecekan ulang bila diperlukan.
System pengarsipan di bagian secretariat PT PLN (Persero)
Wilayah Sumatera Utara adalah system tanggal. Maksudnya surat
tersebut diarsipkan berdasakan tanggal. Tanggal yang paling baru dan
nomornya paling kecil diletakkan paling atas. Bila pengarsipan surat telah
dilakukan maka outner disimpan di lemari arsip.
2.5 HAMBATAN DALAM PKL
Bagi mahasiswa yang baru terjun dalam situasi kerja, penulis
menemui beberapa hambatan dalam tahap permulaan. Hambatan-
hambatan ini terjadi karena situasi di lingkungan perkuliahan dan
lingkungan kerja agak berbeda sehingga membutuhkan waktu untuk
menyesuaikan diri dengan lingkungan kerja yang sebenarnya, baik
secara teknik dan operasional kerja secara moril dengan melakukan
hubungan terhadap karyawan dan staf yang ada di perusahaan tersebut.
Penulis mengalami kendala dalam mengagendakan surat karena
kode masalah berbeda tergantung pada perihal surat tersebut. Selain itu
penulis juga sering melakukan kesalaha pada pemberian nomor pada
Surat Pengantar Perjalanan Dinas karyawan karena tidak adanya buku
panduan dalam pemberian nomor SPPD tersebut.
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Selama melaksanakan Praktek Kera Lapangan di PT PLN
(Persero) Wilayah Sumatera Utara selama satu bulan dari tanggal
13 Februari sampai dengan 10 Maret 2012 penulis memperoleh
banyak pengetahuan dan pengalaman yang baru yang sebelumnya
tidak pernah penulis lakukan selamavdi bangku perkuliahan dan
dapat disimpulkanan bahwa:
1. PT PLN (Persero) Wilayah Sumatera Utara merupakan
perusahaan yang bergerak dalam bidang Jasa Pelayanan
Kelistrikan.
2. Semua surat maasuk dan surat ke luar pada PT PLN (Persero)
Wilayah Sumatera Utara di pusatkan padac bagian Sekretariat.
3. Dalam mendistribusikan surat ke bagian tujuan selalu
menggunakan buku ekspedisi sebagai bukti surat tersebut telah
didistribusikan.
4. Penomoran surat ke luar hanya bias dilakukan melalui
Sekretariat.
3.2 SARAN
Saran dari penulis setelah melakukan Praktik Kerja Lapangan di PT PLN
(Persero) Wilayah Sumatera Utara adalah:
1. Sebaiknya PT PLN (Persero) Wilayah Sumatera Utara menyiapkan
buku panduan dalam penomoran surat SPPD serta kode masalah
setiap perihal surat masuk untuk mempermudah mahasiswa yang
Praktik Kerja Lapangan dikemudian hari.
2 Untuk memperlancar kegiatan kerja, ada baiknya bagi perusahaan
untuk memikirkan penambahan mesin photocopy mengingat semua
bagian menggunakan alat tersebut.
3. Kerjasama yang lebih baik antara pegawai perusahaan dengan
mahasiswa yang Praktek Kerja Lapangan agar lebih ditingkatkan
guna tercapinya tujuan pelaksanaan Praktek Kerja Lapangan yaitu
menghasilkan sumber daya manusia yang siap pakai.