laporan fisiologi indra kulit.doc
TRANSCRIPT
BAB I
DASAR TEORI
1.1Kulit
Kulit merupakan indra peraba yang mempunyai reseptor khusus untuk sentuhan, panas, dingin, sakit dan tekanan. Selain sebagai indra peraba yang peka terhadap berbagai rangsangan, kulit juga memiliki fungsi sebagai:1. Perlindungan. Kulit melindungi organ di bagian dalam tubuh, seperti otot dan tulang. Selain itu kulit melindungi tubuh dari mikroorganisme, penarikan atau kehilangan cairan, dan dari zat iritan kimia maupun mekanik.
2. Pengaturan suhu tubuh yang diperankan oleh pembuluh darah dan kelenjar keringat dalam kulit.
3. Ekskresi. Zat berlemak, air dan ion-ion seperti Na diekskresi melalui kelenjar-kelenjar kulit.
4. Metabolisme. Dengan bantuan radiasi sinar matahari atau sinar ultraviolet, proses sintesis vitamin D yang penting untuk pertumbuhan dan perkembangan tulang, dimulai dari sebuah molekul prokursor (dehidrokolesterol-7) yang ditemukan di kulit.
5. Komunikasi.
a. Semua stimulus dari lingkungan diterima oleh kulit melalui sejumlah reseptor khusus yang mendeteksi sensasi yang berkaitan dengan suhu, sentuhan, tekanan dan nyeri.
b. Kulit merupakan media ekspresi wajah dan refleks vascular yang penting dalam komunikasi.
Kulit terdiri dari lapisan luar yang disebut epidermis dan lapisan dalam atau lapisan dermis. Epidermis tersusun dari jaringan epitel skuamosa bertingkat yang mengalami keratinisasi; jaringan ini tidak memiliki pembuluh darah; dan sel-selnya sangat rapat. Epidermis tersusun atas empat lapis sel, yaitu:
a. Stratum Germinativum. Pembelahan sel yang cepat berlangsung pada lapisan ini, dan sel baru didorong masuk ke lapisan berikutnya.
b. Stratum Granulosum. Berisi sedikit keratin yang menyebabkan kulit menjadi keras dan kering. Keratin adalah protein keras dan resilien, anti air serta melindungi permukaan kulit yang terbuka. Selain itu, sel-sel dari lapisan granulosum umumnya menghasilkan pigmen hitam (melanin). Kandungan melanin menentukan derajat warna kulit, kehitaman atau kecoklatan.
c. Stratum Lusidum adalah lapisan jernih dan tembus cahaya dari sel-sel gepeng tidak bernukleus yang mati atau hamper mati dengan ketebalan empat sampai tujuh lapisan sel.
d. Stratum Korneum adalah lapisan epidermis teratas (terluar) terdiri dari 25 sampai 30 lapisan sisik tidak hidup yang sangat terkeratinisasi dan semakin gepeng saat mendekati permukaan kulit. Merupakan lapisan tanduk.
Dermis dipisahkan dari lapisan epidermis dengan adanya membrane dasar atau lamina. Membran ini tersusun dari dua lapisan jaringan ikat.1.2Klasifikasi ReseptorBerdasarkan tingkat kepekaan terhadap modalitas tertentu:
1. Termoreseptor (peka terhadap perubahan suhu)
2. Mekanoreseptor (peka terhadap sentuhan dan tekanan)
3. Kemoreseptor (peka terhadap perubahan kimiawi)
4. Osmoreseptor (peka terhadap perubahan tekanan osmotik)
Klasifikasi sensasi somatik:1. Sensasi eksteroreseptif yang berasal dari permukaan tubuh.
2. Sensasi proprioreseptif yang berhubungan dengan keadaan fisik tubuh, meliputi sensasi posisi, sensasi tendon dan otot, sensasi tekan yang berasal dari tapak kaki, dan sensasi keseimbangan tubuh (sering ditentukan sebagai suatu sensasi khusus daripada sebagai suatu sensasi somatik.)
3. Sensasi visceral merupakan sensasi yang berasal dari organ visceral tubuh; secara khusus istilah ini seringkali dipakai untuk menyatakan sensasi yang berasal dari organ dalam.
4. Sensasi dalam merupakan sensasi yang berasal dari organ-organ dalam, seperti fasis, otot dan tulang. Sensasi ini terutama meliputi tekanan dalam, rasa nyeri dan getaran.
Sensasi raba, tekan, dan getaran seringkali digolongkan secara terpisah, namun semua sensasi ini dapat dideteksi oleh jenis reseptor yang sama. Terdapat tiga prinsip yang berbeda di antara sensasi tersebut:
1. Sensasi raba umumnya disebabkan oleh perangsangan reseptor taktil yang terdapat di kulit dan dalam jaringan tepat di bawah kulit.
2. Sensasi tekan umumnya disebabkan oleh adanya perubahan pada jaringan yang lebih dalam.
3. Sensasi getaran disebabkan oleh sinyal sensorik yang datang berulang-ulang, tapi beberapa dari reseptor yang sama digunakan juga untuk rasa raba dan tekan.
Reseptor taktil. Sifat-sifat khususnya adalah sebagai berikut:1. Beberapa ujung saraf bebas, yang dapat dijumpai di semua bagian kulit dan jaringan-jaringan lainnya, dapat mendeteksi rabaan dan tekanan.
2. Reseptor raba dengan sensitivitas khusus, yakni badan Meissner yang merupakan juluran ujung saraf bermielin dari sensorik besar bermielin (jenis A). Di dalam selaput ini terdapat banyak percabangan ujung filament saraf. Badan ini dapat dijumpai pada bagian kulit yang tak berambut dan terutama banyak sekali dijumpai di ujung jari, bibi dan daerah kulit lain sehingga orang mampu membedakan lokasi spasial dari sensasi raba yang sangat berkembang. Badan Meissner dapat beradaptasi dalam waktu seperdetik sesudah dirangsang, yang berarti bahwa reseptor ini terutama sekali peka terhadap pergerakan objek di atas permukaan kulit seperti juga terhadap getaran berfrekuensi rendah.3. Ketiga, ujung jari dan daerah-daerah lainnya yang mengandung banyak sekali badan Meissner biasanya juga mengandung banyak reseptor taktil yang ujungnya meluas, yang salah satu jenisnya adalah diskus Merkel. Jenis reseptor ini berbeda dengan badan Meissner karena jenis reseptor ini menjalankan sinyal yang pada mulanya kuat namun daya adaptasinya hanya sebagian, dan untuk selanjutnya sinyal yang dijalarkan itu lebih lemah namun daya adaptasinya lambat. Oleh karena itu, reseptor ini berperan dalam menjalarkan sinyal tetap yang dapat menyebabkan orang dapat terus menerus menentukan macam perabaan suatu objek pada kulitnya.Diskus Merkel sering dikelompokkan bersama-sama dalam suatu organ reseptor yang disebut reseptor berbentuk kubah Iggo, yang menonjol ke atas sampai di bawah epitel kulit. Keadaan ini akan menyebabkan epitel di titik ini menonjol keluar, sehingga membentuk suatu kubah dan memberi rasa sensitif yang ekstrim. Diskus Merkel dipersarafi oleh satu serabut saraf tunggal besar bermielin (jenis A). Reseptor ini bersama dengan badan Meissner berperan penting dalam melokalisasi sensasi raba di daerah permukaan tubuh yang spesifik dan menentukan bentuk apa yang dirasakan.4. Keempat, pergerakan sedikit saja pada setiap rambut tubuh akan merangsang serabut saraf yang pangkalnya melilit. Jadi, setiap rambut dan bagian dasar serabut saraf, yang disebut organ ujung rambut (hair end organ), juga merupakan reseptor raba. Reseptor ini dapat segera beradaptasi, dan seperti halnya badan Meissner, reseptor terutama mendeteksi (a) pergerakan objek pada permukaan tubuh atau (b) kontak awal dengan tubuh.5. Kelima, di dalam lapisan kulit dan juga di jaringan bagian dalam banyak dijumpai ujung organ Ruffini, yang bercabang banyak, ujungnya bermielin. Adaptasi ujung organ ini sangat lambat, sehingga reseptor ini berguna untuk menjalarkan sinyal perubahan bentuk jaringan yang datang terus-menerus, misalnya sinyal raba dan tekan yang besar dan berkepanjangan. Reseptor ini juga dapat dijumpai pada selaput sendi dan membantu menjalarkan sinyal derajat rotasi sendi. Korpukulus ini terangsang oleh regangan atau kontraksi otot yang bersangkutan juga untuk menerima rangsangan panas.
6. Keenam, badan paccini terletak tepat di bawah kulit dan juga di jaringan fasis tubuh. Reseptor ini hanya dapat dirangsang oleh penekanan lokal jaringan yang cepat karena reseptor ini dapat beradaptasi dalam waktu sepersekian ratus detik. Oleh karena itu, reseptor ini terutama berguna untuk mendeteksi getaran jaringan atau perubahan mekanis yang cepat pada jaringan.7. Korpuskulus Gelembung (Krause) ditemukan di daerah mukokutis (bibir dan genetalia eksterna), pada dermis dan berhubungan dengan rambut. Korpuskel ini berbentuk bundar (sferis) dengan diameter sekitar 50 mikron. Mempunyai sebuah kapsula tebal yang menyatu dengan endoneurium. Di dalam korpuskulus, serat bermielin kehilangan myelin dan cabangnya, tetapi tetap diselubungi dengan sel Schwann. Seratnya mungkin bercabang atau berjalan spiral dan berakhir sebagai akhir saraf yang menggelembung seperti gada. Korpuskel ini jumlahnya semakin berkurang dengan bertambahnya usia. Korpuskel ini berguna sebagai mekanoreseptor yang peka terhadap dingin.
8. Spindel Neuromuskular.
1.3 Diskriminasi Titik
Diskriminasi Titik adalah kemampuan membedakan rangsangan kulit oleh satu ujung benda dari dua ujung. Normalnya dua titik terpisah 2-4 mm dapat dibedakan pada ujung jari tangan, 30-40 mm dapat dibedakan pada dorsum pedis.
Sensasi taktil dibawa ke korda spinalis oleh satu dari tiga jenis neuron sensorik: serat tipe A beta yang besar, serat tipe A delta yang kecil dan serat tipe C yang paling kecil. Kedua jenis serat tipe A mengandung myelin dan menyalurkan potensial aksi dengan sangat cepat; semakin besar serat semakin cepat transmisinya. Informasi taktil yang dibawa dalam serat A biasanya terlokalisasi baik. Serat C yang tidak mengandung myelin dan menyalurkan potensial aksi ke korda spinalis jauh lebih lambat daripada serat A.Hampir semua informasi mengenai sentuhan, tekanan dan getaran masuk ke korda spinalis melalui akar dorsal saraf spinal yang sesuai. Setelah bersinap di spinal, informasi dengan lokalisasi dibawa oleh serat-serat A yang melepaskan potensial aksi dengan cepat (beta dan delta) di kirim ke otak melalui sistem lemniskus kolumna dorsalis. Serat-serat saraf dalam sistem ini menyeberang dari kiri ke kanan di batang otak sebelum bersinaps di thalamus. Informasi mengenai suhu dan sentuhan yang lokalisasi kurang baik dibawa korda spinalis melalui serat-serat C yang melepaskan potensial aksi secara lambat. Info tersebut dikirim ke daerah retikularis di batang otak dan kemudian ke pusat yang lebih tinggi melalui serat di sistem anterolateral.
1.4 Mekanoreseptor-stimulus taktil
Pada tempat-tempat dimana tidak ada rambut, tetapi dengan kepekaan besar terhadap stimulus taktil, ternyata terdapat banyak corpusculum tractus. Diduga bahwa meniscus tractus juga merupakan suatu reseptor taktil. Perasaan taktil dapat dibedakan menjadi dua macam:
a. Perasaan taktil yang halus
Kepekaan terhadap taktil yang halus diketahui dengan menentukan jarak terdekat antara dua titik di kulit yang sekaligus distimulasi dan masih dapat dibedakan sebagai dua titik. Implus taktil ini dihantarkan melalui fasciculus gracillis cuneatus.
b. Perasaan taktil kasar
Implus taktil ini dihantarkan melalui tractus spinothalamicus anterior.1.5 Mekanisme SensorisMekanisme sensoris yang dapat dirasakan dapat dibagi dalam dua golongan menurut pilogenesisnya, jalur saraf spinalnya dan daerah korteks serebri tempat mekanisme ini diintegrasikan.
Golongan Pertama, paleo-sensibilitas, yang meliputi rasa-rasa primitive atau rasa-rasa vital seperti rasa raba, tekan, sakit, dingin dan panas. Saraf aferen dari rasa-rasa ini bersinaps dengan interneuron-interneuron yang bersinaps lagi dengan motorneuron-motorneuron dari medulla spinalis dan sentrum atasan (thalamus dan korteks serebri) melalui traktus spinotalamikus.
Golongan Kedua, gnostik atau neo-sensibilitas, yang meliputi rasa-rasa yang sangat dideferensiasikan, seperti pengenalan letak rasa tekan, diskriminasi rasa tekan, diskriminasi kekuatan rangsang, diskriminasi kekasaran, diskriminasi ukuran dan bentuk. Saraf aferen dari rasa-rasa ini menghantarkan impuls-impuls yang terutama dialirkan melalui traktus dorso-spinalis ke arah sensoris di dalam korteks serebri, setelah diintegrasikan seperlunya pada pusat-pusat dibawahnya.BAB II
HASIL PERCOBAAN
2.1 Percobaan Paleosensibilitas2.1.1Rasa Panas dan Dingin
A. Pada jari tangan
JariStimulusRespon
KananEsLinu
KiriAir hangatTerkejut, panas, sakit, perih, nyeri
Kanan-KiriAir biasaNyeri hilang, nyaman, tidak berdenyut
B. Pada punggung tangan
LokasiStimulusRespon
Punggung Tangan-Sejuk, hangat
Punggung TanganAlkoholDingin
2.1.2 Reaksi-reaksi di KulitA. Telapak tangan
B. Lengan Bawah
C. Kuduk
D. Pipi
Keterangan :
Panas: merah
Dingin: hijauNyeri : hitamTekan : biruNoPerlakuanJumlah Reseptor
Rasa-rasa Kulit
Telapak TanganLengan BawahKudukPipi
1Nyeri127106
2Tekan127106
3Suhu Dingin6527
4Suhu Panas8322
2.2Percobaan Neo-sensibilitas
2.2.1Lokalisasi Rasa Tekan
LokasiJarak Titik Tunjuk (mm)
IIIIIIRata-rata
Ujung jari23105
Telapak tangan4634,3
Lengan bawah3221312,6
Lengan atas1011910
Pipi4053
Kuduk7161312
2.2.2Diskriminasi Rasa Tekan
Rangsangan simultan
NoLokasiDari Kecil ke BesarDari Besar ke Kecil
Jarak dua titikRerataJarak dua titikRerata
(mm)(mm)
IIIIIIIIIIII
1Telapak tangan14148128625,3
2Lengan bawah6645,38867,3
3Lengan atas6624,62403
4Pipi4485,381047,3
5Kuduk6444,6810109,3
6Bibir4423,32222
7Lidah44442242,6
8Depan Telinga6645,34404
Rangsangan berurutan
NoLokasiDari Kecil ke BesarDari Besar ke Kecil
Jarak dua titikRerataJarak dua titikRerata
(mm)(mm)
IIIIIIIIIIII
1Telapak tangan8666,68666,6
2Lengan bawah6645,38141412
3Lengan atas16181817,316161616
4Pipi14881010888,6
5Kuduk4644,610888,6
6Bibir2422,62222
7Lidah22222443,3
8Depan Telinga888810141011,3
2.2.3Diskriminasi Kekuatan Rangsangan atau Hukum Weber-FechnerBeban Awal (g)Ulangan (gr)Rerata
IIIIII
1Beban awal 5 g45454545
2Beban awal 10 g40404040
3Beban awal 50 g50505050
4Beban awal 100 g50505050
5Beban awal 200 g----
Hubungan antara beban awal terhadap beban yang dirasakan
Beban yang
Dirasa (g)
1. Sesuaikah hukum Weber Fechner dengan hasil percobaan?
Sesuai
2. Mengapa?
Bunyi Hukum Weber Fechner: Kemampuan untuk membedakan kekuatan rangsang rasa-rasa, pada umumnya tidak tergantung pada kekuatan mutlak dari rangsangan tersebut, tetapi pada perbedaan relatifnya sehingga sebuah rangsang yang didapatkan akan terasa lebih ringan daripada stimulus yang diberikan sehingga beban akan terasa lebih ringan dari beban asalnya. 2.3KEMAMPUAN DISKRIMINASI
2.3.1Kemampuan Diskriminasi Kekasaran :NoKekerasan Kertas GosokJari TanganTelapak TanganLengan BawahKuduk
UlanganUlanganUlanganUlangan
IIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIII
1.0
2.1((((((-(--(-
3.2((((-((-(-((
4.3(((--((((((-
Keterangan :1. Halus
2. Sedang
3. Kasar
2.3.2Kemampuan Diskriminasi Bentuk :
NoBentukJari TanganTelapak TanganLengan BawahKuduk
UlanganUlanganUlanganUlangan
IIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIII
1.Segitiga((((((((((((
2.Persegi(((((-((((((
3.Persegi panjang(((--(((((--
4.Bulat(((((((((-((
BAB IIIPEMBAHASAN2.1Percobaan Paleosensibilitas
2.2.1Rasa Panas dan dingin
Pada percobaan ini, orang coba memasukkan jari telunjuk kanannya ke dalam air es dan jari telunjuk kiri ke dalam air hangat. Saat orang coba memasukkan jari telunjuk kanannya ke dalam air es, orang coba merasakan linu dan dingin pada jarinya, sedangkan pada jari telunjuk kirinya yang dimasukkan ke dalam air hangat, orang coba merasa terkejut, panas, sakit, perih, nyeri pada jarinya. Orang coba dapat merasakan dingin saat memasukkan telunjuk kanannya karena ada saraf Krause di bawah kulitnya yang dapat menerima rangsang dingin, sedangkan pada telunjuk kirinya, orang coba dapat merasakan rasa panas, dikarenakan ada korpuskulus ruffini yang peka terhadap rangsangan panas. Selain itu juga ada ujung saraf bebas (free never ending) yang memungkinkan untuk merasakan raba, nyeri dan suhu. Setelah orang coba memasukkan kedua jari tangannya ke dalam air biasa, orang coba merasa nyaman dan nyeri yang dirasakan awal menghilang.
Sedangkan pada punggung tangan, punggung tangan orang coba ditempatkan di depan mulut dengan jarak 10 cm dan ditiup perlahan. Orang coba merasa sejuk dan hangat. Orang coba dapat merasa sejuk karena adanya proses penguapan pada permukaan punggung tangan dengan mengambil panas dari kulit. Selain itu, orang coba juga merasa sedikit hangat karena ada saraf yang peka terhadap perubahan suhu di bawah kulitnya. Selain itu rasa hangat disebabkan karena udara yang dikeluarkan dari mulut suhunya hampir sama dengan tubuh. Pada punggung tangan yang diberi alkohol lalu ditiup, orang coba merasa dingin. Hal ini dikarenakan adanya penguapan alkohol. Alkohol membutuhkan kalor untuk menguap, sehingga kulit punggung tangan menjadi kehilangan kalor dan berakibat timbulnya rasa dingin. Keadaan ini diterima oleh saraf di bawah kulit dan diterima otak sebagai rasa dingin.2.2.2Reaksi-reaksi di Kulit
Pada percobaan ini kami mencoba untuk menentukan titik-titik panas menggunakan kerucut kuningan yang direndam dalam air panas, titik-titik dingin menggunakan kerucut kuningan yang direndam dalam air es serta titik-titik nyeri dan tekan menggunakan jarum yang lalu diselidiki mengikuti garis-garis sejajar 3x3 cm yang digambar pada telapak tangan, lengan bawah, kuduk dan pipi menggunakan stempel. Dari hasil percobaan yang kami dapatkan, didapatkan titik panas, dingin, nyeri dan tekan pada kulit berbeda. Hal ini disebabkan karena letak reseptor dari panas, dingin, nyeri dan tekan pada kulit berbeda sehingga menyebabkan kepekaan bagian-bagian kulit terhadap berbagai reaksi juga berbeda.2.3Percobaan Neo-sensibilitas
2.3.1Lokalisasi Rasa Tekan
Pada percobaan ini, orang coba diminta untuk menentukan dengan tepat letak bagian tubuh yang dirangsang menggunakan ujung pensil yang ditekan kuat pada ujung jari, telapak tangan, lengan bawah, lengan atas, pipi dan kuduk. Hasil percobaan yang kami dapatkan, berbeda hasilnya pada tiap bagian tubuh. Pada ujung jari didapatkan rata-rata jarak titik tunjuk paling pendek, yaitu 0,2 mm. Sedangkan hasil jarak terpanjang, yaitu 12,6 mm didapatkan pada bagian lengan bawah. Perbedaan hasil ini disebabkan karena reseptor dan kepekaan besar terhadap stimulus taktil tiap masing-masing bagian tubuh berbeda, sehingga menghasilkan kepekaan yang berbeda. Bagian reseptor yang berperan dalam merasakan rasa tekan adalah Korpuskulus Berlamel (Vater Paccini) dan reseptor ini banyak ditemukan pada bagian jari dan telapak tangan, sehingga jarak titik tunjuk yang dihasilkan pada dua bagian tubuh ini relatif pendek, yaitu 0,2 mm dan 0,47 mm.2.3.2Diskriminasi Rasa Tekan
Pada percobaan ini, orang coba diminta untuk merasakan perubahan antara satu titik dari tekanan yang diberi jangka dengan dua titik dan diambil jarak saat orang coba dapat merasakan perbedaan antara satu titik dengan dua titik tersebut. Percobaan pertama, dimana percobaan rangsangan stimulus dimulai dari jarak kecil ke besar didapatkan hasil rata-rata jarak terkecil pada bibir yaitu 3,3 dan rata-rata jarak terbesar pada telapak tangan, yaitu 12. Hal ini disebabkan pada bagian telapak tangan terdapat sensor taktil yang lebih sedikit, sedangkan pada bibir memiliki sensor taktil yang lebih banyak dibandingkan pada bagian tubuh lain, sehingga memiliki kepekaan yang lebih besar dan kemampuan untuk membedakan jaraknya pun menjadi lebih baik.
Percobaan kedua, dimana percobaan rangsangan stimulus dimulai dari jarak besar ke kecil, didapatkan hasil jarak rata-rata terkecil pada bibir yaitu 2 dan jarak rata-rata terbesar yaitu 9,3 pada kuduk. Hal ini disebabkan pada bagian kuduk terdapat yang lebih sedikit, sedangkan pada bibir memiliki sensor taktil yang lebih banyak dibandingkan pada bagian tubuh lain, sehingga memiliki kemampuan untuk membedakan jarak yang lebih baik.
Percobaan ketiga, dimana percobaan rangsangan berurutan dimulai dari jarak kecil ke besar didapatkan hasil jarak rata-rata terkecil pada lidah yaitu 2 dan jarak rata-rata terbesar pada lengan atas yaitu 17,3. Hal ini disebabkan pada lidah memiliki lebih banyak sensasi taktil yang neuron sensoriknya memiliki kecepatan lebih besar dalam menghantar impuls, sehingga rangsang dari tekanan satu cepat diterjemahkan dan bisa segera menerima rangsang kedua, menyebabkan perbedaan jarak yang relatif tidak jauh dibandingkan pada bagian tubuh yang lain.
Percobaan keempat, dimana percobaan rangsangan berurutan dimulai dari jarak besar ke kecil, didapatkan hasil jarak rata-rata terkecil pada bibir yaitu 2, dan hasil jarak rata-rata terbesar yaitu pada lengan atas, yaitu 16. Hal ini disebabkan pada bibir memiliki lebih banyak sensasi taktil yang neuron sensoriknya memiliki kecepatan lebih besar dalam menghantar impuls menyebabkan perbedaan jarak yang relatif tidak jauh dibandingkan pada bagian tubuh yang lain.2.3.3Diskriminasi Kekuatan Rangsangan atau Hukum Weber-Fechner
Pada percobaan ini, orang coba diminta untuk merasakan dan membedakan pertambahan berat. Setelah kami melakukan percobaan, didapatkan hasil yang sesuai dengan Hukum Weber-Fechner yang berbunyi Kemampuan untuk membedakan kekuatan rangsang rasa-rasa, pada umumnya tidak tergantung pada kekuatan mutlak dari rangsangan tersebut, tetapi pada perbedaan relatifnya, dimana sebuah rangsang yang didapatkan orang coba akan terasa lebih ringan daripada stimulus yang diberikan sehingga beban akan terasa lebih ringan dari beban asalnya.Pada percobaan yang kami lakukan, didapatkan hasil terbesar adalah 50 gram ketika orang coba diberi beban 50 g dan 100 g. Namun disini, kami mendapatkan suatu kesalahan dimana saat diberi beban 10 g, orang coba merasakan pertambahan berat 40 gram yang seharusnya lebih tinggi dibandingkan beban 5 gram. Hal ini kemungkinan disebabkan karena kurangnya konsentrasi orang coba atau adanya kesalahan dalam meletakkan beban di atas telapak tangan orang coba.2.3.4Kemampuan Diskriminasi
A.Kemampuan Diskriminasi Kekasaran
Pada percobaan ini orang coba diminta untuk merasakan kekasaran dari kertas gosok yang berbeda-beda tingkat kekasarannya menggunakan ujung jari, lengan bawah, telapak tangan dan kuduk. Dari hasil percobaan, orang coba dapat merasakan perbedaan tingkat kekasaran. Pada ujung jari, orang coba berhasil merasakan perbedaan kekasaran kertas gosok dengan baik. Pada bagian telapak tangan, lengan bawah dan kuduk, orang coba sempat keliru dalam menebak perbedaan kekasaran kertas gosok. Hal ini disebabkan pada bagian ujung jari, banyak terdapat Korpuskulus Peraba (Meissner) dan memiliki kepekaan besar terhadap stimulus taktil sehingga menyebabkan ujung jari menjadi lebih peka terhadap sentuhan dibandingkan pada bagian tubuh yang lain.B.Kemampuan Diskriminasi Bentuk
Pada percobaan ini, orang coba diminta untuk merasakan perbedaan bentuk yaitu segitiga, persegi, persegi panjang dan bundar pada bagian jari tangan, telapak tangan, lengan bawah serta kuduk. Pada jari tangan dan lengan bawah, orang coba dapat merasakan perbedaan bentuk dengan baik, dimana pada ulangan 1, 2, 3, orang coba dapat menebak bentuk dengan benar. Sedangkan pada telapak tangan dan kuduk, orang coba sempat salah menafsirkan bentuk. Kesalahan orang coba dalam menafsirkan bentuk kemungkinan disebabkan karena kurangnya konsentrasi orang coba saat itu atau waktu bersentuhannya orang coba dengan benda yang relatif singkat sehingga kurang dapat menafsirkan dengan tepat.BAB IV
KESIMPULAN
Kesimpulan yang didapatkan pada percobaan ini adalah kita dapat merasakan berbagai reaksi yang terjadi baik di dalam maupun di luar tubuh, seperti rasa panas, dingin, tekanan dan nyeri melalui kulit kita. Hal ini disebabkan karena adanya reseptor-reseptor di bawah kulit yang peka terhadap rangsangan tersebut dan membantu menyalurkannya ke otak untuk diterjemahkan. Namun, pada bagian-bagian tubuh tertentu, didapatkan perbedaan dalam kemampuan menerima rangsangan. Hal ini disebabkan letak reseptor pada masing-masing bagian tubuh berbeda, sehingga akan menghasilkan kepekaan terhadap rangsangan yang berbeda.
DAFTAR PUSTAKA
Sloane, Ethel.2004.Anatomi dan Fisiologi untuk Pemula.Jakarta:EGC
Guyton, Arthur C dan John E. Hall.2007.Buku Ajar Fisiologi Kedokteran Ed. 11.Jakarta:EGC
Suhartini, dkk.2014.Modul Kegawatdaruratan Medik Dental dan Indra Rasa Kulit.Jember:Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Jember EMBED Excel.Chart.8 \s
1
_1486052384.xlsChart1
45
40
50
50
Beban Awal (g)
Beban Awal (gram)
Sheet1
51050100
Beban Awal (gram)45405050