laporan faal ii blok 8
DESCRIPTION
aaTRANSCRIPT
Laporan Praktikum Fisiologi
Peredaran Darah Tepi
Kelompok E6
Garry – 102011006 [ ]
Felysia Margaret Giovani – 102013211 [ ]
Maria Andriana Neno – 102014084 [ ]
Jefri Patriawan – 102014092 [ ]
Midellia Lintin – 102014137 [ ]
Christy Cahya Resky Dampung – 102014219 [ ]
FAKULTAS KEDOKTERAN KRISTEN KRIDA WACANA
Kampus II Ukrida Arjuna Utara No.6, Jakarta 11510
2015
Tujuan
1. Untuk mengetahui letak pembuluh darah vena
2. Untuk mengetahui fungsi katup vena
3. Mengetahui faktor-fakrtor yang mempengaruhi peredaran darah vena
Alat dan Bahan
1. Sfignomanometer
2. 1 buah Waskom
Berisi air panas (42o – 45o)
3. Mistar
Cara Kerja
I. Peredaran darah vena
A. Pembuluh darah vena lengan bawah
1. Pilihlah sebagai orang percobaan yang dengan pembuluh vena terlihat jelas.
2. Perhatikan dengan seksama berbagai pembuluh darah vena dipermukaan lengan
bawah bagian voler orang percobaan tersebut.
3. Tekanlah salah satu vena di dekat siku dan perhatikanlah vena – vena yang
mengembang.
4. Pilihlah di antara beberapa vena yang paling jelas tampak di permukaan dan
cobalah mendorong darah di dalamnya ke arah perifer dengan perlahan-lahan.
5. Hentikanlah tekanan pada vena di dekat siku tadi dan tekanlah sekarang salah
satu vena di dekat pergelangan tangan yang jelas terlihat mengembang.
6. Kosongkanlah sebagian vena yang mengembang tersebut dengan cara
mendorong darah di dalamnya ke arah sentral melewati katup dan perhatikanlan
bagian vena yang kosong itu.
7. Ulangi pengosongan seperti di sub 6 di berbagai bagian pembuluh vena yang
lain di lengan bawah bagian voler orang percobaan tersebut.
8. Buatlah diagram pembuluh vena lengan bawah bagian voler dengan katup-
katupnya sesuai pengamatan saudara di atas.
Hasil Percobaan:
1. Pembuluh vena yang semakin jauh dari jantung (dipergelangan tangan) semakin lama
untuk dikosongkan dibandingkan dengan vena dibawah daerah siku. Vena yang
semula bervarna biru, terlihat sama seperti warna kulit setelah didorong kearah
sentral.
2. Vena yang kosong tidak kelihatan darah mengalir.
B. Pengaruh gaya berat pada peredaran aliran darah vena.
1. Sambil berdiri angkatlah lengan kanan saudara setinggi-tingginya dengan sikap
lurus ke atas sedangkan lengan kiri dibiarkan menggantung lurus ke bawah.
2. Sesudah satu menit, gerakkanlah kedua kedua lengan dalam keadaan tetap lurus
ke suatu tempat setinggi jantung dan bandingkanlah waran kulit kedua telapak
tangan saudara.
3. Ulangilah percobaan itu dan bandingkanlah sekarang pengembangan vena kedua
punggung kanan tersebut.
Catatlah hasil pengamatan saudara
Hasil percobaan :
1. Pada tangan kanan yang setelah diangkat terlihat warna lebih putih pucat
dibandingkan dengan tangan kiri yang merah normal.
2. Perbedaan vena pada tangan kanan yang setelah diangkat tidak terlihat
pengembangan dari pada tangan kiri yang terlihat jelas adanya pengembangan vena.\
C. Waktu pengisian pembuluh darah vena.
1. Pasanglah manset sfignomanometer pada lengan atas kanan orang percobaan
yang berbaring telentang
2. Angkatlah lengan ini dengan sikap lurus sehingga lebih tinggi dari jantung dan
pompalah manset sedikit di bawah tekanan diastolik (± 50 – 60 mmHg) untuk
membendung vena.
3. Catatlah lama waktu pengisian vena mulai dari akhir pemompaan manset sampai
tampak dengan jelas pengembangan salah satu vena pada punggung tangan
orang percobaan.
4. Ulangilah sub 2 tetapi setelah melakukan pemompaan, gerakanlah otot-otot
lengan bawah dengan jalan membuka dan mengepalkan tangan sekuat-kuatnya
sebanyak 10 sampai 20 kali.
5. Catatlah lama waktu pengisian vena sampai tampak derajat pengembangan vena
seperti pada sub 3.
Hasil Percobaan :
1. Pengisian vena pada saat oklusi saja : 25 detik
2. Pengisian vena ketika oklusi disertai gerak otot-otot lengan bawah : 10 detik
D. Pengukuran tekanan darah vena dengan cara tak langsung (Cara Gartner).
1. Orang percobaan berbaring telentang di meja praktikum dengan
menggantungkan salah satu lengannya lurus ke bawah sehingga vena di
punggung tangan tersebut terisi dan mengembang.
2. Angkatlah lengan orang percobaan tetap dalam keadaan lurus perlahan-lahan ke
atas sehingga vena di punggung tangannya tepat mengosong.
3. Ukurlah jarak ventrikel (dalam cm) antara vena yang mengosong di punggung
tangan dan katup trikuspidalis jantung. Jarak ini menunjukan besar tekanan
darah vena punggung tangan dalam cm darah.
Letak katup trikuspidalis jantung :
Pada orang yang berbaring terlentang: kira-kira di pertengahan jarak meja
dan sternum.
Pada orang berdiri: pada sternum di ruang interkostal ke-4.
4. Ulangilah sub 1 sampai 3 dengan kedua tungkai orang percobaan diangkat
setinggi-tingginya.
5. Ulangilah sub 1 sampai dengan 3 pada orang percobaan melakukan tindakan
valsava.
6. Ulangi sub 1 sampai dengan 3 pada orang percobaan yang sama tetapi pada
sikap berdiri dengan kedua tangan tergantung ke bawah.
7. Terangkanlah hal-hal yang menyebabkan perbedaan hasil pelbagai pengukuran
tekanan darah vena di atas.
Hasil Percobaan :
1. Besar tekanan darah vena punggung tangan pada keaadaan berbaring : 7 cm darah
2. besar tekanan darah vena punggung tangan pada saat kedua tungkai diangkat 90 derajat :
10 cm darah
3. besar tekanan darah vena punggung tangan ketika mengejan : 15 cm darah
4. besar tekanan darah vena punggung tangan pada saat berdiri : 27 cm darah
II. Peredaran darah kulit.
A. Vasodilatasi aktif kapiler
1. Sediakanlah ember yang berisi air anas 45oC.
2. Pasanglah manset sfignomanometer pada lengan atas orang percobaan.
3. Hentikanlah dengan tiba-tiba aliran darah (oklusi) dalam lengan orang percobaan
tersebut dengan cara memompa manset secepat-cepatnya sampai 150-175
mmHg dan masukanlah tangan serta setengah bagian lengan bawah kedalam air
panas 45oC selama 3 menit.
4. Perhatikanlah perubahan warna kulit tangan dan lengan bawah.
5. Hentikanlah oklusi pada lengan orang percobaan tersebut dengan menghilangkan
tekanan pada manset.
6. Perhatikanlah sekarang perubahan warna kulit tangan dan lengan bawah.
Hasil Percobaan :
Perubahan warna kulit ketika dioklusi adalah menjadi putih pucat serta kuku membiru
lalu ketika oklusi dilepas tangan menjadi merah.
B. Vasodilatasi pasif kapiler
1. Pasanglah sekarang manset sfignomanometer pada lengan yang lain dan
pompalah sampai 50-60 mmHg sehingga terjadi pembendungan (obstruksi).
2. Masukanlah tangan serta setengah bagian lengan bawah itu ke dalam air panas
45oC selama 3 menit. Kemudian keluarkanlah tangan dan lengan itu dari dalam
air panas dan perhatikanlah perubahan warna bagian kulit yang dimasukan ke
dalam air panas dan hyang tidak.
3. Hilangkanlah tekanan di dalam manset dan perhatikanlah perubahan warna kulit.
Hasil Percobaan :
Sebelum : Kuning langsat (normal)
Setelah dipasang manset dan dipompa lalu dimasukkan ke air : Merah pucat
Setelah dilepas : Kuning langsat (kembali normal)
Kesimpulan :
Temperatur dideteksi di hipotalamus. Ketika rendah, stimulasi simpatis menyebabkan
vasokonstriksi pembuluh kutan; hal ini juga terjadi setelah aktivasi reflex baroreseptor akibat
tekanan darah rendah (misalnya kulit pucat pada perdarahan dan syok)
Dinding venula hanya sedikit lebih tebal daripada dinding kapiler. Dinding vena juga tipis dan
mudah diregangkan. Dinding vena relative mengandung sedikit otot polos, tetapi vena kostriksi
yang luas ditimbulkan oleh aktivitas saraf noradnergik vena dan oleh zat kimia seperti
norepinefrin. Seseorang didapati venospasme local jelas yang timbul pada vena superficialis
lengan bawah oleh luka. Perubahan tonus vena penting untuk penyesuaian sirkulasi.
Intima vena anggota badan, melipat bentuk vena yang mencegah aliran retrograde.
Jika salah satu tangan diangkat ke atas maka aliran darah balik vena akan lebih cepat sedangkan
aliran arteri akan terhambat sehingga tangan terlihat pucat.
Karena terjadi peningkatan tekanan yang disebabkan oleh efek gravitasi, penimbunan darah di
vena-vena yang melebar, sehingga aliran balik vena berkurang. Filtrasi menenmbus dinding
kapiler juga meningkat yang menyebabkan pergelangan kaki dan kaki membengkak, kecuali
tindakan kompensasi melawan efek gravitasi tersebut.
Perubahan perbedaan darah vena punggung dapat dipengaruhi oleh posisi tubuh. Pada orang
dewasa pada keadaan tegak, darah di pembuluh-pembuluh yang berjalan antara jantung dan kaki
ekuivalen dengan sebuah kolom darah setinggi 1,5 m. Tekanan yang ditimbulkan oleh kolom
darah ini sebesar 90 mmHg. Tekanan yang terjadi pada darah oleh jantung telah berkurang 10
mmHg di vena-vena tungkai bawah karena hilangya tekanan akibat pergesekkan di pembuluh-
pembuluh sebelumnya. Tekanan yang ditimbulkan oleh gravitasi (90mmHg), ditambah dengan
tekanan yang ditimbulkan oleh jantung(10mmHg) menghasilkan tekanan vena 100 mmHg di
pergelangan kaki dan kaki. Ketika kita berdiri dari posisi berbaring, darah akan terkumpul di
vena-vena tungkai, menyebabkan penurunan CVP (Central Venosus Presure) sehingga curah
jantung dan MAP akan menurun pula (hipotensi postural).
Pemasangan manset pada tangan membuat terhambatnya pembuluh darah vena. Aliran darah
arteri yang terhambat menyebabkan penimbunan darah kotor sehigga kuku menjadi warna biru.
Refrensi
1. Sherwood L. Fisiologi manusia; dari sel ke sistem. Edisi 6. Jakarta: Penerbit BukuKedokteran
EGC; 2012.