laporan asap
DESCRIPTION
mTRANSCRIPT
ISI1. Pengertian Kabut Asap
Asap merupakan perpaduan atau campuran karbon dioksida, air, zat yang
terdifusi di udara, zat partikulat, hidrokarbon, zat kimia organik, nitrogen oksida dan
mineral. Ribuan komponen lainnya dapat ditemukan tersendiri dalam asap.
Komposisi asap tergantung dari banyak faktor, yaitu jenis bahan pembakar,
kelembaban, temperatur api, kondisi angin dan hal lain yang mempengaruhi cuaca,
baik asap tersebut baru atau lama. Jenis kayu dan tumbuhan lain yang terdiri dari
selulosa, lignin, tanin, polifenol, minyak, lemak, resin, lilin dan tepung, akan
membentuk campuran yang berbeda saat terbakar.
Materi partikulat atau Particulate Matter (PM) merupakan bagian penting
dalam asap kebakaran untuk pajanan jangka pendek (jam atau mingguan). Materi
partikulat adalah partikel tersuspensi, yang merupakan campuran partikel solid dan
droplet cair. Karakteristik dan pengaruh potensial materi partikulat terhadap
kesehatan tergantung pada sumber, musim, dan keadaancuaca.
Materi partikulat dibagi menjadi:
Ukuran lebih dari 10 mm biasanya tidak sampai ke paru; dapat mengiritasi mata,
hidung dan tenggorokan.
Partikel kurang atau sama dengan 10 mm dapat terinhalasi sampai ke paru.
Partikel kasar (coarse particles) berukuran 2,5 – 10 mm.
Partikel halus (fine particles) berdiameter kurang dari 2,5 mm.
Partikel debu atau materi partikulat melayang (suspended particulate matter)
merupakan campuran sangat rumit berbagai senyawa organik dan anorganik di udara
dengan diameter <1 μm sampai maksimal 500 μm. Materi partikulat akan berada di
udara dalam waktu relatif lama dalam keadaan melayang dan masuk ke dalam tubuh
manusia melalui saluran pernapasan. Karena komposisi materi partikulat yang rumit
1
dan pentingnya ukuran partikulat alam menentukan pajanan, banyak istilah digunakan
untuk menyatakan materi partikulat di udara.
Beberapa istilah mengacu pada metode pengambilan sampel udara seperti suspended
particulate matter (SPM), total suspended particulate (TSP) atau ballack smoke.
Istilah lain lebih mengacu pada tempat di saluran napas, tempat materi partikulat
mengendap yaitu inhalable thoracic particulate yang terutama mengendap pada
saluran napas bagian bawah.
Partikel asap cenderung sangat kecil dengan ukuran hampir sama dengan
panjang gelombang cahaya yang terlihat atau 0,4-0,7 mm. Partikel asap tersebut
hampir sama dengan fraksi partikel PM2,5 sehingga dapat menyebar dalam cahaya
dan mengganggu jarak pandang. Partikel halus dapat terinhalasi ke dalam paru
sehingga lebih berisiko mengganggu kesehatan dibandingkan partikel lebih besar.
Polutan lain yang berbahaya adalah karbon monoksida yang tidak berwarna, tidak
berbau, yang dihasilkan dari pembakaran kayu atau material organik yang tidak
sempurna. Kadar tertinggi karbon monoksida adalah saatn smoldering, khususnya
dekat api. Poluta udara lain yang dapat mengiritasi saluran pernapasan yaitu akrolein,
formaldehid, dan benzena - karsinogen dalam jumlah lebih rendah dibandingkan
materi partikulat dan karbon monoksida. Secara umum, peningkatan kadar PM 10 μm
di udara dihubungkan
dengan:
Peningkatan berbagai keluhan pernapasan
Peningkatan kunjungan ke instansi gawat darurat
Peningkatan rawat inap dan risiko kematian
Eksaserbasi akut asma bronkial dan penyakit paru obstruktif kronik.
2. Dampak Kabut Aasap Terhadap Kesehatan
2
Penurunan kualitas udara sampai taraf membahayakan kesehatan dapat
menimbulkan dan meningkatkan penyakit saluran napas seperti infeksi saluran napas
akut (ISPA). Penderita ISPA di daerah bencana asap meningkat 1,8 – 3,8 kali
dibandingkan jumlah penderita ISPA pada periode sama tahun-tahun
sebelumnya.8,10 Pada saat kebakaran hutan tahun lalu, kualitas udara di wilayah
Kalimantan Barat sudah pada tahap membahayakan kesehatan dengan kadar debu
>1.490 μg/m3 (batas yang diperkenankan 230 μg/m3). Kabut asap akibat kebakaran
hutan telah merambah ke berbagai propinsi seperti Kalimantan Tengah, Sumatera
Utara dan Riau bahkan sudah mencapai Malaysia dan Thailand.2,5 Asap
menimbulkan iritasi mata, kulit dan gangguan saluran pernapasan yang lebih berat,
fungsi paru berkurang, bronkitis, asma eksaserbasi, dan kematian dini. Selain itu
konsentrasi tinggi partikel-partikel iritasi pernapasan dapat menyebabkan batuk terus-
menerus, batuk berdahak, kesulitan bernapas dan radang paru. Materi partikulat juga
dapat mempengaruhi system kekebalan tubuh dan fisiologi melalui mekanisme
terhirupnya benda asing ke paru. Dampak yang ditimbulkan tergantung dari individu
seperti umur, penyakit pernapasan sebelumnya, infeksi dan kardiovaskuler dan
ukuran partikel.
Zat asap kebakaran yang mengenai saluran napas:
1. Sulfur Dioksida
Pencemaran oleh sulfur dioksida terutama disebabkan oleh dua komponen
sulfur bentuk gas yang tidak berwarna, yaitu sulfur dioksida(SO2) dan Sulfur
Trioksida (SO3), dan keduanya disebut Sulfur Oksida (SOx)
Sumber dan distribusi dari Sulfur Dioksida ini adalah berasal dari pembakaran
arang,minyak bakar gas,kayu dan sebagainya. Sumber yang lainnya adalah dari
proses-proses industri seperti pemurnian petroleum,industri asam sulfat, industri
peleburan baja,dsb.
Pengaruh utama polutan Sox terhadap manusia adalah iritasi sistem pernafasan
terutama pada tenggorokan yang terjadi pada beberapa individu yang sensitif iritasi.
3
SO2 dianggap pencemar yang berbahaya bagi kesehatan terutama terhadap orang tua
dan penderita yang mengalami penyakit kronis pada sistem pernafasan kadiovaskular.
Pencegahan dari Sulfur dioksida antara lain dengan
Merawat mesin kendaraan bermotor agar tetap berfungsi dengan baik
Memasang filter pada knalpot
Memasang scruber pada cerobong asap
Merawat mesin industri agar tetap baik dan melakukan pengujian secara berkala
Menggunakan bahan bakar minyak atau batu bara dengan kadar sulfur yang
rendah, dll.
2. Carbon Monoksida
Karbon dan Oksigen dapat bergabung membentuk senyawa karbon monoksida
(CO) sebagai hasil pembakaran yang tidak sempurna dan karbondioksida (CO2)
sebagai hasil pembakaran sempurna. Karbon monoksida di lingkungan dapat
terbentuk secara alamiah, tetapi sumber utamanya adalah dari kegiatan manusia,
Karbon monoksida yang berasal dari alam termasuk dari larutan, oksida metal dari
atmosfer, pegunungan, kebakaran hutan, dan badai listrik alam.
Dampak karbon monoksida bagi kesehatan adalah penguraian HbCO yang
relatif lambat menyebabkan terhambatnya kerja molekul sel pigmen tersebut dalam
fungsinya membawa oksigen ke seluruh tubuh. Kondisi seperti ini dapat berakibat
serius, bahkan fatal, karena dapat menyebabkan keracunan. Dampak keracunan CO
berbhaya bagi orang yang telah menderita gangguan otot jantung.
3. Nitrogen Dioksida
Oksigen Nitrogen (NOx) adalah kelompok gas yang terdapat di atmosfer yang
terdiri dari Nitrogen monoksida (NO) dan Nitrogen Dioksida (NO2).
Sumber utama Nox yang diproduksi oleh manusia adalah dari pembakaran dan
kebanyakan pembakaran disebabkan oleh kendaraan bermotor, produksi energi dan
4
pembuangan sampah. Sebagian besar emisi NOx buatan manusia berasal dari
pembakaran arang, minyak, gas dan bensin.
Dampak Nitrogen Dioksida terhadap kesehatan adalah NO2 bersifat racun
terutama terhadap paru-paru. Kadar NO2 yang lebih tinggi dari 100 ppm dapat
mematikan sebagian besar binatang dan 90% dari kematian tersebut disebabkan oleh
gejala pembengkakan paru-paru (edema pulmonari).
4. Oksidan
Oksidan (O3) merupakan senyawa di udara selain oksigen yang memiliki sifat
sebagai pengoksidasi. Oksidasi adalah komponen atmosfer yang diproses oleh proses
fotokimia, yaitu suatu proses kimia yang membutuhkan sinar matahari mengoksidasi
komponen-komponen yang tak segera dioksidasi oleh oksigen. Oksidan terdiri dari
Ozon, Peroksiasetilnitrat, dan Hidrogen Peroksida
Dampak dari O3 bagi kesehatan adalah Beberapa gejala yang dapat diamati
pada manusia yang diberi perlakuan kontak dengan ozon, sampai dengan kadar 0,2
ppm tidak ditemukan pengaruh apapun, pada kadar 0,3 ppm mulai terjadi iritasi pada
hidung dan tenggorokan. Kontak dengan Ozon pada kadar 1,0–3,0 ppm selama 2 jam
pada orang-orang yang sensitif dapat mengakibatkan pusing berat dan kehilangan
koordinasi. Pada kebanyakan orang, kontak dengan ozon dengan kadar 9,0 ppm
selama beberapa waktu akan mengakibatkan edema pulmonari.
Pada kadar di udara ambien yang normal, peroksiasetilnitrat (PAN) dan
Peroksiabenzoilnitrat (PbzN) mungkin menyebabkaniritasi mata tetapi tidak
berbahaya bagi kesehatan. Peroksibenzoilnitrat (PbzN) lebih cepat menyebabkan
iritasi mata.
5. Hidrokarbon
Hidrokarbon adalah bahan pencemar udara yang dapat berbentuk gas, cairan
maupun padatan. Semakin tinggi jumlah atom karbon, unsur ini akan cenderung
berbentuk padatan. Sebagai bahan pencemar udara, Hidrokarbon dapat berasal dari
proses industri yang diemisikan ke udara dan kemudian merupakan sumber fotokimia
dari ozon. Kegiatan industri yang berpotensi menimbulkan cemaran dalam bentuk HC
5
adalah industri plastik, resin, pigmen, zat warna, pestisida dan pemrosesan karet.
Diperkirakan emisi industri sebesar 10 % berupa HC.
Tabel 1.Pengaruh hidrokarbon pada kesehatan manusia
Jenis Hidrokarbon Kosentarsi
(ppm)
Dampak Kesehatan
Benzene (C6H6) 100 Iritasi membran mukosa
3.000 Lemas setelah setengah sampai satu jam
7.500 Pengaruh sangat brbahaya setelah
pemaparan satu jam
20.000 Kematian setelah pemaparan 5-10 menit
Toluena (C7H8) 200 Pusing, lemah , dan bekunang-kunang
setelahpemaparan 8 jam
600 Kehilangan koordinasi bola mata terbalik
setelah pemaparan 8 jam
6. Khlorin
Gas Khlorin ( Cl2) adalah gas berwarna hijau dengan bau sangat menyengat.
Berat jenis gas khlorin 2,47 kali berat udara dan 20 kali berat gas hidrogen khlorida
yang toksik. Gas khlorin sangat terkenal sebagai gas beracun yang digunakan pada
perang dunia ke-1.
Karena banyaknya penggunaan senyawa khlor di lapangan atau dalam industri
dalam dosis berlebihan seringkali terjadi pelepasan gas khlorin akibat penggunaan
yang kurang efektif. Hal ini dapat menyebabkan terdapatnya gas pencemar khlorin
dalam kadar tinggi di udara.
Selain bau yang menyengat gas khlorin dapat menyebabkan iritasi pada mata
saluran pernafasan. Apabila gas khlorin masuk dalam jaringan paru-paru dan bereaksi
dengan ion hidrogen akan dapat membentuk asam khlorida yang bersifat sangat
korosif dan menyebabkan iritasi dan peradangan.
6
7. Partikel Debu
Partikulat debu melayang (Suspended Particulate Matter/SPM) merupakan
campuran yang sangat rumit dari berbagai senyawa organik dan anorganik yang
terbesar di udara dengan diameter yang sangat kecil, mulai dari <>Dampak partikel
debu terhadap kesehatan dapat mengganggu saluran pernafasan bagian atas dan
menyebabkan iritasi. Selain dapat berpengaruh negatif terhadap kesehatan, partikel
debu juga dapat mengganggu daya tembus pandang mata dan juga mengadakan
berbagai reaksi kimia di udara.
8. Timah Hitam
Timah hitam ( Pb ) merupakan logam lunak yang berwarna kebiru-biruan atau
abu-abu keperakan dengan titik leleh pada 327,5°C dan titik didih 1.740°C pada
tekanan atmosfer.Gangguan kesehatan adalah akibat bereaksinya Pb dengan gugusan
sulfhidril dari protein yang menyebabkan pengendapan protein dan menghambat
pembuatan haemoglobin, Gejala keracunan akut didapati bila tertelan dalam jumlah
besar yang dapat menimbulkan sakit perut muntah atau diare akut. Gejala keracunan
kronis bisa menyebabkan hilang nafsu makan, konstipasi lelah sakit kepala, anemia,
kelumpuhan anggota badan, Kejang dan gangguan penglihatan.
7
Tabel 2. Pengaruh polutan asap kebakaran pada sistem pernapasan dan organ lain.
3. Pengaruh Kabut Asap Terhadap Keselamatan Kerja
Ada 5 faktor yang menyebabkan gangguan pada keselamatan dan daya kerja
seorang tenaga kerja, yang biasanya dilakukan dalam suatu lingkungan, yang
berakibat pada keselamatan jasmani dan rohani.
1. Faktor fisik yang meliputi : penerangan, suhu udara, kelembaban, vibrasi
mekanis, radiasi, tekanan udara.
2. Faktor kimia yang meliputi : gas, uap, debu, kabut, asap awan, cairan dan benda
padat.
3. Faktor biologi yang meliputi : tumbuhan dan hewan.
4. Faktor fisiologis yang meliputi : konstruksi mesin, sikap dan cara kerja.
5. Faktor mental - psikologis meliputi : suasana kerja, hubungan kerja.
8
Faktor - faktor tersebut diatas dalam jumlah yang cukup dapat mengganggu daya
kerja seseorang tenaga kerja, sebagai misal :
1. Penerangan yang kurang cukup instensitasnya menyebabkan kelelahan mata dan
jika terlalu silau mengakibatkan terjadinya kecelakaan.
2. Kegaduhan mengganggu daya ingat, konsentrasi pikiran dan berakibat
kelelahan psikologis, apabila pada tingkat yang lebih tinggi menyebabkan pekak atau
tuli.
3. Radiasi sinar-sinar rontgen atau sinar radio aktif yang menyebabkan antara lain
kelainan kulit, radiasi sinar ultra merah bisa mengakibatkan katarak pada lensa mata
sedangkan sinar ultra violet menjadi sebab consuctivities photo eletrika.
4. Debu menyebabkan / penyakit paru-paru diantaranya silicosis, asbestosis dan
lain-lain.
5. Uap yang menyebabkan metal fume fever / uap logam yang terhirup
mengakibatkan suhu badan naik / panas.
6. Gas misalnya keracunan oleh CO.
7. Larutan yang menyebabkan dermatitis atau radang kulit diakibatkan kontak
dengan bahan kimia atau kuman
Dalam faktor-faktor yang telah diuraikan diatas, dapat disimpulkan kabut asap
dapat membahayakan keselamatan kerja. Kabut asap mengandung komposisi kimia
yang sangat membahayakan bagi tubuh, terutama paru-paru. Hal tersebut akan
menyebabkan timbulnya gangguan pada pernapasan. Selain membahayakan
kesehatan kabut asap dapat menyebabkan terjadinya gangguan penerangan.
Penerangan merupakan salah satu aspek penting guna mendukung suatu pekerjaan.
Gangguan penerangan akan menyebabkan terganggunya penglihatan yang sangat
mempengaruhi seseorang dalam menyelesaikan pekerjaan. Dengan terganggunya
penglihatan akan menimbulkan resiko terjadinya kecelakaan kerja sangat besar.
9
4. Pencegahan Dan Penanganan Penyakit Yang Disebabkan Kabut Asap
Upaya terbaik tentu mencegah kebakaran hutan, ini perlu jadi prioritas utama.
Karena keterbatasan sarana kesehatan dalam mencegah bahaya kebakaran hutan maka
usaha pencegahan paling utama adalah mengatasi sumbernya yaitu memadamkan
kebakaran itu sendiri. Perlu dibina kerjasama lintas sektoral kesehatan, lingkungan
hidup dan pihak meteorologi yang baik untuk memantau polusi akibat kebakaran
hutan. Kalau asapnya telah menyebar, perlu dilakukan berbagai tindakan untuk
melindungi masyarakat luas dari pajanan asap.
Masyarakat sedapat mungkin melindungi dirinya sendiri dari pajanan asap dan
pemerintah setempat memberikan penyuluhan tentang bahaya dan cara pencegahan
kebakaran hutan. Saat ini cara pencegahan yang banyak digunakan adalah pemakaian
masker karena relatif murah dan dapat disebarluaskan tetapi efektivitasnya masih
dipertanyakan. National Institute of Occuposional Safety and Health (NIOSH) telah
melakukan pengujian di Amerika Serikat dan menetapkan beberapa jenis masker
yang mampu menyaring lebih dari 99% partikel silika berukuran 0,5 μm.
Beberapa badan kesehatan lain erekomendasikan masker yang baik yaitu
mampu menyaring lebih dari 95% partikel > 0,3 μm dan biasanya diberi kode R95,
N95, atau P95. Masker ini harus dipasang dengan cukup rapat sehingga udara tidak
dapat masuk di selasela pinggiran masker dan kulit wajah; hal yang tidak mudah
dilakukan. Alat bantu napas bisa digunakan setelah penatalaksanaan lain yang lebih
efektif, antara lain dengan mengurangi pajanan, termasuk tinggal di dalam rumah,
dan mengurangi aktivitas, terutama pada individu yang sensitif.
KESIMPULAN
10
1. Kabut asap bayak mengandung senyawa yang sangat berbahaya
2. Kabut asap dapat menimbulkan ketidakseimbangan ekosistem yang akan
mempengaruhi lingkungan
3. Kabut asap menyebabkan gangguan kesehatan terutama bagian pernapasan
4. Kabut asap menyebabkan gangguang keselamatan dalam bekerja yang
5. Gunakan masker sebagai pencegahan terjadinya gangguan kesehatan terhadap
kabut asap
DAFTAR PUSTAKA
11
Rumajomi HB.2006. Kebakaran hutan di Indonesia dan dampaknya terhadap
kesehatan [M 1. akalah pengantar Filsafah Sains, Program Pasca Sarjana].
Bogor: Institut PertanianBogor.
Aditama TY.1999. Dampak asap kebakaran hutan terhadap kesehatan paru. Jakarta:
YP IDI & IDKI.
Brauer M.2007. Health impact of biomass air pollution. WHO. [cited 2007 Nov 4].
Available from: http//www.firesmokeheealth.org.
Anonim.2011.National Interagency Fire Center. The science of wildland fire.
[dikunjungi Januari 2011]. Diambil dari
www.nifc.gov/preved/comm_guide/wildfire/fire 4.html.
Anonim.2011.Departemen Kesehatan. Parameter pencemar udara dan dampaknya
terhadap kesehatan. [Dikunjungi Januari 2011]. Diambil
dari :www.depkes.go.id/ downloads/udara.pdf
12