laporan akhir pengembangan sekolah …lppm.undiksha.ac.id/p2m/document/laporan_akhir... · guru sd...

42
LAPORAN AKHIR PENGEMBANGAN SEKOLAH BERKARAKTER PENINGKATAN KOMPETENSI GURU SEKOLAH DASAR DALAM MENGEMBANGKAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KARAKTER MELALUI MODEL PENDAMPINGAN DENGAN POLA LESSON STUDY DI SEKOLAH DASAR NEGERI 4 DAN 7 BANYUNING TIM PELAKSANA Dr. I Nyoman Suardana, M.Si. (NIDN: 0023116603)) Prof. Dr. Ketut Suma, M.S. (NIDN: 0001015913) Prof. Dr. Ida Bagus Putu Arnyana, M.Si (NIDN: 0031125821) Dibiayai dari Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) Universitas Pendidikan Ganesha dengan SPK Nomor: 244/UN48.15/LPM/2014 Tanggal 5 Maret 2015 JURUSAN PENDIDIKAN KIMIA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA 2015

Upload: lexuyen

Post on 05-Mar-2018

232 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

0

LAPORAN AKHIR

PENGEMBANGAN SEKOLAH BERKARAKTER

PENINGKATAN KOMPETENSI GURU SEKOLAH DASARDALAM MENGEMBANGKAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KARAKTER

MELALUI MODEL PENDAMPINGAN DENGAN POLA LESSON STUDYDI SEKOLAH DASAR NEGERI 4 DAN 7 BANYUNING

TIM PELAKSANA

Dr. I Nyoman Suardana, M.Si. (NIDN: 0023116603))Prof. Dr. Ketut Suma, M.S. (NIDN: 0001015913)

Prof. Dr. Ida Bagus Putu Arnyana, M.Si (NIDN: 0031125821)

Dibiayai dari Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA)Universitas Pendidikan Ganesha dengan SPK Nomor: 244/UN48.15/LPM/2014

Tanggal 5 Maret 2015

JURUSAN PENDIDIKAN KIMIAFAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA2015

0

HALAMAN PENGESAHAN

1. Judul Program : Peningkatan Kompetensi Guru Sekolah Dasardalam Mengembangkan Pembelajaran Pendidikan Karaktermelalui Model Pendampingan dengan Pola Lesson StudyDi Sekolah Dasar Negeri 4 dan 7 Banyuning

2. Ketua Pelaksana

Nama Lengkap : Dr. I Nyoman Suardana, M.Si. Jenis Kelamin : Laki-Laki NIDN : 0023116603 Disiplin Ilmu : Pendidikan Kimia Pangkat/Golongan : Pembina/IVa Jabatan : Lektor Kepala Fakultas/Jurusan : MIPA/Pendidikan Kimia Alamat Kantor : Jalan Udayana Singaraja Bali Telp/Faks/E-mail : (0362) 26327/(0362) 25735/[email protected] Alamat Rumah : Jalan Bisma Gang Nusa Indah No. 10 Singaraja Bali Telp/Faks/E-mail : 081936009408/[email protected]

3. Jumlah Anggota Pelaksana : 2 Orang4. Lokasi Kegaiatan Nama Desa : Kelurahan Banyuning Kecamatan : Buleleng Kabupaten/Kota : Buleleng Propinsi : Bali

5. Biaya yang Disetujui : Rp. 28.200.000,- (Dua puluh delapan juta dua ratus riburupiah)

6. Lama Kegiatan : 7 bulan

ii

0

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadapan Ida Hyang Widhi Wasa, Tuhan Yang

Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat

menyelesaikan laporan pengabdian kepada masyarakat (P2M). P2M ini berjudul

"Peningkatan Kompetensi Guru Sekolah Dasar dalam Mengembangkan Pembelajaran

Pendidikan Karakter Melalui Model Pendampingan dengan Pola Lesson Study Di Sekolah Dasar

Negeri 4 dan 7 Banyuning." Kegiatan P2M ini dilakukan untuk meningkatkan pemahaman

dan keterampilan guru-guru SD Negeri 4 dan 7 Banyuning dalam mengembangkan dan

mengimplementasikan perangkat pembelajaran pendidikan karakter dengan pola

Lessson Study. P2M ini dilaksanakan dalam bentuk seminar dan pelatihan serta

pendampingan kepada guru-guru dalam mengimplementasikan perangkat pembelajaran

yang telah dikembangkan dengan pola lesson study.

Terima kasih penulis sampaikan kepada Lembaga Pengabdian kepada

Masyarakat UNDIKSHA yang telah membiayai kegiatan P2M ini dan pihak-pihak yang

telah membantu terlaksananya kegiatan ini, terutama kepada kepala sekolah dan guru-

guru SD Negeri 4 dan 7 Banyuning yang hadir dalam kegiatan seminar dan pelatihan

serta implementasi perangkat pembelajaran pendidikan karakter. Akhirnya, semoga

hasil P2M ini berguna dan dapat memberikan sumbangan yang berarti bagi peningkatan

mutu pendidikan di Indonesia dan tumbuhnya nilai-nilai karakter peserta didik.

iii

0

PENINGKATAN KOMPETENSI GURU SEKOLAH DASARDALAM MENGEMBANGKAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KARAKTER

MELALUI MODEL PENDAMPINGAN DENGAN POLA LESSON STUDYDI SEKOLAH DASAR NEGERI 4 DAN 7 BANYUNING

ABSTRAK

Sekolah Dasar Negeri 4 dan 7 Banyuning pernah menerapkan kurikulum 2013 padaSemester Ganjil Tahun Peljaran 2014/2015. Semua guru sudah mendapat pelatihandalam menerapkan kurikulum 2013. Namun, mereka menyatakan masih belummemahami secara baik konsep dan aplikasi kurikulum 2013. Mereka mengalamipermasalahan terutama dalam melakukan evaluasi terhadap aspek sikap danmenanamkan pendidikan karakter kepada peserta didik. Guru-guru dan kepala sekolahjuga belum memahami tentang lesson study. Kegiatan P2M ini bertujuan membantuguru-guru SD Negeri 4 dan 7 Banyuning dalam meningkatkan kompetensinya dalammengembangkan pembelajaran pendidikan karakter melalui model pendampingandengan pola lesson study. Sasaran kegiatan P2M ini adalah guru-guru dan kepala SDNegeri 4 dan 7 Banyuning. Metode pelaksanaan P2M adalah metode seminar danpelatihan serta pendampingan dengan pola lesson study. Seminar dan pelatihandilaksanakan tanggal 6, 7, dan 8 Juni 2015, sedangakan implementasinya tanggal 5, 12,19, 26 September 2015. Kegiatan seminar dan pelatihan dihadiri oleh 16 peserta gurudari SD Negeri 4 dan 7 Banyuning, kepala SD Negeri 4 dan 7 Banyuning, 1 orangpengawas pendidikan dasar, dan 5 mahasiswa Jurusan Pendidikan Kimia FMIPAUNDIKSHA. Hasil P2M menunjukkan bahwa kegiatan P2M ini dapat meningkatkan: 1)pemahaman guru-guru SDN 4 dan 7 Banyuning tentang konsep dan implementasikurikulum 2013, pendidikan karakter, dan lesson study, 2) kompetensi guru-guru SDN 4dan 7 Banyuning dalam mengembangkan, mengimplemnetasikan, dan mengevaluasipembelajaran pendidikan karakter, dan 3) kompetensi guru-guru SDN 4 dan 7Banyuning dalam melaksanakan lesson study. Kegiatan P2M mendapat respon positifdari guru-guru yang terlibat dalam kegiatan seminar dan pelatihan.

Kata-kata kunci: pendidikan karakter, kurikulum 2013, lesson study, Banyuning

iv

0

DAFTAR ISI

Halaman

JUDUL ...................................................................................................................... . i

HALAMAN PENGESAHAN ................................................................... ................ ii

KATA PENGANTAR ................................................................................................... iii

ABSTRAK ................................................................................................................. iv

DAFTARA ISI ...................................................................................... ....................... v

DAFTAR TABEL ...................................................................................... ................ vi

DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... ........... vii

BAB I PENDAHULUAN ......................................................................................... 1

1.1 Analisis Situasi ......................................................................................... 1

1.2 Identifikasi dan Perumusan Masalah ....................................................... 2

1.3 Tujuan Kegiatan ........................................................................................ 3

1.4 Manfaat Kegiatan .................................................................................... 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ................................................................................. 5

2.1 Pendidikan Karakter .................................................................................. 5

2.2 Nilai-nilai Pendidikan Karakter …………………………………………. 6

2.3 Prinsip-prinsip Pendidikan Karakter …………...……………………… 8

2.4 Pendidikan Karakter secara Terintegrasi dalam Pembelajaran ……….. 9

BAB III METODE PELAKSANAAN ……………………………...………..…… 18

3.1 Khalayak Sasaran .................................................................................... 18

3.2 Metode Pelaksanaan …...……................................................................ 18

3.3 Rencana Kegiatan ..……………………………………………………. 18

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ……………………………………….……. 19

BAB V PENUTUP ………………….......................................................................... 25

5.1 Simpulan ........................................... ................................................... 25

5.2 Saran ........................................................................................................25

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................. 26

LAMPIRAN-LAMPIRAN

v

0

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2.1. Nilai dan Deskripsi Nilai Pendidikan Budaya dan Karakter Bangsa ......... 7

Tabel 4.1. Respon Guru terhadap Seminar dan Pelatihan ……...………….....…….. 20

vi

0

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1 Foto Pembukaan Seminar dan pelatihan (Sambutan Ketua LPM)….......... 29

Gambar 2 Foto Peserta Mengikuti Acara Pembukaan Seminar dan Pelatihan….……. 29

Gambar 3 Foto Peserta Berlatih Mengembangkan Perangkat Pembelajaran ……… . 30

Gambar 4 Foto Peserta Dibimbing Mengembangkan Perangkat Pembelajaran ............ 30

Gambar 5 Foto Implementasikan Perangkat Pembelajaran oleh Guru Model 1 ..…... 31

Gambar 6 Foto Implementasikan Perangkat Pembelajaran oleh Guru Model 2 ...…. 31

Gambar 7 Foto Implementasikan Perangkat Pembelajaran oleh Guru Model 3 ........... 32

Gambar 8 Foto Implementasikan Perangkat Pembelajaran oleh Guru Model 4..….… 32

Gambar 9 Foto Observasi Implementasi Pembelajaran …………………………….. 33

Gambar 10 Foto Siswa Berdiskusi Mengerjakan Tugas Dibimbing oleh Guru …….. 33

Gambar 11 Foto-Foto Refleksi Pembelajaran .........…………………………...……. 35

vii

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Analisis Situasi

Sekolah Dasar Negeri (SDN) 4 dan 7 Banyuning merupakan dua sekolah dari

delapan sekolah dasar di Kelurahan Banyuning yang beralamat sama, yaitu di Jalan

Gempol 36a Singaraja Lingkungan Banyuning Barat Kabupaten Buleleng Propinsi Bali.

Pada saat ini (tahun 2015), SDN 4 Banyuning memiliki 6 rombongan belajar (rombel),

sedangkan SDN 7 Banyuning memiliki 5 rombel; SDN 7 Banyuning tidak memiliki

siswa kelas IV. Sarana dan prasarana (sumber daya) di sekolah ini sudah memadai

untuk mendukung pelaksanaan proses pembelajaran. Guru di SDN 4 Banyuning

berjumlah 9 orang, terdiri atas 6 guru PNS, 2 guru honorer, dan 1 guru PTT kabupaten.

Sementara itu, di SDN 7 Banyuning, jumlah guru juga sebanyak 9 orang, terdiri atas 8

guru PNS dan satu guru honorer. Guru-guru ini memiliki kualitas yang cukup baik dan

tidak jauh berbeda dengan guru-guru sekolah-sekolah lain di Kabupaten Buleleng. Di

SDN 4 dan 7 Banyuning memiliki masing-masing seorang tenaga administrasi honorer.

Beberapa prestasi yang pernah diraih oleh SDN 7 Banyuning adalah sebagai

berikut. 1) Juara II Lomba Membuat Daksina Antar SD Kecamatan Buleleng Tahun

2010. 2) Juara II Lomba Membuat Klatkat Antar SD Kecamatan Buleleng Tahun 2010.

3) Juara III Lomba Menggambar Tingkat SD Se–Kecamatan Buleleng Tahun 2010. 4)

Juara I Cerdas Cermat Agama Hindu Antar Gugus Dalam Lomba PHDI Tk. Kecamatan

Tahun 2010. 5) Juara I Cerdas Cermat PHDI Tingkat Kabupaten Tahun 2010. 6) Juara

III Cerdas Cermat Agama Tingkat Provinsi Tahun 2010. 7) Juara I Cerdas Cermat

Agama Hindu (Widya Sabha) Tingkat Kecamatan Buleleng Tahun 2011. 8) Juara I

Cerdas Cermat Agama Hindu (Widya Sabha) Tingkat Kabupaten Buleleng Tahun 2011.

9) Juara II Cerdas Cermat Agama Hindu (Widya Sabha) Tingkat Provinsi Tahun 2011.

10) Juara I Cerdas Cermat Agama Hindu Tingkat Kecamatan (Kementrian Agama).

Tahun 2011. 11) Juara I Cerdas Cermat Agama Hindu Tingkat Kabupaten Buleleng

(Kementrian Agama) Tahun 2011. 12) Juara I Cerdas Cermat Agama Hindu Tingkat

Provinsi (Kementrian Agama) Tahun 2011. 13) Juara Harapan I dan II Lomba

Menggambar Festival Surprize Berhadiah Dari BPR Indra Candra Tahun 2011. Dari

2

prestasi yang telah diraih oleh sekolah ini, menunjukkan bahwa sekolah ini memiliki

kualitas yang cukup baik.

Hasil wawancara dengan para guru dan kepala SDN 4 dan 7 Banyuning (2014),

dinyatakan bahwa kedua sekolah ini baru menerapkan kurikulum 2013 pada Semester

Ganjil Tahun Peljaran 2014/2015 yang diterapkan pada siswa Kelas I, II. IV, dan V.

Semua guru sudah mendapat pelatihan dalam menerapkan kurikulum 2013. Namun,

mereka menyatakan masih belum memahami secara baik konsep dan aplikasi kurikulum

2013. Mereka mengalami permasalahan terutama dalam melakukan evaluasi terhadap

aspek sikap dan menanamkan pendidikan karakter kepada peserta didik. Guru-guru dan

kepala sekolah juga belum memahami tentang lesson study. Lesson study merupakan

salah satu program pembinaan profesi guru yang dapat dilakukan untuk meningkatkan

kualitas pembelajaran. Guru-guru ini sangat berharap agar pihak UNDIKSHA dapat

membantu dalam mendampingi mereka dalam melaksanakan kurikulum 2013,

mengembangkan pembelajaran pendidikan karakter, dan memberikan wawasan tentang

lesson study. Untuk itu, penulis memandang sangat perlu dilakukan pendampingan bagi

guru-guru SDN 4 dan 7 Banyuning dalam melaksanakan kurikulum 201/3 dan

mengembangkan pendidikan karakter. Kegaiatan ini akan dilakukan menggunakan pola

lesson study dengan memberikan pelatihan dan pendampingan kepada guru-guru dari

tahap perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi pembelajaran pendidikan karakter sesuai

kurikulum 2013 sehingga pembelajaran yang dilakukan mampu meningkatkan hasil

belajar dan menumbuh kembangkan karakter peserta didik secara optimal.

1.2 Identifikasi dan Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian yang disajikan pada analisis situasi di atas, dapat

diidentifikasi beberapa masalah sebagai berikut.

a. Guru-guru SD Negeri 4 dan 7 Banyuning belum memiliki pemahaman yang

memadai tentang konsep dan aplikasi kurikulum 2013

b. Guru-guru SD Negeri 4 dan 7 Banyuning mengalami permasalahan dalam

melakukan evaluasi sikap dan menanamkan pendidikan karakter pada peserta didik

c. Guru-guru SD Negeri 4 dan 7 Banyuning belum memiliki pemahaman tentang

lesson study

d. Guru-guru SD Negeri 4 dan 7 Banyuning belum memiliki pemahaman dalam

mengembangan pembelajaran pendidikan karakter

3

Berdasarkan identifikasi masalah di atas, rumusan masalah yang dicarikan

solusinya melalui kegiatan pengabdian pada masyarakat adalah apakah model

pendampingan dengan pola lesson study yang dilakukan dapat meningkatkan

kompetensi guru-guru SD Negeri 4 dan 7 Banyuning dalam dalam mengembangkan

pembelajaran pendidikan karakter. Rumusan masalah ini dapat dirinci lebih lanjut

menjadi beberapa masalah sebagai berikut

a. Bagaimanakah peningkatan pemahaman guru-guru SDN 4 dan 7 Banyuning tentang

konsep dan implementasi kurikulum 2013?

b. Bagaimanakah peningkatan kompetensi guru-guru SDN 4 dan 7 Banyuning dalam

mengembangkan perangkat pembelajaran pendidikan karakter?

c. Bagaimanakah peningkatan kompetensi guru-guru SDN 4 dan 7 Banyuning dalam

mengimplementasikan perangkat pembelajaran pendidikan karakter?

d. Bagaimanakah peningkatan kompetensi guru-guru SDN 4 dan 7 Banyuning dalam

melakukan evaluasi atau penilaian sikap peserta didik?

e. Bagaimanakah peningkatan kompetensi guru-guru SDN 4 dan 7 Banyuning dalam

melaksanakan lesson study?

1.3 Tujuan Kegiatan

Berdasarkan uraian yang disajikan pada analisis situasi di atas maka tujuan

kegiatan P2M ini adalah sebagai berikut.

1 Meningkatkan pemahaman guru-guru SDN 4 dan 7 Banyuning tentang konsep dan

implementasi kurikulum 2013.

2 Meningkatkan kompetensi guru-guru SDN 4 dan 7 Banyuning dalam

mengembangkan perangkat pembelajaran pendidikan karakter.

3 Meningkatkan kompetensi guru-guru SDN 4 dan 7 Banyuning dalam

mengimplementasikan perangkat pembelajaran pendidikan karakter.

4

4 Meningkatkan kompetensi guru-guru SDN 4 dan 7 Banyuning dalam melakukan

evaluasi atau penilaian sikap peserta didik.

5 Meningkatkan kompetensi guru-guru SDN 4 dan 7 Banyuning dalam melaksanakan

lesson study.

1.4 Manfaat Kegiatan

Manfaat yang diperoleh oleh peserta setelah mengikuti kegiatan P2M ini dapat

dirumuskan sebagai berikut.

1. Guru-guru SDN 4 dan 7 Banyuning mendapatkan informasi dan keterampilan

dalam melaksanakan kurikulum 2013.

2. Guru-guru SDN 4 dan 7 Banyuning mendapatkan informasi dan keterampilan

mengembangkan pembelajaran pendidikan karakter.

3. Guru-guru SDN 4 dan 7 Banyuning mendapatkan informasi dan keterampilan

dalam melaksanakan lesson study.

4. Guru-guru SDN 4 dan 7 Banyuning memiliki pemahaman dan keterampilan dalam

mengembangkan pembelajaran pendidikan karakter melalui lesson study sehingga

profesionalisme guru senantiasa dapat ditingkatkan dan para siswa memiliki

karakter yang lebih baik sebagai pondasi untuk menjalani kehidupan yang lebih

baik dan bermartabat.

5

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pendidikan Karakter

Karakter menurut Pusat Bahasa Depdiknas (Kemendiknas, 2010) adalah

bawaan, hati, jiwa, kepribadian, budi pekerti, perilaku, personalitas, sifat, tabiat, watak.

Individu yang berkarakter baik atau unggul adalah seseorang yang berusaha melakukan

hal-hal yang terbaik terhadap Tuhan Yang Maha Esa, dirinya, sesama, lingkungan,

bangsa dan Negara serta dunia internasional pada umumnya dengan menggunakan

potensi (pengetahuan) dirinya dan disertai dengan kesadaran, emosi dan motivasi.

David Elkind dan Freddy Sweet (Supriadi, nd) menyatakan bahwa pendidikan

karakter merupakan upaya untuk membantu peserta didik memahami, peduli, dan

berprilaku sesuai nilai-nilai etika yang berlaku. Lebih lanjut dijelaskan bahwa

pendidikan karakter adalah segala sesuatu yang dilakukan guru, yang mampu

mempengaruhi karakter peserta didik. Guru membantu membentuk watak peserta didik

melalui keteledanan bagaimana prilaku guru, cara guru berbicara atau menyampaikan

materi, bagaimana guru bertoleransi, dan berbagai terkait lainnya.

Penyelenggaraan pendidikan karakter di sekolah harus berpijak kepada nilai-

nilai karakter dasar, yang selanjutnya dikembangkan menjadi nilai-nilai yang lebih

banyak sesuai dengan kebutuhan, kondisi, dan lingkungan sekolah. Menurut para ahli

psikologi (Kemdiknas, 2010), beberapa nilai karakter dasar tersebut adalah: cinta

kepada tuhan dan ciptaan-Nya (alam beserta isinya), tanggang jawab, jujur, hormat dan

santun, kasih saying, peduli, kerjasama, percaya diri, kreatif, kerja keras, pantang

menyerah, keadilan dan kepemimpinan, baik dan rendah hati, tolerasi, cinta damai, dan

cinta persatuan. Pendapat lain menyatakan bahwa karakter dasar manusia terdiri atas:

dapat dipercaya, rasa hormat dan perhatian, peduli, jujur, tanggung jawab,

kewarganegaraan, ketulusan, berani, tekun, disiplin, visioner, adil, dan punya identitas.

Pendidikan karakter bukan sekedar mengajarkan mana yang benar dan mana

yang salah, lebih dari itu, pendidikan karakter menanamkan kebiasaan (habituation)

tentang hal mana yang baik sehingga peserta didik menjadi paham (kognitif) tentang

mana yang benar dan salah, mampu merasakan (afektif) nilai yang baik dan biasa

melakukannya (psikomotor). Dengan kata lain, pendidikan karakter yang baik harus

6

melibatkan bukan saja aspek “pengetahuan yang baik (moral knowing), akan tetapi juga

“merasakan dengan baik atau loving good (moral feeling), dan perilaku yang baik

(moral action). Pendidikan karakter menekankan pada habit atau kebiasaan yang terus-

menerus dipraktikkan dan dilakukan (Kemendiknas, 2011).

Dimensi-dimensi yang temasuk dalam moral knowing yang akan mengisi ranah

kognitif adalah kesadaran moral (moral awareness), pengetahuan tentang nilai-nilai

moral (knowing moral value), penentuan sudut pandang (perspective taking), logika

moral (moral reasoning), keberanian mengambil sikap (decision making), dan

pengenalan diri (self knowledge). Moral feeling merupakan penguatan aspek emosi

peserta didik untuk menjadi manusia berkarakter. Penguatan ini berkaitan dengan

bentuk-bentuk sikap yang harus yang arus dirasakan oleh peserta didik, yaitu kesadaran

akan jati diri (conscience), percaya diri (self esteem), kepekaaan terhadap derita orang

lain (emphaty), cinta kebenaran (loving the good), pengendalian diri (self control),

kerendahan hati (humility). Moral action merupakan perbuatan atau tindakan moral

yang merupakan hasil (outcome) dari dua komponen karakter lainnya. Untuk

memahami apa yang mendorong seseorang dalam perbuatan baik (act morally) maka

dilihat tiga aspek lain dari karakter, kompetensi (competence), keinginan (will), dan

kebiasaan (habit).

Bardasarkan grand design yang dikembangkan Kemdiknas (2010) secara

psikologi dan sosial kultural pembentukan karakter dalam diri individu merupakan

fungsi dari seluruh potensi individu (kognitif, afektif, dan psikomotorik) dalam konteks

interaksi sosial kultural (dalam keluarga, sekolah dan masyarakat) dan berlangsung

sepanjang hayat. Konfigurasi karakter dalam konteks totalitas proses psikologi dan

sosial kultural tersebut dapat dikelompokkan dalam: olah hati (spiritual and emotional

development), olah pikir (intellectual development), olah raga dan kinestik (physical and

kinesthetic development), dan olah rasa dan karsa (affective and creativity development).

2.2 Nilai-nilai Pendidikan Karakter

Nilai-nilai yang dikembangkan dalam pendidikan karakter diindentifikasi dari

sumber: (1) agama, (2) pancasila, (3) budaya, dan (4) tujuan pendidikan nasional

(Afandi, 2011). Berdasarkan sumber di atas, teridentifikasi nilai-nilai untuk pendidikan

karakter seperti yang ditunjukkan pada Tabel 2.1.

7

Tabel 2,1 Nilai dan Deskripsi Nilai Pendidikan Budaya dan Karakter Bangsa

No Nilai Karakter Deskripsi

1 Religius Pikiran, perkataan, dan tindakan seseorang yang diupayakanselalu berdasarkan pada nilai-nilai ketuhanan dan/atau ajaranagamanya

2 Jujur Perilaku yang didasarkan pada upaya menjadikan dirinyasebagai orang yang selalu dapat dipercaya dalam perkataan,tindakan, dan pekerjaan

3 Toleransi Sikap dan tindakan yang menghargai perbedaan agama, suku,etnis, pendapat, sikap, dan tindakan orang lain yang berbedadari dirinya

4 Disiplin Tindakan yang menunjukkan perilaku tertib dan patuh padaberbagai ketentuan dan peraturan

5 Kerja Keras Perilaku yang menunjukkan upaya sungguh-sungguh dalammengatasi berbagai hambatan belajar dan tugas sertamenyelesaikan tugas dengan sebaik-baiknya

6 Kreatif Berpikir dan melakukan sesuatu yang menghasilkan cara atauhasil baru berdasarkan apa yang telah dimiliki

7 Mandiri Sikap dan perilaku yang tidak mudah tergantung pada oranglain dalam menyelesaikan tugas-tugas

8 Demokratis Cara berpikir, bersikap dan bertindak yang menilai sama hakdan keewajiban dirinya dan orang lain

9 Rasa ingin tahu Sikap dan tindakan yang selalu berupaya untuk mengetahuilebih mendalam dan meluas dari apa yang dipelajarinya, dilihat,dan didengar

10 Semangatkebangsaan

Cara berpikir, bertindak, dan wawasan yang menempatkankepentingan bangsa dan Negara di atas kepentingan diri dankelompoknya

11 Cinta tanah air Cara berpikir, bersikap, dan berbuat yang menunjukkankesetiaan, kepedulian, dan penghargaan yang tinggi terhadapbahasa, lingkungan fisik, sosial, budaya, ekonomi, dan politikbangsanya

12 Menghargaiprestasi

Sikap dan tindakan yang mendorong dirinya untukmenghasilkan sesuatu yang berguna bagi masyarakat, danmengakui dan menghormati keberhasilan orang lain

13 Bersahabat/komunikatif

Tindakan yang memperlihatkan rasa senang berbicara, bergaul,dan bekerjasama dengan orang lain

14 Cinta damai Sikap, perkataan, dan tindakan yang mneyebabkan orang lainmerasa senang dan aman atas`kehadiran dirinya

15 Senang Kebiasaan menyediakan waktu untuk membaca berbagai

8

membaca bacaan yang memberikan kebajikan bagi dirinya

16 Peduli sosial Sikap dan tindakan yang selalu ingin memberi bantuan kepadaorang lain dan masyarakat yang membutuhkannya

17 Pedulilingkungan

Sikap dan tindakan yang selalu berupaya mencegah kerusakanlingkungan alam sekitarnya, dan mengembangkan upaya-upayauntuk memperbaiki kerusakan alam yang sudah terjadi

18 Tanggungjawab

Sikap dan perilaku untuk melaksanakan tugas dankewajibannya yang seharusnya dia lakukan terhadap dirisendiri, masyarakat, lingkungan (alam, sosial dan budaya),Negara dan Tuhan YME

Meskipun telah dirumuskan 18 nilai pembentuk karakter bangsa, namun satuan

pendidikan dapat menentukan prioritas pengembangannya untuk melanjutkan nilai-nilai

prakondisi yang telah dikembangkan. Pemilihan nilai-nilai tersebut beranjak dari

kepentingan dan kondisi satuan pendidikan masing-masing, yang dilakukan melalui

analisis konteks sehingga dalam implementasinya dimungkinkan terdapat perbedaan

jenis nilai karakter yang dikembangkan antara satu sekolah dan/atau daerah yang satu

dengan lainnya. Implementasi nilai-nilai karakter yang akan dikembangkan dapat

dimulai dari nilai-nilai yang esensial, sederhana, dan mudah dilaksanakan, seperti:

bersih, rapi, nyaman, disiplin, sopan dan santun.

2.3 Prinsip-prinsip Pendidikan Karakter

Menurut Asosiasi Lembaga Pendidikan Tenaga Pendidikan Indonesia (dalam

Abidinsyah, 2011) dinyatakan ada beberapa prinsip dasar dalam pendidikan karakter

sebagai berikut.

1) Karakter adalah sebuah keunikan individual, kelompok, masyarakat, atau bangsa.

Karakter bangsa bukanlah agregasi karakter perorangan karena karakter bangsa

terkait dengan core value yang didukung oleh masyarakatnya.

2) Pendidikan karakter merupakan sebuah proses berkelanjutan dan tidak pernah

berakhir (never ending process). Oleh karena itu diperlukan semacam rmusan utuh

manusia Indonesia dalam konteks ruang dan waktu.

3) Penyelenggaraaan Pendidikan Karakter diinferensi dari UU sisdiknas nomor 20

tahun 2003, yaitu: (1) watak dan peradaban bangsa yang bermartabat, (2)

pencerdasan kehidupan bangsa sebagai tujuan kolektif, dan (3) pengembangan

potensi murid sebagai tujuan individual.

9

4) Proses pembelajaran harus bersifat koherensi sebagai upaya pendidikan manusia

yang utuh.

5) Proses pembelajaran, pembuatan kebijakan pendidikan dalam upaya pendidikan

karakter harus dilandasi pada teori dan ilmu pendidikan. Untuk itu diperlukan

revitalisasi LPTK dalam kerangka pendidikan karakter.

6) Proses pendidikan karakter dilandasi oleh pandangan holistic terhadap murid dalam

konteks kulturalnya. Pembelajaran dibangun sebagai proses kultural yang prosesnya

tidak linier dan bukan pula berupa mata pelajaran “Pendidikan Karakter”.

Pengembangan karakter menyatu dalam proses pendidikan semuanya.

7) Sekolah adalah lingkungan pembudayaan dan upaya pendidikan harus diposisikan

sebagai proses pembangunan karakter. Diperlukan perubahan mind set dari seluruh

steakholder.

8) Peran keluarga adalah pertama dan utama yang tak tergatikan dalam pendidikan

karakter. Oleh sebab itu, diperlukan community of learner yang memperkokoh

proses pendidikan informal.

9) Pendidikan karakter bersifat multi level, multi chanel, dan multi setting. Diperlukan

keteladanan dan oleh karena itu harus menjadi gerakan yang sejati dan holistik.

2.4 Pendidikan Karakter secara Terintegrasi dalam Pembelajaran

Dalam panduan pendidikan karakter di SMP (Kemendiknas, 2011) dinyatakan

bahwa pendidikan karakter secara terintegrasi di dalam pembelajaran adalah pengenalan

nilai-nilai, fasilitasi diperolehnya kesadaran akan pentingnya nilai-nilai, dan

penginternalisasian nilai-nilai ke dalam tingkah laku peserta didik sehari-hari melalui

proses pembelajaran, baik yang berlangsung di dalam maupun di luar kelas pada semua

mata pelajaran. Pada dasarnya kegiatan pembelajaran, selain untuk menjadikan peserta

didik menguasai kompetensi (materi) yang ditargetkan, juga dirancang untuk

menjadikan peserta didik mengenal, menyadari/peduli, dan menginternalisasi nilai-nilai

dan menjadikannya perilaku.

Integrasi pendidikan karakter di dalam proses pembelajaran dilaksanakan mulai

dari tahap perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi pembelajaran pada semua mata

pelajaran.

10

2.4.1 Perencanaan Pembelajaran

Pada tahap ini silabus, RPP, dan bahan ajar disusun. Baik silabus, RPP, dan

bahan ajar dirancang agar muatan maupun kegiatan pembelajarannya memfasilitasi/

berwawasan pendidikan karakter. Cara yang mudah untuk membuat silabus, RPP, dan

bahan ajar yang berwawasan pendidikan karakter adalah dengan mengadaptasi silabus,

RPP, dan bahan ajar yang telah dibuat/ada dengan menambahkan/mengadaptasi

kegiatan pembelajaran yang bersifat memfasilitasi dikenalnya nilai-nilai, disadarinya

pentingnya nilai-nilai, dan diinternalisasinya nilai-nilai. Berikut adalah contoh model

silabus, RPP, dan bahan ajar yang telah mengintegrasikan pendidikan karakter ke

dalamnya.

a. Silabus dan RPP

Agar silabus dan RPP yang dikembangkan dapat memfasilitasi terjadinya

pembelajaran yang membantu peserta didik mengembangkan karakter, setidak-tidaknya

dilakukan perubahan pada tiga komponen silabus sebagai berikut.

1) Penambahan dan/atau modifikasi kegiatan pembelajaran sehingga ada kegiatan

pembelajaran yang mengembangkan karakter

2) Penambahan dan/atau modifikasi indikator pencapaian sehingga ada indikator yang

terkait dengan pencapaian peserta didik dalam hal karakter

3) Penambahan dan/atau modifikasi teknik penilaian sehingga ada teknik penilaian yang

dapat mengembangkan dan/atau mengukur perkembangan karakter

Penambahan dan/atau adaptasi kegiatan pembelajaran, indikator pencapaian, dan teknik

penilaian harus memperhatikan kesesuaiannya dengan SK dan KD yang harus dicapai

oleh peserta didik. Kegiatan pembelajaran, indikator pencapaian, dan teknik penilaian

yang ditambahkan dan/atau hasil modifikasi tersebut harus bersifat lebih memperkuat

pencapaian SK dan KD dan sekaligus mengembangkan karakter.

b. Bahan/buku ajar

Bahan/buku ajar merupakan komponen pembelajaran yang paling berpengaruh

terhadap apa yang sesungguhnya terjadi pada proses pembelajaran. Banyak guru yang

mengajar dengan semata-mata mengikuti urutan penyajian dan kegiatan-kegiatan

pembelajaran (task) yang telah dirancang oleh penulis buku ajar, tanpa melakukan

adaptasi yang berarti. Apabila guru sekedar mengikuti atau melaksanakan pembelajaran

dengan berpatokan pada kegiatan-kegiatan pembelajaran pada buku tesebut, pendidikan

11

karakter secara memadai belum berjalan. Oleh karena itu, sejalan dengan apa yang telah

dirancang pada silabus dan RPP yang berwawasan pendidikan karakter, bahan ajar perlu

diadaptasi. Adaptasi yang paling mungkin dilaksanakan oleh guru adalah dengan cara

menambah kegiatan pembelajaran yang sekaligus dapat mengembangkan karakter. Cara

lainnya adalah dengan mengadaptasi atau mengubah kegiatan belajar pada buku ajar

yang dipakai.

Sebuah kegiatan belajar (task), baik secara eksplisit atau implisit terbentuk atas

enam komponen. Komponen-komponen yang dimaksud adalah: (1) tujuan, (2) input, (3)

aktivitas, (4) pengaturan (setting), (5) peran guru, dan (6) peran peserta didik.

(1). Tujuan

Dalam hal tujuan, kegiatan belajar yang menanamkan nilai adalah apabila tujuan

kegiatan tersebut tidak hanya berorientasi pada pengetahuan, tetapi juga sikap. Oleh

karenanya, guru perlu menambah orientasi tujuan setiap atau sejumlah kegiatan belajar

dengan pencapaian sikap atau nilai tertentu, misalnya kejujuran, rasa percaya diri, kerja

keras, saling menghargai, dan sebagainya.

(2). Input

Input dapat didefinisikan sebagai bahan/rujukan sebagai titik tolak

dilaksanakannya aktivitas belajar oleh peserta didik. Input tersebut dapat berupa teks

lisan maupun tertulis, grafik, diagram, gambar, model, charta, benda sesungguhnya,

film, dan sebagainya. Input yang dapat memperkenalkan nilai-nilai adalah yang tidak

hanya menyajikan materi/pengetahuan, tetapi yang juga menguraikan nilai-nilai yang

terkait dengan materi/pengetahuan tersebut.

(3). Aktivitas

Aktivitas belajar adalah apa yang dilakukan oleh peserta didik (bersama dan/atau

tanpa guru) dengan input belajar untuk mencapai tujuan belajar. Aktivitas belajar yang

dapat membantu peserta didik menginternalisasi nilai-nilai adalah aktivitas-aktivitas

yang antara lain mendorong terjadinya autonomous learning dan bersifat learner-

centered. Pembelajaran yang memfasilitasi autonomous learning dan berpusat pada

siswa secara otomatis akan membantu siswa memperoleh banyak nilai. Contoh-contoh

aktivitas belajar yang memiliki sifat-sifat demikian antara lain diskusi, eksperimen,

pengamatan/observasi, debat, presentasi oleh siswa, dan mengerjakan proyek.

12

(4). Pengaturan (Setting)

Pengaturan (setting) pembelajaran berkaitan dengan kapan dan di mana kegiatan

dilaksanakan, berapa lama, apakah secara individu, berpasangan, atau dalam kelompok.

Masing-masing setting berimplikasi terhadap nilai-nilai yang terdidik. Setting waktu

penyelesaian tugas yang pendek (sedikit), misalnya akan menjadikan peserta didik

terbiasa kerja dengan cepat sehingga menghargai waktu dengan baik. Sementara itu

kerja kelompok dapat menjadikan siswa memperoleh kemampuan bekerjasama, saling

menghargai, dan lain-lain.

(5). Peran guru

Peran guru dalam kegiatan belajar pada buku ajar biasanya tidak dinyatakan

secara eksplisit. Pernyataan eksplisit peran guru pada umumnya ditulis pada buku

petunjuk guru. Karena cenderung dinyatakan secara implisit, guru perlu melakukan

inferensi terhadap peran guru pada kebanyakan kegiatan pembelajaran apabila buku

guru tidak tersedia. Peran guru yang memfasilitasi diinternalisasinya nilai-nilai oleh

siswa antara lain guru sebagai fasilitator, motivator, partisipan, dan pemberi umpan

balik. Mengutip ajaran Ki Hajar Dewantara, guru yang dengan efektif dan efisien

mengembangkan karakter siswa adalah mereka yang ing ngarsa sung tuladha (di depan,

guru berperan sebagai teladan/memberi contoh), ing madya mangun karsa (di tengah-

tengah peserta didik, guru membangun prakarsa dan bekerja sama dengan mereka), tut

wuri handayani (di belakang, guru memberi semangat dan dorongan bagi peserta didik).

(6). Peran peserta didik

Seperti halnya dengan peran guru dalam kegiatan belajar pada buku ajar, peran

siswa biasanya juga tidak dinyatakan secara eksplisit. Pernyataan eksplisit peran siswa

pada umumnya ditulis pada buku petunjuk guru. Karena cenderung dinyatakan secara

implisit, guru perlu melakukan inferensi terhadap peran siswa pada kebanyakan

kegiatan pembelajaran. Agar peserta didik terfasilitasi dalam mengenal, menjadi peduli,

dan menginternalisasi karakter, peserta didik harus diberi peran aktif dalam

pembelajaran. Peran-peran tersebut antara lain sebagai partisipan diskusi, pelaku

eksperimen, penyaji hasil-hasil diskusi dan eksperimen, pelaksana proyek, dan

sebagainya.

13

2.4.2 Pelaksanaan Pembelajaran

Kegiatan pembelajaran dari tahapan kegiatan pendahuluan, inti, dan penutup,

dipilih dan dilaksanakan agar peserta didik mempraktikkan nilai-nilai karakter yang

ditargetkan.

(1). Pendahuluan

Berdasarkan Standar Proses, pada kegiatan pendahuluan, guru: (a). menyiapkan

peserta didik secara psikis dan fisik untuk mengikuti proses pembelajaran; (b).

mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang mengaitkan pengetahuan sebelumnya dengan

materi yang akan dipelajari; (c). menjelaskan tujuan pembelajaran atau kompetensi

dasar yang akan dicapai; dan (d). menyampaikan cakupan materi dan penjelasan uraian

kegiatan sesuai silabus.

Ada sejumlah cara yang dapat dilakukan untuk mengenalkan nilai, membangun

kepedulian akan nilai, dan membantu internalisasi nilai atau karakter pada tahap

pembelajaran ini. Berikut adalah beberapa contoh.

a. Guru datang tepat waktu (contoh nilai yang ditanamkan: disiplin)

b.Guru mengucapkan salam dengan ramah kepada siswa ketika memasuki ruang kelas

(contoh nilai yang ditanamkan: santun, peduli)

c. Berdoa sebelum membuka pelajaran (contoh nilai yang ditanamkan: religius)

d. Mengecek kehadiran siswa (contoh nilai yang ditanamkan: disiplin)

e. Mendoakan siswa yang tidak hadir karena sakit atau karena halangan lainnya (contoh

nilai yang ditanamkan: religius, peduli)

f. Memastikan bahwa setiap siswa datang tepat waktu (contoh nilai yang ditanamkan:

disiplin)

g. Menegur siswa yang terlambat dengan sopan (contoh nilai yang ditanamkan: disiplin,

santun, peduli)

h. Mengaitkan materi/kompetensi yang akan dipelajari dengan karakter

i. Dengan merujuk pada silabus, RPP, dan bahan ajar, menyampaikan butir karakter

yang hendak dikembangkan selain yang terkait dengan SK/KD

2. Inti

Berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 41 Tahun 2007,

kegiatan inti pembelajaran terbagi atas tiga tahap, yaitu eksplorasi, elaborasi, dan

konfirmasi. Secara sederhana dapat dikatakan bahwa pada tahap eksplorasi peserta didik

14

difasilitasi untuk memperoleh pengetahuan dan keterampilan dan mengembangkan

sikap melalui kegiatan pembelajaran yang berpusat pada siswa. Pada tahap elaborasi,

peserta didik diberi peluang untuk memperoleh pengetahuan dan keterampilan serta

sikap lebih lanjut melalui sumber-sumber dan kegiatan-kegiatan pembelajaran lainnya

sehingga pengetahuan, keterampilan, dan sikap peserta didik lebih luas dan dalam. Pada

tahap konfirmasi, peserta didik memperoleh umpan balik atas kebenaran dan kelayakan

dari pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang diperoleh oleh siswa.

Berikut beberapa ciri proses pembelajaran pada tahap eksplorasi, elaborasi, dan

konfirmasi yang potensial dapat membantu siswa menginternalisasi nilai-nilai yang

diambil dari Standar Proses.

a. Eksplorasi

1) Melibatkan peserta didik mencari informasi yang luas dan dalam tentang topik/tema

materi yang dipelajari dengan menerapkan prinsip alam takambang jadi guru dan

belajar dari aneka sumber (contoh nilai yang ditanamkan: mandiri, berfikir logis,

kreatif, kerjasama)

2) Menggunakan beragam pendekatan pembelajaran, media pembelajaran, dan sumber

belajar lain (contoh nilai yang ditanamkan: kreatif, kerja keras)

3) Memfasilitasi terjadinya interaksi antarpeserta didik serta antara peserta didik dengan

guru, lingkungan, dan sumber belajar lainnya (contoh nilai yang ditanamkan:

kerjasama, saling menghargai, peduli lingkungan)

4) Melibatkan peserta didik secara aktif dalam setiap kegiatan pembelajaran (contoh

nilai yang ditanamkan: rasa percaya diri, mandiri)

5) Memfasilitasi peserta didik melakukan percobaan di laboratorium, studio, atau

lapangan (contoh nilai yang ditanamkan: mandiri, kerjasama, kerja keras)

b. Elaborasi

1) Membiasakan peserta didik membaca dan menulis yang beragam melalui tugas-tugas

tertentu yang bermakna (contoh nilai yang ditanamkan: cinta ilmu, kreatif, logis)

2) Memfasilitasi peserta didik melalui pemberian tugas, diskusi, dan lain-lain untuk

memunculkan gagasan baru baik secara lisan maupun tertulis (contoh nilai yang

ditanamkan: kreatif, percaya diri, kritis, saling menghargai, santun)

3) Memberi kesempatan untuk berpikir, menganalisis, menyelesaikan masalah, dan

bertindak tanpa rasa takut (contoh nilai yang ditanamkan: kreatif, percaya diri, kritis)

15

4) Memfasilitasi peserta didik dalam pembelajaran kooperatif dan kolaboratif (contoh

nilai yang ditanamkan: kerjasama, saling menghargai, tanggung jawab)

5) Memfasilitasi peserta didik berkompetisi secara sehat untuk meningkatkan prestasi

belajar (contoh nilai yang ditanamkan: jujur, disiplin, kerja keras, menghargai)

6) Memfasilitasi peserta didik membuat laporan eksplorasi yang dilakukan baik lisan

maupun tertulis, secara individual maupun kelompok (contoh nilai yang ditanamkan:

jujur, bertanggung jawab, percaya diri, saling menghargai, mandiri, kerjasama)

7) Memfasilitasi peserta didik untuk menyajikan hasil kerja individual maupun

kelompok (contoh nilai yang ditanamkan: percaya diri, saling menghargai, mandiri,

kerjasama)

8) Memfasilitasi peserta didik melakukan pameran, turnamen, festival, serta produk

yang dihasilkan (contoh nilai yang ditanamkan: percaya diri, saling menghargai,

mandiri, kerjasama)

9) Memfasilitasi peserta didik melakukan kegiatan yang menumbuhkan kebanggaan dan

rasa percaya diri peserta didik (contoh nilai yang ditanamkan: percaya diri, saling

menghargai, mandiri, kerjasama)

c. Konfirmasi

1) Memberikan umpan balik positif dan penguatan dalam bentuk lisan, tulisan, isyarat,

maupun hadiah terhadap keberhasilan peserta didik (contoh nilai yang ditanamkan:

saling menghargai, percaya diri, santun, kritis, logis)

2) Memberikan konfirmasi terhadap hasil eksplorasi dan elaborasi peserta didik melalui

berbagai sumber (contoh nilai yang ditanamkan: percaya diri, logis, kritis)

3) Memfasilitasi peserta didik melakukan refleksi untuk memperoleh pengalaman

belajar yang telah dilakukan (contoh nilai yang ditanamkan: memahami kelebihan

dan kekurangan diri sendiri)

4) Memfasilitasi peserta didik untuk lebih jauh/dalam/luas memperoleh pengetahuan,

keterampilan, dan sikap, antara lain dengan guru:

a) berfungsi sebagai narasumber dan fasilitator dalam menjawab pertanyaan peserta

didik yang menghadapi kesulitan, dengan menggunakan bahasa yang baku dan

benar (contoh nilai yang ditanamkan: peduli, santun);

b) membantu menyelesaikan masalah (contoh nilai yang ditanamkan: peduli);

16

c) memberi acuan agar peserta didik dapat melakukan pengecekan hasil eksplorasi

(contoh nilai yang ditanamkan: kritis);

d) memberi informasi untuk bereksplorasi lebih jauh (contoh nilai yang ditanamkan:

cinta ilmu);

e) memberikan motivasi kepada peserta didik yang kurang atau belum berpartisipasi

aktif (contoh nilai yang ditanamkan: peduli, percaya diri).

3. Penutup

Dalam kegiatan penutup, guru: (a). bersama-sama dengan peserta didik dan/atau

sendiri membuat rangkuman/simpulan pelajaran (contoh nilai yang ditanamkan:

mandiri, kerjasama, kritis, logis); (b). melakukan penilaian dan/atau refleksi terhadap

kegiatan yang sudah dilaksanakan secara konsisten dan terprogram (contoh nilai yang

ditanamkan: jujur, mengetahui kelebihan dan kekurangan); (c). memberikan umpan

balik terhadap proses dan hasil pembelajaran (contoh nilai yang ditanamkan: saling

menghargai, percaya diri, santun, kritis, logis); (d). merencanakan kegiatan tindak lanjut

dalam bentuk pembelajaran remedi, program pengayaan, layanan konseling dan/atau

memberikan tugas, baik tugas individual maupun kelompok sesuai dengan hasil belajar

peserta didik; (e). menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan berikutnya.

Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan agar internalisasi nilai-nilai terjadi

dengan lebih intensif selama tahap penutup.

a. Selain simpulan yang terkait dengan aspek pengetahuan, agar peserta didik difasilitasi

membuat pelajaran moral yang berharga yang dipetik dari pengetahuan/keterampilan

dan/atau proses pembelajaran yang telah dilaluinya untuk memperoleh pengetahuan

dan/atau keterampilan pada pelajaran tersebut.

b. Penilaian tidak hanya mengukur pencapaian siswa dalam pengetahuan dan

keterampilan, tetapi juga pada perkembangan karakter mereka.

c. Umpan balik baik yang terkait dengan produk maupun proses, harus menyangkut

baik kompetensi maupun karakter, dan dimulai dengan aspek-aspek positif yang

ditunjukkan oleh siswa.

d. Karya-karya siswa dipajang untuk mengembangkan sikap saling menghargai karya

orang lain dan rasa percaya diri.

e. Kegiatan tindak lanjut dalam bentuk pembelajaran remedi, program pengayaan,

layanan konseling dan/atau memberikan tugas baik tugas individual maupun

17

kelompok diberikan dalam rangka tidak hanya terkait dengan pengembangan

kemampuan intelektual, tetapi juga kepribadian.

f. Berdoa pada akhir pelajaran.

2.4.3. Evaluasi Pencapaian Belajar

Pada dasarnya authentic assessment diaplikasikan. Teknik dan instrumen

penilaian yang dipilih dan dilaksanakan tidak hanya mengukur pencapaian akademik/

kognitif siswa, tetapi juga mengukur perkembangan kepribadian siswa. Bahkan perlu

diupayakan bahwa teknik penilaian yang diaplikasikan mengembangkan kepribadian

siswa sekaligus.

Teknik-teknik penilaian pencapaian peserta didik baik akademik maupun

kepribadian dapat dilakukan melalui: observasi (dengan lembar observasi/lembar

pengamatan), penilaian diri (dengan lembar penilaian diri/kuesioner), dan penilaian

antarteman (lembar penilaian antarteman).

2.4.4 Tindak Lanjut Pembelajaran

Tugas-tugas penguatan (terutama pengayaan) diberikan untuk memfasilitasi

peserta didik belajar lebih lanjut tentang kompetensi yang sudah dipelajari dan

internalisasi nilai lebih lanjut. Tugas-tugas tersebut antara lain dapat berupa PR yang

dikerjakan secara individu dan/atau kelompok baik yang dapat diselesaikan dalam

jangka waktu yang singkat ataupun panjang (lama) yang berupa proyek. Tugas-tugas

tersebut selain dapat meningkatkan penguasaan yang ditargetkan, juga menanamkan

nilai-nilai.

18

BAB III

METODE PELAKSANAAN

3.1 Khalayak Sasaran

Khalayak sasaran dalam pendampingan pengembangan pembelajaran

pendidikan karakter di SD Negeri 4 dan 7 Banyuning adalah: (1) guru-guru, (2) siswa-

siswa, dan (3) kepala sekolah. Pihak yang terlibat dalam kegiatan pengabdian kepada

masyarakat ini adalah: (1) guru-guru dan kepala SD Negeri 4 dan 7 Banyuning, (2)

mahasiswa, dan (3) tim pelaksana pengabdian kepada masyarakat Universitas

Pendidikan Ganesha.

3.2 Metode Pelaksanaan

Metode yang digunakan dalam pendampingan ini adalah metode seminar dan

pelatihan. Seminar dilakukan untuk memberikan informasi tentang konsep kurikulum

2013, pendidikan karakter, dan lesson study. Sementara itu, pelatihan dilakukan dengan

cara melatih guru-guru dalam mengembangkan dan mengimplementasikan perangkat

pembelajaran pendidikan karakter dengan pola lesson study. Perangkat pembelajaran

yang dikembangkan berupa: RPP, LKPD, dan asesmennya sesuai kurikulum 2013.

3.3 Rencana Kegiatan

Pendampingan dalam pengembangan pembelajaran pendidikan karakter di SD

Negeri 4 dan 7 Banyuning dilaksanakan melalui pola lesson study. Kegiatan diawali

dengan kegiatan seminar tentang konsep kurikulum 2013, pendidikan karakter, dan

lesson study. Tahap kedua, guru-guru dilatih mengembangkan perangkat pembelajaran

pendidikan karakter sesuai dengan kurikulum 2013. Tahap ketiga, implementasi

perangkat pembelajaran oleh guru model dan diobservasi oleh guru peserta lesson study

dan tim pelaksana P2M UNDIKSHA. Tahap keempat, refleksi pelaksanaan

pembelajaran. Pada tahap ini, dilakukan refleksi terhadap pelaksanaan pembelajaran

guna perbaikan pembelajaran berikutnya. Kegiatan lesson study dilakukan minimal oleh

tiga guru model selama kegiatan P2M ini. Tahap terakhir dilakukan evaluasi baik proses

maupun produk. Evaluasi proses dilakukan terhadap proses pengembangan perangkat,

implementasi perangkat pembelajaran di kelas. Sementara itu, evaluasi hasil dilakukan

dengan menganalisis terhadap perangkat pembelajaran pendidikan karaketer yang telah

dikembangkan.

19

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

Kegiatan P2M ini dilakukan dalam empat tahap sebagai berikut. Tahap pertama,

seminar tentang konsep kurikulum 2013, pendidikan karakter, dan lesson study. Tahap

kedua, guru-guru dilatih mengembangkan perangkat pembelajaran pendidikan karakter

sesuai dengan kurikulum 2013. Tahap ketiga, implementasi perangkat pembelajaran

oleh guru model dan diobservasi oleh guru peserta lesson study dan tim pelaksana P2M

UNDIKSHA. Tahap keempat, refleksi pelaksanaan pembelajaran. Pada tahap ini,

dilakukan refleksi terhadap pelaksanaan pembelajaran guna perbaikan pembelajaran

berikutnya.

4.1 Seminar: konsep kurikulum 2013, pendidikan karakter, dan lesson study

Kegaitan seminar tentang konsep kurikulum 2013, pendidikan karakter, dan

lesson study dilaksanakan pada hari Sabtu, 6 Juni 2015 di SD Negeri 4 Banyuning.

Kegiatan seminar dibuka oleh Ketua Lembaga Pengabdian kepada Masyarakat (LPM)

Prof. Dr. Ketut Suma, M.S. (Foto Pembukaan Seminar disajikan pada Lampiran 2a).

Nara sumber dalam kegiatan ini adalah Prof. Dr. I Wayan Redhana, M.Si yang

didampingi oleh Prof. Dr. Ketut Suma, M.S; menyampaikan materi materi tentang

pendidikan karakter. Nara sumber yang kedua adalah Dr. I Made Kirna yang

didampingi oleh Prof. Dr. Ida Bagus Arnyana, M.Si; menyampaikan materi tentang

konsep kurikulum 2013. Nara sumber ketiga adalah I Made Suarsana, S.Pd., M.Si. yang

didampingi oleh Dr. I Nyoman Suardana, M.Si; menyampaikan materi tentang Lesson

Study. Kegiatan P2M ini, juga melibatkan lima orang mahasiswa dari Jurusan

Pendidikan Kimia sebagai tenaga lapangan yang membantu pelaksanaan seminar.

Kegiatan seminar ini dihadiri oleh 16 peserta guru dari SD Negeri 4 dan 7

Banyuning, kepala SD SD Negeri 4 dan 7 Banyuning, 1 orang pengawas pendidikan

dasar, dan 5 mahasiswa Jurusan Pendidikan Kimia FMIPA UNDIKSHA. Daftar hadir

peserta disajikan pada Lampiran 1. Kegiatan seminar berlangsung dengan baik dan

lancar. Guru-guru sangat antusias mengikuti kegiatan seminar ini. Seminar ini mendapat

tanggapan positif dari guru-guru SD Negeri SD Negeri 4 dan 7 Banyuning yang terlibat

dalam kegiatan tersebut.

20

4.2 Pelatihan Pengembangan Perangkat Pembelajaran Pendidikan Karakter

Pelatihan pengembangan perangkat pembelajaran pendidikan karakter

dilaksanakan selama dua hari, pada tanggal 7 dan 8 Juni 2015. Dalam pengembangan

perangkat ini, guru-guru secara berkolaborasi menyusun perangkat pembelajaran.

Perangkat pembelajaran yang disusun berupa Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

(RPP), Lembar Kerja Siswa (LKS) beserta asesmen pendidikan karakter. Perangakat

pembelajaran yang dirancang mengacu pada kurikulum 2013. Dalam menyusun

perangkat pembelajaran, guru-guru didampingi oleh tim pelaksanan P2M UNDIKSHA

(Lihat Lampiran 2a). Secara umum, guru-guru SD Negeri 4 dan 7 Banyuning sudah

mampu mengidentifikasi nilai-nilai pendidikan karakter dan merancang perangkat

pendidikan karakter dengan baik.

Pada akhir pelatihan, guru-guru diminta tanggapannya terhadap pelaksanaan

seminar dan pelatihan ini. Adapun tanggapan atau respon guru-guru terhadap seminar

dan pelatihan disajikan pada Tabel 4.1.

Tabel 4.1 Respon Guru terhadap Seminar dan Pelatihan

No PertanyaanRespon (%)

SS S TS STS

1Setelah saya mengikuti seminar dan pelatihan, saya lebihmemahami konsep pendidikan karakte

14,29 85,71 - -

2Setelah saya mengikuti seminar dan pelatihan, saya lebihmemahami kurikulum 2013

7,14 92,86 - -

3Setelah saya mengikuti seminar dan pelatihan, saya lebihmemahami konsep lesson study

7,14 92,86 - -

4Setelah saya mengikuti seminar dan pelatihan, saya dapatmengidentifikasi nilai-nilai karakter dari kompetensi dasar padasetiap mata pelajaran

28,57 71,43 - -

5

Setelah mengikuti seminar dan pelatihan, pengetahuan danketerampilan saya bertambah dalam mengembangkan perangkatpembelajaran pendidikan karakter terintegrasi dalampembelajaran

35,71 64,29 - -

6Setelah mengikuti seminar dan pelatihan, saya merasa dapatmengimplementasikan pembelajaran pendidikan karakter denganbaik

7,14 92,86 - -

7Setelah mengikuti seminar dan pelatihan, saya termotivasi untukmenerapkan pembelajaran pendidikan karakter

35,71 57,14 - 7,14

8Setelah mengikuti seminar dan pelatihan, saya termotivasimelaksanakan LSLC berbasis sekolah

21,43 78,57 - -

9Seminar dan Pelatihan perangkat pembelajaran yang saya ikutitelah menyadarkan saya akan kekurangan/kelebihan saya dalammengembangkan perangkat pembelajaran pendidikan karakter

7,14 85,71 - 7,14

10 Seminar dan Pelatihan perangkat pembelajaran yang saya ikutitelah menginspirasi saya untuk menjadi guru yang lebih kreatif

28,57 71,43 - -

21

dan inovatif

11Seminar dan Pelatihan perangkat pembelajaran yang saya ikutidapat meningkatkan motivasi saya untuk meningkatkankompetensi saya

21,43 71,43 - 7,14

12Seminar dan Pelatihan perangkat pembelajaran yang saya ikutidapat meningkatkan pemahaman saya dalam merancang danmengimplementasi asesmen pendidikan karakter-

14,29 85,71 - -

Rerata 19,05 79,17 - 7,14

Berdasarkan Tabel 4.1 menunjukkan bahwa sebagian besar guru setuju dan

sangat setuju terhadap seminar dan pelatihan tentang konsep kurikulum 2013,

pendidikan karakter, dan lesson study. Lebih lanjut, respon yang disampaikan guru-guru

yang dijaring melalui angket terbuka adalah sebagai berikut. 1) Guru-guru sangat setuju

dengan diadakan seminiar dan pelatihan ini karena menjadikan mereka lebih memahami

dan mampu mengidentifikasi nilai-nilai karakter dari KD untuk setiap mata pelajaran. 2)

Pelaksanaan seminar dan pelatihan ini sangat penting dan baik karena dapat menambah

pengetahuan guru-guru dalam mendidik anak-anak untuk meningkatkan pendidikan

karakter. 3) Pelaksanaan seminar dan pelatihan seperti ini perlu dilakukan secara

kontinu/berkelanjutan dan lebih sering dilaksanakan untuk menambah pengetahuan. 4)

Seminar dan pelatihan perlu diimbaskan kepada semua guru-guru SD di Kecamatan

Buleleng agar semua guru memiliki persepsi yang sama. 5) Seminar dan pelatihan ini

sangat membantu guru-guru dalam mengembangkan karakter peserta didik dan

pengembangan kuirkulum 2013.

4.3. Implementasi Perangkat Pembelajaran

Implementasi perangkat pembelajaran pendidikan karakter sesuai dengan

kurikulum 2013 dilaksanakan dengan pola lesson study pada tanggal 5, 12, 19, dan 26

September 2015. Ada empat guru model yang mengimplementasikan perangkat

pembelajaran, dua guru model dari SD Negeri 4 Banyning dan dua guru model dari SD

Negeri 7 Banyuning. Guru-guru model tersebut adalah: 1) Ni Wayan Darmini, S.Pd.

membelajaran tema “Hidup Rukun” pada siswa kelas II, 2) Ni Nyoman Uni Puspita,

S.Pd. membelajarkan tema “Perubahan Wujud Benda” pada siswa kelas V, 3) Komang

Desi Sundari, S.Pd. membelajarkan tema “Diriku” pada siswa kelas I, dan 4) Dra. Made

Metri Adnyani membelajarkan tema “Perubahan Wujud Benda” pada siswa kelas V.

Foto-foto implemnetasi perangkat pembelajaran melalui lesson study disajikan pada

Lampiran 2b. Pembelajaran yang dilakukan oleh guru model diobservasi oleh guru-guru

22

observer dan tim pelaksana P2M UNDIKSHA. Seusai kegiatan pembelajaran, dilakukan

refleksi untuk mengetahui keterlaksanaan dari pembelajaran yang dilakukan guna

perbaikan pembelajaran berikutnya. Foto-foto kegiatan refleksi pada ditunjukkan pada

Lampiran 2c.

Hasil kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh keempat guru model dapat

diuraikan sebagai berikut.

a) Guru Model 1: Ni Wayan Darmini, S.Pd. dari SD Negeri 4 Banyuning

Pada saat refleksi, guru model menyampaikan bahwa beliau sudah berupaya

melakukan persiapan dan melaksanakan pembelajaran dengan baik, tetapi dalam

kegiatan diskusi masih didominasi oleh siswa yang pintar. Pandangan guru model ini,

juga ditemukan oleh observer bahwa guru model sudah melaksanakan pembelajaran

dengan baik, tetapi dalam kegiatan diskusi belum semua siswa dapat terlibat secara aktif

dan diskusi lebih didominasi oleh siswa-siswa yang pintar. Dalam kegiatan

pembelajaran ditemukan beberapa siswa yang kurang aktif dan saling bercanda dengan

temannya. Walaupuan demikian, sebagian siswa sudah belajar secara menyenangkan

dan termotivasi. Guru-guru ini sangat merasakan manfaat pelaksanaan lesson study ini,

yaitu guru model merasa lebih siap melakukan pembelajaran dan siswa lebih sungguh-

sungguh belajar karena diamati oleh banyak observer.

b) Guru Model 2: Ni Nyoman Uni Puspita, S.Pd. dari SD Negeri 4 Banyuning

Menurut pandangan guru model bahwa beliau sudah berupaya menyiapkan

media yang menarik dan memanfaatkan LCD dengan baik, tetapi kegiatan diskusi

kelompok belum berjalan optimal karena terbatasnya sarana, yaitu kamus bahasa

Indonesia yang tersedia di sekolah hanya satu buah; kamus ini dimanfaatkan oleh siswa

dalam mencari arti kata-kata penting yang ada dalam suatu bacaan. Dengan terbatsnya

jumlah kamus ini menyebabkan banyak waktu yang dibutuhkan dalam penyelesaian

pembelajaran dan pembelajaran manjadi kurang oltimal. Pandangan guru model ini,

didukung juga oleh temuan observer bahwa pembelajaran sudah berjalan dengan baik

dengan menggunakan materi yang dekat dengan kehiddupan siswa (kontekstual), ada

interaksi yang baik antar siswa dan guru dengan siswa, tetapi dalam kegiatan diskusi

belum semua siswa dapat terlibat secara aktif karena terbatasnya kamus bahasa

Indonesia yang disediakan guru. Terhadap siswa yang belum aktif, guru nodel sudah

23

berusaha mengaktifkan siswa dengan cara memberi teguran dan membimbing mereka

menggunakan kamus.

c) Guru Model 3: Komang Desi Sundari, S.Pd. dari SD Negeri 7 Banyuning

Menurut pandangan guru model bahwa beliau sudah menyiapkan pembelajaran

dengan baik dan melakukan pembelajaran tematik yang kontekstual. Semua siswa sudah

belajar dan saling berinteraksi satu dengan yang lainnya. Hal senada juga diungkapkan

oleh observer bahwa semua siswa telah mengikuti pembelajaran dengan baik, siswa

sangat antosias belajar, pembelajaran inspiritif dan menyenangkan, serta siswa yang

ditunjuk untuk menyampaikan hasil pekerjaannya, mampu menggambar benda dengan

baik dan menyebutkan ciri-ciri fisiknya.

d) Guru Model 4: Dra. Made Metri Adnyani dari SD Negeri 7 Banyuning

Menurut pandangan guru model bahwa beliau jugasudah menyiapkan

pembelajaran dengan baik, tetapi pelaksanaan pembelajaran belum optimal. Beliau

berharap agar para observer dapat memberikan masukan demi perbaikan pembelajaran

berikutnya. Hal berbeda yang ditemukan observer bahwa pembelajaran yang dilakukan

oleh guru model sudah sangat baik, pembelajaran berlangsung kondussif, menyenankan,

interaksi antar siswa sangat baik, dan siswa sangat antosias belajar. Walaupun

demikian, salah seorang observer juga menemukan bahwa ada dua orang siswa yang

tidak belajar. Tampaknya kedua siswa ini belum mampu mengikuti pembelajaran setara

dengan teman-temannya. Setelah ditelusuri dan ditanyakan kepada guru model, ternyata

kedua siswa ini belum bisa membaca dengan lancar dan perlu penanganan secara

khusus. Menurut para guru di sekolah ini, siswa ini lebih cocok dibelajarkan pada

sekolah luar biasa, tetapi orang tua siswa belaum mau memindahkan anak mereka dan

berpandangan bahwa anaknya adalah ada yang normal seperti teman-teman sebayanya.

Oleh karena itu, sekolah merasa kesulitan menangani kedua siswa ini. Hapan guru agar

para pengambil kebijakan mampu memberikan solusi untuk kedua siswa ini.

Berdasarkan hasil pelaksanaan lesson study yang dilakukan oleh keempat guru

model ditemukan bahwa pembelajaran secara umum sudah baik, tetapi belum optimal.

Manfaat dalam pelaksanaan lesson study adalah siswa lebih disiplin dalam megikuti

pembelajaran karena hadirnya observer dan guru lebih siap dalam melaksanakan

pembelajaran sehingga dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa. Di samping itu,

guru-guru sudah mampu menyusun rancangan pembelajaran pendidikan karakter

24

dengan baik serta mampu memberikan penilaian sesuai indikator yang telah ditentukan.

Oleh karena itu, pelaksanakan lesson study yang berkesinambungan sangat penting

dilakukan untuk memperbaiki kualitas pembelajaran, meningkatkan profesionalisme

guru, dan meningkatkan kolegialitas sesama guru.

25

BAB V

PENUTUP

5.1 Simpulan

Berdasarkan hasil dan pembahasan di atas maka dapat disimpulkan sebagai

berikut.

1) Kegiatan P2M ini dapat meningkatkan pemahaman guru-guru SDN 4 dan 7

Banyuning tentang konsep dan implementasi kurikulum 2013, pendidikan karakter,

dan lesson study.

2) Kegiatan P2M ini dapat meningkatkan kompetensi guru-guru SDN 4 dan 7

Banyuning dalam mengembangkan perangkat pembelajaran pendidikan karakter.

3) Kegiatan P2M ini dapat meningkatkan kompetensi guru-guru SDN 4 dan 7

Banyuning dalam mengimplementasikan perangkat pembelajaran pendidikan

karakter

4) Kegiatan P2M ini dapat meningkatkan kompetensi guru-guru SDN 4 dan 7

Banyuning dalam melakukan evaluasi atau penilaian sikap peserta didik.

5) Kegiatan P2M ini dapat meningkatkan kompetensi guru-guru SDN 4 dan 7

Banyuning dalam melaksanakan lesson study.

5.2 Saran

1) Guru-guru diharapkan terus melanjutkan pelaksanaan pembelajaran pendidikan

karakter dengan pola lesson study di sekolahnya masing-masing sehingga

profesionalisme guru dapat terus dikembangkan dan menumbuh kembangkan

karakter peserta didik

2) Bagi para pelaksana kegiatan P2M, model pengelolaan pemdidikan karakter ini

perlu juga dilakukan terhadap guru-guru di SD lain, atau dilakukan kepada guru

SMP dan SMA sebagai salah satu upaya meningkatkan pengelolaan pendidikan

karakter di sekolah.

26

Daftar Pustaka

Abidinsyah. 2011. Urgensi Pendidikan Karakter dalam Pembangunan PeradabanBangsa yang Bermatabat. Socioscientia. 3(1), 1-8.

Afandi, R. 2011. Integrasi Pendidikan Karakter dalam Pembelajaran IPS di SekolahDasar. Pedagogia. 1(1), 85-98.

Anonim. 2008. Profil SD Negeri 1 Banjar Jawa. www. google.com/search?cli. Diaksestanggal 9 Pebruari 2014.

Dantes, N. 2011. Pembinaan Guru Profesional Berbasis Karakter. Materi Pendidikandan Latihan Profesi Guru (PLPG). UNDIKSHA.

Kemendiknas, Ditjen Manajemen Dikdasmen, Direktorat Pembinaan SMP. 2010.Panduan Pendidikan Karakter di Sekolah Menengah. www.google com/search?cli.Diakses tanggal 10 Pebruari 2014.

Kemendiknas, Badan Penelitian dan Pengembangan, Pusat Kurikulum dan Pembukuan.2011. Pedoman Pelaksanaan Pendidikan Karakter. Jakarta: Kemendiknas

Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 54 Tahun 2013 Tentang StandarKompetensi Lulusan Pendidikan Dasar dan Menengah.

Supriyadi, E. nd. Pengembangan Pendidikan Karakter Di Sekolah. www.googlecom/search?cli. Diakses tanggal 10 Pebruari 2014.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem PendidikanNasional.

Zuchdi, D., Prasetya, Z.K., & Masruri, M.S. 2010. Pengembangan Model PendidikanKarakter Terintegrasi dalam Pembelakaran Bidang Studi Di Sekolah. CakrawalaPendidikan. Th XXIX Edisi Khusus Dies Natalis UNY. Hal 1-12.

27

Lampiran 1. Daftar Hadir Peserta

28

29

Lampiran 2a. Foto-Foto Kegiatan Seminar dan Pelatihan PengembanganPerangkat Pembelajaran Pendidikan Karakter

Gambar 1 Foto Pembukaan Seminar dan pelatihan (Sambutan Ketua LPM)

Gambar 2 Foto Peserta Mengikuti Acara Pembukaan Seminar dan Pelatihan

30

Gambar 3 Foto Peserta Berlatih Mengembangkan Perangkat Pembelajaran

Gambar 4 Foto Peserta Dibimbing Mengembangkan Perangkat Pembelajaran

31

Lampiran 2b. Foto-Foto Kegiatan Implementasi Perangkat PembelajaranPendidikan Karakter

Gambar 5 Foto Implementasikan Perangkat Pembelajaran oleh Guru Model 1

Gambar 6 Foto Implementasikan Perangkat Pembelajaran oleh Guru Model 2

32

Gambar 7 Foto Implementasikan Perangkat Pembelajaran oleh Guru Model 3

Gambar 8 Foto Implementasikan Perangkat Pembelajaran oleh Guru Model 4

33

Gambar 9 Foto Observasi Implementasi Pembelajaran

Gambar 10 Foto Siswa Berdiskusi Mengerjakan Tugas Dibimbing oleh Guru

34

Lampiran 2c. Foto-Foto Kegiatan Refleksi Implementasi Perangkat PembelajaranPendidikan Karakter

35

Gambar 11 Foto-Foto Refleksi Pembelajaran