laporan akhir lab. pti 3

36
Laboratorium Perencanaan Teknik Industri III Program Studi Teknik Industri Jurusan Mesin Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin Kelompok 1 Page 1 BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Perencanaan produksi dimulai dengan meramalkan permintaan secara tepat sebagai input utamanya. Selain peramalan, input-input untuk permintaan produk tersebut juga harus memasukkan pesanan-pesanan aktual yang telah dijanjikan, kebutuhan spare-part dan service, kebutuhan persediaan gudang, dan penyesuaian tingkat persediaan sebagaimana yang telah ditentukan dalam perencanaan strategi bisnis. Peramalan permintaan biasanya dibuat untuk kelompok-kelompok produk secara kasar (tanpa memperhatikan perbedaan spesifikasi produk), khususnya selama periode waktu yang panjang. Perencanaan agregat kemudian dikembangkan untuk merencanakan kebutuhan produksi bulanan atau triwulanan bagi kelompok- kelompok produk sebagaimana yang telah diperkirakan dalam peramalan permintaan. Perencanaan produksi akan mudah dibuat bila tingkat permintaan bersifat konstan atau bila waktu produksi tidak menjadi kendala. Tetapi kedua kondisi ini jarang terjadi dalam keadaan sebenarnya, dimana secara nyata tingkat permintaan akan berfluktuasi dan perusahaan selalu dibatasi oleh tanggal waktu penyerahan produk. Perencanaan produksi yang tidak tepat dapat mengakibatkan tingginya/rendahnya tingkat persediaan, sehingga mengakibatkan peningkatan ongkos simpan/ongkos kehabisan persediaan. Dan yang lebih fatal, hal tersebut

Upload: munawir-t

Post on 08-Jun-2015

1.785 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

Laporan Laboratorium Pengantar Teknik IndustriTeknik IndustriUniversitas HasanuddinMakassar2008

TRANSCRIPT

Page 1: Laporan Akhir Lab. Pti 3

Laboratorium Perencanaan Teknik Industri III Program Studi Teknik Industri Jurusan Mesin Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin

Kelompok 1 Page 1

BAB I

PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang

Perencanaan produksi dimulai dengan meramalkan permintaan secara tepat

sebagai input utamanya. Selain peramalan, input-input untuk permintaan produk

tersebut juga harus memasukkan pesanan-pesanan aktual yang telah dijanjikan,

kebutuhan spare-part dan service, kebutuhan persediaan gudang, dan penyesuaian

tingkat persediaan sebagaimana yang telah ditentukan dalam perencanaan strategi

bisnis.

Peramalan permintaan biasanya dibuat untuk kelompok-kelompok produk

secara kasar (tanpa memperhatikan perbedaan spesifikasi produk), khususnya

selama periode waktu yang panjang. Perencanaan agregat kemudian dikembangkan

untuk merencanakan kebutuhan produksi bulanan atau triwulanan bagi kelompok-

kelompok produk sebagaimana yang telah diperkirakan dalam peramalan

permintaan.

Perencanaan produksi akan mudah dibuat bila tingkat permintaan bersifat

konstan atau bila waktu produksi tidak menjadi kendala. Tetapi kedua kondisi ini

jarang terjadi dalam keadaan sebenarnya, dimana secara nyata tingkat permintaan

akan berfluktuasi dan perusahaan selalu dibatasi oleh tanggal waktu penyerahan

produk.

Perencanaan produksi yang tidak tepat dapat mengakibatkan

tingginya/rendahnya tingkat persediaan, sehingga mengakibatkan peningkatan

ongkos simpan/ongkos kehabisan persediaan. Dan yang lebih fatal, hal tersebut

Page 2: Laporan Akhir Lab. Pti 3

Laboratorium Perencanaan Teknik Industri III Program Studi Teknik Industri Jurusan Mesin Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin

Kelompok 1 Page 2

dapat mengurangi pelayanan kepada konsumen karena keterlambatan penyerahan

produk.

Perencanaan produksi sebagai suatu perencanaan taktis adalah bertujuan

memberikan keputusan yang optimum berdasarkan sumber daya yang dimiliki

perusahaan dalam memenuhi permintaan akan produk yang dihasilkan. Yang

dimaksud dengan sumber daya yang dimiliki adalah kapasitas mesin, tenaga kerja,

teknologi yang dimiliki, dan lainnya.

Keterlibatan manajemen puncak pada tahap perencanaan produksi sangat

diperlukan, khususnya perencanaan mengenai penentuan pabrikasi, pemasaran dan

keuangannya. Dari sudut pandang pabrikasi, perencanaan produksi membantu

dalam menentukan berapa peningkatan kapasitas yang dibutuhkan dan

penyesuaian-penyesuaian kapasitas apa saja yang perlu dilakukan. Dari sudut

pandang pemasaran, perencanaan produksi menentukan berapa jumlah produk

yang akan disediakan untuk memenuhi permintaan. Dari sudut pandang keuangan,

perencanaan produksi mengidentifikasikan besarnya kebutuhan dana dan

memberikan dasar dalam pembuatan anggaran.

I.2 Batasan Masalah

Adapun batasan masalah dari praktikum ini antara lain :

1. Permasalahan yang akan di bahas adalah mengenai perencanaan agregat.

2. Pengolahan data perhitungan yang berhubungan dengan Perencanaan Agregat.

3. Penyelesaian persoalan yang berhubungan dengan perencanaan agregat.

Page 3: Laporan Akhir Lab. Pti 3

Laboratorium Perencanaan Teknik Industri III Program Studi Teknik Industri Jurusan Mesin Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin

Kelompok 1 Page 3

I.3 Tujuan Praktikum

Adapun tujuan dari praktikum ini adalah :

1. Mengetahui defenisi mengenai agregat

2. Mengetahui tujuan, dan sifat Perencanaan Agregat.

3. Mengetahui metode dalam menyusun rencana agregat

4. Mengetahui input dan output Perencanaan Agregat.

5. Mengetahui ongkos-ongkos yang terlibat dalam Perencanaan Agregat.

6. Mengetahui strategi Perencanaan Agregat beserta keuntungan dan

kerugiannya masing-masing.

7. Mengetahui contoh perhitungan yang berhubungan dengan Perencanaan

Agregat.

Page 4: Laporan Akhir Lab. Pti 3

Laboratorium Perencanaan Teknik Industri III Program Studi Teknik Industri Jurusan Mesin Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin

Kelompok 1 Page 4

BAB II

TEORI DASAR

II.1. Pengertian Perencanaan Agregat

Perencanaan Agregat (agregat planning) juga dikenal sebagai

Penjadwalan Agregat adalah Suatu pendekatan yang biasanya dilakukan oleh

para manajer operasi untuk menentukan kuantitas dan waktu produksi pada

jangka menengah (biasanya antara 3 hingga 18 bulan ke depan). Perencanaan

agregat dapat digunakan dalam menentukan jalan terbaik untuk memenuhi

permintaan yang diprediksi dengan menyesuaikan nilai produksi, tingkat

tenaga kerja, tingkat persediaan, pekerjaan lembur, tingkat subkontrak, dan

variabel lain yang dapat dikendalikan.

Keputusan Penjadwalan menyangkut perumusan rencana bulanan dan

kuartalan yang mengutamakan masalah mencocokkan produktifitas dengan

permintaan yang fluktuatif. Oleh karenanya perencanaan Agregat termasuk

dalam rencana jangka menengah.

II.2. Tujuan Perencanaan Agregat

Pada dasarnya tujuan dari perencanaan agregat adalah berusaha untuk

memperoleh suatu pemecahan yang optimal dalam biaya atau keuntungan

pada periode perencanaan. Namun bagaimanapun juga, terdapat

permasalahan strategis lain yang mungkin lebih penting daripada biaya

rendah. Permasalahan strategis yang dimaksud itu antara lain mengurangi

Page 5: Laporan Akhir Lab. Pti 3

Laboratorium Perencanaan Teknik Industri III Program Studi Teknik Industri Jurusan Mesin Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin

Kelompok 1 Page 5

permasalahan tingkat ketenagakerjaan, menekan tingkat persediaan, atau

memenuhi tingkat pelayanan yang lebih tinggi. Bagi perusahaan manufaktur,

jadwal agregat bertujuan menghubungkan sasaran strategis perusahaan

dengan rencana produksi, tetapi untuk perusahaan jasa, penjadwalan agregat

bertujuan menghubungkan sasaran dengan jadwal pekerja.

Ada empat hal yang diperlukan dalam perencanaan agregat antara lain:

o Keseluruhan unit yang logis untuk mengukur penjualan dan output

o Prediksi permintaan untuk suatu periode perencanaan jangka

menengah yang layak pada waktu agregat.

o Metode untuk menentukan biaya

o Model yang mengombinasikan prediksi dan biaya sehingga

keputusan penjadwalan dapat dibuat untuk periode perencanaan

II.3. Sifat Perencanaan Agregat

Perencanaan agregat menurut istilah agregat berarti mengombinasikan

sumber daya yang sesuai ke dalam jangka waktu keseluruhan. Dengan prediksi

permintaan, kapasitas fasilitas, tingkat persediaan, ukuran tenaga kerja, dan

input yang saling berhubungan, perencana harus memilih tingkat output untuk

sebuah fasilitas selama 3 hingga 18 bulan yang akan datang. Dalam

perencanaan agregat, rencana produksi tidak menguraikan per produk tetapi

menyangkut berapa banyak produk yang akan dihasilkan tanpa

mempermasalahkan jenis dari produk tersebut. Sebagai contoh pada

perusahaan pembuat mobil, hanya memperhitungkan berapa banyak mobil

Page 6: Laporan Akhir Lab. Pti 3

Laboratorium Perencanaan Teknik Industri III Program Studi Teknik Industri Jurusan Mesin Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin

Kelompok 1 Page 6

yang akan dibuat, tetapi bukan berapa banyak mobil dua pintu atau empat

pintu atau berapa banyak mobil berwarna merah atau biru.

II.4. Hubungan Input dan Output Perencanaan Agregat

Gambar di atas memperlihatkan bahwa dalam membuat rencana

agregat untuk produksi, manajer operasi tidak hanya menerima input

mengenai prediksi permintaan dari bagian pemasaran, tetapi harus pula

berhadapan dengan data keuangan, personel (tenaga kerja), persediaan,

Page 7: Laporan Akhir Lab. Pti 3

Laboratorium Perencanaan Teknik Industri III Program Studi Teknik Industri Jurusan Mesin Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin

Kelompok 1 Page 7

kapasitas eksternal (subkontraktor), dan ketersediaan bahan baku/mentah. Di

dalam sebuah lingkungan manufaktur, proses untuk menguraikan rencana

agregat secara lebih terinci disebut disagregasi (disagregation). Disagregasi

menghasilkan sebuah jadwal produksi induk (master production schedule),

yang menyediakan input bagi system perencanaan kebutuhan material

(material requirement planning-MRP system). Master production schedule

menangani pembelian atau produksi komponen yang diperlukan untuk

membuat produk akhir. Jadwal kerja yang terinci bagi orang-orang dan

prioritas penjadwalan bagi produk menghasilkan tahap akhir system

perencanaan produksi.

II.5. Biaya – Biaya yang Terlibat Dalam Perencanaan Agregat

Biaya-biaya yang terlibat dalam perencanaan agregat antara lain :

o Hiring Cost (biaya penambahan tenaga kerja)

Penambahan tenaga kerja menimbulkan biaya-biaya untuk iklan,

proses seleksi dan training. Biaya training merupakan biaya yang besar

apabila tenaga kerja yang direkrut adalah tenaga kerja yang belum

berpengalaman.

o Firing Cost (Biaya pemberhentian tenaga kerja)

Pemberhentian tenaga kerja biasanya terjadi karena semakin

rendahnya permintaan akan produk yang dihasilkan, sehingga tingkat

produksi menurun dengan drastic. Pemberhentian ini mengakibatkan

perusahaan harus mengeluarkan uang pesangon bagi karyawan yang di-

PHK, menurunnya moral kerja dan produktivitas karyawan yang masih

Page 8: Laporan Akhir Lab. Pti 3

Laboratorium Perencanaan Teknik Industri III Program Studi Teknik Industri Jurusan Mesin Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin

Kelompok 1 Page 8

bekerja, dan tekanan yang bersifat social. Semua akibat ini dianggap

sebagai biaya pemberhentian tenaga kerja yang akan ditanggung

perusahaan.

o Overtime Cost dan Undertime Cost (biaya lembur dan biaya menganggur)

Penggunaan waktu lembur bertujuan untuk meningkatkan output

produksi, tetapi konsekwensinya perusahaan harus mengeluarkan biaya

tambahan lembur yang biasanya 150% dari biaya kerja regular.

Disamping biaya tersebut, adanya lembur akan memperbesar tingkat

absen karyawan karena capek. Kebalikan dari kondisi diatas adalah bila

perusahaan mempunyai kelebihan tenaga kerja dibandingkan

dibandingkan dengan jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan untuk

kegiatan produksi. Tenaga kerja berlebih ini kadang-kadang bisa

dialokasikan untuk kegiatan lain yang produktif meskipun tidak

selamanya efektif. Bila tidak dapat dilakukan alokasi yang efektif, maka

perusahaan dianggap menanggung biaya menganggur yang besarnya

merupakan perkalian antara jumlah jam kerja yang tidak terpakai dengan

tingkat upah dan tunjangan lainnya.

o Inventory Cost dan Backorder Cost (biaya persediaan dan biaya

kehabisan persediaan)

Persediaan mempunyai fungsi mengantisipasi timbulnya kenaikan

permintaan pada saat-saat tertentu. Konsekwensi dari kebijaksanaan

persediaan bagi perusahaan adalah timbulnya biaya penyimpanan

(inventory cost/holding cost) yang berupa biaya tertahannya modal,

pajak, asuransi, kerusakan bahan, dan biaya sewa gudang. Kebalikan dari

Page 9: Laporan Akhir Lab. Pti 3

Laboratorium Perencanaan Teknik Industri III Program Studi Teknik Industri Jurusan Mesin Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin

Kelompok 1 Page 9

kondisi diatas, kebijaksanaan tidak mengadakan persediaan seolah-olah

menguntungkan, tetapi sebenarnya dapat menimbulkan kerugian dalam

bentuk biaya kehabisan persediaan. biaya kehabisan persediaan ini

dihitung berdasarkan berapa barang diminta yang tidak tersedia. Kondisi

ini pada system MTO (Make to order = Memproduksi berdasarkan

pesanan) akan mengakibatkan jadwal jadwal penterahan order

terlambat, sedangkan pada system MTS (make to stock = Memproduksi

untuk memenuhi persediaan) akan mengakibatkan beralihnya pelanggan

pada produk lain. Kekecewaan pelanggan karena tidak tersedianya

barang yang diinginkan akan diperhitungkan sebagai kerugian bagi

perusahaan, dimana kerugian tersebut akan dikelompokkan sebagai

biaya kehabisan persediaan. Biaya kehabisan persediaan ini sama nilainya

dengan biaya pemesanan kembali bila konsumen masih bersedia

menunggu.

o Subcontract Cost (biaya subkontrak)

Pada saat permintaan melebihi kemampuan kapasitas regular,

biasanya perusahaan mensubkontrakan kelebihan permintaan yang tidak

bisa ditanganinya sendiri kepada perusahaan lain. Konsekuensi dari

kebijaksanaan ini adalah timbulnya biaya subkontrak, dimana biasanya

biaya mensubkontrakan ini lebih mahal dibandingkan memproduksi

sendiri dan adanya resiko terjadinya kelambatan penyerahan dari

kontraktor.

Page 10: Laporan Akhir Lab. Pti 3

Laboratorium Perencanaan Teknik Industri III Program Studi Teknik Industri Jurusan Mesin Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin

Kelompok 1 Page 10

II.6. Strategi Perencanaan Agregat.

Ada beberapa pertanyaan yang harus dijawab oleh manajer operasi

dalam merumuskan rencana agregat yaitu:

1. Apakah persediaan digunakan untuk menyerap perubahan selama periode

permintaan ?

2. Apakah perubahan akan diakomodasikan dengan cara mengubah jumlah

tenaga kerja?

3. Apakah perlu penggunaan tenaga kerja paruh waktu atau waktu lembur

dan waktu kosong untuk menghadapi fluktuasi ?

4. Apakah perlu menggunakan subkontraktor untuk antisipasi pesanan yang

fluktuatif sehingga dapat mempertahankan jumlah tenaga kerja yang

stabil?

5. Apakah perlu mengubah harga atau faktor lain untuk mempengaruhi

permintaan?

Semua ini adalah stategi perencanaan yang benar. Strategi-strategi ini

melibatkan manipulasi persediaan, nilai produksi, tingkat tenaga kerja,

kapasitas, dan variabel lain yang dapat dikendalikan.

Terdapat delapan pilihan secara lebih terinci. Lima pilihan pertama

disebut pilihan kapasitas (capacity option) sebab pilihan ini tidak berusaha

untuk mengubah permintaan tetapi untuk menyerap fluktuasi dalam

permintaan. Tiga pilihan yang terakhir adalah pilihan permintaan (demand

option) dimana perusahaan berusaha untuk mengurangi perubahan pola

permintaan selama periode perencanaan.

Page 11: Laporan Akhir Lab. Pti 3

Laboratorium Perencanaan Teknik Industri III Program Studi Teknik Industri Jurusan Mesin Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin

Kelompok 1 Page 11

o Pilihan Kapasitas

Sebuah perusahaan dapat memilih pilihan kapasitas dasar

(produksi) berikut:

1. Mengubah tingkat persediaan

Para manajer dapat meningkatkan persediaan selama periode

permintaan rendah untuk memenuhi permintaan yang tinggi di masa

mendatang. Jika strategi ini dipilih, maka biaya-biaya yang berkaitan

dengan penyimpanan, asuransi, penanganan, keusangan, pencurian,

dan modal yang diinvestasikan akan meningkat. (Biaya-biaya ini pada

umumnya berkisar 15% hingga 40% dari nilai sebuah barang setiap

tahunnya). Pada sisi lain, ketika perusahaan memasuki masa dimana

permintaan meningkat, maka kekurangan yang terjadi dapat

mengakibatkan tidak terjadinya penjualan yang disebabkan waktu

tunggu yang lebih panjang dan pelayanan pelanggan yang lebih

buruk.

2. Meragamkan jumlah tenaga kerja

Dilakukan dengan cara mengkaryakan atau memberhentikan.

Salah satu cara untuk memenuhi permintaan adalah dengan

mengkaryakan atau memberhentikan para pekerja produksi untuk

menyesuaikan tingkat produksi. Bagaimanapun, sering karyawan baru

Page 12: Laporan Akhir Lab. Pti 3

Laboratorium Perencanaan Teknik Industri III Program Studi Teknik Industri Jurusan Mesin Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin

Kelompok 1 Page 12

memerlukan pelatihan, dan produktivitas rata-rata menurun untuk

sementara karena mereka menjadi terbiasa. Pemberhentian atau

PHK, tentu saja, menurunkan moral semua pekerja dan dapat

mendorong ke arah produktivitas yang lebih rendah.

3. Meragamkan tingkat produksi melalui lembur atau waktu kosong.

Terkadang tenaga kerja dapat dijaga tetap konstan dengan

meragamkan waktu kerja, mengurangi banyaknya jam kerja ketika

permintaan rendah dan menambah jam kerja pada saat permintaan

naik. Sekalipun begitu, ketika permintaan sedang tinggi, terdapat

keterbatasan seberapa banyak lembur yang dapat dilakukan. Upah

lembur membutuhkan lebih banyak uang, dan terlalu banyak lembur

dapat membuat titik produktivitas pekerja secara keseluruhan

merosot. Lembur juga dapat menyiratkan naiknya biaya overhead

yang diperlukan untuk menjaga agar fasilitas dapat tetap berjalan.

Pada sisi lain, disaat permintaan menurun, perusahaan harus

mengurangi waktu kosong pekerja-yang biasanya merupakan proses

yang sulit.

4. Subkontrak

Sebuah perusahaan dapat memperoleh kapasitas sementara

dengan melakukan subkontrak selama periode permintaan tinggi.

Bagaimana pun, subkontrak, memiliki beberapa kekurangan antara

lain :

Page 13: Laporan Akhir Lab. Pti 3

Laboratorium Perencanaan Teknik Industri III Program Studi Teknik Industri Jurusan Mesin Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin

Kelompok 1 Page 13

o Mahal

o Membawa resiko dengan membuka pintu klien bagi pesaing

o Seringkali susah mendapatkan pemasok subkontrak yang

sempurna, yang selalu dapat mengirimkan produk bermutu

tepat waktu.

5. Penggunaan karyawan paruh waktu

Terutama di sector jasa, karyawan paruh waktu dapat mengisi

kebutuhan tenaga kerja tidak terampil. Praktik ini umum dilakukan di

restoran, toko eceran, dan supermarket.

o Pilihan Permintaan

Pilihan permintaan dasar adalah sebagai berikut :

1. Mempengaruhi permintaan.

Ketika permintaan rendah, sebuah perusahaan dapat

mencoba untuk meningkatkan permintaan melalui iklan, promosi,

kewiraniagaan, dan diskon. Perusahaan penerbangan dan hotel telah

lama menawarkan diskon akhir pekan dan tarif musim sepi;

perusahaan telepon membebankan biaya yang lebih murah pada

malam hari; beberapa perguruan tinggi member diskon bagi warga

senior; dan pendingin udara dijual lebih murah pada waktu musim

dingin. Bagaimana pun, bahkan iklan khusus, promosi, penjualan, dan

penetapan harga tidak selalu mampu menyeimbangkan permintaan

dengan kapasitas produksi.

Page 14: Laporan Akhir Lab. Pti 3

Laboratorium Perencanaan Teknik Industri III Program Studi Teknik Industri Jurusan Mesin Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin

Kelompok 1 Page 14

2. Tunggakan pesanan selama periode permintaan tinggi.

Tunggakan pesanan adalah pesanan barang atau jasa yang

diterima perusahaan tetapi tidak mampu (secara sengaja atau

kebetulan) untuk dipenuhi pada saat itu. Jika pelanggan mau

menunggu tanpa kehilangan kehendak baik mereka maupun

pesanannya, tunggakan pesanan adalah strategi yang mungkin

dijalankan. Banyak perusahaan menggunakan tunggakan pesanan,

tetapi pendekatan ini sering mengakibatkan hilangnya penjualan.

3. Perpaduan produk dan jasa yang counterseasonal (dengan musim

yang berbeda).

Sebuah teknik pelancar masalah aktif yang secara luas

digunakan para pengusaha manufaktur adalah mengembangkan

sebuah produk yang merupakan perpaduan dari barang

counterseasonal. Contohnya adalah perusahaan yang membuat

pemanas dan pendingin ruangan atau mesin pemotong rumput dan

penyingkir salju. Bagaimanapun, perusahaan yang menerapkan

pendekatan ini mungkin mendapati diri mereka terlibat dengan

produk atau jasa di luar area keahlian atau target pasar mereka.

o Pilihan campuran

Walupun setiap lima pilihan kapasitas dan tiga pilihan permintaan

dapat menghasilkan sebuah jadwal agregat yang efektif, beberapa

kombinasi diantara pilihan kapasitas dan pilihan permintaan mungkin

akan lebih baik.

Page 15: Laporan Akhir Lab. Pti 3

Laboratorium Perencanaan Teknik Industri III Program Studi Teknik Industri Jurusan Mesin Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin

Kelompok 1 Page 15

Kebanyakan pengusaha manufaktur berasumsi bahwa

penggunaan pilihan permintaan telah diteliti secara menyeluruh oleh

bagian pemasaran dan pilihan-pilihan yang layak itu digabungkan dengan

prediksi permintaan. Manajer operasi lalu membuat rencana agregat

berdasarkan pada prediksi itu. Bagaimanapun, dengan menggunakan

lima pilihan kapasitas dalam otoritasnya, manager operasi masih memiliki

banyak kemungkinan rencana. Rencana ini dapat terdiri dari :

o strategi perburuan (chase strategy)

Sebuah strategi perburuan mencoba untuk mencapai tingkat

output bagi setiap periode yang memenuhi prediksi permintaan

untuk periode tersebut. Strategi ini dapat terpenuhi dengan

berbagai jalan. Sebagai contoh, manager operasi dapat

memvariasikan tingkat tenaga kerja dengan merekrut atau

menghentikan karyawan , atau dapat memvariasikan produksi

dengan waktu lembur, waktu kosong, karyawan paruh waktu,

atau subkontrak.

o strategi penjadwalan bertingkat (level-scheduling strategy).

Sebuah rencana agregat di mana produksi harian tetap sama

dari periode ke periode. Perusahaan seperti Toyota dan Nissan

mempertahankan tingkat produksi pada tingkatan yang seragam

dan mungkin membiarkan persediaan barang jadi naik atau turun

untuk menopang perbedaan permintaan dan produksi atau

Page 16: Laporan Akhir Lab. Pti 3

Laboratorium Perencanaan Teknik Industri III Program Studi Teknik Industri Jurusan Mesin Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin

Kelompok 1 Page 16

menemukan pekerjaan alternatif bagi karyawan. Penjadwalan

bertingkat akan bekerja dengan baik ketika permintaan stabil.

II.7. Keuntungan dan Kerugian Masing-Masing Strategi Perencanaan Agregat

Pilihan Keunggulan Kerugian Beberapa Komentar

Mengubah tingkat

persediaan

Perubahan sumber daya

manusia terjadi secara

bertahap atau tidak sama

sekali; tidak ada

perubahan produksi

secara tiba-tiba

Biaya penyimpanan persediaan

dapat meningkat. Kekurangan

persediaan dapat

menyebabkan kehilangan

penjualan

Diterapkan terutama

untuk produksi dan

operasi, bukan jasa

Meragamkan

jumlah tenaga

kerja dengan

merekrut atau

memberhentikan

karyawan

Menghindari biaya

alternatif lain

Biaya perekrutan, PHK, dan

pelatihan mungkin berjumlah

besar

Digunakan di mana

jumlah angkatan kerja

besar

Meragamkan

tingkat produksi

melalui waktu

lembur atau waktu

kosong.

Menyesuaikan fluktuasi

musiman tanpa biaya

perekrutan/pelatihan

Upah lembur mahal; karyawan

lelah; mungkin tidak dapat

memenuhi permintaan

Memungkinkan

fleksibilitas dalam

rencana agregat

Subkontrak Membolehkan adanya

fleksibilitas dan

memuluskan output

perusahaan

Kehilangan pengendalian

mutu; mengurangi

keuntungan; kehilangan bisnis

di masa datang

Diterapkan terutama

dalam penentuan

produksi

Menggunakan karya- wan paruh waktu

Lebih murah dan lebih

fleksibel daripada

karyawan penuh waktu

Biaya perputaran karyawan

/pelatihan tinggi; sulit

membuat penjadwalan

Baik untuk pekerjaan

yang tidak

membutuhkan

keterampilan di

wilayah dengan jumlah

Page 17: Laporan Akhir Lab. Pti 3

Laboratorium Perencanaan Teknik Industri III Program Studi Teknik Industri Jurusan Mesin Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin

Kelompok 1 Page 17

II.8. Metode Perencanaan Agregat.

1. Metode grafik dan diagram (graphical and charting techniques)

Metode ini sangat sering dipakai karena mudah dipahami dan

digunakan. Pada dasarnya, rencana ini menggunakan beberapa variabel

secara bersamaan agar perencana dapat membandingkan permintaan yang

diproyeksikan dengan kapasitas yang ada.

Pendekatan yang digunakan adalah “ trial and error “ yang tidak

menjamin terciptanya rencana produksi yang optimal, tetapi penghitungan

yang dibutuhkan hanya sedikit dan dapat dilakukan oleh staf yang paling

dasar pekerjaannya (karyawan administrasi).

tenaga kerja sementara

yang banyak

Mempengaruhi

permintaan

Mencoba untuk

menggunakan kapasitas

berlebih; diskon menarik

pelanggan baru

Ketidakpastian permintaan,

sulit untuk menyesuikan

permintaan pada pasokan

secar tepat

Menciptakan ide-ide

pemasaran, sering

digunakan overbook

(permintaan melebihi

pasokan) dalam

beberapa jenis usaha

Tunggakan

pesanan selama

periode

permintaan tinggi

Dapat menghindari

lembur, menjaga kapasitas

tetap konstan

Pelanggan harus mau

menunggu, tetapi kehendak

baik akan hilang

Banyak perusahaan

melakukan tunggakan

pesanan

Perpaduan produk

dan jasa

counterseasonal

Sumber daya yang

dimanfaatkan secara

penuh; memungkinkan

tenaga kerja stabil

Mungkin membutuhkan

keahlian atau peralatan

diluar keahlian perusahaan

Sangat berisiko untuk

menemukan produk

atau jasa dengan pola

permintaan yang

berlawanan

Page 18: Laporan Akhir Lab. Pti 3

Laboratorium Perencanaan Teknik Industri III Program Studi Teknik Industri Jurusan Mesin Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin

Kelompok 1 Page 18

Tahapan dalam metode ini adalah:

a. Tentukan permintaan pada tiap periode.

b. Tentukan berapa kapasitas pada waktu biasa, waktu lembur, dan

tindakan subkontrak untuk tiap periode.

c. Tentukan biaya tenaga kerja, biaya rekrutmen dan biaya

pemberhentian karyawan serta biaya penahanan persediaan.

d. Pertimbangkan kebijakan perusahaan yang dapat diterapkan pada

para pekerja dan tingkatan persediaan.

e. Kembangkan rencana alternative dan amati biaya totalnya.

2. Pendekatan Matematis Dalam Perencanaan

Beberapa pendekatan matematis terhadap perencanaan agregat

telah banyak dikembangkan diantaranya:

a. Metode Transportasi Dalam Program Linear

Jika masalah perencanaan agregat dipandang sebagai

masalah alokasi kapasitas operasi untuk memenuhi permintaan

yang diperkirakan, maka rencana agregat dapat dirumuskan

dalam format program linear.

b. Linear Decision Rule

Merupakan model perencanaan agregat yang berupaya

untuk mengoptimalkan tingkat produksi dan tingkat jumlah

tenaga kerja sepanjang periode tertentu.

Page 19: Laporan Akhir Lab. Pti 3

Laboratorium Perencanaan Teknik Industri III Program Studi Teknik Industri Jurusan Mesin Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin

Kelompok 1 Page 19

BAB III

PENGOLAHAN DATA

III.1 Metode Grafik dan Diagram

1. Direktur Hill Enterprises, Terri Hill memproyeksikan kebutuhan permintaan agregat

perusahaan selama 8 bulan mendatang sebagi berikut :

January February March April May June July August

1400 1600 1800 1800 2200 2200 1800 1400

(Metode Grafik dan Diagram)

Manager operasi Hill Enterprises sedang mempertimbangkan sebuah rencana baru,

yang dimulai pada Bulan Januari dengan persediaan awal 200 unit dan persediaan

akhir berjumlah 0 unit.

Biaya penjualan yang hilang karena persediaan yang kosong adalah $100

setiap unitnya.

Biaya penyimpanan persediaan adalah $20 per unit perbulannya.

Rencana A :

Variasikan tingkat tenaga kerja dengan memproduksi jumlah yang diminta pada

bulan sebelumnya. Tingkat permintaan dan produksi di Bulan Desember sama, yaitu

1600 unit. Biaya perekrutan tenaga kerja tambahan adalah $5000 setiap 100 unit.

Biaya PHK adalah $ 7500 setiap 100 unit.

Rencana B :

Buat Produksi konstan sebanyak 1400 unit per bulan, yang akan memenuhi

permintaan minimal. Kemudian gunakan sub-kontrak, dengan unit tambahan

berharga $75 per unit.

Rencana C :

Pertahankan tenaga kerja stabil dengan mempertahankan tingkat produksi yang

sama dengan kebutuhan rata-rata dan membolehkan tingkat persediaan yang

beragam. Petakan permintaan dengan membuat grafik yang menunjukkan

kebutuhan rata-rata.

Rencana D :

Pertahankan tenaga kerja yang ada sekarang, yang memproduksi 1600 unit per

bulan, dan lakukan subkontrak untuk memenuhi sisa permintaan.

Page 20: Laporan Akhir Lab. Pti 3

Laboratorium Perencanaan Teknik Industri III Program Studi Teknik Industri Jurusan Mesin Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin

Kelompok 1 Page 20

Soal Rencana A :

Variasikan tingkat tenaga kerja dengan memproduksi jumlah yang diminta pada bulan

sebelumnya. Tingkat permintaan dan produksi di Bulan Desember sama, yaitu 1600 unit.

Biaya perekrutan tenaga kerja tambahan adalah $5000 setiap 100 unit. Biaya PHK adalah $

7500 setiap 100 unit.

Jawaban :

Diketahui

Biaya PHK [$ 7500/100 unit]

Biaya Perekrutan [$ 5000/100 unit]

Tingkat Produksi yang digunakan adalah tingkat produksi bulan sebelumnya

BIAYA TOTAL

Biaya Produksi $ 288.000 Biaya Perekrutan $ 40-000 Biaya PHK $ 90.000 BIAYA TOTAL $ 418.000

Bulan Pro- duksi (unit)

Proyeksi Permintaan

(unit)

Perse-diaan Akhir (unit)

Biaya Produksi (unit

produksi x 2jam/unit x

$10/jam)

Biaya Perekrutan

($) [$5000/100

unit]

Biaya PHK ($)

[$7500/100 unit]

Januari 1600 1200 +400 32000 - 30000

February 1400 1600 -200 28000 10000 -

March 1600 1800 -200 32000 10000 -

April 1800 1800 0 36000 - -

Mei 1800 2200 -400 36000 20000 -

Juni 2200 2200 0 44000 - -

Juli 2200 1800 +400 44000 - 30000

Agustus 1800 1400 +400 36000 - 30000

14.400 14.000 $ 288.000 $ 40.000 $ 90.000

BIAYA

TOTAL $ 418.000

Page 21: Laporan Akhir Lab. Pti 3

Laboratorium Perencanaan Teknik Industri III Program Studi Teknik Industri Jurusan Mesin Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin

Kelompok 1 Page 21

Soal Rencana B :

Buat Produksi konstan sebanyak 1400 unit per bulan, yang akan memenuhi permintaan

minimal. Kemudian gunakan sub-kontrak, dengan unit tambahan berharga $75 per unit.

Jawaban :

Diketahui : Keterangan

1). Produksi ditentukan konstan 1400 unit setiap bulannya

2). Biaya Subkontrak $75 per unit tambahan

Rata-Rata Produksi Per Hari

Upah Pekerja Setiap Harinya

Dengan mengasumsikan biaya tenaga kerja regular = $ 10 per jam, ditentukan :

Tenaga Kerja yang Dibutuhkan

Dengan mengasumsikan waktu produksi 2 jam/unit, maka setiap pekerja dapat menghasilkan :

Bulan Produksi Konstan

(unit)

Proyeksi Permintaan

(unit)

Jumlah Hari

Produksi

Sub kontrak

(unit)

Biaya Kerja Regular

($) [Produksi x

2 jam/unit x $10/jam]

Biaya Sub kontrak

($) [Produksi

tambahan x $ 75]

Januari 1400 1200 23 - 28000 -

February 1400 1600 22 200 28000 15000

March 1400 1800 25 400 28000 30000

April 1400 1800 24 400 28000 30000

Mei 1400 2200 22 800 28000 60000

Juni 1400 2200 23 800 28000 60000

Juli 1400 1800 24 400 28000 30000

Agustus 1400 1400 21 - 28000 -

11200 14000 184 224.000 225.000

BIAYA TOTAL $ 449.000,-

Page 22: Laporan Akhir Lab. Pti 3

Laboratorium Perencanaan Teknik Industri III Program Studi Teknik Industri Jurusan Mesin Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin

Kelompok 1 Page 22

Soal Rencana C :

Pertahankan tenaga kerja stabil dengan mempertahankan tingkat produksi yang sama

dengan kebutuhan rata-rata dan membolehkan tingkat persediaan yang beragam. Petakan

permintaan dengan membuat grafik yang menunjukkan kebutuhan rata-rata.

Jawaban :

Diketahui : Keterangan

1). Tenaga Kerja stabil / tetap

2). Tingkat produksi sama dgn kebutuhan rata-rata 61 unit/hari

Bulan Produksi 61 Unit per Hari (unit) [61 unit x Σ

hari produksi]

Proyeksi Permin-

taan (unit)

Σ Hari Pro-

duksi

Perubahan Persediaan

Bulanan (unit)

Persediaan Akhir (unit)

Biaya Persediaan

($) [Σ

Persediaan x

$ 20]

Biaya Penjualan Hilang karena

persediaan Kosong

[Σ P. Kosong x $ 100]

Jan 1403 1200 23 +203 203 4060 -

Feb 1342 1600 22 -258 -55 - 5500

Mar 1525 1800 25 -275 -330 - 27500

April 1464 1800 24 -336 -665 - 33600

Mei 1342 2200 22 -858 -1524 - 85800

Juni 1403 2200 23 -797 -2321 - 79700

Juli 1464 1800 24 -336 -2657 - 33600

Agust 1281 1400 21 -119 -2776 - 11900

11.224 14.000 184 -10.125 $ 4.060 $ 277.600

BIAYA TOTAL PERSEDIAAN $ 281.660

Upah Pekerja Setiap Harinya

Dengan mengasumsikan biaya tenaga kerja regular = $10 per jam, ditentukan :

Upah pekerja per hari

BIAYA

Biaya Total Persediaan $ 281.660

Jam Kerja Reguler $ 235.520 = 16 pekerja x $80 per hari x 184 hari kerja

Biaya lain $ 0

BIAYA TOTAL $ 517.180

Page 23: Laporan Akhir Lab. Pti 3

Laboratorium Perencanaan Teknik Industri III Program Studi Teknik Industri Jurusan Mesin Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin

Kelompok 1 Page 23

0

20

40

60

80

100

120

Jan Feb Mar Apr May Jun Jul Aug

23 22 25 24 22 23 24 21

Grafik Prediksi Permintaan Hill Enterprises

Tin

gkat

Pro

du

ksip

er

Har

i Ke

rja

(un

it)

•Bulan

•Σ Hari Kerja

Prediksi PermintaanProduksi

Rata” 61

unit

Page 24: Laporan Akhir Lab. Pti 3

Laboratorium Perencanaan Teknik Industri III Program Studi Teknik Industri Jurusan Mesin Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin

Kelompok 1 Page 24

Soal Rencana D :

Pertahankan tenaga kerja yang ada sekarang, yang memproduksi 1600 unit per bulan, dan

lakukan subkontrak untuk memenuhi sisa permintaan.

Jawaban

Diketahui : Keterangan 1). Tenaga Kerja stabil / tetap

2). Tingkat produksi stabil setiap bulan 1600 unit/bulan

Bulan Produksi

stabil (unit)

Proyeksi Permintaan

(unit)

Perubahan Persediaan

Bulanan (unit)

Persediaan Akhir (unit)

Biaya Kerja Regular

($) [Produksi x

2 jam/unit x $10/jam]

Biaya Sub kontrak

($) [Produksi

tambahan x $ 75]

Januari 1600 1200 +400 400 32000 0

Feb 1600 1600 - 400 32000 0

March 1600 1800 -200 200 32000 0

April 1600 1800 -200 0 32000 0

Mei 1600 2200 -600 -600 32000 45000

Juni 1600 2200 -600 -1200 32000 45000

Juli 1600 1800 -200 -1400 32000 15000

Agust 1600 1400 +200 -1200 32000 0

12.800 14.000 -3400 $ 256.000 $ 105.000

BIAYA TOTAL $ 361.000

BIAYA

Biaya Kerja Regular $ 256.000 Biaya Subkontrak $ 105.000 Biaya lain $ 0 BIAYA TOTAL $ 361.000

Page 25: Laporan Akhir Lab. Pti 3

Laboratorium Perencanaan Teknik Industri III Program Studi Teknik Industri Jurusan Mesin Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin

Kelompok 1 Page 25

PERBANDINGAN RENCANA A, B, C, DAN D

Langkah terakhir dalam metode grafik adalah membandingkan biaya dari setiap rencana

yang diusulkan dan memilih pendekatan yang membutuhkan biaya total paling sedikit.

Sebuah analisis ringkas kami tunjukkan pada tabel di bawah ini :

Biaya Rencana A Rencana B

Rencana C

Rencana D

Biaya Penanganan Persediaan 0 0 $ 281.660 0

Biaya Produksi dasar (Upah Reguler)

$ 288.000

$ 224.000 $ 235.520 $ 256.000

Perekrutan $ 40-000 0 0 0

PHK $ 90.000 0 0 0

Subkontrak 0 $ 225.000 0 $ 105.000

Biaya Total $ 418.000 $ 449.000 $ 517.180 $ 361.000

Analisa diatas memperlihatkan bahwa rencana D adalah rencana dengan biaya

terendah. Maka Terri Hill sebagai owner Hill Enterprises, layak memilih rencana D

sebagai perencanaan agregat yang paling utama untuk periode Januari hingga

Agustus.

III.2 Metode Transportasi

2. Perusahaan Scoot Dustan telah membuat data pasokan, permintaan, biaya, dan

persediaan. Alokasikan kapasitas produksi untuk memenuhi permintaan dengan

biaya minimal dengan biaya minimal denagn menggunakan metode transportasi.

Pasokan yang Ada

Periode Waktu Regular

Waktu Lembur

Subkontrak Prediksi Permintaan

1 30 10 5 40

2 35 12 5 50

3 30 10 5 40

Persediaan awal : 20 unit

Biaya Waktu Regular/unit : $100

Biaya lembur per unit : $150

Biaya Subkontrak : $200

Biaya Penanganan Persediaan perunit/bulan : $4

Page 26: Laporan Akhir Lab. Pti 3

Laboratorium Perencanaan Teknik Industri III Program Studi Teknik Industri Jurusan Mesin Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin

Kelompok 1 Page 26

0 4 8 0

100 104 108 0

150 154 158 0

200 204 208 0

100 104 0

150 154 0

200 204 0

100 0

150 0

200 0

Penyelesaian :

PASOKAN DARI

PERMINTAAN UNTUK

KAPASITAS TOTAL YANG TERSEDIA

(pasokan) Periode

1 Periode

2 Periode

3

Kapasitas Tak

Terpakai (dummy)

PERSEDIAAN AWAL 20 20

Periode 1

Waktu reguler

20 10 30

Lembur

10 10

Subkontrak

5 5

Periode 2

Waktu reguler

35 35

Lembur 12 12

Subkontrak 3 2 5

Periode 3

Waktu reguler

30 30

Lembur 10

10

Subkontrak 5 5

PERMINTAAN TOTAL 40 50 40 32 262

Page 27: Laporan Akhir Lab. Pti 3

Laboratorium Perencanaan Teknik Industri III Program Studi Teknik Industri Jurusan Mesin Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin

Kelompok 1 Page 27

b. Biaya rencana ini :

Periode 1 : 20($0) + 20($100) = $ 200

Periode 2 : 35($100) + 12($150) + 3($200) = $ 5.900

Periode 3 : 30($100) + 10($150) = $ 4.300 +

Biaya Total = $ 10.600

Page 28: Laporan Akhir Lab. Pti 3

Laboratorium Perencanaan Teknik Industri III Program Studi Teknik Industri Jurusan Mesin Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin

Kelompok 1 Page 28

BAB IV

PEMBAHASAN

IV.1 Metode Grafik dan Diagram Sebagai Salah Satu Instrumen Manajemen untuk Pengembangan Rencana Agregat

Graphical and charting techniques atau teknik grafik dan diagram

sangat membumi di dunia agregat. Pasalnya teknik ini mudah digunakan

sebagai alat pembanding efektifitas satu rencana dengan rencana lainnya.

Utamanya dalam pemilihan rencana yang menggunakan beberapa variabel

secara bersamaan. Hasilnya, dengan metode ini, planner dapat

membandingkan permintaan yang diproyesikan dengan kapasitas yang ada.

Pendekatan ini merupakan trial-and-error approach, yang sayangnya tidak

menjamin optimal tidaknya rencana produksi. Kelebihannya, metode ini

hanya membutuhkan perhitungan sederhana, sehingga dapat dilakukan

bahkan oleh karyawan administrasi.

Langkah penggunaan metode Graphical and charting terbagi dalam

lima tahap, yaitu

I Menentukan proyeksi permintaan untuk setiap periode tertentu

II Menentukan kapasitas waktu regular, lembur, dan subkontrak dalam

tiap periode

III Menentukan biaya tenaga kerja, perekrutan dan pemberhentian

tenaga kerja, serta biaya penyimpanan dan persediaan

IV Mempertimbangkan kebijakan perusahaan yang diterapkan pada

pekerja juga pada tingkat persediaan

V Menentukan rencana alternatif dengan menganalisa biaya total

Page 29: Laporan Akhir Lab. Pti 3

Laboratorium Perencanaan Teknik Industri III Program Studi Teknik Industri Jurusan Mesin Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin

Kelompok 1 Page 29

Dalam pengolahan data di bab sebelumnya, analisa agregat dengan metode

graphical and charting berhasil digunakan untuk menentukan optimalisasi

rencana yang menggunakan beberapa variabel. Variabel yang umumnya

digunakan dalam perencanaan ini yaitu :

Biaya Pengendalian

Persediaan

Holding Cost adalah sebuah mata pisau berganda yang

dihadapi oleh industri manufaktur. Pada contoh kasus,

Rencana C memiliki total cost yang sangat tinggi, $

361.000, hal itu diakibatkan biaya penyimpanan sebesar $

281.660

Biaya Penjualan

yang Hilang

Biaya ini diakibatkan oleh kosongnya persediaan. Karena

persediaan kosong, maka untuk memenuhi permintaan,

perussahaan diasumsikan kehilangan $ 100 pada contoh

kasus diatas. Ongkos $ 100 dapat diibaratkan sebagai

kerugian atau sebagai ongkos pembelian produk di luar

produksi untuk memenuhi permintaan pasar.

Perekrutan Tenaga

Kerja

Perekrutan (penambahan) tenaga kerja memerlukan biaya

rekruitmen dan pelatihan. Biaya training akan menjadi

biaya yang besar apabila tenaga kerja yang direkrut adalah

tenaga kerja yang belum berpengalaman.

Pengurangan Tenaga

Kerja

Pengurangan dan pemberhentian tenaga kerja dapat

terjadi karena menurunnya permintaan akan produk yang

dihasilkan. Pengurangan tenaga kerja ini mengakibatkan

perusahaan harus mengeluarkan uang pesangon bagi

karyawan yang di-PHK (seperti yang terlihat pada

pengolahan data Rencana A).

Biaya Produksi Dasar Seringpula disebut biaya regular. Biaya ini didapat dari

biaya upah tenaga kerja dan biaya produksi bahan dengan

mempertimbangkan waktu kerja

Subkontrak Biasanya, Subkontrak digunakan pada saat permintaan

melebihi kemampuan kapasitas regular (seperti yang

terlihat pada pengolahan data Rencana B dan D).

Konsekuensi dari kebijaksanaan ini adalah timbulnya

ongkos subkontrak, biasanya ongkos subkontrak lebih

Page 30: Laporan Akhir Lab. Pti 3

Laboratorium Perencanaan Teknik Industri III Program Studi Teknik Industri Jurusan Mesin Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin

Kelompok 1 Page 30

mahal dibandingkan memproduksi sendiri dan adanya

resiko terjadinya kelambatan penyerahan dari kontraktor.

IV.2 Metode Transportasi Pemrograman Linear Sebagai Pendekatan Matematis Untuk Perencanaan

Metode transportasi lebih mengarah kepada menghasilkan rencana

optimal untuk mengurangi biaya. Metode transportasi juga lebih fleksibel

karena bisa menspesifikasi produksi regular dan lembur pada setiap periode

waktu, jumlah unit yang disubkontrak, shift tambahan, dan persediaan yang

terbawa dari period eke periode berikutnya.

Pada pengolahan data terdapat data kapasitas pasokan, permintaan,

biaya waktu regular, biaya waktu lembur, biaya subkontrak, biaya

penanganan persediaan, biaya tunggakan pesanan, dan jumlah persediaan

awal dengan tenaga kerja yang dimiliki tetap. Dengan metode transportasi

dapat dialokasikan kapasitas produksi untuk memenuhi permintaan dengan

biaya minimal (seperti yang terlihat pada pengolahan data dengan metode

transportasi).

Page 31: Laporan Akhir Lab. Pti 3

Laboratorium Perencanaan Teknik Industri III Program Studi Teknik Industri Jurusan Mesin Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin

Kelompok 1 Page 31

BAB V

PENUTUP

V.1 Kesimpulan

1. Pengertian Perencanaan Agregat (Agregat Planning) adalah sebuah

pendekatan untuk menentukan kuantitas dan waktu produksi pada jangka

menengah (biasanya antara 3 hingga 18 bulan ke depan).

2. Tujuan dari perencanaan agregat adalah berusaha untuk memperoleh suatu

pemecahan yang optimal dalam biaya atau keuntungan pada periode

perencanaan. Dalam perencanaan agregat, rencana produksi tidak

menguraikan per produk tetapi menyangkut berapa banyak produk yang

akan dihasilkan tanpa mempermasalahkan jenis dari produk tersebut

3. Metode Perencanaan Agregat terdiri atas 2 yaitu :

Metode grafik dan diagram (graphical and charting techniques)

Metode ini sangat sering dipakai karena mudah dipahami dan

digunakan. Pada dasarnya, rencana ini menggunakan beberapa variabel

secara bersamaan agar perencana dapat membandingkan permintaan

yang diproyeksikan dengan kapasitas yang ada.

Pendekatan Matematis Dalam Perencanaan, terbagi lagi atas 2 yaitu :

1. Metode Transportasi Dalam Program Linear

Jika masalah perencanaan agregat dipandang sebagai masalah

alokasi kapasitas operasi untuk memenuhi permintaan yang diperkirakan,

maka rencana agregat dapat dirumuskan dalam format program linear.

Page 32: Laporan Akhir Lab. Pti 3

Laboratorium Perencanaan Teknik Industri III Program Studi Teknik Industri Jurusan Mesin Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin

Kelompok 1 Page 32

2. Linear Decision Rule

Merupakan model perencanaan agregat yang berupaya untuk

mengoptimalkan tingkat produksi dan tingkat jumlah tenaga kerja

sepanjang periode tertentu

4. Input Perencanaan Agregat tidak hanya dari prediksi permintaan bagian

pemasaran, tetapi harus pula berhadapan dengan data keuangan, personel,

kapasitas, dan ketersediaan bahan baku. Sedangkan output perencanaan

agregat antara lain MPS (Master Production Schedule), MRP (Material

Requirement Planning), dan Jadwal Kerja secara terinci.

5. Ongkos-ongkos yang terlibat dalam Perencanaan Agregat antara lain HIRING

COST (ongkos penambahan tenaga kerja), FIRING COST (ongkos

pemberhentian tenaga kerja), OVERTIME COST DAN UNDERTIME COST

(ongkos lembur dan ongkos menganggur), INVENTORY COST DAN

BACKORDER COST (ongkos persediaan dan ongkos kehabisan persediaan),

dan SUBCONTRACT COST (ongkos subkontrak)

6. Strategi Perencanaan Agregat antara lain mengubah tingkat persediaan,

meragamkan jumlah tenaga kerja dengan cara mengkaryakan atau

memberhentikan, meragamkan tingkat produksi melalui lembur atau waktu

kosong, subkontrak, penggunaan karyawan paruh waktu, memengaruhi

permintaan, tunggakan pesanan selama periode permintaan tinggi,

perpaduan produk dan jasa yang counterseasonal (dengan musim yang

berbeda). Selain itu terdapat strategi bertingkat dan strategi perburuan.

Page 33: Laporan Akhir Lab. Pti 3

Laboratorium Perencanaan Teknik Industri III Program Studi Teknik Industri Jurusan Mesin Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin

Kelompok 1 Page 33

7. Keuntungan dan kerugian masing-masing strategi.

Pilihan Keunggulan Kerugian Beberapa Komentar

Mengubah tingkat

persediaan

Perubahan sumber daya

manusia terjadi secara

bertahap atau tidak sama

sekali; tidak ada

perubahan produksi

secara tiba-tiba

Biaya penyimpanan persediaan

dapat meningkat. Kekurangan

persediaan dapat

menyebabkan kehilangan

penjualan

Diterapkan terutama

untuk produksi dan

operasi, bukan jasa

Meragamkan jumlah

tenaga kerja dengan

merekrut atau

memberhentikan

karyawan

Menghindari biaya

alternatif lain

Biaya perekrutan, PHK, dan

pelatihan mungkin berjumlah

besar

Digunakan di mana

jumlah angkatan kerja

besar

Meragamkan tingkat

produksi melalui

waktu lembur atau

waktu kosong.

Menyesuaikan fluktuasi

musiman tanpa biaya

perekrutan/pelatihan

Upah lembur mahal; karyawan

lelah; mungkin tidak dapat

memenuhi permintaan

Memungkinkan

fleksibilitas dalam

rencana agregat

Subkontrak Membolehkan adanya

fleksibilitas dan

memuluskan output

perusahaan

Kehilangan pengendalian

mutu; mengurangi

keuntungan; kehilangan bisnis

di masa datang

Diterapkan terutama

dalam penentuan

produksi

Menggunakan karya- wan paruh waktu

Lebih murah dan lebih

fleksibel daripada

karyawan penuh waktu

Biaya perputaran karyawan

/pelatihan tinggi; sulit

membuat penjadwalan

Baik untuk pekerjaan

yang tidak membutuhkan

keterampilan di wilayah

dengan jumlah tenaga

kerja sementara yang

banyak

Mempengaruhi

permintaan

Mencoba untuk

menggunakan kapasitas

berlebih; diskon menarik

pelanggan baru

Ketidakpastian permintaan,

sulit untuk menyesuikan

permintaan pada pasokan

secar tepat

Menciptakan ide-ide

pemasaran, sering

digunakan overbook

(permintaan melebihi

pasokan) dalam beberapa

Page 34: Laporan Akhir Lab. Pti 3

Laboratorium Perencanaan Teknik Industri III Program Studi Teknik Industri Jurusan Mesin Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin

Kelompok 1 Page 34

V.2 Saran

1. Sebaiknya diberikan penjelasan-penjelasan yang lebih detail mengenai

Perencanaan Agregat dalam bidang Jasa.

jenis usaha

Tunggakan pesanan

selama periode

permintaan tinggi

Dapat menghindari

lembur, menjaga kapasitas

tetap konstan

Pelanggan harus mau

menunggu, tetapi kehendak

baik akan hilang

Banyak perusahaan

melakukan tunggakan

pesanan

Perpaduan produk

dan jasa

counterseasonal

Sumber daya yang

dimanfaatkan secara

penuh; memungkinkan

tenaga kerja stabil

Mungkin membutuhkan

keahlian atau peralatan diluar

keahlian perusahaan

Sangat berisiko untuk

menemukan produk atau

jasa dengan pola

permintaan yang

berlawanan

Page 35: Laporan Akhir Lab. Pti 3

Laboratorium Perencanaan Teknik Industri III Program Studi Teknik Industri Jurusan Mesin Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin

Kelompok 1 Page 35

DAFTAR PUSTAKA

Jay Heizer dan Barry Render, Operations Management Edisi Ketujuh, Penerbit Salemba Empat. Arman Hakim Nasution, Perencanaan dan Pengendalian Produksi, Penerbit Guna Widya.

Page 36: Laporan Akhir Lab. Pti 3

Laboratorium Perencanaan Teknik Industri III Program Studi Teknik Industri Jurusan Mesin Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin

Kelompok 1 Page 36

KARTU ASISTENSI

Percobaan : Perencanaan Agregat

Kelompok : I (satu)

Nama : 1. Yunita Dewi D 221 05 002

2. Baso Arman D 221 05 021

3. Munawir Taufik D 221 05 040

HARI/TGL CATATAN PARAF

Makassar, November 2008

Dosen Assisten