laporan akhir kajian mrrl sumut

Upload: tirtapelangi

Post on 15-Oct-2015

123 views

Category:

Documents


17 download

DESCRIPTION

Laporan Akhir Kajian MRRL SUMUT

TRANSCRIPT

  • 5/25/2018 Laporan Akhir Kajian MRRL SUMUT

    1/305

    LAPORAN AKHIRLAPORAN AKHIR

    DEPARTEMEN PERHUBUNGAN

    DIREKTORAT JENDERAL PERHUBUNGAN DARAT

    DIREKTORAT BINA SISTEM TRANSPORTASI PERKOTAAN

    P T k iP T k i M j &M j &

  • 5/25/2018 Laporan Akhir Kajian MRRL SUMUT

    2/305

    P T k iP T k i M j &M j &

    KATA PENGANTAR

    Laporan ini merupakan Laporan Akhir Kajian Manajemen dan Rekayasa Lalu

    Lintas Jalan Nasional di Kota Metropolitan. Secara umum laporan ini memuat :

    - Pendahuluan, berisikan tentang latar belakang, maksud dan tujuan, serta ruanglingkup pekerjaan;

    - Gambaran umum wilayah, penduduk, ekonomi, geografis dan sistemtransportasi jalan wilayah studi.

    - Metodologi pendekatan dan rencana analisis, berisikan tahapan pelaksanaanMRLL,teknis pengumpulan data, identifikasi permasalahan, analisis pemecahan

    masalah, serta penyusunan rencana dan program pelaksanaan perwujudannya

    yang selanjutnya disusun dalam sistem informasi manajemen.

    - Kondisi saat ini dan Identifikasi Permasalahan- Rencana Teknis Manajemen dan Rekayasa Lalu Lintas di Jalan Nasional- Sistem Informasi Manajemen dan Rekayasa Lalu Lintas

  • 5/25/2018 Laporan Akhir Kajian MRRL SUMUT

    3/305

    DAFTAR ISI

    Halaman

    Kata Pengantar i

    Daftar Isi iiDaftar Tabel iv

    Daftar Gambar Vi

    BAB 1 PENDAHULUAN

    1.1 Latar Belakang I - 11.2 Maksud dan Tujuan I - 3

    1.3 Ruang Lingkup I - 31.4 Hasil Yang Diharapkan I - 4

    BAB 2 GAMBARAN UMUM WILAYAH

    2.1 Pengantar II - 1

    2.2 Gamabaran Umum Sumatera Utara II - 1

    2.3 Gambaran Umum Kabupaten / Kota di Wilayah Studi II - 23

    BAB 3 METODOLOGI PENDEKATAN

    3.1 Pengantar III - 1

    3 2 T h P l k MRLL III 1

  • 5/25/2018 Laporan Akhir Kajian MRRL SUMUT

    4/305

    5.4 Usulan Pemecahan Permasalahan Lalu Lintas di Masing

    masing DaerahV - 12

    5.5 Penanganan Yang Pernah Dilakukan Dan Efektifitas V - 25

    BAB 6 SISTEM INFORMASI MANAJEMEN DAN REKAYASA LALU

    LINTAS

    6.1 Tahapan Penyusunan Sistem Informasi VI - 1

    6.2 Aplikasi Sistem Informasi VI - 7

    6.3 Materi Data Base VI - 13

    6.4 Pemanfaatan Data Base VI - 16

    BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN

    7.1 Kesimpulan VII - 1

    7.2 Saran VII - 3

  • 5/25/2018 Laporan Akhir Kajian MRRL SUMUT

    5/305

    DAFTAR TABEL

    Halaman

    Tabel 2.1 Jumlah Penduduk Provinsi Sumatera Utara Menurut

    Kabupaten/ Kota Tahun 2000 - 2005 (jiwa) II - 9

    Tabel 2.2 Distribusi Luas Wilayah Administrasi Serta Kepadatan

    Penduduk Per Kab/Kota Tahun 2005 II - 10

    Tabel 2.3 Produk Domestik Regional Menurut Lapangan UsahaAtas Dasar Harga Konstan Tahun 2003 2005 (Milyar

    Rupiah) II - 13Tabel 2.4 Data Jalan Nasional, Jalan Provinsi dan Jalan Tol di

    Provinsi Sumatera Utara II - 15

    Tabel 2.5 Panjang Jalan Menurut Status, dan Kabupaten/Kota

    (Km) 2005 II - 18

    Tabel 2.6 Panjang Jalan Menurut Status, Jenis Permukaan dan

    Kondisi (Km) 2005 II - 19

    Tabel 2.7 Jumlah Kecelakaan Lalu Lintas Menurut Korban dan

    Kabupaten/Kota 2005 II - 20

    Tabel 2.8 Panjang Jalan menurut kontruksi permukaan dan kondisi

    jalan (Km) II - 24

    Tabel 2.9 Jumlah Sarana Angkutan (Umum dan Pribadi) II - 24

    Tabel 2.10 Jumlah Kendaraan Tidak Bermotor II - 25

    Tabel 2.11 V/C Ratio Ruas jalan pada jam sibuk pada jalan-jalan

    utama II - 25

    T b l 2 12 K t R t t j l d j ib k d

  • 5/25/2018 Laporan Akhir Kajian MRRL SUMUT

    6/305

    (dalam KM) II - 37

    Tabel 2.23 Jumlah Kendaraan Bermotor Menurut Jenis Kendaraan

    Di Kota Binjai 2003 2005 II - 37Tabel 2.24 Jumlah Kendaraan Bermotor Wajib Uji dan Realisasi Di

    Kota Binjai Tahun 2003 - 2005 II - 38

    Tabel 2.25 Volume Eksport Dan Nilainya Tahun 1997-2005 II - 40

    Tabel 2.26 Perkembangan SIUP & TDP Tahun 1997-2005 II - 42

    Tabel 2.27 Perkembangan Nilai Output Industri Tahun 1999-2005 II - 43

    Tabel 2.28 Luas Jumlah Penduduk dan Kepadatan di Kecamatan

    Padang Hulu II - 45

    Tabel 2.29 Luas Jumlah Penduduk dan Kepadatan di KecamatanPadang Hilir II - 45

    Tabel 2.30 Luas Jumlah Penduduk dan Kepadatan di Kecamatan

    Padang Hilir II - 46

    Tabel 2.31 Banyaknya Tenaga Kerja Menurut Lapangan Pekerjaan

    di Kecamatan Padang Hilir II - 46

    Tabel 2.32 Banyaknya Tenaga Kerja Menurut Lapangan Pekerjaan

    Tahun di Kecamatan Rambutan II - 47

    Tabel 2.33 Banyaknya Tenaga Kerja Menurut Lapangan Pekerjaan

    di Kecamatan Padang Hulu II - 47

    Tabel 2.34 Banyaknya Penduduk Per Kecamatan Menurut jenisKelamin di Kabupaten Serdang Bedagai II -51

    Tabel 2.35 Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten SerdangBedagai Menurut Lapangan Usaha Atas Dasar Harga

    Berlaku Tahun 2002 2004 (Jutaan Rupiah) II - 53Tabel 2.36 Panjang Jalan Negara, Propinsi dan Kabupaten Serdang

    Bedagai Menurut Jenis Permukaan dan Kelas Jalan

    T h 2004 II 54

  • 5/25/2018 Laporan Akhir Kajian MRRL SUMUT

    7/305

    Tabel 5.1 Kebijakan penanganan ruas jalan V - 8

    Tabel 5.2 Kebijakan penanganan persimpangan di Jalan Nasional

    Kawasan Metropolitan Sumatera Utara V - 10Tabel 5.3 Alternatif Penanganan permasalahan Jalan Nasional di

    Kawasan Metropolitan Sumatera Utara V - 12

    Tabel 6.1 Struktur Data Wilayah Administrasi VI - 15

  • 5/25/2018 Laporan Akhir Kajian MRRL SUMUT

    8/305

    DAFTAR GAMBAR

    Halaman

    Gambar 2.1 Letak Geografis Sumatera Utara II - 2

    Gambar 2.2 Letak Geografis Sumatera Utara II - 3Gambar 2.3 Peta Administrasi Sumatera Utara II - 4

    Gambar 2.4 Grafik Jumlah Penduduk Provinsi Sumatera UtaraTahun 2000 - 2003 II - 10

    Gambar 2.5 Peta Kepadatan Penduduk di Sumatera Utara II - 11

    Gambar 2.6 Peta PDRB per Kapita Menurut Kabupaten / Kota diSumatera Utara II - 12

    Gambar 2.7 Peta Jaringan Jalan Menurut Peranannya II - 16

    Gambar 2.8 Peta Jaringan Jalan Menurut Statusnya II - 17

    Gambar 2.9 Lokasi Rawan Macet di Tebing Tinggi II - 22

    Gambar 2.10 Lokasi Macet di Lubuk Pakam II - 22

    Gambar 2.11 Lokasi Macet di Sei Rampah arah ke Tebing Tinggi II - 22

    Gambar 2.12 Lokasi Rawan Macet di Ruas Jalan : Medan Binjai

    (Km.8) II - 23Gambar 2.13 Peta Jaringan Jalan di Kota Binjai II - 36

    Gambar 2.14 Grafik Perkembangan Volume Eksport dan nilainya

    Tahun 1997-2005 II - 41

    Gambar 2.15 Grafik Perkembangan SIUP dan TDP Tahun 1997-

    2005 II - 42

    Gambar 2.16 Grafik Perkembangan Nilai Output Industri Tahun

    1999-2005 II - 44

    Gambar 2.17 Letak Geografis Kabupaten Serdang Bedagai II - 50

    G b 2 18 B t Wil h K t M d II 55

  • 5/25/2018 Laporan Akhir Kajian MRRL SUMUT

    9/305

    Gambar 3.17 Tempat Perhentian Kendaraan Umum III - 26

    Gambar 3.18 Pembatasan Gerakan Crossing III - 30

    Gambar 3.19 Penyediaan Lajur Khusus Belok Kiri dan Kanan III - 31Gambar 3.20 Ilustrasi Panjang Lajur Khsusus III - 31

    Gambar 3.21 Ilustrasi Jarak Pandangan yang Aman III - 32

    Gambar 3.22 Tahapan Penyusunan SIM MRLLJLN III - 35

    Gambar 4.1 Lokasi Ruas Jalan Nasional di 6 (Enam) Kota/Kab, di

    Wilayah Studi di Sumatera Utara Tahun 2007 IV - 3

    Gambar 4.2 Jalan Nasional di Kabupaten Langkat IV - 4

    Gambar 4.3 Fluktuasi Arus Lalu Lintas di Jalan Pangkalan susu -

    batas NAD IV - 5Gambar 4.4 Profile Ruas Jalan simp. P.Susu Bts. Aceh IV - 6Gambar 4.5 Fluktuasi Arus Lalu Lintas di Jalan Tanjung Pura-

    Simpang Pangkalan Susu IV - 7

    Gambar 4.6 Profile Ruas Jalan Tanjung Pura Simp. P.Susu IV - 8

    Gambar 4.7 Fluktuasi Arus Lalu Lintas di Jalan Binjai - TanjungPura IV - 9

    Gambar 4.8 Profile Ruas Jalan Binjai - Tanjung Pura IV - 9

    Gambar 4.9 Jalan Nasional di Kota Binjai IV - 11

    Gambar 4.10 Fluktuasi Arus Lalu Lintas di Jalan Amir Hamzah IV - 12Gambar 4.11 Profile Ruas Jalan T. Amir Hamzah IV - 13Gambar 4.12 Fluktuasi Arus Lalu Lintas di Jalan Soekarno Hatta

    (Binjai) IV - 14

    Gambar 4.13 Profile Ruas Jalan Sukarno Hatta IV - 14

    Gambar 4.14 Jalan Nasional di Kota Medan IV - 15Gambar 4.15 Fluktuasi Arus Lalu Lintas di Jalan Jend.Gatot Subroto IV - 16

    Gambar 4.16 Profile Ruas Jalan Gatot Subroto (Medan) IV - 17

    G b 4 17 P fil R J l Bi j i R (M d ) IV 18

  • 5/25/2018 Laporan Akhir Kajian MRRL SUMUT

    10/305

    Gambar 4.34 Profile Ruas Jalan Lubuk Pakam-Perbaungan IV - 34

    Gambar 4.35 Fluktuasi Arus Lalu Lintas di Jalan Lubuk Pakam -

    Perbaungan IV - 35Gambar 4.36 Fluktuasi Arus Lalu Lintas di Jalan Medan - Tembung -

    Lubuk Pakam IV - 36

    Gambar 4.37 Fluktuasi Arus Lalu Lintas di Jalan Bts Tanah Karo IV - 37

    Gambar 4.38 Jalan Nasional di Kabupaten Sedang Berdagai IV - 38

    Gambar 4.39 Profile Ruas Jalan Sei Rampah- Tebinng Tinggi IV - 39

    Gambar 4.40 Fluktuasi Arus Lalu Lintas di Jalan Sei Rampah -

    Tebing Tinggi IV - 40

    Gambar 4.41 Profile Ruas Jalan Tebing Tinggi Bts Simalungun IV - 40Gambar 4.42 Fluktuasi Arus Lalu Lintas di Jalan Tebing Tinggi - BtsSimalungan IV - 41

    Gambar 4.43 Profile Ruas Jalan Bts. Deli Serdang - PematangSiantar IV - 42

    Gambar 4.44 Fluktuasi Arus Lalu Lintas di Jalan Deli Serdang -Pematang Siantar IV - 43

    Gambar 4.45 Fluktuasi Arus Lalu Lintas di Jalan Kp.Binjai - Asahan IV - 45

    Gambar 4.46 Fluktuasi Arus Lalu Lintas di Jalan Bts Deli Serdang

    Sei Rampah IV - 46Gambar 4.47 Jalan Nasional di Kota Tebing Tinggi IV - 47Gambar 4.48 Fluktuasi Arus Lalu Lintas di Jalan Yos Sudarso

    (Tebing Tinggi) IV - 48

    Gambar 4.49 Profle Ruas jalan . Jend. Sudirman (Tebing Tinggi) IV - 49

    Gambar 4.50 Fluktuasi Arus Lalu Lintas di Jalan Jend. Sudirman(Tebing Tinggi) IV - 50

    Gambar 4.51 Fluktuasi Arus Lalu Lintas di Jalan Jend. A.Yani

    (T bi Ti i) IV 51

  • 5/25/2018 Laporan Akhir Kajian MRRL SUMUT

    11/305

    Gambar 6.1 Proses Pembentukan Sistem Informasi MRLLJN-

    SUMUT01 VI - 7

    Gambar 6.2 Diagram Mekanisme Kerja SIMRLLJN VI - 8Gambar 6.3 Rancangan Pemanfaatan SIMRLLJN SUMUT01 VI - 19

    Gambar 6.4 Organisasi Kerja Pemanfaatan Sistem Informasi

    Manajemen dan Rekayasa Lalu lintas Jalan Nasional

    (SIMRLLJN) SUMUT01 VI - 23

  • 5/25/2018 Laporan Akhir Kajian MRRL SUMUT

    12/305

    Laporan Akhir

    BAB 1

    PENDAHULUAN

    1.1. LATAR BELAKANG

    Penyelenggaraan jalan nasional menjadi demikian strategis bagi pembangunan

    Nasional sehingga tingkat pelayanan dari jalan-jalan nasional harus dijaga pada

    tingkat yang tinggi, yaitu pada tingkat pelayanan B sebagaimana hal ini diamanatkan

    oleh PerMen No.14 tahun 2006 tentang manajemen dan rekayasa lalu lintas.

    Namun demikian dalam pada kenyataan dilapangan jalan-jalan arteri primer dan

    kolektor primer mengalami distorsi yang sangat tinggi yang menurunkan tingkat

    pelayanan yang diharapkan. Hal ini disebabkan oleh karena jalan-jalan tersebut

    terkena dampak langsung dari perkembangan kota-kota yang dilaluinya dimana

    pengendalian dan pembatasan penggunaan ruang sepanjang jalan sulit untuk

    dilakukan.

  • 5/25/2018 Laporan Akhir Kajian MRRL SUMUT

    13/305

    Laporan Akhir

    Berdasarkan UU No. 38 Tahun 2004 tentang Jalan, secara jelas disebutkan bahwa

    jalan nasional merupakan jalan arteri dan jalan kolektor dalam sistem jaringan jalan

    primer yang berfungsi melayani angkutan utama dengan ciri perjalanan jarak jauh,

    kecepatan rata-rata tinggi dan jumlah jalan masuk dibatasi secara berdaya guna.

    Sistem jaringan jalan primer adalah system jaringan jalan bersifat menerus yang

    memberikan pelayanan lalu lintas tidak terputus walaupun masuk ke dalam kawasan

    perkotaan.

    Dalam Keputusan Menteri Perhubungan Nomor : KM 14 Tahun 2006 tentang

    Manajemen dan Rekayasa Lalu Lintas di Jalan, kewenangan penyelenggaraan

    manajemen dan rekayasa lalu lintas di jalan nasional adalah merupakan kewenangan

    Direktur Jenderal Perhubungan Darat.

    Untuk menjaga tingkat pelayanan jalan nasional di wilayah perkotaan sesuai dengan

    perannya yaitu sebagai jalan yang menghubungkan antar ibukota propinsi, dan jalan

    strategis nasional, dan fungsinya melayani angkutan utama dengan ciri perjalanan

    jarak jauh, kecepatan rata rata tinggi dan jumlah jalan masuk dibatasi secara berdaya

    guna, diperlukan suatu upaya pemecahan permasalahan yang sifatnya sistematis.

    U t k t k k lt tif h l h b

  • 5/25/2018 Laporan Akhir Kajian MRRL SUMUT

    14/305

    Laporan Akhir

    1.2. MAKSUD DAN TUJUANMaksud dari kegiatan Kajian Manajemen Rekayasa Lalu Lintas Jalan Nasional diKota Metropolitan ini adalah untuk:

    a. Mengkaji kondisi tingkat pelayanan jalan nasional di dalam kawasan perkotaan;b. Mengkaji skema-skema MRLL guna menjaga kelancaran arus menerus pada lintas

    jalan nasional pada kawasan perkotaan.

    Tujuan dari Kajian Manajemen Rekayasa Lalu Lintas Jalan Nasional di Kota

    Metropolitan adalah untuk :

    a. Menata jalan nasional dalam kawasan perkotaan metropolitan sehingga menjadisatu kesatuan yang tidak terputus dengan jaringan jalan nasional sebelum masuk

    ke dan setelah keluar dari kawasan perkotaan pada koridor di Kota-kota Tebing

    Tinggi, Sei Rempah, Lubuk Pakam, Medan, Binjai, Stabat;

    b. Mengembalikan fungsi jalan nasional sebagai jalan yang melayani pergerakanjarak jauh dengan kecepatan tinggi dan tingkat pelayanan tertentu.

    1.3.RUANG LINGKUP

    R Li k Wil h K ji

  • 5/25/2018 Laporan Akhir Kajian MRRL SUMUT

    15/305

    Laporan Akhir

    3. Melakukan kajian lalu lintas khusus Kota Binjai meliputi jalan-jalan di luarjalan nasional tapi berfungsi sebagai jalan arteri sekunder.

    4. Menyusun skema penanganan lalu lintas pada pada koridor diKota/Kabupaten Tebing Tinggi, Serdang Bedagai, Deli Serdang, Medan,

    Binjai dan Langkat sebagai bagian dari sistem jalan nasional Trans Sumatera.

    5. Menyusun skema penanganan lalu lintas pada di Kota Binjai dan tahap-tahappelaksanaannya.

    6. Melakukan pembahasan/seminar/workshop dengan instansi terkait terhadaphasil studi ini.

    7. Menyusun database jaringan jalan nasional sebagai hasil dari analisis yangdilengkapi dengan peralatan penyusunan data base berupa 1 unit Komputer.

    1.4. HASIL YANG DIHARAPKANBeberapa hal yang akan dihasilkan dari kegiatan Kajian Manajemen Rekayasa Lalu

    Lintas Jalan Nasional di Kota Metropolitan adalah :

    a. Skema penanganan lalu lintas pada koridor di Kota-kota Tebing Tinggi, serdangB d i L b k P k M d Bi j i L k t b i b i d i i t j l

  • 5/25/2018 Laporan Akhir Kajian MRRL SUMUT

    16/305

    Laporan akhir

    BAB 2

    GAMBARAN UMUM

    WILAYAH

    2.1.PENGANTAR

    Secara garis besar, enam wilayah kota/kabupaten yang akan dikaji dalam pekerjaan

    Perencanan Teknis Manajemen dan Rekayasa Lalu lintas ini (Kota Tebing Tinggi, Sei

    Rempah, Lubuk Pakam, Medan, Binjai, dan Langkat), seluruhnya berada dalam

    wilayah administrasi Propinsi Sumatera Utara. Oleh karenanya, Sumatera Utara

    dijadikan sebagai profil gambaran umum wilayah studi yang menjelaskan secara

    umum karakteristik wilayah studi yang dimaksud dan selanjutnya karakteristik kota-kota yang bersangkutan.

    2.2.GAMBARAN UMUM SUMATERA UTARA

    2.2.1 PERUNTUKKAN RUANG/LAHAN

    Secara geografis Propinsi Sumatera Utara terletak di bagian Utara Pulau Sumatera

    d 10 40 Li U d 980 1000 B j Ti k b i d i

  • 5/25/2018 Laporan Akhir Kajian MRRL SUMUT

    17/305

    Laporan akhir

    (a)

  • 5/25/2018 Laporan Akhir Kajian MRRL SUMUT

    18/305

    Laporan akhir

    Propinsi Sumatera Utara juga mencakup kawasan perairan laut yang berbatasan

    sejauh 12 mil laut dari garis pantai. Dapat dilihat pada Gambar 2.2.

  • 5/25/2018 Laporan Akhir Kajian MRRL SUMUT

    19/305

    Laporan akhir

    LANGKAT

    BINJAI

    MEDAN

    DELI SERDANG

    SERDANG BEDAGAI

    TEBING TINGGIKARO

    P. SIANTAR

    SIMALUNGUN

    ASAHAN

    TJ.BALAI

    DAIRI

    Pak PAK

    BHARATSAMOSIR

    TOBASAMOSIR

    HAMBANG

    HASUNDUTAN

    TANULI UTARA

    TAPANULI TENGAH

    SIBOLGA

    LABUHAN BATU

    TAPANULI SELATAN

    P.SIDEMPUAN

    MANDAILING NATAL

    NIAS

    NIAS SELATAN

  • 5/25/2018 Laporan Akhir Kajian MRRL SUMUT

    20/305

    Laporan akhir

    Dalam distribusi ruang, wilayah yang pada saat ini masih memiliki kawasan hutan

    yang juga berfungsi untuk perlindungan daerah bawahannya ataupun fungsi ekologis

    lainnya, perlu menyiapkan pengendalian terhadap alih fungsi hutan baik oleh

    perambahan maupun pemanfaatan untuk usaha ekonomi formal terutama dalam

    rangka perolehan PAD (Pendapatan Asli Daerah). Konflik kepentingan dalam kondisi

    keterbatasan lahan budidaya perlu diatasi melalui kesepakatan yang mengikat dalam

    pelestarian kawasan hutan yang berfungsi lindung. Untuk itu salah satu dasar

    pengendalian adalah menyesuaikan pengembangan kegiatan pada lahan dengan

    kemampuan yang memadai.

    Wilayah Pantai Timur yang merupakan dataran rendah seluas 26.360 km2

    atau 36,80

    % dari luas wilayah Sumatera Utara merupakan wilayah yang subur, suhu udara

    tinggi, kelembaban udara tinggi, dan curah hujan juga relatif tinggi meliputi

    Kabupaten Langkat, Deli Serdang, Serdang Bedagai, Asahan, Labuhan Batu, Binjai,

    Medan dan Tebing Tinggi. Wilayah Pantai Barat meliputi Kabupaten Tapanuli

    Selatan, Mandailing Natal, Tapanuli Tengah, Nias, Nias Selatan dan Sibolga.

    Kegiatan di wilayah Pantai Timur umumnya heterogen, dengan kawasan perkotaan

    yang relatif besar dan prasarana wilayah yang memadai. Wilayah ini sesuai untuk

    pengembangan berbagai jenis kegiatan budidaya, terutama perkebunan dan tanaman

  • 5/25/2018 Laporan Akhir Kajian MRRL SUMUT

    21/305

    Laporan akhir

    1. Kesesuaian lahan untuk pertanian tanaman pangan lahan basah

    Sebagian besar lahan yang sesuai untuk budidaya pertanian tanaman pangan lahan

    basah berada di Kawasan Pantai Timur dan sekitar DAS (Daerah Aliran Sungai)

    di Pantai Timur, Kabupaten Langkat, Asahan, Labuhan Batu, Tapanuli Selatan,

    Karo, Tapanuli Utara, Toba Samosir, Mandailing Natal, Dairi, Tapanuli Tengah.

    Untuk Kawasan bagian Tengah hanya terdapat di sebelah Selatan Danau Toba dan

    sebagian kecil lainnya terdapat di wilayah pesisir Pantai Barat, wilayah pesisir

    Pulau Nias, Pantai Barat Pulau Pini dan Pantai Barat Pulau Tanah Massa.

    2. Kesesuaian lahan untuk pertanian tanaman pangan lahan kering

    Lahan yang sesuai untuk pertanian tanaman pangan lahan kering sebagian besar di

    wilayah bagian Timur yaitu Langkat, Toba Samosir, Simalungun, Labuhan Batu,

    Tapanuli Utara, Tapanuli Selatan bagian Selatan dan wilayah sekitar Danau Toba

    sepanjang Pantai Barat Mandailing Natal bagian Selatan, Tapanauli Selatan

    bagian Utara dan beberapa tempat di Labuhan Batu.

    3. Kesesuaian lahan untuk tanaman tahunan (perkebunan)

    Lahan yang sesuai untuk budidaya tanaman tahunan atau perkebunan meliputi

    hampir dua per-tiga wilayah Sumatera Utara, terutama di wilayah bagian Timur,

    Kawasan sekitar Danau Toba, wilayah bagian Selatan Pantai Barat, serta di pulau-

    l k il S d k k id k i k k b b d di

  • 5/25/2018 Laporan Akhir Kajian MRRL SUMUT

    22/305

    Laporan akhir

    6. Kesesuaian lahan untuk perikanan

    Lahan yang sesuai untuk perikanan, khususnya perikanan laut berada di kawasan

    Pantai Barat, Kabupaten Langkat, Deli Serdang, Medan serta sepanjang Pantai

    Asahan dan Labuhan Batu, Tanjung Balai, Madina. Selain itu juga terdapat di

    wilayah pantai Teluk Tapanuli di Sibolga dan Tapanuli Tengah, beberapa lokasi di

    wilayah Mandailing Natal, Pantai Pulau Nias, Pantai Pulau Pini dan Pantai Pulau

    Tanah Massa, perikanan danau di Kabupaten yang memiliki Kawasan Danau

    Toba (Toba Samosir, Tapanuli Utara, Humbang Hasundutan, Dairi, Simalungun,

    Karo) dan Tapanuli Selatan Danau Siais.

    2.2.2 KONDISI DEMOGRAFI

    Sumatera Utara merupakan Propinsi keempat yang terbesar jumlah penduduknya di

    Indonesia setelah Jawa Barat, Jawa Timur dan Jawa Tengah. Menurut hasil

    pencacahan lengkap Sensus Penduduk (SP) 1990 penduduk Sumatera Utara

    keadaan tanggal 31 Oktober 1990 (hari sensus) berjumlah 10,26 juta jiwa,

    dan dari hasil Survey Penduduk tahun 2000, jumlah penduduk Sumatera Utara

    sebesar 11,5 juta jiwa. Pada bulan April 2003 dilakukan pendaftaran pemilih dan

    Pendataan Penduduk Berkelanjutan (P4B).

    i h il d f b di l h j l h d d k b 11 890 399

  • 5/25/2018 Laporan Akhir Kajian MRRL SUMUT

    23/305

    Laporan akhir

    masih terlihat menurun di Sumatera Utara. Hal ini menggambarkan bahwa

    pembangunan di Sumatera Utara menghasilkan peningkatan taraf hidup masyarakat

    Sumatera Utara secara keseluruhan. Jumlah penduduk miskin tahun 1993

    sebesar 1,33 juta orang atau sebesar 12,31 % dari total seluruh penduduk

    Sumatera Utara.

    Tahun 1996 jumlah penduduk Sumatera Utara yang tergolong miskin hanya 1,23

    juta jiwa dengan persentase sebesar 10,92 %. Namun karena terjadinya krisis

    moneter secara maksimal termasuk Sumatera Utara, penduduk miskin di

    Sumatera Utara tahun 1999 meningkat menjadi 16,74 persen dari total

    penduduk Sumatera Utara yaitu sebanyak 1,97 juta jiwa. Pada tahun 2003 terjadi

    penurunan penduduk miskin baik secara absolut maupun secara persentase, yaitu

    menjadi 1,89 juta jiwa atau sekitar 15,89 %, sedangkan tahun 2004 jumlah

    dan persentase turun menjadi sebanyak 1,80 juta jiwa atau sekita 14,93 %.

  • 5/25/2018 Laporan Akhir Kajian MRRL SUMUT

    24/305

    Laporan akhir

    Tabel 2.1

    Jumlah Penduduk Propinsi Sumatera Utara Menurut Kabupaten/ Kota

    Tahun 2000 - 2005 (jiwa)Kabupaten/ Kota 2000 2001 2002 2003 2005

    1. N i a s* 422.170 441 807

    2. Nias Selatan683.416 699.148 698.994

    275.422 288 233

    3. Tapanuli Selatan* 596.188 626 702

    4. P.Sidempuan734.364 749.003 761.205

    168.536 177 499

    5. Tapanuli Tengah 244.679 249.668 270.600 272.333 283 035

    6. Tapanuli Utara* 255.162 256 201

    7. H. Hasundutan407.711 407.831 407.581

    152.377 152 997

    8. Labuhan Batu 844.924 863.438 905.258 910.502 951 773

    9. Asahan 935.855 943.822 987.244 990.230 1 024369

    10. Simalungun 855.802 863.679 808.210 808.288 826 101

    255.847 261 28711 D a i r i*12. Pak Pak Bharat

    292.857 295.323 289.323152.377 34 542

    13. K a r o 283.713 287.854 305.452 306.869 316 207

    14. Deli Serdang 1 569

    63815. Serdang Bedagai

    1.959.488 2.021.021 2.041.121 2.054.707588 176

    16. Langkat 906.565 921.911 936.925 940.601 970 433

    17. Sibolga 82.310 84.034 85.100 85.505 88 717

    18. Tanjung Balai 132.438 136.621 143.836 144.979 152 814

    19. Pematang Siantar 241.524 245.099 223.824 223.949 230 487

    20. Tebing Tinggi 125.006 126.302 132.306 132.760 135 671

    21. M e d a n 1.905.587 1.933.746 1.972.248 1.979.340 2 036

  • 5/25/2018 Laporan Akhir Kajian MRRL SUMUT

    25/305

    Laporan akhir

    11300000

    11400000

    11500000

    11600000

    11700000

    11800000

    11900000

    2002 2003 2004 2005

    Gambar 2.4

    Grafik Jumlah Penduduk Propinsi Sumatera Utara Tahun 2000 - 2003

    Tabel 2.2

    Distribusi Luas Wilayah Administrasi Serta Kepadatan Penduduk Per Kab/KotaTahun 2005

    No. Kabupaten/KotaLuas

    wilayahJumlah

    PendudukPenduduk/

    km2

    1 Nias 3,495.39 441,807.00 127.002 Mandailing Natal 6,618.79 386,150.00 59.00

    3 Tapabuli Selatan 12,138.30 626,702.00 52.00

    4 Tapanuli Tengah 2,188.00 283,035.00 130.00

    5 Tapanuli Utara 3,726.52 256,201.00 69.00

    6 Toba Samosir 2,474.40 158,677.00 65.00

  • 5/25/2018 Laporan Akhir Kajian MRRL SUMUT

    26/305

    Laporan akhir

    2.2.3 KONDISI EKONOMI

    a. PDRB ( Produk Domestik Regional Bruto)

    Untuk indikator PDRB dengan migas atas harga berlaku, pada tahun 2000

    berdasarkan Statistik Indonesia 2001, secara nasional Sumatera Utara merupakan

    Propinsi dengan PDRB (migas) terbesar ke enam setelah DKI, Jawa Barat, Jawa

    Timur, Jawa Tengah, Kalimantan Timur. Untuk lingkup Pulau Sumatera merupakan

    terbesar diikuti Riau, Sumatera Selatan, NAD dan Lampung. Dengan demikian

    Propinsi Sumatera Utara merupakan Propinsi termaju di Pulau Sumatera.

    KODE

    0102

    03

    04

    05

    06

    07

    0809

    10

    11

    12

    13

    14

    15

    16

    17

    18

    71

    72

    73

    KABUPATEN/KOTA

    NIASMANDAILING NATAL

    TAPANULI SELATAN

    TAPANULI TENGAH

    TAPANULI UTARA

    TOBA SAMOSIR

    LABUHAN BATU

    ASAHANSIMALUNGUN

    DAIRI

    KARO

    DELI SERDANG

    LANGKAT

    NIAS SELATAN

    HUMBANG HASUNDUTAN

    PAKPAK BHARAT

    SAMOSIR

    SERDANG BEDAGAI

    SIBOLGA

    TANJUNG BALAI

    PEMATANG SIANTAR

    U

    1376

    7518

    747273

    08

    07

    05

    0615

    04

    77

    11

    0214

    01

    12

    09

    03

    1016

    17

  • 5/25/2018 Laporan Akhir Kajian MRRL SUMUT

    27/305

    Laporan akhir

    Gambar 2.6

    Peta PDRB per Kapita Menurut Kabupaten / Kota di Sumatera Utara

  • 5/25/2018 Laporan Akhir Kajian MRRL SUMUT

    28/305

    Laporan akhir

    perekonomian di Sumatera Utara. Untuk melihat produktivitas ekonomi (dengan

    mengabaikan inflasi), maka digunakan PDRB Atas Dasar Harga Konstan (ADHK).

    Berdasarkan harga konstan tahun 1993, PDRB Sumatera Utara pada Tahun 2003

    sebesar Rp. 27.071,25 Milyar. Sektor Pertambangan dan Penggalian mengalami

    pertumbuhan tertinggi yaitu sebesar 8.52 %, diikuti oleh sektor Pengangkutan dan

    Komunikasi sebesar 8,34 % dan Sektor Bangunan sebesar 6,47 %. Secara keseluruhan

    perekonomian Sumatera Utara pada tahun 2003 naik sebesar 4,42 % jika

    dibandingkan tahun sebelumnya.

    Tabel 2.3

    Produk Domestik Regional Menurut Lapangan UsahaAtas Dasar Harga Konstan Tahun 2003 2005

    ( Milyar Rupiah)

    T a h u nLapangan Usaha

    2003 2004 2005

    Pertanian 7.746,60 7.924,48 8.211,36

    Pertambangan dan Penggalian 309,77 332,98 361,34

    Industri 5.391,97 5.665,95 5.904,13

    Listrik, Gas & Air Minum 411,76 447,09 462,43

  • 5/25/2018 Laporan Akhir Kajian MRRL SUMUT

    29/305

    Laporan akhir

    2.2.4 KONDISI PRASARANA JALAN RAYA

    a. Jaringan Jalan

    Jaringan Transportasi Jalan adalah serangkaian simpul dan atau ruang kegiatan yang

    dihubungkan oleh ruang lalu lintas sehingga membentuk satu kesatuan sistem jaringan

    untuk keperluan penyelenggaraan lalu lintas dan angkutan jalan. Simpul meliputi

    terminal transportasi jalan, terminal angkutan sungai dan danau, stasiun kereta api,

    pelabuhan penyeberangan, pelabuhan laut dan bandar udara. Ruang kegiatan antara

    lain berupa kawasan pemukimam, industri, pertambangan, pertanian, kehutanan,

    perkantoran, perdagangan, parawisata dan sebagainya.

    Ruang lalu lintas jalan adalah prasarana dan sarana yang diperuntukan bagi gerak

    kenderaan, orang dan hewan. Wujud dari ruang lalu lintas dapat berupa jalan,

    jembatan atau lintas penyeberangan yang berfungsi sebagai jembatan dan lain-lain.

    Berdasarkan Keputusan Menteri Permukiman dan Prasarana Wilayah Nomor :

    375/KPTS/M/2004 tentang Penetapan Ruas-Ruas Jalan Dalam Jaringan Jalan Primer

    Menurut Peranannya Sebagai Jalan Arteri, Jalan Kolektor 1, Jalan Kolektor 2 dan

    Jalan Kolektor 3.

    Yang dimaksud dengan Jalan Arteri adalah jalan arteri primer yang melayani

    angkutan utama yang merupakan tulang punggung transportasi nasional yang

  • 5/25/2018 Laporan Akhir Kajian MRRL SUMUT

    30/305

    Laporan akhir

    Sedangkan berdasarkan Keputusan Menteri Permukiman dan Prasarana Wilayah

    Nomor : 376/KPTS/M/2004 tentang Penetapan Ruas-Ruas Jalan Menurut Statusnya

    Sebagai Jalan Nasional, bahwa di Propinsi Sumatera Utara menurut statusnya terdiri

    dari Jalan Nasional sepanjang 2.098,05 km dan Jalan Propinsi sepanjang 2.752,50

    km, selain itu terdapat Jalan Tol sepanjang 40,00 km .

    Tabel 2.4

    Data Jalan Nasional, Jalan Propinsi dan Jalan Tol di Propinsi Sumatera Utara

    Panjang Jalan (km)No

    StatusJalan Tahun 2003 Tahun 2004

    Tambah/Kurang

    % Ket

    1 Nasional 1.305,95 2.098,05 792,10 60,65 --

    2 Propinsi 3.346,20 2.752,50 - 593,70 -17,74 --Jumlah 4.652,15 4.850,55 198,40 4,26 --

    3 Tol 40,00 40,00 0 0 --

    Jumlah 4.692,15 4.890,55 198,40 4,26 --

    Sumber : Dinas Jalan dan Jembatan Provsu

  • 5/25/2018 Laporan Akhir Kajian MRRL SUMUT

    31/305

    Laporan akhir

  • 5/25/2018 Laporan Akhir Kajian MRRL SUMUT

    32/305

    Laporan akhir

  • 5/25/2018 Laporan Akhir Kajian MRRL SUMUT

    33/305

    Laporan akhir

    Utara. Berdasarkan BPS Tahun 2006, Sumatera Dalam Angka 2006 menyebutkan

    kondisi prasarana jalan di Sumatera sebagaimana dapat dilihat pada Tabel 2.5 s/d 2.7.

    Tabel 2.5

    Panjang Jalan Menurut Status, dan Kabupaten/Kota (Km) 2005

    TahunKabupaten/Kota

    Nasional Propinsi Kab/Kota Jumlah

    (1) (2) (3) (4) (5)

    TAHUN

    2003 1 305,950 3 346,200 28 246,275 32 898,4302004 2 098,050 2 752,410 28 711,319 33 561,780

    2005 2 098,050 2 752,500 29 112,617 33 963,176

    KABUPATEN

    Nias - 295,090 1 910,050 2 205,140

    Mandailing Natal 292,020 123,250 1 357,060 1 772,330

    Tapanuli Selatan 214,500 677,930 2 770,000 3 662,430

    Tapanuli Tengah 170,410 47,450 790,270 1 008,130

    Tapanuli Utara 117,310 170,000 1 116,050 1 403,360Toba Samosir 70,050 127,500 1 650,100 1 847,650

    Labuhan Batu 153,880 213,300 1 700,560 2 067,740

    Asahan 134,740 160,160 1 571,880 1 866,780

    Simalungun 142,070 165,150 2 968,050 3 275,270

    Dairi 160,210 - 1 289,400 1 449,610

    Karo 161,770 35,500 1 125,300 1 322,570

    Deli Serdang 100,810 187,880 1 347,700 1 636,390

  • 5/25/2018 Laporan Akhir Kajian MRRL SUMUT

    34/305

    Laporan akhir

    Tabel 2.6

    Panjang Jalan Menurut Status, Jenis Permukaan dan Kondisi (Km) 2005

    Keadaan Jl. Nasional Jl.Propinsi Jl. Kabupaten Jumlah

    1 2 3 4 5

    JENIS PERMUKAAN 2098,050 2752,500 29112,617 33963,167

    Diaspal 2 068,050 2 648,610 12 148,261 16 864,921

    Kerikil 20,000 71,760 4 640,253 4 732,013

    Tanah 10,000 32,130 8 243,547 8 285,677

    Tidak dirinci - - 4 080,556 33 963,167

    KONDISI 2 098,050 2 752,500 29 112,617 33 963,167

    Baik 1 435,080 1 783,290 9 040,911 12 259,281

    Sedang 382,420 590,730 6 227,936 7 201,086

    Rusak 244,610 309,970 6 473,706 7 028,286

    Rusak Berat 35,940 68,510 5 977,004 6 081,454

    Tidak Dirinci - - 1 393,060 1 393,060

    Sumber : Dinas Jalan dan Jembatan Propinsi Sumatera Utara

  • 5/25/2018 Laporan Akhir Kajian MRRL SUMUT

    35/305

    Laporan akhir

    Tabel 2.7

    Jumlah Kecelakaan Lalu Lintas Menurut Korban dan Kabupaten/Kota 2005

    Jumlah

    Kecelakaan

    Meninggal Luka

    Berat

    Luka

    Ringan

    Kerugian

    MateriTahun

    Kabupaten/Kota (Orang) (Orang) (Orang) (Orang) (000 000Rp)

    (1) (2) (3) (4) (5) (6)TAHUN

    2003 937 822 579 619 3 726,35

    2004 919 775 620 719 3 970,98

    2005 1 376 963 1 079 897 4 341Nias 20 14 14 4 24

    Tapanuli Selatan 67 80 25 23 125

    dan P.Sidimpuan

    Mandailing Natal 25 19 17 11 70

    Tapanuli Tengah 16 16 - 2 14

    Tapanuli Utara 47 36 32 18 56

    Toba Samosir 22 21 8 26 115

    Labuhan Batu 65 86 28 62 365Asahan 93 132 96 124 571

    Simalungun 126 83 133 118 622

    Dairi 31 31 17 31 41

    Karo 52 35 37 87 354

    Deli Serdang 67 71 32 25 208

    Sibolga 2 1 1 3 8

    Tg. Balai 1 1 - - 3

  • 5/25/2018 Laporan Akhir Kajian MRRL SUMUT

    36/305

    Laporan akhir

    b. IDENTIFIKASI PERMASALAHAN

    1) Pemanfaatan ruang pada kawasan rumija dan ruwasja bahkan pada rumaja untuk

    kegiatan ekonomi memberikan dampak pada menurunnya kapasitas jalan dengan

    konsekuensi menurunnya tingkat pelayanan jalan.

    2) Kedisiplinan para pengguna jalan yang kurang, seperti contoh ; pejalan kaki yang

    tidak menyeberang pada tempatnya dikarenakan fasilitas penyeberangan yang

    kurang dan/atau dikarenakan karakter pejalan kaki tersebut yang cenderung untuk

    melanggar. Contoh lain misalnya, terdapat pengemudi yang memberhentikan danmemarkirkan kendaraannya pada ruang jalan yang tidak tepat, yaitu bukan pada

    lokasi parkir yang ditetapkan dan/atau pada kaki persimpangan yang jelas-jelas

    mengganggu pergerakkan kendaraan yang keluar masuk persimpangan.

    3) Masih tingginya pelanggaran muatan lebih yang mengakibatkan kerusakan jalan,

    belum optimalnya pengawasan melalui jembatan timbang karena keterbatasan

    fisik/peralatan dan sumber daya manusia.

    4) Minimnya fasilitas keselamatan jalan, sehingga masih sering terjadinya

    kecelakaan lalu lintas.

    5) Untuk persimpangan, terdapat pengendalian persimpangan yang tidak tepat,

    mungkin karena belum dievaluasi atau tidak pernah dievaluasi, selain itu dari sisi

  • 5/25/2018 Laporan Akhir Kajian MRRL SUMUT

    37/305

    Laporan akhir

    (a)Simp. Kampung Keling (dari arah Asahan)

    (b)Simp. Kampung Keling (dari arah

    Jl.Gunung Sibayak)

    Gambar 2.9

    Lokasi Rawan Macet di Tebing Tinggi

  • 5/25/2018 Laporan Akhir Kajian MRRL SUMUT

    38/305

    Laporan akhir

    Gambar 2.12Lokasi Rawan Macet di Ruas Jalan : Medan Binjai (Km.8)

  • 5/25/2018 Laporan Akhir Kajian MRRL SUMUT

    39/305

    Laporan akhir

    pesisir. Dengan gambaran tinggi di sebelah barat ( Bukit Barisan) menurun dan

    menghampar ke daerah pesisir di sebelah timur (selat malaka). Pada beberapa

    kawasan menjadi topografi cekukan dimana pada waktu musim penghujan menjadi

    daerah genangan air dan banjir, sehingga masalah drainase pada daerah cekukan

    menjadi satu permasalahan yang perlu dicari penyelesaiannya, mengingat daerah

    cekukan seperti Tanjung Pura merupakan daerah hunian dan aktifitas tinggi.

    c. Tranportasi JalanTabel 2.8

    Panjang Jalan menurut konstruksi permukaan dan kondisi jalan (Km) tahun 2005

    KONTRUKSI PERMUKAAN JALANNO SATUS JALAN

    BAIK SEDANG RUSAKRUSAKBERAT

    JUMLAHTOTAL

    1 2 3 4 5 6 7

    1 Jalan Nasional 71,65 17 - - 88,652 Jalan Propinsi 29,42 61,15 45,94 8,05 144,56

    3 Jalan Kabupaten 428,89 792,70 195,89 97,27 1514,75

    Sumber : Dinas Pekerjaan Umum Kab. Langkat

    Tabel 2.9

    Jumlah Sarana Angkutan (Umum dan Pribadi)

  • 5/25/2018 Laporan Akhir Kajian MRRL SUMUT

    40/305

    Laporan akhir

    Tabel 2.10

    Jumlah Kendaraan Tidak Bermotor

    TahunNo Jenis Kendaraan

    2003 (unit) 2004 (unit) 2005 (unit)

    1 2 3 4 5

    1 Sepeda - - -

    2 Becak 760 760 700

    3 Andong/Dokar - - -

    4 Lain-lain - - -

    Jumlah 760 760 700

    Sumber : Dinas Perhubungan Kab Langkat

    Tabel 2.11

    V/C Ratio Ruas jalan pada jam sibuk pada jalan-jalan utama Tahun 2005

    No Ruas Jalan Status Jalan Volume KapasitasV/C

    Ratio

    1 2 3 4 5 61 Jl. Proklamasi Kabupaten 1200 1800 0,66

    2 Jl. Sudirman Nasional 2500 3250 0,76

    3 Jl. KH Zainul Arifin Nasional 2000 2400 0,83

    4 Jl. Perniagaan Kabupaten 1560 1970 0,76Sumber : Dinas Perhubungan Kab Langkat

    Tabel 2.12

  • 5/25/2018 Laporan Akhir Kajian MRRL SUMUT

    41/305

    Laporan akhir

    Disebelah Selatan dengan Kabupaten Karo dan Kabupaten Simalungun

    Disebelah Timur dengan Kabupaten Asahan dan Kabupaten Simalungun.

    Disamping batas-batas tersebut di atas, di wilayah ini terdapat 2 kotamadya yaitu

    Kotamadya Medan dan Kotamadya Tebing Tinggi

    Kabupaten Deli Serdang memiliki luas 4.397,94 km2atau 439.794 ha yang terdiri atas

    33 kecamatan dengan 617 desa dan 20 kelurahan.

    b. Topografi

    Keadaan topografi wilayah kabupaten Deli Serdang bervariasi mulai dari datar,

    berombak, berbukit, bergunung dan terjal.

    Wilayah daerah kabupaten Deli Serdang bila diperinci menurut kemiringan dapat

    dibedakan atas :

    a. Dataran hingga berombak (kemiringan 0 2%) seluas 230.726 ha atau 52,46%

    b. Berombak hingga bergelombang (kemiringan 3 15%) seluas 83.772 ha atau

    19,05%

    c. Bergelombang hingga berbukit ( Kemiringan 15 40%) seluas 91.961 ha atau

    20,91%

    d. Berbukit, pegunungan dan terjal (kemiringan 40% keatas) seluas 33.335 ha atau

    7,58%

  • 5/25/2018 Laporan Akhir Kajian MRRL SUMUT

    42/305

    Laporan akhir

    Selain panjang jalan, untuk melayani kegiatan transportasi darat di daerah kabupaten

    Deli serdang tersedia 4 buah terminal dan 6 buah pangkalan yang melayani trayek

    antar Propinsi, trayek lokal/antar kota dan pedesaan.

    Untuk melayani angkutan penumpang di wilayah Kabupaten Deli Serdang dilayani

    oleh 16 buah perusahaan dengan total armada 642 unit yang dibagi dalam 86 trayek

    2.3.3 KOTA BINJAI

    a. Kondisi Wilayah

    Kota Binjai secara geografis terletak pada 3031

    40

    - 3

    040

    2

    Lintang Utara dan

    980273 98

    03232 Bujur Timur, serta berada 28 m diatas permukaan laut (DPL).

    Luas wilayah kota Binjai adalah 90,23 km2atau 0,126% dari luas wilayah Propinsi

    Sumatera Utara. Kota Binjai mempunyai batas wilayah yang unik, karena dikelilingi

    oleh kabupaten Deli Serdang dan Kabupaten Langkat. Dengan tata letak sebagai

    berikut :

    Sebelah Utara berbatasan Kabupaten Langkat dan Deli Serdang.

    Sebelah Timur berbatasan Kabupaten Deli Serdang.

    Sebelah Selatan berbatasan Kabupaten Langkat dan Deli Serdang.

    Sebelah Barat berbatasan Kabupaten Langkat.

    Iklim kota Binjai termasuk tropis dengan dua jenis musim, yaitu : musim hujan dan

  • 5/25/2018 Laporan Akhir Kajian MRRL SUMUT

    43/305

    Laporan akhir

    Pada tabel tergambar bahwa kecamatan yang paling luas adalah Kecamatan Binjai

    Selatan yaitu seluas 29,96 km2 atau 33,2% dari luas seluruh Kota Binjai. Namun

    kepadatan penduduknya adalah paling rendah dari kelima kecamatan. Sedangkan

    yang paling kecil wilayahnya adalah Kecamatan Binjai Kota, yaitu 4,12 km2. Namun

    merupakan kecamatan terpadat yaitu 7.976 jiwa/km2.

    Pada tiap kecamatan dapat juga dilihat jumlah kelurahan, seperti dikemukakan pada

    tabel berikut.

  • 5/25/2018 Laporan Akhir Kajian MRRL SUMUT

    44/305

    Laporan akhir

    Tabel 2.14

    Jumlah Kelurahan Pada Tiap Kecamatan Di Kota Binjai tahun 2004

    No. Kecamatan Kelurahan

    1. Binjai Selatan 1. Tanah Merah

    2. Binjai Estate3. Tanah Seribu4. Pujidadi

    5. Rambung Dalam6. Rambung Barat

    7. Rambung Timur8. Bhakti Karya

    2. Binjai Kota 1. Berngam2. Satria3. Setia4. Kartini

    5. Tangsi6. Binjai

    7. Pekan Binjai

    3. Binjai Timur 1. Mencirim2. Tunggorono3. Timbang Langkat4. Tanah tinggi5. Sumber Mulyo Rejo6. Sumber Karya7. Dataran Tinggi

  • 5/25/2018 Laporan Akhir Kajian MRRL SUMUT

    45/305

    Laporan akhir

    Sedangkan penggunaan tanah di Kota Binjai, dikemukakan pada tabel berikut.

    Tabel 2.15

    Penggunaan Tanah di Kota Binjai 2006 (Dalam Hektar)

    Binjai

    Selatan

    Binjai

    Kota

    Binjai

    Timur

    Binjai

    Utara

    Binjai

    BaratJumlah

    PemukimanJasaPerusahaan

    IndustriSawahPerkebunanKbn.campuran/TegalanLain-lain

    507,8432,9227,64

    12,16771,00318,00

    1.140,41186,53

    181,5034,5628,94

    4,0064,75-

    31,8066,45

    283,3066,8816,36

    6,08301,481.067,51

    296,40131,99

    399,5562,0432,44

    17,921.384,50-

    351,15113,52

    172,0034,88

    168,03

    6,2469,50-

    565,8669,49

    1.544,19231,28273,41

    46,402.589,231.385,512.385,62

    567,98

    Jumlah 2.996,50

    412,00 2.170,00

    2.359,12

    1.086,00

    9.023,62

    Sumber : Kantor Pertanahan Kota Binjai

    Perlu dikemukakan bahwa penggunaan tanah pada urban areaadalah : pemukiman,

    jasa, perusahaan, industri dan lain-lain. Sedangkan penggunaan tanah pada rural area

    adalah : sawah, perkebunan, kebun campuran/tegalan.

    b. Penduduk

    KecamatanPenggunaanTanah

  • 5/25/2018 Laporan Akhir Kajian MRRL SUMUT

    46/305

    Laporan akhir

    Tabel 2.16

    Kategori Kepadatan Penduduk

    No. Penduduk/ km2

    Kategori1. 50 jiwa Tidak Padat

    2. 51 250 jiwa Kurang Padat

    3. 251 400 jiwa Cukup Padat

    4. 401 1000 jiwa Padat

    5. 1000 jiwa Sangat Padat

    Pada tabel 1 telah dikemukakan jumlah penduduk per kecamatan, serta kepadatan

    penduduk per km2. maka dari itu diketahui kategori tiap kecamatan di Kota Binjai,

    yaitu sebagai berikut.

    Tabel 2.17

    Kategori Kepadatan Penduduk Di Kota Binjai tahun 2004

    No. Kecamatan Kepadatan/km 2 kategori

    1. Binjai Selatan 1.415 Sangat Padat

    2. Binjai kota 7.976 Sangat Padat

    3. Binjai Timur 2.047 Sangat Padat

  • 5/25/2018 Laporan Akhir Kajian MRRL SUMUT

    47/305

    Laporan akhir

    Kajian kuantitatif untuk mengetahui perkembangan penduduk suatu wilayah.

    Sedangkan perkembangan penduduk suatu wilayah dapat diartikan sebagai

    kecenderungan kualitatif. Dibawah ini dikemukakan perkembangan penduduk

    Sumatera Utara, Mebidang dan Binjai, yaitu sebagai berikut.

    Tabel 2.18

    Perkembangan Jumlah PendudukSumut, Mebidang dan Binjai tahun 1994-2004

    No Tahun Sumut Mebidang B injai

    1. 1994 10.977.493 3.951.897 185.093

    2. 1995 10.109.223 3.639.320 199.526

    3. 1996 11.242.534 4.047.312 203.217

    4. 1997 11.377.444 4.095.879 206.150

    5. 1998 11.513.973 4.145.030 209.475

    6. 1999 11.513.973 4.145.030 212.805

    7. 2000 11.617.280 4.182.220 213.187

    8. 2001 11.722.548 4.173.889 215.523

    9. 2002 11.847.075 4.237.613 219.145

    10. 2003 11.890.399 4.259.582 223.451

  • 5/25/2018 Laporan Akhir Kajian MRRL SUMUT

    48/305

    Laporan akhir

    Tabel 2.19

    Perkembangan Jumlah Penduduk Perkecamatan

    Di Kota Binjai 1994-2005

    Penduduk Per KecamatanNo Tahun Binjai

    Selatan Kota Timur Utara Barat

    1. 1994 185.093 35.186 27.375 37.019 31.521 53.992

    2. 1995 199.526 37.930 29.510 39.905 33.979 58.202

    3. 1996 203.217 38.632 30.056 40.644 34.608 59.277

    4. 1997 206.150 39.190 30.490 41.230 35.107 60.133

    5. 1998 209.475 39.822 30.981 41.895 35.674 61.103

    6. 1999 212.805 40.455 31.474 42.561 36.241 62.074

    7. 2000 213.187 40.527 31.530 42.637 36.306 62.187

    8. 2001 215.523 40.971 31.876 43.105 36.704 62.867

    9. 2002 219.145 41.660 32.412 43.829 37.320 63.924

    10. 2003 223.451 42.478 33.049 44.690 38.054 65.180

    11. 2004 232.236 44.148 34.348 46.447 39.550 67.743

    12. 2005 233.112 45.042 35.211 46.423 41.220 68.211

    Sumber : Sumatera Dalam Angka 2006

  • 5/25/2018 Laporan Akhir Kajian MRRL SUMUT

    49/305

    Laporan akhir

    Untuk itulah PDRB ditampilkan dalam bentuk perkembangan, pertumbuhan dan

    proporsi tiap sektor.

    Biasanya PDRB dihitung dengan dua cara, yaitu atas dasar harga berlaku dan atas

    dasar harga konstan. Namun dalam pembahasan studi ini, yang yang ditampilkan

    hanya hasil perhitungan PDRB atas dasar harga berlaku. Karena dianggap lebih baik

    untuk melengkapi permintaan jasa transportasi.

    Perkembangan PDRB Kota Binjai dikemukakan pada tabel berikut.

    Tabel 2.20

    Perkembangan dan Pertumbuhan PDRB Atas Dasar Harga BerlakuDi Kota Binjai 2002-2006 (Dalam Rp. Juta)

    No. Tahun PDRBPertumbuhan ( %

    )

    1. 2002 833.170,96 17,55

    2. 2003 1.001.235,82 20,173. 2004 1.146.976,33 14,56

    4. 2005 1.352.525,53 17,92

    5. 2006 1.572.019,04 16,23

    Sumber : Binjai Dalam Angka

    Tabel 2.21

  • 5/25/2018 Laporan Akhir Kajian MRRL SUMUT

    50/305

    Laporan akhir

    Pada tabel dengan jelas bahwa kontribusi terbesar adalah sektor industri dan

    perdagangan. Kedua sektor ini menyumbang PDRB lebih dari separuh (60%).

    Sedangkan kontribusi terkecil adalah penggalian, tidak lebih dari 0,2%. Kondisi

    seperti ini mengartikan bahwa Kota Binjai cenderung menjadi Kota Industri dan

    perdagangan.

    Sektor jasa juga meningkat dari tahun ke tahun, sedangkan pertanian menurun terus

    tiap tahun.

    d. Sarana dan Parasarana TransportasiSarana dan prasarana transportasi di Kota Binjai, dijelaskan pada tabel-tabel berikut.

    Binjai merupakan salah satu Kota Sedang di Sumatera Utara dengan berbagai aktifitas

    yang cukup padat. Dalam mendukung kebutuhan transportasi dalam menunjang

    aktifitas tersebut, Kota binjai mempunyai panjang jalan nasional adn Propinsi

    sepanjang 12.000 Km, 14.840 Km secara berututan. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat

    pada Tabel 2.21.

  • 5/25/2018 Laporan Akhir Kajian MRRL SUMUT

    51/305

    Laporan akhir

    JL.T.A

    mirHamzah

    KABUPATEN

    LANGKAT

    KABUPATEN

    DELI SERDANG

    Jl. Sukarno Hatta

    Jl.S

    am

    anh

    u

    Jl. Cut Nyak Dien

    Jl.Hasanudin

    Jl.A.Yani

    Jl.S

    udir

    man

    Jl.Kartini

    Jl. Umar Bakri

    BINJAI UTARA

    BINJAI TIMUR

    BINJAI BARAT

    BINJAI KOTA

    Jl.D.Se

    ntani

    Jl.D.La

    usen

    Jl.Ikan

    Arwana

    Jl.Ikan

    Nila

    Jl.IkanHiu

    Jl.OlahR

    aga

    Jl. T. Umar

    Jl.M

    erant

    i

    Jl.A

    gus

    Sa

    lim

    Jl. D.Maninjau

    Jl. SM.Raja Jl. D.Poso

    Jl.D.L.Tawar

    Jl. Tondano

    J

    l.DR.W

    ahidin

    Jl. Nibung

    Jl.

    Teratai

    Jl. Gaharu

    Jl. Haryono.MT

    Jl. Yos sudarso Jl. Beringin

    Jl. Melinjau

    Jl. Pinus

    Jl. Petai

    Jl.Gu

    mba

    Jl.Yos

    Sudar

    soJl.Po

    mpaJl.

    PisauJl.

    KampakJl.Ke

    tam

    Jl.L

    ukuJl.Pa

    ku

    Jl.Bayam

    Jl.Kangkung

    Jl.Duria

    n

    Jl.Sek

    op

    Jl.Sa

    bi

    Jl. Labu

    Jl.HA.Ha

    sanJl.CoklatJl.MayjenSutoyo

    Jl.L.B

    ali

    Jl.ManggaJl.Ismail

    KeKuala

    Jl.Kopi

    Jl.Anggur

    Jl.Rukam

    Jl.P.sid

    em

    puan

    Jl.C.Kirana

    Jl.M.Baiturahman

    Jl.Gugus D

    Jl.G.Merapi

    Jl. JayawijayaJl.G.Sibayak

    Jl. G.Kerinci

    Jl.H.Juanda

    Jl.TPA

    Jl.Bangau

    Ke Medan

    Jl.Merak

    Jl.Pimpong

    SeiM

    encirim

    SeiBingei

    SeiRambai

    SeiBan

    gkatan

    Jl.GajahMada

  • 5/25/2018 Laporan Akhir Kajian MRRL SUMUT

    52/305

    Laporan akhir

    Tabel 2.22

    Panjang Jalan Menurut Status Di Kota Binjai tahun 2005 (dalam KM)

    Uraian Jalan Negara Jalan Propinsi Jalan Kota

    Jenis Permukaan :1. Diaspal2. Kerikil

    3. Tanah4. diperkeras

    12,000 14,840 265,95428,387

    26,81613,931

    Kondisi Jalan :1. Baik2. Sedang3. Rusak4. Rusak Berat

    12,000 14,840 227,41050,19057,488

    Kelas Jalan :

    1. Kelas I2. Kelas II3. Kelas III

    4. Tidak dirinci

    12,000 14,840

    335,088Sumber : Binjai Dalam Angka

    Tabel 2.23

    Jumlah Kendaraan Bermotor Menurut Jenis Kendaraan Di Kota Binjai

    2003 2005

    Tahun

  • 5/25/2018 Laporan Akhir Kajian MRRL SUMUT

    53/305

    Laporan akhir

    Tabel 2.24Jumlah Kendaraan Bermotor Wajib Uji dan Realisasi Di Kota Binjai

    Tahun 2003 - 2005

    Sumber : Dinas perhubungan Kota Binjai

    Tahun

    2003 2004 2005No Jenis Kendaraan Wajib

    uji(unit)

    Realisasi(unit)

    Wajib

    uji(unit)

    Realisasi(unit)

    Wajib

    uji(unit)

    Realisasi(unit)

    1. Mobil Bus-Besar

    -Sedang- Kecil

    17

    2938

    26

    2126

    7

    5128

    7

    5128

    10

    5128

    10

    5128

    2. Bus bkn umum - - - - - -

    3. MPU 998 1.315 1.478 145 1.478 329

    4. Taksi - - - - - -

    5. Roda 3 - - - - - -

    6. Pick up 993 993 993 56 993 112

    7. Truck sedang 332 332 332 148 332 332

    8. Truck berat 342 265 342 33 342 3429. Kereta gandeng - - - - - -

    10. Kereta tempelan - - - - - -

    11. Penarik (tractor

    head)- - - - - -

    Jumlah 2.749 2.978 3.231 470 3.231 1.204

  • 5/25/2018 Laporan Akhir Kajian MRRL SUMUT

    54/305

    Laporan akhir

    3. Sebelah Timur dengan PT. Socfindo Tanah Besi dan PTPN - III Kebun

    Rambutan Kabupaten Deli Serdang.

    4. Sebelah Barat dengan PTPN - III Kebun Gunung Pamela Kabupaten Deli

    Serdang.

    Disamping itu Kota Tebing Tinggi terletak di jalan penghubung antara Pantai

    Barat dan Pantai Timur Sumatera Utara. Daerah ini dilintasi oleh aliran sungai

    besar dan kecil sebanyak 4 (empat) buah yaitu : Sungai Padang, SungaiBahilang, Sungai Kalembah dan Sungai Sibarau.

    Saat ini Kota tebing telah terbagi atas 5 (lima) Kecamatan yaitu :

    1. Kecamatan Padang Hulu;

    2. Kecamatan Padang Hilir;

    3. Kecamatan Rambutan;

    4. Kecamatan Bajenis;

    5. Kecamatan Tebing Tinggi Kota.

    Namun karena data sekunder (time series) yang ada seperti :Tebing Tinggi

    dalam angka dan Rencana Detail Tata Ruang Kota (RDTRK) masih pembagian

    atas 3(tiga) wilayah kecamatan, maka data yang akan diuraikan adalah data dari

    pembagian 3(tiga) wilayah kecamatan tersebut Pertimbangan ini digunakan

  • 5/25/2018 Laporan Akhir Kajian MRRL SUMUT

    55/305

    Laporan akhir

    2.4.1.Perdagangan

    Sektor perdagangan mencakup kegiatan pengumpulan dan pendistribusian

    barang baru maupun bekas yang dilakukan oleh produsen atau importir kepada

    konsumen. Hal ini dapat dilakukan, tanpa mengenal bentuk dan sifat barang-

    barang tersebut.

    Kegiatan pendistribusian/penyaluran barang, dapat melalui pedagang besar

    maupun kecil/eceran. Pedagang besar adalah pedagang yang umumnya melayani

    pedagang eceran atau konsumen lain yang bukan merupakan konsumen rumahtangga. Barang-barang yang diperdagangkan meliputi produksi sektor pertanian,

    industri, pertambangan baik yang berasal dari dalam daerah maupun dari daerah

    lain ataupun dari luar negeri, berupa import.

    Untuk mengukur aktifitas perdagangan beserta pertumbuhan Kota Tebing

    Tinggi dapat dilihat dari beberapa sisi yaitu nilai/volume eksport dan

    perkembangan Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP) dan tanda daftar

    perusahaan.

    a. Eksport

    Jumlah barang yang dieksport beserta nilai barangnya akan dikemukakan,

    sedangkan data import tidak terekam. Data volume dan nilai eksport si Kota

    Tebing Tinggi dikemukakan sebagai berikut :

  • 5/25/2018 Laporan Akhir Kajian MRRL SUMUT

    56/305

    Laporan akhir

    -

    10,000

    20,000

    30,000

    40,000

    50,000

    60,000

    70,000

    80,000

    90,000

    1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005

    Volume(ton) Nilai (Juta)

    Gambar 2.14

    Grafik Perkembangan Volume Eksport dan nilainya Tahun 1997-2005

    Pada tabel dan grafik diatas tampak perkembangan eksport dari tahun 1997

    sampai tahun 2005. ekspor yang dikemukakan adalah volume ekspor berikut

    nilainya. Perkembangan volume eksport dan nilai rupiahnya, pada tahun 1997

    sampai 2000 cenderung menurun. Sedangkan tahun 2001 sampai 2005

    mengalami peningkatan yang cukup berarti, baik volume ekspor maupun

    nilainya. Namun secara menyeluruh perkembangan volume ekspor sejak 1997

    sampai tahun 2005 mengalami peningkatan secara rata-rata 2,48% pertahun.

    Sedangkan nilai ekspornya meningkat secara rata-rata 8,37% pertahun.

  • 5/25/2018 Laporan Akhir Kajian MRRL SUMUT

    57/305

    Laporan akhir

    Tabel 2.26

    Perkembangan SIUP & TDP Tahun 1997-2005

    No Tahun SIUP TDP Jumlah%

    Perubahan

    1 1997 1,230 1,238 2,468 -

    2 1998 1,304 1,320 2,624 6.32

    3 1999 1,394 1,404 2,798 6.63

    4 2000 1,505 1,520 3,025 8.11

    5 2001 1,640 2,053 3,693 22.08

    6 2002 1,786 2,208 3,994 8.15

    7 2003 2,016 2,439 4,455 11.54

    8 2004 2,272 2,706 4,978 11.74

    9 2005 2,505 3,158 5,663 13.76

    Jumlah 28,035 74.58

    Sumber : Tebing Tinggi dalam angka 2006

    -

    500

    1,000

    1,500

    2,000

    2,500

    3,000

    3,500

    1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005

  • 5/25/2018 Laporan Akhir Kajian MRRL SUMUT

    58/305

    Laporan akhir

    sektor yang diharapkan dan direncanakan menjadi sektor yang strategis dalam

    membangun ekonomi daerah.

    Keberadaan sektor industri di Kota Tebing Tinggi cukup menyebar pada

    semua kecamatan. Namun distribusi lokasi industri lebih dominan di kecamatan

    Rambutan yaitu sebanyak 11 (sebelas) perusahaan. Sedangkan yang berlokasi di

    kecamatan Padang Hilir ada sebanyak 5 (lima) perusahaan dan di kecamatan

    Padang Hulu ada 2 (dua) unit perusahaan. Kegiatan industri dimaksud terdiri

    dari :a. industri makanan, minuman dan tembakau

    b. Industri tekstil, pakaian jadi dan kulit

    c. Industri kayu, perabot

    d. Industri kertas, percetakan

    e. Industri kimia,minyak bumi, batubara, karet dan plastik

    f. Industri barang galian bukan logam, kecuali BBM dan batubara

    g. Industri logam dasar

    h. Industri barang dan logam, mesin dan peralatannya

    i. Industri pengolahan lainnya.

    Berkembangnya industri-industri dimaksud akan punya kaitan terhadap

    perkembangan arus lalu lintas Perkembangan sektor industri ini dapat dilihat

  • 5/25/2018 Laporan Akhir Kajian MRRL SUMUT

    59/305

    Laporan akhir

    -

    100,000

    200,000

    300,000

    400,000

    500,000

    600,000

    700,000

    800,000

    1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005

    Gambar 2.16

    Grafik Perkembangan Nilai Output Industri Tahun 1999-2005

    Pada tabel tampak jelas perkembangan nilai output industri dari tahun ke tahun

    cenderung meningkat dan secara rata-rata peningkatan tiap tahun adalah sebesar

    15,56%.

    a. Letak Geografi dan Administrasi

    Kota Tebing Tinggi merupakan wilayah strategis dalam kegiatan pengembangan

    Kota melihat pembagian kota secara administratif kota Tebing Tinggi hanya

  • 5/25/2018 Laporan Akhir Kajian MRRL SUMUT

    60/305

    Laporan akhir

    per Ha. Perincian Jumlah penduduk tiap-tiap 3 (tiga) Kecamatan tersebut dapat

    dilihat pada Tabel 2.24, 2.25, dan 2.6.

    Tabel 2.28

    Luas Jumlah Penduduk dan Kepadatan di Kecamatan Padang HuluJumlah Penduduk Kepadatan Penduduk

    (Jiwa) (Jiwa/Ha)

    1 Tualang 93,1 4.726 50,8

    2 Pelita 129,6 2.565 19,8

    3 Lubuk Baru 210 4.902 23,3

    4 Pabatu 369,92 3.809 10,3

    5 Persiakan 96,3 5.122 53,2

    6 Bandarono 38,8 3.676 94,7

    7 Durian 68,7 6.896 100,4

    8 Nandailing 33,36 2.811 84,3

    9 Pasar Gambir 33,7 3.978 118,0

    10 Pasar Baru 28,2 3.15 111,7

    1101,68 41635 37,8

    No Kelurahan Luas (Ha)

    Jumlah

    Dari tabel 2.4 diatas terlihat bahwa penyebaran penduduk masih terpusat di daerah

    pusat kota yakini Kelurahan Pasar Gambir dengan Kepadatan 118 orang /Ha,

    Kelurahan Pasar Baru, 111,7 orang/Ha, dan Kelurahan Durian, 100,3 orang/ Ha.

    Kepadatan sedang terdapat di dua Kelurahan yakni Kelurahan Bandarsono, 94,7

    orang/Ha dan Kelurahan Mandailing 84,3 orang/Ha. Kepadatan rendah terdapat di

    Kelurahan Persiakan dan Tualang, masing-masing 53,2 dan 50,8 orang/Ha.

  • 5/25/2018 Laporan Akhir Kajian MRRL SUMUT

    61/305

    Laporan akhir

    Tabel 2.30

    Luas Jumlah Penduduk dan Kepadatan di Kecamatan Padang HilirJumlah Penduduk Kepadatan Penduduk

    (jiwa) (Jiwa/Ha)1 Badak Bejuang 43,62 5.402 123,84

    2 Bandar Sakti 52,5 4.257 81,09

    3 Bandar Utama 57,5 4.868 84,66

    4 Berohol 100,5 4.441 44,19

    5 Bulian 196,6 3.991 20,30

    6 Karya Jaya 106,5 4.117 38,66

    7 Lalang 89,5 5.554 62,06

    8 Pinang Mancung 238,7 4.638 19,43

    9 Rantau Laban 116,5 5.6 48,0710 Sri Padang 61,3 4.431 72,28

    11 Tanjung Marulak 100,8 5.293 52,51

    1164,02 52592 45,18

    No Kelurahan Luas (Ha)

    Kecamatan Rambutan

    Sumber : Monografi Kelurahan, Tahun 2002

    c. Perekonomian

    Dari jumlah 42.022 tenaga kerja yang bekerja di Kota Tebing Tinggi khususnya

    dari 3 kecamatan tersebut. Sebanyak 3374 orang bekerja sebagai petani, 5113

    orang bekerja di bidang Industri dan Kerajinan, 6.144 bekerja sebagai PNS dan

    ABRI sedang sisanya 27.311 orang bekerja diluar sebagai petani, pegawai industri

    dan PNS/ABRI.

    Banyaknya tenaga kerja menurut lapangan pekerjaan tahun di Kota Tebing Tinggi

  • 5/25/2018 Laporan Akhir Kajian MRRL SUMUT

    62/305

    Laporan akhir

    Tabel 2.32

    Banyaknya Tenaga Kerja Menurut Lapangan Pekerjaan di Kecamatan Rambutan

    No Kelurahan Pertanian IndustriPNS /ABRI

    Lain-nya Jumlah

    1 Badak Bejuang - 161 62 330 553

    2 Bandar Sakti 37 93 490 60 680

    3 Bandar Utama - 47 88 47 182

    4 Berohol 96 528 34 75 733

    5 Bulian 145 107 388 116 756

    6 Karya Jaya 130 142 142 41 455

    7 Lalang 35 26 84 734 8798 Pinang Mancung 824 40 127 35 1026

    9 Rantau Laban 277 36 510 193 1016

    10 Sri Padang - 71 310 199 580

    11 Tanjung Marulak 3 573 486 28 1090

    Kecamatan Rambutan 1547 1824 2721 1858 7950

    Pada tabel diatas terlihat bahwa di kecamatan Rambutan penduduknya sebagianbesar (80,54%) bermata pencaharian bukan sebagai petani. Jadi ciri utama sebagai

    daerah perkotaan tercemin dengan jelas. Lebih separuh dari penduduk yang

    bekerja sebagai petani tinggal di kelurahan Rantau Laban, Bulian dan Karya Jaya.

    Hal ini disebabkan oleh karena ketiga kelurahan tersebut masih mempunyai areal

    pertanahan yang cukup luas.

  • 5/25/2018 Laporan Akhir Kajian MRRL SUMUT

    63/305

    Laporan akhir

    petani. Lebih separuh dari penduduk yang bekerja sebagai petani tinggal di

    kelurahan Rantau Laban, Bulian dan Karya Jaya. Hal ini disebabkan oleh karena

    ketiga kelurahan tersebut masih mempunyai areal pertanahan yang cukup luas.

    d. Rencana Transportasi dan Sirkulasi

    Tujuan spesifik dari perencanaan pengembangan sistem transportasi Kota Tebing

    Tinggi adalah :

    - Mengarahkan Kota Tebing Tinggi sebagai kota perdagangan, industri,

    perkebunan, dan pemerintahan menuntut tersedianya prasarana transportasi

    yang memadai terutama dalam mendukung kegiatan proses koleksi dan

    distribusi dalam mengarahkan kegiatan-kegiatan tersebut.

    - Mengatasi masalah kesemrawutan lalu lintas akibat bercampurnya lalu lintas

    regional dengan lalu lintas angkutan kota/okal melalui pengaturan sistem

    hirarki jaringan jalan.

    - Mengarahkan perkembangan kota agar semua kegiatan tidak hanya tertuju

    pada pusat kota.

    -

    1). Rencana Jaringan

    Pengembangan jaringan jalan di Kota Tebing Tinggi bertujuan untuk

    meningkatkan aksesibilitas semua jenis komponen fasilitas kota dan skala bagian

  • 5/25/2018 Laporan Akhir Kajian MRRL SUMUT

    64/305

    Laporan akhir

    Untuk pengembangan ke depan jalan arteri primer di Kota Tebing Tinggi akan

    dialihkan pada jalan By Pass yang menghubungkan Jl. Kom. Laut Yos Sudarso ke

    jalan Sukarno Hatta.

    2). Fungsi dan Hirarki Jalan

    Penentuan hirarki jaringan jalan raya di Kota Tebing Tinggi dalam rangka rencana

    pengembangan sistem transportasi mempergunakan pendekatan sebagai berikut:

    - Memperhatikan potensi jaringan jalan raya yang ada saat ini di dalam

    pembuatan struktur jaringan.

    - Peningkatan kapasitas beberapa jaringan jalan raya tertentu sesuai

    pembangunan jalan raya baru diarahkan untuk daerah yang sudah ada badan

    jalan tetapi terpotong sehingga kemudahan hubungan menjadi rendah.

    3) Sistem Sirkulasi

    Konsep dasar rencana sistem sirkulasi transportasi Kota Tebing Tinggi adalah

    memecahkan beban lalu lintas yang terjadi pada jaringan jalan raya di pusat kota,

    terutama pada jaringan jalan di pusat kota.

    Intinya mengenai sistem sirkulasi jaringan jalan dan sistem sirkulasinya yaitu :

    - Agar fungsi jalan raya arteri primer tidak terganggu maka jumlah jalan masuk

  • 5/25/2018 Laporan Akhir Kajian MRRL SUMUT

    65/305

    Laporan akhir

    2.3.5 KABUPATEN SERDANG BEDAGAI

    a. Kondsi Geografis1). Letak Wilayah

    Kabupaten Serdang Berdagai terletak pada posisi 2o57 Lintang Utara, 3

    o 16

    Lintang Selatan, 98o33 Bujur Timur, 99o27 Bujur Barat dengan luas wilayah

    1.900,22 Km2 dengan batas wilayah sebagaimana terlihat pada Gambar 2.15.

    Sebelah Utara : Selat Malaka

    Sebelah Selatan : Kabupaten Simalungun

    Sebelah Timur : Kabupaten Asahan dan Kabupaten Simalungun

    Sebelah Barat : Kabupaten Deli Serdang

    Dengan ketinggian wilayah berkisar 0 500 meter permukaan laut.

    Wilayah Kabupaten Serdang Bedagai terdiri dari 11 Kecamatan dan 243 desa dan

    6 kelurahan.

  • 5/25/2018 Laporan Akhir Kajian MRRL SUMUT

    66/305

    Laporan akhir

    Pengamatan Stasiun Sampali menunjukkan rata-rata kelembaban udara per bulan

    sekitar 84%, curah hujan berkisar antara 30 samapi dengan 340 mm per bulan

    dengan periodik tertinggi pada bulan Agustus September 2004, hari hujan per

    bulan berkisar 8 26 hari dengan periode hari hujan yang besar pada bulan

    Agustus September 2004. Rata rata kecepatan udara berkisar 1,10 m/dt dengan

    tingkat penguapan sekitar 3,74 mm/hari. Temperatur udara per bulan minimum

    23,7o

    C dan maksimum 32,2o

    C.

    b. Demografi

    1). Penduduk

    Kabupaten Serdang Bedagai merupakan Kabupaten baru yang merupakan hasil

    pemekaran dari wilayah Deli Serdang. Jumlah penduduk Kabupaten Serdang

    Bedagai pada tahun 2004 berjumlah 568.195 jiwa dengan komposisi jumlah

    penduduk laki-laki 295.806 jiwa dan perempuan 292.457 jiwa. Sedangkan rumah

    tangganya mencapai 137.042 RT. Banyaknya penduduk per Kecamatan dapat

    dilihat pada tabel berikut ini :

    Tabel 2.34

    Banyaknya Penduduk Per Kecamatan Menurut jenis Kelamin

    di Kabupaten Serdang Bedagai

  • 5/25/2018 Laporan Akhir Kajian MRRL SUMUT

    67/305

    Laporan akhir

    terendah adalah Kecamatan Sipispis 139 jiwa/km2, dan Kecamatan Kotarih 141

    jiwa/km2.

    Ditinjau dari segi penduduk, jumlah penduduk terbesar adalah di kecamatan

    Perbaungan yaitu sebesar 120.193 jiwa atau sebesar 19,47 dari seluruh penduduk

    Kabupaten Serdang Bedagai. Kecamatan kecamatan lain diantaranya

    Kecamatan Sei Rampah 102.766 jiwa. Kecamatan Tebing Tinggi 78.134 jiwa dan

    Kecamatan Dolok Masihul 71.301 jiwa.

    2). Ketenagakerjaan

    Dari sekitar 588.263 jiwa penduduk Kabupaten Serdang Bedagai yang berusia 10

    tahun ke atas (penduduk usia kerja), sebanyak 255.565 orang merupakan

    angkAtan kerja. Mereka adalah yang berstatus bekerja 208.072 orang dan

    berstatus mencari pekerjaan ini sering disebut dengan pengangguran terbuka

    mencari pekerjaan ini sering disebut dengan pengangguran terbuka (open

    employment). Sedang mereka yang melakukan kegiatan non ekonomis (bukan

    angkatan kerja) sebanyak 202.192 orang. Mereka adalah yang mempunyai

    kegiatan utama sekolah 94.662 orang, mengurus rumah tangga 80.724 orang, dan

    melakukan kegiatan lainnya 26.806 orang. Ditinjau menurut lapangan usaha

    penduduk yang bekerja, lebih dari 81.962 orang penduduk Kabupaten Serdang

    Bedagai bekerja di seKtor pertanian Sector perdagangan menyerap pekerja

  • 5/25/2018 Laporan Akhir Kajian MRRL SUMUT

    68/305

    Laporan akhir

    Tabel 2.35

    Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Serdang Bedagai Menurut Lapangan

    Usaha Atas Dasar Harga Berlaku Tahun 2002 2004 (Jutaan Rupiah)

    No Lapangan Usaha 2002 2003 20041 Pertanian 1.507.019,60 1.607.613,55 1.740.772,10

    Tanaman Bahan Makanan 590.170,48 617.222,37 640.113,99

    Tanaman Perkebunan 625.220,08 668.584,71 733.318,23

    Peternakan 104.856,66 114.807,56 131.047,95

    Perikanan 734,55 816,94 915,08

    Kehutanan 186.100,83 206.181,97 235.376,85

    2 Penggalian 21.744,21 23.691,26 27.097,39

    3 Industri 536.848,68 660.718,32 738.352,98

    Besar dan Sedang 434.754,73 533.414,53 606.535,78

    Kecil Rumah Tangga 102.093,95 127.303,79 131.817,20

    4 Listirk, Gas dan Air Minum 5.580,53 7.021,63 9.587,31

    5 Bangunan 92.733,72 103.124,03 119.540,55

    Perdagangan, Hotel dan Restoran 505.430,42 605.368,28 734.063,15Perdagangan 499.959,00 599.051,39 726.934,72

    Hotel 204,26 230,31 261,79

    Restoran 5.267,16 6.086,58 6.866,64 Sumber : Serdang Bedagai Dalam Angka 2004

    d. Sistem Transportasi

  • 5/25/2018 Laporan Akhir Kajian MRRL SUMUT

    69/305

    Laporan akhir

    Tabel 2.36

    Panjang Jalan Negara, Propinsi dan Kabupaten Serdang Bedagai Menurut Jenis

    Permukaan dan Kelas Jalan Tahun 2004

    NoKeadaan

    Negara Propinsi Kabupaten Jumlah

    1Jenis Permukaan

    a Aspal 85,31 65,63 249 400,64

    b Kerikil - - 123,85 123,85

    c Tanah - - 552,4 552,4

    d

    Tidak

    diperinci - - 1/215,60 1.215,90Jumlah 85,31 65,63 2.141,55 2.292,49

    2 Kondisi

    a Baik 565,55 565,55

    b Sedang 753 753

    c Rusak 465 465

    d Rusak Berat 250 250

    eTidak

    diperinci 108 108

    Jumlah 2.141,55 2.141,55

    3 Kelas Jalan

    a Kelas I 85,31 85,31

    b Kelas II 65,63 45

    c Kelas III 249,7 249,7

    d Kelas III A 123,85 123,85

    e Kelas IV 552,4 552,4

    f Kelas V 1.000 1.000,00

  • 5/25/2018 Laporan Akhir Kajian MRRL SUMUT

    70/305

    Laporan akhir

    Secara administratif, Kota Medan memiliki wilayah seluas 265,10 km2

    yang

    terdiri dari 21 Kecamatan dengan 151 Kelurahan. dengan batas - batas kotanya

    sebagai berikut :

    Sebelah Utara : Berbatasan dengan Selat Malaka.

    Sebelah Timur : Berbatasan dengan Kabupaten Deli Serdang.

    Sebelah Selatan : Berbatasan dengan Kabupaten Deli Serdang.

    Sebelah Barat: : Berbatasan dengan Kabupaten Deli Serdang.

    untuk lebih jelasnya mengenai batas wilayah Kota Medan dapat di lihat pada

    Gambar berikut :

  • 5/25/2018 Laporan Akhir Kajian MRRL SUMUT

    71/305

    Laporan akhir

    2). Kependudukan

    Berdasarkan informasi dari kantor BPS Kota Medan melalui buku Medan Dalam

    Angka Tahun 2004 Jumlah penduduk di Kota Medan tercatat sebanyak 2.053.778

    jiwa, jumlah itu tercatat lebih besar dibanding jumlah penduduk pada tahun-tahun

    sebelumnya. Tahun 2000 misalnya, penduduk Kota Medan hanya mencapai

    1.898.013 jiwa. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut :

    Tabel 2.37

    Penyebaran Jumlah penduduk Kota Medan 2004

    NO KECJumlah

    KelurahanLuas Wil(Km 2)

    Jml pddKepadatan(Jiwa/Km2)

    1 2 3 4 5 6

    1 Medan Tuntungan 9 20.68 78.890 3.573

    2 Medan Selayang 6 12.81 46.610 3.639

    3 Medan Johor 6 14.58 106.898 7.332

    4 Medan Amplas 7 11.19 95.060 8.495

    5 Medan Denai 6 9.05 134.298 14.8406 Medan Tembung 7 7.99 103.810 12.992

    7 Medan Kota 12 5.27 120.843 22.930

    8 Medan Area 12 5.52 137.551 24.919

    9 Medan Baru 6 5.84 46.517 7.965

    10 Medan Polonia 5 9.01 55.472 6.157

    11 Medan Maimun 6 2.98 97.048 32.566

    12 Medan Sunggal 6 15.44 83.961 5.438

    13 Medan Helvetia 7 13.16 116.652 8.864

  • 5/25/2018 Laporan Akhir Kajian MRRL SUMUT

    72/305

    Laporan akhir

    Tabel 2.38

    Jumlah Kepemilikan Kendaraan periode tahun 1999-2004

    TahunMobil

    PenumpangKendaraan

    Barang Bus Sepeda Motor Jumlah

    1 2 3 4 5 6

    1999 103063(16,42%)

    82044 (13,07%) 10693 (1,7%) 431869(68,81%)

    627669

    2000 112220(16,91%)

    84853 (12,79%) 10773 (1,62%) 455476(68,66%)

    663322

    2001 119520

    (17,45%)

    86721 (12,66%) 10786 (1,57%) 468003

    (68,32%)

    685030

    2002 122587

    (17,54%)

    89756 (12,85%) 10953 (1,57%) 475417

    (68,04%)

    698713

    2003 133421(18,61%)

    92688 (12,93%) 10997 (1,53%) 479875(66,93%)

    716981

    2004 138965(19,13%)

    94568 (13,02%) 11009 (1,52%) 481954(66,34%)

    726496

    Sumber : BPS Kota Medan, 2004

    Prosentase jenis kendaraan bermotor yang paling tinggi adalah sepeda motor yaitu

    66,34 % dan paling kecil adalah bus yaitu 1,52 %.

    4). Pola Penggunaan Lahan

    Intensitas penggunaan lahan di Kota Medan jauh lebih tinggi di pusat kota

    dibandingkan dengan daerah pinggiran kota. Luas wilayah Kota Medan 265,10

  • 5/25/2018 Laporan Akhir Kajian MRRL SUMUT

    73/305

    Laporan Akhir

    BAB 3

    METODOLOGIPENDEKATAN

    3.1. PENGANTARPada bab ke tiga ini akan dibahas tentang tahapan pelaksanaan pekerjaan Kajian

    Manajemen Rekayasa Lalu Lintas Jalan Nasional di Kota Metropolitan yang

    diusulkan oleh konsultan. Sistematika penulian bab ke tiga ini adalah sebagai berikut:

    Tahapan pelaksanaan MRLL (Manajemen dan Rekayasa Lalu lintas)

    Tahapan Penyusunan Database

    Referensi yang digunakan

    Adapun bagan alir pelaksanaan pekerjaan ini adalah sebagaimana pada Gambar 3.1.

    3.2. TAHAPAN PELAKSANAAN MRLLTahapan pelaksanaan pekerjaan Kajian Manajemen Rekayasa Lalu Lintas Jalan

    Nasional di Kota Metropolitanyang akan dilaksanakan adalah sebagai berikut:

    Tahap Persiapan

  • 5/25/2018 Laporan Akhir Kajian MRRL SUMUT

    74/305

    Laporan Akhir

    Perencanaan Teknis Manajemen & Rekayasa Lalu Lintas Jalan Nasional Pada Kawasan Perkotaan..... ....... .. III- 2

    PERSIAPAN DAN

    PERUMUSAN PENGUMPULAN DATAANAL ISIS TINGKAT PELAYANAN DAN

    IDENTIFIKASI PERMASALAHAN

    KONSEP AKHIR DAN

    FINALISASI

    PENETAPANTERHADAP

    TujuanSasaranLingkup PekerjaanWaktuMetode

    REVIEW TERHADAPPeraturan TerkaitStudi TerkaitTeori Manajemen dan

    Reka asa Lalu Lintas

    PERENCANAANPENGUMPULAN DATA

    & TEKNIK SURVEY

    DATA SEKUNDERData Sosio EkonomiDok. RUTRK/W,

    TATRALOK/WILData jaringan prasa-

    rana dan tata gunalahan

    DATA PRIMER

    Cross section &Longitudinal Profile(jalan dan simpang)

    Landuse & Hambatansamping lainnya.

    Arus lalu lintasKecepatanPengendalian

    Simpang

    PEMBERI TUGAS

    MasukanIde dan Gagasan

    ANAL ISIS TINGKAT

    PELAYANAN

    Perhitungan Volume Lalu

    LintasPerhitungan Kapasitas

    Jalan dan Simpang

    Perhitungan V/C

    Perhitungan KecepatanLalu Lintas

    Perhitungan KepadatanLalu Lintas

    Perhitungan TingkatPelayanan Saat Ini

    REKOMENDASI

    Jangka Pendek(Rekayasa danManajemen LaluLintas)

    Jangka Panjang

    (pengembanganjaringan jalan &

    Andalalin)

    PENYEMPURNAANLAPORAN

    Revisi editorial dansubstansional

    Pembuatan resume

    studi

    PENGENALAN

    LAPANGAN

    ANALI SIS PEMECAHANMASALAH

    Analisis PenyebabMasalah Saat Ini(hambatan samping,akses/simpang, geometric,alinyemen, pengaturansimpang, kerusakan fisik,perlengkapan, dll)

    Analisis potensi perma-salahan (geometrik,alinyemen)

    Analisis potensi parkir saatini dan masa mendatang

    Analisis efektifitaspengelolaan parker

    TINGKAT PELAYANANDIHARAPKAN &

    STANDAR GEOMETRIK

    Perhitungan Volume Lalu

    Lintas

    Perhitungan Kapasitas

    l i PERMASALAHAN JALANNASIONAL

    Jangka Pendek

    Jangka Panjang

    PENYUSUNAN SIMMRLL

    (TRANS-SUMATERA

    DI PROP. SUMUT)

    Pendahuluan Laporan Antara

    Gambar 3.1

    Tahapan Pelaksanaan Studi

    L Akhi

  • 5/25/2018 Laporan Akhir Kajian MRRL SUMUT

    75/305

    Laporan Akhir

    Review terhadap dokumen teknis dan mempertajam metoda analisis serta menyusun

    kerangka analisis yang akan digunakan;

    Review terhadap dokumen teknis adalah usaha dari konsultan untuk memperkecil

    deviasi antara tujuan (goals) yang diharapkan oleh Pemberi Tugas dengan hasil dari

    metode analisis yang akan digunakan.

    Review atau tinjauan terhadap dokumen dan studi studi terkait;

    Tinjauan terhadap dokumen atau studi yang terkait adalah dengan :

    o Menginventaris dokumen atau studi yang berkaitan dengan analisis manajemen

    dan rekayasa lalu lintas di jalan nasional;

    o Mengkaji dan menelaah dokumen atau studi transportasi lain yang dapat

    digunakan untuk acuan dalam penganalisaan pekerjaan ini misalnya Data Sosio-

    Ekonomi, RUTRK/W, Tatralok, Tatrawil, dll;

    Pengenalan Lapangan

    Tahapan ini penting dilakukan oleh konsultan untuk memperoleh pemahaman dari

    ruang lingkup kegiatan yang akan dilaksanakan.

    Menyusun rencana survey yang meliputi analisis data yang akan dikumpulkan

    Laporan Akhir

  • 5/25/2018 Laporan Akhir Kajian MRRL SUMUT

    76/305

    Laporan Akhir

    3.2.2.1. Data Dimensi Dan Geometrik Jalan, terdiri dari antara lain:

    panjang ruas jalan;

    lebar jalan;

    jumlah lajur lalu lintas;

    lebar bahu jalan;

    lebar median;

    lebar trotoar;

    lebar drainase,

    alinyemen horisontal;

    alinyemen vertikal.

    3.2.2.2. Data Perlengkapan Jalan meliputi:

    Jumlah,

    Jenis, dan

    Kondisi Perlengkapan Jalan Terpasang

    3.2.2.2. Data Lalu Lintas meliputi antara lain:

    volume dan komposisi lalu lintas;

    Laporan Akhir

  • 5/25/2018 Laporan Akhir Kajian MRRL SUMUT

    77/305

    Laporan Akhir

    3.2.3 PENETAPAN LOKASI PENGUMPULAN DATA PRIMER;

    Ruas jalan yang pada kota-kota di Propinsi Sumatera Utara yang dijadikan lokasi survai

    merupakan jalan nasional.

    Berdasarkan Keputusan Menteri Permukiman dan Prasarana Wilayah Nomor

    376/KPTS/M/2004, Sumatera Utara mempunyai ruas jalan nasional sepanjang 2.098,05

    Km, yang merangkai seluruh kota/kabupaten se Sumatera Utara. Untuk kegiatan studi

    manajemen dan rekayasa lalu lintas pada ruas jalan nasional di 6 kota/kabupaten di

    Sumatera Utara, antara lain Kota Binjai, Medan, Langkat, Deli Serdang (Lubuk Pakam),

    Serdang Bedagai (Sei Rampah), dan Tebing Tinggi, ruas jalan nasional yang akan distudi

    meliputi ruas jalan sebagai berikut :

    Laporan Akhir

  • 5/25/2018 Laporan Akhir Kajian MRRL SUMUT

    78/305

    Laporan Akhir

    Tabel 3.1

    Ruas Jalan Nasional di 6 (Enam) Kota/Kab, di Wilayah Studi di Sumatera UtaraTahun 2007

    NOMOR RUAS N A M A R U A SPANJANG

    RUAS

    ( KM )

    001 SIMPANG PANGKALAN SUSU - BTS. ACEH 26,24

    002 TANJUNGPURA - SIMP. PANGKALANSUSU 29,79

    003 BINJAI - TANJUNGPURA 32,74

    003 11 K JLN. AMIR HAMZAH (BINJAI) 6,00

    004 MEDAN - BINJAI 8,60

    004 11 K JLN. IR. H. DJUANDA (MEDAN) 2,46

    004 12 K JLN. DR. MANSYUR (MEDAN) 1,21004 13 K JLN. SETIABUDI (MEDAN) 3,40

    004 14 K JLN. JEND. GATOT SUBROTO (MEDAN) 1,95

    004 15 K JLN. BINJAI RAYA (MEDAN) 2,50

    004 16 K JLN. SUDIRMAN (MEDAN) 0,40

    004 17 K JLN. YAMIN GINTING (MEDAN) 0,50

    004 18 K JLN. SUNGGAL (MEDAN) 0,65

    004 19 K JLN. SOEKARNO-HATTA (BINJAI) 4,77

    005 MEDAN - LUBUK PAKAM 14,55

    005 11 K JLN. SISINGAMANGARAJA (MEDAN) 10,85006 LUBUK PAKAM - PERBAUNGAN 0,88

    006 11 K JLN. MEDAN (LUBUK PAKAM) 3,25

    006 12 K JLN. SIANTAR (LUBUK PAKAM) 3,98

    007 1 PERBAUNGAN - BTS. DELI SERDANG 12,90

    007 2 BTS. DELI SERDANG - SEI RAMPAH 13,20

    008 SEI RAMPAH TEBING TINGGI 11,88

    008 11 K JLN. AHMAD YANI (TEBING TINGGI) 1,71

    008 12 K JLN. JEND. SUDIRMAN (TEBING TINGGI) 2,30

  • 5/25/2018 Laporan Akhir Kajian MRRL SUMUT

    79/305

    Laporan Akhir

    Perencanaan Teknis Manajemen & Rekayasa Lalu Lintas Jalan Nasional Pada Kawasan Perkotaan....... ....... III- 7

    Untuk lebih jelasnya titik titik lokasi survai dapat dilihat pada Gambar 3.2

    Gambar 3.2Titik Lokasi Pengumpulan Data Primer Pada Wilayah Studi

    001

    003

    002

    004

    110

    024 007

    026

    006

    042

    007

    026

    008

    009

    Tj.PuraPk.Susu

    005

    KABAN JAHE

    Laporan Akhir

  • 5/25/2018 Laporan Akhir Kajian MRRL SUMUT

    80/305

    p

    Ruas jalan yang dijadikan lokasi pengambilan data diprioriatskan pada jalan nasional

    yang kinerjanya buruk, seperti pada gambar pada lokasi-lokasi dibawah ini

    1) lokasi di daerah tebing tinggi (kota T. Tinggi) kisaran (Kabupaten Asahan)

    Gambar 3.3Ruas Jalan pada daerah persimpangan Kampung Keling

    (arah ke Jl.Taman Bahagia)

    Laporan Akhir

  • 5/25/2018 Laporan Akhir Kajian MRRL SUMUT

    81/305

    p

    Karakteristik lokasi :

    - Status : jalan nasional

    - Lebar jalan 16,5 meter (Jl.M.Yamin)

    - 4 Lajur/2 arah tak terbagi (4/2 UD)

    - Peruntukan lahan sekitar simpang : pertokoan, dan terdapat sub terminal angkutan

    kota tepat pada persimpangan tersebut (Jl.Taman Bahagia dan Jl. M. Yamin)

    - Hambatan samping : Parkir Angkutan Umum (angkot) dan becak dayung/bermotor

    2). Lokasi pada ruas jalan Medan Lubuk Pakam ( Kab. Deli Serdang)

    Laporan Akhir

  • 5/25/2018 Laporan Akhir Kajian MRRL SUMUT

    82/305

    Karakteristik lokasi adalah sebagai berikut:

    - Lubuk Pakam merupakan Ibukota Kabupaten Deli Serdang

    - Status : jalan nasional

    - Lebar jalan 13,5 meter

    - 3 Lajur/2 arah tak terbagi (2/2 UD)

    - Peruntukan lahan sekitar simpang : pertokoan/ruko, pusat perbelanjaan disepanjang

    jalan

    - Hambatan samping : PKL, Parkir kendaraan pribadi/umum dan becak

    - Belum dilengkapi dengan fasilitas marka maupun rambu lalu lintas

    - LHR : 1973 kendaraan/jam

    3). Lokasi pada ruas jalan Lubuk Pakam Tebing Tinggi (Sei Rempah)

    Laporan Akhir

  • 5/25/2018 Laporan Akhir Kajian MRRL SUMUT

    83/305

    - Hambatan samping : PKL, Parkir kendaraan pribadi/umum dan becak

    - Bangunan disekitar jalan merupakan bentuk bangunan tua yang langsung

    bersinggungan/dekat dengan badan jalan

    - Belum dilengkapi dengan fasilitas marka maupun rambu lalu lintas

    - LHR : 1984 kendaraan/jam

    4) Lokasi pada ruas Jalan Medan Binjai ( Simpang Pinang Baris)

    Laporan Akhir

  • 5/25/2018 Laporan Akhir Kajian MRRL SUMUT

    84/305

    Gambar 3.10

    Ruas Jalan Medan Binjai (Simpang 4 Kampung Lalang) Kota Medan

    Karakteristik lokasi, sebagai berikut:

    - Status : jalan nasional

    - Lebar jalan 15 meter

    Laporan Akhir

  • 5/25/2018 Laporan Akhir Kajian MRRL SUMUT

    85/305

    3.2.4 REVIEW ASPEK LEGAL MANAJEMEN DAN REKAYASA LALULINTAS

    Inti dari pelaksanaan kajian Manajemen Rekayasa Lalu Lintas Jalan Nasional di Kota

    Metropolitan adalah melakukan penilaian tingkat pelayanan yang sedang berlangsung,

    mengidentifikasi permasalahan dengan cara membandingkan tingkat pelayanan yang

    terjadi terhadap tingkat pelayanan yang diharapkan, dan menyusun rekomendasi

    peningkatan.

    Penilaian tingkat pelayanan lalu lintas yang dipengaruhi oleh pola pengaturan

    (manajemen) dan kondisi fisik prasarana jalan dan perlengkapannya, dilakukan dengan

    melakukan analisis data primer yang dikumpulkan dilapangan sedangkan tingkat

    pelayanan yang diharapkan secara legal akan merujuk kepada Undang-Undang nomor

    14 tahun 1992 tentang lalu lintas dan angkutan jalan beserta aturan turunannya (PP.43

    tahun 1993 dan KM.14 tahun 2006) serta Undang-Undang nomor 38 tahun 2004 dan

    PP nomor 34 tahun 2006 tentang jalan.

    Undang-undang no.14 tahun 1992, PP 41 tahun 1993, dan KM Perhubungan nomor 14

    Laporan Akhir

  • 5/25/2018 Laporan Akhir Kajian MRRL SUMUT

    86/305

    Jalan Nasional adalah merupakan jalan arteri dan jalan kolektor dalam sistem jaringan

    jalan primer yang menghubungkan antar ibu kota provinsi, dan jalan strategis nasional,

    serta jalan tol (UU.38-2004).

    Pengertian sistem jaringan jalan primer adalah merupakan sistem jaringan jalan dengan

    peranan pelayanan distribusi barang dan jasa untuk pengembangan semua wilayah di

    tingkat nasional, dengan menghubungkan semua simpul jasa distribusi yang berwujud

    pusat-pusat kegiatan (UU.38-2004)

    Jalan arteri adalah jalan umum yang berfungsi melayani angkutan utama dengan ciri

    perjalanan jarak jauh, kecepatan rata-rata tinggi, dan jumlah jalan masuk dibatasi

    secara berdaya guna. Sedangkan jalan kolektor diartikan sebagai jalan umum yang

    berfungsi melayani angkutan pengumpul atau pembagi dengan ciri perjalanan jarak

    sedang, kecepatan rata-rata sedang, dan jumlah jalan masuk dibatasi (UU.38-2004).

    Untuk pengaturan penggunaan jalan dan kelancaran lalu lintas, jalan dibagi dalam

    beberapa kelas jalan yang diatur sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-

    undangan di bidang lalu lintas dan angkutan jalan. (UU.38-2004)

    Laporan Akhir

  • 5/25/2018 Laporan Akhir Kajian MRRL SUMUT

    87/305

    melebihi 18.000 milimeter, dan muatan sumbu terberat yang diizinkan 10 ton; (UU.14-

    1992)

    Jalan kelas III A, yaitu jalan arteri atau kolektor yang dapat dilalui kendaraan bermotor

    termasuk muatan dengan ukuran lebar tidak melebihi 2.500 milimeter, ukuran panjang

    tidak melebihi 18.000 milimeter, dan muatan sumbu terberat yang diizinkan 8 ton;

    (UU.14-1992)

    Jalan kelas III B, yaitu jalan kolektor yang dapat dilalui kendaraan bermotor termasuk

    muatan dengan ukuran lebar tidak melebihi 2.500 milimeter, ukuran panjang tidak

    melebihi 12.000 milimeter, dan muatan sumbu terberat yang diizinkan 8 ton; (UU.14-

    1992)

    Manajemen dan rekayasa lalu lintas dilaksanakan dengan tujuan untuk

    mengoptimalkan penggunaan jaringan jalan guna meningkatkan keselamatan,

    ketertiban dan kelancaran lalu lintas di jalan, dengan ruang lingkup seluruh jaringan

    yang ada dengan mengutamakan hirarki jalan yang lebih tinggi. (Kmenhub.14-2006)

    Laporan Akhir

  • 5/25/2018 Laporan Akhir Kajian MRRL SUMUT

    88/305

    jalan lokal primer, tingkat pelayanan sekurang-kurangnya C;

    jalan tol, tingkat pelayanan sekurang-kurangnya B.

    Dengan merujuk kepada definisi jalan nasional menurut undang-undang nomor 38

    tahun 2006 pasal 9 dimana jalan nasional disebutkan sebagai jalan arteri primer dan

    kolektor primer, maka tingkat pelayanan lalu lintas yang harus dicapai oleh jalan

    nasional adalah B.

    Tingkat pelayanan B lalu lintas adalah kondisi:

    arus stabil dengan volume lalu lintas sedang dan kecepatan mulai dibatasi oleh

    kondisi lalu lintas (Kecepatan lalu lintas > 80 km/jam);

    kepadatan lalu lintas rendah hambatan internal lalu lintas belum mempengaruhi

    kecepatan (Volume lalu lintas dapat mencapai 45% dari kapasitas (yaitu 900smp perjam 2 arah));

    pengemudi masih punya cukup kebebasan untuk memilih kecepatannya dan

    lajur jalan yang digunakan.

    Laporan Akhir

  • 5/25/2018 Laporan Akhir Kajian MRRL SUMUT

    89/305

    mengalami degradasi. Secara alami masyarakat akan melakukan aktifitas disepanjang

    jalan-jalan yang telah terbangun dengan tingkat intensitas yang terus berkembang dan

    sulit dikendalikan.

    Kondisi ini sering dipersulit dengan kekurang-siapan pemerintah kota/kabupaten untuk

    menyiapkan pola pengembangan jaringan jalan pada wilayah kewenangannya. Hal ini

    tidak semata-mata disebabkan oleh karena tidak adanya perencanaan yang memadai

    namun lebih kepada keterbatasan anggaran belanja serta belum adanya pengaturan

    yang porporsional tentang penggunaan lahan yang telah dimiliki oleh masyarakat

    antara kepentingan pribadi dan kepentingan publik.

    Permasalahan lalu lintas pada jalan-jalan nasional dapat diringkas sebagai berikut:

    permasalahan ruas jalan

    permasalahan kinerja persimpangan

    tidak terpenuhinya standar geometrik, alinyemen dan kondisi fisik prasarana.

    3.2.5.1 Permasalahan Ruas Jalan

    Permasalahan yang umum terjadi meliputi;

    Laporan Akhir

  • 5/25/2018 Laporan Akhir Kajian MRRL SUMUT

    90/305

    3.2.5.2 Permasalahan Persimpangan

    Permasalahan yang sering terjadi antara lain;

    Waktu tundaan berlebihan dikarenakan kurang optimalnya pengaturan dan

    teknologi yang digunakan,

    hambatan samping (PKL, parkir, perhentian angkutan umum, penyeberang

    jalan)

    over saturated,

    tumbuhnya persimpangan-persimpangan antara jalan nasional dengan hirarki

    jalan dua tingkat dibawahnya,

    Rawan kecelakanaan lalu lintas,

    dll

    3.2.5.3 Layout Dan Disain Prasarana

    Permasalahan layout dan disain prasarana adalah tidak terpenuhinya standar geometrik,

    alinyemen dan kondisi fisik prasarana. Permasalahan prasarana meliputi:

    Persimpangan dengan sudut lancip

    Persimpangan dengan hirarki jalan yang jauh lebih rendah

    Persimpangan stagger

    Laporan Akhir

  • 5/25/2018 Laporan Akhir Kajian MRRL SUMUT

    91/305

    JALURLAMBAT JALURUTAMA/CEPATMEDIAN

    JALUR

    PEMISAHTROTOAR JALURLAMBAT JALURUTAMA/CEPATMEDIAN

    JALUR

    PEMISAHTROTOAR

    3.2.6.1PROGRAM JANGKA PANJANGa. Manajemen dan Rekayasa Ruas Jalan

    Manajemen dan rekayasa ruas jalan yang direkomendasikan untuk meningkatkan

    pelayanan lalu lintas dalam kategori program jangka panjang meliputi antara lain:

    Pembangunan jalur lambat (frontage road) dan jalur cepat

    Dalam jangka panjang setiap jalan arteri primer perlu dikembangkan dengan

    membangun jalur cepat dan jalur lambat (frontage road). Pengembangan ini ditujukan untuk memisahkan pergerakan lalu lintas jarak pendek dan pergerakan

    lalu lintas langsung (through traffic). Lalu lintas lokal diarahkan untuk

    menggunakan jalur lambat dan lalu lintas langsung dan jarak jauh akan

    menggunakan jalur cepat.

    Gambar 3.11

    Laporan Akhir

  • 5/25/2018 Laporan Akhir Kajian MRRL SUMUT

    92/305

    Gambar 3.12. Jalan Lingkar

    Pembangunan Jalan Tol

    Apabila pergerakan jarak jauh menuju pusat kota dan atau lalu lintas menerus

    demikian tinggi sementara pengembangan jalan dengan pembedaan jalur cepat

    dan jalur lambat serta jalan lingkar sudah tidak layak secara ekonomi makakajian pembangunan jalan tol dapat dipertimbangkan. Kajian pembangunan

    jalan tol sebagai jalan alternatif dilakukan dengan menggunakan kelayakan

    finansial.

    b. Manajemen dan Rekayasa Persimpangan

    Pada kondisi permasalahan lalu lintas yang sudah sangat serius maka bentuk

    JALAN LINGKAR

    Laporan Akhir

  • 5/25/2018 Laporan Akhir Kajian MRRL SUMUT

    93/305

    Pembangunan dan perkerasan bahu jalan

    Redisain persimpangan dengan sudut kurang dari 70o

    Kebanyak dari persimpang-persimpangan yang ada saat ini adalah pengembangan dari

    persimpangan yang terbentuk secara alamiah tanpa perencanaan yang baik. Pada

    beberapa kondisi pertemuan ruas-ruas jalan yang membentuk persimpangan

    membentuk sudut kurang dari 70o. Kondisi ini akan berakibat kurang efisiensi

    pengaturan lalu lintas di persimpangan-persimpangan tersebut dan oleh sebab itu perludilakukan re-disain sebelum persimpangan-persimpangan menjadi persimpangan yang

    utama. Berikut ini adalah rekomendasi redisain dari persimpangan dengan sudut

    lancip.

    Kasus 1

    (a). Sebelum Perbaikan

    ARTERI PRIMER

    KOLEKTOR

    PRIMER/KOLEKTOR

    SEKUNDER

    Laporan Akhir

  • 5/25/2018 Laporan Akhir Kajian MRRL SUMUT