lap. fitokim ke 1.docx

28
LAPORAN RESMI PRAKTIKUM FITOKIMIA PERCOBAAN 1 PEMERIKSAAN PENDAHULUAN DARI SERBUK SIMPLISIA (PENAPISAN FITOKIMIA) Oleh : Kelas : E Kelompok : 5 RIFA RIZKIYAH (2011210209) RIZKI AMALIAH RAHIMI (2011210214) ROSLAN SIMBOLON (2011210217) SAUSAN NURHIDAYAH (2011210224) SEPTYANI KUSMAYDA (2011210225) SRI HANTIKA (2011210238) STEVEN (2011210240) THEA AGRIPPINA (2100210243)

Upload: derigorry

Post on 28-Nov-2015

463 views

Category:

Documents


10 download

TRANSCRIPT

Page 1: lap. fitokim ke 1.docx

LAPORAN RESMI PRAKTIKUM FITOKIMIA

PERCOBAAN 1PEMERIKSAAN PENDAHULUAN DARI SERBUK SIMPLISIA

(PENAPISAN FITOKIMIA)

Oleh :

Kelas : EKelompok : 5

RIFA RIZKIYAH (2011210209)

RIZKI AMALIAH RAHIMI (2011210214)

ROSLAN SIMBOLON (2011210217)

SAUSAN NURHIDAYAH (2011210224)

SEPTYANI KUSMAYDA (2011210225)

SRI HANTIKA (2011210238)

STEVEN (2011210240)

THEA AGRIPPINA (2100210243)

LABORATORIUM FITOKIMIA

FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS PANCASILA

JAKARTA

2013

Page 2: lap. fitokim ke 1.docx

I. JUDUL PERCOBAANPercobaan Pendahuluan dari Serbuk Simplisia (Penapisan Fitokimia).

II. TUJUANSetelah praktikum mahasiswa diharapkan :1. Dapat melakukan uji identifikasi pendahuluan terhadap kandungan metabolit

sekunder yang terdapat dalam simplisia tumbuhan.2. Dapat mengenal golongan senyawa-senyawa metabolit sekunder yang biasa terdapat

dalam tumbuhan.

III. TEORI DASARPendekatan skrining fitokimia meliputi analisis kualiatif kandungan kimia dalam

tumbuhan atau bagian tumbuhan (akar, batang, daun, bunga, buah, biji), terutama kandungan metabolit sekunder yang bioaktif, yaitu alkaloid, antrakinon, flavonoid, glikosida jantung, kumarin, saponin (steroid dan triterpenoid), tannin (polifenolat), minyak atsiri (terpenoid), iridoid, dan sebagainya. Adapun tujuan utama dari pendekatan skrining fitokimia adala untuk mensurvai tumbuhan untuk mendapatkan kandungan bioaktif atau kandungan yang berguna untuk pengobatan.

Metode yang digunakan untuk melakukan skrining fitokimia harus memenuhi beberapa persyaratan antara lain (a) sederhana, (b) cepat, (c) dirancang untuk peralatan minimal, (d) bersifat selektif untuk golongan senyawa yang dipelajari, (e) bersifat semikuantitatif sebegitu jauh dapat diketahui batas terendah dari golongan senyawa yang dipelajari, (f) dapat memberikan keterangan tambahan ada/tidaknya senyawa tertentu dari golongan senyawa yang dipelajari. Adapun hingga saat ini prosedur yang banyak dipublikasikan memenuhi criteria (a) sampai dengan (d) dan sangat sedikit memenuhi kriteria (e) sampai dengan (f) (Fransworth, 1966).

Analisis kualitatif untuk mengetahui golongann senyawa bioaktif tersebut dapat dilakukan dengan metode uji tabung dan/atau uji kualitatif secara KLT. Kedua metode tersebut dapat digabungkan dan dapat dilakukan untuk survai tumbuhan di lapangan.

1. Alkaloid Alkaloid, sekitar 5500 telah diketahui, merupakan golongan zat tumbuhan

sekunder yang terbesar. Pada umumnya alkaloid mencakup senyawa bersifat basa yang mengandung satu atau lebih atom Nitrogen, biasanya dalam gabungan, sebagian dari system siklik. Alkaloid serng kali beracun bagi manusia dan banyak yang mempunyai kegiatan fisiologis yang menonjol. Alkaloid biasanya tanwarna, sering kali bersifat optis aktif, kebanyakan berbentuk Kristal tetapi hanya sedikit yang berupa cairan (missal nikotina) pada suhu kamar.

Uji sederhana, tetapi yang sama sekali tidak sempurna, untuk alkaloid dalam daun atau buah segar adalah rasa pahitnyadilidah. Misalnya alkaloid kuinina adalah zat yang dikenal paling pahit dan pada konsetrasi molar 1x10-3 memberikan rasa pahit yang berarti.

Page 3: lap. fitokim ke 1.docx

Cara Identifikasi AlkaloidAlkaloid dalam larutan netral atau sedikit asam jika ditambah pereaksi terbentuk endapan Kristal atau amaorf.

a. Dengan pereaksi Mayer (Larutan Merkuri Iodida) → endapan krem.

b. Dengan pereaksi Wagner (Larutan Yodin dalam KI) → endapan merah coklat.

c. Dengan pereaksi Hager (Larutan asam pikrat jenuh) → endapan kuning.

d. Dengan pereaksi Dragendorf (Larutan K Bi Yodida) → endapan.

2. FlavonoidBerasal dari kata “Flavus” yang berarti kuning. Flavonoid berupa senyawa

cincin oksigen yang paling umum terdapat dalam tumbuhan. Dalam tumbuhan pada umumnya terdapat dalam vakuola, ada juga ditemukan dalam khloroplas.

Flavonoid umumnya terdapat dalam tumbuhan tinggi dan paku-pakuan, sedikit pada lumut. Berdasarkan susunan kimia, flavonoid adalah senyawa polifenol dengan 15 atom karbon, dimana dua cincin aromatic benzen A dan B yang terhidroksilasi, dihubungkan dengan tiga fragmen karbon.

Struktur Kimia umum flavonoid :

3. SaponinSaponin adalah glikosida yang setelah dihidrolisis akan menghasilkan gula

(glikon) dan sapogenin (aglikon). Sapogenin merupakan derivat non gula dari sistem polisiklik. Selain itu saponin juga merupakan kelompok glikosida triterpenoid dan sterol yang telah terdeteksi lebih dari 90 famili tumbuhan dan banyak ditemukan dalam tumbuhan tingkat tingkat tinggi. Senyawa aktif permukaan dari saponin bersifat seperti sabun dan dideteksi berdasarkan kemampuan membentuk busa pada pengocokan dan memiliki rasa pahit yang mempunyai efek menurunkan tegangan permukaan sehingga merusak membran sel dan menginaktifkan enzim sel serta merusak protein sel.

Aglikon pada saponin dikenal sebagai sapogenin sedangkan pada steroid saponin disebut saraponin. Kemampuan saponin untuk berbusa disebabkan oleh kombinasi sapogenin yang bersifat non polar dan larutan air pada rantai samping. Saponin rasanya pahit dan mengurangi palatabilitas pakan. Bagaimanapun jika saponin mempunyai aglikon triterpenoid, saponin mungkin malahan mempunyai rasa manis dari asam glukuronat sebagai pengganti gula dalam triterpenoid.

Page 4: lap. fitokim ke 1.docx

4. TaninTanin disebut juga zat penyamak. Terdapat dalam ekstrak tumbuhan. Secara

kimia terdapat dua jenis utama tanin yang tersebar tidak merata dalam tumbuhan antara lain tanin terhidrolisis dan tanin terkondensasi. Tanin terkondensasi terdapat didalam paku-pakuan, gimnospermae dan angiospermae sebaliknya tanin terhidrolisis terbatas pada tumbuhan berkeping dua.

5. KuinonKuinon adalah senyawa berwarna dan mempunyai kromofor dasar seperti

kromofor dan benzokuinon yang terdiri atas 2 gugus karbonil yanh berkondensasi dengan 2 ikatan karbon-karbon.

Warna pigmen kuinon mulai dari kuning pucat sampai hamper hitam, pigmen ini sering terdapat dalam kulit, galih, akar, dan jaringan lain, tetapi pada jaringan tersebut warnanya ditutupi pigmen lain, sedangkan kuinon hanya berperan sedikit pada bakteri, fungi dan lumut.

Kuinon dapat didetaksi pada pelat kromatogafi dngan cahaya biasa dan sinar UV . Untuk Tujuan Identifikasi kuinon dapat dibagi menjadi 4 yaitu : benzokuinon, naftokuinon, antrakuinon, dan kuinon isoprenoid. Tiga kelompok pertama biasanya terhidroksilasi dan bersifat senyawa “fenol” serta mungkin terdapat in vivo dalam bentuk gabungan kuinoltanwarna, kadana-kadang juga berbebtuk dimer.

6. Steroid dan TriterpenoidTriterpenoid adalah senyawa yang kerangka karbonnya berasal dari enam

satuan isoprene dan secara biosintesis diturunkan dari skualena. Senyawa ini berupa senyawa tanwarna, berbentuk Kristal, seringkali bertitik leleh tinggi dan aktif optic, yang umunya sukar dicirikan karena tak ada kereaktifan kimianya. Uji yang banyak adalah reaksi Lieberman-Burchard yang dengan kebanyakan triterpena dan sterol memberikan warna hijau-biru

Triterpenoid dapat dipilah menjadi sekurang-kurangnya empat golongan senyawa : triterpena sebenarnya, steroid, saponin, dan glikosida jantung.

Sterol (steroid) adalah triterpena yang kerangka dasarnya digunakansistem cincin siklopentana perhidrofenatrena. Dahulu sterol terutama dianggap sebagai senyawa satwa (sebagian hormone kelamin, asam empedu dan lain-lain) tetapi pada tahun-tahun terakhir ini makin banyak senyawa tersebut yang ditemukan dalam jaringan tumbuhan.

7. Minyak atsiriMinyak atsiri adalah zat berbau yang terkandung dalam tanaman. Minyak ini

disebut juga minyak menguap, minyak eteris, minyak esensial karena pada suhu kamar mudah menguap. Istilah esensial dipakai karena minyak atsiri mewakili bau dari tanaman asalnya. Dalam keadaan segar dan murni, minyak atsiri umumnya tidak berwarna. Namun, pada penyimpanan lama minyak atsiri dapat teroksidasi. Untuk mencegahnya, minyak atsiri harus disimpan dalam bejana gelas yang berwarna gelap, diisi penuh, ditutup rapat, serta disimpan di tempat yang kering dan sejuk.

Page 5: lap. fitokim ke 1.docx

Minyak atsiri terkandung dalam berbagai organ, seperti didalam rambut kelenjar (pada famili Labiatae), di dalam sel-sel parenkim (misalnya famili Piperaceae), di dalam rongga-rongga skizogen dan lisigen (pada famili Pinaceae dan Rutaceae). Minyak atsiri dapat terbentuk secara langsung oleh protoplasma akibat adanya peruraian lapisan resin dari dinding sel atau oleh hidrolisis dari glikosida tertentu.

Minyak atsiri biasanya terdiri dari berbagai campuran persenyawaan kimia yang terbentuk dari unsur Karbon (C), Hidrogen (H), dan oksigen (O). Pada umumnya komponen kimia minyak atsiri dibagi menjadi dua golongan yaitu: 1) Hidrokarbon, yang terutama terdiri dari persenyawaan terpen dan 2) Hidrokarbon teroksigenasi.

8. Kumarin Kumarin merupakan salah satu glikosida lakton yang berasal dari asam

sinamat. Kumarin di dalam suatu tumbuhan dapat diubah menjadi glikosida melilotat dan kemudian membentuk dikumarol.

Kumarin biasa terdapat dalam rumput serta tumbuhan makanan ternak dan biasa dikenal sebagai bahan atsiri berbau wangi yang dilepaskan oleh jerami yang baru dibabat. Umumnya hidroksi kumarin yaitu turunan umbellifleron, eskuletin, dan skopoletin. Dalam tumbuhan terdapat kumarin yang lebih rumit misalnya furamokumarin dengan contoh psoralen, tetapi biasanya terbatas pada beberapa suku yaitu rutaceae dan apiaceae.

Uraian data simplisia-simplisia yang digunakan dalam praktikum.1. Alkaloid

Simplisia : Rauvolfia Radix Nama Ilmiah : Rauvolfia serpentina L. Nama Daerah : Pule Pandak Suku : Apocynaceae Kandungan Kimia : 3 grup alkaloid yaitu ;

Grup I alkaline kuat (quarterary ammonium compound) : serpentine, serpentinine, sarpagine, dan samatine. Penyerapan buruk bila digunakan per oral.

Grup II ( tertiary amine derivative) : yohimbine, ajmaline, ajmalicine, tetraphyline, dan tetraphyllicine.

Grup III alkaline lemah (secondary amines) : reserpine, rescinnamine, deserpidine, raunesine, dan canescine

Khasiat : Reserpin berkhasiat hipotensif; ajmaline, serpentine, dan rescinnamine berkhasiat sedatif; yohimbine merangsang pembentukan testosteron yang dapat membangkitkan seksualitas.

2. Flavonoid Simplisia : Orthosiphon Folium Nama Ilmiah : Orthosiphon spicatus B.B.S

Page 6: lap. fitokim ke 1.docx

Nama Daerah : Kumis Kucing Suku : Labiatae (Lamiaceae) Bagian yang digunakan : seluruh bagian tumbuhan. Kandungan Kimia : Orthospihon glikosida, saponin, zat samak, minyak

atsiri, minyak lemak, garam kalium, mioinositol, dan sinensetin. Kegunaan : Kalium berkhasiat diuretik dan pelarut batu saluran

kencing; sinensetin berkhasiat antibakteri. Khasiat : Antiinflamasi dan diuretik

3. Saponin Simplisia : Orthosiphon Folium Nama Ilmiah : Orthosiphon spicatus B.B.S Nama Daerah : Kumis Kucing Suku : Labiatae (Lamiaceae) Bagian yang digunakan : seluruh bagian tumbuhan. Kandungan Kimia : Orthospihon glikosida, saponin, zat samak, minyak

atsiri, minyak lemak, garam kalium, mioinositol, dan sinensetin. Kegunaan : Kalium berkhasiat diuretik dan pelarut batu saluran

kencing; sinensetin berkhasiat antibakteri. Khasiat : Antiinflamasi dan diuretik

4. Tannin Tanaman Asal : Psidium guazava

Familia : Myrtaceae

Nama Simplisia : Psidii Folium

Nama Daerah : Jambu Biji

Bagian yang digunakan : Daun

Pemerian : Bau aromatic, rasa sepat

Sifat Khas : Manis, kelat, dan menetralkan

Kandungan kimia :

Daun : Zat samak, minyak atsiri, triterpenoid, leukosianidin, kuersetin, asam arjulonat, resin, dan minyak lemak.

Buah : Limonen, pinena, bisabolena, humelena, selinena, kadinena, dan hepaena.

Khasiat : Daun : antiinflamasi, hemostatik, astringen

5. Kuinon

Page 7: lap. fitokim ke 1.docx

Tanaman asal : Rheum rhabarbarum

Familia : Polygonaceae

Nama Daerah : Kelembak

Nama Simplisia : Rhei Radix

Bagian yang digunakan : Akar/ rimpang

Kandungan kimia :

Akar : Reumemodin, krisofarol, rofontisin

Daun : Antraglikosida, frangula-emodin

Pemerian : Rasa Pahit, tidak berbau

Khasiat : Laksan

6. Steroid dan Triterpenoid Tanaman Asal : Tinospora tuberculata

Familia : Menispermeaceae

Nama Daerah : Bratawali

Nama Simplisia : Tinosporae Caulis

Bagian yang digunakan : Batang

Pemerian : Bau lemah, rasa amat pahit

Sifat khas : pahit, mendingunkan, dan membersihkan darah

Kandungan kimia :

Batang : glikosida pikroretosid, alkaloid berberina, palmatina, zat pahit pikroretin, dan hars.

Akar : Berberina dan kalombina

Khasiat : Antipiretik, analgesic, stomakik

7. Minyak Atsiri Tanaman Asal : Zingiber officinale

Familia : Zingiberaceae

Nama Daerah : Jahe

Page 8: lap. fitokim ke 1.docx

Nama Simplisia : Zingiberis Rhizoma

Pemerian : Bau Aromatik, rasa pedas

Sifat Khas : Tajam dan sumelada

Bagian yang digunakan : Rimpang

Kandungan Kimia : Minyak atsiri zingibirena (zingirona), zingiberol, bisabolena, kurkumen, gigingerol, filandrena, resin pahit

Khasiat : Karminatif, stomatik, stimulans, diaforetik

8. Kumarin Tanaman asal : Murraya paniculata

Familia : Rutaceae

Nama Daerah : Kemuning

Nama Simplisia : Murrayae Folium

Bagian yang digunakan : Daun, bungan, akar

Pemerian : Bau aromatic lemah, rasa kelat dan pahit

Sifat Khas : Tajam, pahit, menghangatkan, dan melancarkan peredaran darah

Kandungan kimai : Glikosida murayin, minyak atsiri, kadinena

Khasiat : Analgesik, diuretic, stomakik

IV. ALAT DAN BAHAN

► Alat

Kertas saring

Tabung reaksi Water bath (penangas air)

Page 9: lap. fitokim ke 1.docx

Cawan penguap Kapas Corong Rak tabung reaksi Lumpang dan alu Erlenmeyer Gelas beaker Gelas ukur Pipet tetes Corong pisah Lampu UV

► Bahan

Serbuk simplisia

NaOH 1 N NH4OH pekat Natrium Asetat Kloroform HCl encer HCl pekat Amilalkohol Ferri (III) klorida 1 % Eter Asam Asetat Anhidrat H2SO4 pekat Etanol Lempeng Mg Pereaksi Mayer Pereaksi Dragendorff Pereaksi Stiasny Gelatin

V. CARA KERJA

1) Identifikasi Golongan Alkaloid1. Sebanyak 2 gram serbuk simplisia (Rauwolfia Radix) dilembabkan dengan 5

ml ammonia 30%, digerus kuat dalam mortir.2. Ditambahkan 20 ml kloroform dan digerus kembali dengan kuat. 3. Disaring campuran tersebut dengan kertas saring, filtrat berupa larutan organik

diambil (sebagai larutan A).4. Sebagian dari larutan A (10 ml) diekstraksi dengan 10 ml larutan HCl 1:10

dengan pengocokan kuat dalam tabung reaksi.5. Diambil larutan bagian atas dari tabung reaksi yang telah dikocok (sebagai

larutan B).6. Larutan A diteteskan beberapa tetes pada kertas saring dan disemprot atau

ditetesi dengan pereaksi Dragendorff terbentuk warna merah/jingga pada kertas saring menunjukkan adanya senyawa alkaloid.

7. Larutan B dibagi dalam dua tabung reaksi, pada tabung pertama ditambahkan pereaksi Dragendorff terbentuk endapan merah bata menunjukkan adanya senyawa golongan alkaloid.

8. Pada tabung kedua ditambahkan pereaksi Mayer endapan putih menunjukkan adanya senyawa golongan alkaloid.

2) Identifikasi Golongan Flavonoid1. 1 gram serbuk (Orthosiphon Folium) simplisia ditambahkan 50 ml air panas,

didihkan selama 10 menit sambil sesekali diaduk.

Page 10: lap. fitokim ke 1.docx

2. Didinginkan, saring dengan kertas saring, diperoleh filtrat yang akan digunakan sebagai larutan percobaan.

3. Ke dalam 5 ml larutan percobaan (dalam tabung reaksi), ditambahkan serbuk atau lempeng magnesium secukupnya dan 1 ml HCl pekat.

4. Tambahkan 5 ml amilalkohol, kocok dengan kuat, biarkan hingga memisah.5. Terbentuk warna dalam larutan amilalkohol menunjukkan adanya senyawa

flavonoid.

3) Identifikasi Golongan Saponin1. Sebanyak 1 gram serbuk simplisia (Orthosiphon Folium) ditambahkan 50 ml

air panas, didihkan selama 10-15 menit sambil sesekali diaduk.2. Dinginkan, saring dengan kertas saring, diperoleh filtrat.3. Diambil 10 ml filtrat, masukkan ke dalam tabung reaksi, kocok secara vertikal

selama 10 detik, kemudian biarkan selama 10 menit terbentuk busa yang stabil dalam tabung reaksi menunjukkan adanya senyawa golongan saponin.

4. Bila ditambahkan 1 tetes HCl 1% (encer) busa tetap stabil.

4) Identifikasi Golongan Tanin1. Sebanyak 1 gram serbuk simplisia (Psidium guajava) ditambahkan 50 ml air

panas, didihkan selama 15 menit sambil sesekali diaduk.2. Dinginkan, saring dengan kertas saring, filtrat dibagi menjadi tiga bagian.3. Ke dalam filtrat pertama ditambahkan larutan Ferri (III) klorida 1%

terbentuk warna biru tua atau hijau kehitaman menunjukkan adanya senyawa golongan tanin.

4. Ke dalam filtrat yang kedua ditambahkan 1-2 tetes gelatin terbentuk gumpalan/koagulasi menunjukkan adanya senyawa golongan tanin.

5. Ke dalam filtrat yang ketiga ditambahkan 15 ml pereaksi Stiasny (Formaldehid 30% : HCl pekat = 2:1), dipanaskan di atas penangas air, terbentuk endapan warna merah muda menunjukkan adanya tanin katekuat.

6. Selanjutnya endapan disaring, filtrat dijenuhkan dengan natrium asetat, ditambahkan beberapa tetes larutan Ferri (III) klorida 1% terbentuk warna biru tinta menunjukkan adanya tanin galat.

5) Identifikasi Golongan Kuinon1. Sebanyak 1 gram serbuk simplisia (Rhei Radix) ditambahkan 50 ml air panas,

didihkan selama 15 menit sambil sesekali diaduk.2. Dinginkan, saring dengan kertas saring, filtrat dipisahkan dan dimasukkan ke

dalam tabung reaksi.3. Filtrat ditambahkan beberapa tetes larutan NaOH 1 N terbentuk warna

merah menunjukkan adanya senyawa golongan kuinon.

6) Identifikasi Golongan Steroid dan Triterpenoid

Page 11: lap. fitokim ke 1.docx

1. Sebanyak 1 gram serbuk simplisia (Tinospora crispa) dimaserasi dengan 20 ml eter selama 2 jam (dalam wadah dengan penutup rapat), disaring dan diambil filtratnya.

2. Sebanyak 5 ml dari filtrat diuapkan dalam cawan penguap hingga diperoleh residu/sisa.

3. Ke dalam residu ditambahkan 2 tetes asam asetat anhidrat dan 1 tetes asam sulfat pekat (Pereaksi Lieberman-Burchard) terbentuk warna hijau atau merah menunjukkan adanya senyawa golongan steroid atau triterpenoid.

7) Identifikasi Golongan Minyak Atsiri1. Sebanyak 2 gram serbuk simplisia (Zingiberis Rhizoma) dalam tabung reaksi

(volume 20 ml), ditambahkan 10 ml petroleum eter.2. Dipasangi corong (yang diberi lapisan kapas yang telah dibasahi dengan air

pada mulut tabung), panaskan selama 10 menit di atas penangas air.3. Dinginkan, saring dengan kertas saring, ambil filtratnya.4. Filtrat diuapkan pada cawan penguap, residu dilarutkan dengan pelarut alkohol

sebanyak 5 ml lalu saring dengan kertas saring.5. Filtrat diuapkan pada cawan penguap, residu berbau aromatik/menyenangkan

menunjukkan adanya senyawa golongan minyak atsiri.

8) Identifkasi Golongan Kumarin1. Sebanyak 2 gram simplisia (Murraya paniculata) dimasukkan ke dalam

tabung reaksi, ditambahkan 10 ml pelarut kloroform.2. Dipasangi corong (yang diberi lapisan kapas yang telah dibasahi dengan air

pada mulut tabung).3. Dipanaskan selama 20 menit di atas penangas air, dinginkan, saring dengan

kertas saring.4. Filtrat diuapkan pada cawan penguap sampai kering, sisa ditambahkan air

panas sebanyak 10 ml, dinginkan.5. Larutan dimasukkan ke dalam tabung reaksi, tambahkan 0.5 ml larutan

ammonia (NH4OH) 10%.6. Diamati di bawah sinar lampu ultraviolet pada panjang gelombang 365 nm

terjadi flouresensi warna biru atau hijau menunjukkan adanya golongan kumarin.

VI. DATA HASIL PENGAMATAN

Page 12: lap. fitokim ke 1.docx

1. Identifikasi Golongan Alkaloid

Nama

TanamanPereaksi Hasil Pengamatan Keterangan

Pule

pandak

Larutan A

+

Dragendroff

Jingga

(+)

(terdapat

senyawa

golongan

alkaloid)

Larutan B

+

Dragendroff

Endapan merah

(+)

(terdapat

senyawa

golongan

alkaloid)

Page 13: lap. fitokim ke 1.docx

Larutan B

+ Mayer

Endapan putih

(+)

(terdapat

senyawa

golongan

alkaloid)

2. Identifikasi Golongan Flavonoid

Nama

TanamanPereaksi Hasil Pengamatan Keterangan

Daun

kumis

kucing

+ Mg

+ HCl

+ Amilalkohol

Merah muda pada larutan

amilalkohol

(+)

(terdapat

senyawa

golongan

flavonoid)

Page 14: lap. fitokim ke 1.docx

3. Identifikasi Golongan Saponin

Nama

TanamanPereaksi Hasil Pengamatan Keterangan

Daum

Kumis

kucing

+HCl 1%

Ada busa yang stabil

+

(terdapat

senyawa

golongan

saponin)

Page 15: lap. fitokim ke 1.docx

4. Identifikasi Golongan Tanin

Nama

TanamanPereaksi Hasil Pengamatan Keterangan

Daun

Jambu

Biji

+ Ferri (III)

klorida

Biru tinta

(+)

(terdapat

senyawa

golongan

tanin)

+ Gelatin

Ada endapan putih sedikit.

(+)

(terdapat

senyawa

golongan

tannin)

Page 16: lap. fitokim ke 1.docx

+ pereaksi

Stiasny

Endapan merah bata

(+)

(terdapat

tanin

katekuat)

Endapan + Na

asetat +Ferri

(III) klorida

Biru tinta

+

(terdapat

tanin galat)

5. Identifikasi Golongan Kuinon

Nama

TanamanPereaksi Hasil Pengamatan Keterangan

Kelembak +NaOH 1N

Merah kecoklatan

+

(terdapat

senyawa

golongan

kuinon)

6. Identifikasi Golongan Steroid dan Triterpenoid

Page 17: lap. fitokim ke 1.docx

Nama

TanamanPereaksi Hasil Pengamatan Keterangan

Daun

Brotowali

Pereaksi

Liebermann

Burchard

Hijau

(+)

(terdapat

senyawa

golongan

steroid)

Dan

(-) tidak

terdapat

senyawa

golongan

triterpenoid

7. Identifikasi Golongan Minyak Atsiri

Nama

TanamanPereaksi Hasil Pengamatan Keterangan

Jahe +alkohol dan

diuapkanTercium bau yang aromatik

+

(terdapat

senyawa

golongan

minyak

atsiri)

8. Identifikasi Golongan Kumarin

Nama

TanamanPereaksi Hasil Pengamatan Keterangan

Page 18: lap. fitokim ke 1.docx

Daun

kemuning

+larutan

ammonia

Berfluorosensi biru di bawah sinar

UV 365nm

+

(terdapat

senyawa

golongan

kumarin)

VII.PEMBAHASAN

1. Identifikasi Golongan AlkaloidPenambahan Ammonia 30% selain untuk melembabkan serbuk juga bertujuan

untuk memecah ikatan garam alkaloidnya, sehingga membebaskan alkaloid basa dan berubah kepolarannya menjadi semipolar hingga nantinya senyawa alkaloid dapat ditarik oleh pelarut. Kloroform Ditambahkan bertujuan sebagai pelarut alkaloid

Penambahan HCl 1:10 ini berfungsi untuk mengikat kembali alkaloid menjadi garam alkaloid agar dapat bereaksi dengan pereaksi-pereaksi yang spesifik untuk alkaloid dan yang menghasilkan kompleks garam anorganik yang tidak larut sehingga terpisah dengan metabolic sekundernya. Penambahan HCl mengakibatkan larutan terbentuk menjadi dua fase karena adanya perbedaan tingkat kepolaran antara fase aqueous yang polar dan kloroform yang relative non polar. Garam alkaloid akan larut pada lapisan atas, sedangkan lapisan kloroform berada pada lapisan paling bawah karena memiliki massa jenis yang lebih besar. Sedangkan pengocokan dengan kuat bertujuan untuk melarutkan senyawa-senyawa pada tiap-tiap lapisan secara tepat dan sempurna.

Lapisan atas (lapisan aqueous) diuji dengan pereaksi Mayer dan pereaksi Dragendorf. Pada uji dengan pereaksi Mayer larutan menghasilkan endapan putih yang menandakan (+) alkaloid. Pereaksi Mayer bertujuan untuk mendeteksi alkaloid, dimana pereaksi ini berikatan dengan alkaloid melalui ikatan koordinasi antara atom N alkaloid dan Hg pereaksi Mayer sehingga menghasilkan senyawa kompleks merkuri yang nonpolar mengendap berwarna putih.

Hasil positif alkaloid pada uji Dragendorff juga ditandai dengan terbentuknya endapan kuning sampai jingga. Endapan tersebut adalah kalium-alkaloid. Pada uji alkaloid dengan pereaksi Dragendorff, nitrogen digunakan untuk membentuk ikatan kovalen koordinat dengan K+ yang merupakan ion logam.

2. Identifikasi Golongan Flavonoid

Page 19: lap. fitokim ke 1.docx

Penambahan Lempeng Mg dan HCl bertujuan untuk memutuskan ikatan O-glikosida sehingga Ogenin (Flavonoid) lepas, dan gugus gula digantikan OH, sehingga terbentuk warna kuning kecoklatan. Penambahan Amilalkohol bertujuan untuk menarik aglikon dari senyawa Flavonol menjadi Glikon dan Aglikon . Berdasarkan hasil percobaan menunjukkan bahwa amilalkohol berada dibagian atas larutan karena memiliki berat jenis yang lebih kecil dari berat jenis HCl warna yang terbentuk adalah merah kecoklatan, hal ini menandakan pada simplisia mengandung senyawa golonongan flavonoid.

3. Identifikasi Saponin

Timbulnya busa pada uji saponin menunjukkan adanya glikosida yang mempunyai kemampuan membentuk buih dalam air yang terhidrolisis menjadi glukosa dan senyawa lainnya. Contoh hidrolisis pada arabinopiriosil-3β-asetil oleanolat menjadi senyawa aglikon dan glukosa. Tetapi ada kemungkinan bahwa busa yang terbentuk bukanlah saponin maka ditambahkan beberapa tetes HCl 1% untuk memastikan apakah busa tersebut senyawa saponin atau bukan. bila busa ditambahkan HCl akan hilang oleh karena itu bila busa tetap ada meskipun telah di tambahkan HCl maka dapat dipastikan busa tersebut adalah saponin. Berdasarkan percobaan pada simplisia Orthosiphon Folium, terdapat busa yang stabil setelah di kocok dan hal ini menandakan bahwa positif terdapat senyawa golongan saponin.

4. Identifikasi TaninTanin adalah suatu senyawa polifenol yang berasal dari tumbuhan. Fenol yang

ada pada tanin, secara biologis dapat berguna sebagai khelat logam. FeCl3 merupakan senyawa yang mengandung logam, sehingga apabila ditambahakn ferri dan bereaksi dengan tanin maka Fe3+ akan tereduksi menjadi Fe2+ dan akan membentuk senyawa kompleks kelat dengan tanin sehingga menghasilka warna biru. Berdasarkan percobaan, terdapat warna hijau biru pada larutan, sehingga pada simplisia Psidium guajava terdapat senyawa golongan tannin.

Pada tanin katekuat endapan merah muda yang terbentuk setelah penambahan larutan Stiasny disebabkan adanya flobafen yang terbentuk akibat pemanasan dengan HCl, endapan merah muda ini apabila dibiarkan akan berwarna coklat karena tanin teroksidasi oleh udara. Tanin juga dapat menggumpalkan protein sehingga pada simplisia Psidium guajava ketika di tambahkan rautan gelatin terdapan endapan putih karena kandungan tannin pada simplisia yang telah menggumpalkan protein.

5. Identifikasi KuinonKuinon merupakan senyawa berwarna dan memiliki kromofor dasar seperti

kromofor benzokuinon, yang terdiri atas dua gugus karbonil yang berkonjugasi dengan dua ikatan rangkap karbon-karbon. Penambahan NaOH 1N bertujuan untuk merubah struktur kuinon sehingga menghasilkan warna intensif merah.

6. Identifikasi Steroid dan Triterpenoid

Page 20: lap. fitokim ke 1.docx

Uji fitokimia menggunakan pereaksi Liebermann-Buchard yang merupakan campuran antara asam asetat anhidrat dan asam sulfat pekat. Penambahan H2SO4

Pekat + CH3COOH anhidrat bertujuan untuk membedakan steroid dan triterpenoid. Asam asetat anhidrat adalah untuk membentuk turunan asetil dari steroid yang

akan membentuk turunan asetil di dalam filtrat eter. Turunan asetil ini kemudian bereaksi dengan asam sulfat membentuk warna hijau kehitaman bila positif steroid dan sedikit warna merah yang cepat menghilang untuk positif triterpenoid.. Berdasarkan percobaan pada serbuk brotowali positif terdapat senyawa golongan steroid (warna hijau) tetapi negatif untuk triterpenoid.

7. Identifikasi Minyak Atsiri

Minyak atsiri merupakan minyak dalam tumbuhan yang mudah menguap. Digunakan pelarut petroleum eter karena minyak atsiri memiliki struktur yang terdiri dari rantai karbon sehingga bersifat non-polar, oleh karena itu digunakan pelarut yang non polar pula. Pada percobaan digunakan kapas basah sebagai penutup agar mencegah penguapan berlebih pada minyak atsiri. Seperti pada identifikasi ini, setelah diuapkan timbul bau aromatik seperti bau jahe, menunjukkan adanya kandungan minyak atsiri.

8. Identifikasi Kumarin

Berdasarkan literarur diketahui bahwa senyawa kumarin ternyata aktif terhadap sinar UV, hal ini disebabkan karena kumarin memiliki ikatan rangkap terkonjugasi dan diketahui sinar serapan UV mampu menyerap suatu ikatan yang terkonjugasi atau memiliki gugus kromofor. Pada percobaan identifikasi kumarin dengan daun kemuning menunjukkan flouresensi biru kehijauan yang menunjukkan bahwa positif adanya senyawa golongan kumarin.

VIII. KESIMPULAN

Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa terdapat senyawa-senyawa metabolit sekunder yaitu:

a. Pada simplisia Rauvolfia Radix mengandung senyawa golongan alkaloid.b. Pada simplisia Orthosiphon Folium mengandung senyawa golongan flavonoid.c. Pada simplisia Orthosiphon Folium emngandung senyawa golongan saponin.d. Pada simplisia terdapat senyawa golongan tanin, termasuk tanin katekuat dan tanin

galat.e. Pada simplisia Rhei Radix mengandung senyawa golongan kuinon.f. Pada simplisia mengandung senyawa golongan steroid dan tidak mengandung gol.

triterpenoidg. Pada simplisia Zingiberis radix mengandung senyawa gol. Minyak astirih. Pada simplisia mengandung senyawa golongan kumarin.

DAFTAR PUSTAKA

Page 21: lap. fitokim ke 1.docx

Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Materia Medika Indonesia. Jilid I, Jakarta. 1977.

Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Materia Medika Indonesia. Jilid II, Jakarta. 1978.

Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Materia Medika Indonesia. Jilid IV, Jakarta. 1980.

Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Materia Medika Indonesia. Jilid VI, Jakarta. 1995.

Harborne, J.B. Metode Fitokimia: Penuntun cara modern menganalisi tumbuhan. Penerbit ITB Bandung. 1983.