kumpulan puisi cinta tanah air.docx

22
UNTUKMU, INDONESIAKU Wahai Indonesia, tanah air tumpah darahku Untukmu kupersembahkan selalu Rasa cintaku yang mendalam dan menderu Resapkanlah wahai negeriku Pemadam rasa rindu teramat syahdu di hatiku Yang mendarah daging menulang sumsum padamu Sebab engkaulah bumi leluhur panutan jiwa Negeri elok mempesona tempat aku dilahirkan Oleh bunda tercinta Tanah air indah permai anugerah Tuhan Yang harus dijaga kelestarian dan kekayaannya Wahai Indonsiaku, Ibu pertiwiku Kami adalah putra-putrimu Yang menempuh perjalanan panjang di bukit lembahmu Dibangku-bangku sekolah untuk mempertajam nalar mengolah jiwa Menghayati kehidupan dalam khusuk doa dan etos kerja diharibaanmu Maka untukmu wahai negeri dengan panorama dan budaya berwarna-warni Kami pun punya obsesi.... Untuk merawat penuh kasih sayang, mengharumkan nama dan keberadaanmu Turut ambil bagian mengasuhmu Dengan keihlasan berkorban, kegigihan berjuang Produktif banyak berkarya, kreatif penuh daya cipta Memanfaatkan atom-atom waktu yang sangat berharga Dengan hal-hal yang bermakna Seraya menjauhi yang remeh-remeh dan sia-sia Untukmu, wahai Indonesia terkasih Doa dan perjuanganku tidak pernah berhenti Kusibak gelombang lautan, kutembus topan dan prahara Laju bahtera laju menuju dermaga cita Terus kutempuh pelayaran selama hayat masih di kandung badan Sebelum cita-cita ini teraih terwujudkan.

Upload: yondi

Post on 22-Nov-2015

1.020 views

Category:

Documents


59 download

TRANSCRIPT

UNTUKMU, INDONESIAKU

Wahai Indonesia, tanah air tumpah darahkuUntukmu kupersembahkan selaluRasa cintaku yang mendalam dan menderuResapkanlah wahai negerikuPemadam rasa rindu teramat syahdu di hatikuYang mendarah daging menulang sumsum padamuSebab engkaulah bumi leluhur panutan jiwaNegeri elok mempesona tempat aku dilahirkanOleh bunda tercinta

Tanah air indah permai anugerah TuhanYang harus dijaga kelestarian dan kekayaannya

Wahai Indonsiaku, Ibu pertiwikuKami adalah putra-putrimuYang menempuh perjalanan panjang di bukit lembahmuDibangku-bangku sekolah untuk mempertajam nalar mengolah jiwaMenghayati kehidupan dalam khusuk doa dan etos kerja diharibaanmuMaka untukmu wahai negeri dengan panorama dan budaya berwarna-warniKami pun punya obsesi....Untuk merawat penuh kasih sayang, mengharumkan nama dan keberadaanmuTurut ambil bagian mengasuhmuDengan keihlasan berkorban, kegigihan berjuangProduktif banyak berkarya, kreatif penuh daya ciptaMemanfaatkan atom-atom waktu yang sangat berhargaDengan hal-hal yang bermaknaSeraya menjauhi yang remeh-remeh dan sia-siaUntukmu, wahai Indonesia terkasihDoa dan perjuanganku tidak pernah berhentiKusibak gelombang lautan, kutembus topan dan praharaLaju bahtera laju menuju dermaga citaTerus kutempuh pelayaran selama hayat masih di kandung badanSebelum cita-cita ini teraih terwujudkan.

NEGERI YANG TERLUKA

Ibu pertiwi seperti buku yang tergeletak,lupa tak tersentuh,dan membiarkan anak negeri berlari dengan senja,setelah lelah menantang mentari pagi.

Ibu pertiwi seperti Durga yang terbelalak,melihat tugu yang runtuh,dan membiaskan rona yang berbusur seroja,menuju ke pusara yang diguyur doa dan sesaji,

Puisi diatas menggambarkan keprihatinan pada keadaan negeri ini yang masih sering ditimpa musibah baik musibah bencana alam maupun musibah yang sifatnya pelanggaran hukum oleh oknum elit politik di negeri ini.

Puisi Untuk Ibu Pertiwi - Khalil Gibran

Bukit-bukit di negeriku kini tenggelamOleh darah dan air mataApa yang dapat dilakukan oleh seorang anaknya yang merantau?Untuk masyarakatnya yang sengsara?Apa pula gunanya keluh-kesahSeorang penyair yang sedang tidak di rumah?Seandainya rakyatku mati dalam pemberontakan menuntut nasibnya,Aku akan berkata Mati dalam perjuanganLebih mulia dari hidup dalam penindasanTapi rakyatku tidak mati sebagai pemberontakKematian adalah satu-satunya penyelamat mereka,Dan penderitaan adalah tanah air mereka

Ingatlah saudaraku,Bahawa syiling yang kau jatuhkanKe telapak tangan yang menghulur di hadapanmu,Adalah satu-satunya jambatan yang menghubungkanKekayaan hatimu dengan cinta di hati Tuhan.~ Kahlil Gibran ~

Puisi Kahlil Gibran tentang cinta tanah air diatas menggunakan majas perbandingan dan perumpamaan, selain bertema tentang cinta tanah air, puisi karya kahlil gribran diatas juga bisa dimasukkan dalam tema keindahan alam.

Untuk Ibu Pertiwi

Bukit-bukit di negeriku kini tenggelam Oleh darah dan air mata Apa yang dapat dilakukan oleh seorang anaknya yang merantau? Untuk masyarakatnya yang sengsara? Apa pula gunanya keluh-kesah Seorang penyair yang sedang tidak di rumah? Seandainya rakyatku mati dalam pemberontakan menuntut nasibnya, Aku akan berkata Mati dalam perjuangan Lebih mulia dari hidup dalam penindasan Tapi rakyatku tidak mati sebagai pemberontak Kematian adalah satu-satunya penyelamat mereka, Dan penderitaan adalah tanah air mereka

Ingatlah saudaraku, Bahawa syiling yang kau jatuhkan Ke telapak tangan yang menghulur di hadapanmu, Adalah satu-satunya jambatan yang menghubungkan Kekayaan hatimu dengan cinta di hati Tuhan.

Ibu Pertiwi

Jika angin tak lagi berhembus

Jika api tak lagi membara

Jika ar tak lagi mengalir

Jika tanah tak lagi membongkah

Apa kita masih dapat berkata?

Tentang hasrat dan milik

Tentang jiwa dan rasa

Tentang dunia yang dipijak nestapa

Tentang duka menyelimuti langkah

Ibu Petiwi

Masih adakah celah?

Untuk menyimpan gelisah

Untuk menyembunyikan langkah

Tidak, Bu!

Meskipun celah berongga

Dada kita tetap menganga

Meskipun jari tersembunyi

Mata dan telinga tetap terjaga

Ingatlah

Wahai Ibu Pertiwi

Kami..,

Putra putri bangsa akan melangkah

Dalam langkah satu dan satu

Bukan melompat

Setelah itu kami terjerat!

Demikian tadi beberapa kumpulan puisi tema cinta tanah air, semoga bisa menjadi bahan pelajaran bagi para pelajar. Bagi para pembaca dan masyarakat pada umumnya semoga bisa menambahkan cinta tanah air kepada bangsa dan negara ini.

Untuk para pelajar yang mendapat tugas menulis puisi cinta tanah air, silahkan jangan copy paste secara utuh puisi-puisi diatas karena selain akan ketahuan oleh guru anda tentunya itu tidak baik kemampuan bersastra para siswa sekalian. Begitu juga untuk guru dan akademisi lain jika bingung mencari contoh puisi jangan hanya copy paste secara utuh, paling tidak diubah sedikit-sedikit :)

Kumpulan Puisi Cinta Tanah Air Terbaru akan menjadi pembahasan kita pada kesempatan kali ini dalam rubrik news Puisi Cinta Tanah Air.

Potret Negeri

Aku berdiri menatap langit bangsakubiru, abu-abulalu menghitamLukisan indah alam negeri berubah menjadi pemandangan penuh haruDi setiap sudut bumi pertiwi menangissedu sedan..Perut membuncit, raga hanya belulang yang sesaat lagi akan patah

Ibu pertiwiaku tak pernah lagi melihat senyummuTak jua kembali aku mendengar petuah-petuahmuYang ada kini kau membisu diantara keluh kesah anak negeriSemakin hari semakin membuatmu nelangsa

Tanah airku tak lagi punya belantara, laut melepas, atau gunung menjulangPanas, datar, bah, api, kerontang, hitam mengabu, semuanya kini jadi warnamuMenangisku hampir membakar pelupuk matasendupiluSementara sanubariku terpekur, tak sanggup menatap dunia

Ibu pertiwi tiba-tiba menamparku, berkali-kali, bertubi-tubi !Sakit, perih, tapi aku merasakan kasih yang selama ini hilang ditelan kesombonganMataku terbelalak saat hutanku terbakar, lautku tercemar, dan gunungku meletusBah menelan tempat tinggal kami, asap membumbung menyesakkan dada

Rasanya tak ada lagi waktu untukku terisak kembaliMenatap negeri tercinta dalam lahat kehancuranIndonesia, aku tak ingin kehilangan tanah kelahirankuTanah yang akan dan selamanya menjadi tumpah darahku

Kurajut asa lukisan negeri ini hanya sepintas laluBerlalu..berlalu..dan berganti potret abadi bersama Indonesia sejatiBiarlah nanti lukisan pedih tanah air terbingkai dalam kenanganKarena cinta akan membawa kedamaian dan kebaikanKapanpundimanapunsiapapundan selamanyaAek Nabara, 2008#

By hasti dwi nugrahani on Apr 8, 2008 | Reply

warnanya birulangit luas dalam cengkraman awan gelapwarnanya birulautan dan ombak yang tak pernah mesrawarnanya hitamtanah gersang dan batang pohon yang berderak rapuhwarnanya hitamluapan lumpur rawa yang menghisap pepohonannegeri ini tak indah lagitanah ini tak hangat lagijiwa

By Febry abrar on Apr 10, 2008 | Reply

Satu Buat Ibu Pertiwi

Negri Langit BiruDalam dongeng IbukuTentang Tanah harumDi Ujung PulauYang Kehilangan BapaSunyinya nyanyianAnak-anak seribu pulau

Rataplah.Senyum-senyum awanYang Hampir PudarBunga-bunga indahYang BerguguranHilangnya Buaian-buaian anginYang LembutTentang benang-benangYang kusutKaca-kaca yang retakDalam keluh kesahnya

DekaplahSeribu pulau yang sedang piatuTaburkan Bunga-bungaYang Kembali MekarRentangkan benang-benang yang kusutSatukan kaca-kaca yang retakDalam Satu Ibu

Agar Awan-awan Kembali TersenyumDalam persembahahanNyanyian Anak-anak Seribu pulauUntuk SatuIbu Pertiwi.

Febry abrarBanjarmasin 10 april 2008#

By zie_noer on Apr 10, 2008 | Reply

antara aku,angin, dan bangsaku

kala itu aku tersindiroleh desir angin yang mengisyaratkan kegetirankalau bukan karena firman tuhanaku tak akan sudi lagi menaridi atas hamparan mega birumutak sudi aku menyaksikan bangsamuyang dipenuhi darah amarah

diamlah kau angin!jangan kau salahkan bangsakukau hanya bisa mencibirmenyebarkan kejelekan bangsaku kenegeri-negeri tetanggatidakkah kau ingat di negeri siapakah kau sedang menarinegeriku negeri sucibangsaku bangsa beradab!

kesucian negerimu hanyalah rekayasa belakaberapa juta galon darah tertumpahkan di negerimuatas nama kesucian menurut versi bangsamukau kemanakan daftar orang-orang hilangyang sampai aku serenta initidak ada kabar yang jelasitupun atas nama keberadabanmenurut versi bangsamu

sindiran itu masih mengabut dalam kalbukumengaburkan pandangan cintaku pada ibu pertiwiakankah kecintaanku pada negeri ini lunturakankah kidung cinta yang senentiasa kudendangkan pada ibu pertiwi harus terhenti

tak mungkin aku memandang sebelah matapada tanah airku yang kucintawahai duniatunggulah saatnyaketika bangsaku telah sembuhmercusuar dunia akan berada dalam tangan kami!

sang angin tersenyum sinisdianggapnya aku bangsa bedebah yang membualia berlalu sambil berkatasemoga tuhan memberimu keberuntungan

ngayogyakarta hadiningratsegaris dengan puncak merapi10 April 2008#

By Ahmad Nur Irsan Finazli on Apr 10, 2008 | Reply

Salam kemerdekaan INDONESIA, MERDEKA, ALLAHU AKBAR!#

By zie_noer on Apr 10, 2008 | Reply

surat untuk kawan seperjuangan

desaku yang kusintapujaan hatikukawan,nyanyian itu masih kuingat betulbeberapa generasi setelah kita sering menembangkannyanyanyian itu adalah ikrar cinta mereka pada ibu pertiwisungguh sayangmengapa ikrar cinta yang sering mereka nyanyikankini tak lagi terdengarapakah generasi setelahnya tak lagi mengenal

kawan,mungkin aku salah mempermasalahkannyadunia ini telah berubahumat manusia sudah terlalu akrab dengan istilah globalismetapi, apakah bangsa ini akan mampu hidup hanya dengan globalismeyang menurutku hanyalah istilah gombal belaka

tidak kawan,globalisme tak akan mampu mencukupi kebutuhan bangsa inibangsa ini butuh reinkarnasi bung karno dan bung hattakita butuh proklamator handalbukan provokator yang sering kita saksikan dalam layar kaca

kawan, hati ini sebenarnya menangisketika menyaksikan pertikaian bangsa kita sekarangitukah penghargaan mereka terhadap jutaan kusuma bangsa yang berjuang angkat senjata

kawanku,mungkin sudah bukan waktunya lagi kita mengurusi bangsa inisudah banyak peluh mengucur demi sejengkal tanah air kitaberbagai pangkat dan jabatan pernah kita dudukilebih baik kita duduk tentram bersama anak cucu kitamenyaksikan kedurhakaan penghuni tanah ini

kawanku,walaupun kita pernah berjuang untuk bangsa inijangan sakit hati bila saat mati kita disebut pengkhianat

ngayogyakarta hadiningrat10 april 2008#

By Fien Prasetyo on Apr 11, 2008 | Reply

Bangun!!!

Silam tangisku memecah sunyi bumi pertiwiJadi hingar diantara bingar terdengarSeperti menjamu tamu anak negeriDieludipujapenuh selaksa harap

Aku masih diam meski jiwa merayuMasih menggeleng tatkala kawan menyeruTurun ke jalanSatudua sahabat masih setia padamuYang lain sudah digerogoti kebebasan tak terbatas

Lantangtegapkatanya bela engkauBakar mimpi-mimpi busuk yang terlanjur merasuk

Rasanya tak usah tangisi langit negeriTak perlu jua menantang mendung bergemuruhKarena sudah ada angin yang menghalauPelangi terkembang memanjang, usai itu

Bangun saja dari tidur panjang dengan segepok pintalan mimpiMalu menelusup karena bangsa ini tak pernah terlelapSelalu terjaga untuk menjagaMenguntai bhineka menjadi satu asaMematri cinta yang terlanjur dirasaJauh dalam jiwa ragawitak terbalas

Aek Nabara, 2008#

By Iva on Apr 11, 2008 | Reply

Penyakit dan Bangkit

Badannya penuh borokmukanya penuh jerawat bernanahkulitnya ditumbuhi bisul beringassemua menambah bebannya

Hamparan kulit mulus yang dulu ku lihathancur tercabik-cabik lukaluka durjana karena bakteri yang memiliki otak pintarpintar membuat luka di dalam hatinya

Jantung yang tertusuk perasaan marahnamun hanya gempa dan bencana yang dapat membalasnyawalaupun sudah berjuang melepas cintadalam tumbuhnya benih-benih pohon harapannamun yang ada masih saja polusi laknatuntuk kegemukan segelintir kuman penyakit

Biarkan aku menjadi ulatwalaupun menjijikkan namun bisa menjadi kupu-kupuyang memperindah parasmu

biarkan aku menjadi pohonyang akan tumbuh kokoh beranak pinakyang menyembuhkan lukamu

biarkan aku menjadi dirikuyang mencintaimu apa adanyakarena hanya turut menanggung hutangdari orang yang tidak merasa harus bertanggung jawab

biarkan doaku menyelimutimubiarkan cintaku membakar semua kelam sejarahmusekarang kita akan bangkit bersamamenyongsong hari esok yang cemerlangyang tiada luka

matilah semua durjanaperusak bangsa, penyakit semesta.damailah bangsaku, puaslah rakyatku.#

By Ainun on Apr 11, 2008 | Reply

Indonesiaku..Kau Tak Lagi Harum MewangiHutan Mu Tak Lagi Perawan SejatiKarena Telah Di Jamah Di Kotori Dan Di PerkosaOleh Tangan Manusia Yang Tak Bertanggung JawabMereka Tebangi, Mereka Bakar Dan Mereka Curi

Tanahmu Telah Di NodaiBumimu Yang Asri Kini Menangis SedihKarena Mereka Sudah Di CemariLautmu Nan Indah telah Dikotori

nanti kalau ada lagi bolehkan pak?#

By makaribi on Apr 11, 2008 | Reply

SURAT BUAT GENERASI BERIKUTNYA.:Indonesia 11 April 2008

Dalam remang cahaya lampu, kutulis surat untukmu.Agar setiap kenangan terawetkan dalam tulisan.

1\ : Buat Anakku nantijika kau telah mampu membaca tulisan inimungkin saat itu kau mulai melawan hariAku ingin ceritakan tentang hariku dan negerikusaat masih pagi dan langit birusebiru hati ditengah udara kota bertubaKupilih kupilah kenangan yang adahingga kuingat saat tumbuh ditanah tercintatanah yang hijau dengan langit seluas samuderanya.aku lahir disebuah pulaupulau terpadat dari puluhan ribu pulautapi yang ingin kuceritakan bukan tentang keindahannyabukan tentang kekayaan alamnya, bukan pulatentang ramahtamah penduduknya, bukan pulatentang kesuburan dan kesejahteraannyacukuplah kiranya kaudapatkan cerita itudari dongeng guru sejarahmu.

2\ : Janganjangan negeri kita telah digadaikanHari ini utang kita menumpuk, sudah sangat menumpukkuingin tahu darimu saat kau dewasa,utang itu berkurang atau bertambah berapa ?aku tak tahu bagaimana sebabnyanegeri yang kaya kekayaan alamnyabisa miskin begini rupaseperti tikus mati dilumbung padi.tidak, aku tidak ingin ceritakan tentang renteniryang sering datang kesinidan suka mencampuri urusan dalam negeriaku juga tak ingin ceritakan tentang tetangga kitadiseberang samudera, yang menguras kekayaan alam kitadan hanya meninggalkan sampahnyadan suka pula mengintimidasi dengan senjatatidak, aku tidak ingin ceritakan itu semuaaku juga tidak ingin menceritakan pejabat, pegawaiatau temanteman yang suka korupsi dana APBD atau APBN,ditambah kolusi dan nepotisme disingkat KKN.aku tak ingin menceritakannya, karena bisabisa aku diseretnya jugaaku ini bukan orang suci atau ulamajadi jangan paksa aku menghakiminya,tapi jangan cobacoba jadi koruptorjika tak ingin gelisah tidurmu, atau ketangkap dan tekor.tapi tenang jika kau dijebak atau menjebakkan diri dalam korupsitidak akan kau dihukum mati, apalagi jika kau bisa negoisasiitu lebih bagus lagi, kau bisa dibebaskan atau setidaknya diringankan.ah sudahlah jangan diperpanjang.

3\ : hari ini kita makin susahaku hanya ingin ceritakan padamukemarin ada ibuibu membunuh anakanaknya dan dirinya sendirikarena kabarnya sudah tak mampu lagi beli nasi.susah cari kerjaanmaka banyak peminta dijalanjalaningin kukasih setiap orangapa boleh buat, buat makan aja paspasan.ada juga kisah gadis diperkosa,banyak yang kira nafsu pemicunyatapi kukira juga karena nikah mahal biayaapalagi belum punya kerjaada lagi cerita, orangorang keluar negeri jadi tenaga kerjadisana mereka disiksa, pulang hanya tinggal nama.yang paling mengerikan perampokan dengan pembunuhantak bisa kubayangkan, dirimu hartaku satusatunyadirampas dan diperbudak jaman.

Potret Negeri

Aku berdiri menatap langit bangsakubiru, abu-abulalu menghitamLukisan indah alam negeri berubah menjadi pemandangan penuh haruDi setiap sudut bumi pertiwi menangissedu sedan..Perut membuncit, raga hanya belulang yang sesaat lagi akan patahIbu pertiwiaku tak pernah lagi melihat senyummuTak jua kembali aku mendengar petuah-petuahmuYang ada kini kau membisu diantara keluh kesah anak negeriSemakin hari semakin membuatmu nelangsaTanah airku tak lagi punya belantara, laut melepas, atau gunung menjulangPanas, datar, bah, api, kerontang, hitam mengabu, semuanya kini jadi warnamuMenangisku hampir membakar pelupuk matasendupiluSementara sanubariku terpekur, tak sanggup menatap duniaIbu pertiwi tiba-tiba menamparku, berkali-kali, bertubi-tubi !Sakit, perih, tapi aku merasakan kasih yang selama ini hilang ditelan kesombonganMataku terbelalak saat hutanku terbakar, lautku tercemar, dan gunungku meletusBah menelan tempat tinggal kami, asap membumbung menyesakkan dadaRasanya tak ada lagi waktu untukku terisak kembaliMenatap negeri tercinta dalam lahat kehancuranIndonesia, aku tak ingin kehilangan tanah kelahirankuTanah yang akan dan selamanya menjadi tumpah darahkuKurajut asa lukisan negeri ini hanya sepintas laluBerlalu..berlalu..dan berganti potret abadi bersama Indonesia sejatiBiarlah nanti lukisan pedih tanah air terbingkai dalam kenanganKarena cinta akan membawa kedamaian dan kebaikanKapanpundimanapunsiapapundan selamanyaAek Nabara, 2008 By hasti dwi nugrahani on Apr 8, 2008 | Replywarnanya birulangit luas dalam cengkraman awan gelapwarnanya birulautan dan ombak yang tak pernah mesrawarnanya hitamtanah gersang dan batang pohon yang berderak rapuhwarnanya hitamluapan lumpur rawa yang menghisap pepohonannegeri ini tak indah lagitanah ini tak hangat lagijiwa By hasti dwi nugrahani on Apr 8, 2008 | Reply

Cintaku pada negeri ini

warnanya birulangit luas dalam cengkraman awan gelapwarnanya birulautan dan ombak yang tak pernah mesrawarnanya hitamtanah gersang dan batang pohon yang berderak rapuhwarnanya hitamluapan lumpur rawa yang menghisap pepohonannegeri ini tak indah lagitanah ini tak hangat lagijiwa jiwa merapuh dalam asa yang senyapkarena rumput dan bunga tak lagi bisa teriak, bernyanyi atau mengeluhnamun kakiku berpijak disinidan menyirami mimpi dengan air matakutanah airku adalah pembangun cintadan aku adalah jiwa yang ditumbuhkannyaaku mencintai seluruh tanah yang gersang dan retakseluruh lautan yang senyap oleh ikan yang berlaludan saat airmataku tak lagi mampu menumbuhkan harapandarahku mengalir disana untuk sebuah asa kehidupan

By paundra on Apr 9, 2008 | Replyoleh : paundra

judul puisi : * kami pewaris negeri ini *

kami disinimenatap langit membelah cakrawala tanah air kamitak apa,bersandal jepit kami bersekolahkadang tak beralas ini kaki dengan sepatu model terbarumelewati tanah basah kaki-kaki kamidimana tersiram hujan sawah padi menguningmenelusuri ngarai sungaiberlari kami pada tanah pertiwi,hijau menghampar surga hutankusesekali menyeka peluh pada wajahpeluh jatuh dari badan karena cinta pada negerikarena cita-cita tanah air gemilang ada pada puncak jiwa kamitak gentar kami bila badai hujan menghadangdimana membasahi baju dan tas terbuat dari anyaman bambukarena kami tahu membangun tanah air adalah muliagunung krakatau menampakan kegagahanyakarang dihantam deburan ombak mengilatetap kokoh ia berdirijiwa semangat ditempa sang guruagar tak menjadi generasi cengenglihat!matahari mulai menampakan sinar cahayanyaberlari kita bersamamenuju indonesia bangkitkarena kami pewaris negeri ini.sidoarjo april* 2008 By paundra on Apr 9, 2008 | ReplyNB : berlari kami pada tanah pertiwi,hijau menghampar surga hutan negeri kami ( maaf bukan hutanku..,terimaksih)

By paundra on Apr 9, 2008 | Replyoleh: paundra

judul puisi : selamat berjuang anak-anakku

kamu tahu apa itu cinta kepada tanah air?pegang ini buku dan pena, kau gali ilmu dari jiwa-jiwa para guru-gurumu.agar kau menjadi generasi cerdasbangsa yang besar tak akan ada !bila kau berdiam pada kebodohan dirimucinta kepada tanah air,tak akan ada dalam jiwamu,bila kau tak menghargai para jasa pahlawan bangsamusekarang sudah tiba waktunya kau tumpahkan semangat dalam jiwa dan ragamu.untuk membangun tanah airmusana..! berangkatlah..!sinsingkan lengan bajumu,doaku ada dalam dirimu selamat berjuang anak-anakkusidoarjo april*2008..

By Wendie Razif Soetikno, S.Si., MDM on Apr 9, 2008 | Reply

NEGERI YANG TERLUKA

Ibu pertiwi seperti buku yang tergeletak,lupa tak tersentuh,dan membiarkan anak negeri berlari dengan senja,setelah lelah menantang mentari pagi.Ibu pertiwi seperti Durga yang terbelalak,melihat tugu yang runtuh,dan membiaskan rona yang berbusur seroja,menuju ke pusara yang diguyur doa dan sesaji,Visit Indonesia, Enjoy Jakarta, Stay with us ..But what for ???

CINTA TANAH AIRIndonesiaTempatku dilahirkanTempatku dibesarkanTempatku dihebatkan

Tumpah darahkuHijau nan elok wajahmuSegar ku hirup alirkan merahkuLimpah Ruah AlammuKu jadikan energi putihmu

Negeri kebanggaankuTakkan ku biarkanMerahmu direnggutTakkan ku biarkanPutihmu ternodai

Kami Putra Putri BangsaSiap berkorban jiwa dan ragaDemi gagahnya merahmuDemi sucinya putihmu

(Phyto, 2013)