cinta sepucuk pinang - usd.ac.id puisi... · salah satu puisi karya a. ria puji utami. puisi ini...

135
Cinta Sepucuk Pinang Sebuah Antologi Puisi Penyair Kampus Seribu Jendela Jilid I Yoseph Yapi Taum (Editor) Iksana Murib, Eunike Zabrina AL, Yulani Wonge, Yulita Maizia, Rizki Valensi, A. Ria Puji Utami, Bayang Kalbu, Brigitha Dina Anggraeni, Elizabeth Ratnasari, Lidia Nathalia Trysnawati Rido, Ludgerdius Beldi, Mikail Septian A.V., Paskaria Tri Astanti, Paulina Vianty Eka Permata, Wendy Nugroho 2013

Upload: nguyenthuy

Post on 02-Mar-2019

245 views

Category:

Documents


6 download

TRANSCRIPT

Page 1: Cinta Sepucuk Pinang - usd.ac.id Puisi... · salah satu puisi karya A. Ria Puji Utami. Puisi ini dijadikan semacam maskot bagi antologi ini karena dua alasan. Pertama, judul puisi

Cinta Sepucuk Pinang

Sebuah Antologi Puisi

Penyair Kampus Seribu Jendela

Jilid I

Yoseph Yapi Taum

(Editor)

Iksana Murib, Eunike Zabrina AL, Yulani Wonge, Yulita Maizia,

Rizki Valensi, A. Ria Puji Utami, Bayang Kalbu, Brigitha Dina

Anggraeni, Elizabeth Ratnasari, Lidia Nathalia Trysnawati Rido,

Ludgerdius Beldi, Mikail Septian A.V., Paskaria Tri Astanti,

Paulina Vianty Eka Permata, Wendy Nugroho

2013

Page 2: Cinta Sepucuk Pinang - usd.ac.id Puisi... · salah satu puisi karya A. Ria Puji Utami. Puisi ini dijadikan semacam maskot bagi antologi ini karena dua alasan. Pertama, judul puisi

2

CINTA SEPUCUK PINANG,

REPRESENTASI CINTA PARA PENYAIR KAMPUS

Antologi puisi Cinta Sepucuk Pinang ini memuat puisi-puisi dari 15 orang

penyair Kampus Seribu Jendela -- julukan untuk menyebut Kampus Universitas

Sanata Dharma. Pada mulanya puisi-puisi ini merupakan hasil latihan dalam mata

kuliah Penulisan Puisi, salah satu mata kuliah yang tergolong di dalam kelompok

mata kuliah creative writing. Mata kuliah ini dirancang untuk memberikan ruang

dan panggung bagi mahasiswa Program Studi Sastra Indonesia Angkatan 2011

untuk mengekspresikan pikiran, perasaan, dan sikapnya dalam bentuk puisi.

Pengalaman menulis puisi merupakan sebuah pengalaman yang sangat

personal sifatnya. Dengan alat yang sangat sederhana, yaitu kemampuan dan

ketrampilan berbahasa, seseorang dapat menghasilkan sebuah karya seni dalam

bentuk puisi maupun prosa. Ibarat seorang pematung, penyair juga menakik-nakik

bahasa untuk membentuk sebuah sketsa kehidupan yang dapat dirasakan

geloranya, semangatnya, rohnya, jiwanya. Sebagai ekspresi personal, setiap

ungkapan puitis muncul dari moment-moment estetis yang juga berada pada ranah

privat. Siapa pun tidak dapat mengatur irama puitis itu datang dan pergi.

Yang dapat dilakukan dalam kuliah creative writing adalah menciptakan

suasana dan menunjukkan sarana-sarana puitik yang bisa dan biasa digunakan para

penyair untuk menghasilkan puisi-puisinya. Dengan situasi dan proses yang sama,

para penyair memberikan hasil yang berbeda-beda, baik kuantitas maupun

kualitasnya. Ada penyair yang hanya menghasilkan lima buah puisi, tetapi ada

pula yang menghasilkan dua kali lipat daripada temannya. Keberanian beberapa

penyair mengeksplorasi bentuk dan isi puisi-puisinya kadang mengagumkan,

sekalipun banyak pula yang berpuisi dengan mengikuti pakem sastra yang sudah

lazim. Hasil itu dapat dinikmati para pembaca dalam sajian antologi puisi ini:

puisi-puisi yang diafan maupun yang prismatis tersaji di sini.

Antologi ini diberi judul Cinta Sepucuk Pinang. Judul ini diambil dari judul

salah satu puisi karya A. Ria Puji Utami. Puisi ini dijadikan semacam maskot bagi

antologi ini karena dua alasan. Pertama, judul puisi Ria Puji Utami ini merupakan

sebuah judul yang puitis, alegoris, dan analogis. Kedua, membaca puisi-puisi

dalam antologi Cinta Sepucuk Pinang, kita seperti membaca semangat hidup.

Selalu ada harapan, semangat, kerinduan, cahaya keilahian yang lembut dalam

situasi batas tergelap sekalipun. Semangat hidup itu adalah cinta. Cinta dalam

ekspresinya yang paling sederhana, cinta saat berempati terhadap nasib orang-

orang yang terpinggirkan, yang didera ketidakadilan, cinta kepada kampung

halaman, ibu atau kekasih. Yang terakhir ini tak dapat dielakkan karena rata-rata

usia mereka adalah usia remaja yang sedang menikmati indahnya cinta romantis.

Page 3: Cinta Sepucuk Pinang - usd.ac.id Puisi... · salah satu puisi karya A. Ria Puji Utami. Puisi ini dijadikan semacam maskot bagi antologi ini karena dua alasan. Pertama, judul puisi

3

Seperti terlihat pada puisinya, bagaimana pun, puisi “Cinta Sepucuk Pinang”

merupakan sebuah puisi yang sangat berhasil. Puisi ini mengungkapkan rasa rindu

dan kecintaan penyair pada negeri Melayu –tanah kelahirannya di Muara Bulian,

Batanghari, Jambi, bekas kerajaan Sriwijaya. Tema rindu akan kampung halaman

merupakan sebuah tema yang banyak digarap para penyair Indonesia. Kerinduan

itu kemudian menjadi representasi berbagai ekspresi kerinduan lainnya, seperti

telah disebutkan di atas. Berikut ini disajikan puisi „maskot‟ itu.

Cinta Sepucuk Pinang

Oleh A. Ria Puji Utami

Negeriku indah

Negeri penuh cinta

Negeriku kurindu

Negeri buah pinang masak

Mengukir sejarah negeri Melayu

Kerajaan Sriwijaya bertahtah

Di bantaran sungai Batanghari

Meninggalkan cerita lama

Kini kujauh darimu

Negeriku kurindu

Ingin kukembali

Bermain sampan

di huluan sungai

Pinang masak tlah membenam di ufuk senja

Memejamkan mataku di akhir cerita

Membawa rinduku ke dalam mimpi

Mimpi tentang cinta sepucuk pinang

Penerbitan antologi ini merupakan penerbitan perdana dari serial Penyair

kampus Seribu Jendela. Diharapkan agar setiap akhir mata kuliah Penulis Puisi,

akan lahir antologi-antologi serupa yang diurutkan serial atau jilid-nya. Pentingnya

menerbitkan antologi ini, antara lain, agar para calon penyair mempelajari

kekuatan dan kelemahan puisi-puisi yang ada agar mereka dapat menghasilkan

puisi-puisi yang lebih baik dan lebih bermutu di kemudian hari.

Dalam mempersiapkan penerbitan antologi perdana ini, saya dibantu oleh

Wendy Nugroho. Saya mengucapkan terima kasih atas bantuannya. Semoga

terbitan ini bermanfaat.

Yoseph Yapi Taum

Editor

Page 4: Cinta Sepucuk Pinang - usd.ac.id Puisi... · salah satu puisi karya A. Ria Puji Utami. Puisi ini dijadikan semacam maskot bagi antologi ini karena dua alasan. Pertama, judul puisi

4

DAFTAR ISI

Kata Pengantar

Daftar Isi

01 Iksana Murib (1) Sebasibisubisa

(2) A dan A

(3) Penampung

(4) Terbalik

(5) Sempit

(6) Catatan Gelap

(7) Liar

(8) Matahari Bungkam

(9) Tenggelam

(10) Lenyap

02 Eunike Zabrina AL (1) Kembali Pulang

(2) Cinta itu Sederhana

(3) Sajak Cahaya

(4) Sajak Lelaki Pecundang

(5) Sepiku Satu

(6) Sajak Kerinduan

(7)

(8) Mimpi

03 Yulani Wonge (1) Kejahatan

(2) Burung-burung Kecil

(3) Untuk Kekasihku

(4) Takdir

(5) Anugerah

04 Yulita Maizia (1) Sajak Alam

(2) Langit

(3) Gadisku yang Malang

(4) Sang Dewa Pencemburu

(5) Di Sisa Jawaban

(6) Alam pun Hidup

(7) Menyerah

Page 5: Cinta Sepucuk Pinang - usd.ac.id Puisi... · salah satu puisi karya A. Ria Puji Utami. Puisi ini dijadikan semacam maskot bagi antologi ini karena dua alasan. Pertama, judul puisi

5

05 Rizki Valensi (1) Jam Tua

(2) Aku Kamu

(3) Bangkai

(4) Doa Untuk Pahlawan

(5) Doa di Ambang Petang

(6) Bintang yang Hilang

06 Ria Puji Utami (1) Senyum Mentari Ibu

(2) Ketika Senja

(3) Elegi Hujan

(4) Sajak Pelangi

(5) Sepenggal Duka

(6) Sayap Amarah

(7) Aku Orang Kecil

(8) Cinta Sepucuk Pinang

(9) Sang Penguasa

(10) Puing-puing Kekejaman

(11) Sayap yang Patah

(12) Keindahan Cinta

07 Bayang Kalbu (1) Kutukku

(2) Pohon Apel

(3) Seorang Putri

(4) Dia

(5) Sajak Puzzle

08 Brigitha Dina Anggraeni (1) Selamat Pagi Cinta

(2) Wahai Kekasih

(3) Hentikan Kekerasan di Muka Bumi

(4) Kekecewaan

(5) Banjir Darah Ayah

(6) Aku Pelacurmu, Bung!

(7) Aku Perempuan

(8) :R

(9) Tragedi

(10) Dilema

(11) Losmen

(12) Aku Menunggumu R

Page 6: Cinta Sepucuk Pinang - usd.ac.id Puisi... · salah satu puisi karya A. Ria Puji Utami. Puisi ini dijadikan semacam maskot bagi antologi ini karena dua alasan. Pertama, judul puisi

6

09 Elizabeth Ratnasari (1) Kekasihku

(2) Berikan Hidupku

(3) Sajak Adikku Malang

(4) Merapiku

(5) Perpisahan

10 Lidia Nathalia Trysnawati Rido (1) Hilangmu, Dukaku

(2) Denting Rindu

(3) Kemiskinan

(4) Jika Kau adalah Aku

(5) Sanggupkah

11 Ludgerdius Beldi (1) Segitiga Pekat

(2) Ballada Badu dan Budi

(3) Cuap-cuap Bro-Bra

(4) Anjing!

(5) Bee

(6) Suaka Kuasa

12 Mikail Septian A.V. (1) Penguasa

(2) Bocah Berbisa

(3) Pantai

(4) Koral Cinta

(5) Kopi Secangkir

(6) Ada-ada Sajak

(7) Kuning

(8) Tua Renta

13 Paskaria Tri Astanti (1) Kaca Kerinduan

(2) Sajak Tengkorak

(3) (Bukan) Pendosa

(4) Sajak Seonggok Mayat

(5) Ujung

(6) Pada Malam

(7) Pintu

Page 7: Cinta Sepucuk Pinang - usd.ac.id Puisi... · salah satu puisi karya A. Ria Puji Utami. Puisi ini dijadikan semacam maskot bagi antologi ini karena dua alasan. Pertama, judul puisi

7

14 Paulina Vianty Eka Permata (1) Sajak Kerinduanku

(2) Ajari Aku

(3) Tikus Negara

(4) Kejamnya Dunia

(5) Penyesalan Tak Berujung

(6) Untukmu Ibu

(7) Goresan-goresan Rindu

15 Wendy Nugroho (1) 11002722013

(2) 23.19/16413

(3) 02034/18.09

(4) 1744 04032013

(5) 0613 04032013

(6) 22032013/2041

(7) 808.080513 k20

(8) 2105.070513

Page 8: Cinta Sepucuk Pinang - usd.ac.id Puisi... · salah satu puisi karya A. Ria Puji Utami. Puisi ini dijadikan semacam maskot bagi antologi ini karena dua alasan. Pertama, judul puisi

8

01 Iksana Murib

Iksana Murib, lahir 1 Agustus 1992 di Wamena, Papua. Tamat SD dan

SMP (2007) di Timika, SMA Masehi II PSAK (2011) di Semarang , Jawa

Tengah. Masuk Jurusan Sastra Indonesia Fakultas Sastra Universitas

Sanata Dharma (USD) Yogyakarta angkatan 2011. Sekarang sedang

menempuh kuliah di USD.

Page 9: Cinta Sepucuk Pinang - usd.ac.id Puisi... · salah satu puisi karya A. Ria Puji Utami. Puisi ini dijadikan semacam maskot bagi antologi ini karena dua alasan. Pertama, judul puisi

9

Sebasibisubisa

: Sutardji Calzoum Bachri

Sebisabisu luka sebisubisa memori

Sebasibisa hangan sebasibisu bayangan

Sebisabisu sakit sebisubisa mati

Sebisabasi hitam sebisubasi gelap

Sebisubisa sebasibisu

Sebisabisunya sebasibisa biasa

Sebisubisa sebasibisu

Sebisa bias menahan mati

Sebisubisa sebasibisu

Sebisabisu sebisubasi

Sebisubasi sebasibisa

Selesai bisanya menghantam usia

Page 10: Cinta Sepucuk Pinang - usd.ac.id Puisi... · salah satu puisi karya A. Ria Puji Utami. Puisi ini dijadikan semacam maskot bagi antologi ini karena dua alasan. Pertama, judul puisi

10

A dan A

Dari A harus ke Z

Dari Z tidak ke A

Aku tidak harus

Harus tidak aku

Dari 1 harus ke 100

Dari 100 tidak ke 1

Kau tidak harus

Harus tidak kau

Dari lalu harus ke depan

Dari depan tidak ke lalu

Hidup tidak mati

Mati tidak hidup

Page 11: Cinta Sepucuk Pinang - usd.ac.id Puisi... · salah satu puisi karya A. Ria Puji Utami. Puisi ini dijadikan semacam maskot bagi antologi ini karena dua alasan. Pertama, judul puisi

11

Penampung

Berdiri tegak di dalam tenang

Geser bergerak

Buka hidup

Nikmati berkurang

Keluar habis

Sampai kosong saat itu

Setelah itu ada lagi

Masih ada

Akan ada

Ada seterusnya

Sangat membutuhkan pelindung dan isi

Mungkin pelindung akan habis

Isi akan abadi

Sampai mata tak melihat

Tangan tak memegang

Mulut dan lidah tak merasakan

Nafas hilang

Selamanya akan ada

Page 12: Cinta Sepucuk Pinang - usd.ac.id Puisi... · salah satu puisi karya A. Ria Puji Utami. Puisi ini dijadikan semacam maskot bagi antologi ini karena dua alasan. Pertama, judul puisi

12

Terbalik

Tahun yang tua menjadi muda

Lama menjadi baru

Tahun yang muda menjadi tua

Baru menjadi lama

Dulu negeri ini negeri perjuangan

Dulu negeri ini disanjung tinggi

Darah menjadi bayarannya

Kematian menjadi keharusan

Namun, kini negeri ini menjadi lemah

Dipermalukan dan dibodohkan

Korupsi menjadi budaya

Manipulasi menjadi motivasi

Dan kita hanya bisa menjerit

di dalam lubangnya.

Page 13: Cinta Sepucuk Pinang - usd.ac.id Puisi... · salah satu puisi karya A. Ria Puji Utami. Puisi ini dijadikan semacam maskot bagi antologi ini karena dua alasan. Pertama, judul puisi

13

Sempit

Wajah memucat

Mulut gementar

Hati gelisa

Keringat membasahi baju

Ayah tergeletak di atas darah

Rumah hitam

Matahari dan bunga tak lagi bicara

Ayah, diam tanpa kata

Beku semuanya

Angin tak lagi menari

Rumah asam diikat

Kanan buntut

Kiri buntut

Pintu-pintu tak mau konfomi

Kunci tanpa bunyi

Jendela patung

Dan hanya bisa bergetar

Page 14: Cinta Sepucuk Pinang - usd.ac.id Puisi... · salah satu puisi karya A. Ria Puji Utami. Puisi ini dijadikan semacam maskot bagi antologi ini karena dua alasan. Pertama, judul puisi

14

Catatan Gelap

Tersimpan

Lalu memori

Memori kemudian simpan

Hati dan pikiran

Bumi

Matahari

Diam

Kau menyapa diriku

Cukup hanya aku

Andaikan bibir tak kaku

Cukup untuk aku

Andaikan hati bertindak

Page 15: Cinta Sepucuk Pinang - usd.ac.id Puisi... · salah satu puisi karya A. Ria Puji Utami. Puisi ini dijadikan semacam maskot bagi antologi ini karena dua alasan. Pertama, judul puisi

15

Liar

Dendam membara

Cemburu pemburu

Dan kau puas menjadi serigala

Rasamu mati

Otak hilang

Kejar darah sampai puas

Manusia menjadi makanan

Dimana nilainya?

Tidak kah kau puas

Serigala

Page 16: Cinta Sepucuk Pinang - usd.ac.id Puisi... · salah satu puisi karya A. Ria Puji Utami. Puisi ini dijadikan semacam maskot bagi antologi ini karena dua alasan. Pertama, judul puisi

16

Matahari Bungkam

Jauh tak terlihat

Semakin mendekat tak nampak

Dekat tak jelas

Semakin depan mala hilang

Tetapi tangan tak sampai

Penasaran dengan rasa

Akan kudapat

Dalam waktu yang sama

Dan tangan ini akan sampai

Dengan dirimu

Harum bunga

Mengantarkanmu mewakili aku

Page 17: Cinta Sepucuk Pinang - usd.ac.id Puisi... · salah satu puisi karya A. Ria Puji Utami. Puisi ini dijadikan semacam maskot bagi antologi ini karena dua alasan. Pertama, judul puisi

17

Tenggelam

Rasa terpendam

Bayangan gelap

Tak begitu nampak

Dan rasa ini mulai tak tentu

Kau akan ada dalam bungkusan hati

Yang selalu diam

Di pikirkan

Kau mengalir dalam pikiranku

Bunga sakura berguguran

Aku di bawa

Rasa akan terungkap

Di sini

Page 18: Cinta Sepucuk Pinang - usd.ac.id Puisi... · salah satu puisi karya A. Ria Puji Utami. Puisi ini dijadikan semacam maskot bagi antologi ini karena dua alasan. Pertama, judul puisi

18

Lenyap

Bagaikan semu rupamu

Tak terpikir hingga nampak

Akhirnya wajahmu hanyut

Dalam bayang bayangan-bayangan

Sebagai otak aku tak mampu

Menampung wajamu yang semu

Tetapi sepertinya aku paham

Bahwa kau selamanya akan semu

Seperti memori yang dicut

Page 19: Cinta Sepucuk Pinang - usd.ac.id Puisi... · salah satu puisi karya A. Ria Puji Utami. Puisi ini dijadikan semacam maskot bagi antologi ini karena dua alasan. Pertama, judul puisi

19

02 Eunike Zabrina AL

Eunike Zabrina AL, lahir di Semarang, 3 Juli 1993. Tinggal

di Jl. Soka No. 36 Baciro, Yogyakarta. No.telp/e-mail

081804107375/[email protected]. Beragama Katolik.

Hobiku nonton TV, baca novel, baca majalah, tidur. Cita-cita

menjadi penulis, editor. Moto “Jangan pernah

menutup bolpoin sebelum ujian selesai!” Kini menjadi

mahasiswi USD dan belum menikah.

Pendidikan (1) SD Tarakanita 1, Jakarta; (2) SMP

Tarakanita 5, Jakarta dan SMP Kalam Kudus Jayapura,

Papua; (3) SMA Stella Duce 1, Yogyakarta; dan kini (4)

Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.

Page 20: Cinta Sepucuk Pinang - usd.ac.id Puisi... · salah satu puisi karya A. Ria Puji Utami. Puisi ini dijadikan semacam maskot bagi antologi ini karena dua alasan. Pertama, judul puisi

20

Kembali Pulang

Jika kau datang lagi

Dengan tulus hati

Aku masih setia

Kau yang dulu t‟lah bermetamorfosis

menjadi seorang yang kukagumi

Bagai ulat yang menjadi kupu-kupu

tataplah wajahku

Jika kau datang lagi

Hanya untukku

cintamu kauberi

Dengan kaca pun

aku tak mau berbagi

Page 21: Cinta Sepucuk Pinang - usd.ac.id Puisi... · salah satu puisi karya A. Ria Puji Utami. Puisi ini dijadikan semacam maskot bagi antologi ini karena dua alasan. Pertama, judul puisi

21

Cinta itu Sederhana

Saat itu adalah hari yang sangat berarti

hanya ada kau dan aku

di sebuah taman kecil yang indah

dihiasi bunga-bunga berwarna-warni

Burung-burung beterbangan

menghiasi langit biru cerah

Bunga-bunga bermekaran

menandakan cintaku kepadamu

Cinta itu cinta kita

yang semakin indah

Aku terhanyut dalam suasana romantis itu

hanya ada kau dan aku

di sebuah taman kecil yang indah

dihiasi oleh bunga-bunga yang berwarna-warni

Aku menggenggam tanganmu erat-erat

Dan tak akan kulepaskan

Sayang, kau tampak begitu mempesona

Senyummu…

Tawanmu…

Candamu…

Semua yang ada pada dirimu

Kau tampak indah dan menawan di mataku

Kau tampak sempurna di mataku

Seperti bunga-bunga yang bermekaran

Di bawah langit biru cerah

Aku sangat mencintaimu lebih dari yang kau tahu

Kadang, aku merasa kesal

sikapmu kekanak-kanakan

Tapi aku sadar…

rasa kesal itu berubah menjadi cinta

yang tak menuntut kesempurnaan

Cinta yang penuh kesederhanaan

Cinta itu, hanya kau dan aku

Cinta itu sederhana

Page 22: Cinta Sepucuk Pinang - usd.ac.id Puisi... · salah satu puisi karya A. Ria Puji Utami. Puisi ini dijadikan semacam maskot bagi antologi ini karena dua alasan. Pertama, judul puisi

22

Sajak Cahaya

Aku berdiri seorang diri

Diantara ribuan laki-laki pembunuh

Aku berteriak sekencang-kencangnya

Tapi tak seorang pun mendengar

Malam begitu dingin dan mencekam

Aku melihat ayahku sudah tak berdaya

Ku goyang-goyangkan badannya

Tapi tak ada reaksi

Aku berteriak lagi sekencang-kencangnya

Dan tak seorang pun mendengar

Kali ini bintang pun tak mau menampakkan dirinya

Aku takut!

Aku mencoba melarikan diri

Tapi selalu gagal

Mereka bagaikan tameng yang sulit dihancurkan

Sekali lagi aku berteriak

Kali ini aku sadar

Ada seseorang yang mendengarku

Aku melihat ke langit

Ada setitik cahaya yang muncul

Aku tahu aku akan terbebas

Dari kerumunan pembunuh ayahku

Semakin kencang aku berteriak

Semakin banyak cahaya yang timbul

Ah,

Aku sadar akan satu hal

Aku melihat wajah ayahku

Dalam cahaya itu

Page 23: Cinta Sepucuk Pinang - usd.ac.id Puisi... · salah satu puisi karya A. Ria Puji Utami. Puisi ini dijadikan semacam maskot bagi antologi ini karena dua alasan. Pertama, judul puisi

23

Sajak Lelaki Pecundang

Tubuh mungilnya tergeletak di lantai

Hei, tunggu!

Apa aku salah lihat?!

Mana tangannya? Mana kakinya?

Aku tahu kau sangat membenci adikku

Tapi…kau apakan tubuhnya??

Tubuhnya bak kertas yang di sobek-sobek

Yang tak dapat disatukan kembali

Kau laki-laki biadab!

Kau tega memotong-motong tubuh adikku

Tubuh mungilnya yang dulu selalu ia rawat

Sekarang kau hancurkan begitu saja

Kau sungguh laki-laki pecundang!

Tak punya hati apalagi perasaan!

Kau rela membuang potongan tubuhnya ke jalanan

Seperti sampah yang di urak-arik oleh anjing jalanan

Kau dan perempuan itu adalah manusia paling hina!

Manusia yang tak ber-Tuhan!

Page 24: Cinta Sepucuk Pinang - usd.ac.id Puisi... · salah satu puisi karya A. Ria Puji Utami. Puisi ini dijadikan semacam maskot bagi antologi ini karena dua alasan. Pertama, judul puisi

24

Sepiku Satu

Malam seperti membisikkan

sesuatu padaku

Tetapi yang kudengar

hanya gumaman sendu

Kulihat bintang

Tetapi bintang menundukkan kepalanya

Seakan malu melihatku

Kulihat bulan

Bulan pun membalikkan badannya

Agar tidak melihatku

Malamku terasa pahit

Berteman pada bulan

dan bintang pun tak mungkin

Aku mencium bau melati di sekitarku

Ah! untuk apa aku hidup

Page 25: Cinta Sepucuk Pinang - usd.ac.id Puisi... · salah satu puisi karya A. Ria Puji Utami. Puisi ini dijadikan semacam maskot bagi antologi ini karena dua alasan. Pertama, judul puisi

25

Sajak Kerinduan

Setiap detik kutengok layar ponselku

Waktu berjalan sangat lamban

Jantungku berdebar tak karuan

Menunggu kabar darimu

Jam dinding seakan menertawakanku

Aku tak peduli !

Tawanya semakin keras

Aku makin tak peduli !

Dadaku sesak ditikam oleh 1000 pisau

Mataku seperti mengeluarkan nanah bening

Tubuhku seperti hilang nyawa

Karena menunggu ketidakpastian darimu

Ku tengok lagi layar ponselku

Senyumku sinis pada jam dinding

Tubuhku sudah bernyawa lagi

Pisau-pisau tak lagi menembus dadaku

Kabar yang kutunggu

akhirnya datang darimu

Jam dinding pun menyembunyikan mukanya

Karena tak mampu melihatku

Yang sedang berbunga-bunga

Page 26: Cinta Sepucuk Pinang - usd.ac.id Puisi... · salah satu puisi karya A. Ria Puji Utami. Puisi ini dijadikan semacam maskot bagi antologi ini karena dua alasan. Pertama, judul puisi

26

Wajahnya merah bak udang rebus

Seikat mawar merah darimu

Mampu membuat tubuhnya terpaku

Air mata menetes dari pelupuk mata

Air mata bahagia

Air mata masa depan

Orang itu seperti cupid

Yang mampu menaklukan hatinya

Hati yang dulu seperti batu

Kini lembut bagai kapas putih

Page 27: Cinta Sepucuk Pinang - usd.ac.id Puisi... · salah satu puisi karya A. Ria Puji Utami. Puisi ini dijadikan semacam maskot bagi antologi ini karena dua alasan. Pertama, judul puisi

27

Mimpi

Mimpiku pada bulan

Mimpiku pada malam

Larut dalam cahaya lilin yang meredup

Harapan tergantung pada bulan

Cita-cita menjadi yang utama seperti malam

Waktu seperti berlari mengejar

Atau kita yang mengejar waktu ?

Bulan tak selalu terang

Malam tak selalu gelap

Dengan keyakinan yang kuat

Berlandas mimpi, harapan, cita-cita

Page 28: Cinta Sepucuk Pinang - usd.ac.id Puisi... · salah satu puisi karya A. Ria Puji Utami. Puisi ini dijadikan semacam maskot bagi antologi ini karena dua alasan. Pertama, judul puisi

28

03 Yulani Wonge

Yulani Wonge lahir di Jara-jara, Halmahera Timur, Propinsi Maluku

Utara, tanggal 16 Oktober 1993.

Pendidikan:

SD: Sekolah Dasar Negri , Kec. Maba. Kab, Halmahera Timur,

Prov. Maluku Utara (1999-2004)

SMP: Sekolah Menengah Pertama Negri Kec. Maba. Kab,

Halmahera Timur, Prov. Maluku Utara (2005-2007)

SMEA: Sekolah Menengah Ekonomi Atas, Tobelo Halmahera

Utara, Prov. Maluku Utara (2008-2011),

Kuliah pada tahun 2011 di Universitas Sanata Dharma-

Yogyakarta, jurusan Sastra, prodi Sastra Indonesia hingga saat ini.

Catatan; sejak SD sampai SMP saya bercita-cita menjadi

seorang polwan (polisi wanita) tapi cita-cita saya tidak terwujud

karena ketika saya duduk dikelas tiga SMP saya mengalami rabun jauh

yang menyebabkan saya harus memakai kacamata sampai sekarang,

sehingga cita-cita saya tidak terwujud, saya lalu melanjutkan pendidikan saya di SMEA Tobelo

Halmahera Utara.

Pada tahun 2010 saya pernah mendapat juara 1 umum di SMEA Tobelo Halmahera

Utara, dan mendapat juara 1 kelas sampai menamatkan pendidikan saya, dan saat SMA saya

bercita-cita menjadi perawat, tapi karena saya mengira kalau lulusan SMEA tidak diterima di

sekolah perawat akhirnya saya bercita-cita lagi menjadi seorang wartawan, dan sampai saat ini

saya memilih kuliah di Sanata Dharma dan mengambil jurusan Sastra Indonesia. Awalnya saya

merasa bingung karena saya belum sama sekali mengenal dunia kesastraan, dari kecil saya tidak

perna diajari dunia sastra tapi ketika saya mendapatrkan mata kuliah puisi, saya mulai tahu sosok

saya sebenarnya. Ternyata saya juga punya bakat dalam menciptakan puisi dan karya-karya

lainya. Semoga dengan mata kuliah penulisan puisi, yang sudah saya dapatkan, bisa menambah

pengetahuan dan ketrampilan yang lebih baik lagi dalam berpuisi.

Page 29: Cinta Sepucuk Pinang - usd.ac.id Puisi... · salah satu puisi karya A. Ria Puji Utami. Puisi ini dijadikan semacam maskot bagi antologi ini karena dua alasan. Pertama, judul puisi

29

Kejahatan

Ketika jiwa-jiwaku terus menari-nari dan tenggelam

Membawa diri ku hanyut dalam keheningan

Tanpa terasa waktu terus bergulir menggrogoti duniaku

Menelan perlahan-lahan semua impianku

Satu per satu jiwa berguguran meninggalkan nama

Meneteskan air mata yang mengalir deras ke bumi

Menancapkan batu nisan yang termakan oleh kejahatan

Datangnya kegelapan dan kehampaan

Menyelimuti hati dan melenyapkan cahayaku

Menggemparkan Bumi yang hangus dengan gelora kekejaman

Yang terus berjalan membuntuti raksasa-raksasa dunia

Sang mentari dan rembulan tak harmonis lagi

Ketika kelembutan cinta terenggut keganasan nafsu

Ketika kehangatan kasih sayang tercabik oleh kebencian

Membutakan kebenaran dan berkuasanya kejahatan

Raksasa-raksa telah menelan jiwa-jiwa kebenaran

Mengikuti alur kehidupan yang mengarah pada kehancuran

Menghembuskan suasana kehinaan yang merambat ke jiwa

dan menusuk jiwa dengan kesedihan dan kepahitan hidup

Page 30: Cinta Sepucuk Pinang - usd.ac.id Puisi... · salah satu puisi karya A. Ria Puji Utami. Puisi ini dijadikan semacam maskot bagi antologi ini karena dua alasan. Pertama, judul puisi

30

Burung-burung Kecil

Burung kecil yang selalu hinggap

di ranting pohon dalam taman kampus

entah dari jenis dan kelompok mana

riang berkicau menatap hari pagi

selalu memberi salam pada matahari

burung-burung kecil terbang di sore hari

menuju arah selatan bersama-sama

adakah sesuatu yang menarik di sana

sepertinya tidak ada yang ingin mengetahui

bukankah alam terbentang semesta

semata semua adalah milik-Nya

Page 31: Cinta Sepucuk Pinang - usd.ac.id Puisi... · salah satu puisi karya A. Ria Puji Utami. Puisi ini dijadikan semacam maskot bagi antologi ini karena dua alasan. Pertama, judul puisi

31

Sajak untuk Kekasihku

Semoga hari ini.

Hatimu secerah hari ini.

Secerah matahari bersinar.

Langkah yang kau tapak

selalu membawa kebahagiaan.

Biarkan musim berganti.

Tinggalkan kesan yang mendalam.

tak mudah dilupakan

dari mata jernihmu yang berkaca.

Lihat aku..

Yang selau bisa membaca pikiranmu.

Mengisi jiwamu

menyapamu menghias hari-harimu.

Lihat senyumku...

Dengarkan suaraku...

Akan teduhkan jiwamu.

Karena aku mencintamu

dengan kesungguhanku.

Page 32: Cinta Sepucuk Pinang - usd.ac.id Puisi... · salah satu puisi karya A. Ria Puji Utami. Puisi ini dijadikan semacam maskot bagi antologi ini karena dua alasan. Pertama, judul puisi

32

Takdir

Telah kutuliskan bahwa air itu dingin

bahwa api itu panas dan keduanya

selalu berlawanan.

Telah kutuliskan bahwa siang pasti terang

bahwa malam selalu gelap

dan keduanya saling berganti peran.

Telah kutuliskan bahwa bumi seperti ibu

dan matahari sebagai ayah dan keduanya

meniupkan nafas kehidupan.

Telah kutuliskan bahwa kepalsuan dan pengkhianatan

adalah milik manusia, orang yang terpercaya,

yang menyimpan rencana dan perhitungan.

Telah kutuliskan bahwa sejarah akan berulang tanpa disadari,

tanpa dimengerti, dia datang tanpa ada kemampuan

dan tanpa mungkin dipahami

Karena takdir merupakan suatu kejadian

suatu peristiwa yang sejak lama telah kutuliskan.

Page 33: Cinta Sepucuk Pinang - usd.ac.id Puisi... · salah satu puisi karya A. Ria Puji Utami. Puisi ini dijadikan semacam maskot bagi antologi ini karena dua alasan. Pertama, judul puisi

33

Anugerah

Tuhan melihatku lapar

Dia hamparkan sawah seluas pandanganku

Tuhan melihatku dahaga

Dia sediakan laut lepas yang tidak terjangkau

Tuhan melihatku dalam kegelapan

Dia ciptakan matahari dan bulan

Tuhan melihatku penuh persoalan

Dia mengajariku arti kesabaran

Page 34: Cinta Sepucuk Pinang - usd.ac.id Puisi... · salah satu puisi karya A. Ria Puji Utami. Puisi ini dijadikan semacam maskot bagi antologi ini karena dua alasan. Pertama, judul puisi

34

04 YULITA MAIZIA

Yulita Maizia, lahir di Singkawang, Kalimantan Barat, pada

tanggal 19 Mei 1993. Mulai tahun 2011 ia menjalani pendidikan di

Program Studi Sastra Indonesia Universitas Sanata Dharma.

Hobinya mendengarkan musik, bernyanyi, nonton film, browsing,

dan isengin orang. Cita-citanya ingin menjadi seorang yang

terkenal. Motto hidupnya adalah Kebahagiaan yang kamu

dapatkan akan jauh lebih bermakna jika diawali dengan kejujuran.

Page 35: Cinta Sepucuk Pinang - usd.ac.id Puisi... · salah satu puisi karya A. Ria Puji Utami. Puisi ini dijadikan semacam maskot bagi antologi ini karena dua alasan. Pertama, judul puisi

35

Sajak Alam

Riuh rendah suara ombak

Terasa tenang bila kumenikmatinya

Burung camar pun ikut bersua menyambutnya

Sambil menerobos langit yang terkoyak

Sayup-sayup sasando berkumandang

Sambil diliputi serbuan angin lembut yang datang

Memaksaku untuk menyimaknya dengan seksama

Suara yang begitu indah dan menyejukkan di dada

Nyiur melambai-lambai bagaikan penari hula-hula

Mengajakku untuk bergoyang dan berdendang

Tak habis kupikir mereka mengajakku dengan penuh gembira

Saling berpandangan dan melenggang

Namun saat ini tak lagi kutemukan mereka

Mereka yang begitu ramah padaku

Kini hanya padang pasir yang fana

Panas mencekik membuat hatiku menggerutu

Page 36: Cinta Sepucuk Pinang - usd.ac.id Puisi... · salah satu puisi karya A. Ria Puji Utami. Puisi ini dijadikan semacam maskot bagi antologi ini karena dua alasan. Pertama, judul puisi

36

Langit

Langit siang yang indah

Kau menari-nari di sana bersama raja siang

Kagum kumelihatmu begitu kau mempesona

Kuingin kau menghampiriku

mengajakku berdansa bersama kalian

Namun ada penyihir jahat

mengubah langit menjadi gelap

Tampaknya ia iri padamu kawan

Kau menangis dan basahlah bumi

Hingga sungai-sungai

memuntahkan isi perutnya

Bunga-bunga bersorak riang

dan menari-nari menyambut tangisanmu

Katak bernyanyi menikmati tangisanmu

Bagi manusia tangisanmu membawa pilu

Takut akan muntahan sungai

Memporak-porandakan gubuk mereka

Langit terus berkobar-kobar

Ia terus menghajarmu, ia iri padamu

Karena kau indah dan menyejukkan hati

Hatimulah yang membuat langit gelap

menjadi langit berwarna

Page 37: Cinta Sepucuk Pinang - usd.ac.id Puisi... · salah satu puisi karya A. Ria Puji Utami. Puisi ini dijadikan semacam maskot bagi antologi ini karena dua alasan. Pertama, judul puisi

37

Gadis Kecilku yang Malang

Ribuan senjata

Menghadangku, menakutiku

Menenggelamkanku

Seakan membuatku jatuh

Terperosok ke jurang kematian

Hentakkan jantung ini

Tak jua tenang

Aku berteriak

Aku menangis

Nafasku tersenggal-senggal

Tak ada yang menggendongku

Ataupun mempedulikanku

Jari-jari kecil ini

Hanya sanggup terkulum di mulutku

Menyaksikan orang terkasihku

Disentuh oleh bambu besi

Perasaanku terguncang

Ketika kau mengacungkan senjata itu

Dan melepaskan biji besi itu ke kepalanya

Lidahku kelu menghadang

Apa yang membuatku tertahan

Betapa hinakah ia

Jahatkah ia hingga kalian menghentikan hidupnya

Tangisku seketika terhenti

Melihat orang terkasihku

Bermandikan tinta merah

Dan ia hilang

Tinggalkan aku sendiri

Page 38: Cinta Sepucuk Pinang - usd.ac.id Puisi... · salah satu puisi karya A. Ria Puji Utami. Puisi ini dijadikan semacam maskot bagi antologi ini karena dua alasan. Pertama, judul puisi

38

Sang Dewa Pencemburu

Taman ini terlihat sepi

Hanya dihuni makhluk berakar tua

Awan putih itu sungguh ramai

Bergerombol bagaikan kawanan domba

Matahari terlalu semangat berolahraga

Cucuran keringatnya jatuh ke tubuhku

Aku haus

Aku gerah

Dan kau pun begitu

Setangkai es krim

Membuat matahari ngiler

Menjatuhkan panas sinis

Melihat aku dan kamu

Di bawah pohon beringin

Yang rindang ini

Menikmati panas

Yang tak kita suka

Biar saja sang dewa

Cemburu pada kita

Yang terpenting aku dan kamu

Tak terganggu

Page 39: Cinta Sepucuk Pinang - usd.ac.id Puisi... · salah satu puisi karya A. Ria Puji Utami. Puisi ini dijadikan semacam maskot bagi antologi ini karena dua alasan. Pertama, judul puisi

39

Di Sisa Jawaban

Ini apa...

Itu apa...

Aku tak lagi mengenalnya

Dulu yang kuanggap bongkahan emas

Kini telah menjelma sekat menjulang

Lapangan luas dilahap gedung-gedung pencakar langit

Jalan kampung tergilas aspal keras

Aku menebarkan kehidupan

kau merubahnya menjadi rumah mewah

Apa yang kupunya kawan

Hanya kaki tak terawat

Wajah penuh lukisan kepiluan

Kain pembungkus luka yang menggangga

Kunikmati keterisakan tangis di wajahku

Kurasakan sayatan batin

yang tlah mendarah daging di batinku

Tak ada kenyamanan

Tak ada keindahan

Bagaimana dengan nasibku

Nasib yang tak pernah diperjuangkan

Aku bagaikan tulang-belulang

yang tak berguna

Tunggang-langgang ke sana kemari

Mencari asa yang tertunda

Manusia lebih kejam dari dunia ini

Yang bisa melakukan banyak hal

Melebihi mahkluk lainnya

Apa yang kudapatkan kawan

Hinaan

Cacian

Kesengsaraan

Kemunafikan

Keserakahan

Tragis...

Page 40: Cinta Sepucuk Pinang - usd.ac.id Puisi... · salah satu puisi karya A. Ria Puji Utami. Puisi ini dijadikan semacam maskot bagi antologi ini karena dua alasan. Pertama, judul puisi

40

Alam pun Hidup

Di ujung senja sana

Kulihat bongkahan batu yang kokoh

Sungguh pemandangan penuh panorama

Menjamu langit yang memerah

Berjuta bintang melukis langit

Indah dan tak bercelah

Semakin membuatmu terpesona genit

Memanjakan dirimu yang mulai marah

Langit di ujung sana mendadak gelap

Mendung disertai hujan dan petir menampar

Tak mampu mulut ini untuk berucap

Hanya tangis dan jantung yang mengempar

Batu kokoh tak juga lagi kulihat

Hanya butiran debu yang tak bernilai

Bersenyawa dengan air laut menggeliat

Menambah haru biru dunia ini

Page 41: Cinta Sepucuk Pinang - usd.ac.id Puisi... · salah satu puisi karya A. Ria Puji Utami. Puisi ini dijadikan semacam maskot bagi antologi ini karena dua alasan. Pertama, judul puisi

41

Menyerah

Tak pernah aku tahu

kapan semuanya akan berakhir

Itu bukan hal yang tabu

walau terasa hambar

Gambaran tentangku di matamu

sulit kutemukan sulit kulukiskan

Hanyalah bayangan semu

yang tak pernah terungkapkan

Terasa begitu miris tersaji tak beralasan

genggaman khayalan yang tak bertuan

Hempasan makna pedih menyakitkan

melengkapi suasana di ruang pesakitan

Apa yang kuinginkan

Apa yang kuwujudkan

Remang-remang lampu ini

mengikuti alur hatiku

Aku merasa semakin sepi

keadaan yang benar-benar meracuniku

Ingin aku berontak

tapi aku bisa berbuat apa

Keadaan sungguh menguasaiku dengan membentak

hilang tersaji di pelupuk mata

Apa yang kupunya

Apa yang kurasa

Indah

Bahagia

Damai

Tidak...!!!

Semakin terpuruk

Page 42: Cinta Sepucuk Pinang - usd.ac.id Puisi... · salah satu puisi karya A. Ria Puji Utami. Puisi ini dijadikan semacam maskot bagi antologi ini karena dua alasan. Pertama, judul puisi

42

05 Rizki Valensi

Rizki Valensi lahir di Lubuklinggau, Palembang, 15 Juni

1991, beragama Islam, suku Palembang. Alamat Jl. Cendana Blok

G No 116 Perumnas Lubuk Tanjung Lubuklinggau Sumatera

Selatan

085378326665 dan E-mail: [email protected]

FB : [email protected]; twitter :

@valend_olive

Orang tuanya: Adi Sumaryanto dan Rayu Sumarti; Rizki anak kedua dari tiga bersaudara

Pendidikan:SD Negri NO 47 Perumnas; Lubuktanjung Lubuklinggau Sumsel; SMP Xaverius

Lubuklinggau Sumsel; SMA Xaverius Lubuklinggau Sumsel; dan sekarang mahasiswa di

Jurusan Sastra Indonesia 2011Universitas Sanata Dharma Yogyakarta

Page 43: Cinta Sepucuk Pinang - usd.ac.id Puisi... · salah satu puisi karya A. Ria Puji Utami. Puisi ini dijadikan semacam maskot bagi antologi ini karena dua alasan. Pertama, judul puisi

43

Jam Tua

TIK. . . tok. . . tik. . . tok

Jam tua berbunyI

Dalam kegelapan malam

Menusuk setiap jiwa

Seolah memberi petanda

TIK. . . tok. . . tik. . . tok

Lagi jam itu berbunyi

Dalam terik matahari

Menerobos masuk kedalam raga

Petanda sebagai semangat

Rumput-rumput berbau surga

Lantai berbau neraka

Siang kita di taman

Malam kita di kamar

Kau dan aku dalam dekapan

Membangun kekokohan cinta

Dan jam tua menjadi saksi

Page 44: Cinta Sepucuk Pinang - usd.ac.id Puisi... · salah satu puisi karya A. Ria Puji Utami. Puisi ini dijadikan semacam maskot bagi antologi ini karena dua alasan. Pertama, judul puisi

44

Aku Kamu

Cinta adalah setia

Izinkan aku untuk mencintaimu

Berharap cinta yang tulus

Seperti air yang menemani hujan

Hatiku adalah kamu

Di hatiku ada namamu

Berharap jodohku adalah kamu

Seperti lebah dan madu

Bumi adalah tempatku berpijak

Ada hujan ada matahari

Begitu pula dengan cinta

Aku ada karna kau telah tercipta

Page 45: Cinta Sepucuk Pinang - usd.ac.id Puisi... · salah satu puisi karya A. Ria Puji Utami. Puisi ini dijadikan semacam maskot bagi antologi ini karena dua alasan. Pertama, judul puisi

45

Bangkai

Bunga tumbuh karna adanya air

Jika tak ada air maka ia akan kering

Begitu juga “Kau”

Kau tumbuh subur dan makmur

Hanya harta yang kau cari

Bumi hanya menerimamu sesaat

Uang hanya lewat sebentar saja

Daun beterbangan dibawa angin

Kau hanya duduk manis

Bersama teman-temanmu yang kejam

Kau berada di tingkatan tinggi

Sedangkan kami berada di bawah

Kau dan kami bagaikan langit dan bumi

Kau tak ada apa - apanya tanpa kami

Kau jadikan kami korban

Matahari menatapmu dengan sinis

Ia tahu kaulah penyebabnya

Banyak orang kelaparan

Banyak juga orang mati

Terciumlah bangkai dimana-mana

Kau penghancur bumi

Kau tikus rakus, kau juga siluman

Kau tak henti-hentinya menggerogoti

Hingga kami semua musnah

Hancurlah tanah airku

Page 46: Cinta Sepucuk Pinang - usd.ac.id Puisi... · salah satu puisi karya A. Ria Puji Utami. Puisi ini dijadikan semacam maskot bagi antologi ini karena dua alasan. Pertama, judul puisi

46

Doa Untuk Pahlawan

Suara hujan terdengar diluar sana

Riuh – riuh angin menerbangkan atap – atap rumah

Kubungkam mulutku dengan tanggan

Agar ayah tak mendengar tangisku

Mereka terus menyakiti ayahku

Seperti burung yang sedang menyantap bangkai

Darah segar mengalir deras

Seperti derasnya hujan di luar

Ayah terus merintih

Aku tak kuat melihat ini

Pemandangan buruk dan sangat menyedihkan

Aku melihat sendiri pintu kematian

Detik – detik dimana aku akan kehilangannya

Aku benci mereka! Mereka adalah musang liar

Andai bisa kuhentikan waktu

Hendak kubawa lari ayah jauh – jauh

Sejauh kakiku berlari

Meninggalkan bumi yang kejam ini

Asal aku tetap bersama ayah

Aku memohon dengan suara lirih

“ Tuan . . . jangan bunuh ayahku “

“ Bunuhlah aku saja“

“ Aku ingin ayah hidup“

“ Hidup selama – lamanya“

Aku hanyalah gadis kecil

Tak banyak yang bisa aku perbuat selain berdoa

Ya Allah . . .

Hanya satu pintaku: lindungi ayahku

Selamatkan pahlawan keluargaku

Page 47: Cinta Sepucuk Pinang - usd.ac.id Puisi... · salah satu puisi karya A. Ria Puji Utami. Puisi ini dijadikan semacam maskot bagi antologi ini karena dua alasan. Pertama, judul puisi

47

Doa di Ambang Petang

Dari terbit

Hingga tenggelamnya matahari

Dari terang

Hingga gelapnya langit

Kau tak kunjung pulang

Aku, bapak dan ibu

Mencari kau kemana-kemana

Di bantu juga warga dan pak polisi

Kau tetap tak kami temui

Tiga hari berlalu

Satu minggu berlalu

Satu bulan pun berlalu

Kau masih tak pulang

Saat kota ini diramaikan

Saat potongan mayat ditemukan

Bau amis berlalu – lalang di hidung

Membuat goa mulut ingin memuntahkan

Aku, bapak dan ibu

Segera datang ke sana

Melihat apakah itu kau

Kau yang slama ini kami cari

Kaki terasa lemas

Jantung berhenti

Mata hendak meloncat

Dan nadi tak mampu berdenyut

Ternyata itu kau!

Kau adikku sayang

Kau seperti binatang jalang

Terlihat tiada artinya

Keparat . . .

Sampah keluar dari mulutku

Siapa yang kejam melakukan ini

Apa salah adiku ?

Kami kaum miskin

Kami kaum kumuh

Page 48: Cinta Sepucuk Pinang - usd.ac.id Puisi... · salah satu puisi karya A. Ria Puji Utami. Puisi ini dijadikan semacam maskot bagi antologi ini karena dua alasan. Pertama, judul puisi

48

Dan kami pula kaum menderita

Apa kami punya salah ?

Mengapa adikku menjadi korban

Gadis yang tak tahu apa – apa

Dunia ini membuatku semakin muak

Muak akan perlakuan manusia

Manusia yang serupa dengan setan!!

Adik . . .

Aku berjanji

Selalu berdoa untukmu

Dengan hati yang pilu

Dengan badan berserah diri

Page 49: Cinta Sepucuk Pinang - usd.ac.id Puisi... · salah satu puisi karya A. Ria Puji Utami. Puisi ini dijadikan semacam maskot bagi antologi ini karena dua alasan. Pertama, judul puisi

49

Bintang yang Hilang

Bintang ke manakah engkau

kutunggu setiap malam

aku memandang angkasa luas

berharap dapat temukan sinarmu

Mungkin kau sedang terluka

Bersembunyi mencari obat

Jika sembuh keluarlah

Temui aku melalui sinarmu

Aku merenung seorang diri

sepertinya aku tahu

apa penyebabmu menghilang

Dunia dan isinya ini

diciptakan dengan indah

tapi manusia merubahnya

Hingga kau tak mau menampakkan diri lagi

Page 50: Cinta Sepucuk Pinang - usd.ac.id Puisi... · salah satu puisi karya A. Ria Puji Utami. Puisi ini dijadikan semacam maskot bagi antologi ini karena dua alasan. Pertama, judul puisi

50

Syair Hembusan Rindu

Kamu di sana

Kamu jauh di sana

Sedangkan aku

Aku hanya di sini

Kesadaranku hilang

Hilang entah kemana

Mungkin aku diterpa angin

Mungkin aku dibawa bintang malam

Diam adalah aku

Aku diam menantimu

Berharap kita bertemu

Seperti kemarin

Sejuknya udara pagi

ku hirup dalam-dalam

Kurasakan tiap hembusan

Berharap beraromakan engkau

Hanya foto yang dapat kupandangi

Hanya bayangmu hadir bersamaku

Hanya ketulusan yang membuatku bertahan

Bertahan atas nama cinta

Page 51: Cinta Sepucuk Pinang - usd.ac.id Puisi... · salah satu puisi karya A. Ria Puji Utami. Puisi ini dijadikan semacam maskot bagi antologi ini karena dua alasan. Pertama, judul puisi

51

06 A Ria Puji Utami

A Ria Puji Utami, Saya lahir di Bulian Baru, 08 agustus 1993 sebagai

anak bungsu dari pasangan suami istri Gregorius Leo Sunarya dan

Theresia Sri Susila Wati.

Kakak saya bernama Yohana Danik Setia Wati dan Christina Wiwin

Andriana. Saya berasal dari Provinsi Jambi. Saya beragama Khatolik

Roma.

Saya orangnya cerewet dan humoris, saya suka menggambar untuk

menghilangkan kejenuhan, membuat puisi sekarang menjadi hobi saya.

Saya Alumni SMAN 1 Batang Hari dan diterima di Sanata Dharma,

Jurusan Sastra Indonesia, angkatan 2011.

Dari kecil saya bercita-cita ingin menjadi pelukis.

Namun hobi membaca dan mengoleksi komik menjadikan saya ingin

memiliki perpustakaan dan penerbitan buku sendiri agar dapat

menerbitkan buku-buku yang bisa mencerdaskan kehidupan anak

bangsa. Itulah sebabnya saya memilih Jurusan Sastra Indonesia.

Walaupun sebenarnya saya menginginkan Jurusan Seni Lukis tetapi Jurusan Sastra sebagai

pilihan pertama saya jalani dengan serius hingga sekarang saya sudah menjalani studi sampai

semester empat.

Di Prodi Sastra Indonesia saya suka belajar tentang sastra: drama, sastra lisan, bahasa serta

belajar membuat puisi walaupun saya tidak ahli dalam membuat puisi, belajar membuat surat,

banyak hal yang saya pelajari semoga ini menjadi bekal masa depan saya.

Harapan saya adalah dapat menyelesaikan studi empat tahun. Dan saya berharap setelah lulus

nanti saya bisa bekerja sesuai dengan bidang yang saya ambil yaitu Sastra Indonesia.

Page 52: Cinta Sepucuk Pinang - usd.ac.id Puisi... · salah satu puisi karya A. Ria Puji Utami. Puisi ini dijadikan semacam maskot bagi antologi ini karena dua alasan. Pertama, judul puisi

52

Senyum Mentari Ibu

Terik mentari terasa amat menusuk

Deru kendaraan memecah siang

Butiran debu berpadu dengan asap

Menjadikan siang kian abu-abu

Terasa penat di dada

Namun senyum manismu

Menyejukkan keringnya jiwa ini

Rimbun atas hutan cinta

Mengukir ketulusan di setiap sisi kehidupan

Bunda, dirimu telah mengajarkan cinta

Bagai keagungan bumi

Yang membernafas tanpa batas

Tanpa akhir dan tanpa ujung

Mengajarkan cinta

dengan harapan dan mmpi-mimpi

Kedamaian yang diberkati

Seperti titik-titik air di atas tunas

mengalir menghidupi

Bunda, kasihmu bagaikan waktu

yang berdetak begitu pelan

dan akan selalu berdetak..

Tanpa senyum hidup terasa sepi

Bunda dirimu adalah kata-kata

Dirimu adalah lirik-lirik doa

Drimu adalah cerita-cerita cinta

Bunda, jiwamu adalah kupu-kupu

Dengan seribu sayap kebebasan

Arenamu seluas langit

Tamanmu cahaya-cahaya pelanggi

Page 53: Cinta Sepucuk Pinang - usd.ac.id Puisi... · salah satu puisi karya A. Ria Puji Utami. Puisi ini dijadikan semacam maskot bagi antologi ini karena dua alasan. Pertama, judul puisi

53

Ketika Senja

Ketika senja menghias langit

Terselip cerita antara aku dan mama

Ketika kita duduk bersama di bawah semilir bayu senja

Mama memandangku dengan tatapan tajam kebencian

Di sudut kedua bola matamu terlihat

Seperti ada bayangan luka masa lalu

Entah apa yang mama rasakan

Namun jantungku berdetak kencang.

Darahku mengalir menghujam seluruh tubuhku

Melebihi dentingnya jarum jaman

Pandangan mama yang semakin kuat

Tapi di sudut matamu mama,

kutemukan arti cinta yang tak pernah mama tunjukkan

Aku juga menemukan arti indahnya bersamamu

Indah matamu,

bagaikan pelangi di langit senja.

Page 54: Cinta Sepucuk Pinang - usd.ac.id Puisi... · salah satu puisi karya A. Ria Puji Utami. Puisi ini dijadikan semacam maskot bagi antologi ini karena dua alasan. Pertama, judul puisi

54

Elegi Hujan

Air mata duka

Menangisi kebiadaban dunia

Kematian seorang manusia

Menusuk hati yang terdalam

Tak banyak yang kuperbuat

Selain menangis tak beraturan

Nada gila menyeruak

Menghancurkan hidup ayahku

Hujan berhiaskan petir

Ikut memberontak

Ikut merasakan

Pedihnya jantung

yang perlahan berhenti berdetak

Aku hanya bisa menyaksikan

Tubuh tak bernyawa tergeletak

Meninggalkan aku sendiri

Dalam dunia

yang penuh dengan kegelapan

Page 55: Cinta Sepucuk Pinang - usd.ac.id Puisi... · salah satu puisi karya A. Ria Puji Utami. Puisi ini dijadikan semacam maskot bagi antologi ini karena dua alasan. Pertama, judul puisi

55

Sajak Pelangi

Mengapa perbedaan sering dipermasalahkan?

Bukankah perbedaan itu indah

seperti pelangi yang menghiasi langit

sehabis hujan dengan berbagai warnanya yang berbeda.

Karena dengan perbedaan itu dunia menjadi berwarna

Yang akan menghiasi jejak-jejak sejarah.

Mengapa perbedaan sering kali

menjadi jurang pemisah di antara dua dunia?

Bukankah kita dilahirkan memang untuk berbeda?

Jikalau perbedaan menjadi masalah,

tidak akan ada seorang pun yang mau berbeda

Dia, aku, ataupun kau pasti tak mau berbeda

Tapi mengapa perbedaan menjadi musuh yang harus dilawan?

Bukankah kita hidup untuk mengasihi?

Mengapa perbedaan seakan-akan

menjadi seperti layang-layang hias

yang berlomba-lomba menari indah di langit

Tapi tak terlihat saat terbang tinggi

seperti layaknya kehidupan ini.

Mengapa kita tak seperti layang-layang itu

yang indah tapi dengan sendirinya

terbang tinggi tak terlihat

Bahkan tau mau melihat?

Akankah negara kita akan terus seperti ini

yang tinggi akan semakin tinggi

yang rendah akan semakin rendah

tidakkah bisa kita menjadi pelanggi

yang indah dengan perbedaan warnanya?

Page 56: Cinta Sepucuk Pinang - usd.ac.id Puisi... · salah satu puisi karya A. Ria Puji Utami. Puisi ini dijadikan semacam maskot bagi antologi ini karena dua alasan. Pertama, judul puisi

56

Sepengal Duka

Adikku kecil

Adikku sayang

Adikku malang

Meninggalkan sepengal duka

Diam membisu dengan lumuran darah

Terbungkus plastik yang terpoles oleh lumpur

Di antara kertas-kertas terserak

Tak satupun memandang dirimu

Darah mengalir dalam bara jalanan

Dan daging adalah tumpukan batu

Yang tergeletak sampai akhir

Baru kutemukan dirimu

Diperbatasan hitam dan putih

Antara dosa dan amarah

Tangan setan mencabik-cabik tubuhmu

Memotong di setiap sudut kehidupanmu

Begitu banyak penthil-penthil setan

Yang meniup dosa melenyapkan benih cintamu

Ketika matahari menyingsing

Mencuci darah dalam bungkusan

Page 57: Cinta Sepucuk Pinang - usd.ac.id Puisi... · salah satu puisi karya A. Ria Puji Utami. Puisi ini dijadikan semacam maskot bagi antologi ini karena dua alasan. Pertama, judul puisi

57

Sayap Amarah

Ijinkan aku sesaat meluapkan kemarahanku

Yang terpedam didalam dada ini

Mengalir dan membanjiri semua aliran darah dalam tubuh

Untuk sebuah duka tak bertahta

Bagai lautan lepas

Mengombakkan suara gemuruh

Mengunyah dosa terkutuk

Mengeliat di sekujur tubuh

Kau…kau bagai binatang jalang

Berlumur darah yang mematikan jiwa

Terlepas terkelupas dari jasad

Tergeletak tak bernyawa

Kau hancurkan tulang belulangku

Lantas kau bakar luka di atas deritaku

Kobaran amarah teramat sulit kuungkapkan

Ibarat binatang kau paling terhina

Kau cabik-cabik tubuh itu

Tak peduli jeritan bergema di telingamu

Kau kepakan sayap kemenangan mu

Ketika fajar menyingsing

Page 58: Cinta Sepucuk Pinang - usd.ac.id Puisi... · salah satu puisi karya A. Ria Puji Utami. Puisi ini dijadikan semacam maskot bagi antologi ini karena dua alasan. Pertama, judul puisi

58

Sajak Orang Kecil

Tak seorang pun mau memandangku

Tubuh kurus kering keronta

Dengan pakaian lusuh

Aku berjalan menyusuri trotoar

Keeping demi keping ku cari

Senyum getir mengais harapan

Demi sebutir nasi untuk bertahan

Ku terus melangkah

Di antara mobil-mobil mewah

Dan gedung-gedung tinggi

Menuju sisi kota

Ya.. perkampungan kumuh

Itulah tempat tinggal ku

Dimana aq Lahir dan dibesarkan

Mungkin sampai matahari terbit dari barat

Page 59: Cinta Sepucuk Pinang - usd.ac.id Puisi... · salah satu puisi karya A. Ria Puji Utami. Puisi ini dijadikan semacam maskot bagi antologi ini karena dua alasan. Pertama, judul puisi

59

Cinta Sepucuk Pinang

Negeriku indah

Negeri penuh cinta

Negeriku kurindu

Negeri buah pinang masak

Mengukir sejarah negeri Melayu

Kerajaan Sriwijaya bertahtah

Di bantaran sungai Batanghari

Meninggalkan cerita lama

Kini kujauh darimu

Negeriku kurindu

Ingin kukembali

Bermain sampan

di huluan sungai

Pinang masak tlah membenam di ufuk senja

Memejamkan mataku di akhir cerita

Membawa rinduku ke dalam mimpi

Mimpi tentang cinta sepucuk pinang

Page 60: Cinta Sepucuk Pinang - usd.ac.id Puisi... · salah satu puisi karya A. Ria Puji Utami. Puisi ini dijadikan semacam maskot bagi antologi ini karena dua alasan. Pertama, judul puisi

60

Sang Penguasa

Dua sudut mata

Mengalir kan tatapan tajam

Menatap setiap sisi kehidupan

Berlutut, menanti sang penguasa

Dia…

Mengunyah untaian sumpah

Mengancingkan benang keadilan

Mengikiskan iman hingga tuhan terasingkan

Dalam tahta kekuasaan

Duduk menjarah sisi pengharapan

Bertingkah menyeduh keringat sudut kota

Mengingkari amanah

Sembari berlutut

Mencoba melihat sebatang lilin

Membakar dirinya hingga secercah

Meleleh setiap sudut segitiga

Di sisi gelap malam

Satu bintang bersinar

Menemani sang rembulan

Cukup melukiskan sepenggal untaian janji

Page 61: Cinta Sepucuk Pinang - usd.ac.id Puisi... · salah satu puisi karya A. Ria Puji Utami. Puisi ini dijadikan semacam maskot bagi antologi ini karena dua alasan. Pertama, judul puisi

61

Puing-puing Kekejaman

Waktu mengukir jejak kaki

Suka dan duka menghias sejarah

Semua akan bermakna dan indah

Seperti pelangi sehabis hujan

Pandanglah ke depan

Karena hidup ini akan terus berjalan

Bagai nelayan mendayung perahunya

Sampai ke ujung lautan

Tapi buatku hidup itu ibarat bunga,

yang menyeruak di tengah lebatnya semak

Tumbuh di tengah reruntuhan

Bermain-main dengan puing-puing kepedihan

Berkejaran dengan debu dan panas matahari

Membakar aura kebencian

Seperti tungku-tungku yang memanaskan

Menghujam kejamnya hidup

Page 62: Cinta Sepucuk Pinang - usd.ac.id Puisi... · salah satu puisi karya A. Ria Puji Utami. Puisi ini dijadikan semacam maskot bagi antologi ini karena dua alasan. Pertama, judul puisi

62

Sayap yang Patah

: Kahlil Gibran

Aku lelah menanti

Aku lelah menunggu

jawaban yang tak pasti

yang kutahu tak pernah

keluar dari mulutmu

Apa yang kaumau..

Kau mempermainkan perasaanku

Kau bunuh aku dengan semua sikapmu

Kau menganggapku seakan-akan aku tak ada

Apa yang kau mau..

Deritaku kah

Atau air mataku

Percuma kau kusayang

Jika nyatanya aku tak di hatimu

Lebih baik aku menghilang

menghancur impianku tuk bersamamu

Apakah kau tahu

Remuk hatiku

Dengan gumpalan luka yang kauberi

Aku muak dengan semua lakumu

Ku tak ingin lagi menuai luka

membuat aku jera tuk mencinta.

Page 63: Cinta Sepucuk Pinang - usd.ac.id Puisi... · salah satu puisi karya A. Ria Puji Utami. Puisi ini dijadikan semacam maskot bagi antologi ini karena dua alasan. Pertama, judul puisi

63

Keindahan Cinta

Aku dipertemukan pada cinta yang terpilih

Sosok yang hadir untuk memenangkan hatiku

Cintamu bagaikan semilir angin yang berhembus di kala terik

Sejuk, tenang dan selasa kurindukan

Kau bisikkan cinta senada nyanyian alam

Membingkai hatiku bagai taman bunga

Kelembutan hatimu membuatku terpana

Melihat keindahan rembulan

Seperti melihat keindahan di wajahmu

Cinta,..

Di sela hatiku

Kudengar suara hatimu

Menggema lembut dalam kalbuku

Page 64: Cinta Sepucuk Pinang - usd.ac.id Puisi... · salah satu puisi karya A. Ria Puji Utami. Puisi ini dijadikan semacam maskot bagi antologi ini karena dua alasan. Pertama, judul puisi

64

07 Bayang Kalbu

Bayang Kalbu (dipanggil Bay) lahir di Blitar, 22

Juli 1991.

Saya mulai masuk sekolah di SDN OO1

Kecamatan Waru, Kabupaten Penajam Paser Utara

(PPU), Kalimantan Timur tahun 1998. Kemudian

lulus tahun 2004 dengan nilai yang cukup

memuaskan.

Saya lanjutkan sekolah ke jenjang

berikutnya di SMP N 4 PPU di tahun yang sama.

Sekolah yang satu ini berada tepat di depan rumah saya. Bahkan sekolah ini berada di ruang

lingkup rumah saya (atau justru sebaliknya rumah saya yang berada di lingkup sekolah) .

Tahun 2006 saya kembali lulus sekolah dengan nilai yang cukup memuaskan, dan di

tahun itu juga saya langsung melanjutkan sekolah saya di SMA Katholik W.R. Soepratman 020

Samarinda. Sekolah ini membimbing saya hingga lulus di tahun 2009, dengan nilai baik.

Ibunda saya, yang seorang guru di sekolah menengah pertama di tempat saya dahulu

bersekolah, yang sangat disegani, serta Ayah saya yang seorang petani dan pemburu bersahaja

tidak mampu membendung niat saya yang kuat untuk menjadi seorang pengangguran. Maka,

pengangguranlah saya selama dua tahun.

Setelah dua tahun yang melelahkan menjadi pengangguran, saya melanjutkan sekolah

saya keperguruan tinggi Universitas Sanata Sharma tahun 2011. Dan tanpa ragu saya memilih

Sastra Indonesia (yang kelak akan membuat saya ragu).

Page 65: Cinta Sepucuk Pinang - usd.ac.id Puisi... · salah satu puisi karya A. Ria Puji Utami. Puisi ini dijadikan semacam maskot bagi antologi ini karena dua alasan. Pertama, judul puisi

65

Kutukku

Hei Keparat !

Jangan tertipu matamu

aku bukan ayam

belenggu tak membunuh

hidup mati tak berarti

Dengar!

Sungai kepedihanmu takkan bermuara

lembah kesepian akan mengungkungmu

Istri meninggalkanmu saat puncak cinta

anak dan cucumu membuangmu

merayap dalam kubang lintah

menghisap habis darah

hanya itu, hanya itu kawanmu

kamu mati!

Page 66: Cinta Sepucuk Pinang - usd.ac.id Puisi... · salah satu puisi karya A. Ria Puji Utami. Puisi ini dijadikan semacam maskot bagi antologi ini karena dua alasan. Pertama, judul puisi

66

Pohon Apel

ia adalah pohon apel

sumber cinta dan hidup yang menyempurnakan

mengakar kuat sumber teguh tegar

tubuh batangnya indah penuh hasrat

daun-daun mahkotanya

dan buahnya ranum menggoda

memanggil yang hidup padanya

ia adalah pohon apel

sumber cinta dan hidup yang menyempurnakan

ia adalah sumber hidup

ia adalah mahakarya penyempurna

ia adalah yang tercinta

Page 67: Cinta Sepucuk Pinang - usd.ac.id Puisi... · salah satu puisi karya A. Ria Puji Utami. Puisi ini dijadikan semacam maskot bagi antologi ini karena dua alasan. Pertama, judul puisi

67

Seorang Putri

Aku bingung harus berkata apa

jika ini bisa terucap,

jantungku sakit

nafasku sesak

otakku selalu merekam dengan seksama

seperti bulan bagi yang tersesat

bintang bagi pelaut

seorang putri

memakukan pandangku

memakukan pikirku

ya, aku melihat seorang putri

anggun

jelita

sempurna

hanya dia yang mampu mengguncangkan duniaku

dan

putri itu

kamu

Page 68: Cinta Sepucuk Pinang - usd.ac.id Puisi... · salah satu puisi karya A. Ria Puji Utami. Puisi ini dijadikan semacam maskot bagi antologi ini karena dua alasan. Pertama, judul puisi

68

Dia

Kemanakah kita seharusnya

ketika Tuhan pergi meninggalkan kita

jatuh tersungkur

bangkit lagi

terpelanting lagi

jatuh

merangkak

bangkit

berlari terseok, menyeret langkah

mengejar Tuhan

yang entah pergi kemana

Page 69: Cinta Sepucuk Pinang - usd.ac.id Puisi... · salah satu puisi karya A. Ria Puji Utami. Puisi ini dijadikan semacam maskot bagi antologi ini karena dua alasan. Pertama, judul puisi

69

Sajak Puzzle

Potong

dipotong

dipotong potong adikku

wahai semesta raya

dimana rasamu

dunia semakin kanibal

manusia semakin tak bermoral

menjadikan manusia potongan

sesama manusia menjadikan kerabatnya potongan

seperti puzzle

puzzle manusia

langit hujan darah

Page 70: Cinta Sepucuk Pinang - usd.ac.id Puisi... · salah satu puisi karya A. Ria Puji Utami. Puisi ini dijadikan semacam maskot bagi antologi ini karena dua alasan. Pertama, judul puisi

70

08 Brigitha Dina Anggraeni

Nama lengkap saya Brigitha Dina Anggraeni, saya lahir di Ternate.

Pada tanggal 12 Oktober 1993 dari pasangan Bapak Ignatius Edi

Purwanto dan Ibu Mariana Frederika Matanubun. Saya berkebangsaan

Indonesia dan beragama Katholik. Saya tinggal di Beneran RT 02 RW

023 Purwobinangun Pakem Sleman Yogyakarta.

Adapun riwayat pendidikan saya, yaitu pada tahun 2004 lulus

dari SD Negeri Karanganyar Donokerto Turi Sleman Yogyakarta.

Kemudian melanjutkan di SMP Dominicus Savio Larat (Maluku

Tenggara Barat) dan lulus pada tahun 2007. pada tahun 2011 lulus

dari SMK Sanjaya Pakem dan melanjutkan ke perguruan tinggi di

Universitas Sanata Dharma Yogyakarta Fakultas Sastra Program Studi

Sastra Indonesia.

Pada tahun 2010 saya ditugaskan sebagai sekretaris Orang

Muda Katholik di Paroki Pakem. Untuk meningkatkan pengetahuan

dan wawasan saya mengenai berorganisasi, saya selalu mengikuti

kegiatan-kegiatan yang diadakan kampus maupun kegiatan-kegiatan

di luar kampus.

Pada tahun 2011 saya diberi kepercayaan dari wilayah paroki untuk menjadi pendamping

PIA (Pendamping Iman Anak). Dan pada tahun 2011 juga, saya bergabung dengan komunitas

sendra tari “Aburing Kupu-Kupu Kuning” yang bertempat di Jalan Kaliurang Km. 17

Yogyakarta.

Selain itu, saya juga aktiv dalam membuat puisi. Puisi-puisi saya antara lain: “Selamat

Pagi Cinta,” “Wahai Kekasihku,” “Hentikan Kekerasan di Muka Bumi,” “Kekecewaan,” “Banjir

Darah Ayah,” “Aku Pelacurmu Bung!” “Aku Perempuan,” “R,” “Tragedi,” “Dilema,”

“Losmen,” dan “Aku Menunggumu R.”

Page 71: Cinta Sepucuk Pinang - usd.ac.id Puisi... · salah satu puisi karya A. Ria Puji Utami. Puisi ini dijadikan semacam maskot bagi antologi ini karena dua alasan. Pertama, judul puisi

71

Selamat Pagi Cinta

Semoga hari ini

Hatimu secerah pagi ini

Secerah matahari bersinar

Langkah yang kau tapak

selalu bawa kebahagiaan

Biarkan musim berganti

Tinggalkan kesan yang mendalam

Tak mudah dilupakan

dari mata jernihmu yang berkaca

Lihat aku..

Yang selalu bisa baca pikiranmu

Mengisi jiwamu

Menyapamu menghiasi hari-harimu

Lihat senyumku

Dengarkan suaraku

Akan teduhkan jiwamu

Karena aku mencintaimu

dengan kesungguhan

Page 72: Cinta Sepucuk Pinang - usd.ac.id Puisi... · salah satu puisi karya A. Ria Puji Utami. Puisi ini dijadikan semacam maskot bagi antologi ini karena dua alasan. Pertama, judul puisi

72

Wahai Kekasihku

Wahai malam

Jangan kau redupkan sinar di hatinya

tuk slalu menjadi cahaya cinta di hatiku

Ungkap segala gundah dan resah dalam jiwa

Mekarkan bunga-bunga kerinduan dalam asmara

Wahai sepi

Jangan kau sembunyikan cintanya dariku

Karena yang kuharap sayangnya kepadaku

Bangunkan rindu yang resah dalam kalbu

Usik lamunan di gelap asa yang tak mengaku

Wahai dingin

Jangan kau bekukan kerinduan di antara kami

Karena dia selalu hadir dalm mimpi-mimpi

Getarkan dawai-dawai cinta dalam hati

Nyanyikan desir angin di tiap sudut sepi

Wahai kekasih

Berikan aku setangkai kelembutan jiwa

tuk ungkapkan tirai-tirai asa tersisa

Sampaikan ungkapan jiwa

dalam relung-relung rindu kepadamu

Page 73: Cinta Sepucuk Pinang - usd.ac.id Puisi... · salah satu puisi karya A. Ria Puji Utami. Puisi ini dijadikan semacam maskot bagi antologi ini karena dua alasan. Pertama, judul puisi

73

Hentikan Kekerasan di Muka Bumi

Jangan teruskan, hentikan !

Aku muak dengan kekerasan dan tawuran

Emosi dan ambisi menghujam setiap sudut negeri

Pemaksaan dan kebengisan terus terjadi

Beda pendapat bagai timah panah liar tak terkendali

Keringat darah membasahi raga..

Tolong, anggaplah kami sebagai manusia

Jika kami bertanya tolong jawab dengan cinta

Di jalanan, kami sandarkan cita-cita

Karena hidup kami adalah di jalanan

Apakah pantas mereka memikul semuanya?

Korban nyawa terus berjatuhan

Mari segera hentikan, jangan terlalu banyak bicara

Nyawa terus melayang

Mari kita rangkul mereka dengan cinta dan kasih sayang

Anak Indonesia harus diselamatkan dari tawuran

Karena mereka adalah generasi muda bangsa….

Page 74: Cinta Sepucuk Pinang - usd.ac.id Puisi... · salah satu puisi karya A. Ria Puji Utami. Puisi ini dijadikan semacam maskot bagi antologi ini karena dua alasan. Pertama, judul puisi

74

Kekecewaan

Pendidikan tak ubahnya pembentukan

Pembentukan pribadi-pribadi yang baik

Tetapi di antara yang baik ada bibit yang tidak baik

Merekalah yang akan jadi penyakit

Di tengah kemerdekaan yang nestapa

Masih adakah secerca cahaya disama?

Cahaya bagai jelata yang tak tahu apa-apa

Cahaya tuk si kecil yang terlantar di sana

Apakah kebebasan ini benar-benar nyata?

Ataukah hanya ancaman?

Kami butuh cahaya yang sebenarnya

Cahaya kemerdekaan yang nyata

Bukan hanya cahaya yang menyilaukan mata

Tetapi cahaya yang memberikan kami kepastian

Page 75: Cinta Sepucuk Pinang - usd.ac.id Puisi... · salah satu puisi karya A. Ria Puji Utami. Puisi ini dijadikan semacam maskot bagi antologi ini karena dua alasan. Pertama, judul puisi

75

Banjir Darah Ayah

Musim dingin paling keras dalam kehidupan

Darah berceceran

Menjelma hujan darah selangit

Bara api membakar langit

Hangus jadi sehamparan tanah hitam

Di mana demi tahta aturan ngawur diberlakukan

Banjir darah Ayah adalah tarikh paling hitam

dan pedih ketika kuasa beralih

Kejam sekali,

Siapa pun yang dianggap lawan dan bersalah

Dengan sadis ditumpasnya habis

Banjir darah Ayah

Kemanusiaan meremah musnah

Sesak sekali dada ini

Bila angan bayangkan tragedi itu

Page 76: Cinta Sepucuk Pinang - usd.ac.id Puisi... · salah satu puisi karya A. Ria Puji Utami. Puisi ini dijadikan semacam maskot bagi antologi ini karena dua alasan. Pertama, judul puisi

76

Aku Pelacurmu, Bung !

Aku pelacur yang mencintaimu, Bung!

Saat mataku menutup dan hidungku menghirup bau hewan

Keluar dari keringat tubuhmu hingga membanjiri malam

Yang setiap tetesnya mengalirkan lembaran-lembaran uang

Aku pelacur yang mencintaimu, Bung!

Memijat seluruh badanmu yang lelah karena pekerjaamu

Dan membuat jariku melepuh dan kesakitan

Tajamnya mengiris habis daging kebenaran hingga limit

Licinnya menjebak perempuan melacurkan cinta serendah tumit

Membelai tubuhmu hingga lumat

Sembari kau tulis berlembar-lembar

undang-undang perzinahan dan pelacuran

Sementara mulutmu mendesih nikmat

Aku pelacur yang mencintaimu, Bung!

Setelah kau tanam benih rasa di rahim kusam ini

Dan ketika lahir kau panggil anak haram

Aku pelacur yang tubuhnya hendak kau pasung

dengan undang-undang yang kau buat.

Aku adalah pelacur yang mencintaimu, Bung!

Page 77: Cinta Sepucuk Pinang - usd.ac.id Puisi... · salah satu puisi karya A. Ria Puji Utami. Puisi ini dijadikan semacam maskot bagi antologi ini karena dua alasan. Pertama, judul puisi

77

Aku Perempuan

Aku bisa membunuhmu, tapi bukan dengan tusukan belati

Aku membunuhmu dengan setetes cinta,

yang akan meracuni tubuhmu

Berhati-hatilah, Bung, aku ini perempuan

Aku perempuan yang mampu mengangkat kamu setinggi langit

Dan aku juga sanggup menjatuhkan martabatmu serendah telapak kaki

Berhati-hatilah bung, dalam elok tubuhku

sesekali tersimpan desis ular yang siap membelit

Terasa menyenangkan ketika kau letakkan

tubuhku bersama derit di kasur itu

Tapi jangan pernah kau jatuhkan harga diriku

Karena jika semuanya itu terjadi,

maka akan membuatmu mati dengan telanjang

Aku bukan wanita, aku perempuan!

Page 78: Cinta Sepucuk Pinang - usd.ac.id Puisi... · salah satu puisi karya A. Ria Puji Utami. Puisi ini dijadikan semacam maskot bagi antologi ini karena dua alasan. Pertama, judul puisi

78

: R

Ingatkah kau tentang kejadian dulu kala itu?

Kita memojok untuk memadu cinta

Mulut kitapun mulai berpagutan

Setan lewat cuatkan hasrat

Tubuhku dan tubuhmu pun mulai merapat

Mengerang, mengejang

Benih kasih pun tertanam

Beberapa bulan kemudian

Terdengan isak tangis bayi dari dalam rumah

Ada yang terdengar di selokan

Di tempat sampah

Di jalanan

Dan di kebun

Page 79: Cinta Sepucuk Pinang - usd.ac.id Puisi... · salah satu puisi karya A. Ria Puji Utami. Puisi ini dijadikan semacam maskot bagi antologi ini karena dua alasan. Pertama, judul puisi

79

Tragedi

Tragedi lagi-lagi tragedi

Terdengar jelas suara tembakan itu dan

Terdengar jelas pula suara ledakan itu

Pem-Boman, penembakan, banjir, tanah longsor, mutilasi,

Pembunuhan, gusur-menggusur kian menjamur

Pongah merambah bawah

Ruahkan susah ruahkan amarah

Kucucurkan air mata

Bahkan maburkan nyawa

Tragedi lagi-lagi tragedi

Mengundang kebencian suarakan makian

Rakyat miskin terdera hidupnya dan teraniaya

Penipuan, pemelaratan, pemerasan semakin tambah jelas

Tragedi lagi-lagi tragedi

Pilukan kalbu

Page 80: Cinta Sepucuk Pinang - usd.ac.id Puisi... · salah satu puisi karya A. Ria Puji Utami. Puisi ini dijadikan semacam maskot bagi antologi ini karena dua alasan. Pertama, judul puisi

80

Dilema

Seharusnya senang,

Ada nafsu yang terjadi

Semalam tadi.

Seharusnya happy,

Seorang pria melata

Sedekat tanah

Mestinya puas,

Gelapnya malam

Mempermudahkanku

untuk melakukan

Ternyata masih ada,

Perempuan meratapi sempat kekasih

Yang hilang tergesa

Tanpa pesan

Page 81: Cinta Sepucuk Pinang - usd.ac.id Puisi... · salah satu puisi karya A. Ria Puji Utami. Puisi ini dijadikan semacam maskot bagi antologi ini karena dua alasan. Pertama, judul puisi

81

Losmen

Bibir kita saling bersentuhan

Mata kita redup

Seperti keasyikan menyeruput susu coklat panas

Dari cangkir tanpa ditiup

Ini malam kita berdua, bukan malammu saja

Tanganmu mulai rakus menjarah

Tubuh ringkih gerayangi sarangmu

Aku binal karena amarah

Kalau saja,

Kutemukan cara bersih untuk keluar dari belenggu korupsi ini

Dengan tak melayani nafsu-nafsu bejat pejabat negara

Tentu saja akan mudah

Melepaskan bibir-bibir yang melekat ini

Page 82: Cinta Sepucuk Pinang - usd.ac.id Puisi... · salah satu puisi karya A. Ria Puji Utami. Puisi ini dijadikan semacam maskot bagi antologi ini karena dua alasan. Pertama, judul puisi

82

Aku Menunggumu R

Aku menunggumu R

Diantara langkah-langkah yang bergegas

Sebuah kendaraan yang kutunggu tak kunjung datang juga

Detik berganti detik berlalu

Berguguran sepi dan galau

Aku masih saja setia pada apa yang tak bisa ku katakan

Waktu telah menunjukkan kesedihan

Terkikis kelengangan yang menghempas

Seolah isyarat waktu yang tak terungkap

Daun-daun berguguran

Namun ada yang tetap terjaga

Menunggu datangnya dirimu suatu ketika

Page 83: Cinta Sepucuk Pinang - usd.ac.id Puisi... · salah satu puisi karya A. Ria Puji Utami. Puisi ini dijadikan semacam maskot bagi antologi ini karena dua alasan. Pertama, judul puisi

83

09 Elizabeth Ratnasari

Elizabeth Ratnasari, lahir di Klaten , 23 Januari 1993. Beralamat di Ngepeh, Pasung,

Wedi, Klaten. Pendidikan: TK Pertiwi Pasung, SDN Pasung 1, SMP N 1 Wedi, SMA N 1

Jogonalan. Orang tua: Ig.Suratno & Th.Sri Wulandari

Page 84: Cinta Sepucuk Pinang - usd.ac.id Puisi... · salah satu puisi karya A. Ria Puji Utami. Puisi ini dijadikan semacam maskot bagi antologi ini karena dua alasan. Pertama, judul puisi

84

Kekasihku

Kekasihku ....

Sudahkah kau dengar

suara angin yg membawa rinduku?

Lihatlah nanti

hujan mengalirkan air rinduku

hingga ke tempatmu

Oh kekasihku ...

Sesungguhnya kita tak pernah jauh

Kita masih menatap langit yang sama

Dan merasakan terik matahari yang sama

Kekasihku ...

Pergilah, namun kelak

jangan kau salah berjalan pulang

Page 85: Cinta Sepucuk Pinang - usd.ac.id Puisi... · salah satu puisi karya A. Ria Puji Utami. Puisi ini dijadikan semacam maskot bagi antologi ini karena dua alasan. Pertama, judul puisi

85

Berikan Hidupku

Lihatlah kami di sini

Langit menangis melihat duka anak-anak negeri

Tidak malukah kau makan hak kami?

Kami yang seharusnya

menikmati damainya hidup di khatulistiwa

Tapi kau belenggu kami

dengan jerat duri

Kau persulit kami

menghirup oksigen di negeri sendiri

Setelah ini apalagi?

Mau kau gadaikan

gunung dan pulau di negeri ini?

Page 86: Cinta Sepucuk Pinang - usd.ac.id Puisi... · salah satu puisi karya A. Ria Puji Utami. Puisi ini dijadikan semacam maskot bagi antologi ini karena dua alasan. Pertama, judul puisi

86

Sajak Adikku Malang

Hari itu, aku tak dapat lagi melihatmu

Aku tak pernah tahu

Kenapa kau pergi secepat itu ?

Tubuhmu begitu suci

Tubuhmu yang begitu mungil

Dicacah tanpa belas kasihan

Darahmu bercucuran

Mengalir, mengampiri kematian

Kini aku tak dapat memelukmu

Hatiku terluka,

kau diperlakukan kejam

Mereka telah mengambilmu dari aku

Selamat jalan adikku

Tertawalah engkau di Surga

Bersama Tuhan kita

Page 87: Cinta Sepucuk Pinang - usd.ac.id Puisi... · salah satu puisi karya A. Ria Puji Utami. Puisi ini dijadikan semacam maskot bagi antologi ini karena dua alasan. Pertama, judul puisi

87

Merapiku

Sejukmu ...

Suaramu ...

Pesonamu ...

Menyita seluruh rinduku

Namun murkamu membawa pilu

Ada air mata di sana

Ada pula dukaku di situ

Jangan kau marah lagi

Kembalilah pada damaimu

Kembalilah pada indahmu

Agar kami tenang di sisimu

Page 88: Cinta Sepucuk Pinang - usd.ac.id Puisi... · salah satu puisi karya A. Ria Puji Utami. Puisi ini dijadikan semacam maskot bagi antologi ini karena dua alasan. Pertama, judul puisi

88

Perpisahan

Perpisahan

Ada perpisahan

Antara masa lalu dengan masa depan

Ada percakapan

Antara pagi dengan malam

Ada perjanjian

Antara lonceng doa angelus dan siang hari

Ada pertemuan

Saat kau melihat dan bertanya

Siapakah yang duduk di altar gereja itu ?

Tertunduk dan mengepal tangannya

Melafalkan doa yang begitu indah

Dan dia larut dalam percakapnnya bersama Tuhan

Hening

Page 89: Cinta Sepucuk Pinang - usd.ac.id Puisi... · salah satu puisi karya A. Ria Puji Utami. Puisi ini dijadikan semacam maskot bagi antologi ini karena dua alasan. Pertama, judul puisi

89

10 Lidia Nathalia Trysnawati Rido

Nama: Lidia Nathalia Trysnawati Rido.

TTL: Waikabubak-Sumba Barat (NTT), 14 Desember 1991.

Asal: Sabu (NTT).

Tamat pendidikan:

TK: Kemala Bayangkari (1997)

SD: Sekolah Dasar Masehi -Waikabubak (2003-2004)

SMP: Sekolah Menengah Pertama Kristen- Waikabubak (2006-

2007)

SMA: Sekolah Menengah Atas Negeri 1– Waikabubak (2007-

2008), selanjutnya saya menamatkan pendidikan di SMA Negeri 1-

Kupang (2010).

Kuliah pada tahun 2011 di Universitas Sanata Dharma-

Yogyakarta, jurusan Sastra, prodi Sastra Indonesia hingga saat ini.

Aktivitas Sastra:

- Sejak TK, saya sering mengikuti lomba baca puisi. Tetapi saya bergaul dengan puisi

sudah sejak kelas 3 SD. Walaupun, pada saat itu saya belum bisa menghasilkan sebuah

karya, tetapi saya sangat senang ketika guru-guru selalu melibatkan saya dalam berbagai

kegiatan maupun perlombaan puisi. Tak sedikit piala, piagam dan sertifikat yang saya

peroleh.

- Tidak hanya di sekolah pada tahun 1997, saya mendapat juara pertama deklamasi puisi

antar GBI (Gereja Bethel Indonesia) se-kabupaten Sumba Barat. Walaupun saya bukan

pemeluk agama ini, tapi saya selalu dipakai untuk mengikuti perlombaan.

- Di SMP, saya sempat menulis sebuah cerpen dengan judul “Ayah, Mengapa Aku”, tetapi

cerpen ini tidak sempat diterbitkan oleh Pos Kupang. Selanjutkan, saya menulis puisi

dengan judul “Akar Pahit”, “Bak Anak Tiri” dan “Kasih Sayang”, dan puisi-puisi ini

juga tidak sempat diterbitkan. Masa-masa SMP inilah prestasi-prestasi sastra saya

semakin membludak. Saya semakin terkenal dan bisa mengharumkan nama keluarga

saya.

- Selanjutnya saya mulai serius menekuni dunia sastra pada saat SMA. Di SMA saya

mengambil jurusan Bahasa, jadi saya bisa bergaul karib dengan puisi-puisi. Saya sempat

menulis sebuah novel yang berjudul “Kisahku, Kisahmu” tetapi novel ini belum selesai

saya tulis karena berbagai halangan yang saya hadapi.

Harapan: setelah saya mengikuti matakuliah penulisan puisi, maka saya akan tetap

berkarya bahkan keinginan saya harus tercapai untuk menghasikan kumpulan antologi

sendiri. Sekian dan terima kasih.

Page 90: Cinta Sepucuk Pinang - usd.ac.id Puisi... · salah satu puisi karya A. Ria Puji Utami. Puisi ini dijadikan semacam maskot bagi antologi ini karena dua alasan. Pertama, judul puisi

90

Hilangmu, Dukaku

Di keheningan malam ini,

Datang secercah harapan

Untuk menyambut jiwamu datang kembali

Sudah dua tahun aku merasa hidup tanpamu

Namun, ini harus kujalani

Walaupun ragaku tak sanggup

Di beranda rumah

Kududuk merenung

Mengingat canda tawamu

Sebelum kau pupus ditelan

Senjata bejat-bejat itu

Ayah….

Ingin rasanya kuberjumpa denganmu

Walau hanya dalam mimpiku

Walau hanya memandang wajahmu

Di bingkai usang ini.

O.Tuhan, jaga dia selalu di sana

Bahagiakan dia di sisimu

Karena dia, sang pejuang.

Page 91: Cinta Sepucuk Pinang - usd.ac.id Puisi... · salah satu puisi karya A. Ria Puji Utami. Puisi ini dijadikan semacam maskot bagi antologi ini karena dua alasan. Pertama, judul puisi

91

Denting Rindu

Kabut malam terasa menyesakkan

Bergemuruh badai malam, menggetarkan

Diantara ribuan debu dan kabut

Saat bertemu, tak bertemu terasa sesat

Kupandangi ransel kusamku

Ingin kuisi bekal rinduku

Dan kubawa berlari

Arungi gelap jalanan cintaku

Gontai jalanku iringi rinduku

Page 92: Cinta Sepucuk Pinang - usd.ac.id Puisi... · salah satu puisi karya A. Ria Puji Utami. Puisi ini dijadikan semacam maskot bagi antologi ini karena dua alasan. Pertama, judul puisi

92

Kemiskinan

Negaraku kaya

Tapi banyak orang miskin berserakan

Atau kemiskinan ini

Milik negaraku?

Ataukah kaum miskin yang tak mau berubah

Atau negaraku kumpulan orang miskin!

Tidak, kulihat banyak orang berpangkat

Hidup mewah dan hampir memeluk dunia

O kemiskinan…..

Pergilah kau dari negeriku Indonesia

Pergilah kau para insan yang membuat kemiskinan

Siumanlah kau

Para pembuat kemiskinan!

Buka mata hatimu

Wahai orang-orang yang membuat negara ini miskin

Indonesia bukan milik kau saja

Anak cucu juga ingin

Menikmati kekayaan negaraku

Negara Indonesia…

Page 93: Cinta Sepucuk Pinang - usd.ac.id Puisi... · salah satu puisi karya A. Ria Puji Utami. Puisi ini dijadikan semacam maskot bagi antologi ini karena dua alasan. Pertama, judul puisi

93

Jika Kau Adalah Aku

Jika kau adalah aku..

Akan banyak puing terajut

Jika kau adalah aku….

Aku tersadar begitu banyak cinta

terselip dalam doa sepanjang nafas

Jika kau adalah aku…

takkan pernah bertanya

kapan janji akan terpenuhi

aku „kan selalu ada untukmu

hingga tak terlewati

dalam tiap langkah semampaimu.

Tapi…

Aku harus menunggu sekian zaman

Agar kau menganggap aku ada untukmu

“jika kau adalah aku”!

Page 94: Cinta Sepucuk Pinang - usd.ac.id Puisi... · salah satu puisi karya A. Ria Puji Utami. Puisi ini dijadikan semacam maskot bagi antologi ini karena dua alasan. Pertama, judul puisi

94

Sanggupkah

Terdiam merenung sendu

bersenandung lagu rindu

Terbayang perjalanan waktu

Sebuah kenangan masa lalu

Tiada lagi nyanyian yang ku lantunkan

Tiada lagi penghibur laraku

Tiada lagi ketenangan dalam jiwa

Yang ada hanya bintang berduka

Yang ada hanya langit tergores luka

Seakan ku hendak berkata

Inilah nadi kehidupanku

Senyuman pun hendak membeku

Dalam dinginnya pekat malam

Tangisan kian melarut pilu

Dalam harunya lautan malam

Sanggupkah kulalui badai pasir rindu

Sanggupkah kulupakan indahnya ribuan pesona mimpi

Sanggupkah kulangkahkan kaki melewati panas bumi

Sanggupkah kubenamkan diriku dalam lautan kelam

Sanggupkah kubertahan dinginnya hembusan angin salju

Hanya ada satu jawaban hati

akan kulalui dan kujalani

dengan kasih murni setulus hatiku.

Page 95: Cinta Sepucuk Pinang - usd.ac.id Puisi... · salah satu puisi karya A. Ria Puji Utami. Puisi ini dijadikan semacam maskot bagi antologi ini karena dua alasan. Pertama, judul puisi

95

11 Ludgerdius Beldi

Ludgerdius Beldi lahir di Pontianak, 26

Maret 1992. Alamat asal Jalan Gajahmada,

Gg. Gajahmada X, No 6, Pontianak, Kalimantan Barat

Nomor Telepon : 0896 7625 020

Alamat email :

[email protected]

Alamat web: https://soundcloud.com/mrlood/mrlood

Deskripsi diri: Young, Wild and Free.

Page 96: Cinta Sepucuk Pinang - usd.ac.id Puisi... · salah satu puisi karya A. Ria Puji Utami. Puisi ini dijadikan semacam maskot bagi antologi ini karena dua alasan. Pertama, judul puisi

96

Segitiga Pekat

Waktu itu di Ujung Darat pagi belum bisa melihat api dari dekat

Namun tameng kami tiba-tiba hancur diseruduk banteng sesat

Terkilat tangan kasar legam ramai meledakkan mataku sesaat

Terlukis dari dekat Raja kami layu dihantam laknat

Lima watt yang berada dekat, berkedip cepat melawan gerakan padat

Aku terjaga hangat dibalut bunda beradu vibra pelan menyudut ke bale-bale gelap

Sambil mencuri tatap, kepungan serta hantaman memeriahkan raut Raja kami di bawah 5 watt

Serentak aku memuntahkan tanya, "Apa salah Raja kami tuan-tuan Ujung Darat?"

Kalap, aku yang masih belum bisa melihat siang hampir kalap

Tersungkur Rajaku kutatap terlelap padat di bawah pusat 5 watt

Tangis air mata tak bisa lewat untuk menyusup keluar melihat

Hanya sontakkan membelalak mengiring hayat Raja kami terlelap

Ohh Penguasa kolong dan atap

Terlalu banyak cara menyadap diriMu yang hebat!

Terlalu banyak suara telat saat tak tau siapa yang didaulat!

Bahkan terlalu banyak yang bersyahdat menciptakan satu yang tetap!

Sekarang bisa kau lihat ! Rajaku menatap merana tanpa gerakan yang terlihat

Knights Templar yang dulu kuat, kini hina terikant diantara orang-orang Ujung Darat!

Knights Templar yang dulu kuat, kini rapat menutup kisah Trilogo para penjilat!

Dan, Knights Templar yang dulu memberiku belaian hangat, kini hanya dingin yang mengikat

Jawablah aku wahai Baphomet sang penerima surat!

Apa kau masih pekat sewaktu kami selalu bersyahdat?

Bicaralah ! Apa kau takut disalib dan dikatakan sudah bertobat ?

Sesungguhnya, ketika kau rapat seperti mayat. Trilogimu sudah tamat !

Page 97: Cinta Sepucuk Pinang - usd.ac.id Puisi... · salah satu puisi karya A. Ria Puji Utami. Puisi ini dijadikan semacam maskot bagi antologi ini karena dua alasan. Pertama, judul puisi

97

Ballada Badu dan Budi

Ini kisah tentang hari ini

Badu dan Budi Putra Indonesia asli

Pagi tadi Badu pergi bersekolah

Dengan sepeda bagus tapi tak sebagus katanya

Sesampai di Sekolah Badu kena marah kepala sekolah

Itu karena Badu belum bayar uang sekolah

Sesampai di rumah, belum sempat makan Badu disuruh kerja

Sama mak Ratih, Ibu tiri istri kedua ayahnya

Badu bekerja menjadi pengais sampah

Dari siang sampai sore Badu baru pulang ke rumah

Pagi tadi Budi pergi ke sekolah

Naik kijang istimewa beraroma mewah

Sesampai di sekolah Budi bertemu temannya

Badu namanya, teman sekelasnya

Ketika bertem, Budi menutup hidungnya

Karen Badu badannya beraroma sampah

Badu bingung, lalu ia bertanya :

"Budi temanku, apa aku terlihat berbeda ?"

Budi menjawab marah :

"Ia! Badanmu itu, bau sampah!"

"Gara-gara kamu, aku jadi malas sekolah!"

"Pergi kamu, dasar Tukang sampah!"

Ohhh... Indonesia

Inilah potret wajahmu dari dekat

Ohhh... Indonesia

Hitam jiwamu masih pekat

Ohhh... Indonesia

Sudikah kau menyimak suara dari dekat ?

Page 98: Cinta Sepucuk Pinang - usd.ac.id Puisi... · salah satu puisi karya A. Ria Puji Utami. Puisi ini dijadikan semacam maskot bagi antologi ini karena dua alasan. Pertama, judul puisi

98

Cuap-cuap Bro-Bra

Kata Bro itu :

Segitiga, banyak setannya

Garis bentuk jendela, kafir orangnya

Lengkungan bentuk bulan, teroris orangnya

Kata Bra itu :

Cewek, sopan... Kadang membuka

Cewek, "KAMI SEKARANG DI ATAS!"

Cewek, penjaga... Susah dijaga

Cewek, ada uang... Ada barang

Page 99: Cinta Sepucuk Pinang - usd.ac.id Puisi... · salah satu puisi karya A. Ria Puji Utami. Puisi ini dijadikan semacam maskot bagi antologi ini karena dua alasan. Pertama, judul puisi

99

Anjing !

Anjing ! Aku menghasut makananmu

Banyak maksud peluru untukmu

Ini bukan logika untuk memaksa

Gendong-menggendong tulang ? Arhgg, tersiksa Njing !

Anjing ! Kau memang penggonggong

Biji sesawi celoteh, kau lahap juga

Bukan pedang untuk memotong

Tapi kau melolong kosong arti

Anjing ! Keluar kandang lagi Njing ?

Buka suara memesan suara sama Njing ?

Kupukul kau besok merah, Njing !

Biar betina tua mu tak pusing lagi, Njing !

Anjing ! ga suka kau Njing ?

Petantang kencing invasi wilayah

Ngentot otak kau Njing! Goblok !

Jantan tuamu, tak seperti Anjing !

Page 100: Cinta Sepucuk Pinang - usd.ac.id Puisi... · salah satu puisi karya A. Ria Puji Utami. Puisi ini dijadikan semacam maskot bagi antologi ini karena dua alasan. Pertama, judul puisi

100

Bee

Ada kalanya waktu itu kita berbincang penuh

Mungkin hasilnya tak seperti ini

Engkau terbang dari bungaku

Dan sekarang hinggap di bunga lain, lalu pergi

Ada kalanya juga waktu itu kita becermin,

di aliran sungai yang jernih

Mungkin sayap kita bisa segar,

kemudian bersama terbang menghisap sari

Aku memang kecewa ...

Lukisan yang kau kirimkan

Mengingatkan tingkah saat kita bercerita

Dimana canda, tawa membuat iri ekor mereka

Tapi setelah itu kau menitipkan goresan sukar

Masih fasih aku merekam pidatomu itu

: tak bisa, tak bisa. Kita beda boo

Page 101: Cinta Sepucuk Pinang - usd.ac.id Puisi... · salah satu puisi karya A. Ria Puji Utami. Puisi ini dijadikan semacam maskot bagi antologi ini karena dua alasan. Pertama, judul puisi

101

Suaka Kuasa

Ini aku, Bung !

Tak perlu mancung, tuk garang

Banyak cakap seragam pakaian

Penyeleksi guna hailee sellasie dan machiavelli

Semoga hari ini atau esok kalian masih menganggap aku ini sebagaimana tadi kalian mengenal

dan sempat mengorek isi telingaku ini dengan suara. Jangan anggap ini sebagai suatu kabut yang

tak bisa kalian hapus dengan sekali hembusan.

Anggap ini hanya serangkaian pemeriksaan sebelum terbaptis kenyataan.

Datanglah kemari sekarang, datangi aku dengan pertanyaan yang selalu kalian siapkan setiap

melihat aku bersilat dihadapan kalian. Analisa aku dengan berbagai teori yang sudah kalian

pelajari untuk mengungkap siapa aku ini. Perangi aku dan lawan aku dengan mental '98 yang

kalian banggakan, sumpal aku dengan kebenaran hasil pedagogis kepercayaan kalian.

Ohh, para Bigot, hantarkan aku dengan des sein ala machiavelli. Manjakan telingaku dengan

kidung hikayat keagungan para penganut Haile Selassie dan bangunkan aku dengan derajat

wewangian pemahaman kalian.

Jangan cari aku, ketika kalian belum bisa menemukan rasa hambar di taik kucing !

Page 102: Cinta Sepucuk Pinang - usd.ac.id Puisi... · salah satu puisi karya A. Ria Puji Utami. Puisi ini dijadikan semacam maskot bagi antologi ini karena dua alasan. Pertama, judul puisi

102

12 Mikail Septian A. V.

Nama : Mikail Septian A.V.

Lahir : Balikpapan, Kalimantan Timur 8 September 1993

Riwayat pendidikan :

TK Ignatius Slamet Riyadi

SD Ignatius Slamet Riyadi I

SMP Ignatius Slamet Riyadi

SMA Sedes Sapientiae Bedono

Masa SMA merupakan masa yang menyenangkan. Saya

mengenal puisi lebih lanjut ya pada masa SMA ini. Sempat membuat puisi yang kemudian

dijadikan lagu oleh teman saya. Alhasil puisi saya terkenal seisi sekolah. Dari situ saya dikenal

cukup mahir membuat puisi. Atas dorongan itulah yang membuat saya terus mencoba menulis

puisi ketika ilham menghampiri otak saya. Dalam menulis puisi saya lebih condong kearah puisi

yang memiliki kata-kata puitis cinta dan sejenisnya. Namun saya juga ingin suatu waktu bisa

menulis puisi dengan tema yang berbeda. Selain senang menulis puisi saya juga senang bermain

game. Tiada hari tanpa game. Game bagi saya adalah pelipur lara bagi para kaum jomblo. Game

mengerti saya begitu pula saya mengerti game. Terima kasih.

Page 103: Cinta Sepucuk Pinang - usd.ac.id Puisi... · salah satu puisi karya A. Ria Puji Utami. Puisi ini dijadikan semacam maskot bagi antologi ini karena dua alasan. Pertama, judul puisi

103

Penguasa

Penguasa terbang jauh di langit biru

Mencari harta duniawi

Penguasa bermigrasi ke segala penjuru

Menikmati harta sendiri

Di tanah hanya rakyat melata

Mengais sisa-sisa asa

Di tanah hanya rakyat berduka

Mengucap doa sebisanya

Penguasa merajai segala bumi

Rakyat menanggung segala duri

Page 104: Cinta Sepucuk Pinang - usd.ac.id Puisi... · salah satu puisi karya A. Ria Puji Utami. Puisi ini dijadikan semacam maskot bagi antologi ini karena dua alasan. Pertama, judul puisi

104

Bocah Berbisa

Hei kamu! Iya kamu yang menembus tubuh ayahku

Dengan pisau terdorong kebenaranmu!

Hei bapak suci! Sadarkah dirimu atas tindakan itu?

Memutuskan kebahagiaanku dan ayah yang kini tiada

Tinggal seorang diri menjalani hidup

Lalu lalang mencari-cari kebebasan

Yang hanya ada dalam cerita pengantar tidur

Nyatanya aku hidup dalam bayang kegelisahan

Entah salah apa ayahku! Ayah salah?

Lalu kalian benar? Buktikan!

Karna kepercayaan ayah berbeda dengan kebanyakan kaliankah?

Justru aku berharap semua tiada beda,

Page 105: Cinta Sepucuk Pinang - usd.ac.id Puisi... · salah satu puisi karya A. Ria Puji Utami. Puisi ini dijadikan semacam maskot bagi antologi ini karena dua alasan. Pertama, judul puisi

105

Pantai

Kala pasir putih memangku manja

Ayunan ombak menyentuh hangat

Dibuatnya terlena dalam damai

Kala semilir angin laut bersenandung

Burung-burung ikut bersua juga

Dibuainya teduh dalam mewangi

Di sinilah tempat terkenang

Kala di pantai

Page 106: Cinta Sepucuk Pinang - usd.ac.id Puisi... · salah satu puisi karya A. Ria Puji Utami. Puisi ini dijadikan semacam maskot bagi antologi ini karena dua alasan. Pertama, judul puisi

106

Koral Cinta

Hamparan koral itu

Embun beraroma, sejukkan batin

Hamparan koral itu

Kamu ada, cinta terjalin

Seakan menyentuh dasar

Koral laut menjejalkan kaki tegas

Seakan menyentuh dasar

Hadirmu di sini beri bias

Senyum terlintas

Tawa mengisi

Koral hanya alas

Namun tegar berdiri

Page 107: Cinta Sepucuk Pinang - usd.ac.id Puisi... · salah satu puisi karya A. Ria Puji Utami. Puisi ini dijadikan semacam maskot bagi antologi ini karena dua alasan. Pertama, judul puisi

107

Kopi Secangkir

Secangkir kopi duduk bertiga

Merapat hal dalam satu meja

Bicara luas namun bermakna

Sejumput kemajuan meraih asa

Kopi menari di atas lidah

Membasuh kering kerinduan

Sejenak pikiran kembali terarah

Merangkum cara kemajuan

Page 108: Cinta Sepucuk Pinang - usd.ac.id Puisi... · salah satu puisi karya A. Ria Puji Utami. Puisi ini dijadikan semacam maskot bagi antologi ini karena dua alasan. Pertama, judul puisi

108

Ada-ada Sajak

Terangkai sepasang kata

Terurai dari sejuta ada

Tercipta untuk semua

Tersampaikan lewat nada irama

Mungkin ini bual belaka

Bagi dia yang tak peduli

Tapi ini pesan bermakna

Bagi dia yang mencari arti

Ini hidup harus mengayuh

Ditemani kata pendorong jiwa

Ada-ada sajak dimana kita berada

Setiap dari mereka punya arti

Ada-ada sajak yang mewarnai masa

Akan terus hidup menjulang tinggi

Hingga pada ujungnya

Sajak akan menyapa kita

Hingga akhir langkahnya

Sajak slalu memberi asa

Page 109: Cinta Sepucuk Pinang - usd.ac.id Puisi... · salah satu puisi karya A. Ria Puji Utami. Puisi ini dijadikan semacam maskot bagi antologi ini karena dua alasan. Pertama, judul puisi

109

Kuning

Tiada lagi elegi

Saat kurasa hadirmu

Semua begitu tepat

Indah pada dirimu

Kuning di kala matahari terik

Kuning di kala langit sore

Membuatnya padu waktu itu

Menjadikan sempurna menutup hari

Kau dan aku tenggelam

Dalam naungan kuning di atas

Kau dan aku bercerita

Saat kuning masih setia meneduhkan

Page 110: Cinta Sepucuk Pinang - usd.ac.id Puisi... · salah satu puisi karya A. Ria Puji Utami. Puisi ini dijadikan semacam maskot bagi antologi ini karena dua alasan. Pertama, judul puisi

110

Tua Renta

Kepada para petani

Terik mencabik-cabik punggung renta itu

Melemahkan raga senja

Tirai langit tak cukup membantu

Meneduhkan niat baja

Namun tekad tiada hilang berlari

Mencari rejeki pangan

Tenaga terkuras mengurai kulit bumi

Menanam benih penghidupan

Semua orang menikmati hasilnya

Tanpa tahu upayanya

Berjuanglah pahlawan tak terkenal

Berjuanglah untuk kelangsungan manusia

Page 111: Cinta Sepucuk Pinang - usd.ac.id Puisi... · salah satu puisi karya A. Ria Puji Utami. Puisi ini dijadikan semacam maskot bagi antologi ini karena dua alasan. Pertama, judul puisi

111

13 Paskaria Tri Astanti

Paskaria Tri Astanti lahir di Mempawah, 8 April 1993,

Kalimantan Barat, beragama Katolik, asal Kalimantan Barat.

Riwayat pendidikan: SD 05 Mempawah Hilir, SMPN 01

Mempawah Hilir, SMAN 01 Mempawah Hilir, sekarang

menempuh pendidikan di Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta, program studi Sastra Indonesia

Hobby: membaca, bernyanyi, menulis, makan dan tidur,

melihat pemandangan

Cita-cita : (dulu ingin menjadi politisi) sekarang, jurnalis

perempuan, editor, dosen sastra Indonesia, penulis.

Penyair Favorit : Chairil Anwar, Sapardi djoko Damono

Novel Favorit : Merahnya Merah (Iwan Simatupang)

Sastrawan idola : Seno Gumira Ajidarma

Page 112: Cinta Sepucuk Pinang - usd.ac.id Puisi... · salah satu puisi karya A. Ria Puji Utami. Puisi ini dijadikan semacam maskot bagi antologi ini karena dua alasan. Pertama, judul puisi

112

Kaca Kerinduan

Angin mendesah-desah sumbang

pada helai butiran kerinduan

Termangu-mangu di posisi penuh adaptasi

dan dulu kita sempat beradu penuh sensasi

karena cinta yang kita sebut murni

Malam semakin ingin memakan

Teradakan cahaya gelap

dan hembusan nafas semakin ke kanan

kutatap kabut pada cermin

kemudian menyiratkan ketika ada luruh perasaan

Menatap penasaran pada sebuah wajah

mengeluarkan angka-angka yang penuh gairah

mengatakan rindu membara,

kemudian bulan mengaca

Page 113: Cinta Sepucuk Pinang - usd.ac.id Puisi... · salah satu puisi karya A. Ria Puji Utami. Puisi ini dijadikan semacam maskot bagi antologi ini karena dua alasan. Pertama, judul puisi

113

Sajak Tengkorak

Tanah itu bau darah

Menggendong bau-bau anyir pecah

Udara pun terasing tak mau kenal

Tak mau satu, bau darah ingin menyatu

Pegi duduk pada siang

Siang duduk merangkul paksa malam

Tak ada waktu, tak melihat itu

Waktu kering dimakan manusia perang

Benci sudah menjadi tirai

menggerogoti yang hidup jadi brutal

Teruslah begini hai makhluk !

Dunia sebentar lagi

Museum tengkorak

Page 114: Cinta Sepucuk Pinang - usd.ac.id Puisi... · salah satu puisi karya A. Ria Puji Utami. Puisi ini dijadikan semacam maskot bagi antologi ini karena dua alasan. Pertama, judul puisi

114

(Bukan) Pendosa

Bangku kosong menempati muka gelisah

Mendekat di pintu, mataku jadi pucat resah

Kubisa lihat

Mata sejuknya tertanam lebam

Wajah damainya ternganga darah

Kubisa lihat

Bicaranya tersendat menahan tangis

Lututnya bergegar tersandung tendangan

Kubisa lihat

Lebih dari 20 kali kepalan mendarat tanpa permisi

Tak terhitung cacian mencabik-cabik

Tak tercatat ludahan tercecer-cecer

Ku bisa lihat

Tuhan diam

Sanubari berteriak, dosa inikah yang dikecam

dan kulihat, tapi Dia diam.

Page 115: Cinta Sepucuk Pinang - usd.ac.id Puisi... · salah satu puisi karya A. Ria Puji Utami. Puisi ini dijadikan semacam maskot bagi antologi ini karena dua alasan. Pertama, judul puisi

115

Sajak Seonggok Mayat

Adikku kecil, Adikku mungil

Jadi seonggok mayat

kemudian terpotong-potong

Seonggok mayat itu terhantam tajam

Sekarang kecil terpencar-pencar

mungilku tidak haram

kecilku bukan cacar

Siapa gerangan saksi

Ketika maut tak mampu berbunyi

sabit itu bungkam meredam,

memilah tubuh suci

Entah apa itu manusia,

jadi binatang teruji

Darah hilang terhisap jalan

seonggok mayat menunggu hidup dari mati suri

itu bukan mayat kan ?

Sudah pasti…

yang disebutkan terseok-seok berteriak pada bulan

Kecil memeluk raganya yang lepas pangkuan

tanpa daya. Sang sabit dan parang hilang waras

Mungil kecil jadi mata saksi,

kebinatangan berkuasa di bumi keras

Page 116: Cinta Sepucuk Pinang - usd.ac.id Puisi... · salah satu puisi karya A. Ria Puji Utami. Puisi ini dijadikan semacam maskot bagi antologi ini karena dua alasan. Pertama, judul puisi

116

Ujung

Pada hari terujung ,

aku masih tidak tahu

Kusinggahi rumah,

kubiarkan jejak menginjak

bekas perjalananku

Berjalanku pada aspal kalian,

membeberkan jejak lelah kakiku

Berhenti bilamana waktu,

pada persimpangan

beberapa sandiwara tragedi

Mencari diam atau beraksi,

bahkan cuma jadi saksi

belahan peristiwa kini

Ingatanku tanpa batas,

sampai aku lenyap habis terbabat

Aku tidur, masih mencium

amis kelakuan-kelakuan lalu

Aku bangun, masih mencakar

pilar-pilar masa laluku

Aku mimpi, serasa mereka menghisap habis

sukma tubuhku

nikmati jam mati,

waktumu mungkin menunggu

Page 117: Cinta Sepucuk Pinang - usd.ac.id Puisi... · salah satu puisi karya A. Ria Puji Utami. Puisi ini dijadikan semacam maskot bagi antologi ini karena dua alasan. Pertama, judul puisi

117

Pada Malam

Malam larut berlari kembali pada semesta

Pada dingin gelap tanpa cahaya

Lihat kiri, kanan, samping, atas, lalu tengadah

bulu lengkung kemudian menari seketika

Apa yang salah pada sebuah kaca

melihat sendiri termangu sepintas cahaya

Ketika tiap sudut mengoceh nada-nada

Telungkupku dalam selimut domba

sedangkan anjing melolong

entah gembira entah gila

Page 118: Cinta Sepucuk Pinang - usd.ac.id Puisi... · salah satu puisi karya A. Ria Puji Utami. Puisi ini dijadikan semacam maskot bagi antologi ini karena dua alasan. Pertama, judul puisi

118

Pintu

Pintu menatap,

menoleh sekejap

Ukiran yang sebenarnya

jadi kunci

tak teradaptasi

Terayun ganggang,

membuka dimensi

Tak terkejap,

pintu menatap

Berbicara pada kegaduhan

Ramai, keabadian mungkin hilang

Rupanya sekali lagi terlihat

Pintu masih menatapku

Page 119: Cinta Sepucuk Pinang - usd.ac.id Puisi... · salah satu puisi karya A. Ria Puji Utami. Puisi ini dijadikan semacam maskot bagi antologi ini karena dua alasan. Pertama, judul puisi

119

14 Paulina Vianty Eka Permata

Paulina Vianty Eka Permata lahir di Desa Sindang Jaya, 07 Juni 1993

beragama Katolik. Suku asal: Sumatera.

Riwayat Pendidikan:

SD: Sekolah Dasar Negeri 31 Sindang Jaya

SMP: Sekolah Menengah Pertama Negeri 02 Sindang Kelingi

SMA: Sekolah Menengah Atas Xaverius Curup

Sekarang sedang menempuh pendidikan Sastra Indonesia di

Universitas Sanata Dharma

Pengalaman:

Dari kecil saya mempunyai cita-cita menjadi seorang guru

olahraga. Jujur hingga saat ini cita-cita itu masih ada di dalam diri saya.

Saya mempunyai cita-cita tersebut karena saya menyenangi semua

bidang olahraga. Pengalaman pertama saya ketika saya masuk Sastra

Indonesia ini pertama memang saya merasa kalau saya salah jurusan.

Terlalu susah bagi saat pertama saya mengikuti semua mata kuliah yang ada. Tetapi setelah saya

bertahan hingga mendapatkan beberapa semester saya sudah mulai nyaman dan yakin atas apa

yang telah pilih. Di samping dosen-dosen yang sangat memperdulikan saya, teman-teman juga

selalu memberi semangat sehingga saya dapat bertahan hingga saat ini.

Page 120: Cinta Sepucuk Pinang - usd.ac.id Puisi... · salah satu puisi karya A. Ria Puji Utami. Puisi ini dijadikan semacam maskot bagi antologi ini karena dua alasan. Pertama, judul puisi

120

Sajak Kerinduanku

Malam semakin larut

Tiada bintang dalam malam kegelapan

Hanya ada rindu yang semakin membara

Dapatkah kau menyampaikannya

Dalam keheningan malam

Hati ini bergemuruh bak tsunami

yang datang menerjang

Hingga mataku sayap dan fikiranku melayang

Hingga tetesan airmata ini jatuh

untuk kau yang selalu kurindukan

Semusim kini telah terlewati

Setumpuk rindu kini telah membukit

Alunan rinduku, untaian rinduku

Tak henti menjerat alam pikiranku

Harap dilema rindu kan terlepas

Walau hanya sesaat saja

Page 121: Cinta Sepucuk Pinang - usd.ac.id Puisi... · salah satu puisi karya A. Ria Puji Utami. Puisi ini dijadikan semacam maskot bagi antologi ini karena dua alasan. Pertama, judul puisi

121

Ajari Aku

Ajari aku untuk membencimu

Seperti ketika kau mengajari aku

untuk membencimu

Ajari aku tuk melupakanmu

Seperti ketika kau ajari aku

untuk mengingatmu

Aku tahu kau tak bisa memberikan

utuh cintamu padaku

Karena sudah ada penghias hatimu

Tapi haruskah aku menanggung rasa ini

Kau lukai hati ini

Dengan rasa cintamu

Page 122: Cinta Sepucuk Pinang - usd.ac.id Puisi... · salah satu puisi karya A. Ria Puji Utami. Puisi ini dijadikan semacam maskot bagi antologi ini karena dua alasan. Pertama, judul puisi

122

Tikus Negara

Sungguh malang nasib negeri kita

Memiliki para koruptor yang telah merajalela

Bukankah kebanyakan dari mereka para pendiri banasa?

Atau malah, pembawa derita untuk kita?

Uang seolah remot negara kita

Suap, sudah menjadi tradisi negeri kita

Jabatan dan keadilan sungguh membohongi kita

Mau jadi apa negeri kita?

Polisi tak lagi menggayomi

Jabatan tinggi hanya pamor masa kini

Rakyat pun tak ditangani

Hanya berpikir untuk diri sendiri

Agar istana tetap kokoh berdiri

Kini tikus pun tegap berdiri

Sembari tertawa dan berkata

Akulah penguasa negeri ini

Page 123: Cinta Sepucuk Pinang - usd.ac.id Puisi... · salah satu puisi karya A. Ria Puji Utami. Puisi ini dijadikan semacam maskot bagi antologi ini karena dua alasan. Pertama, judul puisi

123

Kejamnya Dunia

Derai deritamu

Derai air mataku

Kau lemah tak berdaya

Kejamnya dunia bagimu

Kejamnya hidup untukmu

Saat kau jamah nyawa tanpa dosa

Dia yang lemah dan tak berdaya

Senyuman indah itu

telah menjadi derai air mata

Nyawa manusia tiada arti baginya

Kau kejam

Kau sungguh kejam

Kau bukanlah manusia

Kau tak lebih dari binatang

Yang tak pantas hidup di dunia

Page 124: Cinta Sepucuk Pinang - usd.ac.id Puisi... · salah satu puisi karya A. Ria Puji Utami. Puisi ini dijadikan semacam maskot bagi antologi ini karena dua alasan. Pertama, judul puisi

124

Penyesalan Tak Berujung

Saat senja datang

Menyambut indahnya rembulan

Ku berjalan dalam kegelapan malam

Meratapi hidup penuh keluh kesah dan amarah

Saat senja datang

Berharap rembulan

Relungkan kelembutan tangannya

Bagi diriku manusia terhina

Kehancuran ini memenjarakanku

Bayangan kalbu selalu menghantuiku

Memperbudak aku hingga tak berdaya

Pantaskah aku bersujud di kaki-Mu

Memohon belas kasih-Mu

Atas segala dosa-dosaku

Page 125: Cinta Sepucuk Pinang - usd.ac.id Puisi... · salah satu puisi karya A. Ria Puji Utami. Puisi ini dijadikan semacam maskot bagi antologi ini karena dua alasan. Pertama, judul puisi

125

Untukmu Ibu

Ibu, mengenangmu, adalah telaga yang sejuk

Dalam kerinduan ini kukirim alunan puisi untukmu

Ibu, walau orang mencibirmu

Tapi kau bagai cahaya surgaku

Hinaan, cemoohan selalu kau dapatkan

Tapi bagiku engkau wangi bak melati

Ibu, rasakanlah kerinduan hati ini

Aku ingin, kita bercerita tentang hidup

di bawah temaram sinar rembulan

Aku rindu nasehatmu tentang kerasnya hidup

Ibu, ingin aku tidur dalam dekapanmu yang hangat

Yang selalu memberikan semangat hidup bagiku.

Page 126: Cinta Sepucuk Pinang - usd.ac.id Puisi... · salah satu puisi karya A. Ria Puji Utami. Puisi ini dijadikan semacam maskot bagi antologi ini karena dua alasan. Pertama, judul puisi

126

Goresan-goresan Rindu

Kabut hitam terkatup membisu

Menawan rembulan yang pucat pasi

Sementara sepi menghimpit kesunyian

Lahirkan guratan-guratan perih di hati

Aku semakin tak berdaya

Terpinggirkan oleh ribuan rasa sepi

Dan jiwaku menggigil

Tenggelam dalam putaran tanpa akhir

Batinku menghamba

Pada bayang- bayang tanpa makna

Pada lentera yang mulai redup

Dan rindu yang tak berujung

Langit malam menemaniku

Melukis indah rona wajahmu

Menghiasi asaku dalam penantian

Penantianku akan datangnya hadirmu

Kini aku kembali disini

Di pelabuhan terakhir saat kau pergi

Page 127: Cinta Sepucuk Pinang - usd.ac.id Puisi... · salah satu puisi karya A. Ria Puji Utami. Puisi ini dijadikan semacam maskot bagi antologi ini karena dua alasan. Pertama, judul puisi

127

15 Wendy Nugroho

Wendy Nugroho lahir di Temanggung pada

28 Mei 1993. Playgroup, TK, SD, SMP Masehi

Temanggung, SMAN 1 Temanggung. SMA masuk

ke jurusan bahasa dan jatuh cinta pada sastra. 2011

Kuliah di USD Sastra Indonesia. Pernah menjadi

aktor teater Bengkal Sastra pada semester 2. Selama

berkarya di bidang sastra tidak ada karyanya yang

diberi judul.

Page 128: Cinta Sepucuk Pinang - usd.ac.id Puisi... · salah satu puisi karya A. Ria Puji Utami. Puisi ini dijadikan semacam maskot bagi antologi ini karena dua alasan. Pertama, judul puisi

128

Dudukku atasi batu

Memandangi selebur putih kapur

Tak kutebang cemara buat selembar saja

Biarlah tegak berdiri

Hempas bayu teruskan hembus kataku

Lumut-lumut menyelimut batu,

Menggelitikku, pantatku,

Menghantu daku jujurkan kalbu

11002722013

Pringgodani

Sleman, Yogyakarta

Page 129: Cinta Sepucuk Pinang - usd.ac.id Puisi... · salah satu puisi karya A. Ria Puji Utami. Puisi ini dijadikan semacam maskot bagi antologi ini karena dua alasan. Pertama, judul puisi

129

mengapa mulutØnya berbusa?

liurnya meranggas bagai pohon ketika gugur

tuan tahu mengapa mulutØnya berbisa?

busa atau bisa?

bisa

iya seingatku busa, atau bisa?

busa berkerumun memenuhi lubang selokan itu

busa dari mana?

busa dari mulutØnya

bisa bisa busa berbisa

tapi bisa bisa tidak berbisa

atau busaØnya yang berbisa?

yang jelas busaØnya mengerumuni lubang selokan itu

sampai-sampai tahi-tahi sulit keluar

memang banyak yang mengeluh sakit

memang busaØnya berbisa

tahi-tahi protes karena jalannya dihalang-halangi busa

ada yang bawa clurit, ada yang bawa gada,

ada yang hanya berteriak-riak, ada yang membawa nyali belaka

mereka meminta busa itu segera disingkirkan

tapi mulutØnya tetap berbusa dan mereka tetap terbisa dari busa

Mengapa mulutØnya tetap berbusa?

Mereka bilang kalau tidak berbusa, rusa-rusa tidak terkena bisa,

maka lapar sudah mereka

Jadi busa buat bunuh rusa

lalu busa yang ini?

W/114114002

23.19/16413

Page 130: Cinta Sepucuk Pinang - usd.ac.id Puisi... · salah satu puisi karya A. Ria Puji Utami. Puisi ini dijadikan semacam maskot bagi antologi ini karena dua alasan. Pertama, judul puisi

130

Tuan lihat?

jalanan ini bergumaman

bising sekali ketika klakson ricuh

menyemangati tekanan darah mereka yang membatu di kepala

Tuan lihat?

jalanan ini bergumaman

banyak yang nyawanya melayang

orang bilang wis ngati-ati ning wong liya ra ngati-ati yo podho wae

Tuan lihat?

jalanan ini bergumaman

katanya kita banyak hutang tapi jalan itu bergumaman

sampai-sampai orang berjalan seperti diincim

sampai-sampai tidak ada orang berjalan yang terlihat di jalanan

mungkin mereka takut

takut oleh rasa malu

takut oleh mata orang lain

Tuan lihat?

bau bensin mengatmosfer

kini kita telah berevolusi

tak lagi air yang membasahi kerongkongan, tapi bensin yang mengeringkan kerongkongan

kini kita lumpuh, tak lagi otot yang menopang kaki, tapi roda yang bergulir ke mana kita akan

pergi

Tuan bisa apa?

w/002

02034/18.09

Page 131: Cinta Sepucuk Pinang - usd.ac.id Puisi... · salah satu puisi karya A. Ria Puji Utami. Puisi ini dijadikan semacam maskot bagi antologi ini karena dua alasan. Pertama, judul puisi

131

Keparat itu menghantam pengada daku,

Ya keparat, hanya kubisik saja

Lalu ditusuknya dada kirinya, rerenggut nyawa busukkan pengada daku

Meyatukan dirinya pada tanah yang memperbusuk pengada daku

Aturan tetap aturan

Air asin memang tercecap,

Air asin tetap air asin

Selaku air asin di samudera yang dihardik sinar terik lalu menguapkan diri

Menjadi uap lalu...

Gelap sudah, mendung sangat

Ia bukan lagi menangis, ia mengencingiku dengan jarum-jarum

Yang menusuk siapapun yang dijatuhi, tapi hanya aku dan pengada daku

Sekali lagi keparat itu belum puas

Ya keparat, cukup kubisikkan saja

Jadi jangan sekali-kali kau bilangkan

Atau habislah daku

Di luar salju basah bukan oleh air

Oleh cairan amis pekat yang tercurah

Ketika puluhan mata pisau berkarat menjadi saksi mata

Jurang terlihat pada tubuh pengada daku

Kulihat sungai di dalam jurang, sungai yang dialiri cairan amis pekat

Cukup kulihat saja

1744 04032013

Pringgodani, Sleman, Yogyakarta

Page 132: Cinta Sepucuk Pinang - usd.ac.id Puisi... · salah satu puisi karya A. Ria Puji Utami. Puisi ini dijadikan semacam maskot bagi antologi ini karena dua alasan. Pertama, judul puisi

132

Dugadugadugadug tiang rimbun gugur jadilah bangku

Dugadugadugadug tiang-tiang rimbun gugur jadilah tusuk gigi

Dugadugadugadug rebah sudah jadi rumah

Grokogrokogrokogrok tiap helai daun rontok karena gorok

Grokogrokogrokogrok tiap buah talok busuk karena kepala suku ambruk

Grokogrokogrokogrok sudah, cukup

Grukugrukugrugugrug makin dalam sudah bukit gunung

Grukugrukugrugugrug makin melambung sudah gedung

Grukugrukugrugugrug bunyinya menelusur orang awam

Tingkah mereka tetap saja lucu padahal sudah bukan bocah

Harusnya jam 4 sore tapi lihat Langit terlalu gelap

Karena asap mereka yang sedang membakar harapan tetangga

0613 04032013

Pringgodani, Sleman,Yogyakarta

Page 133: Cinta Sepucuk Pinang - usd.ac.id Puisi... · salah satu puisi karya A. Ria Puji Utami. Puisi ini dijadikan semacam maskot bagi antologi ini karena dua alasan. Pertama, judul puisi

133

Lepas bajumu sebelum bicara akan ini

Sebelum tumpah darah anyir kami

Sebelum kujur membangkai lalu terhembus angin

Sebelum serpihan busuk merasuk nafas

Sebelum paru digaruk akar murka

Sebelum para nelayan salah penjuru, berlayar lalu terdampar dan lapar

Sebelum para petinggi melambung diri melepas lenyap di langit

Sebelum para anak berseragam seragam saudara

Sebelum para raja turun tahta hanya karna bajumu belum tanggal

Sebelum bedug mendengkur bersama domba-domba berjenggot

Sebelum kaubabtis Chupacabra ini dengan darah manis semanis pahit

Lepas bajumu cepat!

w/114114002

22032013/2041

Pringgodani/Mrican

Page 134: Cinta Sepucuk Pinang - usd.ac.id Puisi... · salah satu puisi karya A. Ria Puji Utami. Puisi ini dijadikan semacam maskot bagi antologi ini karena dua alasan. Pertama, judul puisi

134

Kisah gunduk pasir dan pak mandor menaungi hati

Kami warga gunduk pasir, kami bergunduk-gunduk

Kami terpencar kecil-kecil, kami yang mati

Pak mandor memerintahkan anak buahnya

Sambil menunjuk kami, mukanya keras darah

Para kuli mengangguk sambil matanya gemerincing receh

Pak mandor membawa sekop, lalu melemparkan kepada salah satu kuli

Para kuli menyiapkan sekop-sekopnya dan saringan

Segera lekas mereka bergerak

"Jangan takut" berubah jadi "ayo takut"

Kami telah mati, takperlu kau cabik lagi

Satu mata sekop menghantam guncukan kecil di sana

Sebelum giliranku, kulihat si kecil ditusuk sekop

Ujung kepala jadi tambun, lalu potongannya dilempar

Ke saringan, jadi keping-keping memori

Tiba giliranku

808.080513 k20

Page 135: Cinta Sepucuk Pinang - usd.ac.id Puisi... · salah satu puisi karya A. Ria Puji Utami. Puisi ini dijadikan semacam maskot bagi antologi ini karena dua alasan. Pertama, judul puisi

135

kumpulan bocah-bocah di seberang jalan sedang beradu asap

mulutnya menjadi knalpot kecemasan

dan kerakusannya akan diri atas bumi

mereka telah berevolusi

lihat saja kakinya yang selidi tak pernah mendaki hidup

lihat saja kakinya, berukir pola-pola bergerigi,

sedikit hitam mencuat dan di pinggirnya berlogo merk

kaki yang bergulir bukan berlangkahan

kaki yang menggilas kemalasan dan mencandu diri,

mengatapi diri dari udara siap hirup

mereka telah berevolusi

lihat saja mulut yang menghamburkan asap bumi,

mulut yang mengenalpoti diri,

mulut yang kadang juga minum bumi

mulut yang menyucup setiap tetes,

bahkan yang harusnya cucupanku

bukan lagi air dalam botol minum tapi cair dalam tangki

maklum udah modern, manfaatkan sekitar

yang memang benar modern ya

mereka telah berevolusi

lihat saja kepalanya yang berlembar-lembar, bersampul

kepalanya dicoret-coret sesuka-sukanya

katanya biar ingat tapi tak seagenda ada di kepala,

maksudku..tetap ada di kepalanya yang sekarang

tapi ketika kepalanya terlalu besar untuk lewat lorong,

dia seperti amnesia

seesoknya setelah pasang kepala lagi baru kelabakan

114114002

2105.070513

Pringgodani Sleman DIY