konsep audience

12
“Konsep Audience” MAKALAH Diajukan untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Komunikasi Massa Penyusun : Nur Alfiyatur Rochmah (B06213037) Kelas : Ilmu Komunikasi 3-F3 Dosen Pengampu : Yoyon Mudjiono PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL SURABAYA 2014

Upload: nur-alfiyatur-rochmah

Post on 03-Jul-2015

1.067 views

Category:

Education


9 download

DESCRIPTION

Konsep audience

TRANSCRIPT

Page 1: Konsep audience

“Konsep Audience”

MAKALAH

Diajukan untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah

Komunikasi Massa

Penyusun :

Nur Alfiyatur Rochmah (B06213037)

Kelas : Ilmu Komunikasi 3-F3

Dosen Pengampu : Yoyon Mudjiono

PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI

FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL SURABAYA

2014

Page 2: Konsep audience

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan rahmat dan

karunia Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah untuk bahan mata kuliah Komunikasi

Massa ini.

Dalam makalah ini kami sebagai penulis sekaligus penyusun menyajikan persoalan

mengenai “Konsep Audience”.

Walaupun sudah berusaha semaksimal mungkin, namun kami menyadari bahwa makalah

ini masih banyak terdapat kekurangan. Untuk itu kami mengharapkan kritik dan saran yang sifat

nya membangun demi kesempurnaan penulisan untuk masa yang akan datang.

Akhirnya kami berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kami penulis

maupun para pembaca serta dapat menambah wawasan tentang Konsep Audience dalam

Komunikasi Massa.

Surabaya, 25 September 2014

Penyusun

Page 3: Konsep audience

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Proses sederhana dari komunikasi meliputi komunikator yang mengirimkan pesan

melalui saluran kepada komunikan (penerima). Perbedaan dari komunikasi massa dengan

komunikasi pada umumnya lebih berdasarkan pada jumlah pesan yang berlipat-lipat yang

sampai kepada penerima. Terkadang mereka menerimanya secara serentak, seperti halnya

melalui media televisi yang dilakukan secara langsung. Ada juga dari mereka yang

menerimanya secara individu seperti dalam film, atau bahkan puluhan abad seperti yang

dilakukan dalam buku seperti Injil, Al-Qur’an dan kitab suci yang lainnya.

Dalam komunikasi massa pengirim sering disebut juga sebagai sumber (source) atau

juga komunikator, sedangkan penerima pesan yang berjumlah banyak disebut dengan

audience, komunikan, pendengar, pemirsa, penonton atupun pembaca. Terdapat beberapa

elemen dalam komunikasi massa antara lain : komunikator, isi, audience, umpan balik,

gangguan (saluran dan semantic) dan lain sebagainya.

Audience sendiri memiliki pengertian sekumpulan orang yang menjadi pembaca,

pendengar, dan pemirsa dari berbagai media atau komponen beserta isinya, seperti halnya

pendengar radio atau penonton televisi.

Kata audience atau audiens sendiri menjadi mudah untuk dikenal ketika diidentikan

dengan “receivers” dalam model proses komunikasi massa (source, channel, message,

receiver, effect) -Wilbur Schramm (1955)-

Dengan demikian Audiens dapat didefinisikan dalam beberapa aspek, daintaranya

adalah aspek lokasi (seperti dalam kasus media lokal), aspek personal (seperti ketika media

dicirikan dengan mengacu pada kelompok usia tertentu, jenis kelamin, keyakinan politik

atau pendapatan), aspek jenis media yang dipakai (teknologi dan organisasi gabungan),

aspek isi pesan (genre, materi pelajaran, gaya), serta aspek waktu ('primetime' dan

‘primetime’, penonton dan juga lama menonton).

Page 4: Konsep audience

Sebelum media massa ada, audiens adalah sekumpulan penonton drama, permainan

dan tontonan. Setelah ada kegiatan komunikasi massa, audiens sering diartikan sebagai

penerima pesan-pesan dari media massa.

B. Rumusan Masalah

Adapun yang menjadi rumusan masalah dalam makalah ini adalah :

1. Apa pengertian dari audience itu ?

2. Bagaimanakah karakteristik dari audience itu ?

3. Bagaimankah konsep serta peran dari audience itu ?

C. Tujuan

Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini adalah :

1. Untuk mengetahui serta memahami pengertian dari audience

2. Untuk mengetahui bagaimana karakteristik dari audience itu sendiri

3. Untuk mengetahui serta memahami konsep sekaligus peran dari audience

Page 5: Konsep audience

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Audience

Secara harfiah audiens (audience) disebut juga dengan khalayak. Audiens

merupakan sekumpulan orang yang menjadi pembaca, pendengaar, dan pemirsa diberbagai

media atau komponen beserta isinya. seperti halnya pendengar radio serta penonton televisi.

Kata audiens sendiri lebih dikenal oleh masyarakat luas sebagai “receivers”, dalam

model proses komunikasi massa disebut juga dengan (source, channel, message, receiver,

effect) -Wilbur Schramm (1955)-

Pada dasarnya audiens merupakan sekumpulan orang yang membaca, mendengar,

menonton berbagai media massa, baik cetak maupun elektronik. Audiens juga merupakan

kehidupan sosial yang dilayani oleh media dengan menyampaikan suatu informasi yang

dibutuhkan.1

Sebelum media massa ada, audiens adalah sekumpulan penonton drama. Setelah ada

kegiatan komunikasi massa, audiens sering diartikan sebagai penerima pesan-pesan dari

media massa.

Pada hakikatnya audiens bersifat dualitas, maksudnya adalah suatu kolektivitas yang

terbentuk baik sebagai tanggapan terhadap isi media dan didefinisikan berdasarkan perhatian

pada isi media itu, sekaligus merupakan sesuatu yang sudah ada dalam kehidupan sosial

yang kemudian berhubungan dengan media tersebut.

Dengan demikian, penggemar dari para penulis, kelompok musik, atau serial televisi

tertentu disebut audiens. Akan tetapi yang tidak mudah dilokalisasikan menurut waktu dan

tempat mungkin tidak memiliki eksistensi selain disebut kelompok sosial. Pada ekstrem

yang lain, anggota suatu masyarakat kecil mungkin memiliki surat kabar dilokalnya sendiri

yang memenuhi kebutuhan mereka, tetapi tidak memainkan peran dalam mewujudkan

komunitas atau dalam menetapkan batasnya.2

Audiens sendiri terbentuk karena adanya media. Secara perlahan-lahan masyarakat

membentuk suatu hal yang kita sebut dengan audiens. Secara historis, audiens terbentuk 1 2

Page 6: Konsep audience

karena adanya gagasan tentang public yang pada akhirnya berkembang hingga sekarang.

Media membentuk audiens menjadi beberapa bagian berdasarkan minat, pendidikan, umur,

sosial, agama dan juga politik. Seringkali audiens digunakan sebagai alat dalam membangun

pamor politik.3

Konsep tentang audiens memang berkembang terus. Audiens ada yang tercipta

karena respon masyarakat terhadap isi media yang disampaikan. Audiens juga tercipta

karena ada kesengajaan media massa untuk melayani sejumlah individu atau kelompok

audiens yang tersebar di masyarakat. Dengan pola terbentuknya audiens seperti itu, maka

secara teoritis terjadi proses yang menyatukan kelompok masyarakat menjadi suatu audiens,

ada juga yang dipecah menjadi kelompok-kelompok yang mempunyai kecenderungan yang

sama.4

Menurut Nightingale (2003) ada 4 pengertian audiens, diantaranya :

Audiens yaitu “orang-orang yang berkumpul”

Audiens yaitu “orang-orang yang dituju”. Berarti suatu grup yang terdiri dari orang-

orang yang dikirim pesan

Audiens yaitu “yang terjadinya”. Pengalaman akan menerima pesan, apakah sendiri

atau dengan orang lain sebagai kejadian interaksi di kehidupan,

Audiens yaitu”mendengar” atau “audisi”.5

Dengan demikian konsep audiens harus bisa menggambarkan proses hubungan

social antara media massa dengan lingkungan yang menjadi berdirinya lembaga disuatu

media. Oleh karena itu konsep media uses and gratification dan kehidupan sehari-hari

merupakan konsep-konsep yang akan merajut agar konsep audiens lebih manusiawi, tidak

membatasi individu dengan lingkungan sosialnya maupun dengan media massanya.

Sehingga bisa mempertemukan konsep-konsep yang berbeda terutama tentang apakah

audience itu terbentuk karena respon masyarakat terhadap isi media atau desain awal media

untuk melayani keinginan dari masyarakat itu sendiri.6

B. Karakteristik dari Audience

Dalam komunikasi massa, yang dimaksud dengan audience disini sanagatlah

beragam, mulai dari jutaan penonton televise sampai ke ribuan pembaca buku, majalah,

3 4 5 6

Page 7: Konsep audience

Koran serta yang lainnya. Masing-masing diantaranya sangatlah berbeda, dalam hal

berpakaian, berfikir, menanggapi dari pesan yang diterimanya, pengalamannya serta

orientasi didalam hidupnya. Akan tetapi, masing-masing dari individu itu sendiri bisa saling

mereaksi pesan yang diterimanya.7

Sebagai contoh, ketika kita sama-sama menonton acara televise sebut saja program

acara mission-x di trans-tv yang tayang pada hari tertentu, masing-masing dari penonton

akan memiliki komentar yang berlainan terhadap program acara tersebut. Dalam hal ini kita

sebagai audience yang saling berkomentar tentang program tersebut tentunya jelas dalam

program televisi tersebut bisa menjadi topic pembicaraan kita dalam sehari-hari. Pesan yang

disampaikan tersebut mampu memperluas pengetahuan dari para pemirsa. Dan bag mereka

yang jarang memanfaatkan media massa sebagai sumber pengetahuan akan jauh lebih

“kuper” dibandingkan dengan mereka yang selalu menjadikan media massa sebagai

referensi utama dalam hidupnya.8

Menurut Hiebert dan kawan-kawannya, audience dalam komunikasi massa memiliki

lima karakteristik, antara lain :

1. Audience cenderung berisi individu-individu yang condong untuk berbagi pengalaman

dan dipengaruhi oleh hubungan sosial diantara mereka. Dalam hal ini para individu

tersebut lebih memilih produk media yang mereka gunakan seleksi kesadaran.

2. Audience cenderung besar. Besar disini berarti tersebar ke berbagai wilayah jangkauan

sasaran komunikasi massa. Meskipun begitu, ukuran dari luas ini sifatnya bisa jadi

relative. Hal ini dikarenakan ada media tertentu yang khalayaknya mencapai ribuan

bahkan sampai jutaan. Keduanya tetap disebut audience meskipun jumlahnya berbeda,

perbedaan inibukanlah sesuatu yang prinsip, jadi tidak ada ukuran yang pasti tentang

luasnya dari audience itu.

3. Audience cenderung heterogen. Dalam hal ini Heterogen berarti audiens yang terdiri dari

beragam lapisan dan kategori sosial. Beberapa media tertentu yang sasaran, tetapi

heterogenitasnya juga tetap ada. Seperti halnya dengan majalah yang dikususkan untuk

kalangan dokter, memang sama secara profesi, akan tetapi status sosial ekonomi, agama

serta umur tetap berbeda antara satu sama lain. Yang membaca makalah ini juga bisa

disebut heterogen sifatnya.

7 8

Page 8: Konsep audience

4. Audience cenderung anonim, yaitu tidak mengenal antara satu sama lain. Keseluruhan

audiens media tidak bisa saling mengenal satu sama lain secara keseluruhan, dalam

pengertian yang menekankan pada semua audiens sebuah media yang jumlahnya bisa

mencapai jutaan. Bagaimana mungkin audience bisa mengenal khalayak televise yang

jumlahnya jutaan? Tidak mengenal tersebut tidak ditekankan diantara satu kasus per

kasus, tetapi meliputisemua audience. Hal ini dikarenakan bisa saja sesama audience

sebut saja (Trans 7), diantara anggota keluarga saling mengenal. Akan tetapi, saling

menegenal di sisni bukan seperti itu maksudnya.

5. Audience secara fisisk dipisahkan dari komunikator. Seperti halnya ketika kita sedang

berada di Yogyakarta yang sedang menikmati acara stasiun televisi di Jakarta. Bukankah

iadipisahkan dengan jarak ratusan kilometer? Dapat juga dikatakan audience dipisahkan

oleh ruang dan waktu.9

C. Konsep Audience

McQuail (1987) menyebutkan beberapa konsep alternatif tentang audiens sebagai

berikut:

1. Audiens sebagai kumpulan penonton, pembaca, pendengar, dan pemirsa.

Kumpulan inilah yang disebut sebagai audiens dalam bentuk yang paling dikenal

dan menjadi perhatian seluruh penelitian media. Fokusnya adalah pada jumlah total orang

yang dapat dijangkau oleh satuan isi media tertentu dan jumlah orang dalam karakteristik

demografi, tertentu yang penting bagi pengirim.

Dalam praktek, penerapan konsep tersebut tidaklah sesederhana itu dan akhirnya

menimbulkan pertimbangan yang melebihi soal kuantitatif semata.

Clausse telah menunjukkan beberapa kelemahan untuk membedakan berbagai

kadar keikutsertaan dan keterlibatan audiens.

Audiens yang pertama dan yang terbesar adalah populasi yang tersedia untuk

menerima tawaran komunikasi tertentu. Dengan demikian, semau yang memiliki pesawat

televisi adlah audiens televisi adlam artian tertentu.

Kedua, terdapat audiens yang benar-benar menerima hal-hal yang ditawarkan

dengan kadar yang brbeda-beda seperti pemirsa televisi reguler, pembeli surat kabar, dan

sebagainya.

9

Page 9: Konsep audience

Ketiga, ada bagian audiens sebenarnya yang mencatat penerimaan isi, dan yang

terakhir ada bagian lebih kecil yang mengendpkan hal-hal yang ditawarkan dan diterima.

Clausse mengemukakn hal ini dengan mengacu pad serangkaian penyusutan, dari

populasi masyarakat secara menyeluruh, kemudian publik potensial bagi suatu pesan,

hingga publik efektif yang benar-benar mengikut, sampai dengan publik pesan tertentu,

dan akhirnya publik yang benar-benar terpengaruh oleh komunikasi.

2. Audiens sebagai massa

Massa seringkali sangat besar, lebih besar dari kebanyakan kelompok, kerumunan

atau publik. Para anggota massa tersebar luas dan biasanya tidak saling mengenal satu

sama lain. Massa kurang memiliki kesadaran diri dan identitas diri, serta tidak mampu

bergerak secara serentak dan terorganisasi untuk mencapai tujuan tertentu. Massa

ditandai oleh komposisi yang selalu berubah dan berada dalam batas wilayah yang selalu

berubah pula. Ia tidak bertindak untuk dirinya sendiri, tetapi “disetir” untuk melakukan

suatu tindakan.

Audiens sebagai massa lebih menekankan pada ukurannya yang besar,

heterogenitas, penyebaran, dan anonimitasnya serta lemahnya organisasi sosial dan

komposisi yang selalu berubah dengan cepat dan tidak konsisten.

Massa tidak memiliki keberadaan/eksistensi yang berlanjut kecuali dalam pikiran

mereka yang ingin memperoleh perhatian dari dan memanipulasi orang-orang sebanyak

mungkin.

Menurut Raymond William, tidak ada massa rakyat, yang ada hanya cara pandang

orang-orang sebagai massa. Meskipun demikian, hal itu telah cenderung menjadi standar

untuk memutuskan audiens, semakin mendekati pengertian massa, telah menyamakan

massa dengan audiens bagi media massa.

3. Audiens sebagai publik atau kelompok sosial

Unsur penting dalam versi audiens ini adalah praeksistensi dari kelompok sosial

yang aktif, interaktif, dan sebagian besar otonom yang sebagian besar dilayani oleh

media tertentu, tetapi keberadaannya tidak tergantung pada media.

Gagasan tetang publik telah dibahas melalui sosiologi dan teori demokrasi liberal.

Misalnya gagasan telah didefinisikan oleh Dewey sebagi pengelompokan orang-orang

secara politis yang terwujud sebagai unit sosial melalui pengakuan bersama atas masalah

bersama yang perlu ditanggulangi. Pengelompokan seperti ini memerlukan berbagai

sarana komunikasi bagi pengembangan dan kesinambungannya.

Meskipun demikian, kita dapat melihat adanya bukti tentang eksistensi berbagai

bentukan audiens yang berciri publik. Hampir seluruh masyarkat memiliki publik yang

Page 10: Konsep audience

mengetahui, yaitu bagian audiens yang paling aktif dalam kehidupan politik dn sosial

serta memiliki banyak sumber informasi, khususnya golongan elit, pembentukan opini,

dan pers spesialis. Bukti kedua, banyak negara menguasai beberapa pers partai tertentu

atau pers yang memang memiliki hubungan politik dengan kelompok pembacanya. Di

sini keanggotaan atau pendukung partai tertentu membentuk publik yang juga adlah

audiens.

Bukti ketiga, terdapat audiens lokal atau komunitas bagi publikasi yang bersifat

lokal. Dalam hal ini audiens cenderung serupa dengan anggota, khususnya anggota yang

paling aktif dari komunitas yang ad sebelumnya, yaitu kelompok sosial.

Bukti terakhir, terdapat sangat banyak audiens tertentu yang terbentuk atas dasar

isu, minat, atau bidang keahlian yang mungkin memiliki bentuk interaksi lainnya dan

bukan sekedar penciptaan pasokan media.

4. Audiens sebagai pasar

Audiens sebagai pasar muncul sebagai akibat perkembangan ekonomi. Produk

media merupakan komoditi atau jasa yang ditawarkan untuk dijual kepada sekumpulan

konsumen tertentu yang potensial, bersaing dengan produk media lainnya.

Audiens sebagai pasar berarti sekumpulan calon konsumen dengan profil sosial

ekonomi yang diketahui yang merupakan sasaran suatu medium atau pesan.

Konsep audiens sebagai pasar ini mirip dengan audiens sebagai massa. Dalam arti

jumlahnya yang besar. Yang perlu diperhatikan adalah soal selera dalam kaitannya

dengan produk media yang akan menjadi minat mereka.

Audiens dipandang memiliki signifikansi rangkap bagi media, sebagai perangkat

calon konsumen produk dan sebagai audiens jenis iklan tertentu. Yang merupakan

sumber pendapatan media yang penting.

Dengan demikian, pasar bagi produk media juga mungkin merupakan pasar bagi

produk lainnya. Meskipun media komersial perlu memandang audiensnya sebagai pasar

dlam arti itu dan adakalanya mencirikan audiens tertentu dalam hubungannya dengan

gaya hidup dan pola konsumsi, ada sejumlah konsekuensi pendekatan ini terhadap cara

memandang audiens.

Sedangkan Allor (1988) menyebutkan bahwa audiens itu berada dimana-mana dan

tidak mempunyai tempat yang real.10

10

Page 11: Konsep audience

BAB III

PENUTUP

Kesimpulan

Audience merupakan sekumpulan orang yang membaca, mendengar, menonton berbagai

media massa, baik cetak maupun elektronik.

Audience dalam komunikasi massa memiliki beberapa karakteristik, antara lain :

Audience cenderung berisi individu-individu yang condong untuk berbagi pengalaman dan

dipengaruhi oleh hubungan sosial diantara mereka, audience cenderung besar, audience

cenderung heterogen, audience cenderung anonim, audience secara fisisk dipisahkan dari

komunikator.

Konsep serta peran audience diantaranya : Audiens sebagai kumpulan penonton,

pembaca, pendengar, dan pemirsa ; audience sebagai massa ; audience sebagai public atau

kelompok sosial, serta audience sebagai pasar.

Page 12: Konsep audience

DAFTAR PUSTAKA

Denis, Mcquail. 1996. Teori komunikasi Massa. Jakarta: Erlangga.

Jalaluddin Rakhmat, 1994, Psikologi Komunikasi, Bandung: Remaja

Rosdakarya.

McQuail. 1987. Teori Komunikasi Massa edisi 2. Jakarta: Erlangga.

Mcquail. 2000. Mass Communication Theory. London: SAGE Publication.

Nurudin. 2003. Komunikasi Massa. Malang: CESPUR.

Nurudin. 2007. Pengantar Komunikasi Massa. Jakarta: PT. Rajagrafindo.