komposisi, preferensi dan sebaran jenis tumbuhan …

12
Komposisi, Preferensi dan Sebaran Jenis Tumbuhan .... Oki Hidayat 25 KOMPOSISI, PREFERENSI DAN SEBARAN JENIS TUMBUHAN PAKAN KAKATUA SUMBA (Cacatua sulphurea citrinocristata) DI TAMAN NASIONAL LAIWANGI WANGGAMETI (Composition, Preference and Distribution of Feeding Plant Species of Sumba Cockatoo (Cacatua sulphurea citrinocristata ) at Laiwangi Wanggameti National Park) Oki Hidayat Balai Penelitian Kehutanan Kupang Jl. Alfons Nisnoni (Untung Surapati) No.7 (Belakang) P.O.Box 69 Kupang, Nusa Tenggara Timur, Indonesia. Kode Pos 85115 Telp. (0380) 823357, Fax (0380) 831068 Email : [email protected] Diterima 29 Oktober 2013; revisi terakhir 4 April 2014; disetujui 28 April 2014 ABSTRAK Kakatua Sumba (Cacatua sulphurea citrinocristata) merupakan burung endemik Pulau Sumba yang terancam punah. Populasinya menurun drastis karena degradasi habitat dan perburuan liar. Kegiatan manajemen habitat berupa pengkayaan tumbuhan penting bagi Kakatua Sumba telah dilakukan sebagai langkah konservasi insitu. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui komposisi jenis, preferensi dan sebaran tumbuhan pakan Kakatua Sumba di Taman Nasional Laiwangi Wanggameti. Analisis vegetasi dilakukan untuk mengetahui komposisi jenis vegetasi pakan dengan metode kuadrat petak berganda dengan jumlah 20 unit per lokasi. Preferensi pakan dianalisis dengan metode Neu. Hasil penelitian menunjukkan sebanyak 14 jenis teridentifikasi sebagai tumbuhan pakan. Tumbuhan pakan tersebar secara merata di Blok Hutan Praingkareha dan mengelompok di Blok Hutan Billa dan Mahaniwa. Tumbuhan pakan yang paling disukai Kakatua Sumba yaitu Lamo (Melia azedarach), Kayarak (Quercus piriformis) dan Kepapang (Phaseolus lunatus). Ketiganya memiliki pola sebaran mengelompok. Kata kunci : Komposisi, preferensi, pakan, kakatua sumba ABSTRACT Sumba Cockatoo is an endemic bird and critically endangered in the island of Sumba. The population was declined drastically due to habitat degradation and illegal hunting. Management habitat activities such as enrichment important vegetation for Sumba Cockatoo has been made as in situ conservation ways. The purpose of this study was to determine the composition, preference and distribution of feeding plant species of Sumba Cockatoo at Laiwangi Wanggameti National Park. Vegetation analysis was made to know habitat characteristics by quadrat method with double compartment, with amount of 20 unit per location. The feeding preference was analyzed by Neu’s Method. The result showed that a total of 14 species were identified as food plants of the Sumba Cockatoo. The feeding plant spread uniformly at Praingkareha Forest Block and clumped at Billa and Mahaniwa. The most preferred food plant by Sumba Cockatoo were Lamo (Melia azedarach), Kayarak (Quercus piriformis) and Kepapang (Phaseolus lunatus) . All three have clumped distribution pattern. Keywords : Composition, preference, feeding, sumba cockatoo I. PENDAHULUAN Kakatua Sumba (Cacatua sulphurea citrinocristata) merupakan salah satu burung paruh bengkok yang terancam punah. Subspesies Kakatua-kecil Jambul-kuning ini endemik di Pulau Sumba dan hidup secara alami pada hutan-hutan yang terfragmentasi. Ukuran tubuhnya sekitar 33 cm (Forshaw, 2010), ciri morfologinya khas dan berbeda dari ketiga subspesies lainnya yaitu dari jambulnya yang

Upload: others

Post on 16-Oct-2021

12 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: KOMPOSISI, PREFERENSI DAN SEBARAN JENIS TUMBUHAN …

Komposisi, Preferensi dan Sebaran Jenis Tumbuhan ....Oki Hidayat

25

KOMPOSISI, PREFERENSI DAN SEBARAN JENIS TUMBUHAN PAKAN KAKATUASUMBA (Cacatua sulphurea citrinocristata)

DI TAMAN NASIONAL LAIWANGI WANGGAMETI

(Composition, Preference and Distribution of Feeding Plant Species of SumbaCockatoo (Cacatua sulphurea citrinocristata)

at Laiwangi Wanggameti National Park)

Oki Hidayat

Balai Penelitian Kehutanan KupangJl. Alfons Nisnoni (Untung Surapati) No.7 (Belakang) P.O.Box 69 Kupang,

Nusa Tenggara Timur, Indonesia. Kode Pos 85115Telp. (0380) 823357, Fax (0380) 831068

Email : [email protected]

Diterima 29 Oktober 2013; revisi terakhir 4 April 2014; disetujui 28 April 2014

ABSTRAK

Kakatua Sumba (Cacatua sulphurea citrinocristata) merupakan burung endemik Pulau Sumba yang terancampunah. Populasinya menurun drastis karena degradasi habitat dan perburuan liar. Kegiatan manajemen habitatberupa pengkayaan tumbuhan penting bagi Kakatua Sumba telah dilakukan sebagai langkah konservasi insitu.Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui komposisi jenis, preferensi dan sebaran tumbuhan pakan KakatuaSumba di Taman Nasional Laiwangi Wanggameti. Analisis vegetasi dilakukan untuk mengetahui komposisi jenisvegetasi pakan dengan metode kuadrat petak berganda dengan jumlah 20 unit per lokasi. Preferensi pakandianalisis dengan metode Neu. Hasil penelitian menunjukkan sebanyak 14 jenis teridentifikasi sebagai tumbuhanpakan. Tumbuhan pakan tersebar secara merata di Blok Hutan Praingkareha dan mengelompok di Blok HutanBilla dan Mahaniwa. Tumbuhan pakan yang paling disukai Kakatua Sumba yaitu Lamo (Melia azedarach), Kayarak(Quercus piriformis) dan Kepapang (Phaseolus lunatus). Ketiganya memiliki pola sebaran mengelompok.

Kata kunci : Komposisi, preferensi, pakan, kakatua sumba

ABSTRACT

Sumba Cockatoo is an endemic bird and critically endangered in the island of Sumba. The population wasdeclined drastically due to habitat degradation and illegal hunting. Management habitat activities such asenrichment important vegetation for Sumba Cockatoo has been made as in situ conservation ways. The purpose ofthis study was to determine the composition, preference and distribution of feeding plant species of Sumba Cockatooat Laiwangi Wanggameti National Park. Vegetation analysis was made to know habitat characteristics by quadratmethod with double compartment, with amount of 20 unit per location. The feeding preference was analyzed by Neu’sMethod. The result showed that a total of 14 species were identified as food plants of the Sumba Cockatoo. Thefeeding plant spread uniformly at Praingkareha Forest Block and clumped at Billa and Mahaniwa. The mostpreferred food plant by Sumba Cockatoo were Lamo (Melia azedarach), Kayarak (Quercus piriformis) and Kepapang(Phaseolus lunatus) . All three have clumped distribution pattern.

Keywords : Composition, preference, feeding, sumba cockatoo

I. PENDAHULUAN

Kakatua Sumba (Cacatua sulphureacitrinocristata) merupakan salah satu burungparuh bengkok yang terancam punah.Subspesies Kakatua-kecil Jambul-kuning ini

endemik di Pulau Sumba dan hidup secara alamipada hutan-hutan yang terfragmentasi. Ukurantubuhnya sekitar 33 cm (Forshaw, 2010), cirimorfologinya khas dan berbeda dari ketigasubspesies lainnya yaitu dari jambulnya yang

Page 2: KOMPOSISI, PREFERENSI DAN SEBARAN JENIS TUMBUHAN …

Jurnal Penelitian Kehutanan WallaceaVol. 3 No.1, April 2014: 25 - 36

26

berwarna jingga sehingga sering disebut sebagaiKakatua jambul jingga (Citron crested cockatoo).Populasinya kecil, menurun dan sangatterancam (PHPA/LIPI/Birdlife International-IP,1998), oleh karena itu perlu dilindungi olehPeraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 1999 dansecara khusus melalui Surat Keputusan MenteriKehutanan Nomor 350/Kpts-11/1997 tentangpenetapan Kakatua Jambul Kuning (Cacatuasulphurea citrinocristata) sebagai satwa yangdilindungi. Secara internasional statuskonservasi jenis ini masuk kedalam redlist IUCNcritically endangered (IUCN, 2013) danappendiks 1 CITES (CITES, 2013).

Estimasi populasi untuk keseluruhan PulauSumba di tahun 1992 sebanyak 3.200 ekor,dengan kepadatan sebesar 2 ekor per km2

kemudian meningkat menjadi 4 ekor per km2 ditahun 2004. Meskipun terjadi peningkatankepadatan secara keseluruhan, ternyata masihada populasi yang justru menurun di satu blokhutan (Cahill et al., 2006). Di Taman NasionalLaiwangi Wanggameti (TNLW) Kakatua Sumbadapat dijumpai di enam blok hutan, yaitu Billa,Praingkareha, Mahaniwa, Laitaku, Wanggametidan Katikuwai (Hidayat dan Kayat, 2013). Surveidi TNLW pada tahun 2011 ditemukanperjumpaan langsung sebanyak 30 ekor (Kayatdan Hidayat, 2011). Penyebab utama penurunanpopulasi tersebut adalah perburuan liar dandegradasi habitat (PHPA/LIPI/BirdlifeInternational-IP, 1998). Saat ini Kakatua Sumbabertahan hidup dalam kelompok-kelompok kecildi beberapa kawasan hutan yang tersisa diSumba. Di wilayah timur Pulau Sumba Kakatuadapat dijumpai di TNLW. Tiga blok hutan diwilayah ini yang menjadi habitat utamanya yaituBilla, Praingkareha dan Mahaniwa.

Hingga saat ini upaya konservasi yangdilakukan berupa konservasi insitu melalui

pembinaan habitat. Kegiatan pembinaan habitatdilakukan dengan pengkayaan vegetasi hutanmelalui penanaman pohon sarang jenis mara(Tetrameles nudiflora) dan tumbuhan pakanjenis kepapang (Phaseous lunatus) (Wiyanto,2011). Minimnya informasi mengenai komposisijenis pakan menyebabkan kegiatan pengkayaanvegetasi hanya terbatas pada jenis-jenis yangsudah diketahui. Pengetahuan tentangpreferensi pakan juga menjadi penting untukmenentukan prioritas tumbuhan pakan yangakan ditanam pada kegiatan pembinaan habitat.Oleh karena itu perlu dilakukan kajian yangmendalam terhadap ekologi Kakatua untukmenjelaskan pemilihan langkah yang tepatdalam pengelolaan dan konservasinya (BirdllifeInternational, 2014). Burung paruh bengkokmerupakan kelompok burung yang terancamsecara global, meski demikian informasi tentangekologi, reproduksi dan prilaku di alam liarmasih sedikit diketahui (Dias, 2011). Salah satuaspek yang penting diketahui adalah ekologipakan. Melalui informasi tersebut strategimanajemen habitat Kakatua Sumba dapatditentukan berdasarkan data ilmiah yang akurat.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahuikomposisi jenis, preferensi dan pola sebarantumbuhan pakan Kakatua Sumba di TNLW. Hasilpenelitian ini bermanfaat bagi pihak pengelolakawasan sebagai landasan dalam menentukanstrategi konservasi insitu Kakatua Sumba diTNLW.

II. METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu

Penelitian dilaksanakan pada bulan Maret –November 2012 di tiga blok hutan yaitu Billa,Praingkareha dan Mahaniwa, Taman NasionalLaiwangi Wanggameti.

Page 3: KOMPOSISI, PREFERENSI DAN SEBARAN JENIS TUMBUHAN …

Komposisi, Preferensi dan Sebaran Jenis Tumbuhan ....Oki Hidayat

27

Gambar 1. Lokasi penelitian di Taman Nasional Laiwangi Wanggameti.Figure 1. Research location at Laiwangi Wanggameti National Park.

Kawasan TNLW secara geografis terletakdiantara 120°03’ – 120°19’ BT dan 9°57’ –10°11’ LS, berada di dalam wilayah KabupatenSumba Timur, Provinsi Nusa Tenggara Timur.Penetapan ketiga lokasi tersebut didasarkanpada data sebaran kakatua yang diperoleh saatsurvei pendahuluan pada tahun 2011 (Kayat danHidayat, 2011).

Pada umumnya keadaan topografi di TNLWberbukit, dengan lereng agak curam sampaisangat curam. Topografi yang agak datar sampaibergelombang terdapat di bagian tenggara danselatan, sedangkan di bagian barat dan timurmempunyai topografi berbukit sampaibergunung dengan memiliki lereng-lereng agakcuram sampai sangat curam (Hidayat dan Kayat,2013). Iklim di TNLW bervariasi dari C sampaidengan F. Curah hujan berkisar antara 100 –

1.500 mm. Berdasarkan sistem klasifikasiSchmidth-Ferguson kawasan Hutan Wanggametitermasuk daerah beriklim agak basah dengankelembaban sekitar 71 %. Bulan basah berkisar2 – 5 bulan, sedangkan bulan kering berkisar 2 –7 bulan.

B. Bahan dan Alat Penelitian

Objek yang digunakan adalah habitat danlokasi mencari makan (feeding tree) KakatuaSumba. Peralatan yang digunakan antara lain :peta lapang, GPS, kompas, binokular, kameradigital, lensa bertelefokus 150-500 mm,hagameter, tali tambang, pita ukur, meteran danalat tulis menulis.

C. Metode Penelitian

Penelitian ini dilakukan denganmengidentifikasi jenis serta menganalisis

Page 4: KOMPOSISI, PREFERENSI DAN SEBARAN JENIS TUMBUHAN …

Jurnal Penelitian Kehutanan WallaceaVol. 3 No.1, April 2014: 25 - 36

28

komposisi jenis, preferensi dan pola sebarantumbuhan pakan Kakatua Sumba. Metodepencarian pohon pakan dilakukan dengan lookand see method (Bibby et al., 2000). Penjelajahandengan berjalan kaki dilakukan pada daerahyang diketahui secara pasti sebagai daerahpenyebaran kakatua sumba. Untuk mengetahuikomposisi jenis pakan dan preferensinyadilakukan pengamatan terhadap aktivitas makanKakatua Sumba dengan metode ad libitum. Datayang dikumpulkan berupa jenis tumbuhanpakan dan jumlah dan bagian tumbuhan yangdimakan. Struktur dan pola sebaran jenistumbuhan pada habitat Kakatua Sumbadiketahui dengan melakukan analisis vegetasidengan metode kuadrat petak berganda.

Inventarisasi tumbuhan suatu ekosistemtaman nasional hanya dibedakan tiga tingkatpertumbuhan yaitu pohon, belta dan semai.Tingkat pertumbuhan pohon adalah vegetasidengan diameter setinggi dada/dbh (1,3 m) ≥ 10cm. Belta adalah pohon muda (2<dbh<10)sedangkan semai adalah permudaan yangtingginya ≤ 1,5 m sampai pohon muda dengandiameter < 2 cm (Kartawinata et al., 1976).Tumbuhan bawah dengan tinggi ≥ 1.5 m dandiameter < 2 cm dikategorikan sebagai semai.Jumlah petak ukur sebanyak 20 buah di tiap bloklokasi penelitian dengan ukuran petak 20 x 20 muntuk tingkat pohon, 10 x 10 m untuk tingkatbelta dan 2 x 2 m untuk tingkat semai.Kelimpahan tumbuhan pakan ditunjukkanmelalui kerapatan dengan satuan individu/ha.Pola sebaran spasial tumbuhan pakan dianalisisdengan indeks penyebaran Morisita (Krebs,1989) dengan rumus :

Keterangan :id = Derajat penyebaran Morisitan = Jumlah petak contoh∑x2 = Jumlah kuadrat dari total individu

suatu jenis pada suatu komunitas∑x = Jumlah total individu suatu jenis pada

suatu komunitas

Penentuan derajat pengelompokan(clumping index) suatu spesies didasarkan padastandar derajat Morisita (Ip) (Rahmat et al.,2008) dengan rumus :

Keterangan :Mu = Indeks Morisita untuk pola seragam

(uniform)∑x2

0.975 = Nilai chi-square pada db (n-1), selangkepercayaan 97.5 %

∑xi = Jumlah individu dari suatu jenis padapetak ukur ke-i

n = Jumlah petak contoh

Keterangan :Mc = Indeks Morisita untuk pola agregatif

(clumped)∑x2

0.025 = Nilai chi-square pada db (n-1), selangkepercayaan 95 %

∑xi = Jumlah individu dari suatu jenis padapetak ukur ke-i

n = Jumlah petak contoh

Standar derajat Morisita (Ip) dihitungdengan 4 rumus sebagai berikut :

Jika Id ≥ Mc > 1.0, maka dihitung :

Jika Mc > Id ≥ 1.0, maka dihitung :

Jika 1 ≥ Id > Mu, maka dihitung :

Jika 1 > Mu > Id, maka dihitung :

Pola sebaran jenis tumbuhan pakanditentukan berdasarkan nilai Ip (Ip = 0 makapola penyebaran acak/random; Ip > 0 maka polapenyebaran mengelompok/clumped; Ip < 0maka pola penyebaran merata/uniform).

id = n. (∑x2 – ∑x)(∑x)2 – ∑x

Mc = (∑x20.025 – n + ∑xi)(∑xi) – 1

(1)

(2)

(3)

Ip = – 0.5 Id – 1Mc – 1

Ip = – 0.5 + 0.5 Id – MuMu

Ip = 0.5 Id – 1Mc – 1

Ip = 0.5 + 0.5 Id – Mcn – Mc

(4)

(5)

(6)

(7)

Mu = (∑x20.975 – n + ∑xi)

(∑xi) – 1

Page 5: KOMPOSISI, PREFERENSI DAN SEBARAN JENIS TUMBUHAN …

Komposisi, Preferensi dan Sebaran Jenis Tumbuhan ....Oki Hidayat

29

Preferensi pakan Kakatua Sumba dianalisisdengan metode Neu. Indeks Preferensi (w)didapat dengan membagi nilai proporsi jumlahpakan yang teramati dimakan (u) denganproporsi jumlah perjumpaan pakan yangdimakan (p) dengan rumus w = u/p. Jika nilaiindeks seleksi (preferensi) lebih dari 1 (w≥1)maka jenis pakan yang bersangkutan disukaikarena penggunaan (usage) lebih besar daripadaketersediaan (availability) (Bibby et. al., 2000;Rahmat et al., 2008).

III. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Komposisi jenis dan preferensitumbuhan pakan

Hasil analisis vegetasi menunjukkansebanyak 134 jenis tumbuhan dapat ditemukandi TNLW (Hidayat dan Kayat, 2013).Berdasarkan hasil pengamatan aktivitas makandiketahui empat belas diantaranya merupakantumbuhan pakan (Tabel 1).

Tabel 1. Komposisi jenis dan preferensi tumbuhan pakan Kakatua SumbaTable 1. Composition and preference of feeding plant species of Sumba Cockatoo

Jenis(Species)

Nama Botani(Botanical Name)

Bagian yangdimakan

(Eaten Part)

Habitus(Habitus)

w b

Lamo Melia azedarach Buah, Biji Pohon 2,43 0,17Kayarak Quercus piriformis Biji Pohon 2,13 0,15Kepapang Phaseolus lunatus Biji Merambat 1,52 0,11Kananggar Dillenia sp. Buah, Biji Pohon 1,22 0,09Kandinu miting Melochia umbellata Buah Pohon 1,22 0,09Kahambi omang Engelhardia spicata Buah Pohon 0,91 0,07Tanggala Claoxylon longifolium Buah Pohon 0,91 0,07Katikataru Litsea accedentoides Buah Pohon 0,91 0,07Jarik rundu Citrus sp. Buah Pohon 0,91 0,07Walakari Erythrina sp. Nektar Pohon 0,61 0,04Kahitau – Buah Pohon 0,30 0,02Tadamuru Terminalia supitiana Biji Pohon 0,30 0,02Kaduru Palaquium obtusifolium Biji Pohon 0,30 0,02Tambura Cleidin javanicum Buah Pohon 0,30 0,02Keterangan : (–) belum teridentifikasi, w=indeks preferensi, b=indeks preferensi yang distandarkanRemarks : (–) unidentified, w= preference index, b= The standardized of preference index

Tabel 1 menunjukan urutan jenistumbuhan pakan mulai dari yang paling disukaihingga kurang disukai. Jenis pakan yang palingdisukai pada urutan pertama adalah Lamo(Melia azedarach), Kayarak (Quercus piriformis),Kepapang (Phaseolus lunatus), Kananggar(Dillenia sp.), Kandinu miting (Melochiaumbellata) dengan nilai indeks preferensi lebihdari 1 (w≥1). Untuk jenis pakan kurang disukaiadalah jenis Tambura (Cleidin javanicum),Kaduru (Palaquium obtusifolium), Tadamuru(Terminalia supitiana), Kahitau, Walakari(Erythrina spp.), Jarik rundu (Citrus sp.),Katikataru (Litsea accedentoides), Tanggala(Claoxylon longifolium), Kahambi omang(Engelhardia spicata) dengan nilai indekspreferensi kurang dari 1 (w<1). Persentasebagian tumbuhan yang dimakan oleh KakatuaSumba disajikan pada Gambar 2. Bagiantumbuhan yang paling banyak dimakan oleh

Kakatua Sumba adalah buah sebesar 50 %diikuti oleh biji 28,57 %, buah-biji 14,28 % dannektar 7,15 %.

Gambar 2. Persentase bagian tumbuhan yangdimakan oleh Kakatua Sumba.Figure 2. The Percentage of plant parts eaten bySumba Cockatoo.

Secara keseluruhan jenis kakatua diIndonesia tidak ada yang mencari makan di ataspermukaan tanah (ground foraging). Jenis

Page 6: KOMPOSISI, PREFERENSI DAN SEBARAN JENIS TUMBUHAN …

Jurnal Penelitian Kehutanan WallaceaVol. 3 No.1, April 2014: 25 - 36

30

ground foraging terdapat di Australia sepertiRed-tailed Cockatoo (Cameron, 2007). Bagiantumbuhan pakan yang dimakan Kakatua Sumbasebagian besar merupakan buah dan biji. Hanyasatu jenis tumbuhan yang dimakan nektarbunganya yaitu Walakari (Erythrina spp.).Struktur paruh yang kompak dan kokoh menjadikeuntungan saat mengkonsumsi biji. Biji-bijiankeras seperti Tadamuru (Terminalia supitiana)dan Lamo (Melia azedarach) atau kulit buahyang keras seperti Kayarak (Quercus piriformis)(Gambar 3) dapat dengan mudah dipecahkan.

O’Brien (2014) menyebutkan pakanKakatua Sumba berupa biji, buah, buah, bunga,

kuncup, kacang-kacangan, dan kelapa (Cocosnucifera). Hasil penelitian terobservasi KakatuaSumba memakan buah-buahan, biji-bijian dannektar bunga. Menurut Renner et al. (2012)ketersediaan pakan merupakan fungsi dari tipehabitat, pengelolaan hutan oleh pihak pengelolakawasan dan musim. Kemungkinan besar masihada jenis-jenis tumbuhan lain yang menjadipakan Kakatua Sumba namun tidak teramati.Perbedaan periode pembuahan pada masing-masing tumbuhan menyebabkan sulitnyamelakukan pengumpulan data pakan denganwaktu yang terbatas.

Gambar 3. Empat jenis pakan yang disukai Kakatua Sumba antara lain : (1) Lamo; (2)Kayarak; (3) Kepapang; (4) Kananggar.Figure 3. Four types of food were preferred by Sumba cockatoos such as : (1) Lamo; (2)Kayarak; (3) Kepapang; (4) Kananggar.

Selain empat belas jenis tumbuhan yangdiketahui sebagai pakan Kakatua Sumba,terdapat juga delapan jenis tumbuhan di TNLWyang merupakan pakan dari subspesies Kakatualainnya, yaitu : Asam (Tamarindus indica), Buahara (Ficus spp), Kelapa (Cocos nucifera), Kemiri(Alaurites moluccana), Kapuk hutan (Ceibapentandra), Jambu-jambuan (Euginea spp),Kalumbang/Kepuh (Sterculia foetida) dan Pauomang/Mangga hutan (Mangifera spp). Jenis-

jenis di atas tercatat sebagai pakan subspesiesKakatua-kecil jambul-kuning lainnya dibeberapa lokasi (PHPA/LIPI/BirdlifeInternational-IP, 1998) dan kemungkinan besarjuga merupakan pakan Kakatua Sumba. Sebagianbesar pakan Kakatua Sumba adalah tumbuhanhutan yang tumbuh alami, kondisi tersebutsedikit berbeda dengan kerabat dekatnyasubspesies Cacatua sulphurea abbotti di PulauMasakambing yang justru lebih banyak

Page 7: KOMPOSISI, PREFERENSI DAN SEBARAN JENIS TUMBUHAN …

Komposisi, Preferensi dan Sebaran Jenis Tumbuhan ....Oki Hidayat

31

memakan tanaman perkebunan (Nandika et al.,2013). Hal tersebut terjadi karena Cacatuasulphurea abbotti hidup di Pulau Masalemboyang terisolasi dan banyak terdapat tanamanbudidaya masyarakat.

Selain vegetasi alami, Kakatua Sumba jugadiketahui memakan jenis-jenis tanamanbudidaya seperti Jagung (Zea mays) danSorghum (Andropogon sorghum). Informasitersebut diperoleh dari hasil wawancara denganmasyarakat yang menyatakan bahwa sekitartahun 1980 Kakatua Sumba menjadi hamapertanian yang menyerang lahan budidayamereka. Kakatua merupakan spesies yangmudah tertarik oleh tanaman Padi dan Jagung(PHPA/LIPI/Birlife International-IP, 1998).Namun saat ini Kakatua Sumba jarang teramatimemakan jagung karena mereka lebih sensitifdengan kehadiran manusia. Meskipun saat iniKakatua Sumba atau burung paruh bengkoklainnya jarang mengunjungi ladang masyarakat,patroli rutin tetap harus dilakukan oleh petugastaman nasional pada saat musim panen karenamasih ada satu kali catatan kehadiran KakatuaSumba pada musim panen di tahun 2013 (KetuaKMPH Watumbelar, pers.comm). Jangan sampaimereka diburu dengan cara dibunuh atau dijualseperti yang terjadi di Papua (Warsito danBismark, 2010). Kehadiran burung paruhbengkok termasuk Kakatua di lanskapmasyarakat (urban landscape) seperti lahanpertanian dan perkampungan terjadi pada saatmusim berbiak, kehadiran tersebut bersifatsementara dalam rangka mencari pakantambahan (Davis et al., 2012).

Pada saat pengamatan aktifitas canopyforaging di Blok Hutan Billa, teramati KakatuaSumba makan bersama jenis burung lain dalamsatu pohon yaitu Pergam Hijau (Ducula aeanea)di Pohon Lamo dan Punai Sumba (Treronteysmanni) di Pohon Kananggar. Perilakutersebut menunjukkan kemampuan asosiasidengan jenis burung lain khususnya dari familiColumbidae. Pengamatan terhadap kompetisiburung pemakan buah (frugivora) dan burungpemakan biji (granivora) menunjukkanfrekuensi yang jarang (Boyes et al., 2009). Hal

berbeda ditunjukkan ketika berdampingandengan jenis burung paruh bengkok lainnya.Kakatua Sumba cenderung menghindari jenisparuh bengkok lainnya pada saat canopyforaging (Gambar 4).

Gambar 4. Aktivitas canopy foragingKakatua Sumba di Pohon Lamo.Figure 4. Canopy Foraging activities ofSumba Cockatoo at Lamo Tree.

Perilaku yang menarik pada saat makanadalah Kakatua Sumba selalu menggunakan kakikiri untuk memegang makanan danmengantarkannya ke mulut. Pakan yang berupabuah diambil dari pohon dengan cara memotongranting dengan menggunakan paruh kemudiandiambil dengan kaki kiri. Makanan dipegangdengan kaki kiri sementara itu kaki kananmenopang tubuh dengan hinggapdiranting/cabang (Gambar 4). Sebagian besarburung paruh bengkok menggunakan kaki kiridalam memroses makanan. Pernyataan tersebutdikuatkan oleh hasil penelitian preferensipenggunaan kaki pada Rose-ringed parakeets(Psittacula krameri) yang menunjukkan dari 184individu yang teramati makan, sebanyak 102individu menggunakan kaki kiri dan 82 individulainnya menggunakan kaki kanan (Randler et al.,2011).

B. Struktur dan pola sebaran jenistumbuhan pakan

Berdasarkan analisis vegetasi diketahuikerapatan tertinggi tumbuhan pakan padavegetasi tingkat pohon terdapat di Blok HutanPraingkareha sedangkan kerapatan terendahterdapat di Blok Hutan Billa (Tabel 2).

Tabel 2. Nilai kerapatan tertinggi empat jenis tumbuhan tingkat pohonTable 2. The highest density value of four types of tree

Blok Hutan(Forest Block)

Jenis(Species)

Nama Botani(Botanical Name)

Kerapatan (individu/ha)(Density)

Billa ManjangiLamoKidikKarunding

Klenhovia hospitaMelia azedarachWrightia calycinaTetrameles sp.

32,517,5

1515

Page 8: KOMPOSISI, PREFERENSI DAN SEBARAN JENIS TUMBUHAN …

Jurnal Penelitian Kehutanan WallaceaVol. 3 No.1, April 2014: 25 - 36

32

Tabel 2. LanjutanTable 2. Continued

Blok Hutan(Forest Block)

Jenis(Species)

Nama Botani(Botanical Name)

Kerapatan (individu/ha)(Density)

Praingkareha KananggarKayarakKahambi omangKahi omang

Dillenia sp.Quercus piriformisEngelhardia spicata–

4537,532,522,5

Mahaniwa LaruKaduruKahambi omangWihi kalauki

Knema cinereaPalaqium obtusifoliumEngelhardia spicataCalophyllum soulatri

3535

32,525

Keterangan : (–) belum teridentifikasi, tulisan bold merupakan jenis tumbuhan pakanRemarks : (–) undidentified, bold writing is a feeding plant species

Sumber : Data Hidayat dan Kayat (2013)Source : Data of Hidayat and Kayat (2013)

Berdasarkan data tersebut keberadaanpohon pakan untuk saat ini berada dalamkondisi yang cukup melimpah karena di tiapblok hutan kerapatan pohon pakan masihmenempati posisi kerapatan tertinggi di antaraberbagai macam jenis vegetasi lainnya.Meskipun demikian hal tersebut harus tetapmendapatkan perhatian penuh dari pengelolakawasan karena pohon pakan yang berusia tuamemiliki potensi tumbang, seperti yangdijumpai di lapangan beberapa pohon Lamo(Melia azedarach) yang sedang berbuahtumbang karena angin atau tertimpa pohon lain.

Pada tingkat pertumbuhan beltakerapatan tertinggi tumbuhan pakan terdapat di

Blok Hutan Praingkareha yaitu jenis kaduru(300 individu/ha). Hal yang kontradiktifterdapat di Blok Hutan Billa yang menunjukkantidak adanya jenis tumbuhan pakan yangmemiliki kelimpahan yang tinggi (Tabel 3).Tidak ditemukannya tumbuhan pakan tingkatbelta dengan kerapatan yang tinggi di BlokHutan Billa akan menyebabkan kurangnyapohon pakan dimasa yang akan datang. Kondisitersebut harus mendapatkan perhatian seriusdan diprioritaskan untuk dilakukan langkah-langkah pembinaan habitat. Sehinggakeseimbangan ekosistem pada habitat KakatuaSumba dapat tercapai.

Tabel 3. Nilai kerapatan tertinggi empat jenis tumbuhan tingkat beltaTable 3. The highest density value of four types of belta

Blok Hutan(Forest Block)

Jenis(Species)

Nama Botani(Botanical Name)

Kerapatan (individu/ha)(Density)

Billa LalangMangataMalehuToku makaweda

Aglaia sp.–––

90504040

Praingkareha KaduruRinjaraWatakamambiTambura

Palaqiumobtusifolium––Cleidin javanicum

300130110100

Mahaniwa LaruKanunuKaduruLobhung

Knema cinereaDrypetes ovalisPalaqiumobtusifoliumDecaspermum sp.

2101909050

Keterangan : (–) belum teridentifikasi, tulisan bold merupakan jenis tumbuhan pakanRemarks : (–) undidentified), bold writing is a feeding plant species

Sumber : Data Hidayat dan Kayat (2013)Source : Data of Hidayat and Kayat (2013)

Page 9: KOMPOSISI, PREFERENSI DAN SEBARAN JENIS TUMBUHAN …

Komposisi, Preferensi dan Sebaran Jenis Tumbuhan ....Oki Hidayat

33

Pola sebaran jenis tumbuhan pakanKakatua Sumba di tiga blok hutan disajikan padaTabel 4. Pola sebaran mengelompok terdapat diBlok Hutan Billa dan Praingkareha sedangkanpola sebaran merata terdapat di Blok HutanPraingkareha. Pola sebaran lima jenis tumbuhanpakan Kakatua Sumba yang termasuk pakan

disukai disajikan pada Tabel 5. Tumbuhan pakanyang menyebar secara mengelompok yaitu Lamo(Melia azedarach), Kayarak (Quercus piriformis),Kepapang (Phaseolus lunatus) dan Kananggar(Dillenia sp.); yang menyebar merata yaituKandinu miting (Melochia umbellata).

Tabel 4. Pola sebaran jenis tumbuhan pakan kakatua berdasarkan lokasiTable 4. Distribution pattern of feeding plant species of cockatoo based on location

Lokasi(Location)

Id Mu Mc Ip Pola Sebaran(Distribution Pattern)

Billa 2,67 0,85 1,33 0,60 MengelompokPraingkareha 0,99 0,98 1,05 -0,25 MerataMahaniwa 1,37 0,95 1,11 0,52 Mengelompok

Keterangan : Id=derajat penyebaran morisita, Mu=indeks morisita pola uniform, Mc=indeks morisita polaclumped, Ip=standar derajat morisita

Remarks : Id=Degree of Morisita’s clumping, Mu=Morisita’s index of uniform pattern,Mc=Morisita’s index of clumpedpattern, Ip=The standardised degree of Morisita's

Tabel 5 . Pola sebaran lima jenis pakan kakatua yang termasuk kedalam kategori yang disukaiTable 5 . Distribution pattern of five species feeding plant of Sumba Cockatoo which categotized as liked

Jenis(Species)

Nama Botani(Botanical Name)

Id Mu Mc Ip Pola Sebaran(Distribution Pattern)

Lamo Melia azedarach 2,22 0,83 1,38 0,56 MengelompokKayarak Quercus piriformis 1,13 0,96 1,09 0,50 MengelompokKapapang Phaseolus lunatus 3,93 0,92 1,16 0,70 MengelompokKananggar Dillenia sp. 1,59 0,97 1,06 0,54 MengelompokKandinu miting Melochia umbellata 0,00 -3,82 11,54 -0,1 Merata

Keterangan : Id=derajat penyebaran morisita, Mu=indeks morisita pola uniform, Mc=indeks morisita polaclumped, Ip=standar derajat morisita

Remarks : Id=Degree of Morisita’s clumping, Mu=Morisita’s index of uniform pattern,Mc=Morisita’s index of clumpedpattern, Ip=The standardised degree of Morisita's

Pola sebaran jenis tumbuhan pakan yangmengelompok di dua lokasi habitat KakatuaSumba (Billa dan Prangkareha) ditunjukkandengan dekatnya jarak antar pohon pakan.Menurut Odum (1993) pola tersebut terjadikarena pengumpulan individu dalammenanggapi cuaca harian dan musiman,perbedaan habitat, dan akibat dari prosesreproduktif. Pengelompokan tumbuhan pakanyang disukai menyebabkan Kakatua Sumbaterkonsentrasi pada titik-titik tertentu yangkelimpahan tumbuhan pakannya memiliki nilaitertinggi. Hal ini diperkuat oleh hasil penelitiansebelumnya yang menyatakan bahwa BlokHutan Billa merupakan lokasi dengan preferensihabitat tertinggi di TNLW (Hidayat dan Kayat,2013). Pola penyebaran tumbuhan cenderungmengelompok karena tumbuhan bereproduksidengan biji yang jatuh dekat dengan pohoninduknya (Barbour et al., 1987). Saat

pengamatan canopy foraging pada beberapajenis tumbuhan pakan ditemukan sisa pakanberupa biji yang berserakan di sekitar pohonpakan karena Kakatua Sumba hanyamengkonsumsi daging buahnya saja. Olehkarena itu sebagian besar jenis tumbuhan pakanKakatua Sumba ditemukan tersebar secaramengelompok.

C. Strategi pembinaan habitat berdasarkanpreferensi pakan

Burung pemakan buah (frugivora)merupakan prioritas bagi kawasan konservasi(Rey, 2011). Sebagai frugivora Kakatua memilikiperan sebagai agen penyebar biji. Dengan tubuhyang relatif besar Kakatua mampu menyimpanbiji dalam sistem pencernaannya kemudiadibawa menjauh dari pohon induknya untukkemudian disebarkan, hal tersebut mirip dengan

Page 10: KOMPOSISI, PREFERENSI DAN SEBARAN JENIS TUMBUHAN …

Jurnal Penelitian Kehutanan WallaceaVol. 3 No.1, April 2014: 25 - 36

34

yang terjadi pada famili Columbidae yaitu jenisHemiphaga novaeseelandiae yang menyebarkanbiji-bijian hinga sejauh 1.5 km dari pohonasalnya (Wotton et al., 2012). Oleh karena itumanajemen pakan harus menjadi salah satuaspek yang diperhitungkan dalam pengelolaanhabitat dan populasi Kakatua Sumba.

Kondisi habitat di Blok Hutan Billa kurangideal untuk mendukung kehidupan KakatuaSumba pada masa yang akan datang, haltersebut terlihat dari tidak adanya tumbuhanpakan yang memiliki kelimpahan (kerapatan)tertinggi di lokasi tersebut (Tabel 3). Olehkarena itu langkah pembinaan habitat saat iniharus diarahkan pada kegiatan pengayaantumbuhan pakan di Blok Hutan Billa danMahaniwa dengan harapan dimasa yang akandatang kekosongan tingkat pertumbuhan beltadapat terisi, sehingga kelimpahan pohon mudajenis tumbuhan pakan akan meningkat. Kegiatanreboisasi pada lahan yang terbuka menjadipenting untuk pemulihan habitat (Lee et al.,2013). Jenis yang diprioritaskan yang ditanamuntuk pengayaan adalah jenis yang disukaiKakatua Sumba seperti Lamo (Melia azedarach),Kayarak (Quercus piriformis), Kepapang(Phaseolus lunatus). Karena sebagian besartumbuhan pakan tersebar secara mengelompok(Tabel 5), maka penanaman anakan tumbuhanpakan harus diupayakan merata di seluruhkawasan. Langkah lain yang juga perludilakukan adalah pemeliharaan pohon pakanyang berukuran besar dari tumbuhan ficus/arapencekik (strangler fig) dan liana. Selainmengganggu pohon pakan, diketahui jenis lianajuga mengganggu lubang sarang (Bashari, 2013).Beberapa pohon Lamo yang dengan ukuranbesar ditemukan mati karena terlilit oleh Ficussp. Pohon pakan yang telah terlilit harusdiselamatkan dengan cara mematikan Ficus sp.tersebut. Kegiatan ini dapat dilakukanbersamaan dengan patroli pengamanan kawasanagar mengefektifkan waktu dan tenaga.

Menurut Williams et al. (2012)penambahan pakan tambahan/suplemen jugapelu dilakukan untuk meningkatkankeberhasilan reproduksi, jika hal tersebut ingindilakukan kedepannya diperlukan studi yanglebih intensif tentang pakan tambahan. Salahsatu pakan tambahan tersebut adalah kalsium.Pemberian kalsium dapat diberikan denganmenempatkan wadah khusus di pohon pakandan pohon bertengger. Selain itu dapat jugadiletakkan di samping lubang sarang denganmenggunakan bird feeder yang di gantung padaranting atau cabang. Jika Kakatua kekurangan

makanan jenis tanaman pinus mungkin dapatdiintroduksi atau ditanam di pinggir kawasansebagai pakan cadangan, karena buah pinusdapat dijadikan pakan cepat saji bagi Kakatua(Stock et al., 2013).

IV. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Jumlah jenis tumbuhan yang menjadi pakanKakatua Sumba adalah 14 jenis, delapan jenislainnya diperkirakan merupakan pakan alami.Jenis pakan yang paling disukai adalah Lamo(Melia azedarach) sedangkan yang kurangdisukai adalah Tambura (Cleidin javanicum).Pola mengelompok tumbuhan pakan terdapat diBlok Hutan Billa dan Mahaniwa, sedangkan polamerata di Praingkareha.

B. Saran

Pengelola kawasan sebaiknya melakukanpengumpulan biji tumbuhan pakan di kawasandan menyemaikannya untuk ditanam padalokasi yang memiliki kerapatan tumbuhan pakanpada tingkat belta yang rendah seperti di BlokHutan Billa. Monitoring secara berkaladiperlukan untuk mengetahui tingkatkematangan buah tiap jenis tumbuhan pakan.

UCAPAN TERIMA KASIH

Ucapan terimakasih disampaikan kepada Ir.Misto, MP., selaku Kepala Balai PenelitianKehutanan Kupang dan Kepala Balai TamanNasional Laiwangi Wanggameti beserta seluruhstaf yang telah memberikan dukungan atasberjalannya penelitian ini. Kayat, S.Hut., M.Scyang telah memberikan bimbingan selamapenelitian. Heri andri, Markus Katauhimbahadan Jeremias yang telah membantu dalamselama kegiatan di lapangan.

DAFTAR PUSTAKA

Barbour, G.M., J.K. Busk, and W.D. Pitts. (1987).Terrestrial Plant Ecology. New York: TheBenyamin/Cummings Publishing Company Inc.

Bashari, H. (2013). Nesting Ecology and StrategicNatural Treatment for The Nest of The CriticallyEndangered Yellow-Crested Cockatoo Cacatuasulphurea citrinocristata in Sumba. ProceedingInternational Conference Forest and Biodiversity,479-484. Manado: Secretariat of ForestryResearch and Development Agency-SamRatulangi University-Global EnvironmentFacility-Burung Indonesia-Government of NorthSulawesi Province-SEAMEO BIOTROP.

Page 11: KOMPOSISI, PREFERENSI DAN SEBARAN JENIS TUMBUHAN …

Komposisi, Preferensi dan Sebaran Jenis Tumbuhan ....Oki Hidayat

35

Bibby, C., M. Jones, dan S. J. Marsden. (2000). Teknik-teknik ekspedisi lapangan survey burung. Bogor:Birdlife International-Indonesia Programme.

BirdLife International. (2014). Species factsheet:Cacatua sulphurea. http://www.birdlife.org.Diakses tanggal 3 Maret 2014.

Boyes, R.S., and M.R. Perrin. (2009). Flockingdynamics and roosting behaviour of Meyer'sparrot (Poicephalus meyeri) in the OkavangoDelta, Botswana. African Zoology, 44(2): 181 –193.

Cahill, A.J., J.S. Walker., and S.J. Marsden. (2006).Recovery Within A Population of The CriticallyEndangered Citron-Crested Cockatoo Cacatuasulphurea citrinocristata in Indonesia After 10Years of International Trade Control. Oryx, 40(2), 1–7.

Cameron, M. (2007). Cockatoos. Australia: CSIROPublishing.

CITES. (2013). Appendices 1, 2, 3.http://www.cites.org/eng/app/appendices.php.Diakses tanggal 4 Juli 2013.

Davis, A., C. E. Taylor, R. E. Major. (2012). Seasonalabudance and habitat use of Australian parrotsin an urbanized landscape. Landscape and UrbanPlanning 106, 191–198. doi:10.1016/j.landurbplan.2012.03.005.

Dias, R. (2011). Nesting biology of the Yellow-facedParrot (Alipiopsitta xanthops), a species withoutnest-site fidelity: an indication of high cavityavailability?. Emu, 111(3), 217-221.doi:10.1071/MU10076.

Forshaw, J. M. (2010). Parrots of The World. NewJersey: Pricenton University Press.

Hidayat, O., dan Kayat. (2013) Karakteristik danPreferensi Habitat Kakatua Sumba (Cacatuasulphurea citrinocristata) di Taman NasionalLaiwangi Wanggameti. (KTI belumdipublikasikan).

Hidayat, O., dan Kayat. (2013). Distribution Mappingand Conservation Strategies of Citron-crestedCockatoo (Cacatua sulphurea citrinocristata) inThe Fragmented Forest of LaiwangiWanggameti National Park, East Sumba, EastNusa Tenggara. Proceeding InternationalConference Forest and Biodiversity, 479-484.Manado \: Secretariat of Forestry Research andDevelopment Agency-Sam Ratulangi University-Global Environment Facility-Burung Indonesia-Government of North Sulawesi Province-SEAMEO BIOTROP.

IUCN. (2013). The IUCN red list of threatened species.http:// www.iucnredlist.org. Diakses tanggal 4Juli 2013.

Kartawinata, K.S., Soenarko, IGM. Tantra, dan T.Samingan. (1976). Pedoman inventarisasi flora

dan ekosistem. Bogor: Direktorat Perlindungandan Pengawetan Alam.

Kayat dan O. Hidayat. (2011). Kajian Pohon SarangKakatua Sumba (Cacatua sulphureacitrinocristata) di Taman Nasional LaiwangiWanggameti. (Laporan Penelitian). Kupang:Balai Penelitian Kehutanan Kupang. (Tidakdipublikasikan).

Krebs C. J. (1989). Ecological methodology. New York:Harper dan Row Publisher.

Lee, J., H. Finn., and M. Calver. (2013). Feeding activityof threatened black cockatoos in mine-siterehabilitation in the jarrah forest of south-western Australia. Australian Journal of Zoology,61, 119–131.

Nandika, D., D. Agustina, S. Metz., dan B. Zimmermann.(2013). Kakatua Langka Abbotti dan KepulauanMasalembu. Bekasi: Konservasi KakatuaIndonesia.

O’Brien, J. (2014). Husbandry guidelines for Cacatuaspp. http: //www.aszk.org.au/ docs/cacatua_husbandry_guidelines_o_brien.pdf.Diakses tanggal 13 Maret 2014.

Odum. E.P. (1993). Dasar-Dasar Ekologi. Edisi Ketiga.Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

PHPA/LIPI/Birdlife International-IP. (1998). RencanaPemulihan Kakatua-kecil jambul-kuning. Bogor:PHPA/LIPI/Birdlife International-IP.

Rahmat, U.M., Y. Santosa., dan A.P. Kartono. (2008).Analisis Preferensi Habitat Badak Jawa diTaman Nasional Ujung Kulon. Jurnal ManajemenHutan Tropika, 14 (3): 115–124.

Randler, C., M. Braun., and S. Lintker. (2011). Footpreferences in wild-living ring-neckedparakeets (Psittacula krameri, Psittacidae).Laterality, 16 (2), 201-206.

Renner, S.C., S. Baur., A. Possler., J. Winkler., E.K.V.Kalkol. (2012). Food preferences of winter birdcommunities in different forest types. PLoS ONE7(12), 1-10 : e53121.doi:10.1371/journal.pone.0053121.

Rey, P.J. (2011). Preserving frugivorous birds in agro-ecosystems: lessons from Spanish oliveorchards. Journal of Applied Ecology, 48, 228–237. doi: 10.1111/j.1365-2664.2010.01902.x.

Stock, W.D., H. Finn., J. Parker., and K. Dods. (2013).Pine as Fast Food: Foraging Ecology of anEndangered Cockatoo in a Forestry Landscape.PLoS ONE 8(4), 1 - 12 : e61145. doi:10.1371/journal.pone.0061145.

Warsito, H., and M. Bismark. (2010). Penyebaran danpopulasi burung paruh bengkok pada beberapatipe habitat di Papua. Jurnal Penelitian Hutandan Konservasi Alam, 7 (1) : 93–102.

Page 12: KOMPOSISI, PREFERENSI DAN SEBARAN JENIS TUMBUHAN …

Jurnal Penelitian Kehutanan WallaceaVol. 3 No.1, April 2014: 25 - 36

36

Williams, D.R., R.G. Pople., D.A. Showler., L.V. Dicks.,M.F. Child., E.K.H.J. zu Ermgassen., and W.J.Sutherland. (2012). Bird Conservation: Globalevidence for the effects of interventions. Exeter:Pelagic Publishing.

Wiyanto, T. (2011). Pembinaan habitan Kakatuajambul jingga. Waingapu: Taman NasionalLaiwangi wanggameti. Buletin Kakatua Edisi III.

Wotton, D. M., D. Kelly., and A. Traveset. (2012). Dolarger frugivores move seeds further? Body size,seed dispersal distance, and a case study of alarge, sedentary pigeon. Journal ofBiogeography, 39(11), 1973-1983.doi:10.1111/jbi.12000.