preferensi pakan kupu-kupu pada beberapa jenis herba liar

20
Preferensi Pakan Kupu-kupu Pada Beberapa Jenis Herba Liar di Lahan Terbuka Kampus Universitas Indonesia (UI) Depok Utami Nur Huwaida 1 , Wisnu Wardhana 1 , Adi Basukriadi 1 1. Departemen Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Indonesia, Kampus UI, Depok, 16424, Indonesia [email protected] Abstrak Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui preferensi pakan kupu-kupu terhadap beberapa jenis herba liar yaitu Tridax procumbens, Asystasia gangetica, Cyanthillium cinereum, dan Oxalis barrelieri yang ada di lahan terbuka Kampus Universitas Indonesia (UI) Depok. Selain itu, untuk mengetahui kupu-kupu juga memanfaatkan herba tersebut sebagai tumbuhan inang untuk peletakkan telurnya. Penelitian dilaksanakan pada bulan Februari– April 2016 di lima lokasi lahan terbuka Kampus UI Depok yaitu dekat gedung sabda widya, dekat pintu masuk hutan kota wales barat, belakang gedung PSJ, dekat area parkir motor gedung PPMT, dan dekat gedung DRPM. Hasil penelitian diketahui bahwa terdapat 11 jenis kupu-kupu dari famili Papilionidae (Papilio demoleus), Pieridae (Appias olferna, Delias hypareta, Eurema hecabe, Leptosia nina, Catopsilia pomona, Delias periboea) dan Nymphalidae (Junonia orithya, Hypolimnas bolina, Ypthima horsfieldii, dan Junonia almana) mengunjungi ke-empat jenis herba liar. Sebanyak 8 jenis kupu-kupu menyukai herba liar Tridax procumbens dan Asystasia gangetica. Lima jenis kupu-kupu menyukai Oxalis barrelieri dan 2 jenis menyukai Cyanthillium cinereum. Preferensi pakan kupu-kupu dipengaruhi oleh tiga faktor yaitu struktur dan daya tarik bunga, ketersediaan tumbuhan di lokasi penelitian, dan sindroma bunga yang disukai oleh kupu-kupu. Tumbuhan pakan kupu-kupu dewasa berbeda dengan tumbuhan tempat kupu-kupu meletakkan telur. Kata kunci: Herba liar; Lahan terbuka; Famili kupu-kupu; Preferensi pakan Butterfly Feed Preferences On Some Kind of Wild Herbs at Universitas Indonesia (UI) Depok Open Land Abstract This study was conducted to determine the preferences of butterflies feed on some kind of wild herbs such as Tridax procumbens, Asystasia gangetica, Cyanthillium cinereum, and Oxalis barrelieri at the Universitas Indonesia (UI) Depok open land. Moreover, the study also conducted to determine whether the butterflies also use herbs as host plants for laying eggs. The experiment was conducted in February – April 2016 in five locations open land UI Depok Campus. The locations are closed by Sabda Widya Building, near by the entrance of the Wales Barat Woods, behind the PSJ Building, parking area near by the PPMT Building, and near by the DRPM Building. The results revealed that there are 11 species of butterfly of the family Papilionidae (Appias olferna), Pieridae (Appias olferna, Delias hypareta, Eurema hecabe, Leptosia nina, Catopsilia pomona, Delias periboea), and Nymphalidae (Junonia orithya, Hypolimnas bolina, Ypthima horsfieldii, dan Junonia almana) visited all four kinds of wild herbs. Eight species of butterflies like Tridax procumbens andAsystasia gangetica. Five species of butterflies like Oxalis barrelieri and two species like Cyanthillium cinereum. Butterfly feeding preferences are influenced by the structure and appeal of the flower, plant availability in the study site, and the syndrome of flowers favored by butterflies. Plants that is adult butterfly’s feed preference is different from plants where butterflies lay its eggs. Keywords: Wild herbs; Open Land; Family of Butterflies; Feed Preferences Preferensi pakan ..., Utami Nur Huwaida, FMIPA UI, 2016

Upload: others

Post on 20-Nov-2021

6 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Preferensi Pakan Kupu-kupu Pada Beberapa Jenis Herba Liar

Preferensi Pakan Kupu-kupu Pada Beberapa Jenis Herba Liar di Lahan Terbuka Kampus Universitas Indonesia (UI) Depok

Utami Nur Huwaida1, Wisnu Wardhana1, Adi Basukriadi1

1. Departemen Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Indonesia, KampusUI, Depok, 16424, Indonesia

[email protected]

Abstrak

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui preferensi pakan kupu-kupu terhadap beberapa jenis herba liar yaitu Tridax procumbens, Asystasia gangetica, Cyanthillium cinereum, dan Oxalis barrelieri yang ada di lahan terbuka Kampus Universitas Indonesia (UI) Depok. Selain itu, untuk mengetahui kupu-kupu juga memanfaatkan herba tersebut sebagai tumbuhan inang untuk peletakkan telurnya. Penelitian dilaksanakan pada bulan Februari–April 2016 di lima lokasi lahan terbuka Kampus UI Depok yaitu dekat gedung sabda widya, dekat pintu masuk hutan kota wales barat, belakang gedung PSJ, dekat area parkir motor gedung PPMT, dan dekat gedung DRPM. Hasil penelitian diketahui bahwa terdapat 11 jenis kupu-kupu dari famili Papilionidae (Papilio demoleus), Pieridae (Appias olferna, Delias hypareta, Eurema hecabe, Leptosia nina, Catopsilia pomona, Delias periboea) dan Nymphalidae (Junonia orithya, Hypolimnas bolina, Ypthima horsfieldii, dan Junonia almana) mengunjungi ke-empat jenis herba liar. Sebanyak 8 jenis kupu-kupu menyukai herba liar Tridax procumbens dan Asystasia gangetica. Lima jenis kupu-kupu menyukai Oxalis barrelieri dan 2 jenis menyukai Cyanthillium cinereum. Preferensi pakan kupu-kupu dipengaruhi oleh tiga faktor yaitu struktur dan daya tarik bunga, ketersediaan tumbuhan di lokasi penelitian, dan sindroma bunga yang disukai oleh kupu-kupu. Tumbuhan pakan kupu-kupu dewasa berbeda dengan tumbuhan tempat kupu-kupu meletakkan telur.

Kata kunci: Herba liar; Lahan terbuka; Famili kupu-kupu; Preferensi pakan

Butterfly Feed Preferences On Some Kind of Wild Herbs at Universitas Indonesia (UI) Depok Open Land

Abstract

This study was conducted to determine the preferences of butterflies feed on some kind of wild herbs such as Tridax procumbens, Asystasia gangetica, Cyanthillium cinereum, and Oxalis barrelieri at the Universitas Indonesia (UI) Depok open land. Moreover, the study also conducted to determine whether the butterflies also use herbs as host plants for laying eggs. The experiment was conducted in February – April 2016 in five locations open land UI Depok Campus. The locations are closed by Sabda Widya Building, near by the entrance of the Wales Barat Woods, behind the PSJ Building, parking area near by the PPMT Building, and near by the DRPM Building. The results revealed that there are 11 species of butterfly of the family Papilionidae (Appias olferna), Pieridae (Appias olferna, Delias hypareta, Eurema hecabe, Leptosia nina, Catopsilia pomona, Delias periboea), and Nymphalidae (Junonia orithya, Hypolimnas bolina, Ypthima horsfieldii, dan Junonia almana) visited all four kinds of wild herbs. Eight species of butterflies like Tridax procumbens andAsystasia gangetica. Five species of butterflies like Oxalis barrelieri and two species like Cyanthillium cinereum. Butterfly feeding preferences are influenced by the structure and appeal of the flower, plant availability in the study site, and the syndrome of flowers favored by butterflies. Plants that is adult butterfly’s feed preference is different from plants where butterflies lay its eggs.

Keywords: Wild herbs; Open Land; Family of Butterflies; Feed Preferences

Preferensi pakan ..., Utami Nur Huwaida, FMIPA UI, 2016

Page 2: Preferensi Pakan Kupu-kupu Pada Beberapa Jenis Herba Liar

Pendahuluan Kupu-kupu (Lepidoptera) merupakan serangga bersayap, sayap tersusun atas sisik-sisik yang

menghasilkan pola dan warna yang indah. Kupu-kupu bermetamorfosis sempurna. Siklus

hidup kupu-kupu melewati empat tahapan berbeda yang meliputi telur, larva, pupa dan imago

(Soekardi dkk. 2016: 5 – 6). Umumnya kupu-kupu dapat dijumpai pada pagi hingga siang hari

saat cuaca cerah (Peggie & Amir 2006: 16). Kupu-kupu berperan penting dalam ekosistem

sebagai bagian dari rantai makanan, serangga penyerbuk, sebagai sumber makanan bagi

predator seperti amfibi, burung, dan reptil dan sebagai indikator perubahan lingkungan

(Davies & Buttler 2008: 117).

Kampus Universitas Indonesia (UI) Depok, Jawa Barat memiliki luas area 321 hektar.

Kampus UI merupakan kawasan unik karena terdapat hutan kota yang memiliki berbagai jenis

tumbuhan yang dapat menjadi tumbuhan pakan bagi larva kupu-kupu (Taqqyudin dkk. 199:

5). Penelitian mengenai kupu-kupu di kawasan kampus UI Depok masih jarang dilakukan,

terutama yang berkaitan dengan preferensi pakan kupu-kupu terhadap herba liar. Penelitian

mengenai kupu-kupu di kawasan kampus UI Depok telah dilakukan oleh Handayani (2000).

Terdapat 17 jenis kupu-kupu yang menunjukkan preferensi kupu-kupu terhadap bunga

tertentu di Kampus UI Depok (Handayani 2000: 19—23). Utami (2009) berhasil mendata

keberadaan jenis kupu-kupu diwilayah kampus UI Depok yang terdiri dari famili Papilionidae

(6 Jenis), Pieridae (3 Jenis), Nymphalidae (18 Jenis) dan Lycaenidae (3 Jenis). Huwaida

(2015) mendapatkan distribusi dan keragaman jenis kupu-kupu di Kampus UI Depok dengan

hasil terdapat 28 jenis dengan 348 individu kupu-kupu dan didominasi oleh famili

Nymphalide sebanyak 43% (12 jenis).

Masih banyaknya lahan terbuka di kampus UI Depok yang belum dimanfaatkan secara

maksimal sehingga lahan ditumbuhi oleh herba liar seperti dari Famili Compositae

(Asteraceae), Achantaceae, Fabaceae, dan lain-lain. Jenis-jenis herba liar dominan yang

mewakili famili tersebut adalah Tridax procumbens, Asystasia gangetica, Cyanthillium

cinereum, dan Oxalis barrelieri. Herba liar tersebut dimanfaatkan oleh kupu–kupu di lahan

terbuka Kampus UI Depok sebagai tumbuhan pakan, sehingga dapat dijadikan sebagai

preferensi pakan bagi kupu–kupu. Selain itu, herba liar tidak hanya sebagai tumbuhan pakan

saja, tetapi juga dimanfaatkan sebagai tumbuhan inang untuk meletakkan telur-telurnya.

Penelitian ini bertujuan untuk (1) mengetahui preferensi pakan kupu-kupu di lahan terbuka

Kampus UI Depok. (2) untuk mengetahui apakah kupu-kupu juga memanfaatkan keempat

jenis herba liar Tridax procumbens,Asystasia gangetica, Cyanthillium cinereum,dan Oxalis

Preferensi pakan ..., Utami Nur Huwaida, FMIPA UI, 2016

Page 3: Preferensi Pakan Kupu-kupu Pada Beberapa Jenis Herba Liar

barrelieri sebagai tumbuhan inang untuk kupu-kupu meletakkan telur-telurnya. (3)

Pengetahuan mengenai jenis-jenis herba liar yang digunakan sebagai pakan, tumbuhan inang

dan kupu-kupu dapat dimanfaatkan dalam membangun taman pelestarian kupu-kupu sebagai

sarana edukasi serta rekreasi sehingga kupu–kupu di Kampus UI Depok keberadaannya tetap

terjaga.

Tinjauan Teoritis

Kupu-kupu merupakan kelompok serangga yang termasuk ke dalam ordo Lepidoptera. Kata

Lepidoptera berasal dari bahasa latin lepido- yang berarti sisik dan –pteron (jamak: -ptera)

yang berarti sayap, sehingga Lepidoptera berarti kelompok serangga yang memiliki sayap

bersisik (Peggie 2014: 4). Kupu-kupu pada umumnya aktif di siang hari (diurnal), memiliki

warna yang cerah dan menarik namun ada kupu-kupu dengan warna kurang cerah (khususnya

genus Euploea di Subfamili Danainae dan banyak anggota Subfamili Satyrinae), ujung sungut

(antenna) yang membesar seperti benjolan (clubbed), dan ketika istirahat, posisi sayapnya

yang terlipat secara vertikal atau tegak di atas tubuhnya. Kupu-kupu memiliki tiga bagian

tubuh utama yaitu kepala, toraks ( bagian tengah) dan abdomen. Tubuhnya dilapisi oleh

rambut-rambut kecil yang berfungsi sebagai sensor (Mastrigt & Rosariyanto 2005: 4).

Kupu-kupu merupakan serangga holometabola atau bermetamorfosis sempurna. Siklus hidup

kupu-kupu melewati empat tahapan berbeda yang meliputi telur, larva, pupa, dan imago. Fase

telur umumnya berkisar antara 7 – 10 hari. Jumlah telur yang dihasilkan oleh masing-masing

jenis bervariasi antara 100 – 200 butir (Peggie 2014: 14).

Ulat atau larva merupakan stadium yang aktif makan dan berkembang. Fase pertumbuhan

ditandai dengan pergantian kulit (eksoskeleton) yang memungkinkan menjadi lebih besar.

Umumnya ada 4 sampai 5 fase yang dikenal sebagai instar. Fase ulat atau larva sekitar 2

minggu ( Davies & Butler 2008: 83 ; Peggie 2014: 15– 16). Pupa atau kepompong merupakan

stadium peralihan dari ulat menjadi imago. Fase pupa adalah sekitar 10 hari hingga 2 minggu,

tergantung jenisnya (Peggie 2014: 17). Dewasa atau imago merupakan stadium untuk

reproduksi. Tugas pokok adalah kawin, dan setelah kawin kupu-kupu betina akan meletakkan

telur untuk kelanjutan siklus hidupnya. Umur imago sekitar dua minggu (Peggie 2014: 18).

Kupu-kupu aktif pada siang hari (diurnal) dan pada malam hari akan beristirahat di antara

pepohonan. Aktifitas kupu-kupu pada siang hari biasanya mencari makan dan melakukan

reproduksi. Sihombing (2002 dalam Sulistyani 2013: 16) menyatakan bahwa kupu – kupu

akan mengunjungi bunga pada pagi hari saat matahari bersinar cerah sekitar pukul 08.00 -

Preferensi pakan ..., Utami Nur Huwaida, FMIPA UI, 2016

Page 4: Preferensi Pakan Kupu-kupu Pada Beberapa Jenis Herba Liar

10.00. Sumber makanan kupu-kupu umumnya nektar bunga karena pada nektar terdapat gula

yang berguna untuk proses reproduksi. Pada beberapa jenis kupu-kupu tertentu terkadang

menghisap getah pohon, buah yang membusuk, ataupun kotoran untuk mendapatkan garam

mineral dan nutrisi lebih (Noerdjito & Aswari 2003: 61).

Aktifitas dan kehidupan kupu–kupu di suatu habitat dipengaruhi oleh beberapa faktor

lingkungan seperti intensitas cahaya matahari, suhu, kelembaban, dan kecepatan angin. Kupu-

kupu memerlukan cahaya untuk mengeringkan sayap pada saat keluar dari kepompong serta

memberikan energi untuk tubuh. Menurut Nurjannah (2010 dalam Sulistyani 2013: 27) bahwa

instensitas cahaya yang baik untuk perkembangan imago berkisar antara 2.000 – 7.500 Lux.

Pada umumnya kupu-kupu membutuhkan suhu hangat sekitar 300C untuk dapat terbang dan

mencari makan, dengan kelembaban udara sekitar 60% agar dapat mengurangi resiko

kekurangan air akibat terik matahari (Amir, dkk. 2003 dalam Bariyah (2011: 26)).

Kupu-kupu terdapat di seluruh dunia namun di daerah beriklim dingin kupu-kupu jarang

dijumpai. Habitat kupu-kupu antara lain di hutan primer, tepi hutan sekunder, tepi sungai,

dekat rumah, kebun-kebun, semak-semak, tempat terbuka, tepi jalan, vegetasi sekunder, batas

hutan, daerah berumput hingga tepi pantai yang disekitarnya terdapat tumbuhan berbunga

(Mastrigt & Rosariyanto 2005: 23—84). Menurut Hamidun (2003 dalam Bariyah 2011: 16)

bahwa tersedianya tumbuhan pakan, tumbuhan inang, dan tempat berlindung dari serangan

predator merupakan salah satu komponen lingkungan yang mendukung kehidupan kupu–

kupu. Sebagian besar anggota Famili Riodinidae dijumpai di Amerika Selatan (Peggie &

Amir 2006: 19).

Kupu-kupu dapat dibagi dalam superfamili Hesperioridae yang meliputi Famili Hesperiidae,

dan superFamili Papilionoidea yang meliputi Famili Papilionidae, Pieridae, Nymphalidae,

Riodinidae, dan Lycaenidae (Peggie & Amir 2006: 19).

Preferensi kupu-kupu terhadap jenis makanan tertentu ditunjukkan dengan besarnya jumlah

proporsi makanan tersebut dibanding dengan jenis makanan lainnya yang tersedia di dalam

lingkungan. Sebaliknya penghindaran ditunjukkan bila makanan yang dikonsumsi

persentasenya lebih sedikit dibanding yang tersedia di dalam lingkungannya (Crawly 1983:

160). Menurut Levetin dan Mc Mahon (1999 dalam Bariyah 2011: 15) kupu–kupu akan

mengunjungi tumbuhan yang berbunga disebabkan karena adanya bau dan nektar yang

dihasilkan sehingga menarik perhatian kupu–kupu untuk berkunjung. Sebagian besar kupu-

kupu akan mengunjungi bunga yang memiliki warna cerah terutama kuning, merah, dan biru

(Sari 2013: 14). Kata preferensi berarti kecendrungan; kesukaan. Sedangkan arti kata dari

pakan adalah makanan. Umumnya tiap jenis kupu–kupu memilih satu atau beberapa jenis

Preferensi pakan ..., Utami Nur Huwaida, FMIPA UI, 2016

Page 5: Preferensi Pakan Kupu-kupu Pada Beberapa Jenis Herba Liar

tumbuhan tertentu yang berkerabat dekat sebagai tumbuhan inang. Kupu–kupu betina yang

sudah kawin dan siap meletakkan telur akan mencari tumbuhan yang cocok dan hanya akan

meletakkan telur pada jenis tumbuhan itu. Preferensi pakan larva berbeda dengan pakan kupu-

kupu dewasa. Larva umumnya memakan daun-daunan dari tumbuhan tertentu dengan ciri

khas daun yang lembut, tidak “berbulu” pada permukaannya, daun tidak bergetah (Tambaharu

2015: 22). Pakan kupu-kupu dewasa umumnya diperoleh dari nektar bunga. Kupu-kupu

mendapat sumber mineral dan sumber garam dari genangan air atau pasir tepi sungai (Peggie

2014: 74).

Herba merupakan tumbuhan vaskular yang memiliki batang lunak karena mengandung

banyak air dan tidak membentuk kayu. Tumbuhan tersebut memiliki tinggi kurang dari 1,5 m.

Habitat herba di wilayah terbuka, tepi jalan, hutan primer. Di wilayah lahan terbuka Kampus

UI Depok, tumbuhan herba liar didominasi oleh empat jenis herba yaitu Tridax procumbens,

Asystasia gangetica, Cyanthillium cinereum, dan Oxalis barrelieri. Tridax procumbens

merupakan tumbuhan herba yang memiliki tinggi kurang lebih 60 cm. Termasuk famili

Asteraceae, bunga majemuk berbonggol dan bunga majemuk cawan yang memiliki bunga pita

dengan mahkota berjumlah 6 – 8 berwarna putih dan bunga tabung berjumlah banyak yang

umumnya berwarna kekuningan. Bunga terletak pada ujung tangkai bunga. Herba tersebut asli

Amerika dan terintroduksi di tropis Asia, Afrika, Australia serta India. (Syah dkk.2014: 309).

Asystasia gangetica merupakan tumbuhan merambat dan bercabang yang termasuk ke dalam

famili Acantheceae. Asystasia gangetica dapat tumbuh tegak hingga 50 cm, batang berbentuk

segiempat, daun tumbuh berpasangan saling berhadapan dengan bentuk oval. Bunga majemuk

muncul dari ujung batang atau ketiak daun, tidak bercabang. Mahkota berbentuk seperti

lonceng dengan warna putih Bibir bawah mahkota bunga tertekuk dengan sepasang bercak

ungu yang saling berhadapan (Priwiratama 2011: 1 – 2). Cyanthillium cinereum merupakan

tumbuhan herba yang tingginya mencapai 1 m, termasuk ke dalam famili Asteraceae. Bunga

berbonggol dan bertangkai pendek, petal seperti benang, setengah bagian bawah berwarna

putih dan bagian atas warna ungu. Daun berbentuk bulat telur sampai bulat memanjang

dengan panjang daun 2 – 7cm (Syah dkk.2014: 303). Oxalis barrelieri merupakan tumbuhan

herba yang termasuk ke dalam famili Oxalidaceae. Batang tegak dan bercabang, daun

berbentuk lonjong dengan tepi rata. Bunga majemuk, berkelamin dua, dan muncul pada ketiak

daun. Panjang tangkai 2-4 cm, kelopak bunga berjumlah 5 helai dan bentuk bintang, mahkota

berbentuk terompet, kepala sari bulat, kepala putik hijau, kuning (Chung 1999: 162).

Preferensi pakan ..., Utami Nur Huwaida, FMIPA UI, 2016

Page 6: Preferensi Pakan Kupu-kupu Pada Beberapa Jenis Herba Liar

Metode Penelitian

Penelitian dilakukan di Lahan Terbuka Kampus Universitas Indonesia (UI) Depok. Penelitian

ini dilaksanakan pada bulan Februari – April 2016. Area penelitian dibagi menjadi 5 titik

lokasi yang telah di tentukan yaitu lokasi 1 di dekat gedung sabda widya, lokasi 2 sebrang

pintu masuk hutan kota wales barat, lokasi 3 belakang gedung PSJ, lokasi 4 dekat area parker

gedung PPMT, dan lokasi 5 didekat gedung DRPM

Peralatan yang digunakan untuk pengambilan data antara lain jaring serangga (insect net),

papilot (triangle paper), thermohygrometer, transek kuadrat ukuran 1mx1m, tabel

pengamatan, kamera DSLR Nikon D3100, Papan perentang serangga, kotak penyimpanan

serangga, jarum pentul, buku identifikasi kupu-kupu Practical Guide to the Butterflies of

Bogor Botanical Garden. Bahan yang digunakan adalah Kupu-kupu, Tumbuhan Herba Liar

Tridax procumbens, Asystasia gangetica, Cyanthillium cinereum, dan Oxalis barrelieri.

Penentuan lokasi dilakukan dengan memetakan lahan terbuka yang ada dikampus UI Depok.

Lokasi yang dipilih adalah area yang banyak ditumbuhi oleh herba liar berbunga yang

dikunjungi oleh kupu-kupu. Identifikasi jenis-jenis tumbuhan herba liar berbunga yang

digunakan oleh kupu-kupu sebagai tumbuhan pakan dan tumbuhan inang dilakukan dengan

mengambil sampel herba liar untuk diidentikasi. Pengamatan dan pengambilan data kupu-

1

2

4

3

5

Gambar 1. Lokasi Penelitian di Kampus Universitas Indonesia (UI)

Depok, Jawa Barat.

Preferensi pakan ..., Utami Nur Huwaida, FMIPA UI, 2016

Page 7: Preferensi Pakan Kupu-kupu Pada Beberapa Jenis Herba Liar

kupu dilakukan pagi hari pada saat cuaca cerah pada pukul 08.30 – 11.00 WIB. Diperkirakan

pada pukul tersebut produksi nektar mencapai maksimum (Darjanto & Satifah 1990: 113).

Pengambilan data kupu-kupu dilakukan pada kuadran berukuran 1m x 1m yang diletakkan

dengan metode random sampling.

Cara pengamatan kupu-kupu yang datang ke bunga herba liar untuk mengambil nektar

dilakukan pada setiap jenis herba yang telah dihitung didalam kuadran diamati satu per satu

pada setiap lokasi penelitian. Pada setiap herba berbunga yang sedang diamati, dihitung dan

diidentifikasi hanya jenis kupu–kupu yang mengunjungi tumbuhan tersebut untuk mengambil

nektar. Apabila ada kupu–kupu dari jenis yang sama mengunjungi satu jenis bunga yang

sama, maka jenis kupu–kupu tersebut tidak dihitung lagi. Cara pengamatan kupu-kupu yang

datang ke bunga herba liar untuk mengambil nektar juga dilakukan untuk pengamatan

peletakkan telur kupu-kupu pada daun herba liar berbunga yang ada disetiap kuadran.

Sampel kupu-kupu yang diperoleh dikeluarkan dari kertas papilot. Rentangkan pada papan

perentang dengan bantuan jarum pentul yang di tusukkan pada toraks dan diidentifikasi

dengan buku Practical Guide to the Butterflies of Bogor Botanical Garden.

Data yang telah diambil dari lapangan kemudian diolah. Data kelimpahan relatif tumbuhan

herba dianalisis secara deskriptif dengan tampilan tabel. Data yang diperoleh ditabulasi untuk

dihitung kelimpahan tumbuhan yang dikunjungi oleh kupu-kupu untuk memperoleh nektar

dan kelimpahan relatif di habitat.

𝐾𝑟. 𝑡𝑢𝑚𝑏𝑢ℎ𝑎𝑛 = 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑖𝑛𝑑𝑖𝑣𝑖𝑑𝑢 𝑡𝑢𝑚𝑏𝑢ℎ𝑎𝑛

𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑖𝑛𝑑𝑖𝑣𝑖𝑑𝑢 𝑡𝑢𝑚𝑏𝑢ℎ𝑎𝑛 𝑥 100%

Keterangan: Kr = Kelimpahan relatif

Untuk mengetahui rasio preferensi setiap jenis kupu – kupu dengan mengunjungi bunga untuk

memperoleh nektar dan meletakkan telur pada daun, ditabulasi dengan menghitung rasio

preferensi menurut Crawly (1983: 160) sebagai berikut :

Rasio preferensi = % !"#$"#%&# !"#"!!"#" !"#$% ! !"#" !"#$% !"#$"!!" !

% !"#$% !"#$"!!" ! !" !!"#$!$

Preferensi pakan ..., Utami Nur Huwaida, FMIPA UI, 2016

Page 8: Preferensi Pakan Kupu-kupu Pada Beberapa Jenis Herba Liar

Hasil Penelitian dan Pembahasan

Tabel 1. Rasio Preferensi Pakan Kupu-kupu dan Preferensi Peletakkan Telur terhadap 4 jenis herba liar

di 5 lokasi lahan terbuka di kampus UI Depok

No Nama Spesies Famili

Rasio Preferensi Pakan Kupu-kupu

Jenis Herba Liar Rasio

Preferensi peletakkan

telur Tridax procumbens

Asystasia gangetica

Cyanthillium cinereum

Oxalis barelierri S.D

1. Papilio demoleus Papilionidae 1,95 1,68 1,03 0,95 0,48 -

2. Appias olferna

Pieridae

1,24 1,36 0,75 1,41 0,30 -

3. Delias hyparete 1,18 1,63 1,17 1,31 0,21 -

4. Eurema hecabe 1,51 1,46 0,65 0,73 0,46 -

5. Leptosia nina 1,46 1,75 0,67 1 0,47 -

6. Catopsilia pomona 0,60 2,23 0,14 0,85 0,89 -

7. Delias periboea 0,74 1,33 0,89 1,54 0,37 -

8. Junonia orithya

Nymphalidae

1,41 0,88 0,41 0,48 0,45 -

9. Hypolimnas bolina 1,55 0,51 0,52 7,02 3,11 -

10. Ypthima horsfieldii 1,25 1,71 0,27 0,52 0,66 -

11. Junonia almana 0,72 0,41 0,19 0,37 0,22 -

Pengamatan preferensi pakan kupu-kupu di lima lokasi lahan terbuka Kampus UI Depok

dilakukan pada pukul 08.30 – 11.00 WIB di bulan Februari – April 2016. Jumlah seluruh

individu ke-empat jenis tumbuhan herba liar di 5 titik lokasi penelitian sebanyak 647 individu,

terdiri atas jenis Tridax procumbens (168 individu), Asystasia gangetica (216 individu),

Cyanthillium cinereum (136 individu), dan Oxalis barrelieri (127 individu). Jumlah kupu-

kupu yang diperoleh sebanyak 11 jenis kupu-kupu dari 5 titik lokasi penelitian di lahan

terbuka Kampus UI Depok yang mengunjungi herba liar Tridax procumbens, Asystasia

gangetica, Cyanthillium cinereum, dan Oxalis barrelieri. Sebelas jenis kupu-kupu tersebut

terdiri dari 3 famili yaitu famili Papilionidae sebanyak 1 jenis yaitu Papilio demoleus,

Pieridae sebanyak 6 jenis yaitu Appias olferna, Delias hyparete, Eurema hecabe, Leptosia

nina, Catopsilia pomona, dan Delias periboea . Famili Nymphalidae sebanyak 4 jenis yaitu

Junonia orithya, Hypolimnas bolina, Ypthima horsfieldii dan Junonia almana. Perolehan data

Keterangan : S.D : Standar deviasi ; Nilai preferensi ≥ 1 : disukai ; Nilai preferensi < 1 : tidak disukai

Preferensi pakan ..., Utami Nur Huwaida, FMIPA UI, 2016

Page 9: Preferensi Pakan Kupu-kupu Pada Beberapa Jenis Herba Liar

preferensi pakan kupu-kupu terhadap empat jenis herba liar disajikan dalam bentuk tabel

(Tabel 1)

Deskripsi Jenis Kupu-kupu yang Mengunjungi 4 Jenis Herba Liar di Lahan Terbuka Kampus

UI Depok.

1. Papilio demoleus

Kupu-kupu tersebut memiliki rentang sayap sekitar 80-100 mm. Sayap belakang tidak

memiliki ekor. Bagian atas dari sayap depan yang sebagian besar hitam dan margin sayap

luar memiliki serangkaian bintik-bintik kuning tidak teratur. Sayap belakang bagian atas

memiliki tempat tornal merah dan pita hitam discal ditaburi dengan sisik kuning.

Persebarannya meliputi seluruh tropis dan subtropis wilayah Asia selatan, mulai dari

Arab Saudi, Iran, Timur Tengah, India, Nepal, Taiwan, China dan Jepang (Lewis 2009:

1). Kupu-kupu ini juga ditemukan Pulau Sumatra, Jawa, Sumba, Flores, dan Sulawesi

(Peggie & Amir 2006: 30).

Gambar 2. Papilio demoleus ♂ [Sumber : Dokumentasi Pribadi]

2. Appias olferna

Kupu-kupu tersebut memiliki rentang sayap 55 – 65 mm. Pada jantan dasarnya

berwarna putih dengan urat hitam yang menonjol pada bagian tepi. Kupu-kupu betina

berwarna putih dengan garis hitam lebih pekat dan sedikit warna kuning.

Persebarannya di Sumatra, Pulau Jawa, Malaysia, Singapura, Indonesia (Corbet &

Pendlebury 1956: 125).

Gambar 2.(1). Appias olferna ♂ [Sumber: Dokumentasi Pribadi]

Dorsal Ventral

Dorsal Ventral

Dorsal Ventral

Dorsal Ventral

Gambar 3.(1). Appias olferna ♂ [Sumber: Dokumentasi Pribadi]

Preferensi pakan ..., Utami Nur Huwaida, FMIPA UI, 2016

Page 10: Preferensi Pakan Kupu-kupu Pada Beberapa Jenis Herba Liar

Gambar 3.(2). Appias olferna ♀ [Sumber: Dokumentasi Pribadi]

3. Delias hyparete

Kupu-kupu tersebut memiliki rentang sayap sekitar 4 – 6cm. Permukaan atas sayap

berwarna putih dengan garis hitam pada tepinya, permukaan sayap belakang berwarna

kuning , merah dan putih. Kupu-kupu ini sekilas mirip seperti Delias periboea namun

berukuran lebih kecil. Persebarannya di wilayah Jawa, Sumatra, Bali, Kalimantan, dari

Himalaya hingga Indo-Cina (Otsuka 1988: 10; Peggie & Amir 2006: 44).

Gambar 4. Delias hyparete ♂ [Sumber : Dokumentasi Pribadi]

4. Eurema hecabe

Kupu-kupu tersebut memiliki sayap berwarna dasar kuning dengan tepi sayap berwarna

hitam dan pada ventral sayap memiliki garis-garis kecil berwarna kuning kecokelatan.

Kepala berwarna hitam ditutupi sisik berwarna kuning, mata berwarna cokelat,

abdomen berwarna hitam dengan sisik kuning. Sayap belakang berbentuk oval.

Probosis berukuran besar dan sangat melingkar. Panjang total tubuh 13,41 mm dan

betina berukuran 14,22 mm (Mal dkk. 2014: 94). rsebarannya di wilayah Sumatra,

Jawa, Bali, Nusa Tenggara, Kalimantan, Sulawesi, Papua, wilayah Asia dan Afrika

(Peggie & Amir 2006: 48 ; Mal dkk. 2014: 94).

Dorsal Ventral

Dorsal Ventral

Dorsal Ventral

Dorsal Ventral

Preferensi pakan ..., Utami Nur Huwaida, FMIPA UI, 2016

Page 11: Preferensi Pakan Kupu-kupu Pada Beberapa Jenis Herba Liar

5. Leptosia nina

Kupu-kupu tersebut memiliki rentang sayap 40 – 5 mm. Terbang dengan kecepatan

lambat dan terbang tidak beraturan. Abdomen berwarna putih, kepala berwarna putih

kehijauan. Tepi sayap depan membulat.Sayap seluruhnya berwarna putih kecuali untuk

perbatasan apikal hitam dan subapical titik hitam pada sayap depan. Sayap belakang

seluruhnya berwarna putih tanpa tanda hitam. Pada bagian margin dan kosta memiliki

titik-titik hitam (Deepika dkk. 2014: 955). Persebarannya di wilayah Sumatra, Jawa,

Bali, Nusa Tenggara, Kalimantan, Sulawesi, Tanimbar, dari Indo-Cina, Filipina, dan

India (Peggie & Amir 2006: 51).

Gambar 6. Leptosia nina ♂ [Sumber: Dokumentasi Pribadi]

6. Catopsilia pomona

Kupu-kupu tersebut memiliki rentang sayap sekitar 55 – 80 mm. Pada jantan dasarnya

berwarna putih dengan pangkal kuning. Kupu-kupu betina berwarna hijau kekuningan

dengan garis hitam mencolok sepanjang kedua sayap. Antena berwarna merah. Pada

sayap belakang memiliki bintik-bintik kecil kemerahan pada bagian vena marginal. Sisi

ventral memiliki warna yang bervariasi seperti coklat kemerahan, kuning kecoklatan,

kuning hingga kuning kehijauan atau putih (Corbet & Pendlebury 1956: 132; Otsuka

1988: 10). Persebarannya meliputi daerah Sumatra, Jawa, Bali, Nusa Tenggara,

Kalimantan, Sulawesi, Maluku, Papua, daerah Indo-China, Filipina, dan Australia

(Peggie & Amir 2006: 39).

Dorsal Ventral

Dorsal Ventral

Gambar 5. Eurema hecabe ♂ [Sumber: Dokumentasi Pribadi]

Dorsal Ventral

Dorsal Ventral

Preferensi pakan ..., Utami Nur Huwaida, FMIPA UI, 2016

Page 12: Preferensi Pakan Kupu-kupu Pada Beberapa Jenis Herba Liar

Gambar 7. Catopsilia pomona ♀ [Sumber: Dokumentasi Pribadi]

7. Delias periboea

Kupu-kupu jantan memiliki warna dasar putih dengan sayap belakang warna kuning

dan vena tidak menghitam pada sayap belakang (pada bagian yang kuning). Pada sayap

depan vena menghitam. Kupu-kupu betina vena permukaan atas pada sayap depan

hitam dan berbaur dengan sisik cokelat tua. Persebarannya di Jawa, Bali, Lombok,

Sumbawa, Flores dan Alor (Peggie & Amir 2006: 45).

Gambar 8. Delias periboea ♂ [Sumber: Dokumentasi Pribadi]

8. Junonia orithya

Kupu-kupu tersebut memiliki rentang sayap sekitar 40–60 mm. Kepala berwarna coklat

kemerahan. Kupu-kupu jantan memiliki sayap depan berwarna hitam dengan garis

putih, dan sayap belakang biru dengan ocellus subtornal oranye-merah. Sedangkan

sayap betina berwarna cokelat bata dan memiliki pola yang sama seperti pola pada

sayap jantan. Persebarannya meliputi Sumatra, Jawa, Kalimantan, Nusa Tenggara,

Sulawesi, Maluku, Papua, dari Afrika, Indo-Cina, Filipina dan Australia bagian utara

(Peggie & Amir 2006: 79).

Dorsal Ventral

Dorsal Ventral

Dorsal Ventral

Dorsal Ventral

Preferensi pakan ..., Utami Nur Huwaida, FMIPA UI, 2016

Page 13: Preferensi Pakan Kupu-kupu Pada Beberapa Jenis Herba Liar

Gambar 9.(2). Junonia orithya ♀ [Sumber: Dokumentasi Pribadi] 9. Hypolimnas bolina

Kupu-kupu ini memiliki rentang sayap sekitar 70 – 100 mm. Kupu-kupu jantan

berwarna hitam dan memiliki bulatan berwarna putih kebiruan pada keempat

sayapnya.. Pada betina berwarna cokelat gelap dengan bulatan berwarna putih kebiruan

dikedua sayap. Abdomen berwarna cokelat dengan garis putih (Corbet & Pendlebury

1956: 134; Deepika dkk. 2014: 951). Persebarannya meliputi Sumatra, Jawa, Bali,

Kalimantan, Nusa Tenggara, Sulawesi, Maluku, Papua, Madagaskar, Indo-Cina, India,

Filipina, Micronesia dan Polynesia (Peggie & Amir 2006: 73).

Gambar 4.1.1.(9) Hypolimnas bolina ♂

10. Ypthima horsfieldii

Kupu-kupu tersebut memiliki dua garis yang menghiasi pola titik, gelap melintasi

bawah kedua sayap, sayap depan memiliki satu titik mata besar berwarna putih dilapisi

warna hitam dan kuning. Sayap belakang terdiri dari lima bintik mata yang ukurannya

berbeda dan terpola (IPBiotics 2014: 1). Persebaran meliputi pulau Jawa, Bawean,

Sumatra, Kangean, dan Bali (Peggie & Amir 2006: 89).

Gambar 10. Ypthima horfieldii ♂ [Sumber: Dokumentasi Pribadi]

Dorsal Ventral Dorsal Ventral

Dorsal Ventral

Dorsal Ventral

Dorsal Ventral Dorsal Ventral

Gambar 10. Hypolimnas bolina ♂ [Sumber : Dokumentasi Pribadi]

Gambar 9. Junonia orithya ♂ [Sumber : Dokumentasi Pribadi]

Gambar 11. Ypthima horsfieldii ♂ [Sumber : Dokumentasi Pribadi]

Preferensi pakan ..., Utami Nur Huwaida, FMIPA UI, 2016

Page 14: Preferensi Pakan Kupu-kupu Pada Beberapa Jenis Herba Liar

11. Junonia almana

Rentangan sayap sekitar 60 – 65 mm. Sayap berwarna cokelat bata dengan dua ocelli di

kedua sayap dan pada bagian margin sayap. Sayap depan dan belakang memiliki garis

hitam melintasi dari costa ke dorsal. Pada jantan berwarna kecokelatan dan pada betina

berwarna kekuningan. Ocelli pada betina lebih menonjol dibandingkan dengan jantan

(Deepika dkk. 2014: 951). Persebaran meliputi Sumatra, Jawa, Nusa Tenggara,

Kalimantan, Sulawesi, India, Indo-Cina, dan Filipina (Peggie & Amir 2006: 75).

Preferensi Pakan Kupu-kupu terhadap 4 Jenis Herba Liar di Lahan Terbuka Kampus UI

Depok.

Nilai rasio preferensi lebih besar sama dengan satu dapat dikatakan bahwa kupu-kupu

menyukai bunga dari jenis herba liar tersebut, namun bila rasio kurang dari satu dapat

dikatakan bahwa kupu-kupu menghindari bunga dari jenis herba liar tersebut. (Tabel 1)

(Crawley 1983: 161). Berdasarkan Tabel 1. diketahui bahwa delapan jenis kupu-kupu

menyukai bunga dari herba liar Tridax procumbens yaitu Papilio demoleus (Papilionidae),

Appias olferna, Delias hyparete, Eurema hecabe, Leptosia nina (Pieridae), Junonia orithya,

Hypolimnas bolina, Ypthima horsfieldii, (Nymphalidae). Tujuh dari delapan jenis kupu-kupu

termasuk ke dalam famili Pieridae dan Nymphalidae yang menyukai bunga dengan warna

putih, kuning, ungu, dan merah (Tiple dkk. 2009: 875). Bunga herba liar Tridax procumbens

memiliki warna ray florets putih dan disc florets berwarna kuning (Varalakshmi & Solomon

2013: 128). Delapan jenis kupu-kupu menyukai Asystasia gangetica yaitu Papilio demoleus

(Papilionidae), Appias olferna, Delias hyparete, Eurema hecabe, Leptosia nina, Catopsilia

pomona, Delias periboea (Pieridae). Bunga herba liar Asystasia gangetica memiliki warna

putih pada petalnya dan garis biru keunguan pada petal bawahnya. Hal tersebutlah yang

diduga famili Papilionidae dan Pieridae tertarik untuk datang dan mengambil nektar pada

bunga tersebut.

Dorsal Ventral Dorsal Ventral

Gambar 12. Junonia almana ♂ [Sumber: Dokumentasi Pribadi]

Preferensi pakan ..., Utami Nur Huwaida, FMIPA UI, 2016

Page 15: Preferensi Pakan Kupu-kupu Pada Beberapa Jenis Herba Liar

Cyanthillium cinereum disukai oleh dua jenis kupu-kupu yaitu Papilio demoleus

(Papilionidae), Delias hyparete (Pieridae) (Tabel 1). Hal tersebut dikarenakan bunga herba

liar Cyanthillium cinereum berwarna ungu (Gambar 2.8.3). Salah satu faktor kupu-kupu

tertarik untuk mendatangi bunga karena warnanya, famili Papilionidae dan Pieridae menyukai

bunga dengan warna ungu, putih, dan merah (Tiple dkk. 2009: 875). Lima jenis kupu-kupu

menyukai Oxalis barrelieri yaitu Appias olferna, Delias hyparete, Leptosia nina, Delias

periboea (Pieridae), dan Hypolimnas bolina (Nymphalidae). Empat jenis di antaranya berasal

dari famili Pieridae, hal tersebut dikarenakan famili Pieridae menyukai bunga dengan warna

putih, merah, dan ungu (Tiple dkk. 2009: 875).

Kupu-kupu yang mengunjungi ke-empat jenis herba liar untuk mengambil nektarnya adalah

Delias hyparete. Hal tersebut menunjukkan bahwa Delias hyparete tidak bergantung pada

satu jenis bunga herba liar saja sebagai pakannya.

Papilio demoleus menyukai tiga jenis herba liar yaitu Tridax procumbens, Asystasia

gangetica, dan Cyanthillium cinereum. Appias olferna dan Leptosia nina menyukai Tridax

procumbens, Asystasia gangetica, dan Oxalis barrelieri. Eurema hecabe dan Ypthima

horsfieldii menyukai dua jenis herba liar yang sama yaitu Tridax procumbens dan Asystasia

gangetica. Delias periboea menyukai Asystasia gangetica. Hypolimnas bolina menyukai

Tridax procumbens dan keduanya sama-sama menyukai Oxalis barrelieri. Catopsilia pomona

hanya menyukai satu jenis saja yaitu Asystasia gangetica, sama halnya dengan Junonia

orithya yang hanya menyukai Tridax procumbens. Hanya Junonia almana yang menghindari

keempat jenis herba liar tersebut. Hal tersebut dikarenakan kupu-kupu tersebut hanya hadir

pada dua lokasi penelitian saja yaitu lokasi 1 dan lokasi 2. Selain itu, Junonia almana

memanfaatkan tumbuhan Lantana camara, Calotropis gigantea,dan Rostellularia

procumbens sebagai sumber pakan utama untuk memperoleh nektar (Bhupathi dkk 2012: 18).

Berdasarkan nilai rasio preferensi diketahui bahwa 8 dari 11 jenis kupu-kupu yang ditemukan

di 5 lokasi penelitian menyukai herba liar Tridax procumbens dan Asystasia gangetica (Tabel

1). Adapun beberapa faktor yang dapat menjelaskan keadaan tersebut seperti struktur bunga

dan daya tarik bunga, ketersediaan tumbuhan di lokasi penelitian dan sindroma bunga yang

disukai oleh kupu-kupu.

1. Struktur dan daya tarik bunga

Hasil penelitian menunjukkan bahwa herba liar Tridax procumbens dan Asystasia gangetica

paling banyak disukai oleh kupu-kupu (Tabel 1). Diduga hal tersebut terjadi karena warna

kuning pada disc florets Tridax procumbens menarik perhatian kupu-kupu untuk datang

karena didalam disc florets terkandung nektar. Warna kuning pada disc florets dijadikan

Preferensi pakan ..., Utami Nur Huwaida, FMIPA UI, 2016

Page 16: Preferensi Pakan Kupu-kupu Pada Beberapa Jenis Herba Liar

sebagai indikator oleh kupu-kupu untuk dikunjungi karena bunga tersebut masih segar dan

nektar yang dihasilkan masih berlimpah (Varalakshmi & Solomon 2013: 128 – 129). Kupu-

kupu terutama dari famili Nymphalidae dan Pieridae tertarik dan menyukai bunga dengan

warna kuning, putih, merah, merah muda dan ungu (Tiple dkk.. 2009: 875). Dalam mencari

bunga sebagai pakannya kupu-kupu memanfaatkan indera penciuman dan penglihatannya

(Boggs 1987: 374).

Herba liar kedua yang banyak dikujungi oleh kupu-kupu adalah Asystasia gangetica. Tidak

hanya kupu-kupu namun juga serangga lain menghampiri bunga tersebut karena bunga

Asystasia menggunakan petalnya yang berwarna putih dengan garis ungu kebiruan pada

bagian petal bawah untuk menarik perhatian kupu-kupu datang dan mengambil nektar (Murali

dkk. 2013: 804). Tidak hanya warna bunga namun bau yang harum juga berfungsi sebagai

pemikat untuk memikat serangga penyerbuk dan sebagai petunjuk untuk mengetahui

keberadaan pakan (Whitman 1988: 14).

2. Ketersediaan tumbuhan di lokasi penelitian

Proporsi pakan yang dimakan oleh hewan dipengaruhi oleh dua faktor yaitu faktor

pemilihan pakan (elektivitas) pada hewan dan faktor ketersediaan pakan tersebut di

lingkungan. Hewan memiliki elektivitas yang tinggi terhadap pakan tertentu, tetapi

proporsi pakan tersebut akan menjadi rendah bila jumlah yang tersedia di alam sedikit.

Sebaliknya, walaupun elektivitas hewan terhadap pakan tertentu rendah, maka proporsi

pakan tersebut akan menjadi tinggi bila jumlahnya di alam berlimpah (Lawor 1980: 246).

Dari hasil penelitian dapat diketahui bahwa total kelimpahan Tridax procumbens (168

individu) dan Asystasia gangetica (216 individu) di kelima lokasi penelitian jumlahnya

lebih banyak sehingga menyebabkan kupu-kupu lebih mudah untuk menemukannya.

Sedangkan jenis herba Cyanthillium cinereum (136 individu) dan Oxalis barrelieri (127

individu) memiliki kelimpahan paling rendah dibandingkan dengan Tridax procumbens

dan Asystasia gangetica. Selain karena faktor kelimpahan faktor lainnya seperti keadaan

dari bunga itu sendiri, seperti Cyanthillium cinereum pada saat pengambilan data bunga

dari herba liar tersebut sudah mekar. Hal tersebut menandakan bahwa bunga dari herba

Cyanthillium cinereum sudah terserbuki oleh pollinator lain sehingga sudah tidak ada lagi

nektar ataupun polen yang terdapat pada bunga tersebut dan kupu-kupu pun akhirnya

tidak mengunjungi bunga tersebut.

3. Sindroma bunga yang disukai oleh kupu-kupu

Preferensi pakan ..., Utami Nur Huwaida, FMIPA UI, 2016

Page 17: Preferensi Pakan Kupu-kupu Pada Beberapa Jenis Herba Liar

Menurut Faegri & Pijl (1979) dalam (Hingston & Peter 2000: 600) adanya sindroma

bunga menggambarkan karakteristik bunga atau ciri-ciri bunga yang disukai oleh kupu-

kupu antara lain bunga memiliki warna yang cerah dengan sedikit aroma, warna bunga

yang bervariasi, memiliki aroma yang menandakan bahwa pada bunga tersebut terdapat

nektar yang segar dan berlimpah, bunga berbentuk tabung sempit dengan bantalan petal

cukup besar, dan aroma bunga samar namun segar.

Sindroma bunga yang disukai oleh kupu-kupu di atas sesuai dengan ciri-ciri bunga Tridax

procumbens dan Asystasia gangetica. Hal tersebut dapat memberikan jawaban alasan

mengapa jenis herba Tridax procumbens dan Asystasia gangetica lebih di sukai

dibandingkan Cyanthillium cinereum dan Oxalis barrelieri.

Preferensi Peletakkan Telur pada Tumbuhan Inang

Hasil dari penelitian diketahui bahwa tidak ada kupu-kupu yang meletakkan telur pada

keempat jenis herba liar Tridax procumbens, Asystasia gangetica, Cyanthillium cinereum, dan

Oxalis barrelieri (Tabel 1). Hal tersebut menunjukkan bahwa tumbuhan pakan yang

digunakan oleh kupu-kupu berbeda dengan tumbuhan inang yang digunakan untuk

meletakkan telurnya (Tambaharu 2015: 22). Pada lokasi penelitian 5 teramati kupu-kupu jenis

Appias olferna (Pieridae) sedang meletakkan telurnya pada herba jenis Cleome rutidosperma

(Capparaceae).

Kupu-kupu famili Papilionidae memanfaatkan tumbuhan dari famili Aristolochiaceae,

Rutaceae, dan Lauraceae sebagai tumbuhan inang (Fiedler 1998: 287). Famili Pieridae

memanfaatkan tumbuhan dari famili Capparidaceae, Fabaceae, Caesalpiniaceae, Capparaceae,

dan Mimosaceae (Fiedler 1998: 288). Famili Nymphalidae memanfaatkan tumbuhan dari

famili Poaceae, Moracea, Asclepiadaceae, Apocynaceae, Urticaceae, Euphorbiaceae,

Mimosaceae, Arecaceae, Fabaceae, dan Rubiaceae (Fiedler 1998: 291).

Kesimpulan

1. Terdapat 11 jenis kupu-kupu yaitu Papilio demoleus, Appias olferna, Catopsilia pomona,

Delias hyparete, Eurema hecabe, Delias periboea, Ypthima horsfieldii, Junonia orithya,

Junonia almana, Hypolimnas bolina, dan Leptosia nina yang mengunjungi bunga herba

liar Tridax procumbens, Asystasia gangetica, Cyanthillium cinereum, dan Oxalis

barrelieri di Lahan Terbuka Kampus UI Depok

2. Jenis kupu-kupu yang menyukai Tridax procumbens dan Asystasia gangetica sebanyak 8

jenis, yang menyukai Cyanthillium cinereum 2 jenis dan Oxalis barrelieri 5 jenis

Preferensi pakan ..., Utami Nur Huwaida, FMIPA UI, 2016

Page 18: Preferensi Pakan Kupu-kupu Pada Beberapa Jenis Herba Liar

3. Tumbuhan pakan dan tumbuhan tempat kupu-kupu meletakkan telur berbeda jenis

tumbuhannya

4. Preferensi pakan kupu-kupu dipengaruhi oleh struktur dan daya tarik bunga, ketersediaan

tumbuhan di lokasi penelitian, dan sindroma bunga yang disukai oleh kupu-kupu

5. Jenis herba liar Tridax procumbens dan Asystasia gangetica dapat digunakan sebagai

tumbuhan pemikat pada lokasi yang akan dijadikan taman kupu-kupu

Saran

Perlu dilakukan penelitian lanjutan mengenai preferensi kupu-kupu terhadap tumbuhan inang,

aktifitas harian kupu-kupu, konsentrasi nektar yang terkandung pada bunga serta siklus hidup

kupu-kupu di lokasi penelitian untuk mempertahankan keberadaan dan kelangsungan hidup

kupu-kupu di Kampus Universitas Indonesia Depok.

Daftar Referensi

Bariyah, K. 2011. Hubungan Panjang Proboscis Kupu – kupu dengan Preferensi Pakan di

Areal Kampus I Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta. Skripsi

Jurusan Biologi FMIPA Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah, Jakarta:

87 hlm.

Bhupathi, R. M., E. Rao., S. Deepika & Atluri. 2012. Life history and larval performance of

the peacock pansy butterfly, Junonia almana Linnaeus (Lepidoptera: Rhopalocera:

Nymphalidae). IOSR Journal of Environmental Science, Toxicology, and Food

Technology. 1(2): 17 – 21.

Boggs, C.L. 1987. Ecology of Nectar and Pollen Feeding in Lepidoptera. Dalam: Slansky Jr.,

F. & J. G. Rodriguez (eds.). Nutritional ecology of insects, mites, spiders, and related

invertebrates. John Wiley & Sons, Inc., New York: xxxiv + 1086 hlm.

Chung, R.C.K. 1999. Oxalis (Oxalidaceae). www.researchgate.net/publication/272509688. 6

hlm. 26 Januari 2016 pkl. 16.30 WIB.

Corbet, A.S. & H.M. Pendlebury. 1956. The Butterflies of The Malay Peninsula. 2nded. Oliver

& Boyd, Edinburgh: x + 539 hlm + 55 plates.

Crawly, M.J. 1983. Herbivory: The Dynamics of Animal-plants Interactions. Blackwell

Scientific Publications, Oxfords: x + 473 hlm.

Davies, H. & C.A. Butler. 2008. Do butterflies bite? : fascinating answer to questions about

butterflies and moths. Rutgers University Press, New Jersey : xvi + 244 hlm.

Preferensi pakan ..., Utami Nur Huwaida, FMIPA UI, 2016

Page 19: Preferensi Pakan Kupu-kupu Pada Beberapa Jenis Herba Liar

Deepika, D.S., J.B. Athluri & L. Sowmya. 2014. Occurrence and distribution of Flying jewels

in Visakhapatnam. International Journal of Advanced Research. 2(6): 948 – 958.

Faegri, K. & van der Pijl L.1979. The Principles of Pollination Ecology. Dalam: Hungston,

A.D. & Peter, B.Mc.Q. 2000. Are pollination syndromes useful predictors of floral

visitors in Tasmania?. Austral Ecology. 25: 600 – 609.

Fiedler, K.1998. Diet breadth and host plant diversity of tropical- vs. temperate-zone

herbivores: South-East Asian and West Palaearctic butterflies as a case study.

Ecological Entomology, 23: 285 – 297.

Handayani, N.W. 2000. Preferensi kupu-kupu terhadap beberapa jenis bunga di kampus UI

Depok. Skripsi Departemen Biologi FMIPA UI, Depok: viii + 60 hlm.

Huwaida, U.N. 2015. Distribusi dan Keragaman Jenis Kupu-kupu di Kampus Universitas

Indonesia (UI) Depok, Jawa Barat. Makalah disampaikan pada Seminar Nasional PBI

Biologi Perkotaan 9 November 2016, Jakarta: v+44 hlm.

IPBiotics.2014.Ypthima horsfieldii.

http://apps.cs.ipb.ac.id/ipbioticsnew/index.php/kupu/1334. 1hlm. 11 Mei 2016 pkl.

20.22 WIB.

Lewis, D.S. 2009. Lime Swallowtail, Chequered Swallowtail, Citrus Swallowtail Papilio

demoleus Linnaeus (Insecta: Lipidoptera: Papilionidae). IFAS Extension University of

Florida. EENY 444: 5 hlm.

Lawor, L.R. 1980. Overlap, similarity and competition coefficients. Ecology 6 (2): 245 – 251.

Mal, B. , N. Memon., S.A. Memon., M.A. Shah & J.K. Turk. 2014. First record and

redescription of Eurema hecabe simulata M. (Lepidoptera: Pieridae) from Sanghar,

Sindh, Pakistan. Journal of Entomology and Zoology Studies. 2(4): 93 – 98.

Mastrigt, V.H. & E. Rosariyanto. 2005. Buku panduan lapangan : kupu-kupu untuk wilayah

Membrano sampai pegunungan Cyclops. Conservation International-Indonesia

Program, Jakarta: xii + 146 hlm.

Murali, S., P. Dananjaya, G.N. Reddy, & T. Vinayaka. 2013. Study of Insect Pollinator’s

Diversity in Asystasia gangetica (L.). Environment & Ecology, Department of

Entomology, UAS. 31(2A): 804 – 806.

Noerdjito,W. A. & P. Aswari .2003. Metode survey dan pemantauan populasi satwa. Puslit

Biologi-LIPI, Cibinong: v + 79 hlm.

Otsuka, K. 1988. Butterflies of Borneo Vol 1. Tobishima Corporation. Tokyo: xx + 61 hlm +

80 plates.

Peggie, D. 2014. Mengenal Kupu-kupu. Pandu Aksara Publishing, Jakarta: v + 78 hlm.

Preferensi pakan ..., Utami Nur Huwaida, FMIPA UI, 2016

Page 20: Preferensi Pakan Kupu-kupu Pada Beberapa Jenis Herba Liar

Peggie, D. & M. Amir. 2006. Practical Guide to the butterflies of bogor botanical garden.

Bidang Zoologi, Pusat Penelitian Biologi, LIPI, Cibinong: v + 126 hlm.

Prawirata, H. 2011. Asystasia gangetica (L.) subsp. micrantha (Nees). Pusat Penelitian

Kelapa Sawit. Vol. G – 0001. 2 hlm.

Sari, E.F.W. 2013. Keanekaragaman Kupu – kupu Nymphalidae di Pulau Tegal dan Pulau

Pahawang Kecil, Teluk Lampung. Skripsi. Lampung: xiv + 62 hlm.

Soekardi, H., A. Larasati, A. Djausal & Martinus. 2016. Kupu-kupu Lampung Taman Kupu-

kupu Gita Persada. Yayasan Sahabat Alam, Lampung: 120 hlm.

Sulistyani, T.H. 2013. Keanekaragaman Jenis Kupu – kupu (Lepidoptera : Rhopalocera) di

Kawasan Cagar Alam Ulolanang Kecubung Kabupaten Batang. Skripsi Jurusan

Biologi FMIPA Universitas Negeri Semarang. Semarang: xi + 79 hlm.

Syah, Ar.S., S.M. Sulaiman & R. Pitopang. 2014. Jenis – jenis Tumbuhan Asteraceae di Desa

Mataue, Kawasan Taman Nasional Lore Lindu. Online Jurnal of Natural Science.

3(3): 297 – 312.

Tambaharu, E. 2015. Pemanfaatan Tumbuhan Sebagai Pakan Larva Kupu – kupu di Kawasan

Taman Nasional Bantimurung Bulusaraung Maros. Jurnal Alam dan Lingkungan.

6(11): 22 – 27.

Taqqyudin, J. Sirait, I. Nirwandi, L. Hakim, A. Ramelan & Firdausy. 1997. Atlas Kampus

Universitas Indonesia. FMIPA UI, Depok: v + 40 hlm.

Tiple, A.D., A.M. Khurad. & R.L.H. Dennis. 2009. Adult Butterfly feeding-nectar flower

associations: constraints of taxonomic affillation, butterfly, and nectar flower

morphology. Journal of Natural History. 33 (14): 855 – 884.

Utami, E.N. 2012. Komunitas kupu-kupu (Ordo Lepidoptera: Papilionoidea) Di Kampus

Universitas Indonesia Depok, Jawa Barat. Skripsi Departemen Biologi FMIPA UI,

Depok: xiv + 93 hlm.

Varalakshmi,P. & A.J.S. Raju. 2013. Psychophilous and Melittophilous Pollination Syndrome

in Tridax procumbens L. (Asteraceae). TAPROBANICA. 5(2): 124 – 130.

Preferensi pakan ..., Utami Nur Huwaida, FMIPA UI, 2016