klasifikasi kingdom plantae

33
Klasifikasi Kingdom Plantae / Kerajaan Tumbuhan - Thallophyta, Bryophyta, Pteridophyta dan Spermatophyta - Pelajaran Biologi Thu, 31/08/2006 - 11:20pm — godam64 Dalam golongan tumbuh-tumbuhan atau pohon-pohonan yang disebut juga kingdom plantae atau kerajaan tumbuh-tumbuhan dapat kita bagi-bagi menjadi beberapa divisi, antara lain adalah : 1. Divisi Thallophyta / Thalopita / Thalophita Divisi thallophyta adalah tumbukan yang memiliki thalus termasuk diantaranya adalah golongan jamur / fungi, bakteri dan ganggang / alga. 2. Divisi Bryophyta / Briopita / Briophita Divisi bryophyta meliputi golongan lumut-lumutan 3. Divisi Pteridophyta / Pteridopita / Pteridophita Divisi pteridophyta meliputi golongan paku-pakuan 4. Divisi Spermatophyta / Spermatopita / Spermatophita Divisi spermatophyta meliputi golongan tumbuhan berbiji baik tumbuhan berbiji keping satu (monokotil) maupun dua (dikotil) Berdasarkan morfologi atau susunan tubuh tumbuhan bisa dibedakan lagi atas dua jenis kelompok, yakni : 1. Thallophyta Definisi Thallophyta : Adalah tumbuhan yang belum memiliki daun, akar dan batang yang jelas. 2. Cormophyta / Kormopita / Kormophita Denisisi dan Pengertian Cormophita : Adalah tumbuhan yang batang, akar dan daun sudah jelas yang meliputi tiga divisi selain thalophita yaitu bryophita, pteridophita dan spermatophita.

Upload: dani-dwi-sucahyono

Post on 20-Oct-2015

103 views

Category:

Documents


6 download

TRANSCRIPT

Page 1: Klasifikasi Kingdom Plantae

Klasifikasi Kingdom Plantae / Kerajaan Tumbuhan - Thallophyta, Bryophyta, Pteridophyta dan Spermatophyta - Pelajaran Biologi

Thu, 31/08/2006 - 11:20pm — godam64

Dalam golongan tumbuh-tumbuhan atau pohon-pohonan yang disebut juga kingdom plantae atau kerajaan tumbuh-tumbuhan dapat kita bagi-bagi menjadi beberapa divisi, antara lain adalah :

1. Divisi Thallophyta / Thalopita / ThalophitaDivisi thallophyta adalah tumbukan yang memiliki thalus termasuk diantaranya adalah golongan jamur / fungi, bakteri dan ganggang / alga.

2. Divisi Bryophyta / Briopita / BriophitaDivisi bryophyta meliputi golongan lumut-lumutan

3. Divisi Pteridophyta / Pteridopita / PteridophitaDivisi pteridophyta meliputi golongan paku-pakuan

4. Divisi Spermatophyta / Spermatopita / SpermatophitaDivisi spermatophyta meliputi golongan tumbuhan berbiji baik tumbuhan berbiji keping satu (monokotil) maupun dua (dikotil)

Berdasarkan morfologi atau susunan tubuh tumbuhan bisa dibedakan lagi atas dua jenis kelompok, yakni :

1. ThallophytaDefinisi Thallophyta : Adalah tumbuhan yang belum memiliki daun, akar dan batang yang jelas.

2. Cormophyta / Kormopita / KormophitaDenisisi dan Pengertian Cormophita : Adalah tumbuhan yang batang, akar dan daun sudah jelas yang meliputi tiga divisi selain thalophita yaitu bryophita, pteridophita dan spermatophita.

Tambahan :Anda dapat mencari informasi mengenai monokotil dan dikotil di situs organisasi.org ini dengan menggunakan fitur pencarian / search.

Page 2: Klasifikasi Kingdom Plantae

Ini adalah tembolok Google' untuk http://mailplp.blogspot.com/2010/11/laporan-kapang-kamir.html. Gambar ini adalah jepretan laman seperti yang ditampilkan pada tanggal 1 Jul 2011 18:21:02 GMT. Sementara itu, halaman tersebut mungkin telah berubah. Pelajari Selengkapnya

Versi hanya teksBerikut adalah frasa penelusuran yang disorot: klasifikasi kingdom aspergillus niger  

mail plp

tuntutlah ilmu demi masa depan

Fish

7 Nov 2010

laporan kapang kamir

BAB I

PENDAHULUAN

A.     Latar Belakang

Penggunaan jamur (cendawan, kapang, dan khamir) dalam kehidupan kita

sehari-hari bukanlah hal yang baru, apakah itu menyangkut proses fermentasi

sederhana, atau proses fermentasi yang berkembang sampai ke skala industri.

Beribu-ribu tahun lalu, tanpa sadar, manusia sudah memanfaatkan kapang dan

khamir untuk menghasilkan makanan tertentu dan juga untuk mengawetkan aneka

bahan pangan. Contohnya adalah yoghurt, anggur, kefir, aneka tempe, oncom, keju

khusus, dan lain sebagainya. Rasa dan aroma bahan pangan yang ditumbuhi

kapang atau khamir disukai oleh banyak bangsa karena rasanya yang enak dan

Page 3: Klasifikasi Kingdom Plantae

aromanya yang khas. Pengalaman membuktikan bahwa makanan fermentasi

tradisional yang berjamur itu tidak racun, sehingga manusia berusaha untuk selalu

membuatnya dengan proses perlakuan yang sama agar produk yang diperolehnya

sama pula. Mereka tidak mengetahui sama sekali bahwa aktivitas jamur dapat

menyebabkan perubahan pada bahan pangan mereka. Apabila timbul suatu bau

yang busuk baru mereka katakan, bahwa pangan tersebut sudah rusak dan tidak

akan mereka konsumsi lagi. Teknologi yang menggunakan khamir misalnya,

merupakan aplikasi sains tertua yang dapat ditelusur dan telah ditemukan kurang

lebih 6000 tahun lalu di Mesir.

B.     Rumusan Masalah

1.       Bagaimana bentuk dan jenis jamur yang terdapat pada suatu sampel?

2.        Bagaimana bentuk, morfologi, jenis dan karakter dari jamur murni Aspergillus

niger, Mucos sp, Rhizopus oligosporus dan Penicillium crysogenum dan sampel bolu

berjamur, ikan goring ber jamur, kulit durian berjamur dan biscuit berjamur dengan

menggunakan metode makroskopik   

C.     Maksud Percobaan

Maksud dari percobaan ini adalah untuk mengetahui dan memahami morfologi kapang dan khamir secara makroskopik., mikroskopik, dan slide culture.

D.     Tujuan Percobaan

Untuk mengamati morfologi jamur murni Aspergillus niger, Mucos sp, Rhizopus oligosporus dan Penicillium Crysogenum  dan sampel berjamur seperti bolu, ikan goring, kulit durian dan biscuit dengan menggunakan metode mikroskopik langsung, slide cultur dan makroskopik

Page 4: Klasifikasi Kingdom Plantae

E.      Manfaat Praktikum

Agar dapat mengetahui bentuk morfologi suatu jamur pada suatu sampel dengan menggunakan metode mikroskopik langsung, makroskopik dan slide culture

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A.  Teori Umum

Istilah petumbuhan sebagaimana yang digunakan pada bakteri mengacu

pada perubahan populasi total dan bukannya perubahan dalam suatu organisme

saja. Tambahan pula, pada kondisi pertumbuhan seimbang ada suatu pertambahan

semua komponen selular secara teratur. Akibatnya, pertumbuhan dapat ditentukan

tidak hanya dengan cara mengukur jumlah sel tetapi juga dengan mengukur jumlah

berbagai komponen selular (Pelzar, 2001)

Identifikasi mikroba adalah salah satu tugas yang lazim dilakukan dalam

laboratorium mikrobiologi. Dilaboratorium diagnostik  penyakit, isolasi dan perincian

mikroba yang bersal dari penderita penyakit harus dilaksakan dengan cepat dan

tepat sehingga  pengobatan dapat diberikan  sedini mungkin.   Perincian

mikroorganisme yang diisolasi dari makanana atau minuman yang terlibat dalam

pencemaran harus dilakukan secapat mungkin agar wabah keracunan akibat makan

dabn minuman yang tercemar dapat dihentikan (Lay Bibiana, 1994)

Page 5: Klasifikasi Kingdom Plantae

Jamur pada umumnya adalah organisme yang berbentuk benang,

multiselluler, tidak berklorofil. Jamur berkembangbiak secara vegetatif dan generatif

dengan berbagai macam spora. Macam spora yang terjadi dengan tiada perkawinan

ialah (Natsir, dkk , 2003).

1.     Spora biasa yang terjadi karena protoplasma dalam suatu sel tertentu berkelompok

kecil-kecil, masing-masing mempunyai membran inti sendiri.

2.     Konidiospora, yaitu spora yang terjadi karena ujung suatu hife berbelah-belah

seperti tasbih.

3.    Pada beberapa spesies, bagian-bagian miselium dapat membesar serta berdinding

tebal; bagian itu merupakan alat pembiak yang disebut klamidiospora.

4.    Jika bagian miselium-miselium itu tidak menjadi lebih besar daripada aslinya, maka

bagian-bagian itu disebut artrospora.

Secara umum fungi dapat dibagi menjadi dua kelompok  berdasarkan atas tipe selnya yaitu (Pelczar,2001) :

1.     Fungi bersifat uniselluler (khamir)

2.    Fungi yang bersifat multiselluler (kapang)

           Kapang adalah fungi multiseluler yang mempunyai filamen, dan

pertumbuhannya pada makanan mudah dilihat karena penampakannya yang

berserabut seperti kapas. Pertumbuhannya mula-mula akan berwarna putih, tetapi

jika spora telah timbul akan terbentuk berbagai warna tergantung dari jenis kapang.

Kapang terdiri dari suatu thallus (jamak = thalli) yang tersusun dari filamen yang

bercabang yang disebut hifa ( tunggal = hypha, jamak = hyphae). Kumpulan dari

hifa disebut miselium ( tunggal = mycelium, Jamak = mycelia) (Pelczar,2001).

Page 6: Klasifikasi Kingdom Plantae

           Khamir (“yeast”) adalah fungi bersel satu yang mikroskopik, beberapa

generasi ada yang membentuk miselium dengan percabangan. Khamir hidupnya

sebagian ada yang saprofit dan ada beberapa yang parasitik. Sel khamir

mempunyai ukuran yang bervariasi, yaitu dengan panjang  1-5 μm sampai 20-50

μm, dan lebar 1-10 μm.  (Pelczar,2001).

           Khamir termasuk fungi tetapi dibedakan dari kapang karena bentuknya yang

bersifat uniseluler. Reproduksi khamir tertutama dengan cara pertunasan. Sebagai

sel tunggal khamir tumbuh dan berkembang biak lebih cepat jika dibandingkan

dengan kapang karena mempunyai perbandingan luas permukaan dengan volume

yang lebih besar. Khamir pada umumnya diklasifikasikan berdasarkan sifat-sifat

fisiologinya dan tidak atas perbedaan morfologinya seperti pada kapang. Beberapa

kapang tidak membentuk spora dan digolongkan ke dalam fungi imperaktif dan

yang lain membentuk spora seksual sehingga digolonggakn ke dalam Ascomycetes

dan Basidiomycetes (Natsir, dkk ; 2003).

B.     Uraian Bahan

1.     Gliserol 10 % (Dirjen POM,1979)

Nama resmi                :  Glyserolum

Sinonim                       :  Gliserin

RM / BM                     :  C3H8O3    /  92,10 

                   : Cairan seperti sirup jernih, tidak berwarna, tidak berbau, manis diikuti rasa hangat.

                   : Gliserol dapat  dicampur  dengan  air  dan dengan  etanol 95% P     

Page 7: Klasifikasi Kingdom Plantae

Penyimpanan               :  Dalam wadah tertutup rapat

                    :  Sebagai zat pemberi kelembaban

2.    Asam tartrat (Dirjen POM,1979)

Nama resmi                :  Tartrat acid

Sinonim                      :  Asam tartrat

RM                             :  C4H6O6  

                  : Hablur tidak berwarna atau serbuk putih , tidak berbau, rasa sangat asam.

                 : Sangat mudah larut dalam air, mudah larut   dalam etanol (95%) P, sukar larut dalam eter P.

Penyimpanan               :  Dalam wadah tertutup rapat

                   :  Sebagai zat pemberi suasana asam

3.    Air suling (Dirjen POM,1979)

Nama resmi                :  Aqua destillata

Sinonim                       :  Aquadest, air suling

RM / BM                     :  H2O / 18,02

                   : Cairan jernih, tidak berwarna, tidak berbau, Tidak berasa.

Penyimpanan               :  Dalam wadah tertutup rapat.

Kegunaan                    :  Sebagai pelarut.

4.    Metylen Blue (Paul G.Stecher,1968)

Nama Resmi                :  Metylen blue

Sinomin                       :  Biru Metil

RM / BM                     :  C37H27N3Na2O9S3 / 799,80

Pemerian                     :  Serbuk biru gelap

Kelarutan                              : Larut dalam air

Page 8: Klasifikasi Kingdom Plantae

Penyimpanan                : Dalam wadah tertutup rapat

Kegunaan                     : Sebagai pewarna.

C.     Uraian Mikroba

        1.     Aspergillus niger (Wikipedia Indonesia)

  Klasifikasi

Domain         : Eukaryota

Kingdom       : Fungi

Phylum         : Ascomycota

Subphylum   : Pezizomycotina

Class            : Eurotiomycetes

Order                   : Eurotiales

Family                   : Trichocomaceae

Genus          : Aspergillus

Species       : Aspergillus niger

  Morfologi  (wikipedia indonesia)

Aspergillus niger dapat tumbuh optimum pada suhu 35-37ºC, dengan suhu minimum 6-8ºC, dan suhu maksimum 45-47ºC. Selain itu, dalam proses pertumbuhannya kapang ini memerlukan oksigen yang cukup (aerobik). Aspergillus niger memiliki warna dasar berwarna putih atau kuning dengan lapisan konidiospora tebal berwarna coklat gelap sampai hitam. Kepala konidianya berwarna hitam, bulat, cenderung memisah menjadi bagian-bagian yang lebih longgar seiring dengan bertambahnya umur.

           2.    Rhyzopus sp (Wikipedia Indonesia)

Page 9: Klasifikasi Kingdom Plantae

  Klasifikasi

 Kingdom       : Fungi

Class            : Zygomycetes

Order                   : Mucorales

Family                   : Mucoraceae

Genus          : Rhizopus

Spesies       : Rhyzopus Oryzae

  Morfologi  (Dwidjoseputro,1998)

Rhyzopus  banyak menyeruopai Mucor hanya miselium Rhyzopus terbagi–bagi atas stolon, yang menghasilkan alat–alat berupa akar (rhyzoida), sporangiofor. Sebagai saprofit pada beberapa spesies dan sebagain sebagaim parasit.

            3.    Penicillium chrysogenum (Wikipedia Indonesia)

     Klasifikasi

Kingdom       : Fungi

Division       : Ascomycota

Subdivision  : Pezizomycotina

Class           : Eurotiomycetes

Order          : Eurotiales.

Family          : Trichocomaceae

Genus          : Penicillium

Spesies       : Pennicillium chrysogenum

  Morfologi (Suriawiria,1986)

Page 10: Klasifikasi Kingdom Plantae

         Kapang ini memiliki kepala konidium yang khas dan mudah dibedakan. Sama

seperti aspergillus tetapi perbedaan terletak dalam susunan konidianya.

Merupakan penghasil penicillin

  4.    Mucor sp  (Wikipedia Indonesia)

  Klasifikasi

Kingdom       : Fungi

Division       : Zygomycota

Class            : Zygomycetes

Order                   : Mucorales

Family                   : Mucoraceae

Genus          : Mucor

Spesies       : Mucor sp

  Morfologi (Buchanan, 1974)

          Kebanyakan hidup sebagai saprofit pada sisa tumbuhan dan hewan, jarang

sekali hidup sebagai parasit. Kebanyakan memiliki miselium yang bercabang,

sebagian tidak bersekat tetapi untuk golongan tertentu telah memperlihatkan

sekat-sekat. Dinding selnya terdiri atas kitin. Terdapat gametangiogami.

BAB III

KAJIAN PRAKTIKUM

Page 11: Klasifikasi Kingdom Plantae

A.     Alat Yang Dipakai

Batang V, Botol Semprot, Botol pengencer, Cawan petri steril, Deg Gelas, Hand spayer, Jarum preparat, Kertas saring, Lampu spirtus, Mikroskop, Ose bulat, Objec gelas, Pipet tetes, Spoit.

B.     Bahan yang digunakan

Air suling steril, Alkohol 70%, Asam  tartrat, Gliserol 10%, Kapas, Kertas label,

Kertas saring, kulit durian berjamur, Medium NA (Natrium Agar), Medium PDA

(Potato Dextrosa Agar), Metilen blue, Penicillin chrysogenum, Tissue,

C.     Cara Kerja

1.     Pembuatan Medium

Ditimbang medium PDA sebanyak 9,75 gram kemudiaan masukkan dalam

Erlenmeyer lalu tambahkan aquadest sebanyak 250 ml, aduk lalu panaskan sampai

homogen, kemudian sterilkan didalam autoklaf pada suhu 1210C selama 15 menit

2.    Peremajaan Jamur

Disiapkan medium PDA miring kemudian dinokulasikan jamur murni secara

aseptis kedalam medium miring lalu digoreskan secara zig-zag.

3.    Pengujian Kapang Khamir

a.       Secara Makroskopik

Page 12: Klasifikasi Kingdom Plantae

1.     Metode Tuang

Dimasukkan suspensi biakan jamur bolu ke dalam tabung reaksi steril

sebanyak 1 ml menggunakan ose bulat kemudian tuang kedalam capet steril

kemudian dimasukkan medium PDA sebanayak 10 ml dan ditambahkan Asam tatrat

1-2 tetes kedalam cawan petri yang berisi suspensi sampel bolu berjamur lalu

dihomogenkan membentuk angka delapan dan dibiarkan sampai memadat.

Kemudian diinkubasikan selama 3 x 24 jam pada suhu kamar di enkas, lalu diamati

bentuk permukaan, warna koloni, bau khas, titik pusat permukaan (radial furrow),

daerah pertumbuhan (growing zone), zonation, titik cair-cair pada permukaan

(exudates drops) dan latar belakang warna koloni (reverse of colony), Kemudian

digambar. Dialkukan hal yang sama pada untuk sampel Aspergilus niger.

2.    Metode Gores

Dispoit medium PDA sebanyak 10 ml lalu ditambahkan asam tatrat sebanyak 1-2

tetes. Masukkan kedalam cawan petri steril, kemudian di homogenkan dan

dibiarkan memadat. Setelah memadat, diambil 1 ose biakan murni jamur lalu

inokulasikan ke dalam cawan petri, gores dengan cara zig-zag. Lalu inkubasi selama

3 x 24 jam pada suhu kamar di engkas.

B.    Secara Mikroskopik Langsung

1.     Sampel Bolu

Disiapkan objek glass, kemudian diambil satu ose sampel bolu, ditempatkan di atas objek glass dan kemudian ditetesi dengan metylen blue sebanyak 1 tetes atau safranin 1 tetes. Preparat ditutup dengan dek glass kemudian diamati morfologinya dengan mikroskop dengan dimulai perbesaran terkecil, kemudian digambar bentuk morfologinya. Dilakukan hal yang sama untuk sampel yang lain seperti kulit durian, ikan goreng dan biscuit berjamur.

2.    Sampel jamur murni Aspergillus niger

Page 13: Klasifikasi Kingdom Plantae

Diambil satu ose sampel jamur murni Aspergillus niger tempatkan di atas

objek glass, kemudian ditetesi dengan metylen blue sebanyak 1 tetes atau safranin

1 tetes. Preparat ditutup dengan dek glass kemudian diamati morfologinya dengan

mikroskop dengan dimulai perbesaran terkecil dan kemudian digambar bentuk

morfologinya. Dilakukan hal yang sama untuk jamur Mucos sp, Rhizopus oligosporus

dan Penicillium Crysogenum.

C.    Secara Mikroskopik Tidak Langsung (Slide Culture)

Disiapkan cawan petri, lalu dimasukkan kertas saring ke dalamnya. Di atas kertas saring tersebut diletakkan batang V yang terbuat dari aluminium foil dan kemudian di atas batang V ini diletakkan objek dan dek glass. Selanjutnya disterilkan dalam oven kemudian setelah steril  diambil suspensi jamur (Bolu) 1 ose lalu digores pada objek glass dan di tetesi dengan medium PDA lalu di tutup dengan deg glass kemudian dimasukkan Gliserol 10% sebanyak 10 ml sampai membasahi kertas saring. Kemudian cawan petri ditutup dan diinkubasi selama 3 x 24 jam (pada suhu kamar) di enkas dan dilakukan pengamatan pada hari ke-3 kemudian diamati di bawah mikroskop kemudian digambar. Dilakukan hal yang sama untuk sampel yang lain seperti kulit durian, ikan goreng dan biscuit berjamur.

B.Pembahasan

Sifat dari fungi antara lain mempunyai inti sel, memproduksi spora dan tidak

mempunyai klorofil sehingga tidak melakukan fotosintesiss serta dinding selnya

tersusun atas selulosa atau kitin atau keduanya.

Fungi terdiri atas 2 golongan yaitu kapang dan khamir, Fungi mempunyai berbagai macam penampilan tergantung dari spesiesnya.  Cendawan terdiri dari kapang dan khamir, kapang ini bersifat filamentis dan multiseluler atau bersel ganda  sedangkan khamir biasanya uniseluler  atau bersel tunggal. Perbedaan utama dari keduanya adalah khamir merupakan sel tunggal (Uniseluler) sedangkan kapang bersel ganda (Multiseluler). Perbedaan lainnya yaitu kapang mempunyai filamen yang berbentuk benang dan merupakan suatu bentuk pertumbuhan, apabila organisme tersebut merupakan saprofit dalam tanah atau dalam medium lainnya.

Page 14: Klasifikasi Kingdom Plantae

 Kapang membentuk miselium dan berbagai  bentuk spora, kelompok kapang sering dipilih berdasarkan spora aseksualnya, bentuk filamen dari kapang adalah panjang yang disebut sebagai hifa, hifa mempunyai dua struktur yaitu berspekta dan tidak berspekta  sedangkan khamir tidak mempunyai filamen dan merupakan suatu bentuk pertumbuhan apabila organisme tersebut hidup sebagai parasit atau patogen dalam jaringan, dan bereproduksi melalui pertunasan atau pembelahan sel, bentuk koloni mirip dengan bakteri.

Pada percobaaan kali ini digunakan medium Medium PDA (Potato Dekstrosa

Agar) berdasarkan susunannya merupakan medium organik semi alamiah atau semi

sintetis sebab terdiri dari bahan alamiah yang ditambah dengan senyawa kimia;

berdasarkan konsistensinya merupakan medium padat karena mengandung agar

yang memadatkan medium; berdasarkan kegunaannya merupakan medium untuk

pertumbuhan jamur. Medium PDA terdiri dari kentang yang berfungsi sebagai

sumber energi, nitrogen organik, karbon dan vitamin, dekstrosa sebagai sumber

karbon, agar sebagai bahan pemadat medium dan aquadest sebagai pelarut untuk

menghomogenkan medium dan sumber O2.

Pada praktikum ini digunakan beberapa larutan kimia, yaitu asam tatrat

digunakan untuk memberikan suasana asam, karena fungi mudah tumbuh pada

suasana asam, sedangkan maksud dari penambahan gliserol pada kertas saring

yaitu untuk memberikan kelembapan dimana fungi ditumbuhkan. Penggunaan

kertas saring agar gliserol yang diberikan dapat tersimpan pada kertas saring,

karena kertas saring dapat menyerap gliserol sehingga kelembapan tetap terjaga.

Digunakan batang V bertujuan agar dek dan objek gelas tidak berhubungan

langsung dengan kertas saring yang telah ditetesi gliserol agar fungi dapat tumbuh

lebih baik.

          Adapun metode yang digunakan didalam percobaan kali ini yang terdiri atas

metode slide kultur (untuk mikroskopik langsung) dengan menggunakan  sampel

Page 15: Klasifikasi Kingdom Plantae

dari biakan murni jamur (penicillium, Aspergillus niger, Mucor sp, dan Rhizopus

chrysogenum),  pada metode ini objek gelas diletakan diatas batang v gunanya

untuk menghindari objek gelas dan deg gelas berhubungan langsung dengan kertas

saring yang telah dibasahi dengan gliserol sehingga fungi dapat tumbuh dengan

baik. Dan untuk mikroskopik secara tidak langsung digunakan sampel jamur yang

terdapat pada bahan-bahan makanan seperti Ikan, biscuit, kulit durian, dan kue

bolu.

          Pada praktikum morfologi kapang dan khamir dilakukan dengan 3 prosedur

yaitu : makroskopik, slide culture, dan mikroskopik langsung.

          Secara makroskopik dilakukan dengan menggunakan sampel Aspergillus

niger, Mucor sp, Penicillin chrysogenum dan Rhisopus sp

1.     Aspergillus niger diperoleh hasil :

Bentuk permukaan beludru,  warna koloni hijau, berbau khas, memiliki radial

furrow, tidak memiliki growing zone, memiliki zonation, tidak ada exudate drops,

dan reserve of colony berwarna putih

2.    Mucor sp secara diperoleh hasil :

Bentuk permukaan beludru,  warna koloni hijau, berbau khas, memiliki radial

furrow, tidak memiliki growing zone, memiliki zonation, memiliki exudate drops, dan

reserve of colony berwarna putih

3.    Penicillin chrysogenum diperoleh hasil :

Page 16: Klasifikasi Kingdom Plantae

       Bentuk permukaan beludru,  warna koloni hijau, berbau khas, tidak memiliki

radial furrow, terdapat growing zone, memiliki zonation, memiliki exudate drops,

dan tidak memiliki reserve of colony

4.    Rhisopus sp diperoleh hasil :

       Bentuk permukaan beludru,  warna koloni hijau, berbau khas, tidak memiliki

radial furrow, tidak memiliki growing zone, memiliki zonation, tidak memiliki

exudate drops, dan reserve of colony berwarna putih kekuningan

DAFTAR PUSTAKA

Bambang Sutrisno, R. 1998. Taksonomi Spermatophyta Untuk Farmasi edisis I. Fakultas Farmasi Universitas Pancasila: Jakarta.

Bibiana, W, Lay. 1994. Analisis Mikrobiologi di Laboratorium. PT. Raya Grafindo Persada: Jakarta.

Ditjen POM. 1979. Farmakope Indonesia edisi III. Depkes RI: Jakarta.

Dwidosaputro, D. 1998. Dasar - Dasar Mikrobiologi edisi 13. Djambatan: Jakarta.

Natrsir. dkk. 2003. Mikrobiologi Farmasi Dasar. Universitas Hasanudin : Makassar

Pelezaer Jr. Michael, ECS Chan. 2001. Dasar-dasar Mikrobiologi. Universitas Indonesia : Jakarta.

Suriawiria, Unus, (1986), ‘Pengantar Mikrobiologi Umum, Angkasa’, Bandung.  

Page 17: Klasifikasi Kingdom Plantae

Sneath, P. H. A., 1986,”Bergey’s Manual of Systematic Bacteriology”, Volume 1 dan 2, William and Wilkins, Baltioure, USA

Antimikroba (AM) ialah obat pembasmi mikroba, khususnya mikroba yang merugikan manusia. Dalam pembicaan di sini, yang dimaksud dengan mikroba terbatas pada jasad renik yang tidak termasuk kelompok parasit.

Antibiotik ialah zat yang dihasilkan oleh suatu mikroba, terutama fungi, yang

dapat menghambat atau dapat membasmi mikroba jenis lain. Banyak antibiotik dewasa ini

dibuat secara semisintetik atau sintetik penuh. Namun dalam praktek sehari-hari AM

sintetik yang tidak diturunkan dari produk mikroba (misalnya sulfonamida dan kuinolon)

juga sering digolongkan sebagai antibiotic.

Kegiatan antibiotika untuk pertama kalinya ditemukan oleh sarjana Inggris dr.

Alexander Flemming pada tahun 1928 (penisilin). Tetapi penemuan ini baru

diperkembangkan dan dipergunakan dalam terapi di tahun 1941 oleh dr.Florey (Oxford).

Kemudian banyak zat lain dengan khasita antibiotik diisolir oleh penyelidik-penyelidik di

seluruh dunia, akan tetapi berhubung dengan sifat toksisnya hanya beberapa saja yang dapat

digunakan sebagai obat.

Masa perkembangan kemoterapi antimikroba sekarang dimulai pada tahun 1935,

dengan penemuan sulfonamida. Pada tahun 1940, diperlihatkan bahwa penisilin, yang

ditemukan pada tahun 1929, dapat dibuat menjadi zat kemoterapi yang efektif. Selama 25

tahun berikutnya, penelitian kemoterapi sebagain besar berpusat sekitar zat antimikroba

yang berasal dari mikroorganisme, yang dinamakan antibiotika.

Page 18: Klasifikasi Kingdom Plantae

Suatu zat antimikroba yang ideal memiliki toksisitas selektif. Istilah ini berarti

bahwa suatu obat berbahaya bagi parasit tetapi tidak membahayakan inang. Seringkali,

toksisitas selektif lebih bersifat relatif dan bukan absolut; ini berarti bahwa suatu obat yang

pada konsentrasi tertentu dapat ditoleransi oleh inang, dapat merusak parasit. Antibiotika

yang ideal sebagai obat harus memenuhi syarat-syarat berikut:

Mempunyai kemampuan untuk mematikan atau menghambat pertumbuhan mikroorganisme yang luas (broad spectrum antibiotic)

Tidak menimbulkan terjadinya resistensi dari mikroorganisme pathogen

Tidak menimbulkan pengaruh samping (side effect) yang buruk pada host, seperti reaksi alergi, kerusakan syaraf, iritasi lambung, dan sebagainya

Tidak mengganggu keseimbangan flora yang normal dari host seperti flora usus atau flora kulit.

Kemoterapeutika dapat melakukan aktivitasnya lewat beberapa mekanisme,

terutama dengan penghambatan sintesa materi penting dari bakteri, misalnya:

Dinding sel : sintesanya terganggu sehingga dinding menjadi kurang sempurna dan tidak tahan terhadap tekanan osmotis dari plasma dengan akibat pecah. Contohnya : kelompok penisilin dan sefalosporin.

Membran sel : molekul lipoprotein dari mambran plasma (di dalam dinding sel) dikacaukan sintesanya, hingga menjadi lebih permeable. Hasilnya, zat-zat penting dari isi sel dapat merembas keluar. Contohnya : polipeptida dan polyen (nistatin, amfoterisin) dan imidazol (mikonazol, ketokonazol, dan lain-lain).

Protein sel : sintesanya terganggu, misalnya kloramfenikol, tetrasiklin, aminoglikosida, dan makrolida.

Asam-asam inti (DNA, RNA) : rifampisin (RNA), asam nalidiksat dan kinolon, IDU, dan asiklovir (DNA).

Antagonisme saingan. Obat menyaingi zat-zat yang penting metabolisme kuman hingga pertukaran zatnya terhenti, antara lain sulfonamida, trimetoprim, PAS, dan INH.

Adapun jenis-jenis dari mikroba yang biasa digunakan berupa :

Page 19: Klasifikasi Kingdom Plantae

Staphylococcus aureus

Klasifikasi

Kingdom : Protista

Divisio : Protopyta

Kelas : Schzomycetes

Ordo : Eubacteriales

Familia : Enterbacteriaceae

Genus : Staphylococcus

Spesies : Staphylococcus aureus

Morfologi :

Bentuknya bulat atau lonjong (0,8 sampai 0,9), jenis yang tidak bergerak, tidak berspora dan

gram positif. Tersusun dalam kelompok seperti buah anggur. Pembentukan kelompok ini

terjadi karena pembelahan sel terjadi dalam tiga bidang dan sel anaknya cenderung dekat

dengan sel induknya.

Sifat biakan

Bersifat aerob dan tumbuh baik pada pembenihan yang sederhana pada temperatur optimum

37oC dan pH 7,4.

Page 20: Klasifikasi Kingdom Plantae

Daya tahan

Merupakan salah satu bakteri yang cukup kebal diantara mikroorganisme yang tidak

berspora tahan panas pada suhu 60oC selama 30 menit, tahan terhadap fenol selama 15

menit.

Salmonella thyposa

Ordo : Eubacteriales

Familia : Entebacteriaceae

Genus : Salmonella

Spesies : Salmonella thyposa

Morfologi

Berbentuk batang, gram negatif berukuran 2 sampai 4 x 0,6 bergerak kecuali Salmonella

galinarum dan Salmonella pullorum. Tidak berspora mempunyai fibria.

Sifat bakteri

Bersifat aerob dan aerob fakultatif, suhu optimum untuk pertumbuhannya 37oC dan pH

optimum 6 sampai 8.

Daya tahan

Page 21: Klasifikasi Kingdom Plantae

Kuman ini dapat dibunuh oleh pemanasan pada suhu 60oC selama 15-20 menit,

pasteurisasi, pendidikan serta kionisasi.

Eschericia coli

klasifikasi

Kingdom : Protista

Divisi : Schizophyta

Class : Schyzomycetes

Ordo : Eubacteriales

Familia : Enterobacteriaceae

Genus : Eschericia

Spesies : Eschericia coli

Morfologi

Merupakan suatu golongan bakteri yang menunjukkan sifat sifat yang mendekati fungi /

bakteri. Terdapat dalam tanah maupun dalam udara dan sebagian parasit pada tumbuhan

tingkat tinggi. Koloni berwarna (tergantung substraknya), mempunyai bau tanah, resisten

terhadap penisilin dan streptomisin.

Vibrio cholera

Page 22: Klasifikasi Kingdom Plantae

Klasifikasi

Kingdom : Procaryotae

Phylum : Protophyta

Class : Schyzomycetes

Ordo : Eubacteriales

Famili : Eubacteriaceae

Genus : Vibrio

Spesies : Vibrio cholera

Morfologi

Pada pengisolasian berbentuk seperti koma, yang mempunyai panjang kira-kira 2-4

mikrometer dan sangat aktif bergerak oleh satu flagella yang terletak polar. Tidak

membentuk spora. Apabila telah lama dibiakan dalam pembenihan, vibrio dapat menjadi

bentuk batang gram negative lainnya dalam usus. Bersifat aerob, suhu optimum 37o C

dengan pH optimum 8-2.

Steptococcus mutans

Klasifikasi

Kingdom : Procaryotae

Page 23: Klasifikasi Kingdom Plantae

Phylum : Protophyta

Class : Schyzomycetes

Ordo : Eubacteriales

Famili : Micrococcus

Genus : Streptococcus

Spesies : Streptococcus mutans

Morfologi

Sel berupa batang, bersifat aerobic, bergerak dengan flagel, membentuk endospora tersebar

luas dalam tanah dan terbawa oleh partikel-partikel debu di udara, mempunyai habitat pada

tanah, air, lingkungan akuatik sel pencernaan hewan maupun pada manusia.

Staphylococcus epidermidis

klasifikasi

Kingdom : Protista

Divisi : Schizophyta

Class : Schyzomycetes

Ordo : Eubacteriales

Page 24: Klasifikasi Kingdom Plantae

Famili : Enterobacteriaceae

Genus : Staphylococcus

Spesies : Staphylococcus epidermidis

Morfologi

Merupakan suatu golongan bakteri yang menunjukkan sifat sifat yang mendekati fungi / bakteri.

Terdapat dalam tanah maupun dalam udara dan sebagian parasit pada tumbuhan tingkat

tinggi. Koloni berwarna (tergantung substraknya), mempunyai bau tanah, resisten

terhadap penisilin dan streptomisin.

Candida albicans

Klasifikasi

Regnum : Eucaryotae

Divisio : Thallophyta

Subdivisio : Fungi

Class : Eumycetes

Subclass : Deuteromycetes

Ordo : Cryptococcales

Familia : Cryptococcaceae

Page 25: Klasifikasi Kingdom Plantae

Genus : Candida

Spesies : Candida albicans

morfologi

Bentuk selnya bermacam-macam. Menghasilkan banyak pseudomiselium. Dapat

terbentuk miselium sejati dan klamidospra. Blastospora dapat dijumpai pada posisi yang

khas pada masing-masing spesies. Dapat hidup sebagai saprofit pada selaput-selaput

lender mulut, vagina dan saluran pencernaan.

Prosedur Kerja (Lay Bibiana, 1994)

Uji Sensitivitas Antibiotik

Tandai satu lempeng dengan nama, tanggal dan mikroorganisme yang akan diuji.

Celupkan tangkai kapas dalam biakan mikroorganisme kemudian putar bagian kapas ke sisi tabung agar cairan tidak menetes pada bagian kapas.

Sebar mikroorganisme pada seluruh bagian lempengan agar, untuk mendapatkan pertumbuhan yang merata gores secara merata kemudian putar lempengan 90o dan buat goresan kedua putar lempengan 45o dan buat goresan ke tiga.

Biarkan lempengan memadat selama 5 menit kemudian tempatkan cakram kertas yang berisi antibiotik pada permukaan lempeng.

Gunakan 5 – 6 macam antibiotic untuk mengetahui kepekaan antibiotic jarak antara cakram dengan kertas harus cukup luas sehingga wilayah jernih tidak berhimpitan.

Cakram kertas ditekan dengan menggunakan pinset pada permukaan lempengan sehingga terdapat kontak yang baik antara cakram dan lempengan agar. Cakram tidak perlu ditekan kuat-kuat sehingga melukai permukaan agar.

Inkubasi lempengan pada suhu 35o C selama 24 jam.

Uji Aktivitas Antimkroba Bahan Alam

Page 26: Klasifikasi Kingdom Plantae

Tanaman yang diambil dilakukan seleksi, mengenai daun, bunga dan batangnya, kemudian dari masing-masing bagian tanaman tersebut dikumpulkan.

Sebagian dari bagian tanaman tersebut dilakukan ekstraksi secara segar atau kering dengan beberapa metode tertentu.

Hasil masing-masing penyarian dibuat variasi konsentrasi tertentu untuk dilakukan pengujian dengan menggunakan mikroba uji yang telah ditentukan.

Dibuat based layer dan seed layer pada cawan Petri, setelah setengan memaadt dimasukkan pencadang, kemudian diisi sampel tanaman tersebut.

Diinkubasi 1 x 24 jam untuk bakteri pada suhu 37o C dan 3 x 24 jam untuk jamur pada suhu kamar.

Setelah diinkubasi, dilakukan pengukuran diameter hambatan.

Sumber :

1. Buchanan. 1974. ‘’ Determinative Bacteriology’’. The William and Wiliks Company.

2. Djide, M. 2003 , ” mikrobiologi farmasi terapan ”, Fakultas MIPA, Jurusan Farmasi, Uninersitas Hasanuddin.Makassar.

3. Entjang, I. 2001, “Mikrobiologi dan Parasitologi”, PT Citra Aditya Bakti,Bandung.

4. Gembong. 2005. ‘’ Anantomi Morfologi’’. Universitas Indonesia, Makassar

5. Pelczar, Michael, J., dan E.C.S. Chan, (1986), “Dasar-dasar Mikrobiologi I”, UI Press, Jakarta.

6. Setiabudi. 1995. ’’ Farmakologi dan Terapi ( Antimikroba)’’. Universitas Indonesia, Jakarta