radiasi dan keselamatan kerja

28
KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah SWT, yang telah menganugerahkan nikmat iman serta limpahan barakah kepada kita, sehingga kita berkesempatan untuk menyelesaikan makalah ini dengan baik. Shalawat serta salam selalu tercurahkan kepada Baginda Nabi Muhammad SAW, Yakni suri tauladan ummat, hingga menjadi motivasi kami untuk berkarya melalui ilmu bermanfaat. Tak lupa kita haturkan terima kasih kepada dosen pembimbing, yang telah memberikan kami pemahaman akan beberapa disiplin ilmu sehingga kami mempunyai bekal dalam menyelesaikan makalah kami, karena tanpa bimbingan dosen maka sulit bagi kami untuk bisa menyelesaikan makalah ini yang membahas tentangRadiasi (Radiation)” Dalam makalah ini kami membahas tentang radiasi secara luas, dengan berpatokan pada berbagai referensi yang telah kami tampung menjadi satu referensi, meliputi referensi cetak, jejaring social, serta referensi jurnal kesehatan tentang radiasi dalam format PDF . Tiada lain tujuan kami menyusun makalah ini, kecuali hanya untuk menambah pengetahuan kita dalam kesehatan dan keselamatan kerja(K3) , maka kami sediakan makalah ini yang di dalamnya telah kami bahas

Upload: icha-febbicha

Post on 02-Dec-2015

45 views

Category:

Documents


6 download

DESCRIPTION

Radiasi adalah proses hantaran energi yang luas pengertiannya. Berdasarkan penghantarnya ada dua jenis radiasi, yaitu radiasi gelombang elektromagnektik dan radiasipartikel. Beda kedua jenis radiasi itu sudah jelas, radiasi gelombang elektromagnektik adalahpancaran energi dalam bentuk gelombang elektromagnetik, termasuk didalamnya radias ienergi matahari yang kita terima sehari-hari di permukaan bumi. Sedangkan radiasi partikeladalah pancaran energi dalam bentuk energi kinetik yang dibawa oleh partikel bermassaseperti elektron yang disebut sebagai sinar–X Sinar-X dapat dimanfaatkan untuk kesejahteraan manusia .Sinar-X mampu membedakan kerapatan berbagai jaringan dalam tubuh manusia yang dilewatinya. Sinar-X mampu memberikan informasi mengenai tubuh manusia tanpa perlumelakukan operasi bedah. Karena daya tembusnya itu, maka sinar-X memegang peranan yang sangat besar dalam kegiatan medis. Data statistik menunjukkan bahwa sekitar 50 %keputusan medis harus didasarkan pada diagnosa sinar-X, bahkan untuk beberapa negaramaju angka tersebut bisa lebih besar lagi. 1.2 Rumusan Masalah • Prinsip Dasar Penggunaan Radiasi • Pembagian Daerah Kerja• Proteksi Radiasi dalam Pekerjaan• Langkah Proteksi Radiasi• Pembatasan Dosis• Tindakan Penanggulangan Keadaan Darurat• Pengawasan Kesehatan serta Tujuannya • Tanggung Jawab Atas Pengawasan Kesehatan1.3 Tujuan Tujuan utama dari makalah ini adalah : Agar mahasiswa dapat mengetahui dan memahami kesehatan keselamatan kerja(K3) terkait radiasi serta impact/dampak dari penggunaan radiasi bagi pekerja, pencegahan dan penanganan yang efektif apabila terjadi kecelakaan kerja pada pekerja dengan tingkat paparan radiasi pekerjaan yang tinggi

TRANSCRIPT

Page 1: radiasi dan keselamatan kerja

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT, yang telah menganugerahkan nikmat

iman serta limpahan barakah kepada kita, sehingga kita berkesempatan untuk

menyelesaikan makalah ini dengan baik. Shalawat serta salam selalu tercurahkan

kepada Baginda Nabi Muhammad SAW, Yakni suri tauladan ummat, hingga

menjadi motivasi kami untuk berkarya melalui ilmu bermanfaat. Tak lupa kita

haturkan terima kasih kepada dosen pembimbing, yang telah memberikan kami

pemahaman akan beberapa disiplin ilmu sehingga kami mempunyai bekal dalam

menyelesaikan makalah kami, karena tanpa bimbingan dosen maka sulit bagi

kami untuk bisa menyelesaikan makalah ini yang membahas tentang” Radiasi

(Radiation)”

Dalam makalah ini kami membahas tentang radiasi secara luas, dengan

berpatokan pada berbagai referensi yang telah kami tampung menjadi satu

referensi, meliputi referensi cetak, jejaring social, serta referensi jurnal kesehatan

tentang radiasi dalam format PDF .

Tiada lain tujuan kami menyusun makalah ini, kecuali hanya untuk

menambah pengetahuan kita dalam kesehatan dan keselamatan kerja(K3) , maka

kami sediakan makalah ini yang di dalamnya telah kami bahas secara spesifik

tentang radiasi mulai dari pengertian serta dampaknya.

kami berharap dengan hadirnya makalah ini maka akan menambah ilmu

pengetahuan kita dan harapan besar kami semoga makalah ini bisa bermamfaat

untuk kami dan pembaca semuanya.

Yogyakarta, 27 Oktober 2015

DAFTAR ISI

Page 2: radiasi dan keselamatan kerja

KATA PENGANTAR.........................................................................................................1

BAB I...................................................................................................................................3

PENDAHULUAN...............................................................................................................3

1.1 Latar Belakang...............................................................................................................3

1.2 Rumusan Masalah.........................................................................................................3

1.3 Tujuan............................................................................................................................3

BAB II..................................................................................................................................4

TINJAUAN PUSTAKA......................................................................................................4

2.1 Pengertian Radiasi..........................................................................................................4

2.2 Sumber Radiasi..............................................................................................................4

2.3 Jenis Radiasi...................................................................................................................4

2.4 Sifat Radiasi...................................................................................................................5

2.5 Aplikasi Radiasi Pada Tekhnologi Industri atau Kedokteran........................................5

2.6 Dampak Radiasi terhadap Manusia................................................................................8

BAB III................................................................................................................................9

PEMBAHASAN..................................................................................................................9

3.1 Prinsip Dasar Penggunaan Radiasi................................................................................9

3.2 Pembagian Daerah Kerja...............................................................................................9

3.3 Proteksi Radiasi dalam Pekerjaan................................................................................11

3.4 Langkah Proteksi Radiasi.............................................................................................11

3.5 Pembatasan Dosis........................................................................................................12

3.6 Tindakan Penanggulangan Darurat..............................................................................14

3.7 Pengawasan Kesehatan Serta Tujuannya.....................................................................15

3.8 Tanggung Jawab atas Pengawasan Kesehatan.............................................................15

BAB IV..............................................................................................................................18

PENUTUP..........................................................................................................................18

4.1 Kesimpulan..................................................................................................................18

4.2 Saran.............................................................................................................................19

DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................19

BAB I

Page 3: radiasi dan keselamatan kerja

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Radiasi adalah proses hantaran energi yang luas pengertiannya. Berdasarkan penghantarnya ada dua jenis radiasi, yaitu radiasi gelombang elektromagnektik dan radiasipartikel. Beda kedua jenis radiasi itu sudah jelas, radiasi gelombang elektromagnektik adalahpancaran energi dalam bentuk gelombang elektromagnetik, termasuk didalamnya radiasienergi matahari yang kita terima sehari-hari di permukaan bumi. Sedangkan radiasi partikeladalah pancaran energi dalam bentuk energi kinetik yang dibawa oleh partikel bermassaseperti elektron yang disebut sebagai sinar–X

Sinar-X dapat dimanfaatkan untuk kesejahteraan manusia .Sinar-X mampu membedakan kerapatan berbagai jaringan dalam tubuh manusia yang dilewatinya. Sinar-X mampu memberikan informasi mengenai tubuh manusia tanpa perlumelakukan operasi bedah. Karena daya tembusnya itu, maka sinar-X memegang peranan yang sangat besar dalam kegiatan medis. Data statistik menunjukkan bahwa sekitar 50 %keputusan medis harus didasarkan pada diagnosa sinar-X, bahkan untuk beberapa negaramaju angka tersebut bisa lebih besar lagi.

1.2 Rumusan Masalah

Prinsip Dasar Penggunaan Radiasi Pembagian Daerah Kerja Proteksi Radiasi dalam Pekerjaan Langkah Proteksi Radiasi Pembatasan Dosis Tindakan Penanggulangan Keadaan Darurat Pengawasan Kesehatan serta Tujuannya Tanggung Jawab Atas Pengawasan Kesehatan

1.3 Tujuan

Tujuan utama dari makalah ini adalah :

Agar mahasiswa dapat mengetahui dan memahami kesehatan keselamatan kerja(K3) terkait radiasi serta impact/dampak dari penggunaan radiasi bagi

Page 4: radiasi dan keselamatan kerja

pekerja, pencegahan dan penanganan yang efektif apabila terjadi kecelakaan kerja pada pekerja dengan tingkat paparan radiasi pekerjaan yang tinggi.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Radiasi

Radiasi dapat diartikan sebagai energi yang dipancarkan dalam bentuk partikel atau gelombang. Radiasi dalam istilah fisika , pada dasarnya adalah suatu cara perambatan energy dari sumber energy ke lingkungan tanpa membutuhkan medium. Radiasi mendeskripsikan setiap proses di mana energi bergerak melalui media atau melalui ruang, dan akhirnya diserap oleh benda lain. Orang awam sering menghubungkan kata radiasi ionisasi (misalnya, sebagaimana terjadi pada senjata nuklir, reaktor nuklir, dan zat radioaktif), tetapi juga dapat merujuk kepada radiasi elektromagnetik (yaitu, gelombang radio, cahaya inframerah, cahaya tampak, sinar ultra violet, dan X-ray), radiasi akustik, atau untuk proses lain yang lebih jelas. bahwa energy pemancaran radiasi bergerak ke luar dalam garis lurus ke segala arah. Beberapa jenis radiasi memiliki energi yang cukup untuk mengionisasi partikel. Secara umum, hal ini melibatkan sebuah elektron yang 'terlempar' dari cangkang atom elektron, yang akan memberikan muatan (positif). Hal ini sering mengganggu dalam sistem biologi, dan dapat menyebabkan mutasi dan kanker. Jenis radiasi umumnya terjadi di limbah radioaktif peluruhan radioaktif dan sampah radioaktif.

2.2 Sumber Radiasi

  Radiasi alam 

sumber radiasi kosmik(meteor), sumber radiasi terestrial (primordial), sumber radiasi dari dalam tubuh manusia

Radiasi buatan

radionuklida buatan, pesawat sinar-X, reaktor nuklir, akselerator

2.3 Jenis Radiasi

Ditinjau dari massanya, radiasi dapat dibagi menjadi:

a.       Radiasi Elektromagnetik : adalah radiasi yang tidak memiliki massa. Radiasi ini terdiri dari gelombang radio, gelombang mikro, inframerah, cahaya tampak, sinar-X, sinar gamma dan sinar kosmik.

Page 5: radiasi dan keselamatan kerja

b.      Radiasi partikel adalah radiasi berupa partikel yang memiliki massa, misalnya partikel beta, alfa dan neutron.

2.       Dikenal dua jenis radiasi, yaitu:

a.       Radiasi pengion (ionizing radiation)

Radiasi pengion adalah radiasi yang apabila menumbuk atau menabrak sesuatu, akan muncul partikel bermuatan listrik yang disebut ion. Peristiwa terjadinya ion ini disebut ionisasi. Ion ini kemudian akan menimbulkan efek atau pengaruh pada bahan, termasuk benda hidup. Radiasi pengion disebut juga radiasi atom atau radiasi nuklir. Termasuk ke dalam radiasi pengion adalah sinar-X, sinar gamma, sinar kosmik, serta partikel beta, alfa dan neutron. Partikel beta, alfa dan neutron dapat menimbulkan ionisasi secara langsung. Meskipun tidak memiliki massa dan muatan listrik, sinar-X, sinar gamma dan sinar kosmik juga termasuk ke dalam radiasi pengion karena dapat menimbulkan ionisasi secara tidak langsung.

b.      Radiasi nonpengion (non-ionizing radiation)

Radiasi non-pengion adalah radiasi yang tidak dapat menimbulkan ionisasi. Termasuk ke dalam radiasi non-pengion adalah gelombang radio, gelombang mikro, inframerah, cahaya tampak dan ultraviolet

2.4 Sifat Radiasi

Radiasi tidak dapat dideteksi oleh indra manusia sehingga untuk mengenalinya diperlukan suatu alat bantu pendeteksi. Radiasi dapat berinteraksi dengan materi yang dilaluinya melalui proses ionisasi, eksitasi dan lain-lain.

2.5 Aplikasi Radiasi Pada Tekhnologi Industri atau Kedokteran

Bidang Kedokteran

Di bidang kedokteran, radioisotop banyak digunakan sebagai alat diagnosis dan alat terapi berbagai macam penyakit.

Diagnosa

Radioisotop merupakan bagian yang sangat penting pada proses diagnosis suatu penyakit. Dengan bantuan peralatan pembentuk citra (imaging devices), dapat dilakukan penelitian proses biologis yang terjadi dalam tubuh manusia. Dalam penggunaannya untuk diagnosis, suatu dosis kecil radioisotop yang dicampurkan dalam larutan yang larut dalam cairan tubuh dimasukkan ke dalam tubuh,

Page 6: radiasi dan keselamatan kerja

kemudian aktivitasnya dalam tubuh dapat dipelajari menggunakan gambar 2 dimensi atau 3 dimensi yang disebut tomografi. Salah satu radioisotop yang sering digunakan adalah technisium-99m, yang dapat digunakan untuk mempelajari metabolisme jantung, hati, paru-paru, ginjal, sirkulasi darah dan struktur tulang.

Terapi

Penggunaan radioisotop di bidang pengobatan yang paling banyak adalah untuk pengobatan kanker, karena sel kanker sangat sensitif terhadap radiasi. Sumber radiasi yang digunakan dapat berupa sumber eksternal, berupa sumber gamma seperti Co-60, atau sumber internal, yaitu berupa sumber gamma atau beta yang kecil seperti Iodine-131 yang biasa digunakan untuk penyembuhan kanker kelenjar tiroid.

Sterilisasi Peralatan Kedokteran

Dewasa ini banyak peralatan kedokteran yang disterilkan menggunakan radiasi gamma dari Co-60. Metode sterilisasi ini lebih ekonomis dan lebih efektif dibandingkan sterilisasi menggunakan uap panas, karena proses yang digunakan merupakan proses dingin, sehingga dapat digunakan untuk benda-benda yang sensitif terhadap panas seperti bubuk, obat salep, dan larutan kimia.

Keuntungan lain dari sterilisasi dengan menggunakan radiasi adalah proses sterilisasi dapat dilakukan setelah benda tersebut dikemas dan masa penyimpanan benda tersebut tidak terbatas sepanjang kemasannya tidak rusak.

Industri dan Lingkungan

Bidang Hidrologi

Dalam bidang hidrologi, sumber radiasi yang umum digunakan adalah sumber radiasi gamma. Teknik hidrologi yang menggunakan radioisotop mampu secara akurat melacak dan mengukur ketersediaan air dari suatu sumber air di bawah tanah.

Pemanfaatan lainnya adalah sebagai perunut untuk mencari kebocoran pada bendungan dan saluran irigasi, mempelajari pergerakan air dan lumpur pada daerah pelabuhan dan bendungan, laju alir, serta laju pengendapan. Selain radiasi gamma, radiasi neutron banyak juga digunakan untuk mengukur kelembaban permukaan tanah.

Detektor Asap

Page 7: radiasi dan keselamatan kerja

Detektor yang menggunakan radioaktif biasanya menggunakan ameresium-241 yang merupakan pemancar alfa. Pada saat tidak ada asap maka partikel alfa akan mengionisasi udara dan menyebabkan terjadinya aliran ion antara 2 elektroda. Jika asap di dalam ruangan masuk ke dalam detektor, maka asap tersebut dapat menyerap radiasi alfa sehingga akan menghentikan arus yang selanjutnya akan menghidupkan alarm.

Perunut Lingkungan

Radioisotop dapat digunakan sebagai perunut untuk menganalisis pencemar, baik pencemar udara maupun air. Teknik ini dapat digunakan untuk menganalisis kontaminasi sulfur dioksida di atmosfir yang dihasilkan dari gas buang hasil pembakaran bahan bakar fosil, endapan lumpur laut dari limbah industri dan tumpahan minyak.

Perunut Industri

Kemampuan untuk mengukur radioaktvitas dalam jumlah yang sangat kecil telah memungkinkan pemakaian radioisotop sebagai perunut dengan menambahkan sejumlah kecil radioisotop pada bahan yang digunakan dalam berbagai proses. Teknik ini memungkinkan untuk mempelajari pencampuran dan laju alir dari berbagai macam bahan, termasuk cairan, bubuk dan gas. Teknik perunut juga dapat digunakan untuk mendeteksi tempat terjadinya kebocoran.

Alat Pengukur dan Kendali

Peralatan pengukur yang berisi sumber radioaktif secara luas telah digunakan dalam industri yang memerlukan pengaturan permukaan gas, cairan atau padatan secara akurat. Alat pengukur ini sangat bermanfaat dalam situasi dimana panas dan tekanan yang ekstrim atau kondisi lingkungan yang korosif mempersulit pelaksanaan pengukuran.

Penggunaan radioisotop pada alat pengukur mempunyai beberapa kelebihan yaitu pengukuran dapat dilakukan tanpa kontak fisik antara alat pengukur dan bahan yang akan diukur, perawatan yang dibutuhkan relatif mudah, serta lebih ekonomis dibandingkan metode lainnya.

Radiografi

Radioisotop yang memancarkan radiasi gamma dan pesawat sinar-X dapat digunakan untuk “melihat” bagian dalam dari hasil fabrikasi, seperti hasil pengelasan atau hasil pengecoran, untuk melihat apakah produk tersebut mempunyai cacat atau tidak, dan memeriksa isi dari suatu kemasan/bungkusan tertutup, misalnya pemeriksaan bagasi di pelabuhan.

Page 8: radiasi dan keselamatan kerja

Penentuan Umur Suatu Benda

Teknik penentuan umur suatu benda yang menggunakan radioisotop disebut Carbon Dating. Prinsip kerja teknik ini adalah membandingkan konsentrasi unsur karbon yang tidak stabil pada suatu benda dengan benda lainnya.

2.6 Dampak Radiasi terhadap Manusia

1.       Efek  Somatik  Non–Stokastik:

 sekarang biasa disebut sebagai efek Deterministik adalah akibat dimana tingkat keparahan akibat dari radiasi tergantung pada dosis radiasi yang  diterima  dan  oleh karena  itu diperlukan suatu  nilai ambang,  dimana  di bawah nilai ini tidak terlihat adanya akibat yang merugikan. Secara singkat pengertian dari efek Somatik Non –Stokastik ialah :

a.       Mempunyai dosis ambang radiasi

b.      Umumnya   timbul   tidak   begitu   lama setelah kena radiasi

c.       Ada penyembuhan spontan, ter-gantung kepada tingkat keparahan

d.       Besarnya dosis radiasi mem- pengaruhi tingkat keparahan

2.       Efek  Somatik  Stokastik:  akibat  dimana

kemungkinan terjadinya efek tersebut merupakan fungsi dari dosis radiasi yang diterima  oleh  seseorang  dan  tanpa  suatu nilai ambang, sehingga bagaimanapun kecilnya dosis radiasi yang diteri oleh seseorang,  resiko  terhadap  radiasi  selalu ada. Secara singkat pengertian dari efek Somatik Stokastik ialah :

a.       Tidak ada dosis ambang radiasi.

b.      Timbulnya setelah melalui masa tenang yang lama.

c.        Tidak ada penyembuhan spontan.

d.      Tingkat   keparahan   tidak   dipengaruhi oleh dosis radiasi.

e.      Peluang  atau  kemungkinan  terjadinya tergantung pada besarnya dosis radiasi.

BAB III

PEMBAHASAN

3.1 Prinsip Dasar Penggunaan Radiasi

Page 9: radiasi dan keselamatan kerja

Prinsip   proteksi   radiasi   berdasarkan   Basic   Safety Standard (BSS) terdiri atas 3 unsur yaitu:

Justifikasi

Justifikasi adalah semua kegiatan yang melibatkan paparan radiasi hanya dilakukan jika menghasilkan nilai lebih atau memberikan manfaat yang nyata (azas manfaat). Justifikasi  dari suatu rencana kegiatan atau operasi yang melibatkan paparan radiasi dapat ditentukan dengan mempertimbang- kan keuntungan dan kerugian dengan menggunakan analisa untung-rugi untuk meyakinkan bahwa akan terdapat keun- tungan lebih dari dilakukannya kegiatan tersebut.

Optimasi

Pada optimasi semua paparan harus diusahakan serendah yang layak dicapai (As Low As Reasonably Achievabl-ALARA) dengan mempertimbangkan faktor ekonomi dan sosial. Syarat ini menyatakan bahwa kerugian/kerusakan dari suatu kegiatan yang melibatkan radiasi harus ditekan serendah mungkin dengan menerapkan peraturan proteksi. Dalam pelaksanaannya, syarat ini dapat dipenuhi misalnya dengan pemilihan kriteria desain atau penentuan nilai batas/tingkat acuan bagi tindakan yang akan dilakukan.

Pembatasan

Pada pembatasan semua dosis ekivalen yang diterima oleh seseorang tidak boleh melampaui Nilai Batas Dosis (NBD) yang telah ditetapkan. Pembatasan dosis ini dimaksud untuk menjamin bahwa tidak ada seorang pun terkena risiko radiasi baik efek sotakastik maupun efek deterministik akibat dari penggunaan radiasi maupun zat radioaktif dalam keadaan normal.

3.2 Pembagian Daerah Kerja

Daerah pengawasan

Daerah yang memungkinkan seseorang menerima dosis radiasi kurang dari 15 mSv (1.500 mrem) dalam satu tahun dan bebas kontaminasi.

Daerah pengawasan dapat dibagi lagi menjadi:

Daerah radiasi sangat rendah

Yaitu daerah yang memungkinkan seseorang menerima dosis 1 mSv atau lebih dan kurang dari 5 mSv dalam satu tahun. Daerah radiasi rendah yaitu daerah yang

Page 10: radiasi dan keselamatan kerja

memungkinkan seseorang menerima dosis 5 mSv atau lebih dan kurang dari 15 mSv dalam satu tahun.

Daerah pengendalian

Daerah yang memungkinkan seseorang menerima dosis radiasi 15 mSv atau lebih dalam setahun. Daerah pengendalian, dibagi lagi menjadi:

1) Daerah radiasi:

Daerah radiasi sedang, yaitu daerah yang memungkinkan seseorang menerima dosis 15 mSv atau lebih dan kurang dari 50mSv dalam satu tahun untuk seluruh tubuh atau nilai yang sesuai untuk organ tertentu.

Daerah radiasi tinggi, yaitu daerah yang memungkinkan seseorang menerima dosis 50 mSv atau lebih dalam satu tahun atau nilai yang sesuai terhadap organ tertentu.

2) Daerah Kontaminasi

Kontaminasi radioaktif dapat didefinisikan sebagai adanya zat radioaktif yang tidak terwadahi dan yang tidak dikehendaki berada di suatu lokasi atau tempat tertentu. Daerah kontaminasi dibagi menjadi:

Daerah kontaminasi rendah

yaitu daerah kerja dengan tingkat kontaminasi yang besarnya lebih kecil dari 0,37 Bq/cm2 (10-5mCi/cm2) untuk pemancar alfa dan lebih kecil dari 3,7 Bq/cm2 (10-4 mCi/cm2) untuk pemancar beta.

Daerah kontaminasi sedang

yaitu daerah yang tingkat kontaminasi radioaktifnya 0,37 Bq/cm2 (10-5 mCi/cm2) atau lebih, dan kurang dari 3,7 Bq/cm2 (10-4 mCi/cm2) untuk alfa dan 3,7 Bq/cm2 (10-4mCi/cm2) atau lebih, dan kurang dari 37 Bq/cm2 (10-3 mCi/cm2) untuk beta, sedang kontaminasi udara tidak melebihi sepersepuluh.

Batas Turunan Kadar Zat Radioaktif di udara.

Daerah kontaminasi tinggi, yaitu daerah dengan tingkat kontaminasi 3,7 Bq/cm2 atau lebih untuk alfa dan 37 Bq/cm2 atau lebih untuk beta, sedang kontaminasi udara kadang-kadang lebih besar dari sepersepuluh batas turunan udara.

Pekerja yang bekerja di daerah radiasi sebagaimana pembagian daerah kerja di atas perlu diklasifikasikan sebagaimana berikut ini:

Page 11: radiasi dan keselamatan kerja

Kategori A

Pekerja radiasi yang mungkin menerima dosis sama dengan atau lebih besar dari 15 mSv (1.500 mrem) per tahun.

Kategori B

Pekerja radiasi yang mungkin menerima dosis kurang dari 15 mSv (1.500 mrem) per tahun.

3.3 Proteksi Radiasi dalam Pekerjaan

3.4 Langkah Proteksi Radiasi

Langkah proteksi radiasi dapat dibedakan terhadap radiasi eksternal danradiasi internal. Radiasi eksternal adalah pemaparan radiasi dari luar tubuhatau sumber radiasi berada berada di luar tubuh. Radiasi internal adalah pemaparan radiasi dari dalam tubuh, atau sumber radiasi berada di dalam tubuh.

Radiasi Eksternal

Jenis radiasi yang sangat berbahaya sebagai radiasi eksterna adalah radiasi gamma, sinar-X dan neutron. Radiasi alpha dengan massa dan muatannya yang besar sangat mudah diserap oleh medium. Radiasi beta mempunyai daya tembus yang sedikit lebih besar daripada alpha.

Sedangkan radiasi gamma, sinar-X dan neutron mempunyai daya tembus yang sangat besar. Sebagai gambaran, radiasi alpha akan terserap sepenuhnya oleh beberapa cm. udara, radiasi beta akan terserap oleh beberapa puluh cm. udara atau beberapa mm. kertas. Sedangkan radiasi gamma, sinar-X, dan neutron dapat menembus lapisan logam besi. Tiga langkah yang harus selalu diperhatikan dalam proteksi radiasi eksterna adalah sebagai berikut.

Jarak: jagalah jarak sejauh mungkin dari sumber radiasi. Intensitas radiasi akan berkurang dengan pertambahan jarak mengikuti hukum kuadrat terbalik (inverse square law).

Waktu: apabila harus berada di dekat sumber radiasi maka usahakan hanya dalam selang waktu yang sesingkat-singkatnya. Jumlah dosis yang terserap tubuh manusia akan berbanding lurus dengan selang waktu terpapari radiasi.

Penahan radiasi: penggunaan bahan penahan radiasi dapatmengurangi paparan radiasi secara eksponensial. Jenis bahan harus disesuaikan dengan jenis radiasinya

Page 12: radiasi dan keselamatan kerja

khususnya perbedaan antara radiasi foton dan radiasi neutron.Peralatan yang harus disediakan di tempat kerja dan digunakan oleh setiap pekerja radiasi adalah survaimeter untuk mengukur laju dosis radiasi secara langsung dan dosimeter perorangan untuk mencatat dosis radiasi yang telah mengenai seseorang secara akumulasi. Survai radiasi(pengukuran laju dosis radiasi) harus dilakukan sebelum, pada saat, dan setelah selesai bekerja dengan radiasi.

Radiasi Internal

Karena sumber radiasinya berada di dalam tubuh maka jenis radiasi yang sangat berbahaya sebagai radiasi interna adalah radiasi alpha dan beta karena mempunyai daya ionisasi yang besar.

Langkah penting untuk radiasi interna adalah dengan cara mencegah terjadinya kontaminasi dan masuknya sumber radiasi ke dalam tubuh melalui:

sistem pencernaan: janganlah makan dan minum di lokasi kerja yangmempunyai potensi kontaminasi zat radioaktif, misalnya dilaboratorium yang menggunakan zat radioaktif terbuka.

sistem pernafasan: gunakan masker yang sesuai bila bekerja di daerah berpotensi kontaminasi debu atau gas radioaktif.

serapan kulit: gunakan sarung tangan dan sepatu lab. Bila bekerja di daerah kontaminasi.

Alat ukur yang perlu disediakan dan digunakan adalah monitor kontaminasi baik untuk pengukuran secara langsung seperti “whole body monitor” maupun pengukuran tidak langsung seperti “air sampler” berikut sistem pencacahnya untuk mengukur kontaminasi debu di udara.

3.5 Pembatasan Dosis

Batas dosis didefinisikan “suatu nilai dalam besaran dosis efektif atau ekivalen bagi setiap orang dalam kegiatan praktisterkendali yang tidak boleh dilampau”. Paparan kerja bagi setiap pekerja harus dikendalikan dan batasan berikut tidak boleh dilampaui sebagai berikut:

(a) dosis efektif sebesar 20 mSv rata-rata setiap tahun selama lima tahun

berturut-turut

(b) dosis efektif sebesar 50 mSv dalam satu tahun tertentu;

(c) dosis ekivalen sebesar 150 mSv dalam satu tahun untuk lensa mata;

Page 13: radiasi dan keselamatan kerja

(d) dosis ekivalen sebesar 500 mSv dalam satu tahun untuk tangan dan kaki

atau kulit

Awal dari periode rata-rata bersamaan dengan hari pertama periode tahunan

yang berlaku setelah tanggal diterapkannya standar, dan tidak berlaku surut.

Batas dosis ekivalen untuk kulit mencakup dosis rata-rata luasan 1 cm2 pada daerah yang teradiasi paling tinggi. Dosis pada kulit juga memberi kontribusi

pada dosis efektif, yaitu rata-rata dosis seluruh permukaan kulit dikalikan

dengan faktor bobot jaringan kulit.Batas khusus ditetapkan bagi pekerja magang berusia 16 – 18 yang sedang berlatih di dalam paparan radiasi, dan bagi pelajar berusia 16 – 18 yangperlu menggunakan sumber untuk pelajarannya

Kasus dimana kelonggaran dapat diberikan dengan menerapkan dosis

rata-rata selama lima tahun mungkin diperlukan pada pelaksanaan perawatan

terencana di pembangkit listrik tenaga nuklir. Meskipun begitu dalam banyak situasi, prinsip optimasi proteksi radiasi telah diterapkan dengan baik, sehingga

sangat jarang pekerja radiasi melampaui dosis efektif sebesar 20 mSv selama

satu tahun. Bila kelonggaran dosis rata-rata selama 5 tahun tidak diperlukan

maka regulasi sebaiknya tetap menggunakan batas tahunan, makabatas dosis adalah 20 mSv selama satu tahun.Pendekatan umum untuk menerapkan kelonggaran batas dosis (seperti menggunakan dosis rata-rata lima tahun).

3.6 Tindakan Penanggulangan Darurat

Rencana keadaan darurat yang disiapkan sebelumnya harus mencakup definisi peran dan tangung jawab semua pekerja yang terlibat dalam tindakan keadaan darurat. Rincian langkah protektif yang harus dilakukan, baju protektif dan alat pengukur yang digunakan, dan pengaturan dosimetri juga harusdinyatakan. Perhatian perlu diberikan pada langkah isolasi pada daerahinstalasi yang terkena akibat dan menjamin bahwa tidak ada orang yang tidakberkepentingan dapat memasuki daerah tersebut.

Page 14: radiasi dan keselamatan kerja

Selanjutnya, dosis bagi pekerja yang terlibat dalam tindakan intervensi harus, bila memungkinkan, dijaga agar dibawah nilai maksimum batas dosis tahun tunggal dari paparan kerja, dalam kasus dosis efektif adalah 50 mSv. tiga situasi yang dianggapboleh untuk melampaui batas dosis, sebagai berikut:

usaha untuk menyelamatkan hidup atau mencegah luka yang parah;

melakukan tindakan yang dibutuhkan untuk menghindari dosis besar

melakukan tindakan yang dibutuhkan untuk menghindari bencana besar

Dalam kondisi tersebut di atas, secara umum dosis harus dibatasi

dibawah dua kali dosis maksimum tahun tunggal (dosis efektif di bawah 100mSv atau dosis ekivalen 1 Sv pada kulit dan 300 mSv pada lensa mata).

Berikut adalah kategorinya:

Kategori 1: pekerja dalam kategori ini – yang melakukan langkah pentingdi tempat kecelakaan – berperan untuk menyelamatkan hidup, ataumencegah luka yang parah, atau mencegah peningkatan dosis potensialkepada anggota masyarakat. Mereka kemungkinan besar adalahpersonil pabrik/perusahaan, tetapi mungkin juga pekerja jasakedaruratan seperti petugas pemadam kebakaran.

Kategori 2: pekerja dalam kategori ini, seperti polisi, personil medis, sopirdan petugas kendaraan yang digunakan untuk evakuasi, berperan untukmemproteksi masyarakat pada tahap awal kecelakaan dan akanmenerima dosis tambahan karena melakukan pencegahan dosis kepadamasyarakat. Mereka biasanya terkena paparan radiasi dalam pekerjaan,tetapi dalam kejadian tindakan darurat , mereka harus dimasukkandalam seluruh sistem dari langkah-langkah proteksi.

Kategori 3: pekerja dalam kategori ini melakukan operasi pemulihansetelah intervensi keadaan darurat selesai. Operasi tersebut meliputiperbaikan pabrik/perusahaan dan lokasi, pengelolaan limbah, sertadekontaminasi lokasi dan lingkungan.

3.7 Pengawasan Kesehatan Serta Tujuannya

Program pengawasan kesehatan harus:

berdasarkan pada prinsip umum kesehatan kerja; didisain untuk mengawasi kebugaran awal dan kesinambungan kebugaran

para pekerja untuk tugas yang dibebankan.

Page 15: radiasi dan keselamatan kerja

Tujuan selanjutnya dari pengawasan kesehatan adalah untuk menyediakan informasi awal yang dapat digunakan dalam kasus secara taksengaja terkena paparan bahan beracun atau penyakit kerja yang memungkinkan mengenainya,dan untuk mendukung pengelolaan pekerja yang terkena dosis berlebih.

3.8 Tanggung Jawab atas Pengawasan Kesehatan

Perusahaan harus mengelola kegiatan pengawasan kesehatan terhadap kesehatan pekerjanya untuk intervensi dosis radiasi secara baik dalam rangka pemenuhan ketentuan yang ditetapkan oleh otoritas peraturan Jasa internal atau konsultan eksternal mungkin dapat dimanfaatkan.

Pemeriksaan Kesehatan Kerja

Pemeriksaan awal harus meneliti kesehatan pekerja dan kebugarannya

untuk melakukan suatu tugas, dan juga mengidentifikasi para pekerja yang membutuhkan tindakan pencegahan khusus selama bekerja. Sangatlah jarang bahwa komponen radiasi dalam lingkungan kerja sangat mempengaruhi penilaian terhadap kebugaran pekerja dalam melaksanakan tugasnya dengan radiasi, atau mempengaruhi kondisi umum pelayanan.

Berikut adalah komponenya:

Kebugaran pekerja untuk menggunakan peralatan proteksi pernafasan(bila pekerja tersebut terlibat dalam pekerjaan yang menggunakanperalatan itu);

Kesehatan pekerja terhadap penyakit kulit, seperti eksema atau penyakit kulit kronis (bila pekerjaannya memerlukan penanganan sumber terbuka);

Kesehatan pekerja yang diketahui mempunyai gangguan psikologi untuk bekerja dengan sumber radiasi.

Pemeriksaan ulang berkala harus difokuskan pada konfirmasi tidak adanya kondisi klinis yang dapat menimbulkan prasangka buruk tentang kesehatan pekerja ketika bekerja dengan radiasi. Item pemeriksaan ulang harus disesuaikan dengan jenis pekerjaan yang dilakukannya, pada usia dan status kesehatannya, dan kemungkinan kebiasaan buruk pekerja (seperti kebiasaan merokok). Pemeriksaan secara normal dilakukan dengan frekuensi sebagaimana program pengawasan kesehatan kerja yang lain. Frekuesi harus tergantung pada status kesehatan dan jenis pekerjaan, tetapi biasanya setiap satu atau dua tahun. Bila karakteristik

Page 16: radiasi dan keselamatan kerja

pekerjaan dapat menyebabkan potensi kerusakan kulit setempat akibat iradiasi, khususnya pada tangan, kulit harus diperiksa secara berkala.

Dalam penentuan kebugaran dalam pemakaian peralatan proteksi pernafasan, pemeriksaan harus mencakup integritas fungsi paru-paru. Dalam kasus pekerja mempunyai penyakit kulit, keputusan kesehatannya harus berdasarkan pada jenis, tingkat keparahan dan evolusi penyakitnya dan jenis pekerjaannya. Pekerja yag mempunyai penyakit sejeis itu tidak harus dihentikan dari pekerjaan yang menggunakan bahan radioaktif terbuka bila tingkat aktivitasnya rendah dan melakukan langkah pencegahan yang sepadan, seperti membalut bagian tubuh yang terserang penyakit. Dalam kasus pekerja yang mempunyai gangguan psikologi, keputusan kesehatannya harus memperhatikan implikasi keselamatan dari gejala penyakit tersebut.

Informasi dan Pelatihan bagi Dokter

Dokter yang bertugas dalam program pengawasan kesehatan pekerja harus mempunyai jalur informasi yang berkaitan dengan kondisi kerja yang dapat mempengaruhi kesehatan pekerja, dan pada catatan dosis individu setiap pekerja. Dokter juga harus memahami jenis dan kondisi kerja, pekerjaan dan tugas khusus, yang paling mempengaruhi dalam keputusan kesehatan seseorang pada suatu pekerjaan.

Agar mampu untuk mendiskusikan keselamatan kerja, memperhatikan

dan perlakuan yang berkaitan dengan radiasi, dokter kerja harus sudah menerima pelatihan secukupnya di bidang proteksi radiasi, dan pengetahuan ini harus secara berkala disegarkan. Pelatihan tersebut harus memberikan pengertian tentang efek biologi karena radiasi (stokasik dan deterministik) dan risiko yang dapat ditimbulkan oleh paparan, yang berasal dari operasi rutin dan sebagai konsekuensi suatu kecelakaan.

Penyuluhan

Penyuluhan khusus oleh dokter kerja, kadang-kadang didukung oleh spesialis, harus ada untuk pekerja dengan kategori sebagai berikut:

Wanita yang sedang atau mungkin sedang hamil, atau sedang menyusui; Pekerja yang telah atau mungkin telah terkena paparan yang melebihi

batas dosis; Pekerja yang mencemaskan paparan radiasi yang telah mengenainya; Pekerja yang meminta penyuluhan.

Page 17: radiasi dan keselamatan kerja

Dokter kerja harus mempunyai pengetahuan yang cukup tentang efek biologi akibat paparan radiasi agar mampu memberi informasi kepada pekerja risiko radiasi yang terkait dengan situasi di atas. Dokter kerja juga harus mampu memberi nasihat kepada manajemen atas kebutuhan tindakan pencegahan atau prosedur khusus yang berkaitan dengan wanita hamil, dan memberi nasihat para pekerja wanita yang sedang hamil tentang langkah pencegahan yang harus mereka lakukan. Dalam kasus paparan tak terduga atau paparan berlebih, dokter kerja bekerja sama dengan manajemen perusahaan untuk menjamin dilaksanakannya semua pengaturan yang diperlukan untuk melakukan evaluasi tingkat keparahan

akibat paparan.

Pengelolaan Pekerja yang Terkena Paparan Berlebih

Bila paparan berlebih yang substansial terjadi, maka manajemen harus segera melaksankan investigasi untuk mengukur dosis yang diterima para pekerja, Investigasi harus mencakup pembacaan dosimeter perorangan dan instrument pengukur lain.

Langkah untuk menurunkan dosis mungkin diperlukan dalam kejadian seorang pekerja menderita akibat masukan bahan radioaktif cukup banyak. Pekerja tersebut harus diberi peringatan sebelumnya kemungkinan tindakan intervensi untuk mengurangi pemasukan dosis pada situasi tertentu. Tindakan yang harus dilakukan tergantung pada pada jenis radionuklidanya, tingkat dosis

ekivalen terikat pada organ yang relevan, dan efisiensi dan risiko yang berkaitan dengan langkah proteksi. Tindakan tersebut hanya dilakukan bila pengurangan dosisnya sebanding dengan efek sampingnya. Contoh terapi seperti ini adalah meningkatkan pengeluaran aktinida dari tubuh dengan cara pengobatan DTPA (diethylenatriamine pentaacetic acid), yang memaksa diuresis setelah pemasukan tritium, dan operasi pemotongan tulang yang terkontaminasi.

BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Pemanfaatan teknologi radiasi untuk kesejahteraan manusia telah merambah ke berbagai bidang kehidupan seperti kesehatan, industri, riset kebumian, energi pangan dan pertanian.Seiring perkembangan teknologi radiasi tersebut, maka sangan dibutuhkan metode, tekhnikdan atau uji yang handal guna menentukan besarnya dosis radiasi yang diterima seseorangsehingga menjamin keselamatan para pekerja dan masyarakat pemakai lainnya

Page 18: radiasi dan keselamatan kerja

Radiasi dalam jumlah tertentu dapat menyebabkan ionisasi pada sel–sel tubuh manusia. Sifat dan tingkat kegawatan pengaruh radiasi ini tergantung pada dosis yang diterima sel jaringantersebut. Ukuran satuan dosis untuk manusia disebut Rem (1 Rem = 1000 mRem/msv). Efekbiologi dari radiasi dapat digolongkan menjadi 2 macam yaitu efek deterministik dan efek genetik .

Menurut beberapa efek merugikan yang muncul pada tubuh manusia karena terpapar oleh sinar-X segera teramati tidak berselang lama dari penemuan sinar-X. Efek merugikan itu berupa kerontokan rambut dan kerusakan kulit. Berdasarkan data pada tahun1897 di Amerika Serikat dilaporkan adanya 69 kasus kerusakan kulit yang disebutkan oleh sinar-X, pada tahun 1902 angka yang dilaporkan meningkat menjadi 170 kasus. Pada tahun1911 di jerman juga dilaporkan adanya 94 kasus tumor yang disebabkan oleh sinar-X.

Meskipun beberapa efek dari sinar-X telah teramati, namun upaya perlindungan terhadap bahaya penyinaran sinar-X tersebut belum terpikirkan.Mengingat potensi bahaya radiasi yang besar dalam pemanfaatan sinar-X dan belajar dariperistiwa kecelakaan radiasi diberbagai belahan dunia ternyata kesalahan tidak hanya padaoperator tetapi juga melibatkan semua tingkat manajemen sehingga faktor keselamatan tetapdiutamakan, oleh karena itu budaya keselamatan merupakan suatu hal yang penting sehinggaharus menjadi sasaran yang ingin diwujudkan dalam pemanfaatan tenaga nuklir dan radiasi peng-ion yaitu sikap mental yang mempunyai rasa tanggung jawab dan komitmen seluruh jajaran manajemen hingga pekerja paling rendah. Ketentuan diatur dalam PP No 63 tahun 2000 tentang Keselamatan dan Kesehatan terhadap Pemanfaatan Radiasi Pengion yangmengacu pada ketentuan IAEA (International Atomic Energy Agency) dan rekomendasi dari ICRP (International Commission on Radiological Protection) .

4.2 Saran

Agar proteksi radiasi pada instansi atau industry berjalan dengan efektif. Maka Perusahaan atau manajemen yang menaungi wajib melakukan upaya pencegahan terjadinya kecelakaan radiasi atau pekerja yang terkena paparan radiasi berlebih , jika terjadi kecelakaan harus melakukan penanggulangan, diutamakan pada keselamatan manusia. Lokasi tempat kejadian harus diisolasi harus diberi tanda khusus seperti pagar atau barang, bahan yang terkena pancaran radiasi segera diisolasi kemudian didekontaminasi. Jika terjadi kecelakaan radiasi, perusahaan harus melaporkan terjadinya kecelakaan radiasi kecelakaan radiasi dan upaya penanggulangannya kepada badan pengawas pelaksana.

Page 19: radiasi dan keselamatan kerja

DAFTAR PUSTAKA

jtptunimus-gdl-yulihendra-5638-3-babII.PDF

RS-G-1.2 Occupational Radiation Protection.PDF

Jurnal Kesehatan:Dampak Radiasi Terhadap KesehatanPekerja Radiasi Di Rsud Arifin Achmad Rs. Santa Maria Dan Rs. Awal Bros Pekanbaru.PDF

Pusat Pendidikan dan Pelatihan(Pusdiklat) BATAN: Proteksi Radiasi, chapter 23-5.PDF

http://www.batan.go.id/pusdiklat/elearning/proteksiradiasi/pengenalan_radiasi/2-3.html

https://id.wikipedia.org/wiki/Radiasi.html

Anies.2009.Cepat Tua Akibat Radiasi.Jakarta:Elex Media Komputindo.

Wardhana , Winu Arya. 2007.Teknologi Nuklir : Proteksi Radiasi dan Aplikasi.Andi Publisher