kerajaan kutai

13
INNA CALOLINA MEILYANA TRIWULAN NADA PARAMITA AS

Upload: meilyanatriwulan

Post on 19-Jul-2015

309 views

Category:

Education


3 download

TRANSCRIPT

INNA CALOLINA

MEILYANA TRIWULAN

NADA PARAMITA AS

Kerajaan Kutai (Kutai Martadipura) adalah kerajaan bercorak hindu yang terletak di muara Kaman, Kalimantan Timur, tepatnya di hulu Sungai Mahakam. Kerajaan Kutai berdiri sekitar abad ke-4. Nama kerajaan ini disesuaikan dengan nama daerah tempat penemuan prasasti, yaitu daerah Kutai.

Wilayah Kerajaan Kutai mencakup wilayah yang cukup luas, yaitu hampir menguasai seluruh wilayah Kalimantan Timur. Bahkan pada masa kejayaannya Kerajaan Kutai hampir manguasai sebagian wilayah Kalimantan.

BERDIRINYA KERAJAAN KUTAI

Ditemukannya tujuh buah batu tulis yang disebut Yupa yang mana ditulis dengan huruf Pallawa dan berbahasa Sanskerta tersebut diperkirakan berasal dari tahun 400 M (abad ke-5). Prasasti Yupa tersebut merupakan prasasti tertua yang menyatakan telah beridirinya suatu Kerajaan Hindu tertua yaitu Kerajaan Kutai.

Tidak banyak informasi mengenai Kerajaan Kutai. Hanya 7 buah prasasti Yupa terseubt lah sumbernya. Penggunaan nama Kerajaan Kutai sendiri ditentukan oleh para ahli sejarah dengan mengambil nama dari tempat ditemukannya prasasti Yupa tersebut.

Yupa adalah tugu batu yang berfungsi sebagai tugu peringatan yang dibuat oleh para Brahmana atas kedermawanan Raja Mulawarman.

Dari prasati tersebut didapat bahwa Kerajaan Kutai pertama kali didirikan oleh Kudungga kemudian dilanjutkan oleh anaknya Aswawarman dan mencapai puncak kejayaan pada masa Mulawarman (Anak Aswawarman). Namun anaknya, Aswawarman diduga telah memeluk agama Hindu atas dasar kata 'warman' pada namnya yang merupakan kata yang berasal dari bahasa Sanskerta.

KEJAYAAN KERAJAAN KUTAI

Tidak banyak informasi mengenai Kerajaan Kutai yang temukan. Tetapi menurut prasasti Yupa, puncak kejayaan Kerajan Kutai berada pada masa kepemerintahan Raja Mulawarman. Pada masa pemerintahan Mulawarman, kekuasaan Kerajaan Kutai hampir meliputi seluruh wilayah Kalimantan Timur. Rakyat Kerajaan Kutai pun hidup sejahtera dan makmur. YUPA

KEHIDUPAN POLITIK

Sejak muncul dan berkembangnya pengaruh hindu (India) di Kalimantan Timur, terjadi perubahan dalam kepemerintahan, yaitu dari pemerintahan suku dengan kepala suku yang memerintah menjadi kerajaan dengan seorang raja sebagai kepala pemerintahan.

RAJA-RAJA KERAJAAN KUTAI

Maharaja Kudungga, gelar anumerta Dewawarman (pendiri)

Maharaja Aswawarman (anak Kundungga)

Maharaja Mulawarman (anak Aswawarman)

Maharaja Marawijaya Warman

Maharaja Gajayana Warman

Maharaja Tungga Warman

Maharaja Jayanaga Warman

Maharaja Nalasinga Warman

Maharaja Nala Parana Tungga

Maharaja Gadingga Warman Dewa

Maharaja Indra Warman Dewa

Maharaja Sangga Warman Dewa

Maharaja Candrawarman

Maharaja Sri Langka Dewa

Maharaja Guna Parana Dewa

Maharaja Wijaya Warman

Maharaja Sri Aji Dewa

Maharaja Mulia Putera

Maharaja Nala Pandita

Maharaja Indra Paruta Dewa

Maharaja Dharma Setia

- Raja KudunggaAdalah raja pertama yang berkuasa di kerajaan kutai. Kedudukan

Raja Kudungga pada awalnya adalah kepala suku. Dengan masuknya pengaruh Hindu, ia mengubah struktur pemerintahannya menjadi kerajaan dan mengangkat dirinya sebagai raja, sehingga penggantian raja dilakukan secara turun temurun.

- Raja AswawarmanPrasasti yupa menceritakan bahwa Raja Aswawarman adalah raja

yang cakap dan kuat. Pada masa pemerintahannya, wilayah kekuasaan Kutai diperluas lagi. Hal ini dibuktikan dengan dilakukannya Upacara Asmawedha pada masanya. Dalam upacara itu dilaksanakan pelepasan kuda dengan tujuan untuk menentukan batas kekuasaan Kerajaan Kutai ( ditentukan dengan tapak kaki kuda yang nampak pada tanah hingga tapak yang terakhir nampak disitulah batas kekuasaan Kerajaan Kutai ).

-Raja MulawarmanRaja Mulawarman merupakan anak dari Raja Aswawarman yang

menjadi penerusnya. Raja Mulawarman adalah raja terbesar dari Kerajaan Kutai. Di bawah pemerintahannya, Kerajaan Kutai mengalami masa kejayaannya.

Kehidupan Sosial-Ekonomi dan Kebudayaan Kerajaan Kutai

Rakyat Kutai sudah aktif terlibat dalam perdagangan internasional, dan tentu saja mereka berdagang pula sampai ke perairan Laut Jawa dan Indonesia Timur untuk mencari barang-barang dagangan yang laku di pasaran Internasional.

Dalam hal kebudayaan sendiri ditemukan dalam salah satu prasasti Yupa menyebutkan suatu tempat suci dengan nama "Wapakeswara" (tempat pemujaan Dewa Siwa). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa masyarakat Kutai memeluk agama Siwa.

RUNTUHNYA KERAJAAN KUTAI

Kerajaan Kutai runtuh saat raja Kerajaan Kutai terakhir yang bernama Maharaja Dharma Setia tewas di tangan Raja Kutai Kartanegara ke-13, Aji Pangeran Anum Panji Mendapa. Kerajaan Kutai Kartanegara selanjutnya menjadi Kerajaan Islam yang bernama Kesultanan Kutai Kartanegara.

PENINGGALAN KERAJAAN KUTAI