makalah sejarah kerajaan kutai martadipura

24
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kutai adalah salah satu kerajaan tertua di Indonesia, yang diperkirakan muncul pada abad 5 M atau ± 400 M, keberadaan kerajaan tersebut diketahui berdasarkan sumber berita yang ditemukan yaitu berupa prasasti yang berbentuk Yupa/tiang batu berjumlah 7 buah. Kerajaan ini terletak di Muara Kaman, Kalimantan Timur, tepatnya di hulu sungai Mahakam. Nama Kutai diambil . Nama Kutai diberikan oleh para ahli mengambil dari nama tempat ditemukannya prasasti yang menunjukkan eksistensi kerajaan tersebut.Yupa adalah sebentuk tiang batu berukuran kurang lebih 1 meter sebahagian ditanam diatas tanah. Pada tiang batu inilah tergurat prasasti dari kerajaan Kutai yang dianggap sebagai sumber tulisan tertua sehingga Indonesia mulai memasuki masa sejarah dan mengakhiri masa prasejarahnya. Prasasti Yupa yang menggunakan huruf Pallawa dan bahasa sansekerta tersebut, dapat disimpulkan tentang keberadaan kerajaan Kutai dalam berbagai aspek kebudayaan yaitu antara lain politik, sosial, ekonomi, dan budaya.

Upload: 081266864654

Post on 21-Oct-2015

674 views

Category:

Documents


25 download

DESCRIPTION

utai adalah salah satu kerajaan tertua di Indonesia, yang diperkirakan muncul pada abad 5 M atau ± 400 M, keberadaan kerajaan tersebut diketahui berdasarkan sumber berita yang ditemukan yaitu berupa prasasti yang berbentuk Yupa/tiang batu berjumlah 7 buah. Kerajaan ini terletak di Muara Kaman, Kalimantan Timur, tepatnya di hulu sungai Mahakam. Nama Kutai diambil . Nama Kutai diberikan oleh para ahli mengambil dari nama tempat ditemukannya prasasti yang menunjukkan eksistensi kerajaan tersebut.Yupa adalah sebentuk tiang batu berukuran kurang lebih 1 meter sebahagian ditanam diatas tanah. Pada tiang batu inilah tergurat prasasti dari kerajaan Kutai yang dianggap sebagai sumber tulisan tertua sehingga Indonesia mulai memasuki masa sejarah dan mengakhiri masa prasejarahnya.

TRANSCRIPT

Page 1: MAKALAH Sejarah Kerajaan Kutai Martadipura

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang

Kutai adalah salah satu kerajaan tertua di Indonesia, yang diperkirakan

muncul pada abad 5 M atau ± 400 M, keberadaan kerajaan tersebut diketahui

berdasarkan sumber berita yang ditemukan yaitu berupa prasasti yang berbentuk

Yupa/tiang batu berjumlah 7 buah. Kerajaan ini terletak di Muara Kaman,

Kalimantan Timur, tepatnya di hulu sungai Mahakam. Nama Kutai diambil . Nama

Kutai diberikan oleh para ahli mengambil dari nama tempat ditemukannya prasasti

yang menunjukkan eksistensi kerajaan tersebut.Yupa adalah sebentuk tiang batu

berukuran kurang lebih 1 meter sebahagian ditanam diatas tanah. Pada tiang batu

inilah tergurat prasasti dari kerajaan Kutai yang dianggap sebagai sumber tulisan

tertua sehingga Indonesia mulai memasuki masa sejarah dan mengakhiri masa

prasejarahnya.

Prasasti Yupa yang menggunakan huruf Pallawa dan bahasa sansekerta

tersebut, dapat disimpulkan tentang keberadaan kerajaan Kutai dalam berbagai aspek

kebudayaan yaitu antara lain politik, sosial, ekonomi, dan budaya.

1.2  Pendiri Dinasti

Diperkirakan Kerajaan Kutai berdiri pada abad 4 M prasasti tersebut didirikan

oleh Raja Mulawarman. Bukti sejarah tentang kerajaan Kutai adalah ditemukannya

tujuh prasasti yang berbentuk yupa (tiang batu) tulisan yupa itu menggunakan huruf

pallawa dan bahasa sansekerta.

Adapun isi prasati tersebut menyatakan bahwa raja pertama Kerajaan Kutai

bernama Kudungga. Ia mempunyai seorang putra bernama Asawarman yang disebut

sebagai wamsakerta (pembentuk keluarga). Setelah meninggal, Asawarman

digantikan oleh Mulawarman. Penggunaan nama Asawarman dan nama-nama raja

pada generasi berikutnya menunjukkan telah masuknya pengaruh ajaran Hindu dalam

Page 2: MAKALAH Sejarah Kerajaan Kutai Martadipura

kerajaan Kutai dan hal tersebut membuktikan bahwa raja-raja Kutai adalah orang

Indonesia asli yang telah memeluk agama Hindu.

1.3  Nama-Nama Raja Kutai

1. Maharaja Kundungga, gelar anumerta Dewawarman pendiri

2. Maharaja Aswawarman (anak Kundungga)

3. Maharaja Mulawarman

4. Maharaja Marawijaya Warman

5. Maharaja Gajayana Warman

6. Maharaja Tungga Warman

7. Maharaja Jayanaga Warman

8. Maharaja Nalasinga Warman

9. Maharaja Nala Parana Tungga

10. Maharaja Gadingga Warman Dewa

11. Maharaja Indra Warman Dewa

12. Maharaja Sangga Warman Dewa

13. Maharaja Candrawarman

14. Maharaja Sri Langka Dewa

15. Maharaja Guna Parana Dewa

16. Maharaja Wijaya Warman

17. Maharaja Sri Aji Dewa

18. Maharaja Mulia Putera

Page 3: MAKALAH Sejarah Kerajaan Kutai Martadipura

19. Maharaja Nala Pandita

20. Maharaja Indra Paruta Dewa

21. Maharaja Dharma Setia

Lain-lain

Nama Maharaja Kundungga oleh para ahli sejarah ditafsirkan sebagai nama

asli orang Indonesia yang belum terpengaruh dengan nama budaya India. Sementara

putranya yang bernama Asmawarman diduga telah terpengaruh budaya Hindu.Hal ini

di dasarkan pada kenyataan bahwa kata Warman berasal dari bahasa Sanskerta.Kata

itu biasanya digunakan untuk ahkiran nama-nama masyarakat atau penduduk India

bagian Selatan.

1.4  Masuknya Pengaruh Budaya

Masuknya pengaruh budaya India ke Nusantara, menyebabkan budaya

Indonesia mengalami perubahan. Perubahan yang terpenting adalah timbulnya suatu

sistem pemerintahan dengan raja sebagai kepalanya. Sebelum budaya India masuk,

pemerintahan hanya dipimpin oleh seorang kepala suku.

Selain itu, percampuran lainnya adalah kehidupan nenek moyang bangsa

Indonesia mendirikan tugu batu. Kebiasaan ini menunjukkan bahwa dalam menerima

unsur-unsur budaya asing, bangsa Indonesia bersikap aktif. Artinya bangsa Indonesia

berusaha mencari dan menyesuaikan unsur-unsur kebudayaan asing tersebut dengan

kebudayaan sendiri.

Bangsa Indonesia mempunyai kebiasaan mendirikan tugu batu yang disebut

menhir, untuk pemujaan roh nenek moyang, sedangkan tugu batu (Yupa) yang

didirikan oleh raja Mulawarman digunakan untuk menambatkan hewan kurban.

Pada prasasti itu juga diceritakan bahwa Raja Mulawaraman memerintah dengan

bijaksna. Ia pernah menghadiahkan ± 20.000 ekor sapi untuk korban kepada para

brahmana / pendeta. Dan dalam prasasti itu pun menyatakan bahwa Raja

Aswawarman merupakan pendiri dinasti, mengapa bukan ayahnya Kudungga yang

Page 4: MAKALAH Sejarah Kerajaan Kutai Martadipura

menjadi pendiri dinasti tetapi anaknya Aswawarman? Hal itu karena pada saat itu

Raja Kudungga belum memeluk agama Hindu, sehingga ia tidak bisa menjadi pendiri

dinasti Hindu.

Dari Raja Aswawarman menurunlah sampai Mulawarman, karena

Mulawarman pun memeluk agama Hindu. Hal itu diketahui dari penyebutan

bangunan suci untuk Dewa Trimurti. Bangunan itu disebut bangunan Wapraskewara

dan di Gua Kembeng di Pedalaman Kutai ada sejumlah arca-arca agama Hindu

seperti Siwa dan Ganesa.

BAB II

ISI

A.   Lokasi Kerajaan

  Berdasarkan sumber-sumber berita yang berhasil ditemukan menunjukkan

bahwa kerajaan Kutai terletak di Kalimantan Timur, yaitu di hulu sungai Mahakam.

Nama kerajaan ini disesuaikan dengan nama daerah tempat penemuan prasati, yaitu

di daerah Kutai.

Sumber menyatakan bahawa di Kalimantan Timur telah berdiri dan

berkembang kerajaan yang mendapat pengaruh Hindu (India) adalah beberapa dari

penemuan peninggalan berupa tulisan (prasasti). Tulisan itu berhasil ditemukan

terdapat pada tujuh buah tiang batu yang disebut dengan nama Yupa. Tulisan yang

terbuat pada Yupa itu mempergunakan huruf Pallawa dan bahasa Sansekerta.

B.  KEHIDUPAN MASYARAKAT KERAJAAN KUTAI

Kehidupan sosial di Kerajaan Kutai merupakan terjemahan dari prasasti-prasasti

yang ditemukan oleh para ahli. Diantara terjemahan tersebut adalah sebagai berikut :

1. Masyarakat di Kerajaan Kutai tertata, tertib dan teratur.

2. Masyarakat di Kerajaan Kutai memiliki kemampuan beradaptasi dengan

budaya luar (India), mengikuti pola perubahan zaman dengan tetap

memelihara dan melestarikan budayanya sendiri.

Page 5: MAKALAH Sejarah Kerajaan Kutai Martadipura

B.1 Kehidupan Politik

Dalam kehidupan politik seperti yang dijelaskan dalam prasasti Yupa bahwa

raja terbesar Kutai adalah Mulawarman, ia putra Aswawarman dan Aswawarman

adalah putra Kudungga.

        Raja Kudungga, merupakan raja pertama yang berkuasa di kerajaan Kutai.

Kedudukan Raja Kudungga pada awalnya adalah seorang kepala suku. Dengan

masuknya pengaruh Hindu, ia mengubah struktur pemerintahannya menjadi kerajaan

dan menganggap dirinya menjadi raja, sehingga pergantian raja dilakukan secara

turun temurun.

         Raja Aswawarman, prasasti Yupa menyatakan bahwa Raja Aswawarman

merupakan seorang raja yang cakap dan kuat. Pada masa pemerintahannya, wilayah

kekuasaan Kutai diperluas lagi.Hal ini dibuktikan dengan pelaksanaan upacara

Aswamedha.Upacara-upacara ini pernah dilaksanakan di India pada masa

pemerintahan Raja Samudragupta, ketika ingin memperluas wilayahnya.

         Raja Mulawarman, adalah putra dari Raja Aswawarman.Ia adalah raja

terbesar dari kerajaan Kutai. Di bawah pemerintahannya kerajaan Kutai mengalami

masa yang gemilang.Rakyat hidup tentram dan sejahtera.Dengan keadaan seperti

itulah akhirnya raja Mulawarman mengadakan upaca kurban emas yang amat banyak

Dalam prasasti Yupa juga dijelaskan bahwa Aswawarman disebut sebagai dewa

Ansuman/dewa Matahari dan dipandang sebagai Wangsakerta atau pendiri keluarga

raja.

Hal ini berarti Asmawarman sudah menganut agama Hindu dan dipandang

sebagai pendiri keluarga atau dinasti dalam Agama Hindu. Nama Mulawarman dan

Aswawarman sangat kental dengan pengaruh bahasa Sanskerta bila dilihat dari cara

penulisannya.Kundungga sendiri diduga belum menganut agama Budha.Untuk itu

para ahli berpendapat Kudungga masih nama Indonesia asli dan masih sebagai kepala

suku, ia yang menurunkan raja-raja Kutai.

Dalam kehidupan sosial terjalin hubungan yang harmonis/ erat antara Raja

Mulawarman dengan kaum Brahmana, seperti yang dijelaskan dalam prasasti Yupa,

bahwa raja Mulawarman memberi sedekah 20.000 ekor sapi kepada kaum Brahmana

Page 6: MAKALAH Sejarah Kerajaan Kutai Martadipura

di dalam tanah yang suci bernama Waprakeswara. Waprakeswara adalah tempat suci

untuk memuja dewa Syiwa.Di pulau Jawa disebut Baprakewara.

B.2 Kehidupan Budaya

Dalam kehidupan budaya dapat dikatakan kerajaan Kutai sudah maju.Hal ini

dibuktikan melalui upacara penghinduan (pemberkatan memeluk agama Hindu) atau

disebut upacara Vratyastoma. Upacara Vratyastoma dilaksanakan sejak pemerintahan

Aswawarman karena Kudungga masih mempertahankan ciri-ciri keIndonesiaannya

sedangkan yang memimpin upacara tersebut, menurut para ahli dipastikan adalah

para pendeta (Brahmana) dari India.Tetapi pada masa Mulawarman kemungkinan

sekali upacara penghinduan tersebut dipimpin oleh pendeta/kaum Brahmana dari

orang Indonesia asli. Dengan adanya kaum Brahmana asli orang Indonesia

membuktikan bahwa kemampuan intelektualnya tinggi, terutama dalam hal

penguasaan terhadap bahasa Sansekerta pada dasarnya bukanlah bahasa rakyat India

sehari-hari, melainkan lebih merupakan bahasa resmi kaum Brahmana untuk masalah

keagamaan.

Salah satu yupa menyebutkan suatu tempat suci dengan kata Vaprakecvara,

yang artinya sebuah lapangan luas tempat pemujaan.Vaprakecvara itu dihubungkan

dengan Dewa Siwa.Dengan demikian dapat dipastikan bahwa masyarakat Kutai

memeluk agama Hindu.Hal ini didukung oleh beberapa faktor berikut.

Besarnya pengaruh kerajaan Pallawa yang beragama Hindu menyebabkan

agama Hindu terkenal di Kutai.

Pentingnya peranan para Brahmana di Kutai menunjukkan besarnya pengaruh

Brahmana dalam agama Hindu terutama mengenai upacara korban.

B.3 Kehidupan Sosial

Kehidupan sosial dalam Kerajaan Kutai bisa dilihat dari

pelaksanaaan upacara penyembelihan kurban.Salah satu yupa

menyebutkan bahwa Raja Mulawarman memberikan sedekah

berupa 20.000 ekor lembu kepada kaum brahmana. Sedekah itu

Page 7: MAKALAH Sejarah Kerajaan Kutai Martadipura

sendiri dilaksanakan di tanah suci yang bernama Waprakeswara,

yaitu tempat suci untuk memuja Dewa Syiwa. Dari peristiwa itu,

kita bisa melihat bahwa hubungan yang terjadi antara Raja

Mulawarman dengan kaum brahmana terjalin secara erat dan

harmonis.

B.4 Kehidupan Ekonomi

Ketujuh Yupa yang ditemukan di sekitar Muarakaman tidak

menyebutkan secara spesifik kehidupan ekonomi Kerajaan Kutai.

Hanya salah satu Yupa menyebutkan bahwa Raja Mulawarman

telah mengadakan upacara korban emas dan tidak menghadiahkan

sebanyak 20.000 ekor sapi untuk golongan brahmana.Tidak ada

sumber yang pasti tentang asal usul emas dan sapi yang biasa

digunakan untuk upacara-upacara kerajaan.Tetapi dari situ kita

bisa menduga bahwa Kerajaan Kutai telah melakukan aktivitas

perdagangan.

Dilihat dari letaknya, Kutai sangat strategis, terletak pada jalur aktifitas

pelayaran dan perdagangan antara dunia barat dan dunia timur.Secara langsung

maupun tidak langsung besar pengaruhnya dalam kehidupan masyarakat Kutai,

terutama dalam bidang perekonomian masyarakatnya, dimana perdagangan juga

dijadikan mata pencaharian utama saat itu. Disebutkan dalam salah satu prasasti

bahwa Raja Mulawarman telah mengadakan upacara korban emas dan tidak

menghadiahkan sebanyak 20.000 ekor sapi untuk golongan Brahmana.

Tidak diketahui secara pasti asal emas dan sapi tersebut diperoleh, apabila emas dan

sapi tersebut didatangkan dari tempat lain, bisa disimpulkan bahwa kerajaan Kutai

telah melakukan kegiatan dagang.

C.   Sumber Sejarah Kerajaan Kutai

Page 8: MAKALAH Sejarah Kerajaan Kutai Martadipura

Sumber yang menyatakan bahwa di Kalimantan Timur telah berdiri dan

berkembang kerajaan yang mendapat pengaruh Hindu (India) adalah beberapa

penemuan peninggalan berupa tulisan (prasasti).Tuzlisan itu ada pada tujuh tiang batu

yang disebut dengan yupa.Tiang batu atau yupa itu digunakan untuk mengikat hewan

korban.Korban itu merupakan persembahan rakyat Kutai kepada para dewa yang

dipujanya.Tulisan yang terdapat pada yupa itu menggunakan huruf Pallawa dan

bahasa Sansekerta.

MACAM – MACAM PRASASTI KERAJAAN KUTAI

1.    Tentang Prasasti Yupa.

     Pembahasan, mengenai penemuan 7 buah prasasti peninggalan Kerajaan Kutai

Martapura di Muara Kaman, yang dikatakan sebagai kerajaan tertua di Nusantara dan

merupakan Kerajaan Hindu pertama di Indonesia sudah cukup jelas kita ketengahkan

dan sewajarnya kita ungkapkan karena telah dibahas dan diteliti secara mendalam.

Bagaimana kita ketahui bahwa pada tahun 1870 adanya suatu penelitian di Muara

Kaman, karena adanya penemuan-penemuan berupa benda-benda yang menyangkut

sejarah Kerajaan Kutai Martapura yang selalu disebut-sebut dengan nama Kerajaan

Kutai Mulawarman. Adapun benda-benda yang diketemukan pada tahun 1870,

tersebut antara lain : 4 buah tugu (Batu Prasasti yang disebut Yupa), dua Buah

Lencana Kerajaan yang terbuat dari Emas dan Patung Kura-Kura Emas yang

disimpan oleh seorang keturunan Raja-Raja di Muara Kaman,  menurut berita pada

tanggal, 3 Juni 1879, K.F. Holle yang tertarik dengan penemuan Perasasti Yupa

tersebut melaksanakan pertemuan di Batavia (Jakarta Sekarang) guna meneliti lebih

jelas tentang perasasti yupa yang ditemukan di Muara Kaman tersebut.

Pada Tanggal, 13 September 1880, Kren telah pula mengadakan pertemuan di Royal

Academy Of Sciences di Amesterdam Belanda, dalam pesentasinya Kren

berpendapat bahwa Yupa adalah sebuah perasati pendirian sebuah Negara yang

berbentuk kerajaan, maka oleh J.Pn.Vogel transkripsi yupa diteliti secara seksama

yang dibantu oleh F.D.K Bosch, dan beberapa epigraf dari India Selatan yakni Fleet,

Hultzsch, serta Vankayya. Hasilnya belum cukup memuaskan. Sehingga pada tahun

1939, diadakan peneltian di Muara Kaman dan menemukan 3 Buah Prasasti Raja

Page 9: MAKALAH Sejarah Kerajaan Kutai Martadipura

Mulawarman yang disebutkan berasal dari abat ke-IV, karemana meliat tulisan yang

digunakan pada tugu batu tersebut adalah huruf Pallawa dan menggunakan bahasa

Sangsekerta Kuno dari India Selatan.Guna memperjelas tentang pengkajian prasasti

yupa pada tahun 1952, diadakan perbaikan dalam pembacaan dan penerjemahanya

oleh Raden Mas Ng. Poerbatjaraka yang mengatakan bahwa tulisan-tulisan tersebut

menggambarkan beberapa hal tentang Kurban dalam sebuah acara kenegaraan dan

kurban-kurban yang bersangkutan dengan acara ritual agama Hindu, Menurut seorang

pakar sejarah bernama Ny.Soeleman mengatakan bahwa didalam batu prasasti yupa

ada menyebutkan kata Vavrakecvara yang diartikan lapangan luas tempat upacara

kurban maka dalam pengkajian tersebut (Rajah Cri Mala Varmanah Danam Puyatane

Ksetrei Yadattam Varakecvare) yang dikatakan Bahwa Sang Raja Sri Mulawarman

yang amat mulia dan terkemuka telah mengadakan kurban bertempat didalam

Varakecvare, (lapangan luas) tempat upacara sedekah yang disebut Upacara

Bahuswarnakam yaitu kurban hadiah Sapi dan Emas.  Tulisan prasasti yupa yang

kami kemukakan disini 2 buah dibahas dalam bahasa sansekerta 5 buah dibahas

dalam bahasa Inggris, sebagai berikut :

Tulisan Pertama :

……cri mantah cri narendraasya mahat manah putro cvabharmo vikhya tan

vancakarta yathancuman tasya putro mahat manah trayas-trayas ivagnayah tssan

trayanam pravarah tapa bola danavitah cri mala varmanah rajendro yastava

bahusvan akam yajnasya jupoyam dwijen drais sampra kalpita………….

Diartikan :

Sang Raja Kudungga yang mempunyai putra wamsakarta, melahirkan tiga putra

seperti api sinarnya dan menjadi raja-raja berkuasa diwilayahnya dan yang paling

terkenal adalah Maharaja Sri Mulawarman Nala Dewa yang mengadakan kurban

besar dan memberi sedekah emas kepada para berahmana yang datang ketempat itu,

sehingga dia diyatakan kuat dalam berkuasa.

Page 10: MAKALAH Sejarah Kerajaan Kutai Martadipura

Tulisan Kedua :

…… cri manto nrpa much yasa rajah cri mula varmanah danam puyatane ksetrei

yadattam varakecevare dvi jatibhyo geni kalpebhyah vuncater gg osahestii kam

tasya punyasya yupoyam kerto vidrair ihagataih………..

Diartikan :

Sang Raja Sri Mulawarman raja yang mulia dan terkemuka telah memberikan

sedekah berupa 20.000 ekor sapi kepara Berahmana sedekah itu ditempatkan dalam

varakecvare sebagai peringatan atas kebaikan sang raja Sri Mulawarman dibuatlah

tugu tiang pemujaan.

Tulisan Ketiga :

The illustrious monarch Mulawarman, having conquered (other) Kings iu the

battlefield, made them his tributaries, as did kings Yudhisthira. At waprwkecwara

he donmet forty thousand…..he again donated thirty thousand. The pious king

once again (ferforomed ?)Jivandana of different kinds and illumination in his own

town……by the pious one. This Yupa has been ereeted by the Berahmanas who

have come here (from) different (parts).

Diartikan:

Sang Raja Mulawarman menaklukan raja-raja di medan perang, mereka harus

membayar upeti sebagai mana yang dilakukan oleh raja Yudhisthira di

waprwkecwara, ia mendarmakan empat puluh ribu……kemudian tigapuluh ribu.

Mulawarman seorang raja saleh meyelengarakan Jiwandana yang berbeda-beda dan

penerangan dikotanya……oleh seorang yang alim.Yupa sudah didirikan oleh

Berahmana-Berahmana yang datang kesini dari berbagai daerah.

Tulisan Keempat :

Page 11: MAKALAH Sejarah Kerajaan Kutai Martadipura

Hail to the mighty king, the illustrious Mulawarman of exalted rank, whouse gigts

have been recorded at this holy spot after he, the most excellent king, has betowed

on Brahmanas the gifts of water, ghee, tawny cows and sesame seeds as well as

eleven bulls.

Diartikan :

Menyambut raja yang kuat, Mulawarman seorang raja agung dan termashur telah

mendarmakan peristiwa ini telah dicatat ditempat yang suci.Mulawarman telah

memberikan kepada Berahmana-berahmana hadiah air, miyak, sapi yang berwarna

kekuning-kuningan dan biji wijen dan juga sebelas ekor sapi jantan.

Tulisan Kelima :

As Bhageratha was born on king segara………Mulawarman………

Diartikan :

Karena Bhageratha dilahirkan oleh Raja Segara…….Mulawarman……(tulisan pada

prasasti ini banyak yang rusak dan tidak terbaca.

Tulisan Keenam :

Let the foremost amongst the priest and whatsoever other pions men hear of the

meritorious deed of Mulawarman, the king of illustrious and resplendent fame of

his greaft of cottle, his gift of a wonder trce, his of land. For this multitudes of

pious deeds this sacrificial post has been set up by priest.

Diartikan :

Dengarkanlah oleh kaum sekalian. Berahmana yang terkemuka dan sekalian orang

baik lain-lainnya, tentang kebaikan budi sang Mulawarman, raja besar yang sangat

mulia. Kebaikan budi ini ialah berwujud sedekah kehidupan atau semata-mata pohon

kalpa (yang memberi segala keinginan), dengan sedekah tanah (yang

dihadiahkan).Berhubung dengan semua kebaikan itulah tugu ini didirikan oleh para

berahmana (buat peringatan).

Page 12: MAKALAH Sejarah Kerajaan Kutai Martadipura

Tulisan Ketujuh :

The illustrios king Mulawarman gave away in charity a heap of sesame seeds

together with a multitude this yupa has heen engraved upon of those two.

Diartikan :

Tugu ini ditulis buat (peringatan) dua perkara yang telah disedekahkan oleh sang raja

Mulawarman, yakni gunung miyak (kental) dengan lampu serta malai bunga.

2.    Tentang Kerajaan Hindu Pertama di Indonesia.

Kerajaan Kutai Martapura adalah kerajaan Hindu pertama di Indonesia,

bagaimana dikatakan bahwa agama Hindu telah menyebar dari abad ke-II dan III

tahun masehi dibawa oleh penganut agama itu sendiri, maka tidak pernah agama itu

dibawa dalam penyebaran dengan suatu peperangan dalam artian agama itu dibawa

dengan jalan damai melalui penganutnya yang rata-rata sebagai saudagar, pedagang

dan lain sebagainya mereka menetap didaerah-daerah wilayah Indonesia dan

terjadilah akultulasi pembauran kebudayaan dan kepercayaan, Corak Hindu di

Indonesia dimulainya dengan munculnya kerajaan Kutai Martapura, Menurut seorang

pujangga dari India bernama Walmaliki dalam sebuah kidungnya bernama

Ramayana, dia menggambarkan negeri yang kaya menghasilkan logam, serta

tumbuh-tumbuhan serta menjadikan daerah itu menjadi perhatian bangsa Hindu

(India), Yunani dan Tiongkok dan mulailah adanya suatu gejala politik berupa

pendirian kampung-kampung kemudian menjadi hiasan tujuh Negara di Nusa Emas

dan Perak, maksud dari itu dapat diartikan Kerajaan Kutai

Pada masa petalihan masyarakat kepulauan Indonesia, mendapat corak yang luar

biasa karena telah berlangsungnya pertemuan dua peradaban yang maju yakni corak

budaya Hindu dan Budha dengan corak budaya asli yang dimiliki bangsa Indonesia

yang berpusat pada tenaga tuah dan kesaktian.

Mengenai penebaran budaya asli  Indonesia menurut seorang bernama Van

Helne Geldern sejak 4050 tahun yang lalu, yang meninggalkan sipat-sipat pelaut dan

cara bertani serta berbahasa dan kebudayaan lainya itu berasal dari hulu sungai

Page 13: MAKALAH Sejarah Kerajaan Kutai Martadipura

Hoang-Ho dan Jang Tse serta sungai Kiang dan Mekhong (Cina) sedangkan pengaruh

dari Sungai Berahmana Putra, dan sungai Irwadi (India) semula berasal dari

Semenanjung (Malaysia), menuju Kalimantan, dan ke-Filipina, kepulauan Formosa,

Jepang, pulau Sumatra dan Jawa serta Irian. Kepulauan Nusantara pada zaman itu

disebut orang Yunani dengan nama La Badlon sedangkan orang Arab menyebutnya

Sajabidja.

Bagai mana agama Hindu muncul yang menjadi agama kepercayaan

masyarakat dalam kerajaan Kutai Martapura di Kalimantan,  Dengan pemikiran serta

didasari dari pengkajian fiolosopis bahwa didalam yupa jelas telah menguraikan

beberapa hal tentang kurban-kurban yang terkait dengan Agama Hindu yang dianut

oleh Raja Mulawarman. Adapun upacara kenegaraaan Kerajaan Kutai Martapura

seperti kurban Agatsya (Upacara pendirian dinasty), menjelaskan tentang keturunan,

kurban Bahuswarnakam (Upacara pemberian hadiah harta berupa Emas), kurban

Jivandana (Upacara hadiah jiwa berupa binatang Sapi), kurban Waprakeswaea

(Upacara pembangunan tempat pemujaan berupa bangunan kuil atau candi), kurban

Kalpa (Kalpataru) (Upacara penyerahan watas tanah serta penanaman pohon

kehidupan), dimana dikatakan sang raja meanugerahkan miyak yang berasal dari

pohon tengkawang dan biji wijen serta bunga melambangkan kerajaan yang

diperintahya memiliki kekayaan berlimpah serta memiliki wilayah-wilayah yang

dipimpin oleh para kepala negeri, kurban Bhagrtha (Upacara kemakmuran) dimana

telah dinyalakanya lampu sebagai sulu penerang kehidupan rakyat yang dalam

lindungan raja yang arib bijaksana telah melimpahkan harta bagi kepentingan rakyat

yang diperintahnya, karena raja memiliki wilayah taklukan dan kekuasaan besar

kurban tersebut dilaksanakan dan dihadiri oleh para Berahmana dari berbagai negeri

seperti Berahmana dari Kerajaan Amarapati, Kerajaan Kalingga, Kerajaan Magadha,

Kerajaan Sri Langka, Kerajaan Amatadipura, dan Kerajaan Campa hal ini didukung

dari keterangan bahwa Kerajaan Kutai Martapura adalah sebagai kerajaan yang

memiliki tambang Emas yang di ekplotasi untuk diperdagangkan melalui pedagang

dari India yang menjadi pemasok emas ke Negara Yunani, Persia, Mesir, dan Eropa,

emas tersebut didapat dari beberapa kepulauan seperti Naladwiva, Swarnadwipa,

Page 14: MAKALAH Sejarah Kerajaan Kutai Martadipura

Yawadwipa, dan Papua, halnya orang-orang dari Campa (Kamboja) khusus

didatangkan sebagai tenaga pencari emas (pekerja tambang) hal ini dibuktikan

dengan adanya orang Dayak Tunjung adalah sisa-sisa orang Campa yang mendiami

dataran tanah tunjung didaerah Pinang Sendawar (Melak) di Kalimantan Timur.

Mengenai tambang emas, didalam Ramayana diceritakan bahwa ……Yatnavanto

yavadvipam saptarajyopacobhitam, suvarnarupyakadvipam suvarnakaramanditam,

yavadvipam artikramya ciciromama partvatahdivam aprcati crngena

devadanavasevitah…… artinya Selidikilah benar-benar kepulauan yang dihiasi

tujuh kerajaan nusa emas dan perak dengan banyaknya bertebaran tambang-

tambang emas (maksudnya Kepulauan Indonesia yang kaya akan emas).

Cerita ini terkait pada perintah Dewa Rama kepada beruk putih bernama

Hanoman yang diberi tugas mencari Dewi Sita pada waktu diculik oleh Rahwana…

etah apa cerita ini pula dikaitkan dengan Lencana Kerajaan Kutai Martapura yang

bernama Uncal atau Ucele yang menurut berita dari duta besar hanya ada dua buah

yang satunya masih ada di Sri Langka, bahwa benda tersebut adalah milik Dewa

Rama dan Sinta sebagai penangkal sumpah Dewa yang menjelma sebagai binatang

rusa yang dipanah oleh Dewa Rama didalam hutan dan mengutuknya, oleh sang

Batara Guru, Dewa Rama dianugerahi jimat penangkal bala, yang kemudian

diketahui jimat itu disebut Uncele.

Dimana kita ketahui bahwa kebudayaan Hindu dan Budha bermula dari

bangsa Arya, yang berasal dari ras Indo-Jerman yang bermigerasi pada sekitar tahun

1500 SM, masuk ke India melalui celah Kaybar, sehingga mendesak bangsa Dravida

serta menguasai daerah lembah sungai Indus dan sungai Gangga dan menjadikan

pembauran kedua ras bangsa tersebut.

3.    RUNTUHNYA KERAJAAN KUTAI

Kerajaan Kutai berakhir saat Raja Kutai yang bernama Maharaja Dharma

Setia tewas dalam peperangan di tangan Raja Kutai Kartanegara ke-13, Aji Pangeran

Anum Panji Mendapa. Perlu diingat bahwa Kutai ini (Kutai Martadipura) berbeda

dengan Kerajaan Kutai Kartanegara yang ibukotanya pertama kali berada di Kutai

Page 15: MAKALAH Sejarah Kerajaan Kutai Martadipura

Lama (Tanjung Kute).Kutai Kartanegara inilah, di tahun 1365, yang disebutkan

dalam sastra Jawa Negarakertagama.Kutai Kartanegara selanjutnya menjadi kerajaan

Islam yang disebut Kesultanan Kutai Kartanegara.

BAB III

KESIMPULAN

Kerajaan Kutai adalah kerajaan Hindu pertama di Indonesia yang diperkirakan

muncul pada abad 5 M atau ± 400 M. Pada masa kerajaan kutai bangs Indonesia telah

memasuki jaman sejarah (sudah mengenal tulisan) yang dahulunya mengalami zaman

prasejarah(belum mengenal tulisan), dibuktikan dengan adanya prasasi Yupa yang

berbahasa sansekerta dan menggunakan huruf Pallawa. Kerajaan kutai adalah

pengaruh dari masuknya agama hindu ke Indonesia yang dibawa kaum Brahmana.

Kerajaan kutai terletak di Kalimantan Timur, yaitu di hulu sungai Mahakam.

            Kerajaan kutai sendiri berbentuk dinasti yang dipimpin raja pertama adalah

Kudungga. Namun, kutai mencapai puncak keemasannya pada pemerintahan raja

Mulawarman. Kehidupan measyarakat kerajaan kutai sangat maju saat pemerintahan

raja Mulawarman, para rakyat hidup tenang dan damai.

            Hasi penemuan dan penelitian tentang peninggalan kerajaan kutai berupa  7

buah prasasti peninggalan Kerajaan Kutai Martapura di Muara Kaman. Yang

berbahasa sansekerta dan huruf Pallawa, menyatakan bahwa kerajaan kutai adalah

kerajaan hindu pertama di Indonesia Sementara itu, runtuhnya kerajaan kutai karena

raja yang ke-21 mati erbunuh dalam peperangan.