kelompok 1

Upload: destyanto-priyo-prakoso

Post on 15-Jul-2015

468 views

Category:

Documents


5 download

TRANSCRIPT

LAPORAN UJI BAHAN

Disusun Oleh: Aditya Rahman Bintang Puspita Cahyandari Destyanto priyo prakoso Fuad fakhrurozi Ihsan peryoga Kenny Kapuasiana Nisa Nur Albaniah Nur Ahmad Fauzan Satriya Zilullah (091111003) (091111006) (091111008) (091111012) (091111017) (091111019) (091111023) (091111024) (091111026)

POLITEKNIK NEGERI BANDUNG JURUSAN TEKNIK SIPIL

LAPORAN LABORATORIUM UJI BAHAN JURUSAN TEKNIK SIPIL POLITEKNIK NEGERI BANDUNGJl. Gegerkalong Hilir Ds. Ciwaruga Kotak Pos 6468 BDCD Tlp. (022) 2013789, Ext.266 Bandung

PEMERIKSAAN UKURAN DAN TAMPAK LUAR BATU BATAI.-

PELAKSANAANHari / tanggal Waktu Tempat : Kamis, : : Laboratorium Uji Bahan

II.

REFERENSI1. SII 0021 -78 2. NI 10 65 3. Diktat Teknologi Bahan Jilid I

III.

TUJUAN

A. Tujuan Umum Setelah selesai melakukan praktikum, mahasiswa diharapkan dapat menentukan mutu dari batu bata berdasarkan ukuran dan tampak luar dari batu bata. B. Tujuan Khusus Setelah akhir praktek mahasiswa diharapkan dapat: 1. Menerangkan prosedur pelaksanaan pemeriksaan ukuran dan tampak luar dari bata. 2. Mempraktekkan pemeriksaan ukuran batu bata.2

LAPORAN LABORATORIUM UJI BAHAN JURUSAN TEKNIK SIPIL POLITEKNIK NEGERI BANDUNGJl. Gegerkalong Hilir Ds. Ciwaruga Kotak Pos 6468 BDCD Tlp. (022) 2013789, Ext.266 Bandung

3. Mempraktekkan pemeriksaan tampak berdasarkan bentuk, warna dan beratnya.

luar

batu

bata

IV.

DASAR TEORIBatu bata merupakan bahan konstruksi yang masih banyak dipakai terutama sebagai elemen pembentuk dinding. Telah kita ketahui bahwa di Indonesia pada umumnya batu bata belum memiliki mutu, bentuk dan ukuran yang seragam dan banyak yang tidak sesuai dengan persyaratan, meskipun tidak semuanya dan hal ini terutama terjadi pada batu bata hasil produksi industri kecil. Bentuk dari bata tanah liat dibakar, di Indonesia terdapat 3 kelompok, yaitu yang disebut bata pejal, bata berlubang dan bata berongga. Disamping itu terdapat pula bata pelapis yang penggunaannya khusus untuk melapis tembok atau lantai, sehingga terlihat permukaannya seperti pasangan bata merah. Syarat ukuran dari bata pejal menurut SII 0021, terbagi menjadi 3 macam ukuran yaitu : Bata M.6 = 230 x 110 x 55 mm Bata M.5a = 190 x 90 x 65 mm Bata M.5b = 190 x 190 x 65 mm Ukuran / keseragaman ukuran dari bata sangat mempengaruhi mutu kekuatan pasangan bata demikian juga bentuk fisik dari bata yang seragam, baik itu kesikuan, cacat pada bata dan juga warna bata. Bata yang telah diproses melalui pencetakan yang baik biasanya mempunyai kesikuan yang baik, serta memiliki permukaan yang baik dan rata. Demikian juga halnya3

LAPORAN LABORATORIUM UJI BAHAN JURUSAN TEKNIK SIPIL POLITEKNIK NEGERI BANDUNGJl. Gegerkalong Hilir Ds. Ciwaruga Kotak Pos 6468 BDCD Tlp. (022) 2013789, Ext.266 Bandung

dengan warna bata tersebut, kematangan dari proses pembakaran bata dapat dilihat dari warna batanya. Hal-hal tersebut diatas merupakan suatu syarat untuk memperoleh bata yang memiliki kualitas baik, agar supaya hasil pemasangan bata juga memuaskan. Menurut ketentuan, penyimpangan ukuran untuk panjang maksimum 5mm dan untuk lebar maksimum 3mm dan tebal maksimum 2mm. Dengan menguji ukuran batu bata dan dalam pelaksanaannya ketebalan siar merata dan baik sesuai dengan ketentuan, maka kita akan lebih ekonomis dalam pelaksanaanya.

V.

PERALATAN DAN BAHANa. Peralatan 1. Jangka sorong / mistar (No. alat panjang 30cm, ketelitian 1 mm. 2. Gergaji untuk pemotong besi. 3. Timbangan (No. 12.125), kapasitas 2 kg. 4. Penyiku yang terbuat dari baja. b. Bahan Batu bata untuk pemeriksaan tampak luar dan ukuran, sebanyak 10 buah bata merah utuh yang diambil secara acak dari jumlah yang disediakan. Batu bata yang diuji adalah batu bata pejal. : 12.278), dengan

VI.

PROSEDUR PELAKSANAAN4

LAPORAN LABORATORIUM UJI BAHAN JURUSAN TEKNIK SIPIL POLITEKNIK NEGERI BANDUNGJl. Gegerkalong Hilir Ds. Ciwaruga Kotak Pos 6468 BDCD Tlp. (022) 2013789, Ext.266 Bandung

1. Pemeriksaan Ukuran Batu Bata O Ukuran panjang, lebar dan tebal batu bata, dilakukan paling sedikit 3 kali pada tempat-tempat yang terlihat pada gambar A, B dan C.O

Tentukan pada penyimpangan dinyatakan dalam mm.

maksimalnya

dan

2. Pemeriksaan Tampak Luar a. Bentuk : O Periksa keadaan permukaan batu bata, yaitu : 1. 2. 3. 4. 5. b. Berat Bidang datar. Kesikuan rusuk-rusuknya. Kekuatan rusuk-rusuknya. Keretakan.

O Timbang berat batu bata utuh dengan ketelitian 10 gram. O Hitung beratnya batu bata dan nyatakan besar batu bata dalam kg. c. Warna O Ukur sisi panjang bata. O Beri tanda pada panjang batu bata. O Potong batu bata tepat pada tanda tersebut sehingga diperoleh 2 potong batu bata yang sama panjang. O Periksa warna dari penampang batu bata pada bekas potongan.5

LAPORAN LABORATORIUM UJI BAHAN JURUSAN TEKNIK SIPIL POLITEKNIK NEGERI BANDUNGJl. Gegerkalong Hilir Ds. Ciwaruga Kotak Pos 6468 BDCD Tlp. (022) 2013789, Ext.266 Bandung

PERHATIAN!! Warna dinyatakan dengan merah tua, merah muda, kekuningkuningan, kemerah-merahan, keabu-abuan dan sebagainya. Warna pada penampang (patahan) merata atau tidak merata. Mengandung butiran atau tidak, serta rongga-rongga didalamnya.

VII. DATA HASIL PENGAMATAN DAN PERHITUNGANUkuran Bata No. 1 2 3 4 5 P (mm) 229,73 229,46 231,20 6 231,06 231,36 7 L (mm) 108,96 109,24 7 111,46 111,86 110,77 3 ny Tny Rtk Trtk T (mm) 56,22 55,66 54,7 55,58 55,847 Berat (kg) 2,0241 2,0359 2,0195 2.1229 2.0980 ny Bunyi tny Cacat rtk Tr Tr Tr R Tr

KETERANGAN:

: Nyaring :Tidak nyaring : Retak : Tidak retak

6

LAPORAN LABORATORIUM UJI BAHAN JURUSAN TEKNIK SIPIL POLITEKNIK NEGERI BANDUNGJl. Gegerkalong Hilir Ds. Ciwaruga Kotak Pos 6468 BDCD Tlp. (022) 2013789, Ext.266 Bandung

Ukuran Bata Bentuk No 1 2 3 4 5 RATA x RETAK Tidak retak Tidak retak Tidak retak Retak Tidak retak Tidak retak SIKU Tidak siku Tidak siku Tidak siku Siku Tidak siku TAJAM Warna Merah bata Merah bata Merah bata Hitam Hitam

Rata-rata

Rata

Tidak siku

Tajam

Merah bata

*4) Semua warna batu bata tersebut seragam yaitu berwarna merah bata. Berdasarkan data-data diatas, maka diperoleh : *) Panjang rata-rata dari dua pengukuran : P = 230,565 mm

*) Lebar rata-rata dari dua pengukuran : L = 110,46 mm

*) Tebal rata-rata dari dua pengukuran : T = 55,601mm

*) Jadi rata-rata penyimpangannya adalah : - Untuk Panjang :- Untuk Lebar

= 0.565 mm = 0,46 mm7

LAPORAN LABORATORIUM UJI BAHAN JURUSAN TEKNIK SIPIL POLITEKNIK NEGERI BANDUNGJl. Gegerkalong Hilir Ds. Ciwaruga Kotak Pos 6468 BDCD Tlp. (022) 2013789, Ext.266 Bandung

- Untuk tinggi

= 0,601 mm

VIII. KESIMPULAN Berdasarkan hasil pengamatan, bahwa bata hasil produksi mesin tekan tersebut, memiliki kualitas yang baik, dimana penyimpangan kesikuan relatif kecil, yaitu mm untuk panjang (rata-ratanya), mm untuk lebarnya, dan mm untuk tebalnya. Sedangkan untuk penyimpangan rata-rata ukuran, adalah : mm untuk panjangnya, mm untuk lebarnya dan mm untuk tebalnya. Sedangkan ukuran rata-rata bata tersebut adalah : Jadi disimpulkan bahwa bata tersebut memenuhi persyaratan, sehingga bata tersebut layak untuk digunakan.

PENENTUAN SUCTION RATE BATU BATA8

LAPORAN LABORATORIUM UJI BAHAN JURUSAN TEKNIK SIPIL POLITEKNIK NEGERI BANDUNGJl. Gegerkalong Hilir Ds. Ciwaruga Kotak Pos 6468 BDCD Tlp. (022) 2013789, Ext.266 Bandung

I.

PELAKSANAAN-

Hari / tanggal : Waktu Tempat : 07.00-08.40 : Laboratorium Uji Bahan

II.

REFERENSI-

Technical paper no. 39 Diktat Teknologi Bahan Jilid 1

III.

TUJUANSetelah akhir praktek mahasiswa diharapkan dapat mengetahui besarnya daya serap (Suction rate) dari batu bata yang diperiksa.

a. Tujuan Umum

b. Tujuan Khusus Setelah akhir praktek mahasiswa diharapkan dapat : Menerangkan prosedur pemeriksaan suction rate (daya serap) batu bata. Melaksanakan praktek pemeriksaan suction rate (daya serap) dari batu bata dengan tepat dan benar. Menyimpulakan hasil pemeriksaan dari suction rate batu bata tersebut didalam pelaksanaan pembuatan pasangan batu bata.

9

LAPORAN LABORATORIUM UJI BAHAN JURUSAN TEKNIK SIPIL POLITEKNIK NEGERI BANDUNGJl. Gegerkalong Hilir Ds. Ciwaruga Kotak Pos 6468 BDCD Tlp. (022) 2013789, Ext.266 Bandung

IV.

DASAR TEORIBatu bata atau bata merah merupakan salah satu bahan konstruksi bangunan yang cukup penting dan masih banyak dipergunakan, terutama dalam pembuatan rumah. Oleh karena itu, kita perlu untuk mengetahui sifat dan karakteristiknya, diantaranya dengan melakukan pengujian menentukan suction rate-nya. Pasangan batu bata dapat menyusut dan memuai akibat pengaruh basah dan kering. Hal ini akibat penyerapan air dari bata tersebut. Besarnya susut kering ini tergantung pada mutu unsur pembuatnya terutama batanya. Bata yang berpori / terlalu berpori memiliki pipa kapiler yang lebih banyak dari pada yang padat. Melalui pipa kapilernya ini air tanah akan merembes dan naik ketembok, sehingga mengakibatkan lembab. Bila air tanah ini membawa garam berbahaya misalnya garam sulfat, tembok ini akan lekas rusak. Paling tidak akibat basahnya tembok, akan tumbuh lumut, kemudian melemahkan kekuatan temboknya. Untuk mencegah ini, maka pasangan bata / tembok ditempat yang berada dibawah tanah, perlu dipakai batu yang penyerapan airnya rendah dengan menggunakan perekat rapat air, lapisan perekat semacam ini disebut lapisan trasram, yang dibuat dari aduk semen dan pasir atau dari beton. Meskipun penyerapan air untuk jenis bata merah biasa tidak diisyaratkan pada SII, tetapi pada umunya bata merah buatan industri kecil penyerapan airnya dapat mencapai 40% dengan derajat penyerapan lebih dari 70gr/dm2/menit. Sedangkan bata merah produk industri menengah dan besar, yang diproduksi dengan mesin, penyerapan airnya kurang lebih antara 20% atau 24% dengan derajat penyerapan airnya yang cukup baik, yaitu kurang lebih 20gr/dm2/menit. Jenis bata merah yang baik mempunyai derajat penyerapan 1020gr/dm2/menit.10

LAPORAN LABORATORIUM UJI BAHAN JURUSAN TEKNIK SIPIL POLITEKNIK NEGERI BANDUNGJl. Gegerkalong Hilir Ds. Ciwaruga Kotak Pos 6468 BDCD Tlp. (022) 2013789, Ext.266 Bandung

Dalam pemakaiannya untuk bata yang memiliki derajat penyerapan lebih dari 20gr/dm2/menit, sebaiknya direndam terlebih dahulu, hal ini untuk menghindari penyerapan air pengaduk untuk bata tersebut. Sehingga adukan siar tidak cepat mengering. Adapun syarat dari suction rate adalah tidak lebih dari 10 gram/cm2 per menit.

V.

PERALATAN DAN BAHANa. Peralatan 1. Bak air (ukuran 40 x 60 x 100 cm) 2. Kaki penyangga terbuat dari baja siku. 3. Timbangan kapasitas 2 kg (No. 12.125)4. Oven, yang suhunya dapat diatur konstan 110 + 59 C (No.12.150).

5. Stop watch. 6. Kain lap. b. Bahan-

Batu bata pejal produksi industri. Air.

-

VI.

PROSEDUR PELAKSANAANhingga berat tetap.

1. Keringkan batu bata dalam oven yang suhunya tetap/konstan (110 + 5)C, 2. Masukkan kai penyangga dari baja siku kedalam bak dan atur dari as ke as +

panjang batu bata.11

LAPORAN LABORATORIUM UJI BAHAN JURUSAN TEKNIK SIPIL POLITEKNIK NEGERI BANDUNGJl. Gegerkalong Hilir Ds. Ciwaruga Kotak Pos 6468 BDCD Tlp. (022) 2013789, Ext.266 Bandung

3. Tuangkan air ke dalam bak, hingga air dalam bak mencapai ketinggian 1 cm, diatas permukaan kaki penyangga. 4. Masukkan batu bata ke dalam bak, dengan meletakkannya pada kaki penyangga.

PERHATIAN!! Pada waktu memasukkan batu bata kedalam air, bidang bawah permukaan batu bata harus bersamaan pada saat menyentuh air. 5. Biarkan batu bata terendam selama 1 menit. 6. Angkat batu bata perlahan-lahan. PERHATIAN Pada waktu memasukkan batu bata kedalam air, bidang bawah permukaan batu bata harus bersamaan ketika menyentuh air. 7. Lap bidang permukaan batu bata dari kelebihan air. 8. Timbang berat batu bata tersebut (B gram). 9. Hitung suction rate (penghisapan batu bata).

VII. DATA HASIL PENGAMATAN DAN PERHITUNGANData yang diperoleh dari hail pengujian adalah sebagai berikut: Suction rate (penyerapan air batu bata ) adalah: B-A = ------------- (gr/dm2/menit|)12

LAPORAN LABORATORIUM UJI BAHAN JURUSAN TEKNIK SIPIL POLITEKNIK NEGERI BANDUNGJl. Gegerkalong Hilir Ds. Ciwaruga Kotak Pos 6468 BDCD Tlp. (022) 2013789, Ext.266 Bandung

F Keterangan: A = berat batu bata kering oven B = berat batu bata setelah perendaman 1 menit F = luas bidang dasar batu bata yang berhubungan dengan air- Ukuran bata pejal:

Panjang Lebar Luas A B

= 22,47 cm = 10,82 cm = 243,13 cm2 = 2,43 dm2 = 1,873 kg = 1873 gram = 1,985 kg = 1985 gram

SR =( B A ) : F = (1985 1873) 2,43 = 46,09 gr/dm2/menit

VIII. KESIMPULANDari hasil pengujian di atas didapat nilai suction rate rata-rata sebesar gr / dm / menit dari bata pejal ukuran M6 (230x110x55). Nilai suction rate bata pejal yang telah di uji adalah 46,09gr/dm2/menit, sedangkan batu bata yang baik suction rate-nya antara 10 s.d 20 gr/dm2/menit. Hal ini menunjukan bahwa batu bata yang diuji kuran baik, dan untuk pembuatan suatu konstruksi, sebaiknya bata tersebut direndam terlebih13

LAPORAN LABORATORIUM UJI BAHAN JURUSAN TEKNIK SIPIL POLITEKNIK NEGERI BANDUNGJl. Gegerkalong Hilir Ds. Ciwaruga Kotak Pos 6468 BDCD Tlp. (022) 2013789, Ext.266 Bandung

dahulu agar penyerapan terhadap dicegah, minimal dikurangi.

air

pengaduk

dapat

KADAR GARAM DALAM BATU BATAI. PELAKSANAAN-

Hari / tanggal Waktu Tempat

: : 07.00-08.40

: Laboratorium Uji Bahan14

LAPORAN LABORATORIUM UJI BAHAN JURUSAN TEKNIK SIPIL POLITEKNIK NEGERI BANDUNGJl. Gegerkalong Hilir Ds. Ciwaruga Kotak Pos 6468 BDCD Tlp. (022) 2013789, Ext.266 Bandung

II. REFERENSI1. SII - 0032 - 7B 2. NI - 10 - 65 3. Diktat Teknologi Bahan Jilid 1

III.

TUJUAN

a. Tujuan Umum Setelah akhir praktek mahasiswa diharapkan dapat mengetahui kandungan garam didalam batu bata yang dapat larut dan membahayakan ikatan batu bata dengan adukan mortar. b. Tujuan khusus Setelah akhir praktek mahasiswa diharapkan dapat: 1. Menerangkan prosedur pelaksanaan / pemeriksaan kadar garam yang dapat larut dan membahayakan dalam batu bata. 2. Melakukan praktek pemeriksaan kadar garam yang dapat larut dan membahayakan dalam batu bata.

IV.

DASAR TEORIPasangan bata dapat menyusut dan memuai akibat pengaruh basah dan kering. Hal ini akibat penyerapan air, besarnya susut kering ini tergantung pada mutu unsur pembuatnya terutama unsur pembuatnya sendiri. Bata yang terlalu berpori memiliki pipa banyak daripada yang padat. Melalui pipa akan naik merembes dan naik ke mengakibatkan lembab. Bila air tanah15

kapiler yang lebih kapiler ini air tanah tembok, sehingga membawa garam

LAPORAN LABORATORIUM UJI BAHAN JURUSAN TEKNIK SIPIL POLITEKNIK NEGERI BANDUNGJl. Gegerkalong Hilir Ds. Ciwaruga Kotak Pos 6468 BDCD Tlp. (022) 2013789, Ext.266 Bandung

berbahaya, misalnya garam sulfat, maka tembokan ini akan rusak, paling tidak akibat basahnya tembok, akan tumbuh lumut kemudian akan melemahkan pasangan bata tersebut. Selain pengaruh di atas garam-garam berbahaya tersebut akan mempercepat proses pelapukan dan akan menyebabkan pengelupasan yang lebih cepat. Maka untuk mencegah hal tersebut, pasangan bata/tembok ditempat yang berada di bawah dekat tanah, perlu dipakai bata yang penyerapan airnya serendah mungkin dengan menggunakan perekat kedap air. Lapisan perekat semacam ini, disebut lapisan trasram yang dibuat dari aduk semen dan pasir, atau dari beton.

V. PERALATAN DAN BAHANa. Peralatan Cawan (15x10x5)cm, yang terbuat dari baja putih yang permukaan dasarnya rata (no. 12.295).-

b. -

Bahan Air murni Batu baja pejal

Catatan: untuk pengujian ini di pakai tidak kurang dari 5 buah batu bata yang utuh, yang diambil secara acak dari jumlah contoh yang diberikan.

VI. PROSEDUR PELAKSANAAN

16

LAPORAN LABORATORIUM UJI BAHAN JURUSAN TEKNIK SIPIL POLITEKNIK NEGERI BANDUNGJl. Gegerkalong Hilir Ds. Ciwaruga Kotak Pos 6468 BDCD Tlp. (022) 2013789, Ext.266 Bandung

1. Tuangkan ke dalam cawan, air murni + 250 ml atau setinggi + 1 cm dari dasar cawan. 2. Masukkan batu bata ke dalam cawan yang berisi air murni tersebut. PERHATIAN!! Batu bata diletakkan pada posisi berdiri pada sisi lebar dan tingginya. 3. Letakkan cawan dan batu bata mempunyai pergantian yang baik. tersebut dalam runga

4. Biarkan hingga seluruh batu bata terisi oleh air akibat peresapan oleh batu bata. PERHATIAN Air dalam cawan harus dijaga agar tidak kering sebelum seluruh bidang batu bata terisi oleh air (jadi air dapat ditambah jika air dalam cawan ini hamper kering). 5. Angkat batu bata yang telah terisi oleh air, dan letakkan pada tempat yang tidak menyerap air dan mempunyai pergantian udara yang baik. 6. Perhatikan keadaan permukaan batu bata sampai beberapa hari dan periksa apakah timbul bunga-bunga putih pada permukaan batu bata tersebut. CATATAN: *) Hasil pengamatan dinyatakan sebagai berikut: a. Tidak membahayakan : Bila kurang dari 50% permukaan batu bata tertutup oleh lapisan tipis berwarna putih, karena pengkristalan garamgaram yang dapat larut. b. Ada kemungkinan membahayakan :17

LAPORAN LABORATORIUM UJI BAHAN JURUSAN TEKNIK SIPIL POLITEKNIK NEGERI BANDUNGJl. Gegerkalong Hilir Ds. Ciwaruga Kotak Pos 6468 BDCD Tlp. (022) 2013789, Ext.266 Bandung

Bila 50% atau lebih permukaan batu bata tertutup oleh lapisan putih yang agak tebal karena pengkristalan garamgaram yang dapat larut. c. Membahayakan : Bila lebih dari 50% permukaan batu bata tertutup oleh lapisan yang tebal karena pengkristalan garam-garam yang dapat larut dan bagian-bagian dari permukaannya batu bata menjadi bubuk atau terlepas.

VII. DATA HASIL PENGAMATAN DAN PERHITUNGANDari hasil pengujian yang telah dilakukan ternyata penyerapan air/kadar garam batu bata tersebut (setelah direndam dalam air selama 7 hari) tidak menutupi lebih dari 50% permukaan bata tersebut.

VIII. KESIMPULANBata yang diuji tersebut (yang diproduksi dengan mempergunakan cetak mesin cetak), memiliki kualitas yang baik, karena garam hasil pengkristalan kurang dari 50%, sehingga dapat dipakai sebagai bahan bangunan.

PENENTUAN KUAT TEKAN BATU BATAI. PELAKSANAAN- Hari / tanggal :-

Waktu Tempat

: 07.00-08.40 : Laboratorium Uji Bahan18

LAPORAN LABORATORIUM UJI BAHAN JURUSAN TEKNIK SIPIL POLITEKNIK NEGERI BANDUNGJl. Gegerkalong Hilir Ds. Ciwaruga Kotak Pos 6468 BDCD Tlp. (022) 2013789, Ext.266 Bandung

II. REFERNSI1. SII-0021-78 2. NI-10-65 3. Diktat Teknologi Bahan Jilid 1

III. TUJUANa. Tujuan Umum Setelah akhir pelajaran, mahasiswa diharapkan dapat menentukan klasifikasi dari batu bata berdasarkan kuat tekannya. b. Tujuan Khusus Setelah akhir praktek, mahasiswa diharapkan dapat: 1. Menerangkan prosedur pemeriksaan kuat tekan batu bata. 2. Melaksanakan praktek pemeriksaan kuat tekan batu bata dengan cara yang benar.

IV. DASAR TEORISifat-sifat pasangan batu yang paling berpengaruh terhadap perencana konstruksi pasangan bata adalah kekuatan dari bata itu sendiri. Adapun kekuatan batu bata harus mampu menahan gaya-gaya luar yang bekerja pada pasangan bata, baik arah vertikal maupun arah horizontal. Oleh sebab itu untuk mengetahui ketahanan bata terhadap kedua macam gaya tersebut perlu diadakan pengujian terhadap kuat tekan dan kuat lentur batu bata tersebut.

19

LAPORAN LABORATORIUM UJI BAHAN JURUSAN TEKNIK SIPIL POLITEKNIK NEGERI BANDUNGJl. Gegerkalong Hilir Ds. Ciwaruga Kotak Pos 6468 BDCD Tlp. (022) 2013789, Ext.266 Bandung

Bata dengan mutu kuat tekan tinggi dengan pasangan yang teratur akan dapat menahan beban tekan vertikal yang cukup tinggi. Pada umumnya konstruksi pasangan bata pada waktu ini, tidak akan banyak dipakai untuk menahan beban vertikal yang cukup besar, beban vertikal biasanya tidak melebihi 7 kg/cm. Maka bila dipakai aduk pasangan bata yang kuat tekannya antara 52,5 sampai 175 kg/cm, maka pasangan bata tersebut sudah akan mencukupi kebutuhan. Berkaitan dengan adanya pengaruh beban pada pasangan bata, maka beberapa hal, seperti tersebut di bawah ini penting untuk diperhatikan: 1. Tebal siar sambungan antara 10-14cm.

Untuk bata beton, tebal siarnya maksimum 18 mm. campuran adukan bila harus rapat air dibuat 1 semen maksimum 3 pasir. 2. Dinding penyakat (partisi) yang tidak menanggung beban dapat dipakai bata merah dengan kekuatan antara 2025 kg/cm. Tebal dinding maksimum bata, luas dinding bagian dalam (interior) tidak lebih dari 6m. 3. Untuk dinding menahan beban.

Kuat tekan bata merah minimum 50 kg/cm. Bila dipakai bata beton atau bata tras kapur, dipakai dengan kuat tekan minimum 70 kg/cm.

V. PERALATAN DAN BAHANa. Peralatan 1. Cetakan benda uji. 2. Spatula, terbuat dari baja putih (No. 12.222).20

LAPORAN LABORATORIUM UJI BAHAN JURUSAN TEKNIK SIPIL POLITEKNIK NEGERI BANDUNGJl. Gegerkalong Hilir Ds. Ciwaruga Kotak Pos 6468 BDCD Tlp. (022) 2013789, Ext.266 Bandung

3. Cawan, terbuat dari baja putih. 4. Kotak plastik, berisi air (No. 12.292). 5. Tanki pematang (curing tank) yang diisi air (No. 12.505). b. Bahan 1. Pasir 2. Semen Portland 3. Batu bata pejal dan batu b ata berongga.

VI.

PROSEDUR PELAKSANAAN

1. Ambil batu bata yang telah dipotong-potong, pada sisi panjang menjadi 2 bagian yang sama besar, dari hasil pemeriksaan tampak luar batu bata (pemeriksaan berdasarkan warnanya). 2. Letakkan kedua potongan tersebut ke dalam cetakan. Jarak antara bidang tekanan dengan bidang batu bata dan antara bidang batu bata dengan batu bata lainnya diberi jarak bebas (ruang antara) setebal 6mm. PERHATIAN Untuk menjaga agar jarak bebas (ruang antara) tersebut tetap, maka di pasang sekat-sekat sementara dalam bentuk potongan-potongan setebal 6mm.3. Isikan ruang antara tersebut dengan adukan spesi dengan

perbadingan semen dan pasir 1:3, hingga aduk spesi itu padat dan menutupi seluruh bidang permukaan batu bata yang vertikal. Sebelum ruang antara diisi aduk spesi, terlebih dahulu sekat-sekat tersebut diangkat keluar.21

LAPORAN LABORATORIUM UJI BAHAN JURUSAN TEKNIK SIPIL POLITEKNIK NEGERI BANDUNGJl. Gegerkalong Hilir Ds. Ciwaruga Kotak Pos 6468 BDCD Tlp. (022) 2013789, Ext.266 Bandung

4. Diamkan selama kurang lebih 1 hari, kemudian benda uji dilepas dari cetakan. 5. Rendam benda uji dalam air pada tanki pematang (curing tank) selama 24 jam (1 hari). 6. Angkat benda uji dari tanki pematang dan seka bidangbidangnya dengan kain lembab untuk menghilangkan air yang berlebihan. 7. Tekan benda uji dengan mesin penekan hingga dicapai kekuatan maksimumnya. Kecepatan penekanan diatur sama dengan kg/cm/s. CATATAN : 1. Banyak batu bata yang dipergunakan untuk pemeriksaan kuat tekan batu bata minimal 10 buah. 2. Kuat tekan batu bata diambil dari harga rata-rata yaitu jumlah kuat tekan semua benda uji dibagi dengan banyaknya benda uji. 3. Pasir yang digunakan ialah pasir standar (tetapi dapat juga dipakai pasir biasa yang mempunyai gradasi 0,3-0,15mm). Adukan yang terdiri dari pasir kwarsa (pasir biasa) dan bahan perekat dapat dibuat sebagai berikut: 1 bagian berat semen Portland + 3 bagian berat pasir + air seberat 60-70% berat semen, diaduk hingga merupakan campuran yang merata.

VII. DATA HASIL PENGAMATAN DAN PERHITUNGANKuat tekan dapat dihitung dengan rumus : F=P: A22

LAPORAN LABORATORIUM UJI BAHAN JURUSAN TEKNIK SIPIL POLITEKNIK NEGERI BANDUNGJl. Gegerkalong Hilir Ds. Ciwaruga Kotak Pos 6468 BDCD Tlp. (022) 2013789, Ext.266 Bandung

Data yang diperoleh pada pengujian kuat tekan bata ini adalah sebagai berikut: *) Bata pejal mesin, diambil dari persediaan laboratorium uji bahan. - Terdiri dari 2 buah bata pejal mesin. - Mencapai kekuatan maksimumnya. Bata I Pmaks = 165 KN =165000N A = 13812,747 mm2

Maka : Kuat tekan bata F = 165 000 : 13812,747 = 11,945 N/mm2

VIII. KESIMPULANDengan melihat hasil di atas maka kuat tekan bata pejal mesin rata-rata = kg/cm, berarti bata tersebut bata tersebut dapat dipakai untuk konstruksi yang menahan beban, dan termasuk pada bata berkekuatan K.200.

RESUME PENGUJIAN BATU BATABerdasarkan hasil pengujian bata hasil produksi mesin tersebut memiliki kwalitas yang baik, dimana penyimpangan kesikuan relatif kecil, yaitu mm untuk panjangnya, mm untuk lebarnya dan mm untuk tebalnya.23

LAPORAN LABORATORIUM UJI BAHAN JURUSAN TEKNIK SIPIL POLITEKNIK NEGERI BANDUNGJl. Gegerkalong Hilir Ds. Ciwaruga Kotak Pos 6468 BDCD Tlp. (022) 2013789, Ext.266 Bandung

Sedangkan untuk penyimpangan rata-rata ukuran adalah : Mm untuk panjangnya, mm untuk lebarnya dan mm untuk tebalnya. Dengan ukuran rata-rata bata tersebut adalah: () cm. Jadi bata tersebut mendekati standar kelas . Juga berdasarkan pengujian kadar garam cukup baik karena hasil pengkristalan kurang dari 50%. Sedangkan kuat tekan bata rata-rata adalah kg/cm, berarti bata tersebut termasuk bata berkekuatan K-200.

UKURAN, BERAT, TAMPAK, PANJANG DAN LEBAR BERGUNA GENTENG KERAMIK24

LAPORAN LABORATORIUM UJI BAHAN JURUSAN TEKNIK SIPIL POLITEKNIK NEGERI BANDUNGJl. Gegerkalong Hilir Ds. Ciwaruga Kotak Pos 6468 BDCD Tlp. (022) 2013789, Ext.266 Bandung

I. PELAKSANAANHari / tanggal Waktu Tempat : : 07.00-08.40 : Laboratorium Uji Bahan

II.

REFERENSI1. SII 0021 -81

III.TUJUANSetelah akhir praktikum mahasiswa diharapkan dapat ; 1. Menghitung jumlah genteng dalam 1 m. 2. Dengan melihat permukaan genteng dan kelengkapannya, dapat menentukan kualitas genteng yang baik. 3. Dapat menentukan berat genteng per m. 4. Terampil dalam melakukan pengujian.

IV. DASAR TEORIProduk genteng dari industri menengah dan besar umumnya terlihat lebih baik daripada produk genteng dari industri kecil. Disamping itu yang umum kita lihat adalah genteng datar yang dibuat dengan alat pres. Pembuatannya serta bahan mentahnya, secara sam diproses seperti pada pembuatan bata-bata dengan extruder, untuk mengulet bahan mentah agar cukup baik kehalusan dan plastisitasnya.25

LAPORAN LABORATORIUM UJI BAHAN JURUSAN TEKNIK SIPIL POLITEKNIK NEGERI BANDUNGJl. Gegerkalong Hilir Ds. Ciwaruga Kotak Pos 6468 BDCD Tlp. (022) 2013789, Ext.266 Bandung

Ukuran genteng dalam SII 022 -81 ada tiga macam, yaitu: Ukuran kecil, dengan jumlah genteng 25 bh/m atap. Ukuran sedang, dengan jumlah genteng 20 bh/m. Ukuran besar, dengan jumlah genteng 15 bh/m. Bentuk umum genteng yang terdapat di Indonesia : Genteng datar bentuk echt (genteng kodok / barong). Genteng S lengkung cekung (Viam). Genteng palentong (S datar). Genteng ukuran besar (umumnya genteng beton).

Dalam SII di isyaratkan lebar berguna 20 cm dan panjang berguna 25 cm, tetapi pada kenyataannya pada umumnya tiap buah genteng memiliki lebar berguna 15-19 cm panjang berguna antara 22-23cm. Untuk jenis genteng ukuran besar yang kini sedang berkembang terlihat adanya ukuran yang sudah mendekati standar dengan ukuran lebar berguna 20 cm dan panjang berguna 33,3 cm. Keterbatasan penggunaaan genteng keramik hanya pada kemiringan atap yang harus dibuat dengan sudut tidak boleh lebih kecil dari 35 dan tidak boleh lebih dari 60. Jika lebih besar dari 60, maka genteng tersebut harus diberi lubang guna dapat dipaku dengan seng dan bila sudut atap tetap lebih kecil dari 35, akan mudah bocor, terlebih bila tiupan angin kencang.

V. PERALATAN DAN BAHAN26

LAPORAN LABORATORIUM UJI BAHAN JURUSAN TEKNIK SIPIL POLITEKNIK NEGERI BANDUNGJl. Gegerkalong Hilir Ds. Ciwaruga Kotak Pos 6468 BDCD Tlp. (022) 2013789, Ext.266 Bandung

1. Alata. Timbangan dengan kapasitas lebih besar dari 2 kg, dengan

ketelitian 0,001gram. b. Susunan ruang dengan jarak : 200 mm, 250 mm, atau 333 mm, sesuai dengan panjang dan lebar berguna. c. Baji pengukur dengan ketelitian 10 mm. d. Pita ukur, panjang minimum 3 m. e. Kapiler dengan ketelitian 0,1 mm. 2. Bahan Genteng S lengkung cekung / rakyat, sebanyak 10 buah.

VI.

PROSEDUR PELAKSANAAN

A. Penentuan Panjang 1. Siapkan peralatan dan bahan yang diperlukan, genteng yang diperlukan paling sedikit 10 buah. 2. Masing-masing genteng diukur panjang dan lebarnya, ukuran kaitan adalah hasil rata-rata dari paling sedikit dua tempat pengukuran dari hasil pengukuran 10 buah genteng yang tadi, catat ukuran panjang dan lebar terbesar dan terkecil. B. Berat 1. Siapkan benda uji sebanyak 10 buah genteng dan peralatan lainnya. 2. Masing-masing genteng ditimbang dengan ketelitian sampai 10 gram didalam keadaan kering suhu ruang uji. 3. Hitung berat genteng yaitu berat rata-rata dari 10 kali penimbangan dan dinyatakan dalam kilogram.27

LAPORAN LABORATORIUM UJI BAHAN JURUSAN TEKNIK SIPIL POLITEKNIK NEGERI BANDUNGJl. Gegerkalong Hilir Ds. Ciwaruga Kotak Pos 6468 BDCD Tlp. (022) 2013789, Ext.266 Bandung

C. Pandangan Luar Pengujian dilakukan terhadap hal-hal sebagai berikut : 1. Permukaan genteng Periksa genteng, apakah dapat dinyatakan licin atau tidak licin, berlapis atau tidak berlapis, serta cacat-cacat permukaan lainnya (berlubang-lubang, berbintik-bintik dan lain-lain). 2. Retak-retak Periksa genteng tersebut, retak-retak besar, kecil atau tidak. D. Susunan Genteng Di atas Atap 1. Susunan genteng sebanyak 30 buah diatas susunan reng, jaraknya tergantung kepada ukuran standar genteng yang bersangkutan ( 200 mm, 250 mm, atau 333 mm). 2. Susunan genteng memanjang (menurut arah turunnya air), berdiri dari 3 jajar, tiap jajar terdiri dari 10 buah genteng. 3. Ukur panjang 9 buah genteng sampai ketelitian 1mm, kemudian hasil ukuran dibagi Sembilan, maka didapat panjang berguna genteng. 4. Susunan genteng melebar, terdiri dari 3 jajar dan tiap jajar terdiri dari 10 buah genteng. 5. Ukur sisi melebar dari Sembilan buah genteng sampai ketelitian 1 mm, kemudian hasil pengukuran dibagi 9 maka didapat harga lebar berguna.6. Periksa

susunan genteng, sampai dimana kerapatan sambungan-sambungan, dinyatakan baik atau tidak baik. Sambungan rapat atau tidak rapat.

E. Penumpang Jarak Tumpang28

LAPORAN LABORATORIUM UJI BAHAN JURUSAN TEKNIK SIPIL POLITEKNIK NEGERI BANDUNGJl. Gegerkalong Hilir Ds. Ciwaruga Kotak Pos 6468 BDCD Tlp. (022) 2013789, Ext.266 Bandung

1. Menghitung jarak tumpang ke arah memanjang, yaitu selisih antara panjang rata-rata genteng diukur menurut gambar, dengan panjang berguna rata-rata yang diukur menurut d2 dan d3. 2. Jarak tumpang kea rah melebar adalah selisih antara lebar rata-rata genteng yang dapat diukur menurut A (lihat pada gambar) dengan lebar berguna yang diukur menurut D4 dan D5. F. Sunyi 1. Menyiapkan benda uji sebanyak 10 buah. 2. Pegang genteng pada kaitannya dengan satu tangan, dan tangan lainnya memukul genteng dengan ringan menggunakan suatu benda keras.

VII.

DATA HASIL PENGAMATAN DAN PERHITUNGANBerat (kg) 1,4007 1,3237 Panjang (mm) 294,51 293,97 Lebar (mm) 208,53 210,05

Genting No 1 2

Bunyi Nyaring Nyaring29

Tebal(mm)

4,54 4,54

LAPORAN LABORATORIUM UJI BAHAN JURUSAN TEKNIK SIPIL POLITEKNIK NEGERI BANDUNGJl. Gegerkalong Hilir Ds. Ciwaruga Kotak Pos 6468 BDCD Tlp. (022) 2013789, Ext.266 Bandung

3 4 5

1,1674 1,3672 1,2076

Nyaring Nyaring Nyaring

297,03 292,09 284,13

207,21 207,88 207,06

4,54 4,54 4,54

No.gentin g 1 2 3 4 5 Ket

Ukuran kait P (mm) 47,62 48,54 45,12 45,04 47,1 L (mm) 16,52 16,28 15,80 15,90 15,42 T (mm) 4,54 8,56 6,58 6,14 7,1

Warna Merah tidak merata Merah tidak merata Merah tidak merata Merah tidak merata Merah tidak merata

Pandanga n Cacat,ret ak Cacat,ret ak Cacat,ret ak Cacat,ret ak Cacat,ret ak

: semua nilai ukuran Panjang, Lebar dan Tebal dari genteng tersebut di atas sudah dirata-ratakan dari dua kali pengukuran.

Rumus: Lebar tumpang = lebar rata-rata -- lebar berguna Panjang tumpang = panjang rata-rata panjang berguna

30

LAPORAN LABORATORIUM UJI BAHAN JURUSAN TEKNIK SIPIL POLITEKNIK NEGERI BANDUNGJl. Gegerkalong Hilir Ds. Ciwaruga Kotak Pos 6468 BDCD Tlp. (022) 2013789, Ext.266 Bandung

Jumlah genteng/m2 =

1 m2 Luas berguna

Berat genteng / m2 = berat genteng x jumlah genteng/m2

Keterangan : pengukuran.

Lebar total adalah jumlah lebar bersih dari total

-

Demikian juga halnya untuk menghitung panjang tumpang genteng, analog dengan rumus di atas. *) Panjang genteng *) Maka panjang berguna = 235 cm = 235 cm : 10

=23,5 cm *) Lebar susunan genteng =163,5 cm

*) Maka lebar berguna =163,5cm : 1 =16,35 cm *) Maka: Lebar Tumpang = 20,808 16,35 = 4,458 cm

-

Panjang tumpang

= 29,235 23,5

= 5,735 cm

VIII. KESIMPULAN31

LAPORAN LABORATORIUM UJI BAHAN JURUSAN TEKNIK SIPIL POLITEKNIK NEGERI BANDUNGJl. Gegerkalong Hilir Ds. Ciwaruga Kotak Pos 6468 BDCD Tlp. (022) 2013789, Ext.266 Bandung

Berdasarkan data yang diperoleh, didapatkan Luas genting perbuahnya adalah m/buah. Sedangkan : Banyaknya genting/m Berat genting/m Berat rata-rata genting Lebar tumpang genting Panjang tumpang genting = buah = kg/m =1,293kg = 4,458cm = 5,735cm

Sedangkan warna dari genting tersebut rata-rata memiliki warna merah kecoklatan, dengan warna yang rata-rata tidak s

KUAT LENTUR GENTENGI. PELAKSANAANHari/Tanggal Waktu Tempat : : 07.00-08.40 : Laboratorium Uji Bahan

32

LAPORAN LABORATORIUM UJI BAHAN JURUSAN TEKNIK SIPIL POLITEKNIK NEGERI BANDUNGJl. Gegerkalong Hilir Ds. Ciwaruga Kotak Pos 6468 BDCD Tlp. (022) 2013789, Ext.266 Bandung

II. REFERENSI1. SII - 0021 81

III.TUJUAN1. Tujuan Umum Setelah akhir praktikum mahasiswa diharapkan mengetahui pemeriksaan kuat lentur genteng. 2. Tujuan Umum Setelah akhir praktikum, mahasiswa diharapkan dapat : 1. Menerangkan prosedur pemeriksaan kuat lentur genteng. 2. Melaksanakan praktek pemeriksaan kuat lentur genteng. dapat

IV. DASAR TEORISuatu faktor yang menentukan kuat / tinggi rendahnya kuat lentur adalah bahan baku dan pembakaran. Pembakaran yang baik dan merata menghasilkan genteng yang berkekuatan tinggi dan kekuatannya merata. Sedangkan bahan yang kurang baik akan menurunkan mutu genteng yang bersangkutan. Didalam SII ditetapkan bahwa kuat lentur genteng biasa minimal 25 kg/cm, pada hasil industry menengah dan besar umumnya kuat lentur bisa mencapai 150 kg, sedangkan kuat lentur dalam SII minimal 50 kg, pengujian ini dimaksudkan untuk mengetahui kekuatan genteng pada saat beban bekerja, seperti : beban angin, hujan dan lain-lain. Jika didalam pengujian ternyata kuat lentur dibawah 25 kg, maka33

LAPORAN LABORATORIUM UJI BAHAN JURUSAN TEKNIK SIPIL POLITEKNIK NEGERI BANDUNGJl. Gegerkalong Hilir Ds. Ciwaruga Kotak Pos 6468 BDCD Tlp. (022) 2013789, Ext.266 Bandung

sebaiknya genteng tersebut tidak digunakan dalam konstruksi dan diselidiki penyebab turunnya kekuatan lentur tersebut. Sehingga persyaratan kekuatan lenturnyapun berbeda-beda untuk setiap mutu genteng, adapun ke 5 tingkat mutu genteng tersebut adalah : 1. kg. 2. 3. 4. 5. Mutu I Mutu II Mutu III Mutu IV Mutu V : Memiliki angka kuat lentur minimum 110 : Memiliki angka kuat lentur minimum 90 kg. : Memiliki angka kuat lentur minimum 60 kg. : Memiliki angka kuat lentur minimum 35 kg. : Memiliki angka kuat lentur minimum 25 kg.

V. PERALATAN DAN BAHANa. Alat 1. Mesin Penekan. 2. Kayu penumpu. 3. Kayu pembeban yang mempunyai sisi dan sisi beban yang beradius 5 mm. 4. Bingkai kayu dengan tebal antara 20-30 mm. 5. Pisau aduk / spatula dan bejana untuk mengaduk semen. b. Bahan 1. Semen Portland, diayak dengan ayakan 1 mm, diambil dari persediaan laboratorium uji bahan. 2. Genteng, lengkung S, produksi perusahaan kecil. 3. Air bersih.34

LAPORAN LABORATORIUM UJI BAHAN JURUSAN TEKNIK SIPIL POLITEKNIK NEGERI BANDUNGJl. Gegerkalong Hilir Ds. Ciwaruga Kotak Pos 6468 BDCD Tlp. (022) 2013789, Ext.266 Bandung

VI.

PROSEDUR PELAKSANAAN

1. Siapkan minimum 6 buah genteng untuk benda uji (pada saat pengujian hanya 1 buah untuk masing-masing genteng). 2. Kayu-kayu penumpu dipasang dengan jarak 20 cm, dan kayu pembeban dipasang ditengah-tengah antara kedua kayu penumpu, sehingga bentuk kayu yang menempel kegenteng sama dengan bentuk permukaan genteng. 3. Dengan semen Portland sebagai perekat, bingkai kayu direkatkan pada genteng ditempat-tempat pembebanan, sehingga gaya-gaya yang bekerja pada genteng tepat melalui bingkai-bingkai kayu tadi dan terbagi merata pada seluruh permukaan genteng. 4. Benda uji yang telah direkatkan dengan semen Portland kemudian didiamkan selama 3 hari agar perekatnya mengeras. 5. Lakukan pembebanan perlahan-lahan dengan penambahan 2 kg/detik, baca penunjuk jarum beban maksimum yaitu, pada saat gentengnya patah. 6. Yang disebut beban lentur dari genteng adalah, hasil rata-rata beban maksimum, dari 6 buah benda uji yng dibulatkan sampai 1 kg. 7. Bila dari 6 buah genteng yang diuji ada sebuah yang mempunyai beban lentur kurang dari harga minimal (25 kg/cm), maka pengujian harus diulangi dengan 6 buah genteng yang lain. 8. Apabila dalam pengujian ulang hal tersebut di atas terjadi lagi, maka mutu genteng dinyatakan satu tingkat lebih rendah dari syarat kuat lentur rata-rata yang telah ditentukan.35

LAPORAN LABORATORIUM UJI BAHAN JURUSAN TEKNIK SIPIL POLITEKNIK NEGERI BANDUNGJl. Gegerkalong Hilir Ds. Ciwaruga Kotak Pos 6468 BDCD Tlp. (022) 2013789, Ext.266 Bandung

VII.

DATA HASIL PENGAMATAN DAN PERHITUNGAN

Dari hasil pengujian terhadap genteng kampung yang merupakan persediaan lab. Uji bahan teknik sipil, maka diperoleh kuat lenturnya sebesar 258,76 kg.

VIII. KESIMPULANSetelah melakukan pengujian terhadap kuat lentur genteng kampung, maka diperoleh besarnya kuat lentur genteng tersebut adalah 258,76 kg. Hal ini menunjukan bahwa genteng tersebut cukup baik dan merupakan genteng kelas I, karena itu kuat lentur untuk genteng kelas I menurut peraturan adalah lebih dari 110 kg.

PENENTUAN KETAHANAN GENTENG TERHADAP REMBESAN AIRI. PELAKSANAANHari / Tanggal :36

LAPORAN LABORATORIUM UJI BAHAN JURUSAN TEKNIK SIPIL POLITEKNIK NEGERI BANDUNGJl. Gegerkalong Hilir Ds. Ciwaruga Kotak Pos 6468 BDCD Tlp. (022) 2013789, Ext.266 Bandung

Waktu Tempat

: 07.00-08.40 : Laboratorium Uji Bahan

II. REFERENSI 1. SII 0022 81 2. Job sheet. 3. Uraian instruktur 4. Course Note Teknologi Bahan I.

III.TUJUANSetelah akhir praktikum mahasiswa diharapkan dapat mengetahui dan melakukan pengujian rembesan air terhadap genteng.

IV. DASAR TEORIGenteng keramik adalah suatu unsur bangunan yang berfungsi sebagai penutupatap dan dibuat dari tanah liat, dengan atau tanpa campuran bahan lainnya, yang dibakar sampai suhu yang cukup tinggi, sehingga tidak hancur bila direndam dalam air. Sebagai bahan penutup atap, genteng harus memiliki kemampuan untuk mengalirkan air hujan pada permukaannya, tanpa ada atau sedikit air yang diserap, karena apabila genteng mudah menyerap air, maka lama kelamaan pada permukaannya akan tumbuh lumut, yang apabila terlalu banyak, akan merusak genteng tersebut, karena lumut tersebut akan mengeluarkan asam yang akan menjadikan genteng tersebut lapuk dan sangat mudah ditembus oleh air, pada akhirnya fungsi dari genteng itu sendiri akan hilang.37

LAPORAN LABORATORIUM UJI BAHAN JURUSAN TEKNIK SIPIL POLITEKNIK NEGERI BANDUNGJl. Gegerkalong Hilir Ds. Ciwaruga Kotak Pos 6468 BDCD Tlp. (022) 2013789, Ext.266 Bandung

Keterbatasan penggunaan genteng keramik, hanya pada kemiringan atap yang harus dibuat. Mengingat ukurannya kecil pada kemiringan atau sebaiknya tidak dibuat lebih rendah dari 35 dan tidak lebih dari 60, karena apabila lebih datar dari 35, genteng tersebut akan mudah bocor, terlebih apabila tiupan angin cukup kencang. Sedangkan apabila lebih tegak dari sudut 60, genteng tersebut harus diberi lubang guna dapat dipaku dengan seng.

V. ALAT DAN BAHANa. Peralatan : 1. Pemotong genteng 2. Alat tulis. b. Bahan : 1. Genteng S (lokal). 2. Plat seng. 3. Bahan perekat kedap air/lilin campur coloponium.

VI.

PROSEDUR PELAKSANAAN

1. Sediakan seluruh peralatan dan bahan yang diperlukan. 2. Buat bejana yang tidak beralas dari plat seng dengan ukuran 20 x 12,5 x 10 cm. Bagian bawah bejana dibentuk sehingga pas/tepat pada permukaan genteng.3. Panaskan

dahulu bahan perekatnya sampai cair (dapat dituangkan). Bila perekat dibuat dari perekat ditambah coloponium dibuat perbandingan berat campuran 1 : 1.

38

LAPORAN LABORATORIUM UJI BAHAN JURUSAN TEKNIK SIPIL POLITEKNIK NEGERI BANDUNGJl. Gegerkalong Hilir Ds. Ciwaruga Kotak Pos 6468 BDCD Tlp. (022) 2013789, Ext.266 Bandung

4. Rekatkan bejana pada permukaan genteng dengan perekat, juga permukaan genteng yang berada diluar bejana ditutup dengan perekat, bila perlu gunakan majun untuk menutup bagian-bagian yang berlubang. Biarkan sampai bahan perekat mongering. 5. Letakkan genteng di atas dua buah landasan, agar bagian bawahnya mudah diamati. 6. Isi bejana dengan air dalam 5 cm, dan biarkan beberapa waktu sampai permukaan air tidak turun lagi. Bila permukaan air sudah tetap, maka air ditambah lagi sehingga permukaan air diatas bejana tidak kurang dari 5 cm, diukur dari bagian terdalam dan tidak kurang dari 1 cm diukur dari bagian tertinggi permukaan genteng. 7. Amati bagian bawah tadi selama 3 jam dan perhatikan apakah ada atau tidak ada penetesan air. CATATAN: 1. Genteng dianggap rapat air, apabila dalam waktu minimal 2 jam, dari bagian bawah 4 buah genteng tidak ada yang menetes.2. Apabila dari 5 buah genteng 2 diantaranya meneteskan air,

maka pengujian harus diulang dengan 10 buah genteng baru. Apabila dalam pengujian ulangan hal tersebut terjadi lagi (dua buah diantaranya meneteskan air), maka genteng dinyatakan tidak rapat air. 3. Dalam percobaan ini kita hanya menggunakan genteng S sebanyak 1 buah.

VII.

DATA HASIL PENGAMATAN DAN PERHITUNGAN*) Setelah dilakukan pengamatan uji rembesan air genteng tersebut, ternyata dalam waktu 10 menit, air diatas39

LAPORAN LABORATORIUM UJI BAHAN JURUSAN TEKNIK SIPIL POLITEKNIK NEGERI BANDUNGJl. Gegerkalong Hilir Ds. Ciwaruga Kotak Pos 6468 BDCD Tlp. (022) 2013789, Ext.266 Bandung

permukaan genteng tersebut sudah merembes melalui genteng tersebut dan air menetes (bocor).

RESUME KEMBALI PENGUJIAN GENTENGDari hasil gaya diperoleh luas genteng adalah m/buah. Sedangkan warna genteng rata-rata memiliki warna merah kecoklatan, dengan warna yang rata-rata tidak seragam. Sedangkan kuat lenturnya sebesar kgf, maka genteng tersebut dapat digolongkan pada mutu I, dimana genteng mutu I memiliki kuat lentur minimum 110 kgf. Sedangkan setelah dilakukan pengujian kekuatan terhadap rembesan air tidak memenuhi syarat karena genteng tersebut telah bocor dalam 10 menit sedangkan batas minimumnya adalah 3 jam.

VIII. KESIMPULANBerdasarkan data hasil pengamatan tersebut dapat disimpulkan, bahwa genteng tersebut tidak layak untuk dipakai, karena seharusnya rembesan air sampai bocor tidak boleh lebih cepat dari 3 jam. Sedangkan dari hasil pengujian rembesan air hanya terjadi dalam waktu 10 menit.

LAMPIRANPeralatan yang digunakan

40

LAPORAN LABORATORIUM UJI BAHAN JURUSAN TEKNIK SIPIL POLITEKNIK NEGERI BANDUNGJl. Gegerkalong Hilir Ds. Ciwaruga Kotak Pos 6468 BDCD Tlp. (022) 2013789, Ext.266 Bandung

GAMBAR PELAKSANAAN41

LAPORAN LABORATORIUM UJI BAHAN JURUSAN TEKNIK SIPIL POLITEKNIK NEGERI BANDUNGJl. Gegerkalong Hilir Ds. Ciwaruga Kotak Pos 6468 BDCD Tlp. (022) 2013789, Ext.266 Bandung

42