kedudukan isteri dalam perkawinan jujur pada masyarakat adat batak toba

2
ABSTRAK KEDUDUKAN ISTERI DALAM PERKAWINAN JUJUR PADA MASYARAKAT ADAT BATAK TOBA (Studi Pada Masyarakat Batak Toba Jemaat HKBP Kecamatan Kedaton Kotamadya Bandar Lampung) Oleh FANNY JULITA SITORUS Masyarakat Batak Toba menganut sistem kekerabatan patrilineal dengan sistem perkawinan yang dipakai adalah perkawinan jujur, yaitu dengan membayar jujur (tuhor atau sinamot) yang pada umumnya berbentuk sejumlah uang kepada pihak wanita. Dengan diterimanya uang atau barang jujur, berarti siwanita mengikatkan diri pada perjanjian untuk ikut dipihak suami, baik pribadi maupun harta benda yang dibawa akan tunduk pada hukum adat suami, kecuali ada ketentuan lain yang menyangkut barang-barang bawaan isteri tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kedudukan isteri dalam perkawinan jujur pada masyarakat Batak Toba. Jenis penelitian ini adalah penelitian empiris dengan tipe penelitian eksploratori. Pendekatan yang dilakukan pada penelitian ini adalah pendekatan normatif-empiris. Data yang digunakan adalah data primer dan data sekunder dengan metode pengumpulan data yang dilakukan dengan studi kepustakaan dan studi di lapangan. Selanjutnya data diolah melalui cara pemeriksaan data, klasifikasi data dan penyusunan data. Selanjutnya data dianalisis secara kuailitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kedudukan isteri dalam perkawinan jujur menepatkan isteri pada kedudukan yang sama dengan suami. dalam rumah tangga isteri merupakan ibu rumah tangga, dan kepala rumah tangga dipegang oleh suami, isteri merupakan pemegang kekuasaan untuk mengelola dan mengurus segala keperluan dan urusan di dalam rumah. Sedangkan kewajiban untuk mengurus dan mendidik anak bukan hanya tanggung jawab isteri saja namun merupakan tanggung jawab bersama antara suami dan isteri.

Upload: pheeplukz

Post on 23-Oct-2015

28 views

Category:

Documents


4 download

TRANSCRIPT

Page 1: Kedudukan Isteri Dalam Perkawinan Jujur Pada Masyarakat Adat Batak Toba

ABSTRAK

KEDUDUKAN ISTERI DALAM PERKAWINAN JUJUR PADA MASYARAKAT ADAT BATAK TOBA

(Studi Pada Masyarakat Batak Toba Jemaat HKBP Kecamatan Kedaton Kotamadya Bandar Lampung)

Oleh

FANNY JULITA SITORUS

Masyarakat Batak Toba menganut sistem kekerabatan patrilineal dengan sistem perkawinan yang dipakai adalah perkawinan jujur, yaitu dengan membayar jujur (tuhor atau sinamot) yang pada umumnya berbentuk sejumlah uang kepada pihak wanita. Dengan diterimanya uang atau barang jujur, berarti siwanita mengikatkan diri pada perjanjian untuk ikut dipihak suami, baik pribadi maupun harta benda yang dibawa akan tunduk pada hukum adat suami, kecuali ada ketentuan lain yang menyangkut barang-barang bawaan isteri tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kedudukan isteri dalam perkawinan jujur pada masyarakat Batak Toba. Jenis penelitian ini adalah penelitian empiris dengan tipe penelitian eksploratori. Pendekatan yang dilakukan pada penelitian ini adalah pendekatan normatif-empiris. Data yang digunakan adalah data primer dan data sekunder dengan metode pengumpulan data yang dilakukan dengan studi kepustakaan dan studi di lapangan. Selanjutnya data diolah melalui cara pemeriksaan data, klasifikasi data dan penyusunan data. Selanjutnya data dianalisis secara kuailitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kedudukan isteri dalam perkawinan jujur menepatkan isteri pada kedudukan yang sama dengan suami. dalam rumah tangga isteri merupakan ibu rumah tangga, dan kepala rumah tangga dipegang oleh suami, isteri merupakan pemegang kekuasaan untuk mengelola dan mengurus segala keperluan dan urusan di dalam rumah. Sedangkan kewajiban untuk mengurus dan mendidik anak bukan hanya tanggung jawab isteri saja namun merupakan tanggung jawab bersama antara suami dan isteri.

Page 2: Kedudukan Isteri Dalam Perkawinan Jujur Pada Masyarakat Adat Batak Toba

Di dalam acara atau pesta adat, isteri berhak untuk ikut dan mempunyai peran penting juga seperti suami, namun dalam pengambilan keputusan, isteri hanya boleh menyampaikan pendapat sedangkan yang berhak menentukan keputusan adalah kaum suami. Pada sebuah musyawarah adat isteri tidak dapat memimpin, isteri selalu berada di belakang barisan suami. Harta dalam rumah tangga merupakan milik bersama antara suami dan isteri. Dalam pembagian waris, isteri ikut berdiskusi dengan suami, namun keputusan pembagian berada pada tangan suami. Pada saat suami masih hidup isteri mengikuti keputusan pembagian oleh suami, namun isteri tetap diberi hak untuk berdiskusi dengan suami untuk menentukan pewarisan, Sedangkan ketika suami sudah meninggal hak pewarisan akan diberikan kepada isteri. Kata Kunci: perkawinan jujur, kedudukan isteri, hukum adat batak toba.