kedudukan ahli warks testamentair dalam …repository.unair.ac.id/13542/1/magdalena tresye.pdf ·...

67
SKRIPSI MAGDALENA TRESYE KEDUDUKAN AHLI WARkS TESTAMENTAIR DALAM PEWARISAN MENURUT BURGERLtjK WETBOEK (B.W .) niQin t^npa.vAnAAn ■CCJTBDSTTAC MVJJMCCA' SURAUAYA 7^. rrrfyf ~ FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS AIRLANGGA SURABAYA 1908 ADLN Perpustakaan Universitas Airlannga Skripsi KEDUDUKAN AHLI WARkS TESTAMENTAIR DALAM PEWARISAN MENURUT BURGERLIJK WETBOEK (B.W.) MAGDALENA TRESYE

Upload: phamtu

Post on 21-Aug-2018

226 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: KEDUDUKAN AHLI WARkS TESTAMENTAIR DALAM …repository.unair.ac.id/13542/1/MAGDALENA TRESYE.pdf · Timbulnya Pewarisan dan Macam-macamnya .. 10 2. Cara-cara dan Syarat-syarat Pewarisan

SKRIPSI

MAGDALENA TRESYE

KEDUDUKAN AHLI WARkS TESTAMENTAIR DALAM PEWARISAN MENURUT BURGERLtjK WETBOEK (B .W .)

n i Q i nt̂ npa.vAnAAn

■CCJTBDSTTAC MVJJMCCA' S U R A U A Y A

7 ^ . rrrfyf ~

FAKULTAS H U K U M UNIVERSITAS AIRLANGGA

S U R A B A Y A

1908

ADLN Perpustakaan Universitas Airlannga

Skripsi KEDUDUKAN AHLI WARkS TESTAMENTAIR DALAM PEWARISAN MENURUT BURGERLIJK WETBOEK (B.W.)

MAGDALENA TRESYE

Page 2: KEDUDUKAN AHLI WARkS TESTAMENTAIR DALAM …repository.unair.ac.id/13542/1/MAGDALENA TRESYE.pdf · Timbulnya Pewarisan dan Macam-macamnya .. 10 2. Cara-cara dan Syarat-syarat Pewarisan

KEDUDUKAN AHLI WARIS TESTAMENTAIR

DALAM PEWARISAN MENURUT BURGERLIJK WETBOEK (B.W.)

SKRIPSI

OLEH :

MAGDALENA TRESYE

FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS AIRLANGGA

SURABAYA

ADLN Perpustakaan Universitas Airlannga

Skripsi KEDUDUKAN AHLI WARkS TESTAMENTAIR DALAM PEWARISAN MENURUT BURGERLIJK WETBOEK (B.W.)

MAGDALENA TRESYE

Page 3: KEDUDUKAN AHLI WARkS TESTAMENTAIR DALAM …repository.unair.ac.id/13542/1/MAGDALENA TRESYE.pdf · Timbulnya Pewarisan dan Macam-macamnya .. 10 2. Cara-cara dan Syarat-syarat Pewarisan

KEDUDUKAN AHLI WARIS TESTAMENTAIR

DALAM PEWARISAN MENURUT BURGERLIJK WETBOEK (B.W.)

SKRIPSI

DIAJUKAN UNTUK MELENGKAPI TUGAS

DAN MEMENUHI SYARAT-SYARAT UNTUK

MENCAPAI GELAR SARJANA ITUKUM

OLEH :

MAGDALENA TRESYE

038311630

DOSEN V eMBIMBING DAN PENGUJI

FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS AIRLANGGA

SURABAYA

1988

ADLN Perpustakaan Universitas Airlannga

Skripsi KEDUDUKAN AHLI WARkS TESTAMENTAIR DALAM PEWARISAN MENURUT BURGERLIJK WETBOEK (B.W.)

MAGDALENA TRESYE

Page 4: KEDUDUKAN AHLI WARkS TESTAMENTAIR DALAM …repository.unair.ac.id/13542/1/MAGDALENA TRESYE.pdf · Timbulnya Pewarisan dan Macam-macamnya .. 10 2. Cara-cara dan Syarat-syarat Pewarisan

KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Tuhan

Yang Maha Esa, saya dapat menyelesaikan skripsi yang ber-

judul : "Kedudukan Ahli Waris Testamentair Dalara Pewaris-

an Menurut Burgerlijk Wetboek (B.W.)". Di samping itu, de-

ngan karunianya juga saya dapat memenuhi kewajiban saya

dalam mencapai gelar Sarjana Hukum pada Fakultas Hukum

Universitas Airlangga Surabaya.

Dalam pembuatan skripsi ini, saya mendapat bantuan

dari berbagai pihak. Oleh karena itu pada kesempatan ini,

saya mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepa-

da :

1. Bapak Dr R. Soetojo Prawirohamidjojo, S.H., selaku do-

sen pembimbing saya yang telah dengan tulus dan ikhlas

raembimbing saya dalam pembuatan skripsi ini ;

?. Para dosen penguji yang telah menguji skripsi ini ;

3. Runda Maria yang telah mengabulkan permohonan saya ;

k* Seluruh staf Pengadilan Negeri Malang ;

cj, P.-ipak Dekan Fakultas Hukum Universitas Airlangga Sura­

baya beserta seluruh staf pengajar dan karyawannya yang

telah membantu kelancaran penulisan skripsi ini ;

6. Pengurus Seksi Sosial Wilayah XV Paroki Hati Kudus Ye-

ous Surabaya ;

7. Keluarga Bapak Soetarno dan keluarga Bapak Chandra ;

8. Orang tua, serta saudara-saudara saya yang tercinta

iii

ADLN Perpustakaan Universitas Airlannga

Skripsi KEDUDUKAN AHLI WARkS TESTAMENTAIR DALAM PEWARISAN MENURUT BURGERLIJK WETBOEK (B.W.)

MAGDALENA TRESYE

Page 5: KEDUDUKAN AHLI WARkS TESTAMENTAIR DALAM …repository.unair.ac.id/13542/1/MAGDALENA TRESYE.pdf · Timbulnya Pewarisan dan Macam-macamnya .. 10 2. Cara-cara dan Syarat-syarat Pewarisan

yang telah memberikan dorongan di dalam menyelesaikan

skripsi ini.

Seraoga Tuhan selalu melimpahkan rahmatnya kepada beliau-

beliau yang telah saya sebutkan di atas.

Akhirnya kepada pembaca skripsi ini, saya akan me-

rasa gembira sekali ata6 segala kritik dan saran yang po-

sitif untuk penyempurnaan skripsi ini. Hal ini disebabkan

pembahasan skripsi ini pasti ada kelemahan dan kekurangan-

nya.

Surabaya, Oktober 1988

MAGDALENA TRESYE

iv

ADLN Perpustakaan Universitas Airlannga

Skripsi KEDUDUKAN AHLI WARkS TESTAMENTAIR DALAM PEWARISAN MENURUT BURGERLIJK WETBOEK (B.W.)

MAGDALENA TRESYE

Page 6: KEDUDUKAN AHLI WARkS TESTAMENTAIR DALAM …repository.unair.ac.id/13542/1/MAGDALENA TRESYE.pdf · Timbulnya Pewarisan dan Macam-macamnya .. 10 2. Cara-cara dan Syarat-syarat Pewarisan

d a f t a r Isi

KATA PENGANTAR ............................................. iii

DAFTAR ISI ............................................. v

BAB I : PENDAHULUAN

1. Permasalahan, Latar Belakang dan Rumus-

annya ........................................ 1

2. Penjelaoan Judul ........................... 5

3. Ala6an Pemilihan Judul .................... 5

k* Tujuan Penulisan ........................... 6

5. Metodologi .................................. 6

6. Pertanggungjawaban Sistematika ........... 8

BAB II : TINJAUAN TENTANG PEWARISAN

1. Timbulnya Pewarisan dan Macam-macamnya .. 10

2. Cara-cara dan Syarat-syarat Pewarisan ... 15

3. ffarta Peninggalan Yang Dapat Diwaris .... 19

BAB III : KEDUDUKAN AHLI WARIS TESTAMENTAIR

1. Perihal Testaraen ........................... 22

2. Legitieme Portie :

a. tujuan dan ketentuan-ketentuan pem-

batasan ; ................................ 32

b. siapa-siapa yang berhak atas legi­

tieme portie ; .......................... 35

c. pengaruh penolakan dan ketidakpan-

tasan untuk mewaris .................... 38

3. Kedudukan Ahli Waris Te&tamontair ....... ^0

v

ADLN Perpustakaan Universitas Airlannga

Skripsi KEDUDUKAN AHLI WARkS TESTAMENTAIR DALAM PEWARISAN MENURUT BURGERLIJK WETBOEK (B.W.)

MAGDALENA TRESYE

Page 7: KEDUDUKAN AHLI WARkS TESTAMENTAIR DALAM …repository.unair.ac.id/13542/1/MAGDALENA TRESYE.pdf · Timbulnya Pewarisan dan Macam-macamnya .. 10 2. Cara-cara dan Syarat-syarat Pewarisan

BAB XV : KASUS-^KASUS TENTANG AHLI WARIS TESTAMENTAIR

1. Kasus Harta Warisan Dalam Kaitannya Dengan

Kedudukan Ahli Waris Testamentair Di bidang

Sah Tidaknya Suatu Testamen ................ k3

2, Kasus Harta Wari6an Dalam Kaitannya Dengan

Kedudukan Ahli Waris Testamentair Di bidang0

Pencairan Deposito .......................... 52

BAB V : PENUTUP

1. Kesimpulan .................................... 58

2. Saran .......................................... 58

DAFTAR BACAAN

vi

ADLN Perpustakaan Universitas Airlannga

Skripsi KEDUDUKAN AHLI WARkS TESTAMENTAIR DALAM PEWARISAN MENURUT BURGERLIJK WETBOEK (B.W.)

MAGDALENA TRESYE

Page 8: KEDUDUKAN AHLI WARkS TESTAMENTAIR DALAM …repository.unair.ac.id/13542/1/MAGDALENA TRESYE.pdf · Timbulnya Pewarisan dan Macam-macamnya .. 10 2. Cara-cara dan Syarat-syarat Pewarisan

BAB I

PENDAHULUAN

1. PermaBalahan. Latar Belakang dan Rumusann.ya

Pada hakekatnya, manusia secara kodrat cenderung

untuk hidup bermasyarakat. Kecenderungan tersebut adalah

didorong oleh rasa manusiawi yang ingin berkumpul dengan

sesamanya. Hal ini sesuai dengan ajaran Aristoteles yangtr

menyataknn bahwa manusia adalah "zoon politicon", yang

berarti :

Bahwa manusia itu sebagai mahltik pada d&sarnya selalu ingin bergaul dan berkumpul dengan sesama manusia la- innya, jadi mahluk yang suka bermasyarakat. Oleh kare* na sifatnya yang suka bergaul satu 6ama lain maka ma­nusia disebut mahluk sosial.

Dengan demikian, di dalam kehidupannya manusia itu selalu

berhubungan dengan manusia lainnya. Hubungan-hubungan ini

menyangkut bermacam-macam hal, dan bahkan menyangkut pula

tentang barang-barang yang mereka miliki. Dari hubungan-

hubungan inilah kemudian timbul hak-hak dan kewajiban-ke-

wajiban manusia yang satu terhadap manusia yang lain.

Hak dan kewajiban manusia atau seseorang ini akan

menjadi percoalan bila orang tersebut meninggal dunia, ka-

rena pada umumnya pihak yang ditinggalkan oleh orang yang

meninggal dunia itu bukanlah seorang manusia yang lain.

atau sebuah barang saja. Hal yang lebih penting adalah

1Kans.il C.S.T., PenKantar Ilmu Hukum, Balai Pusta- ka, Jakarta, 1979, h. 27.

1

ADLN Perpustakaan Universitas Airlannga

Skripsi KEDUDUKAN AHLI WARkS TESTAMENTAIR DALAM PEWARISAN MENURUT BURGERLIJK WETBOEK (B.W.)

MAGDALENA TRESYE

Page 9: KEDUDUKAN AHLI WARkS TESTAMENTAIR DALAM …repository.unair.ac.id/13542/1/MAGDALENA TRESYE.pdf · Timbulnya Pewarisan dan Macam-macamnya .. 10 2. Cara-cara dan Syarat-syarat Pewarisan

2

perbuatan-perbuatan atau hubungan-hubungan orang tersebut

pada-waktu ia masih hidup dengan orang lain, berpengaruh

langsung pada pola kepentingan di dalam masyarakat teruta-

ma keluarganya. Terhadap kepentingan-kepentingan inilah di-

butuhkan suatu peraturan hukum yang mengatur bagaimana agar

lingkup keluarga tadi bisa terhindar dari akibat hukum yang

merugikan keluarga tersebut.

Hak-hak dan kewajiban-kewajiban seseorang yang me-j.

ninggal dunia dapat berupa segala sesuatu yang mempunyai

sifat keduniawian dan segala sesuatu yang mempunyai sifat

kerohainan. Segala sesuatu yang mempunyai sifat keduniawian

itu dapat dianggap dengan sendirinya beralih kepada orang

lain yang ditingg#lkan oleh seseorang yang meninggal dunia

tersebut. Sedangkan segala sesuatu yang mempunyai sifat ke-

rohamian itu mengandung unsur-unsur kepribadian seseorang,

sehingga tidak mungkin dapat dialihkan kepada orang lain.

Pengertian warisan yang dimaksud dalam pembahasan

ini terbatas pada hal-hal yang bersifat keduniawian, yaitu

suatu hal yang menyangkut harta kekayaan atau kebendaan

yang ditinggalkan oleh orang yang meninggal dunia, yang ke-

mudian beralih kepada orang yang dianggap mempunyai hak-

hak dan kewajiban-kewajiban di dalamnya sebagaimana yang

dikatakan oleh Wirjono Prodjodikoro : "Warisan itu adalah

soal apakah dan bagaimana pelbagai hak-hak dan kewajiban-

kewajiban tentang kekayaan seseorang pada waktu ia mening­

gal dunia, akan beralih kepada orang lain yang masih hi-

ADLN Perpustakaan Universitas Airlannga

Skripsi KEDUDUKAN AHLI WARkS TESTAMENTAIR DALAM PEWARISAN MENURUT BURGERLIJK WETBOEK (B.W.)

MAGDALENA TRESYE

Page 10: KEDUDUKAN AHLI WARkS TESTAMENTAIR DALAM …repository.unair.ac.id/13542/1/MAGDALENA TRESYE.pdf · Timbulnya Pewarisan dan Macam-macamnya .. 10 2. Cara-cara dan Syarat-syarat Pewarisan

3

dup".2

Bertolak dari keadaan yang demikian inilah sering-

kali kita dengar adanya sengketa di antara anggota keluar­

ga tentang masalah siapakah yang dapat melanjutkan hubung-

an hukum pewarisan itu. Dalam praktek sering terjadi bila-

mana ada seorang yang meninggal dunia dengan meninggalkan

harta kekayaan, maka akan timbul perselisihan di antara

anak-anaknya sebagai ahli waris mengenai pembagian harta

warisan tersebut. Ada yang minta bagian lebih banyak sebab

merasa bahwa dia 6ebagai anak laki-laki tertua, atau ada

yang merasa berhak untuk mendapat warisan walaupun dia di-

lahirkan oleh ibu atau ayah yang berlainan atau di luar

perkawinan sebagai anak luar kawin,

Begitu pula sering timbul perselisihan karena si

pewaris tidak adil. Dia (pewaris) sebelum meninggal dunia

membuat suatu pesan atau testamen terhadap harta kekayaan-

nya, yang isinya menguntungkan orang lain atau pihak ketiga

yang bukan sanak keluarganya, dan merugikan bagian harta

warisan daripada anak-anaknya sendiri maupun anggota kelu-

arganya yang lain.

Dari keterangan di atas diketahui bahwa ahli waris

itu bisa digolongkan dalam dua golongan, yaitu :

1. Ahli waris yang tidak berdasarkan testamen, yaitu ahli

pWirjono Prodjodikoro, Hukum Warisan 5i Indonesia,

cet. VII, Sumur Bandung, Bandunf, 1983, h. 13

ADLN Perpustakaan Universitas Airlannga

Skripsi KEDUDUKAN AHLI WARkS TESTAMENTAIR DALAM PEWARISAN MENURUT BURGERLIJK WETBOEK (B.W.)

MAGDALENA TRESYE

Page 11: KEDUDUKAN AHLI WARkS TESTAMENTAIR DALAM …repository.unair.ac.id/13542/1/MAGDALENA TRESYE.pdf · Timbulnya Pewarisan dan Macam-macamnya .. 10 2. Cara-cara dan Syarat-syarat Pewarisan

waris atau orang yang berhak mewaris berdasarkan adanya

hubungan darah dengan pewaris. Ahli waris ini disebut

juga sebagai ahli waris ab-intestato.

2. Ahli waris testamentair, yaitu ahli waris berdasarkan

ketetapan suatu testamen.

Adanya dua golongan ahli waris ini juga sering me*.',

nimbulkan masalah, karena sanak keluarga pewaris sebagai

ahli waris berdasarkan hubungan darah atau ab-intestato

merasa dirugikan dengan adanya ahli waris testamentair.

Mungkin juga dalam hal tersebut terjadi sengketa

yang menganggap bahwa testamen yang dibuat oleh pewaris

itu palsu. Maksudnya testamen tersebut sebenarnya tidak

dibuat oleh pewari6, trtapi oleh orang lain. Sehingga tes­

tamen tersebut tidak berlaku atau batal demi hukum.

Sedangkan testanfen itu sendiri mempunyai tiga macara

bentuk, yaitu ; testamen umum, testamen olografis, dan tes­

tamen raha6ia«

Berdasarkan hal-hal tersebut di atas, maka eaya ter-

tarik untuk raenulis masalah-masalah tersebut dengan rumuean

permasalahan sebagai berikut :

1. Apakah yang akan terjadi dengan meninggalnya seseorang,

yaitu apakah yang akan terjadi dengan hak-hak serta ke­

wa jiban-kewa jiban dari orang yang meninggal dunia?

Bagaimana tentang segala sesuatu yang ditinggalkannya,

apakah semua hak-hak serta kewajiban-kewajibannya juga

lenyap beraamaan dengan meninggalnya orang tersebut? ;

ADLN Perpustakaan Universitas Airlannga

Skripsi KEDUDUKAN AHLI WARkS TESTAMENTAIR DALAM PEWARISAN MENURUT BURGERLIJK WETBOEK (B.W.)

MAGDALENA TRESYE

Page 12: KEDUDUKAN AHLI WARkS TESTAMENTAIR DALAM …repository.unair.ac.id/13542/1/MAGDALENA TRESYE.pdf · Timbulnya Pewarisan dan Macam-macamnya .. 10 2. Cara-cara dan Syarat-syarat Pewarisan

5

2. Bagaimanakah kedudukan ahli waris berdasarkan testaraen?

Hal ini juga akan saya bahas.

Dengan alasan inilah maka saya tertarik untuk mera-

bahas masalah kedudukan ahli waris testamentair dalam pe-

warisan menurut Burgerlijk Wetboek, karena masalah ini Be­

ring menimbulkan perselisihan di antara sesama ahli waris,

baik itu ahli waris ab-intestato maupun ahli waris testa­

mentair.

2. Pen.jelasan Judul

Pengertian kedudukan yang saya pergunakan dalam pe-i

nulisan skripsi ini adalah mengenai posisi seseorang yang

sebenarnya dalam pewarisan yang telah jatuh meluang, Se-

dangkan yang dimaksud dengan ahli waris testamentair ada­

lah ahli waris atau orang yang berhak mewaris berdasarkan

ketetapan suatu testamen. Pewarisan adalah proses peralih-

an hak dan kewajiban dalam bentuk materiil.

3* Alasan Pemilihan Judul

Seperti apa yang kita ketahui, akhir-akhir ini ra-

mai sekali dibicarakan orang mengenai testamen, baik itu

mongenai keaslian suatu testamen ataupun mengenai keduduk­

an ahli waris testamentair dalam suatu pewarisan. Apalagi

dengan adanya kasus pewarisan Han Poo Hok yang begitu ra-

mai hingga dimuat dalam majalah-majalah maupun koran-koran,

Berdasarkan kenyataan ini, saya tertarik untuk menulis ma­

salah kedudukan ahli waris testamentair, supaya orang yang

tidak men^etahui atau memahami mengenai ahli waris testa-

ADLN Perpustakaan Universitas Airlannga

Skripsi KEDUDUKAN AHLI WARkS TESTAMENTAIR DALAM PEWARISAN MENURUT BURGERLIJK WETBOEK (B.W.)

MAGDALENA TRESYE

Page 13: KEDUDUKAN AHLI WARkS TESTAMENTAIR DALAM …repository.unair.ac.id/13542/1/MAGDALENA TRESYE.pdf · Timbulnya Pewarisan dan Macam-macamnya .. 10 2. Cara-cara dan Syarat-syarat Pewarisan

6

mentair dapat mengerti, bagaimana sebenarnya kedudukan ah­

li waris tersebut. Di samping itu dengan adanya penulisan

skripsi ini, saya berharap agar masyarakat berhati-hati

dalam membuat suatu testamen, Sehingga bila orang tersebut

meninggal dunia tidak-timbul sengketa di antara sesama ah­

li waris.

Tu.iuan Penulisan

Berdasarkan ketentuan yang ada, seorang mahasiswa

yang hendak menyelesaikan studinya pada suatu Perguruan

Tinggi wajib membuat suatu karya tulis yang berupa skripsi.

Dalam kaitan inilah saya membuat dan menyusun skripsi ini.

Selain itu, juga untuk memberikan 6edikit sumbangan pemi-

kiran kepada masyarakat tentang masalah ahli waris testa­

mentair, Dengan suatu harapan melalui permasalahan yang

saya kemukakan, para mahasiswa yang lain merasa terundang

untuk menelaah lebih dalam lagi.

5. Metodologi

a. Pendekatan masalah.

Terhadap masalah yang dibahas ini, saya melakukan

pendekatan masalah secara yuridis dan sosiologis. Yuridis

dalam arti, menitikberatkan pada peraturan perundang-undang-

an yang berlaku sebagai pedoman pembahasan masalah. Sedang-

kan Rosiologio dalam arti meneliti dan mengamati dari segi

praktek penyelenggaraan dalam masyarakat secara nyata.

b. Sumber data.

Untuk memperoloh data yang diperlukan, yang raenjadi

ADLN Perpustakaan Universitas Airlannga

Skripsi KEDUDUKAN AHLI WARkS TESTAMENTAIR DALAM PEWARISAN MENURUT BURGERLIJK WETBOEK (B.W.)

MAGDALENA TRESYE

Page 14: KEDUDUKAN AHLI WARkS TESTAMENTAIR DALAM …repository.unair.ac.id/13542/1/MAGDALENA TRESYE.pdf · Timbulnya Pewarisan dan Macam-macamnya .. 10 2. Cara-cara dan Syarat-syarat Pewarisan

7

sumber utama skripsi ini adalah literatur atau buku-buku

bacaan yang ada di perpustakaan, maupun yang saya miliki.

Di samping itu juga bahan-bahan bacaan lainnya seperti,

surat kabar maupun majalah, serta dengan melihat praktek

di pengadilan.

c, Prosedure pengumpulan dan pengolahan data.

Berhubung penulisan skripsi ini didasarkan pada fak-

ta atau kenyataan, maka data ini dikumpulkan dengan jalan

membaca buku-buku yang ada hubungannya dengan pembahasan-

masalah ini. Juga dari instansi yang mempunyai hubungan de­

ngan pembaha6an skripsi ini. Setelah data terkumpul, dila-

kukan pengelompokan dan pepyeleksian antara data yang erat

kaitannya dengan pokok permasalahan dengan data yang kurang

erat kaitannya dengan pokok permasalahan, tetapi tetap di-

perlukan dalam mengadakan pembahasan.

d. Analisis data.

Dalam mengadakan analisis data saya menggunakan me-

tode deduksi, induksi, serta analitik sintetik. Deduksi

adalah suatu penarikan kesimpulan dari keadaan yang umum

untuk diterapkan pada hal-hal atau persoalan-persoalan khu-

s u b . Induksi adalah suatu cara untuk mempelajari sesuatu

dengan menyelidiki fakta-fakta dan merafcgkaikan fakta-fakta

yang khusus itu menjadi suatu pemecahan yang bersifat umum,

Analitik sintetik adalah mempelajari fakta-fakta khusus me-- *

nuju ke suatu pernyataan umum, kemudian menarik kesimpulan

dari pernyataan umum tersebut untuk dijadikan dasar dalam

ADLN Perpustakaan Universitas Airlannga

Skripsi KEDUDUKAN AHLI WARkS TESTAMENTAIR DALAM PEWARISAN MENURUT BURGERLIJK WETBOEK (B.W.)

MAGDALENA TRESYE

Page 15: KEDUDUKAN AHLI WARkS TESTAMENTAIR DALAM …repository.unair.ac.id/13542/1/MAGDALENA TRESYE.pdf · Timbulnya Pewarisan dan Macam-macamnya .. 10 2. Cara-cara dan Syarat-syarat Pewarisan

8

memecahkan persoalan tertentu.

Penggunaan metode-metode tersebut diharapkan pemba*

hasan dapat memenuhi sasaran yang diharapkan. Sehingga pe-

nulisan skripsi ini dapat dipertanggungjawabkan secara il-

miah.

6. PertangftunK.jawaban Sistematika

Skripsi ini saya susun dengan menggunakan sistema- .

tika sebagai tersebut di bawah ini.

Pada awal sekali saya akan membahas secara umum apa

yang menjadi permasalahan, dengan jalan merumuskannya se­

cara umum. Hal demikian ini saya lakukan sebab bagian awal

adalah bagian pengenalan secara umum dan menyeluruh dari

isi pokok pembahasan selanjutnya. Dalam bagian ini saya ju-

ga mentfemukakan dan memberi penjelasan tentang judul skrip-4

si, alasan-alasan saya merailih judul tersebut, serta tuju-

an yang ingin dicapai dalam membahas masalah skripsi ini,

metode penulisan yang saya pergunakan, dan yang terakhir

adalah mempertanggungjawabkan sistematika pembahasan. Pem­

bahasan ini saya letakkan dalam Bab I.

Dalam Bab II saya akan menjelaskan tentang pengerti-

an umum pewarisan yang menyangkut timbulnya pewarisan dan

macam-macamnya, cara-cara dan syarat-syarat pewarisan, eer-

ta harta peninggalan yang dapat diwaris. Saya meletakkan

pembahasan ini dalam Bab II karena dengan diketahuinya hal-

hal tersebut di atas (khususnya tentang ahli waris), mak$

saya baru dapat membahas mengenai kedudukan ahli waria tes-

ADLN Perpustakaan Universitas Airlannga

Skripsi KEDUDUKAN AHLI WARkS TESTAMENTAIR DALAM PEWARISAN MENURUT BURGERLIJK WETBOEK (B.W.)

MAGDALENA TRESYE

Page 16: KEDUDUKAN AHLI WARkS TESTAMENTAIR DALAM …repository.unair.ac.id/13542/1/MAGDALENA TRESYE.pdf · Timbulnya Pewarisan dan Macam-macamnya .. 10 2. Cara-cara dan Syarat-syarat Pewarisan

9

tsmentair.

Berikutnya saya akan membahas mengenai apa yang di-

sebut testamen serta bentuk-bentuknya, dan bagaimana pern-

batasannya dengan adanya legitieme portie. Sehingga dike-

tahui kedudukan ahli waris testamentair. Ini saya jelaskan

dalam Bab III.

Dengan memahami hal-hal tersebut di atas, dalam

Bab IV saya mencoba menerapkannya dalam suatu kasus untuk

dibahas dan diketahui bagaimana sesung^uhnya bila masalah

di atas terjadi di dalam praktek. Dengan demikian masalah

tersebut menjadi jelas.

Pada akhir pembahasan, saya akan membuat kesimpulan

dan saran. Hal ini saya maksudkan untuk memberikan infor-

masi kapada masyarakat bahwa untuk membuat testamen itu

harus diperhatikan aturan-aturan yang berlaku. Sehingga

bila pembuat testamen tersebut meningeal dunia dapat dihin-

darkan terjadinya perselisihan antara sesama ahli waris.

Kesimpulan dan saran ini saya letakkan pada Bab Penutup,

yaitu Bab V,

ADLN Perpustakaan Universitas Airlannga

Skripsi KEDUDUKAN AHLI WARkS TESTAMENTAIR DALAM PEWARISAN MENURUT BURGERLIJK WETBOEK (B.W.)

MAGDALENA TRESYE

Page 17: KEDUDUKAN AHLI WARkS TESTAMENTAIR DALAM …repository.unair.ac.id/13542/1/MAGDALENA TRESYE.pdf · Timbulnya Pewarisan dan Macam-macamnya .. 10 2. Cara-cara dan Syarat-syarat Pewarisan

TINJAUAN TENTANG PEWARISAN

1. T imhulnya Pewarisan dan Macam-macamnya

Pada dasarnya manusia hidup di dunia mengalami tiga

peristiwa penting, yaitu kelahiran, perkawinan, dan kemati-

an. Tiga peristiwa ini seperti lingkaran yang selalu menge-

Lilingi hidup manusia dan yang selalu dihadapi dalam kehi-

dupan bermasyarakat pada umumnya dan seseorang pada khusus-

nya.

Peristiwa pertama, yaitu kelahiran. Kelahiran adalah

suatu peristiwa lahirnya seorang manusia di dunia ini seba­

gai anggota keluarga dan sekaligus sebagai anggota maeyara-

kat. Sejak adanya kelahiran ini maka timbullah hak-hak dan

kewajiban-kewajiban antara si bayi dengan kedua orang tua-

nya (kecuali pasal 2 B.W., meskipun bayi masih dalam kan-

dungan, kalau kepentingannya menghendaki, maka bayi dalam

kandungan tersebut dianggap sudah ada sudah lahir).

Peristiwa kedua adalah perkawinan. Menurut pasal 1

Undang-undang No.1 tahun 197*t, Perkawinan adalah ikatan la­

hir batin antara seorang pria dengan seorang wanita sebagai

suami istri dengan tujuan membentuk keluarga yang bahagia

dan kekal berctasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa. Membentuk

keluarpa yang bahagia, erat hubungannya dengan keturunan,

don koturunan-keturunan inilah yang kelak akan menggantikan

orang tuanya apabila orang tuanya meninggal dunia (raaksud-

nya menggantikan hak dan kewajiban orantf. tuanya yang mening-

BAB II

10

ADLN Perpustakaan Universitas Airlannga

Skripsi KEDUDUKAN AHLI WARkS TESTAMENTAIR DALAM PEWARISAN MENURUT BURGERLIJK WETBOEK (B.W.)

MAGDALENA TRESYE

Page 18: KEDUDUKAN AHLI WARkS TESTAMENTAIR DALAM …repository.unair.ac.id/13542/1/MAGDALENA TRESYE.pdf · Timbulnya Pewarisan dan Macam-macamnya .. 10 2. Cara-cara dan Syarat-syarat Pewarisan

gal tersebut), Di samping itu pula anak merupakan waris

pertama bagi harta peninggalan orang tuanya.

Peristiwa kematian, yang merupakan peristiwa ketiga

merupakan peristiwa yang penting bagi manusia dalam kehi-

dupan bermasyarakat. Bagi masyarakat, dengan meninggalnya

seseorang berarti telah kehilangan salah satu wargsnya

yang mungkin mempunyai kedudukan penting dalam masyarakat

tersebut (misalnya sebagai pemuka agama, tokoh masyarakat,

dan sebagainya). Di samping itu pula, seseorang tersebut

tentunya telah meninggalkan hak-hak dan kewajiban-kewajib-

annya dalam masyarakat. Hak-hak dan kewajiban-kewajiban

ini akan tetap dipersoalkan, walaupun orang tersebut telah

meninggal dunia, karena hal ini berhubungan dengan suatu

peristiwa, yaitu peristiwa pewarisan. "Pewarisan adalah

suatu proses apakah dan bagaimana berbagai hak dan kewajib-

an tentang kekayaan seseorang pada waktu ia meninggal dunia,

akan beralih kepada orang lain yang masih hidup1'.^

Dari koterangan tersebut, dapatlah diambil kesimpul­

an bahwa pewarisan itu timbul sejak terjadinya peristiwa

kematian, Sehingga kematian merupakan syarat mutlak untuk

dapat terjadinya pewarisan, 6eperti halnya yang diatur da­

lam pasal 830 B.W. yaitu, "Pewarisan hanya berlangsun^ ka­

rena kematian"

^Ibid,, h. 8.

/+Subekti dan Tjitrosudibio, Kitab Undang-undang Hu­kum Perdata, cet. XVI, Pradnya Paramita, Jakarta, 1983>h*207.

11

ADLN Perpustakaan Universitas Airlannga

Skripsi KEDUDUKAN AHLI WARkS TESTAMENTAIR DALAM PEWARISAN MENURUT BURGERLIJK WETBOEK (B.W.)

MAGDALENA TRESYE

Page 19: KEDUDUKAN AHLI WARkS TESTAMENTAIR DALAM …repository.unair.ac.id/13542/1/MAGDALENA TRESYE.pdf · Timbulnya Pewarisan dan Macam-macamnya .. 10 2. Cara-cara dan Syarat-syarat Pewarisan

12

Yang dimaksud kematian disini adalah kematian wajar

(natuurlijke dood) dan tidak termasuk kematian perdata (bur-

gerlijke dood), yang memang tidak dikenal dalam perundang-

undangan kita. Kematian perdata ini hanya dikenal dalam pa­

sal 718 Code Civil.

Bilamana seseorang dinyatakan "disangka matiM maka

warisannya berpindah kepada orang yang disangka menjadi ah­

li warisnya. Namun, hal ini bukan berarti suatu penyimpang-

an dari ketentuan pasal 850 B.W. selama pemindahannya itu

adalah hanya sementara dan dengan syarat, yaitu apabila se­

seorang yang disangka mati itu masih hidup, maka barang-ba-

rang yang telah diwariskan itu menjadi miliknya kembali,

dan ia mempunyai hak untuk menuntut dari orang-orang yang

disangka menjadi ahli warisnya. Mengenai hal tersebut dia-

tur dalam pasal **8^ B.W. yang menyatakan :

Apabila waktu selama tigapuluh tahun telah lrwat, sete- lah hari pernyataan barangkali meninggal tercantura da­lam putusan atau, apabila sobelum itu, waktu selama se- ratus tahun telah lewat, semenjak hari lahir si tak ha- dlir, maka terbebaslah sckalian penanggung, sedangkan pembagian harta kekayaan yang ditinggalkan, sekadar ini tolnh berlangsung, pnra barangkali ahli waris boleh mrn.^adakan pemba£ian yang tetap, sepertipun hak-hak la-

atas harta penin^galan, boleh tetap dinikmati pu^1 .. Pcmikian hak istimewa akan pendaftaran berakhir, ’lung^n para barangkali ahli waris harus diwajibk*n

tm .v rimn atau menolak, menurut peraturan yang ada.

Denman demikian pewarisan dapat timbul bukan karena kemati­

an., Sekali lagi, hal ini bukan merupakan penyimpangan dari

pasal 830 B.W.

5 Ibid., h. 11*9.

ADLN Perpustakaan Universitas Airlannga

Skripsi KEDUDUKAN AHLI WARkS TESTAMENTAIR DALAM PEWARISAN MENURUT BURGERLIJK WETBOEK (B.W.)

MAGDALENA TRESYE

Page 20: KEDUDUKAN AHLI WARkS TESTAMENTAIR DALAM …repository.unair.ac.id/13542/1/MAGDALENA TRESYE.pdf · Timbulnya Pewarisan dan Macam-macamnya .. 10 2. Cara-cara dan Syarat-syarat Pewarisan

13

Pewarisan itu dibedakan dalam dua macam, yaitu :

1. Pewarisan berdasarkan undang-undang, disebut juga pewa­

risan ab-intestato.

2. Pewarisan berdasarkan testamen, yang disebut juga seba­

gai pewarisan testamentair.

Di dalam B.W. kita pewarisan berdasarkan undang-undang di-

bicarakan terlebih dahulu, baru kemudian pewarisan testa­

mentair.

Menurut pasal 832 B.Vf. ahli waris menurut undang-

undang adalah sanak keluarga dan janda atau duda. Ini ber-

arti untuk menjadi ahli waris ab-intestato haruslah ada

hubungan darah (kecuali suami atau istri yang saling mewa-

ris, bila salah seorang dari keduanya meninggal dunia).

Jadi ahli wari6 menurut undang-undang (ab-intestato-) ada­

lah ahli berdasarkan adanya hubungan keluarga dengan pewa­

ris sampai dengan derajat keenam, dan janda atau duda. Se-

dangkan orang-orang yang menjadi sanak keluarga karena

perkawinan, bukanlah ahli waris ab-intestato. Demikian pu­

la dengan bekas suami atau istri yang perkawinannya telah

dibubarkan pada waktu hidupnya si pewaris, entah karena

percoraian atau karena alasan lain. Akan tetapi untuk su­

ami istri yang hanya pisah meja dan tempat tidur, suami

atau istri yang masih hidup berhak untuk mewaris.

Ahli waris ab-intestato dapat dibagi dalam empat

golongan, yaitu :

1. Ahli waris golongan I, yaitu terdiri dari suami atau

ADLN Perpustakaan Universitas Airlannga

Skripsi KEDUDUKAN AHLI WARkS TESTAMENTAIR DALAM PEWARISAN MENURUT BURGERLIJK WETBOEK (B.W.)

MAGDALENA TRESYE

Page 21: KEDUDUKAN AHLI WARkS TESTAMENTAIR DALAM …repository.unair.ac.id/13542/1/MAGDALENA TRESYE.pdf · Timbulnya Pewarisan dan Macam-macamnya .. 10 2. Cara-cara dan Syarat-syarat Pewarisan

istri yang hidup terlama, anak-anak serta keturunannya.

2. Ahli waris golongan II, yaitu orang tua (ayah dan atau

ibu), eaudara-saudara sekandung serta keturunannya.

3. Ahli waris golongan III, terdiri dari kakek dan nenek,

baik dari pihak ayah ataupun ibu serta leluhur, sete-

rusnya ke atas daripada pewaris.

Ahli waris golongan IV, yaitu paman dan bibi, baik dari

pihak ayah maupun ibu, keturunan mereka sampai derajat

keenam, serta saudara-saudara dari kakek dan nenek be-

serta keturunannya, sampai derajat keenam dari pewaris.

Dalam pembagian warisan terdapat ketentuan-ketentu-

an sebagai berikut :

Apabila ahli waris; golongan I masih ada, atau masih hidup,

maka ahli waris golongan II dan selanjutnya tidak akan da-

pat mewaris, karena tertutup oleh ahli waris golongan I

tadi. Tetapi apabila ahli golongan I tidak ada, maka ahli

waris golongan II yang mewaris, demikian seterusnya. Hal

ini berarti penggolongan ahli waris tersebut bersifat pem-

bedaan prioritas. Kalau semua golongan ahli waris tidak

ada, maka negaralah yang menerima harta peninggalan, teta­

pi tidak sebagai ahli waris, karena negara hanya diwajib-

kan untuk membayar hutang-hutang si peninggal warisan se-

kedar warisannya itu mencukupi. Selanjutnya negara tidak

boleh memiliki harta warisan sebelum ada keputusan dari

hakim (pasal 833 ayat 3 B.W.).

Berbeda dengan pewarisan ab-inteetato, maka yang

ADLN Perpustakaan Universitas Airlannga

Skripsi KEDUDUKAN AHLI WARkS TESTAMENTAIR DALAM PEWARISAN MENURUT BURGERLIJK WETBOEK (B.W.)

MAGDALENA TRESYE

Page 22: KEDUDUKAN AHLI WARkS TESTAMENTAIR DALAM …repository.unair.ac.id/13542/1/MAGDALENA TRESYE.pdf · Timbulnya Pewarisan dan Macam-macamnya .. 10 2. Cara-cara dan Syarat-syarat Pewarisan

15

dimaksud dengan pewarisan testamentair, yaitu apabila seo-

rang yang semasa hidupnya sudah memikirkan bagaimana cara

yang baik untuk mewariskan harta kekayaannya setelah ia

meninggal dunia. Mungkin saja ia mau menyimpangi ketentuan-

ketentuan di dalam hukum waris yang biasanya dipakai, kare­

na ia menganggap bahwa ketentuan itu tidak sesuai dengan

kehendaknya. Atau, ia beranggapan pula bahwa dengan menyim­

pangi ketentuan-ketentuan yang biasanya dipakai itu, maka

ia berharap perselisihan di antara ahli waris dikemudian

hari bisa dihindari. Oleh karena itu ditetapkanlah suatu

ketentuan tersendiri mengenai siapakah yang akan mendapat-

kan barang-barang tertentu dari harta warisan, atau siapa­

kah yang akan dijadikan ahli warisnya. Ketentuan-ketentuan

yang dibuat oleh seseorang tadi harus dimuat dalam suatu

testamen. Pewarisan dalam bentuk demikian yang dinamakan

powarican berdasarkan testamen.

Dalam pewarisan testamentair, pewaris dapat menya-

tak^n atau menentukan apa yang akan terjadi terhadap harta

kekayaannya setelah ia meninggal dunia. Pernyataan penen-

an ini dapat dinamakan juga kehendak terakhir dari pewaris

Keh-ndak terankir ini biasanya selalu dihormati oleh ahli

warisnya, sehingga mereka rela raelakukan kehendak terakhir

pewaris tersebut, karena ahli waris menganggap bahwa kehen­

dak terakhir itu sebagai suatu pesan terakhir yang diingin-

kan oleh pewaris.

2. Cara-cara dan Syarat-syarat Pewarisan

ADLN Perpustakaan Universitas Airlannga

Skripsi KEDUDUKAN AHLI WARkS TESTAMENTAIR DALAM PEWARISAN MENURUT BURGERLIJK WETBOEK (B.W.)

MAGDALENA TRESYE

Page 23: KEDUDUKAN AHLI WARkS TESTAMENTAIR DALAM …repository.unair.ac.id/13542/1/MAGDALENA TRESYE.pdf · Timbulnya Pewarisan dan Macam-macamnya .. 10 2. Cara-cara dan Syarat-syarat Pewarisan

16

Seseorang itu dapat mewaris dengan dua cara, yaitu :

a. Mewaris dengan kekuatan diri sendiri.

Mewaris untuk diri sendiri atau kekuatan diri sendiri

maksudnya adalah orang yang mempunyai kedudukan sebagai ah­

li waris dalam harta peninggalan yang ditinggalkan oleh pe­

waris. Sebagai contoh : A mempunyai dua orang anak, yaitu

0 dan C. B dan C ini masing-raasing mempunyai anak. B dan C

telah membunuh ayahnya, dan karena itu mereka telah dihukum.

Untuk ini cucu A (anak-anak B dan C) mewarisi harta pening­

galan A untuk diri sendiri atau dengan kekuatan diri sendi­

ri. Bahwa ayah mereka adalah orang yang tidak pantas untuk

menerima warisan, tidak menghalangi hal ini, Pembuat undang-

undang telah mengatur pula bahwa ayah yang tidak pantas itu-

pun tidak dapat menikraati dengan jalan tidak langsung dari

harta peninggalan itu, dan karena itu kepada mereka tidak

diberikan hak orang tua untuk menikmati hasil dari barang-

barang yang diwarisi gleh anak-anak mereka dari ayahnya (A).

Sebagai orang tua, mereka memang memegang pengelolaan dari

bagian-bagian kekayaan yang diperoleh anak-anaknya.

b. Mewaris dengan, atau karena penggantian tempat.

Maksudnya adalah ahli waris atau orang yang muncul dalam

pewarisan untuk menggantikan orang lain yang merupakan ahli

waris sebenarnya. Orang lain itu haruslah sudah meninggal

dunia sebelum pewaris meninggal dunia. Misalnya : A mening­

gal dunia, ia mempunyai dua orang anak, yaitu B dan C.

C sudah meninggal lebih dahulu dan meninggalkan anak D.

ADLN Perpustakaan Universitas Airlannga

Skripsi KEDUDUKAN AHLI WARkS TESTAMENTAIR DALAM PEWARISAN MENURUT BURGERLIJK WETBOEK (B.W.)

MAGDALENA TRESYE

Page 24: KEDUDUKAN AHLI WARkS TESTAMENTAIR DALAM …repository.unair.ac.id/13542/1/MAGDALENA TRESYE.pdf · Timbulnya Pewarisan dan Macam-macamnya .. 10 2. Cara-cara dan Syarat-syarat Pewarisan

17

Untuk ini, maka D dapat menggantikan kedudukan C dalam me-

warisi harta peninggalan A. Kedudukan orang yang mengganti­

kan ahli waris adalah sama dengan orang yang digantikannya.

Mewaris dengan penggantian tempat hanya terjadi pada ketu-

runan yang sah, sedangkan untuk anak luar kawin dan ahli

waris testamentair,. tidak dapat* Hal ini disebabkan anak

luar kawin (maakipun sudah diakui);tidak mempunyai hubungan

dengan keluarga sedarah dari ayah dan yang mengakuinya.

Untuk itu tidak akan terjadi pewarisan pada orang yang bu­

kan keluarga eedarah. Pengakuan pada anak luar kawin hanya

bersifat hubungan perdata (hukum keluarga) antara anak l u - *

ar kawin dengan orang yang mengakuinya (pasal 280 B.W.).

Untuk memperoleh warisan, haruslah dipenuhi bebera-

pa syarat tertentu, yaitu :

1. Adanya orang yang meninggal dunia, yang disebut sebagai

pewaris (pasal 830 B.W.).

2. Seorang atau beberapa orang waris yang berhak menerima

harta peninggalan pewaris, harus sudah ada pada waktu

pewaris meninggal dunia (pasal 836 B.W.).

3. Adanya harta warisan, yaitu harta kekayaan yang diting-

galkan oleh pewaris dan yang beralih kapada ahli waris­

nya,

Syarat pertama adalah syarat yang penting, karena

dengan meninggalnya seseorang maka timbullah pewarisan,

dan sejak saat itulah warisan dapat dibagikan kepadn ahli

warisnya.

ADLN Perpustakaan Universitas Airlannga

Skripsi KEDUDUKAN AHLI WARkS TESTAMENTAIR DALAM PEWARISAN MENURUT BURGERLIJK WETBOEK (B.W.)

MAGDALENA TRESYE

Page 25: KEDUDUKAN AHLI WARkS TESTAMENTAIR DALAM …repository.unair.ac.id/13542/1/MAGDALENA TRESYE.pdf · Timbulnya Pewarisan dan Macam-macamnya .. 10 2. Cara-cara dan Syarat-syarat Pewarisan

18

Syarat kedua mengandung suatu keharusan bahwa keti-

ka pewaris meninggal dunia, ahli waris sudah ada. Ini ber-

laku, baik bagi ahli waris ab-intestato (berdasarkan hu-

bungan darah atau kekeluargaan) maupun ahli waris testa­

mentair, yang sebelumnya telah ditetapkan oleh pewaris da­

lam suatu testamen. Dengan demikian bila ahli waris itu

sudah meninggal terlebih dahulu dari pewaris, maka ahli wa­

ris tersebut tidak akan dapat mewaris. Yang dapat mewaris

hanyalah keturunannya, yaitu dengan cara menggantikan tem-

pat kedudukan orang tuanya yang merupakan ahli waris se-

sungguhnya, Penggantian ini hanya berlaku untuk ahli waris

ab-intestato.

Mengenai saat kematian dapat menimbulkan masalah,

jika seseorang yang mempunyai hubungan saling mewaris ter-

nyata telah meninggal dunia pada waktu yang bersamaan, atau-

pun tidak dapat ditentukan siapakah yang telah meninggal du­

nia terlebih dahulu. Misalnya, bilamana terjadi kecelakaan,

dimana si peninggal warisan dan ahli warisnya itu kedua*j,.<

duanya meninggal dunia, yang mengakibatkan timbulnya masa­

lah, yaitu mungkinkah terjadi suatu perpindahan harta waria-

an apabila si peninggal warisan bersama-sama ahli warisnya

m&np'-ilami kecelakaan dan meninggal dunia tanpa diketahui

denr hi tepat sinpa yang meninggal dunia terlebih dahulu an-

tara peninggal warisan dengan ahli warisnya. Pasal 836

B.’V. menentukan bahwa "dengan mengingat akan ketentuan dari

pasal 2 B.W. supaya dapat bertindak sebagai waris, seseorang

ADLN Perpustakaan Universitas Airlannga

Skripsi KEDUDUKAN AHLI WARkS TESTAMENTAIR DALAM PEWARISAN MENURUT BURGERLIJK WETBOEK (B.W.)

MAGDALENA TRESYE

Page 26: KEDUDUKAN AHLI WARkS TESTAMENTAIR DALAM …repository.unair.ac.id/13542/1/MAGDALENA TRESYE.pdf · Timbulnya Pewarisan dan Macam-macamnya .. 10 2. Cara-cara dan Syarat-syarat Pewarisan

19

harus telah ada pada eaat warisan jatuh meluang".^ Dalam

hal ini pasal 831 B.W. menentukan bahwa apabila beberapa

orang antara mana yang satu adalah menjadi waris yang lain

mengalami kecelakaan bersama-sama atau pada hari yang sana

meningeal dunia tanpa diketahui siapa yang meninggal terle-

bih dahulu, maka mereka dianggap meninggal dunia dalam wak­

tu yang sama. Dengan demikian tidak terjadi perpindahan

harta warisan dari yang satu kepada yang lain.

Syarat ketiga mengandung suatu penyelesaian tentang

harta kekayaan yang mana yang ditinggalkan pewaris dapat

beralih kepada ahli warisnya. Hal ini untuk menentukan bah­

wa tidak semua yang dimiliki oleh pewaris dapat beralih ke­

pada ahli warisnya. Misalnya yang tidak dapat diwaris ada­

lah ; perjanjian buruh dan majikan yang terhenti dengan. me-

ninggalnya si buruh, serta hak-hak yang ada di dalam B.W,

seperti, hak memetik hasil, hak pakai, dan Hak mendiaai dari

suatu barang.

3. Fnrta Peninggalan Yang Dapat Diwariskan

Menurut pasal 833 ayat 1 B.W, : Semua ahli waris ber-

tindak selaku pemilik atas harta benda pewaris dan mempero-

leh hak bagi dirinya untuk mengadakan dakwaan-dakwaan. Hal

ini biasanya disebut dengan "Saislne". Kata ini berasal da­

ri bahasa Perancis "le mort saisit le vif", yang berarti,

peristiwa orang meninggal dipandang sebagai pemberian ke-

6Ibld., h. 208.

ADLN Perpustakaan Universitas Airlannga

Skripsi KEDUDUKAN AHLI WARkS TESTAMENTAIR DALAM PEWARISAN MENURUT BURGERLIJK WETBOEK (B.W.)

MAGDALENA TRESYE

Page 27: KEDUDUKAN AHLI WARkS TESTAMENTAIR DALAM …repository.unair.ac.id/13542/1/MAGDALENA TRESYE.pdf · Timbulnya Pewarisan dan Macam-macamnya .. 10 2. Cara-cara dan Syarat-syarat Pewarisan

20

sempatan kepada yang masih hidup untuk memiliki seraua ba-

rang-barangnya. Maksudnya, ahli waris bertidak kedalam hak

dan kewajiban pewaris segera setelah peninggal warisan (pe­

waris) meninggal, tanpa diperlukan perbuatan-perbuatan dari

pihak pewaris dan tidak perlu pemberitaan terlebih dahulu.

Di samping itu ahli waris juga mempunyai hak untuk

menuntut harta peninggalan yang diwari6kan kepada ahli wa­

ris, yang biasanya disebut dengan "hereditatis petitio"

(pasal 834 B.W.). Hak-*hak ini dirailiki baik oleh ahli waris

ab-intestato maupun testamentair. Dengan demikian, apabila

si pewaris meninggal dunia tidak hanya meninggalkan harta

warisan yang berwujud barang-barang nyata, akan tetapi juga

meninggalkan hutang-hutang yang seharusnya dibayar, atau

mungkin saja mempunyai piutang-piutang atau tagihan-tagihan

yang seharusnya menerima pelunasan. Untuk ini ketentuan un-

dang-undang, khususnya dalam B'.W. memandang bahwa yang di-

waris oleh ahli waris itu tidak hanya hal-hal yang mengun-

tungkan saja bagi mereka, akan tetapi juga hutang-hutang

dari si pewaris, Maksudnya,bahwa kewajiban membayar hutang-

hutang itu pada hakekatnya juga beralih kepada ahli waris­

nya. Hal ini dengan pasal 1100 B.W. yang menyatakan :

"Para waris yang telah menerima suatu warisan diwajibkan da­

lam hal pembayaran utang, hibah waeiat, dan lain-lain beban,

memikul bagian yang seimbang dengan apa yang diterima ma-

nsing-masing dari warisan", Sedangkan hal-hal yang tidak

7Ibid., h. 260.

ADLN Perpustakaan Universitas Airlannga

Skripsi KEDUDUKAN AHLI WARkS TESTAMENTAIR DALAM PEWARISAN MENURUT BURGERLIJK WETBOEK (B.W.)

MAGDALENA TRESYE

Page 28: KEDUDUKAN AHLI WARkS TESTAMENTAIR DALAM …repository.unair.ac.id/13542/1/MAGDALENA TRESYE.pdf · Timbulnya Pewarisan dan Macam-macamnya .. 10 2. Cara-cara dan Syarat-syarat Pewarisan

21

dapnt diwaris (seperti yang telah saya jelaskan sebelumnya)

adalah ; hak pakai, hak mendiami, hak memetik hasil, dan

sebagainya.

ADLN Perpustakaan Universitas Airlannga

Skripsi KEDUDUKAN AHLI WARkS TESTAMENTAIR DALAM PEWARISAN MENURUT BURGERLIJK WETBOEK (B.W.)

MAGDALENA TRESYE

Page 29: KEDUDUKAN AHLI WARkS TESTAMENTAIR DALAM …repository.unair.ac.id/13542/1/MAGDALENA TRESYE.pdf · Timbulnya Pewarisan dan Macam-macamnya .. 10 2. Cara-cara dan Syarat-syarat Pewarisan

KEDUDUKAN AHLI WARIS TESTAMENTAIR

1. Perihal Testamen

Ketentuan pertama dari Bab keduabelas Kitab Undang-

undang Hukum Perdata (B.W*) pasal 87*f menyatakan, bahwa

harta kekayaan yang ditinggalkan seseorang menjadi hak ah-

Jli waris sah, sepanjang tentang hal itu tidak ditentukanQ

lain secara sah. Jadi di dalam B.W., suatu warisan mungkin

saja untuk sebagian diperoleh berdasarkan undang-undang,

dan untuk Bebagian yang lain diperoleh berdasarkan testa­

men, atau mungkin juga seluruh harta warisan diperoleh ber­

dasarkan testamen.

Testamen adalah suatu akta yang berisikan pernyataan

seseorang tentang apa yang akan atau harus terjadi, setelah

ia meninggal dunia, dan yang olehnya dapat dicabut kembali

(pasal 875 B.W.), Dari kriteria yang diatur dalam pasal

tersebut, dapatlah dikatakan bahwa dalam testamen terkan-

dung dua sifat. Pertama, baru berlaku setelah si pembuat *

testamen (si pewaris) meninggal dunia. Hal ini tidak berar-

ti bahwa testamen harus berlaku segera setelah pewaris me­

ningeal dunia. Cukup, asal berlakunya digantungkan dari ke­

matian si pewaris. Jadi bisa saja ditentukan bahwa testamen

itu baru berlaku setahun setelah si pewaris meninggal dunia.

Kedua, dapat dicabut kembali sepanjang si pembuat testamen

8Ibid., h. 2 16 .

BAB III

22

ADLN Perpustakaan Universitas Airlannga

Skripsi KEDUDUKAN AHLI WARkS TESTAMENTAIR DALAM PEWARISAN MENURUT BURGERLIJK WETBOEK (B.W.)

MAGDALENA TRESYE

Page 30: KEDUDUKAN AHLI WARkS TESTAMENTAIR DALAM …repository.unair.ac.id/13542/1/MAGDALENA TRESYE.pdf · Timbulnya Pewarisan dan Macam-macamnya .. 10 2. Cara-cara dan Syarat-syarat Pewarisan

23

tersebut ma6ih hidup. Maksudnya adalah suatu testamen itu

dapat dicabut ataupun diganti oleh si pembuat testamen.

Ini dapat dilakukan karena testamen itu merupakan suatu

perbuatan hukum sepihak dari si pembuat testamen, dan bu-

kan merupakan hasil suatu perbuatan hukum bersama dengan

ahli waris. Untuk itu, agar dalam pembuatannya tidak di-

pengaruhi oleh suatu pakeaan ataupun tipu muslihat dari

orang lain yang menurut isi testamen itu akan dapat suatu

keuntungan, maka tidak dapat disangkal lagi bilamana un-

d-mg-undang membatasi kekuasaan mengenai pembuatan testa-

men.

Di samping itu, di dalam testamen terkandung dua

pengertian. Ditinjau dari isinya, testamen merupakan ke-

hendak terakhir, yaitu penetapan kehendak terakhir eese-

orang sebelum ia m e n i n ^ a l dunia. Pengertian ini biasa di-

cebut pengertian testamen secara materiil. Pengertian tes­

tamen yang kedua adalah ditinjau dari segi bentuknya (tor-

milnya)# Untuk pengertian yang kedua ini undang-undang me-

nentukan bahwa teetamen harus berbentuk akta. Akta'ini.

adalah perwujudan ketetapan yang dikehendaki oleh si pem­

buat testamen.

Pada hakekatnya pembuatan testamen haruslah dengan

akta autentik. Hal ini adalah untuk menjamin kepastian hu­

kum maupun demi menjaga kepentingan si pembuat testamen.

Namun demikian, undang-undang juga tidak menutup kemung-

kinan pembuatan testamen dengan akta di bawah tangan. Ak-

ADLN Perpustakaan Universitas Airlannga

Skripsi KEDUDUKAN AHLI WARkS TESTAMENTAIR DALAM PEWARISAN MENURUT BURGERLIJK WETBOEK (B.W.)

MAGDALENA TRESYE

Page 31: KEDUDUKAN AHLI WARkS TESTAMENTAIR DALAM …repository.unair.ac.id/13542/1/MAGDALENA TRESYE.pdf · Timbulnya Pewarisan dan Macam-macamnya .. 10 2. Cara-cara dan Syarat-syarat Pewarisan

Zb

ta di bawah tangan ini dalam ilmy hukum disebut sebagai

ologra-fis codicil (kodisil olografis). Menurut undang-un-

dang (pasal 935 B . W j ) , testamen berdasarkan kodisil hanya

mengenai pengangkatan pelaksana testamen, penyelenggaraan

penguburan, penghibahwasiatan pakaian, perhiasan badan

yang tertentu, dan mebel-mebel istimewa.

Di dalam testamen, seseorang dapat menetapkan sia-

pakah ynng akan dijadikan ahli warisnya, atau dapat juga

seseorang menetapkan siapakah yang akan mendapatkan barang-

barang tertentu dari harta kekayaan yang akan ditinggalkan

bila ia meninggal dunia. Untuk ini penetapan-penetapan da­

lam testamen dapat dibedakan dalam dua hal, yaitu :

1. Erfstelling atau pengangkatan waris.

Pasal 95^ B. W. menyatakan :

Wasiat (testamen) pengangkatan waris adalah suatu wa- siat, dengan mana si yang mewasiatkan, kepada seorang atau lebih, memberikan harta kekayaan yang akan diting- galkannya apabila ia meninggal dunia, baik seluruhnya maupun sgbagian, 6eperti misalnya, setengahnya, seper- tiganya.

Orang-orang yang mendapat harta kekayaan dari si pewaris

berdasarkan pengangkatan waris, ada di bawah titel umum,

Maksudnya, sebagai ahli waris tersebut ia tidak hanya me-

nerima hak-hak yang melekat pada harta warisan, melainkan

juga kewajiban-kewajiban pewaris. Misalnya, membayar hu-

tang si pewaris. Dengan demikian kedudukan orang yang men­

dapat pengangkatan waris adalah oama dengan kedudukan ahli

9Ibid., h. 232.

ADLN Perpustakaan Universitas Airlannga

Skripsi KEDUDUKAN AHLI WARkS TESTAMENTAIR DALAM PEWARISAN MENURUT BURGERLIJK WETBOEK (B.W.)

MAGDALENA TRESYE

Page 32: KEDUDUKAN AHLI WARkS TESTAMENTAIR DALAM …repository.unair.ac.id/13542/1/MAGDALENA TRESYE.pdf · Timbulnya Pewarisan dan Macam-macamnya .. 10 2. Cara-cara dan Syarat-syarat Pewarisan

25

waris ab-intestato.

2. Legaat atau hibah wasiat.

Pengertian hibah wasiat terdapat dalam pasal 957 B.W.

yang menyatakan :

Hibah wasiat adalah suatu penetapan wasiat yang khu­sus, dengan mana si yang mewariakan kepada seorang atau lebih memberikan beberapa barang-barangnya dari suatu jenis tertentu, seperti misalnya, segala barang- barangnya bergerak atau tak bergerak, atau memberikan hak pakai basil atas seluruh atau sebagian harta pe- ninggalannya.

Berbeda dengan pengangkatan wari6, maka untuk orang-orang

yang mendapat harta warisan berdasarkan hibah wasiat ada

di bawah titel khusus. Disebut khusus karena seseorang

yang mendapat hibah wasiat (legataris), hanya memperoleh

hak atas bagian harta warisan saja, tetapi tidak dibebani

kewajiban-kewajiban pewaris. Dengan begitu seorang legat­

aris tidak dibebani hutang-hutang pewaris.

Untuk menentukan apakah suatu penetapan itu terma-

suk dalam pengangkatan waris ataukah hibah wasiat, kita

dapat melihatnya dari sifat penetapan yang ada dalam tes­

tamen. Kisalnya, saya mengangkat A sebagai ahli waris saya

Kemudian saya memberikan satu rumah di jalan B nomor C ke­

pada A. Apakah hal ini merupakan pengangkatan waris atau­

kah hibah wasiat ? Jawabnya adalah hibah wasiat, karena

pewaris disini memberikan suatu barang tertentu.

Suatu pengangkatan waris ataupun hibah wasiat da-

10Ibid.

ADLN Perpustakaan Universitas Airlannga

Skripsi KEDUDUKAN AHLI WARkS TESTAMENTAIR DALAM PEWARISAN MENURUT BURGERLIJK WETBOEK (B.W.)

MAGDALENA TRESYE

Page 33: KEDUDUKAN AHLI WARkS TESTAMENTAIR DALAM …repository.unair.ac.id/13542/1/MAGDALENA TRESYE.pdf · Timbulnya Pewarisan dan Macam-macamnya .. 10 2. Cara-cara dan Syarat-syarat Pewarisan

26

pat diberikan kepada ahli warisnya sendiri (ahli waris ab-

intestato) roaupun kepada orang lain yang bukan merupakan

ahli waris ataupun sanak keluarga pewaris,

Menurut pasal 931 B.W,, testamen menurut bentuknya

dapat dibagi dalam tiga macam, yaitu :

), Testamen Olografis-

2. Testamen Umum atau Testamen Terbuka

3. Testamen Rahasia atau Testamen Tertutup

Ad, 1, Testamen Olografis

Ciri utama dari testamen olografis adalah testamen

tersebut*harus ditulis dan ditandatangani sendiri dengan

tangan si pembuat testamen, Jadi tidak boleh menyuruh orang

lain untuk menuliskan testamen tersebut. Di samping itu,

testamen tersebut tidak boleh diketik, baik oleh ei pembu­

at testamen ataupun oleh orang lain. Ini merupakan perbeda-

an utama antara testamen olografis dengan testamen rahasia,

karena testamen rahasia dapat ditulis oleh orang lain.

Suatu keharusan bahwa testamen olografis harus eelu-

ruhnya ditulis sendiri oleh si pembuat testamen tersebut

harus diikuti dengan cermat, sebab apabila ternyata ada tu-

lisan yang bukan berasal dari tangan si pembuat testamen,

maka testamen itu batal. Jadi sebagian tulisan yang ditulis

sendiri oleh pembuat testamen juga ikut batal,

Penyeb^tan tempat dan tanggal dalam testamen ologra­

fis tJ.ink diperlukan, karena undang-undang tidak mengharus-

knn. B ^ k a n apabila tanggal itu disebutkan dalam testamen,

ADLN Perpustakaan Universitas Airlannga

Skripsi KEDUDUKAN AHLI WARkS TESTAMENTAIR DALAM PEWARISAN MENURUT BURGERLIJK WETBOEK (B.W.)

MAGDALENA TRESYE

Page 34: KEDUDUKAN AHLI WARkS TESTAMENTAIR DALAM …repository.unair.ac.id/13542/1/MAGDALENA TRESYE.pdf · Timbulnya Pewarisan dan Macam-macamnya .. 10 2. Cara-cara dan Syarat-syarat Pewarisan

27

maka hal tersebut tidak menambah kekuatan berlakunya testa­

men, karena yang berlaku adalah tanggal pada akta penyim­

panan, Begitu'pula dengan tanggal yang diletakkan di atas

tanda tangan pewaris.

Testamen olografis harus diserahkan kepada notaris

untuk disimpan. Jika tidak, kekuatannya hanya seperti se-

buah kodisil saja. Penyerahannya biasanya dilakukan secara

tertutup, tetapi kalau si pembuat testamen menghendaki, bi-

sa dilakukan secara terbuka. Penyerahan dilakukan secara

tertutup karena si pembuat testamen hendak merahasiakan

isi testamen dari notaris dan para 6aksi.

Setelah menerima testamen tersebut, notaris dibantu

oleh dua orang saksi membuat akta penyimpanan yang harus

ditandatangani oleh notaris, si pembuat testamen, dan para

saksi. Akta penyimpanan ini disebut akta depot, dan pembu-

atnya tidak harus notaris sendiri. Apabila testamen dise­

rahkan secara terbuka, maka akta penyimpanannya harus dibu-

at "aan de voet", artinya di bawahnya (di kakinya) kehendak

terakhir. Kalau tidak cukup atau kekurangan tempat bisa di-

tulis pada kertas lain.

Penyerahan testamen olografis secara tertutup pelak-

sanaannya lebih rumit daripada penyerahan secara terbuka.

Untuk penyerahan secara tertutup, pembuat testamen dihadap-

an notaris d;*n saksi-saksi harus membuat catatan di atas

sampul surat testamen, Catatan tersebut menyatakan bahwa

surat tersebut berisi testamennya. Kemudian ditandatangani

ADLN Perpustakaan Universitas Airlannga

Skripsi KEDUDUKAN AHLI WARkS TESTAMENTAIR DALAM PEWARISAN MENURUT BURGERLIJK WETBOEK (B.W.)

MAGDALENA TRESYE

Page 35: KEDUDUKAN AHLI WARkS TESTAMENTAIR DALAM …repository.unair.ac.id/13542/1/MAGDALENA TRESYE.pdf · Timbulnya Pewarisan dan Macam-macamnya .. 10 2. Cara-cara dan Syarat-syarat Pewarisan

28

(pasal 93^ ayat 3 B.W.). Jika berhalangan, notaris harus

menyatakan hal tersebut serta sebab musababnya di dalam

akta penyimpanan. Kesulitan penyerahan secara tertutup

adalah bila si pembuat testamen tidak dapat menulis catat-

an seperti yang dimaksud di ata6, sebab undang-undang ti­

dak membicarakannya. Untuk sebaiknya kehendak terakhir itu

disimpan secara terbuka, atau sebagai testamen rahasia.

Dengan begitu pernyataan secara tersendiri itu tidak di-

perlukan,

Seperti bentuk testamen lainnya, testamen olografis

dapat dicabut kembali. Caranya, pembuat testamen pada tiap-

tiap waktu dapat meminta kembali testamen tersebut. Dalam

meminta kembali testamen itu, harus disertai dengan suatu

akta autentik, guna pertanggungjawaban notaris. Di samping

itu, pewaris harus mengakui bahwa testamen yang dahulu di­

simpan oleh notaris telah diterimanya kembali secara utuh

dan tanpa cacat. Dengan pengambilan kembali testamen ter­

sebut, maka berarti testamen telah dicabut.

Kekuatan testamen olografis sama dengan testamen

iL'num. Jika si pembuat testamen meninggal dunia dan testa­

men diserahkan dalam keadaan terbuka, maka penetapan dalam

testamen dapat se^era dilaksanakan (karena notaris raenge-

tahui irai testamen). Kalau sebalikny.,, testamen diserahkan

dalam keadaan tertutup, maka pada saat si pembuat testamen

meninggal dunia, testamen tersebut tidak dapat segera di­

laksanakan. Hal ini, di samping dikarenakan notaris tidak

ADLN Perpustakaan Universitas Airlannga

Skripsi KEDUDUKAN AHLI WARkS TESTAMENTAIR DALAM PEWARISAN MENURUT BURGERLIJK WETBOEK (B.W.)

MAGDALENA TRESYE

Page 36: KEDUDUKAN AHLI WARkS TESTAMENTAIR DALAM …repository.unair.ac.id/13542/1/MAGDALENA TRESYE.pdf · Timbulnya Pewarisan dan Macam-macamnya .. 10 2. Cara-cara dan Syarat-syarat Pewarisan

29

mengetahui isi testamen, notaris juga dilarang membuka sen­

diri testamen tersebut. Untuk itu testamen harus diserahkan

terlebih dahulu kepada Balai Harta Peninggalan, dan Balai

Harta Peninggalan inilah yang membukanya*

A d . 2. Testamen Umum atau Testamen Terbuka.

Syarat-syarat pembuatan testamen umum dalam undang-

undang sudah ditetapkan, yaitu terdapat dalam pasal 938

•dan 939 B.W. Menurut pasal 9^8 B.W., testamen umum harus

dibuat dihadapan seorang notaris serta dua orang saksi,

Dengan demikian si pembuat testamen harus menyampaikan sen­

diri kehendaknya itu dihadapan notaris dan saksi-saksi. Ja-

di diucapkan secara lisan dan tidak dapat dilakukan dengan

perantaraan orang lain, baik anggota keluarganya sendiri

maupun notaris yang bersangkutan.

Dalam mencatat kehendak terakhir si pembuat testamen,

notaris tidak perlu mengambil kata demi kata seperti apa

yang diucapkan oleh si pembuat testamen. Cukup, asal nota­

ris membuat secara pantas, jelas, dan tegas serta sesuai

dengan apa yang dimaksud atau dikehendaki oleh si pembuat

testamen. Penulisannya memakai bahasa yang dipergunakan

oleh si pembuat testamen ketika menyampaikan kehendaknya,

d e n g a n s y a r a t bahwa notaris dan saksi-saksi juga mengerti

bahasa tersebut. Hal ini mengingat kesalahan dalam testamen

biasanya tidak dapat diperbaiki lagi, sebab hal itu baru

diketahui setelah sipembuat testamen meninggal dunia. Jadi

sedapat mungkin kesalahan formalitas itu harus diperkecil.

ADLN Perpustakaan Universitas Airlannga

Skripsi KEDUDUKAN AHLI WARkS TESTAMENTAIR DALAM PEWARISAN MENURUT BURGERLIJK WETBOEK (B.W.)

MAGDALENA TRESYE

Page 37: KEDUDUKAN AHLI WARkS TESTAMENTAIR DALAM …repository.unair.ac.id/13542/1/MAGDALENA TRESYE.pdf · Timbulnya Pewarisan dan Macam-macamnya .. 10 2. Cara-cara dan Syarat-syarat Pewarisan

30

Apabila seseorang yang hendak membuat testamen umum

dengan mengutarakan kehendak terakhirnya kepada notaris,

tetapi para saksi belum hadir, maka pernyataan kehendak

terakhir itu harus diulang kembali dihadapan’para saksi

bila mereka telah hadir. Kemudian dengan dihadiri para sak­

si, notaris membacakan testamen tersebut, dan menanyakan

kepada si pembuat testamen, apakah yang telah dibacakan

itu sesuai dengan kehendaknya yang terakhir (pasal 939 B.W,)*.

Setelah itu testamen ditandatangani oleh si pembuat testa­

men, notaris, dan para saksi (pasal 939 ayat 5 B.W.), Ji­

ka pembuat testamen tidak dapat menulis atau berhalangan

untuk menandatangani, maka notaris dapat menulis pernyata­

an tentang tanda tangan dalam testamen atau menyebut sebab-

sebab yang menjadi halangan (pasal 939 ayat 6 B.W.).

Ad.3 . Testamen Rahasia atau Testamen Tertutup.

Mengenai testamen rahasia ini diatur dalam pasal 9 kO

dan 9^1 B.W. Pasal 9*f0 B.W. menyatakan, bahwa testamen ra­

hasia itu dapat ditulis sendiri oleh si pembuat testamen

atau ditulis orang lain dengan syarat, yang menandatangani

adalah si pembuat testamen sendiri. Hal ini merupakan sya-

rat mutlak dan tidak boleh diganggu gugat. Apabila pembuat

testamen tidak dapat menandatangani testamen,f meskipun de­

ngan keterangan bahwa pembuat testamen tidak dapat menulis

tanda tangannya atau berhalangan untuk itu, njaka testamen

itu akan batal. Jadi orang yang tidak dapat membuat tanda

tangan tidak dapat membuat testamen rahasia, tetapi bila

ADLN Perpustakaan Universitas Airlannga

Skripsi KEDUDUKAN AHLI WARkS TESTAMENTAIR DALAM PEWARISAN MENURUT BURGERLIJK WETBOEK (B.W.)

MAGDALENA TRESYE

Page 38: KEDUDUKAN AHLI WARkS TESTAMENTAIR DALAM …repository.unair.ac.id/13542/1/MAGDALENA TRESYE.pdf · Timbulnya Pewarisan dan Macam-macamnya .. 10 2. Cara-cara dan Syarat-syarat Pewarisan

31

ingin membuat testamen, satu-satunya jalan adalah dengan

membuat testamen umum atau terbuka.

Testamen rahasia ini harus disampul dan dlsegel,

demikian dikatakan dalam pasal 940 ayat 1 B.W. Jadi undang-

undang menghendaki, baik mengenai penutupan maupun penye­

gelan. Dengan begitu kalau testamen itu hanya ditutup atau

disegel saja, maka testamen tersebut tidak memenuhi syarat

undang-undang. Penutupan dan penyegelan ini boleh dilaku­

kan dihadapan notaris dan empat orang saksi, maupun tidak.

Begitu juga mengenai siapa yang melakukan penutupan dan

penyegelan ini, tidak perlu disebutkan dalam sampul testa­

men.

Pembuat testamen harus membuat keterangan dihadapan

notaris dan saksi-saksi bahwa yang termuat dalam sampul itu

adalah testamennya yang ia tulis sendiri atau yang ditulis

oleh orang lain, dan ia yang menandatangani (siapa sebenar-

nya yang menulis testamen itu tidak perlu disebutkan), Ke-

mudien notaris membuat keterangan yang isinya membenarkan

keterangan tersebut. Keterangan ini disebut nakta super-

skripsi", dan harus ditandatangani oleh notaris, pembuat

testamen, dan saksi-saksi, Tetapi bila dalam suatu keadaan

tertentu pembuat testamen tidak dapat menandatangani akta

superskripsiini, maka pernyataan bahwa ia berhalangan dan

sebab-sebabnya harus disebutkan dalam akta.

Selanjutnya, setelah semua formalitas dipenuhi, tes­

tamen itu disimpan pada notaris. dan kemudian notaris akan

ADLN Perpustakaan Universitas Airlannga

Skripsi KEDUDUKAN AHLI WARkS TESTAMENTAIR DALAM PEWARISAN MENURUT BURGERLIJK WETBOEK (B.W.)

MAGDALENA TRESYE

Page 39: KEDUDUKAN AHLI WARkS TESTAMENTAIR DALAM …repository.unair.ac.id/13542/1/MAGDALENA TRESYE.pdf · Timbulnya Pewarisan dan Macam-macamnya .. 10 2. Cara-cara dan Syarat-syarat Pewarisan

32

memberitahukan adanya testamen tersebut kepada orang-orang

yang berkepentingan, apabila si pembuat testamen meninggal

dunia.

Selain hal-hal di atas, undang-undang masih menam-

bah eyarat-syarat khusus pada testamen rahasia, yaitu pada

pasal 9**1 B.W. Pasal ini menyatakan, bahwa apabila pembuat

testamen tidak dapat berbicara atau bisu, maka pembuat tes­

tamen harus menulis, menandatangani, dan memberi tanggal

sendiri pada testamen.

Keharusan memberi tanggal memang kurang beralasan,

sebab menurut undang-undang tanggal testamen dihitung mu-

lai dari pemtuatan akta superskripsi. Akan tetapi tanggal

tersebut akan bermanfaat, bila pada akta superskripsi ti­

dak diberi tanggal, karena testamen tersebut dapat berla­

ku, yaitu sebagai testamen olografis.

Testamen rahasia ini tidak dapat diminta kembali.

Dengan demikian, testamen tersebut tetap tinggal sebagai

akta minut (asli) di kantor notaris, meskipun testamen ter­

sebut telah dicabut atau ditarik kembali (pasal 9kO ayat k

B.W.).

2. Lefiitieme Portie :

3. Tujuan dan ketentuan-ketentuan pembatasan.

Pada dasarnya seseorang itu mempunyai kebebasan da­

lam mempergunakan dan mengatur, mengenai apa yang akan ter-

jadi dengan harta kekayaannya, baik pada waktu ia masih hi­

dup maupun setelah ia meninggal dunia. Demikian pula dengan

ADLN Perpustakaan Universitas Airlannga

Skripsi KEDUDUKAN AHLI WARkS TESTAMENTAIR DALAM PEWARISAN MENURUT BURGERLIJK WETBOEK (B.W.)

MAGDALENA TRESYE

Page 40: KEDUDUKAN AHLI WARkS TESTAMENTAIR DALAM …repository.unair.ac.id/13542/1/MAGDALENA TRESYE.pdf · Timbulnya Pewarisan dan Macam-macamnya .. 10 2. Cara-cara dan Syarat-syarat Pewarisan

33

seorang pewaris, ia mempunyai kebebasan untuk mencabut hak-

waris dari ahli warisnya, karena meskipun ada ketentuan-

ketentuan di dalam undang-undang yang menentukan siapa-sia-

pa yang akan mewaris harta peninggalannya dan berapa bagian

masing-masing, akan tetapi ketentuan-ketentuan tersebut ha­

nya bersifat hukum mengatur, dan bukan hukum memaksa. Walau-

pun demikian, untuk beberapa ahli waris ab-intestato oleh

undang-undang diberikan bagian tertentu yang harus diterima

oleh mereka. Bagian ini dilindungi oleh hukum, karena ahli

waris ab-intestato ini mempunyai hubungan kekeluargaan yang

sangat dekat sekali dengan si pewaris. Sehingga pembuat un­

dang-undang menganggap tidak pantas apabila mereka tidak

menerima apa-apa sama sekali, Jadi hal ini merupakan pelang-

garan atas kebebasan setiap orang untuk menguasai sepenuh-

nya kekayaan dengan testamen.

Seperti yang telah saya jelaskan di atas, maka ahli

waris ab-intestato yang mempunyai hak khusus ini disebut

sebagai "legitimaris". Sedangkan bagian tertentu yang di-

lindunp;i hukum disebut "legitieme portie". Bagian lain yang

tidak dilindungi hukum adalah bagian yang tersedia atau ba­

gian bebas, yaitu bagian dari harta peninggalan yang dengan

bebas dapat diberikan kepada orang lain oleh si pewaris.

Dengan demikian tujuan pembuat undang-undang dalam

menentukan legitieme portie tersebut adalah untuk melin-

dungi sanak keluarga (terutama anak pewaris) terhadap ke-

cenderungan si pewaris untuk menguntungkan orang lain.

ADLN Perpustakaan Universitas Airlannga

Skripsi KEDUDUKAN AHLI WARkS TESTAMENTAIR DALAM PEWARISAN MENURUT BURGERLIJK WETBOEK (B.W.)

MAGDALENA TRESYE

Page 41: KEDUDUKAN AHLI WARkS TESTAMENTAIR DALAM …repository.unair.ac.id/13542/1/MAGDALENA TRESYE.pdf · Timbulnya Pewarisan dan Macam-macamnya .. 10 2. Cara-cara dan Syarat-syarat Pewarisan

3k

Tujuan ini sebenarnya sama dengan alasan dalam hukum adat

dan hukum Islam untuk mengadakan suatu pembatasan dari ke-

kuasaan si pewaris untuk membuat testamen.11

Ketentuan-ketentuan mengenai legitieme portie da­

lam Kitab Undang-undang Hukum Perdata (B.W.) diatur dalam

Bab XIII, bagian III dari pasal 913 sampai dengan pasal

929. Sedangkan yang dimaksud dengan legitieme portie, yai­

tu bagian mutlak dari ahli waris yang sama sekali tidak

dapat dikurangi atau dilanggar dengan suatu penetapan yang

dimuat dalam testamen (pasal 913 B.W.).

Pengertian mengenai legitieme portie di atas bukan

berarti bahwa tiap barang tertentu dari harta kekayaan ti­

dak boleh diberikan kepada orang lain selain dari legiti-

raaris, akan tetapi legitimaris berhak atas sejumlah bagi­

an tertentu dari seluruh harta warisan. Jadi hal ini ha­

nya dipandang dari segi harta atau nilai saja. Sehingga

mungkin sekali pemberian barang-barang tertentu kepada

orang lain atau pihak ketiga tidak menjadi persoalan, apa­

bila harga atau nilai dari sisa harta warisan masih men«-

cukupi legitieme portie.

Namun demikian, ketentuen mengenai legitieme portie

bersifat hukum memaksa, meskipun ketentu&n itu ada antuk

kepentingan legitimaris dan bukan untuk kepentingan umum.

Oleh karena itu legitimaris dapat membiarkan haknya dilang-

^Wirjona Prodjodikoro, op.cit.. h. 92.

ADLN Perpustakaan Universitas Airlannga

Skripsi KEDUDUKAN AHLI WARkS TESTAMENTAIR DALAM PEWARISAN MENURUT BURGERLIJK WETBOEK (B.W.)

MAGDALENA TRESYE

Page 42: KEDUDUKAN AHLI WARkS TESTAMENTAIR DALAM …repository.unair.ac.id/13542/1/MAGDALENA TRESYE.pdf · Timbulnya Pewarisan dan Macam-macamnya .. 10 2. Cara-cara dan Syarat-syarat Pewarisan

35

gar* Hal ini sesuai dengan pendapat Hartono Soerjopratiknjo

yang menyatakan :

Pelangf;aran terhadap legitieme tidak mengakibatkan "nie- tigheid" (kebatalan) tapi juga tidak mengakibatkan "ver- nietigbaarheid" (dapat dibatalkan), Yang diakibatkan adalah "eenvoudige vernietigbaarheid" (dapat dibatal­kan secara sederhana) yaitu asal legitimaris mengemuka- kan tidak menerima pelanggaran itu, maka ketetapon d a - ^ lam testamen yang melanggar legitiemenya adalah batal.

Dengan begitu, apabila legitimaris menerima pelanggaran itu

dan tidak melakukan tuntutan, maka ketetapan dalam testamen

tetap sah.

b. Siapa-siapa yang berhak atas legitieme portie.

Syarat untuk dapat menuntut bagian mutlak (legitieme

portie) adalah :

1. Orang harus merupakan keluarga sedarah dalam garis lurus.

Dalam hal ini kedudukan suami atau istri berlainan dengan

anak-anaknya, Memang dalam pasal 852a B.W. menyamakan ke­

dudukan antara suami atau istri dengan anak. Akan tetapi

hal tersebut hanya berlaku untuk penerapan ketentuan-

ketentuan dalam bab tersebut, artinya hanya untuk pene­

rapan pewarisan karena kematian atau ab-intestato. Jadi

persamaan kedudukan itu tidak diperluas sampai dengan

bab "tentang kehendak terakhir", dalam mana dibahas ten-

tang bagian mutlak (legitieme portie). Oleh karena itu

suami atau istri tidak mempunyai legitieme portie.

i pHartono Soerjopratiknjo, Hukum Waris Testamenter,

cet. II, Seksi Notariat Fakultas Hukum Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, 198A, h. 115.

ADLN Perpustakaan Universitas Airlannga

Skripsi KEDUDUKAN AHLI WARkS TESTAMENTAIR DALAM PEWARISAN MENURUT BURGERLIJK WETBOEK (B.W.)

MAGDALENA TRESYE

Page 43: KEDUDUKAN AHLI WARkS TESTAMENTAIR DALAM …repository.unair.ac.id/13542/1/MAGDALENA TRESYE.pdf · Timbulnya Pewarisan dan Macam-macamnya .. 10 2. Cara-cara dan Syarat-syarat Pewarisan

36

2. Orang harus merupakan ahli waris ab-intestato,

Melihat syarat tersebut, maka tidak semua keluarga se-

darah dalam garis’ lurus memiliki hak atas legitieme por­

tie. Yang memiliki hanyalah mereka yang juga ahli waris

ab-inteetato.

Dengan demikian yang pertama-tama menjadi legitima­

ris adalah anak. Sedangkan suami atau istri bukanlah legi­

timaris, karena ikatan dengan suami atau istri dianggap ti­

dak begitu erat. Di samping itu orang berpendapat bahwa su­

ami atau istri harus dapat dicabut hak warisnya berdasarkan

alasan tertentu. Untuk legitimaris tidak dapat dicabut hak

warisnya, dan hal ini tidak menjadi persoalan sepanjang

mengenai keturunan atau orang tua.

Hak waris legitimaris dapat dicabut kalau ada alasan

yang kuat sekali. Untuk lebih jelasnya dalam pasal 838 B.W.

menyebutkan tentang orang-orang yang dianggap tidak pantas

untuk menjadi ahli waris, yaitu :

1. Orang yang telah di hukum karena dipersalahkan telah

membunuh atau mencoba membunuh pewaris*;

2. Orang yang dengan keputusan hakim, pernah dipersalahkan

memfitnah si pewaris, terhadap fitnah mana diancam de­

ngan pidana lima tahun atau lebih.

3. Orang y-mg dengan kekerasan atau perbuatan telah meng-

halnng-halangi pewaris dalam membuat atau mencabut tes­

tamen.

Orang ynng menggelapkan, mt>rusnk, atau memalsuk^.n t„u-

ADLN Perpustakaan Universitas Airlannga

Skripsi KEDUDUKAN AHLI WARkS TESTAMENTAIR DALAM PEWARISAN MENURUT BURGERLIJK WETBOEK (B.W.)

MAGDALENA TRESYE

Page 44: KEDUDUKAN AHLI WARkS TESTAMENTAIR DALAM …repository.unair.ac.id/13542/1/MAGDALENA TRESYE.pdf · Timbulnya Pewarisan dan Macam-macamnya .. 10 2. Cara-cara dan Syarat-syarat Pewarisan

37

tamen.

Untuk bagian satu dan dua harus ada putusan hakim, sedang-

kan bagian ketiga dan keempat tidak.

Apabila seorang anak meninggal dunia lebih dahulu

daripada si pewaris, maka keturunan mereka muncul sebagai

psns^antinya. Keturunan dari seorang anak yang mendapat le­

gitieme portie akan mendapat legitieme portie sebanyak yang

akan diterima oleh anak itu apabila ia tidak meninggal du­

nia lebih dahulu. Untuk keturunan seorang anak (cucu pewa­

ris) yang mewaris diri sendiri, Pitlo menyatakan, "Cucu dan

keturunan selanjutnya yang mewarisi untuk diri sendiri,

oleh karena orang tuanya menolak atau tidak pantas, bukan-

lah legitimaris".1^

Anak luar kawin juga mendapatkan legitieme portie,

Tetapi orang tua luar kawin tidak memilkinya. Pasal 914

B.W. menyebutkan, keturunan (garis lurus ke bawah) dan pa­

sal 915 B.W. leluhur serta seterusnya. Dalam pasal 916 B.W,

disebutkan tentang anak luar kawin. Hal ini berarti bahwa

undang-undang dalam pasal 914 dan 915 B.W. hanyalah memi-

kirkan hubunran keluarga yang sah. Sehingga tidak ada dise-

but>, in = i, enai orong tua luar kawin sebagai legitimaris.

begitu anak adalah legitimaris, dan karena

itu tid.ik dap^t dicabut haknya untuk mewaris. Meskipun de-

1^A. Pitlo, Hukum Waris menurut Kitab Undang-undang - -■:* Persia ta Belanda, jilid I, cet, II, terjamahon M. Isa

\ri*rf, Intermasa, Jakarta, 1986, h. 121.

ADLN Perpustakaan Universitas Airlannga

Skripsi KEDUDUKAN AHLI WARkS TESTAMENTAIR DALAM PEWARISAN MENURUT BURGERLIJK WETBOEK (B.W.)

MAGDALENA TRESYE

Page 45: KEDUDUKAN AHLI WARkS TESTAMENTAIR DALAM …repository.unair.ac.id/13542/1/MAGDALENA TRESYE.pdf · Timbulnya Pewarisan dan Macam-macamnya .. 10 2. Cara-cara dan Syarat-syarat Pewarisan

38

mlkian, apabila orang tua menyingkirkan anaknya dari hak-

nya mewaris dan anak itu menerima pencabutan hak warisnya

itu,maka kotetapan orang tua itu adalah sah. "Akibat dari

penerimaan pencabutan hak warisnya itu adalah sama seperti

penolakan warisan, yaitu tidak timbul legitieme untuk ke-

turunannya".1^

r . renraruh penolakan dan ketidakpantasan untuk mewaris.

:’.oorang waris yang menolak hak warisnya tentu akan

men^ *kib': tk *n sesuatu, Demikian pula dengan disingkirkan-

nyj 'ihli waris karena suatu ketidakpantasan. Akibat dari

j3«nulakan dan atau ketidakpantasan dari seorang atau bebe-

r orang waris atau legitimaris, maka ahli waris terse­

but dianggap tidak pernah menjadi ahli waris (pasal 1058

fV.V.), dan hal ini dapat menimbulkan beberapa masalah. Mi-

^alnya : A meninggal dunia. Dia meninggalkan seorang istri

;i'»n lima orang anak sebagai ahli warisnya. Bila mereka se-

n;ua berhak menerima warisan atau tidak ada yang menolak,

maupun tidak ada yang tidak pantas menerima warisan, maka

legitieme portie masing-masing anak adalah 3/k dari 1/6,

yaitu 1/8 (pasal 9Wi ayat 3 B.W.). Akan tetapi bila ada

seor-ng anak yang menolak, apakah legitiemeportie d&ri ma-

jinr-nasing anak yang masih berhak atas bagian legitieme

portie itu tetap sama ataukah harus berubah ? Kemudi^n da­

pat dipertanyakan juga, apnkah penolakan atau ketidakpan-

^Har t o n o Soerjopratiknjo, op.cit. h. 120.

ADLN Perpustakaan Universitas Airlannga

Skripsi KEDUDUKAN AHLI WARkS TESTAMENTAIR DALAM PEWARISAN MENURUT BURGERLIJK WETBOEK (B.W.)

MAGDALENA TRESYE

Page 46: KEDUDUKAN AHLI WARkS TESTAMENTAIR DALAM …repository.unair.ac.id/13542/1/MAGDALENA TRESYE.pdf · Timbulnya Pewarisan dan Macam-macamnya .. 10 2. Cara-cara dan Syarat-syarat Pewarisan

39

tasan untuk mewaris itu harus diperhatikan dalam menentuV

Unn banian seimbang,yang merupakan legitieme portie ?

Konsekwensi pertanyaan tersebut akan menuntut bah­

wa pertanyaan-pertanyaan tersebut akan dipecahkan dengan

cara yang sama. Menurut R. Soetojo P, dan Marthalena Pohan,

"Andaikata, penolakan itu berpengaruh atas jumlah legitie­

me portienya, maka baik jumlah legitieme portie yang dihi-

tung, maupun bagian yans seimbang, yang dari jumlah itu ha­

rus diambil untuk penetapan 1<gitiemenya, akan mempengaruhi-

1 5nya". Dalam contoh di atas- haruslah ditentukan legitieme

portie d-iri mak-anak yang tidak menolak adalah tidak ber-

ubah, y itu dari 1/6, atau 1/8, karena legitieme portie

itu i,rT. j murupakan suatu bagian yang seimbang dengan apa

yanj -.Vvn diwaris oleh ahli waris ab-intestato,

Pondapat di atas, antara lain berdasarkan bahwa pem-

bu it undang-undang tidak mengenal pemisahan antara bagian

y t. bebas dan yang tidak bebns. Bahkan kepada masing-ma-

oing waris dalam garis lurus, secara individuil dijamin

^uatu bagian mutlak fb, itleme portie). Tidak hanya anak-

a ik yang mewaris, tetapi jura mereka yang menolak warisan

dan qtnu tidak pantas untuk mewaris, hr.rus dihitung menu­

rut bunyi undang-undang, Jadi untuk menentukan siapa eaja

yang termapuk legitimaris dan untuk men^hitung bagian mu-

tla*roa (legitieme portie), tidak perlu diporhatikan apa-

^Soetojj Prawirohamidjojo dan Marthalena Pohan,Hukum W^ris, Rinta, Surabaya, h. 1*t9.

ADLN Perpustakaan Universitas Airlannga

Skripsi KEDUDUKAN AHLI WARkS TESTAMENTAIR DALAM PEWARISAN MENURUT BURGERLIJK WETBOEK (B.W.)

MAGDALENA TRESYE

Page 47: KEDUDUKAN AHLI WARkS TESTAMENTAIR DALAM …repository.unair.ac.id/13542/1/MAGDALENA TRESYE.pdf · Timbulnya Pewarisan dan Macam-macamnya .. 10 2. Cara-cara dan Syarat-syarat Pewarisan

kah ada ahli waris ab-intestato yang telah menolak atau

tidak pantas untuk mewaris (onwaardig),

3* Kedudukan Ahli Waris Testamentair

Seperti yang telah saya jelaskan sebelumnya, jika

yang monj idi dasar dari powarisan ab-intestato (pewarisan

karena unrt <nr-undang) adalah undang-undang, maka dasar da­

ri po'.: rL: iti testamentair (pewarisan karena testamen) ada­

lah testamen. Tetapi walaupun demikian sifat dari kedua

ro.icam pewarisan itu tidak berbeda, karena semua ahli waris,

ent l H a itu mewaris karena undang-undang ataukah oleh

testamen, mempunyai hak dan kewajiban yang sama. Mereka

sama-sama menggantikan kedudukan si pewaris. Hal ini sesuai

d--n,in pasal 955 ayat 1 B.W, yang menyatakan ;

P-*da saat si yang mewariskan meninggal dunia, sekalian mereka yang dengan wasiat tersebut diangkat menjadi w&- rif-, ->epertipun mereka yang demi undang-undang berhak mev/arisi sesuatu bagian dalam warisan, demi undang-un­dang pula memperoleh hak milik atas harta peninggalan :,i meningeal.

Ini berarti ahli waris testamentair mempunyai saisine.

Solain itu ahli waris testamentair juga mempunyai

hereditatis petitio, tentunya dengan memperhatikan pasal

AVi d,n> M 5 B.W,

Pnnal 8?i+ B.W, berbunyi :

Ti.qp-tiap waris berhak memajukan gugat^n guna memper- Juan^k-tn hak warisnya, terhadap se^nla mereka, yang

-itu; dasar hak yang sama, baik tnnpa dasar sesua­tu hr men/'Uasai seluruh atau sebagtan h-irta pening-

1S u h e k t i dan Tjitrosudibio, loc. cit.

ADLN Perpustakaan Universitas Airlannga

Skripsi KEDUDUKAN AHLI WARkS TESTAMENTAIR DALAM PEWARISAN MENURUT BURGERLIJK WETBOEK (B.W.)

MAGDALENA TRESYE

Page 48: KEDUDUKAN AHLI WARkS TESTAMENTAIR DALAM …repository.unair.ac.id/13542/1/MAGDALENA TRESYE.pdf · Timbulnya Pewarisan dan Macam-macamnya .. 10 2. Cara-cara dan Syarat-syarat Pewarisan

41

galan, sepertipun terhadap mereka, yang secara licik telah menghentikan penguasaannya.Ia boleh memajukan gugatan itu untuk seluruh atau se- bagian, jika ada beberapa waris lainnya.Gugatan demikian adalah untuk menuntut, supaya dise- r.'ilikan kepadanya, segala apa yang dengan dasar hak apapun juga terkandung dalam warisan beserta segala ha.ul, pendapatan dan ganti rugi, menurut peraturan terraaktub dalam bab ketiga buku.ini terhadap gugatan akan pengembalian barang milik. *

Sedangkan pasal 835 B.’V. menyatakan : "Tiap tuntut-

an demikian gugur karena kedaluwarsa dengan tenggang wak-

1 Pitu celama tigapuluh tahun".

Di samping itu bagi ahli waris testamentair juga

diborlnkukan pasal 956 B.’.V. yang mengandung pengertian yang

sama dengan pasal 835 ayat 2 B.W. Pasal 956 B.W. mengata-

kan : Apabila timbul sengketa 80al siapakah ahli waris da­

ri or;*ng yang meninggal dunia, dan siapakah karena itu ber-

hak memiliki harta peninggalannya, maka hakim berkuasa me-

merintahkan agar barang-barang ditempatkan dalam tempat

penyimpanan pengadilan,

Dari keterangan di atas, dapat disimpulkan bahwa

kedudukan ahli waris testamentair itu cama dengan ahli wa­

ris karena kematian (undang-undang), meskipun ada sedikit

perbedaan, Perbedaan tersebut menyangkut masalah legitieme

portie dan penggantian tempat, karena dalam pewarisan tes-

tamentair tidak dikenal adanya legitieme portie dan peng­

gantian tempat. Denman begitu, kalau ada dua ahli waris,

1 7 l b i d . , h. ?0 8 .

ADLN Perpustakaan Universitas Airlannga

Skripsi KEDUDUKAN AHLI WARkS TESTAMENTAIR DALAM PEWARISAN MENURUT BURGERLIJK WETBOEK (B.W.)

MAGDALENA TRESYE

Page 49: KEDUDUKAN AHLI WARkS TESTAMENTAIR DALAM …repository.unair.ac.id/13542/1/MAGDALENA TRESYE.pdf · Timbulnya Pewarisan dan Macam-macamnya .. 10 2. Cara-cara dan Syarat-syarat Pewarisan

kZ

yaitu ahli waris ab-intestato dan ahli waris testamentair

yang borsama-sama mewaris, dan ahli waris ab-intestato itu

menuntut, maka meskipun ahli waris testamentair itu menu­

rut testamen berhak mewaris seluruh harta peninggalan pe-

y/aric, tetapi karena ahli waris ab-intestato itu mempunyai

legitieme portie, maka ahli waris ab-intestato harus dipe-

nuhi dulu legitieme portienya, baru sisanya diberikan ke­

pada ahli waris testamentair.

Untuk penggantian tcmpat, pewarisan berdasarkan

testamen tidak mengenalnys, kecuali kalau pewaris menyebut-

kan adanya penggantian tempnt dalam testamennya.

ADLN Perpustakaan Universitas Airlannga

Skripsi KEDUDUKAN AHLI WARkS TESTAMENTAIR DALAM PEWARISAN MENURUT BURGERLIJK WETBOEK (B.W.)

MAGDALENA TRESYE

Page 50: KEDUDUKAN AHLI WARkS TESTAMENTAIR DALAM …repository.unair.ac.id/13542/1/MAGDALENA TRESYE.pdf · Timbulnya Pewarisan dan Macam-macamnya .. 10 2. Cara-cara dan Syarat-syarat Pewarisan

KASUS-KASUS TENTANG AHLI WARIS

TESTAMENTAIR

1 • K aus Harta Warisan Dalam Kaitann.va Dengan Kedudukan

Ah.1 * '.Yaris Testamentair Di bidanr; Sah Tidaknya Suatu

T f t '̂ ri qn

ini diputus oleh Pengadilan Negeri Malang No.

V6/Pdt./1985 tanggal 13 Desember 1985, dan Pengadilan Ting-

ci Surabaya tanggal 30 Juni 1986. Perlu saya kemukakan di-

sini bahwa kasus ini belum mempunyai kokuatan hukum tetap,

karena masih dilakuknn upaya hukum kasasi oleh penasehat

hukum penggugat. Rasil dari kasasi ini belum keluar, tim­

bul masalah pidananya, yaitu tentang adanya pemalsuan tes­

tamen. Dalam kasus pidana ini ada tiga orang terdakwa yang

diadili oendiri-sendiri. Pemb&hai:an saya hanya pada dua

w *nr t'rrj karena seorang terdakwa yang lain belum di-

i d i M . !a ,-■* ::*n demikian kasus inipun belum mempunyai kekuat-

hur. -.in yang tetap.

Dudukiija Perkara Perdata :

Tergugat, Endi Mulia, laki-laki, bertempat tinggal

5 1■n Guntur 21 Malang, karyawan (swasta), dan Buddi

i vi-.ij laki-laki, bertempat tinggal di jalan Panggung

ii iinor 5 Malang, swasta, qdvokat, pada hari Sabtu tanggal 3

■liret 19^^, tel ih diin^k^t menjndi ahli waris testamentair

i. f 601 ur>' h h,'*rta peninrgalan aLmarhum Han Poo Hok yang

r : r t ' t i n ^ ' B l di j:ilan Raya I Jen b Malang. Pada tanggal

hi

BAB IV

ADLN Perpustakaan Universitas Airlannga

Skripsi KEDUDUKAN AHLI WARkS TESTAMENTAIR DALAM PEWARISAN MENURUT BURGERLIJK WETBOEK (B.W.)

MAGDALENA TRESYE

Page 51: KEDUDUKAN AHLI WARkS TESTAMENTAIR DALAM …repository.unair.ac.id/13542/1/MAGDALENA TRESYE.pdf · Timbulnya Pewarisan dan Macam-macamnya .. 10 2. Cara-cara dan Syarat-syarat Pewarisan

"30 April 19S b » duapuluh hari setelah Han Poo Hok mening­

gal dunia, Mudofir, S.H., mantan hakim Pengadilan Negeri

Malang, yang kemudian setelah berpraktek sebagai pengaca-

ra, selaku notaris membacakan isi testamen tersebut, Pada

saat itu hadir dua oran;: adik perempuan almarhum Han Poo

Hok, yaitu Han Tien Nio yang bertempat tinggal di Surabaya

dan Han Hien Nio ynng bertempat tinggal di Jakarta, serta

Nyonya Listiani, istri adik laki-laki Han Poo Hok, yang

bernama Hon Po Kyan, bertempnt lingual di jalan Arjuna

v.il ■•fi,1', r.etolah mendengar isi testamen almarhum Han Poo

Hok (sc) njutnya disebut pewaris) tersebut yang telah di—

titifktn pn ia Notaris Mudofir, S.H. tanggal 14 Juli 1984,

saudrin-G,judara kandung pewaris tersebut merasa aneh, ka-

riin.r» menurut mereka pewaris sulit untuk berbahasa Indone-

bagaimana mungkin bisa membuat testamen yang begitu

baik dan teratur bahaeanya. Mereka juga merasa aneh, ba­

gaimana mungkin tergugat yang bukan sanak keluarga mewa-

ri«i seluruh harta peninggalan pewaris, sedangkan mereka

tid..»k, Untuk inilah akhirnya mereka mengajukan gugatan ke

P e n ^ a d l l N e g e r i Malang,

Gugatan Penggugat :

Penggugat ; Sanak keluarga pewaris yang menunjuk

Ojok-. Soegiarto, 5.VI. sebagai kuasa, menggugat tentang ke-

abfiah^n testamen at^iu curat wasiat pewaris (Han Poo Hok).

Tergu.:»t : Kndi Mulia dan Buddi Tedjamulia mengajukan Sia-

iv^ndi ,S.H. sebagai pc^bela.

44

ADLN Perpustakaan Universitas Airlannga

Skripsi KEDUDUKAN AHLI WARkS TESTAMENTAIR DALAM PEWARISAN MENURUT BURGERLIJK WETBOEK (B.W.)

MAGDALENA TRESYE

Page 52: KEDUDUKAN AHLI WARkS TESTAMENTAIR DALAM …repository.unair.ac.id/13542/1/MAGDALENA TRESYE.pdf · Timbulnya Pewarisan dan Macam-macamnya .. 10 2. Cara-cara dan Syarat-syarat Pewarisan

45

Putusan Hakim :

Setelah mempelajari dan mempertimbangkan gugatan

peng^ugat, Majelis Hakim memutuskan : "Menolak Gugatan

Penggugat.

Putusan Banding Pengadilan Tinggi Surabaya :

Dalam perkara banding ini, penggugat, keluarga pewa-

ris menunjuk Kho Gin Tjan, S.H. sebagai pengacara. Sementa-

ra tergugat, Endi Xulia dan Buddi Tedjamulia, S,H. yang me-

mang ahli hukum waris, menangani sendiri gugatan tersebut.

Hasil dari putusan Pengadilan Tinggi Surabaya yang

dibaCiik-in pada tan^/-;al 30 Juni 1986 adalah "menolak gugat-

an'f keluarga pewaris.

Komentnr :

Pada prinsipnya, saya aependapat dengan kedua putus­

an di atas, meskipun putusan itu belum mempunyai kekuatan

hukum ynng tetap. Saya berpendapat demikian karena sesuai

dengan bunyi pasnL 9 r>5 B.’V. bahwa seseorang yang ditunjuk

sebagai ahli waris (?hli waris testamentair) adalah berke-

dudukan sama dengan ahli waris ab-intestato (menurut undang-

undang), meskipun mereka ini bukan sanak keluarga pewaris.

" Judukan ahli waris testamentair ini bisa di^ugat,

bil c: tin pewarisan tersebut terdapat pula ahli waris ab-

inv.^sl':to yang memiliki legitieme portie, Dalam masalah ini

per. irij tidak mempunyai ahli waris tersebut,sehingga tergu-

gnt sebagni ahli waris testamentair yang diserahi seluruh

; rta peninggalan pe?7/aris, berhak menulikinya, Dengan begi-

ADLN Perpustakaan Universitas Airlannga

Skripsi KEDUDUKAN AHLI WARkS TESTAMENTAIR DALAM PEWARISAN MENURUT BURGERLIJK WETBOEK (B.W.)

MAGDALENA TRESYE

Page 53: KEDUDUKAN AHLI WARkS TESTAMENTAIR DALAM …repository.unair.ac.id/13542/1/MAGDALENA TRESYE.pdf · Timbulnya Pewarisan dan Macam-macamnya .. 10 2. Cara-cara dan Syarat-syarat Pewarisan

tu tergugat mengesampaikan ahli waris ab-intestato yang

tidak memiliki legitieme portie.

Selain itu, kedudukan ahli waris testamentair ter­

sebut, yaitu tergugat dapat digugat bila mereka ternyata

telah menggelapkan, merusak, atau memalsukan testamen pewa­

ris (pasal 838 sub h B.W. Jo pasal 912 B.W.) Dengan begitu,

apabila testamen pewaris tersebut asli dan sah, maka ter­

gugat sebagai ahli waris testamentair berhak memiliki selu­

ruh harta peninggalan pewaris.

Duduk Perkara Pidana :

Terdakwa I, Endi Mulia, laki-laki, umur 3k tahun,

bertempat tinggal di jalan Guntur 21 Malang, karyawan (swas­

ta). Pada tanggal 3 Maret )98k diantar oleh Halim Wijaya,

telah datang ke rumah Bangun Sutrisno (terdakwa II) di ja­

lan Hamid Rusdi Gg 6 Malang, Kedatangannya tersebut dengan

membawa sebuah tas putih yang diperkirakan berisi mesin ke-

tik. Dengan mesin ketik inilah terdakwa II mengetik surat

waslat tertanggal 3 Maret 198^, di atas sebuah blangko ko-

son,ij yang telah ditandatangani oleh Han Poo Hok. Terdakwa

II mengetik surat wasiat tersebut berdasarkan konsep yang

dib^rikK".-n oleh terdakwa I. Sedangkan blangko kosong yang

telah ditandatangani oleh Han Poo Hok itu diperoleh ter-

d. Stv/a II dari almarhumah ibunya, yaitu Suster Tati. Dalam

n '^tik surat waciit itu terdakwa II dilihat oleh teman-

nya, yaitu r.unarsono, ditunggui terdakwa I, almarhumah ibu­

nya (Suster Tati), Kmmy Kenes, dan almarhumah nenek Karmin-

ADLN Perpustakaan Universitas Airlannga

Skripsi KEDUDUKAN AHLI WARkS TESTAMENTAIR DALAM PEWARISAN MENURUT BURGERLIJK WETBOEK (B.W.)

MAGDALENA TRESYE

Page 54: KEDUDUKAN AHLI WARkS TESTAMENTAIR DALAM …repository.unair.ac.id/13542/1/MAGDALENA TRESYE.pdf · Timbulnya Pewarisan dan Macam-macamnya .. 10 2. Cara-cara dan Syarat-syarat Pewarisan

47

t‘.n. Ketika membuat surat wa6iat itu terdakwa II juga meng-

etik surat perjanjian antara terdakwa I yang disebut seba­

gai pihak I dengan almarhumah Nyonya Sri Tumirah (Suster

Tati) sebagai pihak II, yang diberi tanggal 3^Maret 1984

dan dibuat rangkap dua di atas kertas berraaterai Rp 25,00.

Dengan catatan lembar kesatu disimpan oleh ibunya, sedang-

kan lembar kedua diberikan kepada terdakwa I. Isi perjan­

jian, apabila surat wasiat telah berhasil atau Han Poo Hok

telah meninggal dunia, pihak kedua akan menerima uang tu-

nai Rp 100.000,000,00 (seratus juta rupiah) serta rumah

di jalan Ijen 9 Malang (milik Han Poo Hok) dari pihak ke-

satu, Pada tanggal 7 Juli 1984, Notaris Mudofir Hadi, S.H.

didatangi oleh Stefanus Kuntarto Widjaja, S.H. yang sekan-

tor dengan Buddi Tedjamulia (terdakwa III), di jalan Pang-

gung 5 Malang. Dari Stefanus, Mudofir menerima selembar

surat kuasa dan amplop tertutup berisi surat wasiat raha­

sia dari Han Poo Hok. Surat wasiat ini tidak diantar sen­

diri oleh Han Poo Hok karena usia yang sudah tua, yaitu

82 tahun. Surat kuasa untuk penyimpanan surat wasiat ra-

haeia itu dibuat oleh terdakwa III, yaitu seorang dosen,

dan advokat, pada tanggal 7 Juli 1984. Pada tanggal 14

Juli 1984, Mudofir membuat berita acara penyimpanan fcurat

wasiat rahasia tersebut. Setelah Han Poo Hok meninggal du­

nia, 10 April 1985, surat wasiat rahasia itu dikirim ke

k'intor Hal. ii Harta Peninggalan cabang Malang tanggal 20

April Sflanjutnya Balai Harta Peninggalan membficakan

ADLN Perpustakaan Universitas Airlannga

Skripsi KEDUDUKAN AHLI WARkS TESTAMENTAIR DALAM PEWARISAN MENURUT BURGERLIJK WETBOEK (B.W.)

MAGDALENA TRESYE

Page 55: KEDUDUKAN AHLI WARkS TESTAMENTAIR DALAM …repository.unair.ac.id/13542/1/MAGDALENA TRESYE.pdf · Timbulnya Pewarisan dan Macam-macamnya .. 10 2. Cara-cara dan Syarat-syarat Pewarisan

isinya dan menyerahkan kepada Ketua Pengadilan Negeri Ma-

lun* untuk melaksanakan isi surat wasiat. Setelah semuanya

tierjalan sebagaimana mestinya, timbul masalah, yaitu sete­

lah diteliti dengan seksama, ternyata tanda tangan almar­

hum Han Poo Hok (pewaris) di atas surat kuasa penyimpanan

surat wasiat rahasia tidak 6ama dengan tanda tangannya da­

lam surat wasiat rahasia. Untuk inilah akhirnya terdakwa

tersebut ditangkap dan diadili di Pengadilan Negeri Malang.

Tuduhan Jak8a :

Melanggar pasal 263 Kitab Undang-undang Hukum Pida-

na (KUHP) Jo pasal 266 KUHP, keduanya tentang pemalsuan

surat, Jo pasal 55 ayat 1 cub 1 KUHP.

Pertimbangan Hukum :

1. Untuk terdakwa I :

Bahw^ dari kenyataan-kenyataan yang didapat dari

keterangan saksi-saksi yang mengetahui pengetikan surat

wasiat tersebut, yaitu Sunarsono dan Emmy Kenes, terdakwa

1 terbukti terlibat tidak pidana pemalsuan surat (testamen).

Hal ini diperkuat dengan pengakuan terdakwa II yang menga-

takan bahv;a terdakwa I yang menyuruh terdakwa II untuk

mengetik testamen bertanggal 3 Maret 198^ tersebut.

Bahwa meski tidak pernah terbukti di persidang^n,

Majelis Hakim yakin, perjanjian antara terdakwa I dengan

almarhumah Suster Tati dikuatkan dengan akta di bawah ta-

ngan yang kemudian telah hilsng bersamaan dengan meninggal-

nya Suster T iti.

48

ADLN Perpustakaan Universitas Airlannga

Skripsi KEDUDUKAN AHLI WARkS TESTAMENTAIR DALAM PEWARISAN MENURUT BURGERLIJK WETBOEK (B.W.)

MAGDALENA TRESYE

Page 56: KEDUDUKAN AHLI WARkS TESTAMENTAIR DALAM …repository.unair.ac.id/13542/1/MAGDALENA TRESYE.pdf · Timbulnya Pewarisan dan Macam-macamnya .. 10 2. Cara-cara dan Syarat-syarat Pewarisan

49

Bahwa mengenai keterangan saksi yang meringankan

terdakwa I, Majelis Hakim tidak sependapat dan tidak dapat

diterima. Alasannya, keterangan tersebut tidak dapat di-

buktikan oleh penasehat hukum terdakwa I.

Bahwa berdasarkan segala pertimbangan-pertimbangan

di atas, maka segala unsur yang terkandung pada tuduhan

jaksa terbukti menurut hukum dan keyakinan, dan perbuatan

tersebut dapat dipertanggungjawabkan kepada terdakwa, Oleh

karena itu terdakwa I harus dinyatakan bersalah dan di pi-

dana berdasarkan pasal 263 KUHP Jo pasal 266 KUHP Jo pasal

55 ayat 1 sub 1 KUHP.

2. Untuk terdakwa II :

Bahwa sesuai dengan pengakuan terdakwa II serta ke­

terangan saksi-saksi di persidangan, maka telah terbukti

adanya pemalsuan surat wasiat (testamen). Akibatnya pewa­

ris atau ahli warisnya mentfalami korugian, sebab dengan

testamen yang dipalsukan itu, telah terjual beberapa keka­

yaan pewaris.

Bahwa terdakwa aelalu menolak keterangan saksi yang

meringankan. Alasannya, bilf) dia menolak dakwaan dan mem-

benarkan kesaksian yang meringankan, maka akan menguntung-

kan terdakwa I. Ini tidak diinginkan oleh terdakwa II ka­

rena terdakwa I dianggap tidak menepati janji.

Berdasarkan segala pertimbangan di atas, maka Maje-

lis Hakim berpendapat bahwa terdakwa telah terbukti bersa­

lah dan melanggar pasal 263 KUHP Jo pasal 55 ayat 1 £nib 1

ADLN Perpustakaan Universitas Airlannga

Skripsi KEDUDUKAN AHLI WARkS TESTAMENTAIR DALAM PEWARISAN MENURUT BURGERLIJK WETBOEK (B.W.)

MAGDALENA TRESYE

Page 57: KEDUDUKAN AHLI WARkS TESTAMENTAIR DALAM …repository.unair.ac.id/13542/1/MAGDALENA TRESYE.pdf · Timbulnya Pewarisan dan Macam-macamnya .. 10 2. Cara-cara dan Syarat-syarat Pewarisan

50

M J H K

Ha L - h n l y a n g m e m b e r a t k a n :

1, Untuk terdakwa I :

r\, T e r d a k w a t i d a k m c n u n j u k k a n r a s a p e n y e s a l a n ;

b . i ' f?rdakwa t i d a k b e r t e r u s t e r a n g .

?„ Untuk tardakwa IT :

K-tr'.nrj p c m e r i n t a h pad a t . a a t i n i s e d a n g b e r u s a h a u n t u k

n : c n i n g k a t k a n k e s a d a r a n hukum m a s y a r a k a t , maka k a s u s i n i

m e r u p a k a n h a l yoTi£ r c e m p e r b e r a t p e m i d a n a a n .

Hal-hal. yniig meringankan :

1 . Untuk terdakwa I :

a . T e r d a k w a b e l u m p e r n n h d i h u k u m .

b , S o ln rra p e r s i d a n g a n t e r d a k w a b e r l a k u s o p a n .

2. 'mtuk terdakwa II :

t , T e r d a k w a b e r t o r u s t e r a n g dan b e r l a k u s o p a n d i p e r s i -

d . i n g a n , s e h i n g g a t i d a k m e m p e r s u l i t j a l a n n y a p e r s i -

d a n f; a n .

b , T e r d a k w a m a s i h m e m puny a i t a n g g u n g a n i s t r i d a n s e o r a n g

a n a k .

.' ̂X. k. I h m * <j e r t i mb,- * n <Mk a n h a l - h a ) , y a n g m e m p e r b e r a t

d«--.n ... 1-lu 1 jane; n w r■ ng.jnk-jn, maka Maj -Iis Hakim memutus-

k-in rcba^ai berikut :

1 . Dnt.jk terdakwa I ;

M^/u;h\ikum t e r d a k w » d e n g a n p i d a n a p o n j a r a e m p a t t a h u n .

?. tfntuk t o r U k w a IT :

"ftn;;>iukuiri t e r d - i k y - d e n g a n p i d a n a p e n j a r a t i g a t a h u n .

ADLN Perpustakaan Universitas Airlannga

Skripsi KEDUDUKAN AHLI WARkS TESTAMENTAIR DALAM PEWARISAN MENURUT BURGERLIJK WETBOEK (B.W.)

MAGDALENA TRESYE

Page 58: KEDUDUKAN AHLI WARkS TESTAMENTAIR DALAM …repository.unair.ac.id/13542/1/MAGDALENA TRESYE.pdf · Timbulnya Pewarisan dan Macam-macamnya .. 10 2. Cara-cara dan Syarat-syarat Pewarisan

51

K o m e n t a r :

P e n g a d i l a n N e g e r i M a l a n g t e l a h m e n y a t a k a n t e r d a k w a

t e r b u k t i m e l a k u k a n t i n d a k p i d a n a p e m a l s u a n t e s t a m e n y a n g

m e l a n g g a r p a s a l 263 KUHP J o p a s a l 266 KUHP J o p a s a l 55

a y a t 1 nub 1 KUHP. P a d a d a s a r n y a p e r b u a t a n t e r d a k w a t e l a h

me menuhi u n s u r - u n s u r y a n g t e r d a p a t d a l a m p a s a l - p a s a l t e r ­

s e b u t .

S e s u a i dengan b u n y i pasal 263 KUHP y a n g m e n y a t a k a n . :

B a r a n g s i a p a membuat s e c a r a t i d a k b e n a r a t a u m e m a l s u s u ­r a t j a n g d a p a t m e n i m b u l k a n s e s u a t u h a k , p e r i k a t a n a t a u p e m b e b a s a n h u t a n g , a t a u y a n g d i p e r u n t u k k a n s e b a g a i b u k - t i d a r i p a d a s e s u a t u h a l , d e n g a n m a k s u d u n t u k m e m a k a i a t a u m e n y u r u h o r e n g l a i n p a k a i s u r a t t e r s e b u t s e o l a h -ol .ah i s i n y a b e n a r d a n t i d a k d i p a l s u , d i a n c a m , j i k a p e - m. ' ikaian t e r s e b u t d a p a t m e n i m b u l k a n k e r u g i a n , k a r e n a p e ­m a l s u a n s u r a t , d e n g a n p i d a n a p e n j a r a p a l i n g l a m a enam t a h u n .D ia n c a m d e n g a n p i d a n a y a n g s a m a , b a r a n g s i a p a d e n g a n s e - n g a j a m e m a ka i s u r a t y a n g i s i n y a t i d a k b e n a r a t a u d i p a l - s u , s e o l a h - o l a h b e n a r dan t i d a k d i p a l s u , j i k a p e m a k a i a n s u r a t i t u d a p a t m e n i m b u l k a n k e r u g i a n .

;aaka t i n d a k a n t e r d a k w a t e r s e b u t t e l a h m e r u g i k a n o r a n g l a i n .

A p a l a g i b i l a d i t e l i t i , maka a k a n d i k e t a h u i b a h w a t e r d a k w a

aebcnarnya telah melanggar pasal 956 B.W. Hal i n i d i s e b a b -

k a n k a r e n a t e r d a k w a t e l a h m e m a k a i dan m e n j u a l h a r t a p e n i n g -

,'^alon y a n g m a s i h d a l a m s e n g k e t a . D e n g a n b e g i t u k a l a u p u t u s -

an d i a t a s s u d a h t e t a p d a n t e r d a k w a d i n y a t a k a n t e l a h m e l a -

k u k a n t i n d : k p i d a n a p e m a l s u a n t e s t a m e n , maka t e r d a k w a h a -

r u a mengem b' i l ik . -m I1 . r t a p e n i n g g a l a n y a n g t e l a h d i p a k a i n y a

19' M o e l j a t n o , K l t a b U n d n n f> u n d .* n r Hukum P i d a n a . B i n a

s . k - a r a , J a k a r t a , 1 9 8 ^ , h, 1 1 5 .

ADLN Perpustakaan Universitas Airlannga

Skripsi KEDUDUKAN AHLI WARkS TESTAMENTAIR DALAM PEWARISAN MENURUT BURGERLIJK WETBOEK (B.W.)

MAGDALENA TRESYE

Page 59: KEDUDUKAN AHLI WARkS TESTAMENTAIR DALAM …repository.unair.ac.id/13542/1/MAGDALENA TRESYE.pdf · Timbulnya Pewarisan dan Macam-macamnya .. 10 2. Cara-cara dan Syarat-syarat Pewarisan

52

itu beserta segala hasil, pendapatan, dan ganti rugi (pasal

834 ayat 3 B.W) kepada ahli waris ab-intestato yang sebe-

narnya.

Di samping itu, dengan dinyatakannya terdakwa sebagai

pemalsu testamen, maka testamen tersebut menjadi batal dan

dianggap tidak pernah ada. Jadi ahli waris ab-intestato

yang ada pada saat itulah yang mewaris harta peninggalan si

pewaris.

2. Kasus Harta Warisan Dalam Kaitannya Dengan Kedudukan

Ahli Waris Testamentair Di Bidang Pencairan Deposito

Berbeda dengan kasus pertama, maka kasus ini sudah

mempunyai kekuatan hukum tetap. Sehingga kasus ini hanya

berlangsung di tingkat pengadilan negeri 6aja, yaitu Penga­

dilan Negeri Malang. Putusan ini telah dibacakan pada tang­

gal 8 Juli 1987 dengan No. 70/Pdt. G/1987.

Yang Berpekara :

Penggugat, Budi Prayitno, swasta, bertempat tinggal

di jalan Laksamana Martadinata 127 A Malang.

Tergugat, Bank Antar Daerah P.T. Cabang Malang, ber-

alamat di jalan Basuki Rachmad 16 Malang, dalam hal ini di-

wakili kuasanya, Wahyudi, S.H., pengacara, beralamat di ja­

lan Halmahera 58 Malang,

Duduk Perkara :

Penggugat dengan surat gugatan tanggal 15 April 1987

mengemukakan sebagai berikut :

1. Bahwa berdasarkan bukti-bukti yang autentik, penggugat

ADLN Perpustakaan Universitas Airlannga

Skripsi KEDUDUKAN AHLI WARkS TESTAMENTAIR DALAM PEWARISAN MENURUT BURGERLIJK WETBOEK (B.W.)

MAGDALENA TRESYE

Page 60: KEDUDUKAN AHLI WARkS TESTAMENTAIR DALAM …repository.unair.ac.id/13542/1/MAGDALENA TRESYE.pdf · Timbulnya Pewarisan dan Macam-macamnya .. 10 2. Cara-cara dan Syarat-syarat Pewarisan

53

a d a l a h p e n e r i m a h i b a h w a s i a t a t a s s e g a l a h a r t a p e n i n g p

g a l a n ( b a i k b a r a n g y a n g b e r g e r a k maupun b a r a n g y a n g t i ­

d a k b o r g e r a k ) , r a i l i k N y o n y a M a r i a n i R a h a y u S r i R e j e k i

(K w e e G i o k Kwan N i o ) a l m a r h u m a h ( s e l a n j u t n y a d i s e b u t

p e w a r i s ) ;

2 , Bahwa p e n g g u g a t t e l a h d i t e t a p k a n s e b a g a i a h l i w a r i s t e s ­

t a m e n t a i r s a t u - s a t u n y a o l e h P e n g a d i l a n N e g e r i M a l a n g ;

5 . Bahwa b e r d a s a r k a n h a l d i a t a s , p e n g g u g a t m e n g g u n a k a n

h a k n y a s e b a g a i a h l i w a r i s u n t u k m e n c a i r k a n d e p o s i t o p e ­

w a r i s p a d a B a n k A n t a r D a e r a h P . T . C a b a n g M a l a n g ( s e l a n ­

j u t n y a d i s e b u t t e r g u g a t ) ;

/*. Bahwa t e r g u g a t m e n o l a k p e r r a o h o n a n p e n g g u g a t b e r d a s a r k a n

a l a s a n - a l a s a n y a n g t i d a k r e l e v a n .

U n t u k i n i p e n g g u g a t m e n g a j u k a n g u g a t a n n y a .

T u n t u t a n P e n g g u g a t •

1 . M e n e t a p k a n ba hw a p e n g g u g a t a d a l a h a h l i w a r i s t e s t a m e n ­

t a i r d a n s e b a g a i e x e c u t e u r t e s t a m e n t a i r ( s a t u - s a t u n y a )

d a r i p e w a r i s y a n g b e r h a k a t a s d e p o s i t o a t a u s u r a t - s u r a t

b e r h a r g a a t a s nama p e w a r i s y a n g a d a d i B a n k A n t a r D a e r a h

P . T . C a b a n g M a l a n g ( t o r g u g a t ) k e p a d a p e n g g u g a t ;

2 . Menghukum t e r g u g a t u n t u k s e g e r a m e n c a i r k a n a t a u merain-

d*ihbukuk an d e p o s i t o d a n a t a u s u r a t - s u r a t b e r h a r g a a t a s

nama p e w a r i s k e p a d a p e n g g u g a t ;

3 . Men&hukum t e r g u g a t u n t u k m e m b a ya r g a n t i r u g i s e b e s a r

Rp 5 . 0 0 0 . 0 0 0 , 0 0 ( l i m a j u t a r u p i a h ) ;

Menrhukum t e r g u g a t u n t u k m e m b a ya r u a n g p a k s a s e b e s a r

ADLN Perpustakaan Universitas Airlannga

Skripsi KEDUDUKAN AHLI WARkS TESTAMENTAIR DALAM PEWARISAN MENURUT BURGERLIJK WETBOEK (B.W.)

MAGDALENA TRESYE

Page 61: KEDUDUKAN AHLI WARkS TESTAMENTAIR DALAM …repository.unair.ac.id/13542/1/MAGDALENA TRESYE.pdf · Timbulnya Pewarisan dan Macam-macamnya .. 10 2. Cara-cara dan Syarat-syarat Pewarisan

5k

Rp 2 0 0 , 0 0 0 , 0 0 ( d u a r a t u s r i b u r u p i a h ) s e t i a p h a r i k e -

t o r l a m b a t a n m e l a k s a n a k a n i s i p u t u s a n p e r k a r a i n i t e r h i -

t u n g s e j a k p e r k a r a i n i m e m p u n y a i k e k u a t a n . hukum y a n g

p a s t i ,

P e n g a d i l a n m e m p e r t i m b a n g k a n s e b a g a i b e r i k u t :

a . . i tM u ru h k e t e r a n g a n p e n g g u g a t b e n a r dan d i s e r t a i d e n g a n

b u k t i - b u k t i y a n g a u t e n t i k ;

b . P e w a r i s t i d a k m e n i n g g a l k a n s u a m i d a n a n a k s e r t a k e l u a r ­

g a m e n u r u t g a r i s l u r u s ;

c . M e n u r u t p a s a l 9 1 7 B . W , , h i b a h w a s i a t b o l e h m e l i p u t i s e ­

l u r u h h a r t a p e n i n g g a l a n p e w a r i s ;

d . M e n g e n a i g a n t i r u g i s e b e s a r Rp 5 . 0 0 0 , 0 0 0 , 0 0 ( l i m a j u t a

r u p i a h ) d i t o l a k k a r e n a p e n g g u g a t t i d a k mampu m e m b u k t i * -

k a n ;

e . T e r h a d a p u a n g p a k s a , t e r g u ^ a t d ih u k u m u n t u k m e m b a y a r n y a

: . r Rp 5 0 . 0 0 0 , 0 0 ( l i m a p u l u h r i b u r u p i a h ) t i a p h a r i

, p u t u s a n m e m p e r o l e h k e k u a t a n hukum p a s t i .

t e l a h m e m p e r t i m b a n g k a n h a l - h a l d i a t a s , Hakim me-

mutu^k'in :

1 . M e n e t a p k a n p e n g g u g a t s e b a g a i a h l i w a r i s t e s t a m e n t a i r

iL»n s e b a g a i e x e c u t e u r t e s t a m e n t a i r s a t u - s a t u n y a d a r i

nt.:-waris, y a n g b c r h a k a t a s d e p o s i t o d a n l a i n - l a i n y a n g

. i i pada t e r g u . ' - ' i t ;

\ Mun^hukum tur* u . - o t u n t u k g e n e r a m « n c a i r k a n d e p o s i t o ,

dan mtJ/nV-‘' .yar u a n g p^ k a a Rp 5 0 . 0 0 0 , 0 0 ( l i m a p u l u h r i b u

r u p i a h u n t u k s e t i a p k e t e r l a m b a t a n , dan m e n o l a k g u g a t a n

ADLN Perpustakaan Universitas Airlannga

Skripsi KEDUDUKAN AHLI WARkS TESTAMENTAIR DALAM PEWARISAN MENURUT BURGERLIJK WETBOEK (B.W.)

MAGDALENA TRESYE

Page 62: KEDUDUKAN AHLI WARkS TESTAMENTAIR DALAM …repository.unair.ac.id/13542/1/MAGDALENA TRESYE.pdf · Timbulnya Pewarisan dan Macam-macamnya .. 10 2. Cara-cara dan Syarat-syarat Pewarisan

55

dolebihnya ;

5. Menghukum tcrgu 'at untuk membayar biaya perkara sebesar

Rp 20.000,00 (dua puluh ribu rupiah).

K o m e n t a r :

Pengadilan Negeri Malang telah memutuskan bahwa ter-

Eugat, yaitu Bank Antar Daerah P.T. Cabang Malang, telah

m^lakukan perbuatan melawan hukum, Hal ini disebabkan ter-

gu^at tidak mau mencairkan deposito pewaris yang telah naen-

jadi, hak ahli warisnya (penggugat).

Dalam gugatan sudah dijelaskan bahwa penggugat ada-

bih ahli waris testamentair satu-satunya atas semua harta

peninggalan pewaris yang telah diputuskan berdasarkan pu-

tu^an Pengadilan Negeri Malang No. 1313/Pdt. G/1986. Teta­

pi tergugat tetap tidak mau mencairkan deposito tersebut,

. ehtrn'ga penggugat mengajukan perkara tersebut ke penga-

^i*.an. T'indakan penggugat ini adalah benar menurut hukum

karena sebagai ahli waris testamentair, penggugat mempunyai

ktduduk.'in yang sama dengan ahli waris ab-intestato (pasal

155 B . W . ) . Apalagi dengan adanya pasal 83k ayat 1 B.W .

yang menyatakan :

Tiap-tiap waris berhak m o m a j u k m gugatan guna memper- juangkan hak vv-risnya terhadap segala mereka, yang ba­lk atas daaar hak yang sama, br.ik tanpa dasar sesuatuhakpun menguasai soluruh atau sebagian harta peninggal- in, !-«jpertipun terha<^( rc^reka,£gang secara licik te-I - 'in^hentikan pf:nruasaannya.

' un . } mi-cian tindakan penggugat ini adalah benar dan

^ubb-kti dan Tjitrosudibio, loc . ci t .

ADLN Perpustakaan Universitas Airlannga

Skripsi KEDUDUKAN AHLI WARkS TESTAMENTAIR DALAM PEWARISAN MENURUT BURGERLIJK WETBOEK (B.W.)

MAGDALENA TRESYE

Page 63: KEDUDUKAN AHLI WARkS TESTAMENTAIR DALAM …repository.unair.ac.id/13542/1/MAGDALENA TRESYE.pdf · Timbulnya Pewarisan dan Macam-macamnya .. 10 2. Cara-cara dan Syarat-syarat Pewarisan

56

tepat sekali.

Dalam halnya tergugat yang menolak pencairan depo­

sito ter~obut, salah satu alasannya adalah karena dia meng-

a n ^ n c masih ada ahli waris lain selain ahli waris testa-

m^ii t' i r. Ahli waris tersebut adalah sanak keluarga pewaris

yang bukan merupakan keluarga sedarah dalam garis lurus,

sehingga mereka tidak mempunyai legitieme portie. Ini se-

.u,~i dengan pasal 913 B.W. yang menyatakan :

Bagian mutlak atau legitieme portie, adalah suatu ba­gian dari harta peninggalan yang harus diberikan kepa­da para waris dalam garis lurus menurut undang-undang, terhadap bagian mana si yang meninggal tak diperboleh- kan menetapk^n sesuatu, baik celaku p e m ^ r i a n antara yang masih hidup, maupun selaku wasiat.

Di samping hal-hal tersebut di atas yang dapat saya

uraikan dalam kasus di atas, ada satu hal lagi yang perlu

saya uraiknn, yaitu mengenai isi testamen. Sesuai dengan

penjelasan penggugat bahwa dalam testamen, penggugat diang-

kat ,iebagc:i penerima hibah wasiat (legaat) atas barang-ba-

ran.x bergerak maupun tidak bergerak dari dari pewaris. Me-

lihat isi testamen tersebut tentu kita akan berpikir apa­

kah isi testamen itu merupakan legaat ataukah suatu peng­

angkatan waris. Untuk ini saya berpendapat bahwa testamen

ter;-i-;:but adalah berisi pengangkatan waris, sebab kalau le-

Kait, barang yang dilegaatkan itu sudah jelas bagi^nnya

d,n n.tirup.-.kan suatu jenis barang tertentu. Sedangkan dalam

te,:tamen di atas tidak terdapat penjelasan mengenai jenis

21{bjU., h. 222.

ADLN Perpustakaan Universitas Airlannga

Skripsi KEDUDUKAN AHLI WARkS TESTAMENTAIR DALAM PEWARISAN MENURUT BURGERLIJK WETBOEK (B.W.)

MAGDALENA TRESYE

Page 64: KEDUDUKAN AHLI WARkS TESTAMENTAIR DALAM …repository.unair.ac.id/13542/1/MAGDALENA TRESYE.pdf · Timbulnya Pewarisan dan Macam-macamnya .. 10 2. Cara-cara dan Syarat-syarat Pewarisan

57

barang tertentu yang dilegaatkan. Dalam testamen tersebut

hanya disebutkan mengenai barang bergerak dan tidak berge­

rak, yang menurut pendapat saya berarti seluruh barang pe­

waris. Dengan demikian testamen tersebut berisi pengangkat­

an w-iris dan bukan legaat.

ADLN Perpustakaan Universitas Airlannga

Skripsi KEDUDUKAN AHLI WARkS TESTAMENTAIR DALAM PEWARISAN MENURUT BURGERLIJK WETBOEK (B.W.)

MAGDALENA TRESYE

Page 65: KEDUDUKAN AHLI WARkS TESTAMENTAIR DALAM …repository.unair.ac.id/13542/1/MAGDALENA TRESYE.pdf · Timbulnya Pewarisan dan Macam-macamnya .. 10 2. Cara-cara dan Syarat-syarat Pewarisan

BAB V

PENUTUP

1 . _ 4_'; :;.p j 1 nn

o. P e w a r i s a n a d a l a h s u a t u p r o s e s p e r a l i h a n h a k d a n k e -

w a j i b a n d a l a m b e n t u k m a t e r i i l .

t . P", lam p e w a r i s a n m e n u r u t u n d a n g - u n d a n g d i k e n a l a d a n y a

n e n ^ a n t i an tom p a t , j>eri?jngkan d a la m p e w a r i s a n t e s t a -

m e n t a i r t i d a k .

c . ' i'Oiitamen m e r u p a k a n G ^ l a h s a t u b e n t u k p e r b u a t a n hukum

t>ypi h.-ik. •

d . rvi . s lq m e n d a p a t b e r i s i s u a t u p e n e t a p a n p e n g a n g k a t a n

w-^ris ( e r f s t e l l i n g ) a t a u s u a t u h i b a h w a s i a t ( l e g a a t ) .

e . P e w a r i s t i d a k d a p a t ra eru b a h l e g i t i e m e p o r t i e ,

f . S e o r a n g w a r i s d a p a t m e n o l a k w a r i s a n , a t a u p u n d i n y a -

t a k a n t i d a k p a n t a s u n t u k m e w a r i 6 ( o n w a a r d i g ) . A k i b a t

p e n o l a k a n a t a u k e t i d a k p a n t a s a n i n i , s e o r a n g w a r i s d i ­

a n g g a p t i d a k p e r n a h m e n j a d i w a r i s .

g . K e d u d u k a n a h l i w a r i s t e s t a m e n t a i r a d a l a h sama d e n g a n

k e d u d u k a n a h l i w a r i s a b - i n t e s t a t o ,

h . r .u a t u p e n e t a p a n d a l a m t e s t a m e n a k a n b a t a l , b i l a t e r -

n y a t a ba hw a t e s t a m e n t e r s e b u t p a l s u .

2 , S a r n n

U n t u k m e n c e g a h d a n m e n a n g a n i m a s a l a h k e d u d u k a n a h l i

w a r i L t e s t a m e n t a i r , maka s a y a m e n g a j u k a n s a r a n s e b a g a i b e -

r i k u t :

a . B a g i o r a n g awam, u n t u k membuat s u a t u t e s t a m e n s e b a i k n y a

58

ADLN Perpustakaan Universitas Airlannga

Skripsi KEDUDUKAN AHLI WARkS TESTAMENTAIR DALAM PEWARISAN MENURUT BURGERLIJK WETBOEK (B.W.)

MAGDALENA TRESYE

Page 66: KEDUDUKAN AHLI WARkS TESTAMENTAIR DALAM …repository.unair.ac.id/13542/1/MAGDALENA TRESYE.pdf · Timbulnya Pewarisan dan Macam-macamnya .. 10 2. Cara-cara dan Syarat-syarat Pewarisan

59

m minta nasehat atau petunjuk dari seorang ahli hukum.

b. DnLam pembuatan testamen, sebaiknya seseorang itu raem-

buatnya dalam bentuk testamen umum atau testamen terbu­

ka caja.

ADLN Perpustakaan Universitas Airlannga

Skripsi KEDUDUKAN AHLI WARkS TESTAMENTAIR DALAM PEWARISAN MENURUT BURGERLIJK WETBOEK (B.W.)

MAGDALENA TRESYE

Page 67: KEDUDUKAN AHLI WARkS TESTAMENTAIR DALAM …repository.unair.ac.id/13542/1/MAGDALENA TRESYE.pdf · Timbulnya Pewarisan dan Macam-macamnya .. 10 2. Cara-cara dan Syarat-syarat Pewarisan

DAFTAR BACAAN

Uman Suparman, Intisari Hukum Waris Indonesia. Armico, Bandung, 1985.

Hartono Soerjopratiknjo, Hukum Waris Testamenter. cet. II, Seksi Notariat Fakultas Hukum Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, 1984.

Kansil C.S.T., Pengantar Ilmu Hukum. Balai Pustaka, Jakar­ta, 1979.

Koeljatno, Kitab UndanK-undanft Hukum Pidana. Bina Aksara, Jakarta, 1983.

O e m a r s a l i m , D a s a r - d a s a r Hukum W a r i s Di I n d o n e s i a T c e t . I , B i n a A k s a r a , J a k a r t a .

Pitlo, A., Hukum Waris menurut Kitab Undang-undang Hukum Perdata Belanda. Jilid I, cet. II, terjemahan M. Isa Arief, Intermasa, Jakarta, 1986.

Soetojo Prawirohamidjojo dan Marthalena Pohan, Hukum Waris. Rinta, Surabaya.

lubekti dan Tjitrosudibio, Kitab Undang-undang Hukum Perda- ta, cet. X V I , Pradnya Paramita, Jakarta, 1983.

Susanto, Hukum Waris Tanya Jawab. cet. I, Pradnya Paramita, Jakarta.

Wirjono Prodjodikoro, Hukum Warisan Di Indonesia, cet, VII, Sumur Bandung, Bandung, 1983.

Donna S i t a , " J u r u s P a t a h O r a n g - o r a n g L i h a y " , S a r i n a h , No,1'>4-1 57, 1987.

Iiprogram, Surabaya Poat. 29 Pebruari, 1988.

Hanya Tujuh Kenit Sidang Kasus Han Poo Fok, Jawa Pos. ?6 Pebruari, 1988.

K e t e r a n g a n S a k s i A h l i , S u r a b a y a P o s t . 10 P e b r u a r i , 1988.

T i g a T a h u n U n t u k P e n g c t i k T e s t a m e n P a l s u , S u r a b a y a P o s t .4 Maret, 1988.

Tanpa Kehadiran Istri, E.M. Divonis Empnt Tahun, Surabaya Post, 14 Maretj 1988.

ADLN Perpustakaan Universitas Airlannga

Skripsi KEDUDUKAN AHLI WARkS TESTAMENTAIR DALAM PEWARISAN MENURUT BURGERLIJK WETBOEK (B.W.)

MAGDALENA TRESYE