pewarisan sifat menurut hukum mendel_biologi
TRANSCRIPT
PEWARISAN SIFAT MENURUT HUKUM MENDEL
OLEH:Aditya
KELAS:
TAHUN 2011/2012
1
KATA PENGANTAR
Syukur alhamdulillah, atas rahmat Tuhan yang Maha Esa penulis dapat
menyelesaikan karya tulis “Penurunan Sifat Menurut Hukum Mendel”. Karya
tulis ini di susun oleh penulis untuk menambah wawasan para pembaca dan
pengalaman baru bagi penulis dalam menyusun karya tulis. Dalam penyusunan
karya tulis ini, penulis mencoba untuk menyusun karya tulis ini serapi
mungkin agar mudah untuk dipahami oleh para pembaca.
Penulis menyadari bahwa walaupun penulis telah bekerja keras untuk
menyusun karya tulis ini, namun tidak akan mungkin menjadi lebih baik tanpa
masukan dari pihak lain.
Akhir kata, perkenankanlah penulis mengutip pepatah lama yang
berbunyi “Tak ada gading yang tak retak, tak ada mawar yang tak berduri”.
Penulis selalu terbuka dan berupaya seobjektif mungkin terhadap kritik dan
saran yang membangun guna perbaikan karya tulis ini.
Bekasi, Januari 2012
Penulis
2
PENDAHULUAN
Sudah sejak ribuan tahun yang lalu orang menyakini bahwa anak atau
keturunan dari hasil perkembangbiakan secara kawin mewarisi sifat induknya.
Saat ini telah diketahui bahwa sifat-sifat menurun tersebut dikendalikan
oleh suatu komponen sel yang disebut gen. Gen-gen tersebut tersimpan
didalam inti sel, yaitu dalam kromosom.
Pada perkembangbiakan secara kawin terjadi peleburan sel kelamin
jantan dan sel kelamin betina. Setiap sel kelamin membawa sifat dari induknya
sehingga zigot yang terbentuk mengandung gabungan sifat dari kedua
induknya.
Pewarisan sifat organisme melalui perkembangbiakan secara kawin
ternyata mengikuti pola tertentu. Pola pewarisan sifat tersebut ditemukan
pertama kali oleh Gregor Johann Mendel. Didasari oleh pola pewarisan sifat
yang dirintis oleh Mendel, para ilmuwan mengembangkan varietas unggul
pada berbagai tanaman ataupun hewan, melalui persilangan dan hibridisasi.
3
DAFTAR ISI
Kata Pengantar...................................................................................... 2
Pendahuluan ........................................................................................ 3
Daftar Isi ........................................................................................ 4
BAB1. Sifat Beda Ditentukan Gen di Dalam Kromosom.................... 5
1. Penurunan Sifat................................................................. 5
2. Persilangan........................................................................ 9
BAB 2. Percobaan Mendel Cara Penurunan Sifat, Dominan Penuh, Dominan
Tidak Penuh.............................................................................. 10
1. Cara Penurunan Sifat........................................................ 11
2. Persilangan Dua Individu dengan Satu Sifat Beda........... 12
3. Persilangan Dua Individu dengan Dua Sifat Beda............ 14
BAB 3. Dasar Fisologis Pewarisan Sifat.............................................. 16
1. Persilangan Monohibrid.................................................... 18
2. Persilangan Dihibrid......................................................... 21
KESIMPULAN......................................................................... 23
DAFTAR PUSTAKA................................................................ 24
4
BAB 1
Sifat Beda Ditentukan Gen di Dalam Kromosom
1. Penurunan Sifat
Setiap sifat beda suatu organisme dikendalikan oleh suatu substansi yang
disebut gen. Karena sifat yang dimiliki organisme sangat banyak, jumlah gen
yang dimiliki makhluk hidup juga sangat banyak. Gen-gen tersebut ter`kumpul
di dalam kromosom yang berbeda di dalam inti sel.
a. Kromosom
Kromosom yaitu suatu badan yang terdapat pada inti sel, berbentuk
seperti benang dan mudah menyerap warna.
Dalam kondisi sel sedang aktif, dengan menggunakan mikroskop biasa,
benang-benang kromatin tidak tampak. Pada saat sel akan membelah,
benang-benang kromatin tersebut memendek, menebal, dan mudah
menyerap zat warna sehingga dengan mikroskop biasa tampak seperti
benang halus.
Di dalam sel tubuh, pada umumnya kromosom selalu berada dalam
keadaan berpasangan. Setiap kromosom yang berpasang-pasangan selalu
mempunyai bentuk dan struktur yang sama atau hampir sama. Kromosom
demikian disebut kromosom homolog.
Jumlah kromosom dalam setiap sel tubuh dari berbagai jenis makhluk
hidup berbeda. Untuk lebih jelasnya, perhatikan Tabel 1.2!
5
Tabel 1.2 Jumlah Kromosom pada Beberapa Jenis Makhluk Hidup
No. Jenis Makhluk Hidup Jumlah
Kromosom
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
20.
21.
22.
23.
24.
25.
26.
27.
28.
29.
Manusia
Orang utan
Simpanse
Siamang
Marmut
Kelinci
Kuda
Domba
Kambing
Sapi
Anjing
Kucing
Tikus
Ayam
Kadal
Katak
Kumbang
Nyamuk
Lalat
Belalang
Kol
Padi
Tomat
Tembakau
Kentang
Bawang
Nanas
Jagung
Buncis
46
48
48
50
60
44
64
60
60
60
78
38
42
78
34
26
30
6
12
24
18
24
24
48
48
16
150
20
14
6
Pada setiap sel tubuh manusia terdapat 46 buah kromosom, terdiri atas
23 pasang kromosom homolog. Setiap pasang kromosom homolog adalah
semacam, sehingga kromosom sel tubuh manusia terdiri atas 23 macam.
Jumlah macam kromosom disebut ploid atau set atau perangkat. Karena sel
tubuh manusia mengandung 23 pasang atau 46 buah kromosom, berarti sel
tubuh tersebut mempunyai dua perangkat kromosom atau disebut diploid.
Pada waktu pembentukan sel kelamin, sel induk kelamin membelah
secara meiosis sehingga sel kelamin mengandung kromosom setengah dari
jumlah kromosom sel induknya. Jadi, sel kelamin manusia tetap mengandung
23 macam kromosom, tetapi tidak berpasangan. Dengan kata lain, sel kelamin
hanya mengandung satu perangkat kromosom. Sel yang mengandung
seperangkat kromosom atau kromosomnya tidak berpasang-pasangan disebut
haploid.
b. Gen
Istilah gen pertama kali dikemukakan oleh W. Johansen. Gen adalah
suatu kesatuan kimia dalam kromosom yang bertanggung jawab
terhadap pewarisan sifat organisme. Gen tersimpan di dalam kromosom
dan kromosom tersimpan di dalam nukleus atau inti sel. Pada saat sel
akan membelah, kromosom membelah terlebih dahulu. Pembelahan
kromosom didahului oleh penggandaan gen.
Sifat dominan resesif dan intermedier
Sifat dominan adalah sifat yang menutup/mengalahkan sifat yang
lainnya, sifat yang ditutup/dikalahkan tersebut disebut sifat resesif. Bila sama-
sama kuat disebut sifat intermedier.
7
Gen, gamet, genotipe, serta fenotipe
Untuk memudahkan mempelajari peristiwa penurunan sifat suatu
makhluk hidup, selanjutnya setiap gen diberi simbol huruf seperrti A, a, B, b,
C, c, dan seterusnya.
Setiap simbol diperuntukan bagi satu ciri tertentu (satu sifat beda). Gen-
gen akan berpasangan membentuk genotipe. Fenotipe adalah sifat yang tampak
dari luar, hal ini berdasarkan penerjemahan simbol dari genotipe ditambah
faktor lingkungan.
Contoh: Sifat-sifat pada bunga
Sifat warna merah = M
Sifat warna putih = m
Huruf besar menunjukan sifat dominan, sedangkan huruf kecil
menunjukan sifat resesif.
Genotipe yang terbentuk bisa, MM, Mm, atau mm, dan fenotipe yang
terbentuk adalah:
MM = bunga warna merah
Mm = bunga warna merah
mm = bunga warna putih
Untuk menentukan gamet (sel kelamin) dari sebuah genotipe, maka
caranya adalah menggunakan rumus 2n, n adalah jumlah pasangan alel yang
heterozigot.
contoh:
1. MM jumlah pasangan alel heterozigotadalah nol, karena pasangan alelnya
adalah homozigot, sehingga jumlah gametnya adalah 20 atau 1 macam
yaitu M saja.
2. Mm jumlah pasangan alel heterozigotnya adalah 1, sehingga jumlah macam
gametnya adalah 20 atau 2 macam, yaitu M dan m.
8
2. Persilangan
Persilangan makhluk hidup dirintis oleh Gregor Johann Mendel. Hasil
penelitiannya tentang persilangan yang menggunakan objek kacang kapri
tersebut diterbitkan pada tahun 1865. Di dalam buku tersebut Mendel
menjelaskan prinsip-prinsip pewaris sifat atau ciri induk (orang tua) kepada
keturunannya (anak). Ilmu yang mempelajari pewarisan sifat makhluk hidup
disebut genetika.
Dalam percobaannya, Mendel menggunakan objek tanaman kacang
kapri. Dipilihnya kacang kapri sebagai objek percobaan karena berbagai
alasan. Di antaranya adalah daur hidupnya pendek, turunanya banyak, mudah
disilang, dapat melakukan penyerbukan sendiri, dan banyak varietasnya.
Hukum Mendel 1
Sesungguhnya dimasa hidup Mendel belum diketahui sifat keturunan
modern, belum diketahui adanya kromosom dan gen, apalagi asam nukleat
yang membina bahan genetis itu. Mendel menyebut bahan genetis itu hanya
faktor penentu (determinat) atau disingkat dengan faktor.
T.H. Morgan, itu penemu “gen berangkai” menyusun rumusan
penemuan Mendel secara modern (1919), sehingga mengandung istilah gen
dan alel.
Hukum Mendel 1: Pemisahan gen sealel “Segregation of allelic ganes”.
Peristiwa pemisahan alel ini terlihat ketika pembikinan gamet individu
yang memiliki genotipe heterozigot, sehingga tiap gamet mengandung salah
satu alel itu.
Hukum ini disebut juga Hukum Segregasi. Berdasarkan percobaan menyilang
2 individu yang memiliki 1 karakter berbeda: Monohibrid.
9
BAB 2
Percobaan Mendel
Cara Penurunan Sifat, Dominan Penuh,
Dominan Tidak Penuh
Mendel berhasil memisahkan gen melalui penelitian selama delapan
tahun. Kemudian, terkenal dengan sebutan Hukum Mendel atau Hukum
Pemisahan Gen. Mendel melakukan percobaan menggunakan kacang ercis
(Pisum sativum). Mengapa Mendel menggunakan kacang ercis untuk
penelitiannya, bukan tumbuhan lain? Kacang ercis memiliki beberapa
kelebihan dibandingkan tanaman yang lain, yaitu:
1) Kacang ercis memiliki pasangan yang sifatnya
kontras. Misalnya, biji bulat dengan biji keriput, atau
berbatang tinggi dengan berbatang pendek.
2) Dapat melakukan penyerbukan sendiri.
3) Mudah disilangkan.
4) Memiliki daur hidup yang pendek sehingga untuk
menghasilkan satu generasi tidak memerlukan waktu
yang lama.
5) Bisa menghasilkan keturunan yang banyak.
Setelah mengamati dengan teliti, Mendel mendapatkan tujuh galur
murni yang saling bertolak belakang pada kacang ercis. Galur murni adalah
tanaman yang memiliki sifat tidak berubah dari generasi ke generasi. Tanaman
galur murni tersebut dapat kamu lihat dalam tabel berikut.
10
1. Cara Penurunan Sifat
Sifat beda yang diturunkan induk kepada keturunannya ditulis dengan
simbol huruf. Satu huruf menyatakan sifat yang didapat dari salah satu
induknya, sedangkan sepasang huruf menyatakan sifat beda dari kedua
induknya. Induk menurunkan sifat beda pada keturunannya melalui sel
kelamin jantan atau betina. Oleh karena itu, sifat beda pada sel kelamin
dinyatakan dengan satu huruf. Saat perkawinan atau persilangan berlangsung,
terjadi peleburan sel kelamin jantan dan betina. Kedua sifat beda yang
bergabung menjadi satu dalam individu tersebut dinyatakan dengan dua huruf.
Contohnya:
a. Suatu individu mempunyai sifat yang dinyatakan TT. Huruf T menyatakan
sifat batang tinggi, gametnya adalah T dan T.
b. Sifat yang lain dinyatakan dengan tt, dimana t menyatakan sifat batang
pendek, gametnya t dan t.
Dapat dijelaskan bahwa cara penurunan sifat dapat digambarkan sebagai
berikut:
11
2. Persilangan Dua Individu dengan Satu Sifat Beda
Persilangan dua individu dengan satu sifat beda disebut dengan monohibrid.
a. Dominan Penuh
Suatu persilangan disebut dominan penuh apabila pada keturunannya sifat
dominan menguasai sifat resesif.
Contoh:
12
Persilangan antara biji kacang polong berwarna kuning dengan biji kacang
polong berwarna hijau, dihasilkan biji kacang polong berwarna kuning. Hal ini
menunjukkan bahwa warna kuning bersifat dominan, dan hijau bersifat resesif.
b. Dominan Tidak Penuh
Dominan tidak penuh terjadi jika kedua gen induk saling mempengaruhi
sehingga menghasilkan sifat antara. Sebagai contoh adalah persilangan antara
tanaman bunga pukul empat (mirabilis jalapa) warna merah homozigot
(genotip MM) dengan bunga pukul empat warna putih (genotip mm), diperoleh
tanaman F1 heterozigot berbunga warna merah jambu (genotip Mm).
Jika tanaman F1 disilangkan dengan F1, diperoleh keturunan F2 yang
memperlihatkan perbandingan fenotip merah : merah jambu : putih = 1 : 2 : 1.
Perbandingan ini diperoleh karena sifat merah yang tidak dominan
penuh terhadap sifat putih, disebut dengan sifat intermediet, dan warna merah
muda disebut warna intermediet.
Tanaman bunga merah (MM) dan bunga putih (mm) merupakan galur
murni karena memberikan keturunan yang selalu tetap.
Galur murni adalah garis keturunan yang bergenotip homozigot untuk
semua sifat unggul. Untuk lebih jelasnya, pahami bagan persilangan berikut:
13
Perbandingan fenotip warna merah : merah muda : putih adalah 1 : 2 : 1.
3. Persilangan Dua Individu dengan Dua Sifat Beda
Persilangan antara dua individu dengan dua sifat beda ini disebut dengan
persilangan dihibrida. Misalnya, beda antara bentuk dan warna biji kapri. Jika
disilangkan antara tanaman kapri biji bulat warna kuning homozigot (BBKK)
dengan tanaman kapri biji kerut warna hijau homozigot (bbkk). Dihasilkan semua
tanaman F1 (dihibrida) adalah sama, yaitu berbiji bulat kuning (BbKk).
Bila disilangkan antara F1 dengan F1, maka dihasilkan keturunan F2 yang
memperlihatkan 16 kombinasi yang terdiri atas 4 macam fenotip, yaitu berbiji
bulat kuning, bulat hijau, kerut kuning, dan kerut hijau. Perhatikanlah bagan
persilangan berikut.
14
Berdasarkan tabel di atas dapat diperoleh kemungkinan genotip dan fenotipnya.
Individu yang mengandung gen B mempunyai biji bulat, sedangkan individu yang
mengandung K memiliki biji berwarna kuning. Oleh karena itu, terdapat empat
fenotip pada F2, yaitu:
(1) bulat-kuning : nomor 1,2,3,4,5,7,9,10,13
(2) bulat-hijau : nomor 6,8,14
(3) keriput-kuning : nomor 11,12,15
(4) keriput-hijau : nomor 16
Genotip BBKK mempunyai sifat homozigot dominan, disebut galur murni
dominan. Sedangkan, genotip bbkk bersifat homozigot resesif, disebut galur
murni resesif. Perbandingan fenotip F2 adalah bulat kuning : bulat hijau : keriput
kuning : keriput hijau adalah 9 : 3 : 3 : 1.
Hukum Mendel 2
Pengelompokan gen secara bebas/independent assortment of genes.
Dihidrid dan Polihibrid
Hukum ini berlaku ketika pembentukan gamet, dimana gen sealel secara
bebas pergi ke masing-masing kutub ketika meiosis. Pembuktian hukum ini
dipakai pada Dihibrid dan Polihibrid, yakni persilangan dari individu yang
memiliki 2 atau lebih karakter berbeda.
15
Hukum ini menyatakan bahwa gen-gen dari sepasang alel memisah secara
bebas ketika berlangsung pembelahan reduksi (meiosis) pada waktu pembentukan
gamet-gamet. Oleh karena iitu pada contoh dihibrid itu terjadi 4 macam
pengelompokan dari dua pasang gen yaitu:
1. gen B mengelompok dengan gen K, terdapat dalam gamet BK
2. gen B mengelompok dengan gen k, terdapat dalam gamet Bk
3. gen b mengelompok dengan gen K, terdapat dalam gamet Bk
4. gen b mengelompok dengan gen k, terdapat dalam gamet bk.
BAB 3
Dasar Fisologis Pewarisan Sifat
"Dan sesungguhnya pada binatang ternak itu terdapat pelajaran bagi kamu. Kami
memberi minum kamu dari apa yang ada di dalam perutnya (berupa) susu yang
bersih antara tahi dan darah , yang mudah ditelan bagi orang-orang yang
meminumnya" (QS. Surat An Nahl : 66)
Sejak nenek moyang kita mulai menjinakkan dan memelihara hewan liar
serta mengubahnya menjadi ternak, secara tidak sadar mereka telah melaksanakan
program pemuliaan. Bila dipandang dari sudut genetika kuantitatif, nenek moyang
kita itu telah melaksanakan peningkatan mutu genetik ternak yang dipeliharanya,
meskipun masih dalam bentuk yang sederhana, yaitu dengan memilih hewan-
hewan tertentu yang dianggapnya lebih sesuai dengan kebutuhannya atau hewan
yang disenanginya. Hewan-hewan pilihan tersebut kemudiaan dipelihara lebih
lama dari hewan-hewan lain dan dikawinkan untuk memperoleh keturunan.
Setelah berlangsung beberapa generasi, terbentuklah sekelompok ternak yang
makin memenuhi kebutuhan pemeliharanya.
16
Berdasarkan pengamatan secara sederhana, pada masa itu telah disimpulkan
bahwa terdapat kesamaan dalam sifat tertentu yang dimiliki tetua dengan sifat
pada anaknya atau sesama saudara kandung dan atau sesama saudara tiri.
Demikian pula ternak yang berkerabat dekat terdapat beberapa kesamaan sifat-
sifat di antara mereka. Disimpulkan pula bahwa terdapat sifat-sifat yang
pewarisannya lebih mantap dari sifat yang lain. Sejak itu, manusia diduga telah
mencoba mencari hukum-hukum yang mengatur pewarisan sifat.
Hal inilah yang kemudiaan membuahkan ilmu genetika moderen. Manusia
diperkirakan telah berusaha mengembangkan cara-cara pemuliaan sederhana yang
efektif. Namun baru setelah hukum-hukum Mendel ditemukan kembali pada awal
abad ini, Ilmu Pemuliaan Ternak Moderen mulai berkembang dengan pesat.
Ilmu Genetika merupakan salah satu cabang ilmu yang mempelajari seluk
beluk gen sebagai unit dasar biologis yang mengontrol pewarisan sifat. Karena
gen memegang peran utama dalam kehidupan, menyebabkan ilmu genetika
memiliki banyak kaitan dengan cabang ilmu lain dalam bidang biologi. Pada
dasarnya genetika mempelajari dua aspek yang saling kontradiksi, yaitu kemiripan
anak dengan tetuanya dan perbedaan antara anak dengan tetuanya serta perbedaan
sesama anak. Jadi genetika mempelajari tentang pewarisan dari kesamaan dan
variasi sifat antar individu.
Genetika merupakan salah satu cabang ilmu yang penting dalam biologi. Ilmu ini
mempelajari pewarisan sifat yang dimiliki suatu individu ke individu lainnya.
Istilah lain untuk ilmu ini adalah hereditas atau ilmu pewarisan. Secara umum
genetika berusaha menjelaskan material apa saja yang membawa informasi untuk
diwariskan (bahan genetik), bagaimana informasi itu diekspresikan (ekspresi
genetik), dan bagaimana informasi ditransmisikan dari suatu individu ke individu
lainnya (pewarisan genetik).
Ilmu Genetika dimulai dengan adanya konsep-konsep yang dikemukakan oleh
Gregor Mendel (1822-1884) dalam tahun 1865. Mendel merupakan orang yang
pertama kali dapat menerangkan bahwa persamaan dan perbedaan antara anak
dengan tetuanya dapat diterangkan dengan teori pewarisan gen. Mendel adalah
seorang biarawan dari Brno, Austria.
17
Mendel menemukan pertama kali bahwa pewarisan sifat pada tanaman (ia
menggunakan tujuh sifat pada tanaman kapri) mengikuti sejumlah nisbah
matematika sederhana. Dari percobaan tersebut, ia berhasil menjelaskan
bagaimana nisbah-nisbah itu terjadi. Hal itu kemudian dikenal dengan “Hukum
Pewarisan Mendel”. Karena itu Gregor Mendel dianggap sebagai Bapak Ilmu
Genetika moderen.
Dalam perkembangan berikutnya, ilmu genetika semakin berkembang dan
membentuk cabang ilmu tersendiri sesuai dengan objek pengamatannya. Cabang-
cabang ilmu genetika yang dikenal antara lain: genetika molekuler, genetika sel
(sito genetik), genetika tingkah laku, genetika populasi, genetika kuantitatif, dan
genetika perkembangan.
1. Persilangan monohibrid
Monohibrid adalah persilangan antar dua spesies yang sama dengan satu
sifat beda. Persilangan monohIbrid ini sangat berkaitan dengan hukum Mendel I
atau yang disebut dengan hukum segresi. Hukum ini berbunyi, “Pada
pembentukan gamet untuk gen yang merupakan pasangan akan disegresikan
kedalam dua anakan.”
Mendel pertama kali mengetahui sifat monohybrid pada saat melakukan
percobaan penyilangan pada kacang ercis (Pisum sativum). Sehingga sampai saat
ini di dalam persilangan monohybrid selalu berlaku hukum Mendel I.
Sesungguhnya di masa hidup Mendel belum diketahui sifat keturunan
modern, belum diketahui adanya sifat kromosom dan gen, apalagi asam nukleat
yang membina bahan genetic itu. Mendel menyebut bahan genetic itu hanya factor
penentu (determinant) atau disingkat dengan factor.
18
Hukum Mendel I berlaku pada gametogenesis F1 x F1 itu memiliki genotif
heterozigot. Gen yang terletak dalam lokus yang sama pada kromosom, pada
waktu gametogenesis gen sealel akan terpisah, masing-masing pergi ke satu
gamet.
Contoh-contoh persilangan monohibrid:
Perhatikan diagram persilangan monohibrid antara kapri batang tinggi
dengan kapri batang pendek berikut: TT (tinggi) dan tt (pendek)
Parental (P1): TT >< tt
Gamet : T t
F1 : Tt (tinggi)
P2 : F1 >< F1
Tt >< Tt
Gamet : T t
T t
Jika disilangkan F1 >< F1, dapat kita ketahui bahwa sifat batang tinggi (T)
dominant terhadap batang pendek (t).
Jadi, pada persilangan monohybrid, perbandingan monohybrid = 3:1, dan
perbandingan genotip = 1:2:1
19
Contoh kasus intermediet :
Persilangan monohibrid antara tanaman bunga Mirabilis jalapa merah galur
murni (MM) dengan Mirabilis jalapa putih galur murni (mm) sebagai berikut:
P1: MM >< mm
Gamet: M m
F1: Mm
P2: Mm >< Mm
Gamet: M,m M,m
F2: jika disilangkan rasio fenotip nya
Merah : merah jambu : putih
1 : 2 : 1
Rasio genotip nya:
MM : Mm : mm
1 : 2 : 1
20
2. Persilangan Dihibrid
Persilangan dihibrid yaitu persilangan dengan dua sifat beda sangat
berhubungan dengan hukum Mendel II yang berbunyi “independent assortment of
genes”. Atau pengelompokan gen secara bebas.
Hukum ini berlaku ketika pembentukan gamet, dimana gen sealel secara
bebas pergi ke masing-masing kutub ketika meiosis. Hukum Mendel II disebut
juga hukum asortasi.
Mendel menggunakan kacang ercis untuk dihibrid, yang pada bijinya
terdapat dua sifat beda, yaitu soal bentuk dan warna biji. B untuk biji bulat, b
untuk biji kisut, K untuk warna kuning dan k untuk warna hijau.
Jika tanaman ercis biji bulat kuning homozygote (BBKK) disilangkan
dengan biji kisut hijau (bbkk), maka semua tanaman F1 berbiji bulat kuning.
Apabila tanaman F1 ini dibiarkan menyerbuk kembali, maka tanaman ini akan
membentuk empat macam gamet baik jantan ataupun betina masing-masing
dengan kombinasi BK, Bk,Bk, bk. Akibatnya turunan F2 dihasilkan 16
kombinasi.yang terdiri dari empat macam fenotip, yaitu 9/16 bulat kuning, 3/16
bulat hijau, 3/16 kisut kuning dan 1/16 kisut hijau. Dua diantara fenotip itu serupa
dengan induknya semula dan dua lainnya merupakan fariasi baru.
A. SEMIDOMINANSI DALAM DIHIBRID
Apabila dominansi nampak penuh maka perbandingan fenotip pada F2 adalah
9:3:3:1. Pada semidominansi (artinya dominansi tidak nampak penuh, ada warna
yang teritermedier ) maka hasil perkawinan dihibrid menghasilkan keturunan
dengan perbandingan 1:2:1:2:4:2:1:2:1
21
B. PERKAWINAN DIHIBRID PADA HEWAN
Pada marmot misalnya, rambut hitam ditentukan oleh gen H yang dominant
terhadap rambut putih h. rambut kasar ditentukan oleh gen K yang dominant
terhadap rambut halus k. Cara penurunan gen-gen tersebut sama dengan pada
tanaman, sehingga dalam F2 didapatkan perbandingan 9 hitam kasar: 3 hitam
halus: 3 putih kasar: 1 putih halus.
C. PERKAWINAN DIHIBRID PADA MANUSIA
Misalnya sifat kidal adalah resesif ditentukan oleh gen kd. Sifat normal adalah
dominant ( ditentukan oleh gen Kd ), rambut keriting adalah dominant ditentukan
oleh gen Kr terhadap rambut lurus yang ditentukan oleh gen kr. Sepertihalnya
tumbuh-tumbuhan dan hewan, maka F2 akan memperlihatkan perbandingan
9:3:3:1. dalam kenyataanya akan sulit bahkan tidak mungkin menemukan
perbandingan itu, mengingat jumlah anak dalam satu keluarga semakin sedikit.
22
KESIMPULAN
1. Sifat setiap organisme dikendalikan oleh suatu komponen sel yang disebut
gen. Gen terdapat di dalam kromosom yang berada di dalam inti sel.
2. Ilmu yang mempelajari pewarisan sifat-sifat induk kepada keturunannya
disebut genetika. Pola pewarisan sifat organisme ditemukan pertama kali
oleh Gregor Johann Mendel.
3. Sifat organisme yang tidak dapat diamati oleh alat indera disebut genotipe.
Sifat tersebut tersimpan di dalam gen. Sifat yang tampak atau dapat diamati
oleh alat indera disebut fenotipe. Fenotipe dipengaruhi oleh genotipe atau
faktor lingkungan.
4. Sifat induk yang muncul pada turunannya disebut sifat dominan, sedangkan
sifat induk yang lain yang tidak muncul pada anaknya disebut sifat resesif.
Apabila sifat keturunanya berada di antara sifat kedua induknya disebut sifat
antara atau intermediat.
5. Persilangan antara dua individu dengan satu sifat beda disebut monohibrid,
sedangkan persilangan dengan dua sifat beda disebut dihibrid.
23
DAFTAR PUSTAKA
Dedi M.Rochman,dkk.2006.Intisari Sains Biologi SMP.Bandung:Pustaka.
http://erikarianto.wordperss.com/2008/01/07/persilangan-dihibrid/
http://www.bunghatta.ac.id/artikel-137-5-dasar-fisologis-pewarisan-sifat.html
Prawirohartono,slamet.2004.Sains Biologi 3 SMP.Jakarta:PT Bumi Aksara.
Suryo.2008.Gadjah Mada University.Yogyakarta.
Yatim,Wildan.1991.GENETIKA.Bandung:TARSITO.
24