kb 2 modul 4 kdm ii

27
ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN DENGAN PENYAKIT TERMINAL DAN MENJELANG AJAL Semester 02 Kegiatan Belajar II KDM II Badan Pengembangan dan Pemberdayaan Sumber Daya Manusia Pusat Pendidikan dan Pelatihan Tenaga Kesehatan Jakarta 2013 Prodi Keperawatan Modul 4 http://saribulih.files.wordpress.com/2012/05/3-h-taslim-menjenguk-pasien-di-rs-m-jamil-padang-yang-diduga- korban-geng-motor.jpg

Upload: uwes-achaeruman

Post on 30-Nov-2014

1.334 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

 

TRANSCRIPT

Page 1: Kb 2 modul 4 kdm ii

ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN DENGAN PENYAKIT TERMINAL DAN MENJELANG AJAL

Semester 02

Kegiatan Belajar IIKDM II

Badan Pengembangan dan Pemberdayaan Sumber Daya ManusiaPusat Pendidikan dan Pelatihan Tenaga Kesehatan

Jakarta 2013

Prodi Keperawatan

Modul 4

http://saribulih.files.wordpress.com/2012/05/3-h-taslim-menjenguk-pasien-di-rs-m-jamil-padang-yang-diduga-korban-geng-motor.jpg

Page 2: Kb 2 modul 4 kdm ii

ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN DENGAN PENYAKIT TERMINAL DAN MENJELANG AJAL

Apakah anda sudah paham tentang

http://en.hdyo.org/assets/ask-question-3-049ac6f2a4e25267fa670b61ee734100.jpg

Page 3: Kb 2 modul 4 kdm ii

Konsep Penyakit Terminal

Page 4: Kb 2 modul 4 kdm ii

Keadaan Terminal adalah suatu keadaan sakit dimana menurut akal sehat tidak ada harapan lagi bagi si sakit untuk sembuh. Keadaan sakit itu dapat disebabkan oleh suatu penyakit atau suatu kecelakaan.

Penyakit TerminalPengertian

http://rscarolus.atoma.co.id/wp-content/uploads/2011/12/DSC5508.jpg

Page 5: Kb 2 modul 4 kdm ii

Penyakit TerminalJenis

Penyakit-penyakit kanker.Chronic Kidney Disease (CKD).Stroke Multiple Sklerosis.Akibat kecelakaan fatal.HIV/ AIDS.

http://i597.photobucket.com/albums/tt55/sosialmedan/DSC01349.jpg

Page 6: Kb 2 modul 4 kdm ii

Kehilangan dan Berduka

Page 7: Kb 2 modul 4 kdm ii

Kematian adalah suatu kejadian alami dan akan dialami oleh

semua makhluk hidup.

http://assets.jaringnews.com//3/2013/07/06/d5e5e5ffe4d97c23f149f5875869815c_7.jpg

Page 8: Kb 2 modul 4 kdm ii

Bekerja dan merawat pasien dalam proses kematian dan keluarganya adalah merupakan tugas yang kompleks. Empati, kesabaran dan keterlibatan didalamnya adalah merupakan komponen penting bagi perawatan.Perawat yang merawat pasien dalam proses kematian kadang terhanyut pada kondisi simpati, hal ini yang harus dihindarkan.

http://us.images.detik.com/content/2010/05/12/501/perawat1.jpg

Page 9: Kb 2 modul 4 kdm ii

BerdukaMourningKematian

ISTILAH tentang kehilangan3

http://intisari-online.com//media/images/6798_12_hal_pemicu_depresi_1.jpg

Page 10: Kb 2 modul 4 kdm ii

Jenis KehilanganKehilangan yang aktual, Ini merupakan perubahan yang terjadi pada diri seseorang yang tidak diharapkan atau tidak diinginkan. Misalnya, seseorang kehilangan kaki, penglihatan atau kemampuan berbicara.Persepsi kehilangan, agak sulit diidentifikasi sebab agak sulit dipahami oleh yang lain. Contohnya: kehilangan nasib, peran, rasa percaya diri, prestasi, atau harga diri dan konsep diri.Kehilangan Maturasional, Kehilangan terjadi sebagai hal yang normal dalam kehidupan. Contohnya: pada saat anak mulai masuk sekolah atau diterima di universitas yang jauh dari rumah, maka anak dan orangtua merasa kehilangan.Kehilangan situasional, terjadi dalam respon tiba-tiba, tidak diprediksi dan kejadian khusus yang memiliki kapasitas mengancam yang meliputi fisiologis, psikologis dan keseimbangan sosial. Misalnya, perceraian, berpisah dengan keluarga, kelahiran anak, ancaman kehidupan, atau penyakit kronis dan kematian.

http://4.bp.blogspot.com/_NTIttEvUwfI/S6nWvBQwfzI/AAAAAAAAAFw/asz2aqT2YNw/s1600/Diary+Depresi.jpg

Page 11: Kb 2 modul 4 kdm ii

Kehilangan objek eksternal, Tipe kehilangan ini merujuk pada possession seseorang yang dirusak oleh bencana alam, hilang, rusak, berpindah tempat atau dicuri. Misalnya: keluarga yang kehilangan rumah karena terbakar, seorang anak menangis karena anjing kesayangannya hilang.Kehilangan lingkungan yang dikenal, Ini adalah bentuk kehilangan yang terjadi ketika berpisah dari lingkungan yang dikenal. Kehilangan ini bisa situasional atau katurasional. Contohnya seorang lansia yang masuk ke panti lansia, dimana ini merupakan lingkungan baru bagi mereka. Kehilangan orang yang masih ada hubungan, kehilangan dikatakan terjadi disebabkan oleh orang mempunyai hubungan, misalnya: pasangan, orang tua, saudara kandung, teman, rekan kerja, tetangga, sudah pindah, hilang, berpisah, bercerai, atau meninggal. Kehilangan aspek diri, kehilangan atau perubahan yang terjadi akibat perubahan pada diri yang berkaitan dengan body image. Misalnya: kepribadian, filosofi individu, pengalaman hidup, budaya, usia, nilai-nilai dan system keyakinan.

Jenis Kehilangan

http://4.bp.blogspot.com/_NTIttEvUwfI/S6nWvBQwfzI/AAAAAAAAAFw/asz2aqT2YNw/s1600/Diary+Depresi.jpg

Page 12: Kb 2 modul 4 kdm ii

Berduka adalah bagian dari kehidupan manusia, bersifat umum dan suatu jalan hidup. Berduka adalah respon total dari pengalaman emosional dari kehilangan dan dimanifestasikan dalam pikiran, perasaan dan tingkah laku (Kozier and Erb, 2007).

BerdukaPengertian

http://casavinaflorist.com/wp-content/uploads/2013/06/dukacita-24.jpg

Page 13: Kb 2 modul 4 kdm ii

Respon berduka sangat bervariasi pada setiap orang, kadang-kadang disembunyikan atau ditampakkan, tergantung dari tingkat dukungan /support yang mereka dapatkan. Balk dalam Satino (2005) mengatakan bahwa “Respon fisik, perilaku, kognitif, emosional dan domain spiritual dapat dimanifestasikan selama pengalaman berduka.”

BerdukaRespon Saat

http://beta1.sandiegofamilytherapy.net/wp-content/uploads/2010/12/Depression.jpg

Page 14: Kb 2 modul 4 kdm ii

BereavementPengertian

Bereavement adalah proses aktual seseorang mengikuti kehilangan yang terjadi. Hal ini seperti berfikir dan perasaan yang mengikuti pengalaman dirampas atau kehilangan sesuatu yang bernilai. Bereavement ini lebih luas dari perasaan berduka dan merupakan respon yang subjektif terhadap kehilangan seseorang yang dicintai atau seseorang yang ada hubungan dengan klien.

(Perasaan Dirampas)

http://misskania.files.wordpress.com/2013/02/sad-evening-wallpaper__yvt2.jpg

Page 15: Kb 2 modul 4 kdm ii

Faktor yang Mempengaruhi Berduka

Page 16: Kb 2 modul 4 kdm ii

Model Survivor Dunia, Untuk bertahan tetap hidup, seseorang perlu membuat hubungan yang baik antara dirinya dengan masyarakat sekitarnya. Budaya berpengaruh pada reaksi seseorang terhadap kehilangan. Suku Tapanuli lebih dikenal dengan keterbukaannya, termasuk perasaannya. Jumlah anggota keluarga juga dapat mempengaruhi kehilangan/berduka, karena support/ dukungan dari keluarga yang besar berbeda dengan anggota keluarga yang lebih sedikit. Peran jenis kelamin, Reaksi terhadap kehilangan pada jenis kelamin berbeda, Pria umumnya diharapkan “lebih kuat” dan memperlihatkan hanya sedikit emosi selama berduka, sementara itu dapat diterima jika wanita menunjukkan berduka dengan menangis.Status sosial ekonomi seringkali berpengaruh pada support system seseorang terhadap kehilangan. Seorang pensiunan atau orang yang mempunyai asuransi contohnya, dapat menerima kehilangan dengan tenang. Keyakinan spiritual seseorang sangat besar pengaruhnya terhadap proses kehilangan atau berduka. Orang religius lebih tenang dan tabah menghadapi kehilangan dan kematian.

http://dumexpasaribu.files.wordpress.com/2008/11/100_07452.jpg

Page 17: Kb 2 modul 4 kdm ii

5Kubler-Ross menggambarkan tahapan berduka terdiri dari lima tahap diantaranya menolak (denial), marah (anger), tawar-menawar (bargaining), tertekan (depresi), dan menerima (acceptance).

Tahapan Berduka

Page 18: Kb 2 modul 4 kdm ii

Usia dan Dampak Kehilangan

Page 19: Kb 2 modul 4 kdm ii

Usia mempengaruhi pengertian dan reaksi kehilangan. Dengan pengalaman, orang biasanya meningkat pengertian/ pemahaman dan penerimaan hidup, kehilangan, dan kematian. Reaksi terhadap kehilangan ini berbeda tiap tahap usia.

http://4.bp.blogspot.com/_1pxvs-kwgA8/TLJg0tBjC2I/AAAAAAAAAXo/6nOyaAkVrdk/s1600/Untitled+-+2.jpg

Page 20: Kb 2 modul 4 kdm ii

Tabel Perkembangan Konsep Kematian Berdasarkan Tahapan UsiaUSIA KEPERCAYAAN/ SIKAP

Bayi sampai 5 tahun

- Tidak tahu konsep kematian. Bayi merasakan bentuk perpisahan berdasarkan pengertiannya kemudian tentang kematian.

- Mengembangkan sikap immobilitas dan tidak beraktifitas sebagai sikap kematian

5 sampai 9 tahun - Mengerti bahwa kematian adalah final. Percaya bahwa kematiannya sendiri bisa dicegah/dihindari.

- Menghubungkan mati dengan serangan dan penyiksaan.

9 sampai 12 tahun - Mengerti kematian sebagai akhir dari hidup yang tak dapat dielakkan. Mulai mengerti tentang kematian diri sendiri.

- Mengekspresikan ide tentang kematian dari orang tua atau orang dewasa lain.

Page 21: Kb 2 modul 4 kdm ii

12 sampai 18 tahun

- Takut dengan sesuatu dengan kematian. - Membayangkan kematian dapat

didefinisikan, kematian dapat terjadi akibat perilaku, misal : ngebut dijalan, penganiayaan. Jarang berpikir tentang kematian, tetapi memandangnya dalam agama dan istilah filosofis.

- Masih memegang konsep dari tahapan perkembangan sebelumnya.

18 sampai 45 tahun

- Memiliki sikap terhadap kemtian dipengaruhi oleh agama dan kepercayaan budaya.

45 sampai 65 tahun

- Menerima kematian sendiri. - Tidak menerima kematian orang tua dan

teman sebaya. - Pengalaman puncak kecemasan kematian.

65 tahun keatas - Takut akan sakit yang lama. - Tidak menerima kematian anggota keluarga

dan teman sebaya. - Melihat kematian sebagai mempunyai arti

yang banyak, misal: bebas dari sakit, reuni dengan anggota keluarga yang mati terdahulu

Page 22: Kb 2 modul 4 kdm ii

Distres Somatic yang berulangRasa sesak di dadaTercekik atau bernafas pendekMerasa kosong di perutMenarik nafas panjangKehilangan kekuatan otot

Gejala Berduka

http://static.zalekarem.cloud.fishcms.cz/media/image/2-jak-se-zije-pacientum-s-depresi.jpg

Page 23: Kb 2 modul 4 kdm ii

Pengkajian Kehilangan dan Berduka

Page 24: Kb 2 modul 4 kdm ii

Tertutup, Mutual, TerbukaTIPEkesadaran3

Page 25: Kb 2 modul 4 kdm ii

Klien dan orang-orang disekitarnya tahu tentang ancaman kematian dan merasa nyaman mendiskusikannya. Kesadaran ini memberikan kesempatan pada klien untuk berpartisipasi mempersiapkan kematian dan rencana tempat pemakaman. Suatu studi mengindikasikan bahwa perawat lebih suka dengan kesadaran terbuka ini dan lebih suka terlibat secara emosional dengan kliennya. , sejak perawat “mengijinkan mereka melakukan tindakan secara penuh tentang perawatan yang ideal” (Field dalam Satino, 2005).

Kesadaran TertutupKlien dan keluarga tidak menyadari adanya kematian mengancam. Mungkin mereka tidak mengerti mengapa klien sakit, dan mereka percaya bahwa klien akan sembuh. Tenaga kesehatan mungkin percaya bahwa lebih baik tidak mengkomunikasikan diagnosa dan prognosa penyakit kepada klien dan keluarga.

Kesadaran MutualKlien, keluarga dan tenaga kesehatan tahu bahwa prognosa penyakit adalah terminal, tetapi tidak membicarakan tentang itu dan berusaha tidak membicarakan tentang penyakit itu. Kadang-kadang klien menghindar dari diskusi tentang kematian untuk mencegah keluarga dari stress.Kesadaran Terbuka

Page 26: Kb 2 modul 4 kdm ii

Peduli dan merawat klien yang menanti ajal adalah merupakan tantangan sekaligus tanggung jawab bagi perawat. Perawat perlu melibatkan keluarga pada klien yang kehilangan dan klien yang menderita penyakit terminal.

http://static.liputan6.com/201309/perawat-sex-pasien-130920b.jpg

Page 27: Kb 2 modul 4 kdm ii

Berduka adalah normal, respon emosional terhadap kehilangan adalah sangat subjektif, ini perlu untuk kesehatan mental dan fisik. Perawat memerlukan pemahaman akan kebutuhan klien yang akan meninggal, antara lain ketrampilan komunikasi dan juga perawatan tubuh klien sesuai dengan kebutuhan dasar manusia. http://www.beritajepang.com/wp-content/uploads/2010/07/KesulitanmempelajarihurufKanjicalonperawatasalIndonesiasulitbertahan.jpg