jurusan tarjamah fakultas adab dan huivlaniora...

73
ANALISIS PADANAN PARTIKEL DALAM BAHASA INDONESIA (Studi Kasus Surah al-Baqarah) Oleh NURMALASARI 102024024426 JURUSAN TARJAMAH FAKULTAS ADAB DAN HUIVlANIORA UIN SYARIF HID AYATUJLLAH JAKARTA 1428 H / 2007 M

Upload: voxuyen

Post on 10-Mar-2019

233 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: JURUSAN TARJAMAH FAKULTAS ADAB DAN HUIVlANIORA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/10050/1/...ANALISIS PADANAN PARTIKELc.?" DALAM BAHASA INDONESIA (Studi Kasus Surah

ANALISIS PADANAN PARTIKEL~ DALAM BAHASA INDONESIA

(Studi Kasus Surah al-Baqarah)

Oleh

NURMALASARI102024024426

JURUSAN TARJAMAHFAKULTAS ADAB DAN HUIVlANIORA

UIN SYARIF HIDAYATUJLLAHJAKARTA

1428 H / 2007 M

Page 2: JURUSAN TARJAMAH FAKULTAS ADAB DAN HUIVlANIORA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/10050/1/...ANALISIS PADANAN PARTIKELc.?" DALAM BAHASA INDONESIA (Studi Kasus Surah

ANALISIS PADANAN PARTIKEL c.?" DALAM BAHASA INDONESIA

(Studi Kasus Surah al-Baqarah)

Diajukan kepada Fakultas Adab dan Humaniora UntukMemenuhi Syarat-syarat mencapai

Gelar Sarjana Sastra

Oleh:

NURMALASARINIM. 102024024426

Di bawah bimbingan

/

Drs. an Azizi,NIP. 150268589

JURUSAN TARJAMAHFAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA

UIN SYARIF HIDAYATULLAHJAKARTA

1428 HI 2007 M

Page 3: JURUSAN TARJAMAH FAKULTAS ADAB DAN HUIVlANIORA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/10050/1/...ANALISIS PADANAN PARTIKELc.?" DALAM BAHASA INDONESIA (Studi Kasus Surah

PENGESAHAN PANITIA UJIAN

Skripsi yang berjudul ANALISIS PADANAN PARTIKEL ~ DALAM

BAHASA INDONESIA (Studi Kasus Surah al-Baqarah) telah diujikan dalam

Sidang Munaqasyah Fakultas Adab dan Humaniora UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

pada tanggal 06 Juni 2007. Slaipsi ini telah diterima sebagai salah satu sarat untuk

memperoleh gelar Sarjana Program Strata (S I) pada Jurusan TiUjamah.

Jakarta, 20 Juni 2007

Sidang MUllaqasyah

Ketua Merangkap Anggota

Drs. I1dnvan AZlzi, M. Ag­NIP. 150268 589

Sekretaris Merangkap anggota

OJAhmad Saekhlldin, M.Ag

NIP. 150303001

Penguji c

M,~m~~umNIP. 150370229

Pembimbing

~.NIP. 150268 589

Page 4: JURUSAN TARJAMAH FAKULTAS ADAB DAN HUIVlANIORA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/10050/1/...ANALISIS PADANAN PARTIKELc.?" DALAM BAHASA INDONESIA (Studi Kasus Surah

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dankarunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

Salawat serta salam tak lupa penulis curahkan kepada jul\iungan kita NabiMuhammad SAW beserta para sahabat dan keluarganya yang telah membawa kitasemua menuju zaman yang penuh dengan Ilmu Pengetahuan.

Penyusunan skripsi ini dimaksudkan untuk memenuhi persyaratan dalammenyelesaikan Program Strata I (S I) Universitas Islam Negeri Syarif HidayatullahJakarta. Dalam penyusunan ini, penulis menyadari bahwa tanpa bantuan dandukungan dari berbagai pihak penyusunan skripsi ini tidak dapat berhasil.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada berbagai pihak yang telahmembantu dan membimbing dalam penyusunan skripsi ini terutama kepada:

I. Bapak Dr. H. Abdul Chaer, MA, Dekan Fakultas Adab dan Humaniora UINSyarifHidayatullah Jakarta.

2. Bapak Drs. Ikhwan Azizi, M.Ag, Ketua Jurusan Tmjamah sekaliguspembimbing yang telah meluangkan waktunya untuk memberikan bimbingandari awal hingga akhir penulisan skripsi ini. Dan telah meminjamkan bukureference sehingga memudahkan penulis untuk meneliti.

3. Bapak Ahmad Syaekhudin, M.Ag, Sekretaris Jurusan Tmjamah.4. Staf Perpustakaan Utama UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Perpustakaan UI

Depok, Perpustakaan Umum Gandaria dan Perpustakaan Iman Jama, yangtelah memberikan fasilitas untuk memperoleh berbagai referensi yangdibutuhkan dalam penyusunan skripsi.

5. Kepada Ayahanda (H. Khozani) dan Ibunda (Hj. Maryati) penulis tercintayang telah memberikan kasih sayang, cinta dan perhatiannya hinggamemberikan semangat bagi penulis dan telah membiayai penulis hingga akhirperkuliahan hingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

6. Kepada abangku Abuy dan kakak-kakakku K' Bety makasih ya atasbantuannya dan K' Neneng yang telah memberikan semangat tiada henti dannasehat-nasehat yang berarti bagi penulis serta adik-adikku tersayang Barokdan Sita terima kasih karena selalu memotivasi kakak dalam penyusunanskripsi ini.

7. Teman-teman dan sahabat-sahabat di Jurusan Tmjamah angkatan 2002, I-Ij,Shope, !eha, Ella, Hilda thanks ya atas motivasinya,. Tak ketinggalan tuk Mybest Fiend "Adiet" yang juga tak bosan-bosannya memotivasi dan menemanipenulis dalam menyelesaikan skripsi ini ..

Page 5: JURUSAN TARJAMAH FAKULTAS ADAB DAN HUIVlANIORA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/10050/1/...ANALISIS PADANAN PARTIKELc.?" DALAM BAHASA INDONESIA (Studi Kasus Surah

8. Serta berbagai pihak yang tidak dapat disebut satu persatu, terutama paradasen di Jurusan Tarjamah penulis ucapkantulusnya atas bimbingan dan pengajaranPengetahuannya selama masa kuliah.

terima kasih yang setulus­serta memberikan Ilmu

Penulis menyadari meskipun telah semaksimal mungkin berusaha dalampenyusunan shipsi ini, tentu masih banyak kekurangannya. Kritik dan saran yangmembangun selalu penulis harapkan dalam penyempurnaan penulisan shipsi ini.

Jakarta, 30 Mei 2007

Penulis,Nurmalasari

Page 6: JURUSAN TARJAMAH FAKULTAS ADAB DAN HUIVlANIORA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/10050/1/...ANALISIS PADANAN PARTIKELc.?" DALAM BAHASA INDONESIA (Studi Kasus Surah

Keterangan:

1. Kata sandang (JI ) al-/ditulis secara berbeda antara kata sandang yang ditulis oleh

huruf qamariyah dengan kata sandang yang diikuti oleh huruf syarnsiyah.

a. Kata sandang yang diikuti oleh huruf qarnariyah ditransliterasikan sesum

dengan bunyinya, yaitu aI-I

b. Kata sandang yang diikuti oleh huruf syarnsiyah ditransliterasikan sesuai

dengan bunyinya yaitu huruf I-II diganti dengan huruf yang sarna dengan

huruf Iangsung dengan kata sandang itu.

2. Saddah ditandai dengan huruf kernbar, contoh ~I I aI-jannatu/

3. Setiap artikel dipisah dengan tandaminus (-) seperti I aI-jannah

Page 7: JURUSAN TARJAMAH FAKULTAS ADAB DAN HUIVlANIORA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/10050/1/...ANALISIS PADANAN PARTIKELc.?" DALAM BAHASA INDONESIA (Studi Kasus Surah

BABI

DAFTARISI

HALAMAN PERSETUJUAN............................................................................ i

HALAMAN PENGESAHAN ii

KATA PENGANTAR......................................................................................... iii

PEDOMAN TRANSLITERASI v

DAFTAR lSi........................................................................................................ vii

PENDAHULUAN.............................................................................. 1

A. Latar Belakang Masalah I

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah............................................ 5

C. Tujuan Penelitian 6

D. Metode Penelitian.......................................................................... 6

E. Sistematika Penulisan.................................................................... 6

BAB II KERANGKA TEOR! PENERJEMAHAN..................................... 8

A. Gambaran Umum Penerjemahan 8

1. Definisi Penerjemahan 9

2. Metode Penerjemahan II

3. PrinsipPeneljemahan 17

B. Penerjemahan al-Qur'an................................................................ 19

I. Definisi Penerjemahan al-Qur·an............................................ 19

2. Jenis Penerjemahan al-Qur·an................................................. 21

Page 8: JURUSAN TARJAMAH FAKULTAS ADAB DAN HUIVlANIORA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/10050/1/...ANALISIS PADANAN PARTIKELc.?" DALAM BAHASA INDONESIA (Studi Kasus Surah

3. Syarat Penerjemahan al-Qur'an............................................... 23

4. Cara Menerjemahkan al-Qur'an.............................................. 26

BAB III WAWASAN PREPOSISI 28

A. Preposisi dalam Bahasa Indonesia. 28

1. Pengertian preposisi 28

2. Bentuk-bentuk Preposisi dalam Bahasa Indonesia................. 31

B. Preposisi dalam Bahasa Arab 33

1. Telaah Partikel .;.:.. dalam bahasa Arab 39

2. Makna Partikel .;.:................................................................. 43

C. Klasifikasi Kata Tugas 44

1. Konjungsi 46

2. Perbedaan Konjungsi dengan Preposisi 47

BAB IV ANALISIS PARTIKEL .;.:.. DALAM SURAH AL-BAQARAH 51

A. ';':"lhattal sebagai harfii jarr 51

B. .;.:.. /hattal sebagai harfu nashab 52

c. .;.:.. Ihaltal sebagai harfii 'a/haf....................... 58

BAB V PENUTUP ,........................... 60

A. Kesimpulan.. 60

DAFTAR PUSTAKA 63

Page 9: JURUSAN TARJAMAH FAKULTAS ADAB DAN HUIVlANIORA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/10050/1/...ANALISIS PADANAN PARTIKELc.?" DALAM BAHASA INDONESIA (Studi Kasus Surah

ABSTRAK

Masalah preposisi dalam bahasa Indonesia cukup banyak mendapat perhatian

dari buku-buku tata bahasa yang ada. Arti preposisi itu sendiri merupakan salah satu

partikel yang berfungsi menghubungkan kata-kata atau bagian-bagian kalimat yang

satu dengan kata atau kalimat yang lain.

Dalam penelitian ini hanya menganalisis salah satu partikel bahasa Arab yaitu

Ihattal~ dalam padanannya ke dalam bahasa Indonesia. Analisis ini diambil dalam

surah al-Baqarah, dimaksudkan untuk membatasi ruang lingkup penelitian mengenai

partikel ~.

Pmiikel ~ dalam bahasa Arab dapat berfungsi sebagai harru jarr, halju

nashab, dan harjil 'alha! Partikel ~ berfungsi sebagai harru jarr, jika berkaitan

langsung dengan lafazh terakhir dan hanya menjarrkan isim zhahir serta mempunyai

makna inlihtl al-ghayyah (akhir tujuan) seperti ila.

Partikel~ sebagai harji! nashab dengan ,) yang disimpan (,~) , dengan

syarat ji 'il mudhari tersebut menunjukkan zaman isliqbal (masa yang akan datang).

Ketika partikel ~ sebagai harjil 'alha,[, dengan syarat arti lafazh setelah ~

termasuk sebagian arti lafazh sebelum~ , ma'lhufberupa isim zhahir, lebih mulia

daripada ma 'Ihuf 'alaih dan berupa mufi·ad.

Ketika partikel ~ berfungsi sebagai halju jarr, hmjil nashab dan harfu

'alha/, terdapat adanya perbedaan dalam mengartikan ke dalam bahasa Indonesia.

Ketiga fungsi partikel~ ini sangat berpengaruh dalam memadankan arti partikel~

ke dalam peneljemahan bahasa Indonesia. Padanan-padanan tersebut didapat

berdasarkan konteks kalimat, gaya bahasa dan pemilihan diksi yang sesuai dengan

bahasa sasaran.

Page 10: JURUSAN TARJAMAH FAKULTAS ADAB DAN HUIVlANIORA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/10050/1/...ANALISIS PADANAN PARTIKELc.?" DALAM BAHASA INDONESIA (Studi Kasus Surah

BABI

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Menerjemahkan merupakan suatu kegiatan memindahkan maksud atau

pesan bahasa sumbel' ke bahasa sasaran dengan padanan sedekat mungkin,

sebagaimana yang dikemukakan oleh Nida dan Taber bahwa menerjemahkan

berarti menciptakan padanan yang paling dekat dengan bahasa penerima terhadap

bahasa sumber peliama dalam hal makna, dan kedua dalal11 hal gaya bahasanya, 1

al-Qur'an turun seCal'a berangsur-angsur l11embawa syariat menuju

konteks peristiwa dan kejadiannya, Syariat tidak mungkin terlaksana sebelum alii

dan maksud dari persoalan teks yang menggambarkan konteks peristiwa betul-

betul bisa dipahami dan dimengerti secara komprehensif. Untuk itu, al-Qur'an

perlu diterjel11ahkan ke dalam bahasa lain agar manusia l11emahami isi dan

kandungannya,

Dengan turunnya al-Qur'an, perbendaharaan kata clalam bahasa Arab

menjacli luas clan kaya, ,Salah satunya aclalah preposisi yang merupakan salah satu

unsur bahasa yang clapat clikategorikan sebagai pmiikel karena tidak bisa

mengalami proses clerivasi,

I Suhcndar Yusuf, Teo,.i Te/jemah: Penganfar ke Arah Pendekaton Linguistik danSosiolinguislik, (Bandung: MandaI' Maju, 1994), h. 12

Page 11: JURUSAN TARJAMAH FAKULTAS ADAB DAN HUIVlANIORA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/10050/1/...ANALISIS PADANAN PARTIKELc.?" DALAM BAHASA INDONESIA (Studi Kasus Surah

2

Alisyahbana mendefinisikan kata depan atau preposisi secara tradisional

adalah,.."kata-kata yang menghubungkan kata benda dengan kata-kata yang lain

serta menentukan sekali sifat perhubungan itu," 2 Akan tetapi, penulis lain

Moeliono menyatakan "bahwa preposisi merupakan kata yang pada umumnya

mendahului kata nominal dan tidak pernah terdapat di akhir kalimat." ]

Masalah preposisi dalam bahasa Indonesia cukup banyak mendapat

perhatian dari buku-buku tata bahasa yang ada. Sepanjang yang saya ketahui,

tedalu bersifat tradisional dalam arti bahwa pembicaraan terbatas pada bentuk dan

sedikit mengenai aspek semantik preposisi itu, Sering kali pemakai bahasa

Indonesia kurang dapat menggunakan bentuk-bentuk preposisi seCal'a tepat dalam

bahasa Indonesia.

Usaha menerjemahkan pada hakikatnya mengandung makna

memproduksi amanat atau pesan di dalam bahasa sumber dengan padanan yang

paling wajar dan paling dekat dalam bahasa penerima, baik dari segi arti maupun

dari segi gaya,

Peneljemahan al-Qur'an sangat penting untuk menyampaikan berita yang

terkandung dalam bahasa sumber (Bsu) ke dalam bahasa sasaran (Bsa), sehingga

isi dalam bahasa sasman (Bsa) mendekati isi dalal11 bahasa sumber (Bsu). Dengan

kala lain, l11akna dan gaya terjemahan hams sel11purna4

2 Hans Lapoliwa, Frasa Preposisi dalam Bahasa Indonesia, (Jakarta: Pusat Pcmbinaan danPengembangan Bahasa Depdikbud, 1992), h. 10

3 Ibid.

4 Rochayah Machali, PedomCln bagi Penerjemah, (Jakarta: PT. Grafindo. 2000), h. 5

Page 12: JURUSAN TARJAMAH FAKULTAS ADAB DAN HUIVlANIORA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/10050/1/...ANALISIS PADANAN PARTIKELc.?" DALAM BAHASA INDONESIA (Studi Kasus Surah

3

al-Qur'an diturunkan dengan bahasa Arab, untuk itu setiap muslim

mempunyai keinginan untuk dapat membaca dan memahami al-Qur'an dalam

bahasanya yang asli. Tetapi, karena tiap orang itu tidak mempunyai kemampuan

atau kesempatan yang sama, maka diperlukan terjemahan al-Qur'an dari bahasa

Arab ke bahasa Indonesia. Teljemahan ini merupakan salah satu cara untuk

masyarakat muslim non Arab yang belum memahami al-Qur'an, disebabkan oleh

kesulitan bahasa.

o~w;) Jjjl\~

Pmiikel haifa memiliki tiga keadaan, yaitu hal/a dapat menjarkan isim

zhahir, menjarkan masdar muawwal, dan harfu 'alhqf

Menjarkan isim zhahir yaitu posisi makna dan keljanya sama seperti ita.Contoh:

" Malam ilu (penuh) kesejahleraan sampat lerbitfajar." (QS. AI-Qadr/97: 5)

5 Muhammad Ali Sulthan, al- 'Adawat an-Nahwl)lah, (Suria: Daal' ash-Shamaai, 2000), h. 42(, Ibid.

Page 13: JURUSAN TARJAMAH FAKULTAS ADAB DAN HUIVlANIORA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/10050/1/...ANALISIS PADANAN PARTIKELc.?" DALAM BAHASA INDONESIA (Studi Kasus Surah

4

Partikel haifa yang berfungsi sebagai halfu nashab, yaitu menashabkan

fi'if mudhari dengan 01 yang disimpan (.~), dengan syarat fi'if mudhari'

tersebut menunjukkan zaman istiqbal (masa yang akan datang). Contoh:

... Serta digoncangkan (dengan bermacam-macam cobaan) selzinggaberkatalah Rasul dari orang-orang yag beriman bersamanya: Bilakah datangnyapertolongan Allah? ". (QS. AI-Baqarah: 214)

Di samping, partikel haifa dapat berfungsi sebagai harfu jarr dan halfu

nashab, haifa juga berfungsi sebagai harfu 'atha/, yang mana posisi ma'thuf

hams mengikuti ma'thuf 'alaih. Baik dalam bentuk merafakan, menashabkan

atau menjarrkan. Contoh:

"Manusia akan mati balzkan para Nabi"

Sehubungan 'athaf, ada tiga istilah yang periu diketahui: 1.) Half 'athaf

ini sudah jelas, yaitu semacam konjungsi. 2.) Ma'thuf, yaitu kata yang diathajkan

/ disambung kepada kata sebelumnya / tegasnya kata yang jatuh setelah half

'athaf 3.) Ma'thuf ' alaih, yaitu kata pellama yang lctaknya lebih awal dan

menjadi tempat bcrathaf/ yang diikuti oleh ma 'thuf

Dari ketiga fungsi di atas, kita dapat melihat adanya perbedaan makna

partikel hatta dalam padanan bahasa Indonesia. Hal ini I11cnandakan banyaknya

l11akna dalal11 l11engartikan partikel hatta, sesuai dengan l11aksud kalimat itu

Page 14: JURUSAN TARJAMAH FAKULTAS ADAB DAN HUIVlANIORA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/10050/1/...ANALISIS PADANAN PARTIKELc.?" DALAM BAHASA INDONESIA (Studi Kasus Surah

5

sendiri. Partikel halla mempunyai banyak malma yang mana hal ini juga sangat

berpengaruh dalam peneljemahan bahasa Indonesia.

Dari contoh-contoh dan uraian di atas, jelas bahwa har{l/ halla berfungsi

dapat menjarrkan isim, dapat menashabkanfi 'il mudhari, dan dapat sebagai harfu

'alhaj

Berdasarkan latar belakang di atas penulis mengangkat judul:

"ANALISIS PADANAN PARTIKEL ~ DALAM BAHASA INDONESIA

(STUDI KASUS SURAH AL-BAQARAH}".

B. Pembatasan dan Pcrumusan Masalah

Berdasarkan judul di atas, penulis hanya akan menganalisis salah satu

pm1ikel bahasa Arab, yaitu /hallal. Analisis inipun hanya dibatasi dalam al­

Qur'an khususnya surah al-Baqm·ah, karena dalam surah ini banyak terdapat

penggunaan partikel /halla/ yang maknanya sangat beragam.

Adapun permasalahan yang akan penulis bahas adalah sebagai berikut:

1. Apa peran kedudukan pm1ikel /halla/ ?

2. Makna apa saja yang dimiliki partikel /halla/ dalam smah al-Baqarah?

Page 15: JURUSAN TARJAMAH FAKULTAS ADAB DAN HUIVlANIORA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/10050/1/...ANALISIS PADANAN PARTIKELc.?" DALAM BAHASA INDONESIA (Studi Kasus Surah

6

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan masalah yang penulis kemukakan di atas, ..tujuan dari

penelitian ini adalah sebagai berikut:

I. Mengetahui peran kedudukan partikel /hattal.

2. Mengetahui makna partikel /hattal yang terkandung dalam surah al-Baqarah.

D. Metode Penelitian

Penelitian yang dilakukan ini bersifat kajian pustaka (Librmy Research).

Sedangkan metode yang penulis gunakan adalah deskriptiJ analisis, yaitu dengan

cara membuat deskripsi atau gambaran mengenai partikel~ dalam padanannya

ke dalam bahasa Indonesia, sehingga memberikan kejelasan terhadap

permasalahan-permasalahan yang diteliti.

Dalam penelitian ini yang dilakukan pertama-tama adalah pencarian data

yaitu dengan mencari terjemahan yang mengandung partikel /hatta/ . Setelah data

diperoleh, dicatat dan diklasifikasikan berdasarkan partikel yang mengikutinya,

maim data itu dianalisis, sehingga permasalahan-permasalahan yang ada teljawab.

E. Sistematika Penulisall

Sistematika penulisan skripsi yang penulis gunakan, mengacu kepada

"l'cdoman Penulisan Skripsi, Tesis dan Disertasi" yang disusun oleh Tim UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta yang cliterbitkan oleh Hikmah Syahicl lnclah Jakarta

tahun 2000.

Page 16: JURUSAN TARJAMAH FAKULTAS ADAB DAN HUIVlANIORA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/10050/1/...ANALISIS PADANAN PARTIKELc.?" DALAM BAHASA INDONESIA (Studi Kasus Surah

7

Skripsi ini terdiri dari lima bab:

Bab I Berupa pendahuluan yang terdiri dari lalar ,belakang masalah,

pembatasan dan perumusan masalah, tlljuan penelitian, metode

penelitian dan sistematika penulisan.

Bab II

Bab III

BablY

Bab Y

Berupa kerangka teori yang mencangkup teori penerjemahan secara

llmum, dan penerjemahan al-Qur'an,

Berupa wawasan preposisi, preposisi dalam bahasa Indonesia,

preposisi dalam bahasa Arab dan klasifikasi kala tllgas.

Berupa analisis padanan partikel /hatta/ dalam bahasa Indonesia yang

terdapat dalam surah al-Baqarah.

Berupa penlltllp yang mencangkup kesimpulan.

Page 17: JURUSAN TARJAMAH FAKULTAS ADAB DAN HUIVlANIORA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/10050/1/...ANALISIS PADANAN PARTIKELc.?" DALAM BAHASA INDONESIA (Studi Kasus Surah

BABII

KERANGKA TEORI PENERJEMA.HAN

A. Gambaran Umum Pcncrjcmahan

Memasuki dunia penerjemahan sama atiinya dengan mengenal sesuatu

yang unik dan menarik. Dikatakan unik karena peminat untuk menjadi

penerjemah sampat saat ini masih bisa dikatakan sedikit. Menerjemahkan

membutuhkan kerja keras, ketelitian, dan kesabaran untuk mendapatkan hasil

yang maksimal, karena bahasa yang dihadapi adalah bahasa asing. Dikatakan

menarik karena banyak hal baru yang kita temui untuk menambah wawasan serta

informasi. Melalui terjemahan, segala sesuatu yang belum kita ketahui dan kita

kenaI dapat segera terungkap jelas.

Membicarakan tentang penerjemahan juga kiranya patut dimulai dengan

perumusan tentang definisi penerjemahan itu sendiri. Dalam bidang penerjemahan

terdapat istilah translation dan interpretation yang digunakan dalam konteks yang

berbeda. Meskipun kedua istilah ilu fokus pada peralihan pesan dari bahasa

sumber ke bahasa sasaran.

Pada umumnya, istilah translation mengacu pada peralihan pcsan teliulis

dan lisan. Namun jika istilah tersebut dibahas secm'a bersamaan, maka istilah

translation menunjukkan pada peralihan pesan tertuEs dan istilah interpretation

mengacn hanya pada peralihan pesan lisan. Perin pula dibedakan antara kata

Page 18: JURUSAN TARJAMAH FAKULTAS ADAB DAN HUIVlANIORA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/10050/1/...ANALISIS PADANAN PARTIKELc.?" DALAM BAHASA INDONESIA (Studi Kasus Surah

9

penerjemahan dengan teljemahan sebagai padanan dari translation. Kata

penerjel11ahan mengandung pengertian proses,. alih pesan sedangkan kata

terjemahan artinya hasil dari suatu penerjemahan.

1. Definisi Penerjemahan

Penerjemahan atau translation selama ini didefinisikan melalui

berbagai cara dengan latar belakang teori dan pendekatan yang berbeda-beda

dari berbagai segi, baik segi semantik (kemaknaan) l11aupun linguistik

(kebahasaan) dan sebagainya.

SeCffi'a lebih sederhana, menerjemahkan dapa! didefinisikan sebagai

l11emindahkan suatu amanat dari bahasa sumber ke dalam bahasa penerima

(sasaran) dengan pertffil1a-tal11a l11engungkapkan l11aknanya dan kedua

l11engungkapkan gaya bahasanya. 1

SeCffi'a luas, tcrjel11ah dapat diartikan sebagai "semua kegiatan manusia

dalam mengalihkan pesan atau makna, baik verbal ataupun non verbal, dari

suatu bentuk ke bentuk yang lainnya". Dalam pengertian yang lebih sempit,

teljemah diartikan sebagai "suatu proses pengalihan pesan yang terdapat di

dalam teks bahasa pertama atau bahasa sumber (source language) dengan

padanannya di dalal11 bahasa kedua atau bahasa sasaran (target language),,2

I A. Widyamartaya, Seni Menerjelllahkan, (Yogyakarla: Kanisiu" 1994), Cet.4, h. II2 Suhendra Yusuf, Teori Terjemah: Pengantar ke Arah Pendekatall Lingldslik dan

Sosia/inguis/ik. (Bandung: MandaI' Maju, 1994), h. 3

Page 19: JURUSAN TARJAMAH FAKULTAS ADAB DAN HUIVlANIORA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/10050/1/...ANALISIS PADANAN PARTIKELc.?" DALAM BAHASA INDONESIA (Studi Kasus Surah

10

Menurut Eugene A. Nida dan Charles R. Taber, seperti yang dikutip

oleh A. Widyamartaya, mendefinisikan penerjemahan bahwa: "Translating

consist ofreproducing in the receptor language the closest natural equivalent

ofthe source language message, first in the terms ofmeaning and secondly in

terms of style". (Meneljemahkan berarti menciptakan padanan yang dekat

dalam bahasa penerima terhadap pesan bahasa sumber, pertama dalam hal

makna, kedua pada gaya bahasa).3

Menerjemahkan bukanlah menuliskan pikiran-pikirannya sendiri,

betapapun baiknya. Peneljemahan bukan pula menyadur, dengan pengertian

menyadur sebagai pengungkapan kembali amanat dari suatu karya dengan

meninggalkan detail-detailnya tanpa harus mempertahankan gaya bahasanya

dan tidak harus ke dalam bahasa lain. Selain memahami apa itu

menerjemahkan dan apa yang harns dihasilkan dalam terjemahannya, seorang

peneljemah hendaknya mengetahui bahwa kegiatan meneljemahkan itu

kompleks, merupakan suatu proses, terdiri dari serangkaian kegiatan unsur

sebagai unsur integralnya4

Menurnt Newmark sepelii yang dikutip Rochayah Machali, terjemah

adalah "readering the meaning ofa text into another language in the way that

3 A. Widyamartaya, Loc. Cit" Ibid. h. 14

Page 20: JURUSAN TARJAMAH FAKULTAS ADAB DAN HUIVlANIORA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/10050/1/...ANALISIS PADANAN PARTIKELc.?" DALAM BAHASA INDONESIA (Studi Kasus Surah

II

the author intended the text" (meneljemahkan makna suatu teks ke dalam

bahasa lain sesuai dengan yang.dimaksudkan pengarang). 5

Dari berbagai definisi terjemah di atas dapat disimpulkan bahwa

terjemah merupakan seni tentang memindahkan makna dan gaya bahasa dari

satu bahasa ke bahasa yang lain, di mana pembaca yang berbahasa sasaran

melihat teks teljemahan dan merasakannya seperti mehhat pembicara aslinya. 6

2. Metode Penerjemahan

Ada dua metode penerjemahan menurut Newmark seperti yang dikutip

oleh Rochayah Machali7, yaitu (I) metode yang mel11berikan penekanan

terhadap bahasa sUl11ber (Bsu); (2) metode yang memberikan penekanan

terhadap bahasa sasaran (Bsa). Dalal11 metode jenis yang pertama, peneljel11ah

berupaya mewujudkan kembali dengan setepat-tepatnya makna kontekstual

Bsu, l11eskipun dijul11pai hambatan sintaksis dan sel11antis pada Bsa (yakni

hambatan bentuk dan malcna). Dalam metode kedua, peneIjel11ah berupaya

l11enghasilkan dal11pak yang relatif sama dengan yang diharapkan oleh penulis

asli terhadap pembaca versi Bsu.

5 Rochayah Machali, Pee/oman Bag! Peneljemah, (Jakarta: Grafindo, 2000), h. 5(, Achmad Satari Ismail, Diktat Dasar-Dasar Menterjemah (Teor! dan Aplikasinya Dalam

Penel)enwhan Arab-Indonesia), h. 47 Rochayah Machali, Gp. Cil., h. 49

Page 21: JURUSAN TARJAMAH FAKULTAS ADAB DAN HUIVlANIORA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/10050/1/...ANALISIS PADANAN PARTIKELc.?" DALAM BAHASA INDONESIA (Studi Kasus Surah

12

Dalam pembahasan ini Newmark hanya menjelaskan metode

penerjemahan yang cccdisesuaikan dengan kepetltingan dan praktik

penerjemahan yang sering dilakukan dalam konteks Indonesia.

(l) Peneljemahan kata-demi-kata

Dalam metode penerjemahan ini biasanya kata-kata Bsa langsung

diletakkan di bawah versi Bsu. Kata-kata dalam Bsu diterjemahkan di luar

konteks, dan kata-kata yang bersifat kultural (ll1isalnya kata 'tempe')

dipindahkan apa adanya. Umumnya metode ini dipergunakan sebagai

tahapan prapenerjemahan (sebagai gloss) pada penerjemahan teks yang

sangat sukar atau untuk memahami mekanisme Bsu. Jadi, dalam proses

penerjemahan, metode ini dapat terjadi pada tahap analisis atau tahap awal

pengalihan. Contoh:

'Membeli pedagang hasil pertanian'

Namun, perlu diingat bahwa metode peneljemahan semaeam ini

mel11punyai kegunaan atau tujuan khusus, dan dalam praktik penerjemahan di

Indonesia tidak lazil11 digunakan sebagai l11etode peneljemahan seeara umum.

(2) Penerjemahan harfiah

Konstruksi gramatikal Bsu diem'ikan padanannya yang terdekat dalam

Bsa, tetapi pene~jemahan leksikal atau kata-katatlya dilakukan terpisah

dari konteks. Metode ini dapat digunakan sebagai metode pada tahap awal

pengalihan, bukan sebagai metode yang lazim. Sebagai proses

peneljemahan awal, l11etode ini dapat l11embantu peneljemah l11elihat

masalah yang harus diatasi. Metode peneljel11ahan harfiah ini biasa

Page 22: JURUSAN TARJAMAH FAKULTAS ADAB DAN HUIVlANIORA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/10050/1/...ANALISIS PADANAN PARTIKELc.?" DALAM BAHASA INDONESIA (Studi Kasus Surah

13

disebut juga sebagai penerjemahan Faithful Translation. s Hal ini

didasarkan pada konsepsi bahwa penerjemah hendaknya berlaku setia

kepada naskah aslinya, atau sejalan dengan bentuk naskah aslinya.

Contoh:

'" .' J

lj~J~

'Aku telah berdiri dengan benar-benar berdiri'

(3) Penerjemahan setia

Penerjemahan setia mencoba mereproduksi rnakna kontekstual Bsu

dengan masih dibatasi oleh struktur gramatikalnya. Di sini kata-kata yang

bermuatan budaya dialihbahasakan, tetapi penyirnpangan dari segi tata

bahasa dan pilihan kata masih tetap dibiarkan. Penetjemahan ini

berpegang teguh pada maksud dan tujuan Bsu, sehingga hasil terjemahan

kadang-kadang terasa kaku dan seringkali asing. Contoh:

'Shalat yang paling penting adalah shalat lima sehari-hari'

(4) Penetjemahan semantis

Apabila dibandingkan dengan metode penetjemahan setia,

penetjemahan semantis lebih luwes, sedangkan penetjemahan setia lebih

kaku dan tidak berkompromi dengan kaidah Bsa. l3erbcda dengan

8 Nurachman Hanafi, Teor; dan Sen; Meneljemahkon (Ende Nusa Indah, 1986), h. S6

Page 23: JURUSAN TARJAMAH FAKULTAS ADAB DAN HUIVlANIORA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/10050/1/...ANALISIS PADANAN PARTIKELc.?" DALAM BAHASA INDONESIA (Studi Kasus Surah

penerjemahan setia, penerjemahan semantis harus

14

pula

mempertimbangkan unsur estetika teks BSu dengan mengkompromikan

makna selama masih dalam batas kewajaran. Selain itu, kata yang hanya

sedikit bermuatan budaya dapat diterjemahkan dengan kata yang netral

atau istilah yang fungsional. Bila dibandingkan dengan penerjemahan

setia, penerjemahan semantis lebih fleksibel, sedangkan penerjemahan

setia lebih terikat oleh Bsu. Contoh:

'Shalat yang paling penting adalah shalat lima wak1.u dalam sehari-hari'

Keempat metode di atas adalah metode yang lebih berorientasi a1.au

lebih menekankan bahasa sumber. Selain melalui penekanan kepada Bsu

seperti dijelaskan di atas, metode penerjemahan c1apat lebih ditekankan

kepacla Bsa. Ini bermii bahwa selain pertimbangan kewacanaan, penerjemah

juga mempertimbangkan hal-hal lain yang berkaitan dengan bahasa sasaran.

Beriku1. penerjemahan yang lebih menekankan bahasa sasaran (Bsa).

(1) Penerjemahan bebas

Metode ini merupakan penerjemahan yang mengutamakan isi dan

mengorbankan ben1.uk teks BSu. Biasanya, metode ini berbentuk sebuah

parafrase yang clapat lebih panjang alau lebih penclek clari aslinya. Metocle

ini sering clipakai cli kalangan media massa. Contob:

Page 24: JURUSAN TARJAMAH FAKULTAS ADAB DAN HUIVlANIORA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/10050/1/...ANALISIS PADANAN PARTIKELc.?" DALAM BAHASA INDONESIA (Studi Kasus Surah

15

'" / __ J 0 ....

JJ:;~ .. ;: '1) ;) '1 !~~~\ J;; ~~\

'Resiko ditanggung pembeli'

Metode ini mempunyai kegunaan yang sangat khusus. Seorang

penerjemah seyogyanya berhati-hati dalam memilih l11etode 1111 sebagai

metode penerjemahannya serta memikirkan kapan dan apa tujuan

penerjemahannya.

(2) Penerjemahan idiomatik

Metode ini bertujuan mereproduksi pesan dalal11 teks BSu, tetapi

sering dengan l11enggunakan kesan keahaban dan ungkapan idiomatik

yang tidak didapati pada versi aslinya. Dengan del11ikian, banyak terjadi

distorsi nuansa makna. Contoh:

" ,,__ J 0,,-

J:\:~o.;: '1) ;) '1 r~~\ J;; ~~\

'Barang yang sudah dibeli tidak dapat dikembalikan'

(3) Penerjemahan komunikatif

Metode ini l11engupayakan reproduksi l11akna kontekstual yang

del11ikian rupa, sehingga baik aspek kebahasaan maupun aspek isi

langsung dapat dimengerti oleh pembaca. Oleh karcna itu, vcrsi Bsa-nya

pun langsung belieril11a. Sesuai clengan nal11anya, l11etocle 1Il1

Page 25: JURUSAN TARJAMAH FAKULTAS ADAB DAN HUIVlANIORA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/10050/1/...ANALISIS PADANAN PARTIKELc.?" DALAM BAHASA INDONESIA (Studi Kasus Surah

16

memperhatikan prinsip-prinsip komunikasi, yaitu khalayak pembaca dan

tujuan penerjemahan. Contoh:

'Mereka tuli, bisu, buta sehingga tiada dapat kembali'(QS. AI-Baqarah/2: 18)

Dari metode peneljemahan di atas, ada yang bersifat umum dan ada

pula yang bersifat khusus. Yang sifatnya khusus, khusus pula penggunaan dan

tujuan penggunaannya. Menurut Newmark dari metode-metode yang bersifat

umum, hanya metode semantis, idiomatis dan komunikatif yang memenuhi

tujuan-tujuan utama penerjemahan, yaitu demi ketepatan dan efisiensi sebuah

teks.

Secara umum dapat dikatakan bahwa metode peneljemahan semantis

dilakukan dengan mempertimbangkan tingkat kebahasaan penulis teks asli,

penerjemahan idiomatis lebih terkesan kealaaban s<,dangkan penerjemahan

komunikatif lebih memperhatikan tingkat kebahasaan pembaca. Penerjemahan

semantis sering dipakai dalam menerjemahkan teks yang ekspresif,

peneljemahan idiomatis lebih senng digunakan dalam bentuk ungkapan

scdangkan metodc komunikatif untuk teks yang informatif atau vokatif (yang

bersifat imbauan)9

9 Rochayah Machali. Op. Cil. h.50-56

Page 26: JURUSAN TARJAMAH FAKULTAS ADAB DAN HUIVlANIORA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/10050/1/...ANALISIS PADANAN PARTIKELc.?" DALAM BAHASA INDONESIA (Studi Kasus Surah

17

3. Prinsip-Prinsip Penerjemahan

Para ahli teljemah memberikan prinsip-prim:ip dasar penerjemahan

secara berbeda-beda, namun menurut Solihin Bunyamin Ahmad penerjemah

yang baik ialah penerjemah yang memiliki kriteria sebagai berikut: 10

a) Menguasai makna kedua bahasa, yaitu bahasa asal dan bahasaterj el11ah.

b) Mengetahui redaksi kedua bahasa dengan spesifikasinya.c) Hasil terjemah bisa l11ewakili seluruh malcna dan l11aksud yang

tertuang dalam bahasa asal.d) Bisa l11enerjemah kembali bahasa tel:jemah ke dalam bahasa asal

dengan benar.e) Redaksi bahasa teljemah tidak terpengaruh oleh redaksi bahasa

asal, sehingga tidak terlihat kalau bahasa yang ditel:iel11ah itu daribahasa Arab atau laitmya.

f) Memperhatikan delik-delik l11alcna dan kadar el11osional sesuardengan bahasa asal yang diterjemahkannya.

g) Memiliki kal11us-kal11us yang saling l11elengkapi.h) Menjaga kejujuran secara ilmiah.i) Mel11iliki pengetahuan yang cukup tentang bidang yang

diterjemahkarmya.j) Yang paling penting penerjemah senantiasa ildllas karena Allah

dalal11 penerjemahannya.

Menurut AI-Zarqany dalam bukunya Manahilu al-b/an fi Ularni al-

Qur 'an seperti yang dikutip oleh Ismail Lubis tentarlg persyaratan

peneljel11ahan antara lain:

I. Peneljel11ahan harus sesuai dengan konteks bahasa sUl11ber (Bsu) dan

konteks bahasa sasaran (Bsa).

2. Pcnel:jel11ahan harus sesuai dengan gaya bahasa ;;umber (Bsu) clan gaya

bahasa sasaran (Bsa).

10 Solihin Bunyumin Ahmad, liletode Granada Sistem 8 Jam, (Jakarta: Pustaka Panjimas,2000), h. 25

Page 27: JURUSAN TARJAMAH FAKULTAS ADAB DAN HUIVlANIORA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/10050/1/...ANALISIS PADANAN PARTIKELc.?" DALAM BAHASA INDONESIA (Studi Kasus Surah

18

3. Penerjemahan hams seSUaJ dengan em khas bahasa sumber (Bsu) dan

gaya bahasa sasaran (Bsa).ll

Menurut Ian Finlay (1971), seperti yang dikutip oleh Suhendar Yusuf.

Seorang peneljemah haruslah:

I. Memiliki pengetahuan bahasa sumber yang sempuma dan up-to date.

2. Memahami materi yang akan dite~iemahkannya.

3. Mengetahui terminologi-terminologi padanan tel:jel11ahnya di dalal11

bahasa sasaran.

4. Berkel11al11puaJl l11engekspresikan dan l11engapresiasikan serta l11erasakan

gaya, iral11a, nuansa selia register kedua bahasa yaitu bahasa sUl11ber dan

bahasa sasaran. Hal del11ikian akan sangat l11el11bantu l11enciptakan 'mood'

atau kedaan yang diinginkan penulis aslinya. 12

Prinsip penerjemahan di atas sudah dianggap oleh penulis mewakili

prinsip-prinsip peneljemahan yang ditawarkan oleh penulis lainnya. Karena

dengan pengetahllan yang dimiliki oleh penerjemah baik dari bahasa sumber

atall bahasa sasaran hasil teljemahannyaplln akan sesuai dengan tlljuan yang

ingin disampaikan pengarang aslinya.

II Ismail Lubis, Falsifikasi Teljemahan al-Qur'an Departemen Agamo Edisi 1990,(Yogyakarta: Tiara Wacana Yogya, 200 I), h. 62

12 Slihendar Ylisuf, Op. Cit. h. 67

Page 28: JURUSAN TARJAMAH FAKULTAS ADAB DAN HUIVlANIORA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/10050/1/...ANALISIS PADANAN PARTIKELc.?" DALAM BAHASA INDONESIA (Studi Kasus Surah

19

B. Penerjemahan al-Qur'an

1. Definisi Penerjemahanal-Qur'an

Kata 4.;:; adalah masdar yang dibentuk dari kata 4:;-~~-~:;

J-i.1 wL...l; .~ = ~I r+jJ~ yang berarti menafsirkan sesuatu pembicaraan

dengan menggunakan bahasa yang lain. 13 Secara harfiah, terjemah berarti

menyalin atau memindahkan suatu pembicaraan dari satu bahasa ke bahasa

lain atau mengalihbahasakan. Teljemahan berarti salinan bahasa atau alih

bahasa dari suatu bahasa ke bahasa lain. 14

Kata teljemah dalam tuturan bahasa Arab meliputi berbagai makna,

bahkan pengertian kata yang satu ini seringkali tergantung pada situasi di

mana kata itu diucapkan. Pengertian-pengertian yang dijangkau oleh

ungkapan kata tmjamah, antara lain: 15

I.) Menyampaikan pembicaraan kepada orang yang belum pernah

menenmanya.

2.) Menjelaskan pembicaraan dengan memakai bahasa pembicaraan itu

sendiri.

3.) Menjelaskan pembicaraan dengan memakai bahasa selain bahasa

pembicaraml itu.

13 Lois Ma'lour, AI-MlIl1jidfl al-Llighah \Va '01- 'A lam, (Beirut: Daar al-Mashriq. 2002), h. 6014 Depdikbud, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1997), h. 104715 Rifa'at Syauqi Nawawi dan M.Ali Hasan, Penganfar lImli T({!s'ir, (Jakarta: Bulan Bintang,

1992), h. 169

Page 29: JURUSAN TARJAMAH FAKULTAS ADAB DAN HUIVlANIORA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/10050/1/...ANALISIS PADANAN PARTIKELc.?" DALAM BAHASA INDONESIA (Studi Kasus Surah

20

4.) Mengalih pembicaraan dari satu bahasa ke bahasa lain. Singkatnya alih

bahasa.

Berdasarkan beberapa arti di atas, pada intinya teljemah mengandung

arti penjelasan. Kata terjemah dapat diperluas untuk setiap ungkapan yang

membutuhkan penjelasan itu.

Jadi, teljemah adalah merull1uskan ll1akna pembicaraan yang

terkandung dalam suatu bahasa dengan pembicaraan lain, melainkan bahasa

yang lain, lengkap semua ll1akna dan ll1aksudnya.

Seharusnya pengungkapan makna yang terkandung dalall1 suatu

bahasa itu diusahakan sesuai dengan makna yang dikehendaki oleh

pell1buatnya. Tidak jarang teljadi, terjell1ahan dilakukan, tetapi pengungkapan

ll1aknanya tidak berhasil, karena tidak jarang pula penerjell1ah sendiri tidak

ll1enguasai materi ll1akna yang disajikan dalam bahasa yang Ia teljemahkan.

Seorang pakar ulall1a al-Qur'an dari Universitas Al-Azhar Mesir,

Muhammad Husayn Al-Dzhahabi ll1ell1berikan definisi tersendiri ll1engenai

penel:jell1ahan al-Qur'an. Pertama, ll1engalihkan atau memindahkan suatu

pembicaraan dari suatu bahasa ke bahasa lain tanpa mcnerangkan makna dari

bahasa asal yang diterjemahkan. Kedua, menafsirkan suatu pembicaraan

dengan menerangkan maksud yang terkandung di dalamnya dengan

menggunakan bahasa lain. 16

16 Muhammad Husayn AI-Dzahabi, AI-Taft!r \Va al-Mufassinl/1, (H: lpn, 1976), Jilid I, h. 23

Page 30: JURUSAN TARJAMAH FAKULTAS ADAB DAN HUIVlANIORA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/10050/1/...ANALISIS PADANAN PARTIKELc.?" DALAM BAHASA INDONESIA (Studi Kasus Surah

21

Menurut Muhammad Ali Asy-Shabuni Terjemah al-Qur'an berarti

memindahkan al-Qur'an pada bahasa lain yang bukan bahasa Arab dan

mencetak terjemahan ke dalam beberapa naskah, agar dapat dibaca orang

yang tidak mengerti bahasa Arab sehingga dapat l11emahami maksud kitab

Allah dengan perantara terjemahan.. 17

Dari berbagai definisi di atas kiranya dapat diambil kesimpulan bahwa

terjemah adalah menyalin atau mengalihbahasakan serangkaian pembicaraan

dari suatu bahasa ke bahasa lain, dengan maksud agar inti pembicaraan bahasa

asal yang diterjemahkan dapat dipahami oleh orang-orang yang tidak l11al11pu

l11emahami langsung bahasa asal yang diterjemahkan.

2. Jenis-Jenis Penerjemahan al-Qur'an

Kata terjemah dapat dipergunakan pada dua ani, 18 yaitu:

a) Teljemah harfiah, adalah teljemah yang dalam pengungkapan makna

se1alu terikat dengan suasana kata perkata yang ada pada bahasa pertama

dan makna-makna yang terungkap hanya berupa makna kosa kata.

Dalam praktiknya, peneljemah harfiah menyoroti kata per kata yang

ada, lalu memahaminya satu per satu, kemudian diberikan l11aknanya dalam

bahasa terjemah sesuatu dengan perimbangan kata, walaupun makna yang

17 Muhammad Ali Asy Shabuni, Pengantar Study AI-QuI' 'an lat-7Ybyan), TeljemahanMuhammad Chudlori Umar dan Muhammad Matsna, (Bandung: Al Ma'arif, 1984), h. 276

18 Rifa'al Syauqi Nawawi dan M. Ali Hasan, 01'. Cit., h. 173-174

Page 31: JURUSAN TARJAMAH FAKULTAS ADAB DAN HUIVlANIORA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/10050/1/...ANALISIS PADANAN PARTIKELc.?" DALAM BAHASA INDONESIA (Studi Kasus Surah

22

dikehendaki ternyata menyimpang dari "pesan" bahasa pertama, mengingat

adanya perbedaan-perbedaan dalanllanggam bahasa.

Muhammad Husayn Al-Dzahabi membagi terjemahan harfiyah 1m

dalam dua bagian, yaitu:

I. Teljemahan harfiyah bi al-milsl, yaitu terjemahan yang dilakukan apa

adanya, terikat dengan susunan dan struktur bahasa asal yang

diterjemahkan. Terjemahan ini sama juga dengan metode Newmark yaitu

pada penerjemahan kata demi kata dan penerjemahan harfiah.

2. Teljemahan harfiyah bighairi al-milsl, pada dasarnya sama dengan

teljemahan tadi, hanya saja sedikit lebih longgar keterikatannya dengan

susunan dan struktur bahasa asal yang akan diterjemahkan. 19 Terjemahan

ini sama dengan metode Newmark yaitu pada pene:Jjemahan setia.

b) Terjemah lafsiriyah, adalah teljemah yang dalam mengungkapkan makna

tidak terikat dengan susunan kata perkata yang ada dalam bahasa pertama,

tetapi yang penting ialah bagaimana mengungkapkan makna-malma yang

dikehendaki dengan sebaik-baiknya. Terjemahan ini sal11a dengan metode

Newmark yaitu pada penerjemahan semantik, idiomatik dan komunikatif.

Oleh karena itu terjemah ini disebut pula "lel:jel11ah ma'nawiyah".

Disebut terjel11ah tafsiriyah, karena dalam penggal11baran atau pengungkapan

19 Muhammad Husayn AI-Dzahabi, Gp. Cil., h. 24

Page 32: JURUSAN TARJAMAH FAKULTAS ADAB DAN HUIVlANIORA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/10050/1/...ANALISIS PADANAN PARTIKELc.?" DALAM BAHASA INDONESIA (Studi Kasus Surah

23

makna-makna yang dikehendaki itu menjadikannya serupa dengan tafsir,

walaupun sebenarnya ia bukan tafsir.

Dalam praktiicnya, penerjemah tafsiriyah berusaha menangkap makna

atau pengeliian yang ditunjuk oleh ungkapan-ungkapan kalimat bahasa

peliama, kemudian pengertian itu fa tuangkan ke dalam bahasa te~jemah,

sesuai maksud penutumya, tanpa memaksakan diri untuk mencari makna kata

perkata yang ada dalam bahasa pertama.

3. Syarat-Syarat Penerjemahan al-Qur'an

Beberapa hal yang harus dipenuhi dalam tetjemah, baik harfiyah

maupun tafsiriyah sebagai berikut: 20

a.) Penerjemah hendaknya memahami benar persoalan-persoalan yang ada

dalam dua bahasa, baik bahasa peliama (yang diteljemah) maupun bahasa

terjemahnya.

b.) Penerjemah benar-benar mengetahui tentang gaya dan pola-pola kalimat

serta ciri-ciri khusus dari kedua bahasa.

c.) Dalam terjemahan terpenuhi atau tercermin semua makna dan maksud

yang dikehendaki oleh bahasa yang pertama dcngan mantap.

d.) Hendaknya wujud atau bentuk terjemah itu benar-benar lepas dari bahasa

pertama, sehingga tak ada lagi kata atau lafazh bahasa pertama yang masih

melekat dalam bahasa terjemah.

20 Rifa'at Syallqi Nawawi dan M. Ali Hasan, 01'. Cit., h. 175

Page 33: JURUSAN TARJAMAH FAKULTAS ADAB DAN HUIVlANIORA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/10050/1/...ANALISIS PADANAN PARTIKELc.?" DALAM BAHASA INDONESIA (Studi Kasus Surah

24

Khusus mengenai terjemah tafsiriyah untuk al-Qur'an, AI-Dzahaby

mengemukakan beberapa syarat sebagai berikue'

a.) Terjemah harus dilakukan menurut persyaratan tafsir, dengan bersandar

kepada hadits-hadits Nabi, Ilmu Bahasa Arab dan prinsip-prinsip syariat

Islam. Maka dalam mengungkapkan makna al-Qur'an penerjemah mesti

berpegang pula pada penjelasan yang diberikan orang Arab yang juga

bersandar pada hal-hal tersebut.

Jika semata-mata mengandalkan pikiran atau berpegang pada

penjelasan yang tidak bersandar pada prinsip-prinsip atau pokok-pokok di

atas, maka teljemahan yang demikian tidak boleh. Demikian pula dalam hal

menafsirkan tidak boleh sekiranya tak bersanclar pada pokok-pokok itu.

b.) Penerjemah tidak berkecendelUngan pada akidah yang justru berlawanan

dengan akidah yang dibawa al-Qur'an. Inipun merupakan syarat bagi

mufasir. Sekiranya pcnerjemah mempunyai kecenderungan akidah sepelii

itu, niscaya hal itu akan mempengaruhi pikirannya. Jika ia seorang

mufasir maim ia akan menafsirkan al-Qur'an setara dengan dorongan

nafsunya, dan sekiranya ia penerjemah, maka ia akan menerjemah

setingkat dengan kecenderungannya itu. Keduanya pasti jauh dari sinar

dan hidayah al-Qur'an.

21 Ibid., h. 175-176

Page 34: JURUSAN TARJAMAH FAKULTAS ADAB DAN HUIVlANIORA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/10050/1/...ANALISIS PADANAN PARTIKELc.?" DALAM BAHASA INDONESIA (Studi Kasus Surah

25

c.) Penerjemah mengetahui benar dengan mendalam tentang dzauq dari kedua

bahasa, baik yang diteljemahkan (al-Qur'an) maupun bahasa terjemahnya,

mengetahui rahasia-rahasianya, mengerti segi persoalan, bentuk, gaya dan

pola serta dalalah keduanya.

d.) Ayat al-Qur'an ditulis terlebih dahulu, lalu ditangkap bagaimana tafsimya,

setelah itu bam dikemukakan terjemah tafsiriyahnya, sehingga tidak ada

dugaan bahwa teljemah itu sebagai teljemah harfiyah al-Qur'an.

Untuk terjemah harfiyah, di samping syarat-syarat di atas disyaratkan

pula dua syarat berikut ini, yaitu:22

a.) Adanya kosakata-kosakata yang sempurna oalam bahasa terjemah

sarna dengan kosakata-kosakata bahasa asli.

b.) Hams adanya persesuaian kedua bahasa mengenai kata ganti dan

kalimat penghubung yang menghubungkan antara satu jumlah dengan

jumlah yang lain untuk menyusun kalimat.

Di antara syarat-syarat menerjemahkan al-Qur'an di atas dapat

disimpulkan bahwa setiap penerjemah yang ingin meneljemahkan al-Qur'an

hams memiliki kemampuan atau skill baik dari segi uslubnya maupun dari

segi makna dan tujuan aslinya.

" Muhammad Ali Ash-Shabuni, 01'. Cit., h. 277

Page 35: JURUSAN TARJAMAH FAKULTAS ADAB DAN HUIVlANIORA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/10050/1/...ANALISIS PADANAN PARTIKELc.?" DALAM BAHASA INDONESIA (Studi Kasus Surah

26

4. Cara Menerjemahkan al-Qur'an

Pada dasarnya penerjemahan al-Qur'an ada dua cara, yaitu secara

harfiyah dan seCal'a ma'nawiyah atau tafsiriyah.

Teljemah harfiyah adalah memindahkan pengertian dari suatu bahasa

ke bahasa lain sambil tetap memelihara susunan dan sekalian makna asli

yang terkandung dalam apa yang diterjemahkan.

Teljemah secara ma'nawiyah atau tafsiriyah aclalah menerangkan atau

menjelaskan makna yang terkandung dalam suatu buku dengan bahasa lain

tanpa memperhatikan susunan dan jalan bahasa aslinya serta tanpa

memperhatikan sekalian makna yang dimaksudnya. 23

Menurut H. Datuk Tombak Alam, cara mene~jemahkan al-Qur'an

harus melalui beberapa tahapan, yaitu:

Tahapan pertama, yaitu menerjemahkan secara harfiyah dan menurut

langgam Sllsunan bahasa Arabnya yang sudah tentu tidak cocok dengan

susunan bahasa Indonesia yang bailc Hal ini dilakukan pada tahap pertama

sllpaya dalam penerjemahan dapat mengenal kedudukan dan hukum kata-

kata itu.

Tahapan kedua, yaitu mulai menerjemahkan dengan susunan bahasa

Indonesia yang baik dengan menambah kata-kata lain yang tidak ada dalam

bahasa Al-qur'an.

13 Universitas Islam Indonesia, Mukaddimah AI-QuI' 'an dan Tajj;irnya, (Yogyakarta: DanaBhakti Wakaf, 1991), h. 50

Page 36: JURUSAN TARJAMAH FAKULTAS ADAB DAN HUIVlANIORA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/10050/1/...ANALISIS PADANAN PARTIKELc.?" DALAM BAHASA INDONESIA (Studi Kasus Surah

27

Tahapan ketiga, yaitu membuang beberapa kata yang ada dalam al-

Qur'an di dalam terjemahan.

Tahapan keempat, yaitu menggeser atau menyusun kalimatnya dalam

terjemahan, agar terjemahan tersebut dapat dimengelii. tahap ini boleh

dipergunakan jika diperlukan. Jika seorang penerjemah ingin teljemahannya

baik, maka tahap ini hams dipenuhi. 24

", Datuk Tombak Alam, Metode Menerjemahkan al-Qur 'an ai-Karim 100 Kali Pandai,(Jakm1a: Rineka Cipta, 1992), h. 19

Page 37: JURUSAN TARJAMAH FAKULTAS ADAB DAN HUIVlANIORA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/10050/1/...ANALISIS PADANAN PARTIKELc.?" DALAM BAHASA INDONESIA (Studi Kasus Surah

EAEUI

WAWASAN PREPOSISI

A. Prcposisi dalam Bahasa Indoncsia

1. Pcngcrtian P,'cposisi

Menurut Harimurti Kridalaksana preposisi adalah kategori yang

terletak di depan kategori lain (terutama nomina) sehingga terbentuk frase

eksosentris direktif.25 Menurut Abdul Chaer preposisi adalah kata a.t.au

gabungan kata yang berfungsi menghubungkan kata atau frase sehingga

terbentuk sebuah frase eksosentris, yakni frase yang lazim menduduki fungsi

keterangan di dalam kalimat.26 Contoh: Kami baru datang dari Medan.

Kelompok kata dari Medan adalah frase eksosentrik yang menduduki

fungsi keterangan di dalam kalimat tersebut. Kata tugas dari yang merupakan

unsur pertama dari frase tersebut adalah sebuah preposisi.

Hampir semua buku tata bahasa Indonesia membicarakan masalah

kata depan. Istilah yang digunakan untuk menyebutnyapun berbeda-beda.

Sutan Takdir Alisyahbana memakai istilah kata sambung, S. Zaenuddin,

Soetan Moehal11l11ad Zain dan Slal11et Muljana I11cnggunakan istilah kata

perangkai, LR. Poedjawijatna dan P.J. Zoetl11ulder, Tardjan Hadidjaja,

25 Harimurti Kridalaksana, Kelas Kala da/am Bahasa Indonesia., (Jakm1a: Gramedia PustakaUtama, 2005), Cet. 4, h. 95

26 Abdul elmer, Penggunaan Preposisi dan Konjungsi Bahasa Indonesia, (Flores: NusaIndah, 1990), h. 23

Page 38: JURUSAN TARJAMAH FAKULTAS ADAB DAN HUIVlANIORA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/10050/1/...ANALISIS PADANAN PARTIKELc.?" DALAM BAHASA INDONESIA (Studi Kasus Surah

29

C.A. Mees dan Gorys Keraf menggunakan istilah kata depan dan Madong

Lubis memakai istilah preposisi.

Menumt Sutan Takdir Alisyahbana dalam bukunya Tatabahasa Baru

Bahasa Indonesia mengartikan preposisi atau kata depan adalah kata-kata

yang menghubungkan kata benda dengan

menentukan sekali sifat perhubungan itU.27

kata-kata yang lain serta

Untuk membahas preposisi, maka kita tidak terlepas dari pertikel.

Partikel atau kata tugas sebenarnya istilah tua yang dipakai untuk menyebut

sekelompok atau segolongan kata yang tidak mengalami infleksi. Partikel

untuk menyebutkan golongan-golongan kata yang tidak dapat berdiri sendiri

sebagai subjek atau predikat. Jadi, preposisi itu termasuk ke dalam golongan

partikel karena tidak bisa berdiri sendiri sebagai subjek, predikat maupun

objek dan juga tidak mengalami perubahan bentuk ketika Ia bersambung

dengan kalimat lain.28

Preposisi masuk ke dalam goIongan partikel, maka Ia tidak

mempunyai makna leksikal tetapi hanya mempunyai makna gramatikal.

Artinya Ia bam dapat dipahami apabila telah dirangkaikan dengan bentuk lain

seperti dengan nomina, verba atau adjektif dalam suatu kalimat. Preposisi

masuk kelas partikel, maka seCaI'a otomatis Ia menduduki fungsi feriferaI

27 Sutan Takdir Alisyahbana, Tatabahasa Earll Bahasa Indones;a, (Jakarta: Dian Rakyat,1986), Cet.32, h. 86

28 GOIys Keraf, Tata Bahasa Rujukan Bahasa Indonesia, (Jakana: Gramedia widia Sarana,1991), h. 105

Page 39: JURUSAN TARJAMAH FAKULTAS ADAB DAN HUIVlANIORA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/10050/1/...ANALISIS PADANAN PARTIKELc.?" DALAM BAHASA INDONESIA (Studi Kasus Surah

30

kalimat. Karena itu preposisi hanya berfungsi menghubungkan fungsi-fungsi

utama sebuah kalimat dan dari sudut.oSemantik hanya mengandung konsep

relasional.29

Wojowasito menyatakan fungsi preposlsl, yaitu menentukan sifat

hubungan dengan kelompok kata yang mendahuluinya, sedangkan preposisi

itu sendiri tidak mempunyai makna leksikal. Contoh, di dalam klausa ia

berada di kamar menentukan sifat relasi dengan kata berada. Wojowasito

dalanl bukunya Pengantar Sintaksis Indonesia, menentukan kata depan

berdasarkan ciri sintaksis, bahwa kata golongan ini memiliki fungsi adverbial

dan biasanya terletak di lIluka kata benda.30

Alwi menyatakan bahwa preposisi yang di:,ebut kata depan jika

ditinjau dari pelaku selllantisnya menandai berbagai hubungan makna antara

konstituen di depan preposisi tersebut dengan konstituen di belakangnya. Jika

ditinjau dari perilaku sintaksisnya preposisi berada di depan nomina, adjektiva

atau adverbia sehingga terbentuk frasa preposisional. Jika ditinjau dari segi

bentuknya, preposisi ada dua macam, yaitu preposisi tunggal dan preposisi

majellluk. Alwi lIlenyatakan bahwa preposisi yang masuk ke dalam kelompok

penanda hubungan waktu adalah preposisi pada, hingga, sampai, sejak,

. k d . I 31semenJa, an menJe ang.

29 Ibid.30 Toshio Suenobu, "Frasa Preposisional Temporal Bahasa Indonesia", Tesis, Depok: FIB

Fakullas Sastra, 200 I, h. 13JI Ibid.

Page 40: JURUSAN TARJAMAH FAKULTAS ADAB DAN HUIVlANIORA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/10050/1/...ANALISIS PADANAN PARTIKELc.?" DALAM BAHASA INDONESIA (Studi Kasus Surah

31

2. Bentuk-Bentuk Preposisi dalam Bahasa Indonesia

Harimurti Kridalaksana membagi preposisi menjadi 3 jenis, yaitu:32

1). Preposisi dasar, yang sebagai preposisi tidak dapat mengalami proses

morfologis. Contoh: di, ke, dan dari.

2). Preposisi turunan, yang terbagi lagi atas:

a) Gabungan preposisi dan preposisi. Contoh:

- daripada

- kepada

- oleh karena, oleh sebab

- sampai dengan/ke

- selain dari

menandai hubunglill perbandingan

menandai hubungan arah ke suatu

tempat

menandai hubungan penyebaban

menandai hubungan batas waktu

menandai hubungan perkecualian

b) Gabungan preposisi dan non-preposisi. Contoh:

di atas - ke dekat - dari balik

di bawah - ke depan - dari san1ping

di muka - ke dalam - dari luar

di belakang - ke luar - dari tengah

di tengah - ke tengah

3). Preposisi yang berasal dari kategori lain, misalnya pada, tanpa, dan

sebagainya.

J2 l-Iarimurti Kridalaksana, Op. Cit, h. 95

Page 41: JURUSAN TARJAMAH FAKULTAS ADAB DAN HUIVlANIORA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/10050/1/...ANALISIS PADANAN PARTIKELc.?" DALAM BAHASA INDONESIA (Studi Kasus Surah

32

Jika ditinjau dari segi bentuknya, preposisi terbagi menjadi dua,

yaitu:33

I) Preposisi Monomorfemis

Preposisi monomorfemis adalah preposisi yang terdiri hanya atas satu

morfem dan karena itu tidak dapat diperkecil lagi bentuknya. Berikut

adalah preposisi dalam bahasa Indonesia beserta beberapa fungsinya.

Bagi, untuk, buat, guna = menandai hubungan peruntukan

dari

dengan

di

karena, sebab

ke

oleh

pada

tentang

= menandai hubungan asal, arah dari

suatu tempat atau milik

= menandai hubungan kesertaan atau cara

menandai hubungan tempat berada

menandai hubungan sebab

menandai hubungan arah menuju suatu

tempat

menandai hubungan pelaku atau yang

dianggap pelaku

menandai hubungan tempat atau waktu

= menandai hubungan ihwal peristiwa

sejak = menandai hubungan waktu dari saat yang

satu ke saat yang lain.

33 Hasan Alwi, et. ai, Tala Bahasa Baku Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka danYogyaka,1a: Gadjah Mada University Press, 1988), Cet. I, h. 230-231

Page 42: JURUSAN TARJAMAH FAKULTAS ADAB DAN HUIVlANIORA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/10050/1/...ANALISIS PADANAN PARTIKELc.?" DALAM BAHASA INDONESIA (Studi Kasus Surah

33

2). Preposisi Polimorfemis

Preposisi polimorfemis terdiri atas dua macam:

a.) Yang dibentuk dengan memakai afiks, contohnya selama dan

bagaikan.

b.) Yang dibentuk dengan menggabungkan dua kata atau lebih, contohnya

selain dari dan sampai dengan/ke.

Moeliono mengelompokkan preposisi sebagaic bagian dari partikel.

Menurut dia preposisi dibagi menjadi tiga, yaitu preposisi direktif (di, ke,

dari), preposisi agentif (oleh) dan preposisi penunjuk orang (para, si, hang,

sang dan dang).34

B. Preposisi dalam Bahasa Arab

Preposisi (kata depan) dalam bahasa Arab disebut juga dengan hmfu

jarr.35 Hmfu jarr disebut juga dengan preposisi karena dapat berfungsi sebagai

kata depan atau kata sambung di samping fungsi-fungsi lainnya, dan tentu saja hal

ini dilihat dari segi makna.

Musthafa AI-Ghulayayn di samping menggunakan istilah harfal·jan· dan

halfal-khafdi, juga menggunakan istilah harf al-idhGfah, karena pmtikel-partikel

ini menghubungkan makna fi 'il atau verba yang mendahuluinya dengan makna

)., Ibid.

35 Muhammad Ali al-Khulli, Mll 'jam lim al-Llighah al-Nazari, (Beirut: Librarie du Liban,1982), h. 224

Page 43: JURUSAN TARJAMAH FAKULTAS ADAB DAN HUIVlANIORA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/10050/1/...ANALISIS PADANAN PARTIKELc.?" DALAM BAHASA INDONESIA (Studi Kasus Surah

34

isim atau nomina yang mengikutinya.36 Kehadiran preposisi memang dibutuhkan

karena verba tersebut tidak bisa langsung diikuti oleh nomina objek atau maf'ul

bih, sehingga untuk menghubungkan verba tersebut dengan nomina objek

setelahnya disisipi harfal-jarr.

Abdullah Abbas Nadwi berpendapat bahwa harf al-jarr dalam bahasa

Arab sarna dengan partikel kata depan dalarn bahasa Indonesia kata yang

mengikuti kata depan mengalami kasus genetif. Oleh karena itu humf akhirnya

berharakat kasrah.37

Abdullah Abbas Nadwi membagi kata depan menjadi 2, yaitu:38

I). Kata depan yang tidak dapat dipisahkan, terdiri atas satu huruf yang selalu

terikat dengan kata berikutnya. Contoh:

(a) ;:.41\ ( di, oleh, dengan, dsb) Kata kerja yang menyatakan arti mulai,

,\\ 'melekat, meraih disusun dengan ~,contohnya: 'W f':.('Dengan nama Allah ').

''Dan lelah kami berikan kepadanya beberapa gudung harIa, yang kunci­kuncinya saja lerlalu beral dibawa aleft sejumlah orang-orang yang kual".(AI-QhasashI28: 76)

(b) ;:. \.:i.l\ (demi), hanya digunakan dalam sumpah dengan nama Allah Yang

MaIm Kuasa.

36 Musthafa AI-Ghulayaini, Jami J el-Duri/s al- 'Arabiyyah, (Beirut: Al-Maktabahe1-' Asyariyah, 1997), h. 241

37 Abdullah Abbas Nadwi, Be/ajar Mudah Bahasa A/-Qur 'an, (Bandung: Mizan, 1992),Cet. 3, h. 171

38 Ibid.

Page 44: JURUSAN TARJAMAH FAKULTAS ADAB DAN HUIVlANIORA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/10050/1/...ANALISIS PADANAN PARTIKELc.?" DALAM BAHASA INDONESIA (Studi Kasus Surah

35

Contohnya:

'Dan demi Allah! Aku sesungguhnya akan melakukan tipu daya terhadap

berhala-berhalamu '. (AI-Anbiya/21: 57)

(c») 1)1 (demi), untuk suatu sumpah.

Contohnya:•

<J}1.Jlj ,.O\j

'Demi langit dan yang datang pada malam hari '. (At-Thariq/86: 1)

(d) j (untuk, karena), kata depan yang menyatakan datif dan berarti milik.

Contohnya:

'Milik Allah apa pun yang di langit dan di bumi'

(AI-Baqarah/2: 284)

(e) 0 \501 (seperti)__ .' 0.... __ ;;; ,,-

Contolmya: J3 ~1.5' ? j.J\ ~j

'Dan laki-laki tidak seperti perempuan '. (AI-Imran/3: 36)

2) Kata depan yang terpisah

(b) Jlmempunyai 3 arti, yaitu:

* Jl (sampai)

Contohnya:

Page 45: JURUSAN TARJAMAH FAKULTAS ADAB DAN HUIVlANIORA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/10050/1/...ANALISIS PADANAN PARTIKELc.?" DALAM BAHASA INDONESIA (Studi Kasus Surah

36

'Kemudian sempurnakanlah puasa itu sampai malam tiba '.

(AI-Baqarah/2: 187)

*' Jl (ke).

Contolmya:

Clf I)

(\ :\V/<lr'1I)~':l\

'Maha suei Allah yang telah menjalankan hamba·Nya pada malam hari

dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsha'.( Al-IsralI7: I)

* Dengan akhiran ~~ (kepadanya), :}~ (kepadaku)

~ '" (l '"

Contohnya: ~JJ\ ~\~ 4l/ '" '" ,,-

'Kepada-Nya lah naikperkataan yang baik '(Fatir/35: 10)

'Kemudian kepada-ku lah kamu kembali'. (AI-Imran/3: 55)

(b) <.S"" (hingga)

Contohnya:

'Hingga apabila Rasul-Rasul hilang harapan (putus asa) '.

(Yusufll2: 110)

(c) ~ (di atas, atas, kepada)

Contohnya:

Page 46: JURUSAN TARJAMAH FAKULTAS ADAB DAN HUIVlANIORA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/10050/1/...ANALISIS PADANAN PARTIKELc.?" DALAM BAHASA INDONESIA (Studi Kasus Surah

37

'Sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu'. (AI-Baqarah/2:

109)

(d) ,y- (dari, tentang, dengan)

Contolmya:

'Dan mereka bertanya kepadamu tentang ruh '.(AI-Isra/17: 85)

(e) J (di dalam, pada) dengan akhiran <Y (di dalamnya)

Contolmya:

'Sesungguhnya dalam diri Rasulullah itu terdapat suri teladan yang

baik' (AI- Ahzab/33: 21)

(1) if (dari), sering dipertukarkan dengan ,y- dan digunakan dengan akhiran,

seperti ~ (darinya laki-Iaki / darinya (benda)), ls-" (dariku), L;,., (dari

kami).

Contolmya:

'Dia mengeluarkan mereka dari kegelapan ke cahaya'.

(AI-Baqarah/2: 257)

(g) b ,.l.. (sejak), kata depan ini tidak digunakan dengan akhiran, kadang­

kadang diikuti oleh kata benda.

Contohnya:

'Aku tidak melihatmu sejak hari jum 'at'. 39

39 Ibid., h. 179

Page 47: JURUSAN TARJAMAH FAKULTAS ADAB DAN HUIVlANIORA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/10050/1/...ANALISIS PADANAN PARTIKELc.?" DALAM BAHASA INDONESIA (Studi Kasus Surah

38

Ada sejumlah kata benda yang digunakan sebagai kata depan, meskipun

tidak disetujui oleh ahli tatabahasa bahasa Arab. Beberapa pengamng Barat

menggolongkannya ke dalam kata depan sejati, namun demikian partikel-partikel

ini berguna dalam mempelajari Al_qur'an.4o

Contoh:

'Sesungguhnya para Rasul tidak takut di hadapall-ku '. (An-NamI/27: 10)

(b) C' (bersama)

'"' / '"' f;J

(\0"1 :'\/0,;..)1) J;:L.aJ\ c: .iJ!\ 0)

'Sesungguhnya Allah bersama Orang-orang sabar', (AI-Baqarahl2: 153)

(c )~ (di sisi, di, pada)/0 Q/ _Il: /;'"

(\ '\ \ : '\/0';")1) 6.J-\/~..:J\ ~ ~~li 'lJ

'Danjanganlah kamu memerangi mereka di Masjidil Haram '.(AI-Baqarahl2: 191)

Wright menjelaskan bahwa pada awalnya preposisi bahasa Arab

merupakan penanda relasi tempat, kemudian terjadi pergeseran,41 yakni

pergeseran menjadi relasi waktu dan menjadi bermacam-macal11 relasi ideal yang

disusun dalal11 relasi lokal yang dil11ilikinya. Selanjutnya relasi ideal tersebut

40 tbid" 11, 179-18041 W.Wright, A Grammar a/the Arabic Language, (London: Cambridge University Press,

1951),11,129

Page 48: JURUSAN TARJAMAH FAKULTAS ADAB DAN HUIVlANIORA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/10050/1/...ANALISIS PADANAN PARTIKELc.?" DALAM BAHASA INDONESIA (Studi Kasus Surah

39

dibagi lagi menjadi bentuk sederhana dan bentuk gabungan. Preposisi bentuk

sederhana dibagi menjaditiga kelas, yaitu:

(1) Preposisi yang berfungsi sebagai penanda gerakan clari atau menjauh dari

suatu tempat, yaitu Iminl 'keluar dari' atau 'dari' dan I 'ani 'menjauh dari'.

(2) Preposisi yang berfungsi sebagai penanda gerakan menuju suatu tempat,

yaitu: <.11 'ke', L$>" 'sampai', dan .I 'ke'./

(3) Preposisi yang berfungsi sebagai penanda letak atau t'empat berada, yaitu: J

'di', atau 'di dalam', ~ 'pada', 'di', 'oleh' atau 'dengan', c: 'elengan' atau

'bersama', is..I..i 'paela', 'milik', atau 'elengan', dan J.>' ' eli atas'.

I. Telaah Pal'tikel~ dalam Bahasa Arab

Partikel~ memiliki tiga fungsi, yaitu elapat berfungsi sebagai harfu

jarr, harjil nashab dan hatfu 'athaj42

Partikel~ tielak dapat menj'ar-kan kecuali lafazh yang menunjukkan

makna akhir tujuan atau yang muttashil elengan akhir tujuan 43 Seperti paela

ayat eli bawah ini:

" Malam itu penuh kesejahteraan sampai terbitfajar. "(QS. AI-Qadr/97: 5)

42 Muhammad Ali Sultan, al-Adawat an-Nahwiyah, (Suria: Daar al-Shamaai, 2000), eeL 1,h.42

43 Bahaud Din Abdullah Ibnu 'Aqil, Alfiyyah Syarah 1bl11/ 'Aqil, Terjemahan Bahrun AbuBakar (Bandung: Sinal' Baru Algensindo, 2000), Cet. 3, h. 477

Page 49: JURUSAN TARJAMAH FAKULTAS ADAB DAN HUIVlANIORA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/10050/1/...ANALISIS PADANAN PARTIKELc.?" DALAM BAHASA INDONESIA (Studi Kasus Surah

40

Kadang-kadang inti maksud yang terletak setelah~ itu juga masuk

dalam pengertian yang dimaksudkan oleh lajazh sebelumnya. Contoh:

"Aku lelah memberikan haria melalui umatku hingga uang dirham terakhiryang saya miliki" 44

Dan kadang-kadang belum atau tidak masuk ke dalam pengertian yang

dimaksudkan oleh lafazh sebelumnya. Seperti dalam c:ontoh surah al-Baqarah

ayat 187 di bawah ini.

" Makan dan minumlah kamu sehingga jelas bagimu benang putih daribenang hitam, yaitu jajar. " (QS. AI-Baqarahl2: 187)

Dalam ayat tersebut dimaksudkan bahwa oratlg yang berpuasa tidak

boleh makan dan minum bila fajar telah tampak terbit. Jadi lajazh yang

terletak setelah~ tidak masuk dalam pengertian lajazh yang sebelumnya.

Sebagian ulama tata bahasa mengira bahwa lafazh yang terletak

setelah~ tentu telah masuk ke dalam pengertian lajazh yang sebelumnya

dalam segala keadaan. Sebagian yang lain berpendapat bahwa lajazh itu tidak

masuk kepada pengertian sebelumnya bagaimanapun kondisinya.

Namun yang benar adalah bisa masuk ke dalam pengertian

sebelumnya. Contoh:

4·' Musthafa al-Ghulayayn, Op. Cit, h. 175

Page 50: JURUSAN TARJAMAH FAKULTAS ADAB DAN HUIVlANIORA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/10050/1/...ANALISIS PADANAN PARTIKELc.?" DALAM BAHASA INDONESIA (Studi Kasus Surah

4!

~f~?~\~~f~

'Aku hrakan ikan ini Izingga kepalanya'

;,a;jl ?~4J\ Ix" ~:r-~

'Aku berjalan di siang ini Izingga waktu ashar,45

Partike! ~ ketika berfungsi sebagai hwfu 'athaf sedikit

pemakaiannya. Syarat untuk mengathafkan dengannya hendaknya ma'thuJ

berupa isim zhahir, laJazh yang diathafkan merupakan bagian dari laJazh

sebelumnya, hendaknya ma'thuJ lebih mulia daripada ma'thuJ 'alaih dan

hendaknya ma 'thuJberupa muji-od bukanjumlah. Contoh:

'Manusia pasti mati balzkan para nabi'

'Para jamaah haji itu telah datang balzkan jamaah haji yang berjalan kaki

punjuga datang' 46

Namun demikian, ada hal-hal yang merupakan ketentuan khusus yang

berlaku dalam tata bahasa Arab sehubungan dengan 'athqf, yakni dua kata

yang diathafkan atau disambung satu sama lain keadaan bunyinya hams

sejajar atau serasi. Artinya raja dengan rafa, nashab dengan nashab, majrur

dengan majrur dan seterusnya. Kata yang bisa diathafkan itu bukan sekedar

45 Ibid. h. 17646 Ibid. h. 245

Page 51: JURUSAN TARJAMAH FAKULTAS ADAB DAN HUIVlANIORA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/10050/1/...ANALISIS PADANAN PARTIKELc.?" DALAM BAHASA INDONESIA (Studi Kasus Surah

h.251

42

isim den~an isim, melainkan juga fi'il dengan fi'il, asal jangan dicanlpur

misalnya isim diathafkan dengan fi 'il atau sebaliknya fl 'il disambung dengan

isim.47

Partikel~ ketika berfungsi sebagai harfu nashab, yaitu huruf yang

menashabkanfi'il mudhari' dengan 01yang disimpan (0">4 ,;" 4),

dengan syaratfi'il mudhari' tersebut menunjukkan zaman is/iqbal (masa yang

akan datang). Maksudnya istiqbal jika dikaitkan dengan waktu yang

diucapkmillya atau jika dikaitkan dengan lafal sebelumnya.

Kemudian apabila fi'il tersebut menunjukkan istiqbal, maka fi'il

mudhari' tersebut wajib dibaca manshub, karena fi'il tersebut berarti

menunjukkan istiqbal yang hakiki. Contoh:

'Puasalah hingga ma/ahari /erbenam ,.48

Jadi terbenamnya matahari di sini adalah bam akan terjadi setelah

diucapkan (~) dan setelah berpuasa (r~\) .Apabila istiqbal itu hanya

dikaitkan dengan waktu bicara saja, makafi 'il mudhan 'tersebut boleh dibaca

manshub dan marfu'. Contoh:J. J.... 0 J. 0

(\It: ,/o.AJI) ... J~}\ J~? \)J)j)<

'... Ser/a digoncangkan (dengan bermacam-macam cobaan) sehinggaberka/alah Rasul ... ' (AI-Baqarah/2: 214)

·17 Imam Bawani, Tata Bahasa Bahasa Arab Tingkat Permulaan, (Surabaya: AI-Ikhlas, 1987),

48 Musthafa AI-Ghulayaini, Gp. Cit., h. 181

Page 52: JURUSAN TARJAMAH FAKULTAS ADAB DAN HUIVlANIORA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/10050/1/...ANALISIS PADANAN PARTIKELc.?" DALAM BAHASA INDONESIA (Studi Kasus Surah

43

Lafal Jy4 dalam ayat tersebut di atas dapat dibaca manshub dengan

0\ yang disimpan (o~) jika dipandang bahwa pekeljaan di sini baru akan

datang setelah ucapan Rasul, dan boleh dibaca marfu' lanpa menyimpan huruf

,nashab 01 karena fi'il mudhari' tersebut tidak menunjukkan arti istiqbal,

sebab ucapan Rasul sudah terjadijauh sebelum meriwayatkan ucapannya.49

2.) Makna Partikel~

Makna partikel ~ pada dasarnya yaitu intihd'al-ghayyah (akhir

tujuan). Menurut Musthafa Al-Ghulayayn telah dijelaskan bahwa ketika~

berfungsi sebagai harfu jarr, maka partikel~ mempunyai makna kesudahan

(r ~':II) seperti u-l! ,50 dan padanan dalam bahasa Indonesia menggunak811 kata

'sampai' atau 'hingga'.

Para ahli tatabahasa lebih banyak mengartikan ~ sesuai dengan

maksud kalimat itu sendiri ketika berfungsi sebagai hwju 'athaf Berikut

makna ~ yang dapat diartikan dengan kata bahkan atau termasuk, seperti

dalam contoh di bawah ini:

'Parajamaah haji itu telah datang baltkan jamaah haji yang beljalan

kaki pun juga datang'

49 Ibid.50 Ibid., h. 175

Page 53: JURUSAN TARJAMAH FAKULTAS ADAB DAN HUIVlANIORA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/10050/1/...ANALISIS PADANAN PARTIKELc.?" DALAM BAHASA INDONESIA (Studi Kasus Surah

44

'Setiap binatang buas haram, termasuk gajah' .51

Ketika preposisi <fi.>. termasuk dalam bagian hart yang menashabkan

fi'il, maka wi (.~) yang berada setelah <fi.>. harus dihilangkan. Makna <fi.>.

pada contoh di bawah ini termasuk dalam harfu jarr yang bermakna ~J (ke)

atau yang bermakna (supaya) J.ik:ill ,52 contohnya:

'Mereka menjawab: Kami akan tetap menyembah patung anak lembu ini,

hingga Musa kembali kepada kami '. (QS. Thaha/20: 91)

* c.S"" yang bermakna ta'lil

'Takutlah kepada Allah supaya mencapai ridha-Nya '. 53

C. Klasifikasi Kata Tugas

Seperti telah kita ketahui dalam buku tatabahasa Bahasa Indonesia bahwa

dalam bahasa Indonesia memiliki empat keIas kata, yakni: verba, nomina,

adjektiva, dan adverbia. Oi samping keempat kelas itu, masih ada kelas kata lain

51 Abu Bakar Muhammad, Tala Bahasa Bahasa Arab, (Slirabaya: AI-Ikhlas, 1982), h. 271" Musthafa Al-Ghlilayayn, Gp. Cit, h. 18053 Ibid.

Page 54: JURUSAN TARJAMAH FAKULTAS ADAB DAN HUIVlANIORA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/10050/1/...ANALISIS PADANAN PARTIKELc.?" DALAM BAHASA INDONESIA (Studi Kasus Surah

45

yang mempunyai ciri khusus. Jenis khusus itu dinamakan kata tugas. Kata seperti:

dan, ke, karena, dan dari, termasuk dalam kelas kata tugas54

Berbeda dengan kata dalam keempat kelas yang di atas, kata tugas hanya

mempunyai arti gramatikal, tetapi tidak memiliki arti leksikal. Hal ini berarti bahwa

arti suatu kata tugas ditentukan bukan oleh kata itu secara lepas, tetapi oleh kaitannya

dengan kata lain dalam frasa atau kalimat. Kata tugas seperti dan atau ke barn akan

mempunyai arti apabila dirangkai dengan kata lain untuk menjadi,

misalnya, ayah dan ibu, ke pasar. 55

Ciri lain dari kata tugas adalah hampir sel11ua kata tugas tidak dapat

mengalal11i pembahan bentuk. Jika dari verba datang kita dapat mengubahnya

l11enjadi mendatangi, mendatangkan, kedatangan, dari kata tugas seperti dan dan dari

kita tidak dapat menurunkan kata lain. Beberapa perkecualian adalah untuk beberapa

kata tugas seperti sebab, sampai, dan oleh yang dapat berubah menjadi kata lain:

menyebabkan, menyampaikan, memperoleh.56

Dengan ciri-ciri di atas dapatlah disimpulkan bahwa. kata tugas adalah kata

atau gabungan kata yang tugasnya semata-l11ata l11el11ungkinkan kata lain berperanan

dalal11 kalil11at57

Berdasarkan peranannya dalam frasa atau kalimat, kata tugas dibagi l11enjadi

lima kelompok, yaitu: preposisi, konjungsi, inteljeksi, artikel dan

54 Hasan Alwi, et aI., Op. Cit, h. 22955 Ibid.56 Ibid.57 Ibid., h. 230

Page 55: JURUSAN TARJAMAH FAKULTAS ADAB DAN HUIVlANIORA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/10050/1/...ANALISIS PADANAN PARTIKELc.?" DALAM BAHASA INDONESIA (Studi Kasus Surah

46

partikel. Narnun dalarn penelitian ini penulis hanya rnenjelaskan preposisi dan

konjungsi saja, karena dalarn pernakai bahasa sepanjang yang penulis ketahui

terkadang rnasih sulit rnernbedakan antara preposisi dengan kor\iungsi.

1. Konjungsi

Menurut Harirnurti Kridalaksana, Konjungsi adalah kategori yang

berfungsi untuk rneluaskan satuan yang lain dalarn konstruksi hipotaktis, dan

selalu rnenghubungkan dua satuan lain atau lebih dalarn konstruksi.58

Sedangkan rnenurut Anton M. Moeliono konjungsi atau kata sambung adalah

kata tugas yang rnenghubungkan dua klausa atau \ebih. Kata seperti dan,

kalau, dan a/au adalah kata konjungsi. 59

Contoh:

(I) Dewi sedang mernbaca dan adiknya sedang bennain catur.

(2) Saya mau pergi kalau pekerjaan rumah saya selesai.

Dari contoh di atas tarnpak bahwa yang dihubungkan oleh konjungsi

adalah klausa. Meskipun demikian kita ketahui pula ada konjungsi yang juga

dapat menghubungkan dua kata atau frasa. Konjungsi seperti dan ser/a a/au

dapat pula mernbentuk frasa seperti Andi dan An/a, Hidup a/au mati. Jika kita

kernbali kepada preposisi ada pula yang dapat bertindak sebagai konjungsi.

58 Har;murti Kridalaksana, Op. Cit., h. 10259 Hasan Alwi, et aI., Op. Cit., h. 235

Page 56: JURUSAN TARJAMAH FAKULTAS ADAB DAN HUIVlANIORA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/10050/1/...ANALISIS PADANAN PARTIKELc.?" DALAM BAHASA INDONESIA (Studi Kasus Surah

47

Preposisi sepelii sebab, karena, dan sejak dapat menghubungkan kata maupun

klausa.

Contoh:

(3) Dia tidak kuliah karena hujan deras.

(4) Dia sudah dapat membaca sejak dia berumur lima tahun.

Dari uraian di atas jelaslah bahwa ada kata yang mempunyai

keanggotaan ganda, yakni sebagai preposisi maupun :;ebagai konjungsi. Jika

kata itu dipakai sebagai pembentuk frasa, malca statusnya adalah preposisi.

Jika yang dihubungkan adalah klausa, maka statusnya berubah menjadi

konjungsi.

2. Pcrbedaan Konjungsi dengan Prcposisi

Konjungsi dan preposisi termasuk pada golongan kata non-referensial.

Referen bentuk kata itu ditentukan oleh hubungan antarsatuan lingual yang

menjadi unsur-unsurnya. Moeliono memasukkan konjungsi dan preposisi ke

dalam golongan partikel atau kata tugas. Sedangkan menurut Harimurti

Kridalaksana segolongan kata itu hanya mempunyai makna gramatikal, tidak

memiliki makna leksikal 60

Alisyahbana memasukkan preposisi sebagai bagian dari kata sambung

atau konjungsi. Meskipun begitu, dia tetap membedakan preposisi dengan

(,0 Sri Nardiati, er. ai, Konjllngsi Slibordinati[ dolam Bahasa Indonesia, (Jakarta: PusatPembinaan dan Pengcmbangan Bahasa, 1996), CeL2, h. 11

Page 57: JURUSAN TARJAMAH FAKULTAS ADAB DAN HUIVlANIORA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/10050/1/...ANALISIS PADANAN PARTIKELc.?" DALAM BAHASA INDONESIA (Studi Kasus Surah

48

konjungsi. Menurutnya, preposisi menyatakan hubungan kata benda dengan

kata-kata lain dalam kalimat, sedangkan konjungsi menghubungkan kata

maupun kalimat dengan kata lain atau kalimat lain. la juga menegaskan

bahwa preposisi menghubungkan kata yang senantiasa merupakan keterangan

dan preposisi itu dapat ll1enjadi bagian dari keterangan subjek, keterangan

objek dan keterangan predikat.61

Menurut Ramlan, ada perbedaan antara preposisi dan konjungsi.

Preposisi tidak berfungsi sebagai penanda hubungan antarkalimat sederhana

dalam kalimat luas, tetapi hanya sebagai penanda rela~;i antara kata atau frasa

tertentu dengan kata atau frasa lain dalam kalill1at, atau dalall1 frasa yang lebih

luas dari sebuah frasa preposisional. Konjungsi selain ll1enandai hubungan

antara kata dengan kata atau antara kata dengan frasa atau antara frasa dengan

frasa, konjungsi juga dapat menjadi penghubung antar- kalimat sederhana

dalam kalimat luas.62

Di samping kalimat sederhana, terdapat kalilllat luas. Kalilllat

sederhana adalah kalilllat yang terdiri dari satu objek dan satu predikat, baik

disertai objek, pelengkap atau keterangan, sedangkan kalilllat luas terdiri dari

dua klausa atau lebih, yang dihubungkan dengan kata-kata telientu sebagai

penghubungnya. Kata-kata tertentu yang berfungsi sebagai penghubung

61 Toshio Suenobu, "Frasa Preposisional Temporal Bahasa Indonesia", Tes,,', Depok: FIBFakulias Saslra, 2001, h. 12

62 Ibid.

Page 58: JURUSAN TARJAMAH FAKULTAS ADAB DAN HUIVlANIORA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/10050/1/...ANALISIS PADANAN PARTIKELc.?" DALAM BAHASA INDONESIA (Studi Kasus Surah

49

klausa dalam kalimat luas inilah yang disebut sebagai kata penghubung atau

konjungsi.63

Jadi perbedaan antara preposisi atau kata depan dengan konjungsi atau

kata penghubung ialah bahwa kata depan berfungsi sebagai penanda dalam

frase eksosentrik, sedangkan kata penghubung berfungsi sebagai penghubung

klausa dalam kalimat luas.64

Contoh: Kata bagi dan di dalam kalimat

(I) Dewan keamanan PBB berhasil menyetujui resolusi bagi gencatan senjata

diLondon.

Pada contoh kalimat di atas merupakan kata depan, karena kedua kata

itu merupakan penanda dalam frase eksosentrik. Sedangkan kata dan dan lalu

dalam kalimat

(2) Ditanamnya tanaman itu, dan dalam waktu yang singkat bunga emas

sudah berkembang biak.

(3) Supir menoleh ke belakang, lalu mencoba memutar mobilnya.

Merupakan kata penghubung, karena berfungsi l11enghubungkan

klausa dalam kalil11at luas. Kata dan menghubungkan klausa Ditanamnya

tanal11an itu dengan klausa Dalam waktu yang singkat bunga emas sudah

berkel11bang biak, dan kata lalu l11enghubungkan klausa Supir l11enoleh ke

belakang dengan klausa (Supir) l11encoba l11emutar mobilnya.

6J Gorys Keraf, 01'. Cil., h. 2564 Ibid.

Page 59: JURUSAN TARJAMAH FAKULTAS ADAB DAN HUIVlANIORA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/10050/1/...ANALISIS PADANAN PARTIKELc.?" DALAM BAHASA INDONESIA (Studi Kasus Surah

50

Dari uralan di atas, penulis dapat menyimpulkan bahwa cara kita

membedakan antara penggunaan preposisidengan konjungsi yaitu dilihat dari

kalimat itu sendiri, mana yang terdapat frase atau klausa. Jika kalimat itu

mengandung frase, maka dinamakan preposisi clan jika kalimat itu

menganclung klausa maka dinamakan konjungsi.

Page 60: JURUSAN TARJAMAH FAKULTAS ADAB DAN HUIVlANIORA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/10050/1/...ANALISIS PADANAN PARTIKELc.?" DALAM BAHASA INDONESIA (Studi Kasus Surah

BABlV

ANALISlS PARTIKEL ~'DALAMSURAH AL-BAQARAH

Pada bab ini akan dibahas struktur kalimat yang di dalamnya terdapat

partikel <.i=. Sumber data tersebut diambil dari al-Qur'an surah al-Baqarah

terbitan Departemen Agama Rl. Penulis berusaha untuk menjelaskan partikel

<.i= ini berdasarkan fungsi dan maknanya. Data yang penul is temukan terdapat 14

partikel <.i=. Partikel <.i= ini akan dibagi berdasarkan fungsinya.

A. <.i= Berfungsi sebagai Hmju Jarr

Seperti yang telah penulis kemukakan pada BAB I bahwa partikel <.i=

dapat berfungsi sebagai harfu jarr. Di dalam surah al-Baqarah tidak terdapat

partikel <.i= yang berfungsi sebagai harfu jarr, karena partikel <.i= dapat berfungsi

sebagai hmfu jarr apabila di akhir kalimat. Seperti yang terdapat dalam surah al-

Qadr/97: 5

'" C"-O __ ".

(0 :W / )..lAJI) ~\~ J-:'" ~ (yG

"Malam itu (penuh) kesejahteraan sampai terbitfajar". (QS. AI-Qadr/97: 5)

Partikel <.i= pada ayat di atas berfungsi sebagai har{it jarr dengan padanan

makna dalam bahasa Indonesia menggunakan kata 'sampai', karena partikel <.i=

yang berfungsi sebagai har{it jarr mempunyai makna kesudahan (~~':II) seperti

ul! yang menyatakan waktu .

Page 61: JURUSAN TARJAMAH FAKULTAS ADAB DAN HUIVlANIORA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/10050/1/...ANALISIS PADANAN PARTIKELc.?" DALAM BAHASA INDONESIA (Studi Kasus Surah

52

B.~ Berfungsi sebagai Haifu Nashab

Ketika ~ berfungsh'sebagai harfu yang menashabkan fi'il mudhari'

dengan 6i yang disimpan (.~), dengan syarat fi'il mudhari' tersebut

menunjukkan zaman istiqbal (masa yang akan datang), Di dalam surah al-

Baqarah partikel ~ yang berfungsi sebagai harfu nashab terdiri dari 13 ayat.

Berikut ayat-ayatnya:

"Dan (ingatlah), ketilw kamu berkata: "Hai Musa, kami tidak akan berimankepadamu sebelum kami melihat Allah dengan terang, karena itu kamu disambarhalilintar, sedang kau menyaksikannya",(QS, AI-Baqarah/2: 55)

Pada ayat 55 dalam surah AI-Baqarah di atas, partikel ~ tersebut

termasuk yang berfungsi sebagai menashabkan fi'il mudhari yaitu pada lafazh

<sJ fi'il mudhari manshub bi fathah muqaddarah, Padanan makna dalam bahasa

Indonesia pada ayat di atas mengandung partikel ~ yang diartikan dengan kata

"sebelum", hal ini berarti partikel tersebut menandai hubungan waktu, Karena

kelompok Bani Israil tidak mau beriman sebelum mereka rnelihat Allah,

"J., ~ /. '" J..-

(\ .~: '( / .';)1) o;~ .(\)\ d~ Ji;" \~\J \~~ .../

"", Maka maajkanlah dan biarkanlah mereka, sampai Allah mendatangkanperintah-Nya ",(QS, Al-Baqarah/2: 109)

Page 62: JURUSAN TARJAMAH FAKULTAS ADAB DAN HUIVlANIORA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/10050/1/...ANALISIS PADANAN PARTIKELc.?" DALAM BAHASA INDONESIA (Studi Kasus Surah

53

Pada ayat 109 partike1 ~ di atas berfungsi sebagai menashabkan ji 'il

mudhari' yaitu pada'dafazh ;;\;1 bi fathah zhahirah. Dalam bahasa Indonesia

diartikan dengan kata "sampai" yang mana partike1 tersebut menyatakan waktu

apabi1a kita (umat Islam) diperintahkan untuk memaafkan segala kesalahan

mereka (orang kafir) sampai Allah mendatangkan perintah-Nya.

"Orang-orang Yahudi dan Nasrani tidak akan senang kepada kamu hillgga kamumengikuti agama mereka".(QS. Al-Baqarahl2: 120)

Patiikel ~ pada ayat di atas diartikan dalam bahasa Indonesia dengan

kata "hingga", yang mana hal itu menatldakan hubungan waktu serta banyaknya

makna untuk partikel ~ yang berfungsi sebagai hGlfu nashab. Pada partikel

tersebut menashabkanji 'il mudhari' tf1' bi fathah zhahirah. karena orang Yahudi

dan Nasrani akan senang kepada kita hingga kita (umat Islam) mengikuti agama

mereka.

" ... Dan makan minumlah hillgga terang bagimu benang putih dari benanghitam, yaitufajar". (Al-Baqarah/2: 187)

Pada ayat 187 di atas penggunaan pat·tikel~ berfungsi menashabkanji'il

mudhari' pada lafazh ~ bi fathah zhahirah. Dalam ayat tersebut partikel ~

Page 63: JURUSAN TARJAMAH FAKULTAS ADAB DAN HUIVlANIORA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/10050/1/...ANALISIS PADANAN PARTIKELc.?" DALAM BAHASA INDONESIA (Studi Kasus Surah

54

diartikan dengan kata "hingga", yang mana hal ini menandakan hubungan waktu ,

karena pada ayat.di,atas termasuk dalamfi 'il nashab yang bermakna ila.

"Dan janganlah kamu memerangi mereka di Masjidil Haram, kecuali jikamereka memerangi kamu di tempat itu ". (QS. AI-Baqarahl2: 191)

Pada ayat 191 di atas partikel ~.menashabkanfi'il mudhari' pada kata

.,tiL>; bi hazfin nun. Pada partikel ~ di atas mengandung alii "kecuali", karena

partikel ayat di atas menandai hubungan perkecualian yaitu Allah melarang kita

(umat Muslim) untuk tidak memerangi orang kafir di masjidil Haram kecuali jika

mereka memerangi kita.

"Dan perangilah mereka itu, sehitlgga tidak ada fitnah lagi dan (sehingga)ketaatan itu hanya semata-mata untuk Allah ". (QS. AI-Baqarahl2: 193)

Pada ayat di atas (193) partikel ~ menashabkan fi'il mudhari' pada

lafazh ~ bi fathah zhahirah. partikel ~ tersebut diartikan berbeda dengan

ayat-ayat sebelumnya yaitu dengan kata "sehingga", karena pada partikel tersebut

menyatakan sebab akibat, yang bermii Kaum muslim diperintahkan oleh Allah

untuk memerangi kaum musyrik sehingga tidak ada lagi fitnah.

'" " () / J /. J ). } {T "''''

(\'1\: ~ /o~l) ~ ~Jl,\ C:F? ~C:, ~~ \~ 'J) ..." ... Dan janganlah kamu mencukur kepalamu sebelulIl korban sampai di tempat

penyembelihanJ1ya '. (AI-Baqarahl2: 196)

Page 64: JURUSAN TARJAMAH FAKULTAS ADAB DAN HUIVlANIORA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/10050/1/...ANALISIS PADANAN PARTIKELc.?" DALAM BAHASA INDONESIA (Studi Kasus Surah

55

Pada ayat 196 di atas pmtikel~ menashabkanfi'il mudhari' yaitu pada

lafazh ~bi Jathah zhahirah. partikel ~ di atas diartikan dengan kata

'sebelum', karena partikel tersebut menyatakan hubungan waktu yang berarti kita

dilarang untuk mencukur rmnbut sebelum hewan korban sampai di tempet

penyembe1ihannya.

" ...Serta digoncangkan (dengan bermacam-macam cobaan) sehi/lgga berkatalahRasul dan orang-orang yang beriman bersamanya. Bilakah datangnyaperlolongan Allah? ". (Al-Baqarah/2: 214)

Partikel~ dalmn surah al-Baqarah ayat 214 menashabkanfi 'il mudhari'

pada lafazh J~ bi Jathah zhahirah, yang diartikan dengan kata "sehingga",

karena pmtikel tersebut menyatakan sebab akibat, yang berarti Allah menguji

dengan berbagai cobaan sehingga Rasul bertanya-tanya kapankah datangnya

pertolongan Allah.

"Mereka tidak henti-hentinya memerangi kamu sampai mereka (dapat)mengembalikan kamu dari agamamu (kepada kekafiran), seandainya merekasanggup". (QS. Al-Baqarah/2: 217)

Partikel~ pada ayat di atas (217) dimtikan "sampai" yang menyatakan

hubungan waktu batas akhir dan menashabkanfi'il mudhari' pada lafazh \J~:H bi

hazfin nun, karenafi 'il mudhari di atas tennasuk af'dlul khamsah. Jikafi 'il af'dlul

khamsah tersebut dalam keadaan raja, maka ditandai dengan huruf nun, dan jika

Page 65: JURUSAN TARJAMAH FAKULTAS ADAB DAN HUIVlANIORA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/10050/1/...ANALISIS PADANAN PARTIKELc.?" DALAM BAHASA INDONESIA (Studi Kasus Surah

56

dalam keadaan nashab dan jazm, maka ditandai dengan membuang huruf nun.

Maksud ayat di atas, umat Nasrani terus memerangi kita (umat Islam) sampai

mereka mengembalikan kita kepada agamanya.

} ".... / ...... ... -:;~ -: .,-, /. ,,}o ,,-

~I J.lj 45';.:.:. 0-- ;?:- G~ ':''YJ ::rJ; J? ol5';;J.II~ 'Jj';:;'" ,,-

J ,., -" ...,., /. Jo ".

~I IJ.lj ~;.:.:. 0-- #:- ;)..~ ~j I:;'J; J? ,~;;J.\ I~ J.lj,p/ ". '" ,., ",.... .-

(H \: \' Ii.;..,!!)

"Dan janganlah kamu nikahi wanita-wanita musyrik, sebelum mereka beriman.Sesungguhnya wanita budak yang mu'min lebih baik dari wanita musyrik,walaupun dia menarik hatimu. Dan janganlah kamu menikahkan orang-orangmu!>yrik (dengan wanita-wanita mu'min) sebelum mereka beriman.Sesungguhnya budak yang mu'min lebih baik dari orang musyrik walaupun diamenarik hatimu". (QS. AL-Baqarah/2: 221)

Berbeda pada ayat-ayat sebelumnya, dalam ayat 221 surah al-Baqarah di

atas terdapat dua penggunaan partikel .;:. yang masing-masing menashabkanfi'it

mudhari' pada lafazh ::".~ fi'it mudhari mabni 'alas sukun dan lafazh \:A<~ bi

haz/in nun. Partikel';:' masing-masing di atas diartikan c1engan kata "sebelum",

yang mana hal ini menandakan hubungan waktu. Pada ayat di atas Allah

memerintahkan kepada kita (umat muslim) untuk tidak menikahi wanita musyrik

sebelum mereka beriman.

(\'H: \' Ii.;..,!!) 0~€k ?"Mereka bertanya kepadamu tenlang haidh. Katakanlah: ·'Haidh itu adalahkotoran ". Oleh sebab ilu hendaklah kamu menjauhkan diri dari wanila di waktu

Page 66: JURUSAN TARJAMAH FAKULTAS ADAB DAN HUIVlANIORA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/10050/1/...ANALISIS PADANAN PARTIKELc.?" DALAM BAHASA INDONESIA (Studi Kasus Surah

57

haidh; Dan janganlah kamu mendekati mereka sebelufII mereka bersuci". (QS.Al-Baqarah/2: 222)

Pada ayat 222 di atas partikel~ menashabkanfi'il mudhari pada lafazh

()~ fi'il mudhari mabni 'alas sukun yang diartikan dengan kata "sebelum",

karena pada partikel ayat di atas menunjukkan hubungan waktu yaitu Allah

memerintahkan kepada kita untuk tidak mendekati wanita sebelum mereka suci.

"Kemudian jika si Suami mentalaknya (sesudah talak yang kedua), makaperempuan itu tidak halal lagi baginya ltingga dia kawin dengan suami yanglain ". (QS. Al-Baqarah/2: 230)

Pada ayat 230 surah al-Baqarah di atas partikel ~ menashabkan fi'il

mudhari & bi fathah zhahirah, yang diartikan dengan kata 'hingga'. Hal ini

menandai hubungan waktu, Jika si Suami sudah talak kedua maka perempuan

tidak halallagi baginya hingga dia kawin dengan suami yang lain.

"Dan janganlah kamu bel' 'azam (bertetap hati) ul1tuk berakad nikah sebelufIIhabis 'iddahnya ". (QS. Al-Baqarah/2: 235)

Sedangkan pada ayat 235 surah al-Baqarah di atas partikel ~ diartikan

dengan kata "sebelum", yang menashabkanfi'il mudhari' &;.;. bi fathah zhahirah,

karena pada preposisi tersebut menyatakan hubungan waktu, janganlah lelaki

berakad nikah sebelum perempuan itu habis 'iddahnya.

Page 67: JURUSAN TARJAMAH FAKULTAS ADAB DAN HUIVlANIORA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/10050/1/...ANALISIS PADANAN PARTIKELc.?" DALAM BAHASA INDONESIA (Studi Kasus Surah

58

Dari ketiga belas ayat dalam surah al-Baqarah yang mengandung partikel

u.:i:>. di atas, partikel tersebut berfungsi sebagai harfu nashab yaitu menashabkan

fi'il mudhari '. Dari penggunaan makna partikel tersebut dapat kila lihat adanya

perbedaan padanan dalam bahasa Indonesia, yang mana hal ini menunjukkan

bahwa banyaknya makna untuk patiikel u.:i:>. yang berfungsi sebagai harfu nashab.

c. u.:i:>. Berfungsi sebagai Harju 'Athaf

Selain u.:i:>. berfungsi sebagai hmiu jarr dan harfu nashab, u.:i:>. juga dapat

berfungsi sebagai hmiu 'athaf Di dalam surah al-Baqarah preposisi u.:i:>. yang

berfungsi sebagai harfu 'athaf hanya terdapat satu ayat.

J" .... '" ." II' .... "'r!- '" J /. .... ';1/

(\ • \': \' /0~I) P ~ G:/ \11 '})~ ? .b-\ ::r 0w.;.;c;j ..."'.... r::

... "Keduanya tidak mengajarkan (sesuatu) kepada seorangpun sebelulIlmengatakan: "Sesungguhnya kami hanya cobaan (bagimu), sebab Uu janganlahkamu kafir ". (QS. AI-Baqarah/2: 102)

Pada ayat di alas penggunaan partikel u.:i:>. berf1.mgsi sebagai hmiu 'athaf,

karena pada lafazh ~ji; dialhafkan pada lafazh wl...k:!. Padanan makna dalam

bahasa Indonesia pada ayat di alas dengan menggunakan kata "sebelum", karena

pada lafazh sesudah u.:i:>. termasuk bagian dari lafazh sebelum u.:i:>. .

Dari 14 ayat penggunaan paIiikel u.:i:>. dalciin surah al-Baqarah di alas, kita

dapat melihat adanya perbedaan dalam menerjemahkan atau memadankan makna

partikel u.:i:>. ke dalam bahasa Indonesia. Padanan-padanan tersebut didapat

Page 68: JURUSAN TARJAMAH FAKULTAS ADAB DAN HUIVlANIORA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/10050/1/...ANALISIS PADANAN PARTIKELc.?" DALAM BAHASA INDONESIA (Studi Kasus Surah

59

berdasarkan konteks kalimat, gaya bahasa dan pemilihan diksi yang sesuai dengan

bahasa sasaran.

Kesimpulan yang didapat dari analisis beberapa ayat di atas bahwa

penggunaan padanan makna partikel ~ dalam bahasa Indonesia dapat

dipadankan dengan makna "sebelum", "sehingga", "sampai", "hingga", dan

"kecuali". Hal ini menandakan bahwa banyaknya variasi rnakna partikel~ yang

terdapat dalam surah al-Baqarah serta kemampuan penerjemah itu sendiri dalam

menerjemaWcan ayat-ayat al-Qur'an.

Page 69: JURUSAN TARJAMAH FAKULTAS ADAB DAN HUIVlANIORA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/10050/1/...ANALISIS PADANAN PARTIKELc.?" DALAM BAHASA INDONESIA (Studi Kasus Surah

BABV

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Dalam bab I telah disebutkan bahwa analisis kasus yang diteliti adalah

dalam al-Qur'an surah al-Baqarah yang terdiri dari 286 ayat.

Pemilihan analisis ini dimaksudkan untuk membatasi ruang lingkup

penelitian mengenai preposisi. Secara khusus, pemilihan kasus ini dimaksudkan

untuk lebih mengenal sifat dan bentuk terjemahan al-Qur'an dilihat dari sudut

preposisi.

Setelah penulis melakukan analisis terhadap ayat-ayat pada surah al­

Baqarah, maka dari kerangka teori dan analisa yang telah penulis uraikan, dapat

diambil kesimpulan bahwa preposisi merupakan salah satu partikel yang

berfungsi menghubungkan kata-kata atau bagian-bagian kalimat yang satu dengan

kata atau kalimat yang lain.

Preposisi (kata depan) di dalam bahasa Arab disebut juga dengan harfu

jarr, karena hmfu jarr dapat berfungsi sebagai kata depan atan kata sanlbung di

samping fungsi-fungsi lainnya, dan tentu saja hal ini dilihat dari segi makna, dan

terlepas dari segi analisis peran dalam gramatikal Arab.

Pm1ikel ~ di dalam bahasa Arab dapat berfnngsi sebagai hmfu jarr,

har[u nashab dan harfil 'athaf

Page 70: JURUSAN TARJAMAH FAKULTAS ADAB DAN HUIVlANIORA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/10050/1/...ANALISIS PADANAN PARTIKELc.?" DALAM BAHASA INDONESIA (Studi Kasus Surah

61

Partikel~ sebagai harju jarr, jika berkaitan langsung dengan lafazh

terakhir dan hanya dapat menjarkan isim zhahir serta mempl1nyai makna intihd

al- ghayyah (akhir tl1jl1an) seperti ita.

Partikel ~ berfungsi sebagai harju nashab, yang menashabkan fi'it

mudhari' dengan wi yang disimpan (.~), dengan syaratfi 'it mudhari' tersebl1t

menunjl1kkan zaman istiqbal (masa yang akan datang).

Partikel~ berfungsi sebagai harfil 'athaj(kata atan kalimat yang terletak

setelah kata sambl1ng). Lafazh~ bisa berlakl1 sebagai harfu 'athajdengan syarat

arti lajazh setelalmya tersebut termasl1k sebagian arti lajazh sebell1m ~ ,

hendaknya ma'thuj berupa isim zhahir, hendaknya ma 'thzif lebih ml1lia daripada

ma 'thuj 'alaih dan hendaknya ma 'tlnifberupa mufi'od bl1kan jumlah.

Ketika preposisi~ berfl1ngsi sebagai hmju jarr, harju nashab dan harju

'athaf, terdapat adanya perbedaan dalam mengartikan ke dalam bahasa Indonesia.

Jadi, makna dalam ketiga fl1ngsi partikel ~ sangat berpengaruh dalam

penerjemahan bahasa Indonesia, yang dalam hal ini malcna ketiga contoh fungsi

tersebl1t berbeda-beda.

Pada sl1rah al-Baqarah setelah penl1lis teliti tidak terdapat penggl1naan

partikel~ sebagai harfil jarr, karena~ tidak dapat menjarkan kecl1ali di akhir

kalimat. Penggl1naan partikel~ sebagai harju nashab di dalam surah al-Baqarah

terdiri dari tigabelas ayat, yaitl1 terdapat pada ayat 55, 109, 120, 187, 191, 193,

196,214,217,221,222,230, dan 235. Dalam ayat tersebl1t arti dari penggl1naan

partikcl ~ berbeda-beda, yaitl1 5 ayat menggl1nakan arti "sebelum", 2 ayat

Page 71: JURUSAN TARJAMAH FAKULTAS ADAB DAN HUIVlANIORA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/10050/1/...ANALISIS PADANAN PARTIKELc.?" DALAM BAHASA INDONESIA (Studi Kasus Surah

62

menggunakan arti "sehingga", 2 ayat menggunakan mti "sampai", 3 ayat

menggunakan arti "hingga", dan 1 ayat menggunakan mti "kecuali". Sedangkan

penggunaan partikel ~ sebagai harfu 'athaf di dalmn surah al-Baqarah terdiri

dari 1 ayat, yaitu terdapat pada ayat 102 dengan menggunakan arti "sebelum".

Padanan-padanan tersebut didapat berdasarkan konteks kalimat, gaya bahasa dan

pemilihan diksi yang sesuai dengan bahasa sasaran.

Dari analisis di atas dapat dibuat tabel frekuensi penggunaan partikel~

dan padanannya dalam bahasa Indonesia dengan hitungan persen sebagai berikut:

No. Padanan Jumlah kasus Kehadiran Berfungsi14 partikel dalam (%) sebagai

14 ayat

1. Sebelum 5 35 % Harfu nashab2. Sehingga 2 14% Harfu nashab3. Sampai 2 14 % Harfu nashab4. Hingga 3 21 % Harfu nashab5. Kecuali 1 8% Harfu nashab6. Sebelum 1 8% Harfu athaf

Page 72: JURUSAN TARJAMAH FAKULTAS ADAB DAN HUIVlANIORA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/10050/1/...ANALISIS PADANAN PARTIKELc.?" DALAM BAHASA INDONESIA (Studi Kasus Surah

DAFTAR PUSTAKA

Ahmad, Solihin Bunyamin, Metode Granada Sistem 8 Jam Bisa Menerjemahkan al­Qur 'an, Jakarta: Pustaka Panjimas, 2000

Alam, Datuk Tombak, Metode Menerjemahkan al-Qur'an aI-Karim 100 Kali Pandai,Jakarta: Rineka Cipta, 1992

AI-Dzahabi, Muhammad Husayn, Al-Tajsfr wa al-Mufassirun, tt:tpn, 1976

AI-Ghulayaini, Mushthafa, Jami' el Durus al- 'Arabiyyah, Beirut: al-Maktabah'Asyariyah, 1997, Jilid II, & III, Cet. 1

AI-Khulli, Muhammad Ali, Mu 'jam al-Lughah al-Nazari, Beirut: Librarie du Liban,1982

Alisyahbana, Sutan Takdir, Tata Bahasa Baru Bahasa Indonesia, Jakarta: DianRakyat, 1986, Cet. 32

AI-Qathtan, Manna'Khalil, Studi Ilmu-Ilmu Al-Qur'an, Terjemahan Mudzakir AS,Jakarta: Pustaka Litera Antal' Nusa, 1996, Cet. 3

Alwi, Hasan, dkk, Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka danYogya: Gadjah Mada University Press, 1988, Cet. 1

Asy-Shabuni, Muhammad Ali, Pengantar Study al-Qur 'an (at-Tibyan), TerjemahanMuhammad Chudlori Umar dan Muhammad Matsna, Bandung: AI-Ma'arif,1984

Bawani, Imam, Tata Bahasa Bahasa Arab Tingkat Permulaan, Surabaya: Al-Ikhlas,1987

Chaer, Abdul, Penggunaan Preposisi dan Konjungsi Bahasa Indonesia, Ende Flores:Nusa lndah, 1990

Depag Rl, Al-Qur 'an dan Tel]'emahannya, Jakarta: Toha Putra Semarang, 1989

Depdikbud, kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, 1997

Hanafi, Nuraclm1an, Teori dan Seni Menel]'emahkan, Ende: Nusa lndah, 1986

Ibnu Aqil, Bahaud Din Abdullah, Alfiyyah Syarah Ibnu 'Aqil 1 dan 2, TerjemahanBahrun Abu Bakar, Bandung: Sinar Baru Algensindo, 2000

Page 73: JURUSAN TARJAMAH FAKULTAS ADAB DAN HUIVlANIORA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/10050/1/...ANALISIS PADANAN PARTIKELc.?" DALAM BAHASA INDONESIA (Studi Kasus Surah

64

Keraf, Gorys, Tata Bahasa Rujukan Bahasa Indonesia, Jakarta: Gramedia WidiaSarana, 1991

Krida1aksana, Harimurti, Kelas Kata dalam Bahasa Indonesia, Jakarta: GramediaPustaka Utama, 1994, Cet. 1

Lapoliwa, Hans, Frasa Preposisi dalam Bahasa Indonesia, Jakarta: Pusat Pembinaandan Pengembangan Bahasa Depdikbud, 1992

Lubis, Ismail, Fa1sifikasi Terjemahan al-Qur 'an Depag Edisi 1990, Yogyakarta:Tiara Waeana Yogya, 2001

Maeha1i, Roehayah, Pedoman Bagi Penerjemah, Jakarta: Gramedia, 2000

Ma'louf, Lois, Al-Munjidfi al-Lughah wa al- 'Alam, Beirut: Daar a1-Mashriq, 2002

Muhammad, Abu Bakar, Tata Bahasa Bahasa Arab, Surabaya: Al-Ikhlas, 1982

Nadwi, Abdullah Abbas, Belajar Mudah Bahasa Al-Quran, Bandung: Mizan, 1992,eet. 3

Nawawi, Rifa'at Syauqi, dan Hasan, M. Ali, Pengantar Ilmu tafsir, Jakarta: BulanBintang, 1992, Cet. 2

Nardiati, Sri, dkk, Konjungsi Subordinatif Dalam Bahasa indonesia, Jakarta: PusatPembinaan dan Pengembangan Bahasa, 1996

Suenobu, Toshio, "Frasa Preposisiona1 Temporal Bahasa Indonesia", Tesis, Depok:FIB Fak Sastra, 2001

Sultan, Muhammad Ali, al-Adawat an-Nahwiyah, Suria: Daar a1-Shamaai, 2000,Cet.l

Universitas Islam Indonesia, Mukaddimah al-Qur'an dan Tafsirnya, Yogyakarta:Dana Bhakti Wakaf, 1991

Widyamartaya., A, Seni Menerjemahkan, Yogyakarta: Kanisius, 1994, Cet. 4

Wright, W., Grammar o/the Arabic Language, London: Cambridge University Press,1951,Vo1.2

Yusuf, Suhendra, Teori Teljemah (Pengantar ke Arah Pendekatan Linguistik danSosioliguistik, Bandung: Mandar Maju, 1994, eet. 1

Ismail, Ahmad Satori, Diktat Dasar-Dasar Menteljemah (Teori dan Aplikasinyadalam Penerjemahan Arab Indonesia